Proposal Guntur

download Proposal Guntur

of 17

description

percobaan

Transcript of Proposal Guntur

ANALISIS PRODUKSI CRUSHING PLANT UNTUK MENINGKATKAN TARGET PRODUKSI PT. SINAR BAHRI CERIADI DESA RANTAU KELOYANG KECAMATAN PELEPATKABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI

PROPOSAL PENELITIAN

M FAHRI GUNTUR081016131201063

Tehnik PertambanganFakultas Teknik

Program Studi Pertambangan

Universitas Muara Bungo

2014BAB IPENDAHULUANI.I. Latar Belakang

Saat ini di negara negara berkembang, seperti di Indonesia, kebutuhan akan material atau batu andesit cukup tinggi, terutama untuk melakukan pembangunan fisik seperti pembangunan gedung, perkantoran, pembuatan jalan, perumahan, bendungan dan lain sebagainya.

Andesit merupakan batuan beku vulkanik menengah (intermediet) yaitu batuan beku yang terbentuk dari lelehan magma diorit, yang membeku di permukaan bumi dan mempunyai ukuran mineral halus (fine) dengan komposisi silika (SiO2) berkisar antara 52 66%. Mineral - mineral yang sering dijumpai didalam batuan ini adalah: plagioklas, amphibol, hornblend, biotit dan sedikit alkali felsfar .

untuk mencukupi kebutuhan bahan galian tersebut, maka peruasahaan rudi agung laksana sebagai salah satu produsen batu andesit berusaha untuk mencukupi kebutuhan diwilayah kabupaten bungo. Kelancaran dalam proses peremukkan batugamping merupakan salah satu faktor yang mendukung keetersedian batugamping untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Berkaitan dengan hali itu, maka dilakukan evaluasi produktivitas cruser di PT. Sinar Bahri Ceria ( PT. SBC). Kegiatan penambangan batugamping di PT. SBC menggunakan sistem tambang terbuka yang biasa disebut quarry, yaitu merupakan sistem atau cara penambangan yang diterapkan untuk bahan galian industri. Adapun pembongkarannya dilakukan dengan riping dan excavator.Alat yang digunakan untuk pengolahan batuan andesit di PT. SBC menggunakan alat stone crusher. Dimana alat tersebut memperkcil batu mengunakan energy yang berasal dari mesin penghancur. Dengan cirri khusus pada hasil pengolahan mengunakan stone crusher yaitu hasil berbentuk kotak, sederhana dan tahan banting. 1.2. Identifikasi Masalah Dalam pelaksanaan penelitian identifikasi masalah bertujuan untuk mempermudah dalam penyelesaian masalah yang akan dibahas, sehingga pada tahap penyelesaian masalah dapat dipecahkan dengan baik. Dalam penelitian kali ini, penulis mengelompokkan permasalahan sebagai berikut:a). alat apa yang digunakan untuk peremukan batuan serta proses kerja alat crusher ?b). Berapa besar hasil produksi alat peremuk batu stone crusher ?c). Waktu hambatan dan efisiensi kerja pada unit peremuk batu stone crusher ?I.3. Rumusan Masalah

Untuk menghindari dan agar tidak meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan terhadap beberapa hal sebagai berikut: a) Bagaimana pelaksanaan kegiatan crusher di PT. SBCb) Apa saja faktor yang mempengaruhi produktivitas crusher dalam pengolahan andesitc) Mengetahui sistem kerja crusherI.4. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas tentang bagaimana pelaksanaan kegiatan crusher, faktor yang mempengaruhi produktivitas crusher, waktu edar alat angkut dan crusher, serta sistem kerja crusher.I.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan produksi unit peremuk batu.2. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi produktivitas unit peremuk batu.

3. Menggetahui sistem kerja crusher

I.7 Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui kemampuan produksi unit peremukan batu di PT. SBC2. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi produktivitas unit peremukan batu di PT. SBC

3. Dapat mengetahui sistem kerja crusher di PT. SBCI.8. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama I (satu) bulan dari tanggal - -2014 s.d - - 2014b. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penelitian dengan judul evaluasi produktivitas crusher PT. Sinar Bahri Ceria di Desa Rantau Keloyang kecamatan Pelepat kabupaten bungo provinsi jambi.

