PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE...

111
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA MELALUI COMMUNITY BASED TOURISM DI KOTA BATU SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Dengan Peminatan Metode Ilmu Politik Oleh: I MADE ARIE WIDYASTHANA NIM. 135120507111016 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 i

Transcript of PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE...

Page 1: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGANKAWASAN AGROWISATA MELALUI COMMUNITY BASED TOURISM

DI KOTA BATU

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik PadaFakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Dengan Peminatan Metode Ilmu Politik

Oleh:

I MADE ARIE WIDYASTHANA

NIM. 135120507111016

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

i

Page 2: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGANKAWASAN AGROWISATA MELALUI COMMUNITY BASED

TOURISM DI KOTA BATU

SKRIPSI

Disusun Oleh:I Made Arie Widyasthana Wartana Putra

NIM. 135120507111016

Telah disetuji oleh Dosen Pembimbing:

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Dr. Drs Hilmy Mochtar, Ms. Resya Famelasari, S.Soc., M.Soc, Sc

NIP: 19520101 198203 006 NIK: 2016078805112001

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGANKAWASAN AGROWISATA MELALUI COMMUNITY BASED TOURISM

DI KOTA BATU

ii

Page 3: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

SKRIPSI

Disusun Oleh:I Made Arie Widyasthana Wartana Putra

NIM. 135120507111016

Telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Ujian Komprehensif

pada tanggal 9 November 2017

Tim Penguji

Ketua Majelis Penguji Sekretaris Majelis Penguji

Dr. Drs. Hilmy Mochtar, MS Resya Famelasari, S.Sos., M.Soc, Sc

NIP: 19520101 198203 006 NIK: 2016078805112001

Anggota Penguji I Anggota Penguji II

H.B. Habibi Subandi, S.Sos.,MA Wawan Sobari, S.IP.,MA.,Ph.D

NIP: 201304 84905 1 001 NIP: 19740801 200801 1 009

Malang, 9 November 2017

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr.Unti Ludigdo, S.E., M.Si., AkNIP. 196908141994021001

iii

Page 4: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

HALAMAN PERNYATAAN

Nama: I Made Arie Widyasthana Wartana PutraNIM. 135120507111016

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul PERANPEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN KAWASANAGROWISATA MELALUI COMMUNITY BASED TOURISM DI KOTABATU adalah benar-benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalamskripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka sayabersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yangsaya peroleh dari skripsi tersebut.

Malang, 9 November 2017

Pembuat pernyataan,

I Made Arie Widyasthana NIM. 135120507111016

iv

Page 5: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah memberikan berkah akal, kesehatan, dan kesempatan yang dilimpahkan

sehingga penulis dapat menuntut ilmu dan menyelesaikan skripsi dengan judul:

“Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Kawasan Agrowisata

Melalui Community Based Tourism Di Kota Batu”.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang disusun oleh penulis dengan

tujuan menyelesaikan program studi strata satu (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Berkat dukungan dan bimbingan dari

beberapa pihak dalam penyelesaian studi, penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1. Keluarga saya yang telah mendidik dan memberikan dukungan terbesar

baik moril maupun materil, Ayahanda Dr. Eng. I Made Wartana, MT dan

Ibu Ir. Ni Putu Agustini, MT yang selalu menginspirasi disegala aspek

kehidupan.

2. Prof. Dr. Unti Ludigdo selaku dekan FISIP periode 2016, atas

kesediaannya penulis menimba ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Serta Dr. Sholih Muadi SH., M.Si selaku Ketua Program Studi

Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya.

3. Bapak Dr. Drs. Hilmy Mochtar, MS dan Ibu Resya Famelasari, S.Sos,

M.Soc, Sc selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan

dan arahan penelitian skripsi ini.

4. Bapak H.B. Habibi Subandi, S.Sos, MA dan Wawab Sobari, S.IP, MA,

Ph.D selaku dosen penguji yang memberikan kritikan yang konstruktif

sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Para tenaga pengajar (dosen) program studi Ilmu Politik serta jajaran yang

senantiasa memberikan ilmu dan pengetahuannya selama masa tempuh

studi penulis.

v

Page 6: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

6. Keluarga besar Ilmu Politik angkatan 2013 yang mengisi dan mewarnai

masa perkuliahan dengan kenagan-kenangan indah.

7. Para Sahabat “Jalisme FC” dan “Ayang Oner” yang selalu memberikan

motivasi dan menghibur hari-hari di Kota Malang.

Semoga segala hal yang kalian berikan adalah suatu bentuk motivasi diri

bagi penulis, yang mampu menjadikan pengalaman penulis untuk menjadi lebih

baik lagi dalam mengamati dan menganalisa suatu fenomena politik. Penulis

berharap, laporan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat memberikan

manfaat bagi para pembaca, civitas akademik FISIP Universitas Brawijaya,

khususnya Program Studi Ilmu Politik, untuk lebih kritis dalam mengamati

fenomena politik secara langsung di Indonesia. Penulis meyadari bahwa penelitian

skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Malang, 9 November 2017

Penulis

vi

Page 7: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

ABSTRACT

Widyasthana, I Made Arie, Bachelor Degree, Department of Political Science,

Faculty of Social Science and Political Science, Universitas Brawijaya

Malang, 2017. The Role of Local Government In Developing Agro-Tourism

Area Through Community Based Tourism in Batu City. Supervisor: Dr. Drs.

Hilmy Mochtar, Ms dan Resya Famelasari, S.Sos, M.Soc.Sc

This study identifies how the process of tourism development based oncommunity-based tourism through agro-tourism activities in Batu City by linkingthe Role of Regional Government. Bumiaji Sub-district is designated its territoryas the center of agro-tourism development by the Regional Government of BatuCity. The Government's role covers 3 aspects, namely the role of regulating, therole of public service, and the role of empowerment. The type of this research isqualitative descriptive where data collection using primary data through interviewand secondary data obtained from documents analyzed by using data condensationtechnique. The validity of the data using source triangulation.

The existence of community based tourism based tourism makes the communityinvolved in the participation of pariwsata. This involves the role of government aspolicy makers in the tourism sector and the task of tourism awareness group(Pokdarwis) in the implementation of agro-tourism activities to realizecommunity-based tourism. It also affects the economic, environmental, and socialconditions that exist in the agro area of Batu City. Observing the phenonema, ittakes the role of government and tourism awareness group in realizing agro-tourism based on community based tourism in Batu City.

The results obtained in this study is to describe the role of government inregulating the policy of agro-tourism activities, the role of government in formingtourism awareness groups (Pokdarwis), agro-tourism development throughcommunity empowerment, and the impact of agro-tourism development throughthe dimensions of community-based tourism, economic, environment, andpolitical dimension.

Keywords: The Role of Regional Government, Agro-tourism, andCommunity Based Tourism.

vii

Page 8: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

ABSTRAK

I Made Arie Widyasthana, Program Sarjana, Jurusan Ilmu Politik, FakultasIlmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang, 2017. PeranPemerintah Daerah Dalam Pengembangan Kawasan Agrowisata MelaluiCommunity Based Tourism di Kota Batu. Tim Pembimbing: Dr. Drs. HilmyMochtar, Ms dan Resya Famelasari, S.Sos, M.Soc.Sc

Penelitian ini mengidentifikasi bagaimana proses pengembangan pariwisataberbasis community based tourism melalui kegiatan agrowisata di Kota Batudengan mengaitkan Peran Pemerintah Daerah. Kecamatan Bumiaji ditetapkanwilayahnya sebagai pusat pengembangan kegiatan agrowisata oleh PemerintahDaerah Kota Batu. Peran Pemerintah mencakup 3 aspek, yaitu peran pengaturan,peran pelayanan umum, dan peran pemberdayaan. Jenis penelitian ini adalahkualitatif deskriptif dimana pengumpulan datanya menggunakan data primermelalui wawancara dan data sekunder diperoleh dari dokumen yang dianalisismenggunakan teknik kondensasi data. Keabsahan datanya menggunakantriangulasi sumber.

Adanya pariwisata berbasis community based tourism membuat masyarakatterlibat dalam partisipasi kegiatan pariwsata. Hal ini melibatkan peran pemerintahselaku pembuat kebijakan di bidang pariwisata dan tugas kelompok sadar wisata(Pokdarwis) dalam pelaksanaan kegiatan agrowisata untuk mewujudkancommunity based tourism. Selain itu juga berdampak pada kondisi ekonomi,lingkungan, dan sosial yang ada di kawasan agrowisata Kota Batu. Mengamatifenonema tersebut, dibutuhkan peran pemerintah dan kelompok sadar wisata(Pokdarwis) dalam mewujudkan kegiatan agrowisata berbasis community basedtourism di Kota Batu.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah menggambarkan tentang peranpemerintah dalam mengatur kebijakan kegiatan agrowisata, peran pemerintahdalam membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis), pengembangan kawasanagrowisata melalui pemberdayaan masyarakat, dan dampak dari pengembanganagrowisata melalui dimensi community based tourism yaitu dimensi ekonomi,dimensi lingkungan, dan dimensi politik

Kata Kunci: Peran Pemerintah Daerah, Agrowisata, Community BasedTourism.

viii

Page 9: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................iv

ABSTRACT......................................................................................................vi

ABSTRAK........................................................................................................vii

DAFTAR ISI………........................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................x

DAFTAR TABEL.............................................................................................xi

DAFTAR BAGAN...........................................................................................xii

DAFTAR ISTILAH.........................................................................................xiii

BAB I: PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian........................................................................ 8

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................ 9

1.4.1 Manfaat Teoritis.......................................................................... 9

1.4.2 Manfaat Praktis.......................................................................... 9

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 10

2.1 Kerangka Teori........................................................................................... 10

2.1.1 Peran Pemerintah Daerah....................................................................10

2.2 Tinjuan Konseptual....................................................................................... 14

2.2.1 Pemberdayaan Masyarakat................................................................. 14

2.2.2 Community Based Tourism................................................................. 19

2.2.3 Agrowisata…….................................................................................. 22

2.3 Penelitian Terdahulu..................................................................................... 24

2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian.....................................................................27

BAB III: METODE PENELITIAN................................................................ 28

ix

Page 10: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

3.1 Jenis Penelitian..............................................................................................28

3.2 Fokus Penelitian…………............................................................................28

3.3 Lokasi dan Objek Penelitian......................................................................... 29

3.4 Teknik Penentuan Informan......................................................................... 29

3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 30

3.6 Instrumen Penelitian………..........................................................................

32

3.7 Teknik Analisis Data..................................................................................... 33

3.8 Keabsahan Data…………………………………………………………….35

BAB IV: GAMBARAN UMUM KOTA BATU............................................. 37

4.1 Gambaran Umum.......................................................................................... 37

4.1.1 Sejarah Kota Batu............................................................................... 374.1.2 Kondisi Geografis…………………................................................... 384.1.3 Topografi & Klimatologi……..…...................................................... 414.1.4 Kondisi Demografi…………………..................................................42

4.2 Visi Dan Misi Kota Batu………….............................................................. 43

4.3 Kondisi Pariwisata Kota Batu……............................................................... 46

4.3.1 Potensi Agrowisata Kota Batu............................................................ 47 4.3.2 Pengelolaan Agrowisata…................................................................. 49

BAB V: Hasil dan Pembahasan....................................................................... 53

5.1 Kerangka Kebijakan Community Based Tourism………............................. 53

5.2 Peran Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS)…….................................. 57

5.3 Pengembangan Kawasan Agrowisata Berbasis CBT....................................60

5.3.1 Program Pelatihan SDM......................................................................62

5.3.2 Meningkatkan Potensi Agrowisata Melalui Penguatan

Promosi...............................................................................................63

5.3.3 Perbaikan Dukungan Sarana dan Prasarana.........................................67

5.4 Analisis Dampak PengembanganAgrowisata Melalui Dimensi CBT.................................................................................................................70

5.4.1 Dimensi Ekonomi……........................................................................71

5.4.2 Dimensi Lingkungan...........................................................................77

5.4.3 Dimensi Politik…………………………............................................83

BAB VI: PENUTUP.......................................................................................... 87

x

Page 11: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

6.1. Kesimpulan.................................................................................................. 87

6.2. Rekomendasi................................................................................................ 90

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 94

LAMPIRAN.......................................................................................................95

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Kota Batu…............................................................................ 39

Gambar 5.1 Homestay dan Agrowisata Bumiaji……… .................................... 70

Gambar 5.2 Lapangan Pekerjaan Agrowisata................................................... 74

xi

Page 12: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Wisata Kota Batu................................................................ 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………....................... 26

Tabel 4.1 Data Kecamatan dan Desa Kota Batu.................................................40

Tabel 4.2 Pengunaan Lahan Kota Batu…………….......................................... 42

Tabel 4.3 Luas Wilayah Kota Batu.................................................................... 43

Tabel 4.4 Visi Misi Kota Batu…………........................................................... 43

Tabel 4.5 Susunan Kepengurusan Pokdarwis.................................................... 51

Tabel 5.1 Jenis Kawasan Agrowisata Batu.........................................................61

Tabel 5.2 Alokasi ADD …………..................................................................... 71

Tavel 5.3 Luas Penggunaan Sawah & Perkebunan …………............................78

Tabel 5.4 Produksi Komoditas Buah-Buahan …………....................................80

xii

Page 13: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Pembentukan Pokdarwis…………....................................................50

Bagan 5.1 Pusat Lingkungan Kota Batu............................................................. 54

Bagan 5.2 Arah Kebijakan Agrowisata……….……… .................................... 55

Bagan 5.3 Teknologi Produksi Apel.................................................................. 81

Bagan 5.4 Peran Aktor-Aktor ............................................................................ 84

xiii

Page 14: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

DAFTAR ISTILAH

ADD : Anggaran Dana Desa

BUMDES : Badan Usaha Milik Desa

BWK : Bagian Wilayah Kota

CBT : Community Based Tourism

DTW : Daerah Tujuan Wisata

KWB : Kota Wisata Batu

PEMKOT : Pemerintah Kota

PERDA : Peraturan Daerah

PERDES : Peraturan Desa

PP : Peraturan Pemerintah

POKDARWIS : Kelompok Sadar Wisata

RPJMD : Rencana Panjang Jangka Menengah Daerah

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

SSWP Sub Satuan Wilayah Pengembang

UU : Undang-Undang

xiv

Page 15: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan

dan diharapkan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat. Pariwisata

merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi

yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan

dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan.1

Program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata

daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.2

Bagi Pemerintah Daerah Kota Batu, kegiatan pariwisata membawa dampak yang

positif. Dengan adanya pariwisata, pemeritah daerah setempat mendapatkan

peningkatan pendapatan, baik itu dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) ataupun dari

Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD). Dalam hal PAD misalnya,

pada 2010 PAD Kota Batu sebesar Rp. 17.735.600, kemudian meningkat menjadi

Rp. 30.257,310.3

Pengembangan pariwisata merupakan sektor yang sangat penting bagi

pembangunan suatu wilayah. Dengan adanya berbagai kegiatan pariwisata maka

daerah-daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata akan dapat lebih

berkembang dan maju. Selain itu, pariwisata di beberapa daerah dapat

1 I Gede Pitana (2009) “Pengantar Ilmu Pariwisata”. Yogyakarta: Andi Offset, hlm. 5

2 http://www.malangvoice.com/manatapkan-agrowisata-pemkot-batu-teken-mou-dengan-bppt/, dalam “Mantapkan Agrowsiata, Pemkot Batu Teken MoU dengan BPPT”, diakses pada Selasa 2 Mei 2017, pukul 22.46 WIB

3 Imron Hanas. 2014. “Jurnal: Mengembangkan Pariwisata Membangun Kota: Kota Batu 2001-2012”, hlm. 7. file:///C:/Users/toshiba/Downloads/Documents/Imron%20Hanas.pd, diakses padaSelasa 2 Mei 2017, pukul 22.46 WIB

1

Page 16: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

memberikan dampak positif dalam perekonomiannya terutama dalam pemasukan

devisa. Pariwisata memiliki peran penting dan memiliki dampak positif terhadap

pendapatan negara dan daerah. Adanya berbagai kepariwisataan, maka daerah

yang memiliki potensi dasar pariwisata cenderung mengembangkan potensi

daerah yang ada sehingga diharapkan mampu menarik wisatawan dalam jumlah

besar.4

Jenis pariwisata yang ada di Indonesia tentunya tidak dapat berkembang

tanpa adanya pengelolaan dari pihak stakeholder (pemangku kepentingan). Salah

satu bentuk pengelolaan pariwisata dengan memperhatikan atau mengedepankan

masyarakat dikenal dengan istilah Community Based Tourism (CBT). Pariwisata

berbasis CBT merupakan konsep pengelolaan kepariwisataan dengan

mengedepankan partisipasi aktif masyarakat dengan tujuan untuk memberikan

kesejahteran bagi masyarakat. Konsep pariwisata berbasis masyarakat

berkesesuaian dengan pariwisata berkelanjutan (substainable tourism) yang

memerlukan partisipasi masyarakat. Penerapan pariwisata berbasis masyarakat

mampu memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat yaitu peningkatan

kesejahteraan, perlindungan terhadap lingkungan, serta perlindungan terhadap

kehidupan sosial dan budaya masyarakat.5

Penerapan pariwsata berbasis masyarakat mampu memberikan berbagai

manfaat bagi masyarakat melalui peningkatan kesejahteraan, perlindungan

terhadap lingkungan serta perlindungan terhadap kehidupan sosial dan budaya

4 http://www.forumdemokrasi.com/menyoal-ketimpangan-kebijakan-pariwisata-kota-batu/,dalam “Menyimpang Ketimpangan Kebijakan Pariwisata Batu”, diakses pada Sabtu 20 Mei2017, 10:01 WIB

5 Fildzah Ainun. 2014. “Jurnal: Pengembangan Desa Wusata Melalui Konsep Community Based Tourism”, hlm. 342. file:///C:/Users/toshiba/Downloads/Documents/129-475-1-PB.pdf, diakses pada 7 Juni 2017 pukul 19:16 WIB

2

Page 17: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pariwisata terdapat dalam

Pasal 19 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan. Pasal

tersebut menyatakan bahwa setiap orang atau masyarakat di dalam dan di sekitar

destinasi pariwisata mempunyai hak prioritas menjadi pekerja/ buruh, konsiasi,

dan pengelolaan.6 Peraturan tersebut menegaskan bahwa pekerja dan pengelola

pariwisata diprioritaskan untuk dilaksanakan oleh masyarakat sekitar objek

wisata. Peluang ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat agar

dapat meningkatkan kesejahteraan karena community based tourism (CBT)

mengharuskan adanya keterlibatan masyarakat tidak hanya sebagai objek

pembangunan pariwisata namun juga menjadi subjek.

Kota Batu memiliki beberapa jenis wisata, antara lain adalah wisata alam,

wisata agro, wisata sejarah, wisata budaya, wisata religi, wisata belanja, dan

wisata kuliner. Namun dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan

pencampuran sektor pertanian dengan sektor pariwisata pada jenis agrowisata.

Penelitian ini difokuskan pada jenis wisata tersebut karena sektor agrowisata

dinilai merepresentasikan pariwisata di Kota Batu, apabila dillihat dari kondisi

geografis, lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Banyak aset khususnya dalam bidang pariwisata, pertanian bahkan

perpaduan dari keduanya yaitu bidang agrowisata yang mampu menjadi magnet

bagi para wisatawan untuk berkunjung ke Kota Batu. Bahkan, Kota Batu dijuluki

sebagai the real tourism city of Indonesia oleh Bappenas.7 Kota Batu atau yang

sekarang lebih dikenal dengan sebutan Kota Wisata Batu (KWB) merupakan

6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang :“Penyelenggaraan Kepariwisataan Nasional”

7 http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/batu.pdf, dalam“Profil Kota Batu”, diakses pada Rabu 24 Mei 2017 pukul 12:18 WIB

3

Page 18: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

daerah administratif yang tergolong masih baru berdiri. Semenjak dikeluarkannya

UU/Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu, secara resmi wilayah

Batu memisahkan diri dari wilayah Kabupaten Malang menjadi daerah otonom

yang mandiri.8

Kota Batu terbagi menjadi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Batu,

Kecamatan Bumiaji, dan Kecamatan Junrejo. Dengan daerah pegunungan yang

wilayahnya subur, Kota Batu dan sekitarnya memiliki panorama alam yang indah

dan berudara sejuk. Kondisi ini menarik minat masyarakat lain untuk

mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai

daya tarik tersendiri. Pembagian daya tarik wisatanya adalah sebagai berikut:9

Tabel 1.1Data Wisata Di Kota Batu

Kota Batu

No Kecamatan Batu Kecamatan BumiajiKecamatan

Junrejo

1 Kusuma Agrowisata Taman SelectaWisata Petik Jeruk Junreno

2Taman Wisata Songgoriti

Kampung Wisata Kungkuk

Air Terjun Coban Rais

3 Jatim Park 1 Kaliwatu Rafting Predator Funpark4 Jatim Park 2 Wisata Bukit Apel Anyaman Junrejo5 BNS Wisata Cangar Torongrejo rafting6 Wisata Paralayang Wisata Petik Strawbery Kerajinan Onyx

7 Museum Angkut Wisata Petik JambuArca Ganesha Torongrejo

8 Batu Wonderland Kampung Kelinci - Sumber: Dioalah oleh peneliti dari Batu City Tourism Map

Peran Pemerintah Daerah Kota Batu telah menerapkan kebijakan melalui

Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2004 tentang fungsi Kota Batu.

