PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU … · kemampuan klinis mahasiswa, baik kemampuan...

24
GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN TERHADAP PELAKSANAAN OSCA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIYAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata1 pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : Harti Cahya Hati J 210.151.042 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU … · kemampuan klinis mahasiswa, baik kemampuan...

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN

TERHADAP PELAKSANAAN OSCA DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIYAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata1 pada Jurusan

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

Harti Cahya Hati

J 210.151.042

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

i

HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA S1

KEPERAWATAN TERHADAP PELAKSANAAN

OSCA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIYAH

Oleh:

Harti Cahya Hati

J210151042

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

(Enita Dewi, S.Kep.,Ns.,MN)

ii

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oranglain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaan dalam pernyataan saya di atas,maka akan

saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, April 2017

Penulis

HARTI CAHYA HATI

J210.151.042

1

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN

TERHADAP PELAKSANAAN OSCA DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Harti Cahya Hati*

Enita Dewi, S.Kep.,Ns.,MN**

*Mahasiswa Keperawatan FIK UMS

**Dosen Keperawatan FIK UMS

Abstract

Pendahuluan OSCE/OSCA merupakan metode evaluasi yang digunakan untuk menilai

kemampuan klinis mahasiswa, baik kemampuan psikomotor, pengetahuan, dan sikap yang

dinilai secara bersamaan dalam satu waktu. Dalam pelaksanaan OSCA ada beberapa

perangkat yang disediakan sebelum ujian, seperti ruangan atau station, penguji, checklist

penilaian, pasien atau probandus, serta alat dan bahan yang akan digunakan mahasiswa.

OSCE/OSCA penting bagi mahasiswa dan memiliki keunggulan bahwa OSCE berdampak

positif yaitu salah satunya menjadikan mahasiswa lebih siap sebelum praktik di Rumah Sakit.

Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan mengenai tingkat kepuasan mahasiswa S1

keperawatan dalam menjalani ujian OSCA. Metode penelitian yang digunakan merupakan

penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa

semester III keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 105

responden. Tehknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah kuisioner tentang tingkat

kepuasan mahasiswa dalam OSCA. Analisi yang digunakan adalah univariat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dari lima kategori yang di teliti, pertama kategori kepuasan

mahasiswa terhadap fasilitator OSCA distibusi terbesar adalah cukup memuaskan sebanyak

61 (58,1%), kedua kepuasan mahasiswa terhadap sistem penilaian OSCA distribusi terbesar

adalah cukup memuaskan sebanyak 46 (43,8%), ketiga kepuasan mahasiwa terhadap diri

sendiri dalam proses OSCA distribusi terbesar adalah cukup memuaskan sebanyak 59

(56,2%), keempat kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA distribusi terbesar adalah

memuaskan sebanyak 51 (48,5%), dan kelima kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA

distribusi terbesar adalah cukup memuaskan sebanyak 71, (67,6%). Simpulan dari penelitian

ini kelima kategori yang diteliti distribusi terbanyak adalah cukup memuaskan dari seluruh

responden kemudian memuaskan.

Kata kunci: OSCA (objective structured clinical assessment), kepuasan, mahasiswa.

Abstract

Introduction OSCE/OSCA is a method of evaluation used to assess the students‟ clinical

skill, either psychomotor skill, knowledge, or attitude which are simultaneously assessed at

the same time. In the implementation of OSCA, there are several equipment which are

provided before the examination, such as room or station, examiner, assessment checklist,

standardized patient, as well as the equipment and materials that will be used by the students.

OSCE/OSCA is important for the students and has superiority that OSCE has positive

impacts, one of the impacts is making the students more prepared before practicing in the

hospital. Purpose this research aims to explain about the students‟ satisfaction level of

nursing undergraduate in having the examination of OSCA. The method of research used is

a descriptive quantitative research. The sample used in this research is the nursing students of

2

the 3rd semester of Muhammadiyah University of Surakarta as many as 105 respondents. The

technique of sampling used is purposive sampling. The instrument used to obtain the data is

questionnaire about the the students‟ satisfaction level in OSCA. The analysis used is

univariate. The results of the research revealed that from the five researched categories, in

the first category, the students‟ satisfaction on the facilitator of OSCA, the biggest

distribution is satisfying enough as much as 61 (58.1%); second, the students‟ satisfaction on

the assessment system of OSCA, the biggest distribution is satisfying enough as much as 46

(43.8%); third, from the students‟ satisfaction on themselves in the process of OSCA, the

biggest distribution is satisfying enough as much as 59 (56.2%), fourth, from the students‟

satisfaction on the facilities of OSCA, the biggest distribution is satisfying enough as much as

51 (48.5%), and fifth, from the students‟ satisfaction on the process of OSCA, the biggest

distribution is satisfying enough as much as 71 (67.6%). Conclusion from this research, from

the five categories which are researched, the most distribution is satisfying enough from all

respondents.

