Proposal Magang Kurnia 11

15
PROPOSAL MAGANG PROSES PEMBUATAN JAMU SERBUK INSTAN TEMULAWAK DI CV. MERAPI FARMA HERBAL YOGYAKARTA Disusun ol!" N#$# " Ku%ni#&i NIM " H '()*+*, P%o-. S&u i " D III A-%i/isnis Min#& A-%o0#%$#1# PROGRAM D III AGRIBISNIS MINAT AGROFARMAKA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA *+)(

description

proposal

Transcript of Proposal Magang Kurnia 11

PROPOSAL MAGANG

PROPOSAL MAGANG

PROSES PEMBUATAN JAMU SERBUK INSTAN TEMULAWAK DI CV. MERAPI FARMA HERBAL YOGYAKARTA

Disusun oleh:

Nama

: KurniatiNIM

: H 3512029Prog. Studi : D III Agribisnis Minat AgrofarmakaPROGRAM D III AGRIBISNIS MINAT AGROFARMAKAFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015HALAMAN PENGESAHANProposal magang di CV. Merapi Farma Herbal Yogyakarta jl. Kaliurang Km. 21.5 Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Telp./Fax. 0274-866928, ini disusun sebagai izin magang, guna memenuhi salah satu bagian kurikulum pendidikan program Diploma III, sebagai syarat untuk meraih gelar Ahli Madya. Proposal ini telah diketahui oleh dosen pembimbing dan telah disahkan pada tanggal Januari 2015.Disusun oleh:

Nama

: KurniatiNIM

: H 3512029Prog. Studi : D III Agribisnis Minat AgrofarmakaMengetahui,

Koordinator Program Studi

D III AgribisnisIr. Wartoyo SP, MSNIP. 195209151979031003Dosen Pembimbing Magang

Ir.Hardjono Sri Gutomo, MP NIP. 195011171976111001

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal Magang ini. Proposal Magang ini disusun sebagai dasar untuk penyusunan tugas akhir. Dengan proposal ini semua rencana pelaksanaan Magang telah penyusun uraikan secara ringkas.

Penyusunan proposal ini tidak mampu disusun sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya proposal ini. Rasa terima kasih penyusun ucapkan kepada:1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.2. Ir. Wartoyo SP, MS selaku Koordinator Program Studi D III Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ir. Hardjono Sri Gutomo, MP selaku Dosen Pembimbing Magang.4. Kedua orangtua kami yang telah banyak memberikan doa, dorongan serta semangat dalam penyusun proposal ini.5. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu.

Akhirnya semoga proposal ini nantinya banyak membantu dan berguna bagi penyusun dan semua yang membaca proposal ini. Banyak kekurangan dari penyusunan proposal ini, kritik dan saran yang membangun, penyusun selalu harapkan demi sempurnanya proposal ini.

Surakarta, Januari 2015Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

iHALAMAN PENGESAHAN

iiKATA PENGANTAR

iiiDAFTAR ISI

ivI. PENDAHULUAN

1A. Latar Belakang

1B. Tujuan Kegiatan

6II. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

7A. Tempat Pelaksanaan

7B. Waktu Pelaksanaan

7III. METODE PELAKSANAAN

8IV. JADWAL PELAKSANAAN

9V. PENUTUP

10DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangIndonesia merupakan negara agraris yang kaya akan kekayaan alam. Hal ini tentunya didukung oleh iklim tropis yang dimiliki Indonesia sehingga memungkinkan beraneka ragam tumbuhan hidup dan berkembang. Sebagian dari tumbuh-tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit, tumbuhan tersebut biasa disebut sebagai tanaman obat. Faktor biotik maupun abiotik akan menunjang keberlangsungan hidup dari tanaman tersebut.

Tanaman obat merupakan salah satu tanaman yang sensitif terhadap lingkungan tumbuh. Lingkungan tumbuh yang tidak sesuai akan mengurangi kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan tanaman obat baik ripang, daun, maupun batangnya. Kandungan senyawa aktif yang ada pada tanaman obat sensitif terhadap lingkungan tumbuhnya. Lingkungan tumbuh yang dimaksud meliputi tanah, iklim maupun curah hujan. Saat ini, masyarakat semakin luas menggunakan tumbuhan obat dalam mengatasi masalah kesehatannya dari pada menggunakan obat-obatan moderen. Hal ini menandai adanya kesadaran untuk kembali ke alam(back to nature), dengan memanfaatkan produk-produk alami yang diyakini memiliki efek samping yang relatif lebih rendah dibandingkan obat moderen. Sejak lama masyarakat telah mengenal dan menggunakan obat-obatan alamiah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mineral. Mereka meramu dan meraciknya sendiri atas dasar pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun oleh generasi sebelumnya. Mahasiswa harus bisa menguasai bidang atau jurusan yang dipelajarinya. Penyusun sebagai salah satu mahasiswa harus mampu menguasai beberapa teori yang telah diajarkan oleh dosen. Selain menguasai teori, penyusun juga harus mampu mempraktekkannya. Dengan adanya kegiatan magang, mahasiswa dapat menerapkan teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan. Selain itu, mahasiswa juga dapat menemukan berbagai masalah yang ada di lapangan dan mencari solusinya.

