Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

download Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

of 27

Transcript of Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    1/27

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    2/27

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    3/27

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    4/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Permasalahan permukiman kumuh di Indonesia kini telah bermetamorfosis

    menjadi sebuah masalah utama yang harus diprioritaskan penanganannya. Hal ini

    dikarenakan banyaknya permasalahan-permasalahan baru yang bermunculan dari

    keberadaan permukiman kumuh tersebut. Pasalnya fakta yang terjadi di lapangan

    bahwa permukiman kumuh tersebut didominasi oleh masyarakat dengan ekonomi

    rendah yang selanjutnya menyebabkan banyak terjadinya penyimpangan sosial dan

    ekonomi di daerah tersebut. Hal tersebut diperparah oleh minimnya fasilitas sarana

    dan prasarana lingkungan di daerah permukiman kumuh tersebut yang kemudian

    menimbulkan kehidupan masyarakat dengan gaya hidup yang tidak sehat. Pada

    akhirnya lingkungan tersebut bercampur antara masyarakat dengan gaya hidup yang

    tidak sehat dan penyimpangan sosial yang terjadi ditengah masyarakat tersebut. Hal

    tersebut sebenarnya dapat dibenahi melalui hal-hal kecil terlebih dahulu yang

    kemudian menjadi budaya sehingga menimbulkan dampak positif yang besar untukpermukiman kumuh tersebut.

    Pemerintah tentunya tidak hanya tinggal diam mengenai permasalah

    permukiman kumuh di Indonesia yang menurut data identifikasi Kementerian

    Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencapai 38.431 ha permukiman kumuh

    yang terdapat pada 4.108 kawasan di seluruh Indonesia. Telah banyak program yang

    dilakukan pemerintah melalui berbagai instansi pemerintah. Salah satunya adalah

    program 100-0-100 yang saat ini sedang menjadi fokus pemerintah melalui

    Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 100 berartikan Indonesia

    100% bebas akses air minum pada tahun 2019, 0 berartikan 0% permukiman kumuh

    pada tahun 2019, dan 100 yang terakhir berartikan Indonesia 100% bebas akses

    sanitasi pada tahun 2019. Ketiga rangkaian program tersebut kemudian dijadikanacuan bagi Indonesia agar tercipta perencanaan dan pembangunan yang terarahkan.

    Dalam melaksanakan program tersebut tentunya pemerintah membutuhkan pelibatan

    peran aktif masyarakat dan peran multisektor. Proposal ini merupakan salah satu

    peran dan upaya masyarakat dalam menangani permukiman kumuh yang tentunya

    akan berkaitan erat dalam menyukseskan program 100-0-100 pemerintah. Hal

    tersebut saling berkaitan karena ketika kita berbicara 0%permukiman kumuh, maka

    akses sanitasi dan air bersih menjadi satu dalam perencanaannya untuk menciptakan

    lingkungan dan permukiman yang yang berkelanjutan.

    1.2. Rumusan Masalah

    Sesuai peta rencana tata ruang Kota Semarang tahun 2011-2031, KelurahanTanjung Mas ditetapkan sebagai kawasan transportasi. Penetapan tersebut sesuai

    dengan letak geografis Tanjung Mas yang berbatasan dengan Laut Jawa. Namun jika

    melihat fakta di lapangan, kawasan Tanjung Mas kini telah menjadi kawasan

    permukiman kumuh dengan kepadatan penduduk dan bangunan yang sangat tinggi.

    Fungsi kawasan transportasi yang telah ditetapkan pemerintah kini sudah beralih

    fungsi menjadi kawasan permukiman dan pusat perekonomian masyarakat sekitar.

    Munculnya tata guna lahan baru yaitu industri dan tambak menjadi salah satu faktor

    yang mendukung terciptanya permukiman tersebut. Hal tersebut terjadi karena potensi

    wilayah Tanjung Mas itu sendiri yang berdekatan dengan laut. Sayangnya, potensi

    dan meningkatnya aktivitas masyarakat yang menimbulkan kepadatan penduduk

    tersebut tidak diiringi dengan sarana dan prasarana yang memadai di kelurahanTanjung Mas. Akibatnya banyak warga yang membangun bangunan liar tanpa

    1

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    5/27

    memperhatikan perizinan yang ditetapkan pemerintah, mulai dari ketentuan

    keteraturan bangunan, kepadatan bangunan, hingga kelayakan bangunan. Kemudian

    hal tersebut disusul dengan minimnya penyediaan infrastruktur pendukung seperti

    sarana persampahan dan jaringan jalan. Minimnya infrastruktur yang tersedia juga

    diperparah oleh budaya buruk masyarakat dalam hal penggunaan, pengelolaan dan

    pemeliharaan sarana permukiman di Kelurahan Tanjung Mas. Salah satu faktor yangmenyebabkan budaya buruk tersebut adalah karena minim bahkan nyaris tidak

    adanya sarana persampahan yang terdapat di daerah Tanjung Mas yang selanjutnya

    menimbulkan perilaku tidak sehat di tengah-tengah masyarakat. Sampah rumah

    tangga yang seharusnya dibuang dan dikelola dengan benar tidak dilakukan oleh

    warga sekitar. Mereka membuang sampah rumah tangga tersebut pada tiap sela

    antar rumah dan bukan pada tempat yang seharusnya. Hal-hal kecil diataslah yang

    kemudian menjadi masalah utama yang menjadikan daerah Tanjung Mas menjadi

    kawasan permukiman kumuh. Sehingga perlu ada prioritas penanganan untuk

    membenahi masalah-masalah kecil diatas yang kemudian menjadi masalah utama

    agar menghasilkan dampak positif yang besar dan membawa pengaruh positif bagi

    aktivitas warga di dearah permukiman kumuh Tanjung Mas.