Dijelaskan bahwa fungsi Kota Batu yaitu sebagai kota pertanian dan kota

8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2001 tentang “Pembentukan Kota Batu”

9 Draft Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu dalam “Batu City Tourism Map”

4

Page 19: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

pariwisata. Kota pariwisata yaitu pengembangan pariwisata Kota Batu yang

meliputi pengembangan daya tarik dan atraksi wisata, pengembangan usaha jasa

wisata, pengembangan pusat pelayanan wisata, pengembangan pusat informasi

wisata terpadu.10 Selain itu, pengembangan pariwisata juga tertera dalam RPJMD

(Rencana Panjang Jangka Menengah Daerah) Kota Batu. RPJMD ini dilaksanakan

5 (lima) tahun ke depan sampai berakhirnya masa jabatan Walikota/ Wakil

Walikota Batu terpilih. Pemerintah Kota Batu membatasi daerah yang tidak boleh

digunakan sebagai daerah pembangunan, baik itu sebagai daerah pemukiman atau

daerah wisata buatan dan lainnya. Kota Batu membuat kawasan lindung yang

ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang

mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan lindung yang

terdapat di Kota Batu meliputi hutan lindung, kawasan yang memberikan

perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat,

kawasan suaka alam dan cagar budaya serta kawasan rawan bencana alam.11

Sektor pariwisata diharapkan mampu mendorong pertumbuhan sektor

pembangunan lainnya termasuk pertanian. Salah satu unsur dari sektor pertanian

yang potensial di Kota Batu adalah agrowisata. Kegiatan agrowisata menjadi

suatu upaya mengembangkan potensi pertanian sebagai objek wisata, baik potensi

berupa pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun kearifan lokal

masyarakatnya. Keberhasilan penegembangan agrowisata dapat ditunjukkan

10 Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2004 tentang “Pengembangan Pusat Pariwisata”

11 Tri Setyowati (2013). Skripsi: “Pengembangan Agrowisata Sebagai Upaya DalamPemberdayaan Masyarakat Mangunan Kabupaten Bantul, Fakultas Dakwah dan Komunikasi”,http://repository.uin.ac.id/bitstream/1234567789/3812/4/Chapter%20II.pdf, UIN Yogyakarta,hlm. 20, diakses pada 24 Mei 2017 pukul 14.00 WIB

5

Page 20: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

dengan adanya pengintegrasian kegiatan pertanian dan wisata menjadi suatu

kegiatan alternatif yang lebih variatif.12

Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan

usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Wilayah perdesaan di Kota Batu

memiliki potensi yang sangat menarik untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata

seperti halnya agrowisata yang memadukan antara kegiatan pertanian keaslian

alam perdesaan, keberagaman komoditas pertanian, dan kekhasan budaya

termasuk pola hidup masyarakat lokal. Salah satu wilayah yang melakukan

pengembangan agrowisata dan tetap berjalan hingga saat ini adalah di Kecamatan

Bumiaji. Kecamatan Bumiaji sendiri mengembangkan agrowisata yang

terfokuskan pada dua desanya yaitu Desa Bumiaji dan Desa Punten. Kecamatan

Bumiaji pada awalnya adalah kecamatan yang perekonomiannya bergantung pada

sektor pertanian apel, yang kemudian dikembangkan dengan hasil pertanian lain

seperti jeruk keprok, jambu kristal, bunga hias, dan sebagainya. Terkait dengan

agrowisata, Soemarno mendefinisikan sebagai sebuah kegiatan pariwisata yang

menafaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk

memperluas pengetahuan, pengalaman, rekereasi, dan hubungan usaha di bidang

pertanian.13

Melalui pengelolaan agrowisata berbasis masyarakat maka pembangunan

pariwisata di suatu wilayah dapat diwujudkan oleh aktor pariwisata yang berperan

di dalamnya. Meskipun pembangunan pariwisata berbasis masyarakat

12 http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170514123504-307-214707/kota-batu-buat-sektor-pertanian-jadi-atraksi-wisata-andalan/, dalam “Kota Batu Buat Sektor Pertanian Jadi Atraksi Wisata Andalan”, diakses pada Rabu 24 Mei 2017, 15.17 WIB.

13 Soemarno (2008). “Perencanaan Pengembangan Kawasan Agrowisata”, Jakarta: Erlangga,hlm.8

6

Page 21: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

menekankan pada faktor masyarakat sebagai komponen utamanya, akan tetapi

keterlibatan pemerintah dan juga swasta sangat diperlukan untuk membentuk

suatu kerja sama yang saling bersinergi satu sama lain.14 Konsep pariwisata

berbasis masyarakat lebih menekankan kepada sebuah pembangunan pariwisata

dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Mereka yang bertempat

tinggal di sekitar Daerah Tujuan Wisata (DTW) memiliki peran yang sangat

penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan pariwisata di daerah

tersebut. Dengan adanya konsep pariwisata berbasis CBT maka diharapkan dapat

mengetahui sejauh mana keterlibatan masyarakat dalam mengelola agrowisata

guna mendukung kegiatan pariwisata yang ada dalam suatu wilayah.15

Kepengelolaan kegiatan agrowisata berbasis CBT dijalankan oleh

organisasi masyarakat setempat, hal ini merupakan hal yang menarik dalam

pengembangan agrowisata yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat.

Kecamatan Bumiaji masyakatnya hampir 51% berprofesi sebagai petani, baik

petani pemilik, petani penggarap ataupun buruh tani.16 Memiliki masyarakat yang

mayoritas pekerjaan sebagai petani oleh sebab itu kepengelolaan agrowisata

memberdayakan masyarakat setempat agar ikut serta memajukan kegiatan wisata.

Dengan adanya pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Bumiaji, maka

masyarakat yang belum sejahtera dapat mensejahterakan kehidupannya dengan

cara membuka usaha yang sekiranya dapat dijadikan tambahan penghasilan.

14 http://malangvoice.com/mantapkan-agrowisata-pemkot-batu-teken-mou-dengan-bppt/, dalam“Mantapkan Agrowisata, Pemkot Batu Teken MoU dengan BPPT”, diakses pada Minggu 24Mei 2017, pukul 22:46 WIB

15 Fildzah Ainun. 2014. “Jurnal: Pengembangan Desa Wusata Melalui Konsep Community BasedTourism”, hlm. 339. file:///C:/Users/toshiba/Downloads/Documents/129-475-1-PB.pdf, diaksespada 7 Juni 2017 pukul 19:16 WIB

16 Ibid

7

Page 22: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Wisata petik apel, jeruk keprok, tanam bunga, ataupun usaha homestay merupakan

salah satu upaya yang digerakkan oleh pengelola agar masyarakat Kecamatan

Bumiaji dapat menambah penghasilannya. Dengan adanya pengembangan

agrowisata berbasis CBT diharapkan bukan hanya aktor-aktor tertentu yang dapat

merasakan keuntungan, melainkan seluruh lapisan masyarakat.

Peran pemerintah sangatlah berpengaruh dalam pengelolaan sebuah

wilayah khususnya pengembangan potensi agrowisata yang ada di Kota Batu.

Oleh karena itu, perlunya pengembangan potensi agrowisata yang dilakukan oleh

Pemerintah Kota Batu beserta stakeholder yang terlibat sebagai peluang untuk

meningkatkan pembangunan berkelanjutan, pembinaan masyarakat, dan

pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan ilustrasi diatas, peneliti mengangkat tema

yakni pengembangan pariwisata melalui sektor agrowisata. Peneliti tertarik untuk

mengkaji secara mendalam tentang kebijakan pariwisata di Kota Batu melalui

“Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Kawasan Agrowisata

Melalui Community Based Toursim Di Kota Batu”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan peneliti sebelumnya

maka terdapat dua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti adalah bagaimana peran

Pemerintah Daerah dalam pengembangan potensi agrowisata berbasis community

based tourism di Kota Batu?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka peneliti mengharapkan adanyua

tujuan yang dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah untuk menjelaskan peran

8

Page 23: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Pemerintah Kota Batu melalui kebijakan dalam pengembangan potensi agrowisata

berdasarkan dimensi dari community based tourism.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaaat Teoritis

Manfaat teoritis terdiri dari 3 hal, yaitu:

1. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada

mahasiswa tentang peran Pemerintah Kota Batu dalam pengembangan

potensi agrowisata berdasarkan prinsip community based tourism.

2. Memperoleh pemahaman baru yang ditemukan oleh peneliti dalam

melakukan penelitian di lapangan.

3. Sebagai pelengkap bagi penelitian selanjutnyayang memiliki tema serupa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sedangkan, manfaat praktis yang diperoleh dalam penelitain ini, yaitu:

1. Memperoleh hasil penelitian yang dapat menjadikan pertimbangan

pemerintah untuk menjadikan masukan serta pedoman bagi pemerintah

dalam pembuat kebijakan agar dapat menyertakan masyarakat dalam

pelaksanaan pengembangan agrowisata berbasis community based

tourism.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi koleksi bacaan serta menambah refrensi

untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang agrowisata.

3. Menambah wawasan bagi pelaku di dunia pariwisata khususnya dalam

pengembangan agrowisata.

9

Page 24: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

Dalam penyelesaian suatu penelitian diperlukannya teori yang berfungsi

sebagai pisau analisis dan memperkuat argumentasi pembahasan dengan teori yang

sudah ada sebelumnya, teori yang sudah ada tersebut kemudian dikaitkan dengan

fenomena yang hendak di angkat dalam penelitian tersebut, sehingga timbulnya

kesinambungan antara teori dengan pembahasan penelitian tersebut, teori-teori yang

digunakan hendaknya berkaitan dengan penelitian yang akan dibahas mengenai

“Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Kawasan Agrowisata Melalui

Community Based Tourism di Kota Batu”.

2.1.1 Peran Pemerintah Daerah

Lahirnya pemerintahan pada awalnya adalah untuk menjaga suatu sistem

ketertiban di dalam masyasrakat, sehingga masyarakat tersebut bisa menjalankan

kehidupan secara wajar. Seiring dengan perkembangan masyarakat modern yang

ditandai dengan meningkatnya kebutuhan, peran pemerintah kemudian berubah

menjadi melayani masyarakat. Pemerintah modern, dengan kata lain pada hakekatnya

adalah pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani

diri sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang

memungkinkan setiap anggota mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya demi

mencapai kemajuan bersama.1

1 M. Ryaas Rasyid. 2000. Makna Pemerintahan, Tinjauan dari Segi Etika dan Kepemimpinan.Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, hlm. 13

1

Page 25: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Osborne dan Gaebler menyatakan bahwa pemerintah yang demokratis lahir

untuk melayani warganya dan karena itulah tugas pemerintah adalah mencari cara

untuk menyenangkan warganya.2 Dengan demikian lahirnya pemerintahan

memberikan pemahaman bahwa kehadiran suatu pemerintahan merupakan

manifestasi dari kehendak masyarakat yang bertujuan untuk berbuat baik bagi

kepentingan masyarakat, bahkan Van Poelje menegaskan bahwa pemerintahan dapat

dipandang sebagai suatu ilmu yaitu yang mengajarkan bagaimana cara terbaik dalam

mengarahkan dan memimpin pelayanan umum.3

Pada definisi pemerintahan terdapat perbedaan antara pemerintahan dalam arti

luas dengan pemerintahan dalam arti sempit. Pemerintahan dalam arti sempit dapat

didefinisikan hanya meliputi lembaga yang mengurus pelaksanaan roda pemerintahan

(eksekutif), sedangkan pemerintahan dalam arti luas tidak hanya lembaga-lembaga

eksekutif saja, melainkan juga termasuk lembaga pembuat peraturan perundang-

undangan (legislatif) maupun juga lembaga yang melaksanakan urusan peradilan

(yudikatif).

Pemerintah daerah dianggap mewakili masyarakat, karena daerah adalah

masyarakat hukum yang tertentu batas wilayahnya. Menurut Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang disebut dengan Pemerintah

Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai

badan eksekutif daerah. Peranan Pemerintah Daerah dalam mendukung suatu

2 Rotua Kristin Simamora. “Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Pariwisata Alam danBudaya di Kabupaten Tapanuli Utara”. Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, Vol. 4, No.1.2016, hlm 84

3 Ibid, hlm. 86

2

Page 26: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

kebijakan pembangunan bersifat partisipatif adalah sangat penting.4 Menurut Rasyid,

peran pemerintah adalah untuk melayani dan mengatur masyarakat yang lebih

menekankan upaya mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik,

dan memberikan kepuasaan kepada publik.5 Dalam tugas mengatur, lebih

menekankan kekuasaan politik yang melekat pada posisi jabatan birokrasi. Rasyid

juga memaparkan enam tugas umum pemerintah antara lain:6

1. Menjamin keamanan negara dari segala kemungkinan serangan dari luar.

2. Menjaga kekuasaan dari ancaman faktor eksternal yang dapat menggulingkan

pemerintahan.

3. Memelihara ketertiban dan menjamin kerukunan masyarakat.

4. Menjamin diterapkannya keadilan sosial bagi setiap masyarakat.

5. Melakukan upaya untuk meningkatkan kesejahteran sosial melalui kebijakan

ekonomi yang menguntungkan masyarakat

6. Menerapkan kebijakan untuk memelihara SDA dan lingkungan

Berdasarkan ke-6 tugas pemerintah di atas, dalam arti luas Pemerintah Daerah adalah

instansi pemerintah yang paling mengenal potensi daerah dan juga mengenal

kebutuhan masyarakat.

Secara umum, peran pemerintah mencakup tiga tujuan pokok, pertama peran

pengaturan, pengaturan ini dilaksanakan pemerintah dengan membuat peratutan

4 Undang-Undang Dasar Nomor 32 Tahun 2004 tentang “Pemerintahan Daerah”

5 Rasyid, Op.cit, hlm. 13

6 Rasyid, Op.cit, hlm. 19

3

Page 27: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

perundang-undangan untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat.7

Pemerintah adalah pihak yang mampu menerapkan peraturan agar kehidupan dapat

berjalan secara baik dan dinamis. Seperti halnya peran pemerintah pusat, pemerintah

daerah juga mempunyai peran pengaturan terhadap masyarakat yang ada di

daerahnya. Perbedaannya yang diatur oleh pemerintah daerah lebih khusus, yaitu

urusan yang telah di serahkan kepada daerah. Untuk mengatur urusan tersebut

diperlukan peraturan daerah yang dibuat Bersama antara DPRD dengan eksekutif.

Kedua, peran pelayanan umum (public service) peran pelaksanaan yang dilakukan

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terletak pada kewenangan masing-masing.

Kewenangan Pemerintah Pusat mencakup urusan pertahanan dan keamanan, agama,

hubungan luar negeri, moneter, dan peradilan.8 Secara umum pelayanan pemerintahan

mencakup pelayanan publik (public service) dan pelayanan sipil (civil service) yang

menghargai kesetaraan. Pelayanan umum menurut keputusan menteri pendayagunaan

aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah segala pelayanan kegiatan

yang dilaksanakan oleh penyelenggaraan pelayanan politik sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.9

Adapun yang dimaksud penyelenggaraan pelayan publik adalah instansi pemerintah.

Ketiga, peran pemberdayaan untuk mendukung terselenggaranya otonomi

daerah, fungsi ini menuntut pemberdayaan Pemerintah Daerah dengan kewenangan

yang cukup dalam pengelolaan sumber daya daerah guna melaksanakan berbagai

7 Haryanto. 1997. Fungsi-Fungsi Pemerintahan. Jakarta: Badan Diklat Depagri, hlm. 36

8 Ibid, hlm. 36

9 Keputusan Menteri Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang “Pelayanan Umum”

4

Page 28: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

urusan yang di desentralisasikan.10 Pemerintah Daerah perlu meningkatkan peran

serta masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan

pemerintah. Kebijakan pemerintah, pusat dan daerah, diarahkan untuk meningkatkan

aktivitas ekonomi masyarakat, yang pada jangka panjang dapat menunjung

pendanaan Pemerintah Daerah. Dalam fungsi ini pemerintah harus memberikan ruang

yang cukup bagi aktivitas mandiri masyarakat, sehingga dengan demikian partisipasi

masyarakat di daerah dapat ditingkatkan.

Dengan begitu luas dan kompleksnya tugas dan fungsi pemerintahan,

menyebabkan pemerintah harus memikul tanggung jawab yang sangat besar. Dalam

mengemban tugas yang berat itu, selain diperlukan sumber daya, dukungan

lingkungan, dibutuhkan institusi yang kuat yang didukung oleh aparat yang memiliki

perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat dan

pemerintahan. Langkah ini perlu dilakukan oleh pemerintah, mengingat dimasa

mendatang perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan semakin

menambah pengetahuan masyarakat untuk mencermati segala aktivitas pemerintahan

dalam hubungannya dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat.

2.2 Kerangka Konseptual

Dalam suatu penelitian perlu adanya konsep yang digunakan, untuk

memperkuat argumentasi dalam suatu pembahasan penelitian. Konsep juga

diperlukan untuk mendukung teori yang digunakan dalam penelitian tersebut.

Sehingga adanya kesinambungan antara teori dan konsep dengan permaslahan yang

10 Ibid, hlm. 37

5

Page 29: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

dibahas dalam penelitian ini. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa

konsep yang dirasa relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

2.2.1 Pemberdayaan Masyarakat

Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari istilah empowerment.

Empowerment sebagaimana dimaksud adalah sebuah konsep yang lahir sebagai

bagian dari perkembangan alam pikiran dan kebudayaan masyarakat Barat, terutama

Eropa.11 Di Indonesia, istilah pemberdayaan sudah dikenal pada tahun 1990-an di

banyak NGOs, baru setelah Konferensi Beijing 1995 pemerintah menggunakan istilah

yang sama. Dalam perkembangannya istilah pemberdayaan menjadi wacana publik

dan bahkan seringkali dijadikan kata kunci bagi kemajuan dan keberhasilan

pembangunan masyarakat.

Paradigma pemberdayaan adalah paradigma pembangunan manusia, yaitu

pembangunan yang berpusat pada rakyat merupakan proses pembangunan yang

mendorong prakarsa masyarakat berakar dari bawah.12 Pada hakikatnya proses

perubahan sosial melalui pembangunan sosial adalah merupakan proses

pemberdayaan masyarakat. Dalam konsep pemberdayaan masyarakat yang menjadi

pertimbangan adalah upaya yang dilaksanakan harus diarahkan langsung kepada akar

permasalahannya, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat. Sehingga dengan

adanya kemampuan dan daya maka akan menumbuhkan partisipasi keikutsertaan

masyarakat.

11 Sri Widayanti. “Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan Teori”. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, Vol. 1, No. 1, Januari- Juni 2012 hlm. 90

12 Alfitri. 2011. Community Development Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm.21

6

Page 30: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Robert Chambers menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah

sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai- nilai sosial.

Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yakni yang bersifat “people

centered, participatory, empowing, dan susniable.”13 Konsep ini lebih luas dari hanya

semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan

mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net). Konsep ini

berkembang dari upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang antara lain

oleh Friedman disebut alternative development, yang menghendaki “inclusive

democracy, appropriate economic growth, gender equality and intergenerational

equity.”14 Kartasasmita mengatakan bahwa keberdayaan masyarakat adalah unsur

dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan dan dalam pengertian yang

dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.15

Memberdayakan masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain

memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.16 Dasar

pandangannya adalah bahwa upaya yang dilakukan harus diarahkan langusung pada

akar persoalannya, yaitu meningkatkan kemampuan rakyat. Bagian yang tertinggal

13 Ginanjar Kartasasmita. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: CIDES hlm.142

14 Ibid, hlm. 142

15 Ibid, hlm. 144

16 Ibid, hlm. 144

7

Page 31: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

dalam masyarakat harus ditingkatkan kemampuaannya dengan mengembangkan dan

medinamiskan potensinya.17

Begitu pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam upaya memandirikan

masyarakat, penulis mencoba meminjam pendapat Kartasasmita yang

menyederhanakan pemberdayaan masayrakat sebagai dasar pengembangan diri untuk

mencapai kemajuan. Pemberdayaan masyarakat dengan sifat dasar pengembangan

diri harus senantiasa menjadi aspek penting dalam berbagai bidang pembangungan.

