Proposal 2

35
1 TUGAS KARIL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN 1 KULAHI OLEH NAMA :MISRAWATI NIM : 824723118 PROGRAM STUDI :S-1 PGSD POKJAR :TUDAONE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S1 PGSD

description

vzvfdfsfsdfsfsfsfsfs

Transcript of Proposal 2

23

TUGAS KARIL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN 1 KULAHI

OLEHNAMA :MISRAWATI NIM: 824723118PROGRAM STUDI :S-1 PGSD POKJAR :TUDAONEFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPROGRAM STUDI S1 PGSDUNUVERSITAS TERBUKAKENDARI2014 ABSTRAKMisrawati, 2014 Meningkatkan Hasil Belajara Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Penggunaan Media Visual dan Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Metode Visual pada Siswa Kelas IV SDN 1 Kulahi. Skripsi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,program studi Guru Sekolah Dasar. Universitas Halu Oleo. Pembimbing Rumusan penelitian dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan media visual berupa alat peraga dan dengan menggunakan metode visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 1 Kulahi dapat meningkatkan pembelajaran matematika?. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 1 Kulahi pada pembelajaran matematika dengan menggunakan metode visual. Manfaat dari penelitian ini adalah (1). Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar baik terhadap pelajaran matematika. (2). Bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran dan metode yang baik guna meningkatkan hasil belajar siswa. (3). Bagi sekolah, meningkatkan kualitas proses pembelajaran di SDN 1 Kulahi. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan pada semester satu atau ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kls IV SDN 1kulahi, dengan jumlah siswa 15 orang. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diadakan 2 siklus, pada siklus I terdiri 2 kali pertemuan , dan siklus II terdiri 2 pertemuan, dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun prosedur penelitian ini adalah(1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan kelas; (3) observasi dan evaluasi; (4) refleksi. Sumber data penelitian ini adalah guru dan siswa. Jenis data yang diperoleh adalah kualitatif dan kuantitatif. Dari hasil analisis data yang diperoleh melalui model pembelajaran visual, hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Kulahi, pada marei pokok lambang bilangan hal ini dapat ditingkatkan. Dapat dilihat dari pencapaian indicator kinerja baik dari segi proses maupun hasil. Dari segi hasil berkaitan dengan belajar matematika diperoleh 66,67% (10 orang dari 15 siswa) mencapai > 70 dan nilai rata-rata 67,47 pada siklus I dan siklus II 86, 67% (13 orang dari 15 siswa) mencapai nilai > 70 dan rata-rata 77,60. Presentase aktivitas guru pada siklus I adalah 66,07% dan 70% , siklus II 87,5% dan 100%. Selanjutnya aktivitas siswa pada siklus I 44,44% dan 55,56%, pada siklus II 83,33% dan 100%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Kulahi pada materi lambang bilangan dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran visual . berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka saran dari peneliti, agar guru dapat menggunakan model pembelajaran visual,dalam proses pembelajaran matematika. Kata kunci :metode pembelajaran media visual,hasil belajar, aktifitas belajar.

