PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA ......dan menyinggung sisi alas, sisi atas dan selimut tabung. 1...

26
ANALISIS PROSES BERPIKIR PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DAN FIELD DEPENDENT BAGI SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 1 SALATIGA JURNAL Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Oleh : Nanik Sugiyarsi 202013039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA ......dan menyinggung sisi alas, sisi atas dan selimut tabung. 1...

  • ANALISIS PROSES BERPIKIR PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

    DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DAN FIELD DEPENDENT

    BAGI SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 1 SALATIGA

    JURNAL

    Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Oleh :

    Nanik Sugiyarsi

    202013039

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2017

  • ANALISIS PROSES BERPIKIR PADA MATERI BANGUN RUANG SISI

    LENGKUNG DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DAN

    FIELD DEPENDENT BAGI SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 1 SALATIGA

    Nanik Sugiyarsi1), Kriswandani2)

    Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Kristen Satya Wacana Jln. Diponegoro 52-60 Salatiga

    [email protected]

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses berpikir siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung

    dengan gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent(FD) bagi siswa kelas IX SMP Negeri

    1 Salatiga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, data yang

    dihasilkan adalah data deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 subjek yang terdiri dari 3 subjek

    dengan gaya kognitif FI dan 3 subjek dengan gaya kognitif FD. Gaya kognitif diukur melalui Group

    Embedded Figures Test (GEFT) yang terdiri dari 18 soal, sedangkan proses berpikir dianalisis dengan

    menggunakan tes proses berpikir pada materi bangun ruang sisi lengkung yang terdiri dari 5 soal cerita

    kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Proses berpikir siswa dikelompokkan menjadi tiga macam

    yaitu proses berpikir konseptual, proses berpikir semikonseptual dan proses berpikir komputasional.

    Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir dengan gaya kognitif FI dalam mengerjakan

    5 soal bangun ruang sisi lengkung memiliki proses berpikir konseptual dan semikonseptual, namun

    cenderung lebih banyak yang memiliki proses berpikir konseptual yang bermakna bahwa subjek

    menggunakan konsep yang telah dipelajari sebelumnya untuk menyelesaikan soal, sedangkan subjek

    FD memiliki proses berpikir konseptual, semikonseptual, dan komputasional namun cenderung lebih

    banyak yang memiliki proses berpikir semikonseptual yang bermakna bahwa subjek kurang dapat

    menggunakan konsep yang dipelajari sebelumnya didalam menyelesaikan soal.

    Kata kunci : proses berpikir, gaya kognitif, field independent, field dependent

    A. PENDAHULUAN

    Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang

    pendidikan, mulai dari pendidikan sekolah dasar, hingga pendidikan sekolah menengah atas.

    Menurut Nuraini (2008), matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas jika

    dibandingkan dengan disiplin ilmu lain, karena pengetahuan matematika tidak dapat

    dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa dalam menerima pelajaran. Siswa

    dalam mempelajari matematika harus mengenal dan memahami objek-objek matematika.

    Menurut Ruseffendi dalam Muhassanah (2014), objek yang terkait langsung dengan aktifitas

    belajar matematika meliputi fakta, keterampilan, konsep, dan aturan/prinsip. Siswa tidak dapat

    memahami matematika hanya dengan menghafal rumus-rumus saja, tetapi membutuhkan

    pengertian, pemahaman dan keterampilan secara mendalam.

    Geometri adalah salah satu cabang dari ilmu matematika. Geometri menempati posisi

    khusus dalam kurikulum matematika sekolah, karena banyaknya konsep yang termuat di

    mailto:[email protected]

  • dalamnya dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari (Abdussakir dalam Yowono,

    2014:959). Materi geometri SMP yang harus dikuasai siswa sesuai standar isi meliputi

    kompetensi dasar tentang hubungan antar garis, sudut (melukis sudut dan membagi sudut),

    segitiga termasuk melukis segitiga, dan segi empat, teorema Pytagoras, lingkaran (garis

    singgung sekutu, lingkaran luar dan lingkaran dalam segitiga dan melukisnya), kubus, balok,

    prisma, limas, dan jaring-jaringnya, kesebangunan, dan kongruensi, tabung, kerucut, bola, serta

    menggunakannya dalam pemecahan masalah.

    Siswa di dalam mempelajari geometri membutuhkan suatu konsep yang matang

    sehingga siswa mampu menerapkan keterampilan geometri yang dimiliki seperti

    memvisualisasi, mengenal bermacam-macam bangun datar dan ruang, mendeskripsikan

    gambar, membuat gambar-gambar bangun datar dan ruang, melabel titik tertentu, dan

    kemampuan untuk mengenal perbedaan dan kesamaan antar bangun geometri. Selain itu, di

    dalam memecahkan masalah geometri dibutuhkan pola berpikir dalam menerapkan konsep dan

    keterampilan dalam memecahkan masalah tersebut. Pada dasarnya geometri memiliki peluang

    yang lebih besar untuk dipahami siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain.

    Hal ini karena ide-ide geometri sudah dikenal oleh siswa sejak sebelum mereka masuk sekolah,

    misalnya garis, bidang dan ruang. Geometri yang dekat dengan siswa seharusnya dapat

    dipahami dengan lebih mudah. Namun pada kenyataan yang ada siswa masih mengalami

    kesulitan dalam mempelajari dan memecahkan soal-soal geometri (Purwono, 2009). Kesulitan

    siswa dalam mempelajari matematika khususnya geometri perlu diatasi sedini mungkin, karena

    matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi siswa yang berfungsi

    mengembangkan kemampuan dan membantu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan

    sehari-hari (Eka, 2012). Ngilawajan (2013) mengemukakan bahwa dalam memecahkan

    masalah matematika ditemukan bahwa ada siswa yang menunjukkan kemampuan yang sangat

    baik, ada siswa yang menunjukkan kemampuan yang biasa saja, dan ada siswa yang mengalami

    kesulitan. Perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah salah satunya

    dikarenakan siswa cenderung memiliki proses berpikir yang berbeda-beda antara siswa yang

    satu dengan siswa yang lain. Selain proses berpikir yang berbeda, siswa dalam cara pendekatan

    terhadap situasi belajar, menerima, mengorganisasikan dan menghubungkan pengalaman-

    pengalaman pembelajaran berbeda. Menurut Susanta dalam Nurairi (2008), pengajaran

    geometri dapat melatih berpikir secara nalar, oleh karena itu geometri timbul dan berkembang

    karena proses berpikir.

    Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau

    terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu dan media yang digunakan, serta

  • menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang mempengaruhinya. Proses berpikir

    merupakan peristiwa mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan

    konsep-konsep, persepsi-persepsi, dan pengalaman sebelumnya (Kuswana, 2013). Adapun

    menurut Siswono dalam Masfingatin (2012), proses berpikir adalah suatu proses yang dimulai

    dengan menerima data, mengolah dan menyimpannya dalam ingatan serta selanjutnya

    mengambil kembali dari ingatan saat dibutuhkan untuk pengolahan selanjutnya.

    Zuhri (2008) menyatakan bahwa proses berpikir dibedakan menjadi tiga macam yaitu

    proses berpikir konseptual, proses berpikir semikonseptual, dan proses berpikir komputasional.

    Proses berpikir konseptual adalah cara berpikir yang selalu memecahkan masalah dengan

    menggunakan konsep yang telah dimilikinya berdasarkan hasil penilaiannya. Proses berpikir

    semikonseptual adalah proses berpikir yang dalam memecahkan masalah cenderung

    menggunakan konsep tetapi kurang memahami konsep tersebut sehingga penyelesaiannya

    dicampur dengan cara penyelesaian yang menggunakan intuisi. Proses berpikir komputasional

    adalah cara berpikir yang pada umumnya dalam menyelesaikan masalah cenderung

    mengandalkan intuisi.

    Zuhri (2008) menentukan beberapa indikator untuk menelusuri masing-masing proses

    berpikir sebagai berikut 1) Proses berpikir konseptual yakni mampu mengungkapkan apa yang

    diketahui dalam soal dengan kalimat sendiri, mampu mengungkapkan dengan kalimat sendiri

    dalam soal, dalam menjawab cenderung menggunakan konsep yang sudah dipelajari, dan

    mampu menyebutkan unsur-unsur konsep yang diselesaikan; 2) proses berpikir semikoseptual

    yakni kurang dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal dengan kalimat sendiri,

    kurang mampu mengungkapkan dengan kalimat sendiri yang ditanya dalam soal, dalam

    menjawab cenderung menggunakan konsep yang sudah dipelajari walaupun tidak lengkap,

    tidak sepenuhnya mampu menjelaskan langkah yang ditempuh, serta 3) proses berpikir

    komputasional yakni tidak dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal dengan

    kalimat sendiri, tidak mampu mengungkapkan dengan kalimat sendiri yang ditanya dalam soal,

    dalam menjawab cenderung lepas dari konsep yang sudah dipelajari dan tidak mampu

    menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh.

    Perbedaan proses berpikir yang dimiliki setiap siswa dapat diungkapkan oleh tipe-tipe

    kognitif yang dikenal dengan istilah gaya kognitif. Gaya kognitif merupakan cara seseorang

    memproses, menyimpan maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau

    menanggapi berbagai jenis situasi lingkungan. Salah satu gaya kognitif yang dikemukakan para

    ahli psikologi dan pendidikan adalah gaya kognitif Field dependent (FD) dan Field

    independent (FI). Tinajero & Paramo dalam Santia (2015) menyatakan bahwa gaya kognitif

  • field dependent adalah suatu gaya kognitif yang dimiliki siswa dengan menerima sesuatu lebih

    global dan mengalami kesulitan untuk memisahkan diri dari keadaan lingkungannya atau lebih

    dipengaruhi oleh lingkungannya. Adapun gaya kognitif field independent adalah gaya kognitif

    yang dimiliki siswa yang cenderung menyatakan suatu gambaran lepas dari latar belakang

    gambaran tersebut, dan mampu membedakan objek-objek dari sekitarnya. Perbedaan mendasar

    dari kedua gaya kognitif tersebut yaitu dalam hal bagaimana melihat suatu permasalahan.

    Berdasarkan beberapa penelitian di bidang psikologis ditemukan bahwa individu dengan gaya

    kognitif field independent cenderung lebih analitis dalam melihat suatu masalah dibandingkan

    dengan individu dengan gaya kognitif field dependent (Ngilawajan, 2013). Menurut Dimyati

    dalam Tiffani (2015), siswa yang memiliki gaya kognitif FD lebih kuat dalam mengingat

    informasi atau percakapan antar pribadi, lebih mudah mempelajari sejarah, kesusastraan,

    bahasa, dan ilmu pengetahuan sosial, sedangkan siswa dengan gaya kognitif FI akan lebih

    mudah menguraikan hal-hal yang kompleks dan lebih mudah memecahkan persoalan,

    mempelajari ilmu pengetahuan alam dan matematika tidaklah terlalu sulit.

    Berdasarkan penelitian Istiqomah (2014) bahwa proses berpikir siswa dalam

    menyelesaikan soal cerita matematika berdasarkan gaya kognitif field dependent pada materi

    bangun ruang sisi lengkung cenderung semikonseptual, sedangkan proses berpikir siswa dalam

    menyelesaikan soal cerita matematika berdasarkan gaya kognitif field independent pada materi

    bangun ruang sisi lengkung adalah konseptual dan semikonseptual. Senada dengan penelitian

    yang telah dilakukan oleh Hasanah (2015) menyimpulkan bahwa proses berpikir siswa kelas

    XI SMK Negeri 1 Purworejo Kabupaten Blitar yang bergaya kognitif field Dependent

    cenderung memiliki proses berpikir semikonseptual. Sedangkan siswa dengan gaya kognitif

    field Independent cenderung memiliki proses berpikir konseptual.

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan judul penelitian yaitu

    Analisis Proses Berpikir Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung ditinjau dari Gaya Kognitif

    Field Dependent dan Field Independent Bagi Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Salatiga. Tujuan

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui proses berpikir pada materi bangun

    ruang sisi lengkung dengan gaya kognitif Field independent(FI) bagi siswa kelas IX SMP

    Negeri 1 Salatiga. 2) Mengetahui proses berpikir pada materi bangun ruang sisi lengkung

    dengan gaya kognitif Field Dependent(FD) bagi siswa kelas IX SMP Negeri 1 Salatiga.

