PROKRAS TINASI IBADAH SHOLAT - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/67393/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
-
Upload
truongtram -
Category
Documents
-
view
237 -
download
0
Transcript of PROKRAS TINASI IBADAH SHOLAT - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/67393/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
Disusun
pad
P
n sebagai s
da Fakulta
UNIVER
PROKRAS
PU
salah satu s
as Psikologi
PROGRA
FAK
RSITAS M
TINASI IB
UBLIKASI
syarat men
i Universita
Ole
ASEP IR
F 100 1
AM STUD
KULTAS PS
MUHAMMA
2018
BADAH SH
ILMIAH
yelesaikan
as Muhamm
eh:
RAWAN
10 176
I PSIKOL
SIKOLOGI
ADIYAH S
8
HOLAT
Program S
madiyah S
OGI
I
SURAKAR
Studi Strat
urakarta
RTA
ta I
i
ii
iii
1
PROKRASTINASI IBADAH SHOLAT
Abstrak
Sholat merupakan rukun Islam kedua yang merupakan ibadah yang harus segera ditunaikan setelah seseorang mengucaapkan syahadat dan memenuhi kriteria seperti baligh, tamsyiz dan sebagainya. Akan tetapi, dewasa ini banyak sekali dijumpai orang-orang yang beragama islam namun masih banyak yang melalaikan atau menunda kewjibannya dengan berbagai alasan contohnya mahasiswa yang sudah beranjak dewasa namun masih menyepelekan dan lebih suka mengulur waktu ibadahnya. Tujuan dari penelitian ini mengetahui, mendeskripsikan tentang perilaku prokrastinasi ibadah sholat lima waktu yang didalamnya terdapat perilaku procrastination. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner terbuka. Informan dalam penelitian ini melibatkan 72 Mahasiswa di perguruan tinggi swasta di Surakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa attitude dalam hal sholat membuat informan merasa lebih penting mengerjakan tugas yang lain terlebih dahulu dan memilih melaksanakan sholatnya nanti, subjective norm dari keluarga mampu mempengaruhi informan dan mampu memotivasi dalam hal melaksanakan ibadah sholat. Perilaku menunda nunda dalam mengerjakan kewajiban juga berdampak negatife pada kesehatan mental seperti dapat menimbulkan rasa stress, rasa khawatir dan rasa bersalah) Perilaku menunda menimbulkan rasa tergesa gesa dan juga rasa bersalah dimana hal yang harusnya dilaksanakan tepat waktu namun informan menundanya sehingga informan merasa berdosa dan merasakan bahwa ada yang mengganjal karena menunda waktu sholatnya dan akhirnya membuat sholatnya tidak khusuk.
Kata Kunci: penundaan, sholat, procrastination, attitude, subjective norm.
Abstract
Prayer is the second pillar of Islam which is a service that must be fulfilled immediately after someone recites the creed and meets criteria such as baligh, tamsyiz and so on. However, today there are a lot of people who are Muslim, but there are still many who neglected or delayed their responsibility for various reasons, for example students who had grown up but still underestimated and preferred to buy their worship time. The purpose of this study is to find out, describe the procrastination behavior of five-time prayer services in which there is procrastination behavior. Data collection method in this study uses an open questionnaire. The informants in this study involved 72 students at private universities in Surakarta. The results of this study indicate that attitude in terms of prayer makes the informant feel more important to do other tasks first and choose to perform their prayers later, subjective norms of the family are able to influence informants and are able to motivate in terms of performing prayer services. Delaying postponement in carrying out obligations also has a negative impact on mental health such as can cause stress, worry and guilt. Delaying behavior creates a sense of haste and also a sense of guilt where things should be done on time but
2
the informant postpones it so the informant feels guilty and feels that there is a block because of delaying the prayer time and finally making the prayer not solemn. Keywords: delay, prayer, procrastination, attitude, subjective norm. 1. PENDAHULUAN
Sholat berasal dari bahasa Arab yang bermakna doa. Ini bermakna
perkataan-perkataan yang ada didalam sholat berarti doa memohon kebajikan
dan pujian. Secara hakikat sholat berarti berharap kepada Allah dan takut
kepada-Nya serta menimbulkan keagungan, kebesaran dan kesempurnaan
kepada Allah SWT. Bagi umat muslim didunia Shalat adalah ibadah yang
diwajibkan untuk didirikan. Dalam Hadist Riwayat Thabrany dijelaskan
bahwa Rasulullah saw bersabda bahwa amalan dari seorang hamba yang