I.PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGDalam rangka pembangunan manusia indonesia seutuhnya, pembangunan dibidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting dan menentukan dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu dibidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian, penanganan, dan prioritas secara sunguh-sungguh baik oleh pemerintah, masyarakat pada umumnya dan para pengelola pendidikan pada khususnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan, yang disebabkan masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.Proses pendidikan, khususnya di Indonesia selalu mengalami suatu penyempurnaan yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil pendidikan yang berkualitas. Berbagai kualitas. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengolah pendidikan untuk memperoleh kualitas atau kuantitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa atau peserta didik. Langkah ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Peningkatan kualitas harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pendidikannya serta dibarengi dengan pembaharuan kurikulum sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan zaman dan pembangunan, serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Di dalam system pendidikan Indonesia berlaku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan kini sudah ada kurikilum 2013 yang telah dijalankan dalam tahun 2014 ini.Dalam dunia pendidikan, matematika telah diperkenalkan kepada siswa sejak tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Pada pendididkan matematika, guru memegang peranan penting dalam mewujudkan tujuan yang akan dicapainya. Seorang guru matematika disamping menjelaskan konsep, prinsip, teorema, guru juga harus mengajarkan matematika dengan menciptakan kondisi yang baik agar keterlibatan siswa secara aktif dapat berlangsung . unsur penting dalam pembelajaran matematika adalah merangsang siswa serta mengarahkan siswa belajar, dimana belajar dapat dirangsang dan dibimbing dengan media visual dalam pembelajaran.Pada dasarnya sumber belajar diartikan secara sempit oleh guru, yaitu hanya terbatas pada buku-buku pelajaran. Hal ini dapat dilihat pada penyusunan perencanaan pengajaran, yang dicantumkan sebagai sumber belajar kebanyakan hanya buku pelajaran saya, sumber-sumber belajar yang lain kurang dioptimalkan penggunaannya sebagau saran dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Begitu pula dalam pengajaran matematika halamam perhalam sesuai dengan apa yang tertulis dalam buku paket dan kurang mengoptimalkan pengajaran matematika di luar kelas dimana pendidikan tidak hanya bertoleransi pada nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif saja, melainkan juga bereontasi pada cara anak didik dapat belajar dari lingkungan, pengalaman dan kehebatan orang lain, kekayaan dan luasnya hamparan alam sehingga mereka bias mengembangkan sikap kreatif dan daya piker imaginatif.Tujuan utama dari pendidikan matematika adalah memberikan penekanan pada penataan nalar, pembntuk sikap, serta memberikan tekanan,pada keterampilan dalam penerapan matematika. Berkaitan dengan media pembelajaran dan alasan di atas, penulis ingin mengetahui apakah dengan menggunakan media visual dapat meningkatkan hasil belajar matematika.Berdasarkan obsevasi awal siswa kelas IV SDN 1 Kulahi ditemukan beberapa permasalahan pada pembelajaran Matematika materi yaitu: (1). Siswa kurang tertarik pada pembelajaran; (2). Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran ;(3). Siswa merasa bosan untuk belajar; (4). Rendahnya hasil belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran masih menggunakan metode ceramahtanpa menggunakan alat peraga pada pembelajaran matematika, sihingga guru berperan aktif dalam pembelajaran.Salah satu masalah rendahnya mutu pendidikan seperti dialami di SDN 1 Kulahi khususnya dikeelas IV pada mata pelajaran matematika. Pengalaman mengajar di kelas IV SDN 1 Kulahi menunjukan hasil bahwa belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukan dengan nilai ulangan harian yang diberikan setelah proses pembelajaran berakhir. Dari 15 orang siswa kelas IV SDN 1Kulahi tahun pelajaran 2014/2015 hanya 6 orang saja yang mndapat 6,0 atau hanya sekitar 23% dan 78% mendapat nilai kurang 6,0 pada mata pelajaran matematika.Dari data tersebut menunjukan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika masih tergolong rendah dan belum memenuhi standar kuaantitas belajar yang ditetapkan. Oleh karena itu, maka hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran harus ditingkatkan. Untuk mengatasi pembelajaran matematika perlu di adakan pembaharuan dalam hal metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang sesui adalah role playing, yaitu metode pembelajaran yang menekankan kenyataan dimana para siswa diikut sertakan dalam permainan peranan di dalam mendemonstrasikan maslah-masalah sosial. Dan perlunya penggunaan media visual berupa alat peraga dalam pembelajaran matematika. Alternatif untuk tindakan peningkatan hasil belajar siswa adalah dengan melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK ).Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah PTK ini meliputi 2 sisklus. Setiap siklus terdiri dari 2 tahap yaitu perencanaan, tindakan dan obsevasi,refleksi dan perbaikan rencana. Subyek penelitin ini adalah siswa Kelas IV SDN 1 Kulahi yang berjumlah 15 orang siswa yang terdiri 6 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Tindakan penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan oktober-november pada semester 1 tahun ajaran 2014/2015. Instrumen yang digunakan adalah pedoman obervasi,wawancara,tes dan dokumentasi analisis data yang digunakan adalah analiss deskriptif kualitatif dan kuantitatif.1. Identifikasi MasalahSetelah proses pembelajaran berakhir pada mata pelajaran yang diikuti dengan evaluasi, hasilnya belum mencapai target yang ditetepkan dan hamper terjadi terus menerus . Dalam hal ini saya selaku guru peneliti merasa bahwa terdapat masalah dalam pembelajaran yang jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru bekerja sama dengan teman sejawat mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran antara lain:Untuk mata pelajaran matematika:a ) kurang ketertarikan siswa terhadap pelajaran matematikab) menganggap pelajaran paling sulitc) banyaknya siswa yang tidak hadir dengan alasan tidak masuk akalUntuk mata Matematika.a) Kurangnya aktifitas siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkanb) Kurang aktifitasnya siswa dalam proses pmbelajaran

