Proposal anak asuh

10
1 PROYEK PROPOSAL KEMBALI KE ANAK ASUH USULAN DANA BANTUAN Diajukan Oleh Solidaritas Indonesia Untuk Beasiswa Pendidikan September 2003 Irwan Putra Koordinator SOLID 2 ABSTRAK Solidaritas Indonesia Kembali ke Anak Asuh: Sejak bulan juli 1997, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia pendidikan. Pada saat ini partisipasi usia sekolah untuk melanjutkan pendidikannya menjadi terhambat, di sisi lain lembaga pendidikan mengalami penurunan kualitas akibat meningkatnya harga-harga sumber belajar yang langsung maupun tidak akan menjadi beban masyarakat. Krisis ekonomi juga melemahkan daya beli masyarakat sehingga banyak keluarga yang tidak lagi mampu membiayai putra putrinya untuk memasuki lembaga pendidikan. Salah satu alternatif bagi masalah tersebut adalah menarik dana masyarakat semaksimal mungkin yang bersumber dari lembaga pemerintah, lembaga swasta, bantuan perorangan, atau lembaga lain yang halal dan tidak mengikat melalui bantuan beasiswa orang tua asuh kepada pelajar yang berasal dari keluarga kurang mampu setingkat SD, SLTP, dan SLTA di wilayah DKI Jakarta. Program kembali ke anak asuh ini di desain dengan format yang bisa dipertanggung jawabkan, karena dengan waktu berkala Donatur (orang tua asuh) akan mendapatkan laporan dari Solidaritas Indonesia berupa : laporan penyaluran dana donatur, laporan kemajuan belajar anak asuh, dan hal-hal lain yang menyangkut penyaluran dana beasiswa yang telah disepakati. 3 DAFTAR ISI Abstrak…………................................................. ................. i Daftar Isi......................................................... .................…. ii Kata Pengantar……………………………………………. iii I. Informasi Organisasi………………………………. 1 A. Kapasitas Organisasi…………………………… 1 B. Pengalaman Organisasi………………………... 2

Transcript of Proposal anak asuh

Page 1: Proposal anak asuh

1 PROYEK PROPOSAL KEMBALI KE ANAK ASUH USULAN DANA BANTUAN Diajukan Oleh Solidaritas Indonesia Untuk Beasiswa Pendidikan September 2003 Irwan Putra Koordinator SOLID 2 ABSTRAK Solidaritas Indonesia Kembali ke Anak Asuh: Sejak bulan juli 1997, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia pendidikan. Pada saat ini partisipasi usia sekolah untuk melanjutkan pendidikannya menjadi terhambat, di sisi lain lembaga pendidikan mengalami penurunan kualitas akibat meningkatnya harga-harga sumber belajar yang langsung maupun tidak akan menjadi beban masyarakat. Krisis ekonomi juga melemahkan daya beli masyarakat sehingga banyak keluarga yang tidak lagi mampu membiayai putra putrinya untuk memasuki lembaga pendidikan. Salah satu alternatif bagi masalah tersebut adalah menarik dana masyarakat semaksimal mungkin yang bersumber dari lembaga pemerintah, lembaga swasta, bantuan perorangan, atau lembaga lain yang halal dan tidak mengikat melalui bantuan beasiswa orang tua asuh kepada pelajar yang berasal dari keluarga kurang mampu setingkat SD, SLTP, dan SLTA di wilayah DKI Jakarta. Program kembali ke anak asuh ini di desain dengan format yang bisa dipertanggung jawabkan, karena dengan waktu berkala Donatur (orang tua asuh) akan mendapatkan laporan dari Solidaritas Indonesia berupa : laporan penyaluran dana donatur, laporan kemajuan belajar anak asuh, dan hal-hal lain yang menyangkut penyaluran dana beasiswa yang telah disepakati. 3 DAFTAR ISI Abstrak………….................................................................. i Daftar Isi..........................................................................…. ii Kata Pengantar……………………………………………. iii I. Informasi Organisasi………………………………. 1 A. Kapasitas Organisasi…………………………… 1 B. Pengalaman Organisasi………………………... 2 II. Latar Belakang.......................................................... 3 III. Problematika.............................................................. 4 VI. Tujuan........................................................................ 6 V. Target......................................................................... 6 VI. Fokus Implementasi................................................... 6 VII Sumber Dana dan Anggaran Biaya............................ 7 VIII. Mekanisme Pengorganisasian Orang Tua Asuh........ 8 A. Ketentuan Umum................................................. 8 B. Tata Cara Pengangkatan Anak Asuh................... 8 C. Hak Dan Kewajiban Donatur............................... 8 D. Lain-lain............................................................... 8 IX. Tata Cara Pengajuan Beasiswa (Anak Asuh)............ 9 A. Ketentuan Umum................................................. 9 B. Prosedur Pengajuan Beasiswa............................. 10 C. Persyaratan Mendapatkan Beasiswa................... 10 X. Penutup...................................................................... 10 Lampiran Rencana Anggaran Biaya Yang Dibutuhkan Manajemen Solidaritas Indonesia Rekomendasi 4 KATA PENGANTAR