Keywords: OSCA (objective structured clinical assessment), satisfaction, students.

1. PENDAHULUAN

Pelayanan keperawatan yang profesional memerlukan penataan pendidikan

keperawatan yaitu pengembangan pendidikan keperawatan profesional dengan landasan

kokoh yang berlandaskan pada wawasan keilmuan, orientasi pendidikan serta kerangka

konsep pendidikan (Nursalam, 2015). Pernyataan ini sesuai dengan tujuan pendidikan tinggi

keperawatan di Indonesia yaitu untuk menghasilkan perawat yang mampu memberikan

pelayanan keperawatan profesional untuk pasien (Hannie, 2001).

Masyarakat dalam menghadapi peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta

perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat di era globalisasi ini, maka setiap institusi

pendidikan kesehatan diharuskan untuk dapat menghasilkan lulusan yang profesional dalam

keterampilan, sikap, dan perilaku. Menyikapi masalah tersebut maka Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Tengah melalui Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) memberikan

kewenangan untuk meningkatkan mutu lulusan tenaga kesehatan melalui standart

kewenangan profesi dengan metode OSCA (Objective Structured Clinical Assessment)

(MTKP, 2008).

OSCE/OSCA pertama kali diperkenalkan tahun 1975 oleh Ronald Harden dari

University of Dendee, Skotlandia. OSCE/OSCA kemudian di adaptasi untuk diterapkan oleh

disiplin ilmu kesehatan lainnya termasuk keperawatan pada tahun 2004 di Inggris (Ahmad &

Abu Bakar, 2009). Program sarjana keperawatan menggunakan objective srtuctural clinical

assessment (OSCA) untuk menilai pengetahuan dan menentukan kompetensi mahasiswa

(McWillian & Botwinski, 2012). OSCE/OSCA merupakan metode evaluasi yang digunakan

3

untuk menilai kemampuan klinis mahasiswa, baik kemampuan psikomotor, pengetahuan, dan

sikap yang dinilai secara bersamaan dalam satu waktu dengan kondisi yang dibuat berbeda-

beda (Nursalam & Effendi, 2008; McWilliam & Botwinski, 2009; Ahmad & Abu Bakar,

2009). Tujuan utama OSCE adalah untuk mengevaluasi keterampilan dan sikap pada tingkat

yang lebih tinggi untuk pembelajaran terintegrasi (Harden, 1975; Gupta et all, 2010; Zayyan,

2011).

Dalam pelaksanaan OSCA ada beberapa perangkat yang harus disediakan sebelum

ujian di mulai, seperti ruangan atau station, penguji, checklist penilaian, pasien atau

probandus, serta alat dan bahan yang akan digunakan mahasiswa (Wahyuni, 2012).

Komponen tersebut sangat penting dan mempengaruhi kepuasan mahasiswa dalam OSCA.

Menurut Brannick & Prewett (2011), Kekuatan dan keuntungan dari penilaian OSCE adalah

memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan dalam melakukan

keterampilan klinis yang spesifik.

OSCE/OSCA penting bagi mahasiswa dan memiliki berbagai keunggulan bahwa

OSCE berdampak positif yaitu, memiliki penilaian yang berarti (47,7%), sebagai penilaian

yang fair (57,3%), dan menjadikan mahasiswa lebih siap sebelum praktik di Rumah Sakit

(47,7%) (Brosnan et all, 2006). Dampak positif OSCE/OSCA bagi mahasiswa yaitu OSCA

memiliki dampak positif pada pengetahuan tentang teori-teori yang mendukung keterampilan

(97,7%), OSCA memiliki dampak positif pada motivasi untuk menjadi perawat yang sangat

baik (97,1%), OSCA memiliki dampak positif pada keterampilan klinis (98,8%) (Maran,

2014).

Menurut hasil penelitian Wahyuni (2012), tentang kepuasan mahasiswa terhadap

metode OSCA menunjukkan bahwa (19%) yang menyatakan tidak puas dan sebanyak (1%)

yang dalam kategori sangat tidak puas terhadap pelaksanaan ujian dengan metode OSCA. Hal

tersebut dikuatkan mengenai bimbingan sebelum OSCA dirasakan kurang oleh mahasiswa,

sedangkan (45%) menyatakan cukup puas dan sebanyak (7%) dalam kategori sangat puas, hal

ini dikarenakan kemudahan dan kejelasan mendapatkan informasi pelaksanaan ujian metode

OSCA serta pelayanan kepada mahasiswa dilakukan dengan cepat dan tepat mendapatkan

penilaian cukup memuaskan dari mahasiswa.

Penilitian lain oleh Amiri & Nickbakht (2012) tentang kepuasan mahasiswa, dosen,

dan tutor terhadap ujian OSCE, sebagian besar siswa dan pemeriksa lebih suka metode OSCE

dibandingkan dengan metode konvensional. Kepuasan tertinggi di kedua kelompok itu terkait

dengan peralatan, dan kepuasan terendah terkait dengan waktu yang dialokasikan untuk

setiap tes.

