Proposal Dash Diet New
-
Upload
indah-hime-azzahra -
Category
Documents
-
view
130 -
download
4
Transcript of Proposal Dash Diet New
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular.
Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan
prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara
maju.1 Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung.
Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal
ginjal maupun penyakit serebrovaskular. Penyakit ini bertanggung jawab
terhadap tingginya biaya pengobatan dikarenakan alasan tingginya angka
kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan / atau penggunaan obat
jangka panjang. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan
fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai “silent
killer”. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital
seperti jantung, otak ataupun ginjal. Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti
pusing, gangguan penglihatan, dan sakit kepala, seringkali terjadi pada saat
hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai angka tertentu
yang bermakna.
Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey
(NHNES III); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka,
dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang
diinginkan dibawah 140/90 mmHg.3 Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran
akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa
dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan
lebih besar.
Healthy People 2010 for Hypertension menganjurkan perlunya pendekatan
yang lebih komprehensif dan intensif guna mencapai pengontrolan tekanan
darah secara optimal. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan
partisipasi aktif para sejawat Apoteker yang melaksanakan praktek profesinya
pada setiap tempat pelayanan kesehatan. Apoteker dapat bekerja sama dengan
dokter dalam memberikan edukasi ke pasien mengenai hipertensi, memonitor
respons pasien melalui farmasi komunitas, adherence terhadap terapi obat dan
non-obat, mendeteksi dan mengenali secara dini reaksi efek samping, dan
mencegah dan/atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemberian
obat.
a. Epidemiologi
Di Amerika, diperkirakan 30% penduduknya (± 50 juta jiwa) menderita
tekanan darah tinggi (≥ 140/90 mmHg); dengan persentase biaya kesehatan
cukup besar setiap tahunnya.3 Menurut National Health and Nutrition
Examination Survey (NHNES), insiden hipertensi pada orang dewasa di Amerika
tahun 1999-2000 adalah sekitar 29-31%, yang berarti bahwa terdapat 58-65 juta
orang menderita hipertensi, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHNES III
tahun 1988-1991. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit
degeneratif. Umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan
bertambahnya umur. Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi ≥ 55
tahun yang tadinya tekanan darahnya normal adalah 90%.2 Kebanyakan pasien
mempunyai tekanan darah prehipertensi sebelum mereka didiagnosis dengan
hipertensi, dan kebanyakan diagnosis hipertensi terjadi pada umur diantara
dekade ketiga dan dekade kelima. Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih
banyak menderita hipertensi dibanding perempuan. Dari umur 55 s/d 74 tahun,
sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menderita hipertensi.
Pada populasi lansia (umur ≥ 60 tahun), prevalensi untuk hipertensi sebesar 65.4
%. Di Amerika, diperkirakan 30% penduduknya (± 50 juta jiwa) menderita
tekanan darah tinggi (≥ 140/90 mmHg); dengan persentase biaya kesehatan
cukup besar setiap tahunnya.3 Menurut National Health and Nutrition
Examination Survey (NHNES), insiden hipertensi pada orang dewasa di Amerika
tahun 1999-2000 adalah sekitar 29-31%, yang berarti bahwa terdapat 58-65 juta
orang menderita hipertensi, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHNES III
tahun 1988-1991.
Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit degeneratif.
Umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya
umur. Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun yang tadinya
tekanan darahnya normal adalah 90%.2 Kebanyakan pasien mempunyai tekanan
darah prehipertensi sebelum mereka didiagnosis dengan hipertensi, dan
kebanyakan diagnosis hipertensi terjadi pada umur diantara dekade ketiga dan
dekade kelima. Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak menderita
hipertensi dibanding perempuan. Dari umur 55 s/d 74 tahun, sedikit lebih banyak
perempuan dibanding laki-laki yang menderita hipertensi. Pada populasi lansia
(umur ≥ 60 tahun), prevalensi untuk hipertensi sebesar 65.4 %.
DASH Diet (Dietary Approaches to Stop Hypertension) merupakan diet
yang direkomendasikan oleh National Heart, Lung dan Darah Institute (bagian
dari Institut Kesehatan Nasional) yang diterbitkan tahun 1997 dan dari hasil
penelitian merupakan diet yang dapat menurunkan tekanan darah. DASH Diet
merupakan pola makan yang diadopsi sebagai modifikasi diet yang kaya buah-
buahan, sayuran dan makanan rendah lemak susu, dengan lemak jenuh dan total
dikurangi secara substansial dapat menurunkan tekanan darah dan dapat
mengurangi berat badan individu yang obes atau gemuk.
