PPT KELOMPOK A7 03
-
Upload
winda-anastesya -
Category
Documents
-
view
201 -
download
0
Transcript of PPT KELOMPOK A7 03
INFEKSI SALURAN KEMIH ATAS ( PIELONEFRTITIS AKUT)KELOMPOK RUTH THERESIA TAN 10 JESSICA. P 10 YOPI EDYA 10 MARCEL ELIAN SUWITO 10 ANCE NOVITA SIMBOLON 10 CHRISTIAN 10 WINDA ANASTESYA 10 DEBBY 10 MUNZIR B MOHD RANI DALI 10 A7 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 001 042 080 120 174 246
ANAMNESIS Perhatikan kondisi pasien apakah pasien tampak sakit
ringan atau berat ? Kapan pasien terakhir kali berkemih ? Berapa frekuensi berkemih dalam sehari ? Adakah rasa nyeri atau tidak enak ? Tanyakan pada pasien dimana rasa nyeri atau tidak nyaman ? pada saat atau selama mencoba buang air kecil ? Tanyakan bagaimana warna urin dari pasien ? adakah hematuria, sekret penis atau vagina, urin berbau busuk, urin keruh, atau mengeluarkan pasir halus atau batu ? Adakah nyeri pinggang atau suprapubis ? apakah kandung kemih membesar ? Adakah gejala sistemik seperti demam, menggigil, berkeringat, dan penurunan berat badan ?
PEMERIKSAAN FISIKNyeri tekan pada ginjal-
Nyeri abdomen Nyeri CVA atau bisa nyeri otot
Pemeriksaan kandung kemih - normal tidak teraba kec. Ada distensi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Hematologi Urinalisis Patologi anatomi
Radiologi
PEMERIKSAAN PENUNJANGHEMATOLOGI : Leukositosis shift to the left dominasi PMN batang Leukopenia CRP
PEMERIKSAAN PENUNJANG Proteinuria Sedimen urin: leukosit, eritrosit, glitter cell, ACB,
silinder leukosit Darah samar (+) Esterase leukosit (+) Nitrit (+)/(-) Biakan urin & pewarnaan Gram
Midstream 105 kuman/mL Kateter 102 kuman/mL Suprapubik any degree of findings
PEMERIKSAAN PENUNJANGPATOLOGI ANATOMI : Makroskopik
Renomegali Abses kuning eksofitik
Mikroskopik Nekrosis supuratifa Abses parenkim ruptur ke tubulus Neutrofil intratubular tubulus kolektivus Tanpa kelainan glomerulus Mungkin nekrosis papil (iskemik + supuratifa + PMN)
Makroskopis renal pyelonefritis akut
Mikroskopis renal pyelonefritis akut
Nekrosis papiler
PEMERIKSAAN PENUNJANG Radiologis : rontgen, IVP (pielografi intra vena), USG
dan Scanning. Radiologis * BNO - bayangan ginjal tidak jelas
* IVP - ginjal membesar - neprogram ber (-) Pemeriksaan USG Pada umumnya USG ginjal normal. USG menyingkirkan kemungkinan obstruksi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG CT-scan + kontras VK arteriol hipoperfusi Renomegaly KronisParenkim menipis Kompresi sistem kolektivus
CT-scan pyelonefritis akut
CT-scan pyelonefritis kronis
WORKING DIAGNOSIS Pielonefritis Akut ( PNA )
Pielonefritis akut ( PNA ) adalah radang akut dari ginjal, ditandai denganperadangan parenkim dan pelvis ginjal.