Page 2: Proposal anak asuh

Segala puji serta syukur kami sampaikan kepada Allah, Tuhan sekalian alam yang memberikan berkah dan petunjuknya, sehingga kami dapat menyusun proposal ini “ Kembali Ke Anak Asuh ” yang merupakan bagian program kerja Solidaritas Indonesia. Program ini dimaksudkan untuk menggalang partisipasi masyarakat luas untuk aktif membantu sesama dalam menanggulangi kemungkinan putus sekolah. Fakta di lapangan menunjukkan tidak sedikit anak usia sekolah yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena kekurangan biaya. Solidaritas Indonesia adalah kumpulan beberapa anak muda yang prihatin dengan kenyataan ini, kami telah memberikan alternatif solusi walaupun dalam lingkup yang masih kecil, dan kami mengajak kita semua membangun solidaritas bagi sesama dalam Solidaritas Indonesia untuk pendidikan. Dengan satu keyakinan bahwa hanya dengan kebersamaan, penderitaan sesama bisa diatasi. Melalui lembaran ini, Solidaritas Indonesia menyerukan selamatkan masyarakat kita dari putus sekolah. Semoga Allah, Tuhan semesta alam selalu memberikan rahmatnya, Amien. Jakarta,September 2003 Solidaritas Indonesia

5 PROPOSAL KEMBALI KE ANAK ASUH SOLIDARITAS INDONESIA UNTUK PENDIDIKAN TAHUN 2003-2004 I. Informasi Organisasi A. Kapasitas Organisasi Solidaritas Indonesia pada mulanya adalah organisasi mahasiswa di luar kampus, dan terus dilanjutkan setelah personelnya menyelesaikan bangku kuliah. Solidaritas Indonesia dibentuk karena rasa keprihatinan terhadap sesama sebagai warga bangsa akibat dari krisis ekonomi yang berimplikasi kepada sektor kehidupan lainnya. Solidaritas Indonesia bertujuan menggalang rasa kebersamaan dari seluruh komponen bangsa untuk membantu sesama. Lembaga ini berdiri sejak tanggal 1 Oktober 1997, dan hingga saat ini belum memiliki akte notaris atau ijin dari lembaga yang berwenang. Kenyataan ini tidak pernah menjadi halangan untuk membangun solidaritas Indonesia. Target akhir dari organisasi ini adalah ketika program yang disusun menjadi bagian dari masyarakat dan rasa solidaritas telah terbentuk di kalangan masyarakat. Satu ketika Solidaritas Indonesia akan memiliki akte notaris dan ijin dari lembaga yang berwenang jika kepercayaan terhadap nilai sebuah rasa solidaritas menjadi kabur. Untuk keperluan itu organisasi ini juga membutuhkan partisipasi dari masyarakat luas, karena pada akhirnya Solidaritas Indonesia akan menjadi milik masyarakat, secara bersama sama membangun solidaritas untuk Indonesia. 6 Organisasi ini bersifat sosial dan dakwah demi kemaslahatan, menjunjung tinggi moralitas, akuntabilitas, dan ikut merasakan problematika sesama.