Namun hingga saat ini, DASH Diet belum dikenal luas pada kalangan
masyarakat dalam dunia kesehatan khususnya bagi penderita hipertensi. Oleh
sebab itu, kami ingin mengadakan seminar tentang DASH diet tersebut agar lebih
dikenal dan dipahami sehingga dapat dipratekkan dalam bidang kesehatan agar
meningkatkan status kesehatan yang lebih baik.
B. TUJUAN
Memberikan pengetahuan kepada peserta seminar tentang DASH DIET
sehingga dapat diterapkan dalam masyarakat dibidang kesehatan terutama pada
penderita hipertensi.
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN SEMINAR
Seminar dilaksanakan tanggal 30 Oktober 2012 di Ruang kelas semester V
Poltekkes Kemenkes Pontianak JL.28 Oktober Siantan Hulu Pontianak
D. PESERTA
Peserta seminar adalah .....
E. SUSUNAN PANITIA SEMINAR
1. Pembaca Acara : Neta Riyana
2. Moderator : Syarifah Muthia Utami A.
3. Penyaji Materi : - Erres Ristia
- Nurdiana
4. Notulen : Indah Dewi Hadianti
5. Operator : Dimas Ardiansyah S.
F. LAMPIRAN MATERI SEMINAR
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam.
Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui (essensial atau
hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di
kontrol. Kelompok lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai
penyebab yang khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder. Banyak penyebab
hipertensi sekunder, endogen maupun eksogen. Bila penyebab hipertensi
sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi pada pasien-pasien ini dapat
disembuhkan secara potensial.
1. Hipertensi primer (essensial)
Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial
(hipertensi primer).2 Literatur lain mengatakan, hipertensi essensial
merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi. Beberapa mekanisme yang
mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi,
namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi
primer tersebut. Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal
ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan
penting pada patogenesis hipertensi primer. Menurut data, bila ditemukan
gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik dan poligenik
mempunyai kecenderungan timbulnya hipertensi essensial. Banyak
karakteristik genetik dari gen-gen ini yang mempengaruhi keseimbangan
natrium, tetapi juga di dokumentasikan adanya mutasi-mutasi genetik yang
merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan nitric oxide, ekskresi aldosteron,
steroid adrenal, dan angiotensinogen.
2. Hipertensi sekunder
Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit
komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah
(lihat tabel 1). Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal
kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling
sering. Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa (umur ≥ 18
tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada
dua atau lebih kunjungan klinis2 (Tabel 2). Klasifikasi tekanan darah mencakup
4 kategori, dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik (TDS) < 120 mm
Hg dan tekanan darah diastolik (TDD) < 80 mm Hg. Prehipertensi tidak
dianggap sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasi pasien-pasien yang
tekanan darahnya cendrung meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang
akan datang. Ada dua tingkat (stage) hipertensi , dan semua pasien pada
kategori ini harus diberi terapi obat. Krisis hipertensi merupakan suatu
keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi yang
kemungkinan dapat menimbulkan atau telah terjadinya kelainan organ target.
Biasanya ditandai oleh tekanan darah >180/120 mmHg, dikategotikan sebagai
hipertensi emergensi atau hipertensi urgensi.8 Pada Hipertensi emergensi
tekanan darah meningkat ekstrim disertai dengan kerusakan organ target
akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera
(dalam hitungan menit – jam) untuk mencegah kerusakan organ target lebih
lanjut. Contoh gangguan organ target akut: encephalopathy, pendarahan
intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru, dissecting aortic
aneurysm, angina pectoris tidak stabil, dan eklampsia atau hipertensi berat
selama kehamilan. Hipertensi urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa
disertai kerusakan organ target yang progresif. Tekanan darah diturunkan
dengan obat antihipertensi oral ke nilai tekanan darah pada tingkat 1 dalam
waktu beberapa jam s/d beberap hari. Tekanan darah tinggi dalam jangka
waktu lama akan merusak endothel arteri dan mempercepat atherosklerosis.
Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung,
mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah faktor resiko
utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient ischemic attack),
penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan
atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor resiko
kardiovaskular lain 3), maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas
akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut. Menurut Studi Framingham,
pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan resiko yang bermakna
untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung.
3. Penatalaksanaan Hipertensi :
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan:
a. Terapi nonfarmakologi
b. Terapi farmakologi
1. Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi
harus melakukan perubahan gaya hidup. Disamping menurunkan tekanan
darah pada pasien-pasien dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga
dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-
pasien dengan tekanan darah prehipertensi.
DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) merupakan pola makan
yang diadopsi sebagai modifikasi gaya hidup yang dapat menurunkan
tekanan darah dengan mengurangi berat badan individu yang obes atau
gemuk yang kaya akan kalium dan kalsium diet rendah natrium aktifitas fisik
dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah pasien dengan
pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat
antihipertensi mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan
pasien dari menggunakan obat. Program diet yang mudah diterima adalah
yang didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada
pasien yang gemuk dan obes disertai pembatasan pemasukan natrium dan
alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril.
Fakta-fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien
mengerti rasionalitas intervensi diet.
a. Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang
dengan berat badan ideal
b.Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk (overweight)
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat
menurunkan tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk
d.Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga
prekursor dari hipertensi dan sindroma resisten insulin yang dapat
berlanjut ke DM tipe 2, dislipidemia, dan selanjutnya ke penyakit
kardiovaskular.
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat
menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi.
f. Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam,
kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan
pembatasan natrium.
JNC VII menyarankan pola makan DASH yaitu diet yang kaya dengan buah,
sayur, dan produk susu redah lemak dengan kadar total lemak dan lemak jenuh
berkurang. Natrium yang direkomendasikan < 2.4 g (100 mEq)/hari. Aktifitas fisik
dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik secara teratur paling tidak
30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Studi
menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki, dan
menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah. Keuntungan ini dapat
terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan. Pasien harus konsultasi
dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga manayang terbaik terutama
untuk pasien dengan kerusakan organ target. Merokok merupakan faktor resiko
utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi yang
merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat
diakibatkan oleh merokok.
Beberapa studi intervensi gizi, the Trials of Hypertension Prevention (TOHP)
dan Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH) mendemostrasikan
keberhasilan pencegahan hipertensi dan menurunkan tekanan darah orang
dengan tekanan darah normal-tinggi. Pada studi TOHP, ditargetkan berat badan
berkurang 4,5 kg atau juga dengan pembatasan sodium (target harian 80 mmol
atau 80 mEq) menurunkan insidensi hipertensi. Akan tetapi, perubahan perilaku
tidak dikaji lebih lanjut. Sementara penelitian dengan DASH menunjukkan bahwa
diet tinggi buah-buahan, sayuran, dan produk susu nonlemak serta rendah
rendah lemak total (Tabel 3), dapat menurunkan SBP rata-rata 6-11 mm Hg. Diet
secara total lebih efektif daripada hanya diet dengan penambahan sayur dan
buah.
Tabel 3. Diet DASH
Kelompok Makanan
Porsi sehari
Ukuran sajiContoh dan
catatan
Signifikansi setiap
kelompokSerealia dan produk olahan
7 – 6 1 ptg Roti 1 ckr Sereal kering ½ ckr nasi, pasta
Roti gandum penuh, muffin, roti, sereal, oatmeal, kraker, pretzel tawar dan popcorn
Sumber utama energi dan serat
Sayuran 4 – 5 1 ckr sayur berdaun segar
Tomat, kentang, wortel, kacang
Sumber kaya potasium,
½ ckr sayur matang6 oz jus sayur
polong, brokoli, bayam, buncis
magnesium, dan serat
Buah 4 – 5 6 oz es jus1 ptg sedang buah¼ ckr buah kering½ ckr buah segar, beku, atau kalengan
Pisang, kurma, anggur, jeruk, jus jeruk, jus anggur, mangga, melon, peach, nanas, strawberry.
Sumber utama potasium, magnesium, dan serat.
Susu dan produk susu rendah lemak atau tanpa lemak
2 – 3 8 oz susu1 ckr yoghurt1½ oz keju
Susu, yoghurt dan keju tanpa lemak (skim) atau rendah lemak (1%)
Sumber utama kalsium dan protein
Daging, unggas dan ikan
2 atau kurang
3 oz daging, unggas, atau ikan yang matang
Buang lemak yang terlihat pada daging; bakar, panggang, atau rebus sebagai pengganti goreng; buang kulit unggas
Sumber kaya protein dan magnesium
Kacang-kacangan, biji-bijan, dan kacang kering
4 – 5 / minggu
1/3 ckr atau 1½ oz kacang-kacangan2 sdm atau ½ oz bijian½ ckr kacang kering
Almond, kacang campuran, kacang tanah, walnuts, biji bunga matahari, lentil, dan kacang polong
Sumber kaya energi, magnesium, potasium, protein dan serat
Lemak dan minyak
2 – 3 1 sdt margarin rendah lemak1 sdm mayonnaise rendah lemak2 sdm saus salad ringan
Margarin rendah lemak, mayonnaise rendah lemak, saus salad ringan, minyak sayur (minyak zaitun,
Selain lemak yang ditambahkan, perlu dipilih juga bahan makanan yang rendah lemak
minyak jagung)Gula 5 /
minggu
1 sdm gula1 sdm jelly atau selai jam½ oz jelly beans8 oz air limun
Syrup, gula, jelly, selai jam, gelatin rasa buah, permen, fruit punch, sorbet, es krim
Pemanis termasuk bahan rendah lemak
Sumber: National Institutes of Health (NIH), National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI): The DASH diet, US Department of Health and Human Services, Public Health Services, NIH Publication No 99-4082, 1999.