Kegiatan magang akan dilaksanakan di CV. Merapi Herbal Yogyakarta. Perusahaan ini bergerak di bidang proses pembuatan jamu instan dan jamu godhok. Merapi Hebal Farma tersebut tersedia berbagai jenis jamu godhok yang berkasiat menyembuhkan beragam jenis penyakit, meskipun sedikit lebih pahit atau getir dibandingkan jamu instan. Selain itu skala penjualan perusahaan ini sudah cukup tinggi. Kelebihan perusahan menjadi pertimbangan dalam pengajuan judul magang yaitu Proses Pembuatan Jamu Instan dari Tanaman Temulawak (Curcuma Xantorriza Rab). Hal ini dikarenakan temulawak memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan sering digunakan sebagai bumbu tambahan dalam masakan. Selain itu penggunaannya sebagai bahan baku industri seperti minuman dan pewarna alami, manfaat lain adalah dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh. Tapi temulawak mungkin tidak aman bila digunakan dalam jumlah besar atau untuk jangka waktu lama. Hal ini dapat menyebabkan iritasi lambung dan mual. Dosis yang tepat untuk konsumsi temulawak ini, tergantung pada beberapa faktor seperti usia pengguna, kesehatan dan beberapa kondisi lain. Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Di daerah Jawa Barat temulawak disebut sebagai koneng gede sedangkan di Madura disebut sebagai temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari mana temulawak ini menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di Cina, Indo Cina, Bardabos, India, Jepang, Korea, di Amerika Serikat dan Beberapa Negara Eropa.Klasifikasi tanaman ini adalah sebagai berikut:Kerajaan: Plantae

Divisi: Spermatophyta Subdivisi: Angiospermae Kelas: MonocotyledoneaeOrdo: Umbelliferales

Famili: ZingiberaceaeGenus: CurcumaSpecies: Curcuma xanthorrhiza Roxb (Rahmat 1995).Tanaman temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu tanaman obat potensial unggulan yang memiliki khasiat multifungsi. Rimpangnya yang berkhasiat obat mampu mengobati berbagai penyakit seperti kelainan p ada hati/lever, kantong empedu, dan pankreas. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) juga merupakan salah satu tanaman obat unggulan yang memiliki khasiat multifungsi. Rimpang induk temulawak berbentuk bulat seperti telur dan berwarna kuning tua atau cokelat kemerahan dimana bagian dalamnya berwarna jingga kecokelatan. Pemanfaatan tanaman ini cukup banyak, antara lain dipergunakan oleh masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan atau pengobatan penyakit maupun oleh produsen obat tradisional dan kosmetika. Selain penggunaannya sebagai bahan baku industri seperti minuman dan pewarna alami, manfaat lain adalah dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh (Yuli 2004).Tanaman temulawak berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1 m tetapi kurang dari 2 m, berwarna hijau atau coklat gelap. Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai daun 2 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 84 cm dan lebar 10 18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 80 cm. Perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9 23 cm dan lebar 4 6 cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 13 mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5 cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25 2 cm dan lebar 1cm (Rahmat 1995).

