PROPORSIONALITAS TAYANGAN -...

182
i PROPORSIONALITAS TAYANGAN LOCAL WISDOM (KEARIFAN LOKAL) JAWA TENGAH DI STASIUN TELEVISI BOROBUDUR SEMARANG (Analisis Perspektif Dakwah) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Nurhidayah 071211043 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of PROPORSIONALITAS TAYANGAN -...

Page 1: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

i

PROPORSIONALITAS TAYANGAN

LOCAL WISDOM (KEARIFAN LOKAL)

JAWA TENGAH DI STASIUN TELEVISI

BOROBUDUR SEMARANG

(Analisis Perspektif Dakwah)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

Nurhidayah

071211043

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

ii

Page 3: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

iii

Page 4: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya

sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga

pendidikan lainnya. skripsi ini juga tidak berisi pikiran orang lain, kecuali

informasi yang ada dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Page 5: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat serta

hidayah yang diberikan kepada setiap makhluk-Nya. Sholawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, inspirator umat yang

tiada pernah kering untuk digali ilmunya.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak sekali suka dan duka

yang penulis rasakan. Keberhasilan dalam penyusunan skripsi dengan judul

“Proporsionalitas Tayangan Local Wisdom (Kearifan Lokal) Jawa Tengan di

Stasiun Televisi Borobudur Semarang (Analisis Perspektif Dakwah)” tidak

terlepas dari bantuan, semangat, dan dorongan baik material maupun spiritual

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Dr. M. Sulthon, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Bapak H. M. Alfandi, M.Ag. dan Bapak Ahmad Faqih, S.Ag, M.Si.

selaku pembimbing I dan pembimbing II atas kesabarannya dalam

membimbing dan memberikan arahan kepada penulis hingga

terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Ahmad Faqih, S.Ag, M.Si. selaku wali studi yang selalu memberi

semangat dan bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk

membimbing penulis selama masa perkuliahan.

5. Bapak Drs. H. Najahan Musyafak, MA. yang rela meluangkan waktu

untuk memberikan arahan kepada penulis.

Page 6: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

vi

6. Para dosen dan staf karyawan di lingkungan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang atas arahan, pengetahuan, dan bantuan yang

diberikan.

7. Keluarga besar TV Borobudur Semarang, Bpk Juang Simbolon, Bpk

Agung Yuwono, Bpk Fredy, Mas Han, Mas Edy Glow, Mas Dee2t, Mas

Like, Mas Asari, Mas Ari, Mas Ubed, dll yang telah membantu

terlaksananya penelitian ini.

8. Bapak dan ibu tercinta, support materiil dan immateriil mereka selama

ini membuat perjalanan hidup penulis lebih bermakna dan sempurna.

9. Kakak, adik dan seluruh kerabat yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam hidup

penulis.

10. Sahabat-sahabat 2007 dan teman-teman senasib seperjuangan atas

semangat dan canda tawa yang kalian berikan selama ini.

Kepada mereka semua penulis tidak bisa memberikan balasan apapun

hanya ucapan terimakasih, dan permohonan maaf, semoga amal shaleh mereka

diterima serta mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Penulis menyadari masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan dan

kesalahan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk

penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT

selalu memberi petunjuk dan kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Amiin.

Page 7: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah wa syukurillah.....

Dengan senang hati skripsi ini, kupersembahkan Untuk:

� Bapak Aminudin dan ibu Maimanah tercinta, yang telah

mengenalkanku pada kehidupan yang penuh dengan kasih sayang tak

bertepi. Baktiku padamu takkan pernah padam. Ridhamu adalah

semangatku dalam meraih impian.

� My beloved Inayati, Ahmad Taufik, Qomarudin. Faza Solikhatun

Niswy, yang selalu memberiku semangat untuk menjadi yang tebaik. I

Love U All….

� Segenap keluarga besar dan seluruh kerabat yang senantiasa memberi

kasih sayang dan do’a demi keberhasilan meraih kesuksesan.

� Orang-orang terdekat Q, Vyki (Neng yang cantik, cerdas dan penuh

semangat dalam menjalankan tugasnya), U2t (penampung isi hati Q)

Fahdi Fahlevi (Si keren yang banyak kasih aq semangat & masukan

buat skripsi q), Gus Taufieq (orang yang selalu menghibur q dengan

cerita2 konyol masa lalunya), Mz Vandy (orang yang care bgt with

me), mz Cha (pengganggu q, thanks yaa… hehe), mb Ezta (senior kecil

q yang banyak kasih motivasi). Makasih udah mewarnai hidup q jadi

me-ji-ku-hi-bi-ni-u, manis asam asin dehh pokoknya. Aku bahagia jadi

bagian dari kalian. I Love U aLL.

� Teman-teman angkatan 2007, Dian, Via, Munawir, Mbak Rini, Usfi,

Icha, Zuni, Aqif, Puji, Rizal, Arul, Tukin, Andika, Ali, Luluk, Lia,

Ulya, Nisa, Nia, Mb Ru2, dll. Terima kasih atas kebersamaan yang

kalian berikan.

� Lu2k 08 dan temen-temen di HMJ KPI yang tak bisa tersebut satu

persatu. Do the best for KPI. Ayo tetep semangat..!!!

� Penghuni Pondok INNA; Bapak Widodo sekeluarga, Cyka, Zuma,

Imud Mute, Endah, Me2h, Dek Alphy dll., makasih banget atas

keceriaan dan warna hidup yang telah kita jalani bersama.

� Tim KKN Posko 53 Ngareanak yang telah ajarkan arti tanggung

jawab dan hidup bermasyarakat.

Page 8: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

viii

MOTTO

�� ����ا�� ا�ص� ������� ��وا� �� �ا�� ا����

“Menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil perkara

baru yang lebih baik”

Page 9: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

ix

ABSTRAKSI

Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang berbeda di masing-

masing daerah. Namun, hampir semua tayangan televisi di Indonesia berisi

tentang budaya Jakarta. Di sini terjadi ketidakadilan penyiaran Indonesia

bagi masyarakat di daerah-daerah. Akibatnya, masyarakat di daerah-daerah

tidak mengenal budaya daerahnya. Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini

adalah dengan mendirikan televisi lokal di masing-masing daerah. Salah

satu televisi lokal Jawa Tengah adalah TV Borobudur yang mempunyai

slogan “TV-ne Jawa Tengah” yang belum lama ini berubah menjadi

“Inspirasi Jawa Tengah”. Berdasarkan slogan tersebut, sudah seharusnya

program-program yang ditayangkan benar-benar ditujukan untuk

masyarakat Jawa Tengah. Peraturan Menkominfo nomor 43 tahun 2009 dan

Peraturan KPI tahun 2009 menyatakan bahwa dalam sistem stasiun jaringan,

setiap stasiun penyiaran lokal harus memuat siaran lokal dengan durasi

paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari seluruh waktu siaran per hari dan

secara bertahap naik menjadi paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari

seluruh waktu siaran per hari sesuai dengan perkembangan kemampuan

daerah dan lembaga penyiaran swasta

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut: Apakah tayangan local wisdom Jawa Tengah

di Stasiun Televisi Borobudur Semarang sudah proporsional dan bagaimana

tayangan local wisdom Jawa Tengah di Stasiun Televisi Borobudur

Semarang ditinjau dari perspektif dakwah.

Penelitian tayangan Local wisdom Jawa Tengah bertujuan untuk

mengetahui apakah tayangan local wisdom Jawa Tengah di Stasiun Televisi

Borobudur Semarang sudah proporsional dan untuk mengetahui bagaimana

tayangan local wisdom Jawa Tengah di Stasiun Televisi Borobudur

Semarang ditinjau dari perspektif dakwah. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metodelogi kuantitatif didukung metodologi kualitatif yang

bersifat deskriptif untuk mengetahui tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah dalam perspektif dakwah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tayangan yang mengandung

kearifan lokal Jawa Tengah sudah proporsional sesuai dengan peraturan

Menkominfo dan peraturan KPI. Karena sudah mencapai batas minimal

yaitu 10 %. Adapun prosentase tayangan yang mengandung kearifan lokal

Jawa Tengah disetiap minggunya yaitu prosentase terkecil 16,25 %, dan

prosentase terbesarnya adalah 23,75 %. Dalam perspektif dakwah, acara

yang mengandung kearifan lokal ini sesuai dengan metode bil hikmah, atau

dalam istilah lain juga bisa disebut dengan metode dakwah kultural. Analisis

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua acara yang

mengandung kearifan lokal itu bermuatan dakwah.

Page 10: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. viii

ABSTRAKSI ......... ................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .......... ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1.Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2.Rumusan Masalah ....................................................................... 8

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 9

1.4.Tinjauan Pustaka ......................................................................... 10

1.5.Metode Penelitian ....................................................................... 13

1.5.1. Jenis dan Metode Penelitian .............................................. 13

1.5.2. Definisi Konseptual dan Operasional ................................ 14

1.5.3. Sumber dan Jenis Data ...................................................... 17

1.5.4. Populasi dan Sampel ......................................................... 18

1.5.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 19

1.5.6. Teknik Analisis Data ......................................................... 20

1.6.Sistematika Penulisan ................................................................. 21

BAB II LOKAL WISDOM (KEARIFAN LOKAL) PADA TAYANGAN

TELEVISI DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

2.1. Landasan Kerangka Teori .......................................................... 23

Page 11: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

xi

1. Kajian tentang Local Wisdom (Kearifan Lokal) .................... 23

a. Pengertian Local Wisdom (Kearifan Lokal) ..................... 23

b. Sejarah Kearifan Lokal .................................................... 24

c. Fungsi Kearifan Lokal ...................................................... 24

d. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal Jawa Tengah ................... 26

2. Kajian Tentang Tayangan Televisi ......................................... 28

a. Pengertian Televisi ............................................................ 28

b. Bentuk-bentuk Tayangan Televisi .................................... 29

c. Fungsi Televisi .................................................................. 33

3. Kajian Tentang Dakwah ........................................................ 35

a. Pengertian Dakwah ........................................................... 35

b. Dasar Hukum Dakwah ...................................................... 36

c. Unsur-unsur Dakwah ........................................................ 41

4. Tayangan Local Wisdom dalam Perspektif Dakwah ............. 57

2.2.Hipotesis ...................................................................................... 60

BAB III KONDISI STASIUN TELEVISI BOROBUDUR SEMARANG .

DAN PROGRAM-PROGRAMNYA

3.1. Sejarah dan Tujuan Berdirinya TVB ......................................... 62

3.2. Visi dan Misi TVB ..................................................................... 64

3.3. Kekuatan TVB .................................................................... 65

3.4. Setruktur Organisasi TVB ................................................... 65

3.5. Program-program Acara TVB ............................................ 67

3.6. Jadwal Acara TVB .............................................................. 142

BAB IV ANALISIS PROPORSIONALITAS TAYANGAN LOCAL

WISDOM (KEARIFAN LOKAL) JAWA TENGAH DI STASIUN

TELEVISI BOROBUDUR SEMARANG (Perspektif Dakwah)

4.1. Proporsionalitas Tayangan Lokal Wisdom Jawa Tengah

1. Rekapitulasi Tayangan yang Mengandung Kearifan Lokal

Jawa Tengah .......................................................................... 146

Page 12: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

xii

2. Proporsionalitas Tayangan Kearifan Lokal Jawa Tengah ..... 157

4.2. Analisis Tayangan yang Mengandung Kearifan Lokal Jawa

Tengah dalam Perspektif Dakwah .............................................. 158

BAB V PENUTUP

5.1.Kesimpulan ................................................................................. 162

5.2.Saran ............................................................................................ 163

5.3.Penutup ........................................................................................ 164

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi-fungsi media massa

Tabel 3.1 Pola Acara TVB Bulan Oktober

Tabel 4.1 Acara hari Senin

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tayangan Kearifan Lokal Hari Senin

Tabel 4.3 Acara hari Selasa

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tayangan Kearifan Lokal Hari Selasa

Tabel 4.5 Acara hari Rabu

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tayangan Kearifan Lokal Hari Rabu

Tabel 4.7 Acara hari Kamis

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tayangan Kearifan Lokal Hari Kamis

Tabel 4.9 Acara hari Jumat

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tayangan Kearifan Lokal Hari Jumat

Tabel 4.11 Acara hari Sabtu

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Tayangan Kearifan Lokal Hari Sabtu

Tabel 4.13 Acara hari Minggu

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Tayangan Kearifan Lokal Hari Minggu

Tabel 4.15 Tayangan Kearifan Lokal Bermuatan Dakwah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi TVB

Page 14: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara majemuk, dimana terdapat berbagai

macam kelompok etnis yang berbeda-beda di tiap-tiap daerahnya. Masing-

masing mempunyai identitas kebudayaan yang berbeda. Bahasa yang

digunakan juga beragam. Selain itu, kepercayaan keagamaan juga bermacam-

macam, hampir semua agama dunia terdapat di Indonesia. Bentuk

masyarakatnya juga berbeda-beda, mulai dari desa-desa kecil yang terpencil

sampai kepada kota-kota besar yang modern. Kehidupan yang ada di desa

sangat berbeda dengan kehidupan kota.

Jalaludin Rakhmat (1998: 51) mengatakan bahwa secara ekonomi, kota

cenderung mendominasi desa sehingga pada akhirnya secara kultural budaya

kota pun kemudian mendominasi budaya desa. Artinya, kota dipandang

mencerminkan budaya yang cukup tinggi. Kota dianggap sebagai agen

pembaruan, tempat munculnya pemikiran baru, dan pusat kemajuan ekonomi

dan modernitas. Kampung adalah lawan dari itu semua. Kampung adalah

lambang dari kemunduran ekonomi, keterbelakangan dalam pemikiran serta

tradisionalisme. Tidak heran kalau kita sering mendengar istilah ‘kampungan’

atau dalam Bahasa Jawa sering kita dengar ‘ndeso’. Citra seperti itu

kemudian dikukuhkan dalam adegan-adegan di media massa, yang dalam hal

ini adalah media televisi.

Page 15: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

2

Perkembangan media televisi saat ini, tidak terletak pada teknologinya,

tetapi lebih jauh dari itu. Hal ini dapat dilihat dari sudut pandang politik.

Tiap-tiap negara di dunia, baik negara maju maupun negara dunia ketiga,

telah memberikan pengaruh yang besar terhadap negara lain dalam bentuk

propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

Akibat hal tersebut, media televisi pada akhirnya dijadikan sebagai alat untuk

menjadikan aspirasi masyarakat dunia, agitasi mental dan budaya serta

menjajah pola perilaku dan sikap masyarakat tertentu dari suatu negara

(Kuswandi, 1996: 11). Inilah nampaknya yang sedang terjadi di Indonesia,

bahwa masyarakat kota yang dalam hal ini adalah Jakarta sebagai Ibu Kota

Negara menjadikan media televisi sebagai alat untuk menjajah pola perilaku

dan sikap masyarakat di daerah-daerah.

Di dalam teori media, ada yang disebut dengan Teori Refleksi. Menurut

teori itu media massa sering mencerminkan pandangan masyarakat yang

dominan pada saat itu, atau yang menjadi mainstream. Oleh karena itu, tidak

heran kalau kemudian media massa kita lebih menggambarkan budaya kota

ketimbang budaya desa. Atau, kalaupun budaya desa digambarkan, desa itu

digambarkan menurut persepsi orang-orang kota: yang dilihat adalah segi

negatif dari kehidupan kampung (Rakhmat, 1998: 51). Padahal banyak sekali

sisi-sisi positif kehidupan kampung yang justru bisa dijadikan contoh yang

baik apabila dimunculkan dalam sebuah tayangan televisi.

Namun, pada kenyataannya, stasiun TV umumnya menyajikan program

acara yang bersifat beragam seperti supermarket yang menyediakan segala

Page 16: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

3

barang. Segmentasi audien televisi biasanya hanya terjadi pada waktu siaran

tertentu, misalnya pada sore hari lebih banyak menayangkan program acara

untuk anak-anak seperti film kartun karena kebanyakan anak-anak menonton

televisi pada sore hari, sementara pagi hari waktu siaran lebih banyak diisi

dengan program drama yang disukai ibu-ibu dan pembantu rumah tangga

yang tinggal di rumah (Morrisan, 2008: 182). Segmentasi tidak menjadi

prioritas utama bagi stasiun-stasiun televisi swasta. Sulit menemukan televisi

yang khusus melayani segmen khalayak kelas atas atau khalayak kelas bawah

saja.

Sejauh ini, materi siaran sebelas stasiun televisi nasional memang

sangat Jakarta-minded. Bukan semata-mata karena lokasi sebelas stasiun

televisi ini di Jakarta, namun karena yang mereka tonjolkan bukan persoalan

bagaimana melayani kepentingan publik secara luas melainkan bagaimana

mengoptimalkan potensi masyarakat sebagai konsumen. Paska memudarnya

monopoli TVRI pertengahan tahun 1990-an, sesungguhnya tidak banyak yang

ditawarkan televisi-televisi swasta baru pada masyarakat pemirsa, terutama di

luar Jakarta. Di tingkat isi dan muatan siaran, yang ditemukan masyarakat

sesungguhnya tidak terlalu jauh berbeda dengan apa yang diperoleh

masyarakat selama lebih dari tiga dekade di bawah kekuasaan Soeharto.

Hampir semua televisi swasta baru tidak melakukan perubahan, kecuali

dalam aspek hiburan yang lebih variatif. Mereka justru meniru TVRI dalam

me-relay siaran Jakarta ke daerah-daerah yang dianggap potensial secara

ekonomi. Tidak heran, apa yang dinikmati publik di Papua, Kalimantan,

Page 17: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

4

Sumatra, dan Jawa adalah berita, hiburan, dan iklan yang sama. Tidak ada

perbedaan perlakuan untuk publik yang jelas-jelas secara kultural, sosiologis,

dan ekonomi berbeda (Sudibyo, 2004: 100).

Di sini berarti terjadi ketidakadilan penyiaran Indonesia bagi

masyarakat di daerah-daerah. Contohnya informasi tentang Makassar hanya

muncul di TV ketika ada konflik atau kerusuhan saja, sedangkan

kebudayaannya tidak pernah diekspos. Belum lagi daerah-daerah terpencil

lain yang tidak pernah tersentuh.

Dari hari ke hari kita saksikan betapa berbagai ekspresi kebudayaan

daerah makin lama makin menepi. Bukan hanya dalam bidang politik dan

ekonomi, tetapi juga dalam bidang kebudayaan secara lebih umum, yang

disebut dengan ekspresi lokal semakin sirna. Terjadi semacam pemusatan.

Ada ketergantungan antara pusat (nasional) dan daerah-daerah berjalan

dengan timpang, dalam pengertian searah dari pusat ke daerah.

Kemajemukan, termasuk juga dalam bidang budaya, keteter oleh

penyeragaman, kekhasan lokal dibalut identitas bersama nasional (Sularto,

1990: 101).

Akibatnya, masyarakat yang seharusnya mengenal budaya daerahnya

masing-masing justru tidak mengenal budaya daerahnya karena selalu

disuguhi dengan tayangan-tayangan televisi yang isinya didominasi oleh

budaya Jakarta yang identik dengan gaya hidup glamor dan mewah. Gaya

hidup semacam ini sangat jauh berbeda dengan gaya hidup masyarakat di

daerah-daerah. Sedangkan kebudayaan daerah hampir tidak pernah diekspos

Page 18: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

5

dalam acara televisi. Hal ini menyebabkan terkikisnya kearifan lokal,

termasuk di dalamnya budaya lokal. Sehingga yang terjadi adalah sesuai

dengan apa yang dikatakan Wawan Kuswandi (1996: 55) bahwa tradisi lokal

berubah menjadi tradisi global. Sedangkan tidak semua lapisan masyarakat

mampu menerima dan menyerap tradisi global (contoh mode busana) karena

keterbatasan tingkat pendidikan serta kepemilikan aset media massa dan

budaya.

Sudah saatnya dominasi Jakarta terhadap daerah dibidang media dan

penyiaran diakhiri dan bukan eranya lagi daerah hanya diperlakukan sebagai

pasar, sebagai objek dan iklan-iklan komersial yang keuntungannya

sepenuhnya dikuasai oleh kalangan agensi dan televisi swasta Jakarta

(Sudibyo, 2004: 346).

Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah dengan mendirikan

TV-TV lokal di masing-masing daerah, baik secara independen maupun

dengan sistem stasiun televisi berjaringan. Di Jawa Tengah, saat ini terdapat

kurang lebih 6 stasiun TV lokal, diantaranya adalah TV Borobudur, Cakra

Semarang TV, TVKU, Pro TV, Ratih TV Kebumen dan Solo TV.

Keberadaan televisi lokal tersebut merupakan sebuah aset yang bisa

dioptimalkan peranan dan fungsinya sebagai mitra dalam upaya

mengembangkan sistem penyiaran lokal yang berkualitas melalui sistem

berjaringan. Hal ini akan mendorong terjadinya pemerataan kesempatan bagi

sumber daya lokal untuk mengembangkan potensi daerah melalui dunia

penyiaran sesuai dengan spirit Undang-Undang Penyiaran, yaitu keragaman

Page 19: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

6

kepemilikan (diversity of ownership), dan keragaman isi (diversity of

content). Juga akan mampu menumbuhkembangkan ide-ide baru dari sumber

daya lokal yang sementara ini termarginalkan oleh adanya hegemoni acara

yang berasal dari luar negeri (http://suaramerdeka.com/v1/indexs.php/read/

cetak/2010/02/02/97456/Menuju-Sistem-Stasiun-Jaringan, 1 Juli 2011).

Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 43

tahun 2009 pasal 8 dan Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2009

tentang Standar Program Siaran pasal 52 bahwa dalam sistem stasiun

jaringan, setiap stasiun penyiaran lokal harus memuat siaran lokal dengan

durasi paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari seluruh waktu siaran per

hari dan secara bertahap naik menjadi paling sedikit 50% (lima puluh

perseratus) dari seluruh waktu siaran per hari sesuai dengan perkembangan

kemampuan daerah dan lembaga penyiaran swasta. Dengan peraturan ini,

kearifan lokal sebagai identitas khas suatu daerah akan tetap terjaga dan tidak

akan terkikis ataupun punah.

Salah satu stasiun TV lokal yang mempunyai slogan “TV-ne Jawa

Tengah” yang berarti TV-nya orang-orang Jawa Tengah adalah Televisi

Borobudur Semarang, yang saai ini berganti slogan menjadi “Inspirasi Jawa

Tengah”. Namun, dengan slogan tersebut, apakah tayangan-tayangannya

sudah benar-benar ditujukan untuk orang-orang Jawa Tengah? Dan apakah

tayangan kearifan lokal/local wisdom di TVB ini sudah proporsional sesuai

dengan ketentuan menteri?