Berdasarkan hasl tersebut, sebuah pemberdayaan masyarakat tidak akan berkembang

tanpa adanya usaha yang diarahkan langsung dalam meningkatkan kemampuan

masyarkatnya. Pemberdayaan masayrakat mempunyai pandangan, yaitu suatu upaya

untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat yang mengarah kepada

kemandirian masyrakat untuk dapat merubah individu dan komunitas menjadi lebih

mampu mengembangkan dirinya sehingga dapat berperan dan ikut serta/

berpartisipasi.

Sebuah konsep pemberdayaan masyarakat merupakan ciri dasar dari

kekeluargaan dan kegotongroyongan yang sudah menjadi ciri khas dari masyarakat

desa. Mengingat pentingnya pemberdayaan masyarakat, maka untuk dapat merubah

masyarakat dalam mengembangkan dirinya diperlukan beberapa konsep yang dapat

memberdayakan masyarakat, berkenaan dengan hal tersebut menurut Ginanjar

Kartasasmita mengungkapkan tiga hal, yaitu:18

17 Ginanjar Op.cit, hlm. 141

18 Ibid hlm. 159

8

Page 32: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

1. Menciptakan Suasana atau Iklim yang Memungkinan Potensi

Masyarakat Berkembang (enabling environment).

Dalam hal ini, titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap

masyarakat, memilik potensi yang dapat dikembangkan. Artinya tidak ada

masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikan akan sudah

punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan

mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

2. Memperetat Potensi atau Daya yang dimiliki oleh Masyarakat

(empowering).

Dalam rangka ini deiperlukan langkah-langkah positif, selain dari hanya

menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah

nyata. Yang menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta

pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan

membuat masyrakat menjadi makin berdaya. Pemberdayaan bukan hanya

meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranta-

pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras,

hemat, keterbukaan, ketanggungjawaban yang merupakan bagian pokok dari

upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan lembaga-lembaga

sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan

masyarakat di dalamnya.

9

Page 33: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

3. Memberdayakan Mengandung Pula Arti Melindungi

Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah

lemah, karena kurang berdaya dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu,

dalam konsep pemberdayaan masyarakat, perlindungan dan pemihakan

kepada yang lemah amat mendasar sifatnya. Dalam rangka ini, adanya

peraturan perundangan yang secara jelas dan tegas melindungi golongan yang

lemah sangat diperlukan.

Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung

pada berbagai program pemberian (charity) karena pada dasarnya setiap apa yang

dinikmatinya harus dihasilkan atas usaha sendiri dan hasinya dapat dipertukarkan

dengan pihak lain.19

Dengan konsep seperti ini, maka sebuah pemberdayaan masyarakat

merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat

yang mengarah kepada kemandirian masyarakat untuk dapat merubah masyarakat

menjadi lebih mampu mengembangkan dirinya. Mengacu pada pendapat Ginanjar

Kartasasmita mengenai konsep keberhasilan suatu pemberdayaan masyarakat, maka

fenomena pemberdayaan masyarakat yang penulis angkat dalam tulisan ini terkait

“Pengembangan Kawasan Agrowisata Melalui Community Based Tourism di Kota

Batu” sebagai unsur yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan maupun

mengembangkan diri untuk mencapai kemajuan.

19 Ibid hlm. 160

10

Page 34: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

2.2.2 Community Based Tourism (CBT)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas

serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah.20 Pariwisata memiliki peran dan pengaruh besar terhadap

perkembangan suatu wilayah yang dibuktikan dengan dijadikannya kegiatan

pariwisata sebagai sektor unggulan dalam perolehan devisa, penciptan peluang kerja

maupun pengentasan kemiskinan.

Community Based Tourism (CBT) yaitu pengembangan suatu destinasi wisata

melalui pemberdayaan masyarakat lokal, dimana masyarakat turut andil dalam

perencanaan, pengeloaan, dan pemberian suara berupa keputusan dalam

pembangunan.21 Ada tiga kegiatan pariwisata yang dapat mendukung konsep CBT

yaitu penjelajahan (adventure travel), wisata budaya (cultural tourism), dan

ekowisata (ecotourism). Garold mengemukakan terdapaat dua pendekatan berkaitan

dengan prinsip-prinsip perencanaan dalam konteks pariwisaata. Pendekatan pertama

yang cenderung dikaitkan dengan sistem perencanaan formal sangat menekankan

pada keuntungan potensial dari ekowisata. Pendekatan kedua, cenderung dikaitkan

dengan istilah perencanaan yang partisipatif yang lebih mempertimbangkan dengan

ketenetuan dan pengaturan yang lebih seimbang antara pembangunan dan

20 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 “Tentang Pariwisata di Indonesia”.

21 Fildzah Ainun. 2014. “Jurnal: Pengembangan Desa Wusata Melalui Konsep Community BasedTourism”, hlm. 342. file:///C:/Users/toshiba/Downloads/Documents/129-475-1-PB.pdf, diakses pada7 Juni 2017 pukul 19:16 WIB

11

Page 35: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

perencanaan terkendali.22 Pendekatan ini lebih menekankan pada kepekaan terhadap

lingkungan alam dalam dampak pembangunan ekowisata.

Salah satu bentuk perencanaan yang partisipasif dalam pembangunan

pariwisata adalah dengan menerapkan CBT sebagai pendekatan pembangunan.

Nicole Hausler (2000), mengemukakan gagasan tentang definisi dari CBT, yaitu:23

1. Bentuk pariwisata yang memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal

untuk mengontrol dan terlibat dalam manajemen dan pembangunan

pariwisata.

2. Masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam usaha-usaha pariwisata juga

mendapat keuntungan.

3. Menuntut pemberdayaan secara politis dan demokratisasi dan distribusi

keuntungan kepada komunitas yang kurang beruntung di pedesaan.

Dalam pandangan Hausler CBT merupakan suatu pendekatan pembangunan

pariwisata yang menekankan pada masyarakat lokal (baik yang terlibat langsung

dalam industri pawirisata maupun tidak) dalam bentuk memberikan kesempatan

dalam manajemen dan pembangunan pariwisata yang berujung pada pemberdayaan

politis melaui kehidupan yang lebih demokratis, termasuk dalam pembagian

keuntungan dari kegiatan pariwisata yang lebih adil bagi masyarakat lokal.24 Hausler

menyampaikan gagasan tersebut sebagai wujud perhatian yang kritis pada

22 Ibid

23 Ibid

24 Heru Ribawanto, Jurnal Administrasi Publik (JAP): “Pengembangan Agrowisata DenganPendekatan Masyarakat Lokal”, Vol 1, No.3, hlm. 146. file:///C:/Users/user/Downloads/CBT.pdfdiakses pada 7 Juni 2017 pukul 11.32

12

Page 36: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

pembangunan pariwisata yang seringkali mengabaikan hak masyarakat lokal di

daerah tujuan wisata.

2.2.2.1 Dimensi Community Based Tourism

Sebagai tindak lanjut, Suansri juga menyampaikan beberapa aspek penting

yang merupakan aspek utama dalam pengembangan CBT, yaitu:25

1. Dimensi Ekonomi, dengan indikator

Adanya dana untuk pengembangan komunitas Terciptanya lapangan pekerjaan di sektor pariwisata Timbulnya pendapatan masyarakat lokal dari sektor pariwisata2. Dimensi Sosial, dengan infdikator:

Meningkatnya kualitas hidup Peningkatan kebanggaan komunitas Pembagian peran yang adil antara laki-laki, perempuan generasi muda dan tua3. Dimensi Budaya, dengan indikator:

Mendorong masyarakat untuk menghormati budaya yang berbeda Membantu berkembangnya pertukaran budaya. Budaya pembangunan melekat erat dalam budaya lokal4. Dimensi Lingkungan, dengan indikator

Mempelajari carrying capacity area Mengatur pembuangan sampah Meningkatkan kepedulian akan perlunya konservasi5. Dimensi Politik, dengan indikator:

Meningkatkan partisipasi dari penduduk lokal Peningkatan kekuasaan komunitas yang lebih luas Menjamin hak-hak dalam pengelolaan SDA.

CBT muncul seabagai solusi yang mampu mengatasi dampak negatif yang timbul

dari mass tourism dan dalam waktu yang sama juga bisa menjadi strategi dari sebuah

organisasi/ komunitas untuk mencapai sebuah kondisi pariwisata yang lebih baik di

suatu daerah. Selain itu, CBT juga menjadikan sumber daya yang ada di sebuah

destinasi wisata menjadi lebih dikenal untuk kalangan luas, lebih memberikan

25 Ibid, hlm. 147

13

Page 37: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

manfaat bagi semua kalangan, bukan hanya mampu mensejahterahkan masyarakat

lokal yang berada di destinasi wilayah tersebut. Tetapi juga meningkatkan

kesejahteraan bagi masyarakat lainnya yang ikut terlibat dalam CBT.

2.2.3 Agrowisata

Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha

pertanian sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan

rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata

yang menonjolkan budaya lokal dalam meamnfaatkan lahan, pendapatan petani dapat

meningkat bersamaan dengan upaya melestarikan sumber daya lahan, serta

memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan

kondisi lingkungan alaminya. Di Indonesia, agrowisata atau agroturisme

didefinisikan sebagai sebuah kegiatan pariwisata yang menafaatkan usaha agro

(agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan,

pengalaman, rekereasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian.26

Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam

memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningaktkan pendapatan petani sambal

melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal

yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alamnya. Marsono

berpendapat bahwa agrowisata mencakup kegiatan perkebunan yakni pembibitan

berbagai flora serta industri pengolahan berbagai hasil pertanian dan termasuk ke

26 Soemarno Op.cit, hlm. 8

14

Page 38: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

dalam jenis wisata alam (natural tourism) dengan memanfaatkan potensi alam

sebagai objeknya.27

Beberapa tujuan dari kegiatan agrowisata di antaranya adalah untuk

memperluas pengetahuan dan pengalaman rekreasi serta hubungan usaha di bidang

pertanian. Agrowisata dapat dikelompokkan dalam wisata ekologi (ecotourism), yaitu

kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan

untuk mengagumi dan menikmati alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan

alaminya serta sebagai sarana pendidikan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Berkaitan dengan penelitian dengan fokus “Pengembangan Kawasan

Agrowisata Melalui Community Based Tourism di Kota Batu”, maka penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan antara lain sebagai berikut:

a. Amanda Kiki Lupitasari, 2016. Skripsi: “Pengembangan Potensi Wisata

Puncak B29 Berbasis CBT (Community Based Tourism)”, Malang:

Universitas Brawijaya Malang.

Penelitian yang dilakukan oleh Amanda Kiki Lupitasati dari Universitas

Brawijaya Malang di dasarkan dari permasalahan yang dihadapi tentang pengelolaan

potensi wisata di Puncak B29, Lumajang. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam

27 Soemarno Op.cit, hlm.12

15

Page 39: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

pengelolaan potensi wisata yang ada di Puncak B29 akan dimanfaatkan sebagai

sarana untuk menjelaskan pengembangan potensi wisata berbasis CBT dan

mengetahui faktor pendukung serta penghambat. Hal ini terbukti dengan adanya

partisipasi masyarakat lokal di daerah wisata Puncak B29 melalui ke 5 dimensi dari

CBT, yaitu dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi lingkungan, dimensi budaya,

dan dimensi politik. Selain itu guna meningkatkan potensi wisata di Puncak B29,

pemerintah daerah mengadakan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat lokal dalam

hal mengembangkan potensi wisata.

Persamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan terletak pada proses

analisis pengembangan pariwisata berbasis CBT melalui 5 dimensi dari CBT.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan adalah terletak

pada lokasi objek penelitian, lokasi penelitian tersebut berada di Puncak B29 Desa

Argosari, Kabupaten Lumajang. Sedangkan peneliti yang dilakukan penulis berada di

Kota Batu dengan objek penelitiannya yaitu potensi agrowisata. Peneliti menganggap

bahwa penelitian yang dilakukan oleh Amanda Kiki Lupitasari ini memiliki relevansi

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini tentang analisis dari

program pariwisata berbasis CBT, dimana masyarakat lokal turut andil dalam

kegiatan pariwisata.

b. Ilyas Mustafa Makarim (2015), Tesis: “Pengelolaan Agrowisata Berbasis

Lingkungan di Desa Sidomulyo, Kota Batu”, Yogyakarta: Univesitas

Gajahmada. Penelitian ini dilatar belakangi oleh pengembangan potensi

agrowisata dengan memperhatikan karakteristik lingkungan di Desa

Sidomulyo.

16

Page 40: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengelolaan

agrowisata berbasis lingkungan di Desa Sidomulyo, yang berasal dari indikator-

indikator terkait yaitu isi kebijakan dan konteks kebijakan tata ruang dan wilayah

serta karakteristik sosial masyarakat sekitar. Hasil penelitian yang didapat

pengembangan agrowisata berbasis lingkungan di Desa Sidomulyo

mengidentifikasikan kondisi dari objek agrowisata yang ada sebagai Daerah Tujuan

Wisata.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif,

instrumen dalam penelitian ini ialah peneliti itu sendiri yang didasari pada teori

ekologi politik. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Persamaan penelitian tersebut

dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah terletak dalam pengembangan

agrowisata berbasis lingkungan di Desa Sidomulyo, dimana penulis juga membahas

tentang aspek lingkungan dalam pengembangan kawasan agrowisata. Sedangkan

perbedaan dari penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Ilyas hanya

memfokuskan pada identifikasi kondisi objek agrowisata di Desa Sidomulyo,

sedangkan penulis berusaha menjelaskan anlalisis peran Pemerintah Daeah dalam

pengembangan kawasan agrowisata melalui community based tourism.

Tabel 2.1Penelitian Terdahulu

NO SUBJEKPERBANDINGAN

PENELITIAN I PENELITIAN II

1. Nama Peneliti Amanda Kiki Lupitasari, IlmuAdministrasi Publik,Universitas Brawijaya, 2016.

Ilyas MustafaMakarim, IlmuPemerintahan UniversitasGajahmada, 2015

17

Page 41: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

2. Judul Penelitian “Pengembangan Potensi WisataPuncak B29 Berbasis CBT(Community Based Tourism)”

“Pengelolaan AgrowisataBerbasis Lingkungan diDesa Sidomulyo, KotaBatu, 2015”

3. Metode Penelitian Kualitatif deskriptif Kualitatif deskriptif

4. Deskripsi Penelitian ini mendeskripsikantentang pengembangan potensiwisata puncak B29 berbasisCBT dan menjelaskan faktorpendukung dan penghambatdalam pengembangan potensiwisata puncak B29.

Penelitian inimendeskripsikankarakteristik lingkunganalam dan sosial masyarakatdi Desa Sidomulyo sangatmendukung kegiatanpengelolaan agrowisatasecara terpadu yang disertaidengan respon positif darimasyarakat

5. Perbedaan Penelitian ini mengidentifikasibahwa pengembangan potensiwisata puncak B29 berbasisCBT berpusat di Desa ArgosariKec. Senduro KabupatenLumajang.

Penelitian inimengidentifikasikan kondisiobjek agrowisata di DesaSidomulyo sebagai DaerahTujuan Wisata (DTW)

6. Persamaan Metode penelitianmenggunakan kualitaitifdeskriptif

Menggunakan metodekualitatif deskriptif

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2017

2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian

18

Page 42: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Sumber: Hasil olahan peneliti, 2017

19

Page 43: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan kualitaif-deskriptif karena bertujuan untuk

mendalami suatu kejadian dan fakta, keadaam, fenomena, variabel, dan keadaan yang

terjadi pada saat penelitian berlangusung dengan menyuguhkan apa yang sebenernya

terjadi. Penelitian ini menafsirkan dan menguraikan data yang bersangkutan dengan

situasi yang terjadi, pertentangan antara dua keadaan atau lebih, hubungan variabel

yang timbul, perbedaan antara fakta yang ada serta pengaruhnya terhadap kondisi,

dan sebagainya. Data yang diperoleh merupakan data yang bersifat kualitatif berupa

bagan maupun hasil wawancara yang diperoleh oleh penulis dari narasumber yang

terpecaya.

Kirk dan Miller dalam Moleong mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif

adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam

peristilahannya.1

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dimaksudkan agar membatasi objek yang dikaji agar peneliti

tidak terjebak dengan banyaknya data dilapangan, selain hal tersebut agar peneliti

lebih terarah dalam menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan. Selain itu

fokus penelitian juga ditunjukkan agar peneliti bisa lebih terarah atau sistematis dan

1 Lexy J. Moleong (2007). “Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan Ketigabelas”. Bandung: Remaja Rosda Karya, hlm. 4

1

Page 44: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

terperici, sehingga tidak menyimpang dari rumusan masalah yang sudah ditetapkan

dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti memfokuskan penelitian ini dalam

“Peran Pemerintah Daerah Kota Batu melalui kebijakan dalam pengembangan

potensi agrowisata berdasarkan dimensi dari community based tourism.”

3.3 Lokasi dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan sebuah penelitian di Kota Batu,

karena Kota Batu merupakan kawasan pariwisata yang menjadi prioritas

pengembangan sentra agrowisata oleh Pemerintah Kota Batu. Peneliti juga

melaksanakan di Kecamatan Bumiaji. Kecamatan Bumiaji ini memiliki keindahan

alam yang luar biasa serta memiliki potensi pertanian yang patut untuk dijadikan

objek wisata yang kemudian dibentuk sebagai kawasan agrowisata selain itu juga

sebagai pusat dari kegiatan agrowiata di Kota Batu.

Lokasi peneliti dalam melakukan penelitian yaitu, berada di Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batu selaku pihak pemerintah daerah yang

mengurus hal-hal terkait pengembangan sentra agrowisata dan Kecamatan Bumiaji

yang merupakan icon agrowisata yang dijadikan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kota Batu sebagai pusat kawasan agrowisata. Selain itu peneliti juga ingin melihat

bagaimana pengembangan kawasan agrowisata di Kota Batu dalam menjalankan

kegiatan yang sesuai dengan prinsip CBT.

3.4 Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

purposive sampling yaitu informan yang diseleksi dengan dasar kriteria-kriteria

2

Page 45: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu informan yang

diwawancarai. Informan yang terkait, dalam hal ini aktor dalam pengembangan

agrowisata seperti Dinas Pariwisata, Bappeda, Pemerintah Desa, kelompok sadar

wisata. Selain itu pelaku wisata juga perlu sebagai objek yang merasakan kebijakan

pemerintah Kota Batu. Pihak-pihak yang akan dilakukan wawancara tersebut sebagai

berikut:

1. Informan kunci: Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa

Bumiaji, Bapak Cahyono Hadi dan Pelaku Agrowisata di Bumiaji, Bapak

Rakhmad Hardianto.

2. Informan Pendukung: Kasubid Pengembangan Produk Pariwisata Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batu, Bapak Syaiful dan Kaur Umum

Pemerintah Desa Bumiaji, Bapak Su’ud Mashuri.

3. Informan Tambahan: Kasubid Bidang Pengembangan SDM Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kota Batu, Bapak Mustakim dan Kabag Pariwisata dan

Pertanian Badan Perencanaan Pembanguann Daerah (BAPPEDA) Kota Batu,

Bapak Sariono.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan sebuah langkah untuk mengumpulkan

data guna melengkapi dan menunjang validitasi data. Menurut Danim mengumpulkan

data merupakan langkah yang tidak dapat dihindari dalam kegiatan penelitian dengan

pendekatan apapun, termasuk pada penelitian kualitatif yang desain penelitiannya

tidak kaku alias dapat dimodifikasi setiap saat, pengumpulan data menjadi satu fase

3

Page 46: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

yang sangat strategis bagi dihasilkannya penelitian yang bermutu.2 Teknik

pengumpulan data tersebut yaitu:

1. Wawancara

Menurut Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan yang

terwawancara.3 Peneliti melakukan wawancara semi terstruktur. Akan tetapi

fleksibel untuk memudahkan proses wawancara, namun dengan demikian

bukan berarti peneliti mengabaikan struktur wawancara yang dibuat. Oleh

karena itu, sebelum penelitian ini berlangsung, peneliti terlebih dahulu

menyusun daftar wawancara. Dalam melaksanakan penelitian ini, dapat

diteapkan beberapa informan yang dikelompokkan dalam kategori informan

kunci, informan utama, dan informan tambahan guna mendukung proses

penelitian.

2. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, Nasution dalam

Sugiyono.4 Fokus dan tema penelitian dapat diperoleh dengan cara mengamati

secara langsung setiap fenomena yang terjadi di lapangan, sehingga data yang

akan didapatkan merupakan data yang akurat dan sesuai. Teknik observasi

dapat dilakukan secara bersamaan pada saat wawancara, pengambilan

dokumentasi, dan survey lapangan. Dalam teknik ini peneliti melakukan

2 Danim, S. (2002). “Menjadi Peneliti Kualitatif”. Bandung: Pustaka Setia, hlm. 121

3 Sugiyono. (2014). “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung: Alfabeta, hlm. 226

4 Ibid

4

Page 47: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

pengamatan terhadap fenomena, peristiwa, sikap dan tingkah laku informan

secara teliti dan cermat. Observasi yang dilakukan oleh peneliti berjangka

waktu antara Agustus sampai September 2017 dengan lokasi observasi di

Kecamatan Bumiaji dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu cara untuk memperoleh data tentang suatu masalah

dengan menelusuri dan mempelajari data primer, baik dari dokumen-

dokumen, arsip-arsip, buku, jurnal, artikel baik cetak maupun online, serta

bahan lain yang terkait penelitian. Teknik pengumpulan data dengan

dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokemen. Keuntungan menggunakan dokumentasi ialah biaya yang relatif

murah, waktu, dan tenaga lebih efisien.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat.5 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen

penelitian sebagai berikut:

1. Peneliti (Human Instrument)

Moleong menjelaskan bahwa salah satu ciri penelitian kualitatif adalah

memasukkan manusia atau peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data

utama.6 Hal ini akan memengaruhi dalam proses wawancara, observasi, dan

5 Arikunto (2006). “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 160

6 Moleong op.cit, hlm.4

5

Page 48: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

analisis data. Dalam melakukan penelitian, peneliti melakukannya sendiri

tanpa mewakilkan kepada orang lain sehingga semua data yang diperoleh di

lapangan dapat benar-benar dipahami peneliti.

2. Pedoman Wawancara (Inteview Guide)

Di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun

untuk memfokuskan pada permasalahan penelitian. Dengan wawancara yang

mendalam, peneliti akan memperoleh informasi yang berkaitan dengan

Pengembangan Kawasan Agrowisata Melalui Community Based Tourism di

Kota Batu.

3. Catatan Lapangan (Field Notes)

Catatan yang dibuat oleh peneliti untuk mengamati keadaan yang akan diteliti

dan dijadikan bukti dan arsip dari pelaksanaan penelitian.

4. Perangkat Penunjang Lapangan

Perangkat penunjang lapangan merupakan alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data, seperti alat tulis menulis, kamera digital, serta Hand

Phone sebagai alat perekam. Hal ini untuk mempermudah penulis dalam

menangkap informasi dari hasil wawancara atau hal yang tidak dapat

ditangkap langsung oleh penulis.

1.7Teknik Analisis Data

Peneliti melakukan penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang sedang muncul dibenak peneliti dan berusaha untuk menganalisis

6

Page 49: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

data-data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan langkah yang tepat, yang

sesuai dengan metode penelitian yang dilakukan.

Berikut kutipan dari buku Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook

Matthew B. Miles, A. Michale Huberman, dan Saldana mengenai model analisa data

interaktif yang terdiri dari 4 (empat) kegiatan yang meliputi:7

1. Pengumpulan Data (Data Collections)

Pada tahap pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data yang berkaitan

dengan kebutuhan data penelitian terkait dengan implementasi kebijakan

pengembangan kawasan pariwisata Kota Batu sebagai sentra agrowisata.

2. Kondensasi Data (Data Condesation)

Data kondensasi data merujuk pada proses memilih, menyederhanakan,

mengabstrakkan, dan atau mentransformasikan data yang mendekati

keseluruhan bagian dari catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkrip

wawancara, dokumen-dokumen, dan materi-materi empiris lainnya.

3. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian dapat berbentuk tabel, grafik jaringan, dan bagan. Penyajian data

dirancang guna menggabungkan informasi yang terjadi dalam satu bentuk alur

yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis dapat

melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan

7 Mathew B. Miles, Michael Huberman, dan Johnny Saldana (2014). “Qualitative Data Analysis-Third Edition”. London: Sage Publication, hlm. 31-33

7

Page 50: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

yang benar ataukah terus melakukan analisis yang menurut sasaran yang

dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna. Data yang

akan disajikan adalah terkait dengan pengembangan kawasan agrowisata Kota

Batu berbasis Communiity Based Tourism.

Dalam pandangan ini tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan

data itu sendiri merupakan sebuah siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak

diantara 3 (tiga) “sumbu” kumparan tersebut selama pengumpulan data. Selanjutnya

bergerak bolak balik diantara kegiatan kondensasi, penyajian, menggambarkan dan

penarikan kesimpulan.

3.8 Keabsahan Data

Dalam sebuah penelitian, terdapat metode yang dikenal dengan keabsahan

data. Hal ini bertujuan untuk menentukan keabsahan data yang diperoleh, melalui

teknik pemeriksaan. Teknik pemeriksaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik triangulasi sumber.

Triangulasi sumber adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara

membandingkan dan mengecek ulang kebenaran suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda.8 Keabsahan data ini pada akhirnya akan

berkaitan dengan valid tidaknya suatu data, yang bertujuan untuk mendapatkan data

yang benar-benar mendukung dan sesuai dengan fokus permasalahan dan tujuan dari

8 Lexy J. Moleong (2011). “Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi)”, Bandung: RemajaRosdakarya, hlm. 330.

8

Page 51: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

penelitian ini. Keabsahan data dengan triangulasi sumber dengan cara sebagai

berikut:9

a. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi.

b. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

c.Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

Peneliti melakukan perbandingan hasil wawancara dengan aktor dengan situasi

dan kondisi di lapangan.

9 Ibid., hlm. 331.

9

Page 52: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

10

Page 53: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kota Batu

4.1.1 Sejarah Kota Batu

Kota Batu sebagai Daerah otonom termuda di Jawa Timur telah memasuki

tahun ke 16. Meski relatif masih muda, namun Kota Batu yang sebelumnya

merupakan bagian dari sub satuan wilayah pengembangan I (SSWP I) Malang utara

ini mempunyai segudang tugas dan tantangan dalam mengembangkan pembangunan

dimasa yang akan datang terutama di era otonomi daerah. Dalam perkembangannya

Kota Batu mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan pada saat

mulai terbentuk pada tahun 2004.1 Sejak abad ke-10 wilayah Kota Batu dan

sekitarnya telah dikenal sebagai tempat peristirahat bagi kalangan keluarga kerajaan,

karena wilayahnya berada di daerah pegunungan dengan udara sejuk, didukung oleh

keindahan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan. Situs dan bangunan-bangunan

peninggalan masa kolonial Belanda atau semasa pemerintahan Hindia Belanda masih

ada dan menjadi asset serta kunjungan wisata hingga saat ini.

Berdasarkan sejarah, sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut

Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug

Angin yang selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan

Mbah Wastu.2 Dari kebiasaan budaya Jawa yang sering memperpendek dan

mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga

1 Dari dokumen Bappeda Kota Batu dalam “Kajian Akademis RTRW Kota Batu 2010-2030”, hlm. I-5

2 Dari dokumen “Trilogi Kota Wisata Batu”, hlm. 3

1

Page 54: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

agar lebih singkat penyebutannya serta lebih cepat bila memanggil seseorang,

akhirnya lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil dengan Mbah-tu kemudian

menjadi Mbatu.3 Sampai sekarang masyarakat menyebutnya daerah ini dengan Batu

sebagai sebutan kota dingin di Jawa Timur.

Dari segi pemerintahan, Kota Batu dahulu merupakan daerah administratif

yang masuk dalam bagian kecamatan dari Kabupaten Malang. Selanjutnya pada

tanggal 6 Maret 1993 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.12 tahun 1993

tentang Kotatif Kota Batu maka berubahlah status Kecamatan Batu menjadi Kota

Administrarif Batu. Dengan berubahnya status Batu menjadi Kota Administrarif yang

memiliki 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Batu, Kecamatan Bumiaji, dan Kecamatan

Junrejo dengan pejabat Walikota pertamanya yaitu Drs. Chusnul Arifin Damuri.

Seiring perkembangan Otonomi Daerah maka pada tahun 2001 per tanggal 17

Oktober berdasarkan Undang-undang No. 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota

Batu akan secara resmi jadilah Kota Batu sebagai daerah otonom baru, otonom yang

mandiri.4

4.1.2 Kondisi Geografis

Secara geografis, Kota Batu terletak pada posisi 122’17’ – 122’57’ Bujur

Timur dan 7’44’ – 8’26’ Lintang Selatan. Kota Batu berbatasan langsung dengan

Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara, sedangkan di

sebelah timur, selatan, dan barat berbatasan langusng dengan Kabupaten Malang.5

3 Ibid

4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2001 tentang “Pembentukan Kota Batu”.

5 Kajian Akademis RTRW Kota Batu 2010-2030 Op.cit, hlm. I-8

2

Page 55: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Kota Batu terletak sekitar 100 km dari Kota Suarabaya dan 15 km dari Kota Malang,

serta berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Akses transportasi menuju

Kota Batu baik dari Kota Surabaya dan Kota Malang tidak sulit. Akses transportasi

tersebut dapat menggunakan pesawat udara dan transportasi darat baik kereta api

kendaraan umum dan kendaraan pribadi. Dari jalur Jombang-Malang, perjalanan ke

Kota Batu melewati perbukitan yang berhawa sejuk dengan pemandangan alam yang

cukup indah dan banyak dijumpai obyek wisata. Kota Batu berada di wilayah Malang

Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu) yang banyak terdapat

potensi pariwisata. Berikut merupakan peta daerah Kota Batu:6

Gambar 4.1Peta Daerah Kota Batu

6 Ibid, hlm. III-3

3

Page 56: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Sumber: Diolah peneliti melalui “Kajian Akademis RTRW Kota Batu 2010-2030”

Secara umum Kota Batu dapat dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu daerah

lereng/ bukit dengan perbandingan lebih luas dan daerah daratan. Luas kawasan Kota

Batu secara keseluruhan adalah sekitar 19.908,72 ha atau sekitar 0,42% dari total

wilayah Jawa Timur. Secara administrarif Kota Batu terdiri 3 kecamatan yaitu

Kecamatan Batu, Kecamatan Bumiaji, dan Kecamatan Junrejo. Dari 3 kecamatan

tersebut terbagi lagi atas20 desa, 4 kelurahan, 231 RW, dan 1.092 RT.7

Kota Batu terbagi menjadi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Batu, Kecamatan

Bumiaji, dan Kecamatan Junrejo terbagi menjadi 20 desa 4 kelurahan. Dengan daerah

7 Ibid, hlm. IV-2

4

Page 57: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

pegunungan yang wilayahnya subur, Batu dan sekitarnya memiliki panorama alam

yang indah dan berudara sejuk. Kondisi ini menarik minat masyarakat lain untuk

mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai

daya tarik tersendiri. Pembagian daerah adminisrtratifnya adalah sebagai berkikut:8

Tabel 4.1Data Kecamatan dan Desa di Kota Batu

Kota Batu

No Kecamatan BatuKecamatan

BumiajiKecamatan

Junrejo1 Desa Oro-Oro Ombo Desa Bulukerto Desa Beji2 Desa Pesanggrahan Desa Bumiaji Desa Dadaprejo3 Desa Sidomulyo Desa Giripurno Desa Junrejo4 Desa Sumberejo Desa Gunungsari Desa Mojorejo5 Kelurahan Ngaglik Desa Pandanrejo Desa Pendem6 Kelurahan Sisir Desa Punten Desa Tlekung

7Kelurahan Songgokerto Desa Sumbergondo Desa Torongrejo

8 Kelurahan Temas Desa Tulungrejo -

9 -Desa Sumber Brantas -

Sumber: diolah dari Kajian Akademis RTRW Kota Batu 2010-2030

4.1.3 Topografi dan Klimatologi

Keadaan topografi Kota Batu berupa bukit, gunung, jurang terjal, dan daerah

daratan dengan ketinggian antara 600 DPL sampai dengan 3000 DPL (diatas

permukaan laut). Dengan wilayah mayoritas dataran tinggi agak curam-curam

terutama di wilayah Kecamatan Bumiaji. Sebelah barat dan utara Kota Batu

merupakan daerah ketinggian yang bergelombang, berbukit dan pegunungan,

sedangkan daerah timur dan selatan Kota Batu merupakan daerah yang relatif datar

meskipun berada pada ketinggian 800m dari permukaan laut. Diantara gunug-gunung

8 Ibid, hlm. IV-6

5

Page 58: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

yang ada di Kota Batu, ada tiga gunung yang dikenal, yaitu Gunung Panderman

(2.010m), Gunung Welirang (3.156m), dan Gunung Arjuno (3.339m).

Ditinjau dari keadaan klimatologinya, sebagai daerah yang topografinya

sebagian besar wilayah perbukitan, menjadikan Kota Batu terkenal sebagai daerah

yang dingin dengan memiliki suhu minimum 17,9o – 20,6o celcius dan suhu

maksimum 25,2o – 27,9o celcius. Kondisi perbukitan dan pegunungan dengan

pemandangan alam yang indah serta udara sejuk dan dingin di Kota Batu mendukung

sebagai daerah wisata. Secara umum keadaan geologi atau tanah di Kota Batu

merupakan wilayah yang subur untuk pertanian, karena jenis tanahnya merupakan

endapan dari sederetan gunung yang mengelilingi Kota Batu.

Penggunaan lahan yang terdapat di Kota Batu masih didominasi oleh

peruntukan hutan, yaitu mencapai 6.523, 67 Ha. Hal ini mengingat lahan di Kota Batu

sebagian besar berupa kawasan hutan lindung yang berfungsi untuk menjaga

keseimbangan ekologi perkotaan. Peruntukan lahan terbesar selanjutnya adalaj

digunakan untuk pertanian dan perkebunan yag mencapai 5.047,57 Ha. Hal ini dapat

terlihat dari besarnya kontribusi sektor pertanian baik pertanian tanaman pangan

maupun pertanian holtikultura terhadap pendapatan asli daerah Kota Batu. Untuk

lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan di kota Batu dapat dilihat pada Tabel 4.2.9

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Di Kota Batu (Ha)

No. Kecamatan Peruntukan LahanSawah Lain-lain/ Bukan sawah Jumlah

1. Batu 727,00 3.818,81 4.545,81

9 Dari dokumen Bappeda Kota Batu dalam “Revitalisasi Data dan Statistik 2010”, diunduh dari:file:///F:/skripsi/Data%20Bappeda/BPS%202016%20data%202015/Kecamatan-Batu-Dalam-Angka-2016.pdf, hlm. 4

6

Page 59: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

2. Junrejo 1.109,00 1.456,02 2.565,023. Bumiaji 825,00 11.972,89 12.797,89

Jumlah 2.661,00 17.247,72 19.908,72Sumber: Diolah peneliti, Revitalisasi Data dan Statistik 2010, Bappeda Kota Batu

4.1.4 Kondisi Demografi

Dilihat dari kondisi demografinya pada tahun 2009 Kota Batu dihuni

sebanyak 206.980 jiwa yang terdiri dari 104.419 jiwa penduduk laki-laki (50,45%)

dan 102.651 jiwa penduduk perempuan (49,55%) dengan tingkat kepadatan 1.040

orang/km2. Data tersebut jika dibagi per kecamatan dengan luas wilayahnya meliputi

Kecamatan Batu dihuni sebanyak 97.881 penduduk demgan tingkat kepadatan 2.153

orang/km2, Kecamatan Junrejo dihuni 50.447 penduduk dengan tingkat kepadatan

1.967 orang/km2, dan Kecamatan Bumiaji dihuni sebanyak 58.562 penduduk dengan

tingkat kepadatan 458 orang/km2. Kepadatan penduduk paling besar berada di

Kecamatan Batu yang merupakan wilayah pusat kota. Presentase dapat dilihat dalam

tabel dibawah ini.10

Tabel 4.3 Luas Wilayah, Penduduk, dan Kepadatan per Kecamatan.

Kecamatan LuasWilayah

Presentase Penduduk Presentase Kepadatan

Batu 45,46 22,83 98.497 47,27 2.167Junrejo 25,65 12,88 50.732 24,35 1.978Bumiaji 127,98 64,28 59.137 28,38 4Kota Batu 199,087 100,00 208,366 100,00 1.046,608Sumber: Diolah peneliti, Revitalisasi Data dan Statistik 2010, Bappeda Kota Batu

4.2 Visi Misi Kota Batu

10 Ibid, hlm. 21

7

Page 60: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Visi Kota Batu adalah sebagai sentra pertanian, pariwisata, dan pendidikan

ditopang SDM, SDA, yang didayagunakan secara optimal, terkendali dengan

pemerintahan kreatif inovatif bersih bagi seluruh rakyat.11

Tabel 4.4Visi Kota Batu

Kota Batu sebagai Sentra PertanianUtama HoltikulturaProgram 1. Pengembangan perdagangan hasil pertanian

2. Penguatan industi pertanian (agro industri)Tujuan Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis pertanianKota Batu sebagai sentra pariwisataUtama 1. Penambahan ragam objek atraksi wisata

2. Dukungan sarana, prasarana, dan unsur penunjang wisata yangmemadai

Tujuan12 1. Memperluas lapangan pekerjaan untuk mengatasi pengangguran2. Meningkatkan pendapatan warga3. Meningkatkan PAD sektor pariwisata4. Membangun sekaligus secara stimulant dalam 5 tahun5. Berbagai jenis kegiatan atau tujuan wisata yang spektakuler

sehingga Kota Batu bisa tampil sebagai sebuah “Jagad Wisata”atau kawasan “Mega Wisata”

6. Selain pengelolaan kekayaan alam, berbagai jenis wisata lainperlu disuguhkan sehingga tercipta kawasan wisata serba ada“hypertourism”, termasuk kegiatan kesenian dan menciptakanevent internasional sesering mungkin.

7. Perlu dilontarkan semboyan sensational: “Batu Sentral Wisata”.Kota Batu sebagai Sentra PendidikanTujuan 1. Meningkatkan kapabilitas SDM Kota Batu menjadi jalur

pendidikan.2. Membentuk sekolah unggulan bertaraf nasional bahkan

internasional, khususnya sesuai karakteristik Kota Batu dalamilmu pertanian, pariwisata, dan kerajinan.

3. Meningkatkan jumlah mutu (kualifikasi akademik dan

11 Dari http://website.batukota.go.id/statis-2-visi-dan-misi, dalam “Visi dan Misi”, diakses pada 17Juli 2017 pukul 13:26 WIB

12 http://website.batukota.go.id/statis-2-visi-dan-misi, dalam “Visi dan Misi”, diakses pada 17 Juli 2017 pukul 13:26 WIB

8

Page 61: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

profesionalitas) dan kesejahteraan tenaga pendidik.4. Memberikan jaminan sosial lewat pendidikan gratis.

Sumber: Diolah peneliti melalui: http://website.batukota.go.id/statis-2-visi-dan-misi

Pengelolaan Pemerintahan: Kreatif-Inovatif-Bersih

1. Kreatif dan inovatif adalah kata kunci bagi pengembangan daerah terlebih

dengan makin kuatnya kompetisi antar daerah sejak era otonomi daerah.

2. Pemerintah yang berwibawa dan bersih dari KKN (Good Government).

Misi Pengembangan Kota Wisata Batu:13

1. Mendayagunakan SDM, SDA, dan SDB secara optimal dan terkendali sebagai

unsur internal pembangunan kota Mandiri.

2. Mengoptimalkan investasi swasta nasional dan swasta asing sebagai unsur

eksternal untuk beragam bidang usaha yang potensial dan prospektif.

3. Merevitalisasi aparatur pemerintah dan menjalankan roda Pemerintah Daerah

secara kreatif, inovatif, dan bersih dari KKN guna mengoptimalkan pelayanan

publik.

4. Meningkatkan posisi dan peran Kota Batu dari:

Kota Pertanian menjadi Sentra Pertanian

Kota Wisata menjadi Sentra Wisata

Menjadikan Kota Batu sebagai Kota Pendidikan, secara bertahap dan

berkelanjutan diitngkatkan menjadi Sentra Pendidikan Pertanian.

5. Akselerasi pembangunan sektor fisik.

13 Dari http://website.batukota.go.id/statis-2-visi-dan-misi, dalam “Visi dan Misi”, diakses pada 17 Juli 2017 pukul 13:26 WIB

9

Page 62: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

6. Penataan ruang kota secara menyeluruh dengan mengedepankan

keseimbangan ekosistem.

