Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

52
RANGKUMAN BUKU PROF. DR. HENDRY GUNTUR TARIGAN “MEMABACA SEBAGAI KETERAMPILAN BERBAHASA” (Penerbit: CV. Angkasa Bandung, Edisi Revisi, Tahun 2008) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebahasaan Dosen Pengampu: Dona Aji Kurnia Putra, MA. Oleh Aji Furqon, S.Ag NIM. 18130183000475 Kelas G 519 Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

description

rangkuman buku Prof. DR. Henry Guntur Tarigan, MEMBACA sebagai suatu keterampilan berbahasa, penerbit CV. Angkasa, Bandung, edisi revisi 2008 disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keterampilan berbahasa dosen pengampu : Dona Aji Kurnia Putra, MA

Transcript of Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Page 1: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

RANGKUMAN

BUKU PROF. DR. HENDRY GUNTUR TARIGAN

“MEMABACA

SEBAGAI KETERAMPILAN BERBAHASA”

(Penerbit: CV. Angkasa Bandung, Edisi Revisi, Tahun 2008)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebahasaan

Dosen Pengampu: Dona Aji Kurnia Putra, MA.

Oleh

Aji Furqon, S.Ag

NIM. 18130183000475

Kelas G 519

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

S1 KE II FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 2: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahiim

Syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa,

atas rahmat dan pertolonganNya kita semua kembali berada di kampus tercinta ini

dalam keadan sehat wal‘afiat tak kurang suatu apapun. Solawat dan salam

sejahtera semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.,

beserta keluarga, sahabat dan segenap ummatnya.

Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya untuk keluarga tercinta;

suami tercinta ST. Hikmah NF, S.Ag. yang selalu menemani dan membantu

dalam melakukan aktifitas tugas dan perkuliahan. Sehingga tugas rangkuman

buku Maha Karya yang Fenomenal berjudul “Membaca Sebagai Keterampilan

Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan. Juga anak

tercinta Aina Rahmatunnisa dan sanak saudara yang selalu membantu dan

mengerti dengan kesibukan penulis dalam menyelasaikan tugas dan perkuliahan

dan mendukung terbitnya rangkuman buku ini.

Terimaksih yang terdalam tentunya kepada dosen Mata Kuliah

Keterampilan Berbahasa, bapak Dona Aji Kurnia Putra, MA atas semua

bantuan dan kesungguhannya memberikan materi perkuliahan keterampilan

berbahasa sejak putaran pertama perkuliah S1 ke-2 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Kepada Allah SWT semata kita semua berharap agar upaya kecil yang

kami lakukan ini bernilai guna bagi peningkatan kualitas guru dan Madrasah

Ibtidaiyah tempat kita bertugas.

Nasrum minallah wafathun qoriib. Wassalamu’alaikum wr.,wb.

Bogor, 12 November 2014

Penyaji,

AJI FURQON, S.Ag.NIM.18130183000475

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 3: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

DAFTAR ISI

RANGKUMAN BUKU

PROF. DR. HENDRY GUNTUR TARIGAN

“MEMBACA

SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA”

Penerbit: CV. Angkasa Bandung, Edisi Revisi, Tahun 2008

KATA PENGANTAR

DAFTAR SI

BAB I . TINJAUAN UMUM …...……………………………………………….1

BAB II. MEMBACA NYARING …..………….………………………………..7

BAB III. MEMBACA DALAM HATI …………………….…………...………9

BAB IV. MEMBACA TELAAH ISI …………………………………….……24

BAB V. MEMBACA TELAAH BAHASA………………………………….... 28

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 4: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

BAB I

TINJAUAN UMUM

A. KETERAMPILAN BERBAHASA

Keterampilan berbahasa (atau language arts, language skills) dalam kurikulum

sekolah mencakup empat segi yaitu:

1. Keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills);

2. Keterampilan berbicara (speaking skills);

3. Keterampilan membaca (reading skills);

4. Keterampilan menulis (writing skills);

Berikut ini hubungan antar keterampilan tersebut yaitu:

1. Hubungan antara Berbicara dan Menyimpak

Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat dari hal-hal

berikut ini:

a. Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru

(imitasi).

b. Kata-kata yang dipakai biasanya ditentukan oleh perangsang

(stimuli).

c. Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa misalnya ucapan

intonasi.

d. Dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan

rumit.

e. Meningkatkan keterampilan menyimak.

f. Bunyi merupakan faktor penting dalam menyimak.

g. Berbicara dengan alat peraga (visual aids). Mempergunakan bahasa

yang didengarnya (dawson (et al) 163:29).

2. Hubungan antara Menyimak dan Membaca

Beberapa hal yang harus diperhatikan antara menyimak dan membaca

yaitu:

a. Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan

oleh guru melalui bahasa lisan.

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 5: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

b. Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan

(verbalized learning).

c. Menyimak pemahaman (listening comprehension) lebih unggul

disbanding membaca pemahaman (reading comprehension).

d. Pelajar membutuhkan bimbingan dalam menyimak lebih efektif

dan teratur.

e. Kosakata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas

dengan kesukaran dalam belajar membaca yang baik.

f. Korelasi antara kosa kata dan kosa kata simak (reading vocabulary

dan listening vocabulary) sangat tinggi.

g. Faktor tambahan dan ketidakmampuan dalam membaca (poor

reading).

h. Menyimak atau turut membantu anak dan pemahaman informasi

yang terperinci.

3. Hubungan antara Berbicara dan Membaca

Hubungan antara bidang lisan membaca telah dapat diketahui dan ditelaah

penelitian antara lain:

a. Performansi atau penampilan membaca

b. Pola-pola pelajaran ujaran.

c. Struktur kalimat.

d. Kosa kata khusus.