    1.3. Tujuan dan Sasaran

    1.3.1. Tujuan

    Pemberian arahan penanganan permukiman kumuh Kelurahan Tanjung Mas

    berdasarkan aspek kebutuhan masyarakat sekitar yang diprioritaskan penangannya

    melalui inovasi pengelolaan sampah berbasis edukasi masyarakat.

    1.3.2. Sasaran

    1. Identifikasi potensi dan masalah kawasan permukiman kumuh Kelurahan

    Tanjung Mas

    2. Identifikasi kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung permukiman

    lainnya di Kelurahan Tanjung Mas3. Analisis kondisi eksisting sarana persampahan Kelurahan Tanjung Mas

    4. Analisis perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga

    5. Arahan kebijakan pemberdayaan masyarakat sebagai aktorutama dalam

    proses perencanaan, pengelolaan dan pemeliharaan sarana persampahan

    berbasis edukasi masyarakat.

    1.4. Ruang Lingkup

    1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

    Tanjung Mas merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan

    Semarang Utara Kota Semarang. Kelurahan ini terletak di 6o

    5 7o

    10LS dan 109o

    35110050 BT. Kelurahan dengan luas 323.782 ha ini memiliki jumlah penduduk 30.649

    jiwa . Di Kelurahan Tanjung Mas terdapat pelabuhan Tanjung Mas yang merupakan

    salah satu akses transportasi di Kota Semarang.

    2

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    6/27

    Adapun batas-batas administratif Kelurahan Tanjung Mas adalah sebagai berikut:

    Sebelah Utara : Laut Jawa

    Sebelah Selatan : Kecamatan Semarang Timur

    Sebelah Timur : Kelurahan Bandarharjo

    Sebelah Barat : Kecamatan Genuk

    1.4.2. Ruang Lingkup Materi

    Ruang lingkup materi pada penelitian kali ini adalah identifikasi dan analisis

    penyelesaian permasalahan permukiman kumuh Kelurahan Tanjung Mas

    berdasarkan aspek kebutuhan masyarakat di sekitas sana dalam segi sarana dan

    prasarana penunjang kualitas permukimah kumuh yang diprioritaskan

    penanganannya. Analisis ini merupakan alat yang bertujuan untuk memberikan

    arahan prioritas penanganan permukiman kumuh Kelurahan Tanjung Mas

    berdasarkan aspek-aspek kualitas dan kuantitas penyediaan sarana dan prasarana

    permukiman di wilayah eksisting.

    Sumber : BAPPEDA Kota Semarang

    Peta 1.1Peta Administratif Kelurahan Tanjug Mas

    3

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    7/27

    BAB II

    GAMBARAN UMUM WILAYAH

    2.1. Tata Guna Lahan

    Tata Guna lahan yang terdapat di Kelurahan Tanjung Emas, adalah sebagai berikut :2.1.1. Industri

    Tata guna lahan untuk industri ini adalah tata guna lahan yang

    penggunaannya paling luas di Kelurahan Tanjung Emas yaitu 297,14 ha

    2.1.2. Permukiman

    Kondisi permukiman Kelurahan Tanjung Emas tidak teratur, padat dan jauh

    dari kata layak. Sehingga hal tersebut menimbulkan image kumuh yang melekat

    pada Kelurahan Tanjung mas. Luas Permukiman di Tanjung Emas yaitu 81,32 ha

    2.1.3. Pergudangan

    Adapun fungsi kawasan pergudangan yang terdapat di kelurahan Tanjung

    Emas yaitu sebagai tempat penyimpanan dan gudang barang hasil proses transportasi

    di pelabuhan Tanjung Mas. Luas penggunaan lahan untuk pergudangan yaitu 38,04ha.

    2.1.4. Perkantoran

    Perkantoran yang ada di Kelurahan Tanjung Emas ialah sebagai sarana

    pendukung kegiatan ekonomi dan pelayanan masyarakat. Luas lahan untuk

    perkantoran yaitu 2,33 ha

    2.1.5 Terminal

    Terminal yang berada di

    Kelurahan Tanjung Emas berfungsi

    sebagai penghubung antara Kota

    Semarang dengan daerah lain di Pulau

    Jawa yang dimana penetapannyasesuai dengan RTRW Kota Semarang.

    Sumber : Dokumentasi Kelompok

    Gambar 1.2Kondisi Permukiman Kelurahan Tanjung Mas

    Sumber : Analisis Kelompok

    Peta 2.2Peta Tata Guna Lahan

    4

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    8/27

    2.2. Sarana Persampahan

    Sebagai kelurahan yang berada di kota besar, Tanjung Mas tentu memiliki

    permasalahan yang sama dengan kelurahan lain. Salah satunya ialah masalah

    persampahan. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut kelurahan tentu dituntut

    untuk menyediakan sarana persampahan yang memadai untuk warganya. Namun,

    jika ditinjau pada kondisi lapangan, Kelurahan tanjung Mas belum memiliki saranapersampahan yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya sampah yang

    menumpuk bukan pada tempatnya. Di kelurahan Tanjung Mas juga banyak ditemukan

    tempat-tempat yang tidak seharusnya digunakan untuk penampungan sampah namun

    digunakan sebagai tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar. Selain lahan

    kosong, warga juga menggunakan celah-celah antar bangunan untuk dijadikan tempat

    pembuangan sampah. Hal ini tentu saja sangat mengganggu kenyamanan warga dan

    berpotensi menimbulkan wabah penyakit.