diserap pertama kali ialah shalatnya. Shalat merupakan kewajiban yang Allah
Swt perintahkan kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya untuk
memerintahkan keluarga mereka supaya melaksanakannya. Sholat sangatlah
penting, bahkan wajib hukumnya mengganti shalat yang terlewatkan. Bahkan
bagi orang yang sedang sakit, tetap diwajibkan untuk sholat selagi masih
mampu melaksanakannya, walau dengan cara yang lain contohnya dengan
sholat berbaring apabila tidak bisa berdiri dikarenkan sakit. Meski demikian,
ada beberapa orang yang tidak wajib untuk melaksanakan shalat, sebagaimana
dijelaskan oleh Syekh Zainuddin Ahmad bin Abdulaziz al-Malibari
dalam Fathul Mu’in (Surabaya: Kharisma, tt), hal. 36:
فلكم ملسم لك ىلع سمخلا تاولصلا يأ ةبوتكملا بجت امنإ يلصأ رفاك ىلع بجت الف رهاط هريغ وأ ركذ لقاع غلاب يأ
مهفيلكت مدعل دعت الب ناركسو هيلع ىمغمو نونجمو يبصو امهيلع ءاضق الو امهنم اهتحص مدعل ءاسفنو ضئاح ىلع الو
.ركسب دعتمو دترم ىلع بجت لب
“Bahwasanya shalat fardlu diwajibkan bagi semua kaum muslim yang mukallaf, dalam arti baligh dan berakal, baik lelaki maupun perempuan yang dalam keadaan suci. Maka shalat tidak wajib dilakukan oleh orang kafir asli, anak-anak, orang gila, ayan, dan mabuk yang tak disengaja, karena hilangnya sifat taklif dari mereka, juga bagi orang yang
3
haid, dan nifas karena mereka berdua tidak sah melaksanakan shalat, dan mereka tidak wajib meng-qadla-nya, berbeda dengan orang murtad dan orang yang sengaja mabuk, mereka wajib qadla.”
Diriwayatkan dari Abdullah bin Khathab berkata bahwa saya
mendengarkan Rasulullah saw bersabda bahwa Islam didirikan dengan
lima perkara yaitu bersaksi tiada sesembahan yang patut di sembah secara
benar kecuali kepada Allah dan Muhammad merupakan utusan Allah;
mendirikan sholat; mengeluarkan zakat dari yang dimiliki; berpuasalah
dibulan Romadhan & berangkat bagi yang mampu. Menurut Abas al
Qurtubi, tentang lima hal itu menjadi asas & landasan bagi berdirinya
dinul Islam. Itu menandakan bahwa kelima rukun tadi adalah kewajiban
yang tidak boleh ditinggalkan.
لذآري الصلاة وأقم فاعبدني أنا إلا إله لا الله أنا إنني
“ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku “. (thaaha: 14).
وأقم الصلاة إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذآر
الله أآبر والله يعلم ما تصنعون
“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan “. (Al ankabut: 45).
Shalat adalah rukun islam kedua yang merupakan ibadah yang
harus segera ditunaikan setelah seseorang mengucapkan syahadat dan
memenuhi kriteria yang ditetapkan seperti baligh, tamyiz dan sebagainya.
Akan tetapi, dewasa ini banyak sekali dijumpai orang-orang yang
beragama Islam namun masih banyak yang melalaikan kewajibannya
dengan berbagai alasan seseorang dapat menunda bahkan pula
meninggalkan shalat. Dalam riwayat juga dijelaskan bahwa orang yang
4
melaksanakan shalat sama saja dengan mereka telah menegakkan dan
mengokohkan agama Islam. Namun sebaliknya, orang yang melalaikan
dan meninggalkan shalat sama seperti halnya mereka yang merobohkan
tiang agama Islam. Rasulullah juga sudah menjelaskan bahwa nanti amal
pertama yang ditanya diakhirat adalah sholat. Hal ini menegaskan apabila
ibadah shalat adalah ibadah yang utama karena membedakan seseorang itu
benar-benar Islam atau tidak. Namun kebiasaan menunda-nunda seolah
telah menjadi kebiasaan. Dalam Ilmu psikologi menunda-nunda sebuah
kewajiban semacam itu disebut dengan prokrastinasi.
Prokrastinasi adalah suatu perilaku atau perbuatan negative yang
musti ditinggalkan dan dijauhi. Dalam Islam, sudah dijelaskan untuk
melaksanakan serta wajib menjalankan ibadah sholat dengan tepat waktu
agar terhindar dari perbuataan tercela. Dari shalat bisa mengajarkan dan
membiasakan agar menjadi seseorang yang taat, mempunyai disiplin yang
tinggi dan juga mengajarkan untuk selalu tepat waktu. Dalam Islam ibadah
shalat wajib itu ada lima yaitu subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya’.
Namun diantara kelima shalat wajib tersebut, kebanyakan sholat yang
sering ditunda adalah ketika memasuki waktu Dzuhur, Ashar, Isya karena
kebanyakan masih disibukkan dengan aktifitas yang padat. Fenomena
seperti ini sungguh sangat menggelisahkan, begitu banyak yang
melalaikan sholat dan meninggalkan namun dengan bangganya mereka
masih menyebut diri mereka sebagai umat muslim. Banyaknya aktifitas
dikalangan mahasiswa, membuat manusia memiliki sedikit waktu luang.