Page 20: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

7

Berdasarkan latar belakang itulah penulis tertarik untuk mengangkat

tayangan local wisdom di stasiun Televisi Borobudur untuk menjadi objek

penelitian. Namun, sebagai mahasiswa Fakultas Dakwah, penulis merasa

penting untuk mengaitkan hal ini dengan dakwah. Mengingat saat ini, dakwah

baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas, telah memasuki seluruh

wilayah dan ruang lingkup kehidupan manusia. Seluruh aspek kehidupan

manusia tidak bisa dilepaskan dari sudut pandang dakwah (Daulay, 2001: v).

Secara umum, dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan

yang lebih baik (Syabibi, 2008: 17). Dakwah memiliki beberapa unsur,

diantaranya yaitu da’i, mad’u, materi (maddah), media (wasilah), metode

(thariqoh) dan efek (atsar). Namun yang akan lebih banyak dibahas disini

adalah materi dan metode. Materi adalah isi pesan atau materi yang

disampaikan da’i kepada mad’u (Munir dan Ilaihi, 2006: 24). Sedangkan

metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan da’i untuk

menyampaikan pesan dakwah atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan

dakwah (Illahi, 2010: 21).

Saat ini terdapat berbagai pengembangan metode berdakwah

diantaranya adalah dakwah kultural yang bisa dilakukan baik secara langsung

maupun melalui media televisi. Dakwah kultural dapat dipahami dalam dua

pengertian, yaitu pengertian umum (makna luas) dan pengertian khusus

(makna sempit). Dakwah kultural dalam arti luas dipahami sebagai kegiatan

dakwah dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia dengan

makhluk berbudaya dalam rangka menghasilkan kultur alternatif yaitu kultur

Page 21: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

8

Islam, yakni berkebudayaan dan berperadaban yang dijiwai oleh pemahaman,

penghayatan dan pengamalan ajaran Islam, yang murni bersumber dari Al-

Quran dan al-Sunnah, dan melepaskan diri dari kultur dan budaya yang

dijiwai oleh kemusyrikan, takhayul, bid'ah dan khurafat.

Adapun dalam pengertian khusus, dakwah kultural adalah kegiatan

dakwah dengan memperhatikan, memperhitungkan dan memanfaatkan adat-

istiadat, seni, dan budaya lokal, yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam,

dalam proses menuju kehidupan Islami (http://www.pdmjogja.org/?

pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=22, 5 Juli 2011).

Dengan adanya dakwah kultural ini, kegiatan dakwah disesuaikan

dengan kondisi budaya mad’u, sehingga dakwah diharapkan dapat menyentuh

seluruh lapisan masyarakat yang beragam sosio kulturalnya. Berdasarkan

latar belakang tersebut, penulis mengambil judul “Proporsionalitas

Tayangan Local Wisdom (Kearifan Lokal) Jawa Tengah di Stasiun

Televisi Borobudur Semarang (Analisis Perspektif Dakwah)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka:

1. Apakah tayangan local wisdom Jawa Tengah di Stasiun Televisi

Borobudur Semarang sudah proporsional?

2. Bagaimana tayangan local wisdom Jawa Tengah di Stasiun Televisi

Borobudur Semarang ditinjau dari perspektif dakwah?

Page 22: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

9

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui proporsionalitas tayangan local wisdom Jawa Tengah di

Stasiun Televisi Borobudur Semarang.

b. Mengetahui tayangan local wisdom Jawa Tengah di Stasiun Televisi

Borobudur Semarang ditinjau dari perspektif dakwah.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini daharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan

kajian studi ilmu sosial/komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk konsumsi praktisi

komunikasi di bidang penyiaran pada umumnya, dan bagi para

pemilik stasiun TV atau produser pada khususnya. Harapannya,

program-program acara yang ditayangkan sesuai dengan proporsi

yang ditentukan oleh menteri, sehingga kearifan lokal akan tetap

terjaga dan tidak akan terkikis. Selain itu, pemanfaatan potensi lokal

diharapkan juga akan lebih maksimal.

1.4. Tinjauan Pustaka

Berikut ini ada beberapa laporan penelitian yang ada relevansinya

dengan penelitian yang penulis lakukan. Hal ini dimaksudkan untuk

Page 23: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

10

mendukung kegiatan penulis dalam melakukan penelitian. Di samping itu

juga berguna untuk menghindari penduplikasian.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Asyiah yang berjudul “Analisis

Terhadap Program Siaran Dakwah TPI pada Bulan Ramadhan 2004 H”.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Fokus pembahasannya adalah

mengenai format program siaran dakwah TPI dan materi yang terkandung

dalam program siar Ramadhan 2004.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa format siaran

dakwah yang ditayangkan TPI pada bulan Ramadhan 2004 dengan

strategi penyusunan program siaran dakwah disetiap segmen waktu sudah

cukup representatif, hal ini dilihat dari jam tayang TPI dalam program

siaran dakwah. Hampir setiap waktu terdapat jam tayang program siaran

dakwah, meskipun jam tayang pada siang hari masih terbilang minim.

Sedangkan untuk materi dakwah yang merupakan materi pokok aqidah,

akhlak dan syari’ah sudah cukup mewakili dari masing-masing materi

tersebut, meskipun sering kali terjadi pengangkatan pesan yang

berlebihan.

Penelitian ini dianggap relevan dengan penelitian yang penulis

lakukan karena sama-sama mengkaji program acara TV. Namun, fokus

penelitian ini adalah mengenai format program siaran dakwah dan materi

yang terkandung dalam program siar, sedangkan fokus penelitian yang

akan penulis lakukan adalah mengenai muatan local wisdom dalam

program acara yang ditayangkan, apakah sudah proporsional atau belum.

Page 24: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

11

Selain itu, objek penelitian juga berbeda, yaitu TPI yang berada di Jakarta

dan TVB di Semarang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Khasan Khotim yang berjudul

“Format Siaran Dakwah di Ratih TV Kebumen (Studi Tentang Format

Siaran Siraman Rokhani)”. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Fokus pembahasannya adalah mengenai format siaran siraman rokhani di

Ratih TV Kebumen.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Ratih TV memiliki

beberapa program siaran yang beragam, diantaranya adalah siraman

rohani yang menggunakan format dialog, musik padang pasir yang

menggunakan format musik, dan albarzanji yang menggunakan format

lomba. Siaran siraman rohani merupakan siaran keagamaan yang pada

tiap-tiap siarannya mengangkat topik yang berbeda yang berkaitan dengan

berbagai masalah kehidupan keseharian ditinjau dari sudut pandang ke-

Islam-an dengan narasumber yang berbeda. Audien dapat mengirimkan

pertanyaan via sms atau email yang akan dijawab oleh narasumber

berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Sedangkan alur dialognya diatur oleh

presenter Ratih TV Kebumen.

Penelitian ini dianggap relevan dengan penelitian yang penulis

lakukan karena sama-sama mengkaji program acara TV. Namun, fokus

penelitian ini adalah mengenai format siaran salah satu program,

sedangkan fokus penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai

muatan local wisdom dalam program-program acara yang ditayangkan,

Page 25: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

12

apakah sudah proporsional atau belum. Selain itu, objek penelitian juga

berbeda, yaitu Ratih TV yang berada di Kebumen dan TVB di Semarang.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Kunratih dengan judul “Tanggapan

Masyarakat Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Terhadap Program

Acara Al Hikam di Stasiun Televisi Borobudur Semarang”. Fokus

penelitiannya adalah penyajian acara Al Hikam di stasun TV Semarang

dan tanggapan masyarakat Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal

terhadap acara tersebut.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa menurut

masyarakat Kecamatan Singorojo, pemilihan jam 21.00 untuk

menampilkan acara Al Hikam tidak tepat. Ini terbukti dengan adanya

sebagian besar masyarakat yang lebih memilih waktu pagi dan sore hari,

dengan prosentase masing-masing sebasar 43 % dan 40 %, sedangkan

yang memilih malam hari hanya 17 %.

Mengenai materi dakwah dalam acara Al Hikam, menurut

masyarakat perlu adanya tambahan materi tentang aqidah dan ahlak.

Penelitian ini dianggap relevan dengan penelitian yang penulis

lakukan karena sama-sama mengkaji program acara TV yang ditayangkan

oleh stasiun TV Borobudur Semarang. Namun, fokus penelitian ini adalah

mengenai tanggapan masyarakat terhadap salah satu program acara,

sedangkan fokus penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai

muatan local wisdom dalam program-program acara yang ditayangkan,

apakah sudah proporsional atau belum.

Page 26: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

13

1.5. Metodologi Penelitian

a. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang didukung dengan jenis

penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

dengan metode stastitika (Azwar, 2007: 5).

Metode yang digunakan penulis adalah deskriptif kuantitatif, yaitu

penelitian kuantitatif yang bertujuan hanya menggambarkan keadaan

gejala sosial apa adanya, tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada

(Bungin, 2005: 171). Dalam hal ini, peneliti akan menggambarkan seperti

apa dan seberapa banyak tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah di Stasiun Televisi Borobudur Semarang.

Salain itu, sebagai pendukung, penulis juga menggunakan jenis

penelitian kualitatif. Yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati (Moleong, 2009: 4). Menurut Strauss dan Corbin

(2003: 4), penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan

lainnya. Dengan penelitian kualitatif penulis berusaha untuk mengetahui

program-program tayangan lokal wisdom Jawa Tengah di Stasiun Televisi

Borobudur Semarang perspektif dakwah.

Sepesifikasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif. Yaitu analisis yang bertujuan untuk memberikan

Page 27: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

14

deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang

diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk

pengujian hipotesis (Azwar, 2007: 126). Analisis deskriptif digunakan

untuk menggambarkan bagaimana tayangan local wisdom Jawa Tengah di

stasiun televisi Borobudur Semarang perspektif dakwah.

b. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Proporsionalitas

a. Definisi Konseptual

Proporsionalitas berasal dari kata proporsional yang berarti

sesuai dengan proporsi, sebanding, seimbang (Tim Penyusun Kamus

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994, 790) yang

mendapat akhiran itas yang menunjukkan kata sifat.

b. Definisi Operasional

Sesuai dengan proporsi yang dimaksud penulis adalah sesuai

dengan proporsi yang sudah ditetapkan oleh Menkominfo dan KPI

mengenai proporsi muatan lokal yang harus ditayangkan oleh stasiun

TV Lokal. TV Lokal yang penulis maksud adalah Stasiun TV

Borobudur Semarang.

Sebanding atau seimbang dalam hal ini adalah seimbang antara

program-program tayangan yang mengandung local wisdom Jawa

Tengah dengan aturan dari Menkominfo dan KPI.

Adapun proporsi yang ditetapkan Menkominfo dan KPI adalah

10 % tayangan yang berrmuatan lokal yang nantinya secara bertahap

Page 28: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

15

akan dinaikkan menjadi paling sedikit 50 % dari seluruh waktu

siaran per hari (Permenkominfo Nomor 43 Tahun 2009 halaman 5,

Peraturan KPI Nomor 03 Tahun 2009 halaman 71).

2. Tayangan Televisi

a. Definisi Konseptual

Tayangan adalah sesuatu yang ditayangkan (dipertunjukkan):

pertunjukkan (film dsb), persembahan (Tim Penyusun Kamus Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994, 1017). Tayangan

televisi adalah sesuatu yang ditayangkan atau dipertunjukkan di

televisi.

b. Devinisi Operasional

Tayangan yang dimaksud dalam hal ini adalah tayangan yang

ditayangkan di Stasiun Televisi Borobudur Semarang pada bulan

Oktober 2011.

3. Kearifan Lokal/Local Wisdom

a. Definisi Konseptual

Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat

dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya

(kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau

peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu (http://ibda.files.

wordpress.com/2008/04/2-landasan-keilmuan-kearifan-lokal.pdf, 25

Juni 2011).

Page 29: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

16

b. Definisi Operasional

Local wisdom dalam hal ini adalah local wisdom Jawa Tengah,

yang difokuskan pada budaya Jawa Tengah berdasarkan unsur-unsur

budaya. Jadi, suatu program dikatakan mengandung kearifan lokal

Jawa Tengah apabila memuat salah satu unsur budaya Jawa Tengah.

Akan tetapi, dari tujuh unsur budaya, hanya empat unsur yang

digunakan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari, yang

dalam hal ini difokuskan pada pakaian saja. Pakaian khas Jawa

Tengah diantaranya adalah: kebaya, batik, blangkon, jarek (kain

jarit), kemben dll.

2. Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis.

a) Lisan : krama inggil, krama, ngoko.

b) Tulis : ada aksara Jawa.

3. Kesenian, berupa seni suara dan seni rupa. Musik khas Jawa

Tengah diantaranya yaitu: campursari, dangdut Jawa, keroncong

dll. Seni rupa misalnya seni bangunan khas Jawa Tengah dan

kerajinan tangan khas Jawa Tengah.

4. Sistem religi. Pesan-pesan keagamaan disampaikan melalui

berbagai cara, baik dalam agama Islam maupun non Islam. Cara-

cara tersebut diantaranya adalah ceramah, dialog, lagu, dll.

Jadi, proporsionalitas tayangan local wisdom maksudnya adalah

kesesuaian tayangan yang mengandung local wisdom Jawa Tengah, dalam

Page 30: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

17

hal ini adalah tayangan di Stasiun Televisi Borobudur Semarang dengan

proporsi yang telah ditentukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika

dan Komisi Penyiaran Indonesia sebagaimana yang dijelaskan

sebelumnya.

c. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh

(Arikunto, 2006: 129). Dalam penelitian ini, penulis membagi sumber data

menjadi dua, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan

data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari

(Azwar, 1998: 91). Atau bisa dikatakan data pokok dalam penelitian

yang diperoleh melalui lapangan.

Data primer dalam penelitian ini adalah program-program acara

yang ditayangkan oleh Stasiun Televisi Borobudur Semarang berupa

sinopsis masing-masing program acara.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak

langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Azwar,

1998: 91). Maksudnya adalah seluruh data tambahan yang terkait

dalam penelitian ini yaitu buku-buku dan artikel.

Page 31: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

18

d. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:

130). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah program-program

tayangan Televisi Borobudur Semarang selama satu bulan yaitu Bulan

Oktober 2011. Peneliti memilih bulan Oktober sebagai objek penelitian

karena bulan Oktober adalah sebulan awal TVB bekerjasama dengan

Kompas setelah resmi bergabung di bulan September.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2006: 130). penelitian ini menggunakan taknik sampling

sederhana, dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang

sama untuk dipilih menjadi sampel (Kriyantono, 2007: 150). Sampel

yang diperlukan adalah tayangan selama seminggu (7 hari), karena

dalam tayangan televisi, tayangan selama seminggu mewakili tayangan

satu bulan. Ada 74 program acara dalam tayangan selama seminggu di

bulan Oktober, diantaranya adalah Jendela Jateng Pagi, Embun Pagi,

Musafir, Pujian, Percikan Kasih, Kompas Pagi, Tanya Dokter, Mata

Hati, Sebuah Nama Sebuah Cerita, dan lain sebagainya.

e. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses mendapatkan data empiris melalui

responden dengan menggunakan metode tertentu (Silalahi, 2010: 280).

Sedangkan teknik pengumpulan data berarti cara untuk mengumpulkan

Page 32: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

19

data. Cara mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,

2006: 231) dokumen yang digunakan berbentuk dokumen publik

berupa transkip acara TV. Dalam hal ini adalah TV Borobudur

Semarang. Selain itu, buku-buku, artikel dan data dari internet juga

penulis gunakan dalam penelitian ini.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan metode

wawancara. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan

tertentu (Mulyana, 2008: 180). Wawancara ini langsung dilakukan

dengan personil TV Borobudur Semarang.

f. Teknik Analisis Data

Beberapa permasalahan seperti yang dikemukakan dalam rumusan

masalah akan dipecahkan dengan menggunakan analisis isi (content

analysis) kuantitatif. Menurut Budd, analisis isi adalah suatu teknik

sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat

untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang

terbuka dari komunikator yang dipilih (Kriantono, 2007: 228). Sedangkan

Page 33: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

20

menurut Wazer dan Wiener, Analisis isi adalah suatu prosedur sistematika

yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. (Bulaeng, 2004:

171).

Dalam hal ini, analisis isi digunakan untuk mengetahui apakah isi

dari program-program yang ditayangkan di Televisi Borobudur Semarang

mengandung kearifan lokal Jawa Tengah atau tidak. Suatu program

dikatakan mengandung kearifan lokal Jawa Tengah apabila dalam

tayangan tersebut memuat salah satu unsur kebudayaan Jawa Tengah,

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Setelah dianalisis dengan menggunakan analisis ini, kemudian dibuat

tabel (distribusi) frekuensi. Kegunaan dari distribusi frekuensi adalah

membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi dari

data penelitian (Kriantono, 2007: 165). Dari tabel tersebut akan ditemukan

berapa prosentase tayangan yang mengandung kerifan lokal Jawa Tengah.

Dari data yang dihasilkan, maka dapat diketahui apakah tayangan kearifan

lokal Jawa Tengah di Stasiun Televisi Borobudur Semarang sudah

proporsional atau belum.

Setelah itu, acara yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah

dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan

unsur-unsur dakwah. Akan tetapi, tidak semua unsur-unsur dakwah penulis

gunakan dalam menganalisis tayangan ini, penulus lebih menekankan pada

unsur metode dan isi pesan (materi). Hasil analisis kemudian

Page 34: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

21

dideskripsikan dalam bentuk draf laporan sebagaimana umumnya laporan

penelitian.

1.6. Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini terbagi dalam tiga bagian, sebagai berikut:

Bagian awal terdiri dari halaman sampul depan halaman judul,

persetujuan pembimbing, halaman pernyataan, abstraksi, kata pengantar dan

daftar isi.

Bagian utama dalam skripsi ini penulis membagi dalam lima bab. Bab

pertama, berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian,

dan sistematika penulisan. Bab kedua, berisi landasan teori yang memuat

kajian tentang kearifan lokal (local wisdom) pada tayangan televisi dalam

perspektif dakwah. Di dalamnya membahas tentang kearifan lokal, tayangan

televisi, dakwah, dan tayangan local wisdom perspektif dakwah. Bab ketiga,

berisi deskripsi Stasiun Televisi Borobudur Semarang dan program-program

acaranya yang meliputi sejarah dan tujuan berdirinya TVB, visi dan misi

TVB, kekuatan TVB, struktur organisasi TVB, program-program acara TVB,

dan jadwal siaran TVB. Bab keempat, berisi tentang analisis program-

program tayangan yang mengandung local wisdom Jawa Tengah perspektif

dakwah yang ditayangkan di stasiun televisi Borobudur Semarang. Dan bab

kelima, merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari penelitian, saran dan

penutup.

Page 35: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

22

Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan

daftar riwayat hidup.

Page 36: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

23

BAB II

LOCAL WISDOM (KEARIFAN LOKAL) PADA TAYANGAN TELEVISI

DALAM PERSPEKTIF DAKWAH

2.1. Landasan Kerangka Teori

1. Kajian Tentang Local Wisdom (Kearifan Lokal)

a. Pengertian Local Wisdom (Kearifan Lokal)

Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami

sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi)

untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa

yang terjadi dalam ruang tertentu. Pengertian di atas, disusun secara

etimologi, dimana wisdom dipahami sebagai kemampuan seseorang

dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap

sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang

terjadi. Sebagai sebuah istilah wisdom sering diartikan sebagai

‘kearifan/kebijaksanaan’.

Local secara spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas

dengan sistem nilai yang terbatas pula. Sebagai ruang interaksi yang

sudah didesain sedemikian rupa yang di dalamnya melibatkan suatu

pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia atau manusia

dengan lingkungan fisiknya (http://ibda.files,wordpress.com/2008/04/2-

landasan-keilmuan-kearifan-lokal.pdf, 25 juni 2011).

Page 37: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

24

b. Sejarah Kearifan Lokal

Pendekatan teoritis tentang globalisasi ataupun modernisasi

seperti Marxis telah menciptakan kekosongan dan ketidaktahuan akan

praktik dan kearifan yang lahir dari perspektif lokal, yang dalam studi

ini disebut the local wisdom.

Era Poskolonial merupakan era baru sejarah dimulainya

perspektif kearifan lokal (local wisdom) menjadi rujukan para

pemerhati sosial untuk melihat arah dan konteks disiplin keilmuannya.

Era poskolonial merupakan tahapan zaman yang melahirkan konstruksi-

konstruksi kognitif tentang bagaimana kebebasan (freedom), hilangnya

diskriminasi (indiscriminate), lahirnya masyarakat toleran (tolerance

society), adil (justice) dan menjaga hak-hak sipil (civil right) menjadi

capital sosial bagi masyarakat di era itu (Abdullah, 2008: 2).

Kearifan lokal merupakan bagian dari konstruksi budaya.

Menurut pandangan John Haba dalam bukunya “Revitalisasi Kearifan

Lokal” yang dikutip oleh Irwan Abdullah (2008: 7), kearifan lokal

“mengacu pada berbagai kekayaan budaya yang tumbuh dan

berkembang dalam sebuah masyarakat dikenal, dipercayai dan diakui

sebagai elemen-elemen penting yang mampu mempertebal kohesi sosial

diantara warga masyarakat”.

c. Fungsi Kearifan Lokal

Berdasarkan inventarisasi Haba, setidaknya ada enam signifikasi

serta fungsi sebuah kearifan lokal.

Page 38: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

25

1. Sebagai penanda identitas sebuah komunitas.

2. Elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama dan

kepercayaan.

3. Kearifan lokal tidak bersifat memaksa atau dari atas (top down),

tetapi sebuah unsur kultural yang ada dan hidup dalam masyarakat.

Karena itu, daya ikatnya lebih mengena dan bertahan.

4. Kearifan lokal memberikan warna kebersamaan bagi sebuah

komunitas.

5. Local wisdom akan mengubah pola pikir dan hubungan timbal balik

individu dan kelompok dengan meletakkannya di atas common

ground/ kebudayaan yang dimiliki.

6. Kearifan lokal dapat berfungsi mendorong terbangunnya

kebersamaan, apresiasi sekaligus sebagai sebuah mekanisme

bersama untuk menepis berbagai kemungkinan yang meredusir,

bahkan merusak, solidaritas komunal, yang dipercayai berasal dan

tumbuh di atas kesadaran bersama, dari sebuah komunitas

terintegrasi.

