PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

24
Promosi Kesehatan Perilaku Sehat Disusun Oleh : Kelompok 4 1. Adela Sari 2. Alvin Ghali Anugra 3. Dina Oktarina 4. Dea Vanike Azinora 5. Elba Habiburahma 6. Iis Tiwi Tingkat : II.A Dosen : Drs. Azhari, M.kes

Transcript of PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

Page 1: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

Promosi Kesehatan

Perilaku Sehat

Disusun Oleh : Kelompok 4

1. Adela Sari

2. Alvin Ghali Anugra

3. Dina Oktarina

4. Dea Vanike Azinora

5. Elba Habiburahma

6. Iis Tiwi

Tingkat : II.A

Dosen : Drs. Azhari, M.kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBNG

JURUSAN DIV KEPERAWATAN

2015-2016

Page 2: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

PERILAKU SEHAT

1. Definisi Perilaku Secara Umum

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.

Jadi kesimpulannya perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Skinner (1938) seorang akhli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

2. Perilaku Kesehatan

Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh

perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh

masyarakat. Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan adalah

keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.

Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup

aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera

bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.

Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,

mental, spiritual, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktifitasnya dalam

arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang belum

memasuki usia kerja, anak dan remaja atau bagi yang sudah tidak bekerja

(pensiun) atau usila (usia lanjut). Berlaku produktif secara sosial, yakni

mempunyai kegiatan, misalnya sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja, dan

kegiatan pelayanan sosial bagi usila.Kelima dimensi tersebut saling

mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok

atau masyarakat.Itulah sebabnya kesehatan itu bersifat holistik atau menyeluruh.

Wujud atau indikator dari masing-masing tersebut dalam kesehata individu antara

lain sebagai berikut.

Page 3: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

1) Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan

memang secara klinis tidak sakit.Semua organ tubuh normal dan berfungsi

normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.

2) Kesehatan mental(jiwa) mencakup dua komponen yakni pikiran dan

emosional.

a. Pikiranyang sehat tercermin dari cara berfikir seseorang yakni mampu

berfikir logis (masuk akal) atau berpikir secara runtut.

b. Emosional yang sehat tercermin dari kemanpuan seseorang untuk

mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih

dan sebagainya.

3) Kesehatan Spiritual tercermin dari cara seseorang dari cara

mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap Sang

Pencipta Alam dan seisinya (Allah Yang Maha Kuasa) secara mudah

spiritual yang sehat itu dapat dilihat dari praktek keagamaan atau

kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma

masyarakat.

4) Kesehatan Sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan

orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang atau

kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama atau kepercayaan

status sosial, ekonomi, politik dan sebagainya; saling menghargai dan

toleransi.

3. Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit

atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta

lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3

kelompok :

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)

Usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak

sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan

kesehatan terdiri dari 3 aspek :

Page 4: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.

c. Perilaku gizi (makanan dan minnuman)

2. Perilaku pencarian dan penggunaan sisitem atau fasilitas pelayanan

kesehatan

Upaya seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.Dimulai dari

pengobatan sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

3. Perilaku kesehatan lingkungan

Becker, 1979 membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan, diantaranya:

a. Perilaku hidup sehat: Kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup :

1) Menu seimbang

2) Olahraga teratur

3) Tidak merokok

4) Tidak meminum-minuman keras dan narkoba

5) Istirahat yang cukup

6) Mengendalikan stress

7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.

b. Perilaku sakit: Respon seseorang terhadap sakit dan penyakit.

Persepsinya terhadap sakit pengetahuan tentang penyebab dan gejala

penyakit, pengobatan penyakit dsb.

c. Perilaku peran sakit

Perilaku ini mencakup :

1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

2) Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan

penyembuhan penyakit yang layak.

3) Mengetahui hak, misalnya memperoleh perawatan.

Page 5: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

Perilaku kesehatan mencakup :

1) Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit. Perilaku terhadap sakit

dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni:

(a) Peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion

behavior). Misalnya, makan makanan yang bergizi, olah raga.

(b) Pencegahan penyakit (health prevention behavior). Misalnya

tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk

malaria, imunnisasi. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan

penyakit kepada orang lain.