4

Peneliti melakukan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada lima mahasiswa

tentang kepuasan mereka menjalani ujian OSCA di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dua dari mereka mengatakan bahwa mahasiswa merasa waktu yang diberikan belum cukup.

Ada beberapa penguji yang memberikan feedback/komentar saat ujian berlangsung membuat

mahasiswa gugup dan sulit berkonsentrasi, namun secara keseluruhan dari kelima mahasiswa

mengatakan puas terhadap pelaksanaan OSCA.

Tujuan dari penelitian adalah untuk menjelaskan mengenai tingkat kepuasan mahasiswa S1

keperawatan terhadap pelaksanaan OSCA.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah

suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang

ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau (Furchan, 2007). Populasi

penelitian adalah mahasiswa S1 keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang

terdiri dari mahasiswa semester tiga dengan jumlah 105 responden.

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 keperawatan semester III

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini menggunakan nonprobability sampling

dengan jenis pengambilan sampel purposive sampling sesuai dengan kriteria. Penelitian ini

menggunakan alat ukur kuisioner tingkat kepuasan mahasiswa. Tekhnik analisa data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisa Univariate.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia

12,4

87,6

0

20

40

60

80

100

Laki-laki perempuan

Persentase (%)

5

Grafik 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelami

Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 1 di atas diketahui bahwa distribusi

terbesar karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebanyak

87,6%, kemudian laki-laki sebanyak 12,4%. Hal ini menggambarkan bahwa

perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.

Grafik 2. Karakteristik responden berdasarkan usia

Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 2 di atas di ketahui bahwa distribusi

terbesar karakteristik responden berdasarkan usia adalah 19 tahun sebanyak 81%.

kemudian usia 20 tahun adalah sebanyak (11,4%), dan usia 18 tahun adalah

sebanyak (7,6%).

1. Tingkat Kepuasan Mahasiswa

a. Kepuasan Mahasiswa Terhadap Fasilitator OSCA berdasarkan karakteristik

Grafik 3. Tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap fasilitator OSCA

7,6

81

11,4

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

18 tahun 19 tahun 20 tahunPersentase (%)

2

4

3,15

0,635

0

1

2

3

4

5

Skor minimal Skor maksimal Mean Standar deviasi

nilai

6

Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 3 di atas diketahui bahwa

nilai tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap fasilitator OSCA

berdasarkan karakteristik adalah nilai terendah atau skor minimal 2 yang

berarti kurang puas, kemudian nilai tertinggi atau skor maksimal adalah 4

yang berarti memuaskan. Dari kelima kategori tentang kepuasan mahasiswa

terhadap fasilitator OSCA berdasarkan karakteristik tidak ada responden yang

menyatakan tidak puas dan sangat puas terhadap fasilitator OSCA. Nilai rata-

rata adalah 3,15 yang menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa terhadap

fasilitator OSCA cukup memuaskan, standar deviasi sebanyak 0,635 yang

berarti bahwa rentang variasi data adalah kecil/sempit.

Grafik 4. Kepuasan mahasiswa terhadap fasilitator OSCA

Grafik 4 di atas menunjukkan bahwa distribusi terbesar dari kepuasan

mahasiswa terhadap fasilitator OSCA berdasarkan karakteristik adalah cukup

memuaskan sebanyak (58,1%), hal tersebut menggambarkan bahwa peran

fasilitator sangat membantu dalam pelaksanaan ujian OSCA. Kemudian

distribusi memuaskan sebanyak (26,1%), dan kurang memuaskan sebanyak

(15,3%). Dari 105 jumlah responden tidak ada responden yang menyatakan

tidak puas dan sangat puas terhadap fasilitator OSCA.

a. Kepuasan Mahasiswa Terhadap Sistem Penilaian OSCA berdasarkan

karakteristik

15,3

58,1

26,1

0

10

20

30

40

50

60

70

Kurang memuaskan Cukup memuaskan Memuaskan

Persentase (%)

7

Grafik 5. Kepuasan mahasiswa terhadap sistem penilaian OSCA

Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 3 di atas diketahui bahwa

nilai tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap penilaian OSCA

berdasarkan karakteristik adalah nilai terendah atau skor minimal adalah 1

yang berarti tidak puas, kemudian nilai tertinggi atau skor maksimal adalah 5

yang berarti sangat memuaskan. Nilai rata-rata adalah 2,84 yang menunjukkan

bahwa kepuasan mahasiswa terhadap sistem penilaian OSCA cukup

memuaskan, standar deviasi sebanyak 0,776 yang berarti bahwa rentang

variasi data adalah besar/lebar.