Keenam fungsi kearifan lokal yang diurai di atas menegaskan

pentingnya pendekatan yang berbasis pada nilai-nilai atau kearifan lokal

(local wisdom), dimana sumber-sumber budaya menjadi penanda

identitas bagi kelangsungan hidup sebuah kelompok maupun aliran

kepercayaan (Abdullah, 2008: 7-8).

Page 39: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

26

d. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal Jawa Tengah

Pendekatan yang berbasis pada nilai-nilai atau kearifan lokal

(local wisdom) merupakan hal penting dimana sumber-sumber budaya

menjadi penanda identitas bagi kelangsungan hidup sebuah kelompok

maupun aliran kepercayaan.

Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya “Pengantar Ilmu

Antropologi” yang dikutip oleh Joko Tri Prasetya, ada tujuh macam

unsur kebudayaan yang bersifat universal yang dapat disebut sebagai isi

pokok kebudayaan di dunia ini, yaitu:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari, misalnya:

pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata dan sebagainya.

2. Sistem mata pencaharian dan sistem ekonomi: misalnya sistem

pertanian, peternakan dan sistem produksi.

3. Sistem kemasyarakatan, misalnya: kekerabatan, sistem perkawinan,

sistem warisan.

4. Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis.

5. Ilmu pengetahuan.

6. Kesenian, misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak.

7. Sistem religi.

Unsur-unsur kebudayaan yang membentuk struktur kebudayaan

itu tak berdiri lepas dengan lainnya, melainkan saling berkaitan

(Prasetya, 2009 : 33).

Page 40: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

27

Adapun bentuk-bentuk kearifan lokal Jawa Tengah yang dalam

hal ini difokuskan berdasarkan unsur-unsur budaya adalah:

5. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari:

a) Pakaian : kebaya, batik, blangkon, jarek (kain jarit),

dll.

b) Perumahan : Joglo

c) Alat rumah tangga : ceting (tempat nasi dari bambu), tampah,

dll.

d) Senjata : bambu runcing, dll

e) dan sebagainya.

6. Sistem mata pencaharian dan sistem ekonomi:

a) Sistem pertanian

b) Sistem peternakan

c) Sistem produksi

Sistem pertanian, peternakan, dan sistem produksi di Jawa

Tengah maupun di daerah lain hampir sama. Tidak ada perbedaan

khusus antara sistem di daerah satu dengan daerah lain.

7. Sistem kemasyarakatan:

a) Kekerabatan : gotong royong, dll

b) Sistem perkawinan : misalnya tradisi siraman dalam rangkaian

acara perkawinan, memecah telur, mencuci kaki mempelai pria,

dll.

Page 41: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

28

c) Sistem warisan : dalam sistem waris Jawa ada istilah sepikul

segendongan. Sepikul itu untuk laki-laki, dan segendongan itu

untuk perempuan.

8. Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis:

c) Lisan : krama inggil, krama, ngoko.

d) Tulis : ada aksara Jawa

9. Ilmu pengetahuan.

10. Kesenian, misalnya

a) Seni suara (musik) : campursari, dangdut Jawa, keroncong dll

b) Seni rupa : wayang, dll

c) Seni gerak (tari) : tari golek, tari srimpi, tari jaepong, dll

11. Sistem religi. Pesan-pesan keagamaan disampaikan melalui

berbagai cara, baik dalam agama Islam maupun non Islam. Cara-cara

tersebut diantaranya adalah ceramah, dialog, pengajaran formal

seperti di sekolah-sekolah, dll.

Kerangka kultur lokal harus dipahami sebagai basis sosial yang

memiliki kekuatan penggerak dalam berbagai hal (Abdullah, 2008: 7),

termasuk bagaimana mengemas program televisi agar menjadi tayangan

yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Mengingat

media khususnya televisi saat ini bagaikan kiblat masyarakat.

Page 42: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

29

2. Kajian Tentang Tayangan Televisi

a. Pengertian Televisi

Televisi adalah salah satu jenis media massa yang merupakan

sarana atau saluran komunikasi massa. Pada hakikatnya televisi

merupakan sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian

gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat, berurutan dan

diiringi unsur audio (Sutisno, 1993: 9).

b. Bentuk-bentuk Tayangan Televisi

Bentuk-bentuk program tayangan televisi bermacan-macam

diantaranya:

1. Berita

Berita adalah suatu fakta, ide, atau opini aktual yang menarik

dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca,

pendengar, maupun penonton (Muda, 2008: 22).

2. Program Feature

Adalah program yang membahas suatu pokok bahasan, satu

tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling

melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan

dengan berbagai format. Misalnya, wawancara, show, fox-pop,

puisi, musik, nyanyian, sandiwara pendek, atau fragmen.

3. Program Magazine

Program ini mirip dengan feature. Perbedaannya, program

feature satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan

Page 43: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

30

disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine

bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan satu

bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan musik yang

ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai

format.

4. Program Spot

Adalah suatu program yang ingin memengaruhi dan

mendorong penonton televisi untuk tujuan tertentu. Spot

merupakan program yang sangat pendek.

5. Program Doku-Drama (Dokumenter Drama)

Maksudnya adalah dokumenter yang didramakan. Suatu

kejadian yang penah terjadi sungguh-sungguh, terdapat

peninggalan-peninggalan dan bekas-bekasnya secara faktual,

beberapa tokohnya masih hidup, tetapi kejadiannya sudah lampau.

Karena daya tarik atau kejadiannya sangat bernilai, maka kisah itu

dimainkan kembali di tempat yang sama dengan tokoh yang sama

pada saat kurang lebih sama juga dengan waktu kisah itu terjadi.

6. Program Sinetron (Sinema Elektronik)

Berdasarkan makna dari kata sinema, penggarapannya tidak

jauh berbeda dengan penggarapan film layar putih. Demikian

penulisan naskahnya. Yang berbeda hanyalah film layar lebar

menggunakan kamera optik, bahan film seluloid dan medium

sajiannya memakai proyektor dan layar putih di dalam gedung

Page 44: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

31

bioskop. Sementara pembuatan senetron menggunakan kamera

elektronik dengan video recorder. Penyajiannya dipancarkan dari

stasiun televisi, dan diterima melalui layar kaca pesawat televisi di

rumah-rumah (Wibowo, 2007: 186-227).

7. Infotainment

Adalah berita yang menyajikan informasi mengenai orang-

orang yang dikenal masyarakat (celebrity).

8. Talk Show

Adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang

untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang

pembawa acara (host).

9. Program Drama

Adalah pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai

kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (yang

diperankan oleh pemain) yang dilibatkan konflik dan emosi.

10. Film

Televisi sering menayangkan film sebagai salah satu jenis

program yang masuk dalam kelompok atau kategori drama.

Adapun film yang dimaksud di sini adalah film layar lebar yang

dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. Film baru bisa

ditayangkan di televisi setelah terlebih dahulu dipertunjukkan di

bioskop.

Page 45: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

32

11. Reality Show

Program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti

konflik, persaingan, atau hubungan berdasarkan realitas yang

sebenarnya. Dengan kata lain, program ini mencoba menyajikan

suatu keadaan yang nyata (riil) dengan cara yang sealamiah

mungkin tanpa rekayasa.

12. Quiz Show

Merupakan bentuk program permainan yang paling

sederhana dimana sejumlah peserta saling bersaing untuk

menjawab sejumlah pertanyaan.

13. Musik

Program musik dapat ditampilkan melalui dua format, yaitu

video klip atau konser. Konser dapat dilakukan di lapangan

(outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di

televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik

audien. Tidak dari kualitas suara tetapi juga berdasarkan bagaimana

mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik (Morissan,

2008: 210-219).

14. Format Talk/Ceramah

Wujud sajian format ini didahului pengumuman/pengantar

singkat oleh penyiar tentang nama acara, topik pembicaraan, dan

pembicara. Kemudian tampil seorang penceramah menyampaikan

isi pesannya.

Page 46: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

33

15. Format Program Dokumenter

Menyajikan segala sesuatu dan peristiwa apa adanya. Format

ini menjadi lebih menarik bila tidak merekam seperti adanya

melainkan dilengkapi dengan rekaman kejadian di masa lalu

(Sutisno, 1993: 57-60).

c. Fungsi Televisi

Robert K. Avery dan Sanford B. Wienberg dalam Kuswandi

(1996: 24) mengungkapkan tiga fungsi media (televisi), yaitu:

1. The surveillance of the environment, yaitu mengamati lingkungan.

2. The correlation of the part of society in responding to the

environment, yaitu mengadakan korelasi antara informasi data yang

diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator

lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi.

3. The transmission of the social heritage from one generation of the

next, maksudnya adalah menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu

generasi ke generasi berikutnya.

Ketiga fungsi di atas pada dasarnya memberikan satu penilaian

pada media massa sebagai alat atau sarana yang secara sosiologis

menjadi perantara untuk menyambung atau menyampaikan nilai-nilai

tertentu kepada masyarakat.

Charles Wright menambahkan fungsi hiburan media massa. hal

ini jelas sebagai salah satu fungsi yang lebih bersifat human interest.

Page 47: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

34

Maksudnya agar pemirsa tidak merasa jenuh dengan berbagai isi pesan

yang disajikan oleh media televisi.

Bagi Wilbur Schramm, media massa juga berfungsi “to sell

goods for us”. Maksudnya adalah media massa menjadi sarana efektif

untuk mempropagandakan hasil produksi dalam mencari keuntungan

secara materi atau bentuk promosi barang di media massa dalam

kemasan iklan.

Sedangkan menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney dalam

Nurudin (2004: 62) menyebutkan fungsi komunikasi/media massa

antara lain:

1. To inform (menginformasikan)

2. To entertain (memberi hiburan)

3. To persuade (membujuk)

4. Transmission of the culture (transmisi budaya).

Alexis S Tan menjelaskan fungsi-fungsi komunikasi/media

massa dalam tabel sebagai berikut:

No Tujuan Komunikator

Tujuan Komunikan

(menyesuaikan diri pada sistem

pemuasan kebutuhan)

1

2

Memberi informasi

Mendidik

Mempelajari ancaman dan peluang,

memahami lingkungan, menguji

kenyataan, meraih keputusan.

Memperoleh pengetahuan dan

keterampilan yang berguna

memfungsikan dirinya secara efektif

dalam masyarakatnya, mempelajari

nilai, tingkah laku yang cocok agar

diterima dalam masyarakatnya.

Page 48: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

35

3

4

Mempersuasi

Menyenangkan

Memberi keputusan, mengadopsi nilai,

tingkah laku dan aturan yang cocok

agar diterima dalam masyarakatnya.

Menggembirakan, mengendorkan urat

saraf, menghibur, mengalihkan

perhatian dari masalah yang dihadapi.

3. Kajian tentang Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab د��ة

dari kata د�� , ���� yang berarti panggilan, ajakan, seruan. (Aziz, 2004:

2). Namun menurut Munir dan Ilahi (2006: 17) dakwah mengandung

pengertian yang lebih luas dari istilah-istilah tersebut, karena istilah

dakwah mengandung makna sebagai aktivitas menyampaikan ajaran

Islam, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar, serta

memberi kabar gembira dan peringatan bagi manusia.

Aziz (2004: 4) mengatakan bahwa secara terminologi, dakwah

itu dapat diartikan sebagai sisi positif dari ajakan untuk menuju

keselamatan dunia akhirat. Sedangkan menurut istilah para ulama

memberikan definisi yang bermacam-macam, antara lain:

1. Syeh Ali Mahfudh mengatakan dakwah adalah mendorong manusia

untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama) menyeru

mereka pada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar

agar memperoleh kebahagian dunia akhirat (Munir & Ilahi, 2006:

19).

Page 49: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

36

2. Nasarudin Latif mendefinisikan dakwah sebagai usaha aktivitas

dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak,

memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah swt.

Sesuai dengan garis-garis aqidah dan syari’at serta akhlak Islamiyah

(Aziz, 2004: 5).

3. Toha Yahya Umar mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak

manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai

dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka

di dunia dan akhirat (Munir & Ilahi, 2006: 20).

4. Aboebakar Atjeh mengatakan bahwa dakwah adalah seruan kepada

seluruh umat manusia untuk kembali kepada ajaran hidup sepanjang

ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan

nasihat yang baik (Aziz, 2004: 6).

Dengan begitu, esensi dari dakwah itu sendiri adalah aktivitas

dan upuya untuk mengubah manusia, baik individu maupun kolektif,

dari situasi yang tidak baik menuju situasi yang lebih baik.

b. Dasar Hukum Dakwah

Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam Islam.

Dengan dakwah, Islam dapat tersebar dan diterima manusia. Dalam

kehidupan masyarakat, dakwah berfungsi menata kehidupan yang

agamis menuju terwujudnya masyarakat yang harmonis dan bahagia.

Karena pentingnya dakwah itulah, maka dakwah bukanlah pekerjaan

yang dipikirkan sambil lalu saja melainkan suatu pekerjaan yang telah

Page 50: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

37

diwajibkan bagi setiap pengikutnya. Pijakan dasar pelaksanaan dakwah

ada dalam Al Qur’an dan Hadits.

1. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Al Qur’an

a. Surat An Nahl ayat 125

äí÷Š $# 4’ n<Î) È≅‹ Î6 y™ y7 În/ u‘ Ïπ yϑõ3Ït ø:$$Î/ Ïπ sà Ïã öθyϑø9 $# uρ Ïπ uΖ|¡ pt ø:$# ( Ο ßγø9 ω≈ y_uρ ÉL©9 $$Î/

}‘ Ïδ ß |¡ômr& 4 ¨βÎ) y7 −/ u‘ uθèδ ÞΟ n=ôãr& yϑÎ/ ¨≅ |Ê tã Ï&Î#‹ Î6 y™ ( uθèδ uρ ÞΟ n=ôãr&

tωtGôγ ßϑø9 $$Î/ ∩⊇⊄∈∪

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka

dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah

yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk (Depag RI, 2004: 282).

Ayat di atas memerintahkan kaum muslimin untuk

berdakwah sekaligus memberi tuntunan bagaimana cara-cara

pelaksanaannya, yakni dengan cara yang baik yang sesuai dengan

petunjuk agama (Aziz, 2004: 38).

b. Surat Ali ’Imran ayat 110

öΝ çGΖä. u�ö! yz >π ¨Βé& ôM y_Ì�÷zé& Ĩ$̈Ψ=Ï9 tβρâ� ß∆ù's? Å∃ρã�÷èyϑø9 $$Î/ šχöθyγ ÷Ψ s? uρ Ç tã

Ì�x6Ζßϑø9 $# tβθãΖÏΒ÷σ è? uρ «!$$Î/ 3 öθs9 uρ š∅tΒ# u ã≅ ÷δr& É=≈ tGÅ6 ø9 $# tβ% s3s9 # Z�ö! yz

Ν ßγ ©9 4 ãΝ ßγ ÷ΖÏiΒ šχθãΨ ÏΒ÷σ ßϑø9 $# ãΝ èδç�sYò2 r& uρ tβθà) Å¡≈ x" ø9 $# ∩⊇⊇⊃∪

Artinya: ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah

dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya

Page 51: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

38

ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,

diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan

mereka adalah orang-orang yang fasik” (Depag RI, 2004:

65).

Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa da’wah dalam arti

yang luas, adalah kewajiban yang harus dipikul oleh tiap-tiap

muslim dan muslimah. Tidak boleh seorang muslim dan

muslimah menghindarkan dari padanya (Natsir, 1984: 109).

Kata ”khaira ummatin ukhrijat linnas” mencakup semua

orang Islam, baik berbeda suku, warna, bahasa, dan strata

sosialnya. Semua muslim wajib berdakwah (Pimay, 2005: 31).

c. Surat Ali ’Imran ayat 104

ä3tFø9 uρ öΝ ä3Ψ ÏiΒ ×π ¨Βé& tβθãã ô‰tƒ ’ n<Î) Î�ö! sƒ ø:$# tβρã�ãΒù'tƒ uρ Å∃ρã�÷èpR ùQ $$Î/ tβöθyγ ÷Ζtƒ uρ Ç tã

Ì�s3Ψ ßϑø9 $# 4 y7 Í× ¯≈ s9 'ρé& uρ ãΝ èδ šχθßsÎ=ø" ßϑø9 $# ∩⊇⊃⊆∪

Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang

ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah

orang-orang yang beruntung” (Depag RI, 2004: 64).

Sebagian ulama berpendapat bahwa berdakwah itu

hukumnya wajib ‘ain (fardhu ‘ain), maksudnya setiap orang

Islam yang sudah dewasa, kaya-miskin, pandai-bodoh, wajib

melaksanakan dakwah. Pendapat ini didasarkan pada penafsiran

kata “wa al takun” bahwa setiap perintah Allah wajib

dilaksanakan, sedangkan “minkum” adalah kata keterangan,

Page 52: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

39

penjelasan (bayaniyah) dan bukan diartikan sebagian (Pimay,

2005: 30).

Sementara itu, ulama yang mengatakan bahwa dakwah itu

wajib kifayah (wajib kolektif) artinya wajib bagi sekelompok

orang saja, mengartikan min sebagai sebagian dari kamu, sebab

diantara umat Islam itu, ada beberapa orang yang tidak mampu

melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar karena berbagai sebab

(Aziz, 2004: 44). Jadi, terdapat perbedaan pendapat dalam

mengartikan ayat tersebut, ada yang mengartikan dakwah itu

fardhu ‘ain, dan ada yang mengartikan bahwa dakwah itu fardhu

kifayah.

2. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Hadits

Di samping ayat-ayat Al Qur’an, banyak juga hadits nabi

yang mewajibkan umatnya untuk amar ma’ruf nahi munkar, antara

lain:

a. Hadits riwayat Imam Muslim

����� ���� � � ���� ���� ������� ������� ����� ��� : � � � !" # � ���$��� �%���&� '��$'() * !�+ �����!� :� ��,��- �.�/0�1) �*�� �2���3 �4����� �4�5��6���!�3 �75�8��, �*'8��,

���9�!�(�9�3 �.�/0�1) �*�� �2���3 ���:�1�!�9�3 ;��<+�� �2�&�)����� �=���)*!1, 4+�(

Artinya: “Dari Abi Sa’id Al Khudriy ra. berkata: Saya

mendengar Rasulullah saw. bersabda: siapa saja

diantara kamu melihat kemungkaran, maka rubahlah

dengan tangannya, apabila ia tidak mampu, maka

rubahlah dengan lisannya, bila ia tidak mampu

rubahlah dengan hatinya, dan itu adalah selemah-

Page 53: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

40

lemahnya iman” (HR Muslim) (Imam Nawawi, 1999:

212).

Selemah-lemahnya keadaan seseorang setidak-tidaknya ia

masih tetap berkewajiban menolak kemunkaran dengan hatinya.

Kalau ia masih dianggap Allah sebagai orang yang masih

memiliki iman (Aziz, 2004: 41).

b. Hadits riwayat Imam Tirmidzi

����� * !�+ �����!� � � � !" �@�9A�� ��� ���� � � ���� �B�C�)�D�E ��� :�#1�C: ���D ��+ �*'8���!� �F��9) �2�� � � A��8�G�$�����+�� �5�8��&��� ��� 2�$H�0��+ �I�+�5��&����� 2�5�,�J0�� �4�����

K A*'L ����, �7���(�� �*'8�� �M�N0�1�) ��!�3 ��:�$����)�D,50�� 4+�(

Artinya: “Dari Hudaifah ra. dari Nabi Saw., beliau bersabda:

demi dzat yang jiwaku dalam genggaman-Nya,

seharusnyalah kalian menyuruh untuk berbuat baik dan

mencegah dari perbuatan yang munkar. Jika tidak,

sungguh Alah akan menurunkan siksa kepada kalian,

kemudian kamu berdo’a kepadaNya tetapi Ia tidak

mengabulkan do’amu” (HR Tirmidzi) (Imam Nawawi,

1999: 218).

Hadits di atas menunjukkan bahwa ada dua alternatif bagi

umat Islam. Berbuat amar ma’ruf atau nahi munkar atau kalau

tidak mereka akan mendapat malapetaka dan siksa dari Allah

serta Allah tidak menghiraukan permohonan mereka, karena

mereka telah dianggap Allah sebagai umat yang telah

mengabaikan tugas agama yang sangat esensi (Aziz, 2004: 41).

Page 54: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

41

c. Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat

dalam setiap kegiatan dakwah.

1. Da’i (Pelaku Dakwah)

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan,

tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu,

kelompok atau lewat organisasi/lembaga (Munir & Ilahi, 2006: 21-

22). Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa da’i itu tidak

hanya individu, akan tetapi bisa berupa kelompok,

organisasi/lembaga.

Dalam kegiatan dakwah peranan da’i sangatlah esensial,

sebab tanpa da’i ajaran Islam hanyalah idiologi yang tidak terwujud

dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan seorang da’i yang

profesional yang mampu memecahkan kondisi mad’unya sesuai

dengan perkembangan dan dinamika yang dihadapi oleh mad’u, ada

beberapa kriteria. Adapun sifat-sifat penting yang harus dimiliki oleh

seorang da’i secara umum, yaitu:

a) Mendalami Al Qur’an dan Sunah, sejarah kehidupan Rasulullah

serta Khulafa’ur Rasyidin.

b) Memahami keadaan masyarakat yang akan dihadapi.

c) Berani dalam mengungkapkan kebenaran kapanpun dan

dimanapun.

Page 55: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

42

d) Ikhlas dalam melaksanakan tugas dakwah tanpa tergiur oleh

nikmat materi yang hanya sementara.

e) Satu kata dengan perbuatan.

f) Terjauh dari hal-hal yang menjatuhkan harga diri. (Aziz, 2004:

81)

2. Mad’u (Penerima dakwah)

Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau

manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai

kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau

dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang

belum beragama Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka

untuk mengikuti agama Islam. Sedangkan kepada orang-orang yang

telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas

Iman, Islam dan Ihsan.

Mad’u atau mitra dakwah terdiri dari berbagai macam

golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad’u sama

dengan menggolongkan manusia itu sendiri dari aspek profesi,

ekonomi, dan seterusnya (Munir & Ilahi, 2006: 21-22).