    Menumpuknya sampah bukan

    pada tempatnya dikarenakan masih belum

    adanya TPS yang dapat dijangkau

    masyarakat. .Kondisi tersebut tentusangat meprihatinkan, mengingat sarana

    persampahan merupakan salah satu

    sarana vital bagi kehidupan warga

    kelurahan. Jumlah sampah yang

    terkumpul di kelurahan tanjung Mas setiap

    harinya sekitar 12,3 ton/harinya, jumlah ini

    terkumpul dari 30,649 orang penduduk

    kelurahan tanjung Mas.

    2.3. Kondisi BangunanKondisi bangunan merupakan salah satu

    indikator penentu suatu wilayah dikatakan sebagai

    pemukiman yang baik atau tidak. Kondisi bangunan

    di Kelurahan tanjung Mas terbilang tidak teratur dan

    cenderung tidak tertata dengan baik. Hal ini

    menunjukan bahwa kurangya perencanaan

    pembangunan dari segi bangunan di kawasan

    tersebut. Dari segi kepadatannya, bangunan di

    kelurahan tanjung Mas terbilang sangat padat dan

    penuh, hal ini dikarenakan terbatasnya lahan yang

    dapat dibangun di sana.Kondisi bangunan di Kelurahan Tanjung Mas

    juga cenderung kecil dan lokasinya berdekatan satu

    sama lainnya. Hal tersebut tentu saja menjadikan

    Kelurahan Tanjung Mas terlihat kumuh karena

    bangunannya yang tidak tertata dengan baik.

    Sumber : Dokumentasi Kelompok

    Gambar 2.2Kondisi Persampahan Permukiman

    Sumber : Dokumentasi Kelompok

    Gambar 3.2

    Kondisi Bangunan Permukiman

    5

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    9/27

    2.4. Jaringan Jalan

    Jaringan jalan merupakan salah satu unsur terpenting bagi suatu wilayah,

    karena jaringan jalan merupakan penyokong utama kegiatan warga sehari-hari.

    Jaringan jalan juga merupakan salah satu penunjang bagi perkembangan suatu

    daerah. Jaringan jalan yang baik tentu akan menunjukan kualitas yang baik dari suatu

    daerah. Jalan lingkungan yang baik tentu sangat dibutuhkan agar memudahkanmobilitas masyarakat dalam kegiatan sehari-hari. Kondisi aksebilitas atau jalan

    lingkungan di Kelurahan tanjung Mas masih sangat buruk, hal tersebut dikarenakan

    belum tersedianya jalan lingkungan yang layak. Terutama di kawasan padat

    penduduk, banyak sekali jalan-jalan lingkungan yang sempit dan kondisinya rusak.

    Jalan lingkungan yang rusak dan tidak layak ini sangat menyulitkan masyarakat dalam

    beraktifitas. Selain itu, jalan lingkungan yang rusak dan sempit juga tentu menjadi

    salah satu faktor yang menyebabkan imagekumuh melekat pada kelurahan Tanjung

    mas.

    Kondisi yang sangat memprihatinkan ini tentu saja harus segera diatasi agar

    masyarakat Tanjung Mas bisa memiliki akses jalan yang nyaman sehingga dapat

    memudahkan kegiatan mereka sehari-hari. Dengan tingkat kepadatan yang tinggiyaitu sekitar 9,459 jiwa per kilometer, kalurahan Tanjung Mas tentu seharusnya

    memiliki akses jalan yang layak dan mampu mewadahi seluruih warganya.

    6

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    10/27

    BAB III

    ANALISIS

    3.1. Analisis Korelatif Tata Guna Lahan

    Sesuai dengan peta rencana tata ruang Kota Semarang, daerah Tanjung Masmerupakan daerah peruntukkan transportasi. Namun banyak hal yang perlu dianalisis

    mengapa kawasan di sekitar Kelurahan Tanjung Mas kini telah berubah menjadi

    kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan yang tinggi dan kumuh, Salah satu

    alat analisis yang dipakai adalah analisis korelatif antara Rencana Tata Ruang Wilayah

    Kota Semarang yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan tata guna lahan

    eksisting dan potensi daerah di Kelurahan Tanjung Mas. Sehingga nantinya akan

    diketahui penyebab munculnya permukiman-permukiman kumuh dan masalah-

    masalah baru yang ditimbulkan.