4. Hubungan antara Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis

Komunikasi lisan dan komunikasi tulis terdapat berbagai kesamaan antara

lain:

a. Seseorang anak berbicara jauh sebelum dia dapat menulis kosa

kata, pola-pola kalimat.

b. Membicarakan ide-ide yang rumit yang dia peroleh dari tangan

kedua.

c. Perbedaan-perbedaan pun terlihat antara komunikasi tulis dan

komunikasi lisan.

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 6: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

d. Membuat bagan atau rangka ide-ide yang disampaikan pada saat

pembicaraan.

B. MEMBACA

Membaca adalah suatu dari empat keterampilan berbahasa yang telah

dijelaskan pada subbab A berikut ini tujuan yang terkandung dalam kegiatan

membaca, serta jenis-jenisnya:

1. Pengertian Batasan Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan. (Hodgson 1960:43-44).

Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan

pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), melibatkan

penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah

menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan

(oral language meaning). (Anderson 1972: 209-210).

Secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing meaning to

and getting meaning from printed or written material. Memetik serta

memhami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis

(Finochiaro and bonomo 1973: 119).

2. Tujuan Membaca

Arti (meaning) berhubungan dengan maksud dan tujuan antara lain:

a. Membaca atau menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan

yang telah dilakukan oleh para tokoh, atau perincian fakta-fakta.

b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).

c. Membaca untuk menjadi organisasi cerita (reading for sequence or

organization).

d. Membaca untuk menyimpulkan membaca inferensi (reading for

inference).

e. Membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).

f. Membaca untuk mengevaluasi (reading to evaluate).

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 7: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

g. Membaca untuk memperbandingkan dan mempertentangkan

(reading to compare or contrast). (Anderson 1972 :214).

3. Membaca sebagai Suatu Keterampilan

Keterampilan membaca mencakup tiga komponen yaitu:

a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca;

b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur

linguistik yang formal;

c. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning

(Broughton (et al) 1978 :90).

4. Aspek- aspek Membaca

Dua aspek penting dalam membaca yaitu:

a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills).

b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills).

(Broughton (et al) 1978 : 211)

Ada beberapa aspek lain dalam membaca yaitu:

1) Membaca ekstensif (extensive reading);

2) Membaca intensif (intensive reading);

Selanjutnya sebagai membaca ekstensif ini mencakup pula:

1) Membaca survei (survey reading);

2) Membaca sekilas (skimming);

3) Membaca dangkal (superficial reading);

Sedangkan dalam membaca intensif dapat pula dibagi atas membaca

telaah isi (content study reading) yang mencakup :

1) Membaca teliti (close reading);

2) Membaca pemahaman (comprehensive reading);

3) Membaca kritis (critical reading);

4) Membaca ide (reading for ideas);

Membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup:

1) Membaca bahasa asing (foreign language reading);

2) Membaca sastra (literaty reading).

Perhatikanlah skema-skema berikut ini….!

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 8: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

SKEMA I

-Pengenalan

bentuk huruf

Keterampilan -pengenalan

unsur-unsur linguistik

Mekanis (urutan lebih rendah) -

pengenalan hubungan bunyi dan huruf

Aspek –aspek -

kecepatan membaca:lambat

Membaca

keterampilan pemahaman -

pemahaman pengertian sederhana

(urutan lebih tinggi) -

pemahaman signifikasi/makna

-

evaluasi/penilaian isi dan bentuk

-

kecepatan membaca : fleksibel

SKEMA II

Membaca nyaring membaca membaca survei

Membaca ekstensif membaca sekilas

Membaca dalam hati membaca dangkal

Membaca membaca

teliti

membaca

intensif telaah isi

membaca pemahaman

Membaca kritis

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 9: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Membaca ide-ide

Membaca membaca bahasa

Telaah bahasa membaca sastra

5. Mengembangkan keterampilan membaca

Ada beberapa hal dalam mengembangkan keterampilan berbahasa yaitu:

a. Memperkenalkan kosa kata antonim kata, parafrase.

b. Memahami makna dan struktur kalimat.

c. Menjelaskan kiasan dan sindiran.

d. Meningkatkan kecepatan membaca.

Dalam mata pelajaran membaca dituntut kualifikasi sebagai

berikut:

o Minimal : kemampuan memahami secara langsung (yaitu

tanpa terjemahan) makna/isi prosa sederhana yang non

teknis, kecuali kata yang sulit dan jarang digunakan.

o Baik : kemampuan membaca dengan pemahaman yang

langsung terhadap prosa dan puisi yang taraf kesukarannya

sedang dan isi yang matang.

o Baik sekali :kemampuan membaca,hampir semudah dalam

bahasa ibu sendiri, bahan-bahan yang amat sulit seperti

esei dan karya sastra.

(Finocchiaro and Bonomo 1973 : 28; Lado 1976 : 231).

6. Tahap –tahap Perkembangan Membaca

Ada beberapa tahap dalam perkembangan membaca yaitu:

Tahap I

Para pelajar membaca bahan yang telah dipelajari.

Tahap II

Guru atau kelompok guru bahasa menyusun struktur.

Tahap IIIGuru atau kelompok guru bahasa menyusun kosa kata dan teks.

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 10: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Tahap IV

Membaca penggunaan teks-teks sastra.

Tahap V

Keterampilan dalam berbicara dalam berbahasa.

(Finocchiaro and bonomo 1973 : 123 -125).

BAB II

MEMBACA NYARING

A. PENGERTIAN MEMBACA NYARING

Proses membaca dibagi atas:

a. Membaca nyaring, membaca bersuara, dan membaca lisan (reading out

loud, oral reading, reading aloud).

b. Membaca dalam hati (silent reading).

