Permukiman Kumuh
-
Upload
gerald-manan -
Category
Documents
-
view
54 -
download
0
description
Transcript of Permukiman Kumuh
PERMUKIMAN
KUMUH
Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang sikap dan tingkah laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas menengah.
Kumuh dapat diartikan sebagai tanda atau cap yang diberikan golongan atas yang sudah mapan kepada golongan bawah yang belum mapan
Herbert J.Gans ”Obsolescence per se is not harmful and
designation of an area as a slum for the reason alone is merely a reflection of
middle class standards and middle alass incomes”.
Kumuh dapat ditempatkan sebagai sebab dan dapat pula ditempatkan sebagai akibat. Ditempatkan dimanapun juga, kata kumuh tetap menjurus pada sesuatu hal yang bersifat negatif .
Tinjauan Pemahaman Kumuh
Sebab Kumuh
Kumuh adalah kemunduran atau kerusakan
lingkungan hidup dilihat dari:
(1) Segi fisik, yaitu gangguan yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur alam seperti air dan udara
(2) Segi masyarakat / sosial, yaitu gangguan yang
ditimbulkan oleh manusia sendiri seperti
kepadatan lalulintas, sampah
Akibat Kumuh
Kumuh adalah akibat perkembangan dari gejala-
gejala antara lain:
(1) Kondisi perumahan yang buruk
(2) Penduduk yang terlalu padat
(3) Fasilitas lingkungan yang kurangmemadai
(4) Tingkah laku menyimpang
(5) Budaya kumuh
(6) Apati dan isolasi
Kawasan Kumuh
Kawasan dimana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut
sangat buruk
Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan,
kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan
sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas
sosial lainnya
Ciri Permukiman Kumuh oleh Prof Oleh DR. Parsudi Suparlan
1. Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai
2. Kondisi hunian rumah dan
pemukiman serta penggunaan ruangruanganya Mencerminkan penghuninya yang kurang mampu
atau miskin
3. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam
penggunaan ruang-ruang yang ada di pemukiman kumuh sehinggamencerminkan adanya kesemrawutan
tata ruang dan ketidakberdayaan ekonomi penghuninya
4. Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup
secara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas, yaitu
terwujud sebagai: a. Sebuah komuniti tunggal, berada
di tanah milik negara, dan karena itu dapat digolongkan sebagai
hunian liar.
b. Satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah
RT atau sebuah RW.
c. Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT
atau RW atau bahkan terwujud sebagai sebuah Kelurahan, dan
bukan hunian liar.
5. Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogen, warganya
mempunyai mata pencaharian dan tingkat kepadatan yang beranekaragam.
Dalam masyarakat pemukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan
atas kemampuan ekonomi mereka yang berbeda-beda tersebut.
6. Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah mereka yang bekerja di sektor informal atau mempunyai
mata pencaharian tambahan di sektor informil.
Perumahan tidak layak huni
Kondisi dimana rumah beserta lingkungannya tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk
tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial, dengan kriteria antara lain:
Luas lantai perkapita, di kota kurang dari 4 m2 sedangkan di desa kurang
dari 10 m2. Jenis atap rumah terbuat dari daundan
lainnya. Jenis dinding rumah terbuat dari
anyaman bambu yang belumdiproses Jenis lantai tanah
Tidak mempunyai fasilitas tempat untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK)
Ukuran atau penilaian yang dapat
digunakan untuk menentukan kualitas
pemukiman antara lain:
Kepadatan penduduk Kerapatan Bangunan
Kualitas konstruksi perumahan Persampahan Kondisi jalan
Sanitasi dan pasokan air bersih
Pandangan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah terhadap Hunian Untuk menangani kawasan kumuh,
maka perlu didasarkan pada pandanganmasyarakat berpenghasilan
rendahterhadap rumah.
Dalam Sistem Perumahan Sosial, maka Jo Santoso (Jo Santoso;2002) mengungkapkan
bahwa rumah bagimasyarakat berpenghasilan rendah adalah:
1. Dekat dengan tempat kerja atau di tempat yang berpeluang untuk mendapatkan pekerjaan,
minimalpekerjaan di sektor informal. 2. Kualitas fisik hunian dan lingkungan tidak
penting sejauh mereka masih bisa menyelenggarakan kehidupanmereka.