1.9. Sistematika Penulisan BAB 1. PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, waktu penelitian dan lokasi penelitian.

BAB II. KERANGKA TEORI

Pada bab ini berisi tentang tinjauan perusahaan meliputi lokasi kesampaian daerah, struktur organisasi perusahaan, izin usaha pertambangan, iklim dan curah hujan, geologi regional dan morfologi. Pada bab ini juga berisi tentang dasar teori yang berhubungan dengan penelitian dan kerangka pikir.BAB III. METODA PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang desain penelitian, metoda penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari analisa data penelitian. BAB V. PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang ditarik setelah melakukan studi lapangan atas berbagai kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian dan saran untuk perusahaan agar lebih baik.

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Sifat Batu Andesit

Batu Andesit adalah batuan beku luar (ekstrusif), yang terjadi akibat pembekuan magma intermediet sampai basa dipermukaan bumi. Batu andesit ini bertekstur porfiritik sampai afanitik, umumnya berwarna abu-abu sampai hitam (kehitaman). Komposisi mineralnya terdiri dari plagioklas, hornblende, biotit, agegit. Kuat tekannya berkisar antara 600 2400 kg/m dan berat jenisnya 2,3 - 2,6 ton/m. Umumnya batu andesit ini dijumpai berupa retas, sill, aliran lava dan breksi vulkanik.

2.1.1 Genesa Batu Andesit

Andesit merupakan batuan beku yang terjadi akibat pembekuan silica pijar (magma) baik dari dalam (intrusi) maupun dari permukaan bumi (ektrusi). Berdasarkan temperature pembentukan batuan beku, magma dapat dibagi dalam tiga jenis yaitu:

Magma asal (Granitas) dengan temperatur pembentukan 735 C - 900 C.

Magma intermediate dengan temperatur pembentukan 1020 C - 1110 C.

Magma basa (basaltis) dengan temperatur pembentukan 1095 C - 1225 C.

Andesit merupakan batuan beku menengah (Intermediate). Batuan ini berasal dari intrusi magma yang menerobos batuan yang telah ada, magma tersebut kemudian membeku dengan kecepatan pembekuan yang sedang sehingga membentuk tekstur yang kasar tetapi tidak sekasar pembekuan yang lambat. Mineral-mineral yang sering dijumpai adalah : Plagioklas, Hornblenda, Piroksin, Biotit, dan sedikit Alkali Felspar.2.1.2 Kegunaan Batu Andesit

Batu andesit adalah salah satu jenis batuan beku yang mempunyai daya tahan yang cukup lama terhadap pelapukan dan juga kenampakan secara fisik yang cukup bagus sehingga dapat digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut :

a. Batu andesit yang telah diasah/dipoles digunakan untuk aksesoris atau perhiasan dalam rumah seperti : untuk lantai rumah, tembok dan lain sebagainya.

b. Batu split 1 2 cm digunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan beton bangungan.

c. Batu split 2 3 cm digunakan sebagai pondasi tiang beton, pengeras jalan dan jembatan.

2.2. Metode Penambangan

Metoda penambangan yang dilakukan pada PT. SBC ini adalah Metode tambang terbuka (Quarry). Tambang terbuka adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannnya dilakukan di atas permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan cahaya. Berdasarkan jenisnya, tambang terbuka dapat dibedakan, yaitu :Open Pit, Quarry, Strip Mine, dan Alluvial Mine. Salah satu jenis tambang yang cocok digunakan dalam penambangan bahan galian industri adalah Quarry. Berdasarkan endapannya quarry dibagi menjadi dua tipe :A) Side hill type quarry Adalah sistem penambangan terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan mineral industri yang letaknya di lereng bukit atau endapannya berbentuk bukit. Berdasarkan jalan masuk (Access Road) ke permukaan kerja, side hill type quarry dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Jalan masuk berbentuk spiral