Grafik 6. Kepuasan mahasiswa terhadap sistem penilaian OSCA

Grafik 6 di atas menunjukkan bahwa distribusi terbesar dari kepuasan

mahasiswa terhadap sistem penilaian OSCA berdasarkan karakteristik adalah

cukup memuaskan sebanyak 43,8%, hal tersebut menggambarkan bahwa

sistem penilaian dalam OSCA sudah baik dan mudah dipahami oleh

1

5

2,84

0,776

0

1

2

3

4

5

6

Skor minimal Skor maksimal Mean Standar deviasi

nilai

5,8

26,7

43,8

15,2

8,6

0

10

20

30

40

50

Tidakmemuaskan

Kurangmemuaskan

Cukupmemuaskan

Memuaskan Sangatmemuaskan

Presentase (%)

8

mahasiswa. Kemudian distribusi memuaskan sebanyak 15,2%, dan sangat

memuaskan sebanyak 8,6%. Dari 105 jumlah responden terdapat sebanyak

5,8% responden yang menyatakan tidak puas dan sebanyak 26,7% responden

mengatakan kurang puas terhadap sistem penilaian OSCA.

b. Kepuasan mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA berdasarkan

karakteristik

Grafik 7. tendensi sentral mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA

Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 7 di atas diketahui bahwa nilai

tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA

berdasarkan karakteristik adalah nilai terendah atau skor minimal 2 yang

berarti kurang puas, kemudian nilai tertinggi atau skor maksimal adalah 5

yang berarti sangat puas. Nilai rata-rata adalah 3,25 yang menunjukkan bahwa

kepuasan mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA berdasarkan

karakteristik cukup memuaskan, standar deviasi sebanyak 0,575 yang berarti

bahwa rentang variasi data adalah kecil/sempit.

2

5

3,25

0,575

0

1

2

3

4

5

6

Skor minimal Skor maksimal Mean Standar deviasi

nilai

10,6

56,2

32,2

1 0

10

20

30

40

50

60

Kurangmemuaskan

Cukupmemuaskan

memuaskan Sangatmemuaskan

Presentase (%)

9

Grafik 8. Kepuasan mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA

Grafik 8 di atas menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa terhadap

diri sendiri dalam proses OSCA berdasarkan karakteristik adalah distribusi

terbesar cukup memuaskan sebanyak 56,2%, hal tersebut menggambarkan

bahwa mahasiswa merasa ujian OSCA sangat penting dan memiliki dampak

positif terhadap diri mahasiswa itu sendiri. Kemudian distribusi memuaskan

sebanyak 32,2%, dan sangat memuaskan sebanyak 1%. Dari 105 jumlah

responden tidak ada responden yang mengatakan tidak puas terhadap diri

sendiri dalam proses OSCA.

b. Kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA berdasarkan karakteristik.

Grafik 9. Tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA

Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 9 di atas diketahui bahwa nilai

tendensi sentrak kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA berdasarkan

karakteristik adalah nilai terendah atau skor minimal adalah 2 yang berarti

kurang puas, kemudian nilai tertinggi atau skor maksimal adalah 5 yang

berarti sangat puas. Nilai rata-rata adalah 3,44 yang menunjukkan bahwa

kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA berdasarkan karakteristik cukup

memuaskan, standar deviasi sebanyak 0,599 yang berarti bahwa rentang

variasi data adalah kecil/sempit.

2

5

3,44

0,599

0

1

2

3

4

5

6

Skor minimal Skor maksimal Mean Standar deviasi

nilai

10

Grafik 10. Kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA

Grafik 10 diatas menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa terhadap

diri sendiri dalam proses OSCA berdasarkan karakteristik adalah distribusi

terbesar yaitu memuaskan sebanyak 48,5%, hal tersebut menggambarkan

bahwa mahasiswa puas terhadap fasilitas yang disediakan untuk pelaksanaan

ujian OSCA. Kemudian distribusi cukup memuaskan sebanyak 43,9%, dan

sangat memuaskan sebanyak 1,9%, serta kurang memuaskan sebanyak 5,7%.

Dari 105 jumlah responden tidak ada responden yang mengatakan tidak puas

terhadap fasilitas OSCA berdasarkan karakteristik.

c. Kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA berdasarkan karakteristik

Grafik 11. Tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA

Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 11 di atas diketahui bahwa

nilai tendensi sentral kepuasan mahasiswa terhadap rposes OSCA berdasarkan

karakteristik adalah nilai terendah atau skor minimal 2 yang berarti kurang

puas, kemudian nilai tertinggi atau skor maksimal adalah 4 yang berarti

memuaskan. Dari kelima kategori kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA

berdasarkan karakteristik tidak ada responden yang menyatakan tidak puas

dan sangat puas. Nilai rata-rata adalah 3,13 yang menunjukkan bahwa

5,7

43,9 48,5

1,9 0

10

20

30

40

50

60

Kurangmemuaskan

Cukupmemuaskan

Memuaskan Sangatmemuaskan

Presentase (%)

2

4

3,13

0,513

0

1

2

3

4

5

Skor minimal Skor maksimal Mean Standar deviasi

nilai

11

kepuasan mahasiswa terhadap fasilitator cukup memuaskan, standar deviasi

sebanyak 0,513 yang berarti bahwa rentang variasi data adalah kecil/sempit.

