Naskah Publikasi Guntur Marct Aditya

20
STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan GUNTUR MARCT ADITYA 1203016

description

keperawatan

Transcript of Naskah Publikasi Guntur Marct Aditya

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER

DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULYOGYAKARTA 2015

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

GUNTUR MARCT ADITYA

1203016

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA 2015

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER

DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULYOGYAKARTA 2015

Disusun Oleh:GUNTUR MARCT ADITYA

1203016

Telah melalui sidang skripsi pada : 14 Maret 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

(I Wayan Sudarta., S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kep) (Hadi Wahyono., SKM., MPH) (Sarwinantyo.,SKp)

Mengetahui, Ka. Prodi S-1 Ilmu Keperawatan

STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

(Nurlia Ikaningtyas, S. Kep., Ns., M. Kep., Sp. Kep., MB)

ii

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER

DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULYOGYAKARTA 2015

Guntur Marct Aditya1, Hadi Wahyono 2, Sarwinantyo 3

ABSTRAK

Latar Belakang : Sikap caring perawat sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan, salah satunya adalah dengan merawat pasien PJK yang mengalami kecemasan.Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien jantung koroner di ruang Bakung Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta pada bulan Januari 2015.Metode: Desain penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional, sampel dalam penelitian ini adalah perawat berjumlah 20 responden dan pasien PJK berjumlah 20 responden di ruang Bakung Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Januari 2015. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dan accidental sampling. Metode pengumpulan data menggunakan observasi untuk semua variabel.Analisa : Analisa data dalam penelitian ini menggunakan Chi Square dengan komputerisasi.Hasil: Didapatkan hasil p value= 0,035 dengan tingkat kemaknaan α=0,05 (p < 0,05) maka H0 ditolak dan Hα diterima yang berarti ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien PJK, uji coefisiensi contingensi didapatkan C= 0,635 yang berarti hubungan kuat.Kesimpulan: Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.Saran: Bagi peneliti lain disarankan meneliti tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner dan bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Disarankan agar perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat bersikap lebih ramah, sopan dan care sehingga dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan pasien dan keluarga

Kata kunci: perilaku caring perawat –Tingkat KecemasanKepustakaan: 42, 2002-2013

1Mahasiswa S-1 Keperawatan, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta2Dosen Prodi S-1 Keperawatan, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta3Dosen Prodi S-1 Keperawatan, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

iii

THE RELATIONSHIP OF BEHAVIOR CARING NURSE WITH THE PATIENTS ANXIETY LEVELS OF CORONARY HEART DISEASE

IN A HOSPITAL PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA 2015

Guntur Marct Aditya1, Hadi Wahyono 2, Sarwinantyo 3

ABSTRACT

Background : Nurse caring is very needed in nursing service such as caring patient’s coronary hearth disease who anxiety.Objective :This study was conducted to determine the relationship of caring behavior of nurses with patient anxiety levels of coronary heart disease in Bakung hospital Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta in JanuaryMethods :The study design was a cross sectional correlation, the population in this study was the nurse and the patient's coronary heart disease in Bakung hospital Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta in January 2015 amounted to 20 respondents for caring behavior of nurses and 20 respondents to the anxiety levels of patients with coronary heart disease sampling techniques using total sampling and accidental sampling. Methods of data collection using observations for all variables.Analysis : Data analysis in this research use Chi Square by computerization.Results : Can be found the result from this research p value= 0,035 with purpose level α=0,05 (p < 0,05) so H0 rejected and Hα received which means there is relation between caring nurse with anxiety level patient CHD, coefisiensi contingensi test can be found C= 0,635 which means the relation is strong.Conclusion : For other researchers suggested research on other factors that can affect the patient's anxiety level of coronary heart disease and for hospitals Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta is recommended that nurses in providing health care services could be more friendly, polite and care so as to reduce the anxiety felt by the patient and family.

