Elemen Propaganda Dan Perang

21
Fungsi Propaganda dan Perang Propaganda "Fungsi Propaganda bukanlah sebagai suatu kebohongan dalam latihan keilmiahan individual. Melainkan sebagai suatu upaya untuk memanggil atensi massa terhadap fakta, proses, kepentingan dan lainnya. Melalui Propaganda digunakan untuk membangkitkan dan mendorong semangat yang mengendor. Dalam hal ini, yang paling signifikan, Propaganda bekerja untuk membentuk visi objeknya. Seninya untuk menjadikan setiap individu yakin yang dipropagandakan adalah fakta yang benar. Propaganda bukanlah hanya untuk membangkitkan rasa ketertarikan maasa melalui pendidikan. Bukan pula hanya dengan pendidikan. Melainkan menjadikan pendidikan dan ilmu yang membangkitkan jiwa juang" [Adolf Hitler, Mein Kampf] Menurut Garth S. Jowett and Victoria O'Donnell, dalam Propaganda And Persuasion, Fungsi Propaganda ialah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan penyebar propaganda. Jacques Ellul mendefinisikan fungsi propaganda sebagai komunikasi yang “digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, diersatukan secara psikologis dan tergabungkan di dalam suatu kumpulan atau organisasi.” Bagi Ellul, propaganda erat kaitannya dengan organisasi dan tindakan, yang tanpa propaganda praktis tidak ada.

Transcript of Elemen Propaganda Dan Perang

Page 1: Elemen Propaganda Dan Perang

Fungsi Propaganda dan Perang

Propaganda

"Fungsi Propaganda bukanlah sebagai suatu kebohongan dalam latihan keilmiahan individual.

Melainkan sebagai suatu upaya untuk memanggil atensi massa terhadap fakta, proses,

kepentingan dan lainnya. Melalui Propaganda digunakan untuk membangkitkan dan mendorong

semangat yang mengendor. Dalam hal ini, yang paling signifikan, Propaganda bekerja untuk

membentuk visi objeknya. Seninya untuk menjadikan setiap individu yakin yang

dipropagandakan adalah fakta yang benar. Propaganda bukanlah hanya untuk membangkitkan

rasa ketertarikan maasa melalui pendidikan. Bukan pula hanya dengan pendidikan. Melainkan

menjadikan pendidikan dan ilmu yang membangkitkan jiwa juang" [Adolf Hitler, Mein Kampf]

Menurut Garth S. Jowett and Victoria O'Donnell, dalam Propaganda And Persuasion,  Fungsi

Propaganda ialah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi,

memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan

penyebar propaganda.

Jacques Ellul mendefinisikan fungsi propaganda sebagai komunikasi yang “digunakan oleh suatu

kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-

tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, diersatukan secara psikologis dan

tergabungkan di dalam suatu kumpulan atau organisasi.” Bagi Ellul, propaganda erat kaitannya

dengan organisasi dan tindakan, yang tanpa propaganda praktis tidak ada.

Leonard W. Dobb, sebagai pakar opini publik, menyatakan bahwa propaganda merupakan usaha-

usaha yang dilakukan oleh individu-individu yang berkepentingan untuk mengontrol sikap

kelompok termasuk dengan cara menggunakan sugesti, sehingga berakibat menjadi kontrol

terhadap kegiatan kelompok tersebut.

Perang 

Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan

dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih kelompok manusia dimana fungsi dari

Page 2: Elemen Propaganda Dan Perang

peperangan tersebut ialah untuk melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan. Perang

secara purba di maknai sebagai pertikaian bersenjata. Di era modern, perang lebih mengarah

pada superioritas teknologi dan industri. Hal ini tercermin dari doktrin angkatan perangnya

seperti "Barang siapa menguasai ketinggian maka menguasai dunia". Hal ini menunjukkan

bahwa penguasaan atas ketinggian harus dicapai oleh teknologi. Namun kata perang tidak lagi

berperan sebagai kata kerja, namun sudah bergeser pada kata sifat. Yang memopulerkan hal ini

adalah para jurnalis, sehingga lambat laun pergeseran ini mendapatkan posisinya, namun secara

umum perang berarti "pertentangan".

