projectbasedlearning-141106065139-conversion-gate01.docx

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indo tidakpernah berhenti. Berbagaiterobosan baru terusdilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Salah satu terobosan yang sering adlah dengan adanya pergantian Kurikulum hingga sampai saat ini Kurikulum !"#$ yang digunakan. Dalam implementasi Kurikulum !"#$ ini diperlukan pendekatan yang dapat mengintregasikan antara aspek teoriti praktis. Proses pembelajaran pada Kurikulum !"#$ untuk jenjang S%& atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah ' scientific appoach(.Proses pembelajaran menyentuh tiga ranahyaitu sikap pengetahuan dan keterampilan 'Kemendikbud !"#$(. Dari berbagai tentang strategi pembelajaran salahsatu pendekatan yang mendekati konsepsi tersebut adalah pendekatan projek atau yang dikenal sebagai P Based Learning . Project Based Learning merupakan suatu pendekatan pengajaran yan dikembangkan berdasarkan prinsip konstrukti)isme problem solving, inq riset, integrated studies dan re*leksinya yang menekankan pada aspek k teoritis dan aplikasinya 'Sudarya !""+(. Dalam Project Based siswa mengembangkan suatu proyek bak se,ara indi)idu ataupun s kelompok untuk menghasilkan suatu poduk misalnya porto*olio. Kemudian hasilnya nanti akan disajikan. Pelaksanaan Project Based Learning dapat menggunakan berbagai sumber belajar baik itu se,ara teoritis dari buk buku jurnal atau media lainnya yang nantinya akan di buktika pengamatan lapangan. Dari sinilah siswa dapat lebih mandiri dalam bela 1

Transcript of projectbasedlearning-141106065139-conversion-gate01.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Salah satu terobosan yang sering dilakukan adlah dengan adanya pergantian Kurikulum, hingga sampai saat ini Kurikulum 2013 yang digunakan. Dalam implementasi Kurikulum 2013 ini diperlukan pendekatan yang dapat mengintregasikan antara aspek teoritis dan praktis. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific appoach). Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kemendikbud, 2013). Dari berbagai kajian tentang strategi pembelajaran, salah satu pendekatan yang mendekati konsepsi tersebut adalah pendekatan projek atau yang dikenal sebagai Project Based Learning. Project Based Learning merupakan suatu pendekatan pengajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip konstruktivisme, problem solving, inquiri riset, integrated studies dan refleksinya yang menekankan pada aspek kajian teoritis dan aplikasinya (Sudarya, 2008). Dalam Project Based Learning siswa mengembangkan suatu proyek bak secara individu ataupun secara kelompok untuk menghasilkan suatu poduk, misalnya portofolio. Kemudian hasilnya nanti akan disajikan. Pelaksanaan Project Based Learning dapat menggunakan berbagai sumber belajar, baik itu secara teoritis dari buku-buku, jurnal atau media lainnya yang nantinya akan di buktikan dengan pengamatan lapangan. Dari sinilah siswa dapat lebih mandiri dalam belajar. Siswa dapat menemukan sendiri apa yang mereka pelajari baik secara teoritis maupun praktis.Pendekatan pembelajaran ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran di sekolahnya, yang salah satunya adalah mata pelajaran Geografi. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pendekatan pembelajaran ini maka disusun makalah ini dengan judul Project Based Learning.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, penulis berusaha untuk menjawab pertanyaan berikut terkait dengan pendekatan Project Based Learning.1. Apakah yang dimaksud dengan Project Based Learning?2. Apakah landasar Project Based Learning?3. Apa perbedaan pembelajaran kelas Konvensional dengan kelas Project Based Learning?4. Bagaimana langkah-langkah Project Based Learning?5. Apakah keuntungan dan kelemahan Project Based Learning?6. Bagaimana desain pembelajaran dengan Project Based Learning?