(c) Pencarian pengobatan (health seeking behavior). Misalnya

usaha-usaha mengobati penyakitnya sendiri atau mencari

pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas,

mantra, dokter praktek).

(d) Pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior). Misalnya

melakukan diet, mematuni anjuran-anjuran dokter.

b. Perilaku terhadap system pelayanan kesehatan.

Respon seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan modern maupun

tradisional. Perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara

pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang terwujud dalam

pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.

c. Perilaku terhadap makanan(nutrition behavior)

Respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi

kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita

terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi),

pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.

d.Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior)

Adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan

kesehatan manusia.Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan itu sendiri.

Perilaku ini antara lain mencakup :

Page 6: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

Perilaku sehubungan air bersih termasuk didalamnya komponen, manfaat, dan

penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.

1) Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut

segi-segi hygiene, pemeliharaan teknik, dan penggunaannya.

2) Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah

cair.

3) Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi,

pencahayaan, lantai.

4) Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk

(vector).

4. Domain Perilaku

Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2007), membagi perilaku

itu didalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak

mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk

kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga

domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah

affektif (affectife domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain).

Kosa dan Robertson mengatakan bahwa perilaku kesehatan individu

cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan individu yang bersangkutan terhadap

kondisi kesehatan yang diinginkan dan kurang berdasarkan pada pengetahuan

biologi.Pada kenyataannya memang demikian. Tiap individu memiliki cara yang

berbeda dalam mengambil tindakan pencegahan atau penyembuhan meskipun

gangguan kesehatannya sama. Biasanya, tindakan yang diambil bersumber dari

penilaian individu atau mungkin dibantu oleh orang lain terhadap gangguan

tersebut. Penilaian semacam ini menstimulasi dimulainya proses sosial psikologis.

Proses seperti ini menggambarkan berbagai tindakan yang dilakukan oleh si

penderita mengenai gangguan yang dialaminya. Proses ini mengikuti suatu

keteraturan tertentu yang dapat diklasifikasikan dalam 4 bagian, yakni :

a. Adanya suatu penilaian dari orang yang bersangkutan terhadap suatu

gangguan atau ancaman kesehatan.dalam hal ini persepsi individu dan

orang lain (anggota keluarga) terhadap gangguan tersebut akan berperan.

Page 7: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

b. Timbulnya kecemasan karena adanya persepsi terhadap gangguan tersebut.

Pada umumnya, setiap gangguana kesehatan akan menimbulkan

kecemasan baik bagi yang bersangkutan ataupun bagi anggota

keluarganya. Bahkan gangguan tersebut dikaitkan dengan ancaman adanya

kematian. Hal inilah yang akan menimbulkan bermacam-macam bentuk

perilaku.

c. Penerapan pengetahuan orang yang bersangkutan mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan masalah kesehatan, khususnya mengenai gangguan

yang dialaminya. Berbagai cara penerapan pengetahuan bail dalam

menghimpun berbagai macam gangguan maupun cara-cara mengatasinya

merupakan pencerminan dari berbagai bentuk perilaku.

d. Dilakukannya tindakan manipulatif untuk meniadakan atau menghilangkan

kecemasan atau gangguan tersebut.Dalam hal ini, bail orang awam

maupun tenaga kesehatan melakukan manipulasi tertentu dalam arti

melakukan sesuatu untuk mengatasi gangguang kesehatan.Dari sini

muncullah pranata-pranata kesehatan baik tradisional maupun modern.

Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk

kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :

1.      Pengetahuan (knowlegde)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan

seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan

tindakan terhadap masalah yang dihadapi.

Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang :

1) Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia,

minat, kondisi fisik.

2) Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat,

sarana.

3) Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan

metode dalam pembelajaran.

Page 8: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

Ada enam tingkatan domain pengetahuan, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu

materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2) Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis :Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.

5) Sintesa: menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.

6) Evaluasi: berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek.

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap

mempunyai tiga komponen pokok :

a.       Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek

b.      Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c.       Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :

a. Menerima (receiving): diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

Page 9: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

b. Merespon (responding): Memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dari sikap.

c. Menghargai (valuing): Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible). Bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling

tinggi.