B. KETERAMPILAN-KETERAMPILAN YANG DITUNTUT DALAM

MEMBACA NYARING

Ada beberapa hal dalam keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring

pada sekolah adalah sebagai berikut:

Kelas I:

Mempergunakan ucapan yang tepat;

Mempergunakan frase yang tepat;

Kelas II

Membaca dengan terang dan jelas;

Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi;

Membaca tanpa terbata-bata;

Kelas III

Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi;

Mengerti serta memahami bacaan;

Kelas IV

Memahami bahan bacaan pada tingkat dasar;

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 11: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Kecepatan mata dan suara;

Kelas V

Membaca dengan pemahaman dan perasaan;

Aneka kecepatan membaca nyaring bergantung pada bahan bacaan;

Kelas VI

Membaca nyaring dengan penuh perasaan, atau ekspresi

Membaca dengan penuh kepercayaan dan mempergunakan frase yang tepat.

( Barbe and Abbott 1975 : 156-167; Dawson (et al) 1963 : 216).

C. PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING

Ada beberapa hal dalam keterampilan membaca nyaring yaitu:

1. Menyoroti ide-ide baru;

2. Menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya.

3. Menghubungkan ide-ide yang bertautan.

4. Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya bahasa dan daya

ekspresi.

Membaca berbagai keterampilan dalam berbahasa antara lain:

a. Memperoleh kesenangan dalam dramatisasi.

b. Memperkaya daya khayal dan imajinasi.

c. Menanamkan disiplin yang tidak terdapat pada jenis membaca

lainnya.

d. Mempertinggi pemahaman dan pengembangan kosa kata,

membaca frase/paragraf.

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 12: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

BAB III

MEMBACA DALAM HATI

A. PENGANTAR

Dalam garis besarnya membaca dalam hati dibagi atas :

1. Membaca ekstensif;

2. Membaca instensif;

B. MEMBACA EKSTENSIF

Membaca ekstensif dibagi atas:

1. Membaca survei (survey reading);

2. Membaca sekilas (skimming);

3. Membaca dangkal (superficial reading);

4. Membaca Survei

Bacaan yang dipelajari yang akan ditelaah, dengan jalan:

a. Memeriksa, dan meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang

terdapat dalam buku-buku;

b. Memeriksa dan meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-

buku yang bersangkutan.

c. Memeriksa dan meneliti bagan, skema, outline buku yang

bersangkutan.

1. Membaca Sekilas

Ada tiga tujuan dalam membaca sekilas ini yaitu:

a. Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel,

tulisan simgkat;

b. Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 13: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

c. Untuk menemukan/menempatkan bahan yang diperlukan dalam

perpustakaan.

d. (Albert (et al) 1961a : 30).

Berikut ini hal yang dijelaskan secara selayang pandang yaitu:

1) Memperoleh Kesan Umum

2) Memperoleh kesan umum dari sesuatu buku nonfiksi

(sejarah,biografi, ilmu pengetahuan, seni dan sebagainya).

3) Menemukan Hal Tertentu

Beberapa petunjuk dalam menentukan hal tertentu yaitu:

a) Tentukan dengan jelas hal atau fakta apa yang hendak

dicari atau sediakan pertanyaan yang akan dijawab.

b) Siapkan kata-kata yang tepat.

c) Mencari informasi dari suatu buku yang mencakup bahan

dan subjek.

d) Mencari kata atau detail yang diinginkan.

4) Menemukan Bahan Dalam Perpustakaan

Mencari sumber informasi dari majalah dan literatur yang

ada.

2. Membaca Dangkal

Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk

memperoleh pemahaman yang dangkal bersifat luaran, yang tidak

mendalam dari suatu bahan bacaan.

B. MEMBACA INTENSIF

Yang termasuk dalam kelompok membaca intensif ialah:

1. Membaca telaah isi (content study reading);

2. Membaca telaah bahasa (linguistic study reading);

C. KETERAMPILAN YANG DITUNTUT PADA MEMBACA DALAM

HATI

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 14: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Ada beberapa hal dalam keterampilan yang dituntut pada membaca dalam

hati yaitu:

Kelas I

1. Membaca tanpa bersuara;

2. Membaca tanpa gerakan-gerakan kepala;

Kelas II

1. Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala;

2. Membaca lebih cepat secara dalam hati;

Kelas III

1. Membaca dalam hati tanpa menunjuk jari-jari, tanpa gerakan

bibir;

2. Memahami bahan bacaan yang dibaca secara diam atau

secara dalam hati;

3. Lebih cepat membaca dalam hati;

Kelas IV

1. Mengerti serta memahami bahan bacaan pada tingkat dasar;

2. Kecepatan mata dalam membaca tiga kata per detik;

Kelas V

1. Membaca dengan pemahaman yang baik;

2. Membaca dalam hati jauh lebih baik dari pada membaca

bersuara;

3. Membaca tanpa gerakan bibir atau kepala;

4. Menikmati bahan bacaan yang dibaca

Kelas VI

1. Membaca gerakan tanpa gerakan bibir;

2. Dapat menyesuaikan kecepatan membaca dengan

tingkat kesukaran yang terdapat dalam bahan bacaan;

3. Dapat membaca dalam 180 patah kata dalam satu

menit bahan bacaan fiksi pada tingkat dasar. (Barbe and

Abbott 1975 : 156 – 167).

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 15: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

BAB IV

MEMBACA TELAAH ISI

A. PENDAHULUAN

Membaca telaah isi dapat kita bagi atas:

1. Membaca teliti;

2. Membaca pemahaman;

3. Membaca kritis;

4. Membaca ide;

B. MEMBACA TELITI

Membaca teliti membutuhkan berbagai hal antara lain:

1. Survei yang cepat untuk melihat organisasi dalam pendekatan

umum;

2. Membaca seksama dan membaca ulang paragraf- paragraf untuk

menemukan kalimat-kalimat judul dan perincian penting;

3. Penemuan hubungan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan

dan artikel;

1. Membaca Paragraf dengan Pengertian

Mengembangkan pikiran pokok suatu paragraf antara lain:

a. Dengan mengemukakan alasan-alasan;

b. Dengan mengutarakan perincian-perincian;

c. Dengan mengetengahkan satu atau lebih contoh;

d. Dengan membandingkan atau mempertentangkan dua hal.