C. Tujuan PenulisanBerdasarkan latar belakang di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui pengertian Project Based Learning.2. Untuk mengetahui landasan Project Based Learning.3. Untuk mengetahui perbedaan kelas Konvensional dengan kelas Project Based Learning.4. Untuk mengetahui langkah-langah Project Based Learning.5. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan Project Based Learning.6. Untuk mengetahui desain pembelajaran dengan Project Based Learn

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Project Based LearningProject based learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, project based learning bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek. Project based learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.Definisi secara lebih komperehensif tentang Project Based Learning menurut The George Lucas Educational Foundation (2005) adalah sebagai berikut :1. Project-based learning is curriculum fueled and standards based. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Project Based Learning, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah displin yang sedang dikajinya.2. Project-based learning asks a question or poses a problem that each student can answer. Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masingmasing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project Based Learning memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.3. Project-based learning asks students to investigate issues and topics addressing real-world problems while integrating subjects across the curriculum. Project Based Leraning merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat jembatan yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project Based Learning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.4. Project-based learning is a method that fosters abstract, intellectual tasks to explore complex issues. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna.Global SchoolNet (2000) melaporkan hasil penelitian the AutoDesk Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:1. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,2. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,3. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan,4. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,5. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,6. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan,7. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,8. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan

B. Landasan Project Based LearningKecenderungan abad XXI ditandai oleh peningkatan kompleksitas peralatan teknologi, dan munculnya gerakan restrukturisasi korporatif yang menekankan kombinasi kualitas teknologi dan manusia, menyebabkan dunia kerja akan memerlukan orang yang dapat mengambil inisiatif, berpikir kritis, kreatif, dan cakap memecahkan masalah. Hubungan manusia-mesin bukan lagi merupakan hubungan mekanistik akan tetapi merupakan interaksi komunikatif yang menuntut kecakapan berpikir tingkat tinggi. Kecenderungan-kecenderungan tersebut mulai direspon oleh dunia pendidikan di Indonesia, yang semenjak tahun 2000 menerapkan empat pendekatan pendidikan, yakni (1) pendidikan berorientasi kecakapan hidup (life skills), (2) kurikulum dan pembelajaran berbasis kompetensi, (3) pembelajaran berbasis produksi, dan (4) pendidikan berbasis luas (broad-based education). Orientasi baru pendidikan itu berkehendak menjadikan lembaga pendidikan sebagai lembaga pendidikan kecakapan hidup, dengan pendidikan yang bertujuan mencapai kompetensi (selanjutnya disebut pembelajaran berbasis kompetensi), dengan proses pembelajaran yang otentik dan kontekstual yang dapat menghasilkan produk bernilai dan bermakna bagi mahasiswa, dan pemberian layanan pendidikan berbasis luas melalui berbagai jalur dan jenjang pendidikan yang fleksibel multi-entry-multi-exit (Depdiknas, dalam Waras, 2007). Pendidikan berorientasi kecakapan hidup, pembelajaran berbasis kompetensi, dan proses pembelajaran yang diharapkan menghasilkan produk yang bernilai, menuntut lingkungan belajar yang kaya dan nyata (rich and natural environment), yang dapat memberikan pengalaman belajar dimensi-dimensi kompetensi secara integratif. Lingkungan belajar yang dimaksud ditandai oleh: 1. Situasi belajar, lingkungan, isi dan tugas-tugas yang relevan, realistik, otentik, dan menyajikan kompleksitas alami dunia nyata; 2. Sumber-sumber data primer digunakan agar menjamin keotentikan dan kompleksitas dunia nyata; 3. Mengembangkan kecakapan hidup dan bukan reproduksi pengetahuan;4. Pengembangan kecakapan ini berada di dalam konteks individual dan melalui negosiasi sosial, kolaborasi, dan pengalaman; 5. Kompetensi sebelumnya, keyakinan, dan sikap dipertimbangkan sebagai prasyarat; 6. Keterampilan pemecahan masalah, berpikir tingkat tinggi, dan pemahaman mendalam ditekankan; 7. Siswa diberi peluang untuk belajar secara apprenticeship di mana terdapat penambahan kompleksitas tugas, pemerolehan pengetahuan dan keterampilan; 8. Kompleksitas pengetahuan dicerminkan oleh penekanan belajar pada keterhubungan konseptual, dan belajar interdisipliner; 9. Belajar kooperatif dan kolaboratif diutamakan agar dapat mengekspos mahasiswa ke dalam pandangan-pandangan alternatif; dan 10. Pengukuran adalah otentik dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran (Simons, dalam Waras, 2007). Memperhatikan karakteristiknya yang unik dan komprehensif, model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) cukup potensial untuk memenuhi tuntutan pembelajaran tersebut. Model Pembelajaran Berbasis Proyek membantu mahasiswa dalam belajar: (1) pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan bermakna-guna (meaningful-use) yang dibangun melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik (Cord, 2001; Hung & Wong, 2000; Myers & Botti, 2000; dalam Global SchoolNet, 2000); (2) memperluas pengetahuan melalui keotentikan kegiatan kurikuler yang terdukung oleh proses kegiatan belajar melakukan perencanaan (designing) atau investigasi yang open-ended, dengan hasil atau jawaban yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh perspektif tertentu; dan (3) dalam proses membangun pengetahuan melalui pengalaman dunia nyata dan negosiasi kognitif antarpersonal yang berlangsung di dalam suasana kerja kolaboratif.

