Proposal (Kelompok a7)

11
PROPOSAL SMALL PROGRESS PROJECT PASCA PANEN KEDELAI EDAMAME Kelompok : 3 Anggota Kelompok : 1. Robby Akroman (111710101077) 2. Irma Purwati (111710101035) 3. Nawal Abdah El F (111710101033) 4. Dewi Sekar Bumi (111710101043) 5. Yudhitya Anggraini (111710101017)

description

proposal

Transcript of Proposal (Kelompok a7)

PROPOSAL

SMALL PROGRESS PROJECT

PASCA PANEN KEDELAI EDAMAME

Kelompok : 3

Anggota Kelompok :

1. Robby Akroman(111710101077)

2. Irma Purwati(111710101035)

3. Nawal Abdah El F(111710101033)

4. Dewi Sekar Bumi(111710101043)

5. Yudhitya Anggraini (111710101017)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2012

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Edamame (Eda = cabang dan Mame = kacang) atau dapat juga disebut sebagai buah yang tumbuh di bawah cabang. Edamame adalah sejenis kedelai (Glycine max (L) Merrill yang berasal dari Jepang. Orang Eropa terutama Inggris lebih mengenal jenis kedelai ini dengan nama Vegetable Soybean (kedelai sayur) atau Green Soybean atau Sweet Soybean dan orang-orang Cina menamakannya Mou Dou. Agar tidak rancu dengan kedelai pada umumnya (grain soybean) maka edamame dapat didefinisikan sebagai jenis kedelai berbiji sangat besar ( >30 grm/100 biji) dan dipanen dalam bentuk polong segar pada stadia tumbuh R-6 atau R-7, yang dipasarkan dalam bentuk segar (fresh edamame) atau dalam keadaan beku (frozen

edamame).

Jepang merupakan konsumen dan pasar utama edamame, baik dalam bentuk segar maupun beku. Total kebutuhan Jepang antara 150.000-160.000 ton edamame per tahun. Produksi dalam negerinya sekitar 100.000 ton per tahun, sehingga kekurangannya antara 50.000-60.000 ton diimpor dari Negara produsen edamame lainnya, seperti Taiwan, Cina, Thailand, dan Indonesia (Petsharat Wannapee, 1992) serta Vietnam. Diperhitungkan terhadap total impor sayuran beku oleh Jepang pada

tahun 1995 sebesar 650.434 ton, maka total impor edamame hanya sekitar 8 % (PT Mitratani Dua Tujuh, 1997). Meskipun tunjukan angka dalam presentase relatif kecil, namun edamame tampak penting peranannya dalam ekspor produk sayur-mayur beku ke Jepang. Lebih dari 50% total buah-buahan dan sayuran yang diekspor Taiwan ke Jepang setiap tahunnya adalah edamame (Yong Sia Chang, 1991). Khusus ekspor edamame Taiwan ke Jepang adalah antara 30.000-40.000 ton setiap tahunnya. Jumlahnya dari tahun ke tahun semakin menurun digantikan oleh Cina, sedangkan Indonesia adalah negara keempat di Asia yang berhasil mengembangkan edamame dan mengekspornya ke Jepang setelah Taiwan, Cina, dan Thailand. Sedangkan sebagai pendatang baru Vietnam, kiranya sudah harus diperhitungkan keberadaannya sebagai eksportir edamame yang berpotensi menggeser posisi Indonesia. Peranan strategis edamame semakin tampak sebagai penghela dan pembuka pintu (gateway) sayuran beku Indonesia lainnya ke pasar Jepang yang dikelola sebuah perusahaan swasta di bidang usaha budi daya dan sekaligus proses olah beku edamame di wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur, PT Mitratani Dua Tujuh yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Mitratani Terpadu. Usaha pengembangan edamame ini utamanya didasari oleh adanya peluang pasar berorientasi ekspor dalam bentuk produk berupa edamame beku.