*) Rencana diet dengan DASH berdasarkan 2000 kCal per hari. Jumlah porsi
sehari bervariasi tergantung kebutuhan energi perorangan.
Tabel 4. Contoh Menu dengan Diet DASH
Bahan Makanan Jumlah Kebutuhan SajiSarapanJus jerukSusu rendah lemak 1%Corn flakes (gula 1 sdt)PisangRoti gandum penuh (dengan 1 sdm jelly)Margarin rendah lemak
6 oz8 oz (1 ckr)1 ckr1 bh sedang1 iris1 sdt
1 porsi buah1 porsi susu2 porsi serealia1 porsi buah1 porsi serealia1 porsi lemak
Makan SiangSalad AyamRoti pita Sayuran segar campuran:Wortel dan seledri btgLobakDaun seladaKeju mozarella skimSusu rendah lemak 1%Cocktail buah dengan syrup encer
¾ ckr½ iris besar3-4 potong panjang22 lembar1,5 potong (1,5 oz)8 oz½ ckr
1 porsi unggas1 porsi serealia1 porsi sayuran1 porsi susu1 porsi susu1 porsi buah
Makan MalamIkan bakar bumbu rempahBeras Brokoli kukusTomat rebusSalad bayam Bayam Tomat cherryTimunSaus salad italia rendah lemakRoti gulungMargarin rendah lemakMelon (potong bentuk bola)
3 oz1 ckr½ ckr½ ckr½ ckr22 iris1 sdt1 bh kecil1 sdt ½ ckr
1 porsi ikan2 porsi serealia1 sayuran1 sayuran1 porsi sayuran½ porsi lemak lemak1 porsi serealia1 porsi lemak1 porsi buah
SnacksBuah aprikot keringKue pretzel miniKacang campuranGinger-ale diet
1 oz (3/4 ckr)1 oz (3/4 ckr)1,5 oz (1/3 ckr)12 oz
1 porsi buah1 porsi serealia1 porsi kacang0
Sumber: Appel Lj et al: A Clinical of The Effects of Dietary Patterns on Blood Pressure, N Engl J Med 336:1117, 1997.
Diet DASH digunakan baik untuk mencegah maupun mengontrol tekanan
darah tinggi. Keberhasilan mengadopsi metode ini membutuhkan perubahan
perilaku: dua kali porsi sehari untuk buah, sayuran dan produk susu; 1 1/3 dari
porsi sehari untuk daging sapi, daging babi, dan ham; 1½ porsi sehari dari
penggunaan lemak, minyak dan salad dressing; dan 1¼ snack dan pemanis.
Orang dengan intoleransi laktosa membutuhkan enzim laktosa buatan ataupun
diatasi dengan cara yang lain. Assessment pasien dalam mengubah dan
melibatkan pasien dalam pemecahan masalahan mereka, membuat keputusan,
dan setting tujuan merupakan tindakan strategis dalam mempertahankan diet.
Konsumsi buah dan sayuran yang tinggi dalam diet DASH merupakan
perubahan besar dalam pola hidup orang Amerika. Untuk mencapai 8-10 porsi,
2-3 porsi buah dan sayuran dikonsumsi setiap makan (Tabel 4). Pola diet DASH
telah disesuaikan dengan pola gizi AHA (American Heart Assosciation). Anjuran
porsi sehari untuk berbagai kalori dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Porsi Sehari untuk Diet DASH untuk berbagai kalori
Kalori Serealia Sayuran Buah Susu Daging Kacang Lemak
1600 6 4 4 2 1 0,5 1
2000 8 5 5 3 2 1 2
2600 10 5 5 3 2 1 2
3100 13 6 6 4 2 1 3
LANGKAH-LANGKAH MENGATASI HIPERTENSI DALAM DASH DIET
1. Menurunkan BB bila status gizi obesitas
Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap
tekanan darahnya. Penelitian firmingham menyebutkan bahwa setiap
kenaikan 10% berat badan, maka terjadi peningkatan tekanan darah sebesar 7
mm Hg. Penelitin yang lain menyebutkan, rata-rata, setiap kenaikan berat
badan 0,5 kg akan meningkatkan tekanan sistolik 1 mmHg dan diastolik 0,5
mmHg. Sementara Davis (1993) menyatakan bahwa pada pria, peningkatan
10% berat badan, maka tekanan darah akan meningkat sebesar 6,6 mmHg.