Cara ini diterapkan apabila seluruh lereng bukit akan digali atau di tambang. Arah penggalian dari atas ke bawah (retreating Excavation). Jalan masuk berbentuk spiral juga dimaksudkan untuk mengatasi kemiringan (grade) jalan masuk untuk lereng bukit yang relatif terjal.

b. Jalan masuk langsung

Cara ini digunakan apabila sebagian lereng saja yang akan di tambang dan untuk bukit dengan kemiringan lereng relative kecil (landai), Untuk bukit yang besar, jalan masuk dibuat berbentuk kelokan sehingga kemiringan jalan masuk < 10 %. B) Pit Type2.3. Prinsip Kominusi

Kominusi adalah suatu langkah pertama yang biasa dilakukan pada proses pengolahan bahan galian (mineral Dressing), prosesnya sendiri dilakukan dengan cara memperkecil ukuran bongkah-bongkah batuan yang berasal dari tambang (Run of Mine) menjadi fraksi yag berukuran lebih kecil sesuai dengan ukuran suatu material. Tujuan dari kominusi secara umum adalah :

1. Untuk memperkecil ukuran batuan, sehingga diperoleh butiran mineral dengan ukuran tertentu, sesuai dengan persyaratan yang diperlukan baik sebagai bahan baku untuk industri (Mineral industri) maupun untuk diolah lebih lanjut.

2. Untuk melepaskan/membebaskan mineral berharga dari ikatan mineral pengotornya yang terdapat bersama-sama, sehingga terlepas satu sama lain.

3. Mempermudah pengangkutan/transportasi.Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses kominusi adalah

a. Mudah atau sukarnya bahan galian tersebut hancur (Brittleness)

b. Struktur ataupun bentuk bahan galian jika pecah (Fracture)

c. Kekerasan bahan galian yang akan di proses (Hardness)

d. Berat jenis bahan galian yang akan di proses (Density)

2.4. Crusher

Dalam industri pengolahan material hasil penambangan, proses penghancuran atau peremukan material dilakukan dengan alat peremuk (crusher). Proses penghancuran ini bertujuan untuk memperoleh ukuran material yang sesuai untuk proses selanjutnya. Alat peremuk yang digunakan ini terdiri dari berbagai macam tipe dan jenis sesuai dengan tingkatan proses pengolahan yang sedang berlangsung. Umumnya peralatan yang digunakan untuk menghancurkan atau meremukkan material terdiri dari bermacam-macam jenis seperti jaw crusher, cone crusher dan impact crusher.2.5. Screen

Screen adalah suatu alat pengayakan yang permukaannya memiliki celah - celah atau lubang yang banyak, dimana tingkat efisiensinya ditentukan berdasarkan kesempurnaan proses pemisahan material yang diinginkan di atas permukaan screen tersebut. Proses pemisahan material ini dikatakan baik bila perbandingan antara jumlah undersize dan jumlah oversize yang dihasilkan dari proses tersebut sesuai dengan yang diinginkan untuk proses selanjutnya. Dalam industri pengolahan material hasil tambang, screen digunakan untuk:

a. Mengatur masuknya oversize kedalam crusher

b. Menyiapkan ukuran umpan yang diinginkan pada psoses selanjutnya

c. Menghasilkan produk akhir yang sesuai dengan kebutuhan

Untuk menghitung kapasitas suatu screen dapat digunakan rumus Telsmith sebagai berikut :

K = {Area (ABCDEF)}+Over Side Keterangan :K = Kapasitas (ton/jam)

A = Faktor ukuran lubang suatu screen

B = Faktor jumlah Overside

C = Faktor efisiensi screen yang diinginkan

D = Faktor umpan yang ukurannya lebih kecil dari ukuran opening

E = Faktor proses pemisahan kering atau basah

F = Faktor deck yang digunakan

Area = Luas permukaan screen (m2) atau (ft2)

2.6. Belt Conveyor

Belt conveyor atau ban berjalan adalah salah satu alat yang mendukung kelancaran proses produksi serta memiliki peran dalam meningkatkan dan mencapai sasaran produksi yang diinginkan. Untuk itu, pemilihan belt conveyor harus sesuai dengan kondisi peralatan lainnya, Agarkapasitas dapat tercapai dengan baik, Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan belt conveyor adalah kecepatan dan lebar belt. Menurut Norman L. Weiss, kecepatan dan lebar belt conveyor dapat ditentukan berdasarkan material yang diangkut.