B.RUMUSAN MASALAHYang menjadi fokus masalah perbaikan adalah :1.) Apakah dengan menggunakan media visual berupa alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1V pada materi lambing bilangan pelajaran matematika ?2.) Apakah dengan menggunakn metode visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1V mteri ciri ciri makhluk hidup pada mata pelajaran Matematika ?

C.TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :1. Meningkatakn hasil belajar siswa kelas 1V SDN 1 Kulahi pada mata pelajaran matematika melalui media visual2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1V SDN 1 Kulahi pad mata pelajaran Matematika melalui metode visual

D.MANFAAT PENELITIANManfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajarnya baik itu terhadap mata pelajran matematika. Bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan media dan metode yang baik dalam pembelajaran guna meningkatakn hasil belajar siswanya. Selain itu guru dapat mengetahui cara-cara melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Hal ini berarti guru dapat meningkatkan kinerja dan profesinya2. Bagi sekolah dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan memeberikan konstribusi positif terhadap proses pembelajaran di SDN 1 Kulahi.

II.KAJIAN PUSTAKAA. HASIL BELAJAR 1. Pengertian belajarBelajar adalah istilah kunci dalam setiap usaha pendidikan, karena tampa belajar sesunguhnya tak pernah ada pendidikan. Karena begitu pentingnya arti belajar,maka belajarpun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dalam mendalami mengenai proses perubahan manusia itu. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung didalam belajar.Menurut Heinch (2002: 6) belajar adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap baru sebagai interaksi individu dengan informasi dan lingkungan. Lebih jau Driscoll (2000: 11). Dimyati (1994 : 20) bahawa belajar adalah mengalami suatu proses yang sadar akan tujuan sehingga menggunakn kemampuan mentalnya untuk mempelajari semua materi yang diajarkan dengan melibatkan seluruh kemampuan sehingga dapat memperoleh suatu perubahan yang bersifat menetap dan permanen. Whitaker dalam Djarah (2002 : 12)Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi siswa dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain iyu kegiatan belajar merupakan suatu aktifitas yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencpaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar itu berlangsung.2. Pengertian hasil belajarPengertian hasil belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan suatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Hasil belajar termasuk dalam kelompok atribut koknitif yang respons hasil pengukurannya tergolong pendapat (judgment), yaitu respons yang dapat dinyatakan benar atau salah (Suryabrata, 2000: 19). Soedijarot (1993: 49) menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.Brings (1979: 149) menyatakan bahwa, hasil belajar adalah seluruh kecakapan dengan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan mengguunakan tes hasl belajar. Sujana (1991: 22) mengemukakan bahwa dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: rana kognitif, rana afektif, dan rana psikomotoris. Menurut Dimiyanti dan Mudjono (1999: 250-251) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut tersebut terwujud pada jenis-jenis ranag kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pembelajaran.Menurut Oemar (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang sudah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Reigeluth (1990: 401)Menurut Asri (2004: 57) Menurut Geagne (dalam dimyati dan Mudjiono,2002:11) hasil hasil berupa:a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. Pemilikan informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.b. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan libgkungan hidup serta mempresentasikan konsep.c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.d. Keterampilan motoric adalah kemampuan melakukan serangkain gerak jasmani dalam uarusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.e. Sikap adalah kemapuan menerma atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyak tersebut.B. HAKEKAT MATEMATIKA1. Pengertian matemtika.Matemtika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya piker manusia. Perkembangan peset di bidang teknologi informasi dan komunikasidewasa ini di landasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matemtika yang kuat sejak dini.Menurut bahasa latin matematika berasal dari Mathanel atau Mathema yang berarti belajar. Sedangkan menurut bahasa belanda disebut wiskhunde atau ilmu pasti. Menurut Sumardyono (2004: 5)matematika adalah produk dari pemikiran intelektual manusia. 2. Fungsi pelajaran MatemtikaMatematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya piker mnusia. Perkembangan pesat dalam bidang teknologi informasi dan komunikai dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematikadiskrit.Menurut Sunarti (2009: 5) matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunukasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi pembelajaran matematika adalah matematika berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa,berpikir logis,analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.

