Prom Kes
-
Upload
hafid-victoria -
Category
Documents
-
view
68 -
download
5
Transcript of Prom Kes
1
METODE DAN MEDIA PROMOSI
KESEHATAN
A. Metode Promosi Kesehatan
Promosi atau pendidikan kesehatan pada
hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,
kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa
dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat,
kelompok atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.
Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat
berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain
dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan
dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku
kesehatan dari sasaran.
Promosi/pendidikan kesehatan juga sebagai suatu
proses dimana proses tersebut mempunyai masukan
(input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses
pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan
promosi, yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi suatu
proses pendidikan di samping faktor masukannya
sendiri juga faktor metode, faktor materi atau
pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya,
dan alat-alat bantu atau media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Agar dicapai suatu hasil yang
optimal, maka faktor-faktor tersebut harus
bekerjasama secara harmonis. Hal ini berarti bahwa
untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu harus
menggunakan cara tertentu pula. Materi juga harus
disesuaikan dengan sasaran. Demikian juga alat bantu
pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok,
maka metodenya harus berbeda dengan sasaran massa
dan sasaran individual dan sebagainya.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa metode
promosi atau pendidikan individual, kelompok dan
massa (publik).
1. Metode Promosi Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat
individual ini digunakan untuk membina perilaku
baru, atau membina seseorang yang telah mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi
akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik
terhadap imunisasi tetanus toxoid (TT) karena baru
saja memperoleh/mendengarkan penyuluhan
kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu
tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil segera
imunisasi, ia harus didekati secara perorangan.
Perorangan di sini tidak hanya berarti harus hanya
kepada ibu-ibu yang bersangkutan, tetapi mungkin
juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini
karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan
yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan
atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan
mengetahui dengan tepat serta membantunya maka
perlu menggunakan metode (cara) ini. Bentuk
pendekatan ini, antara lain:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and
counceling)
Dengan cara ini, kontak antara klien dan petugas
lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh
klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.
Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima
perilaku tersebut (mengubah perilaku).
b. Wawancara (interview)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari
bimbingan penyuluhan. Wawancara antara petugas
kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,
ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk
2
mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau
yang akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila
belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
2. Metode Promosi Kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus
mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal daro sasaran. Untuk kelompok
yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok
kecil. Efektivitasnya suatu metode akan tergantung
pula besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah
apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara
lain ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang
berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
metode ceramah antara lain:
Persiapan:
a) Ceramah yang berhasil apabila
penceramah itu sendiri menguasaai materi
apa yang akan diceramahkan. Untuk itu
penceramah harus mempersiapkan diri.
b) Mempelajari materi dengan sistematika
yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun
dengan diagram atau skema.
c) Mempersiapkan alat-alat bantu
pengajaran, misalnya makalah singkat,
slide, transparan, sound sistem, dan
sebagainya.
Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan
ceramah adalah apabila penceramah
dapat menguasai sasaran ceramah.
Untuk dapat menguasai sasaran (dalam
arti psikologis), penceramah dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Sikap dan penampilan yang
meyakinkan, tidak boleh bersikap
ragu-ragu dan gelisah.
b) Suara hendaknya cukup keras dan
jelas.
c) Pandangan harus tertuju ke seluruh
peserta ceramah.
d) Berdiri di depan (di pertengahan),
seyogyanya tidak duduk.
e) Menggunakan alat-alat bantu lihat
(AVA) semaksimal mungkin.
2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran
kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu
penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting dan dianggap hangat di
masyarakat.
b. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang
biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-
metode yang cocok untuk kelompok kecil ini
antara lain:
1) Diskusi Kelompok
Dalam suatu kelompok agar semua anggota
kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam
diskusi, maka formasi duduk para peserta
diatur sedemikian rupa sehingga mereka
dapat berhadap-hadapan atau saling
memandang satu sama lain, misalnya dalam
bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan
diskusi juga duduk diantara peserta sehingga
3
tidak menimbulkan kesan ada yang lebih
tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa
dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota
kelompok mempunyai kebebasan/
keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi
harus memberikan pancingan-pancingan
yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan
atau kasus sehubungan dengan topik yang
dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup
maka pemimpin kelompok harus
mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa
sehingga semua orang dapat kesempatan
berbicara, sehingga tidak menimbulkan
dominasi dari salah seorang peserta.
2) Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi dari
metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama
dengan metode diskusi kelompk. Bedanya,
pada permulaan pemimpin kelompok
memancing dengan satu masalah dan
kemudian tiap peserta memberikan jawaban
atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan
atau jawaban-jawaban tersebut ditampung
dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis.
Sebelum semua peserta mencurahkan
pendapatnya, tidak boleh dikomentari
siapapun. Baru setelah semua anggota
mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota
dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi
diskusi.
3) Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan
(1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan
suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih
kurang 5 menit maka tiap 2 pasang
bergabung menjadi satu. Mereka tetap
mendiskusikan masalah tersebut, dan
mencari kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi
dengan pasangan lainnya dan demikian
seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi
diskusi seluruh anggota kelompok.
4) Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang
kemudian diberi suatu permasalahan yang
sama atau tidak sama dengan kelompok lain.
Masing-masing kelompok mendiskusikan
masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap
kelompok didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
5) Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam metode ini beberapa anggota
kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya
sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat
atau bidan, dan sebagainya, sedangkan
anggota yang lain sebagai pasien atau
anggota masyarakat.
Mereka memperagakan, misalnya bagaimana
interaksi atau berkomunikasi sehari-hari
dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role
play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan
kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli.
Cara memainkannya persis seperti bermain
monopoli dengan menggunakan dadu, gaco
(petunjuk arah), selain beberan atau papan
main. Beberapa orang menjadi pemain, dan
sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
4
3. Metode Promosi Kesehatan Massa
Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara
massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-
pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat
yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian
cara yang paling tepat ialah pendekatan massa. Oleh
karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti
tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan,
dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang
akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah
awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu
inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai
pada perubahan perilaku. Namun demikian, bila
kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan
perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada
umumnya bentuk pendekatan massa ini tidak
langsung. Biasanya dengan menggunakan atau
melalui media massa.
Beberapa contoh metode promosi kesehatan secara
massa ini, antara lain:
a. Ceramah umum (public speaking): Pada acara-
acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan
Nasional, Menteri Kesehatan atau pejabat
kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa
rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu
bentuk pendekatan massa.
b. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui
media elektronik, baik TV maupun radio, pada
hakikatnya merupakan bentuk promosi
kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter
atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu
penyakit atau masalah kesehatan adalah juga
merupakan pendekatan pendidikan kesehatan
massa.
d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik
dalam bentuk artikel maupun tanya jawab atau
konsultasi tentang kesehatan dan penyakit
adalah merupakan bentuk pendekatan promosi
kesehatan massa.
e. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan,
spanduk, poster, dan sebagainya juga
merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
Contoh: billboard Ayo ke Posyandu.
B. Media Promosi Kesehatan
Media Promosi Kesehatan adalah semua sarana
atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi
yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu
melalui media cetak, elektronika, dan media luar
ruang, sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat
berubah perilakunya ke arah positif terhadap
kesehatan.
Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media
karena melalui media, pesan-pesan yang disampaikan
dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran
dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai
memutuskan untuk mengadopsinya perilaku yang
positif.
1. Tujuan Media Promosi Kesehatan
Adapun beberapa tujuan atau alasan mengapa media
sangat diperlukan di dalam pelaksanaan Promosi
Kesehatan antara lain adalah:
a. Media dapat mempermudah penyampaian
informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Mengurangi komunikasi verbalistik.
5
f. Dapat menampilkan objek yang tidak bisa
ditangkap dengan mata.
g. Memperlancar komunikasi, dan lain-lain.
2. Penggolongan Media Promosi Kesehatan
Penggolongan media promosi kesehatan ini dapat
ditinjau dari berbagai aspek, antara lain:
a. Berdasarkan bentuk umum penggunaannya:
Berdasarkan penggunaan media promosi dalam
rangka promosi kesehatan, dibedakan menjadi:
1) Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan,
folder, leaflet, majalah, buletin, dan
sebagainya.
2) Bahan peragaan: poster tunggal, poster seri,
flipchart, transparan, slide, film, dan
seterusnya.
b. Berdasarkan cara produksi:
Berdasarkan cara produksinya, media promosi
kesehatan dikelompokkan menjadi:
1) Media cetak, yaitu suatu media statis dan
mengutamakan pesan-pesan visual. Media
cetak pada umumnya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata
warna. Adapun macam-macamnya adalah:
a) Poster,
b) Leaflet,
c) Brosur,
d) Majalah,
e) Surat kabar,
f) Lembar balik,
g) Stiker,
h) Pamflet, dan sebagainya.