Selain itu, ada juga penggolongan berdasarkan responsi

mereka. Berdasarkan responsi mad’u terhadap dakwah, Aziz (2004:

93) menggolongkan mereka menjadi tiga, yaitu:

Page 56: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

43

a) golongan simpati aktif, yaitu mad’u yang menaruh simpati dan

secara aktif memberi dukungan moril dam materiil terhadap

kesuksesan dakwah.

b) golongan pasif, yaitu mad’u yang masa bodoh terhadap dakwah,

tidak merintangi dakwah.

c) golongan antipati, yaitu mad’u yang tidak rela atau tidak suka

akan terlaksananya dakwah. Mereka berusaha dengan berbagai

cara untuk merintangi dakwah.

Berbagai ragam penerimaan dakwah tersebut secara

sosiologis terpencar dalam bentuk-bentuk kelompok manusia, yaitu:

a) Kelompok

Maksudnya yaitu kelompok orang yang berkumpul pada

suatu tempat atau ruangan tertentu yang sedang terlibat dalam

suatu persoalan atau kepentingan bersama secara tatap muka.

b) Publik

Ialah kelompok yang abstrak dari orang-orang yang

menaruh perhatian dan minat pada suatu persoalan atau

kepentingan yang sama dimana mereka terlibat dalam suatu

pertukaran pikiran melalui komunikasi tidak langsung untuk

mencari penyelesaian atau kepuasan atas persoalan atau

kepentingan mereka.

Page 57: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

44

c) Massa

Adalah orang banyak yang sangat heterogen, tidak terikat

oleh suatu tempat dan interaksinya sangat kurang, demikian

persoalan yang mereka hadapi masing-masing masih terpencar-

pencar.

3. Maddah (Materi dakwah)

Maddah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i

kepada mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi

maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri (Munir dan Ilahi,

2006: 24).

Keseluruhan ajaran Islam yang menjadi materi dakwah

bersumber dari al-Qur’an dan Hadits. Materi-materi yang disajikan

dalam al Qur’an dibuktikan kebenarannya dengan argumentasi yang

dipaparkan atau yang dibuktikan manusia melalui penalaran akalnya.

Oleh karena itu, yang dapat dijadikan materi dakwah bukan sesuatu

yang datang dari Allah swt. saja, lewat wahyu-Nya atau yang

disabdakan oleh Nabi Muhammad saw. Tetapi juga adat istiadat,

kebudayaan atau hasil pemikiran manusia yang baik dan tidak

bertentangan dengan akal sehat dan ajaran Islam dapat dijadikan

sebagai materi dakwah (Aziz, 2004: 104).

Ajaran Islam yang dijadikan maddah dakwah itu pada garis

besarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Page 58: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

45

a) Masalah Keimanan (akidah)

Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah

akidah Islamiah. Aspek akidah ini yang akan membentuk moral

(akhlaq) manusia. Oleh karena itu, yang pertama kali dijadikan

materi dalam dakwah Islam adalah masalah akidah atau keimanan

(Munir & Ilahi, 2006: 24). Yang menurut Ali Aziz masalah

akidah ini melirputi rukun iman.

b) Masalah Syari’ah

Masalah Syariah dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Ibadah, yang meliputi

a) Thaharoh

b) Shalat

c) Zakat

d) Shaum

e) Haji

2. Mu’amalah, meliputi:

a) Al-Qununul Khas (hukum perdata)

1. Muamalah (hukum niaga)

2. Munakahat (hukum nikah)

3. Waratsah (hukum waris)

4. Dan lain sebagainya

Page 59: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

46

b) Al- Qanunul (hukum publik)

1. Hinayah (hukum pidana)

2. Khilafah (hukum negara)

3. Jihad (hukum perang dan damai)

4. Dan lain sebagainya (Aziz, 2004: 95).

c) Masalah Akhlak

Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab

”khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, dan tingkah laku

atau tabiat. Sedangkan secara terminologi, pembahasan akhlak

berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi temperatur batin

yang memengaruhi perilaku manusia.

Ajaran akhlak dalam Islam pada dasarnya meliputi

kualitas perbuatan manusia yang merupakan ekspresi dari kondisi

kejiwaannya. Dengan demikian, yang menjadi materi akhlak

dalam Islam adalah mengenai sifat dan kriteria perbuatan manusia

serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhinya. Materi akhlak

ini diorientasikan untuk dapat menentukan baik dan buruk, akal,

dan kalbu berupaya untuk menemukan standar umum melalui

kebiasaan masyarakat (Munir & Ilahi, 2006: 28).

Menurut Ali Aziz (2004: 95), materi akhlak ini meliputi

akhlak terhadap khalik dan akhlak terhadap makhluk. Makhluk

disini tidak hanya manusia, akan tetapi makhluk-makhluk lain

seperti hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya.

Page 60: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

47

4. Wasilah (Media dakwah)

Unsur dakwah yang keempat adalah wasilah (media

dakwah), yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi

dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Untuk menyampaikan ajaran

Islam kepada umat, dapat menggunakan berbagai wasilah.

Hamzah Ya’qub dalam Munir & Ilahi (2006: 32) membagi

wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu lisan, tulisan, lukisan,

audiovisual, dan akhlak.

a) Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang

menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat

berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan

sebagainya.

b) Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah,

surat kabar, spanduk, dan sebagainya.

c) Lukisan, adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan

sebagainya.

d) Audio visual, adalah media dakwah yang dapat merangsang

indera pendengaran, penglihatan, atau kedua-duanya, seperti

televisi, film, slide, internet, dan sebagainya.

e) Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata

yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat

dilihat dan didengarkan oleh mad’u.

Page 61: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

48

Dari segi pesan, penyampaian dakwah dibagi menjadi tiga

golongan, yaitu:

a) Spoken words, yaitu media dakwah yang membentuk ucapan atau

bunyi yang dapat ditangkap dengan indra telinga seperti radio,

telepon, dan sebagainya.

b) Pinted writing, yaitu media dakwah yang membentuk tulisan,

gambar, lukisan dan sebagainya yang dapat ditangkap dengan

indra mata.

c) The audio visual, yaitu media dakwah yang berbentuk gambar

hidup yang dapat didengar sekaligus dapat dilihat seperti televisi,

film, video, dan sebagainya.

Di samping wasilah di atas, wasilah dakwah dari segi sifatnya

juga dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

a) Media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan yang

secara tradisional dipentaskan di depan umum (khalayak)

terutama sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif,

seperti ludruk, wayang, drama, dan sebagainya.

b) Media modern, yang diistilahkan juga dengan ”media

elektronika” yaitu media yang dilahirkan dari teknologi. Yang

termasuk media modern ini diantaranya adalah

Page 62: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

49

1. Radio

Adalah media dakwah yang bersifat audio yang berarti

dapat didengar. Siaran radio tidak mengenal jarak dan mampu

menjangkau daerah-daerah terpencil.

2. Televisi

Televisi merupakan media yang bersifat audio visual,

artinya bisa didengar sekaligus dilihat. Dibeberapa daerah

terutama di Indonesia, masyarakat banyak menghabiskan

waktunya untuk menonton televisi. Jika dakwah Islam dapat

memanfaatkan media ini, maka jangkauan dakwah akan lebih

luas.

3. Pers

Dakwah melalui media ini dapat berbentuk berita-berita

Islam, artikel-artikel Islam, dan lain sebagainya.

4. Film

Seperti halnya televisi, film juga bersifat audio visual

yang bisa dilihat dan didengar.

5. Internet

Internet adalah suatu sistem jaringan komunikasi

(berjuta komputer) yang terselubung di seluruh dunia (Aziz,

2004: 149-154).

Page 63: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

50

5. Thariqah (Metode dakwah)

Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan da’i

untuk menyampaikan pesan dakwah atau serentetan kegiatan untuk

mencapai tujuan dakwah. (Illahi, 2010: 21). Metode sangat penting

peranannya, karena sebaik apapun pesan, apabila disampaikan

dengan metode yang tidak tepat, maka pesan itu bisa jadi tidak bisa

diterima bahkan ditolak oleh mad’u.

Metode dakwah dalam Al Qur’an dijelaskan dalam surat an

Nahl ayat 125, yaitu:

äí÷Š $# 4’ n<Î) È≅‹ Î6 y™ y7 În/ u‘ Ïπ yϑõ3Ït ø:$$Î/ Ïπ sà Ïã öθyϑø9 $# uρ Ïπ uΖ|¡ pt ø:$# ( Ο ßγø9 ω≈ y_uρ ÉL©9 $$Î/

}‘ Ïδ ß |¡ômr& 4 ¨βÎ) y7 −/ u‘ uθèδ ÞΟ n=ôãr& yϑÎ/ ¨≅ |Ê tã Ï&Î#‹ Î6 y™ ( uθèδ uρ ÞΟ n=ôãr&

tωtGôγ ßϑø9 $$Î/ ∩⊇⊄∈∪

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah meraka dengan

jalan yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang

lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-

Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk (Depag RI, 2004: 282).

dari ayat tersebut terlukiskan bahwa ada tiga metode yang

menjadi dasar dakwah, yaitu,

a. Hikmah

Yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi

sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan

mereka, sehingga dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam

Page 64: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

51

selanjutnya mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan

(Illahi, 2010: 22). Prof DR. Toha Yahya Umar, M.A., menyatakan

bahwa hikmah berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya dengan

berpikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang

sesuai dengan keadaan zaman dengan tidak bertentangan dengan

larangan Tuhan. Di samping itu, al Hikmah juga diartikan

menempatkan sesuatu pada proporsinya. (Munir, 2009: 9).

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

hikmah dalam dunia dakwah mempunyai posisi yang sangat

penting yaitu dapat menentukan sukses dan tidaknya dakwah.

Dalam menghadapi mad’u yang beragam tingkat pendidikan,

strata sosial, dan latar belakang budaya, para da’i memerlukan

hikmah, sehingga ajaran Islam mampu memasuki ruang hati para

mad’u dengan tepat. Oleh karena itu, para da’i dituntut untuk

mampu mengerti dan memahami sekaligus memanfaatkan latar

belakangnya, sehingga ide-ide yang diterima dirasakan sebagai

sesuatu yang menyentuh dan menyejukkan kalbunya (Munir,

2009: 11).

Mengenal mad’u (objek dakwah) merupakan salah satu

prinsip utama yang harus dimiliki seorang da’i karena merupakan

tuntutan logis dalam menjalankan aktifitas dakwah. Dengan

mengenal mad’u sesuai dengan situasi dan kondisinya, dakwah

pun dapat diaplikasikan secara efektif.

Page 65: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

52

Mengenal mad’u berarti melakukan analisis terhadap

kondisi mad’u yang dikenalnya dengan analisis sosial. Analisis

ini menjadi alat untuk mengetahui realitas objektif mad’u, baik

faktor geografis, antropologis, psikologis, dan agama, karena

berbagai faktor tersebut akan memengaruhi cara pandang, sikap,

dan tingkah laku seseorang. Kenyataan ini menunjukkan adanya

perbedaan budaya, idiologi, dan hubungan sosial antar manusia

satu dengan lainnya. (Syabibi, 2008: 120-122)

Pendekatan pada mad’u atau dalam istilah komunikasinya

adalah khalayak ini, oleh David K. Berlo, dinamakan “emphati”,

yang berarti keahlian seseorang dalam menempatkan diri pada

pihak lain. (Kuswandi, 1996: 18). Jadi, ketika hendak

menyampaikan sesuatu kepada orang lain, kondisis mad’u harus

sangat diperhatikan. Seperti apa kebudayaan yang ada, bagaimana

kondisi lokal mad’u itu berada, semuanya harus disesuaikan

sehingga hasil yang diharapkan bisa maksimal.

Hikmah merupakan peringatan kepada juru dakwah untuk

tidak menggunakan satu bentuk metode saja. Sebaliknya, mereka

harus menggunakan berbagai macam metode sesuai dengan

realitas yang dihadapi dan sikap masyarakat terhadap agama

Islam (Munir, 2009:9). Saat ini sedang berkembang metode

dakwah kultural. Sebenarnya metode ini telah ada sejak pertama

kali Islam masuk ke Indonesia yang diajarkan oleh walisongo.

Page 66: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

53

Dakwah kultural adalah dakwah yang dilakukan dengan

cara mengikuti budaya maupun kultur masyarakat dengan tujuan

agar dakwahnya mudah diterima oleh mereka, atau kegiatan

dakwah dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan

manusia sebagai mahluk budaya secara luas dalam rangka

menghasilkan kultur baru yang bernuansa Islam, atau dengan

memanfaatkan tradisi, adat, seni, dan budaya lokal sebagai proses

menuju kehidupan yang Islami. Metode dakwah kultural dalam

pengertian yang disebut terakhir itu nampaknya telah

dipraktekkan juga dalam dakwah Walisongo di Pulau Jawa.

(Halimi, 2008 : 38).

Dakwah kultural juga bisa berarti dakwah yang dilakukan

dengan cara mengikuti budaya-budaya kultur masyarakat

setempat dengan tujuan agar dakwahnya dapat diterima di

lingkungan masyarakat setempat (http://alumnifiad.youneed.us/

43-dakwah-kultural, 11 Juli 2011).

b. Mauidhah Hasanah

Adalah berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat

atau penyampaian ajaran Islam dengan rasa kasih sayang,

sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat

menyentuh hati mereka (Illahi, 2010: 22). Al Asfahani dalam

Munir (2009: 243) memberikan pemahaman terhadap makna al

Page 67: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

54

Mau’idzah, yaitu merupakan tindakan mengingatkan seseorang

dengan baik dan lemah lembut agar dapat melunakkan hatinya.

c. Mujadalah

Yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan

membantah dengan cara sebaik-baiknya dengan tidak

memberikan tekanan-tekanan dan tidak pula dengan menjelekkan

yang menjadi mitra dakwah (Illahi, 2010: 22).

Semua metode yang ada adalah cabang dari tiga metode ini.

Macam-macam metode dakwah yaitu:

a) Ceramah

Adalah menyampaikan pesan dalam rangka meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan daya pikir dan usaha-usaha yang

menyangkut perubahan sikap dan tingkah laku manusia.

b) Diskusi

Yaitu menyampaikan materi dakwah dengan jalan

bertukar pendapat atau informasi tentang masalah agama antar

beberapa orang dalam tempat tertentu.

c) Karyawisata

Yaitu dakwah yang dilakukan dengan membawa mitra

dakwah ke tempat-tempat yang memiliki nilai historis keislaman

atau lembaga-lembaga penyelenggara dakwah.

Page 68: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

55

d) Infiltrasi/sisipan

Yaitu menyampaikan ajaran agama pada saat atau

kegiatan yang tidak secara khusus sebagai kegiatan keagamaan.

Pesan-pesan keagamaan hanya disisipkan di dalamnya (Aziz,

2004: 165-187).

e) Metode Tanya Jawab

Metode yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab

untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran

seseorang dalam memahami atau menguasai suatu materi dakwah.

f) Metode Keteladanan (Demonstration)

Metode yang diberikan dengan cara memperhatikan gerak

gerik, kelakuan, perbuatan dengan harapan orang dapat

menerima, melihat, memperhatikan, dan mencontohnya

(Abdullah, 1989: 107).

6. Atsar (Efek dakwah)

Atsar berasal dari bahasa Arab yang berarti bekasan, sisa,

atau tanda. Atsar sering disebut sebagai feed back (umpan balik) dari

proses dakwah. Evaluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah harus

dilaksanakan secara radikal dan komprehensif, artinya tidak secara

parsial atau setengah-setengah. Apa saja yang seharusnya dievaluasi

dari pelaksanaan dakwah tidak lain adalah seluruh komponen

dakwah yang dikaitkan dengan tujuan dakwah yang ingin dicapai.

Page 69: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

56

Dalam upaya mencapai tujuan dakwah maka kegiatan

dakwah selalu diarahkan untuk mempengaruhi tiga aspek perubahan

dari objeknya, yakni perubahan pada aspek pengetahuan

(knowledge), aspek sikap (attitude), dan aspek perilaku (behavioral).

Berkenaan dengan ketiga hal tersebut Jalaluddin Rahmat dalam Aziz

(2004: 139) menyatakan:

- Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,

dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan

transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, dan informasi.

- Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,

disenangi atau dibenci khalayak, yang meliputi segala yang

berhubungan dengan emosi, sikap, serta nilai.

- Efek behavioral, merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati,

yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan

berperilaku.

4. Tayangan Local Wisdom dalam Perspektif Dakwah

Kearifan lokal dinilai mampu mempertegas fungsi identitas

teologis suatu kepercayaan keagamaan tertentu, dimana berlakunya

hukum-hukum lokal yang menyertai kebijakan-kebijakan publik dalam

kerangka teologi keagamaan merupakan kearifan mendasar yang harus

dijadikan basis kebijakan dalam setiap pengambilan keputusan terkait

praktik keagamaan (Abdullah, 2008: 9-10).

Page 70: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

57

Sebagai sebuah kenyatan sejarah, begitu kata Kuntowijoyo, agama

dan kebudayaan dapat saling mempengaruhi karena keduanya terdapat

nilai dan simbol. Agama adalah simbol yang melambangkan nilai ketaatan

kepada Tuhan. Kebudayaan juga mengandung nilai dan simbol supaya

manusia bisa hidup di dalamnya. Agama memerlukan sistem simbol,

dengan kata lain agama memerlukan kebudayaan agama. Tetapi keduanya

perlu dibedakan. Agama adalah sesuatu yang final, universal, abadi

(parennial) dan tidak mengenal perubahan (absolut). Sedangkan

kebudayaan bersifat partikular, relatif dan temporer. Agama tanpa

kebudayaan memang dapat bekembang sebagai agama pribadi, tetapi tanpa

kebudayaan agama sebagai kolektivitas tidak akan mendapat tempat.

Demikian pula untuk memahami nilai-nilai Islam. Para pendakwah

Islam kita dulu, memang lebih luwes dan halus dalam menyampaikan

ajaran Islam kepada masyarakat yang heterogen setting nilai budayanya.

Mungkin kita masih ingat para wali yang di Jawa dikenal dengan sebutan

Walisongo. Mereka dapat dengan mudah memasukkan Islam karena

agama tersebut tidak dibawanya dalam bungkus Arab, melainkan dalam

racikan dan kemasan bercita rasa Jawa. Artinya, masyarakat diberi

“bingkisan” yang dibungkus budaya Jawa tetapi isinya Islam

(http://pemikiranislam.wordpress.com/ 2007/08/14/dakwah-kultural, 11 Juli

2011).

Begitu juga ketika mengemas suatu pesan menjadi sebuah tayangan

televisi, para praktisi televisi juga harus menyesuaikan kondisi masyarakat

Page 71: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

58

pemirsanya. Karena, tayangan local wisdom disini maksudnya adalah

tayangan yang mengandung kearifan lokal. Hal ini sesuai dengan salah

satu unsur dalam dakwah.

Secara umum, dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik

dan yang lebih baik. Dakwah mengandung nilai tentang progresivitas,

sebuah proses terus menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik

dalam mewujudkan tujuan dakwah. Dalam dakwah terdapat suatu ide

dinamis, sesuatu yang terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan

tuntutan ruang dan waktu. Sementara itu, dakwah dalam prakteknya

merupakan kegiatan untuk mentransformasikan nilai-nilai agama yang

mempunyai arti penting dan berperan langsung dalam pembentukan

persepsi umat tentang berbagai nilai kehidupan (Syabibi, 2008: 17) Ada

beberapa unsur dalam dakwah, satu diantaranya yaitu materi (maddah)

dakwah.

Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i

kepada mad’u. Secara umum, materi dakwah dapat diklasifikasikan

menjadi tiga masalah pokok, yaitu masalah aqidah, syariah, dan akhlak

(Munir dan Ilaihi, 2006: 24). Materi dakwah ini dapat disampaikan melalui

berbagai macam media. Media dakwah adalah alat yang digunakan untuk

menyampaikan materi dakwah kepada mad’u. Media dakwah yang masih

dipandang efektif adalah televisi. Karena televisi merupakan media audio

visual yang bisa didengar dan dilihat langsung oleh masyarakat

pemirsanya.

Page 72: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

59

Penyampaian materi dakwah harus menggunakan metode yang

tepat. Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan da’i untuk

menyampaikan pesan dakwah atau serentetan kegiatan untuk mencapai

tujuan dakwah (Illahi, 2010: 21). Metode sangat penting peranannya,

karena sebaik apapun pesan, apabila disampaikan dengan metode yang

tidak tepat, maka pesan itu bisa jadi tidak bisa diterima bahkan ditolak

oleh mad’u. Metode inilah salah satu unsur dakwah yang berkaitan dengan

kearifan lokal dalam pembahasan ini.

Metode dakwah dalam Al Qur’an dijelaskan dalam surat an Nahl

ayat 125. Dari ayat tersebut terlukiskan bahwa ada tiga metode yang

menjadi dasar dakwah, yaitu Hikmah, Mau’idho khasanah dan Mujadalah.

Dari ketiga metode tersebut, metode pertamalah yang sesuai

dengan konteks kali ini, yaitu bil hikmah. Dengan metode ini, seorang da’i

dituntut untuk mengenali mad’u terlebih dahulu sebelum melaksanakan

dakwahnya. Begitu juga dalam mengemas pesan dalam sebuah tayangan

televisi, pesan harus disesuaikan dengan kondisi budaya pemirsanya.

Karena dalam hal ini masyarakat pemirsanya adalah masyarkat Jawa

Tengah, maka program tayangannya juga harus disesuaikan dengan

kondisi kearifan lokal masyarakat Jawa Tengah. Selain dapat lebih

diterima masyarakat, hal itu juga dapat melestarikan kebudayaan Jawa

Tengah, sehingga kearifan budaya lokal tidak luntur oleh budaya global.

Tayangan yang mengandung kearifan lokal ini sesuai dengan

metode bil hikmah dalam dakwah. Perbedaannya adalah, hanya dari sisi

Page 73: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

60

pesannya saja. Kalau dalam dakwah, pesan yang disampaikan adalah

ajaran Islam. Sedangkan tayangan yang mengandung kearifan lokal ini

lebih luas karena tidak hanya tayangan yang mengandung ajaran Islam

saja, akan tetapi juga pesan-pesan lain yang bersifat umum.

2.2. Hipotesis

Hopotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2006 : 71)

Berdasarkan penjelasan dalam teori yang sudah dipaparkan di atas,

hipotesisnya adalah tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah

di Stasiun Televisi Borobudur Semarang sudah proporsional sesuai dengan

peraturan Menkominfo dan peraturan KPI. Karena tiap harinya terdapat

jadwal acara yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah yang

diperkirakan lebih dari 10 % tiap harinya.