C. Perbedaan Kelas Konvensional dengan Kelas Project Based LearningBerdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan Project Based Learning dikembangkan berdasarkan faham filsafat konstruktivisme dalam pembelajaran. Konstruktivisme mengembangkan atmosfer pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk menyusun sendiri pengetahuannya. Project based learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.Perbedaan situasi kelas konvensional dan Project Based Learning ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan Kelas Konvensional dan Kelas Project Based LearningPada pendekatan Project Based Learning, pengajar berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penuntun. Sedangkan pada kelas konvensional pengajar dianggap sebagai seseorang yang paling menguasai materi dan karenanya semua informasi diberikan secara langsung kepada peserta didik. Pada kelas Project Based Learning, peserta didik dibiasakan bekerja secara kolaboratif, penilaian dilakukan secara autentik, dan sumber belajar bisa sangat berkembang. Hal ini berbeda dengan kelas konvensional yang terbiasa dengan situasi kelas individual, penilaian lebih dominan pada aspek hasil daripada proses, dan sumber belajar cenderung stagnan. Untuk lebih jelasnya perbedaan antara kelas project based learning dan kelas konvensional dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1. Perbedaan Kelas Konfensional dan Kelas Project Based LearningNo.PembedaKonvensionalProject Based Learning

1.Kurikulum Mengacu pada kurikulum yang baku Cakupan materi yang lebar Menghafal materi tanpa berpikir fakta Jangka panjang, interdisciplinary, pelajar sebagai pusat perhatian dalam menyimak isu dunia nyata yang menarik perhatian pelajar Adanya investigasi dan riset yang mendalam

2. Kelas Pengajaran dilakukan dengan penempatan pelajar pada tempat duduk yang rapih dan kaku dalam format baris dan kolom. Berupaya merangkul semua orang bersama-sama, belajar di langkah dan bobot yang sama Berusaha secara individu untuk mencapai target Pelajar duduk secara fleksibel, santai dan berkolaborasi di dalam tim. Petunjuk pembelajaran fleksibel, banyak perbedaan tingkat dan topik yang dipelajari oleh tiap pelajar mendorong pelajar bekerja dalam tim yang heterogen untuk mencapai target

3.PelajarBergantung kepada pengajar dalam menyelesaikan intruksiBertanggung jawab atas diri sendiri, menggambarkan tugasnya sendiri dan bekerja sebagai anggota suatu tim untuk waktu tertentu dengan suatu target

4.PengajarPengajar sebagai pemberi ceramah/ narasumber dan tenaga ahli.Pengajar sebagai fasilitator dan menyediakan sumber daya

5.TeknologiMemberikan reward bagi yang menyelesaikan tugas dan sebaliknya memberikan hukuman bagi yang tidak menguasai konsepMenggunakan alat yang terintegrasi dalam semua aspek kelas, seperti dalam pemecahan masalah, komunikasi, meneliti hasil, dan mengumpulkan informasi.