    B. METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang dihasilkan adalah data

    deskriptif berupa kalimat, kata atau gambar. Informasi diperoleh melalui data yang didapat dari

    observasi, tes dan wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 subjek yang terdiri dari 3

  • subjek dengan gaya kognitif FI dan 3 subjek dengan gaya kognitif FD. Teknik analisis data

    dalam penelitian ini menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012) yang meliputi data

    ruduction, data display, dan data conclution. Instrumen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

    yaitu instrumen analisis gaya kognitif FI dan FD berupa tes GEFT terdiri dari 18 soal. Soal tes

    GEFT merupakan seperangkat tes psikomotorik yang dirancang untuk mengetahui gaya

    kognitif siswa. GEFT mengkaji kemampuan subjek penelitian melalui identifikasi bentuk

    sederhana yang berada dalam pola yang rumit. Berdasarkan hasil tes GEFT dapat ditentukan

    apakah subjek memiliki gaya kognitif field independent atau field dependent. Instrumen kedua

    adalah instrumen analisis proses berpikir berupa tes materi bangun ruang sisi lengkung yang

    terdiri dari 5 soal uraian bentuk soal cerita.

    Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Proses Berpikir

    Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya.

    Kompetensi

    Dasar

    Indikator Kriteria soal No.

    soal

    1.2 menghitung Luas dan

    volume tabung ,

    kerucut dan

    bola

    1.3 memecahkan masalah yang

    berkaitan

    dengan tabung,

    kerucut dan

    bola

    1. Menggunakan rumus

    untuk

    menghitung

    luas dan

    volume

    dalam

    memecahkan

    masalah yang

    berkaitan

    dengan

    bangun ruang

    sisi lengkung

    a. Membandingkan luas selimut tabung dengan luas selimut bola, jika bola berada di dalam tabung

    dan menyinggung sisi alas, sisi atas dan selimut

    tabung.

    1

    b. Menghitung luas permukaan peluru yang terbentuk dari setengah bola, tabung dan kerucut.

    2

    c. Menghitung volume kubus, jika diketahui luas permukaan bola yang berada di dalam kubus.

    3

    d. Menghitung volume air di sebuah kaleng berbentuk tabung yang mempunyai ketebalan

    sisinya.

    4

    e. Menghitung sisa air yang berada di dalam tabung jika tabung dimasukkan 3 bola pejal yang identik

    dan menyinggung sisi tabung.

    5

    Tabel 2. Indikator untuk Menelusuri Masing-masing Proses Berpikir

    Proses Berpikir Konseptual Proses Berpikir Semikonseptual Proses Berpikir

    Komputasional

    1. Mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal dengan

    bahasa sendiri atau mengubah

    dalam kalimat matematika

    2. Mampu menyatakan apa yang ditanya dalam soal dengan

    bahasa sendiri atau dengan

    mengubah dalam kalimat

    matematika.

    3. Membuat rencana penyelesaian dengan lengkap

    4. Mampu menyatakan langkah-langkah yang ditemppuh

    dalam menyelesaikan soal

    menggunakan konsep yang

    pernah diajarkan

    1. Kurang mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal

    dengan bahasa sendiri atau

    mengubah dalam kalimat

    matematika

    2. Kurang mampu menyatakan apa yang ditanya dalam soal dengan

    bahasa sendiri atau mengubah

    dalam kalimat matematika

    3. Membuat rencana penyelesaian tetapi tidak lengkap

    4. Kurang mampu menyatakan langkah-langkah yang ditempuh

    dalam menyelsaikan soal

    menggunakan konsep yang

    pernah dipelajari

    1. Tidak mampu menyatakan apa yang diketahui dalam

    soal dengan bahasa sendiri

    atau mengubah dalam

    kalimat matematika

    2. Tidak mampu menyatakan apayang ditanya dalam soal

    dengan bahasa sendiri atau

    mengubah dalam kalimat

    matematika

    3. Tidak membuat rencana penyelesaian

    4. Tidak mampu menyatakan langkah-langkah yang

    ditempuh dalam

    menyelesaikan soal

  • 5. Mampu memperbaiki jawaban 5. Kurang mampu memperbaiki kekeliruan jawaban

    menggunakan konsep yang

    pernah dipelajari

    5. Tidak mampu memperbaiki kekeliruan jawaban.

    C. HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Deskripsi Subjek

    Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Salatiga. Subjek diambil di kelas IX

    C SMP Negeri 1 Salatiga. Tes pertama yaitu tes GEFT yang diikuti oleh seluruh subjek

    atau seluruh siswa kelas IX C. Selanjutnya hasil tes GEFT dianalisis untuk

    memperoleh subjek dengan gaya kognitif Field Independent (FI) dan gaya kognitif

    Field Dependent (FD). Subjek dengan gaya kognitif FI adalah subjek yang dapat

    menjawab benar soal tes GEFT diatas 9 soal dari 18 soal sedangkan subjek dengan

    gaya kognitif FD adalah subjek yang menjawab benar tes GEFT dibawah 9 soal dari

    18 soal.

    Setelah diperoleh subjek dengan gaya kognitif FI dan subjek dengan gaya

    kognitif FD, selanjutnya diambil 3 subjek dengan gaya kognitif FI dan 3 subjek dengan

    gaya kognitif FD. Subjek dengan gaya kognitif FI cenderung mudah di dalam

    menguraikan suatu hal-hal yang kompleks dan lebih mudah dalam mempelajari ilmu

    pengetahuan alam dan matematika. Sedangkan subjek dengan gaya kognitif FD lebih

    kuat di dalam mengingat suatu informasi atau percakapan pribadi dan lebih mudah di

    dalam mempelajari sejarah, kesusastraan serta ilmu pengetahuan sosial. Subjek tersebut

    yang akan mengikuti tes selanjutnya yaitu tes proses berpikir dengan materi bangun

    ruang sisi lengkung dan akan mengikuti wawancara terkait dengan tes proses berpikir.

    Pengambilan 3 subjek FI dan 3 subjek FD untuk mengikuti tes selanjutnya juga melalui

    beberapa pertimbangan dari peneliti yaitu subjek sudah pernah belajar materi bangun

    ruang sisi lengkung dan melalui konsultasi dengan guru pengampu mata pelajaran

    matematika kelas IX C, dimana guru tersebut yang lebih mengenal karakter ataupun

    kemampuan subjek.