Page 74: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

61

BAB III

KONDISI STASIUN TELEVISI BOROBUDUR SEMARANG DAN

PROGRAM-PROGRAM ACARANYA

3.1. Sejarah dan Tujuan Berdirinya

Televisi Borobudur atau biasa disebut TVB, merupakan televisi lokal

swasta pertama di Semarang. Stasiun TV yang berada di channel 47 UHF

ini resmi mengudara sejak pertengahan tahun 2003, tepatnya pada 12 Mei

2003. Pada awal beroperasi, studio TVB terletak di Jl. Setiabudi 5A

Semarang, terpisah dari kantor pemasarannya, yang berlokasi di Jl. Sultan

Agung 115A. Sejalan dengan perkembangan televisi lokal di Semarang,

TVB melakukan berbagai pembenahan. Salah satu perubahan penting yang

terjadi adalah perpindahan lokasi studio dan kantor pemasaran ke Gedung

SCJ Plaza lantai 5-6 Johar Semarang.

Berpijak pada motivasi untuk memberikan sumbangsih terbaik bagi

masyarakat, dengan keyakinan bahwa media televisi merupakan salah satu

media yang mampu menyajikan berbagai informasi, berita, hiburan dan

edukasi secara audio visual, maka PT. Televisi Semarang Indonesia, yang

lebih dikenal dengan TV Borobudur Semarang lahir ke tengah publik.

TV Borobudur Semarang yang merasa lahir dari “rahim” sosio

kultural masyarakat Jawa Tengah, kemudian menggeliat penuh semangat

dengan mencoba mengekspresikan diri dalam kemasan berbagai program

acara yang mengakar pada keberagaman nilai-nilai tradisi yang pluralistik,

meski tanpa mengabaikan perkembangan “jiwa jaman”. Dengan demikian

Page 75: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

62

TV Borobudur tetap menyajikan berbagai acara dengan spirit content local

yang terkemas dalam kemasan aktual.

Dengan cara di atas, TV Borobudur tetap diharapkan dapat melekat

di hati masyarakat, karena kedekatan emosional dan sosio kulturalnya.

Berdasarkan alasan tersebut, TV Borobudur Semarang tetap tumbuh

berkembang dengan membuka kemitraan dengan berbagai pihak

(http://www.tvborobudur.com. 15 September 2011). Salah satu mitra yang

bekerjasama dengan TVB saat ini adalah Kompas. Kerja sama ini

diantaranya adalah mengenai program acara. 70 % program acara

disediakan oleh Kompas, dan 30 % nya diproduksi oleh TVB (wawancara

dengan Pak Agung Yuwono selaku HRD TVB, 20 November 2011).

Di tengah lahirnya berbagai stasiun televisi lokal yang semakin

menjamur, TV Borobudur tetap menyikapinya tidak semata-mata sebagai

kompetiter, tapi tetap sebagai partner yang saling membutuhkan.

Untuk itulah, maka TV Borobudur akan tetap berupaya keras

memberikan program acara yang terbaik bagi semua publik di wilayah

jangkauan siarnya, yaitu wilayah Semarang, Ungaran, Salatiga, Ambarawa,

Purwodadi, Grobogan, Demak, Kudus, Pati, Jepara, Weleri, Kendal, Batang,

Pekalongan, dan Pemalang. Dan rencana kedepan, TV Borobudur akan

memperluas coverage areanya sampai keseluruh Jawa Tengah

(http://www.tvborobudur.com. 15 September 2011).

Page 76: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

63

3.2. Visi dan Misi TVB

a. VISI

TV Borobudur Semarang hadir untuk menjadi TV ne Jawa

Tengah. Yaitu sebuah stasiun televisi yang dapat menjadi representasi

dari sosio kultural dan seluruh aspek kehidupan masyarakat Jawa

Tengah. Dengan demikian, seluruh masyarakat Jawa Tengah diharapkan

bisa merasa “handarbeni” keberadaan TV Borobudur Semarang.

b. MISI

TV Borobudur menumbuh kembangkan semangat

“Hamemangun Kuncaraning Projo”, yang artinya ikut membangun agar

daerah/wilayahnya (Jawa Tengah) dapat dikenal luas oleh semua

kalangan dari daerah lain.

Untuk mewujudkan MISI tersebut, TV Borobudur selalu

melakukan pembenahan dan realisasi di berbagai aspek secara

menyeluruh, yaitu :

1. Mewujudkan MISI Program

Yaitu dengan cara selalu memberikan program acara yang

variatif, inovatif dan dinamis sesuai tuntutan “jiwa jaman”, dengan

tetap menjaga “akar” sosio kultural sebagai tempat tumbuh

kembangnya TV Borobudur Semarang.

2. Mewujudkan MISI Teknis

TV Borobudur sebagai stasiun televisi lokal yang berbasis

teknologi digital, dengan pemanfaatan sumber daya manusia berbasis

lokal.

Page 77: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

64

3. Mewujudkan MISI Managemen

Mengembangkan prinsip-prinsip managemen modern dan

professional yang sehat dan terbuka (http://www.tvborobudur.com. 15

September 2011).

3.3. Kekuatan TVB

Hal yang dapat dikatakan sebagai kekuatan dari TV Borobudur

tentunya adalah hal yang terkait dengan “service” terhadap

publik/pemirsanya.

Hal itu diciptakan dengan melihat kondisi real sosio kultural masyarakat

Jawa Tengah yang pluralistik. Berpijak pada kondisi tersebut, maka TV

Borobudur tidak menyajikan program acara yang terlalu segmented, baik

kelas sosial, umur, ekonomi, pendidikan dll.

Strategi itu diformulasikan dalam langkah mencari ide, menyusun

konsep dan merealisasikannya dalam content local yang variatif dan inovatif

untuk semua latar belakang masyarakat yang beragam. Strategi itulah yang

diharapkan dapat memikat pemirsa semua kalangan di Jawa Tengah, tanpa

harus membuat “penegasan” adanya perbedaan latar belakang (tidak

membedakan “perbedaan”), dengan tetap menjaga nilai-nilai orisinalitas dan

identitas Jawa Tengah (http://www.tvborobudur.com. 15 September 2011).

3.4. Struktur Organisasi TVB

Struktur organisasi yang penulis sertakan ini adalah setruktur

organisasi ketika penelitian dilakukan, yaitu bulan Oktober 2011.

Page 78: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

65

STRUKTUR ORGANISASI TVB

Station Manager

Juang Simbolon

Finance Manager

Arnoldus Mau

HRGA & Legal Manager

Agung Yuwono

Marketing & Sales Manager

Juang Simbolon

Operation Manager

Juang Simbolon

Executive Produser

News

Agus Sutiyono

Executive Produser

Productsy

Fredy Priyanto

Technical Support

Hantoro

Koordinator Lapangan

Produser

VJ

Produser

Grafis & VE

MCR Operator

Tx Operation

SCR Operator

PA

Audio Person

Camera Person

IT Enginering

Gambar 1. Struktur Organisasi TVB

(Sumber: Dokumentasi TVB)

Page 79: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

66

3.5. Program-program Acara TVB

1. Embun Pagi

Merupakan acara Monolog. Tausiyah keagamaan oleh Ustadz

ternama di Jawa Tengah Drs. H. Ahmad Anas M.Ag. Uraian yang

disampaikan berhubungan dengan problematika kehidupan yang

didasarkan pada ayat suci Al Quran dan Hadits.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : batik, koko (kemeja muslim)

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi: Islam

Karena mayoritas masyarakat Jawa Tengah beragama

Islam, maka acara ini dapat dikategorikan dalam acara yang

mengandung kearifan lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : problematika kehidupan yang didasarkan pada ayat

suci Al Quran dan Hadits.

2. Metode : ceramah

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan berdasarkan Al Qur’an dan Al

Hadits.

Page 80: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

67

2. Musafir

Program keagamaan dengan tokoh seorang Musafir (Joko

Sulak). Sosok musafir ini adalah seorang individu muda

berpengetahuan keagamaan yang luas, cerdas, mengerti dan memahami

kandungan Al Qur’an. Musafir melakukan perjalanan dari satu tempat

ke tempat lain. Dalam perjalanannya Musafir menemukan beragam

problematika/ permasalahan, untuk kemudian Musafir mencoba

memberikan solusi berdasarkan Al Quran dan Hadits.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : jaket, peci

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : Islam

Berdasarkan data tersebut, acara ini merupakan acara

keagamaan, yaitu agama Islam. karena mayoritas masyarakat Jawa

Tengah beragama Islam, maka acara ini dapat dikategorikan dalam

tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : solusi masalah berdasarkan al Qur’an dan Hadits

2. Metode : ceramah

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah karena

materi yang disampaikan berdasarkan pada Al Qur’an dan Al Hadits.

Page 81: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

68

3. Kompas Pagi

Berita Kompas di layar kaca hadir setiap hari untuk memenuhi

kebutuhan pemirsa akan informasi, berita yang hangat di sajikan secara

tegas dan inspiratif, serta melihat lebih dekat berbagai peristiwa yang

terjadi, dalam Kompas Pagi.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional, batik

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berita yang dimuat dalam kompas pagi adalah informasi

yang bersifat umum, akan tetapi, terdapat berita yang disuguhkan

untuk berita lokal Jawa Tengah selama 15 menit. Dari sini, dapat

dilihat kekhasan suatu daerah, terutama daerah Jawa Tengah. oleh

sebab itu, acara ini dapat dikategorikan dalam tayangan yang

mengandung kearifan lokal Jawa Tengah, dengan durasi waktu 15

menit.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : berita tentang peristiwa-peristiwa di sekitar

masyarakat Indonesia dan Jawa Tengah

2. Metode : talk show

Page 82: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

69

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

4. Bonita Show

Variety Show Wanita, dipandu seorang public figure lokal

Bonita D. Sampurna. Program ini mengangkat tema-tema kewanitaan,

dengan bintang tamu tokoh-tokoh atau orang-orang yang berkompeten

pada bidangnya masing-masing. Proses produksi dilakukan di studio

dan dihadiri pula oleh penonton di studio.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Dalam acara ini tidak ada yang menunjukkan kekhasan

budaya lokal Jawa Tengah, sehingga acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : tema kewanitaan

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

Page 83: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

70

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

5. Kulik Kuliner

Variety Show Kuliner, dipandu oleh seorang ahli masak (Owner

tempat makan Mbah Jingkrak dan Bentuman Steak) yang selalu

mengenakan kemben dalam memandu acara ini. Dalam program ini

akan diketengahkan tips pemilihan bahan masakan yang tepat, cara

memasak dan mengolah, sampai dengan penyajian, dan uji coba rasa

dan kelezatan.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : kemben, nasioanal

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Kemben adalah salah satu pakaian khas Jawa Tengah. Dalam

unsur budaya, pakaian masuk dalam unsur peralatan dan

perlengkapan sehari hari. Berdasarkan hal tersebut, acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : masakan/makanan

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

Page 84: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

71

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

6. Oprek (Obrolan Pengetahuan, Perkembangan Teknologi dan Komputer)

Variety Show Teknologi dan Komputer bersama seorang praktisi

IT dan komputer (Hardware-Software), yang disebut sebagai Toekang

Oprek. Oprek berarti juga bongkar-pasang beragam peralatan

khususnya yang berbau teknologi, elektronik, dan komputer. Pada

program ini dibahas beragam tema berkaitan dengan teknologi dan

komputer, informasi teknologi terbaru dan unik, serta pembahasan

masalah yang diajukan melalui email, facebook, dan twitter.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Tidak ada yang menunjukkan kekhasan Jawa Tengah dalam

acara ini, sehingga acara ini tidak dapat dikategorikan dalam acara

yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : teknologi dan komputer

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 85: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

72

7. Rumah Inspirasi “Warna-Warni Budaya” (Prof. Eko Budihardjo)

Program Rumah Inspirasi “Warna-Warni Budaya” merupakan

program edukasi dan inspirasi yang disampaikan oleh seorang

budayawan ternama di Jawa Tengah yakni Prof. Eko Budihardjo.

Dengan puisi-puisi satire-nya Prof. Eko Budihardjo selama kurang lebih

1 jam bersama tamu atau narasumber berkompeten melakukan

perbincangan yang berisi hal-hal positif berlandaskan budaya.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : batik, nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : puisi satire

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena batik menunjukkan simbol

budaya Jawa Tengah, maka acara ini dapat dikategorikan dalam

tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : hal-hal positif berlandaskan budaya

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 86: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

73

8. Rumah Inspirasi “Canda-Candu Pikiran” (Bayu Krisna)

Program Rumah Inspirasi “Canda-Candu Pikiran” merupakan

program motivasi dan inspirasi yang disampaikan oleh seorang tokoh

motivator ternama di Jawa Tengah yakni Bayu Krisna. Dengan tag line-

nya “Ubah Pikiran Anda Maka Dunia Akan Berubah” akan pula hadir

tokoh-tokoh hebat yang telah berani mengubah pola pemikiran mereka

sehingga apa yang dicapai sekarang ini adalah hal terbaik dalam

hidupnya.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

a. Materi : motifasi

b. Metode : diskusi/talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 87: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

74

9. Rumah Inspirasi “Serba-Serbi Karir (Kristian Hardianto)

Program Rumah Inspirasi “Serba-Serbi Karir” merupakan

program motivasi dan inspirasi seputar dunia karir yang disampaikan

oleh seorang enterpreneur ternama di Jawa Tengah yakni Kristian

Hardianto. Dengan tag line-nya “Pasti Sukses” Kristian mengajak

masyarakat terutama karyawan atau pekerja dengan uraian motivasinya

untuk melangkah meraih puncak karir.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : motifasi seputar dunia karir

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 88: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

75

10. SLC Angkringan Kang Tris

Variety Show problematika yang terjadi di masyarakat, disorot

dari sisi hukum. Program ini dipandu dan dimainkan oleh anggota

Semarang Lawyers Club, serta dihadiri oleh tokoh-tokoh penting

berkaitan dengan tema-tema hukum yang diangkat. Program ini tidak

mengarahkan pemirsa untuk setuju/tidak setuju pada gagasan yang

disampaikan, namun cenderung membiarkan mereka berpikir dan

menentukan pemikirannya sendiri.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Dalam acara ini tidak ada simbol yang menunjukkan kearifan

lokal Jawa Tengah. Sehingga, acara ini tidak dapat dikategorikan

dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah

b. Variabel Dakwah

1. Materi : problematika masyarakat disorot dari sisi hukum

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 89: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

76

11. Jamahan-Nya

Talk Show keagamaan (Nasrani) bersama seorang Pendeta, live.

Pada program ini diuraikan beragam tema yang didasarkan pada kitab

Injil. Tersedia pula line interaktif untuk pemirsa untuk bertanya

langsung.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : musik/nyanyian Nasrani

4. Sistem religi : Nasrani

Berdasarkan data tersebut, acara ini merupakan acara

keagamaan, yaitu agama Nasrani. mengingat adanya masyarakat

Jawa Tengah yang beragama Nasrani. Maka, acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : tema berdasarkan kitab Injil

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 90: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

77

12. Bintang Kecil

Variety Show anak-anak, mengetengahkan bakat menyanyi dan

bermain musik dari anak-anak. Lagu-lagu pilihan dalam program ini

adalah lagu-lagu yang memang diperuntukkan bagi anak-anak. Acara

ini tampil live dari studio.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : seni musik pop

4. Sistem religi : -

Tidak ada yang menunjukkan simbol budaya lokal Jawa

Tengah dalam acara ini, baik dari lagu yang dinyanyikan maupun

pakaian yang dikenakan. sehingga acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : nyanyian, musik pop

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 91: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

78

13. Kini Kutahu

Feature anak yang mengupas ilmu pengetahuan ringan dan unik,

dibahas santai, dipandu oleh seorang tokoh karakter lucu Profesor Ijo

dan seorang anak cerdas Christy. Untuk lebih memperjelas pengertian-

pengertian ilmu pengetahuan yang ingin disampaikan, maka pada

program ini dilengkapi pula dengan grafis penjelasan.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Tidak ada yang menunjukkan kekhasan budaya Jawa Tengah

dalam acara ini, sehingga acara ini tidak dapat dikategorikan dalam

tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : ilmu pengetahuan umum

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

14. Pantang Menyerah

Feature anak inspiratif yang mengulas tentang anak-anak yang

berkekurangan/berkebutuhan khusus namun punya semangat juang

Page 92: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

79

yang tinggi dalam menapaki kehidupan, sehingga mereka pun bisa

meraih beragam prestasi.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : anak berkekurangan yang berprestasi

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

15. Jadul (Jaman Dulu)

Feature yang membahas bangunan-bangunan tua yang ada di

Semarang dan sekitarnya. Informasi dan ulasan pada program ini diulas

dengan detail, mulai dari arsitektur, seni bangunan, sampai sejarah

bangunan. Jadul dipandu oleh seorang host yang berpengetahuan luas

berkenaan dengan bangunan-bangunan tua.

Page 93: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

80

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : seni rupa dalam bentuk bangunan di Jawa Tengah

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah karena terdapat kesenian Jawa Tengah dalam bentuk seni

rupa bangunan.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : bangunan-bangunan di Jawa Tengah

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

16. Campursarinan

Variety Show, penampilan lagu-lagu campursari (lagu khas

kegemaran masyarakat Jawa Tengah) oleh artis-artis lokal. Acara ini

diproduksi secara live di studio TV Borobudur. Tersedia pula line

telepon interaktif yang bisa digunakan pemirsa berkirim salam dan

memilih lagu yang disediakan.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : kebaya, blangkon, jarek

Page 94: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

81

2. Bahasa : Jawa

3. Kesenian : seni musik campursari

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah karena unsur-unsur budaya yang ada dalam acara ini adalah

budaya Jawa Tengah, yaitu musik campursari, bahasa Jawa, dan

pakain khas Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : musik campursari

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

17. Advontur

Program ini berbentuk feature 30 menit, bersifat santai tapi

berisi dengan dukungan narasi berdasarkan data yang akurat. Dipandu

oleh seorang host maka pemirsa akan diantarkan pada lokasi-lokasi

wisata dan daerah-daerah menarik seputar Semarang dan Jawa Tengah.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional, batik

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : seni rupa dalam bentuk bangunan khas Jawa

Page 95: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

82

Tengah dll

4. Sistem religi : -

Dalam tayangan ini tidak terlepas dari budaya Jawa Tengah,

karena tempat wisata yang diangkat adalah tempat wisata di daerah

Semarang dan Jawa Tengah, sehingga acara ini dapat dikategorikan

dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : tempat wisata

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

18. Khasanah

Feature-dokumenter yang mengangkat kearifan-kearifan lokal

yang ada di Jawa Tengah. Program ini akan memiliki tema yang

berbeda-beda setiap minggunya, mulai tradisi-tradisi daerah, kesenian,

bentuk kebudayaan, kebiasaan, adat-istiadat dsb.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional, kebaya, jarek

2. Bahasa : Indonesia, Jawa.

3. Kesenian : smua kesenian yang ada di Jawa Tengah

4. Sistem religi : -

Page 96: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

83

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena terdapat beberapa simbol Jawa Tengah di dalamnya,

yaitu kebaya, jarek, dan kesenian Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : kearifan-kearifan lokal Jawa Tengah

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

19. Mujizat

Blocking Time monolog uraian keagamaan (Nasrani) yang

didasarka pada kitab suci dan disampaikan oleh Pendeta Yesaya Pariaji.

Program ini akan berjalan tanpa jeda iklan selama 30 menit.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : Nasrani

Acara ini adalah acara keagamaan Nasrani. Karena sebagian

masyarakat Jawa Tengah beragama Nasrani, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

Page 97: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

84

b. Variabel Dakwah

1. Materi : materi keagamaan Nasrani

2. Metode : ceramah

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

20. Wagu (Waton Guyon)

“Wagu” merupakan kumpulan sketsa-sketsa komedi daerah.

Tema yang diambil pada masing-masing sketsa berbeda, namun secara

garis besar merupakan hal-hal umum yang kental terjadi di lingkungan

masyarakat Jawa Tengah. Acara ini akan diperankan oleh artis-artis

daerah.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia, Jawa

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Dilihat dari nama acaranya, ini sudah menunjukkan bahwa

acara ini termasuk acara yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah karana bahasa yang digunakan dalam judulnya adalah

bahasa Jawa yaitu Wagu (Waton Guyon) yang dalam bahasa

indonesia bisa diartikan asal gurau. Di samping isinya yang juga

didasarkan pada peristiwa yang kental terjadi dilingkungan Jawa

Page 98: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

85

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : komedi daerah

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

21. Zona Info-Akses

“Zona Info Akses” merupakan program Variety Show berisikan

info-info ringan seputar hobby, lifestyle, kesehatan dll. Program ini

dilengkapi pula dengan liputan seputar tema yang yang dibawakan

secara santai, serta dibuka dan ditutup dengan tayangan video klip.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

Page 99: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

86

b. Variabel Dakwah

1. Materi : info-info ringan seputar hobby, lifestyle, kesehatan

dll

2. Metode : tanya jawab

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

22. Berita Kampus

“Berita Kampus” merupakan program khusus yang berisi

liputan-liputan kegiatan dan aktifitas kampus yang ada di Jawa Tengah.

Program ini berdurasi kurang lebih setengah jam, dipandu oleh seorang

host yang berasal dari kalangan mahasiswa.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : informasi seputar kampus di Jawa Tengah

Page 100: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

87

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

23. Pujian

“Pujian” merupakan kumpulan lagu-lagu rohani (Nasrani) yang

dinyanyikan oleh aktivis-aktivis gereja baik daerah maupun nasional.

Produksi acara tidak selalu di studio namun juga mengambil lokasi-

lokasi di luar.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : seni musik

4. Sistem religi : Nasrani

Acara ini adalah acara keagamaan Nasrani. Karena sebagian

masyarakat Jawa Tengah beragama Nasrani, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : keagamaan Nasrani

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

Page 101: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

88

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

24. Percikan Kasih

“Percikan kasih” merupakan program monolog dari seorang

pendeta yang menguraikan khotbah dengan dasar-dasar diambil dari Al

Kitab.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : Kristen

Acara ini adalah acara keagamaan Kristen. Karena sebagian

masyarakat Jawa Tengah beragama Kristen, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : tema-tema berdasarkan Al Kitab

2. Metode : monolog/ceramah

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

25. Arena Olahraga

“Arena Olahraga” merupakan program news dengan konten

berkaitan dengan dunia olahraga. Dalam Arena olahraga, selain liputan-

Page 102: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

89

liputan berita olahraga, terdapat pula segmen yang mengulas sosok

atlet.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : sport

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : olahraga

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

26. Jendela Jateng Pagi

“Jendela Jateng Pagi” adalah program news yang menyajikan

liputan berita dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di daerah-daerah di

Jawa Tengah. Berita yang tersaji diulas berdasarkan kecepatan,

ketepatan, dan keakuratan. Program ini hadir pagi hari menjelang

masyarakat Jawa Tengah beraktifitas.