Sumber: Purnawan, 2007

D. Langkah-Langkah Project Based LearningDi dalam project based learning, pelajar bekerja bersama tugas yang diberikan pengajar agar aktif. Pelajar dapat bekerja secara individu maupun kelompok. Dalam banyak kasus, pelajar mengerjakan proyek secara bersamaan di dalam kelompok kecil. Terdapat dua jenis kelompok, yakni kelompok off-campus dan kelompok on-campus. Kebutuhan dua jenis kelompok ini sedikit berbeda. Pelajar dalam kelompok on-campus dapat bertemu secara fisik, tidak memerlukan alat bantu komunikasi canggih, tetapi memerlukan koordinasi kerja (perencanaan, penjadwalan, dan lain-lain). Pelajar di dalam suatu kelompok off-campus memerlukan komunikasi luas untuk mengerjakan tugas secara kolaboratif. Oleh karena itu, pelajar memerlukan fasilitas synchronous dan asynchronous sebagai tambahan terhadap koordinasi kerja. Kegiatan pelajar dapat dikelompokkan tiga kategori aktifitas individu, aktifitas dalam kelompok, dan aktifitas antar-kelompok. Aktifitas di dalam kategori yang ketiga ini dilaksanakan oleh individu atau kelompok pelajar.1. Secara IndividualSetiap individu pelajar mempunyai kebutuhan yang tidak perlu sama dalam suatu kelompok. Tiap-tiap pelajar mempunyai kemampuan yang berbeda, pendekatan belajar, dan penyelesaian tugas. Selama mengerjakan proyek, tiap pelajar melaksanakan aktifitas seperti : memvisualisasikan aktifitas proyek dan mencari tugas yang akan dikerjakan, mengatur jadwal, mengorganisir materi pembelajaran, menata dokumen (computer-files), mengirimkan pesan kepada pengajar atau ahli, self assessment. Para pelajar dapat memberikan kontribusi terhadap proyek yang berbeda secara simultan.2. Di dalam Kelompok Ketika seseorang bekerja di dalam kelompok, para pelajar harus bekerja sama. Kerja sama berlangsung dalam wujud aktifitas dasar seperti : brainstorming, diskusi, melakukan editing dokumen secara bersama-sama, sinkronisasi komunikasi lewat audio, video, atau text, menata dokumen kelompok, task scheduling, peer assessment. Sebagian dari aktifitas ini dapat dilakukan bersama kelompok on-campus tanpa perangkat spesifik. Sedangkan para pelajar dalam kelompok off-campus didukung oleh perangkat yang memadai.3. Antar KelompokDi dalam project based learning, para pelajar menyelesaikan aktifitas lain dalam bentuk berbagi informasi dan pengetahuan dengan kelompok lain. Contoh aktifitas ini adalah : presentasi, peer reviews, memberikan kontribusi pada forum diskusi.Ini adalah tahapan utama pembelajaran dan terdiri dari sejumlah aktifitas berkenaan dengan persiapan dan langkah penting pengerjaan suatu proyek. Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning terdiri dari :1. Start With the Essential QuestionPembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relefan untuk para peserta didik.2. Design a Plan for the ProjectPerencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.3. Create a SchedulePengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (a) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (b) membuat deadline penyelesaian proyek, (c) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (d) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (e) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.4. Monitor the Students and the Progress of the ProjectPengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.5. Assess the OutcomePenilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.Pada sistem penilaian project based learning kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Oleh karena itu, pada penilaian proyek ini setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:a. Kemapuan pengelolaanKemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.b. RelevansiKesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.c. KeaslianProyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.6. Evaluate the ExperiencePada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.Penerapan Project Based Learning telah menunjukan bahwa pendekatan tersebut sanggup membuat peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan faham konstruktivisme. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggali sendiri informasi melalui membaca berbagai buku secara langsung, membuat presentasi untuk orang lain, mengkomunikasikan hasil aktivitasnya kepada orang lain, bekerja dalam kelompok, memberikan usul atau gagasannya untuk orang lain dan berbagai aktivitas lainnya. Semuanya menggambarkan tentang bagaimana semestinya orang dewasa belajar agar lebih bermakna.