3. Tujuan pelajaran MatematikaMenurut Mulyono Abdurrahman (1999: 315) pembelajaran matematika secara umum mempunyaai tujuan sebagai berikut:1) Membimbing dan memupuk sikap teliti, tekun dan sistimatis.2) Melati kerja dengan tenang, sungguh dan tanggung jawab.3) Mendidik anak menjadi anak cerdas, dan trampil.4) Membimbing murid-murid agar kelak kemudian ahli dalam menghadapi persoalan-persoalan, dapat berpikir secara sistematis, bebas dan aktif.Menurut Coerof yang dikutip Mulyono Abdurrahman (1999: 253) mengemukakan perlu diajarkan kepada siswa yaitu:1) Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai.3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagaii cara.5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keuangan.6) Memberikan kepuasan terhadap usaha pemecahan masalah yang menentang.Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan.2) Melatih kerja dengan tenang, sungguh- sungguh dan tanggung jawab.3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat singkat dan jelas.4) Meningkatkan kemampuan berpikir logis dan ketelitian.5) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menentang.Sebenarnya melalui pembelajaran matematika tidak semata-mata menanamkan pengetahuan saja, tetapi melalui pembelajaran matematika sangat mungkin diterapkan pembentukan sikap positif dan keterampilan cermat dan kritis. Jenis-jenis keterampilan proses:a. Mengamatib. Mngklasifc. Mengkomunikasikand. Mengukure. Memprediksif. Menyimpulkang. Pembelajaran Matematika di SDciri ciri pembelajaran matematika di SD1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiralPeendekatan spiral dalam pembelajaran matematika merupakan pendekatan dimana pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu mengaitkan atau menghubungkan dengan sebelumnya.2) Pembelajaran matematika bertahapMateri pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaiti dimulai dari konsep-konsep yang sederhana, menuju, konsep yang lebih sulit.3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktifMatematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran matematika di SD digunakan pendekatan induktif.4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistenKebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya tidak ada pertentangan antara kebenaran yang suatu dengan yang lainnya.5) Pembelajaran matematika hendaknya bermaknaPembelajaran secara bermakna merupakan cara pengajaran materi pembelajaran yang menggunakan pengertian dari pada hafalan.3.Prinsip dalam melaksanakan pembelajaran matematika di SDAda beberapa prinsip pembelajaran matematika di SD yaitu;1. Guru di SD dapat menyusun silabus atau perencanaan pembelajaran dengan mengacu dan berpedoman kepada Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.2. Kecakapan matematika atau kemahiran matematika yang perlu dimiliki oleh siswa. Pembelajaran tidak diberikan tersendiri tetapi harus diintegrasikan dengan materi pembelajan.3. Kecakapan matematika atau kemahiran matematika yang harus, dicapai siswa dalam belajaran matematika mulai dari SD/MI sampai SMA/MA .4. Menunjukan pemahan konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma (secarahitung) secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah.5. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, grafis, atau dugaan untuk memperjelas keadaan atau masalah.6. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matemaatika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan atau pernyataan matematika.7. Menyusun kemampuan strategi dalam membuat atau merumuskan, menafsirkan dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah.8. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