Grafik 12. Kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA

Grafik 12 diatas menunjukkan menunjukkan bahwa distribusi terbesar

dari kepuasan mahasiswa terhadap proses OSCA berdasarkan karakteristik

adalah cukup memuaskan sebanyak 67,6%, hal tersebut menggambarkan

bahwa mahasiswa setuju dengan sistem pelaksanaan OSCA untuk

mengevaluasi mahasiswa. Kemudian distribusi memuaskan sebanyak 22%,

dan kurang memuaskan sebanyak 10,6%. Dari 105 jumlah responden tidak ada

responden yang menyatakan tidak puas dan sangat puas terhadap proses

OSCA berdasarkan karakteristik.

3.2 Pembahasan

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini adalah data demografi responden yaitu jenis

kelamin dan usia, dalam penelitian ini rara-rata responden terbanyak adalah perempuan

dibandingkan laki-laki. Usia responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah berusia 19

tahun, kemudian 20 tahun, dan 18 tahun.

b. Kategori Kepuasan Mahasiswa Terhadap Fasilitator

Dari hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar responden menyatakan

cukup memuaskan, seperti pada pernyataan tentang “fasilitator mempersiapkan alat

atau instrumen untuk ujian OSCA dengan baik dan tertata”. Hal tersebut

menggambarkan bahwa mahasiswa puas dengan adanya fasilitator yang membantu

dalam pelaksanaan ujian OSCA dan peralatan-peralatan yang disediakan pihak

10,6

67,6

22

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Kurang memuaskan Cukup memuaskan Memuaskan

Presentase (%)

12

akademik sudah termasuk lengkap sehingga memudahkan mahasiswa dalam

pelaksanaan ujian OSCA. McCoy dan Merrick (2001) menjelaskan bahwa

keberhasilan ujian OSCA tidak terlepas dari komponen yang mempengaruhinya, di

antaranya yaitu mahasiswa, fasilitator, SP/probandus dan dosen sebagai penguji.

Namun meskipun demikian masih ada dari responden yang mengatakan kurang

memuaskan yaitu pernyataan tentang “fasilitator memberikan pengarahan kepada

mahasiswa sebelum memasuki ruang ujian”. Hal tersebut dirasakan mahasiswa

karena fasilitator hanya memberikan pengarahan pada awal sebelum ujian

berlangsung, mahasiswa yang memberikan pernyataan kurang puas tersebut

memiliki pengalaman ujian ulang/remidi ujian OSCA. Ross at all (2005),

mengungkapkan bahwa keberhasilan penyelenggaraan OSCE juga tidak terlepas

dari peran dan fungsi tenaga pendukung seperti pengelola dan asisten laboratorium,

peran mereka sangat penting terutama dalam persiapan ruangan, alat-alat, logistic

termasuk konsumsi, dan mendukung pelaksaan OSCE agar berjalan dengan baik.

Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu laboran Mini

Hospital FIK UMS, tugas fasilitator dalam ujian OSCA yaitu mempersiapkan alat,

dan sebagai timer, mempersiapkan stase/ ruang ujian dan memberikan pengarahan

kepada mahasiswa sebelum memasuki ruang ujian. Maka fasilitator dalam ujian

OSCA sangat berperan penting dan fasilitator dalam OSCA sudah menjalankan

tugasnya dengan baik.

c. Kepuasan Mahasiswa Terhadap Sistem Penilaian berdasarkan karakteristik

Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa sebagian besar responden

mengatakan cukup memuaskan, seperti pada pernyataan tentang “Kepuasan anda

terhadap penjelasan skenario kasus yang diberikan”. Kasus yang diberikan dalam

ujian OSCA sudah jelas dan mudah dipahami oleh mahasiswa terbukti bahwa dari

105 jumlah responden, rata-rata responden menjawab cukup memuaskan terhadap

penjelasan skenario kasus yang diberikan. Namun meskipun demikian masih ada

dari responden yang mengatakan tidak puas yaitu pernyataan tentang “kepuasan

anda terhadap format penilaian yang diujikan dalam ujian OSCA”. Menurut

Katrina (2011), checklist berisi daftar materi-materi keterampilan klinis yang harus

dilakukan peserta saat ujian OSCE berlangsung. Checlist juga dapat dipakai oleh

penguji untuk menilai kemampuan dan pengetahuan peserta pada setiap pos yang

dilajanin. Daftar-daftar ini dapat dipakai peserta dalam persiapan untuk menilai

13

kemampuan untuk melakukan materi keterampilan klinis baik untuk dirinya sendiri

maupun untuk menilai orang lain dalam suatu kelompok belajar, sebelum OSCE

dilaksanakan.

d. Kepuasan mahasiswa terhadap diri sendiri dalam proses OSCA berdasarkan

karakteristik

Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa sebagian besar responden

mengatakan cukup memuaskan, seperti pernyataan tentang “Kepuasan anda

terhadap diri anda sendiri dalam menjalani ujian OSCA”. Hal tersebut

menggambarkan bahwa kepuasan diri yang dirasakan oleh mahasiswa setelah

keinginan, harapan, dan kebutuhannya terpenuhi setelah menjalani ujian OSCA.