B. Pengalaman Organisasi Kegiatan dan pengalaman Solidaritas Indonesia yang telah dilakukan adalah: 1. Mengumpulkan dana bantuan dan obat-obatan bagi keluarga pengungsi Aceh tahun 1998 bekerja sama dengan Keluarga Masyarakat Peduli Lingkungan ( Jumlah Terbatas)2. Mengumpulkan dan mengirimkan bantuan sarana belajar dan pakaian layak pakai bagi anak-anak pengungsi di Nanggroe Aceh Darussalam, tahun 1999 bekerja sama dengan Pesantren Darul Mukhlisin ( Jumlah Terbatas) 3. Diskusi kemasyarakatan dan kampanye menggalang solidaritas untuk persaudaraan dan perdamaian (Insidentil)

Page 3: Proposal anak asuh

4. Dari sisi pengalaman organisasi ini belum berbuat banyak, karena Solidaritas Indonesia tidak memiliki lembaga donatur. Donatur Solidaritas Indonesia adalah masyarakat perorangan, walaupun ditujukan kepada lembaga pemerintah maupun swasta, mereka adalah perorangan yang bersedia membagikan rizki dan pendapatannya, kepada saudaranya yang membutuhkan. 5. Solidaritas Indonesia dikelola dengan azas kekeluargaan dan kepercayaan, sering terbentur dengan ketiadaan rekening Bank atas nama lembaga, rekening lembaga ini masih atas nama pengurus, sehingga ada calon donatur yang mengurungkan niatnya untuk bergabung membantu sesama. 7 II. Latar Belakang Indonesia saat ini sedang menghadapi sejumlah tantangan yang sangat berat, terutama selama hampir lima tahun terakhir ini selain tantangan menghadapi globalisasi dan dorongan untuk mencapai masyarakat madani, juga tantangan dalam menghadapi krisis ekonomi yang berdampak kepada sektor kehidupan lainnya. Pemberdayaan masyarakat dan individu mutlak diupayakan melalui pendidikan, karena masyarakat madani membutuhkan motivasi dan kemampuan yang kuat demikian juga partisipasi nyata dari masyarakat dalam mewujudkan dan mengembangkan masyarakat madani Indonesia yang baru. Dalam hubungan ini pendidikan di yakini merupakan faktor yang paling berperan dalam upaya memberdayakan individu dan masyarakat indonesia. Visi pendidikan nasional indonesia di tingkat makro adalah menunjang transformasi menuju Indonesia baru yang berkeadilan dan berkemakmuran sesuai dengan tujuan nasional Bangsa Indonesia. Pada tingkat mikro tujuan pendidikan nasional adalah menghasilkan individu religius yang memiliki integritas pribadi, kemerdekaan, demokrasi, toleransi kemanusiaan yang tinggi dan memiliki orientasi global. Harapan di atas menjadi kontradiktif manakala krisis yang bermula dari krisis ekonomi dan moneter berdampak luas kepada krisis sosial. Sementara krisis sosial mengakibatkan krisis moral, misalnya kondisi yang diindikasikan dengan kenakalan remaja, tawuran antar peserta didik, penjarahan dan perampokan, serta jumlah putus sekolah yang semakin membesar. 8 III. Problematika Beban pemerintah untuk menuntaskan program wajib belajar (wajar) sembilan tahun dari tahun ke tahun akan semakin berat. Pada tahun 2000 saja, menurut data yang diolah Balitbang Depdiknas, terdapat 2.108 juta siswa yang tidak menyelesaikan pendidikan sampai lulus SLTP. Ini berarti dalam satu tahun akan terdapat lebih dari dua juta siswa yang belum terjangkau program wajib belajar. Sementara kemampuan pemerintah untuk membantu siswa tuntas belajar sembilan tahun selama lima tahun terakhir hanya mencapai enam juta anak usia 7-12 tahun. Keadaan itupun bisa terjadi karena ada dana utangan dari badan dunia, seperti dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan bantuan tidak mengikat dari negara lain. Akibat tekanan krisis ekonomi, anak Indonesia terancam putus sekolah karena biaya. Dana JPS tidak cukup untuk menyelamatkan semua anak yang putus sekolah. Dana itu hanya bisa membantu 25% anak bermasalah, sementara 75% lainnya belum tertangani. Di Karawang angka putus sekolah lebih dari 6000 siswa keluarga miskin 120.637 KK per februari 1999. Di Bogor angka putus sekolah menurut GNOTA sedikitnya 4000 siswa (SD dan SLTP). Di DKI Jakarta angka putus sekolah 450.000 siswa (SD dan SLTP). Di Lampung angka putus sekolah 4.969 siswa SD dan 9.420 siswa SLTP. (Republika 13 Maret 1999) Berdasarkan data kelurahan marunda tahun 2003, angka siswa mulai tingkat sekolah dasar (SD)hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) sebanyak 7000 siswa, sebanyak 5000 orang diantaranya adalah siswa SD. Namum, siswa yang bisa melanjutkan ke