C. HAKEKAT MEDIA PEMBELAJARAN 1. Pengertian media pembelajaranPada hakekatnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Menurut Anderson (Hidayah, 2004; 4) media pembelajaran merupakan media atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu guru mengajar, sedangkan media pembelajaranmenurut Gagne Brings meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran (Azhar Arsyad 2005; 4). Media pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai komponen dari sitem pembelajaran yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan kualitas pembelajjaran dan penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan da nisi pembelajaran.Secara garis besar media pembelajran dapat didefinisikan sebagai berikut:a. Media objek fisik (model, alat peraga).b. Media grafis/visual (poster,chart, kartu dan lain-lain).c. Media proyeksi.d. Media audio.e. Media audio-visual(Hidayah, 2004: 4).Media pembelajaran secara etimologi Sri Anita (2004: 4) mengartikan kata media merupakan bentuk jamak dari medium berasal dari bahasa latin Medius yang berarti tengah. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutup Sri Anitah (2009: 4) media adalah grafik, fotografi, elektronik atau alat-alat menarik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual. Menurut Bringgs yang dikutip Sri Anitah (2009: 3)media pada hakekatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran.Bertolak pada berbagai definisi disebut dapat disimpulkan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajaran untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan pengertian itu guru atau dosen, buku ajar dilingkungan adalah media. Setiap media merupakan sarana untuk menuju kesuatu tujuan. Didalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Informamasi ini mungkindi dapatkan dari buku-buku, internet, dan senagainya. Semua ini adalah media pembelajaran karena memuat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada pembelajaran.2. Penggunaan media pembelajaranDalam pemilihan media untuk pembelajaran, guru sebenarnya tidak hanya cukup mengetahui tentang-tentang kegunaan, nilai, serta landasannya, tetapi harus mengetahui bagaimana cara menggunakan media tersebut. Adapunprisip-prisip umum penggunaan media menurut Sri Anitah (2009: 82) adalah sebagai berikut:a. Menggunakan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dalam system pembelajaranb. Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber danac. Guru hendaknya memahami tingkat hirarki dari jenis alat dan kegunaanyad. Pnggujian alat pembelajaran hendaknya berlangsung terus menerus, selama dan sesudah pemakaiane. Penggunaan multi medi akan sangat menguntungkan dan memperlancar proses pembelajaranMenurut Saidiman (2002: 16) media pembelajaran mempunyai kegunaan sebagai berikut:a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka )b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya inderac) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk :1) Menimbulkan kegairahan belajar2) Memungkinkan interaksi langsung antara anak-anak didik dengan lingkungan dan kenyataan3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnyad) Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, bila latar belakang lingkungan guru dan siswa berbeda masalah ini dapat diatasi dengan media pendididikan yang dengan kemampunnya dalam memberikan presepsi yang sama.Nilai praktis media pembelajaran adalah sebagai berikut:a. Mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi siswa.b. Mampu mengatasi keterbatasab ruang kelas.c. Mampu mengatasi ukuran bendad. Mampu mengatasi keterbatasan gerak benda.e. Mampu mengatasi motivasi belajar siswa .f. Mampu mempengaruhi daya abstrak siswag. Memungkinkan pembelajarran yang lebih berfariasih. Keterampilan menyelesaikan soal cerita Berkaitan dengan atmosfir disekolah. Ada sejumlah karakteristik yang dapat di identifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat SD.Karesteristik pada masa kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).a) Perhatiannya tertuju pada kehidupanpraktisb) Ingin tahu, ingin belajar, dan realistisc) Timbul minat pada pembelajaran-pembelajaran khususd) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah.

III.PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARANA. SUBJEK PENELITIAN, TEMPAT, DAN WAKTU PENELITIAN, PIHAK YANG MEMBANTU

a. Subjek penelitianPerbaikan proses pembelajaran ini dilaksanakan di SDN 1 Analahambuti Kecamatan Wawotobi. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswa yang terdiri dari orang siswa laki-laki dan orang perempuan.Fokus perbaikan pembelajaran adalah mata pelajaran Matematika dan ilmu pengetahuan alam yang di lakukan sebanyak 2 (dua) siklus, dan setiap siklus dilakukan sebanyak 2(dua) kali pertemuan tatap muka dengan rincian sebagai berikut:Mata pelajaran : MatematikKelas: IV (Empat)waktu : Siklus 1 tanggal 17 oktober 2014siklus II tanggal 24 oktober 2014

b. Tempat penelitianPenelitian ini dilaksanakan pada SDN 1 KULAHI , berada di Kelurahan Kulahi, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe.c. Waktu penelitianPenelitian ini telah dilaksanakn pada semester ganjil atau pada semester satu (1)tahun pelajaran 2014/2015, pada jam pelajaran dari jam 07.35 09.00.

