prolaps rektum
Transcript of prolaps rektum
PROLAPSUS REKTUMDokter Pembimbing :
dr. Nangti Komarudin Soleh, Sp.B, FlnaCS
Presentan: Nugraha Akbar Caesar
Ulfani Octriani
SMF ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTARSUD R. SYAMSUDIN, S.H. SUKABUMI
2013
REFERAT
Definisi
• Keluarnya mukoa maupun seluruh ketebalan dinding rektum melalui anus.
• Apabila yang keluar tersebut terdiri dari semua lapisan dinding rektum disebut prosidensia.
Epidemiologi
• Pria : Wanita 1 : 6• Kejadian pada Wanita 80 - 90 %• Pada anak-anak usia < 3 tahun
Dewasa •kurangnya daya tahan jaringan penunjang rektum (mesenterium dorsal, lipatan peritoneum, fasia pelvis parietalis, m. levator rektum dan m. puborektalis) yang biasanya disertai dengan peningkatan tekanan intraabdomen
Anak•Kelainan bawaan Paresis sfingter•Obstipasi Kronik•Kebiasaan menahan BAB terlalu lama pada saat bermain
Etiologi
Patofisiologi
• Prolaps rektum merupakan pergeseran hernia akibat defek pada fasia panggul. (Sliding Hernia)
• Prolaps rektum dimulai sebagai intususepsi internal yang melingkar dari rektum mulai 6-8 cm proksimal ambang anal.
• Massa yang menonjol melalui anus. Awalnya, massa menonjol dari anus setelah buang air besar dan biasanya tertarik kembali ketika pasien berdiri
• Seiring berjalannya waktu menjadi prolaps kontinu
• Nyeri • Inkontinensia alvi
Anamnesis
• Penonjolan mukosa rektum • Penebalan konsentris cincin mukosa• Terlihat adanya linea dentata• Ulkus rektum soliter (10-25%) • Penurunan tonus sfingter anal
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan imaging •Barium enema dan kolonoskopi•Video defekografi •Rigid proctosigmoidoscopi•Manometri
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
Medikamentosa •Agen bulking •Pelunak tinja•Supositoria Non-medikamentosa•Diet serat untuk memperlancar defekasi•Reposisi manual•Bokong dirapatkan•Defekasi terlentang
Operatif
Abdominal Prosedur Perineum Prosedur• Memiliki tingkat
kekambuhan lebih rendah• Menjaga kapasitas
penyimpanan rektum • Untuk pasien < 50 tahun• Morbiditas lebih tinggi
• Angka kekambuhan lebih tinggi
• Mengurangi kapasitas penyimpanan rektum
• Untuk pasien > 50 tahun• Morbiditas lebih rendah
Rektopeksi •Dilakukan lewat laparotomi•Rektum dimobilisasi dari panggul, dibebaskan dari jaringan sekitarnya•Ditarik ke atas lalu difiksasi di sakrum•Fiksasi dengan menggunakan :
i. teflon/mersilen/marlex (ripstein procedure)ii. Ivalon sponge iii. Jahit langsung
Abdominal Prosedur
Reseksi anterior•Dilakukan sigmoidektomi, lalu kolon desendens di anastomosis dengan sisa rektum.
Reseksi retopeksi•Merupakan kombinasi dari reseksi anterior dan retopeksi Prosedur Frykman-Goldberg
Perineal rectosigmoidectomy•Altmeir procedure : seluruh ketebalan sigmoid, rektum dieksisi 1-2 cm dari garis dentate•Delorme procedure : hanya mukosa
Transsacral rectosigmooidectomy •Operasi dilakukan lewat bagiand epan sacral
Perineum Prosedur
Thiers methode•Digunakan pita teflon subkutan mengelilingi anus, sehingga menyebabkan kontriksi.•Penyulit : impaksi feses, infeksi, erosi pita ke dalam rektum.
• Infeksi• Pendarahan• Perlukaan usus• Kebocoran anastomosis• Perubahan fungsi kandung kemih dan seksual• Konstipasi.
Komplikasi
• Prognosis umumnya baik dengan pengobatan yang tepat.
• Mortalitas pasca operasi rendah, namun tingkat kekambuhan bisa setinggi 15%, terlepas dari prosedur operasi yang dilakukan.
• Komplikasi operasi lebih tinggi untuk operasi per abdominal, dengan tingkat kekambuhan yang lebih rendah, sebaliknya untuk operasi perineum, yang memiliki tingkat komplikasi yang lebih rendah, tetapi kekambuhan lebih tinggi.
Prognosis
Terima Kasih