Namun sebagai umat muslim, manusia juga wajib menyisihkan waktunya
untuk melaksanakan ibadah sebagai wujud ketakwaan kepada Sang
Pencipta. Karena ibadah merupakan tiang agama. Namun sebagian umat
islam masih banyak yang belum dapat melaksanakan ibadah dengan baik
dan benar karena minimnya waktu dan pengetahuan yang dimiliki
individu dikarenakan keterbatasan pengetahuan sehingga tuntutan ibadah
seperti shalat, zakat maupun berhaji belum bisa berjalan dengan maksimal.
ind
cep
sep
un
me
kar
pen
ber
gam
ren
me
14
tep
yai
me
dan
Penun
dividu tidak
pat apabila
perti praktik
ntuk menun
engikuti or
rena sibuk
nyebabnya
rmain hingg
me dan lain
Diagra
ntang wak
enghitungny
hari jadi t
pat waktu, t
itu ketika m
elaksanakan
n lain seba
daan paling
k sukai dan
kegiatan t
kum hingga
naikan ibad
rganisasi te
k mengobr
adalah berg
ga larut ma
n sebagainya
Dia
am tersebut
ktu 2 mi
ya dengan m
totalnya 28
tidak tepat
memasuki w
n dikarenaka
gainya, kem
5
g sering d
rata rata or
tersebut dis
a sore meleb
dah sholat
erkadang lu
rol bersam
gadang larut
alam, sepert
a.
agram 1. Sh
adalah diag
inggu tera
mengkalika
0. Didalam
dan tidak s
waktu sholat
an telat ban
mudian untu
isebkan ole
rang akan m
sukai. Bany
bihi maghri
maghrib. K
upa akan k
ma teman.
t malam, ur
ti bermain m
holat 5 Wakt
gram sholat
akhir. Tot
an total sub
m diagram t
sholat, deng
t subuh keb
ngun, malas
uk sholat d
eh hal atau
mengerjakan
yaknya kegi
ib sehingga
Kemudian
kewajibann
Selain i
rusan yang t
menonton b
tu Mahasisw
t 5 waktu m
tal 20 m
bjek dengan
erdapat dat
gan alasan
banyakan in
s tidak mend
dzuhur keba
u kegiatan
n sesuatu de
iatan maha
mahasiswa
mahasiswa
nya yaitu s
itu kebany
tidak berma
bioskop, ber
wa
mahasiswa se
mahasiswa,
n total hari
ta tentang s
yang didap
ndividu terla
dengarkan a
anyakan ind
yang
engan
siswa
a telat
juga
sholat
yakan
anfaat
rmain
elama
cara
yaitu
sholat
patkan
ambat
adzan
dividu
6
terlambat melaksanakan karena masih kuliah, asyik mengobrol, makan
siang, tidak mendengarkan adzan dan lain sebagainya, kemudian yang
menyebabkan individu terlambat untuk melaksanakan sholat ashar adalah
masih berkuliah, asyik mengobrol dengan teman, main game, tidur, sedang
makan, dan lain sebagainya, kemudian yang menyebabkan individu
terlambat untuk melaksanakan sholat magrib adalah keasyikan bermain
handphone, pulang kuliah lebih dari waktu sholat magrib, sedang dalam
perjalanan, asyik mengobrol dan lain sebagainya, kemudian yang
menyebabkan individu terlambat melaksanakan sholat isya’ adalah
kasyikan bermain diluar, kemudian tertidur, masih dalam perjalanan,
mengerjakan tugas kuliah dan lain sebagainya.
Prokrastinasi adalah menunda apa yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu dengan alasan kurang menarik, tidak
menyenangkan atau dirasa berat hingga beberapa waktu ke depan.
Prokastinasi adalah penundan pada suatu pekerjaan atau kewajiban yang
sebelumnya terencana. Prokrastinasi atau menunda nunda kewajiban juga
dapat merusak rencana rencana yang telah direncanakan dan banyak
ditemui dikalangan mahasiswa.
Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu procrastinare. Pro
artinya gerakan maju dan crastinus artinya milik hari esok. Jadi,
prokrastinasi ialah perilaku indivu yang suka mengulur suatu kewajiban
yang dalam hal ini yaitu kewajiban seorang muslim untuk beribadah.
Menunda-nunda kewajiban bisa berimplikasi pada waktu yang terbuang
sia-sia. Dalam hal ini Prokrastinasi yang dilakukan merupakan sebuah
penundaan dalam hal kewajiban beribadah. Meskipun mahasiswa tersebut
beragama islam dan menempuh pendidikan di perguruan tinggi
Universitas Muhamadiyah Surakarta yang berbasis Islami, namun sering
melakukan prokrastinasi ibadah shalat di dalam aktifitas kesehariannya.