(Albert (et al) 1961a : 35).

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 16: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Beberapa skema yang baik dalam pengembangan paragraf antara

lain:

1) Pengembangan paragraf dengan mengemukakan alasan

organisasi paragraf tersebut tanpa kesulitan, inilah rangka

paragraf tersebut:

2) Penelitian mengenai bahasa simalungun masih berlaku.

3) Bahasa simalungun adalah bahasa penghubung antara

bahasa batak utara dan bahasa batak selatan.

4) Bahasa simalungun bukan bahasa ibu saya.

5) Ingin memberikan sumbangan bagi ilmu bahasa (regional,

nasional, maupun internasional). Pengembangan Paragraf

dengan Mengutarakan Perincian

Paragraf perincian lebih mengutarakan suatu penjelasan atau

keterangan.

(Victor Hage “Otobiografi”).

a. Pengembangan Paragraf dengan Mengetengahkan Contoh

Mengetengahkan satu atau lebih contoh untuk menjelaskan apa

yang dia maksudkan.

b. Pengembangan Paragraf dengan Perbandingan atau Pertentangan

Penggunaan komparasi dalam paragraf tersebut yaitu:

Bahasa batak merupakan “lingua franca”. Dari segi fonetik dibuat

komparasi diantaranya:

1) Fonem /U/pada BU menjadi/o/ pada BT dan BS ; contoh:

beras-boras-boras “beras”.

Puluh-puluh-pulu”puluh”

Waluh-waluh-walu”delapan”

Siwah-siah-sia “Sembilan”

Taneh-tanoh-tano “tanah”

(H.G. Tarigan “Bahasa-bahasa Batak”).

2) Membaca Pilihan Yang Lebih Panjang

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 17: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Menguraikan sebuah ide-ide dalam paragraf atau

menerangkan ide-ide dalam paragraf-paragraf terdahulu.

(Albert (et al) 1961a:44).

2. Membuat Catatan

Tiga hal yang penting dalam membuat catatan

Menolong kita untuk memahami apa yang kita abaca dan kita dengar;

a. Terus-menerus mencari fakta dan ide yang penting;

b. Membantu ingatan kita untuk mencatat fakta serta ide-ide

yang penting.

3) Mengenai Bacaan

a) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

membuat catatan mengenai bacaan:

b) Bacalah sekilas seluruh kutipan;

c) Tentukan apa yang perlu kita catat;

d) Buatlah catatan dengan kata-kata sendiri;

e) Kembangkanlah sistem sendiri mengenai singkatan

dan penggalan –penggalan.

f) Pakailah tanda-tanda kutipan.

g) Buatlah catatan yang jelas dan tepat.

h) Butir-butir penting harus digarisbawahi. (Albert (et

al) 1961a : 43 -44).

4) Menandai Buku

Mortimer J. Adler pernah menulis sebuah artikel yang

berjudul “How to Mark a book” yang dibuat dalam The

Saturday Review of Literature, artikel ini memuat dua

puluh butir yang dapat kita simpulkan sebagai berikut:

a) Haruslah ditegaskan secara blak-blakan.

b) Membaca sesuatu “antara baris-baris”.

c) Jangan menandai buku yang bukan milik kita

sendiri.

d) Menilai sesuatu buku.

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 18: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

e) Mengerti isi dari sebuah buku.

f) Memiliki sejumlah buku.

g) Memahami isi buku.

h) Mencatat lukisan.

i) Menandai sebuah buku.

j) Menjawab masalah-masalah yang fundamental.

k) Membaca sebuah buku dengan catatan-catatan.

l) Menulis dengan kata-kata kita sendiri.

m) Cermin yang dipergunakan untuk menilai diri

sendiri.

n) Mengadakan konversasi atau percakapan antara

pembaca dan pengarang.

o) Memberi angka-angka pada pinggir halaman.

p) Bagian depan halaman-halaman kosong.

q) Membuat outline dan catatan.

r) Membaca surat kabar.

s) Catatan dari sebuah buku.

t) Sebuah catatan dan tanda. (Salisbury 1955 : 286-8).

3. Dalam Kelas

Menyampaikan informasi melebihi bahan-bahan yang tertera dalam buku

pegangan (textbook) dan mempergunakan pendekatan kuliah (lecture

approach).

4. Menelaah Tugas

Berikut ini akan diperbincangkan setiap langkah atau tahap yang terdapat

dalam metode studi ini yaitu:

1) Survey (survei; Penelitian Pendahuluan)

2) Question (Tanya)

3) Read (Baca)

4) Recite (Ceritakanlah Kembali dengan kata-kata Sendiri)

5) Review (Tinjau Kembali)

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 19: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

C. MEMBACA PEMAHAMAN

Membaca pemahaman (atau reading for understanding) yang dimaksudkan di

sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami:

1. Standar-standar atau norma-norma kesastraan (literarty

standards);

2. Resensi kritis (critical Review);

3. Drama tulis (printed drama);

4. Pola-pola fiksi (patterns of fiction).

Berikut ini akan diuraikan satu persatu secara berurutan:

1. Standar Kesastraan

Kesusastraan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara antara lain

yaitu:

a. Puisi atau prosa;

b. Fakta atau fiksi;

c. Klasik atau modern;

d. Subjektif atau objektif;

e. Eksposisi atau normatif.