Meskipun demikian masih ada dari mahasiswa yang berada dalam kategori kurang

memuaskan yaitu pernyataan tentang “kepuasan anda terhadap persiapan diri anda

sendiri sebelum pelaksanaan ujian OSCA”. Pratiwi (2010) beberapa hal yang

dilakukan oleh sebagian besar peserta sebelum menghadapi ujian praktikum

dengan metode OSCA, seperti istirahat cukup, makan-makanan bergizi dan sarapan

pagi sebelum menghadapi ujian. Sedangkan persiapan psikis, faktor kejiwaan atau

suasana batin yang menyelimuti diri peserta didik pada saat dilaksanakannya

evaluasi seperti suasana gembira, dan murung atau pikiran yang sedang kacau, baik

secara langsung atau tidak langsung akan dapat mempengaruhi diri peserta.

Kemudian menurut Tavia (2014), kondisi kesehatan yang baik sangat dibutuhkan

baik sebelum maupun saat menghadapi OSCE, karena akan mempengaruhi

persiapan dan performa saat ujian.

Beberapa mahasiswa telah melakukan berbagai persiapan sebelum

menghadapi ujian OSCA, mahasiswa melakukan persiapan baik persiapan fisik

maupun psikis. Meskipun demikian tetap saja beberapa mahasiswa mengalami

perasaan cemas sebelum menghadapi OSCA, hal ini yang mempengaruhi persiapan

psikis mahasiswa.

e. Kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas OSCA berdasarkan karakteristik

Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa sebagian besar responden

mengatakan memuaskan terhadap fasilitas OSCA, seperti pada pernyataan

“Kepuasan anda terhadap laboratorium sebagai penyelenggara secara keseluruhan

dalam ujian OSCA”. Standar mutu laboratorium Mini Hospital FIK UMS sudah

sesuai dengan Standar mutu laboratorium menurut LP3M 2015 dari komponen

sarana dan prasarana, peralatan, manajemen, pendukung layananan praktikum dan

14

kebersihan, kesehatan dan keselamatan. Sedangkan masih ada dari mahasiswa yang

mengatakan kurang memuaskan yaitu pernyataan tentang “kepuasan anda terhadap

ketersediaan alat atau instrumen dalam ujian OSCA”. Alinier (2003), menemukan

bahwa OSCE untuk penilaian formatif mahasiswa keperawatan diaktifkan untuk

menjadi akrab dengan prosedur, potongan-potongan peralatan, atau keterampilan

yang membantu untuk membangun kepercayaan dan kompetensi. Penelitian lain

oleh mahasiswa Mitchell et all (2010) keterbatasan sumber daya dan peralatan

yang ada bisa berdampak pada kualitas hasil evaluasi yang pada gilirannya

berdampak pada kompetensi yang dicapai.

f. Kepuasan terhadap proses OSCA berdasarkan karakteristik

Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa sebagian responden menyatakan

cukup memuaskan, seperti pada pernyataan” Kepuasan anda terhadap sistem

pelaksanaan OSCA”. Hal tersebut menggambarkan bahwa mahasiswa merasa ujian

OSCA memberikan banyak manfaat dan dampak positif. Brosnan et all (2006),

OSCE/OSCA penting bagi mahasiswa dan memiliki berbagai keunggulan bahwa

OSCE berdampak positif yaitu, memiliki penilaian yang berarti (47,7%), sebagai

penilaian yang fair (57,3%), dan menjadikan mahasiswa lebih siap sebelum praktik

di Rumah Sakit (47,7%). Tetapi masih ada dari mahasiswa yang mengatakan

kurang memuaskan terutama pernyataan tentang “Kepuasan anda terhadap

SP/probandus dalam OSCA menjalankan tugasnya dengan baik”. Menurut

Widyandana (2006) penggunaan pasien simulasi adalah salah satu inovasi besar

dalam dunia pendidikan keterampilan medis, penggunaan pasien simulasi dapat

mendorong mahasiswa untuk dapat berlatih keterampilan medis secara terintergrasi

dan sesuai dengan konteks klinik.

