Promkes Rumah Sehat Final
-
Upload
ari-yesika-bahen -
Category
Documents
-
view
183 -
download
10
Transcript of Promkes Rumah Sehat Final
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang
disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat berteduh
dan membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai tempat
berlindung dan menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status
lambang sosial (Azwar, 1996; Mukono, 2000). Perumahan merupakan kebutuhan dasar
manusia dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Karena itu, pengadaan
perumahan merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan tersedianya standar
perumahan adalah isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan yang layak untuk
tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan, sehingga penghuninya tetap sehat.
Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana terkait, seperti
penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya
pelayanan sosial. (Krieger and Higgins, 2002).
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang
digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun
1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta
keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO Mengenai
Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Pengertian sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik,
mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sedangkan menurut
para ahli Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. ( Menurut Pender, 1982 ). Sehat
atau kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
(Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat
berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat
bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan perumahan yang sehat, aman,
serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan
baik. Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk
beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun
sosial (Sanropie dkk., 1989).
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini terbagi menjadi dua yaitu :
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai Rumah
sehat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengerti konsep dasar rumah sehat
Mahasiswa dapat mengetahui seberapa pentingnya rumah sehat.
Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik rumah sehat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP DASAR
Konsep rumah sehat yang diajukan oleh dalam Entjang (2000) dan Wicaksono
(2009) yang dikutip dari Winslow antara lain:
Harus dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
Harus dapat memenuhi kebutuhan psikologi
Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
Harus dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut American Public Health
Asociation (APHA), yaitu:
Memenuhi kebutuhan dasar fisik
Sebuah rumah harus dapat memenuhi kebutuhan dasar fisik, seperti:
a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara
atau dipertahankan temperatur lingkungan yang penting untuk mencegah
bertambahnya panas atau kehilangan panas secara berlebihan. Sebaiknya
temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4°C dari
temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar 22°C -
30°C sudah cukup segar.
b. Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya
matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya
(penerangan buatan). Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasa silau.
c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran
udara segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari
luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka
dan ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10%
dari luas lantai ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk
tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.
d. Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang
berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik langsung
maupun dalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan yang dapat muncul
antara lain gangguan fisik seperti kerusakan alat pendengaran dan gangguan
mental seperti mudah marah dan apatis.
e. Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk
anak-anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan
bergerak, bermain dengan leluasa di rumah agar pertumbuhan badannya akan
lebih baik, juga agar anak tidak bermain di rumah tetangganya, di jalan atau
tempat lain yang membahayakan.
Memenuhi kebutuhan dasar psikologis
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan dasar
psikologis penghuninya, seperti:
a. Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni. Adanya ruangan
khusus untuk istirahat bagi masing-masing penghuni, seperti kamar tidur
untuk ayah dan ibu. Anak-anak berumur di bawah 2 tahun masih
diperbolehkan satu kamar tidur dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10
tahun laki-laki dan perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak
di atas 17 tahun mempunyai kamar tidur sendiri.
b. Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan keluarga, dimana
anak-anak sambil makan dapat berdialog langsung dengan orang tuanya.
c. Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang
memiliki tingkat ekonomi yang relatif sama, sebab bila bertetangga dengan
orang yang lebih kaya atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin.
d. Dalam meletakkan kursi dan meja di ruangan jangan sampai menghalangi lalu
lintas dalam ruangan
e. W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan
terpelihara kebersihannya. Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila terasa
ingin buang air besar tapi tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus antri di
W.C. orang lain atau harus buang air besar di tempat terbuka seperti sungai
atau kebun.
f. Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias, tanaman
bunga yang kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara secara rapi dan bersih,
sehingga menyenangkan bila dipandang.
Melindungi dari penyakit
Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi
penghuninya dari kemungkinan penularan penyakit atau zat-zat yang membahayakan
kesehatan. Dari segi ini, maka rumah yang sehat adalah rumah yang di dalamnya
tersedia air bersih yang cukup dengan sistem perpipaan seperti sambungan atau pipa
dijaga jangan sampai sampai bocor sehingga tidak tercemar oleh air dari tempat lain.
Rumah juga harus terbebas dari kehidupan serangga dan tikus, memiliki tempat
pembuangan sampah, pembuangan air limbah serta pembuangan tinja yang memenuhi
syarat kesehatan.
Melindungi dari kemungkinan kecelakaan
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni
dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk dalam persyaratan ini
antara lain bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan licin, terhindar
dari bahaya kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan keracunan
gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya (Azwar,
1990; CDC, 2006; Sanropie, 1989).