Oleh karen itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevensi dan
kontrol hipertensi. Selain itu, kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan
volume plasma, menyempitkan pembuluh darah, dan memacu jantung untuk
bekerja lebih berat.
2. Mengontrol tekanan darah dalam batas normal
Kontrol tekanan darah seminggu sekali untuk mengetahui tekanan darah
saat itu dan melakukan tindakan evaluasi.
3. Mengurangi asupan natrium
Menurut penelitian hanya 20-50% pasien hipertensi yang sensitif garam.
Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti
hipertensi oleh dokter.
4. Menurunkan intake cafein dan alkohol.
Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan
lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih
dari 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan risiko hipertensi.
5. Meningkatkan intake calsium, kalium, magnesium
a. Kalsium
Hasil studi menunjukkan bahwa konsumsi Ca lebih sedikit pada kelompok
hipertensi.
Penelitian oleh Bellisan, dkk. menunjukkan suplemen kalsium 1 g/hari
pada orang dewasa sehat selama 5 bulan dapat menurunkan tensi.
Kebutuhan kalsium dewasa adalah: 500-800 mg / hari.
Sumber kalsium adalah susu, dan hasil susu. Serealia, kacang-kacangan,
dan sayuran hijau juga merupakan sumber kalsium, tetapi bahan
makanan ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan
kalsium seperti serat fitat, dan oksalat.
Kalsium dalam bahan makanan:
- Keju : 830 mg/ 100 g
- Teri kering : 600 mg/ 50 g
- Udang kering : 362,7 mg/ 30 g
- Ikan sarden (dengan tulang) : 354 mg/ 100 g
- Biji kedelai : 260 mg/ 100 g
- Kubis : 212 mg/ 100 g
- Yoghurt : 205 mg/ 180 g
b. Kalium
Suplemen kalium dapat menurunkan tensi (bila asupan natrium tinggi).
Kalium berfungsi sebagai diuretik (merangsang pengeluaran urin)
sehingga pengeluaran natrium cairan meningkat
Kalium menghambat pengeluaran renin sehingga mengubah sistem renin
angiotensin
Kebutuhan kalium adalah 1500 – 3000 mg / hari.
Diit tinggi kalium yaitu dengan memperbanyak buah dan sayur.
Sumber Kalium:
- Pisang: 790 mg/ 200 g
- Pepaya: 221 mg/ 100 g
- Kacang merah: 288 mg/ 25 g
- Kacang hijau: 283 mg/ 25 g
- Bayam: 635 mg/ 100 g
- Tomat: 235 mg/ 100 g
- Wortel: 245 mg/ 100 g
c. Magnesium
Magnesium berfungsi sebagai vasodilator pada koroner dan arteri
periferal.
Hipomagnesemia (keadaan rendah magnesium) banyak terjadi pada
hipertensi, sehingga membutuhkan dosis anti hipertensi lebih tinggi untuk
mengontrol tensi.
Kebutuhan magnesium: 200-500 mg/hari
Sumber magnesium: sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, daging,
susu, coklat dan teri
Suplemen magnesium bermanfaat pada penderita hipertensi dengan
hipomagnesemia
Magnesium dalam bahan makanan:
- Oatmeal: 5 mg/ 100 g
- Tepung terigu: 4 mg/ 100 g
6. Meningkatkan aktifitas fisik
Orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30-50%
daripada yang aktif. Pada penelitian Firmingham, aktivitas sedang-tinggi
adalah bersifat protektif terhadapstroke (Kiely et al, 1994). Meskipun
demikian masyarakat di dunia masih banyak yang memiliki gaya hidup
sedentary.
Dua metaanalisis menunjukkan keuntungan dari berolahraga: Jalan-jalan
dapat menurunkan tekanan darah ± 2 mm Hg, sementara latihan aerobik
dapat menurunkan tekanan darah sistolik ± 4 mm Hg dan diastolik ± 2 mm Hg.
Oleh karen aitu, aktivitas fisik meningkat dari rendah menjadi sedang, antara
30-45 menit sebanyak >3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari
hipertensi.