2) Media elektronika, yaitu suatu media
bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dalam menyampaikan pesannya
melalui alat bantu elektronika. Adapun
macam-macam media tersebut adalah:
a) TV,
b) Radio,
c) Film,
d) Video film,
e) Cassette,
f) CD,
g) VCD, dan sebagainya.
Kelebihan dan kekurangan media elektronik.
(1)Kelebihannya:
- Sudah dikenal masyarakat.
- Mengikutsertakan semua pancaindera.
- Lebih mudah dipahami.
- Lebih menarik karena ada suara dan
gambar bergerak.
- Bertatap muka.
- Penyajian dapat dikendalikan.
- Jangkauan relatif lebih besar.
- Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-
ulang.
(2)Kelemahannya:
- Biaya lebih tinggi.
- Sedikit rumit.
- Perlu listrik.
- Perlu alat canggih untuk produksinya.
- Perlu persiapan matang.
- Peralatan selalu berkembang dan
berubah.
- Perlu keterampilan penyimpanan.
- Perlu terampil dalam pengoperasian.
(3)Media luar ruang, yaitu media yang
menyampaikan pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan
elektronika secara statis, misalnya
a) Papan reklame yaitu poster dalam
ukuran besar yang dapat dilihat secara
umum di perjalanan.
b) Spanduk yaitu suatu pesan dalam
bentuk tulisan dan disertai gambar
6
yang dibuat di atas secarik kain
dengan ukuran tergantung kebutuhan
dan dipasang di suatu tempat strategis
agar dapat dilihat oleh semua orang.
c) Pameran.
d) Banner.
e) TV layar lebar.
Kelebihan dan kelemahan media luar
ruang:
(1) Kelebihannya:
- Sebagai informasi umum dan hiburan.
- Mengikutsertakan semua pancaindera.
- Lebih mudah dipahami.
- Lebih menarik karena ada suara dan
gambar bergerak.
- Bertatap muka.
- Penyajian dapat dikendalikan.
- Jangkauan relatif lebih besar.
(2) Kelemahannya:
- Biaya lebih tinggi.
- Sedikit rumit.
- Ada yang memerlukan listrik.
- Ada yang memerlukan alat canggih
untuk produksinya.
- Perlu persiapan matang.
- Peralatan selalu berkembang dan
berubah.
- Perlu keterampilan penyimpanan.
- Perlu keterampilan dalam
pengoperasian.
3. Merancang Pengembangan Media Promosi
Kesehatan
Media promosi kesehatan yang baik adalah media
yang mampu memberikan informasi atau pesan-pesan
kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan
sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk
mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang
disampaikan. Untuk hal itu diperlukan langkah-
langkah merancang pengembangan media promosi
kesehatan sebagai berikut:
a. Menetapkan tujuan:
Tujuannya adalah suatu pernyataan tentang suatu
keadaan di masa datang yang akan dicapai melalui
pelaksanaan kegiatan tertentu. Secara umum dapat
dikatakan bahwa tujuan harus:
1) Realistis, artinya bisa dicapai bukan hanya
angan-angan.
2) Jelas dan dapat diukur.
3) Apa yang akan diukur.
4) Siapa sasaran yang akan diukur.
5) Seberapa banyak perubahan yang akan diukur.
6) Berapa lama dan di mana pengukuran
dilakukan.
Penetapan tujuan adalah sebagai dasar untuk
merancang media promosi kesehatan dan dalam
merancang evaluasi. Jika tujuan yang ditetapka
tidak jelas dan tidak operasional maka program
menjadi tidak fokus dan tidak efektif.
b. Menetapkan segmentasi sasaran:
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan
memilih kelompok sasaran yang tepat dan
dianggap sangat menentukan keberhasilan
promosi kesehatan. Tujuannya adalah
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
dan memberikan kepuasan pada masing-masing
segmen. Dapat juga untuk menentukan
ketersediaan, jumlah, dan jangkauan produk.
Selain itu juga dapat menghitung jenis media
dan menempatkan media yang mudah diakses
oleh khalayak sasaran. Sebelum media promosi
kesehatan diluncurkan hendaknya perlu
mengumpulkan data sasaran seperti:
1) Data karakteristik perilaku khalayak sasaran.
2) Data epidemiologi.
7
3) Data demografi.
4) Data geografi.