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi
dua aspek yaitu:
1. Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebisingan dan
getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah, sarana dan prasarana lingkungan,
binatang penular penyakit dan penghijauan.
2. Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen dan pena taan ruang
rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit, air,
makanan, limbah, dan kepadatan hunian ruang tidur.
Adapun persyaratan kesehatan lingkungan perumahan menurut Keputusan
Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 sebagai berikut :
a. Lokasi
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan
sebagainya;
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah atau bekas tambang;
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
seperti alur pendaratan penerbangan.
b. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan
sebagai berikut :
Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
g/m3 ;mg maksimum 150 mDebu dengan diameter kurang dari 10
Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.
c. Kebisingan dan getaran
Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.
d. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg
e. Prasarana dan sarana lingkungan
Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan
konstruksi yang aman dari kecelakaan;
Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit;
Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan
kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman,
lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata;
Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan;
Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan;
Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan;
Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
f. Vektor penyakit
Indeks lalat harus memenuhi syarat.
Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
g. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian
alam.
h. Pengelolaan Sampah
Penimbunan DaratPembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk
menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling
populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg tidak
terpakai , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah
lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan
menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan
penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan
menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau
sampah , menarik berkumpulnya hama , dan adanya genangan air sampah.
Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida
yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini
meledak dan melongsorkan gunung sampah).Karakteristik desain dari
penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan
air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah
biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan
ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan
sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk
mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar
dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di
mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
Metode Daur Ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah
untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara
daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses
lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk
membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus
ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
Pengolahan Kembali Secara Fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang ,
contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan
kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan
dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah
yang sudah tercampur. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng
minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET
, botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain
seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari
produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena
harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis
bahannya.
Pengolahan Biologis (Pengomposan)
Material sampah (organik) , seperti zat tanaman , sisa makanan
atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk
kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah
kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa
digunakan untuk membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah
menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program
tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga ,
seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong
khusus untuk di komposkan.
Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil
langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak
langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-
ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai
menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan
listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk
perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada
suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan
di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat
mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk
cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan
menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi
produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang
canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung
menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen).
Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
a. Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2
, asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari
300 mg/kg bahan;
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
b. Komponen dan penataan ruangan
Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap
air dan mudah dibersihkan; Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan
tidak rawan kecelakaan; Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal
petir;
Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
c. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan
tidak menyilaukan mata.
d. Kualitas udara
Suhu udara nyaman antara 18 – 30 o C;
Kelembaban udara 40 – 70 %;
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni;
Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
e. Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas
lantai.
f. Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di
dalam rumah.
g. Penyediaan air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/
orang/hari
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau
air minum/menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907
tahun 2002.
h. Pembuangan Limbah
Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau,
tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.
i. Sarana Penyimpanan Makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
j. Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk
lebih dari 2 orang tidur.
Persyaratan tersebut diatas berlaku juga terhadap kondominium, rumah susun
(rusun), rumah took (ruko), rumah kantor (rukan) pada zona pemukiman. Pelaksanaan
ketentuan mengenai persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman
menjadi tanggung jawab pengembang atau penyelenggara pembangunan perumahan, dan
pemilik atau penghuni rumah tinggal untuk rumah.
2.2 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
RENCANA SATUAN ACARA PENYULUHAN RUMAH SEHAT
Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan
Sub Pokok Bahasan : Rumah Sehat
Sasaran : Masyarakat
Waktu : 30 menit
Hari, tanggal : Jumat, 02 November 2012
Tempat : Posko Peduli Rakyat RT.02
Penyuluh : Mahasiswa Semester III Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang rumah sehat, masyarakat
yang diberi penyuluhan dapat mengerti dan memahami tentang pentingnya rumah
sehat.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian rumah sehat dengan benar.
2. Menyebutkan Syarat-syarat rumah sehat dengan benar.
3. Menyebutkan penyakit yang diakibatkan oleh rumah yang tidak sehat dengan
benar.