7. Menjalin berlangsungnya kehidupan keagamaan yang didasari azas toleransi.

8. Menciptakan politik demokratis.

4.3 Kondisi Pariwisata Kota Batu

Industri pariwisata merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Kota

Batu. Adanya sector pariwisata ini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) Kota Batu melalui tempat-tempat wisata yang ada di Batu dan sarana-sarana

akomodasi seperti hotel, motel, dan lain sebagainya. Wilayah Kota Batu merupakan

wilayah yang memiliki panorama yang indah dan sejuk serta mempunyai spesifikasi

khusus yaitu dikelilingi Gunung Panderman, Gunung Banyak, Gunung Welirang,

Gunung Bokong sehingga wilayah ini berpotensi sebagai daerah wisata. Hal tersebut

menjadikan banyaknya wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang berkunjung ke

Kota Batu.14

Grafik 4.1Data Kunjungan Wisatawan

14 Revitalisasi Data dan Statistik 2010 Op.cit, hlm. 17

10

Page 63: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Sumber: Diolah peneliti, Revitalisasi Data dan Statistik 2010, Bappeda Kota Batu

4.3.1 Potensi Agrowisata di Kota Batu

Berdasarkan hal tersebut, maka rencana kegiatan agrowisata yang

dikembangkan di Kota Batu bertujuan untuk mengamati pola kehidupan dan ikut

serta dalam kegiatan masyarakat di sektor pertanian buah apel, jeruk, dan tanaman

hias. Kota Batu memiliki potensi yang besar dalam bidang agrowisata. Letak

geografis yang strategis dan sangat mendukung untuk pengembangan lokasi objek

agrowisata. Dengan kondisi alam yang subur dan sejuk, wilayah Kota Batu dapat

ditanami berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang dijadikan sarana wisata

alam. Wisatawan juga dapat memetik buah sendiri sehingga dapat menikmati buah

segar langsung dari pohon. Ada beberapa wisata agro yang ada di Kota Batu seperti:15

1. Agro Kusuma, terletak di kelurahan Ngaglik Kecamatan Batu. Di sini terdapat

bermacam-macam jenis buah, misalnya apel, strawberi, jeruk, serta berbagai

15 Dari dokumen Bappeda. “Studi Potensia Investasi Pariwisata dan Pertanian Kota Batu”, hlm. VI-22

11

Page 64: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

macam sayuran. Disini pengunjung dapat memetik sendiri buah dan sayur

yang akan dibeli sehingga masih segar langsung dari pohon. Tersedia juga

restoran, taman bermain, serta toko-toko yang menjual souvenir khas Kota

Batu.

2. Agro Pertanian, berlokasi di Desa Punten dan Desa Bumiaji menawarkan

wisata petik apel, petik jeruk, dan petik sayur mayur. Selain itu wisatawan

juga akan mendapatkan pengetahuan tentang tata cara budidaya tanaman,

perawatan, dan lain sebagainya.

3. Agro Bunga Sidomulyo, merupakan desa binaan dari Dinas Pariwisata dan

Dinas Pertanian dalam pengembangan dan pembudidayaan tanaman bunga.

Desa ini merupakan sentra penghasil Bunga di Kota Batu.

Potensi agrowisata di Kota Batu meliputi holtikultura buah apel dan jeruk.

Holtikultura apel di Kota Batu memusat di Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji dan

sebagian terdapat di Tlekung Kecamatan Junrejo. Sedangkan untuk holtikultura jeruk

memusat di Tlekung dan Oro-oro Ombo dengan terdapatnya pusat penelitian jeruk

Balejestro dan lahan pertanian holtikultura jeruk di Desa Bumiaji. Agrowisata

dikembangkan dengan atraksi wisata melalui integrasi dengan masyarakat yang turut

serta berpatisipasi aktif seperti kegiatan mengamati, menanam serta memetik hasil

tanaman apel dan jeruk.

Kegiatan wisata ini dapat menambah wawasan wisatawan mengenai proses

penanaman buah apel dan jeruk serta cara memetiknya. Selain atraksi wisata yang

12

Page 65: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

ditawarkan, untuk mendukung rencana pengembangan agrowisata dan menarik minat

wisatawan untuk datang berkunjung di Kota Batu perlu didukung dengan:16

Kondisi wisata yang bersih

Kondisi tanaman holtiukultura yaitu buah apel, jeruk, dan tanaman hias perlu

dirawat agar menghasilkan produksi yang berkualitas bagus sehingga siap

jual.

Penyediaan air bersih untuk kebutuhan wisatawan ketika berada di lokasi

wisata.

Sarana penginapan yang dapat berupa home stay dan rumah makan.

Pengembangan agrowisata di Kota Batu merupakan sarana yang sangat baik

untuk pengembangan kegiatan pertanian, salah satunya melalui pemasaran produksi

hasil pertanian di kawasan obyek-obyek wisata. Beberapa rencana pengembangan

agrowisata yang mampu dikaitkan dengan kegiatan wisata adalah pada sektor usaha

tani dan sektor hilir, yaitu kegiatan pertanian pasca panen (petik buah, sayuran, dan

bunga), hasil produksi, dan hasil olahan komoditi pertanian.

4.3.2 Pengelolaan Agrowisata

Dalam pengelolaan agrowisata terdapat susunan kepengelolahan yang

mengatur jalannya teknis pengembangan kawasan agrowisata. Dalam tingkatan desa

terdapat Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang memiliki peran dalam menggali

potensi wisata di desa. Pokdarwis terdapat di semua desa di Kota Batu untuk

membangkitkan wisata di desa demi menunjang terwujudnya Kota Batu sebagai Kota

16 Ibid, hlm. VI-23

13

Page 66: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

wisata. Dalam dunia pariwisata, institusi lokal hadir dalam bentuk Kelompok Sadar

Wisata (Pokdarwis).

Sebagai institusi lokal Pokdarwis mempunyai tanggung jawab terhadap proses

pembangunan pariwisata di daerahnya. Kehadiran Kelompok Sadar Wisata sebagai

institusi lokal dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata adalah sebagai

pihak yang bertanggung jawab dalam kegiatan pengelolaan atau manajerial, karena

pada dasarnya Pokdarwis memiliki kewenangan untuk mengatur setiap aktivitas

pembangunan dan pengembangan pariwisata sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

mengikutinya. Berikut skema prosedur pembentukan Pokdarwis:

Bagan 4.1Skema Prosedur Pembentukan Pokdarwis

14

Page 67: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Sumber: Hasil olahan peneliti 2017

Pokdarwis desa Bumiaji mengurusi seluruh wisata di Desa Bumiaji. Dari tabel

di atas dapat diketahui bahwasanya di Bumiaji sudah terdapat Pokdarwis yang

bertugas untuk menggali potensi wisata yang terdapat di Desa Punten. Pokdarwis

juga ikut memberikan saran dan dukungan terhadap jalannya pariwisata di Desa

Punten yang salah satunya adalah agrowisata. Sejauh ini sistem pengelolaanya

dengan memberdayakan segala sumber daya alam dan upaya pada kelompok usaha

tertentu dari dan untuk kepentingan penggerak ekonomi rakyat dengan model

investasi yang dapat mengelola dan menentukan sendiri baik jenis usaha, bentuk

usaha maupun hasil usaha.17 Kelompok usaha yang dimaksud disini adalah suatu

kumpulan masyarakat baik dari lingkungan dalam lingkungan luar yang bergabung

dalam suatu kelompok usaha untuk berinvestasi dalam mengembangkan dan

mengelola suatu daya tarik wisata.18

Jenis-jenis investasi yang dikembangkan diawali dengan pengembangan

potensi wilayah atas dasar kemampuan pengelolaan keuangan sendiri, kemampuan

pemerintah atau investor yang selanjutnya berkembang menjadi kelompok usaha

dengan pengelolaan keuangan mandiri. Bentuk investasi yang dapat dikelola adalah

segala sumber daya yang ada pada jangkauan kelompok usaha tersebut berbentuk

harta benda, tenaga dan keahlian yang dikonversikan pada nilai uang sebagai modal

17 Dari dokumen POKDARWIS Bumiaji dalam “Data Profit Pokdarwis Desa Bumiaji 2017”

18 Hasil olahan penjelasan dari Cahyono Hadi, selaku Ketua Pokdarwis Kec. Bumiaji.

15

Page 68: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

usaha. Hasil usaha dari investasi masyarakat ini diperuntukkan untuk memenuhi

kebutuhan anggota kelompok pengelola agrowisata dalam hal nilai dasar, nilai

ekonomi, dan nilai hidup. Di Desa Bumiaji sendiri susunan kepengelolaan Pokdarwis

sejak tahun 2010 adalah sebagai berikut: 19

Tabel 4.5Susunan Kepengurusan Pokdarwis.

Jabatan Nama

Ketua Cahyono Hadi

Wakil Ketua Ribut Hartono

Sekretaris Zenius Prawiro

Bendahara Suwito Pamungkas

Seksi Daya Tarik Wisata:

Koordinator Dwi Agus Andriawan

- Teguh Sutarno

Anugrah Ari TrismantoSeksi Pengkajian dan Pengembangan ODTW:Koordinator Suliadi

Tatok YuliantoAhmad Sucipto

Sumber: Dioalah oleh peneliti melalui “Data profil Pokdarwis Desa Bumiaji”.

19 Dari dokumen POKDARWIS Bumiaji dalam “Data Profit Pokdarwis Desa Bumiaji 2017”

16

Page 69: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kerangka Kebijakan Community Based Tourism

Gagasan mengenai community based tourism diawali pada tahun 2010 dengan

tujuan untuk mengembangkan suatu destinasi wisata melalui pemberdayaan

masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengelolaanya. Konsep pariwisata berbasis

community based tourism sejalan dengan kepariwisataan Indonesia yang dituangkan

dalam UU Nomor 10 Tahun 2009. Berdasarkan undang-undang tersebut, pariwisata

adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah.1 Menindak

lanjuti undang-undang tersebut, Pemerintah Daerah Kota Batu menciptakan beberapa

program dalam mengakomodir kegiatan pariwasata, salah satunya mengembangkan

pariwisata berbasis CBT. Dalam pariwisata berbasis CBT, arah kebijakan pemerintah

Kota Batu tertera berdasarkan perda Kota Batu Nomor 4 Tahun 2004, Visi RPJMD

Kota Batu, RTRW Kota Batu, dan Peraturan Desa Wisata.

Dalam mencapai tujuan pengembangan pariwisata sekaligus untuk

mengkamodir nila-nilai perlindungan terhadap lingkungan, Pemerintah Daerah Kota

Batu menetapkan fungsi wilayah berdasarkan: Perda Kota Batu Nomor 7 Tahun 2011

pasal 14 tentang RTRW (Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah) Kota Batu Tahun

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang “PenyelenggaranKepariwisataan”

1

Page 70: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

2010-2030, ditetapkan berdasarkan fungsi wilayah terbagi atas 3 bagian wilayah Kota

Batu (BWK), yaitu:2

Bagan 5.1Pusat Lingkungan di Bagian Wilayah Kota Batu

Sumber: Peraturan Daerah tentang RTRW Kota Batu Tahun 2010-2030

Setiap BWK terdiri dari salah satu atau beberapa desa yang meliputi kawasan

perkotaan dan kawasan pedesaan. Masing-masing BWK direncanakan mempunyai

keterkaitan dalam jaringan kegiatan dan diarahkan secara sistematis pada

terbentuknya sistem jaringan (network system) antar BWK di wilayah Kota Batu.

Keterkaitan jaringan dan kegiatan juga diarahkanterbentuk antara kawasan pusat

perkotaan BWK satu dengan perkotaan BWK lainnya dan antara kawasan perkotaan

dengan kawasa agropolitan/ pertanian di setiap BWK. BWK III ditetapkan sebagai

pusat kegiatan pertanian dengan pengembangan bidang agrowisata sebagai pariwisata

buatan yang berbasis lingkungan.

Pariwisata berbasis community based tourism juga didukung dengan visi yang

ada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu “Terwujudnya Kota wisata Batu

sebagai sentra pariwisata unggul”. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memiliki 5

kebijakan utama yang disusun untuk melengkapi visi diatas, yaitu:3

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pariwisata.

2. Meningkatkan kompetensi SDM.

2 Kajian Akademis “RTRW Kota Batu Tahun 2010-2030”, hlm. V-3

3 Diolah oleh peneliti melalui Dinas Pariwisata Kota Batu, “Profil dan Arah Kebijakan Kota Batu”, hlm. III-7.

2

Page 71: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

3. Mengembangkan desa/ kelurahan menjadi daya tarik wisata yang berbasis

potensi dan masyrakat (CBT).

4. Membangun hubungan kerjasma yang baik dengan stakeholders pariwisata.

5. Melakukan promosi pariwisata secara berkelanjutan.

Dengan adanya lima misi diatas, membuktikan bahwa agrowisata menjadi salah satu

konsentrasi proyek Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota

Batu. Hal tersebut juga didukung dengan penjelasan dari Bapak Syaiful selaku Kabid

Pengembangan Produk Pariwisata:4

“sebenarnya untuk agrowisata sendiri, kebijakan yang mengatur itu murnimengambil dari rencana kepariwisataan Kota Batu. Melalui visi RPJMDKota Batu 2012-2017, dimana fokus pada pertanian organik dengandidukung pariwisata bertaraf internasional, perda kota batu sendiri, danjuga kebijakan Tata Ruang Wilayah dengan ada pembagian Bagian WilayahKota (BWK). Bumiaji menjadi pusat dari bidang pertanian dan jugamengembangkan wisatanya melalui agrowisata dan desa wisata. Dalampengembangannya untuk mengatur agrowisata dan desa wisata itu sendiridiautur dalam perdes di tiap-tiap desa.”

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan regulasi kebijakan mengenai

kegiatan agrowisata masih belum terlihat secara jelas. Namun jika mengacu pada

kebijakan pemerintah pusat mengenai penyelenggaran pariwisata, bisa dikatakan

bahwa kegiatan pengembangan agrowisata merupakan salah satu dari program

pengembangan pariwisata berkelanjutan yang menitik beratkan pada kepekaan

terhadap lingkungan alam. Peneliti mencoba memaparkan arah kebijakan agrowisata

Kota Batu sebagai berikut:

4 Hasil wawancara dengan Bapak Syaiful sub Bidang Pengembangan Produk Pariwisata seksi Obyek Daya Tarik wisata pada hari Kamis, 8 Agustus 2017 pukul 10.55

3

Page 72: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Bagan 5.2 Arah Kebijakan Agrowisata Kota Batu

Sumber: Diolah oleh peneliti 2017.

Jika dikaitkan dengan teori peran Pemerintah Daerah terdapat tiga peran

pokok yang dijalankan oleh pemerintah daerah, yakni peran pengaturan, peran

pelayanan umum, dan peran pemberdayaan. Dalam pembahasan kerangka kebijakan

di atas, peran Pemerintah Daerah Kota Batu termasuk dalam tugas pokok peran

pengaturan yakni pemerintahan dengan membuat peraturan perundang-undangan

untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat. Pemerintah Daerah Kota Batu

sebagai aktor utama dalam pembuat kebijakan mengenai jalannya pariwisata di Kota

Batu. Namun, peneliti belum menemukan kebijakan secara makro dan khusus dari

Pemerintah Daerah Kota Batu untuk mengatur kegiatan agrowisata. Dasar hukum

untuk mengelola kegiatan agrowisata belum memenuh pariwisata berbasis CBT di

Kota Batu.

5.2 Peran Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS)

Kelompok sadar wisata merupakan salah satu komponen dalam masyarakat

yang memiliki peran dan kontribusi penting untuk membentuk kesadaran masyarakat

akan pembangunan pariwisata di daerahnya. Undang-undang No 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan menjelaskan bahwa Kelompok Sadar Wisata dapat dipahami

sebagai kelompok yang tumbuh atas inisiatif dan kesadaran masyarakat untuk

berpartisipasi aktif memelihara dan melestarikan berbagi obyek wisata dan daya tarik

4

Page 73: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

wisata dalam rangka meningkatkan pembangunan pariwisata di daerah tempat

tinggalnya.5

Pada tahun 2010, melalui Petaruran Kementrian kebudayaan dan Pariwisata

No. PM.04/UM.001/ MKP.08, mengeluarkan peraturan tentang sadar wisata,

kemudian disusul SK Walikota Batu tentang tim pembina dan kepengurusan

POKDARWIS desa/ kelurahan Kota Batu. Kemudian disetiap desa diharuskan

membuat POKDARWIS untuk mengelola objek wisatanya sendiri, seperti yang ada

di Desa wisata Punten dan Desa Bumiaji. Seperti yang dijelaskan Bapak Mustakim,

selaku Kabid Humas Dinas Pariwisata Kota Batu:6

“iya, jadi ada peraturan Menteri pariwisata mengenai itu. Jadi dibentukmelalui musyawarah juga ada SK walikota Batu, kita membentuk kalau tidaksalah tahun 2010, musyawarahnya kita ya di Batu sana.” Itupun juga wacanadari pemerintah kota agar tiap desa di Kota Batu masing-masing memilikPokdarwis sendiri.”

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Bapak Cahyono, selaku ketua Pokdarwis Desa

Bumiaji:7

“Jadi begini mas. Agar maju suatu daerah itu harus mempunyai pusatpendidikan, industri, dan pariwisata. Menurut kami Bumiaji bisa untukmembangun sektor pariwisatanya. Tapi untuk menjadikan sebuah daerahpariwisata, syarat mutlaknya mempunyai objek wisata mas. Maka dari itukami membentuk Agrowisata dan desa wisata sebagai daya tarik utamawisata, karena disini potensi alamnya sangat luas terutama lahan pertanian.Sebenarnya awalnya kami bukan pokdarwis, tapi kami Komunitas Petani diBumiaji, kemudian mengembangkan sayap ke dunia pariwisata dengan

5 Undang-undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

6 Hasil wawancara dengan Bapak Mustakim selaku sub Bidang Humas Dinas Pariwisata danKebudayaan Kota Batu pada hari Rabu, tanggal 6 September 2017 pukul 10.15

7 Hasil wawancara dengan Bapak Cahyono Hadi selaku Ketua Pokdarwis Bumiaji pada tanggal hariSelasa, 26 September 2017 pukuk 10.00

5

Page 74: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

merintis desa wisata, lalu pada tahun 2010 dari Dinas Pariwisata Kota Batumembentuk Pokdarwis Bumiaji, hingga sekarang.”

Berdasarkan wawancara diatas, Pokdarwis merupakan bentukan dari Pemerintah Kota

Batu, berawal dari perkumpulan kelompok tani kemudian melalui peraturan menteri

tahun 2010 tentang sadar wisata akhirnya terbentuklah Kelompok sadar wisata

(Pokdarwis).

Kategori keanggotaan Pokdarwis harus sesuai dengan mata pencaharian/

bidang profesi yang terlibat dengan bidang pariwisata, seperti pelaku wisata,

pengusaha UMKM, seniman, petani, dan wiraswasta. Pokdarwis anggotanya

merupakan masyarakat di setiap desa itu sendiri. Berikut wawancara yang dilakukan

oleh peneliti dengan Bapak Syaiful selaku Bidang Bidang Pengembangan Produk

Pariwisata seksi Obyek Daya Tarik Wisata: 8

“tugas yang dilakukan Pokdarwis tersebut mempromosikan desanya masing-masing dalam hal pariwisata untuk meningkatkan pendapatan masyarakat daridesanya tersebut, mengawasi berjalannya kegiatan pariwisata yang diadakandi desa dan menaungi kegiatan-kegiatan pariwisata yang berlangsung di desa.”

Adapun peran Kelompok Sadar Wisata dalam pengembangan potensi pariwisata Di

desa Bumiaji untuk memperkenalkan, melestarikan, dan memanfaatkan potensi

pariwisata. Bumijai memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, maka dari itu

sebagai penggerak pariwisata mempunyai tanggung jawab terhadap keadaan

pariwisata di Desa Bumiaji. Potensi pariwisata yang dimiliki Desa Bumiai tentunya

harus dikelola dan dikembangkan sehingga dapat menjadi sebuah objek wisata yang

8 Hasil wawancara dengan Bapak Syaiful sub Bidang Pengembangan Produk Pariwisata seksi Obyek Daya Tarik wisata pada hari Kamis, 8 Agustus 2017 pukul 10.55

6

Page 75: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

menarik sehingga dapat bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Tujuan

dibentuknya Kelompok Sadar Wisata Bumiaji untuk mengangkat potensi wisata dan

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Peran Pokdarwis Bumaji juga

terkandung dalam Rencana Program Kerja Pokdarwis Bumiaji 2016-2030:

1. Konsolidasi Organisasi

2. Penyusununan program kerja Pokdarwis

3. Identifikasi potensi dan pengembangan wisata desa

4. Peningkatan SDM pengurus Pokdarwis

5. Optimalisasi eksistensi obyek wisata desa.

6. Rekruitmen dan Pelatihan Pemandu wisata desa

7. Peningkatan Ekonomi masyarakat dari sektor pariwisata

Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan

memerlukan berbagai upaya pemberdayaan (empowerment), agar masyarakat dapat

berperan lebih aktif dan optimal serta sekaligus menerima manfaat positif dari

kegiatan pembangunan yang dilaksanakan untuk peningkatan kesejahteraannya.