Secara spesifik dan wilayah filosofis, perang merupakan turunan sifat dasar manusia yang tetap

sampai sekarang memelihara dominasi dan persaingan sebagai sarana memperkuat eksistensi diri

dengan cara menundukkan kehendak pihak yang dimusuhi. Dengan mulai secara psikologis dan

fisik. Dengan melibatkan diri sendiri dan orang lain, baik secara kelompok atau bukan. Perang

dapat mengakibatkan kesedihan dan kemiskinan yang berkepanjangan. sebagai contoh perang

dunia yang mengakibatkan hilangnya nyawa beratus-ratus orang di Jepang dan tentu saja hal ini

mengakibatkan kesedihan mendalam dalam diri masyarakat Jepang.

Penyebab terjadinya perang di antaranya adalah:

Perbedaan ideologi

Keinginan untuk memperluas wilayah kekuasaan

Perbedaan kepentingan

Perampasan sumber daya alam (minyak, hasil pertanian, dll)

Akibat perang

Kemiskinan

Memang perang membuat sebuah negara atau wilayah mengalami kemiskinan. Faktor

kemiskinan karena perang adalah : 1. Kelangkaan Kebutuhan Makanan 2. Kalau pun ada harga

kebutuhan tersebut mahal 3. Dendam, sebuah negara yang diserang maupun terserang akan

mengalami sebuah dendam baik yang berkepanjangan maupun hanya sementara 4. Berkurangnya

jumlah penduduk

Page 3: Elemen Propaganda Dan Perang

Elemen Propaganda

Propaganda adalah suatu penyebaran yang terlebih dahulu telah direncanakan secara seksama

untuk mengubah sikap, pandangan, pendapat dan tingkah laku dari penerima/komunikasi sesuai

dengan pola yang telah ditetapkan oleh komunikator. ( Santosa Sastropoetro, Propaganda :Salah

Satu Bentuk Komunikasi Massa, Bandung : Alumni, 1991, h. 34).

Santosa Sastropoetro menyatakan elemen-elemen atau ciri-ciri propaganda sebagai berikut:

1. Komunikator, atau orang yang dilembagakan/lembaga yang menyampaikan pesan dengan

isi dan tujuan tertentu.

2. Komunikan atau penerima pesan yang diharapkan menerima pesan dan kemudian

melakukan sesuatu sesuai pola yang ditentukan oleh komunikator.

3. Kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan yang hendak

dicapai.

4. Pesan tertentu yang telah di-encode atau dirumuskan sedemikian rupa agar mencapai

tujuannya yang efektif.

5. Sarana atau medium yang tepat dan sesuai atau serasi dengan situasi dari komunikan.

6. Teknik yang seefektif mungkin, yang dapat memberikan pengaruh yang setepatnya dan

mampu mendorong komunikan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan atau

pola yang ditentukan oleh komunikator.

7. Kondisi dan situasi yang memungkinkan dilakukannya kegiatan propaganda yang

bersangkutan.

Elemen propaganda tersebut Sama halnya didalam sebuah proses komunikasi (Wiryanto,Dr.

2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.)

1. komunikator

Komunikator (sender) adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses

komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang

berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan. Seorang komunikator tidak hanya

Page 4: Elemen Propaganda Dan Perang

berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons

dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima,

dan publiklah yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Untuk menjadi seorang komunikator yang baik,

terdapat beberapa hal yang perlu dipahami yakni seorang komunikator yang baik perlu

menyusun dengan baik isi pesan yang akan disampaikan, sehingga pesan tersebut mudah

dimengerti oleh pihak penerima. Komunikator yang baik juga harus mengetahui

mana media yang paling tepat untuk mengirimkan pesan kepada penerima dan harus tahu

bagaimana cara mengantisipasi gangguan yang akan muncul pada proses pengiriman pesan.