Dari beberapa latar belakang masalah yang sudah di paparkan diatas, maka
dari itu peneliti menginginkan informasi lebih dalam lagi tentang
Prokrastinasi ibadah shalat. Peneliti memiliki rumusan masalah yang
7
hendak menjadi dasar penelitian ini yaitu: bagaimanakah perilaku
mahasiswa dalam melaksanakan ibadah sholat lima waktu? dari paparan
tersebut, peneliti mengambil sebuah judul penelitian yaitu Prokrastinasi
ibadah shalat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami,
mendeskripsikan lebih mendalam tentang perilaku prokastinasi ibadah
sholat lima waktu.
Permasalahan yang akan diungkap dan dikaji lebih mendalam pada
penelitian ini akan diajukan pertanyaan antara : “bagaimanakah perilaku
mahasiswa dalam melaksanakan ibadah sholat lima waktu ?”
2. METODE
Kusioner terbuka ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana
sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan
keadaannya (Riduwan, 2010). Kelebihan dari teknik pengumpulan data
dengan kuesioner terbuka adalah penyusunan pertanyaan penelitian sangat
mudah dan partisipan dapat dengan leluasa menjawab pertanyaan sesuai
dengan pemikiran dan pandangan, lebih efektif dan efisien. Kelemahan dari
penggunaan teknik pengumpulan data dengan kuesioner terbuka adalah data
yang diperoleh kurang mendalam dan membutuhkan ketrampilan dalam
pelaporan hasil (Sukandarrumidi, 2006).
Adapun informan penelitian ini sejumlah 72 mahasiswa, didalam dua
kelas psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan cara menyebar
buku saku yang berisikan jadwal shalat 5 waktu selama 2 minggu. Kemudian
pada minggu ke dua peneliti memberikan kuesioner terbuka dengan
memberikan lembar kuesioner satu persatu kepada informan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan memahami
prokrastinasi ibadah shalat.
8
Gambar 2. Diagram Sholat Informan Selama 2 Minggu
Diagram tersebut adalah diagram sholat 5 waktu mahasiswa selama
rentang waktu 2 minggu terakhir. Total 72 mahasiswa, cara menghitungnya
dengan mengkalikan total subjek 72 mahasiswa dengan total hari yaitu 14 hari
jadi totalnya 1008. Didalam diagram terdapat data tentang sholat tepat waktu,
tidak tepat dan tidak sholat, dengan alasan yang didapatkan yaitu ketika memasuki
waktu sholat subuh kebanyakan individu terlambat melaksanakan dikarenakan
telat bangun, malas tidak mendengarkan adzan dan lain sebagainya, kemudian
untuk sholat dzuhur kebanyakan tepat waktu, namun ketika individu terlambat
melaksanakan ibadah sholat individu beralasan karena masih kuliah, asyik
mengobrol, makan siang, dan lain sebagainya, kemudian yang menyebabkan
individu terlambat untuk melaksanakan sholat ashar adalah masih berkuliah, asyik
mengobrol dengan teman, main game, tidur, sedang makan, dan lain sebagainya,
kemudian ketika memasuki sholat magrib individu kebanyakan tepat waktu
karena kebiasaan individu ketika memasuki adzan magrib sudah berada dirumah
maka dari itu individu tersebut kebanyakan melaksanakan sholat magrib tepat
waktu kemudian yang menyebabkan individu terlambat untuk melaksanakan
sholat magrib adalah keasyikan bermain handphone, pulang kuliah lebih dari
waktu sholat magrib, sedang dalam perjalanan, asyik mengobrol dan lain
sebagainya, kemudian yang menyebabkan individu terlambat melaksanakan sholat
374
462
387
643
361
483
416477
249
495
151 130 144116
152
0
100
200
300
400
500
600
700
SUBUH DHUZUR AZHAR MAGRIB ISYA'
TEPAT WAKTU
TIDAK TEPAT
TIDAK SHOLAT
9
isya’ adalah kasyikan bermain diluar, kemudian tertidur, masih dalam perjalanan,
mengerjakan tugas kuliah dan lain sebagainya.
Gambar 3. Pertanyaan apakah anda termasuk individu yang suka
menunda sholat atau tidak?
Dilihat dari buku saku ternyata banyak informan yang menunda
shalatnya, Allah Ta’ala berfirman, Yang wajib bagi setiap muslim adalah
mengerjakan shalat pada waktunya. Sedangkan mengerjakan shalat di awal
waktu menunjukkan afdholiyah atau keutamaan.
إن الصلاة آانت على المؤمنين آتابا موقوتا “Sesungguhnya shalat memiliki waktu yang telah ditetapkan bagi orang beriman.” (QS. An Nisaa’: 103) Ibnu Jarir dalam kitab tafsirnya berkata, dari Al Auza’i, dari Musa bin
Sulaiman, dari Al Qosim bin Mukhoymiroh mengenai firman Allah Ta’ala,
فخلف من بعدهم خلف أضاعوا الصلاة“Dan datanglah orang-orang setelah mereka yang menyia-nyiakan
shalat.” (QS. Maryam: 59). Namun masih banyak menunda akan sholatnya.