    Penetapan peruntukan kawasan Tanjung Mas sebagai kawasan transportasi

    pada hakikatnya sudah sesuai jika dilihat dari letak Tanjung Mas itu sendiri yang

    berada di utara Semarang dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Namunkarena letak Tanjung Mas yang berbatasan dengan laut tersebutlah menyebabkan

    munculnya perekonomian baru yang disusul dengan bertambahnya kegiatan aktivitas

    manusia yang tentunya akan mempengaruhi kondisi fisik lingkungannya. Dilihat dari

    peta tata guna lahan eksisting, dapat dilihat bahwa banyak terdapat industri,

    perdagangan dan jasa yang bermunculan di wilayah tanjung mas. Mata pencaharian

    yang paling mendominasi di Kelurahan Tanjung Mas berdasarkan data Badan Pusat

    Statistik Semarang Utara dalam Angka adalah buruh dan nelayan. Sehingga tak salah

    jika salah satu kegiatan yang paling mendominasi adalah kegiatan para nelayan yang

    pada akhirnya memberikan dampak munculnya tambak. Begitu juga dengan

    keberadaan industri yang menyebabkan banyak penduduk di Kelurahan Tanjung Mas

    berbondong-bondong menjadi buruh industri. Keberadaan industri, tambak dan profesinelayan ini tentunya akan diiringi dengan meningkatnya populasi penduduk yang

    bertempat tiggal di daerah Tanjung Mas. Akibatnya tingkat kepadatan, keteraturan,

    dan kelayakan bangunan menjadi tidak terkontrol.

    Sumber : Analisis Kelompok

    Peta 3.2Peta Analisis Korelatif RTRW Kota Semarang dan Tata Guna Lahan Eksisting

    7

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    11/27

    Pemerintah tentunya tidak salah dalam melakukan penetapan kawasan

    Tanjung Mas yang tidak diperuntukkan untuk kawasan permukiman. Karena dalam

    melakukan penetapan suatu kebijakan, pemerintah pasti sudah memperhitungkan

    segala aspek yang menyangkut hal tersebut agar tidak memberikan dampak negatif

    nantinya. Aspek geologi contohnya, aspek geologi tentunya sangat berpengaruh

    dalam penetapan suatu kawasan. Karena ketika melakukan suatu pembangunandiperlukan informasi tentang aspek geologi seperti tanah, batuan, dan hidrologi yang

    terdapat di kawasan tersebut agar tidak menimbulkan dampak-dampak yang

    berbahaya nantinya.

    3.2. Analisis Deskriptif Sarana dan Prasarana

    Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa meningkatnya tingkat

    populasi dan kepadatan bangunan dan penduduk di Kelurahan Tanjung Mas yang

    tidak diiringi dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung

    menimbulkan banyak permasalahan dan membuat Kelurahan Tanjung Mas mejadi

    kawasan permukiman kumuh. Sarana dan prasarana yang diidentifikasi untuk

    kebutuhan analisis di Kelurahan Tanjung Mas hanya 3 yang digunakan, yaitu sarana

    persampahan, kondisi fisik bangunan, dan jaringan jalan. Hal ini didasarkan pada hasilpenelitian dan survey dengan melihat kondisi sarana dan prasarana yang ada. Analisis

    deskriptif ini digunakan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas dari sarana dan

    prasarana yang ada di permukiman kumuh Kelurahan Tanjung Mas dan sebagai

    bahan analisis untuk mengetahui kebutuhan prioritas warga di kawasan permukiman

    kumuh Kelurahan Tanjung Mas.

    3.2.1. Analisis Deskriptif Sarana dan Prasarana Persampahan

    Sarana persampahan bagi sebuah permukiman merupakan salah satusarana yang sangat berpengaruh dalam penentuan kualitas lingkungan. Tidakhanya kualitas dari sarana persampahan itu sendiri, tetapi juga kuantitas daripersebaran TPS-TPS di wilayah tertentu. Analisis ini menggunakan analisisdeskriptif dari wilayah Tanjung Mas itu sendiri dan analisis perbandingan daripenyediaan sarana persampahan di dua kelurahan yang kedua lokasinya tidakterlalu jauh. Yaitu Kelurahan Karangayu dengan Kelurahan Tanjung Mas yangselanjutnya dijadikan bahan analisis perbandingan.

    Tidak

    terlayani

    Tidak tersedia sarana

    persampahan

    Sumber : Analisis Kelompok

    Peta 4.3

    Peta analisis TPS dan sarana persampahan

    8

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    12/27

    Sesuai dengan kondisi eksisting sarana persampahan yang terdapat

    pada peta analisis TPS, terlihat bahwa di Kelurahan Tanjung Mas pada RT 1-

    6 tidak terdapat sarana persampahan seperti TPS dan jaringan pengangkut

    persampahan di daerah tersebut. Hal tersebut dibenarkan oleh RT, RW dan

    Ketua KSM setempat yang telah diwawancara sebelumnya mengenai tidak

    adanya sarana persampahan di lingkungannya. Hal tersebut membuat sungai-sungai dan sela-sela tiap rumah sekitar menjadi tempat atau sarana