Penggunaan SP/probandus dalam ujian sangat penting karena bertujuan untuk

melatih mahasiswa menghadapi pasien sessungguhnya meskipun masih ada dari

mahasiswa yang mengatakan kurang memuaskan karena mahasiswa merasa bahwa

SP/probandus kurang kooperatif dalam ujian, tetapi meskipun demikian kepuasan

mahasiswa terhadap proses OSCA rata-rata mahasiswa puas meskipun dalam

rentang cukup puas.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

15

karakteristik demografi mahasiswa Sarjana Keperawatan semester III Universitas

Muhammadiyah Surakarta jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.

usia responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah berusia 19 tahun, kemudian 20

tahun, dan 18 tahun. Analisa univariat menunjukkan dari 105 jumlah responden bahwa

distribusi terbesar adalah cukup memuaskan dan memuaskan.

4.2 Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Institusi pendidikan diharapkan dapat bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi

terhadap pelaksanaan OSCA agar mahasiswa lebih termotivasi dalam menjalani ujian

OSCA.

2. Mahasiswa Keperawatan

Diharapkan agar mahasiswa lebih aktif lagi terhadap pembelajaran praktek di

laboratorium, agar saat pelaksaan OSCA mahasiswa lebih siap sehingga dapat

meningkatkan kepuasan mahasiswa terhadap pelaksanaan OSCA.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, C., Ahmad, N., & Abu Bakar, R. (2009). Assessing nursing clinical skills

performance using objective structured clinical examination (OSCE) for open distance

learning students in Open University Malaysia Paper presented at the ICI9 -

International Conference on Information.

Alinier, G. (2003). Nursing students‟ and lecturers‟ perspectives of objective structured

clinical examination incorporating stimulation. Nursing Education Today, 23, 419-426.

Alma, Bbuchari. 2010. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabet.

Amiri, Marzieh & Nickbakht, Mansoureh. 2012. The Objective Structured Clinical

Examination: A Study On Satisfaction Of Students, Faculty Members, And Tutors. Life

Science Journal; 9 (4).

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Bartfay, W., Rombough, R., Howse, E., & Leblanc, R. (2004). The OSCE approach in

nursing education. Canadian Nurse, 100(3), 19-23.

16

Bedewy, D. & Gabriel, A. 2013. The Development and Psychometric Assessment of a Scale

to Measure The Severity of Examination Anxiety Among Undergraduate University

Student. International journal of educational psychology, 2 (1), pp.81-104.

Brannick, M, T., Erol-Korkmaz, H.T., Prewett, M., 2011. A Systematic Review Of The

Reliability Of Objective Structured Clinical Examination Scores, Med. Educ. 45, 1181-

1189. Doi: 10.1111/j. 1365-2923. 2011. 0407. X .

Brosnan M et all. 2006. Implementing Objective Structured Clinical Skill Evaluation (OSCE)

In Nurse Education Programmes In A Centre In Ireland: A Utilisation Focused

Evaluation. Nurse Education Today: 26:2, 115-122.

Cazzel, Mary (2011). Qualitative Analisys Of Student Beliefs And Attitudes After An

Objective Stuctural Clinical Evaluation: implication for effective domain learning in

undergraduate nursing edication. Jurnal Of Nursing Education. Vol 50

Creswell, John W. 2013. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed

Edisi Tiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2008. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP)

Emerson, Ralph Waldo. 2009. Experience. Essays. USA: Accessible Systems.

Esswi, A, Badawy, A, S., & Shaliabe, H. 2013. OSCE In Maternity And Community Health

Nursing: Saudi Nursing Students Perspective. American Journal Of Research

Communication, Vol.1, no.3, 143-162.

Febriyani, K. 2014. Perbedaan Adversity Question Pada Mahasiswa Yang Mengikuti

Objective Structural Clinical Examination (OSCE) Berdasarkan Motivasi Berprestasi

(skripsi). Yogyakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Gadjah

Mada.

Fidment, S. 2012. The Objective Structured Clinical Exam (OSCE) A Qualitative Study

Exploring The Health Care Students Experience. Students Engagement And Experience

Journal, 1 (1). Pp 1-11

Gemiyani, et all. 2014. Hubungan Adversity Quotient (AQ) Dengan Nilai OSCE Pada

Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jom FK Volume 1

No.2 Oktober 2014.

17

Green, Kathryn & Taylor, Celia. 2013. OSCE Feedback: A Ramdomized Trial Of

Effectiveness, Cost-Effectiveness And Students Satisfaction. Creative Education vol 4,

no 6A 9-14.

Gupta, et all. 2010. Objective Structured Clinical Examination Revisited. Indian pediatric,

47: 911-920.

Handoko, T Hani. 2009. Manajemen. Cetakan Duapuluh Yogyakarta: Penerbit BPEE.

Hannie, M.H.G. (2001). Penjaminan Kualitas Dalam Keperawatan; Konsep Metode Dan

Studi Kasus. Jakarta: EGC.