E. Keuntungan dan Kekurangan Project Based LearningProject based learning adalah suatu pendekatan komprehensif yang memberikan petunjuk bagi pelajar, bekerja secara individu atau kelompok, dan berhubungan dengan topik di dunia nyata. Penerapan project based learning yang baik dapat memberikan kemampuan yang bermanfaat bagi pelajar.Keberhasilan project based learning terjadi ketika pelajar mendapatkan motivasi yang tinggi, merasa aktif dalam pembelajarannya, dan menghasilkan hasil kerja berkualitas tinggi. Berikut bebrapa keuntungan dengan pendekatan project based learning (Purnawan, 2007):1. Memotivasi pelajar dengan melibatkannya di dalam pembelajarannya, membiarkan sesuai minatnya, menjawab pertanyaan dan untuk membuat keputusan dalam proses belajar.2. Menyediakan kesempatan pembelajaran berbagai disiplin ilmu. 3. Membantu keterkaitan hidup di luar sekolah, memperhatikan dunia nyata, dan mengembangkan ketrampilan nyata.4. Menyediakan peluang unik karena pengajar membangun hubungan dengan pelajar, sebagai pelatih, fasilitator, dan co-learner.5. Menyediakan kesempatan untuk membangun hubungan dengan komunitas yang besar.6. Membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.7. Mendorong pesrta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan ketrampilan komunikasi.8. Memberikan pengalaman pada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.9. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.Project based learning memang memiliki banyak kelebihan, namun di sisi lain pembelajaran yang berbasis proyek seperti ini juga memiliki kelemahan. Kelemahan dalam project based learning antara lain:1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.3. Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di dalam kelas.4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.6. Ada kemungkinan peserta didik ada yang kurang aktif dalam kerja kelompok.7. Ketika topik yang diberikan pada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.