Page 4: Proposal anak asuh

jenjang SLTP hanya 120 siswa, sedangkan yang melanjutkan ke jenjang SLTA hanya 100 siswa. Untuk jenjang perguruan tinggi hanya dua orang yang bisa duduk di bangku perkuliahan, tentu kasus ini masih banyak terjadi di wilayah lain.(Kompas 10 Juni 2003) 9 Tabel di bawah ini menunjukkan partisipasi usia sekolah yang telah bersekolah sampai dengan tahun 1997, dari sekolah dasar (SD) sampai dengan yang mengikuti kuliah di perguruan tinggi (PT) Rekapitulasi usia sekolah dan kesempatan belajar pada masing-masing jenjang pendidikan. No 1 2 3 4 Umur 07 -12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 Jenjang Pendidikan SD SLTP SLTA PT Prosentase 1997 94,96 % 55,92 % 45,00 % 11,00 % Prosentase 1998 91,86 % 55,05 % 41,25% - Peserta didik yang bersekolah belum menjamin seluruhnya bisa belajar sampai tuntas, pada tahun 1998 untuk pendidikan dasar terjadi penurunan, SD menjadi 91,86% dan SLTP menjadi 55,05%. Angka putus Sekolah Dasar yang cukup tinggi (3,1%) ternyata semakin buruk (11%) karena dampak krisis ekonomi. Angka putus sekolah SLTP juga cukup besar (2,3%) dan semakin buruk (3,5%) akibat dari krisis ekonomi. Kenyataan ini menjadi kendala utama program Wajib Belajar Pendidikan dasar 9 tahun yang mungkin tidak bisa dituntaskan pada tahun 2003/2004. Mau tidak mau mengakibatkan rencana penuntasan wajib belajar sembilan tahun mundur hingga tahun 2008. (Kompas 6 Februari 2002) Dampak selanjutnya dari krisis ekonomi adalah jumlah penduduk miskin pada tahun 1996 sebesar 22 juta menjadi 80 juta pada tahun 1998 keadaan ini secara langsung menurunkan kemampuan bagi pembiayaan pendidikan. Untuk itulah perlu digalang solidaritas dari masyarakat luas dalam menanggulangi permasalahan program pendidikan itu, demi pencerdasan kehidupan bangsa. 10 IV. Tujuan Program 1. Membangun partisipasi publik sebagai bentuk tanggung jawab moral warga negara untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia 2. Memberikan persamaan hak bagi seluruh warga masyarakat untuk mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak 3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui program pendidikan untuk menghadapi tantangan global 4. Membangun solidaritas sosial dikalangan masyarakat luas untuk membantu sesama bagi kemajuan bersama. 5. Membantu program pemerintah dalam mensukseskan program wajib belajar bagi warga negara. V. Target Program 1. Memberikan bantuan belajar berupa Beasiswa bagi peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu 2. Memberikan sumber belajar dan kelengkapan pelajaran untuk menjamin ketersedian sarana belajar peserta didik. 3. Pengembangan potensi pelajar untuk menghindari diri dari pengaruh negatif narkoba dan zat aditif lainnya. 4. Memberikan bimbingan dan konseling bagi siswa binaan 5. Membangun solidaritas di kalangan pelajar. VI. Fokus Implementasi 1. Memberikan beasiswa pendidikan untuk pelajar setingkat SD, SLTP, dan SLTA yang berasal dari keluarga kurang mampu di wilayah DKI Jakarta. 2. Pelajar yang mendapatkan bantuan beasiswa dari orang tua asuh adalah pelajar yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Solidaritas Indonesia. 11 II. Sumber Dana dan Anggaran Biaya Sumber dana untuk beasiswa anak asuh berasal dari bantuan lembaga pemerintah, lembaga swasta, bantuan perorangan, atau lembaga lain yang halal dan tidak mengikat, dan menyatakan kesiapannya menjadi orang tua asuh yang dikelola oleh Solidaritas Indonesia. (anggaran biaya terlampir). III. VIII. Mekanisme Pengorganisasian Orang Tua Asuh A. Ketentuan Umum 1. Orang tua asuh adalah masyarakat donatur yang menyalurkan dananya untuk mengangkat anak asuh yang dikelola oleh Solidaritas Indonesia 2. Dana beasiswa, adalah dana donatur yang diperuntukkan hanya untuk program beasiswa 3. Dana beasiswa sifatnya karikatif (santunan). Karenanya diharapkan