Keywords : caring behavior – levels of anxietyBibliography : 42, 2002-20131Student of Bachelor Of Nursing, Bethesda Institute for Health Scienses2Lecturer at Nursing Program, Bethesda Institute for Health Scienses3Lecturer at Nursing Program, Bethesda Institute for Health Scienses

iv

PENDAHULUAN

Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang strategis dan merupakan faktor

yang paling menentukan untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal

dengan asuhan keperawatan yang bermutu. Untuk mewujudkan asuhan

keperawatan yang bermutu diperlukan beberapa komponen yang harus

dilaksanakan oleh perawat, diantaranya adalah dengan memperhatikan sikap

caring ketika memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawat dikatakan

bermoral, jika perawat bertindak menurut aturan yang benar. Dalam penelitian

Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan, akan tetapi,

tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak akan tercapai.

Caring merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti respon antara

perawat dan klien. Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih

berpengetahuan, dan dapat meningkatkan kesehatan.1

Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak bisa terpisahkan dan pada saat

yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas praktik dilakukan dalam

proses caring di lingkungan keperawatan.2 Perawat yang bertugas memberikan

asuhan keperawatan harus mengembangkan perilaku caring. Perawat yang

berprilaku caring berarti perawat tersebut sudah memberikan pelayanan yang baik

kepada pasien. Sikap caring berarti perawat bersikap empati, memberi dukungan,

simpati serta perlindungan kepada pasien. Perilaku caring dapat memberikan

kontribusi besar terhadap kualitas pengalaman pasien selama dilakukan

perawatan.3 Sikap caring perawat sangat diperlukan dalam pelayanan

keperawatan, ternyata belum semua perawat berprilaku caring. Penelitian dari

Ardiana (2010) bahwa hampir separuh perawat belum berprilaku caring menurut

persepsi pasien, terutama kemampuan perawat berkomunikasi dengan pasien.

Sehingga hal ini berdampak pada hubungan teraupeutik perawat dengan pasien,

kepuasan pasien bahkan financial rumah sakit.4

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menggambarkan sikap caring

perawat. Penelitian dari Supriatin (2009) juga mendapatkan data perawat yang

kurang caring sebesar 58,1% dan perawat yang caring sebesar 41,9%.5 Data

tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Malini, Sartika, Idianola, & Edward

(2009) yang menyatkan bahwa perilaku caring yang ditampilkan oleh responden

masih buruk, hal ini dimungkinkan karena beberapa faktor, misalnya beban kerja

yang tidak seimbang. Data tersebut menunjukan bahwa perilaku caring perawat

masih perlu ditingkatkan.6 Jantung koroner, telah menjadi penyebab kematian

utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada

arteri koroner yang menyuplai darah ke otot jantung. Salah satu hambatan berupa

plak, dan prosesnya memakan waktu yang amat panjang. Salah satu faktor yang

menyebabkan jantung koroner ini adalah stres psikologis.

Kecemasan adalah salah satu bentuk emosi yang menyebabkan ketegangan jiwa

dan bila hal ini tidak tersalurkan dengan baik,emosi yang tertekan itu akan

mencetuskan akibat-akibat yang negatif yang berhubungan dengan berbagai

sistem organ tubuh. Bila yang terkena adalah jantung, dampaknya akan luas,

karena itu kecemasan dan ketegangan berpengaruh terhadap sistem kardiovaskuler

yang dapat tercermin pada detak jantung yang berdebar-debar, sesak nafas, dll.7

Banyak diantara pasien penyakit jantung koroner (PJK) memiliki kecemasan

berlebihan terhadap kondisi penyakit yang dideritanya, cemas dapat menyebabkan

serangan jantung atau mati mendadak. Bagi pasien kurang mampu, kecemasan itu

muncul karena tidak mampu membeli obat-obat, atau tidak mampu membayar

tindakan yang dianggapnya bisa menyembuhkan penyakitnya. Respon tubuh

terhadap stres adalah keluarnya hormoncatecolamin dan neurotransmitter

norepineprin, serotonin, gamma-aminobutryic acid, apabila substansi-substansi ini