5) Data psikologi.
c. Mengembangkan positioning pesan
Positioning adalah suatu proses atau upaya
untuk menempatkan suatu produk perusahaan,
individu atau apa saja dalam alam pikiran
mereka yang dianggap sebagai sasaran atau
konsumennya. Positioning bukan sesuatu yang
anda lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu
yang anda lakukan terhadap otak khayalak
sasaran. Hal ini bukan strategi produk tetapi
strategi komunikasi. Di sini berhubungan
dengan bagaimana calon konsumen
menempatkan produk anda di dalam otaknya.
Positioning membentuk citra. Sesuatu citra bisa
kaya makna atau sederhana saja. Sebaiknya citra
bisa berubah-ubah dan dinamis. Citra bisa
diterima secara homogen dan sama.
d. Menentukan strategi positioning
Pada prinsipnya seseorang yang ingin
melakukan kegiatan positioning memerlukan
suatu ketekunan dan kejernihan berpikir dalam
memandang produk dan pasar yang tengah
diusahakan. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan:
1) Identifikasi para pesaing: Tujuannya adalah
melakukan identifikasi atas sejumlah pesaing
yang ada di masyarakat.
2) Persepsi konsumen: Tujuannya adalah
memperoleh sejumlah atribut yang dianggap
penting oleh khalayak sasaran.
3) Menentukan posisi pesaing: Mengetahui
posisi yang diduduki pesaing dilihat dari
berbagai sudut pandang.
4) Menganalisis preferensi khalayak sasaran:
Mengetahui posisi yang dikehendaki oleh
khalayak sasaran terhadap suatu produk
tertentu.
5) Menentukan posisi merek produk sendiri:
Penentuan posisi merek yang akan kita jual
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
- Analisis ekonomi.
- Komitmen terhadap segmen pasar.
- Jangan mengadakan perubahan yang
penting. Pertimbangkan simbol-simbol
produk.
6) Ikuti perkembangan posisi: Secara berskala
posisi produk harus ditinjau dan dinilai
kembali apakah masih cocok dengan
keadaan.
e. Memilih media promosi kesehatan
Pemilihan media adalah jabaran saluran yang
akan digunakan untuk menyampaikan pesan
pada khalayak sasaran.
Yang perlu diperhatikan di sini adalah:
1) Pemilihan media didasarkan pada selera
khalayak sasaran, bukan pada selera
pengelola program.
2) Media yang dipilih harus memberikan
dampak yang luas.
3) Setiap media akan mempunyai peranan yang
berbeda.
4) Penggunaan beberapa media secara serempak
dan terpadu akan meningkatkan cakupan,
frekuensi, dan efektivitas pesan.
PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN
A. Pengertian
Pedoman yang dipakai sebagai petunjuk pada waktu
pelaksanaan proses belajar mengajar
B. Fungsi
8
Mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan
program pengajaran secara sistem untuk dijadikan
sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar.
C. Langkah-Langkah dalam Perencanaan
1. Menenukan Prioritas Masalah
Kebutuhan belajar harus diurut berdasarkan prioritas,
cara menentukan proritas diantaranya adalah:
- Motivasi klien/obyek untuk berkonsentrasi pada
kebutuhan belajar yang telah diidentifikasi
- Sesuai dengan herarki kebutuhan dasar maslow
Kriteria untuk memprioritaskan pengajaran di
dalam komunitas, antara lain:
- Kesadaran komunitas terhadap masalah
- Motivasi komunitas memecahkan masalah
- Kemampuan petugas/perawat untuk
mempengaruhi pemecahan masalah
- Berat serta konsekuensi jika masalah tidak
terpecahkan
2. Menetapkan Tujuan Belajar
Tujuan belajar dapat disamakan dengan tujuan asuhan
keperawatan, baik sekali jika berdasarkan tiga ranah
belajar yaitu:kognitif, afektif dan psikomotor.
Tujuan belajar yang dirancang dengan baik akan
menuntun perencanaan tentang isi atau
substansi, metode, strategi, aktivitas dan
perencanaan metode evaluasi belajar
Perumusan Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional adalah tujuan yang
berbentuk tingkah laku atau kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki obyek/siwa setelah
proses belajar mengajar; tujuan instruksional
terdiri dari:
a. Tujuan Instruksioanal Umum: Tujuan umum
adalah suatu pernyataan umum tentang
tujuan akibatnya kurang jelas arahnya
b. Tujuan Instruksional Khusus: Tujuan khusus
jauh lebih bersifat spesifk dan jelas, tujuan
khusus dapat membantu secara nyata
memberikan arah yang jelas.