Page 103: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

90

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional, batik

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena terdapat salah satu simbol Jawa Tengah yaitu batik.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : berita dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di

daerah-daerah di Jawa Tengah.

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

27. Jendela Jateng Sore

“Jendela Jateng Sore” adalah program news yang menyajikan

liputan berita dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di daerah-daerah di

Jawa Tengah. Berita yang tersaji diulas berdasarkan kecepatan,

ketepatan, dan keakuratan. Program ini hadir pagi sore hari.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional, batik

2. Bahasa : Indonesia

Page 104: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

91

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena terdapat salah satu simbol Jawa Tengah yaitu Batik.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : berita dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di

daerah- daerah di Jawa Tengah.

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

28. Kuthane Dhewe

“Kuthane Dhewe” adalah program news yang menyajikan

liputan berita dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di daerah-daerah di

Jawa Tengah dengan menggunakan Bahasa Jawa Populer yang secara

umum dikenal oleh masyarakat luas.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Jawa

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini dapat

Page 105: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

92

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa..

b. Variabel Dakwah

1. Materi : liputan berita dari peristiwa-peristiwa yang terjadi

di daerah-daerah di Jawa Tengah

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

29. Harpindo Jaya In Action

Program promo pihak Harpindo Jaya yang berisi kegiatan-

kegiatan off air Harpindo Jaya serta liputan khusus yang berkaitan

dengan Harpindo Jaya. Acara ini diperuntukkan untuk semua kalangan.

Dalam acara ini terdapat promo Harpindo Jaya, baik promo di dalam

diler motor maupun promo yang diadakan di pasar yang biasanya

diiringi dengan organ tunggal.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional, kebaya, batik

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : musik dangdut, campursari

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Page 106: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

93

Tengah, karena terdapat simbol Jawa Tengah di dalamnya, yaitu

batik, kebaya dan musik campursari.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : tema tentang motor

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

30. Makelaran

Jual beli interaktif lewat telephone dipandu dua host, Ita Tronton

dan Kriwil yang selalu mengenakan blangkon dikepalanya. Mereka

menggiring pemirsa untuk promosi penjualan maupun mancari barang

yang hendak dibeli melalui telpon interaktif (live).

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional, blangkon

2. Bahasa : Indonesia, Jawa

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena terdapat simbol Jawa Tengah di dalammya, yaitu

bahasa Jawa dan Blangkon.

Page 107: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

94

b. Variabel Dakwah

1. Materi : jual beli barang

2. Metode : tanya jawab

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

31. Teroka – Host: Cahyo Alkantana

“Teroka”, sebuah ekspedisi menjelajah daratan, lautan, hingga

perut bumi Indonesia yang dipandu oleh Cahyo Alkantana. Petualang

ini adalah seorang fotografer dan videografer dengan kiprah

internasional, bahkan menjadi orang Indonesia pertama dalam sebuah

produksi film mengenai bumi dan antartika.

Cahyo Alkantana dan tim “Teroka” akan berkeliling Indonesia

menggunakan mobil lowo discovery dan lowo defender, dua mobil

awak yang digunakan untuk melakukan ekspedisi ke seluruh nusantara,

mengeksplorasi alam Indonesia. Daratan Indonesia menawarkan

permukaan yang sangat menantang untuk dijelajahi. Indonesia

merupakan negara yang memiliki ratusan gunung berapi karena dilewati

oleh jalur pegunungan api. Ribuan pulau-pulau di Indonesia juga

menyimpan kekayaan alam yang beragam. Gua dan liang kapur

menyimpan aneka hayati yang belum pernah teridentifikasi

sebelumnya.

Indonesia merupakan tempat pertemuan lempeng tektonik

Page 108: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

95

sehingga kekayaan dasar lautnya besar. Selain itu, Indonesia juga

merupakan wilayah segitiga terumbu karang yang memiliki spesies

terumbu karangnya yang beragam.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : alam Indonesia

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

32. Explore Indonesia – Host: Mohammed Kamga

Indonesia, sebuah negara kesatuan yang memiliki keindahan

alam dan budaya mempesona. Di balik pesona Indonesia yang menarik

wisatawan dalam dan luar negeri ini terdapat banyak hal menarik yang

belum banyak diketahui. Dipandu oleh Kamga yang akan mengajak

Page 109: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

96

pemirsa mengeksplorasi alam, keindahan budaya, dan sejarah

Indonesia. Menemukan sesuatu yang baru di tempat lama,

membangkitkan hal lama yang hampir punah serta menemukan tempat-

tempat baru. Sebuah program dokumenter wisata yang mengekplorasi

Indonesia dan menyajikannya dengan sisi-sisi berbeda.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : wisata alam Indonesia

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

33. Fanatik

Live music performance persembahan Kompas TV yang

mengajak musisi lebih dekat dengan fans fanatiknya. “Fanatik”, salah

Page 110: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

97

satu program musik di TVB yang memberikan kesempatan sang musisi

untuk membawakan lagu-lagu hits dengan aransemen berbeda dan

menceritakan kisah unik dibalik lagu miliknya.

Menghadirkan satu musisi (band/solo) dalam setiap episode

sekaligus sebagai pembawa acara. “Fanatik” mengajak pemirsa melihat

hubungan dekat antara musisi dengan penggemar setianya. Kejutan

dihadirkan oleh bintang tamu dan musisi lain yang turut berkolaborasi.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : musik pop, rock

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : kisah unik di balik lagu sang musisi

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 111: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

98

34. Kampung Main – Host: Ramon Y. Tungka

Mainan tidak hanya sekedar milik bocah-bocah kecil tetapi juga

orang dewasa. Ramon Y. Tungka akan mengajak pemirsa berkeliling

Indonesia, mengeksplorasi permainan dan olahraga tradisional

Indonesia dalam “Kampung Main”. Menceritakan mengenai permainan

dan olahraga tradisional daerah tertentu berkaitan erat dengan adat

budaya yang ada. Bukan hanya itu, Ramon juga akan mencoba berbagai

permainan yang ada. Ia juga akan bertanding melawan penduduk

setempat.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional, menyesuaikan budaya setempat yang

sedang dikunjungi.

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : mainan khas suatu daerah

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

Page 112: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

99

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

35. Jalan Sesama

Jalan sesama hadir untuk anak-anak Indonesia. Bermain-main

seru dan menyenangkan di Jalan Sesama. Tantan, Putri, Momon, dan

Jabrik, akan menemani pemirsanya. Putri si gadis cilik yang penuh

semangat dan lincah ini sangat senang menyanyi dan menari. Adik-adik

pemirsa juga bisa bermain dengan Momon, si bocah laki-laki yang suka

menggambar. Momon juga seorang penamu yang hebat.

Masih ada Tantan dan Jabrik yang akan meramaikan waktu seru

adik-adik semua. Tantan, orang utan betina yang gemar membaca buku

ini, ternyata senang berjoget dangdut. Ketika Tantan berayun, suara

“AIEOU...” khasnya akan selalu terdengar. Masih ada Jabrik si badak

bercula satu dengan jambul ungunya yang lucu. Jabrik yang memiliki

daya penciuman tajam dan badan yang kuat akan selalu menimbulkan

keramaian di Jalan Sesama dengan tingkah lucunya.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Page 113: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

100

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : permainan anak-anak

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

36. Mitos – Host: Shafira dan Chevrina Anayang

“Mitos”, merupakan sebuah program tayangan yang dipandu

oleh Shafira dan Chevrina Anayang, menjelajahi pelosok Indonesia,

mengunjungi tempat-tempat yang penuh cerita dan kepercayaan turun

temurun. Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan budaya memiliki

beragam kepercayaan adat yang masih dipegang teguh oleh penduduk

sekitar.

Penasaran dengan kepercayaan masyarakat yang berlaku di

suatu daerah, Shafira dan Chevrina berkeliling daerah yang

penduduknya masih sangat percaya pada mitos. Mengejutkan! Ternyata

mitos-mitos tersebut dapat dijelaskan secara logis dan bukan sekedar

kepercayaan tanpa dasar. Melibatkan para ahli sesuai bidangnya,

“Mitos” akan mengajak pemirsa memahami secara ilmiah mengenai

mitos yang diangkat dari daerah tertentu.

a. Variabel Kearifan Lokal

Page 114: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

101

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : memahami mitos suatu daerah

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

37. H-1

Setiap kejadian pasti memiliki latar belakang, setiap pergelaran

pasti membutuhkan persiapan. “H-1” adalah sebuah program tayangan

yang mendokumentasikan riuhnya persiapan menjelang sebuah

pergelaran berskala besar. Mengabadikan momen penting, merekam

jejak figur-figur dibalik terselenggaranya sebuah acara,

“H-1” akan mengungkap cerita narasumber dan menelusuri

fakta-fakta dibalik prosesi yang terjadi. Sebuah pergelaran pasti

Page 115: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

102

menyimpan kisah, ketegangan, dan konflik dibalik persiapannya.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : fakta-fakta di balik prosesi suatu pergelaran

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

38. Belantara

“Belantara”, sebuah tayangan dokumenter kehidupan alam liar

yang mengeksplorasi hutan Indonesia akan merekam jejak flora dan

fauna di habitat asalnya. Indonesia sebagai wilayah yang ditutupi hutan

hujan tropis terluas ketiga di dunia merupakan tempat berbagai macam

flora fauna untuk hidup, bahkan banyak diantaranya merupakan mahluk

Page 116: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

103

hidup endemik yang menarik untuk diteliti.

Penambangan ilegal, pembalakan, dan kebakaran hutan

menyebabkan flora dan fauna kehilangan habitat aslinya. “Belantara”

juga akan bercerita mengenai pusat-pusat konservasi alam tempat

keragaman hayati Indonesia diselamatkan.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : flora dan fauna hutan Indonesia

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

39. Science Is Fun – Joe Shandy dan Abu Marlo

Dalam “Science Is Fun”, eksperimen ilmiah dikemas semenarik

mungkin karena sains bukanlah hal yang membosankan. Bahan-

Page 117: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

104

bahannya juga mudah didapatkan di lingkungan, sehingga adik-adik di

rumah bisa ikut mencoba bereksperimen.

Abu Marlo juga akan memberikan bonus pertunjukkan sulap

yang menambah serunya acara ini. Bukan hanya itu, ternyata banyak

trik-trik sulap yang juga dapat dijelaskan dengan sains.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : sains

2. Metode : keteladanan

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

40. Weekend Yuk! – Host: Yoane Balvaz

Berjalan-jalan santai menikmati relaksasi di akhir pekan.

“Weekend yuk!” Akan mengajak pemirsa menghabiskan akhir pekan di

Page 118: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

105

tempat-tempat yang menyenangkan. Penat dan bosan yang dirasakan

pada hari aktif harus dilepaskan pada saat akhir pekan.

Relaksasi, rekreasi keluarga, tantangan adrenalin, hingga wisata

kuliner dapat menjadi pilihan. Mengeksplorasi tempat-tempat baru yang

ternyata menyimpan keasyikan tersendiri untuk berlibur. “Weekend

yuk!” Sebuah program informatif mengenai panduan bagi masyarakat

Jabodetabek untuk menikmati pilihan liburan yang beragam, lengkap

dengan informasi biaya.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : tempat wisata di Jabodetabek

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 119: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

106

41. Tarung - Host: Raditya Dika

Raditya Dika hadir di TVB bersama program “Tarung”

berkeliling ke pelosok Indonesia mengupas seni bela diri yang jarang

diketahui banyak orang. Dalam “Tarung”, Radit tidak hanya sekedar

menerangkan seni bela diri daerah tapi juga ikut berlatih hingga piawai.

Seni bela diri Indonesia yang beragam tidak hanya sekedar kalah

menang, tetapi menyimpan filosofi dan melekat aspek sejarah serta

budaya di dalamnya yang akan diungkap oleh Raditya Dika untuk

pemirsa. Pada akhir acara, Radit juga akan bertarung dengan jagoan

bela diri daerah yang dikunjungi.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional, pakaian bela diri

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : seni bela diri daerah

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

Page 120: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

107

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

42. Tanya Dokter – Host: Dokter Ferdiriva Hamzah

Ferdiriva, seorang dokter, penulis novel komedi, santai, penuh

cerita, dan komunikatif. Dokter Ferdiriva akan memandu pemirsa dalam

sebuah talk show kesehatan “Tanya Dokter”. Tayangan ini akan

menghadirkan informasi seputar penyakit serta bagaimana

penanganannya.

Bagi masyarakat awam, banyak masalah kesehatan yang

terlewatkan karena pengetahuan yang kurang. Padahal nyatanya, ketika

terabaikan masalah tersebut bisa menjadi problem yang besar. “Tanya

Dokter” akan menyajikan informasi mengenai penyakit-penyakit yang

akrab di telinga, namun tidak banyak diketahui detail faktanya.

Dikemas secara menarik dan santai, bahkan dibumbui oleh stand up

comedy ala dokter Ferdiriva, jadi tidak perlu khawatir ini akan menjadi

program tayangan monoton dan membosankan.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Page 121: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

108

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : kesehatan

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

43. Hidden Paradise – Host: Nadine Chandrawinata

Nadine Chandrawinata akan melakukan perjalanan menyusuri

tempat-tempat terpencil di Indonesia yang ternyata menyimpan potensi

wisata yang luar biasa. Menyapa cantiknya alam nusantara, menemukan

surga di alam Indonesia.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

Page 122: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

109

1. Materi : tempat wisata Indonesia

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

44. Mata Hati – Host: Maman Suherman

Kehidupan selebritis di Indonesia seringkali mengundang rasa

ingin tahu masyarakat. Namun terkadang cerita-cerita yang beredar

sarat dengan informasi-informasi yang tidak sesuai dengan fakta dan

akhirnya menimbulkan gosip. Kita sering lupa bahwa di balik

kehidupan para selebritis terdapat fakta-fakta bermakna dalam

kehidupan mereka.

“Mata Hati”, program talk show yang akan menghadirkan

selebritis, mengungkap sisi lain diri mereka, dan menghadirkan kisah

inspiratif. Lengkap dengan kejutan-kejutan bagi sang artis, misterious

guest, hingga fakta-fakta tersembunyi.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

Page 123: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

110

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : kisah selebritis

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

45. Sosok

Seseorang yang menjadi inspirasi, yang kerja kerasnya berbuah

manis bagi dirinya dan orang lain. Seseorang yang melakukan

kegemarannya dengan tulus dan akhirnya berdampak positif bagi

lingkungannya. “Sosok”, sebuah tayangan mingguan yang

menampilkan figur-figur from zero to hero yang menjadi inspirasi bagi

sekitarnya.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

Page 124: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

111

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : figur seseorang yang menjadi inspirasi bagi orang

di sekitarnya.

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

46. Showcase – Host: Andezzz

Aksi panggung atraktif, menghadirkan musikalitas berbeda dan

lebih berwarna. Menyuguhkan karya yang dibuat dengan totalitas.

Penampilan musisi-musisi tanah air yang memiliki karya apik dan

digemari.

Segala tentang musik mereka siap berbagi. Musisi-musisi

Indonesia ini akan bercerita pengalaman bermusik dan

mempertunjukkan kepiawaiannya di atas panggung untuk menghibur

pemirsa.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : musik pop rock

4. Sistem religi : -

Page 125: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

112

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : musik dan musisi

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

47. 180⁰ - Host: Pandji Pragiwaksono

“180⁰” sebuah talk show yang dipandu oleh Pandji

Pragiwaksono, Menghadirkan bintang tamu selebritis, tokoh

masyarakat, hingga tokoh dunia maya. Dikemas ringan, menarik, dan

penuh humor khas ala Pandji, “180⁰” akan membahas fenomena-

fenomena dengan cara yang unik.

Tidak sekedar berbincang dan menggali pendapat dari bintang

tamu, “180⁰” juga akan menghadirkan segmen-segmen menarik dan

menghibur, games, sketsa komedi, dan liputan-liputan yang unik. Tidak

ketinggalan juga stand up comedy khas yang akan dibawakan oleh

Pandji.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

Page 126: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

113

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : fenomena-fenomena dalam kehidupan masyarakat

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

48. Jejak Nusantara

“Jejak Nusantara”, program yang menyuguhkan koleksi situs-

situs sejarah di Indonesia. Situs-situs tersebut akan dibahas oleh pakar-

pakar terkait memaparkan asal usul mengenai sejarah perjalanan sejarah

bangsa Indonesia tersebut. Tayangan dokumenter ini akan menggali

makna dari keberadaan situs-situs tersebut kini, terutama di mata

generasi muda.

Program yang sarat akan pengetahuan dan informasi ini akan

menampilkan hasil penelitian yang akurat, menelusuri jejak-jejak masa

Page 127: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

114

lampau Indonesia yang tertutupi arus budaya masa kini.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indoonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : situs-situs sejarah di Indonesia

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

49. Tanah Air

Indonesia negeri yang penuh ritual dan kental upacara-upacara

adat beragam. Upacara adat yang hingga pada masa modern ini masih

dilaksanakan dan diyakini. “Tanah Air”, program semi dokumenter

yang mengangkat sebuah perayaan khas dari suatu daerah tertentu,

melibatkan khalayak masyarakat dan kultur mereka yang unik.

Merangkum rangkaian upacara adat, mulai dari persiapan,

Page 128: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

115

proses pengemasan, termasuk konflik yang dihadapi baik oleh peserta

maupun penyelenggara. Mengeksplorasi antusiasme dan ritual–ritual

yang dilakukan oleh masyarakat dari sebelum dimulai hingga saat

berakhirnya perayaan.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : upacara adat

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

50. Coffee Story - Host: Adi Taroepratjeka

Indonesia dan kopi adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Salah

satu negara penghasil kopi terbesar di dunia ini memiliki jenis kopi

yang unik dan beragam. Disetiap cerita tentang kopi terdapat pula cerita

Page 129: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

116

keakraban khas masyarakat Indonesia yang menyesap aromanya.

Menelusuri kopi-kopi terbaik, menjelajahi perkebunan kopi di

penjuru Indonesia. Mengenal lebih dalam industri kopi dengan kearifan

lokal dan yang masih terjaga. Dipandu oleh Adi Taroepratjeka, seorang

barista dengan lisensi coffee tester internasional, yang pada akhir

perjalanan akan memberikan tips-tips seputar kopi, dan tidak

ketinggalan sajian kreasi kopi yang menggiurkan.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : kopi Indonesia

2. Metode : tanya jawab

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 130: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

117

51. Arisan Plus – Host: Darius Sinatrhya, Donna Agnesia, Aditya Herpavi

Variety show yang dipandu oleh Darius Sinarthrya, Donna

Agnesia, dan juga Aditya Herpavi ini akan menghadirkan tiga

kelompok ibu-ibu arisan yang akan menjadi peserta. Juga akan ada

segmen saat para host akan berbincang-bincang dengan bintang tamu

mengenai isu-isu aktual yang dekat dengan dunia wanita.

“Arisan Plus” juga akan menghadirkan games, doorprize bagi

peserta, dan juga ulasan tentang buku, film, dan CD musik terbaru.

Akan ada juga segmen tambahan yang membahas berbagai hal variatif,

mulai dari fashion, interior rumah, wedding and marriage, bunda dan

anak, hingga peluang bisnis keluarga.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : isu-isu tentang dunia wanita

2. Metode : talk show

Page 131: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

118

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

52. Exotic Living – Host Wimmy

“Exotic Living” Merupakan program feature documenter yang

membahas arsitektur bangunan-bangunan eksotik di berbagai daerah.

Bangunan yang berciri khas dan mengandung makna filosofis yang

kental. Berani tampil sebagai bangunan yang unik diantara bangunan

lain yang monoton. Program ini berangkat dari pandangan bahwa suatu

bangunan merupakan presentasi dari misi arsitek dan pemiliknya dalam

kehidupan.

Bukan hanya memberikan info tentang rumah-rumah perkotaan

dengan konsep modern yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-

hari, “Exotic Living” juga mengangkat arsitektur nusantara yang nyaris

terlupakan oleh masyarakat. Serta pengaruh bangunan-bangunan adat

pada arsitektur masa kini.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah, maka acara ini tidak

Page 132: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

119

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : bangunan rumah unik

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah karena

materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

53. Versus – Host: Helmy Yahya

Dua orang yang mempunyai keahlian dan latar belakang yang

sama, bergelut dengan keseharian profesi yang seragam. Mereka kini

harus bersaing dalam sebuah kuis. “Versus”, sebuah kuis yang dipandu

oleh Helmy Yahya. Peserta diberi pertanyaan-pertanyaan yang di luar

keahlian mereka yang seragam sehingga pemenang dari kuis ini tidak

dapat ditebak. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak terduga dan atmosfer

persaingan yang ketat akan membuat kuis semakin seru.

Ditambah lagi, masing-masing peserta membawa pendukung

fanatik, sehingga terasa atmosfer persaingannya. Mempertemukan dua

orang yang mempunyai keahlian dan bergelut dengan profesi yang

seragam bersaing dalam “Versus”.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

Page 133: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

120

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : pengetahuan umum

2. Metode : tanya jawab

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

54. Big Baz

Bicara isu-isu aktual dengan gaya berbeda. Mendalam, kritis,

namun menggelitik. “Big Baz”, sebuah talk show political correct

dipandu oleh Budiarto Shambazy yang merupakan seorang wartawan

senior di bidang politik. Talk show ini akan menghadirkan tokoh-tokoh

kompeten untuk membahas Indonesia dengan gaya khas Budiarto

Shambazy, santai, mengalir, namun tetap lugas.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

Page 134: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

121

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : ke-Indonesia-an

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

55. Sebuah Nama Sebuah Cerita

Program yang mengangkat kisah selebritis terkenal ataupun

public figure Indonesia, menceritakan kembali perjalanan hidup dan

karir mereka, termasuk skandal ataupun hal-hal yang tidak pernah

diungkapkan sebelumnya, dan bagaimana kehidupan mereka saat ini.