meningkat di dalam tubuh, maka denyut jantung akan betambah cepat dan kuat,

sehingga menyebabkan vasokontriksi, kolesterol darah meningkat gula darah

meningkat, sel-sel darah cenderung bergumpal. Dengan demikian, dapat

dimengerti bahwa stres memegang peranan penting dalam proses terjadinya PJK

dan juga komplikasi akibat PJK.8

Data WHO (2011) bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor

satu di dunia dan 60% dari seluruh kematian penyakit jantung adalah penyakit

jantung iskemik dan sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30% kematian di

seluruh dunia disebabkan penyakit jantung.9 Diperkirakan tahun 2030 bahwa 23,6

juta orang di dunia akan meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Peringkat

penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab kematian semakin meningkat. Penyakit

jantung koroner menempati urutan ke-5 sebagai kematian terbanyak di seluruh

rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kematian 2.557 orang. Riset Kesehatan

Dasar 2007, angka kematian pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan

akibat penyakit jantung iskemik 8,7%.10

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, merupakan salah satu rumah

sakit swadaya yaitu salah satu organisasi perangkat daerah yang memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Studi awal di Rumah Sakit Umum

Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta didapatkan data untuk ruang

perawatan penyakit dalam terdiri dari ruang Bakung, ruang Alamanda 1,2,dan 3.

Studi awal di ruang Bakung tercatat 21 kasus PJK yang dirawat pada bulan

November 2014 dan tercatat ada 20 orang perawat dengan kriteria pendidikan

sebagai berikut S1 keperawatan 1 orang dan DIII keperawatan 19 orang dengan

jumlah tempat tidur sebanyak 15 tempat tidur. Hasil wawancara dengan 3 orang

pasien PJK di ruang Bakung Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta masih banyak perawat yang tidak melakukan tindakan caring

seperti memberikan sentuhan kepada pasien, mengucapkan salam, menyebutkan

nama pasien sebelum memandikan pasien, mendengarkan keluhan pasien,

memberikan senyuman kepada pasien.

Salah satu upaya penanganan penyakit kardiovaskuler adalah istirahat serta

memerlukan perawatan di rumah sakit. Krisis pada individu dan hospitalisasi

dapat mengakibatkan strees pada individu itu sendiri dan keluarganya. Selama

menjalani proses perawatan dan terapi, individu dan keluarga dapat mengalami

kejadian yang sangat traumatik dan penuh dengan strees. Berbagai respon

psikologik dapat terjadi dan yang sering muncul adalah perasaan cemas, bingung

dan gelisah. Sesuai uraian diatas dapat diketahui bahwa caring seorang perawat

sangat dibutuhkan untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien dengan PJK, hal

ini menggugah peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai tentang

hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien PJK di

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015. Peneliti berfokus pada

perilaku caring perawat yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien

dengan PJK.

METODE PENELITIAN

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini mencakup dua komponen yaitu

pasien PJK 21 orang dan perawat 20 orang dengan teknik pengambilan sampel

untuk tingkat kecemasan yaitu aksidental sampling, sehingga diperoleh 20

responden dan untuk perilaku caring perawat yaitu sampling jenuh, sehingga

diperoleh 20 responden. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, cek

list observasi untuk variabel perilaku caring dan Hamilton Anxiety Rating Scale

untuk variabel tingkat kecemasan pasien PJK.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Karakteristik Responden Perawat di Ruang Bakung Rumah Sakit Umum

Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.

No Karakteristik N %1. Usia

a. 20-30b. 31-40c. 41-50

7 9 4

35.045.020.0

2. Jenis Kelamina. Laki-lakib. Perempuan

515

25.075.0

3. Pendidikan a. DIIIb. SI

19 1

95.0 5.0

Analisa :

Tabel 1 Menunjukan dari 20 responden, 9 responden berusia 31-40 tahun dan 4

responden berusia 41-50 tahun. 5 responden berjenis kelamin laki-laki dan 15

responden berjenis kelamin perempuan. 19 responden dengan tingkat pendidikan

DIII dan 1 responden dengan tingkat pendidikan SI.