2. Resensi Kritis

Ada empat hal dalam kegunaan resensi kritis yaitu :

a. Mengetengahkan komentar mengenai kesegaran atau

eksposisi atau cerita;

b. Mengutarakan komentar mengenai gaya, bentuk serta nilai

atau manfaat.

c. Memberikan suatu rangkuman pandangan, pendirian, atau

point of view

(isi eksposisi atau sinopsis).

d. Mengemukakan fakta-fakta untuk menunjang pertimbangan

(kepple, 1973 :57).

3. Drama Tulis

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 20: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Kaitannya dengan sebuah drama tulis terletak pada

sandiwara/drama petunjuk karakter, motif, intensi.

Suatu sikap kritis yang logis terhadap drama antara lain mengerti

akan:

a. Prinsip-prinsip kritik drama;

b. Unsur-unsur drama;

c. Jenis-jenis drama.

a. Prinsip – prinsip Kritik drama

Pada abad ke -18, seorang dramawan Jerman yang bernama

Goethe memformulasikan tiga prinsip drama yaitu:

a. Apakah yang hendak dilakukan oleh seniman?

b. Betapa baikkah dia melakukan hal itu?

c. Bermanfaatkah hal itu dilakukan?

b. Unsur-unsur drama

Unsur- unsur drama meliputi berbagai hal antara lain yaitu: plot,

karakterisasi, (penokohan), dialog (percakapan), dan aneka sarana

kesastraan serta kedramaan.

1) Plot. Ada beberapa hal yang diketahui mengenai plot antara lain

yaitu:

a) Eksposisi;

b) Komplikasi;

c) Resolusi atau denoument.

2) Karakterisasi. Ada beberapa hal dalam lakon karekteristik yaitu:

a) Tokoh gagal, tokoh badut, atau the foil.

b) Tokoh idaman atau the type character.

c) Tokoh statis atau the statis character.

d) Tokoh yang berkembang.

3) Dialog.

Dalam setiap lakon atau atau gambar hidup haruslah

memenuhi dua tuntutan yaitu:

a) Dialog harus memajukan atau menunjang aksi (action).

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 21: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

b) Dialog harus menyesuaikan dengan idiom atau ujaran.

4) Aneka Sarana Kesastraan

Kesuksesan drama dapat dikategorikan beberapa faktor antara lain

yaitu:

a) Gaya bahasa ulangan (repetisi);

b) Gaya bahasa yang menyuksesan drama;

c) Simbolisme atau perlambang;

d) Empati serta jarak estetik (empathy and aesthetic distance);

(Albert (et al),

e) 1961c :50-54).

c. Jenis – jenis Drama

Keempat jenis lakon akan di uraikan sebagai berikut:

1) Tragedi adalah sejenis drama yang mempunyai ciri dengan

sebuah lakon sedih, atau lakon tragis.

2) Komedi adalah sebuah drama yang mempunyai daya

spontanitas dan gelak tawa.

3) Melodrama adalah sebuah drama yang mempunyai hal

mengenai daya imajinasi yang menggambarkan rasa sedih dan

bahagia.

4) Farce adalah drama yang erat hubungannya dengan tragedi

dengan komedi dengan menimbulkan hal yang kelucuan.

(Albert (et al), 1961c :58-59).

4. Pola-Pola Fiksi

Memahami pola-pola fiksi dengan sebaik-baiknya akan dibahas sebagai

berikut:

a. Pengertian Fiksi adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk

membedakan uraian yang tidak bersifat historis dari uraian yang

bersifat historis.(Brooks, Purser and Warren, 1952 : 9).

b. Pengertian fiksi dan nonfiksi terletak pada tujuan dan maksud dari

cerita atau narasi seperti sejarah, biografi, cerita berita, dan cerita

perjalanan.

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 22: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Kesimpulannya ialah bahwa cerita nonfiksi bersifat aktualitas. Aktualitas

adalah apa-apa yang benar –benar terjadi; sedangkan realitas adalah apa-apa

yang dapat terjadi. (Tarigan; 1978b : 7-8).

a. Unsur- unsur Fiksi

Dalam penulisan fiksi perlu diperhatikan hal-hal yang sesuai dengan

prinsip-prinsip serta masalah teknis sebagai berikut:

1) Permulaan dan eksposisi (beginning and eksposition);

2) Pemerian dan latar (description and setting);

3) Suasana (atmosphere);

4) Pilihan dan saran (selection and suggestion);

5) Saat penting (key moment);

6) Puncak klimaks (climax);

7) Pertentangan, konflik (conflict);

8) Rintangan, komplikasi (complication);

9) Pola atau model (pattern or design);

10) Kesudahan; kesimpulan (denoument);

11) Tokoh dan aksi (character and action);

12) Pusat minat (focus of interest);

13) Pusat tokoh (focus of character);

14) Pusat narasi (focus of narration: point of view);

15) Jarak (distance);

16) Skala (scale);

17) Langkah (pace) (Brooks and Warren, 1959 :644 -8).

Khusus bagi suatu cerita pendek yang lengkap, maka unsure

dibawah ini harus dimiliki:

a) Tema (theme);

b) Plot, perangkap atau konflik dramatic;

c) Pelukisan watak (character delineation);

d) Ketegangan dan pembayangan (suspence and

foreshadowing);

e) Kesegaran dan suasana (immediacy and atmosphere);

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 23: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

f) Point of view;

g) Fokus terbatas dan kesatuan (limited focus and unity).

(Lubis, 1960 : 14).