Dilengkapi dengan interview mendalam dengan sosok yang diangkat

kisahnya, ataupun nara sumber yang mengetahui dengan jelas fakta di

balik sosok tersebut.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

Page 135: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

122

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : kisah selebritis

2. Metode : tanya jawab

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

56. Ensiklopedi Anak Nusantara

Mengangkat kisah anak-anak di seluruh nusantara. Berkisar

pada petualangan, pengetahuan, keindahan alam, budi pekerti dan etos

kerja sesuai keunikan daerah masing-masing, untuk memahami

perbedaan sekaligus menimbulkan kebanggaan, karena menjadi anak

Indonesia adalah mengalami keragaman budaya sejak dini.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

Page 136: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

123

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : kisah anak-anak suatu daerah di seluruh nusantara

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

57. Newstar

Program yang membahas dunia musik, film, dan buku yang

sedang trend, menjadi perhatian, dan buruan masyarakat. Program ini

juga menjadi referensi acara musik, seni teater, dan film yang sedang

diputar atau digelar.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

Page 137: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

124

b. Variabel Dakwah

1. Materi : musik dan buku

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

58. Sporty

Program tentang sisi lain dunia olahraga dan atlet, baik dalam

maupun luar negeri melingkupi hobi atlet tersebut, naturalisasi atlet,

ukuran sepatu atlet dan gaya hidup para atlet.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : sport

2. Bahasa : Indonesia, Inggris

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : olahraga

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

Page 138: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

125

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

59. Klik! Arbain Rambay

Membahas seluk-beluk dan trik-trik memotret ala fotografer

senior Kompas, Arbain Rambey. Dengan karakter yang mengutamakan

momentum dan content, “Klik! Arbain Rambey” akan memotivasi siapa

pun tidak hanya untuk menyukai fotografi, tetapi juga sampai menjadi

fotografer profesional. Setiap episode akan membawa kita ke beragam

obyek foto yang berbeda.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : teknik fotografi

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

Page 139: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

126

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

60. Indonesia Exploride

Acara yang menyuguhkan perjalanan keliling Indonesia dengan

menggunakan motor.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : makanan khas dan keadaan suatu daerah.

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

61. Kompas Siang

Pada jam makan siang, pemirsa akan disuguhkan informasi yang

aktual dan faktual serta inspiratif, memberitakan kepada pemirsa

berbagai peristiwa yang tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga

Page 140: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

127

belahan dunia lainnya serta isu-isu hangat yang dikemas secara hati-

hati, dalam Kompas Siang.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, tidak ada yang menunjukkan

simbol budaya Jawa Tengah. Oleh karena itu, acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : peristiwa di Indonesia dan belahan dunia lainnya

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

62. Tekno

Program yang membahas seputar teknologi meliputi gadget dan

perkembangan teknologi yang dibahas secara jelas dan rinci baik

keunggulan produk tersebut maupun kelemahan produk tersebut

semuanya akan dirinci secara detail oleh para ahli yang menyajikan

informasi yang lengkap seputar teknologi.

Page 141: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

128

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : teknologi

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

63. Kompas 100

Talk show yang menghadirkan tamu-tamu para CEO sukses di

Tanah Air. Mengupas perekonomian Indonesia dan dunia terkini,

termasuk panduan ringan bagi para pelaku bisnis di Tanah Air dan

inspirasi untuk berinvestasi. Dipandu oleh wartawan senior ekonomi

Kompas, Pieter P Gero dan Andi Surudji.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

Page 142: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

129

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : perekonomian Indonesia

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

64. Berkas Kompas

Membahas isu-isu yang ada di masyarakat, seperti skandal

publik, kemiskinan dan dampaknya, sampai ke kejahatan kerah putih.

Semua dijabarkan secara mendalam, tuntas, dan solutif.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

Page 143: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

130

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : isu-isu yang ada dalam masyarakat

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

65. Stand Up Comedy Indonesia

“Stand Up Comedy Indonesia” adalah program pencarian bakat

stand up comedy pertama di Indonesia. Program yang dibawakan oleh

Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika ini akan menampilkan

komedian tunggal yang memamerkan bakat melucunya. Setelah melalui

audisi di Bandung, Jakarta, Jogja, Surabaya, dan Medan, terpilihlah 13

orang Stand Up Comedian Indonesia, yaitu: Asep, Ryan, Ernest, Daned,

Wisben Antoro, Sakdiyah, Gareng, Mo Sidik, Ivan, Budi Kusumah,

Daslan, Akbar dan Fauzy.

13 orang comic tersebut akan berjuang dalam 10 babak Stand

Up Show dan akan dinilai langsung oleh Indro Warkop, Butet

Kartaredjasa dan Astrid Tiar sebagai juri.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

Page 144: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

131

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : komedi

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

66. Diary Stand Up Comedy Indonesia

“Diary Stand Up Comedy Indonesia” adalah program yang

menceritaan keadaan di balik layar acara “Stand Up Comedy

Indonesia”. Acara ini menceritakan serunya para finalis belajar jadi

stand up comedian.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Page 145: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

132

Tidak ada yang menunjukkan simbol budaya Jawa Tengah

berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat dikategorikan

dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : kegiatan sehari-hari para finalis komedian

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

67. Jalan Keluar

Program talk show yang dipandu oleh Bp Jusuf Kalla, sebagai

host sekaligus narasumber. Menjawab persoalan yang tengah dihadapi

masyarakat terutama seputar sosial ekonomi dan politik. JK menjawab

pertanyaan tersebut dari email, twitter, dan facebook, atau bisa juga on

location berdialog dengan masyarakat. JK akan ditemani seniman

makassar dan tamu yang bergantian.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Dalam acara ini tidak menunjukkan adanya kekhasan daerah

Jawa Tengah, sehingga acara ini tidak dapat dikategorikan dalam

Page 146: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

133

tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : sosial, ekonomi, dan politik

2. Metode : talk show

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

68. Mereka Kini

Program menceritakan tentang bagaimana mereka pernah

menjadi pembuat berita dan mereka sangat kontroversial. Tapi dimana

mereka kini dan apa aktifitas mereka sekarang? Semua akan dikupas

dalam acara ini.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, tidak ada yang menunjukkan

kekhasan daerah Jawa Tengah dalam acara ini, maka acara ini tidak

dapat dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan

lokal Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : kehidupan wartawan

Page 147: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

134

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

69. Bab yang Hilang

Program tentang dokumentasi gambar seseorang dan kegiatan

yang tidak pernah dibahas atau diketahui oleh khalayak umum namun

layak dan patut dipertanyakan sekaligus diperbincangkan. Banyak

sekali dokumentasi yang belum khalayak umum tahu yang merupakan

bukti saksi sejarah dan Kompas TV akan membahasnya dalam program

“Bab yang Hilang”.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, karena tidak ada yang menunjukkan simbol atau kekhasan

Jawa Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : sejarah Indonesia

2. Metode : -

Page 148: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

135

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

70. Berbagi Sukses

“Berbagi Sukses” adalah program tentang bagaimana pengusaha

besar bersedia berbagi ilmu management usaha dan kiat-kiat sukses

mereka dengan pengusaha lain.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, karena tidak ada yang

menunjukkan simbol Jawa Tengah, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : ilmu manajemen dan kiat sukses

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 149: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

136

71. Bumi Kita

Program “Bumi Kita” akan mengajak 3 orang yang berasal dari

latar belakang profesi berbeda ke alam, mulai dari taman nasional

sampai ke tempat-tempat penangkaran hewan langka. Program ini tidak

hanya menghadirkan eksotika panorama, tetapi juga mengajak penonton

mengenal kearifan lokal dan kehidupan manusia di seluruh penjuru

bumi.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : kearifan lokal dan kehidupan manusia di seluruh

penjuru bumi.

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 150: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

137

72. Kompas Petang

Menemani terbenamnya matahari, hadir informasi yang dikupas

secara mendalam, berita Kompas hadir ketengah masyarakat dengan

tetap mejaga kredibilitas.

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : informasi peristiwa-peristiwa yang terjadi di

sekitar masyarakat di Indonesia.

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

73. Kompas Malam

Melengkapi hari dengan informasi yang senantiasa

menumbuhkan harapan dijelang waktu istirahat, dalam Kompas Malam.

Page 151: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

138

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : informasi peristiwa-peristiwa yang terjadi di

sekitar masyarakat di Indonesia.

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

74. Ekspedisi Cincin Api

Gunung Tambora, stratovolcano aktif yang berada di Nusa

Tenggara Barat, terbentang 340 Kilometer di sebelah utara sistem

Pulau Jawa. Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya

pada bulan April tahun 1815, meletus dalam skala tujuh pada Volcanic

Explosivity Index. Gelegar letusannya terdengar hingga pulau Sumatra

(lebih dari 2.000 Kilometer).

Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku,

Page 152: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

139

menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 jiwa, bahkan

letusan ini menyebabkan perubahan iklim dunia. Satu tahun berikutnya,

1816, menjadi tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari

cuaca Amerika Utara dan Eropa efek debu yang dihasilkan dari letusan

Tambora. Gunung yang pernah memiliki letusan terbesar setelah

letusan Danau Taupo tahun 181. Tambora hanyalah salah satu tiang

langit dari sederet gunung berapi yang dimiliki Indonesia. Ekspedisi

Cincin Api, program ekspedisi TVB segera menceritakan ketangguhan

gunung berapi di Indonesia (Dokumentasi TV Borobudur).

a. Variabel Kearifan Lokal

1. Pakaian : nasional

2. Bahasa : Indonesia

3. Kesenian : -

4. Sistem religi : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah.

b. Variabel Dakwah

1. Materi : gunung berapi

2. Metode : -

Berdasarkan data tersebut, maka acara ini tidak dapat

dikategorikan dalam acara yang mengandung muatan dakwah,

karena materi yang disampaikan bukan ajaran Islam.

Page 153: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

140

3.6. Jadwal Siar TVB Bulan Oktober

POLA ACARA

KOMPAS TV – SEMARANG (BTV)

BULAN OKTOBER

Hour Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sunday Hour

(WIB) 31 1 2 3 4 5 6 (WIB)

05 00 JENDELA JATENG PAGI (LIVE)

05 00

# 50 # 51 # 52 # 53 # 54 # 55 # 56

30

EMBUN PAGI MUSAFIR PUJIAN PERCIKAN

HATI

30

# 22 # 23 # 24 # 15 # 16 # 8 # 8

06 00 06 00

KOMPAS PAGI KOMPAS PAGI AKHIR PEKAN

30 (LIVE) (LIVE) 30

07 00 07 00

30 30

R-BO

# 37 # 38 # 39 # 40 # 41 R-BO # 15 # 16

08 00 JALAN SESAMA (R) 08 00

TANYA

DOKTER (R) MATA HATI (R)

SEBUAH NAMA

SEBUAH CERITA (R) 180 DERAJAT (R)

EXPLORE

INDONESIA (R) A-BO # 15 # 16

30

ENSIKLOPEDI ANAK NUSANTARA (R)

30

R-BO

# 8 R-BO # 8

R-BO

# 7

R-BO

# 9

R-BO

# 8

09 00 KOMPAS UPDATE

09 00

02 02

ARISAN PLUS A-BO # 15 # 16

30

WEEKEND YUK ! KAMPUNG

MAIN (R)

30

R-BO

# 31 # 32 # 33 # 34 # 35 R-BO # 8

R-BO

# 9

10 00 KOMPAS UPDATE

10 00

02 02

BONITA SHOW KULIK KULINER OPREK RUMAH INSPIRASI RUMAH

INSPIRASI

EXPLORE

INDONESIA EXOTIC LIVING

30

WARNA WARNI

BUDAYA

CANDA CANDU

PIKIRAN

30

# 8 # 8 # 8 # 8 # 8 R-BO # 9

R-BO

# 8

11 00

KOMPAS

UPDATE

11 00

02

NEWSTAR SPORTY (LIVE)

02

MAKELARAN

R-BO # 8

R-BO

# 8

30

KLIK! ARBAIN

RAMBEY (R) IINDONESIA

EXPLORIDE

30

# 35 # 36 # 37 # 38 # 39 R-BO # 8

R-BO

# 4

12 00 KOMPAS SIANG

12 00

(LIVE)

R-BO

# 53 # 54 # 55 # 56 # 57 # 58 # 59

30

TEKNO (R) BERBAGI SUKSES

(R)

KLIK! ARBAIN

RAMBEY (R) KOMPAS 100 (R)

BERKAS KOMPAS

(R)

STAND UP

COMEDY

INDONESIA (R)

30

Page 154: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

141

FANATIK (R)

R-BO

# 7 R-BO # 8

R-BO

# 7

R-BO

# 8

R-BO

# 8

13 00 JALAN SESAMA “SHEILA ON 7”

13 00

A-BO

# 36 # 37 # 38 # 39 # 40

30 SCIENCE IS FUN (R)

30

A-BO

# 36 # 37 # 38 # 39 # 40 R-BO # 7

R-BO

# 8

14 00

KOMPAS UPDATE

14 00

02

RUMAH INSPIRASI ANGKRINGAN

02

ENSIKLOPEDI ANAK NUSANTARA (R) SERBA SERBI

KARIR KANG TRIS

30

30

A-BO

# 36 # 37 # 38 # 39 # 40 # 8 # 8

15 00

KOMPAS UPDATE

15 00

02

JAMAHANNYA BINTANG KECIL KINI KUTAHU PANTANG

MENYERAH JADUL ADVONTUR

02

# 8 # 8 # 8 CAMPURSARINAN # 8

30

HARPINDO IN ACTION KHASANAH MUKJIZAT BERITA

KAMPUS

30

# 7 # 7 # 8 # 8 # 8 # 8 # 8

16 00 JENDELA JATENG SORE (LIVE)

16 00

# 53 # 54 # 55 # 56 # 57 # 58 # 59

30 HIDDEN

PARADISE (R) TEROKA (R) JEJAK NUSANTARA (R) COFFEE STORY (R) MITOS (R) DIARY STAND UP

COMEDY

INDONESIA

SEBUAH NAMA

SEBUAH

CERITA

30

R-BO # 7

17 00

KOMPAS UPDATE

17 00

02

KAMPUNG MAIN

02

R-BO

# 8 R-BO # 8

R-BO

# 7

R-BO

# 8

R-BO

# 7 R-BO # 9

R-BO

# 8

30

30

KOMPAS PETANG

18 00 (LIVE)

18 00

R-BO

# 46 # 47 # 48 # 49 # 50 # 51 # 52

30 SCIENCE IS FUN VERSUS

30

A-BO

# 37 # 38 # 39 # 40 # 41

19 00

KOMPAS UPDATE

19 00

02

ENSIKLOPEDI ANAK NUSANTARA

ENSIKLOPEDI

ANAK

NUSANTARA (R)

R-BO # 17 # 18

02

30

"SURFER CILIK" STAND UP

COMEDY

INDONESIA

TARUNG

30

A-BO

# 33 # 34 # 35 # 36 # 2

20 00

KOMPAS UPDATE

20 00

Page 155: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

142

02

02

TEROKA JEJAK

NUSANTARA COFFEE STORY MITOS

HIDDEN

PARADISE

R-BO

# 9

30

FANATIK 30

R-BO

# 8 R-BO # 7

R-BO

# 8

R-BO

# 7

R-BO

# 9 “NAIF”

21 00

KOMPAS UPDATE

21 00

02

02

MATA HATI BIG BAZ 180 DERAJAT TANYA DOKTER JALAN KELUAR

30

30

R-BO

# 8 R-BO # 9

R-BO

# 9

R-BO

# 9

R-BO

# 8 R-BO # 8 R-BO # 8

22 00

KOMPAS UPDATE

22 00

02

SOSOK MEREKA KINI EKSPEDISI

CINCIN API

02

R-BO

# 7 R-BO # 8 TANAH AIR BELANTARA SHOWCASE H – 1

30 BAB YANG

HILANG

KAMPUNG MAIN

(R)

30

R-BO

# 8 R-BO # 7

R-BO

# 8

R-BO

# 8

R-BO

# 9 R-BO # 8

R-BO

# 6

23 00 KOMPAS MALAM

23 00

(LIVE)

R-BO

# 46 # 47 # 48 # 49 # 50 # 51 # 52

30 BERBAGI

SUKSES

KLIK! ARBAIN

RAMBEY KOMPAS 100 BERKAS KOMPAS

BUMI KITA

TEKNO NEWSTAR (R)

30

(LIVE)

R-BO

# 8 R-BO # 7

R-BO

# 8

R-BO

# 8

R-BO

# 8 R-BO # 8

R-BO

# 8

24 00

KOMPAS UPDATE

24 00

02

KUTHANE DHEWE (TAPING)

02

# 36 # 37 # 38 # 39 # 40 # 8 # 8

30

ZONA INFO AKSES ARENA OLAH

RAGA WAGU

30

# 36 # 37 # 38 # 39 # 40 # 8 # 8

01 00

01 00

30

SIGN OFF

30

02 00

02 00

30

30

03 00

03 00

30

30

04 00

04 00

30

30

REV/30/09/11

LOCAL

PROGRAM

Page 156: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

146

BAB IV

ANALISIS PROPORSIONALITAS TAYANGAN LOCAL WISDOM

(KEARIFAN LOKAL) JAWA TENGAH DI STASIUN TELEVISI

BOROBUDUR SEMARANG

4.1. Analisis Proporsionalitas Tayangan Lokal Wisdom Jawa Tengah

A. Rekapitulasi Tayangan yang Mengandung Kearifan Lokal Jawa Tengah

Dari jadwal selama bulan Oktober, maka dapat dilihat acara per

harinya sebagai berikut:

1. Senin

Waktu Acara Durasi

(Jam)

Mengandung kearifan lokal

Ya Tidak

05.00 – 05.30 Jendela Jateng Pagi 0,5 �

05.30 – 06.00 Embun Pagi 0,5 �

06.00 – 08.00 Kompas Pagi 2 � (0,25 jam) � (1,75 jam)

08.00 – 09.00 Tanya Dokter 1 �

09.00 – 10.00 Arisan Plus 1 �

10.00 – 11.00 Bonita Show 1 �

11.00 – 12.00 Makelaran 1 �

12.00 – 12.30 Kompas Siang 0,5 �

12.30 – 13.00 Tekno 0,5 �

13.00 – 13.30 Jalan Sesama 0,5 �

13.30 – 14.00 Science is Fun 0,5 �

14.00 – 15.00 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1 �

15.00 – 16.00 Jamahan-Nya 1 �

16.00 – 16.30 Jendela Jateng Sore 0,5 �

16.30 – 17.00 Hidden Paradise 0,5 �

Page 157: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

147

17.00 – 17.30 Kampung Main 0,5 �

17.30 – 18.30 Kompas Petang 1 �

18.30 – 19.00 Science is Fun 0,5 �

19.00 – 20.00 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1 �

20.00 – 21.00 Teroka 1 �

21.00 – 22.00 Mata Hati 1 �

22.00 – 22.30 Sosok 0,5 �

22.30 – 23.00 Bab yang Hilang 0,5 �

23.00 – 23.30 Kompas Malam 0,5 �

23.30 – 24.00 Berbagi Sukses 0,5 �

24.00 – 24.30 Kutane Dhewe 0,5 �

24.30 – 01.00 Zona Info Akses 0,5 �

Dari tabel di atas, dapat dibuat tabel/distribusi frekuensi untuk

mengetahui prosentase tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah dan tayangan yang tidak mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah. Tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Durasi (Jam) Dalam Persen (%)

Acara yang mengandung kearifan

lokal 4,25 × 100 = 21,25

Acara yang tidak mengandung

kearifan lokal 15,75 × 100 = 78,75

* Angka 20 sebagai pembagi diperoleh dari total siaran per hari di TVB, yaitu 20 jam

.

2. Selasa

Waktu Acara Durasi

(Jam)

Mengandung kearifan lokal

Ya Tidak

05.00 – 05.30 Jendela Jateng Pagi 0,5 �

05.30 – 06.00 Embun Pagi 0,5 �

Page 158: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

148

06.00 – 08.00 Kompas Pagi 2 � (0,25 jam) � (1,75 jam)

08.00 – 09.00 Mata Hati 1 �

09.00 – 10.00 Arisan Plus 1 �

10.00 – 11.00 Kulik Kuliner 1 �

11.00 – 12.00 Makelaran 1 �

12.00 – 12.30 Kompas Siang 0,5 �

12.30 – 13.00 Berbagi Sukses 0,5 �

13.00 – 13.30 Jalan Sesama 0,5 �

13.30 – 14.00 Science is Fun 0,5 �

14.00 – 15.00 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1

15.00 – 16.00 Bintang Kecil 1 �

16.00 – 16.30 Jendela Jateng Sore 0,5 �

16.30 – 17.00 Teroka 0,5 �

17.00 – 17.30 Kampung Main 0,5 �

17.30 – 18.30 Kompas Petang 1 �

18.30 – 19.00 Science is Fun 0,5 �

19.00 – 20.00 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1 �

20.00 – 21.00 Jejak Nusantara 1 �

21.00 – 22.00 Big Bas 1 �

22.00 – 22.30 Mereka Kini 0,5 �

22.30 – 23.00 Kampung Main 0,5 �

23.00 – 23.30 Kompas Malam 0,5 �

23.30 - 24.00 Klik! Arbain

Rambey 0,5

24.00 – 24.30 Kutane Dhewe 0,5 �

24.30 – 01.00 Zona Info Akses 0,5 �

Dari tabel di atas, dapat dibuat tabel/distribusi frekuensi untuk

mengetahui prosentase tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Page 159: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

149

Tengah dan tayangan yang tidak mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah. Tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Durasi (Jam) Dalam Persen (%)

Acara yang mengandung kearifan

lokal 4,25 × 100 = 21,25

Acara yang tidak mengandung

kearifan lokal 15,75 × 100 = 78,75

* Angka 20 sebagai pembagi diperoleh dari total siaran per hari di TVB, yaitu 20 jam.