    pembuangan sampah mereka. Sedangkan untuk TPS yang tersedia hanya

    terdapat di dua tempat di Kelurahan Tanjung Mas bersama jaringan

    pengangkutnya. Namun melihat kondisinya di lapangan, hal tersebut kurang

    layak untuk disebut sebagai sebuah sarana persampahan. Hal tersebut

    dikarenakan pada TPS tersebut tidak ada pengelolalaan dan pengelola yang

    menjaga dan mengawasi selayaknya sebuah sarana. sarana tersebut

    dibiarkan begitu saja dan hanya ada pemulung yang peduli pada sampah -

    sampah tersebut. sarana

    tersebut lebih cocok disebut

    sebuah lahan kosong arealpembuangan sampah warga

    secara sembarang. Kemudian

    jika dilihat dari lokasi TPS

    tersebut, penetapan lokasi

    tersebut jauh dari kata sesuai

    dan strategis. Dapat dilihat pada

    peta analisis bahwa jaringan

    pengangkut hanya menjangkau

    lokasi-lokasi dengan kondisi

    jalan dan jaringan jalan yang memadai. Sementara mayoritas kondisi jalan di

    wilayah tersebut merupakan jalan lingkungan dengan kondisi yang rusak.Sehingga bagi warga-warga yang tidak tersentuh sarana persampahan, lahan

    atau tempat yang mereka jadikan sarana persampahan adalah lingkungan

    mereka sendiri.

    pAnalisis selanjutnya yang dilakukan adalah analisis perbandingan

    mengenai sarana TPS dan jaringan pengangkutannya. Pada peta analisis

    perbandingan dapat dilihat bahwa di Kelurahan Karangayu terdapat sarana

    TPS dan jaringan pengangkut yang memadai. Hal tersebut menyebabkan

    kondisi lingkungan di Kelurahan tersebut jauh lebih layak dari Kelurahan

    Tanjung Mas. Yang dimana letak kedua kelurahan tersebut hanya terpisah

    oleh beberapa kelurahan saja namun memiliki kondisi yang berbeda.

    Sumber : Dokumentasi Kelompok

    Gambar 4.3Gambar Kondisi Eksisting Sarana TPS

    Sumber : Analisis Kelompok

    Peta 5.3Peta Analisis Perbandingan

    9

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    13/27

    Alhasil timbul pemikiran mengenai keseriusan pemerintah dalam

    menangani kondisi lingkungan permukiman kumuh seperti contoh kasus di

    atas. Pemerintah pada umumnya bersama para stakeholder lainnya sudah

    banyak melakukan program-program yang bermisikan perbaikan lingkungan.

    Namun berdasarkan riwayat pembinaan dan program yang dilakukan

    pemerintah selama ini di kelurahan Tanjung Mas, belum ada program ataupembinaan yang membahas mengenai perbaikan sarana persampahan.

    Pemerintah lebih fokus pada relokasi warga ke rusun yang berada tidak jauh

    dari sana dan program peninggian bangunan dan jalan.

    3.2.2. Analisis Deskriptif Kondisi Fisik Bangunan

    Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum sebenarnya sudah

    mengeluarkan kebijakan tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan

    Gedung yang berisikan syarat dan materi teknis pendirian bangunan.

    Persyaratan tata bangunan dan lingkungan yang diatur menurut Peraturan

    Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum Nomor 29 Tahun 2006

    antara lain peruntukkan lokasi dan intensitas bangunan gedung, arsitekturbangunan gedung, pengendalian dampak lingkungan, rencana tata bangunan

    dan lingkungan (RTBL), dan pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau

    di bawah tanah, air dan/atau prasarana/sarana umum. Jika dibaca lebih detail

    mengenai persyaratan tersebut secara satu persatu sebenarnya sudah banyak

    kriteria atau persyaratan dari tata bangunan di Kelurahan Tanjung Mas yang

    tidak memenuhi persyaratan. Salah satunya adalah peruntukkan lokasi yang

    merujuk pada pedoman RTRW Kota Semarang yang telah dijelaskan pada

    analisis tata guna lahan sebelumnya bahwa adanya ketidaksesuaian antara

    penetapan kawasan sesuai RTRW dengan tata guna lahan eksisting di

    Kelurahan Tanjung Mas.

    Seperti terlihat padapeta kondisi eksisting di

    bawah ini, yakni terdapat

    salah satu kriteria

    permukiman kumuh yaitu

    mengenai keteraturan

    bangunan, kepadatan

    bangunan hingga kelayakan

    bangunan yang tidak

    diperhatikan oleh warga

    sekitar. Perizinan mengenai

    pendirian bangunan puntidak diindahkan oleh para

    warga disekitar sana.

    Kebijakan Pemerintah dalam

    RTRW pada dasarnya sudah tepat dalam memperuntukan kawasan Tanjung

    Mas bukan untuk kawasan permukiman, karena aspek geologi di wilayah

    eksisting menyebutkan bahwa sangat dekatnya lokasi permukiman tersebut

    dengan laut mengakibatkan banyak rumah yang mengalami amblesan karena

    penurunan muka tanah dan bahaya abrasi pantai yang dapat dilihat pada

    gambar kondisi eksisting bangunan Kelurahan Tanjung Mas. Para warga di

    Sumber : Analisis Kelompok

    Peta 6.3

    Peta Kondisi Eksisting Bangunan

    10

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    14/27

    sekitar pantai tersebut pun harus

    sering meninggikan rumah mereka

    tersebut jika tidak mau rumah

    mereka hilang akibat amblesan

    yang terjadi. Menurut hasil penelitian

    tim geologi lingkungan UNDIPmenyebutkan bahwa penurunan

    permukaan tanah yang terus

    menerus ini menyebabkan warga

    melakukan penimpunan untuk

    mempertinggi permukaan tanah

    yang turun tersebut. Penurunan

    permukaan tanah ini disebabkan karena pengambilan air tanah yang berlebih

    sehingga porositas dari aquifer menjadi turun. Hal ini menyebabkan peresapan

    air menjadi berkurang dan air berkumpul di permukaan. Selain itu juga karena

    seringnya angkutan barang yang melintas dan melebihi muatan, sehingga

    jalan tertekan ke dalam permukaan tanah.