Menurut Bloom TIK dapat dikelompokan
menjadi tiga kelompok tujuan yaitu:
1) Tujuan Kognitif: Contoh-contoh tujuan
khusus yang tergolong pada tujuan kognitif:
Membandingkan, membedakan,
mendefinisikan, menguraikan,
menggambarkan, menjelaskan,
mengidentifikasi, memberi tanda,
mengurutkan, menjodohkan, menamakan,
menyiapkan, merencanakan, merangkum dan
lain-lain.
2) Tujuan afektif: Contoh tujuan khusus yang
tergolong pada tujuan afektif:
Merubah, menjawab, menentukan, memilih,
melengkapi, menyepakati, menuruti,
mempertahankan, mendiskusikan,
membantu, bekerjasama, merespon, dan lain-
lain.
3) Tujuan psikomotor: Contoh tujuan khusus
yang tergolong pada tujuan psikomotor.
Beradaptasi, memulai, merangkai,
menghitung, mengalikan, merubah,
mengukur, menciptakan, mengukur bereaksi,
dan lain-lain.
Jenjang Istilah yang Digunakan
Bidang kemampuan intelektual
a. Jenjang pengetahuan
1) Istilah untuk TIU
- mengetahui istilah-istilah umum
- mengetahui hal-hal terinci
- mengetahui metode dan prosedur
- mengetahui konsep-konsep dasar
- mengetahui prinsip-prinsip
2) Istilah kata kerja untuk TIK :
- Mendefinisikan (defines)
9
- Menggambarkan (describes)
- Mengidentifikasi (identifies)
- Memberi nama (labels)
- Membuat garis besar (out line)
- Menamakan (names)
- Menyusun daftar (list)
- Menyatakan kembali (reproduces)
- Memilih (selects)
- Menyatakan (states)
b. Jenjang pemahaman
1) Istilah utuk TIU :
- Memahami fakta dan prinsip
- mengintepretasi bagan dan grafik
- mengintepretasi secara lisan
- mengubah bahan tulisan menjadi rumus
matematik
- memperkirakan akibat-akibat yang
akan datang yang tercantum dalam data
- membenarkan metode dan prosedur
2) Istilah untuk TIK :
- mengubah (confent)
- mempertahankan (defends)
- memperkirakan (estimates)
- menjelaskan (explains)
- membedakan (distinguish)
- menyatakan secara luas (expresses)
- menarik kesimpulan umum
(generalises)
- memberi contoh (gives example)
- menarik kesimpulan (infers)
- melukiskan dengan kata-kata sendiri
(paraphrases)
- meramalkan (predicts)
- menuliskan kembali (rewrites)
- membuat rangkuman (summarizes)
c. Jenjang penerapan
1) Istilah untuk TIU :
- mentapkan konsep dan prinsip terhadap
situasi-situasi baru
- menerapkan hukum dan teori pada
situasi praktis
- memecahkan persoalan-persoalan
matematik
- mengonstruksi bagan dan grafiks
- mendemonstrasikan penggunaan
metode dan prosedur secar benar
2) Istilah untuk TIK :
- mengubah (changes)
- mendemonstrasikan (demonstrates)
- mengungkapkan (discovers)
- mengerjakan dengan teliti
(manipulates)
- membuat modifikasi (modifies)
- menjalankan (operates)
- meramalkan (predicts)
- menghubungkan (relates)
- menunjukan (show)
3. Menentukan Materi Pelajaran
Materi pelajaran atau bahan yang akan
dipelajari siswa untuk mencapai TIK yang perlu
dirumuskan meliputi pokok bahasan dan garis
besar uraiannya. Materi ini biasanya diambil
dari GBPP sesuai dengan kurikulum yang
berlaku
Materi pelajaran harus jelas atau bersumber dari
teks book atau sumber perpustakaan yang jelas
4. Menentukan Strategi dan Metode Belajar
a. Penggunaan strategi belajar mengajar dan
metode-metode mengajar sangat bervariasi
sesuai dengan tujuan instruksionalnya, sesuai
dengan materi yang dipelajari dan sesuai dengan
keinginan pengajarnya.
b. Jenis-jenis metode mengajar :
10
Ceramah, tanya jawab, demonstrasi, karya wisata,
penugasan, problem sloving, diskusi,
eksperimen, simulasi.