Dengan dilakukannya kegiatan Small Project ini, kita dapat mengetahui bagaimana penanganan pasca panen kedelai edamame di wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur, PT Mitratani Dua Tujuh yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Mitratani Terpadu

2.1 Tujuan

Untuk mengetahui penangan pasca panen pada kedelai edamameBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Edamame

Edamame yang memiliki nama latin Glycin max(L)Merrill atau yang biasa disebut sebagai kedelai jepang. merupakan jenis tanaman sayuran yang bentuknya hampir sama dengan tanaman kacang kedelai, namun terdapat perbedaan yaitu ukuran edamame yang lebih besar dibandingkan dengan kacang kedelai biasa. Edamame biasa dikonsumsi dalam bentuk polongan yang sudah direbus. Tanaman edamame merupakan jenis tanaman semusim yang memiliki bentuk semak rendah, tegak, berdaun lebat. Tinggi tanaman edamame berkisar antara 30 sampai dengan 50 cm. Jenis tanaman edamame yang pernah dikembangkan di Indonesia yaitu jenis Ocumani, Tsuronoko, Tsurumidori, Taiso, dan Ryokkoh (Samsu 2001).2.2 Morfologi Tanaman Edamame

Edamame tidak lain adalah sejenis tanaman kedelai yang nama lainnya ialah

Glycin max (L) Merrill , untuk tanaman yang dibudidayakan dengan klasifikasinya sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Classis : Dicotyledoneae

Ordo

: Polypetales

Famili

: Leguminosae

Sub-famili : Popilionoideae

Genus

: Glycine

Sub-genus : Soja

Species : Glycine max (L.) Merill

Tanaman ini merupakan tanaman semusimberupa semak rendah, tubuh tegak, berdaun lebat, dengan beragam morfologi. Tinggi tanaman berkisar antara 30 sampai lebih dari 50 cm, dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar lingkungan hidupnya. Daun pertama yang keluar dari buku sebelah atas kotiledon berupa daun tunggal berbentuk sederhana dan letaknya berseberangan (unifoliolat). Daun-daun yang terbentuk kemudian adalah daun-daun trifoliolat (daun bertiga) dan seterusnya.

Kultivar edamame yang pernah dikembangkan di Indonesia seperti Ocumani, Tsurunoko, Tsurumidori, Taiso, dan Ryokkoh adalah tipe determinit. Kultivar edamame yang pernah ditanam di Indonesia tersebut mempunyai bobot biji yang relatif sangat besar. Biji tanaman kedelai (grain soybean) dikatakan berbiji sedang, bila bobot berat 100 biji antara 11-13 gram, dan besar bila bobot berat lebih dari 13 gram. Saat ini kultivar yang dikembangkan untuk produk edamame beku adalah varietas Ryokkoh yangmempunyai bobot berat per 100 biji antara 40-56 gram. Ukuran, warna dan berat benih edamame bervariasi, yakni:

Mempunyai berat antara 30-56 gram/100 biji

Warna kuning hingga hijau

Berbentuk bulat hingga bulat telur

Warna hilum gelap hingga terang,

warna bunga varietas Ryokkoh putih, sedangkan varietas edamame lainnya (kebanyakan) berwarna ungu.

2.3 PASCAPANEN TANAMAN KEDELAI

Salah satu faktor penting yang dapat menentukan produktivitas kedelai yaitu penanganan panen dan pascapanen. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain saat dan umur panen, penjemuran,pembijian, pembersihan biji, dan penyimpanan.

Pascapanen

1. Pengumpulan dan Pengeringan

Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan juga menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering. Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %. Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.

2. Penyortiran dan Penggolongan

Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukulpukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi. Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.

3. Penyimpanan dan pengemasan

Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.

BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Skema Kerja

Pada tanggal 25 april 2012,

kelompok kami membuat Latar Belakang

kenapa kita mengadakan small project

mencari referensi tinjauan pustaka tentang pasca panen kedelai edamame

untuk mempermudah kita dalam mengerjakan small projek ini.

Membuat jadwal kegiatan yang akan kita lakukan selanjutnya

untuk menyelesaikan small project ini.