    3.2.3. Analisis Deskriptif Jaringan Jalan

    Sebagai salah satu kriteria dan indikator dalam penentuan suatu

    kualitas permukiman, kualitas dan kuantitas jaringan jalan tentunya sangat

    berpengaruh dalam menciptakan suatu permukiman menjadi kumuh atau

    tidak. Indikator yang dilihat adalah jangkauan jaringan jalan dan kualitas

    jaringan jalan itu sendiri. Setelah melakukan survey dan identifikasi di

    Kelurahan Tanjung Mas, dapat dianalisis kondisi jaringan jalan tersebut

    apakah kondisi tersebut memberikan dampak terhadap kualitas lingkungannya

    atau tidak. Dapat dilihat pada gambar

    kondisi eksisting jaringan jalan,terlihat bahwa mayoritas jalan yang

    terdapat di Kelurahan Tanjung Mas di

    beberapa gang rumah kondisinya

    sangat sempit dan jauh dari kata

    layak. Hal tersebut juga terjadi di

    beberapa gang yang sama. Dapat

    dilihat pada peta analisis jaringan

    jalan, di sejumlah gang yang

    berdekatan terdapat jaringan jalan

    yang sama sempitnya. Jalan yang sempit dan jauh dari kata layak dari standar

    lebar jalan ini terjadi karena banyaknya bangunan yang didirikan tanpa melihatlahan yang diapakai untuk dibangun tersebut. Lahan yang dipakai mayoritas

    merupakan jalan umum yang seharusnya digunakan untuk aksesbilitas warga

    melakukan kegiatan sehari-hari. Kondisi dari jalan tersebut pun belum diaspal

    dan hanya sekedar jalan lingkungan yang terkesan apa adanya.

    Ironisnya, ada fenomena yang terlihat sangat kontras perbedaannya di

    salah satu gang di RW 16 Kelurahan Tanjung Mas. Gang tersebut memiliki

    kondisi jalan yang bagus (dibeton) dan susunan bangunan yang berdiri pun

    tidak memakan jalan lingkungannya. Padahal lokasi RW atau gang tersebut

    berada diantara RW dan gang-gang lain yang kondisinya sama-sama

    memprihatinkan. Hal tersebut terjadi karena di gang tersebut pernah diadakan

    kegiatan kerja sama antara para stakeholder bersama program CSR yangtelah dilaksanakan pihak swasta dan juga peran para mahasiswa dalam

    Sumber : Dokumentasi Kelompok

    Gambar 5.3

    Gambar Kondisi Rumah yang Ambles

    Sumber : Dokumentasi Kelompok

    Gambar 6.3

    Gambar Kondisi Jaringan Jalan

    11

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    15/27

    rangka meningkatkan kualitas permukiman

    berupa perbaikan jalan dan bangunan.

    Sayangnya, tidak semua RW dan gang-

    gang yang ada di Kelurahan Tanjung Mas

    yang tersentuh oleh CSR atau instansi

    terkait dalam rangka perbaikan lingkungan.Keberadaan fenomena ini seharusnya

    dapat menjadi tamparan bagi Pemerintah

    maupun para stakeholder lainnya agar

    terus berlomba-lomba dalam perbaikan

    dan penanganan permukiman kumuh.

    Sumber : Dokumentasi Kelompok

    Gambar 7.3

    Gambar Kondisi Lingkungan RW 16

    12

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    16/27

    BAB IV

    INOVASI

    4.1. PembahasanSetelah melakukan analisis didapat dua masalah utama yang menjadikan

    kawasan permukiman Kelurahan Tanjung Mas menjadi kawasan permukiman kumuh.

    Kedua masalah tersebut adalah masalah pengelolaan persampahan yaitu minimnya

    jaringan persampahan dan TPS yang tersedia dan kondisi bangunan di kawasan

    permukiman dengan tingkat kepadatan tinggi yang diiringi dengan ketidakteraturan

    dan ketidaklayakan bangunan. Pada masalah kepadatan bangunan, hasil dari analisis

    yang telah dilakukan berdasarkan aspek geologi menyebutkan bahwa cara

    penyelesaian permasalahan tersebut hanyalah relokasi bangunan yang sukar untuk

    dilakukan. Karena jika dilakukan relokasi, maka Pemerintah harus merelokasi pula

    lahan mata pencaharian para warga tersebut yaitu laut. Sehingga prioritas penangan

    permukiman kumuh di Kelurahan Tanjung Mas berdasarkan aspek kebutuhanmasyarakat dalam segi sarana dan prasarana permukiman yang dapat direncanakan

    dan dilakukan adalah dengan penyediaan, pengelolaan, dan pemeliharaan sarana

    persampahan berbasis edukasi masyarakat melalui peran multi sektor.