    2. Hasil Tes Proses Berpikir

    Analisis proses berpikir diperoleh melalui tes materi bangun ruang sisi lengkung

    yang terdiri dari 5 soal uraian bentuk soal cerita. Tes proses berpikir tidak hanya

    berhenti pada tahap tes tertulis namun setelah diadakannya tes tertulis akan diadakan

    wawancara perseorangan untuk mengetahui lebih dalam proses berpikir siswa dalam

    menyelesaikan soal tes bangun ruang sisi lengkung. Berdasarkan hasil tes tertulis dan

  • wawancara yang dilakukan terhadap 6 subjek yang terdiri dari 3 subjek FI dan 3 subjek

    FD, maka dapat dianalisis hasil proses berpikirnya. Berikut hasil analisis proses

    berpikir subjek pada setiap nomor soal.

    a. Subjek FI

    a) Analisis soal nomor 1 yaitu menunjukkan luas selimut tabung sama dengan luas selimut

    bola.

    Tabel 3. Analisis Subjek FI Soal Nomor 1

    Subjek Gambar Hasil Pekerjaan Subjek Analisis

    FI 1

    Subjek FI 1 dapat menyebutkan apa

    yang diketahui yaitu bola didalam

    tabung yang menyinggung sisi-sisi

    tabung sehingga tinggi tabung sama

    dengan diameter bola dan ditanyakan

    dalam soal dengan tepat. Rencana

    subjek dalam menyelesaikan soal

    adalah mencari luas selimut tabung dan

    luas selimut bola dengan cara

    disamadengankan. Kemudian subjek

    mengganti nilai t pada tabung dengan

    2r, sehingga mendapatkan rumus yang

    sama yaitu 4𝜋𝑟2

    FI 2

    Subjek FI 2 dapat menyebutkan apa

    yang diketahui yaitu bola didalam

    tabung yang menyinggung sisi-sisi

    tabung sehingga tinggi tabung sama

    dengan diameter bola dan ditanyakan

    dalam soal. Subjek dapat

    merencanakan penyelesaian yaitu

    membandingkan luas selimut bola dan

    tabung, namun subjek salah dalam

    menggunakan rumus dimana luas

    selimut bola = 4πr dan luas selimut

    tabung = luas permukaan

    tabung. Subjek dapat

    menyatakan apa saja kesalahan

    dalam jawabannya. FI 3

    Subjek FI 3 dapat menyebutkan apa

    yang diketahui dan ditanyakan dalam

    soal, subjek memahami bahwa tinggi

    tabung = diameter bola. Rencana

    subjek dalam menyelesaikan soal yaitu

    menuliskan luas permukaan

    tabung=luas permukaan bola,

    seharusnya subjek menuliskan luas

    selimut bola dan tabung. Namun

    subjek menyadari kesalahannya dan

    mengubah menjadi luas selimut tabung

    = luas selimut bola sehingga diperoleh

    2πrt = 4πr2 subjek mensubstitusikan d

    ke rumus luas selimut tabung sehingga

    diperoleh 2πrd, dan mengganti r luas

  • selimut bola dengan d sehingga

    menjadi 2πd2.

    Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa FI 1, FI 2 dan FI 3

    dalam menyelesaikan soal nomor 1 memiliki proses berpikir yang konseptual dimana

    subjek FI 1 memenuhi 5 indikator proses berpikir, subjek FI 2 memenuhi 3 indikator

    proses berpikir dan FI 3 memenuhi 3 indikator proses berpikir.

    b) Analisis soal nomor 2 yaitu menghitung luas permukaan peluru yang terbentuk dari

    setengah bola, tabung dan kerucut.

    Tabel 4. Analisis Subjek FI Soal Nomor 2

    Subjek Gambar Hasil Pekerjaan Subjek Analisis

    FI 1

    Subjek dapat menyebutkan

    apa yang diketahui dan

    ditanyakan dalam soal,

    subjek mampu membuat

    rencana penyelesaian dengan

    tepat yaitu menghitung luas

    selimut kerucut, luas selimut

    tabung dan luas setengah

    bola, dalam wawancara

    subjek menyebutkan rumus

    yang tepat namun langkah-

    langkah penyelesaiannya

    kurang tepat. Subjek dapat

    memperbaiki jawaban.

    FI 2

    Subjek dpat menyebutkan apa

    yang diketahui dalam soal dan

    memahami permasalahan

    dengan baik, subjek dapat

    membuat rencana penyelesaian

    dengan tepat yaitu menghitung

    luas selimut kerucut, luas selimut

    tabung dan luas setengah bola,

    namun langkah-langkah subjek

    kurang tepat karena salah

    menuliskan rumus pada luas

    selimut kerucut. Namun subjek

    dapat memperbaiki kesalahan

    jawaban.

  • FI 3

    Subjek dapat menyebutkan

    apa yang diketahui dalam

    soal dan memahami

    permasalahannya, subjek

    kurang dapat membuat

    rencana penyelesaian dimana

    subjek menyebutkan luas

    selimut kurucut, luas

    permukaan tabung tanpa

    tutup dan tidak menuliskan

    rumus luas ½ bola. Subjek

    dapat memperbaiki

    jawabannya dimana subjek

    sadar bahwa rumus yang

    digunakan belum tepat dan

    belum menuliskan rumus luas

    ½ bola.

    Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa FI 1, FI 2 dan FI 3

    dalam menyelesaikan soal nomor 2 memiliki proses berpikir yang konseptual dimana

    subjek FI 1 memenuhi 4 indikator proses berpikir, subjek FI 2 memenuhi 3 indikator

    proses berpikir dan FI 3 memenuhi 4 indikator proses berpikir.

    c) Analisis soal nomor 3 yaitu menghitung volume kubus jika diketahui luas permukaan

    bola yang berada di dalam tabung.

    Tabel 5. Analisis Subjek FI Soal Nomor 3

    Subjek Gambar Hasil Pekerjaan Subjek Analisis

    FI 1

    Subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dan dapat menyebutkan

    apa yang diketahui dalam soal.