3. Praktik atau tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain

adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa

tingkatan :

a. Persepsi (perception) :Mengenal dan memilih berbagai objek

sepengaruh dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan

praktik tingkat pertama.

b. Respon terpimpin (guide response): Dapat melakukan sesuatu sesuai

dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan

indikator praktik tingkat kedua.

c. Mekanisme (mecanism): Apabila seseorang telah dapat melakukan

sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah

merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

d. Adopsi (adoption): Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang

sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan

wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa

jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat

dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau

kegiatan responden.

Page 10: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2007),

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri

orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :

a. Kesadaran (awareness):Dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Tertarik (interest): Dimana orang mulai tertarik pada stimulus.

c. Evaluasi (evaluation): Menimbang-nimbang terhadap baik dan

tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden

sudah lebih baik lagi.

d. Mencoba (trial): Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e. Menerima (Adoption): Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

5. Determinan Dan Perubahan Perilaku

Pada garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek , yaitu

aspek fisik, psikis, dan sosial

1. Menurut Teori Lawrence Green: Kesehatan seseorang ditentukan oleh 2

faktor :

1) Faktor perilaku (behavior causes)

Perilaku terbentuk dari 3 faktor :

a. Faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai. Contohnya: Seseorang yang tidak

mau mengimunisasikan anaknya diposyandu dapat disebabkan karena

orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi

anaknya

b. Faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau

tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan misalnya, puskesmas, obat-

obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban. Contohnya: Karena rumahnya

jauh dari posyandu atau puskesmas setempat mengimunusasi anaknya

c. Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan. Contohnya: Para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat

lain di sekitar tadak pernah mengimunisasi anaknya

Page 11: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

2) Faktor diluar perilaku (non behavior causes).

2.      Teori Snehandu B, Kar Kar yang menyatakana perilaku itu merupakan

fungsi dari :

a. Niat seseorang sehubungan dengan kesehatan (behavior intention).

b. Dukungan sosial dari masyarakat (social-support). Contohnya:

c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas

kesehatan (accessibility of information).

d. Otonomi pribadi (personal autonomy).

e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak

(action situation)

3.      Teori WHO

Seseorang berprilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok, yaitu :

a. Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi

saat itu.

b. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu

kepada pengalaman orang lain.

c. Banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

.

6. Perubahan Perilaku Sehat

Telah menjadi pemahaman umum, perilaku merupakan diterminan

kesehatan yang menjadi sasaran dari promosi untuk mengubah perilaku

(behaviour change). Perubahan perilaku kesehatan sebagai tujuan dari promosi

atau pendidkan kesehatan, sekurang- kurangnya mempunyai 3 dimensi, yakni :

a. Mengubah perilaku negative (tidak sehat) menjadi perilaku positif

(sesuai dengan nilai-nilai kesehatan).

b. Mengembangkan perilaku positif (pembentukan atau pengambangan

perilau sehat).

c. Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah

sesuai dengan norma/nilai kesehatan (perilaku sehat). Dengan perkatan

mempertahankan perilaku sehat yang sudah ada.Perilaku seseorang

Page 12: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan di

dalam diri seseorang.

Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang merubah perilaku mereka:

a. Faktor sosial, sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku

antara lain sktruktur sosial, pranata-pranata sosial dan permasalahan-

permasalahan sosial yang lain. Pada faktor sosial ini bila seseorang

berada pada lingkungan yang baik yang maka orang tersebut akan

memiliki perilaku sehat yang baik sedangkan sebaliknya bila seseorang

berada pada lingkungan yang kurang baik maka orang tersebut akan

memiliki perilaku sehat yang kurang baik juga. Dukungan sosial

(keluarga, teman) mendorong perubaha perubahan sehat. Contohnya

konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, dan perilaku seksual.

b. Faktor kepribadian, faktor ini yang mempengaruhi perubahan perilaku

salah satunya adalah perilaku itu sendiri (kepribadian) yang dimana

dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap

perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang

merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba

merubah perilaku yang serupa. Contohnya yang berhubungan adalah

rasa kehatian-hatian, membatasi porsi pemakaian internet pada waktu-

waktu tertentu agar tidak menjadi addicted, ini akan membantu

individu agar dengan tidak menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan (

habbit) yang dapat merubah perilaku.

c. Faktor Sosial, rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau

harapan-harapan yang dimiliki yang bersangkutan. Contohnya

berhubungan dengan stress yang mendorong melakukan perilaku tidak

sehat seperti merokok.