Metoda ceramah adalah cara penyajian
pelajaran yang dilakukan guru/petugas
dengan penuturan atau penjelasan lisan
secara langsung
Metoda tanya jawab adalah cara penyajian
pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab terutama dari guru/petugas
kepada siswa/obyek atau sebaliknya
Metode demonstrasi ialah cara penyajian
pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukan kepada siswa/ obyek suatu
proses situasi, benda tertentu yang sedang
dipelajari baik yang sebenarnya ataupun
tiruan disertai penjelasan lisan.
Metode karyawisata ialah cara penyajian
pelajaran dengan membawa obyek/siswa
mempelajari bahan-bahan (sumber-sumber)
diluar kelas.
Metode penugasan ialah cara penyajian
bahan peljaran dimana guru/ petugas
memberikan tugas tersebut agar
obyek/siswa/sasaran melakukan kegiatan
belajar.
Metode pemecahan masalah adalah cara
penyajian bahan pelajaran dengan
menjadikan masalahan sebagai titik tolak
pembahasan untuk dianalisis dan disintesis
dalam usaha mencari pemecahan atau
jawaban
Metode diskusi adalah cara penyajian bahan
pelajaran dimana peserta dihadapkan kepada
suatu masalah yang dapat berupa pertanyaan
ataupertanyaan yang bersifat problematis
untuk dibahas dan dipecahkan bersama
Jenis-jenis diskusi : diskusi kuliah, diskusi
kelas, diskusi kelompok kecil, simposium,
diskusi panel, seminar, lokakarya,
brainstorming (sumbang saran)
Metode simulasi adalah cara penyajian
pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan
atau berpura-pura dalam situasi belajar untuk
memperoleh suatu pemahaman tentang
hakikat suatu konsep, prinsip atau
ketersmpilan tertentu.
Jenis simulasi : sosiodrama, psikodrama,
permainan simulasi
Metode eksperimen adalah cara penyajian
pelajaran dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
5. Menentukan Media Pengajaran
a. Ada dua unsur yang terkandung dalam media
yaitu (1) pesan atau bahan pengajaran yang akan
disampaikan dengan istilah lain perangkat lunak
(software) dan (2) alat penampil atau perangkat
keras (hardware)
b. Pembagia media pengajaran ;
1) Media auditif yaitu media yang
mengandalkan kemampuan suara saja, seperti
radio, cassette recorder, piringan audio
2) Media visual yaitu media yang hanya
mengandalkan indera pengelihatan seperti:
film strip, slides, foto, gambar / lukisan
cetakan, film bisu, film kartun
3) Media audio visual yatu media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar
contoh, film, video cassete
6. Memilih Alat Bantu Mengajar
Mengajar / penyuluhan dengan menggunakan alat
bantu sangat baik, dikarenakan dapat memperjelas
materi yang disampaikan dan untuk memilih alat
11
bantu mengajar disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai, sehingga perlu hati-hati dalam
memilih alat bantu harus disesuikan juga dengan
kegunaannya.
7. Menetukan Evaluasi
a. Pengertian : suatu tindakan untuk menentukan
nilai sesuatu.
b. Bentuk dan Alat penilaian
1) Tes adalah suatu cara untuk mengadakan
penilainan yang berbentuk suatu tugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh
anak sehingga menghasilkan suatu nilai
tentang tingkah laku atau prestasi anak
tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai
yang dicapai oleh anak-anak lain dengan nilai
standar yang ditetapkan.
2) Non tes, untuk menilai aspek-aspek tingkah
laku, jenis non tes lebih sesuai dipergunakan
sebagai alat penilaian. Alat penilaian jenis non
tes ini antara lain:
a) Observasi yaitu pengamatan tingkah laku
pada situasi tertentu
b) Wawancara yaitu berkomunikasi langsung
antara yang menginterview dengan yang
diinterview
c) Studi kasus yaitu mempelajari individu
dalam periode tertentu secara terus menerus
untuk melihat perkembangannya
Bentuk tes
1) Bentuk tes tertulis
2) Bentuk tes lisan
3) Bentuk tes perbuatan
Membuat rencana evaluasi
Rencana evaluasi harus dibuat dalam perencanaan
kegiatan penyuluhan kesehatan (HE)
Misalnya, waktu dan sasaran yang akan dievaluasi,
indikator/kriteria apa yang akan dipakai dalam
evaluasi. Evaluasi dapat dibedakan:
1) Evaluasi penyuluhan kesehatan yaitu menilai
langkah-langkah yang telah di jadwalkan dalam
perencanaan, apakah sesuai atau terjadi
perubahan dalam pelaksanaanya, misal
terjadinya perubahan pengetahuan, sikap,
tindakan.