III. Materi Penyuluhan
1. Pengertian rumah sehat
2. Syarat-syarat rumah sehat
3. Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat
IV. Kegiatan Belajar Mengajar
- Metode : Ceramah dan Tanya jawab
- Langkah – langkah Kegiatan
A. Kegiatan Pra Pembelajaran
1. Mempersiapkan materi, media dan tempat
2. Memberi salam
3. Perkenalan
4. Kontrak waktu
B. Membuka Pembelajaran
1. Menjelaskan tujuan
2. Menjelaskan pokok bahasan
3. Apersepsi
C. Kegiatan inti
1. Sasaran menyimak materi
2. Sasaran mengajukan pertanyaan
3. Sasaran menyimpulkan
D. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan Peserta
1 Pendahuluan
Memberi salamMemberi pertanyaan apersepsiMengkomunikasikan pokok bahasanMengkomunikasikan tujuan
5’ Menjawab salam Memberi salam Menyimak Menyimak
2 Kegiatan Inti
Memberikan penjelasan tentang lingkungan sehatMemberikan kesempatan peserta untuk bertanyaMenjawab pertanyaan peserta
20’ Menyimak Bertanya
Memperhatikan
3 Penutup
Menyimpulkan materi penyuluhan bersama pesertaMemberikan evaluasi secara lisanMemberikan salam penutup
5’ Memperhatikan
Menjawab
E. Penutup
1. Melakukan post test
2. Menyimpulkan materi
3. Memberi salam
V. Media dan sumber
• Media : Plif chart, Leafleat, Gambar
• Sumber : Lubis, Pandapotan. 1989. Perumahan Sehat. Jakarta: Depkes RI
VI. Evaluasi
• Prosedur : Post tes
• Jenis tes : Lisan
• Butir soal
1. Sebutkan pengertian rumah sehat!
2. Sebutkan syarat-syarat rumah sehat!
3. Sebutkan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat
2.3 MATERI
2.3 .1 Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan yang harus ada antara
manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin kesehatan manusia.
2.3.2 Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan
Penyediaan air bersih dan pengendalian pencemaran air bersih serta
pengolahan air limbah (SPAL ) tertutup
Pengolahan sampah dan pemberantasan vektor
Pencegahan dan pengawasan pencemaran tanah
Sanitasi makanan dan pengendalian pencemaran udara
Pengendalian kebisingan perumahan dan permukiman
Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk perlindungan lingkungan
2.3.3 Pengaruh Kesehatan Lingkungan terhadap kesehatan keluarga
Keluarga yang sehat biasanya berasal dari lingkungan rumah yang sehat, maka
kesehatan keluarga dapat meningkat. Rumah yang cukup bersih dapat
memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Rumah yang ventilasinya cukup,
dapat menghindarkan keluarga dari resiko terjadinya penyakit/gangguan saluran
pernafassan.
2.3.4 Pengertian rumah sehat
Rumah sehat adalah tempat untuk berlindung atau bernaung dan tempat untuk
beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani
maupun social. (Pandapotan Lubis, 1989: )
2.3.5 Syarat-syarat Rumah Sehat
Adapun yang menjadi persyaratan rumah sehat sebagai berikut :
1. Harus memenuhi kebutuhan fisiologis, seperti ventilasi yang baik,
pencahayaan yang cukup, dan terhindar dari kebisingan
2. Harus memenuhi kebutuhan psikologis, seperti pembagian ruang yang baik,
penataan perabot yang rapi
3. Harus terhindar dari penyakit menular, yaitu dengan ketersediaan air yang
sehat, fasilitas pembuangan yang baik.
4. Harus terhindar dari kecelakaan-kecelakaan, seperti dengan membuat
konstruksi rumah yang kokoh, menghindari adanya kebakaran.
Mengapa kamar tidur harus ada jendela dan lubang angin, serta dibuka pintunya
pada siang hari ?
1. agar udara kotor dalam kamar dapat berganti dengan udara bersih dari luar
rumah.
2. Agar sinar matahari dapat masuk kedalam kamar dan dapat membunuh
kuman penyakit.
3. Agar kamar tidak lembab, basah, pengap, dan berbau tidak sedap.
4. Agar ruangan menjadi terang hingga mudah dibersihkan.
2.3.6 Penyakit Yang Ditimbulkan oleh Lingkungan Yang Tidak Sehat
Adapun penyakit yang dapat timbul akibat lingkungan yang tidak sehat,
diantaranya adalah penyakit saluran pernafasan. Jenis penyakit saluran pernafasan
ada dua, yaitu:
1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), misalnya influenza, batuk,
pneumonia, dll.