    Subjek memahami bahwa diameter

    bola sama dengan panjang sisi ubus.

    Rencana subjek dalam

    menyelesaikan permasalahan yaitu

    menghitung jari2 dengan

    menggunakan luas permukaan bola.

    Subjek mendapatkan hasil r = 7/2

    cm. Kemudian subjek menghitung

    volume kubus dan mendapatkan

    hasil 343 cm3.

    FI 2

    Subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam

    soal, subjek memahamai bahwa

    panjang sisi kubus sama dengan

    diamter bola. subjek juga membuat

    rencana penyelesaian dengan tepat

    dimana subjek menghitung jari-jari

    terlebih dahulu dengan rumus luas

    permukaan bola sehingga

    memperoleh r = 7/2 dan selanjutkan

    menghitung volume kubus s x s x s,

    dan menghasilkan jawaban 343 cm3

  • FI 3

    subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam

    soal dengan tepat. Dapat memahami

    bahwa sisi kubus sama dengan

    diameter bola. Subjek juga membuat

    perencanaan yang tepat dimana

    subjek memakai rumus luas

    permukaan bola untuk mencari jari-

    jari, kemudian subjek memperoleh r

    = 7/2 cm, dan subjek kemudian

    menghitung volume kubus dengan

    menuliskan rumus sisix sisi x sisi =

    7 x 7 x 7 = 343 cm3

    Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa FI 1, FI 2 dan FI 3

    dalam menyelesaikan soal nomor 3 memiliki proses berpikir yang konseptual dimana

    subjek FI 1 memenuhi 5 indikator proses berpikir, subjek FI 2 memenuhi 5 indikator

    proses berpikir dan FI 3 memenuhi 5 indikator proses berpikir.

    d) Analisis soal nomor 4 yaitu menghitung volume air sebuah kaleng berbentuk tabung

    yang mempunyai ketebalan sisi.

    Tabel 6. Analisis Subjek FI Soal Nomor 4

    Subjek Gambar Hasil Pekerjaan Subjek Analisis

    FI 1

    Subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dalam soal dimana subjek

    memahami bahwa ketebalan pada

    kaleng akan berpengaruh pada

    ukurannya. Subjek juga

    menyebutkan apa yang ditanyakan

    dalam soal dengan tepat. Subjek

    dalam menyelesaikan permasalahan

    yaitu menghitung volume tabung =

    πr2t. Dimana jari-jarinya 4,5

    cm, dan tingginya 13 cm

    karena sudah dikurangi

    dengan ketebalannya. Namun

    subjek kurang teliti dalam

    menghitung, namun setelah di

    cek dan dihitung ulang subjek

    menyadari kesalahannya dan

    dapat memperbaikinya. FI 2 Subjek kurang dapat menyebutkan

    apa yang diketahui dan yang

    ditanyakan dalam soal. Subjek

    dalam membuat rencana

    penyelesaian kurang tepat dimana

    subjek menghitung volume tabung

    besar – volume tabung kecil. Kerena

    rencana subjek dalam

    menyelesaikan soal salah maka

    langkah-langkah berikutnya juga

    salah. Namun subjek dapat

  • memperbaiki jawaban dengan

    menghitung volume tabung yang

    didalamnya dan menyadari bahwa

    ketebalannya tidak dapat diisi air.

    FI 3

    Subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dalam soal dan dapat

    menyebutkan apa yang ditanyakan

    dalam soal, subjek memahami

    bahwa ketebalan kaleng

    memengaruhi ukuran. Namun

    subjek dalam membuat rencana

    penyelesaian kurang tepat dimana

    subjek menghitung volume kaleng

    besar – volume kaleng kecil

    sehingga langkah-langkah

    berikutnya salah. Namun subjek

    dapat memperbaiki jawabannya

    ketika wawancara subjek membuat

    perencanaan baru dimana subjek

    menghitung volume yang

    didalamnya saja.

    Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa FI 1, FI 2 dan FI 3

    dalam menyelesaikan soal nomor 4 memiliki proses berpikir yang konseptual dam

    semikonseptual dimana subjek FI 1 memiliki proses berpikir konseptual karena

    memenuhi 4 indikator proses berpikir konseptual, subjek FI 2 memiliki proses berpikir

    semikonseptual karena memenuhi 4 indikator proses berpikir semikonseptual dan FI 3

    memiliki proses berpikir konseptual memenuhi 3 indikator proses berpikir konseptual.

    e) Analisis soal nomor 5 yaitu menghitung sisa air di dalam tabung jika dimasukkan 3

    bola pejal identik dan menyinggung sisi tabung.

  • Tabel 7. Analisis Subjek FI Soal Nomor 5

    Subjek Gambar Hasil Pekerjaan Subjek Analisis

    FI 1

    Subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dan yang ditanyakan

    dalam soal. Subjek dapat membuat

    rencana penyelesaian yaitu dengan

    menghitung volume tabung

    dikurangi 3 volume bola, namun

    subjek salah dalam menuliskan

    rumus volume bola. Subjek juga

    mengalami kesalahan dalam

    perkalian karena tidak teliti. Subjek

    mampu memperbaiki kesalahan

    jawabannya dengan menghitung

    ulang dan menuliskan rumus volume

    bola 4/3 πr3.

    FI 2

    Subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dala

    permasalahan soal nomor 5. Subjek

    dapat membuat perencanaan dengan

    tepat yaitu menghitung volume

    tabung dan dikurangkan dengan 3

    volume bola dengn langkah-langkah

    yang tepat subjek memperoleh

    jawaban yang benar.

    FI 3

    Subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam soal

    dengan tepat. Subjek juga bisa

    membuat perencanaan yang tepat

    dimana subjek menghitung volume

    tabung kemudian dikurangkan

    dengan 3 volume bola. Pada saat

    wawancara subjek menghitung

    ulang dimana subjek memperoleh

    volume tabung = 508,68 dan subjek

    menyadari bahwa ada kesalahan

    tulis pada jawabannya.

    Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa FI 1, FI 2 dan FI 3

    dalam menyelesaikan soal nomor 5 memiliki proses berpikir yang konseptual dam

    semikonseptual dimana subjek FI 1 memiliki proses berpikir konseptual karena

    memenuhi 3 indikator proses berpikir konseptual, subjek FI 2 memiliki proses berpikir

  • konseptual karena memenuhi 5 indikator proses berpikir konseptual dan FI 3 memiliki

    proses berpikir konseptual memenuhi 5 indikator proses berpikir konseptual.

    b. Subjek FD

    a) Analisis soal nomor 1 yaitu menunjukkan luas selimut tabung dan luas selimut bola.

    Tabel 8. Analisis Subjek FD Soal Nomor 1

    Subjek Gambar Hasil Pekerjaan Subjek Analisis

    FD 1

    Subjek tidak dapat menyebutkan apa

    yang diketahui dalam soal namun

    subjek dapat menyebutkan apa yang

    ditanyakan dalam soal. Subjek

    bingung ketika ditanya rencana

    penyelesaiannya, dan subjek

    menjawab karena bola menyinggung

    selimut tabung. Ketika ditanya

    bagaimana dengan cara matematik

    subjek menjawab menggunakan

    rumus selimut tabung dan selimut

    bola namun subjek kebingungan

    dalam menyelesaikannya dan

    menjawab tidak tau. Subjek juga

    tidak bisa memperbaiki jawabnya.

    FD 2

    Subjek tidak dapat menyebutkan apa

    yang diketahui dalam soal, subjek

    dapat menyebutkan apa yang

    ditanyakan dalam soal. Subjek tidak

    dapat membuat rencana

    penyelesaian karena subjek hanya

    menjawab karena sisi alas, sisi atas

    dan selimut tabung menyinggung

    dengan bola maka selimut tabung

    sama dengan selimut bola. Ketika

    ditanya cara matematiknya subjek

    menjawab tidak tau dan

    kebingungan. Subjek juga tidak

    dapat memperbaiki jawabannya.

    FD 3

    Subjek tidak dapat menyebutkan apa

    yang diketahui dalam soal, dimana

    subjek menyebutkan bahwa yang

    diketahui ada sebuah tabung dengan

    bola yang menyinggung sisi-sisinya.

    Subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui. Subjek tidak dapat

    membuat perencanaan dalam soal

    dimana subjek menyatakan bahwa

    tabung mempunyai alas dan tutup

    berbentuk lingkaran dan bola

    terbentuk dari 4 lingkaran maka

    kedua luas sama besar. Ketika

    ditanya dengan cara matematik

    subjek menuliskan rumus selimut

    tabung dan selimut bola nabung

    subjek tidak dapat melanjutkannya.

  • Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa FD 1, FD 2 dan FD

    3 dalam menyelesaikan soal nomor 1 memiliki proses berpikir yang komputasional

    dimana subjek FD 1 memiliki proses berpikir komputasional karena memenuhi 3

    indikator proses berpikir komputasional, subjek FD 2 memiliki proses berpikir

    komputasional karena memenuhi 3 indikator proses berpikir komputasional dan FD 3

    memiliki proses berpikir komputasional memenuhi 3 indikator proses berpikir

    komputasional.

    b) Analisis soal nomor 2 yaitu menghitung luas permukaan peluru yang terbentuk dari

    setengah bola, tabung, dan kerucut

    Tabel 9. Analisis Subjek FD Soal Nomor 2

    Subjek Gambar Hasil Pekerjaan Subjek Analisis

    FD 1

    Subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam

    soal. Subjek kurang mampu

    membuat rencana penyelesaian

    dimana subjek menghitung luas

    kerucut, luas tabung dan luas bola.

    Ketika ditanya kenapa yang dihitung

    luas permukaannya subjek

    menjawab tidak tahu. Dan subjek

    kebingungan ketika ditanya

    kesalahannya dalam menjawab.

    FD 2

    subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam soal.

    Rencana subjek dalam menyelesaikan

    soal nomor 2 yaitu dengan cara

    menghitung luas permukaan kerucut,

    luas permukaan tabung dan luas

    permukaan bola. Subjek tidak

    menghitung panjang garis pelukis

    namun menganggap bahwa tinggi

    kerucut adalah s. Subjek kebingungan

    ketika melanjutkan penyelesaiannya

    dan subjek tidak dapat memperbaiki

    jawabannya.

    FD 3

    subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam soal

    dengan tepat. Rencana subjek dalam

    menyelesaikan soal yaitu menghitung

    luas permukaan kerucut, luas

    permukaan tabung dan luas

    permukaan setengah bola. Subjek

    menuliskan rumus-rumus yang kurang

    tepat dimana luas permukaan bola

    4/3𝜋r2dan luas kerucut 𝜋r + 𝜋rs. Ketika subjek ditanya apakah sudah

    yakin dengan jawaban seperti itu,

    rencana seperti itu dan langkah-

    langkahnya subjek tetap menjawab

    bahwa jawabannya sudah benar.

  • Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa FD 1, FD 2 dan FD

    3 dalam menyelesaikan soal nomor 2 memiliki proses berpikir yang semikonseptual

    dan tidak dapat digolongkan dimana subjek FD 1 memiliki proses berpikir

    semikonseptual karena memenuhi 3 indikator proses berpikir semikonseptual, subjek

    FD 2 memiliki proses berpikir semikonseptual karena memenuhi 3 indikator proses

    berpikir semikonseptual dan FD 3 proses berpikirnya tidak dapat digolongkan dalam

    kategori proses berpikir karena subjek memenuhi 2 indikator proses berpikir

    komputasional, 2 indikator semikonseptual dan 1 indikator komputasional.

    c) Analisis soal nomor 3 yaitu menghitung volume kubus jika diketahui luas permukaan

    bola yang berada di dalam tabung.

    Tabel 10. Analisis Subjek FI Soal Nomor 3

    Subjek Gambar Hasil Pekerjaan Subjek Analisis

    FI 1

    Subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam

    soal. Subjek kurang mampu

    membuat rencana penyelesaian

    dimana subjek menyebutkan bahwa

    kulit bola sama dengan diameter

    kubus. Subjek dapat menentukan

    nilai r melalui rumus luas

    permukaan bola yaitu 7/2 cm.

    Subjek mensubstitusikan 7 ke dalam

    rumus volume kubus, ketika ditanya

    kenapa s nya 7 subjek menjawab

    bahwa angka 7 lebih besar, subjek

    tidak dapat memperbaiki jawaban

    namun malah bingung.