Dari segi “keapaan” perlu diperhatikan unsur-unsur

berikut ini:

1) Suspense (ketegangan);

2) Plot (alur, isi cerita);

3) Unity (kesatuan);

4) Logic (logika);

5) Interpretation (penafsiran);

6) Belief (kepercayaan);

7) The total experience wich fiction gives

(keseluruhan pengalaman yang diberikan oleh

fiksi);

8) Setting (latar);

9) Atmosphere (suasana);

Sedangkan dari segi pembuatan fiksi, perlu diperhatikan hal-hal berikut

ini:

1) Selectivity (kemampuan memilih; menyaring);

2) Focus (pusat, focus);

3) Point of view (sudut pandangan);

4) Style (gaya);

5) Eksposition (eksposisi; awal; penjelasan);

6) Movement (gerakan);

7) Conflict (konflik;pertentangan) (Brooks, Purser, and

Warren,

1952:9-28).

Beberapa unsur-unsur diantaranya yaitu:

a) Tema;

b) Plot;

c) Pelukisan watak;

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 24: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

d) Konflik;

e) Latar;

f) Pusat;fokus.

Akan diuraikan unsur-unsur yang ada sebuah karangan fiksi

yaitu:

1) Tema adalah dasar atau makna dari sesuatu cerita atau

novel.

berikut cerita tradisional terlihat tema-tema berikut ini:

a) Kebaikan mengalahkan kejahatan;

b) Dalam kesusahan barulah orang mengingat tuhan.

2). Plot adalah istilah lain yang sama maknanya dengan plot ini

yaitu trap atau dramatic conflict ketiganya mengandung

makna”struktur gerak atau laku dalam fiksi atau drama”.

atau the structure of the action in fiction or drama”. setiap

cerita biasanya dibagi dalam lima bagian yaitu:

a) Situation (pengarang mulai melukiskan suatu

keadaan);

b) Generating circumstances (peristiwa yang

bersangkut-paut mulai bergerak);

c) Rising action (keadaan mulai memuncak);

d) Climax (peristiwa mencapai klimaks);

e) Denoument (pengarang memberikan pemecahan

soal dari semua peristiwa); (Lubis, 1960 : 16 – 17 ).

3). Pelukisan watak yaitu melukiskan watak dari sebuah

tokoh.

Ada beberapa cara dalam pelukisan watak yaitu:

a) Physical description (melukiskan bentuk lahir dari

pelakon);

b) Portrayal of thought stream or of conscious thought

(melukiskan jalan pikiran pelakon atau apa yang

melintas dalam pikirannya)

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 25: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

c) Reaction to events (melukiskan bagaimana reaksi

pelakon terhadap kejadian).

d) Direct author analysis (pengarang dengan langsung

menganalisis watak pelakon).

e) Discussion of environment (pengarang melukiskan

keadaan sekitar pelakon).

f) Reaction of others to character (pengarang

melukiskan bagaimana pandangan pelakon lain

dalam suatu cerita terhadap pelakon utama).

g) Conversation of others about character (pelakon-

pelakon lainnya dalam suatu cerita

memperbincangkan keadaan pelakon utama).

(Lubis; 1960 :18).

4). Konflik merupakan bagian penting dalam suatu cerita yang

menggambarkan sebuah tokoh dalam lakon drama.

Terdapat aneka ragam konflik diantaranya:

1. Manusia dan manusia;

2. Manusia dan masyarakat;

3. Manusia dan alam sekitar;

4. Suatu ide dan ide lain;

5. Seseorang dan katahatinya, dengan das Ich-nya;

5). Latar

Latar dilukiskan dalam sebuah cerita yang bersifat realistic

accuracy, ada unsur tempat ruang dalam suatu cerita.

(Brooks, Puser, and Warren;1952:819).

6). Pusat (Fokus/focus)

Yang dimaksud focus adalah pusat tempat materi suatu

karya imajinatif yang berkonsentrasi serta bertumpu.

Ada beberapa hal dalam sebuah focus yaitu:

a) Pusat minat (focus of interest);

b) Pusat tokoh (focus of character);

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 26: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

c) Pusat cerita (focus of narration); (Brooks and Warren;

1959 : 657).

b. Jenis-Jenis Fiksi

Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan fiksi, misalnya:

1) Berdasarkan bentuk;

2) Berdasarkan isi;

3) Berdasarkan kritik sastra;

Berikut ini akan diuraikan beberapa point yang ada sebagai berikut:

a) Novel (istilah kita roman dalam bahasa belanda);

b) Novelette (istilah kita novel, dari bahasa belanda “novelle”

yang pada gilirannya berasal dari bahasa prancis “nouvelle”

yang berarti hal yang baru).

c) Short story (istilah kita cerita pendek);

d) Short short story (dapat dinamakan cerita singkat);

e) Vignette (dalam bahasa prancis berarti gambar kecil untuk

hiasan yang dalam bentuk mula-mula berupa cabang pohon

anggur).(Notosusanto; 1957 : 29).

Berdasarkan isi

Berdasarkan isinya fiksi dibagi atas delapan jenis, yaitu:

a) Impresionisme;

b) Romantik;

c) Realisme;

d) Sosialis-realisme;

e) Realisme sebenarnya;

f) Naturalisme;

g) Ekspresionisme;

h) Simbolisme; (Lubis; 1960: 38-45).

Berikut beberapa pengertian delapan jenis fiksi berikut:

Imperionisme berarti “pemberian kesan-kesan panca indra

dengan tidak merupakan sesuatu bentuk tertentu”atau penjelmaan

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 27: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

pikiran , perasaan dan bentuk-bentuk dengan cara sendirian

(sugesti), dan bukan penjelasan sepenuhnya.

Romantik adalah cara merangsang yang mengidealisasikan

penghidupan dan pengalaman manusia.

Realisme adalah cara menulis hanya memperhatikan

manifestasi jasmani (materi) dan yang kelihatan dari luar;

Sosialis realisme adalah cara melukiskan penghidupan yang

materialistis dan dangkal berdasar pada dogma.