7. Hubungan Kesehatan dengan Perilaku

Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling

berkesinambungan. Individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat

pula. Sebaliknya juga begitu, perilaku yang sehat akan mencerminkan individu

dengan kualitas hidup baik.

Page 13: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan

produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu

konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup yang

sehat.

1. Pencegahan, Tujuan dan Dampak Hidup Sehat

a. Pencegahan

Perilaku pencegahan penyakit (health prevention) adalah respon untuk

melakukan pencegahan penyakit dan upaya mepertahankan dan meningkatkan

kesehatannya/segala tindakan secara medis direkomendasikan, dilakukan secara

sukarela oleh seseorang yang percaya dirinya sehat dan bermaksud untuk

mencegah penyakit atau ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang

tidak tampak nyata (asimptomatik). Pada proses pencegahan dapat dilakukan

dalam dua bentuk medis dan non medis.

Contoh pencegahan secara medis : imunisasi, makan makanan bergizi

yang mengandung kebutuhan tubuh.

Contoh pencegahan non-medis : olahraga teratur, tidak merokok, tidak

minum minuman keras dan alkohol, istirahat yang cukup. Selain itu perilaku dan

gaya hidup yang positif bagi kesehatan (misalnya, tidak gonta ganti pasangan,

adaptasi dengan lingkungan).

b. Tujuan

Tujuan dari perilaku sehat dan perubahan perilaku sehat adalah agar

terjadinya suatu pola hidup sehat yang menunjukan kepada kebiasaan.

c. Akibat

Akibat Perilaku Sehat:

Reinforcement (Peningkatan):

Merupakan sesuatu yang dilakukan yang dapat membawa kesenangan dan

kepuasan. Contohnya: Positive reinforcement : anak kecil yang mau cuci tangan

sebelum makan bila di berikan mainan. Negative reinforcement : seseorang

minum milanta agar sakit maag hilang.

Page 14: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

2) Extincion (Peniadaan)

Extincion merupakan perilaku sehat yang apabila konsekuensinya di

hilangkan maka akan melemah responnya jika tidak ada stimuli/reinforcer lain

yang mempertahankan perilaku sehat.

Contohnya: anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan bila di

berikan mainan tetap melakukan perilaku sehatnya karena pujian orang tua atau

kepuasan karena tangannya bersih dari kuman.

Punishment (Hukuman)

Punishment merupakan perilaku yang apabila dilakukan dan membawa

konsekuensi yang tidak menyenangkan cenderung ditekan. Contohnya: anak kecil

yang bermain dengan benda tajam seperti pisau dimarahi oleh ibunya, akan tidak

mengulanginya lagi.

8. Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan

Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah

pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan

tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang

program kesehatan lainnya. Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar

covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam program-program

kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma-norma

kesehatan diperlukan usaha-usaha yang konkret dan positif. Beberapa strategi

untuk memperoleh perubahan perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian :

1. Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia

mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan

/ undang – undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan

perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena

perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya

perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan membuat pagar rumah

Page 15: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai banyak

pagar yang kurang terawat.

2. Pemberian informasi

Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan

kesehatan, cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan

pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan

kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku

sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan

waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih langgeng.

3. Diskusi partisipatif

Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian

informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal

ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif

berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini

memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan

tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan

mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.

Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan

terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan, propaganda

politis yang mengancam akan tidak banyak berguna untuk mewujutkan perubahan

yang langgeng.

Page 16: PROMKES PERILAKU SEHAT PAK AZHARI.doc

Daftar Pustaka

Nurfarida, Dede. 2011. Perilaku Kesehatan. “http://perilaku-

kesehatan-blogspot.co.id/2011/12/perilaku-kesehatan.html”.

Diunduh pada 20 September 2015.