    FI 2

    subjek dapat menyebutkan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam

    soal. Rencana subjek dalam

    menyelesaikan soal yaitu dengan

    cara menghitung r nya terlebih

    dahulu dengan rumus luas

    permukaan bola dan memperoleh r =

    7/2 cm. Namun pada saat langkah

    menghitung volume kubus subjek

    menuliskan bahwa panjang sisi =

    jari-jari. Subjek kurang dapat

    memperbaiki jawaban karena subjek

    menjawab kesalahanya pada panjang

    sisi dengan ragu-ragu.

  • FI 3

    Subjek dapat menyatakan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam

    soal. Rencana subjek dalam

    menyelesaikan soal masih kurang

    dimana subjek menuliskan rumus

    volume kubus dengan r3. Subjek

    mencari nilai r dengan rumus luas

    permukaan bola namun

    menghasilkan jawaban r = 7 cm.

    Ketika di tanya kenapa bisa seperti

    itu subjek bingung dan tidak bisa

    menemukan kesalahannya.

    Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa FD 1, FD 2 dan FD

    3 dalam menyelesaikan soal nomor 3 memiliki proses berpikir yang semikonseptual

    dimana subjek FD 1 memiliki proses berpikir semikonseptual karena memenuhi 3

    indikator proses berpikir semikonseptual, subjek FD 2 memiliki proses berpikir

    semikonseptual karena memenuhi 3 indikator proses berpikir semikonseptual dan FD 3

    memiliki proses berpikir semikonseptual karena memenuhi 3 indikator proses berpikir

    semikonseptual.

    d) Analisis soal nomor 4 yaitu menghitung volume air sebuah kaleng berbentuk tabung

    yang mempunyai ketebalan sisi.

    Tabel 11. Analisis Subjek FI Soal Nomor 4

    Subjek Gambar Hasil Pekerjaan Subjek Analisis

    FI 1

    Subjek menyatakan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam

    soal. Subjek memahami bahwa

    ukurannya harus dikurangkan

    terlebih dahulu dengan

    ketebalannya. Namun pada saat

    wawancara subjek menuliskan

    rumus volume tabung 1/3 πr2t. Mensubstitusikan nilai r = 5,5 dan t

    = 12 cm, karena diamternya 11. Dan

    subjek menghitung 5,5 kuadrat = 11

    cm. Subjek juga tidak dapat

    memperbaiki jawabannya subjek

    menjawab bahwa yang salah adalah

    r nya seharusnya 5,5 bukan 4,5,

    padahal r nya sudah benar 4,5 dan

    yang salah adalah t nya yang

    seharusnya 13 cm.

    FI 2 Subjek dapat menyatakan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam

    soal. Subjek memahami bahwa

    untuk menghitung volume air subjek

    harus mengurangkan panjang

    ukurannya dengan ketebalan.

    Rencana subjek dalam

    menyelesaikan soal yaitu dengan

    menuliskan rumus volume tabung

    dan mensubstitusikan r = 9/2 cm, t =

    13 cm sehingga memperoleh hasil

  • 826,65 cm3. Subjek dapat

    memperbaiki kesalahannya dimana

    subjek terdapat kesalahan pada

    perhitungan menaruh tanda (,) nya

    salah.

    FI 3

    Subjek kurang dapat menyatakan

    apa yang diketahui dalam soal

    dimana subjek menyebutkan bahwa

    terdapat kenaikan air pada kaleng.

    Subjek dapat menyatakan apa yang

    ditanyakan. Rencana subjek dalam

    menyelesaikan soal kurang tepat

    dimana subjek menghitung volume

    tabung dan dikurangi kenaikan air.

    Ketika ditanya kenaikan air

    diperoleh dari mana, subjek

    menjawab dari jumlah ketebalan

    sisinya yaitu 5 cm. Subjek tidak

    dapat memperbaiki kesalahannya,

    subjek hanya menyatakan salah

    hitung namun tidak bisa

    menunjukkan kesalahannya.

    Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa FD 1, FD 2 dan FD

    3 dalam menyelesaikan soal nomor 4 memiliki proses berpikir yang konseptual dan

    semikonseptual dimana subjek FD 1 memiliki proses berpikir semikonseptual karena

    memenuhi 3 indikator proses berpikir semikonseptual, subjek FD 2 memiliki proses

    berpikir konseptual karena memenuhi 5 indikator proses berpikir konseptual dan FD 3

    memiliki proses berpikir semikonseptual karena memenuhi 3 indikator proses berpikir

    semikonseptual.

    e) Analisis soal nomor 5 yaitu menghitung sisa air di dalam tabung jika dimasukkan 3

    bola pejal identik dan menyinggung sisi tabung.

  • Tabel 12. Analisis Subjek FI Soal Nomor 5

    Subjek Gambar Hasil Pekerjaan Subjek Analisis

    FI 1

    Subjek dapat menyatakan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam

    soal. Subjek tidak dapat membuat

    rencana penyelesaian dengan tepat

    dimana subjek menghitung volume

    tabung dan dikurangi luas

    permukaan bola, subjek tidak

    menyadari bahwa satuan berbeda

    tidak dapat dikurangkan. Ketika

    diberikan pertanyaan subjek merasa

    kebingungan dan ditanya kesalahan

    subjek tidak dapat menjawab namun

    bingung dan menjawab tidak tahu.

    FI 2

    Subjek dapat menyatakan apa

    yang diketahui dan ditanyakan

    dalam soal. Subjek tidak dapat

    membuat rencana yang tepat

    dalam menyelesaikan soal nomor

    5. Subjek menghitung bahwa sisa

    air dalam tabung dengan

    menghitung volume tabung

    dikurangi dengan luas selimut

    tabung. Subjek membaca ulang

    soal dan tetap dengan jawaban

    yang sama. subjek tidak dapat

    memperbaiki kesalahan dalam

    penyelesaiannya dimana subjek

    kebingungan dan menjawab tidak

    tahu.