d. Pihak yang membantu dalam penelitianPihak yang membantu dalam penilitian ini adalah guru pamong dalam hal ini kepala sekolah SDN 1 Kulahi, teman sejawat saya dan siswa-siswi kelas IV SDN 1 Kulahi.B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARANPelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dengan mengikuti tahap-tahapan kegiatan yaitu : pelaksanaan tindakan, pengamatan/pengumpulan data instrument dan refleksi. Secara rinci setiap tahapan kegiatan adalah sebagai berikut :1. PerencanaanSebelum melaksanakan perbaikan proses pembelajaran, maka yang harus dilakukan perencanaan pelaksanaan perbaikan yang merupakan proses persiapan akhir sebelum melaksanakan perbaikan. Kegiatan yang dilakukan sdalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:a. Membuat skenario pembelajaranb. Membuat lembar observasic. Menyediakan media pembelajarand. Membuat alat evaluasie. Membuat jurnal untuk refleksi diri.2. Pelaksanaan tindakanSecara umum langkah-langkaah pelaksanan tindakan dijabarkan sebagai berikut:a) Melakukan tanyajawab tentang materi sebelumnya sebagai awal kegiatan.b) Membhasa materi pembelajaran dengan menggunakan media visual untuk mata pelajaran matematika.c) Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanyad) Memberrikan tugas kelompoke) Menyimpukan materi pembelajaranf) Memberrikan pekerjaan rumah

3. Observasi/pengamatanAdapun cra mengumpulkan data adalah sebagai berikut:1) Data tentang situasi pelaksanaan penggunaan media visual. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam kelas, diambil dengan menggunakan jurnal.2) Data tentang hasil belajar diambil dengan menggunakan tes.

4. RefleksiHasil yang diperoleh pada tahap obserfasi dan evaluasi dikumpulkan serta di analisa data tahap ini. Selanjutnya dilakukan pertimbangan-pertimbangan tentang kelemhan pembelajaran tersebut. Indikator kinerjaIndikator kinerja keberhasilan tindakan pada setiap siklus apabila paling sedikit 45% dari 15 siswa telah memperoleh nilai > 6,0.C. TEKHNIK ANALISIS DATAAnalisis Menentukan rata-rata hasil belajar siswaRata-rata = jumlah nilai seluruh siswaBanyaknya siswa

1. Membuat ketuntasan belajar secara klasikal, yaitu:

% ketuntasan = jurnal siswa yang memperoleh nilai >65 x 100%Jumlah siswa yang mengikuti tesData tentang aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dianalisa untuk menentukan presentase keterlaksanaan scenario pembelajaran dari aspek guru maupun siswa presentae aktivitas guru dan siswa di hitung dengan rumus sebagai berikut%keaktifan = jumlah skor yang diberikan pengamat x 100%Skor maksimum