MANIFESTASI KLINIS Gejala-gejala - demam & menggigil tiba-tiba
- nyeri menetap pada pinggang - sistitis (frekwensi, nokturia, urgensi & disuri) - malaise, mual, muntah, diare. Tanda-tanda - tampak sakit - demam (38,5- 40C) - takikardia (90x/i - 140x/i) - nyeri ketok pada pinggang - ginjal sukar diraba - distensi abdomen - paralitik ileus
DIFFERENSIAL DIAGNOSISSistitis akutPATOFISIOLOGI
Glomerulonefritis akut (postStreptococcal)
Urolithiasis
Uretritis
sama seperti ISK pada umumnya
supersaturasi urin, kurangnya inhibitor, poorly soluble substance, kondisi inflamasi karena gangguan pH -> infeksi (gonokok atau deposisi kompleks imun kristalisasi -> (pada non-gonokok) atau nefrolihitiasis) aktivasi trauma refleks autoregulasi -> pembengkakan renal sampel discharge uretra kristaluria, hematuria, diambil 2 jam setelah pyuria, proteinuria, miksi: discharge eksresi oksalat mukopurulen/purulen, meningkat, ekskresi pyuria, leukosit esterase sitrat menurun, volume (+), kultur uretra (+). urin rendah persisten Urinalisis lain untuk menyingkirkan DDInflamasi supuratif, edema dan kongesti pada meatus uretra -> dapat berkembang menjadi scarring dan granulasi
URINALISIS
hematuria/coffee (acid hematin), protein 1-3+, pyuria, hematuria, nitrit silinder (eritrosit, hyalin (+), leukosit esterase (+), & granular), GFR turun, kultur urin (+) BUN & kreatinin serum naik
Patologi
Histologis: (dikontraindikasikan deposit granular IgG dan pada fase akut) edema, sebukan komplemen pada GBM, sel radang (neutrofil, limfosit, sel Batu biasanya unilateral, hiperselularitas (pembengkakan plasma) di lamina propria. mungkin ditemukan staghorn endotel & mesangial, sebukan Sitologi: sel radang tipikal, sel calculi PMN dan monosit) hampir pada uroepitelial atipikal, debris semua glomerulus nekrotik
Sistitis akut
Glomerulonefritis akut (postStreptococcal)
Urolithiasis
Uretritis
trias (disuria, frequency & cloudy-foul smelling urine, urgency). Kadang hematuria makro terutama pasca urinasi. Nyeri suprapubik atau pelvis. Mungkin ada iritasi vagina atau discharge Gejala Klinis
edema mata dan wajah, nyeri pinggang, frequent oligouria, hematuria/coffee brown, takikardia sedang, dyspnea, nyeri CVA, kadang bisa terjadi disfungsi ventrikel kiri
batu non-obstruktif: kolik (30mins-2h) memburuk jika gerak & hilang mendadak 25% asimtomatik, 75% tanpa residu serta sulit simtomatik (setelah dideskripsikan, nyeri 4ds-2wks setelah pinggang berpindah ke kontak): discharge, anteroinferior, disuria, gatal, frequency tanpa tanda orchalgia, memburuk infeksi, hematuria. saat menstruasi, urin Batu obstruktif: kolik mungkin jernih febris, mungkin menandakan malaise, anorexia, astenia berhubungan dengan palmar rash, nyeri adanya infeksi renal ostruksi traktus sendi, dan urinarius atas) konjungtivitis
ETIOLOGI Bakteri kausa 95% bakteri Gram negatif E.coli
(80-90%)
PATOFISIOLOGI Bakteri mencapai ginjal: Hematogen Ascending infectionAdhesi & kolonisasi Overgrowth + melawan aliran urin Infeksi memasuki vesica urinaria Infeksi menjalar ke uretra & renal
EPIDEMIOLOGI Frekuensi tinggi pada wanita Bakteriuria pada kehamilan dapat berupa: bakteriuria asimtomatik
(1%-1,5%), sistitis (3%- 1,3%) dan pielonefritis (1% -2 %). Penelitian prospective pada 656 wanita dengan pielonefritis, di antaranya 73% terjadi pada antepartum, 8% pada intrapartum dan 19% terjadi pada postpartum. .Pada antepartum 9% terjadi pada trimester pertama, 46 % terdapat pada trimester kedua dan 45% terdapat pada trimester ketiga.
KOMPLIKASI Pielonefritis kronik
Bila diagnosis terlambat atau pengobatan tidak adekuat, infeksi akut ini menjadi kronik terutama bila terdapat refluks vesikoureter. Bakterimia dan septikemia Bakteremia dengan atau tanpa septikemia sering ditemukan pada pasien-pasien dengan pielonefritis berat ( fulminating pyelonephritis ). Pionefrosis Pada stadium akhir dari infected hydronephrosis atau pyonephrosis terutama pada pasien-pasien daibetes melitus mungkin disertai pembentukan gas intrarenal sehingga dapat memberikan gambaran radiologik pada foto polos perut.
PENATALAKSANAAN Medica mentosa Antimikroba fluorokuinolon IV 7-14 hariUTI komplikatif AM broad spectrum Gejala minimal fluorokuinolon oral Diabetes imipenem, kombinasi sefalosporin + aminoglikosida 10-21 hari Follow-up 2-4 minggu pasca terapi
Analgesik fenasopiridin Antiemetik Antipiretik
Antimikroba parenteral untuk pyelonefritis akut
PENATALAKSANAAN Pengobatan AM pada kehamilan Kehamilan skrining bakteriuria asimtomatik Pyelonefritis akut rawat inap, AM IV (sefalosporin, penisilin extended spectrum) 10-14 hari Pasca terapi ulang kultur rutin ISK rekurens profilaksis post-coitus dengan sefalosporin atau nitrofurantoin
PROGNOSIS Prognosis pielonefritis baik ( penyembuhan 100% )
bila tanpa komplikasi dan memperlihatkan penyembuhan klinik maupun bakteriologi terhadap antibiotika. Bila faktor-faktor predisposisi tidak diketahui atau berat dan sulit dikoreksi, kira-kira 40% dari pasien menjadi kronik, pielonefritis kronik.1
PENCEGAHAN Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim
dan saluran kemih. Identifikasi faktor resiko
Kateterisasi sering diganti, pertahankan closed system
Perbaiki kontrasepsi Antimikroba profilaksis
Deteksi & pengobatan dini Edukasi pasien
SEKIAN DAN TERIMA KASIH