F. Desain Program Project Based LearningDesain program pembelajaran Geografi untuk kelas X SMA kali ini akan dikembangkan dengan prinsip Project based Learning. Kegiatan pembelajaran akan dibagi ke dalam beberapa fase yang ditujukan agar siswa memiliki kesempatan untuk merencanakan, mengimplementasi dan mempresentasikan projek yang mereka kembangkan. Dari fase-fase tersebut diharapkan siswa dapat memperkaya wawasan teoritis dan empiris berdasarkan hasil pengembangan diri misalnya melalui refleksi terhadap praktik dan pengembangan sejawatnya. Contoh desain pelaksanaan pembelajaran Geografi kelas X dengan menerapkan project based learning, adalah sebagai berikut:Kompetensi Inti :4. Mencoba mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.Kompetensi Dasar :4.1. Menyusun karya tulis berdasarkan hasil observasi gejala litosfer, atmosfer atau hidrosfer di lingkungan sekitar dengan pendekatan geografi.4.2. Menyajikan karya tulis gejala litosfer, atmosfer, dan hidrosfer dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.1. Fase Persiapana. Guru membuka pembelajaran dengan bercerita tentang masalah-masalah lingkungan hidup kaitannya dengan fenomena geosfer, yaitu gejala litosfer, atmosfer dan hidrosfer.b. Guru mengembangkan strategi pembelajaran (Project-based Learning) yang dimulai dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan esensial pada siswa yang nantinya akan menjadi topik dalam penugasan.c. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok Tiap kelompok mengidentifikasi permasalahan yang akan menjadi projek mereka;d. Fokus permasalahan setiap kelompok berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar yang ada kaitannya dengan fenomena geosfer, yaitu gejala litosfer, atmosfer dan hidrosfer.e. Tugas ini dikerjakan oleh siswa selama satu minggu dan akan dibahas pada pertemuan berikutnya.2. Fase ImplementasiSiswa:a. Mengembangkan perencanaan projek, dimulai dari identifikasi permasalahan, strategi riset dan pemecahan masalah serta pengembangan laporan;b. Melakukan riset untuk memecahkan permasalahan; siswa melakukan studi lapangan dan mengkomparasikan dengan hasil studi teoritis sehingga siswa dapat menjelaskan ragam praksis yang terjadi serta kaitannya dengan rujukan teoretis tertentu.c. Dalam perkembangan risetnya, siswa dapat melakukan bimbingan terprogram untuk penyusunan laporan kegiatan projek.Guru:Memberikan arahan dan bimbingan pada siswa dalam menyusun laporan riset projek.3. Fase SeminarSiswa:a. Sekelompok siswa mempresentasikan temuan dari projeknya dan kelompok lain menanggapi.b. Siswa saling mendiskusikan temuan mereka serta merefleksikan terhadap apa yang mereka lakukan sehari-hari.Guru:a. Memandu dan memfasilitasi kegiatan presentasi dan diskusi.b. Memberikan umpan balik, input, saran dan rekomendasi.4. Fase PenutupSiswa:Memberikan umpan balik dan masukan terhadap jalannya pembelajaran dengan pendekatan Project-based Learning yang digunakan.Guru:Memberikan review terhadap materi pembelajaran.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, sesuai dengan tujuan penulisan makalah kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis adalah sebagai berikut:1. Project Based Learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.2. Model pembelajaran ini muncul karena kecenderungan abad XXI ditandai oleh peningkatan kompleksitas peralatan teknologi, dan munculnya gerakan restrukturisasi korporatif yang menekankan kombinasi kualitas teknologi dan manusia, menyebabkan dunia kerja akan memerlukan orang yang dapat mengambil inisiatif, berpikir kritis, kreatif, dan cakap memecahkan masalah.3. Implementasi pembelajaran dengan pendekatan konvensional dengan project based learning jelas berbeda. Pada pembelajaran konvensional, kelas cenderung berpusat pada guru. Sedangkan pada kelas project based learning cenderung siswa yang mencari tahu sendiri apa yang mereka pelajari baik secara individu ataupun kelompok, guru hanya berperan sebagai fasilitator di dalam kelas.4. Langkah pelaksanaan project based learning dimulai dari pertanyaan esensial yang emngandung masalah, perencanaan program, pembuatan jadwal pelaksanaan, monitoring, penyusunan laporan, penilaian,dan diakhiri dengan evaluasi.5. Project based learning lebih memiliki banyak kelebihan dibanding kelas konvensional. Pelaksanaannyapun dapat di desain sesuai kebutuhan dalam mata pelajaran yang akan digunakan. Walaupun dalam pelaksanaannya juga memiliki banyak kekurangan, khusunya mengenai waktu pelaksanaan dan pembiayaan.6. Desain pembelajaran project based learning dapat disesuaikan sesuai kebutuhan masing-masing mata pelajaran dan materi pembelajaran.

B. KomentarProject Based Learning merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang sesuai dengan implementasi Kurikulum 2013, yang menghendaki adanya pendekatan scientific dalam pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya untuk setiap guru dapat menerapkan model pembelajaran ini. Karena dengan model pembelajaran seperti inilah siswa akan menjadi lebih aktif dan kreatif, dengan belajar dari apa yang mereka lihat dari lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Global School Net.( 2000). Introduction to Networked Project-Based Learning.http://www.gsn.org/web/pbl/whatis.htm (diuduh pada 1 Oktober 2014, pukul 22:10 WIB).Kemendikbud. 2013. Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta.Rais 2009. Pengembangan Model Project Based Learning: Suatu Upaya Meningkatkan Kecakapan Akademik Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UNM.Laporan Penelitian Tahun I DP2M DIKTI-LEMLIT UNM.

Purnawan,Yudi. 2007. Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis Proyek. http://www.yudipurnawan.wordpress.com (diakses pada 30 September 20.14 WIB).

Sudarya, Yahya. 2008. Pengembangan Project-Based Learning dalam Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran di PGSD Bumi Siliwangi UPI. Jurnal Pendidikan Dasar No.10 Oktober 2008. UPI: Bandung.Waras, Kamdi. 2007. Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran. http://lubisgrafura.wordpress.com (diunduh pada 1 Oktober 2014, pukul 22.00 WIB).

18