1V.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. DESKRIPSI HASIL PENENELITIAN1. Kegiatan pendahuluanPenelitian ini dilaksanakan berdasarkan hasil pengalam langsung peneliti dalam proses pembelajaran di kelas pada siswa kelas IV SDN 1 Kulahi materi pokok matematika adalah mengenal bilangan, masih tergolong rendah dengan nilai rata-rata kelas 57, 62. Berdasarkan hasil tersebut, diputuskan untuk menerapkan model pembelajarn visual dalam mengajarkan matematika pada materi pokok mengenal bilangan di kelas IV SDN 1 Kulahi.2. Tindakan siklusa. Perencanaansetelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru kelas IV SDN 1kulahi peneliti melakukan hal-hal sebagi berikut:1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat untuk siklus 1 terdirii dari 2 pertemuan pada materi mengenal bilangan dengan menggunakan model pembelajaran visual. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran pada RPP siklus 1, kemudian disusun skenaria pembelajaran untuk setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan I dan 2 mengarahkan siswa untuk mampu melakukan pengenalan bilangan yaitu memberikan contoh bilangan dari angaka 50 sampai 100.2. Menyiapkan lembar obsevasi yang ditunjukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dimana aspek yang diopsevasi didasrkan pada langkah-lanhkah pembelajran yang telah direncanakan dalam RPP sesuai dengan scenario pembelajaran visual.3. Menyiapkan LKS4. Menyiapkan jurnal.5. Merancang perangkat evaluasi untuk berupa tes siklus I.Persiapan lainnya adalah lebih menetapkan pengetahuan dan pemahaman guru mengenai pelaksanaan pembelajran dengan model pembelajaranvisual Pelaksanaan tindakan.Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.1) Pertemuan pertamaPelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti sedangkan guru kelas IV bertindak sebagai pengamat. Tindakan siklus I untuk pertemuan pertama dilakukan pada hari selasa tanggal 7 juni 2014. 2) Pertemuam keduaPertemuan kedua pada hari jumat tanggal 24 juni 2014 kegiatan pembelajaran diawali dengan guru menginformasikan kepada siswa model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran visual serta menyampaikan indicator pembelajaran. Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa.Selanjutnya masuk pada kegiatan inti guru menyajikan materi operasional lambang bilangan yaitu nama lambang bilangan, Membaca lambang bilangan, Membaca nama bilangan, Menulis lambang bilangan, dan Menulis nama bilangan. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan.. Kemudian guru mengumpulkan jawaban siswa secara kelompok. Lalu secara acak memanggil nomor siswa dalam kelompok untuk mempresentasekan hasi kerja kelompoknya. Semua kelompok yang ditunjuk bergiliran mempersentasekan hasil kerja kelompoknya. Pada tahap ini masih terjadi keributan dalam kelas namun kelas namun tidak seperti pertemuan pertama, hanya sebagian siswa yang masih takut jika nomornya yang dipanggil maju kedepan kelas untuk mempresetasikan jawabannya. Selanjutnya, guru memberikan pujian kepada kelompok yang memperoleh nilai terbaik. b. ObservasiHasil operasi terhadap guru menunjukan hal-hal sebaagai berikut:1. Pada pertemuan pertama guru belum mengorganisasikan waktu dengan baik hal ini dapat dilihat dengan bertambahnya waktu yang diperlukan untuk membagi siswa dalam kelompok. Akibatnya kegiatan merangkum materi yang seharusnya dilakukan pada menit terakhir pertemuan gagal dilakukan. 2. Terkadang pemanfaatan guru terhadap siswa dalam kelompok hanya berpaku pada kelompok tertentu saja. Sehingga saat ada kelompok lain yang membutuhkan bimbingan, guru tidak melayani dengan baik. Guru lupa memberikan apresiasi kepada siswa, tetapi guru langsung menanyakan soal-soal yang sulit dalam tes siklus.3. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat 17 Mei 2013. Pada awal pertemuan guru membahas PR yang di anggap sulit oleh siswa. Sebelum masuk pada kegiatan inti guru memberikan apresiasi kepada siswa dengan mengingatkan kembali materi sebelumnya.

Semua siswa sudah memperhatikan penjelasan guru. 1. Siswa sudah mampu mempersetasikan hasil kerja kelompoknya. 2. Siswa sudah mampu mengemukakan pendapat Secara umum tindakan sudah sesuai dengan skenario pembelajran yang telah dibuat. Semua tahap kegiatan dalam scenario pembelajran telah dilaksanakan dengan sempurna oleh guru. Refleksi Kegiatan refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus II meneunjukan hasil yang cukup mengembirakan pada peneliti. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah mendapatkan hasil yang baik.Jika dilihat dari hasil tes pada evaluasi hasil tes tindakan siklus II,yaitu telah mencapai 86, 67% (13 orang) siswa yang telah memperoleh nilai 65 atau dengan kata lain telah mencapai indicator keberhasilan, maka penelitian ini telah berhasil digunakan sesuai rencana pelaksaan penelitian ddengan 2 siklus tindakan.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIANPada siklus I, perolehan nilai siswa berdasarkan ketuntasan belajar hanya 66,67% (10 orang) siswa yang telah memperoleh nilai > 65 dengan rata-rata sebesar 67,47. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, guru dan siswa telah melakukan kegiatan pembelajran yang sesuai dengan model pembelajaran visual dengan presentase pelaksanaan proses masing-masing sebesar 66,06% dan 44,44% pada pertemuan I. keterlaksanaan scenario pembelajaran pada pertemuan 2 berdasarkan hasil observasi dari aspek guru dan siswa masing masing adalah 70% dan 55,56%. Pada tindakan siklus II, model pembelajaran visual kembali dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus II, kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajran telah meningkat dengan presentase pelaksanaan proses telah mencapai 85% dan preesntase aktivitas siswa mencapai 72% pada pertemuan I. preesntase ketrlaksana skenario pembelajarabn dari aspek guru dan siswa meniingkat masing-masing menjadi 95% dan 97,22% pada pertemuan 2. Dimana kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diperbaiki. Guru sudah memberi motivasi dan apersepsi terhadap siswa sebelum memulai pelajaran, se rta guru telah melaksanakan bimbingan yang telah dilakukan pada siklus II siswa yang telah memperoleh nilai > 65 sebanyak 13 orang atau 86,67% berarti mengalami peningkatan. Hal ini berarti telah mencapai indikator yang ditetapkan. Karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai., ini berarti proses tindakan telah telah tercapai yaitu denga menerapkan model pembelajaran visual hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SDN 1 Kulahi pada materi pokok lambang bilangan dapat ditingkatkan lagi.