2. Infeksi Saluran Pernafasan Kronis, misalnya TBC
Penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit saluan
pernafasan, yaitu:
Penyebab : Bakteri Pneumococcus
Faktor pendukung : - lingkungan yang tidak sehat (rumah yang kotor)
- kurang gizi
- tertular oleh orang lain
2.3.7 Lingkungan Sehat
Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
Syarat rumah yang baik yaitu:
Lantai ubin, semen atau kalau lantai tanah haruslah tanah yang dipadatkan
sehingga tidak berdebu di musim kemarau dan tidak basah di musim hujan.
Ventilasi yang cukup agar aliran udara di rumah tetap segar. Kurangnya
ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar
CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya akan meningkat sehingga daya tahan
sistem pernapasan menurun dan mudah terserang penyakit saluran pernapasan.
Selain itu kelembaban rumah akan meningkat yang merupakan media untuk
pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga memudahkan untuk terserang penyakit
kulit.
Cahaya, apabila cahaya matahari di dalam rumah kurang maka merupakan
tempat yang baik untuk berkembangnya bibit – bibit penyakit. Seyogyanya jalan
jalan masuk cahaya luasnya sekurang-kurangnya 15 – 20 % dari luas lantai.
Luas bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya karena
jika tidak konsumsi O2 akan kurang dan jika penghuninya ada yang terkena
penyakit infeksi akan mudah menular pada anggota yang lain.
Sanitasi (Jamban)
Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman,
masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Kotoran manusia merupakan
sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Beberapa penyakit yang
dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain: tipus, disentri, kolera,
bermacam cacing, schistosomiasis, dll.
Penyediaan air minum
Air yang digunakan untuk minum sebaiknya dimasak hingga mendidih terlebih
dahulu sehingga bakteri yang terkandung di dalamnya mati. Minum air yang
belum dimasak dapat menyebabkan penyakit seperti kolera, disentri, diare, dsb.
Syarat air minum yang sehat yaitu : tidak berwarna dan tidak berasa (syarat
fisik), bebas dari bakteri (syarat bakteriologis), mengandung zat tertentu dalam
jumlah tertentu pula (syarat kimia).
Pembuangan sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena dari sampah dapat
hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen), dan juga
binatang serangga sebagai penyebar penyakit seperti lalat, kecoa, semut, serta
tikus. Sampah yang tidak dikelola dengan baik selain merusak pemandangan,
menimbulkan bau tidak sedap, juga dapat menyebabkan penyakit seperti tipus,
kolera, disentri, diare, dll. Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara
ditanam, dibakar, dijadikan pupuk, dll.
Pembuangan air limbah
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dan dibuang sembarangan akan
dapat mengganggu kesehatan manusia karena dapat menjadi media penyebaran
penyakit, berkembangbiaknya mikroorganisme patogen, nyamuk dan larvanya,
bau tidak sedap, mencemari air permukaan, tanah dan lingkungan hidup lainnya.
2.4 LEAFLET
(Terlampir)
2.5 VIDEO
(Terlampir)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat
sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.
Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung, tetapi juga
sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk itu rumah harus memenuhi syarat
syarat kesehatan. Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus
memenuhi syarat syarat kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana jika
memenuhi syarat syarat kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat.
Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib
dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di
perumahan dan masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Penilaian
rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007. Pedoman
teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
3.2 SARAN
Sebagai petugas kesehatan wajib bagi kita melakukan penyuluhan untuk memotivasi
masyarakat dalam pengadaan rumah sehat untuk mengurangi angka terjadinya
penyebaran penyakit melalui lingkungan yang tidak sehat. Seperti infeksi saluran
pernafasan, demam nerdarah, dll yang akan merugikan penghuni rumah dan masyarakat
sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Hindarto Probo, 2007. Inspirasi Rumah Sehat di Perkotaan. Jakarta : Andi Publisher.
Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI,
Jakarta
Budiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC Budiman
Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC
Depkes RI – Ditjen PPM dan PL (2002) Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat.
Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soedjajadi Keman, Kesehatan Lingkungan Pemukiman.
http://library.unair.ac.id/download/fkm/fkm-soedjajadikeman.ppt. Universitas Air
Langga, 2006.
UU RI No.4 Tahun 1992 ttg Perumahan dan Pemukiman.
PROMOSI KESEHATAN
“RUMAH SEHAT”
Disusun dalam rangka memenuhi tugas oleh :
AHMAD ARIF PO.62.20.1.11.040
AMELIA WAHYU S PO.62.20.1.11.041
ANGGA SURYA PRAYOGA PO.62.20.1.11.042
ARI YESIKA PO.62.20.1.11.043
KEPERAWATAN REGULER XIV B
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKARAYA
OKTOBER 2012