Selain itu, komunikator yang baik akan bertanggung jawab memberikan tanggapan

terhadap umpan balik (feedback) yang disampaikan oleh pihak penerima (receiver).

bila dikaitkan dengan elemen propaganda maka sumber yang paling utama dari propaganda itu

sendiri ialah komunikator. Dimana tugasnya untuk mempropagandakan, memperkenalkan,

menyebarkan gagasan-gagasannya atau ideologinya, doktrin-doktrinnya, yang dimana bertujuan

untuk kepentingan pribadi, lembaga atau suatu institusi yang digeluti oleh sang komunikator

tersebut.

2. Komunikan

Komunikan (receiver) adalah pihak yang bertindak sebagai penerima pesan dalam sebuah proses

komunikasi. Dengan kata lain, komunikan merupakan seseorang atau sekelompok orang yang

meresponi (feedback) pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pesan - pesan tersebut

dalam bentuk propaganda, gagasan, ideologi dan doktrin - doktrin yang bertujuan menggerakan

dan mengarahkan komunikan sesuai dengan pesan - pesan yang ada dalam kepentingan

komunikator tersebut.

3. Pesan

Pesan (message) yang disebarluaskan oleh komunikator telah dirumuskan dan direncanakan

sedemikian rupa agar pesan tersebut dapat dengan mudah diterima oleh komunikan. Sehingga

komunikan mengerti dan menanggapi pesan tersebut. Alhasil pesan tersebut membentuk sebuah

opini publik yang berkembang terus menerus. Bila pesan tersebut sampai dan

ditanggapi/diresponi dengan tepat dan sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator. Maka

Page 5: Elemen Propaganda Dan Perang

pesan/propaganda tersebut telah efektif dan berjalan sesuai yang diinginkannya. Namun

sebaliknya bila pesan tidak diterima dengan baik, maka sia-sialah propaganda yang dilakukan.

4. Isi dan tujuan

Didalam propaganda yang disebarluaskan oleh komunikator memiliki makna, isi dan tujuan,

yang didalamnya telah dipertimbangkan secara matang, serta kebijakan-kebijakan atau

bagaimana langkah kedepan yang akan di ambil. Guna mempersuasif dan mencapai sasaran yang

tepat pada propaganda yang akan dilakukan.

5. Sarana atau media

Seorang komunikator harus memilih sarana atau media (channel) manakah yang paling tepat

untuk menyebarluaskan gagasan-gagasan, ideologi, propaganda dan doktrin. Guna dari media

tersebut ialah sebuah alat bantu yang bertujuan pesan dari komunikator dapat diterima dengan

mudah oleh komunikan. Sehingga komunikan dapat dengan mudah dan jelas menerima pesan -

pesan dari komunikator tersebut. Yang dimana tujuannya untuk kepentingan dari propaganda

yang dilakukannya tersebut. Apakah efektif atau tidaknya. Bila medianya tidak mendukung,

maka yang terjadi proses propaganda yang dilakukan oleh komunikator akan berlangsung

dengan tidak lancar, dan akibatnya propaganda yang dilakukan tidak tepat sasaran atau tujuan.

6. Teknik

Propaganda tidak dapat dilakukan hanya satu kali saja, tetapi harus sesering mungkin atau secara

terus menerus. Karena tidak semua komunikan itu menyimak propaganda yang dilakukan sang

komunikator pada waktu bersamaan. Jadi sering kali perlu melakukan pengulangan. Tidak semua

komunikan juga dapat langsung mengerti maksud dari propaganda yang dilakukan. Tingkat

pemahaman pribadi lepas pribadi tentu sangat berbeda. Ada yang mudah langsung tanggap dan

ada yang tidak. Oleh karena itu Proses propaganda dilakukan dengan berbagai teknik :

1. Pemberian julukan (Name calling) adalah penggunaan julukan untuk menjatuhkan

seseorang, istilah, atau ideologi dengan memberinya arti negatif.

Page 6: Elemen Propaganda Dan Perang

2. Glittering Generality(Glittering Generality) adalah penyampaian pesan yang memiliki

implikasi bahwa sebuah pernyataan atau produk diinginkan oleh banyak orang atau

mempunyai dukungan luas.

3. Teknik transfer adalah suatu teknik propaganda dimana orang, produk, atau organisasi

diasosiasikan dengan sesuatu yang mempunyai kredibilitas baik/ buruk.