Satuan Acara Pembelajaran/Penyuluhan
Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan di:
1. Rumah sakit
2. Puskesmas
3. Masyarakat
Dengan cara individual, kelompok dan masa
Contoh secara rancangan
Pembelajaran secara individual
Pada kasus: Resti komplikasi masa nifas b.d
defisit pengetahuan tentang self care: laktasi dan
menyusui
Maka langkah-langkahnya adalah ditetakan
tujuan, materi belajar, alat bantu mengajar, dan
evaluasi
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan,
ibu A dan bapak A mampu melakukan
perawatan diri: laktasi dan menyusui selama
mas nifas dengan baik
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan
selama 3 x 60 menit ibu A dan bapak A akan
mampu:
a. Menjelaskan cara-cara perawatan diri
pada masa nifas
b. Menguraikan adaptasi/ perubahan yang
terjadi pada masa nifas baik fisik maupun
mental
12
c. Menjelaskan berbagai kemungkinan yang
terjadi pada masa nifas
d. Menjelaskan pentingnya menyusui bayi
secara ekslusif
e. Meperagakan cara menyusui dengan benar
f. Menjelaskan jumlah dan komposisi
makanan ibu menyusui
g. Menjelaskan sistem pendukung keluarga
selama masa nifas
3. Materi Penyuluhan
a. Pengertian masa nifas
b. Adaptasi fisiologi dan psikologis masa
nifas
c. Berbagai komplikasi yang dapat terjadi
pada masa nifas
d. Selft care: laktasi, menyusui
e. Pencegahan terjadinya komlikasi
f. Cara menyusui bayi yang benar
g. Nutrisi ibu menyusui
h. Dukungan keluarga selama masa nifas
4. Metode Penyuluhan
a. Diskusi
b. Demonstrasi
5. Media Penyuluhan
a. Leaflet
b. Model bayi
c. Chart sesuai dengan kepentingan
6. Kegiatan Penyuluhan
7. Evaluasi
Kriteria: lihat pada tujuan
Cara: lisan dan demonstrasi
MONITORING
A. Pengertian
Monitoring evaluasi proses adalah upaya supervisi
dan review kegiatan yang dilaksanakan secara
sistematis oleh pengelola program untuk menilai
apakah program sudah sesuai dengan yang
direncanakan (Depkes)
B. Tujuan
TUJUAN
Monitoring Evaluasi
Untuk mengadakan
perbaikan, perubahan
orientasi, atau desain
dari sistem pelayanan
bila perlu
Untuk menyesuaikan
strategi komunikasi
dan psan-pesannya
bila dianggap perlu,
berdasarkan temuan-
temuan dalam
monitoring
Untuk menunjukan
dampak daripada
komunikasi
kesehatan
Untuk menentukan
tingkat adopsi
perilakunya
Untuk menentukan
dampak program
terhadap status
kesehatan
C. Manfaat
1. Manajemen
Memberikan informasi sedini mungkin
masalah yang timbul
Memberikan informasi tentang proses dan
cakupan program
Memberikan informasi apakah program
sudah sesuai persyaratan yang ditentukan
2. Evaluasi
Monitoring yang dapat meramalkan hasil
akhir
Menjaga agar efektivitas tidak menurun
yang bisa disebabkan oleh:
Intervensi tidak dilaksanakan
dengan tepat
Intervensi tepat tapi tidak diarahkan
pada target atau sasaran
3. Citra
13
Dengan monitoring penyamdang dana
atau pihak terkait bisa melihat sutu
program
Memberi kesan keseriusan pimpro
khususnya dalam penggunaan dana
D. Apa yang Dimonitoring
Input:
Materi komunikasi
Distribusi materi cetak
Media yang digunakan: jenis, frekuensi dan
perkiraan jangkauan
Jangkauan target sasaran: apakah
kemampuan media sesuai
Distribusi peralatan: apakah sudah sesuai
Kegiatan komunikasi: jenis dan frekuensi
apakah sudah cocok
Pelatihan: kalau ada, apakah sudah dilakukan
sesuai kebutuhan
Output:
Apakah target sasaran terpapar dengan pesan
atau bahan penyuluhan yang didistribusikan,
misalnya:
Berapa jumlah ibu hamil yang
menunjukan kalender ibu hamil kepada
petugas
Berapa prosentasi target sasaran yang
mendengarkan pesan
Apakah target sasaran mempergunakan
bahan penyuluhan yang dibagikan petugas,
misalnya:
Prosentasi ibu yang menggunakan buku
petunjuk ibu hamil
Apakah ada masukan dari petugas atau
dari sasaran untuk memperbaiki buku
petunjuk ibu hamil
Apakah target sasaran merasakan bahwa ia
belajar sesuatu dari bahan penyuluhan
tersebut
Bagaimana reaksi sasaran:
Apakah ada tanda-tanda sasaran tidak
senang
Apakah ada tanda-tanda kejenuhan
Outcome:
Outcome merupakan hasil intervensi, dalam
komunikasi outcomenya adalah perubahan
perilaku.