3. Rabu

Waktu Acara Durasi

(Jam)

Mengandung kearifan lokal

Ya Tidak

05.00 – 05.30 Jendela Jateng

Pagi 0,5

05.30 – 06.00 Embun Pagi 0,5 �

06.00 – 08.00 Kompas Pagi 2 � (0,25 jam) � (1,75 jam)

08.00 – 09.00 Sebuah Nama

Sebuah Cerita 1 �

09.00 – 10.00 Arisan Plus 1 �

10.00 – 11.00 Oprek 1 �

11.00 – 12.00 Makelaran 1 �

12.00 – 12.30 Kompas Siang 0,5 �

12.30 – 13.00 Klik! Arbain

Rambey 0,5

13.00 – 13.30 Jalan Sesama 0,5 �

13.30 – 14.00 Science is Fun 0,5 �

14.00 – 15.00 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1 �

15.00 – 15.30 Kini Kutahu 0,5 �

15.30 – 16.00 Harpindo in

Action 0,5

16.00 – 16.30 Jendela Jateng 0,5 �

Page 160: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

150

Sore

16.30 – 17.00 Jejak Nusantara 0,5 �

17.00 – 17.30 Kampung Main 0,5 �

17.30 – 18.30 Kompas Petang 1 �

18.30 – 19.00 Science is Fun 0,5 �

19.00 – 20.00 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1 �

20.00 – 21.00 Coffee Story 1 �

21.00 – 22.00 180 Derajat 1 �

22.00 – 23.00 Tanah Air 1 �

23.00 – 23.30 Kompas Malam 0,5 �

23.30 – 24.00 Kompas 100 0,5 �

24.00 – 24.30 Kutane Dhewe 0,5 �

24.30 – 01.00 Zona Info Akses 0,5 �

Dari tabel di atas, dapat dibuat tabel/distribusi frekuensi untuk

mengetahui prosentase tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah dan tayangan yang tidak mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah. Tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Durasi (Jam) Dalam Persen (%)

Acara yang mengandung kearifan

lokal

3,75 × 100 = 18,75

Acara yang tidak mengandung

kearifan lokal

16,25 × 100 = 81,25

* Angka 20 sebagai pembagi diperoleh dari total siaran per hari di TVB, yaitu 20 jam.

4. Kamis

Waktu Acara Durasi

(Jam)

Mengandung kearifan lokal

Ya Tidak

05.00 – 05.30 Jendela Jateng Pagi 0,5 �

05.30 – 06.00 Musafir 0,5 �

Page 161: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

151

06.00 – 08.00 Kompas Pagi 2

� (0,25

jam)

� (1,75 jam)

08.00 – 09.00 180 Derajat 1 �

09.00 – 10.00 Arisan Plus 1 �

10.00 – 11.00 Rumah inspirasi

“Warna Warni

Budaya”

1 �

11.00 – 12.00 Makelaran 1 �

12.00 – 12.30 Kompas Siang 0,5 �

12.30 – 13.00 Kompas 100 0,5 �

13.00 – 13.30 Jalan Sesama 0.5 �

13.30 – 14.00 Science is Fun 0,5 �

14.00 – 15.00 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1 �

15.00 – 15.30 Pantang Menyerah 0,5 �

15.30 – 16.00 Khasanah 0,5 �

16.00 – 16.30 Jendela Jateng Sore 0,5 �

16.30 – 17.00 Coffee Story 0,5 �

17.00 – 17.

30

Kampung Main 0,5

17.30 – 18.30 Kompas Petang 1 �

18.30 – 19.00 Science is Fun 0,5 �

19.00 – 20.00 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1 �

20.00 – 21.00 Mitos 1 �

21.00 - 22.00 Tanya Dokter 1 �

22.00 – 23.00 Belantara 1 �

23.00 – 23.30 Kompas Malam 0,5 �

23.30 – 24.00 Berkas Kompas 0,5 �

24.00 – 24.30 Kutane Dhewe 0,5 �

24.30 – 01.00 Zona Info Akses 0,5 �

Page 162: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

152

Dari tabel di atas, dapat dibuat tabel/distribusi frekuensi untuk

mengetahui prosentase tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah dan tayangan yang tidak mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah. Tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Durasi (Jam) Dalam Persen (%)

Acara yang mengandung kearifan

lokal

4,75 × 100 = 23,75

Acara yang tidak mengandung

kearifan lokal

15,25 × 100 = 76,25

* Angka 20 sebagai pembagi diperoleh dari total siaran per hari di TVB, yaitu 20 jam.

5. Jumat

Waktu Acara Durasi

(Jam)

Mengandung kearifan lokal

Ya Tidak

05.00 – 05.30 Jendela Jateng Pagi 0,5 �

05.30 – 06.00 Musafir 0,5 �

06.00 – 08.00 Kompas Pagi 2 � (0,25 jam) � (1,75 jam)

08.00 – 09.00 Explore Indonesia 1 �

09.00 – 10.00 Arisan Plus 1 �

10.00 – 11.00 Rumah Inspirasi

“Canda-candu

Pikiran”

1 �

11.00 – 12.00 Makelaran 1 �

12.00 – 12.30 Kompas Siang 0,5 �

12.30 – 13.00 Berkas Kompas 0,5 �

13.00 – 13.30 Jalan Sesama 0,5 �

13.30 – 14.00 Science is Fun 0,5 �

14.00 – 15.00 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1 �

15.00 – 15.30 Jadul 0,5 �

15.30 – 16.00 Mukjizat 0,5 �

Page 163: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

153

16.00 – 16.30 Jendela Jateng Sore 0,5 �

16.30 – 17.00 Mitos 0,5 �

17.00 – 17.30 Kampung Main 0,5 �

17.30 – 18.30 Kompas petang 1 �

18.30 – 19.00 Science is Fun 0,5 �

19.00 – 20.00 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1 �

20.00 – 21.00 Hidden Paradise 1 �

21.00 – 22.00 Jalan Keluar 1 �

22.00 – 23.00 Showcase 1 �

23.00 – 23.30 Kompas Malam 0,5 �

23.30 – 24.00 Bumi Kita 0,5 �

24.00 – 24.30 Kutane Dhewe 0,5 �

24.30 – 01.00 Zona Info Akses 0,5 �

Dari tabel di atas, dapat dibuat tabel/distribusi frekuensi untuk

mengetahui prosentase tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah dan tayangan yang tidak mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah. Tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Durasi (Jam) Dalam Persen (%)

Acara yang mengandung kearifan

lokal

4,25 × 100 = 21,25

Acara yang tidak mengandung

kearifan lokal

15,75 × 100 = 78,75

* Angka 20 sebagai pembagi diperoleh dari total siaran per hari di TVB, yaitu 20 jam.

6. Sabtu

Waktu Acara Durasi

(Jam)

Mengandung kearifan lokal

Ya Tidak

05.00 – 05.30 Jendela Jateng Pagi 0,5 �

05.30 – 06.00 Pujian 0,5 �

Page 164: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

154

06.00 – 08.00 Kompas Pagi (akhir

pekan) 2 � (0,25 jam) � (1,75 jam)

08.00 – 08.30 Jalan sesama 0,5 �

08.30 – 09.30 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1 �

09.30 – 10.00 Weekend Yuk! 0,5 �

10.00 – 11.00 Explore Indonesia 1 �

11.00 – 11.30 Newstar 0,5 �

11.30 – 12.00 Klik! Arbain

Rambey 0,5 �

12.00 – 12.30 Kompas Siang 0,5 �

12.30 – 14.00 Fanatik 1,5 �

14.00 – 15.00 Rumah inspirasi

“Serba Serbi Karir” 1 �

15.00 – 16.00 Campursarinan 1 �

16.00 – 16.30 Jendela Jateng Sore 0,5 �

16.30 – 17.00 Sebuah Nama

Sebua Cerita 0,5 �

17.00 – 17.30 Kampung Main 0,5 �

17.30 – 18.30 Kompas Petang 1 �

18.30 – 19.30 Versus 1 �

19.30 – 22.00 Stand Up Comedy

Indonesai 2,5 �

22.00 – 23.00 H – 1 1 �

23.00 – 23.30 Kompas Malam 0,5 �

23.30 – 24.00 Tekno 0,5 �

24.00 – 24.30 Kutane Dhewe 0,5 �

24.30 – 01.00 Arena Olahraga 0,5 �

Dari tabel di atas, dapat dibuat tabel/distribusi frekuensi untuk

mengetahui prosentase tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Page 165: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

155

Tengah dan tayangan yang tidak mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah. Tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Durasi (Jam) Dalam Persen (%)

Acara yang mengandung kearifan

lokal

3,25 × 100 = 16,25

Acara yang tidak mengandung

kearifan lokal

16,75 × 100 = 83,75

* Angka 20 sebagai pembagi diperoleh dari total siaran per hari di TVB, yaitu 20 jam.

7. Minggu

Waktu Acara Durasi

(Jam)

Mengandung kearifan lokal

Ya Tidak

05.00 – 05.30 Jendela Jateng Pagi 0,5 �

05.30 – 06.00 Percikan Kasih 0,5 �

06.00 – 08.00 Kompas Pagi 2 � (0,25 jam) � (1,75 jam)

08.00 – 08.30 Jalan Sesama 0,5 �

08.30 – 09.30 Ensiklopedi Anak

Nusantara 1 �

09.30 – 10.00 Kampung Main 0,5 �

10.00 – 11.00 Exotic Living 1 �

11.00 – 11.30 Sporty 0,5 �

11.30 – 12.00 Indonesia Exploride 0,5 �

12.00 – 12.30 Kompas Siang 0,5 �

12.30 – 14.00 Stand Up Comedy

Indonesia 1,5 �

14.00 – 15.00 Angkringan Kang

Tris 1 �

15.00 – 15.30 Advontur 0,5 �

15.30 – 16.00 Berita Kampus 0,5 �

16.00 – 16.30 Jendela Jateng Sore 0,5 �

16.30 – 17.00 Sebuah Nama

Sebuah Cerita 0,5 �

Page 166: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

156

17.00 – 17.30 Kampung Main 0,5 �

17.30 – 18.30 Kompas Petang 1 �

18.30 – 19.30 Versus 1 �

19.30 – 20.30 Tarung 1 �

20.30 – 22.00 Fanatik 1,5 �

22.00 – 23.00 Ekspedisi Cincin Api 1 �

23.00 – 23.30 Newstar 0,5 �

23.30 – 24.00 Kompas Malam 0,5 �

24.00 – 24.30 Kutane Dhewe 0,5 �

24.30 – 01.00 Wagu 0,5 �

Dari tabel di atas dapat dibuat tabel/distribusi frekuensi untuk

mengetahui prosentase tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah dan tayangan yang tidak mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah. Tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Durasi (Jam) Dalam Persen (%)

Acara yang mengandung kearifan

lokal

3,25 × 100 = 16,25

Acara yang tidak mengandung

kearifan lokal

16,75 × 100 = 83,75

* Angka 20 sebagai pembagi diperoleh dari total siaran per hari di TVB, yaitu 20 jam.

B. Proporsionalitas Tayangan Kearifan Lokal Jawa Tengah

Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat dilihat prosentase

terkecil tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah tiap

minggunya adalah 16,25 %, dan prosentase terbesarnya tiapa pinggunya

adalah 23,75 %. Sehingga, tayangan yang mengandung kearifan lokal

Jawa Tengah di TVB sudah proporsional sesuai dengan aturan

Menkominfo dan KPI. Karena tayangan yang mengandung kearifan lokal

Page 167: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

157

Jawa Tengah sudah melebihi batas minimum dari aturan yang sudah

ditetapkan yaitu 10 % per harinya.

4.2. Analisis Tayangan yang Mengandung Kearifan Lokal Jawa Tengah

Perspektif Dakwah

Berdasarkan unsur-unsur dakwah, maka dapat diketahui bahwa

media yang digunakan dalam acara-acara yang ditayangkan di TVB adalah

media audio visual dan termasuk dalam media modern, yaitu media televisi.

Da’i dalam acara-acara tersebut termasuk da’i kolektif yaitu da’i

yang bukan perseorangan atau bisa disebut lembaga. Karena meskipun yang

terlihat di layar kaca hanya satu orang, akan tetapi di balik layar terdapat

crew-crew yang juga ikut andil dalam pelaksanaan acara tersebut seperti

produser, pengarah acara, kamera person, audio person, dan lain sebagainya.

Mad’u dalam acara-acara tersebut secara umum adalah masyarakat

Jawa Tengah yang bersifat massa, yaitu orang banyak yang sangat heterogen,

tidak terikat oleh suatu tempat dan interaksinya sangat kurang, demikian

persoalan yang mereka hadapi masing-masing masih terpencar-pencar (Aziz,

2004: 93). Namun massa di sini adalah massa yang berada di Jawa Tengah

saja, karena jangkauan siaran TVB hanya di wilayah Jawa Tengah.

Unsur-unsur di atas tidak dibahas secara menyeluruh dalam analisis

ini karena analisis ini lebih memfokuskan pada unsur materi dan metode,

sedangkan analisis unsur-unsur di atas hanya sebagai gambaran saja.

Page 168: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

158

Untuk mempernudah dalam memahami acara yang mengandung

kearifan lokal Jawa Tengah dan mengandung muatan dakwah, maka dapat

dilihat tabel sebagai berikut:

No Acara yang Mengandung

Kearifan Lokal Jawa Tengah

Mengandung muatan Dakwah

Ya Tidak

1 Embun Pagi �

2 Musafir �

3 Kompas Pagi �

4 Kulik Kuliner �

5 Warna Warni Budaya �

6 Jamahan-Nya �

7 Jadul �

8 Campursarinan �

9 Advontur �

10 Khasanah �

11 Mujizat �

12 Wagu �

13 Pujian �

14 Percikan Kasih �

15 Jendela Jateng Pagi �

16 Jendela Jateng Sore �

17 Kutane Dhewe �

18 Makelaran �

Berdasarkan table di atas, dapat diketahui bahwa tidak semua acara

yang mengandung kearifan lokal itu mengandung muatan dakwah. Suatu

acara dikatakan mengandung muatan dakwah apabila pesan atau materi yang

disampaikan adalah ajaran-ajaran Islam, karena yang menjadi materi dakwah

adalah ajaran-ajaran Islam (Munir dan Ilahi, 2006: 24). Keseluruhan ajaran

Islam yang menjadi materi dakwah bersumber dari al-Qur’an dan Hadits.

Meskipun demikian, yang dapat dijadikan materi dakwah bukan sesuatu yang

datang dari Allah swt. saja, lewat wahyu-Nya atau yang disabdakan oleh Nabi

Muhammad saw. Tetapi juga adat istiadat, kebudayaan atau hasil pemikiran

Page 169: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

159

manusia yang baik dan tidak bertentangan dengan akal sehat dan ajaran Islam

dapat dijadikan sebagai materi dakwah (Aziz, 2004: 104).

Karena acara-acara tersebut mengandung kearifan lokal Jawa

Tengah, berdasarkan unsur dakwah, secara umum metode yang digunakan

dalam acara-acara tersebut sesuai dengan metode dakwah kultural yaitu

dakwah yang dilakukan dengan cara mengikuti budaya masyarakat setempat

dengan tujuan agar dakwahnya dapat diterima di lingkungan masyarakat

setempat (http://alumnifiad.youneed.us/43-dakwah-kultural, 11 Juli 2011).

Sehingga, ada usaha dari da’i untuk melihat kondisi mad’unya untuk

kemudian menyesuaikan dengan apa dan bagaimana materi itu disampaikan.

Yang demikian ini termasuk dalam metode al hikmah sebagaimana yang

dijelaskan dalam al Qur’an surat an Nahl ayat 125:

äí÷Š $# 4’ n<Î) È≅‹ Î6 y™ y7 În/ u‘ Ïπ yϑõ3Ït ø:$$Î/ …… ∩⊇⊄∈∪

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah………

(Depag RI, 2004: 282).

Hikmah merupakan peringatan kepada juru dakwah untuk tidak

menggunakan satu bentuk metode saja. Sebaliknya, mereka harus

menggunakan berbagai macam metode sesuai dengan realitas yang dihadapi

dan sikap masyarakat terhadap agama Islam (Munir, 2009: 9).

Page 170: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

146

BAB V

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan data analisis hasil penelitian, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah sudah

proporsional sesuai dengan peraturan Menteri Komunikasi dan

Informatika dan peraturan Komisi Penyiaran Indonesia. Karena sudah

mencapai batas minimal yaitu 10 %. Adapun prosentase tayangan yang

mengandung kearifan lokal Jawa Tengah disetiap minggunya yaitu

prosentase terkecil 16,25 %, dan prosentase terbesarnya adalah 23,75

%.

2. Dalam perspektif dakwah, acara yang mengandung kearifan lokal ini

sesuai dengan metode bil hikmah, yaitu dengan menyesuaikan kondisi

pemirsanya dalam menyampaikan pesan. Atau dalam bahasa lain di

sebut dakwah kultural, yaitu dakwah dengan menyesuaikan budaya

dimana mad’unya tinggal. Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa tidak semua acara yang mengandung kearifan

lokal itu bermuatan dakwah.

Page 171: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

147

6.2. Saran-saran

1. Meskipun tayangan yang mengandung kearifan lokal Jawa Tengah di

Stasiun Televisi Borobudur Semarang sudah proporsional, diharapkan

para praktisi televisi tetap merencanakan program-program baru dengan

tidak meninggalkan muatan kearifan lokal di dalamnya. Mengingat siaran

lokal yang harus disiarkan oleh setiap stasiun penyiaran lokal akan naik

secara bertahap menjadi minimal 50 % dari batas minimal semula 10 %

sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Menteri Komunikasi dan

Informatika dan peraturan yang ditetapkan Komisi Penyiaran Indonesia.

Sedangkan acara yang mengandung kearifan lokal di TVB saat ini baru

mencapai batas maksimal 23,75 %. Artinya, harus merencanakan 26,25

% lagi program yang mengandung kearifa lokal Jawa Tengah jika

kedepannya batas minimal 50 % sudah diberlakukan.

2. Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, tayangan yang mengandung

muatan dakwah di Stasiun televisi Borobudur Semarang baru ada dua

program acara saja. Oleh karena itu, diharapkan para praktisi televisi

dapat memproduksi lebih banyak lagi tayangan yang bermuatan dakwah,

mengingat mayoritas masyarakat Jawa Tengah beragama Islam. Dengan

begitu, diharapkan hal ini juga dapat mendukung naiknya rating TV

karena apa yang ditayangkan sesuai dengan kondisi masyarakat

pemirsanya.

Page 172: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

148

6.3. Penutup

Dengan mengucapkan Alhamdulillah kepada Allah SWT atas

segala karunia dan hidayahnya, kini penulis menyelesaikan penyusunan

skpripsi dengan judul Proporsionalitas Tayangan Local Wisdom (Kearifan

Lokal) Jawa Tengah di Stasiun Televisi Borobudur Semarang (Analisis

Perspektif Dakwah). Penulis menyadari di dalam penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan dan kesalahan yang perlu disempurnakan. Karena itulah

masukan saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Amin.

Page 173: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

146

Daftar Pustaka

Abdullah, Dzikron. 1989. Metodologi Dakwah. Semarang: Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo.

Abdullaah, Irwan, dkk. 2008. Agama dan Kearifan Lokal Dalam Tantangan

Global. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asyiah, Siti. 2005. Analisis Terhadap Program Siaran Dakwah TPI pada Bulan

Ramadhan 2004 H (Tidak dipublikasikan. Skripsi, IAIN).

Aziz, Moh Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.

Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bulaeng, Andi. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta:

Andi.

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Daulay, Hamdan. 2001. Dakwah di Tengah Persoalan Budaya dan Politik.

Yogyakarta: LESFI.

Departemen Agama RI. 2004. Al Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV

Penerbit Jumanatul ‘Ali-Art (J-ART)

Dokumentasi TV Borobudur.

Halimi, Safrodin. 2008. Etika Dakwah dalam Perspektif Al Qur’an. Semarang:

Walisongo Press.

Illahi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Khotim, Nur Khasan. 2009. Format Siaran Dakwah di Ratih TV Kebumen (Studi

Tentang Format Siaran Siraman Rokhani) (Tidak dipublikasikan. Skripsi,

IAIN).

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Kunratih, Retno. 2006. Tanggapan Masyarakat Kecamatan Singorojo Kabupaten

Kendal Terhadap Program Acara Al Hikam di Stasiun Televisi

Borobudur Semarang (Tidak dipublikasikan. Skripsi, IAIN).

Page 174: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

147

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi.

Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexi. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Morrisan. 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan

Televisi. Jakarta: Kencana.

Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munir, M. 2009. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana.

Munir, M. dan Wahyu Ilahi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana.

Natsir, M..1984. Fiqhud Da’wah. Solo: Ramadhani.

Nawawi, Imam. 1999. Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid 1. Jakarta: Pustaka

Amani.

Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pimay, Awaludin. 2005. Paradigma Dakwah Humanis. Semarang: Rasail.

Prasetya, Joko Tri, dkk. 2009. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rakhmat, Jalaluddin. 1998. Catatan Kang Jalal, visi media, politik dan

pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Rafika Aditama.

Sularto, St. 1990. Menuju Masyarakat Baru Indonesia: Antisipasi terhadap

tantangan abad XXI. Jakarta: Gramedia.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif

(penerjemah Muhammad Sodiq dan Imam Muttaqin). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sudibyo, Agus. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta: LKiS.

Sutisno, P.C.S. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televise Dan Video.

Jakarta. PT Grasindo.

Page 175: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

148

Syabibi, M. ridho. 2008. Metodologi Ilmu Da’wah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus

Besar Bahasa Indonesia edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book

Publisher.

http://alumnifiad.youneed.us/43-dakwah-kultural. 11 Juli 2011.

http://ibda.files,wordprees.com/2008/04/2-landasan-keilmuan-kearifan-lokal.pdf.

25 Juni 2011.

http://pemikiranislam.wordpress.com/2007/08/14/dakwah-kultural. 11 Juli 2011.

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/02/02/97456/Menuju-

Sistem- Stasiun-Jaringan. 1 Juli 2011.

http://www.pdmjogja.org/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=22. 5 Juli 2011.

http://www.postel.go.id/content/ID/regulasi%5Cfrekuensi%5Ckepmen%5Ctv%20

jaringan.pdf. 12 September 2011.

http://www.tvborobudur.com/content.php?halaman_curr=3. 17 Oktober 2011.

.

Page 176: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

146

Page 177: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

147

Page 178: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

148

Page 179: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

149

Page 180: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

150

Page 181: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

151

Page 182: PROPORSIONALITAS TAYANGAN - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · propaganda budaya, ekonomi, sosial atau pertahanan keamanan negara.

152

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurhidayah

Tempat Tanggal Lahir : Batang, 10 Agustus 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Asal : Jlamprang, Rt 03 Rw 01 Kecamatan Bawang

Kabupaten Batang.

Alamat Sekarang : Jl. Tanjungsari III No. 11 Rt 07 Rw 05, Tambakaji,

Ngaliyan, Semarang.

No. Telp : 085641557706

Pendidikan Formal : - SD N Jlamprang, lulus tahun 2001.

- MTs Sunan Kalijaga Bawang, lulus tahun 2004.

- SMA N 1 Bawang, lulus tahun 2007.

- IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 2011.