V.KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN Hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Kulahi pada materi pembelajaran yang telah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran visual. Hal ini terbukti dengan terjadinya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa yaitu 67,47 pada siklus I, dengan presentase ketuntasan sebesar 66,67% dan meningkat menjadi 77,60 dengan preesntase ketuntasan 86,67% pada siklus II. Hasil dari aktivitas guru dalam prosese pembelajaran di kela IV SDN 1 Kulahi pada materi pokok lambang bilangan dapat ditingkatkan lagi. Pada siklus I dengan presentase 66,07% meningkat pada siklus II yaitu 87,50% dan 100%. Hasil dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN 1 Kulahi pada materi pokok lambing bilangan dapt ditingkatkan lagi, pada siklus I dengan presentase 44,44% dan 55,56% meningkat pada siklus II yaitu 83,33% dan 100%.

B. SARAN Setelah melaksanakan penelitian dan melihat hasil yang didapatkan,maka peneliti menyarankan sebagai berikut:1. Kepada para guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran visualdalam proses pembelajaran matematika pada lambang bilangan.2. Seorang guru harus selalu kreatif dan berusaha menggunakan model-model pembelajraan yang tepat dan sesuai dan karateristik siswa dan karateristik materi pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dengan model pembelajaran yang monoton.

DAFTAR PUSTAKA

Asri, Budianingsih, C. 2004. Belajar dan Pembelajaran .Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Bringgs, Leslie J. 1979. Intsructional Design: Principles and Apilication. Engelwood cliffis, New Jersey: Prentice-Hall,Inc.Ahiri , Jafar. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar : Kendari Unhalu Press.Dimyati. 1994. Belajar dan pembelajaran .Jakarta: DekdikbudDepdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.Hudoyo, Herman.1975. Pengembangan Krikulum Matematika Dan Pelaksanaanya di Depan Keles . Hamsah. 2000 Pembelajaran Matematika 1. Jakarta Bumi AksaraHudoyo, Herman. 1988, Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Dekdikbud.Mulyono Abdurrahma.. Pembelajaran Depdikbud Direktorad Jendral Pendidikan Tinggi JakartaSudijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relepan dan Bermutu. Jakarta Balai Pustaka .Semiawan, Conny R. 1993. Belajar dan Pembelajara Prasekolah dan Sekolah Dasar . Jakarta : Indeks.Slameto. 2003. Belajar dan Paktor-Paktor yang Mempengaruhinya. Jakarta . PT Rineka Cipta.Widiharto, Rachmadi. 2004. Matematika. Yogyakarta PPPG Matematika. Htpp://www;p4tkmatematika. Org/feed Model-Model PembelajaranSumardyono. 2004. Krakteristik Matemetika dan Implikasinya terhadap pembelajaran Matematika. Disertasi. Yogjakarta: Departemen Pendidikan Nasional Derektorat Pendidikan Dasar dan Menangah.Sunarti. 2009. Upaya Meningkatkan Hasil Matematika Siswa Kelas 4 Tunagrahita Ringan Sekolah Luar Biasa B-C Bagaskara Dalam Melakukan Oprasi Penjumlahan 3 Anka Melalui Alat Bantu Kartu Bilangan Tahun Pelajaran 2009/2010.Andi Hakim, N (1980). Landasan Matematika. Jakarta : Bharata Aksara