4. Tebang pilih (Card stacking) adalah suatu teknik pemilihan fakta dan data untuk

membangun kasus dimana yang terlihat hanya satu sisi suatu isyu saja, sementara fakta

yang lain tidak diperlihatkan.

5. Penyamarataan yang berkilap (Glittering generalities) adalah teknik dimana sebuah ide,

misi, atau produk diasosiasikan dengan hal baik seperti kebebasan, keadilan, dan

demokrasi.

6. Manusia biasa (Plain folks) adalah salah satu teknik propaganda yang menggunakan

pendekatan yang digunakan oleh seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya rendah

hati dan empati dengan penduduk pada umumnya.

Cara ini banyak digunakan untuk kampanye untuk memperoleh kekuasaan politik (kursi

presiden, bupati, pemerintah daerah). Biasanya acara telah dirancang sedemikian rupa

saat individu yang dicalonkan lewat, maka ia akan mencium bayi, bersalaman dengan

orang biasa, hingga memeluk orang papa.

7. Kesaksian (testimonial) adalah salah satu teknik propaganda yang paling umum

digunakan dimana ditampilkan seseorang yang untuk bersaksi dengan tujuan

mempromosikan produk tertentu, kadang-kadang dalam kesaksiannya orang yang sama

menjelek-jelekkan produk yang lain.

secara terus menerus jika teknik ini dilakukan, maka dapat membentuk suatu opini publik dan

bahkan tidak menutup kemungkinan dapat menjadi suatu trending topic di masyarakat. Yang

dimana semuanya kembali lagi pada tujuan atau keingingan dari sang komunikator melalui

propaganda yang dilakukan.

7. Kondisi

Propaganda tidak dengan mudah dengan sendirinya dapat berlangsung. Oleh karena itu perlu

dikondisikan dengan adanya aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana

komunikasi itu akan dijalankan ("protokol").

Page 7: Elemen Propaganda Dan Perang

Elemen Perang menurut tulisan artikel FUTURE DEFENSE SYSTEM

Oleh : Wibawanto N. Widodo, BSc., MA*.

http://www.mabesad.mil.id/artikel/artikel5/future_defence2.htm

kekerasan, konflik, peluang, dan ketidaktentuan

Kekerasan atau (bahasa Inggris: Violence ejaan Inggris: [/vaɪ(ə)ləns/] berasal dari (bahasa

Latin: violentus yang berasal dari kata vī atau vīs berarti kekuasaan atau berkuasa) adalah

dalam prinsip dasar dalam hukum publik dan privat Romawi yang merupakan

sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada

tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan

oleh perorangan atau sekelompok orang. Umumnya berkaitan dengan kewenangannya yakni bila

diterjemahkan secara bebas dapat diartinya bahwa semua kewenangan tanpa mengindahkan

keabsahan penggunaan atau tindakan kesewenang-wenangan itu dapat pula dimasukan dalam

rumusan kekerasan ini.

Akar Kekerasan: Kekayaan tanpa bekerja, Kesenangan tanpa hati nurani, Pengetahuan tanpa

karakter, Perdagangan tanpa moralitas, Ilmu tanpa kemanusiaan, Ibadah tanpa pengorbanan,

Politik tanpa prinsip. Mahatma Gandhi (1869-1948)

The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without

character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice,

Politics without principles. Mahatma Gandhi (1869-1948)

Kekerasan yang dilakukan perorangan perlakuan kekerasan dengan menggunakan fisik

(kekerasan seksual), verbal (termasuk menghina), psikologis (pelecehan), oleh seseorang

dalam lingkup lingkungannya.

Kekerasan yang dilakukan oleh negara atau kelompok, yang oleh Max Weber

didefinisikan sebagai "monopoli, legitimasi untuk melakukan kekerasan secara sah" yakni

dengan alasan untuk melaksanakan putusan pengadilan, menjaga ketertiban umum atau

dalam keadaan perang yang dapat berubah menjadi semacam perbuatanan terorisme yang

Page 8: Elemen Propaganda Dan Perang

dilakukan oleh negara atau kelompok yang dapat menjadi salah satu bentuk kekerasan

ekstrem (antara lain, genosida, dll.).