Realisme sebenarnya cara menulis yang berusaha sekuat

daya menunjukkan pemandangan kesatuan yang utuh.

Naturalisme adalah suatu cara menulis yang melukiskan

dengan cermat dan teliti apa yang dilihat dan dirasa oleh panca

indra.

Ekspresionisme adalah memancar dalam jiwa pengarang

beserta bentuk-bentuk kebendaan dikalahkan oleh manifestasi

kejiwaannya.

Simbolisme adalah suatu bentuk yang bersifat simbolis atau

sebuah benda, sesuatu yang kongkret. (Tarigan; 1978b : 49 -53).

3). Berdasarkan kritik sastra

Dalam mengkategorikan novel dan juga fiksi pada umumnya

Robert liddel membuat pembagian sebagai berikut:

a) . Novel yang menuntut kritik sastra yang serius

i. Novel-novel yang baik.

ii. Novel-novel yang mungkin saja baik.

b) Novel-novel yang berada di bawah taraf kritik sastra yang serius

i. Taraf sedang

ii. Taraf rendah

(Liddell; 1965 : 20 -21).

D. MEMBACA KRITIS

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 28: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Pada umumnya membaca kritis (membaca interpretatif atau pun membaca

kreatif) menuntut para pembaca agar:

1. Memahami maksud penulis;

2. Memahami organisasi dasar tulisan;

3. Dapat menilai penyajian penulis/pengarang;

4. Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan

sendiri;

5. Meningkatkan minat baca, kemampuan baca, dan berpikir

kritis;

6. Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan;

7. Membaca majalah atau publikasi periodic yang serius.

1. Memahami Maksud Penulis

Hal-hal yang diperlukan dalam memahami maksud penulis yaitu:

a. Carilah paragraf-paragraf pendahuluan suatu pernyataan

mengenai maksud penulis;

b. Menentukan ruang lingkup pembicaraannya;

c. Menentukan organisasi serta penyajian bahannya;

d. Mendapatkan maksud yang tersirat;

2. Memanfaatkan Kemampuan Membaca dan Berpikir Kritis

a. Membaca atau menyimak;

b. Berpikir secara jelas dan objektif;

c. Fakta-fakta dan alas an yang jelas;

3. Memahami Organisasi Dasar Tulisan

Memahami organisasi dasar tulisan ada beberapa hal yaitu:

a. Pendahuluan;

b. Isi;

c. Kesimpulan;

4. Menilai Penyajian Pengarang

Beberapa hal yang diajukan dari berbagai segi pertanyaan:

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 29: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

a. Informasi;

b. Logika;

c. Bahasa;

d. Kualifikasi;

e.Sumber-sumber informasi yang dipergunakan oleh pengarang;

Ada beberapa hal dalam penyajian informasi antara lain:

1) Segi informasi;

2) Segi logika;

3) Segi bahasa;

4) Segi kualifikasi;

5) Segi sumber informasi;

5. Menerapkan Prinsip-Prinsip Kritis pada Bacaan Sehari-hari

a. Penyensoran Tersembunyi (hidden censorship);

b. Pilihan Bahasa (choice of language);

c. Posisi (position);

6. Meningkatkan Minat Baca

a. Menyediakan waktu untuk membaca

b. Memilih bacaan yang baik;

7. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bacaan;

a. Buku-buku yang pantas dibaca;

b. Norma-norma Kritik;

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam norma yang

berhubungan dengan pemilihan bacaan sastra yaitu:

1. Norma-norma estetik;

2. Norma-norma sastra;

3. Norma-norma moral;

8. Membaca Majalah

Ada beberapa kriteria dalam membaca majalah yaitu:

a. Tingkat-tingkat Tuntutan/Daya Pikat;

b. Analisis Komparatif terhadap Dua Artikel;

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 30: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

E. MEMBACA IDE

Yang dimaksud membaca ide atau reading for ideas yaitu sejenis kegiatan

membaca yang ingin mencari,memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang

terdapat pada bacaan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membaca sebuah bacaan yaitu:

1. Pembaca yang Baik Tahu Mengapa Dia Membaca

2. Pembaca yang Baik Memahami Apa yang Dibacanya

3. Pembaca yang Baik Harus Menguasai Kecepatan Membaca

4. Pembaca yang Baik Harus Mengenal Media Cetak

Beberapa bentuk kontemporer media cetak meliputi:

a. Papersbacks (buku saku;buku berjilid;kulit kertas);

b. Media grafika(komik; kartun, foto; penyajian

statistic,

grafis, diagram, peta, dan lain-lain);

c. Majalah;

d. Surat kabar ( cf.salisbury; 1955: 317-80).

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 31: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

BAB V

MEMBACA TELAAH BAHASA

A. PENDAHULUAN

Membaca telaah bahasa Indonesia mencakup berbagai hal yaitu:

a. Membaca bahasa (asing) atau (foreign) language reading;

b. Membaca sastra (literary reading);

B. MEMBACA BAHASA

Tujuan utama pada membaca bahasa ini adalah:

1. Memperbesar daya kata (increasing word power);

2. Mengembangkan kosa kata (developing vocabulary);

Uraian-uraian dalam membaca bahasa adalah sebagai berikut:

1. Memperbesar Daya Kata

Dalam kegiatan membaca bahasa untuk memperbesar daya kata, ada beberapa

hal yang harus kita ketahui, antara lain:

a. Ragam-ragam bahasa;

b. Mempelajari makna kata dari konteks;

c. Bagian-bagian kata;

d. Penggunaan kamus;

e. Makna-makna varian;

f. Idiom;

g. Sinonim dan antonim;

h. Konotasi dan denotasi;

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 32: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

i. Derivasi;