Penundaan sholat paling banyak terjadi pada laki-laki dengan jumlah
prosentase 75% (12 informan) dan sementara informan perempuan sebanyak
71,43% (40 informan). Hal ini sesuai dengan penyataan Yudrik (2012) karena
laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan, maka laki-laki
mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat, meskipun pada usia
18 tahun ia telah dianggap dewasa, seperti halnya anak perempuan. Akibatnya,
seringkali laki-laki tampak kurang untuk usianya dibandingkan dengan
72%
27.78% MENUNDA
TIDAK MENUNDA
10
perempuan. Namun adanya status yang lebih matang, sangat berbeda dengan
perilaku remaja yang lebih muda. Maka dari itu laki-laki diumurnya yang
sudah beranjak dewasa masih melailaikan tanggung jawabnya cenderung
mengulur ngulur waktu untuk melaksanakan ibadah sholat dan lebih
mementingkan hal lain. Menurut Hendricks (dalam Rizki, 2009) mahasiswa
pria lebih tinggi melakukan kecurangan akademik dibandingkan mahasiswa
wanita. Hal ini dikarenakan teori sosialisasi peran jenis gender yakni wanita
dalam berorientasi lebih mematuhi peraturan dibandingkan mahasiswa pria.
Sama halnya dengan kewajiban sholat informan laki-laki banyak melakukan
prokrastinasi dari pada informan perempuan.
Gambar 4. Pertanyaan mengapa anda menunda sholat?
Informan beralasan bahwa masih di sibukkan kegiatan seperti kuliah,
mengerjakan tugas, dan masih berada diperjalanan akhirnya mahasiswa
melakukan prokrastinasi. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan (Dilmac,
2009) Prokrastinasi membuat individu menunda tanggung jawab, tugas, dan
keputusan. Sholat merupakan suatu kewajiban seperti halnya yang dikatakan
informan sebanyak 31% (22 informan) dengan rincian informan laki-laki 6
(37,5%) dan informan perempuan 16 (28,57%) namun mayoritas informan
malah menunda sholat dikarenakan masih sibuk beraktifitas. Ajzen (2005)
mengemukakan bahwa sikap terhadap perilaku ini ditentukan oleh keyakinan
mengenai konsekuensi dari suatu perilaku atau secara singkat disebut
keyakinan-keyakinan perilaku (behavioral beliefs). Keyakinan berkaitan
dengan penilaian subjektif individu terhadap dunia sekitarnya, pemahaman
31%
53%
5%11%
Alasan informan menunda/tidaknya shalat
kewajiban
sibuk beraktifitas
11
individu mengenai diri dan lingkungannya, dilakukan dengan cara
menghubungkan antara perilaku tertentu dengan berbagai manfaat atau
kerugian yang mungkin diperoleh apabila individu melakukan atau tidak
melakukannya. Informan beranggapan bahwa sholat dapat dilaksanakan tanpa
harus tepat waktu, Informan Sebanyak 53% beranggapan bahwa sholat dapat
dilaksanakan tanpa harus tepat waktu, informan merasa lebih baik
mengerjakan tugas agar cepat selesai dahulu karena informan berkeyakinan
bahwa pekerjaan atau tugas dapat selesai maka mereka akan dapat imbalan
yaitu nilai akademik tanpa berfikir bahwa sholat adalah kewajiban yang harus
segera dilaksanakan. Dilihat dari jenis kelamin informan perempuan lebih
besar sebanyak 53,57% daripada informan laki-laki sebanyak 50% hal ini
sesuai dengan pernyataan Khan, Arif, Noor dan Muneer (2014) menyatakan
pada mahasiswa penundaan dalam melaksanakan kewajiban akademik
maupun kegiatan sehari hal yang sudah menjadi lumrah atau lazim dikalangan
mahasiswa. Banyaknya aktifitas, membuat manusia memiliki sedikit waktu
luang. Mahasiswa masih lebih mementingkan menyelesaikan tugas, tidak
menghentikan perjalanan dan tidak mencari masjid terdekat untuk segera
melaksanakan ibadah sholat, mereka masih berfikiran karena waktu untuk
sholat masih panjang sehingga mereka lebih memilih menundanya atau
melakukannya nanti. Dari Ummu Farwah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhol. Beliau
pun menjawab, “Shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud no. 426). Namun
ternyata para mahasiswa tidak menunjukkan keagungan sholat, bahwasanya
sholat merupakan kewajiban melekat, yang tidak terlepas bagi seorang muslim
bagaimanapun keadaannya. Sholat merupakan kewajiban yang ditentukan
waktunya. Allah Subhanahu wata'ala wajibkan bagi orang-orang yang
beriman, dan menetapkan bagi tiap-tiap sholat tersebut waktunya, yang
menjadi tempat dan waktu pelaksanaan bagi tiap sholat tersebut.