Di Indonesia satu satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59, 64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba (Cahyono 2005).Upaya penyediaan bahan tanaman secara massal dalam waktu relatif singkat serta bebas hama dan penyakit dapat dilakukan melalui teknik kultur jaringan. Penggunaan teknik ini masih terkendala oleh tingginya biaya bahan kimia khususnya zat pengatur tumbuh (ZPT). Keberhasilan perbanyakan in vitro dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya jenis media dasar yang digunakan, aplikasi ZPT yang tepat serta kondisi lingkungan kultur (Raharadjo 2006). Benzyl Adenin (BA) merupakan salah satu jenis ZPT dari golongan sitokinin yang berperan dalam proses pembelahan sel. Peran utamanya adalah dalam pemben-tukan benang gelondong pada proses metafase (Makmun 2006). Aplikasi sitokinin dalam perbanyakan tanaman in vitro dapat berasal dari bahan kimia sintetik maupun bahan alami seperti air kelapa.Respon pemupukan memberikan hasil yang berbedabeda terhadap parameter pertumbuhan. Jumlah anakan, tinggi tanaman, jumlah dan panjang daun tidak dipengaruhi oleh pemupukan, sedangkan lebar daun pada pemupukan taraf 4 dan 5 serta lingkar batang pada pemupukan taraf 5 memperlihatkan pengaruh yang berbeda dengan kontrol (tanpa pemupukan). pupuk kandang kambing maupun pupuk buatan, tidak berpengaruh terhadap banyaknya anakan temulawak yang dihasilkan, begitu juga tinggi tanaman, panjang maupun jumlah daun. Berarti daya tumbuh rimpang hasil rimpang kultur jaringan sangat tinggi sehingga tanpa pemberian pupuk mampu menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Hasil penelitian ini berbeda dibandingkan pertumbuhan rimpang jahe hasil kultur jaringan generasi kedua yang pertumbuhannya tidak optimal tanpa pemberian pupuk kandang maupun pupuk buatan (Afifah 2003).

B. Tujuan Kegiatan

Tujuan diadakan Magang ini adalah:

1. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan berfikir dalam menerapkan ilmu yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.

2. Mengetahui dan memahami secara langsung tentang proses pembuatan jamu instan tanaman Temulawak ( Curcuma xantorriza Rab)3. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan aplikasinya di lapangan.

4. Memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam rangka kesiapan menghadapi dunia kerja yang mengarah pada kegiatan kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja.

II. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAANA. Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan magang dilaksanakan di CV. Merapi Farma Herbal Yogyakarta, yang beralamatkan Jalan Kaliuran Km. 21.5 Soropadan, Pringsurat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Telp./Fax. 0274-866928.B. Waktu Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan magang ini direncanakan selama 1 bulan yaitu pada bulan Februari, dimulai pada tanggal 02 Februari 2015 dan berakhir pada tanggal 04 Maret 2015

III. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan magang ini dilaksanakan dengan beberapa metode sebagai berikut: A. Pengamatan (Observasi)

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung peristiwa atau hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan magang.

B. Wawancara

Suatu proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden. Responden dalam hal ini adalah pimpinan, pembimbing di tempat magang, staf atau karyawan, maupun masyarakat disekitar lembaga/ instansi tempat magang sehingga diperoleh informasi yang diperlukan dengan mudah dan jelas.

C. Pelaksanaan Kegiatan MagangSerangkaian kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa praktik lapangan selama pelaksanaan praktik lapangan sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang dilaksanakan dalam instansi/ lembaga tempat magang tersebut.

D. Studi PustakaPengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia yang berhubungan dengan kegiatan praktik lapangan. Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal, dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.

IV. JADWAL PELAKSANAAN

Kegiatan magang ini direncanakan untuk dilaksanakan mulai dari penentuan lokasi hingga evaluasi laporan kegiatan magang yang disusun dalam bentuk tugas akhir (TA). Adapun rangkaian kegiatan dan waktu pelaksanaan yang direncanakan dalah sebagai berikut:

NoKegiatanNovember2014Desember2014Januari

2015Februari

2015Maret 2015April

2015

123412341234123412341234

1Penentuan lokasi

2Survei lokasi

3Surat menyurat & administrasi

4Pelaksanan magang

5Penyusunan TA

6Evaluasi hasil

V. PENUTUP

Demikian proposal magang ini kami buat dengan sebenarnya, mohon pertimbangan sehingga besar harapan kami untuk diterima dan diizinkan magang di CV. Merapi Farma Herbal Yogyakarta, yang beralamatkan Jalan Kaliuran Km. 21.5 Soropadan, Pringsurat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Telp./Fax. 0274-866928.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah E, dan T. Lentera. 2003. Khasiat dan Manfaat Temulawak : Rimpang Penyembuhan Aneka Penyakit. Jakarta. Agromedia Pustaka.Cahyono, B., 2007. Standardisasi bahan baku obat alam, Seminar Nasional Penggunaan Obat Bahan Alam dalam Pelayanan Kesehatan, Semarang.Makmun dan Rahardjo, D. 2006. Status teknologi budidaya dan pasca panen tanaman kunyit dan temulawak sebagai penghasil kurkumin. Edsus Littro. 2(4) : 84-99.Rahmat , B. 1995. Ramuan Tradisional untuk Pelangsing Tubuh. Penebar Swadaya. Jakarta.Yuli, Widyastuti 2004. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersil.

Edisi 1. Surabaya.

EMBED Word.Picture.8

ii

iii

iv

1

6

7

8

9

10

1

_1325501688.doc