Harden, R. M. 1988. What is an OSCE?. Med Teacher, 10 (1): 19-12

Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan

Jurusan Pilihan Orang Tua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Hidayat, A Aziz, Alimul. 2008. Metodologi Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika.

HPEQ komponen 2. (2013). Panduan Penyelenggaraan OSCE

Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008

Kementrian Kesehatan R.I. 2014. Profil Kesehatan 2014. Jakarta

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta.

Maran, Di Mark. 2014. Students Perceptions of Practice Assessment In The Skill Laboratory:

An Evaluation Study of OSCAs With Immediate Feedback. Jurnal of Nurse Education

in Practice. 14, 627-634

Martin, I., Stark, P., & Jolly, B. (2000). Benefiting from clinical experience: The influence of

learning style and clinical experience on performance in an undergraduate objective

structured clinical examination. Medical Education, 34, 530-534.

Martono M, et all. 2010. Perbedaan Gender Dalam Prestasi Belajar Mahasiswa Unsoed.

Purwokerto; Universitas Jendral Soedirman.

McCoy, J. A., & Merrick, H. W. (2001). The objective structured clinical examination.

18

McWilliam, et.,all. (2010). Developing a Successful Nursing Objective Structured Clinical

Examination. Jurnal of Nuesing Education. Vol.49. no.1

Mcwilliam, PL, botwinski,CA. 2012. Identifying Strenghs And Weaknesess In The

Utilization Of Objective Structured Clinical Examination (OSCE) In A Nursing

Program . nurs educ.perspect . 33 (1), 35e39

Miller G. 1990. The assessment of clinical skill/ competence/ performance. Academic

medicine; 65: 9, 63-67

Mitchell, M. L., Henderson, A., Groves, M., Dalton, M., & Nulty, D. (2010). The objective

structured clinical examination (OSCE): Optimising its value in the undergraduate

nursing curriculum. Retrieved from http://www98.griffith.edu.au/dspace/bitstream/

10072/28505/1/56208_1.pdf

Notoatmodjo, s. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nurhidayah, Rieka Endah. 2009. Pendidikan Keperawatan. USU Press

Nursalam & Effendi, Ferry. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3.

Jakarta: Salemba Medika.

Nurul & Mubarok. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba

Medika

Poerwandari, E.k. 2009. Pendekatan Kualittaif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta:

LPSP3. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Redfern, et all. (2002). Assessing competence to practice in nursing: A review of the

literature. Research Papers in Education, 17(1), 51-77.

Riana, Eka 2011. Pengalaman Mahasiswa Mengikuti Evaluasi Praktikum Dengan Metode

OSCA Di DIII Kebidanan Stikes „Aisyiah Yogyakarta Tahun 2011

Rusli et,.all . 2000. Panduan Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Bandung: Angkasa Pura

19

Santrock, Jhon W. 2002. Life Span Development. Jakarta: Erlangga.

Sarjono, yetty. 2007. Faktor-Faktor Strategik Pelayanan Dosen Dan Dampaknya Terhadap

Kepuasan Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Varidika, Vol 19,

No 1.

Saryono & Anggraeni, Mekar Dwi. 2010. Metodologi penelitian kualitatif dalam bidang

kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Srinadi, G.A.M & Nilakusumawati, Desak P. 2008. Faktor-Faktor Penentu Kepuasan

Mahasiswa Terhadap Pelayanan Fakultas Sebagai Lembaga Pendidikan Universitas

Udayana. Cakrawala pendidikan. November, Th XXVII, No 3, hal. 217-231.

Suciati & Prasetya Irawan. 2005. Teori Belajar dan Motivasi. Cetakan Kelima. Jakarta: PAU.

PPAI, Universitas Terbuka.

Sugiyono. 2015. Metode penelitian manajemen. Bandung: Alfabeta

Suharmo & Retnoningsih. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Sujarweni, Wiratna. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Suryadi, E. 2008. Pendidikan Di Laboratorium Keterampilan Klinik. Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tomey, Ann Marriner & Martha Raile Alligod. 2006. Nursing Theories And Ther Work.

USA: Mosby Elsevier.

Wahyuni & Baharudin. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Wahyuni, sri. 2012. Analisi Kepuasan Mahasiswa Terhadap Metode OSCA Pada Ujian Akhir

Semester Di Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta. Jurnal

Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, hlm 1-94.

20

Walsh, M., Bailey, P. H., & Koren, I. (2009). Objective structured clinical evaluation of

clinical competence: an integrative review Journal of Advanced Nursing, 65 (8), 1584-

1595.

Yanti & Pertiwi. H. W. 2008. Panduan Praktek Menghadapi UAP Metode OSCA .

Yogyakarta: Mitra Cendekia

Zayyan, M. 2011. Objective Structured Clinical Examination: The Assessment of Choice.

Oman med J., 26 (4): 219-222.