12
Gambar 5. Pertanyaan siapa yang sering mengingatkan anda untuk melaksanakan
sholat?
Di dalam Theory of Planned Behavior, Norma Subjektif (subjective
norms) dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan normatif (normative
beliefs), yaitu kepercayaan tentang harapan yang dimiliki oleh individu yang
melakukan perilaku terhadap pandangan orang lain agar dapat menerima dan
melakukan motivasi terhadap perilaku yang ditunjukkan. Jadi, Norma
Subjektif adalah persepsi seseorang tentang pengaruh sosial dalam
membentuk perilaku tertentu. Seseorang bisa terpengaruh atau tidak
terpengaruh oleh tekanan sosial. Sebanyak 67% informan mengungkapkan
bahwa sering diingatkan keluarganya untuk segera melaksanakan ibadah
sholat, informan juga mengungkapkan bahwa ketika sudah diingatkan
akhirnya informan melaksanakan sholat hal ini memotivasi informan agar
segera melaksanakan tanggung jawabnya. Dalam hal ini keluarga sangat
berpengaruh dalam hal memotivasi dan mengarahkan anaknya agar tahu
kewajiban yang harus segera dilaksanakan.
Peran keluarga sangat penting karena ketika informan disuruh sholat
oleh keluarganya terutama ibunya yang mengingatkan sebanyak 70%
langsung mengerjakan, hal ini juga berhubungan dengan pernyataan Sarwono
dan Meinarno (2009) interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang
saling mempengaruhi antara individu dengan individu lain, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain. Jika dilihat dari pernyatan
tersebut bahwa peran orang terdekat bisa mempengaruhi individu untuk
67%13%
18%
3%
pengingat ketika melaksanakan shalat
KELUARGA
TEMAN
DIRI SENDIRI
PENANDA
13
berubah dalam hal ini mempengaruhi individu untuk segera melaksanakan
sholat ketika sudah diingatkan atau diperintah oleh orang lain. Namun
seharusnya mahasiswa dalam hal ini sudah tergolong dewasa awal bisa bijak
dan menghargai waktu, bertanggung jawab atas dirinya sendiri seharusnya
tahu apa yang harus dilakukan tanpa harus diperintah terlebih dahulu.
Kemudian informan diberi pertanyaan apakah langsung melaksanakan ketika
sudah diingatkan sebanyak 69,44% langsung melaksanakan karena alasan
informan merasa ada kewajiban yang harus dikerjakan walaupun harus
diingatkan terlebih dahulu. Dalam hal ini mahasiswa tergolong dalam kategori
dewasa awal seharusnya bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri namun
ternyata mayoritas informan ketika bertindak masih banyak yang harus
diperintah contohnya dari orang tua serta teman. Mahasiswa mengatakan
bahwa yang sering mengingatkan adalah orangtua, teman sama seperti halnya
yang dikemukakan Dariyo (2003) bahwa secara umum mereka yang tergolong
dewasa muda (young adulthood) ialah mereka yang berusia 20 – 40 tahun.
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung
jawabnya tentu semakin bertambah besar. Ia tak lagi harus bergantung secara
ekonomis, sosiologis maupun psikologis pada orangtuanya. Dapat
disimpulkan bahwasanya mahasiswa seharusnya sudah bisa mengatur waktu
dan seharusnya tahu kewajiban yang harus segera ditunaikan tanpa disuruh
pun bisa langsung melaksanakan tanggung jawabnya dalam hal ini adalah
melaksanakan ibadah sholat lima waktu. Namun ternyata masih banyak
informan harus disuruh terlebih dahulu baru melaksanakan sholat.
14
Gambar 6. Pertanyaan apakah andalangsung mengerjakan sholat ketika sudah
diingatkan?