Masyarakat sebagai subyek atau pelaku pembangunan, mengandung arti, bahwa

masyarakat menjadi pelaku penting yang harus terlibat secara aktif dalam proses

perencanaan dan pengembangan kepariwisataan, bersama-sama dengan pemangku

kepentingan terkait lainnya baik dari pemerintah maupun swasta. Dalam fungsinya

sebagai subjek atau pelaku masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab untuk

bersama-sama mendorong keberhasilan pengembangan kepariwisataan di

wilayahnya.

7

Page 76: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Dalam kelancaran kegiatan perlu adanya dukungan sarana prasarana dan dana

operasisonal, dikarenakan pembentukan Pokdarwis awalnya dari SK walikota Batu

dan sekarang dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, maka pemerintah daerah

seharusnya memiliki konsekuensi logis untuk mengalokasikan dana operasional,

karena selama Pokdarwis di bentuk minim sekali dana yang diberikan dari

pemerintah daerah, yang ada hanya janji yang sulit untuk terealisasi. Akibatnya peran

Pokdarwis bisa dibilang masih belum maksimal dalam menjalankan tugasnya untuk

menggali dan mengakomodir potensi wisata lokal.

5.3 Pengembangan Kawasan Agrowisata Berbasis CBT

Dalam pengembangan kawasan agrowisata di Kota Batu, salah satu upaya

yang dilakukan Pemerintah Kota Batu adalah menjadikan beberapa desa yang dapat

dikembangkan sebagai sentra agrowisata dalam mengembangkan kawasan agrowisata

yaitu Desa Bumiaji, Desa Punten, dan Desa Tulungrejo. Masing-masing desa

tentunya memiliki potensi sumber daya yang berbeda-beda dalam pengembangannya.

Tabel 5.1Jenis Kawasan Agrowisata di Kota Batu

No.

Lokasi Agrowisata Komoditas Unggulan

1. Desa Bumiaji Buah-buahan (apel dan jambu) dan makampesarehan Mbah Wastu.

2. Desa Punten Kampung wisata Kungkuk (Home stay, petik buahjeruk, ronda malam, trail adventure, wisatakesenian, wisata berkuda, sekolah alam, campingdan out bound area).

3. Desa Tulungrejo Desa Wisata, petik bunga dan strawberrySumber: Diolah oleh peneliti, 2017

8

Page 77: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Peran Pemerintah Kota Batu sangatlah penting dalam mengembagnkan

kawasan agrowisata. Kegiatan pengembangan agrowisata berbasis komunitas/ CBT

ditetapkan oleh Pemerintah Kota Batu terpusat di Desa Bumiaji. Dimana potensi

utama yang dimiliki oleh kawasan agrowisata di Desa Bumijai adalah kedaan alam

dengan pemandangan yang indah. Selain itu, kegiatan agrowisata ini

mengendepankan kearifan lokal masyarakat desa dengan ditunjang potensi alam,

lingkungan, dan budaya yang memang telah dimiliki oleh Desa Bumiaji. Potensi alam

di Bumiaji dapat dirasakan oleh seluruh wisatawan yang berkunjung, hal ini ditunjang

dari letak dari Bumiaji yang berada di daerah perbukitan tinggi sehingga wisatawan

dapat menilai pesona alam yang ada disekitar Kota Batu, serta hawa sejuk yang

menyelimuti kawasan ini.

Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan

pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat, sehingga

dapat megurangi arus urbanisasi uang semankin meningkat saat ini. Manfaat yang

diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan

teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani/ masyarakat sekitar lokasi

wisata. Upaya pengembangan agrowisata secara garis besar mencangkup aspek

pengembangan sumber daya alam, promosi, dukungan sarana dan prasarana dan

kelembagaan.

5.3.1 Program Pelatihan SDM (Sumber Daya Manusia)

Sumber daya manusia yang terlatih sangat berperan dalam keberhasilan

pengembangan agrowisata. Kemampuan pengelolaan agrowisata dalam menetapkan

target sasaran dan menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket wisata serta

9

Page 78: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

promosi yang terus menerus sesuai dengan potensi yang dimiliki sangat menentukan

keberhasilan dalam mendatangkan wisatawan. Pengembangan kualitas SDM biasanya

dilakukan dalam bentuk pelatihan-pelatihan khusus, namun kenyataan yang terjadi,

pemerintah daerah dan desa kurang aktif dalam mengadakan pelatihan guna

meningkatkan pengetahuan tentang agrowisata ke masyakarakt lokal. Peran

Pemerintah Kota Batu dalam hal ini melalui Pemdes dan Pokdarwis pernah

mengadakan pelatihan tetapi sifatnya tidak rutin dan karena kendala keterbatasan

dana menjadi faktor utama keterbatasan pemerintah desa untuk mengadakan

pelatihan.

Pelatihan-pelatihan agrowisata di Desa Bumiaji sendiri biasanya dilakukan

atas inisiatif para pelaku wisata itu sendiri, dari pihak pemerintah desa hanya

memfasilitiasi seperti di balai desa. Pelatihan yang pernah dilakukan diantaranya

pelatihan menjadi guide professional, pelatihan tentang penataan homestay kemudian

juga pernah mendatangkan dari pemilik produk Baboon T-Shirt dan direktur CV

Bintang Bersinar Malang untuk mengadakan pelatihan tentang menumbuh

kembangkan jiwa kewirauhaan (souvenir/cinderamata) untuk menunjang pariwisata.

Selama pelatihan tersebut, peserta bisa mengikuti dengan baik mesukipun ada

beberapa peserta yang terlambat hadir.9

Walaupun pelatihan jarang dilakukan untuk mengambangkan kemampuan

SDM di Desa Bumiaji, hal tersebut tidak menjadi kendala yang berarti ketika objek

wisata di Bumiaji kedatangan wisatawan. Jika ada wisatawan dalam jumlah banyak,

9 Diolah oleh peneliti melalui “Penjelasan dari Cahyono Hadi selaku Ketua POKDARWIS DesaBumiaji”, pada hari Rabu, 26 September 2017 pukul 10:15 WIB

10

Page 79: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

dari pihak pelaku wisata biasanya melibatkan karang taruna Desa Bumiaji untuk

melayani tamu. Melakukan penjemputan tamu, mengantarkan sampai ke lokasi

wisata, menyediakan homestay, hingga tamu tersebut pulang biasanya warga lokal

yang tergabung dalam karang taruna ikut serta membantu. Berikut penjelasan dari

Bapak Cahyono Hadi selaku Ketua POKDARWIS Desa Bumiaji:10

“Karang taruna disini nggak sebatas warga lokal yang asala ditunjuk untukmelayani tamu, tetapi memang mereka sudah tergabung dalam HPI(Himpunan Parwisata Indonesia) dan BGC (Batu Guide Comuunity), dimanalatar belakang mereka memang sudah di training dan mempunyai bekaldalam bidang pariwisata sesuai dengan standar pariwisata.”

Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa dalam pengembangan kawasan agrowisata

berbasis CBT di Kota Batu salah satunya upa yang dilakukan pemerintah daerah

maupun desa adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia.

5.3.2 Meningkatkan Potensi Agrowisata Melalui Penguatan Promosi

Kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan agrowisata.

Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melalui

leaflet, booklet, pameran, cinderamata, mass media (iklan atau media audiovisual),

serta penyedia informasi pada tempat publik (hotel, restoran, bandara, dan lainnya).

Salah satu metode promosi yang dinilai efektif dalam mempromosikan objek

agrowisata adalah kepada calon konsumen/wisatawan untuk datang dan menentukan

pilihan sehingga wisatawan merasa nyaman. Kegiaatan promosi ini sangat penting

karena akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah wisatawan yang datang, di

10 Hasil wawancara dengan Bapak Cahyono Hadi selaku Ketua POKDARWIS Bumiaji pada hariRabu, tanggal 26 September 2017 pukul 10:58.

11

Page 80: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Bumiaji promosi dilakukan dalam 2 cara yakni promosi secara langsung maupun

tidak langsung.

Dalam pengembangan agrowisata di Bumiaji, promosi secara langsung yang

dilakukan yaitu menjalin kerjasama dengan pihak tour and travel, restoran maupun

perhotelan. Mengingat wisatawan yang datang ke Kota Batu, hal ini tentu merupakan

salah satu langkah cemerlang untuk menarik wisatawan dalam jumlah besar. Tetapi

kenyataanya tidak semudah itu seperti pernyataan Cahyono Hadi selaku Ketua

POKDARWIS Bumiaji:11

“Pembangunan agrowisata demi peningkatan yang lebih baik nggak semudahyang dibayangin, usaha promosi sering kali dilakukan melalui tour leader/biro perjalanan, tapi pihak tersebut tidak hanya sekedar membawa tamumasuk tapi juga ada fee-nya. Misalnya tiket masuk dipatok harga Rp.17.500,- pasti dijual dengan harga Rp. 25.000,-, Selain itu wisatawan yangberwisata ke desa sebagain besar kalangan menengah ke bawah denganbudget minim, jika tiket masuk kemahalan itu jadi salah satu kendalasusahnya menarik wisatawan.

Berdasarkan pernyataan diatas, jelas membuktikan bahwa usaha promosi yang

dilakukan sudah maksimal, akan tetapi kendala-kendala eksternal yang ada

menyebabkan susahnya menarik tamu untuk berwisata ke desa dengan harga yang

sudah dipatok oleh pelaku wisata di Bumiaji.

Selain promosi melalui biro perjalanan, hotel dan restoran, promosi langsung

juga dilakukan dengan cara mulut ke mulut (world of mouth) Promosi wisata dengan

cara ini merupakan promosi yang paling murah dan bisa dikatakan cukup efektif

karena adanya keterlibatan langsung dalam berinteraksi sehingga orang lebih mudah

11 Hasil wawancara dengan Bapak Cahyono selaku Ketua POKDARWIS Bumiaji pada Hari Selasa,tanggal 26 September 2017 pukul 10:58.

12

Page 81: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

percaya dengan cerita yangi didengarkan dari pengunjung sebelumnya berdasarkan

pengalaman saat datang ke lokasi wisata yang dikunjunginya. Seperti apa yang

disampaikan oleh Rakhmad Hardianto, salah satu pengelola agrowisata terkait

promosi wisata melalui world of mouth, sebagai berikut:12

“Di Bumiaji biasa e dihadiri baik dari lembaga Pendidikan, sekolah ataupunkelompok-kelompok tertentu dalam jumlah yang terorganisir yang inginberwisata ke salah satu lokasi, missal dari kelompok yang ingin melakukanobservasi atau sekedar berwisata itu kita biasanya minta bantuan untuk ikutpromosikan Desa Agrowisata Bumiaji ke kerabat dan lingkungan asal mereka.Selain itu, Desa Bumiaji juga terkadang menjadi tempat tujuan mahasiswamelakukan KKN dengan jumlah yang tidak sedikit. Nah hal tersebut juga bisamenjadi salah satu cara promosi yang efektif dan tidakk membutuhkan dana.”

Selain cara promosi langsung, promosi dalam upaya mengembangkan

agrowisata Bumiaji juga dilakukan secara tidak langsung. Promosi secara tidak

langsung biasanya dilakukan melalui media cetak maupun media sosial. Media cetak

yang dimaksud yaitu membuat brosur atau selebaran terkait dengan potensi

agrowisata Pembuatan brosur pernah dilakukan oleh Desa Bumiaji sebagai salah satu

promosi secara tidak langsung. Brosur ini biasanya dibagikan kepada pengunjung

agrowisata, juga pernah dibagikan dalam kegiatan Jatim Fair Desa Bumiaji

mengikuti pameran Jatim Fair tersebut.13 Isi dari brosur tersebut menggambarkan

secara umum potensi-potensi agrowisata Desa Bumiaji secara singkat, prestasi yang

pernah diraih Desa Bumiaji serta peta menuju lokasi Desa Agrowisata Bumiaji.

12 Hasil wawancara dengan Bapak Rakhmad Hardianto selaku pelaku Wisata Agro Bumiaji pada hariRabu, tanggal 6 September 2017.

13 Diolah oleh peneliti melalui “Penjelasan dari Rakhmad pelaku Wisata Agro Bumiaji pada hariRabu, tanggal 6 September 2017.

13

Page 82: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Potensi-potensi agrowisata di Bumiaji juga pernah dimuat dalam Koran Jawa

Pos pada tahun 2015, dalam koran tersebut disebutkan beberapa obyek wisata di

Bumiaji lengkap dengan harga tiket masuk serta keadaan desa agrowisata Bumiaji

sampai pada saat ini. Dengan dimuatnya, berita mengenai potensi agrowisata yang

ada di Bumiaji secara tidak langsung juga turt andil dalam upaya promosi

mengenalkan daya Tarik wisata yang ada di desa. Karena pada kenyataanya sekarang,

wisatawan yang datan ke Kota Batu sebagian besar lebih tertarik dengan obyek

wisata buatan yang sekarang banyak dibangun. Padahal destinasi wisata di desa juga

tidak kalah menarik dengan suasana pedesaan yang asri dan nyaman akan menambah

kenyamanan tamu yang datang. Harapannya, dengan dimuatnya berita tentang potensi

agrowisata di kotan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Desa

Bumiaji

Selain pembuatan brosur dan berita di koran, promosi secara tidak langsung

juga dilakukan melalui media sosial seperti facebook, twiter, dan youtube. Dalam

media sosial tersebut menampilkan obyek dan daya tarik wisata Bumiaji yang patut

untuk dikunjungi jika berlibur ke Kota Batu. Promosi melalui media sosial

merupakan salah satu cara promosi wisata yang paling berpengaruh terhadap

peningkatan jumlah wisatawan. Promosi melalui media sosial tidak menghasbiskan

biaya yang mahal tetapi mempunyai dampak yang besar mengingat di era globalisasi

seperti sekarang ini, internet merupakan media yang tidak asing lagi bagi masyarakat

luas dan sifatnya sangat mudah diakses. Dengan adanya tampilan tersebut maka akan

mempermudah wisatawan yang akan mencari info tentang obyek dan destinasi wisata

di Desa Bumiaji.

14

Page 83: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

5.3.3 Perbaikan Dukungan Sarana dan Prasrana

Kehadiran wisatawan juga ditentukan oleh kemudahan-kemudahan yang

diciptakan, mulai dari pelayanan yang baik, kemudahan akomodasi dan transportasi

sampai kepada kesadaran masyarakat sekitarnya. Upaya menghilangkan hal-hal yang

bersifat formal, kaku, dan menciptakan suasana santai serta kesan bersih dana man

merupakan aspek yang perlu diciptakan. Pengembagnan agrowisata di Bumiaji sangat

memperhatikan sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung kenyamanan

wisatawan yang datang. Tidak hanya sebatas menambah sarana dan prasarana akan

tetapi para pelaku wisata juga berusaha untuk memperbaiki sarana dan prasarana

yang awalnya masih bersifat menyusahkan menjadi nyaman bagi tamu yang datang.

Dukungan sarana dan prasarana yang dibuat dalam pengembangan agrowisata

di Bumiaji inti tidak berlebihan, sesuai dengan social culture yang semestinya ada di

pedesaan. Para wisatawan yang datang merasa aman dan nyaman, jika panas

wisatawan tidak kepanasan dan jika hujan wisatwan tidak kehujanan. Apabila

wisatawann yang datang dalam jumlah besar membawa beberapa bus, tempat parkir

di sediakan beberapa basecamp khusus yang sudah disiapkan. Di Bumiaji sendiri

masjid juga banyak untuk tempat beribadah bagi tamu muslim.

Jika wisatawan berlibur dalam jangka waktu lebih dari sehari, Desa Bumiaji

menyediakan homestay yang dilakukan dengan memanfaatkan rumah warga untuk

difungsikan menjadi sebuah penginapan yang disertai dengan persyaratan

kelengkapannya. Persyaratan kelengkapan yakni wisatawan membawa kartu keluarga

(KK)/ KTP untuk menjaga keamanan. Karena semakin banyaknya wisatawan yang

datang, pemerintah desa Bumiaji tidak tahu status dari masing-masing wisatawan.

15

Page 84: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Sistem homestay juga tidak berfokus hanyan satu rumah, beberapa rumah penduduk

biasanya dijadikan homestay apabila wisatawan uang datang banyak. Walaupun tidak

ada hotel, dengan homestay justru wisatwan merasa lebih nyaman karena rumah-

rumah penduduk di desa kental dengan suasana pedesaan yang ramah.

Homestay merupakan salah satu tempat penginapan berupa milik

perseorangan yang sengaja disewakan kepada para wisatawan. Homestay dibuat

berasal dari rumah warga yang sudah memiliki standar yang telah ditetapkan,

biasanya rumah-rumah warga yang dijadikan homestay ini memudahkan para

wisatawan yang datang agar lebih muda berwisata.

Adanya homestay ini berawal dari masyarakat desa setempat yang berinisiatif

untuk menmberdayakan apa yang mereka miliki, salah satunya adalah tempat tinggal

mereka. Pada awalnya mereka tidak mengetahui bagaimana konsep homestay yang

baik, tetapi setelah mendapat pelatihan dan sosialisasi dari Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kota Batu mereka menjadi lebih paham dengan pemanfaatan homestay.

Salah satu yang harus diterapkan oleh pemilik homestay mereka dituntut untuk dapat

memberikan jamuan yang terbaik bagi para tamu wisatawan yang datang. Dengan

adanya keramahan masyrakat, tamu lebih nyaman.

Paket homestay ini sudah berjalan mulai dari tahun 2009 dengan jumlah

rumah awal yang disewakan sebanyak 15 rumah. Setelah berkembang dan memenuhi

tingkat kebutuhan wisatawan jumlah homestay meningkat menjadi sekitar 50 rumah.

Seperti yang dijelaskan Bapak Su’ud Mashuri yang mengatakan:14

14 Hasil wawancara dengan Bapak Su’ud Mashuri selaku Kaur Umum Pemerintah Desa Bumiaji padahari Selasa, tanggal 12 September 2017.

16

Page 85: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

“Mata pencaharian masyarakat di Kec. Bumiaji mayoritas petani, namunlama-kelamaan masyarakat sini menyadari bahwa pendapatan dari hasilbertani saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, ditambah lagi apabilapanen gagal, masyarakat harus berpikir untuk mendapatkan penghasilan lain.Akhirnya mereka mencoba memberdayakan apa yang mereka punya untukdapat dijual ke wisatawan, salah satunya ya konsep homestay ini. Awalnyayang minat Cuma sedikit 15 rumah aja, namun sekarang berkembang danbertambah menjadi 50 rumah.”

Dengan penetapan paket homestay ini, telah dikemas oleh pengelola dan

penetapan standarisasi serta penetapan harga homestay melalui musyawarah dan

disepakati bersama oleh masyarkat sekitar. Fasilitas yang harus dimiliki oleh setiap

homestay standar seperti pada umumnya, yaitu ruang tamu, kamar tidur, dan kamar

mandi. Dalam hal ini Bapak Rakhmad Hardianto menjelaskan bahwa:15

“homestay yang terpenting itu kebersihan, tertib, rapi, dan nyaman mas.Terutama masalah culture/ kearifan lokal, pemilik rumah itu dituntut untukramah agar para wisatawan benar-benar dapat merasakan kehidupan desayang apa adanya dan masyarakat desa yang kental dengan budaya.”

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Rakhmad Hardianto, paket yang ditawarkan

kepada wisatawan dengan harga terjangkau. Untuk 1 kamar dapat dikenakan biaya

Rp.75.000,- per orang. Dengan harga tersebut wisatawan dapat menerima fasilitas

yang telah disediakan oleh pemilik homestay mulai dari kamar tidur, kamar mandi,

makan malam, sarapan pagi dengan menu khas warga di Bumiaji. Biasanya paket

homestay paling diminati para wisatawan karena dapat merasakan secara langsung,

tinggal di desa dan menikmati nuansa pedesaan yang masih asri.

Gambar 5.1Homestay dan Agrowisata Bumiaji

15 Hasil wawancara dengan Bapak Rakhmad Hardianto selaku pelaku Wisata Agro Bumiaji pada hariRabu, tanggal 6 September 2017.