Melalui monitoring outcome dapat
menentukan:
Apakah terjadi perubahan perilaku
sesuai target
Pada target sasaran mana, berapa lama,
sekali-kali atau terus-menerus
Apakah program berikutnya bisa dilanjutkan
Temuan dalam outcome penting untuk
menyesuaikannya:
Strategi bila dianggap perlu
Bantuan untuk kelompok yang belum
berubah atau kelompok yang sulit
dijangkau dan lain-lain
E. Cara Monitoring
Prinsif:
Harus dilakukan secara praktis, tidak menjadi
beban petugas, hasilnya harus berguna untuk
mengambil keputusan. Biasanya dialog menjadi
pilihan utama
Cara:
Mengunjungi rumah sasaran
Wawancara mendalam (indept interview)
dengan staf kesehatan, pemuka masyarakat
Fokus grup discussions, dengan provider dan
masyarakat
14
Mengobservasi apa yang dilakukan oleh
sasaran
Analisa surat pendengaran
Membaca artikel yang dibuat oleh tokoh
masyarakat
EVALUASI
A. Pengertian
American public health association: evaluasi ialah
sebagai proses menentukan nilai atau besarnya sukses
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Klineberg: evaluasi adalah suatu proses yang
memungkinkan administrator mengetahui hasil
programnya dan berdasarkan itu mengadakan
penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan
secara efektif.
Jadi, menurut Klineberg evaluasi tidak hanya
menentukan hasil/kegagalan juga menjawab mengapa
keberhasilan/kegagalan itu terjadi dan apa yang bisa
dilakukan terhadap hasil-hasil tersebut.
Dalan penyuluhan kesehatan evaluasi diartikan
sebagai penentu (Berdasarkan Pendapat, Catatan,
atau Data) hasil (Diharapkan atau Tidak, Sementara
atau Permanen, Hasil Langsung dapat Dilihat atau
Beberapa Lama Kemudian) yang diperoleh sebagai
hasil suatu kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan tertentu (Tujuan Jangka Panjang, Jangka
Menengah atau Jangka Pendek)
B. Terminologi dalam Evaluasi
1. Evaluais formatif: evaluasi yang dilakukan
pada tahap pengembangan program, sebelum
dimulai dan informasi yang didapat berguna
untuk mengembangkan program agar lebih
sesuai dengan situasi dan kondisi sasaran.
2. Evaluasi proses (process evaluation)-
monitoring: memberikan gambaran tentang
apa yang sedang berlangsung dalam suatu
program (apakah elemen-elemen spesifik
seperti fasilitas, staf, tempat atau pelayanan
yang sedang dikembangkan sesui rencana)
3. Evaluasi sumatif (sumative evaluation): aialah
evaluasi yang memberikan pernyataan
efektifitas suatu program dalam kurun waktu
tertentu.
4. Evaluasi dampak: ialah suatu evaluasi yang
menilai efektivitas keseluruhan program
dalam menghasilkan perubahan pengetahuan,
sikap dan perilaku pada target sasaran.
Misalnya, meningkatnya cakupan imunisasi
TT pada ibu hamil, meningkatnya
pengetahuan pemeliharaan payudara pada ibu
nifas.
Program ini mengukur efektivitas relatif
dari berbagai tipe program dalam
mencapai tujuan
Menentukan perubaha yang terjadi pada
dependent variabel
Memastikan apakah perubahan sebagai
akibat dari program yang direncanakan
5. Evaluasi hasil (health outcome evaluations):
evaluasi yang bertujuan untuk menilai
perubahan-perubahan tau perbaikan dalam
morbiditas, mortalitas atau indikator
kesehatan lainnya.
6. Analisa cost-efektif (cost effectiveness
analysis): yaitu evaluasi cost program yang
biasa dilihat dari perbandingan antara unit
cost dengan dampak dari program tersebut.
Proses Evaluasi