    4.1.1. Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    a. Pemberdayaan Persampahan Masyarakat (PPM)

    Sesuai hasil analisis di permukiman kumuh Kelurahan Tanjung Mas,

    disebutkan bahwa masalah minim dan buruknya sistem penyediaan dan

    pengelolaan persampahan yang nyaris tidak ada merupakan masalah utama yang

    harus diprioritaskan penangannya. PPM yaitu Pemberdayaan Persampahan

    Masyarakat merupakan salah satu inovasi yang dihadirkan untuk menyelesaikan

    masalah persampahan tersebut yang saat ini difokuskan pada wilayah penelitianyaitu kawasan permukiman kumuh Kelurahan Tanjung Mas.

    PPM memberikan ide mengenai program pemberdayaan masyarakat dalam

    melakukan pengelolaan persampahan di wilayah permukiman Kelurahan Tanjung

    Mas. Pengelolaan persampahan yang dimaksud yaitu mulai dari pengumpulan,

    pemilahan, pengolahan (Reuse dan Recycle), pengangkutan hingga pembuangan

    sampah yang dimana perencanaan, pembangunan, dan operasionalnya dikelola

    oleh masyarakat itu sendiri. Sehingga hal tersebut menjadi sebuah sistem dan

    jaringan yang saling berkesinambungan. Tetapi pemerintah dan para stakeholder

    lainnya tetap menjadi ketua dari penyelenggaraan program ini. Hal tersebut

    dikarenakan masyarakat hanya menjadi eksekutor dan pengelola yang dimana

    biaya dan penyediaan dari kebutuhan sarana persampahannya tetap berada di

    tangan pemerintah bersama para stakeholder lainnya.

    Program PPM merupakan program yang terinspirasi dari beberapa program

    pemerintahan mengenai pemberdayaan masyarakat dalam aspek perbaikan

    lingkungan seperti Sanimas dan STBM. Salah satu contohnya adalah Sanimas

    yang telah diterapkan di Pengelolaan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah)

    komunal Lenteng Agung. Di lokasi sanimas tersebut terdapat pemberdayaan

    masyarakat sebagai aktor utama dalam pengelolaan air limbah di wilayah

    permukimannya. Tetapi pada program tersebut sarana yang dikelola masih

    sebatas sarana pengelolaan air limbah dan belum menyentuh sarana

    persampahan. Sedangkan STBM yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

    dengan 5 indikator yang salah satunya adalah Pengelolaan Sampah Masyarakat

    hanya mengatur tentang pengelolaan sampah rumah tangga dalam lingkup rumah

    13

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    17/27

    tangga itu sendiri dan belum mengatur tentang pengelolaan sampah rumah tangga

    pada lingkup susunan perumahan yang kemudian disebut permukiman.

    Adapun alur dari program PPM ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini yang

    dimana Pemerintah tetap menjadi bagian teratas sebagai pihak penyedia dan

    masyarakat menjadi eksekutor dan pengelola. Hal-hal yang perlu diperhatikan

    berdasarkan hasil survey mengenai program Sanimas di IPAL Komunal LentengAgung dalam melakukan program pemberdayaan peran masyarakat adalah

    masalah kelembagaan, struktur kepengurusan dan dana operasional. Ketiga

    komponen tersebut merupakan komponen utama yang harus dibuat terstruktur

    dengan metode mufakat dari hasil musyawarah bersama sehingga program PPM

    tersebut dapat menjadi program yang berkelanjutan.

    b. Program SKS (Siswa Kelola Sampah)

    Program SKS merupakan program pengelolaan sampah kering yang dapat

    diolah dan digunakan kembali berbasis edukasi yang melibatkan peran aktif siswa

    SD yang berada di Kelurahan Tanjung Mas.Inovasi ini adalah inovasi pendukung

    dari inovasi utama dari program PPM dalam rangka menurunkan angka sampah

    yang tidak terkelola di lapangan. Inovasi ini merupakan inovasi penyempurnaan

    dari program yang hampir sama yang pernah tim kelompok ajukan kepada pihak

    PU mengenai sedekah sampah. Inovasi ini tercipta dari hasil analisis yang

    menyatakan bahwa masalah persampahan merupakan masalah utama mengenai

    lingkungan yang ada di Kelurahan Tanjung Mas yang kemudian dikorelasikan

    dengan potensi Kelurahan Tanjung Mas yang dimana salah satu potensinyaadalah banyaknya siswa SD yang bersekolah di sekitar sana akibat meningkatnya

    Pemerintah & Stakeholder

    Penyediaan Lahan TPS dan

    Sarana Persampahan

    Masyarakat

    Pemberdayaan Peran Masyarakat

    Pengumpulan Pemilahan Pengolahan Pengangkutan

    Pembuangan

    Mahasiswa dan Instansi Terkait

    Penyuluhan Program PPM

    Penyuluhan program 3R

    Penyuluhan tentang penggunaan

    sampah rumah tangga

    PemeliharaanPenggunaanan

    Sumber : Analisis Kelompok

    Gambar 8.4Alur Program PPM

    14

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    18/27

    populasi penduduk yang jika dibandingkan dengan kelurahan lain di Kecamatan

    Semarang Utara, Tanjung Mas memiliki siswa SD terbanyak sebesar 2.977 siswa.