Tindakan kekerasan yang tercantum dalam hukum publik yakni tindakan kekerasan

yang diancam oleh hukum pidana (sosial, ekonomi atau psikologis (skizofrenia, dll.)).

Kekerasan dalam politik umumnya pada setiap tindakan kekerasan tersebut dengan suatu

klaim legitimasi bahwa mereka dapat melakukannya dengan mengatas namakan suatu tujuan

politik (revolusi, perlawanan terhadap penindasan, hak untuk memberontak atau alasan

pembunuhan terhadap raja lalim walaupun tindakan kekerasan dapat dibenarkan dalam teori

hukum untuk pembelaan diri atau oleh doktrin hukum dalam kasus perlawanan terhadap

penindasan di bawah tirani dalam doktrin hak asasi manusia.

Kekerasan simbolik (Bourdieu, Theory of symbolic power), merupakan tindakan

kekerasan yang tak terlihat atau kekerasan secara struktural dan kultural (Johan

Galtung, Cultural Violence) dalam beberapa kasus dapat pula merupakan fenomena dalam

penciptaan stigmatisasi.

Kekerasan antara lain dapat pula berupa pelanggaran (penyiksaan, pemerkosaan, pemukulan,

dll.) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti

orang lain, dan - hingga batas tertentu - kepada binatang dan harta-benda. Istilah "kekerasan"

juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak.

Kekerasan pada dasarnya tergolong ke dalam dua bentuk —kekerasan sembarang, yang

mencakup kekerasan dalam skala kecil atau yang tidak terencanakan, dan kekerasan yang

terkoordinasi, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok baik yang diberi hak maupun tidak —

seperti yang terjadi dalam perang (yakni kekerasan antar-masyarakat) dan terorisme.

Sejak Revolusi Industri, kedahsyatan peperangan modern semakin meningkat hingga mencapai

tingkat yang membahayakan secara universal. Dari segi praktis, peperangan dalam skala besar

dianggap sebagai ancaman langsung terhadap harta benda dan manusia, budaya, masyarakat, dan

makhluk hidup lainnya di muka bumi.

Secara khusus dalam hubungannya dengan peperangan, jurnalisme, karena kemampuannya yang

kian meningkat, telah berperan dalam membuat kekerasan yang dulunya dianggap merupakan

urusan militer menjadi masalah moral dan menjadi urusan masyarakat pada umumnya.

Page 9: Elemen Propaganda Dan Perang

Transkulturasi, karena teknologi modern, telah berperan dalam mengurangi relativisme

moral yang biasanya berkaitan dengan nasionalisme, dan dalam konteks yang umum ini, gerakan

"antikekerasan" internasional telah semakin dikenal dan diakui peranannya.

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,

konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)

dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau

membuatnya tidak berdaya.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.

perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,

pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri

individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam

setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar

anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan

dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di

masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang

tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.

1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan

kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada

berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua

pihak atau lebih pihak secara berterusan.

2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama,

hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing –

masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan

tidak bekerja sama satu sama lain.

3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi

ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya

konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada.

Page 10: Elemen Propaganda Dan Perang

Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik

maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada

tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas,

1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya

dengan stres.

5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih

pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh

perbedaan tujuan.

6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar

dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan

adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).

7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok

dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian

menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan,

diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).

8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi

(Folger & Poole: 1984).

9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin

dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun

perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart,

1993:341).

10.Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak

dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito,

1995:381)

Konflik menurut Robbin

Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks,

yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di

sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik.

Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:

Page 11: Elemen Propaganda Dan Perang

1. Pandangan tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik

itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik

disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Konflik ini

merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan,

keterbukaan di antara orang – orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap

kebutuhan dan aspirasi karyawan.

2. Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View. Pandangan ini menyatakan

bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok

atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di

dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar

anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat

guna mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus

dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh

kelompok atau organisasi.

3. Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong

suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi

yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak

aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu

dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di

dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif.