3. Hak-hak penguasaan atas tanah dan bangunan khususnya hak milik tidakpenting. Yang penting
bagi merekaadalah mereka tidak diusir atau digusur, sesuai dengan cara berpikirmereka bahwa
rumah adalah sebuah fasilitas
Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Petukangan
Utara sama halnya dengan wilayah kelurahan-kelurahan lain di wilayah DKI Jakarta, khususnya wilayah Kotamadya
Jakarta Selatan yang planologinya sebagian besar untuk pemukiman,
sehingga tidak heran apabila tiap tahun jumlah penduduk Kelurahan Petukangan
Utara terus bertambah, dan pembangunan fisik pun terus berkembang mengikuti arus
perkembangan.
Batas-batas Kelurahan:
Batas Utara : Kelurahan Joglo,
Jakarta Barat.
BatasTimur : Saluran air (Kel.
Ulujami).
Batas Selatan : Jalan Ciledug
Raya.
Batas Barat : Kelurahan Kreo,
Propinsi Banten.
Berdasarkan observasi lapangan, dapat ditemukan bahwa mereka hidup di
suatu lingkungan yang kondisi sanitasinya sangat buruk, mereka tidak mempunyai
kamar mandi yang memenuhi persyaratan baik dari segi standar perancangan kamar
mandi maupun dari segi kesehatan.
Kamar mandi yang terletak di lokasi perumahan
mereka tidak dapat digunakan untuk membuang air besar, kamar mandi tersebut hanya berfungsi untuk mandi dan cuci saja.
Jika mereka ingin membuang air besar, mereka harus membawa air bersih dan
menyeberangi kali yang berada di sampang pemukiman mereka karena di sanalah letak
jamban yang dapat digunakan.
Berdasarkan observasi lapangan, dapat ditemukan bahwa mereka hidup di
suatu lingkungan yang kondisi sanitasinya sangat buruk, mereka tidak mempunyai
kamar mandi yang memenuhi persyaratan baik dari segi standar perancangan kamar
mandi maupun dari segi kesehatan.
Kamar mandi yang terletak di lokasi perumahan
mereka tidak dapat digunakan untuk membuang air besar, kamar mandi tersebut hanya berfungsi untuk mandi dan cuci saja.
Jika mereka ingin membuang air besar, mereka harus membawa air bersih dan
menyeberangi kali yang berada di sampang pemukiman mereka karena di sanalah letak
jamban yang dapat digunakan.
Pemukiman terdiri dari 18 rumah yang saling berhadapan.
Pada dasarnya rumah-rumah ini tidak layak huni, tetapi para penghuni rumah
tersebut tidak dapat berbuat banyak untuk memperbaiki rumah mereka, hal ini
disebabkan faktor ekonomi.
Sebagian besar penghuni pemukiman iniberprofesi sebagai Pedagang Siomay keliling, ada
juga yang berdagang makanan kecil di pelataran rumah mereka.
Dengan demikian
dapat dipastikan para penghuni pemukiman ini berpenghasilan rendah.
Selain itu kondisi rumah yang mereka tempati termasuk kategori rumah
yang tidak layak huni.
Luas satu unit bangunan ±15 m2, dinding bangunannya
terbuat dari seng, papan, triplek, dan sebagian dari tembok. Lantai terbuat dari
plesteran semen dan difinishing dengan karpet plastik.
Untuk atap bangunan
menggunakan atap genting dan seng.
Ling
kung
an S
ekit
ar
Per
mukim
an
Ko
nd
isi Ja
la
n
Ker
ap
ata
n B
ang
una
n
Rua
ng
Ter
buka
Sa
nit
asi
Sa
nit
asi
Ker
ap
ata
n B
ang
una
n
Ker
ap
ata
n B
ang
una
n
Berdasarkan hasil observasi dilapangan, maka perlu adanya usaha perbaikan pada prasarana di
pemukiman tersebut, antara lain:
• Perbaikan pada kamar mandi yangberada di lokasi pemukimandengan menyediakan WC dan
bakmandi dengan harapan tidak adalagi masyarakat yang membuang air besar di kali.
• Perbaikan pada bangunanmenggunakan bahan bangunanyang ekonomis tetapi secara
konstruksi dapat menahan bebanyang ada. • Perbaikan pada lingkungan dengancara
penataan penghijauan di ruangterbuka. • Pembuatan mesin air, sehinggamasyarakat
tidak perlu lagimenggunakan pompa air. • Pembuatan septicktank.
• Perbaikan pengolahan sampah agar tidak merusak lingkungan.
• Perbaikan sanitasi dan drainase. • Perbaikan jalan di pemukiman.