17

Page 86: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Sumber: Dokumentasi peneliti 2017

Dalam pembahasan diatas, peran Pemerintah Daerah Kota Batu termasuk

dalam tugas pokok peran pemberdayaan. Peran ini untuk mendukung

terselenggaranya otonomi daerah, fungsi ini menuntut pemberdayaan Pemerintah

Daerah dengan kewenangan yang cukup dalam pengelolaan sumber daya daerah guna

melaksanakan berbagai urusan yang di desentralisasikan. Pemerintah Daerah perlu

meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan

penyelenggaraan pemerintah. Dalam fungsi ini pemerintah harus memberikan ruang

yang cukup bagi aktivitas mandiri masyarakat, sehingga dengan demikian partisipasi

masyarakat di Daerah dapat ditingkatkan. Dimana masyarakat ikut andil dalam

kegiatan pariwisata berbasis CBT.

5.4 Analisis Dampak PengembanganAgrowisata Melalui Dimensi CBT

Menurut Suansri, CBT merupakan pariwisata yang merperhintungkan

ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan politik. Community Based Tourism sebagai

alat bagi pembangunan komunitas dan konservasi lingkungan atau dengan kata lain

CBT merupakan alat dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan. CBT memiliki

18

Page 87: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

kesesuaian dalam nilai/ prinsip pembangunan berkelanutan, yaitu adanya paritsipasi

masyarakat lokal, menjamin keberlanjutan lingkungan, dan peningkatan kekuasaan

komunitas yang lebih luas. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 dimensi dari

5 dimensi yang dipaparkan oleh Suansri, karena ketiga dimensi tersebut sangat efektif

jika dikaitkan dengan “Pengembangan Kawasan Agrowisata Melalui Community

Based Tourism di Kota Batu.” Dimensi yang digunakan adalah dimensi ekonomi,

lingkungan, dan politik. Dalam ketiga dimensi ini, terlihat jelas bagaiman Peran

Pemerintah Kota Batu secara nyata dalam mengembangkan agrowisata berbasis CBT,

dimana melalui 3 dimensi ini dapat disimpulkan apakah pengembangan agrowisata

Kota Batu telash sesuai denganCBT atau belum sesuai.

5.4.1 Dimensi Ekonomi

Salah satu tujuan adanya pengembangan agrowisata adalah untuk

mendapatkan keuntungan bagi masyarakat sekitar. Pengembangan agrowisata

membutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, desa, dan masyarakat

untuk saling mendukung demi perkembangan yang meningkat ke depannya. Tidak

hanya semangat kerjasama, keberhasilan suatu pembangunan juga dipengaruhi oleh

suatu aspek yang sangat konkrit yakni dana/ bantuan modal. Dana/ modal tersebut

dipergunakan untuk menjalankan pembangunan agar tetap berjalan dan semakin

menigkat perkembangannya ke depan

Salah satu tujuan adanya pengembangan agrowisata adalah untuk

mendapatkan keuntungan bagi masyarakat sekitar. Dalam pengembangan agrowisata

berbasis CBT ini keuntungan tidak hanya diberikan kepada pengelola saja, tetapi

keuntungan juga harus diberikan kepada masyarakat sekitar dan sebagian dana harus

19

Page 88: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

dibagikan untuk pengembangan komunitas. Dana yang diberikan oleh pemerintah

digunakan untuk pembangunan infrastruktur, selain itu juga digunakan untuk

pengembangan komunitas di daerah kawasan agrowisata. Namun dalam penelitian

ini, peneliti susah untuk mendapatkan informasi dan akses mengenai anggaran yang

diberikan dari pemerintah daerah untuk pengembangan agrowisata di Bumiaji.

Peneliti hanya mendapatkan informasi dan data dari ADD (Anggaran Dana Desa) dari

pemerintah Desa Bumiaji, berikut adalah rincian ADD Bumiaji yang diperuntukkan

untuk agrowisata:16

Tabel 5.2Alokasi Penggunaan ADD Bumiaji untuk Kegiatan Agrowisata

Tahun 2012 Tahun2013

Tahun 2014 Tahun2015

Tahun2016

Rp. 2.500.000,-Penambahanfasilitas GrahaWisata sebagaibasecamp kegiatanagrowisata

Rp. 0,- Rp. 1.000.000,-Biaya OperasionalpenyelenggaraPokdarwis DesaBumiaji

Rp.0,- Rp.0,-

Sumber: Diolah oleh peneliti melalui Arsip Pengggunaan ADD Bumiaji Tahun 2012-2016

Berdasarkan data diatas, bantuan dana dari Pemerintah Desa Bumiaji memang

tidak setiap tahun ada, hanya ada di tahun-tahun tertentu yang dalam pemberian

modal hanya untuk operasional saja dikarenakan pemdes Bumiaji untuk saat ini lebih

fokus kepada pembangunan-pembangunan fisik dimana di tahun sebelumnya masih

belum bisa terealisasi. Dalam penggunaan dana ADD Bumiaji pada 2012, terlihat

bahwa ada poin untuk penambahan fasilitas Graha Wisata yang menjadi basecamp

16 Dari dokumen Pemdes Bumiaji dalam “Penggunaaan ADD Bumiaji 2012-2016”

20

Page 89: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

kegiatan agrowisata sedangkan di tahun anggaran 2014 terdapat biaya operasional

penyelenggara yang ditunjukkan untuk Pokdarwis Desa Bumiaji.

Walaupun bantuan berbentuk modal/dana dari Pemdes Bumiaji dinilai kurang

untuk pembangunan agrowisata, namun ada beberapa kegiatan Pemdes dalam bidang

peningkatan produksi pertanian dan peternakan serta pengembangan industry rumah

tangga diantaranya bantuan bibit jeruk kepada kelompok tani bantuan pupuk organik

kepada kelompok tani apel, bantuan ternak kambing, bantuan mesin pellet, bantuan

tong pakan, dan bantuan alat produksi apel.17

Di Bumiaji sendiri, walaupun potensi agrowisata dimiliki oleh perseorangan

tetapi kenyataanyan masyarakat umum ikut merasakan manfaat dengan adanya

potensi agrowisata tersebut. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Bapak Su’ud

Mashuri:18

“Pembangunan agrowisata di Desa Bumiaji sendiri sudah bisa dikatakan adildan merata, sebagai bukti yakni tidak mungkin satu pelaku wisata hanyabekerja sendirian. Contohnya yakni ketika tamu ingin berwisata ke petik apel,tidak hanya petani yang punya lahan apel yang merasakan manfaat akan tetapiwarga lain yang sekiranya mempunyai kendaraan untuk transportasi dapatdimanfaatkan untuk membantu wisatawan untuk sampai ke tempat tujuan.Sistem homestay juga tidak hanya terfokus di satu rumah warga, dicoba jugamenyebar ke beberapa rumah penduduk yang memang layak untuk ditempatitamu.”

Berdasarkan pernyataan diatas, jelas membuktikan bahwa pengembangan

agrowisata di Desa Bumiaji sudah memenuhi dimensi ekonomi bagi seluruh warga di

17 Dioalah dari penjejelasan Bapak Rakhmad Hardianto selaku pelaku Wisata Agro Bumiaji pada hari Rabu, tanggal 6 September 2017 pada pukul 11.13 WIB

18 Hasil wawancara dengan Bapak Su’ud Mashuri selaku Kaur Umum Pemerintah Desa Bumiaji padahari Selasa, tanggal 12 September 2017 pukul 10:23 WIB

21

Page 90: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Bumiaji. Tidak hanya itu, pemerataan dan keadilan juga dirasakan baik dari individu

yang mempunyai potensi agrowisata dengan pihak pemerintah desa Bumiaji dan biro

wisata yang telah berjasa mendatangkan wisatawan. Hal ini dibuktikan dengan

adanya pembagian hasil tiket masuk wisatawan yang dibagi merata antar petani/

pemilik lahan. Secara lebih jelas di bawah ini akan dipetakan lapangan pekerjaan

yang ada seiring pengembagan agrowisata di Bumiaji.

Gambar 5.2Lapangan Pekerjaan Melalui Potensi Agrowisata

Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2017.

Berdasarkan gambar 5.3 diatas, dengan adanya pengembangan agrowisata

melalui CBT terbukti telah menciptakan banyak lapangan kerja baru. Selaras dengan

pendapat Kartasasmita, bahwa keberdayaan masyarakat adalah unsur dasar yang

memungkinkan suatu masyarakat bertahan dan dalam pengertian yang dinamis

mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.19 Sesuai dengan konsep pemberdayaan

masyarakat, dalam dimensi ekonomi dikatalan berhasil karena telah mencapai

enabiling yang berarti menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat

untuk berkembang. Tidak hanya dirasakan oleh masyarakat yang bekerja di bidang

agrowisata, baik sebagai pemilik lahan, maupun tour guide, sebagian masyrakat lokal

juga merasakan dampak positif dalam hal ekonomi. Peningkatan pendapatan

dirasakan oleh beberapa masyarakat lokal yang memiliki warung-warung disekitar

objek agrowisata yang tersebar di beberapa desa di Bumiaji. Dengan adanya warung-

warung tersebut secara tidak langsung juga memberikan dampak positif peningkatan

19 Ginanjar. op.cit, hlm. 142

22

Page 91: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

pendapat masyrakat lokal yang ada di Bumiaji serta juga dapat memberdayakan

masyrakat sekitar.

Memberdayakan masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Hal tersebut juga

mengurangi angka pengangguran dari masyarakat. Dengan adanya pariwisata

berbasis masyarakat, membuat masyarakat ikut terlibat dalam pengelolaaanya.

Berikut peneliti memamparkan angka pengangguran Kota Batu setelah adanya

pengembangan sektor pariwisata:20

Sumber: Diolah oleh peneliti melalui BPS 2016 dalam “Kota Batu Dalam Angka”.

Berdasarkan grafik 5.2 diatas, dengan adanya pengembangan pariwisata secara

berkelanjutan mampu memberikan dampak terhadap penurunan angka pengangguran

di Kota Batu. Di tahun 2013, angka pengangguruan total mencapai 4.562 orang,

kemudian di tahuun 2014 berkurang menjadi 2.600 orang, terakhir di tahun 2015

jumlah angka pengangguran di Kota Batu menjadi 2.421 orang. Jumlah tersebut

dihitung berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan serta seluruh

kriteria pengangguran (terbuka dan tertutup).

Paritisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata menjadi kunci

keberlanjutan sosial. Perubahan positif sosial dan ekonomi mampu menghasilkan

keuntungan berdasarkan kemampuan sendiri dan bersifat berkelanjutan. Timbulnya

pendapatan masyarakat lokal dengan adanya pengembangan pariwisata berbasis CBT

20 Dari Dokumen BPS 2016 dalam “Kota Batu Dalam Angka”, hlm. 52

23

Page 92: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

sangat menguntungkan masyarakat sekitar daerah wisata. CBT muncul sebagai solusi

dan bisa menjadi strategi dari sebuah organisasi/ komunitas untuk mencapai sebuah

kondisi pariwisata yang lebih baik di suatu daerah. CBT menjadikan sumber daya

yang ada di sebuah destinasi wisata mudah lebih dikenal untuk kalangan luas, lebih

memberikan manfaat bagi semua kalangan, dan mampu mensejahtrahkan masyarakat

lokal yang berada di destinasi pariwisata tersebut. Keberhasilan dimensi ekonomi

juga telah sesuai dengan prinsip CBT, yaitu dibuktikan dengan terciptanya lapangan

kerja baru di sektor pariwisata, adanya adana untuk pengembangan komunitas,

timbulnya pendapatan masyarakat lokal dari sektor pariwisata.

5.4.2 Dimensi Lingkungan

Pengembangan suatu destinasi wisata perlu memperhatikan aspek kelestarian

lingkungan di sekitar. Dimensi lingkungan merupakan salah satu aspek penunjang

dalam pengembangan wisata. Seperti yang diungkapkan oleh Suansri:

“Lingkungan merupakan salah satu daya tarik wisata, kelestarian lingkunganagar tetap terjaga salah satunya dengan cara merawat dan mengelolalingkungan sekitar agar tetap terjaga kelestariannya adalah salah satupengelolaan pariwisata berbasis komunitas.”21

Pembangunan pariwisata di Kota Batu sedikit banyak telah membawa pengaruh besar

terhadap lingkungan. Pengembangan dan pengelolaan agrowisata meliputi objeknya

yang menyatu dengan lingkungan alam, memperhatikan kelestarian lingkungan,

perencanaan pembuatan dan pengembangannya tidak merugikan lingkungan. Nilai-

nilai konservasi yang ditekankan pada keseimbangan ekosistem dan peletakan

kemampuan daya dukung lingkungan dapat memberikan dorongan bagi setiap orang,

21 Fildzah Ainun op.cit, hlm. 337

24

Page 93: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

untuk senantiasa memperhitungkan masa depan dan pembangunan yang

berkelanjutan (sustainable development).

Agrowisata diharapkan dapat berguna bagi lingkungan. Kawasan agrowisata

yang memiliki areal yang luas dan ditanami berbagai jenis pohon, tanaman

holtikultura sehingga dapat mempengaruhi cuaca bahkan iklim di sekitarnya. Wilayah

kawasan hutan merupakan salah satu bagian yang mendapat perhatian dari

Pemerintah Daerah Kota Batu, karena terkait dengan kelestarian lingkungan hidup

suatu wilayah. Jika luas hutannya terus menyusut maka sumber mata air yang

berlokasi di lereng Gunung Arjuno, Panderman, Welirang, Gunung Biru sebagai

sumber mata air sungai Brantas akan ikut mati. Berdasarkan data dari BPS 2016,

sebagian besar luas kawasan hutan terluas berada di Kecamatan Bumiaji (8.644,2 Ha

atau sekitar 78 persen dari luas kawasan hutan di Kota Batu).22

Luas lahan sawah di Kota Batu tahun 2014 sebesar 2.475 Ha, yang terdiri

dari 2.086 Ha, lahan irigasi teknis, 295 Ha, lahan irigasi setengah teknis, dan sisanya

94 Ha merupakan lahan irigasi sederhana. Berdasarkan sebaran wilayah di Kota Batu,

luas lahan irigasi terbesar terdapat di wilayah Kecamatan Junrejo yaitu sebesar 1.093

Ha, urutan kedua adalah Kecamatan Bumiaji sebesar 714 Ha dan Kecamatan Batu

sebesar 668 Ha.23 Lahan sawah memiliki manfaat langsung, manfaat tidak langsung,

dan manfaat bawaan. Manfaat langsung berhubungan dengan penyediaan pangan,

kesempatan kerja, sumber pendapatan bagi masyarakat dan daerah, sarana

penumbuhan rasa kebersamaan (gotong royong), sarana pelestarian kebudayaan

22 Dari Dokumen BPS2016 dalam “Kota Batu Dalam Angka”, hlm. 122

23 Dari Dokumen BPS 2016 dalam “Kota Batu Dalam Angka”, hlm. 115

25

Page 94: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

tradisional, dan sarana pariwisata di Kota Batu mencapai 17.205,60 Ha. Berikut

dijelaskan dalam tabel 5.3 mengenai penggunanaan lahan sawah dan bukan sawah:24

Tabel 5.3Luas Penggunahan Lahan Sawah Perkebunan

No. Kecamatan Sawah/ Perkebunan Bukan Sawah1. Batu 668 Ha 6.105 Ha2. Junrejo 1.093 Ha 2.456 Ha3. Bumiaji 714 Ha 8.644 Ha

Total 4.475 Ha 17.205 HaSumber: Diolah oleh peneliti melalui BPS 2016 dalam “Kota Batu Dalam Angka”

Dalam mengembangkan agrowisata, lahan perkebunan dalam bentuk sawah

merupakan aspek utama dalam kegiatan pertanian. Semakin banyaknya kegiatan

agrowisata, semakin banyak pula pemanfaatan lahan baru untuk mengembangkan

potensi agrowisata. Melalui tabel 5.3 diatas, pemanfaatan lahan untuk sawah cukup

besar untuk mengembangkan potensi agrowisata. Konvensi lahan hutan beralih fungsi

pada perkebunan dan persawahan, sehingga lahan baru guna kegiatan pariwisata

memangkas ruang terbuka RTH/ kawasan hutan untuk dijadikan area persawahan/

perkebunan, selain menggunakan lahan persawahan/ perkebunan seharusnya juga

ditanami tanaman pengganti yang sudah ditebang untuk penggunaan lahan

persawahan.

Kegiatan penggunaan lahan untuk kegunaan wisata alam terwujud dalam

Kebijakan RTRW Kota Batu 2010-2030 melalui BWK (Bagian Wilayah Kota). BWK

III sebagai kawasan pengembangan agropolitan dan agritourism dengan pusat

pelayanan di Desa Punten. BWK III Kecamatan Bumiaji meliputi wilayah

adminsitrasi Desa Pandanrejo, Desa Bumiaji, Desa Bulukerto, Desa Gunungsari,

24 Ibid, hlm. 117

26

Page 95: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Desa Punten, Desa Tulungrejo, Desa Sumbergondo, Desa Giripurno, dan Desa

Sumberbrantas BWK III memiliki luas wilayah 127,98 km2 merupakan bagian

wilayah kota dengan tingkat kepadatan rendah dan dinomisasi oleh kawasan

pertanian. Fungsi BWK III adalah sebagai wilayah utama pengembangan kawasan

agropolitan, pengembangan kawasan wisata alam dan lingkungan serta kegiatan

agrowisata.

Buah-buahan merupakan komoditas utama dalam pengembangan agrowisata.

Komoditas pertanian buah-buahan Kota Batu sejak lama didominasi dengan buah

apel yang memang sudah menjadi ikon dari Kota Batu. Hingga saat ini jumlah

produksi buah apel mencapai 842,799 kw, paling tinggi dibandingkan komoditas

buah-buahan lain. Selain buah apel, komoditas jeruk, nangka, dan jambu biji juga

memiliki produksi yang masih relatif tinggi. Berikut produksi komditas buah-buahan

di Kota Batu:

Tabel 5.4Produksi Komoditas Buah- Buahan di Kota Batu

No Komoditi JumlahTanaman

JumlahTanaman

Produksi(kw)

Produktivitas(kg/phn)

27

Page 96: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

(pohon) Menghasilkan(pohon)

1. Apel 2,574,852 1,974,366 842,799 17.002. Jeruk Siam/

Keprok192,385 158,066 79,033 50,00

3. Jambu Biji 57,173 15,193 3,131 20,614. Nangka 53,663 28,525 32,477 59,635. Alpukat 50,362 32,754 52,032 158,86

Sumber: Hasil olahan peneliti dari “Studi Potensi Investasi Pariwisata danPertanian Kota Batu 2017”.

Komoditas apel merupakan jenis tanaman yang paling banyak dibudidayakan

dan tersebar di Kecamatan Bumiaji dan Batu. Luas perkebunan apel terbesar, yaitu

Dusun Juggo sebesar 209,17 Ha (52,2%) dan kualitas apel terbaik berada di Daerah

Gabes, Dusun Junggo.25 Variates apelnya antara lain Apel manalagi, rome beauty

(apel batu), granny smith, anna, dan hwang llien. Rata-rata umur tanaman apel, yaitu

30-50 tahun sehingga mulai banyak dilakukan dengan memotong ujung-ujung

percabangan agar muncul tunas batang baru. Umur tanaman yang terlalu tua

berpengaruh terhadap penurunan kuantitas apel. Waktu yang dibutuhkan oleh petansi,

sejak proses pembuangan hingga pemanenan sekitar 5 bulan.26

Adapun strategi sektor pertanian tanama buah adalah Stable Growth Strategy

yaitu strategi pengembangan yang dilakukan untuk mendukung potensi yang telah

ada serta menggunakan peluang yang dapat menguntungkan.27 Teknologi produksi

apel meliputi bebrapa tahapan proses produsksi yang terdiri dari pembibitan,

25 Dari dokumen Laporan Akhir “Studi Potensi Investasi Pariwisata Kota Batu” hlm. IV-9

26 Ibid

27 Dari dokumen Laporan Akhir dalam “Penysuunan Master Plan dan Action Plan AgropolitanBatu”, hlm. III-20

28

Page 97: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

pengolahan tanah, pemupukan, pemeliharaan dan pemanenan, untuk lebih jelasnya

dilihat pada bagan 5.3.

Bagan 5.3Teknologi Produksi Apel

Sumber: Hasil olahan peneliti 2017.