Beberapa hal dalam membaca bahasa yang harus

diperhatikan yaitu:

a. Ragam-ragam bahasa;

b. Mempelajari Makna Kata dari Konteks;

c. Bagian-bagian kata;

Bagian-bagian kata terdiri dari:

1) Prefiks (atau awalan);

2) Root (akar atau dasar kata);

3) Suffiks (atau Akhiran);

4) Infiks (atau sisipan);

a. Penggunaan Kamus

b. Aneka makna

c. Idiom (ungkapan)

d. Sinonim dan Antonim

e. Konotasi

f. Derivasi Kata

2. Mengembangkan Kosa Kata Kritik

Dalam upaya mengembangkan kosa kata kritik hal yng perlu diperhatikan

yaitu:

a. Bahasa kritik sastra;

b. Memetik makna dari konteks;

c. Petunjuk-petunjuk konteks.

a. Bahasa kritik sastra

Beberapa sampel yang dimanfaatkan yaitu:

Pribadi

Gaya Intelegensi Karakter

Hangat Kasar Cepat Egois

Menyendiri Luwes Lincah Tidak egois

Menyelok Penjilat Lamban Egosentris

Menakutkan Rendah hati Siap sedia Terpercaya

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 33: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Memuakkan kaku Terandalkan

Meluap Periang Kuat

Ramah tamah Cemberut Sukar

Penuh semangat Terus terang Bersih

b. Memetik Makna dari Konteks

Ada beberapa dari sebuah makna dari konteks yaitu:

1) Makna denotatif yaitu sesuatu atau segala sesuatu yang dapat

diterapi oleh kata tersebut;

2) Makna designatif suatu kata adalah jumlah karakteristik

yang harus dimiliki oleh benda tertentu kata itu diterapkan

padanya.

3) Makna konotatif sesuatu kata adalah segala sesuatu yang

disarankan dan dianjurkan oleh kata itu.

c. Petunjuk-petunjuk konteks

beberapa hal dalam sebuah petunjuk konteks yaitu:

1. definisi atau batasan

2. uraian baru (restatement)

3. mempergunakan pengubah (modifier)

4. mempergunakan kontras

C. MEMBACA SASTRA

Beberapa hal dalam membaca sastra yaitu:

1. Bahasa Ilmiah dan Bahasa Sastra

Bahasa ilmiah pada umumnya bersifat denotatif, dan bahasa sastra pada

umumnya bersifat konotatif.

2. Gaya Bahasa

Gaya bahasa ini kita akan batasi pada hal umum saja antara lain:

a. Perbandingan yang mencakup metafora, kesamaan, dari analogi;

b. Hubungan yang mencakup metoninia, dan sinekdoke;

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 34: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

c. Taraf pernyataan, yang mencakup hiperbola, litotes, dan ironi

(perrin; 1968 :350-3).

Beberapa hal yang harus dipahami dalam sebuah gaya bahasa yaitu:

1) Perbandingan

Gaya bahasa metafora, kesamaan, dan analogi sama-sama membuat

komparasi atau perbandingan tetapi dengan cara-cara yang berbeda.

a) Metafora adalah sejenis gaya bahasa perbandinganyang

paling singkat dan padat tersusun rapi. Contoh : Aku terus

memburu Untung. Kesamaan atau persamaan menegaskan

bahwa yang satu sama dengan yang lain. Contoh : Para

gembala sardini adalah orang-orang asli.

b) Analogi adalah sugestif yang menekankan pada suatu ide.

2) Hubungan

Sinekdoke adalah memberi nama suatu bagian apabila yang

dimaksud adalah keseluruhan atau sebaliknya, keseluruhan

pengganti sebagian. Contoh : Berjuta-juta mulut harus di beri

makan oleh pemerintah.

Metonomia suatu gaya bahasa umum (baik dalam pemakaian

formal maupun general). Contoh : materi bagi objek yang terbuat

dari padanya; Karet bagi penghapus pensil yang terbuat dari

karet;

3) Pernyataan

Dari segi tarafnya , pernyataan ini terbagi atas tiga jenis yaitu:

a) pernyataan yang berlebih-lebihan (overstatement; atau

hiperbola);

b) pernyataan yang dikecil-kecilkan (litotes);

c) ironi.

Berikut ini akan dibahas secara singkat, berikut contoh-

contohnya:

i. Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang

mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan,

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan

Page 35: Rangkuman Buku Henri Guntur Tarigan-membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

memberi penekanan pada suatu pernyataan atau

situasi, gaya bahasa ini dengan melibatkan kata-kata,

frase, kalimat. Contoh: Sempurna sekali, tiada

kekurangan suatu apapun buat pengganti baik atau

cantik;

ii. Litotes kebalikan dari hiperbola adalah sejenis gaya

bahasa yang mengandung pernyataan yang sekecil-

kecilnya, dikurangi dari kenyataan sebenarnya,

misalnya untuk merendahkan diri. Contoh : Mohamad

Ali bukanlah petinju yang jelek. H.B Jassin bukan

kritikus jalanan.

iii. Ironi (atau ejekan) adalah sejenis gaya bahasa yang

mengimplikasikan (menyatakan secara tidak

langsung) sesuatu yang nyata berbeda, ironi ringan

merupakan suatu bentuk humor, tetapi ironi keras

merupakan suatu bentuk sarkasme atau satire. Contoh

berikut ini melukiskan sekaligus litotes dan ironi;

Suatu revolusi senantiasa dibedakan oleh

ketidaksopansantunan, barangkali karena penguasa

tidak mau bersusah-susah dalam hal yang baik untuk

mengajar orang-orang sikap-sikap yang terpuji.

(Perrin; 1968 : 353).

Aji Furqon Kelas G 519-Rangkuman Buku :“Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa” buah karya bapak Prof. Dr. Hendry Guntur Tarigan