    FI 3

    Subjek dapat menyatakan apa yang

    diketahui dan ditanyakan dalam

    soal. Subjek kurang lengkap didalam

    membuat rencana penyelesaian

    dimana subjek tidak menuliskan

    rumus volume bola. Langkah-

    langkah subjek dalam

    menyelesaikan soal kurang teliti dan

    lengkap, dimana subjek tidak

    mensubstitusikan tinggi dan hanya

    mengalikan jari-jarinya sebanyak 2

    kali pada volume bola. Subjek

    kurang lengkap dalam memperbaiki

    jawaban, subjek menyebutkan

    bahwa kesalahannya pada tinggi

    tabung yang belum diganti nilai

    namun subjek tidak menyebutkan

    bahwa perhitungan volume bola

    juga ada kesalahan.

  • Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa FD 1, FD 2 dan FD

    3 dalam menyelesaikan soal nomor 5 memiliki proses berpikir yang semikonseptual

    dan komputasional dimana subjek FD 1 memiliki proses berpikir komputasional

    karena memenuhi 3 indikator proses berpikir komputasional, subjek FD 2 memiliki

    proses berpikir semikonseptual karena memenuhi 3 indikator proses berpikir

    semikonseptual dan FD 3 memiliki proses berpikir semikonseptual karena memenuhi

    3 indikator proses berpikir semikonseptual.

    3. Analisis Proses Berpikir Masing-masing Subjek

    Berdasarkan hasil tes dan wawancara tersebut diperoleh informasi mengenai

    proses berpikir siswa pada masing-masing gaya kognitif yang dimilikinya. Berikut

    adalah data hasil analisis proses berpikir siswa.

    Tabel 13. Hasil Analisis Proses Berpikir Siswa

    No. Indikator FI 1 FI 2 FI 3 FD 1 FD 2 FD 3

    1 Menunjukkan luas selimut

    tabung sama dengan luas selimut

    bola.

    K K K KP KP SK

    2 Menghitung luas permukaan

    peluru yang terbentuk dari

    setengah bola, tabung dan

    kerucut.

    K K SK SK SK -

    3 Menghitung volume kubus jika

    diketahui luas permukaan bola

    yang berada di dalam tabung.

    K K K SK SK SK

    4 Menghitung volume air sebuah

    kaleng berbentuk tabung yang

    mempunyai ketebalan sisi.

    K SK K SK K SK

    5 Menghitung sisa air di dalam

    tabung jika dimasukkan 3 bola

    pejal identik dan menyinggung

    sisi tabung.

    K K K KP SK SK

    KETERANGAN :

    KP : Komputasional

    SK : Semikonseptual

    K : Konseptual

    D. KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

  • Berdasarkan hasil tes dan wawancara, dapat dilihat bahwa subjek FI 1

    memiliki proses berpikir yang konseptual, subjek FI 2 memiliki proses berpikir yang

    konseptual, dan subjek FI 3 memiliki proses berpikir yang konseptual maka ketiga

    subjek yang memiliki gaya kognitif field independent proses berpikirnya konseptual,

    sedangkan subjek FD 1 memiliki proses berpikir yang semikonseptual, subjek FD 2

    memiliki proses berpikir yang semikonseptual, dan subjek FD 3 memiliki proses

    berpikir yang semikonseptual. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

    subjek yang memiliki gaya kognitif field dependent memiliki proses berpikir yang

    semikonseptual.

    Saran

    1. Bagi Siswa

    a. Siswa diharapkan lebih sering berlatih mengerjakan soal-soal geometri dengan tipe

    soal yaitu soal cerita agar terlatih untuk memahami kalimat dan menggunakan

    informasi-informasi yang ada pada soal sehingga dapat menganalisis ke dalam

    bentuk matematika dengan baik dan dapat menyelesaikan soal.

    2. Bagi Guru

    b. Guru diharapkan lebih menanamkan konsep kepada siswa terkait materi geometri

    sehingga siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang menuntut siswa menganalisis

    suatu pembuktian.

    c. Guru matematika diharapkan dapat mengetahui gaya kognitif dan proses berpikir

    siswa, sehingga guru dapat mengetahui cara siswa memahami suatu materi

    matematika sehingga dapat menjadi bahan evaluasi bagi gurur untuk menentukan

    proses pembelajaran berikutnya.

    d. Guru matematika diharapkan dapat membantu siswa-siswa yang kesulitan terhadap

    materi matematika khususnya bagi anak yang mempunyai gaya kognitif field

    dependent karena siswa dengan gaya kognitif FD lebih cenderung tidak suka

    matematika dan susah dalam mempelajari matematika.

    E. DAFTAR PUSTAKA

    Eka, Kharisma Maulana. (2012). Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Soal

    Cerita di SMU Kelas X. Surabaya: FMIPA.

    Hasanah, Nafi’atun. (2015). Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah

    Matematika Materi Barisan dan Deret Ditinjau Dari Gaya Kognitif Pada Siswa

    Kelas XI SMK Negeri 1 Panggungrejo Kabupaten Blitar. Skripsi

  • Istiqomah, Nurul. (2006). Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif Pada

    Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung. Jurnal Mathedunesa Volume 3 No. 2

    Tahun 2014.

    Kuswana, W. S. (2013). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

    Muhassanah, Nur’aini dkk. (2014). Analisis Keterampilan Geometri Siswa dalam

    Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Tingkat Berpikir Van Hielle.

    Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika vol.2, No 1, hal 54-66, Maret 2014

    ISSN : 2339-1685

    Ngilawajan, A. D. (2013). Proses Berpikir Siswa SMA Dalam Memecahkan Masalah

    Matematika Pada Materi Turunan Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field

    Independent Dan Field Dependent. Jurnal Pedagogia Vol. 2, No. 1, Februari

    2013:halaman 71-83

    Nuraini, Trias. (2008). Analisis Proses Berpikir Siswa dalam Belajar Geometri

    Berdasarkan Teori Belajar Van Hiele. Skripsi. FKIP Universitas

    Muhammadiyah Surakarta.

    Santia, Ika. (2015). Representasi Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Nilai

    Optimum Berdasarkan Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent.

    Jurnal Math Educator Nusantara Volume 01 Nomor 01, Mei 2015.

    Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

    Methods). Bandung : Alfabeta. CV

    Zuhri, D. 2008. Proses Berpikir Siswa Kelas II SMP Negeri 16 Pekanbaru dalam

    Menyelesaikan Soal-soal Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik

    Nilai. Tesis. Surabaya: UNESA.