Hal diatas juga didukung dengan pendapat dari Bapak Rakhmad Hardianto selaku

pelaku agrowisata Bumiaji: 28

“Pembibitan tanaman buah yaitu untuk Apel dilakukan dengan membuatbibit apel sendiri oleh petani apel, namun ada juga bibit apel yang di beli daripenangkar ataupun toko-toko pertanian yang ada di Kecamatan Bumiaji.Untuk peralatan dan mesin produksi yang digunakan pada tanaman buahsudah semi modern, dimana peralatan tersebut dapat berupa Pranspreyeruntuk penyemprot air, mesin penggerak untuk mengolah tanah dan spreyeruntuk penyemprotan pestisida. Sumber daya energi pertanian dalam hal iniadalah tentang sumber air irigasi. Irigasi yang digunakan oleh petani apelyaitu mengandalkan aliran sungai Brantas dan jenis irigasinya pun masihtradisional.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas, pengembangan agrowisata melalui CBT

menerapkan teknik bertanam apel secara jelas dan juga proses pengelolaanya

berdasarkan pertanian konvensional. Kondisi ini membuat sebagian besar petani apel

melakukan sistem pertanian sangat intensif dengan inputan pupuk dan pestisida kimia

yang tinggi. Sistem pertanian intensif akan mencemari lingkungan, mengambil unsur

hara dan bahan organik tanah dalam jumlah besar dan menurunkan kesuburan tanah.

Sistem pertanian intensif yang dilakukan petani dalam budidaya apel selama puluhan

tahun berdampak pada lingkungan. Dampak pada lingkungan yang ditimbulkan

28 Hasil wawancara dengan Bapak Rakhmad Hardianto selaku pelaku Wisata Agro Bumiaji pada hariRabu, tanggal 6 September 2017.

29

Page 98: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

antara lain degradasi lahan, pencemaran udara, tanah dan air tanah. Degradasi lahan

adalah penurunan fungsi dan potensi lahan untuk mendukung kehidupan di sekitarnya

yang disebabkan oleh menurunnya kualitas tanah.

Dalam dimensi lingkungan, dapat dikatakan lingkungan dari pengembangan

kawasan agrowisata tidak sesuasi dengan prinsip CBT. Dimana dalam prinsip CBT

disebutkan bahwa dalam menunjang dimensi lingkungan perlu adanya peningkatan

kepedulian akan perlunya konservasi lingkungan. Peneliti menyimpulkan dimensi

lingkungan dinilai masih belum berhasil, hal tersebut dibuktikan di kawasan

agrowisata Bumiaji masih belum ada pusat konservasi lingkungan serta masih

banyaknya petani yang menerapkan sistem pertanian konvensional, masih belum

beralih menuju pertanian organik dan pemanfaatan alih fungsi lahan hutan menjadi

sawah dan perkebunan secara besar-besaran.

5.4.3 Dimensi Politik

Peran pemerintah sangat berpengaruh dalam suatu pengembangan suatu

pariwisata. Sesuai dengan Perda Kota Batu Nomor 4 Tahun 2004 tentang

Pengembangan pusat pariwisata, dijelaskan bahwa fungsi Kota Batu yaitu sebagai

Kota Pertanian dan Pariwisata yang meliputi pengembangan daya tarik wisata dan

atraksi wisata. Pengembangan agrowisata berbasis CBT melibatkan masyarakat lokal

dengan adanya partisipasi dari masyarakat. Dalam menjalankan kewenanganya

pemerintah mempunyai beberapa upaya untuk merealisasikannya yaitu dengan

dibentuk suatu lembaga intesif. Kelembagaan intensif tersebut terdapat tim kerja atau

kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah dengan stakeholder lainnya seperti swasta

maupun masyarakat. Hal tersebut mendukung teori Peran Pemerintah Daerah dimana

30

Page 99: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

terlibatnya ketiga aktor diantaranya pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam suatu

sistem pembangunan pariwisata.

Dari sektor pemerintah diwakilkan Pemerintah Desa Bumiaji, sektor

masyarakat diwakilkan Pokdarwis dengan bekerja sama dengan masyarakat sekitar

dan kelompok tani, serta dari sektor swasta yaitu apple sun. Ketiga stakeholder

tersebut turut mendukung dengan melakukan beberapa upaya dalam pengembangan

kawasan agrowisata melalui CBT di Kota Batu. Secara lebih singkat akan

digambarkan pada bagan 5.4 dibawah ini:

Bagan 5.4Peran Aktor-Aktor dalam Pengembangan Agrowisata

Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2017.

Berdasarkan bagan diatas, pengembangan suatu potensi wisata di Bumiaji khsususnya

agrowisata merupakan tugas dari pemerintah desa dalam pengelelolaanya melibatkan

peran aktif dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan agrowisata di

Bumiaji. Selain peran dari masyarakat sekitar, peran kelompok merupakan faktor

penting dalam pengembangan suatu pariwisata. Fungsi Pokdarwis sebagai aktor

utama dalam kegiatan wisata di desa adalah untuk meningkatkan partisipasi dari

masyarakat lokal dan meningkatkan kekuasaan komunitas yang lebih luas. Namun

keberadaan Pokdarwis di Bumiaji sampai saat ini juga masih belum dapat

31

Page 100: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

memastikan posisi kelembagaan yang jelas. Sesuai dengan pernyataan Bapak Su’ud

Mashuri yang mengatakan bahwa:29

“posisi Pokdarwis di Desa Bumiaji belum jelas, pemerintah desa Bumiajisulit untuk memposisikan pokdarwis ini seperti apa. Ketika Pokdarwisdiposisikan di bawah desa tetapi Pokdarwis sendiri merupakan salah satulembaga perpanjangan tangan dari Pemerintah Kota Batu yang dimana lebihbesar wewenangnya. Namun, jika diposisikan di atas desa juga tidak bisakarena Pokdarwis bertanggung jawab ke Pemkot Batu bukan ke pemdesBumiaji. Akibatnya Pokdarwis pun masih dalam keadaaan yang bisa dibilangmati suri hingga sekarang.”

Pernyataan diatas diperkuat dengan yang disampaikan Bapak Mustakim selaku

Kepala sub Bidang Humas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu:30

“Pokdarwis memang perpanjangna dari pemerintah Kota Batu secara legalformal., tetapi saya akui memang action-nya lemah. Secara kelembagaanmemang ada di tiap desa tetapi nyatanya mati suri, anggaran menjadikendala untuk kelembagaan ini. Tetapi dari dinas terus melakukanpendampingan, harapannya Pokdarwis mampu menjalankann tupoksinyadengan baik agar mampu mendorong pembangunan agrowisata lebih majulagii nantinya.

Dari pernyataan di atas jelas menggambarkan bahwa kelompok sadar wisata

meamang ada di Desa Bumiaji, namun perannya bisa dibilang sangat kurang dalam

pembangunan agrowisata. Posisi kelembagaan dari pokdarwis sendiri di Desa

Bumiaji juga masih belum jelas, apakah posisinya di atas Pemerintah Desa Bumiaji

atau sebaliknya. Fungsi dari Pokdarwis berjalan tidak baik, karena fungsi awal

29 Hasil wawancara dengan Bapak Su’ud Mashuri selaku Kaur Umum Pemerintah Desa Bumiajipada hari Selasa, tanggal 12 September 2017.

30 Hasil wawancara dengan Bapak Mustakim selaku sub Bidang Humas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu pada hari Rabu, tanggal 6 September 2017 pukul 10.15

32

Page 101: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

keberadaan Pokdarwis adalah untuk meningkatkan partisipasi dari masyarakat lokal.

Sampai saat ini, belum ada kejelasan maupun penyelesaian dari permasalahan posisi

kelembagaan Pokdarwis tersebut.

Jika dilihat dari dimensi politik, dapat dikatakan berdasarkan indikator

meningkatkan partisiapsi dari penduduk lokal bisa dibilang berhasil, karena dalam hal

ini kepengurusan Pokdarwis sendiri berasal dari masyarakat yang bermata

pencaharian di bidang pariwisata. CBT merupakan alat bagi pembangunan komunitas

dan konservasi lingkungan atau dengan kata lain CBT merupakan alat bagi

pembangunan pariwisata berkelanjutan. Namun pada kenyataannyaa jika untuk

mengakomodir masyarakat dengan Pemerintah Kota bisa dibilang masih belum

berhasil, karena tugas dari pokdarwis hanya memberikan laporan kepada pemerintah

kota mengenai adanya suatu potensi wisata baru. Sedangkan untuk yang

mengakomodir masyarakat mengenai permasalahan-permasalahan di bidang

pariwisata adalah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Pencapaian prinsip

CBT dalam suatu sistem politik untuk mengembangkan pariwisata di Bumiaji masih

belum efektif diikuti peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengambilan

keputusan (dalam hal ini Pokdarwis).

33

Page 102: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

34

Page 103: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dalam pengembangan pariwisata daerah, pemerintah memiliki peran

penting dalam membuat suatu kebijakan. Penetapan Bumiaji sebagai pusat

pertanian di Kota Batu sudah sangat tepat, karena secara potensi daerah Bumiaji

berfungsi sebagai pusat kegiatan agrowisata dan agrobisinis. Pada intinya dasar

hukum dan regulasi untuk mengelola kegaiatan agrowisata dan CBT masih belum

ada secara detail. Hanya sebatas kebijakan secara luas yaitu melalui UU Nomor

20 Tahun 2009 dan Perda Kota Batu.

Pengembangan kawasan agrowisata melalui CBT melalui peningkatan

SDM, penguatan promosi, dan dukungan sarana dan prasarana. Salah satu hal

yang diupayakan untuk meningkatkan SDM masyarakat sekitar adalah dengan

diadakan nya pelatihan mengenai agrowisata, pelatihan tour guide, dan pelatihan

dalam mengolah hasil pertanian. Kegiatan promosi merupakan kunci dalam

mendorong kegiatan agrowisata. Promosi secara langsung yang dilakukan yaitu

menjalin kerjasama dengan pihak tour and travel sedangkan promosi tidak

langsung melalui media cetak maupun media sosial. Dukungan sarana dan

prasarana yang ada di dalam pengembangan kawasan agrowisata Bumiaji sudah

bisa dibilang cukup dan tidak belebihan, dengan adanya homestay wisatawan

dapat merasakan kearifan lokal masyarakat sekitar.

Dalam pengembangan agrowisata berbasis CBT ada beberapa dimensi

dalam prosesnya. Dimensi ekonomi dikatakan berhasil, karena sesuai dengan

konsep pemberdayaan masyarkat, telah mencapai enabiling yang berarti

1

Page 104: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang.

Dengan adanya pengembangan agrowisata berbasis CBT memberikan dampak

bagi masyarakat sekitar yaitu terciptanya lapangan kerja baru sehingga dapat

meningkatan pendapatan masyarakat lokal serta menurunkan angka

pengangguran.

Dlihat dari dimensi lingkungan, kelestarian lingkungan dari

pengembangan kawasan agrowisata tidak sesuasi dengan prinsip CBT. Dimana

dalam prinsip CBT disebutkan bahwa dalam menunjang dimensi lingkungan perlu

adanya peningkatan kepedulian akan perlunya konservasi lingkungan. Hal

tersebut dibuktikan di kawasan agrowisata Bumiaji masih belum ada pusat

konservasi lingkungan serta masih banyaknya petani yang menerapkan sistem

pertanian konvensional. Belum beralih menuju pertanian organik dan pemanfaatan

alih fungsi lahan hutan menjadi sawah dan perkebunan secara besar-besaran

sehingga dimensi lingkungan dianggap gagal dalam penelitian ini.

Dari dimensi politik, untuk mengakomodir masyarakat dengan Pemerintah

Daerah Kota Batu bisa dibilang masih belum berhasil, karena tugas dari

pokdarwis hanya memberikan laporan kepada pemerintah kota mengenai adanya

suatu potensi wisata baru. Posisi Pokdarwis juga tidak jelas, sebenarnya berada di

atas pemdes atau di bawah pemdes. Sedangkan untuk yang mengakomodir

masyarakat mengenai permasalahan-permasalahan di bidang pariwisata adalah

melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).

Pencapaian dimensi CBT dalam suatu sistem politk untuk

mengembangkan pariwisata di Bumiaji masih belum efektif, hal ini juga diikuti

dengan kurangnya peningkatan serta pelibatan partisipasi masyarakat dalam

2

Page 105: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

proses pengambilan keputusan dalam secara khusus Pokdarwis. Sehingga dari

analisis ketiga dimensi tersebut, peran Pemerintah Daerah Kota Batu dalam

penerapan kebijakan pengembangan potensi agrowisata masih belum memenuhi

dimensi CBT.

3

Page 106: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

6.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dari hasil dan pembahasan penelitian tersebut,

maka dapat dikemukakan beberapa saran kepada semua pihak yang terkait dalam

pengembangan kawasan agrowisata melalui community based tourism di Kota

Batu dalam mengembangkan pariwisatanya sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah Kota Batu perlu membuat regulasi khusus mengenai

kebijakan yang mengatur mengenai pelaksanaan kegiatan agrowisata,

karena selama ini belum ada regulasi secara tertulis yang dibuat oleh

Pemerintah Kota Batu. Hanya sekedar melalui visi misi Kota Batu,

RPJMD, dan perda tentang pariwisata.

2. Adanya dana yang lebih untuk mengembangkan potensi agrowisata di

Kota Batu. Karena selama ini bantuan berupa dana dari pemerintah daerah

dinilai masih kurang, padahal sektor agrowisata merupakan sektor yang

dapat menjanjikan keuntungan di Kota Batu untuk dikembangkan selain

pariwisata modern.

3. Dalam aspek pengembangan partisipasi masyarakat perlu dibenahi lagi,

pemerintah desa dan daerah lebih aktif dan tanggap dengan mengadakan

kegiatan pelatihan maupun pembinaan secara rutin kepeda para pelaku

wisata.

4. Penggunaan lahan untuk pemanfaatan lahan baru guna menciptakan

perkebunan/ sawah baru perlu didukung dengan penanaman pohon/

tanaman diluar komoditas, agar kelestarian lingkungan dapat terjaga.

4

Page 107: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

5

Page 108: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alfitri. 2011. Community Development Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: PustakaPelajar

Arikunto. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta: RinekaCipta.

Danim S. 2002. “Menjadi Peneliti Kualitatif”, Bandung: Pustaka Setia.

Haryanto. 1997. Fungsi-Fungsi Pemerintahan. Jakarta: Badan Diklat Depdagri

Kartasasmita, Ginanjar. 1996. “Pembangunan Untuk Rakyat: MemadukanPertumbuhan dan Pemerataan”. Jakarta: Cides

Pitana, I Gde. 2009. “Pengantar Ilmu Pariwisata”, Yogyakarta: Andi Offset

Rasyid, Muhammad Ryaas. 2000. “Makna Pemerintahan, Tinjauan dari Segi Etikadan Kepemimpinan”, Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.

Soemarno 2008. “Perencanaan Pengembangan Kawasan Agrowisata”, Jakarta:Erlangga.

Sugiono 2014. “Metode Penelitian Kualitatif”, Bandung: Alfabeta.

Moleong, Lexy J. 2007. “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Cetakan ketigabelas,Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mathew B. Miles, Michael Huberman, dan Johnny Saldana 2014, “Qualitative Data Analysis-Third Edition”, London: Sage Publication.

Jurnal dan Skripsi

Heru Ribawanto (2012). “Jurnal: Pengembangan Agrowisata Dengan PendekatanMasyarakat Lokal”, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Administrasi Publik,Universitas Brawijaya, Malang.

Imron Hanas (2014). ”Jurnal: Mengembangkan Pariwisata Membangun Kota Batu2001-2012, Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Jember.

Lia Hanifah dan Agung Haryono (2011). “Jurnal: Pelaksanaan PengembanganKawasan Agropolitan Kabupaten Malang. JESP- Volume 6, Nomor 2.

1

Page 109: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Dewi Kusuma Sari, “Skripsi: Pengembangan Pariwisata Obyek Wisata PantaiSigandu Kabupaten Batang”, Fakultas Ekonomi 2011, Univeristas DiponegoroSemarang.

Ilyas Mustafa Makarim, “Skripsi: Pengelolaan Agrowisata Berbasis Masyarakat diDesa Sidomulyo, Kota Bau”, Universitas Gajahmada 2015, Yogyakarta.

Lia Sunfianah, “Skripsi: Pelaksanaan Pengembangan Agrowisata KabupatenMalang (Studi Kasus Kecamatan Poncokusumo)”, Jurusan EkonomiPembangunan 2013, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri, Malang.

Rotua Kristin Simamora. “Peran Pemerintah Daerah Dalam PengembanganPariwisata Alam dan Budaya di Kabupaten Tapanuli Utara”. Jurnal IlmuPemerintahan dan Sosial Politik, Vol. 4, No.1. 2016.

Sri Widayanti. “Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan Teori”. Jurnal IlmuKesejahteraan Sosial. Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2012.

Tri Setyowati, “Skripsi: Pengembangan Agrowisata Sebagai Upaya DalamPemberdayaan Masyarakat Mangunan Kabupaten Bantul”, JurusanPengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi 2013,Universitas Islam Negeri Yogtakarta.

Moses Yonathan, “Skiripsi: Peranan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota BatuDalam Kegiatan Promosi Pariwisata Kota Batu”, Jurusan Manajemen,Fakultas Eknomi 2013, Universitas Brwijaya, Malang.

Peraturan Dan Sumber Hukum

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang KepariwisataanNasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2001 tentang PembentukanKota Batu

Undang-Undang Dasar Nomor 32 Tahun 2004 tentang “Pemerintahan Daerah”

Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Kota Batu.

Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Pengembagnan PusatPariwisata di Kota Batu

Keputusan Menteri Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang“Pelayanan Umum”

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu Tahun 2010-2030.

Rancangan Peraturan Desa Bumiaji Nomor 4 Tahun 2006.

2

Page 110: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Dokumen

Badan Pusat Statistik (2016). Kota Batu Dalam Angka.

Bappeda Kota Batu (2014). Laporan Akhir Studi Potensi Investasi Pariwisata danPertanian Kota Batu.

Bappeda Kota Batu (2013). Rencana Induk Pegembangan Desa Wisata Kota Batu.

Bappeda Kota Batu (2013). Profil dan Araha Kebijakan Pembangunan Kota Batu.

Bappeda Kota Batu (2010). Master Plan dan Action Plan Agropolitan Kota Batu.

Bappeda Kota Batu (2010). Kajian Akademis RTRW Kota Batu Tahun 2010-2030.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu. Shining Batu, Batu Tourism Map

Profil Kelompok Sadar Wisata Kec. Bumiaji Kota Batu.

Trilogi Kota Wisata Batu, Kecamatan Bumiaji.

Internet

CNN Indonesia, “Kota Batu Buat Sektor Pertanian Jadi Atraksi Wisata Andalan”,http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170514123504-307-214707/kota-batu-buat-sektor-pertanian-jadi-atraksi-wisata-andalan/, diakses pada Selasa 2Mei 2017, 15.17 WIB.

Fata Trala, “Menyimpang Ketimpangan Kebijakan Pariwisata Batu”,http://www.forumdemokrasi.com/menyoal-ketimpangan-kebijakan-pariwisata-kota-batu/, diakses pada Sabtu 20 Mei 2017, 10.01 WIB.

Malang Voice, “Mantapkan Agrowisata, Pemkot Batu Teken MoU dengan BPPT”,http://malangvoice.com/mantapkan-agrowisata-pemkot-batu-teken-mou-dengan-bppt/ diakses pada Minggu 21 Mei 2017, Pukul 22.46 WIB.

“Profil Kota Batu“, http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/batu.pdf,diakses pada Rabu 24 Mei 2017, 12:18 WIB.

“Wilayah Administratif Kota Batu”, www.portal.batukota.go.id, diakses pada Rabu24 Mei 2017, 12:34 WIB

http://website.batukota.go.id/berita-986-pariwisata-di-batu-jadi-panutan, diakses padaRabu 24 Mei 2017, 12:18 WIB

3

Page 111: PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU …repository.ub.ac.id/7551/1/I MADE ARIE WIDYASTHANA.pdf · Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya. 3. Bapak Dr. Drs. Hilmy

Wawancara

Wawancara penelitian dengan Kasubid Pengembangan Produk Pariwisata DinasKebudayaan dan Pariwisata Kota Batu Bapak Syaiful pada tanggal 8 Agustus2017.

Wawancara penelitian dengan Bapak Mustakim selaku Kasubid Humas DinasPariwisata dan Kebudayaan Kota Batu pada hari Rabu, tanggal 6 September2017.

Wawancara penelitian dengan Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Bumiaji, Bapak Cahyono Hadi pada tanggal 26 September 2017.

Wawancara penelitian dengan Pelaku Agrowisata, Bapak Rakhmad Haridanto pada tanggal 6 September 2017.

Wawancara penelitian dengan Kaur Umum Pemerintah Desa Bumiaji, Bapak Su’udMashur pada tanggal 22 September 2017.

Wawancara penelitian dengan Kabag Pariwisata dan Pertanian Badan PerencanaanPembanguan Daerah (BAPPEDA) Kota Batu, Bapak Sariono pada tanggal 8Agustus 2017.

4