Tabel 2. Karakteristik Responden Pasien PJK di Ruang Bakung Rumah Sakit

Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.

No Karakteristik N %1. Usia

a. 30-40b. 41-50c. >50

13 6 1

65.030.0 5.0

2. Jenis Kelamina. Laki-lakib. Perempuan

18 2

90.010.0

3. Pendidikan a. SDb. SMPc. SMAd. Perguruan Tinggi

10 5 3 2

50.025.015.010.0

4. Pekerjaan a. Petanib. Buruhc. PNS

415 1

20.075.0 5.0

Analisa :

Tabel 2 Menunjukan dari 20 responden, 13 responden berusia 30-40 dan 1

responden berusia >50 tahun. 18 responden berjenis kelamin laki-laki dan 2

responden berjenis kelamin perempuan, 10 responden berpendidikan SD dan 1

responden berpendidikan Perguruan Tinggi, 15 responden bekerja sebagai buruh

dan 1 responden bekerja sebagai PNS.

Tabel 3. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat Kecemasan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015

Perilaku Caring

Tingkat Kecemasan

Totaltidak ada Ringan sedang berat P Αkurang

cukup

baik

Total

1 2 3 2 8

2 0 0 0 2 0,035 0,05

9 1 0 0 10

12 3 3 2 20

Tabel 3 menunjukan 10 responden memiliki perilaku caring baik, 12 responden

tidak mengalami kecemasan. 10 responden yang memiliki perilaku caring baik, 9

responden tidak ada kecemasan dan tidak ada responden dengan kecemasan berat.

8 responden yang memiliki perilaku caring kurang terdapat 1 responden tidak ada

kecemasan, sedangkan responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan dan

berat jumlahnya sebanding yaitu 2 responden.

Setelah diuji statistic chi square dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05 didapatkan

nilai P= 0,035 P< α (0,035 < 0,05) berarti ada hubungan perilaku caring perawat

dengan tingkat kecemasan pasien PJK di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta dengan C= 0,635 yang berarti hubungan kuat. Caring merupakan

tindakan yang diarahkan untuk membimbing, mendukung individu lain atau

kelompok dengan nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi

kehidupan seseorang. Tujuan dari caring adalah memberikan rasa aman dan

nyaman untuk menurunkan kecemasan. Caring yang baik oleh perawat dapat

menolong klien untuk meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik,

psikologis, spiritual, dan sosial. Tetapi sebaliknya jika caring dirasakan kurang,

maka hal ini cenderung menjadi penyebab kecemasan pasien PJK.11

Tabel 3 menunjukan bahwa perilaku caring yang baik juga masih berpotensi

mempengaruhi tingkat kecemasan oleh karena itu sangat penting bagi perawat

untuk tidak hanya berperan sebagai pemberi pelayanan asuhan keperawatan

kepada klien dalam memperoleh penyembuhan penyakit melainkan juga berperan

dalam memenuhi kebutuhan kesehatan klien secara holistik, melalui kemampuan

teknikal, dukungan emosional, psikologis, spiritual dan sosial. Perawat yang

bertugas memberikan asuhan keperawatan harus mengembangkan perilaku

caring, perawat yang berperilaku caring berarti perawat tersebut mampu

mengurangi tingkat kecemasan ataupun trauma pasien ketika menjalani

hospitalisasi.12 Tingkat kecemasan pasien selain dipengaruhi oleh perilaku caring

perawat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal seperti

pengalaman, respon terhadap stimulus, usia, gender, dukungan keluarga, kondisi

lingkungan, keterampilan koping yang dimiliki dan dapatkan, prosedur invasif,

keparahan diagnosis dan support system yang ada.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perilaku caring perawat yang paling banyak adalah baik yaitu 10 responden

(50,0%), perilaku caring cukup 2 responden (10,0%) dan perilaku caring

kurang 8 responden (40,0%).

2. Pasien yang memiliki tingkat kecemasan berat adalah 2 responden (10,0%),

tingkat kecemasan sedang 3 responden (15,0%), tingkat kecemasan ringan 3

responden (15,0%), dan tidak mengalami kecemasan 12 responden (60,0%).

3. Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan

pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta 2015.

4. Setelah diuji chi square didapatkan p value=0,035 sehingga nilai p <0,05 yang

berarti ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat

kecemasan pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Daerah

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.

5. Karena ada hubungan dilajutkan dengan menilai tingkat keeratan dengan

coofisien cotingensi didapatkan nilai C= 0,635 yang berarti tingkat keeratan

hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan adalah tinggi.

Saran

1. Bagi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Disarankan skripsi ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi

mahasiswa STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Disarankan agar perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat

bersikap lebih ramah, sopan dan care sehingga dapat mengurangi kecemasan

yang dirasakan pasien dan keluarga

3. Bagi Mahasiswa-mahasiswi Keperawatan

Hasil penelitian ini disarankan untuk dijadikan bahan literature atau sarana

pembelajaran dalam pendidikan keperawatan.

4. Bagi Peneliti Lain

Disarankan meneliti tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner, seperti pengalaman,

kondisi sosial ekonomi, respon terhadap stimulus dan dukungan keluarga.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Ibu Niken WN Palupi, S.Kp.,M.Kes. selaku Ketua STIKES Bethesda Yakkum

Yogyakarta.

2. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati bantul

Yogyakarta.

3. Ibu Nurlia I.S.Kep.,Ns, M. Kep., Sp. Kep,MB selaku Ka Prodi S-1 Ilmu

Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

4. Bapak Hadi Wahyono., SKM., MPH selaku dosen pembimbing pembuatan

skripsi.

5. Bapak Sarwinantyo., SKp. selaku dosen pembimbing pembuatan skripsi.

6. Bapak I Wayan Sudarta., S.kep., Ns., S.Pd., M.Kep selaku dosen penguji

sidang skripsi.

7. Bapak/Ibu dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bethesda

Yakkum Yogyakarta.

8. Staf Perpustakaan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta yang telah

menyediakan buku – buku sumber yang dibutuhkan.

9. Teman-teman Program B angkatan II dan III serta teman-teman Prodi DIII

Keperawatan yang selalu memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Asmadi, 2005. Konsep Dasar Pengobatan. Jakarta : EGC

2. Morrison & Burnard. 2008. Caring & Communicating Hubungan

Interpersonal Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.

3. Wolf, Z.R. Miller, P.A, Devine, M. 2010. Relationship Between Nurse

Caring and Patients Undergoing Invasive Cardiac Procedures.

http://findarticles.com/p/articles/mi. [Accessed 16 Juli 2014]

4. Ardiana, A. 2010. Hubungan kecerdasan emosional perawat dengan perilaku

caring perawat menurut persepsi pasien di ruang rawat inap RSUD Dr. H.

Koesnadi Bondowoso. http://lontar.ui.ac.id. Diakses 16 Januari 2015

5. Supriatin, E. 2009. Hubungan Faktor Individu dan Faktor organisasi dengan

Perilaku Caring Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Bandung. Tesis

FIK UI. http://repository.ui.ac.id. Di unduh 16 Juli 2014.

6. Malini, H., Sartika, D., Idianola, Edward, Z. (2009). Hubungan kecerdasan

spiritual dengan perilaku caring perawat di RS. DR. M. Djamil Padang tahun

2009. http://Ip.unand.ac.id. Diunduh 18 Agustus 2014.

7. Soeharto, I. 2004. Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

8. Kabo, Peter. 2008. Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama

9. World Health Organization, WHO World Health Organization Report 2011,

Genewa: WHO, 2012.

10. Departemen Kesehatan RI, Survei Kesehatan Nasional 2007: Laporan Studi

Mortalitas 2007: Pola penyakit penyebab kematian di Indonesia, Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta; 2008.

11. Dwidiyanti, M. 2007. Caring. Semarang : Hapsari

12. Mulyaningsih. 2011. Hubungan berpikir kritis dengan perilaku caring

perawat di RSUD Dr Moerwardi Surakarta. http://lontar.ui.ac.id. Diakses 16

Januari 2015.