K = 3600.V.G 1000.LSumber: Norman L. Weiss

Keterangan:

K = Produksi (ton/jam).

V = Kecepatan belt Conveyor (m/dtk).

G = Berat conto yang terambil (g).

L = Panjang belt untuk setiap pengambilan conto (m)

2.7. Hopper

Merupakan suatu alat untuk menampung material sebelum material dimasukkan ke dalam alat peremuk batu (crusher). Biasanya hopper dibuat dari pelat baja yang dibentuk sehingga dapat menampung material yang akan di proses. Dengan material yang ditampung lebih dahulu di dalam hopper, maka pemberian umpan pada crusher dapat diatur secara kontinyu oleh feeder.2.8. Feeder

Feeder adalah suatu alat yang berfungsi untuk memberikan umpan (feed) kepada jaw crusher crusher secara teratur dan kontinu. Penggunaan feeder pada dasarnya disesuaikan dengan anjuran yang diberikan oleh pabrik penghasil feeder itu sendiri, agar hasil yang diperoleh bisa semaksimal mungkin.

2.9. Stone Crusher

Mesin ini dibutuhkan untuk memperkecil ukuran batu atau Stone yang tadinya besar menjadi ukuran yang diinginkan. Mesin pemecah batu atau Stone Crusher cocok untuk memperkecil sehingga menjadi ; Batu Koral, Batu Split dan Abu Batu.

Gambar 2.1. Alat Stone CrusherA. sistem kerja stone crusher

batu dihancurkan oleh energi yang berasal dari mesin penghancur, batu akan dilemparkan dengan kecepatan tinggi dan lambat laun akan hancur. proses berlanjut sampai batu diperkecil sesuia ukuran yang diinginkan, kemudian alat dapat dimatikan.

Gambar 2.2. Sistem Kerja Stone CrusherB. sifat sifat stone crusher

a) produk akhir berbentuk kotak

b) proses penghancuran sederhana

c) tahan banting dengan kekuatan yang kuat

d) perawatan yang mudah, ekonomis dan dapat diandalkanBAB IIIMETODA PENELITIAN

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini secara umum dapat dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Studi literatur

Kegiatan pengumpulan data dari penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi didalam penelitian ini. Tujuan dari metode ini adalah untuk memberikan pengetahuan awal mengenai segala hal yang berhubungan dengan produktivitas dan efisiensi kerja unit peremuk batu.

2. Observasi

Merupakan kegiatan pengamatan pendahuluan langsung di lapangan. Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan data awal untuk menentukan keputusan keputusan masalah yang akan diteliti, metode lanjut yang akan dilakuka, serta informasi informasi detail mengenai kondisi dan situasi kerja di lapangan.

3. Pengamatan Lapangan

Kegiatan mencatat data data yang menunjang dalam menghitung cycle time alat baik crusher, belt conveyor dan dump truck serta efisiensi kerja dari unit peremuk batu. Menghitung produksi unit peremuk batu untuk mencapai produksi.

4. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan penelitian kemudian diolah dengan cara menghitung produksi masing-masing alat peremuk batu.DAFTAR PUSTAKA

1. Door John, VN and Bosqui, Francis L. 1950, Cianidation and Concentration of Gold and Silver OreMc Graw Hill Book Company, Inc, New York, Toronto London

2. Gaudin, AM, 1973,Principle of Mineral Dressing, Mc Graw Hill, Book Company, New York

3. Kelly, Errol G, 1982,Introduction to Mineral Processing John Willey and Sons, Inc, New York

4. Prodjosumarto, Partanto, 1995, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Tambang, Institut Teknologi Bandung

5. Taggart AF, 1954,Hand Book of Mineral DressingJohn Willey & Sons,Inc New York, London