    Tujuan utama dari SKS ini adalah mengurangi pembuangan secara langsung

    sampah kering yang dapat diolah dan menyadarkan masyarakat pada tiap rumah

    tangga akan pentingnya pilah dan pilih sampah dan 3R (Reuse, Reduce, dan

    Recycle) sampah melalui edukasi yang dilakukan para anaknya yang bersekolahdasar. Tujuan yang pertama yaitu mengurangi pembuangan secara langsung

    sampah kering yang dapat diolah, hal ini dilakukan dengan cara melibatkan peran

    aktif siswa SD dan kerja sama dengan pihak sekolah di SD-SD yang berada di

    Tanjung Mas. Untuk memahami prosedur kerja sama tersebut, maka kita harus

    mengerti bagaimana pelibatan peran siswa SD tersebut. Berikut alur dari pelibatan

    peran siswa SD tersebut.

    Dari alur di atas, dapat dilhat bahwa pelibatan peran siswa dimulai dari

    pemilahan sampah di rumah hingga pengolahan sampah di sekolah. Sedangkan

    kerja sama dengan pihak sekolah yang dimaksudkan sebelumnya adalah kerja

    sama dalam pengumpulan sampah yang bisa dijual, penentuan waktu pengolahan

    sampah di satu minggu, peran guru sebagai pembina dalam pengelolaan sampah

    (seperti pembuatan kerajinan tangan) dan proses penjualan atau pemanfaatan

    kembali hasil pengolahan tersebut untuk kebutuhan sekolah itu kembali seperti

    sarana dan prasarana sekolah dan sebagainya. Hal selanjutnya yang perlu

    diketahui adalah proyeksi presentase sampah kering yang berkurang dari

    kegiatan SKS yang dapat dilihat tabel perhitungan proyeksi penurunan jumlah

    sampah kering.

    Para siswa

    melakukan

    pemilihan sampah

    kering di tiap

    rumah

    Sampah kering yang

    dihasilkan tersebut

    dibawa dan disetor

    ke pihak sekolah

    Kegiatan tersebut

    dilakukan setiap hari dan

    dikumpulkan di sekolah

    untuk diakumulasikanper minggu

    Kegiatan pengolahan

    (Reuse dan Recycle)

    sampah pada setiap

    minggu di Sekolah

    Hasil dari pengolahan

    (selama satu bulan) dapat

    dijual dan dimanfaatkan

    kembali untuk kebutuhan

    Sekolah

    Sumber : Analisis KelompokGambar 9.4

    Alur Program SKS

    15

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    19/27

    Tabel 1.IVTabel Proyeksi Penurunan Jumlah Sampah Kering

    DATA JUMLAH

    Jumlah penduduk KelurahanTanjung Mas

    30.649 Jiwa

    Sampah total yang dihasilkan 369 ton/bulanSampah kering yang dihasilkan 103,32 ton/bulanJumlah siswa SD di KelurahanTanjung Mas

    2.977 siswa

    Jumlah sampah kering yangterkumpul dan terolah olehpara siswa

    4,465ton/bulan

    Presentase berkurangnyasampah kering

    4,3%

    Keterangan : 0,4kg/orang/hari (Dirjen Cipta Karya, 2012)

    Sampah kering 28% (Kertas 13%, metal 5,8%, plastik 6,4%, kaca

    2,8%) Asumsi minimal sampah kering yang dikumpul 1,5kg/siswa/bulan

    Sumber : Dari berbagai sumber

    Presentase berkurangnya sampah kering sebanyak 4,3% tersebut masih

    sebatas pada lingkup kelurahan. Namun jika program ini dapat diterapkan di

    semua SD yang ada di Indonesia maka akan banyak sampah kering yang

    terproyeksikan pengurangannya. Tentunya dengan kerja sama multisektor yaitu

    antara Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Dinas Pendidikan

    agar tercipta program SKS yang berkelanjutan.

    Tujuan lain yang diharapkan dari penerapan program SKS ini adalah

    meningkatnya tingkat kesdaran masyarakat pada tiap rumah tangga akan

    pentingnya pilah dan pilih sampah dan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle)sampah melalui edukasi secara tidak langsung yang telah dilakukan para anaknya

    yang melaksanakan program SKS. Sehingga pengelolaan sampah pada tiap

    rumah tangga nantinya menjadi lebih tertata dan baik. Dimulai dari lingkup terkecil

    yang kemudian akan memberikan efek yang besar dan berpengaruh dalam

    perbaikan kualitas persampahan permukiman Kelurahan tanjung Mas.

    Kesimpulan

    Pada akhirnya, segala program yang telah pemerintah keluarkan dalam hal

    penanganan permukiman kumuh di Indonesia kembali lagi pada masyarakat yang

    menghuni permukimannya tersebut. Aktifitas dan gaya hidup mereka lah yang

    menjadi faktor utama yang menentukan kualitas permukiman wilayahnya.

    Program 100-0-100 yang dikeluarkan pemerintah tentunya tidak semata-mata

    menjadi sebuah harapah, hal tersebut merupakan sebuah cita-cita dan target

    perencanaan yang harus bisa dilakukan oleh Indonesia. Peran masyarakat,

    swasta dan mahasiswa tentunya akan akan selalu mendukung program tersebut

    agar tercipta arti kemerdekaan sesungguhnya di wilayah Negara Kesatuan

    Republik Indonesia.

    16

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    20/27

    LAMPIRAN

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    21/27

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    22/27

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    23/27

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    24/27

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    25/27

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    26/27

  • 7/24/2019 Proposal Inovasi Penanganan Permukiman Kumuh

    27/27