Konflik menurut Stoner dan Freeman

Stoner dan Freeman(1989:392) membagi pandangan menjadi dua bagian, yaitu pandangan

tradisional (Old view) dan pandangan modern (Current View):

1. Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat

dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah

pencapaian tujuan yang optimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang optimal,

konflik harus dihilangkan. Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan manajer dalam

merancang dan memimpin organisasi. Dikarenakan kesalahan ini, manajer sebagai pihak

manajemen bertugas meminimalisasikan konflik.

Page 12: Elemen Propaganda Dan Perang

2. Pandangan modern. Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor,

antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai – nilai, dan sebagainya.

Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi

konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas mengelola konflik sehingga tercipta

kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan bersama.

Konflik menurut Myers

Selain pandangan menurut Robbin dan Stoner dan Freeman, konflik dipahami berdasarkan dua

sudut pandang, yaitu: tradisional dan kontemporer (Myers, 1993:234)

1. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus

dihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor

penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi. Bahkan seringkali konflik dikaitkan

dengan kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-

kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti akan menimbulkan sikap emosi dari tiap

orang di kelompok atau organisasi itu sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih

besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.

2. Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik

merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi

manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik,

tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan

antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi. Konflik dianggap sebagai suatu hal yang

wajar di dalam organisasi. Konflik bukan dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan

harus dijadikan suatu hal konstruktif untuk membangun organisasi tersebut, misalnnya

bagaimana cara peningkatan kinerja organisasi.

Konflik menurut peneliti lainnya

1. Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini dimaksudkan

apabila kita ingin mengetahui konflik berarti kita harus mengetahui kemampuan dan

perilaku komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik

Page 13: Elemen Propaganda Dan Perang

berakar pada komunikasi yang buruk. Menurut Myers, Jika komunikasi adalah suatu

proses transaksi yang berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-

sama untuk mencari kesamaan makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik (1982:

234). Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara

nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan

pertentangan (Stewart & Logan, 1993:341). Konflik tidak selalu diidentifikasikan

sebagai terjadinya saling baku hantam antara dua pihak yang berseteru, tetapi juga

diidentifikasikan sebagai ‘perang dingin’ antara dua pihak karena tidak diekspresikan

langsung melalui kata – kata yang mengandung amarah.

2. Konflik tidak selamanya berkonotasi buruk, tapi bisa menjadi sumber pengalaman positif

(Stewart & Logan, 1993:342). Hal ini dimaksudkan bahwa konflik dapat menjadi sarana

pembelajaran dalam memanajemen suatu kelompok atau organisasi. Konflik tidak

selamanya membawa dampak buruk, tetapi juga memberikan pelajaran dan hikmah di

balik adanya perseteruan pihak – pihak yang terkait. Pelajaran itu dapat berupa

bagaimana cara menghindari konflik yang sama supaya tidak terulang kembali di masa

yang akan datang dan bagaimana cara mengatasi konflik yang sama apabila sewaktu –

waktu terjadi kembali.

sumber

propaganda

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/04/elemen-propaganda-p-op-2.html

http://rabytah.multiply.com/journal/item/72

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikator ada referensinya juga ambil dari referensinya aja yang

ini Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT.Grasindo. Hal 63. ISBN 979-669-959-1, 9789796699599.

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi referensinya Wiryanto,Dr. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jilid I. Jakarta:

PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Page 14: Elemen Propaganda Dan Perang

perang

sumber utamanya disini http://id.wikipedia.org/wiki/Perang

terus ini referensi yang ada di wiki kita ambil referensinya aja brun ga usa tulis dari wiki ini

referensinya

1. Letjen TNI (purn) Sayidiman Suryohadiprojo: Pengantar Ilmu Perang, Pustaka Intermasa, 2008, ISBN 978-979-3791-33-3

2. ̂  Nuansa psikologis dalam pengertian Carl von Clausewitz, seorang perwira tentara Prusia (Jerman) pada abad 19

3. ̂  Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo   : Si vis pacem para bellum, Membangun pertahanan negara yang modern dan

efektif penerbit PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA

http://www.mabesad.mil.id/artikel/artikel5/future_defence1.htm

http://www.mabesad.mil.id/artikel/artikel5/future_defence2.htm