Rasa gelisah juga diungkapkan oleh informan sebanyak 70,84% ketika
mereka menunda kewajibannya yaitu menunda shalat hal ini juga sesuai
dengan pernyataan (Rozental & Carlbring, 2014) Perilaku menunda nunda
dalam mengerjakan kewajiban juga berdampak negatife pada kesehatan
mental seperti dapat menimbulkan rasa stress, rasa khawatir dan rasa bersalah)
Perilaku menunda menimbulkan rasa tergesa gesa dan juga rasa bersalah
dimana hal yang harusnya dilaksanakan tepat waktu namun informan
menundanya sehingga informan merasa berdosa dan merasakan bahwa ada
yang mengganjal karena menunda waktu sholatnya dan akhirnya membuat
53% informan shalatnya tidak khusuk. Di Al-Qur’an dijelaskan bahwasanya
sholat haruslah khusyuk selain itu, sholat juga sebagai sarana yang tepat untuk
mendapat pertolongan dari Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya yang
berbunyi : “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusyuk.” (Al Baqarah : 45). Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa sholat
adalah kewajiban umat muslim untuk melaksanakan sholat dengan khusyuk
dan jadilah seorang penyabar bahwasanya sholat dilaksanakan tidak boleh
tergesa-gesa karena sholat adalah sarana berkomunikasi dengan sang Pencipta
dan sarana untuk memanjatkan doa karena sholat adalah penolong umat
muslim di akhirat nanti. Definisi khusuk menurut informan, sebagai berikut
100 % informan (72 informan) menjawab khusuk itu berserah diri dan fokus
70%
22%
8%
apakah anda lansung mengerjakan shalat ketika sudah diingatkan
IYA
KADANG‐KADANG
TIDAK
15
ibadah kepada Allah SWT.Informan sebenarnya mengetahui bahwa sholat itu
harusnya khusuk namun akibat menunda sholatnya informan manjadi tidak
bisa khusuk dan akhirnya membuat pahalanya berkurang karena sholatnya
tidak khusuk disebabkan oleh tergesa gesa memburu waktu sewaktu informan
mengulur waktu karena sebelumnya tidak segera melaksanakan ibadah sholat.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi
dikalangan mahasiswa paling banyak dilakukan oleh mahasiswa laki-laki
daripada perempuan, walau dari olah data banyaknya penunda lebih condong
ke laki-laki tapi alasan mereka sama yaitu rasa malas yang mempengaruhi
mahasiswa menunda shalatnya kemudian masih terjebak dalam tugas dan
jadwal, yang membuat mahasiswa melakukan prokrastinasi adalah kebiasaan
mengulur waktu yaitu kurangnya membagi waktu sehingga memasuki waktu
sholat mereka masih disibukkan dengan kegiatan lain seperti dijalan,
dikampus, mengerjakan tugas, istirahat makan. Mahasiswa beranggapan masih
ada waktu banyak untuk melaksanakan shalat sehingga mereka
menundanya.Walau mahasiswa sudah tergolong dalam kategori dewasa awal
yang seharusnya bisa bertanggung jawab dan mandiri namun ketika ingin
melakukan sesuatu hal masih sering dingatkan contohnya dalam hal
melaksanakan shalat, mahasiswa sering diingatkan keluarga, teman dekatnya
baru mereka mau mengerjakan sholat. Padahal di umur mahasiswa sudah
memasuki dewasa awal seharusnya sudah bisa mengatur atau mengarahkan
diri sendiri, tahu kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan tanpa harus
diingatkan contohnya dalam hal melaksanakan ibadah shalat. Dari seringnya
menunda shalat berakibat pada tidak khusuknya mahasiswa dalam
melaksanakan shalat, Mahasiswa juga mengungkapkan bahwa ketika mereka
menunda shalat mereka tidak bisa khusuk dalam melaksanakan ibadahnya
padahal didalam shalat kita diwajibkan untuk khusuk dan berserah diri
kepadaNya.
Kelemahan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak melakukan proses
wawancara untuk melakukan pengecekan ulang dari hasil penelitian melalui
kuesioner terbuka. Diharapkan pada penelitian selanjutnya ada penambahan
16
metode pengumpulan data yaitu wawancara guna mendapatkan data yang
lebih beragam.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa perilaku prokrastinasi dalam ibadah shalat lima waktu
merupakan salah satu bentuk dari dalam membagi waktu, perilaku
penunda terbanyak dilakukan laki-laki daripada perempuan. Mahasiswa
mementingkan menyelesaikan tugas atau pekerjaannya terlebih dahulu
daripada melaksanakan ibadah shalatnya, rasa malas juga menjadi alasan
mahasiswa untuk menunda shalatnya seperti tidur-tiduran. Mahasiswa
yang sudah memasuki fase dewasa awal dan seharusnya bisa bertanggung
jawab dan mandiri namun masih ketergantungan dengan keluarga
contohnya dalam hal ibadah sholat, mahasiwa masih sering diingatkan
oleh keluarga dan teman agar segera melaksanakan ibadah sholatnya.
Mahasiswa mengetahui bahwa sholat itu wajib hukumnya bagi umat
muslim namun tidak langsung segera mengerjakan dan lebih mengerjakan
nanti, namun malah membuat mahasiswa menjadi terburu buru dan
akhirnya membuat ibadah sholatnya menjadi tidak khusuk.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka terdapat beberapa
saran yang ingin penulis sampaikan, yaitu:
4.2.1 Diharapkan mahasiswa membuat buku saku untuk mengatur jadwal
agar tidak terbentur oleh jadwal wajib shalat.
4.2.2 Bagi mahasiswa ketika sudah mendengarkan suara adzan
diharapkan untuk berhenti sejenak dari kegiatan apapun dan
bergegas untuk melaksanakan kewajiban shalat.