Page 5: Proposal anak asuh

dengan jumlah dana yang tersedia, dapat membantu seluruh beban biaya pendidikan anak asuh. 4. Anak asuh, adalah peserta didik sekolah yang pendidikannya dibiayai oleh oleh orang tua asuh, dan pembinaannya dilakukan oleh Solidaritas Indonesia bekerja sama dengan pihak sekolah. 5. Pembayaran dana beasiswa (anak asuh) dilakukan setiap dua bulan sekali, yaitu : bulan Juli, September, November, Januari, Maret, dan bulan Mei untuk setiap tahun berjalan. B. Tata Cara Pengangkatan Anak Asuh Calon donatur menyatakan kesediaannya untuk menjadi orang tua asuh minimal selama 1 (satu) tahun. Apabila pada tahun berikutnya donatur masih berkeinginan untuk membantu pendidikan anak asuhnya, maka perlu disampaikan komitmen ulang. 12 Solidaritas Indonesia akan mengirimkan data-data calon anak asuhnya yang akan diangkat dan diberi santunan. Setelah calon donatur menyanggupi calon anak asuh yang akan diangkatnya, pihak donatur wajib segera membayar biaya pendidikan yang besarnya telah ditentukan. Ketentuan jumlah dana beasiswa anak asuh bervariasi antara lain, adalah sebagai berikut: Tingkat SD/MI sederajat Rp. 25.000,- per bulan / Siswa Tingkat SMP/MTS sederajat Rp. 40.000,- per bulan / Siswa Tingkat SMU/MA sederajat Rp. 75.000,- per bulan / Siswa Beasiswa dilaksanakan, setelah calon donatur mengirimkan dananya ke Solidaritas Indonesia, baik langsung maupun melalui rekening Bank BNI, Cabang Universitas Indonesia AC. No.273.004155629.911 An. Wawan Hermawan. Setelah dana terbayar kepada anak asuh, selanjutnya secara berkala donatur (orang tua asuh) akan mendapatkan laporan pelaksanaan pembayaran beasiswa secara lengkap. C. Hak Dan Kewajiban Donatur 1. Setiap Donatur (orang tua asuh) berhak : Mendapatkan data-data anak asuhnya secara lengkap Mendapatkan laporan pelaksanaan penyaluran beasiswa (anak asuhnya) berkala per dua bulan sekali. Mendapatkan bukti kuitansi pembayaran beasiswa Mendapatkan laporan perkembangan prestasi anak (buku raport) secara rutin setiap semester. 13 Mendapatkan rekapitulasi penyaluran dananya untuk program beasiswa anak asuhnya dari Solidaritas Indonesia. Menanyakan rekapitulasi keuangan, apabila terjadi ketidakcocokan rekapitulasi keuangan kepada Solidaritas Indonesia. Mendapatkan informasi tentang kegiatan lembaga pengelola yang telah dan sedang dijalankan. 2. Setiap Donatur Berkewajiban Untuk Mengirimkan dana beasiswa, sesuai dengan kesepakatan. Yakni, per bulan, per dua bulan, per enam bulan, atau satu tahun sekaligus. Memenuhi kewajiban membayar kekurangan dana, apa bila terjadi saldo minus atas dana yang telah dikirimkan. Menulis nama dengan lengkap dan jelas, saat mengirimkan dana beasiswa. Hal ini untuk memudahkan identitas donatur, dan memudahkan rakapitulasi jumlah dana donatur. D. Lain-lain Hal-hal lain yang belum diatur dalam ketentuan ini, akan diatur kemudian berdasarkan kesepakatan antara pihak calon donatur dengan Solidaritas Indonesia selaku pengelola. IV. Tata Cara Pengajuan Beasiswa (Anak Asuh) A. Ketentuan Umum Beasiswa diberikan, minimal untuk masa 1 tahun. Beasiswa diberikan secara langsung kepada anak didik, didampingi oleh kepala sekolah, atau kepala tata usaha sekolah. 14 Beasiswa diberikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu (dhu’afa) atau yatim piatu yang membutuhkan biaya pendidikan. Beasiswa diprioritaskan untuk siswa sekolah dasar dan menengah. B. Prosedur Pengajuan Beasiswa Mengajukan permohonan untuk mendapatkan beasiswa kepada Solidaritas Indonesia selaku pengelola Mengisi formulir pendaftaran yang diketahui oleh orang tua/wali murid. Melampirkan photo copy raport terakhir. Surat keterangan dari kepala sekolah. Pas photo ukuran 3 x 4 Cm sebanyak 2 (dua) lembar. C. Persyaratan Mendapatkan Beasiswa Siswa tidak mampu dan perlu dalam pembiayaan pendidikannya.