4.2.3 Bagi mahasiswa diharapkan mengatur alarm atau mendownload
aplikasi jadwal shalat agar ada pengingat di waktu datangnya
shalat.
17
4.2.4 Bagi mahasiswa laki-laki diharapkan untuk berlatih menghargai
waktu dan saat adzan untuk melaksanakan ibadah sholat
berjamaah di masjid.
4.2.5 Bagi mahasiwa perempuan diharapkan untuk berlatih menghargai
waktu dan saat waktu adzan berkumandang disegerakan untuk
melaksanakan ibadah sholat.
4.2.6 Bagi mahasiswa yang berada diperjalanan ketika adzan
berkumandang dimohon berhenti sejenak dan mencari masjid
terdekat untuk melaksanakan ibadah sholat.
4.2.7 Bagi mahasiswa yang sedang sibuk beraktifitas seperti
mengerjakan tugas maupun sibuk kegiatan lainnya ketika adzan
berkumandang dimohon untuk berhenti sejenak dari kesibukannya
dan disegerakan melaksanakan ibadah sholat terlebih dahulu.
4.2.8 Bagi mahasiswa ketika sedang berkuliah dan mendengar adzan
berkumandang dimohon untuk meminta izin kepada dosen dan
disegerakan untuk melaksanakan ibadah sholat.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 2005. Attitude, Personality and Behavior (second edition). New York: McGraw Hill
Bungin. (2008). Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Pesada.
Burka, Yuen. (2008). Procrastination WhyYou DoIt, What todo Aboutit Now. America: DaCapo Press.
Cameron, R., Ginsburg, H., Westhoff, M., & Mendz, RV,.(2012). Ajzen’s Theory of Planned Behavior and Social Media Use by College Students. American Journal of Psychological Research. Vol.8, No.1.
Creswell. 2009. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi ketiga. Alih bahasa oleh Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dariyo, Agoes, (2003), Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
18
Eramuslim. (2014). Raih Keberkahan di Pagi Hari. online. Diakses pada tanggal 13 Mei 2014.
Ghufron & Risnawita. (2010). Teori Psikologi. Yogjakarta: ArruzzMedia
Haryanto. 2002. Psikologi Shalat. Jogyakarta : Pustaka Pelajar.
Irfan, S., Khizar, U., Murtaza, S., & Iftakhar, I.(2015). Relationship among personality traits, procrastination and coping strategies. International Journal of Advanced Research. Vol.3, No.11, Hal 184-193.
Jiao, Daros, Collins & Onwuegbuzie. 2011. Academic Procrastination andThe Performance of Graduate Level Cooperrative Groupsin Research Method Courses. Journal of the Scholarship ofTeaching and Learning. Vol.11, 119-138.
Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
Kartadinata & Tjundjing. (2008). I Love Tomorrow, Prokrastinasi Akademik & Manajemen Waktu. Universitas Surabaya: Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 23 No.2, 109-119.
Khan, M. J., Arif, Noor, & Muneer, S. 2014. Academic Procrastination among Male and Female University and College Students. Journal of Social Science. Vol.8, No.2, Hal 64-70.
Muslimin. (2002). Metode Bidang Penelitian Sosial. Telkom: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Pathak, priyanka & Joshi, Sobhna. (2017) Psychological Mindedness and Procrastination among University Students. The International Journal of Indian Psychology. Vol. 4, No. 86.
Permatasari, Atika Indah and , Achmad Dwityanto, S.Psi, M.Si (2016) Hubungan antara Prokrastinasi Kerja dengan Stres Kerja pada PNS. Skripsi
thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahmawati, Mela. (2011). Pengurangan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Tugas BahasaInggris Melalui Kelompok Belajar pada Siswa Kelas X MA Ali Maksum Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Rizki, S., A. 2009. Hubungan Prokrastinasi Akdemis Dan Kecurangan Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan : Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Riduwan. (2010). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta.
19
Riziq. (2007). Sulitkah Shalat Subuh Tepat Waktu?. Solo: MediaZikir.
Rozental & Carlbring . (2014). Understonding and Treating Procrastination: A review of a Common Self Regulatory Failure. Psychology. Vol.5, No.6 ,
Hal 1488-1502.doi.org/10.4236/psych.2014.513160.
Sarwono, Sarlito W., dan Meinarno,Eko A., Psikologi Sosial, Salemba Humanika, Jakarta, 2009.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
________. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: UGM Press.
Thakkar, N. (2009). Why Procrastinate : An Investigation of The Root Causes Behind Procrastination. Lethbridge Undergraduate Research Journal, 4(2).
Yudrik, Jahja. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta. Kencana.
Zaitun & Habiba, S. (2013). Implementasi sholat fardhu sebagai sarana pembentuk karakter mahasiswa universitas maritim raja ali haji tanjungpinang. jurnal pendidikan agama islam, vol. 11 No. 2, vol.11.