Page 6: Proposal anak asuh

Siswa tidak sedang mendapatkan beasiswa dari lembaga lain Siswa diajukan dan direkomendasikan oleh masing-masing kepala sekolah Siswa memiliki semangat dan kemauan belajar yang tinggi Siswa berpotensi dalam arti rajin, disiplin dan memiliki kemauan keras untuk berprestasi Hal-hal yang belum diatur dalam persyaratan ini akan di atur kemudian. V. Penutup Menyadari akan pentingnya peran serta masyarakat dalam pendidikan, maka partisipasi masyarakat dalam hal ini harus dimaknai secara luas, yang tidak hanya memberikan konstribusi 15 finansial, tetapi juga keterlibatan masyarakat dalam memerankan dirinya sebagai pengendali kualitas pendidikan kita. Demikianlah proposal ini kami sampaikan, dengan harapan adanya solidaritas bersama bagi kesinambungan pendidikan sesama, karena bagaimanapun pencerdasan kehidupan bangsa ini harus dilakukan secara menyeluruh oleh segenap komponen bangsa. Terima kasih untuk perhatian dan bantuan yang telah diberikan, semoga kerja besar ini dapat menjadi amal kebaikan dikemudian hari, Amien. Jakarta, September 2003 Solidaritas Indonesia. 16 Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI SOLIDARITAS INDONESIA Koordinator Eksekutif Sekretaris Bendahara Ka. Departemen Penelititan & Pengembangan Ka. Departemen Pendidikan & Latihan Ka. Departemen Data dan Pustaka Ka. Departemen Hubungan Masyarakat Ka. Departemen Hubungan Antar Lembaga Ka. Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) Ka. Departemen Perlengkapan dan sarana : : : Irwan Putra Nurdin Latif Wawan Hermawan : Ufang Lafandi : Arfi Yuniarso : Taufik Hidayat : Fitria Devi : Idris : Nurhadi : Irvan Ka. Departemen Rekrutmen & Pembinaan Anggota : Selamat M. Sitompul 17 Lampiran 2 Prakiraaan Kebutuhan Biaya Untuk Program Beasiswa Anak per 12 bulan No Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA Jumlah Pelajar 50 Orang 50 Orang 50 Orang Jumlah Santunan 50 x 12 x Rp 25.000 50 x 12 x Rp 40.000 50 x 12 x Rp 75.000 Asuh Total Jumlah 1 2 3 Rp. 15.000.000,Rp. 24.000.000,Rp. 45.000.000,Rp. 84.000.000,- Jumlah keseluruhan : Delapan Puluh Empat Juta Rupiah Jakarta, September 2003 Solidaritas Indonesia