PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - STIKOM...
Transcript of PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - STIKOM...
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
RINGKES: PELIPAT BAJU OTOMATIS BERBASIS PLC (Programmable
Logic Controller) SEBAGAI ALTERNATIF PRODUKSI SANDANG MASA
DEPAN
BIDANG KEGIATAN PKM-GT
Diusulkan Oleh:
David Adamson (10.41020.0078) Angkatan 2010
Bobby Halim (10.41020.0033) Angkatan 2010
Lassa Nusti Kurnia (10.41020.0092) Angkatan 2010
Bayu Dadang (11.41020.0073) Angkatan 2011
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA &
KOMPUTER SURABAYA
2013
ii
1. Judul Kegiatan : RINGKES: PELIPAT BAJU OTOMATIS
SEBAGAI ALTERNATIF PRODUKSI
SANDANG MASA DEPAN
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( v ) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : David Adamson
b. NIM : 10.41020.0078
c. Jurusan : Sistem Komputer
4. Universitas/Institut/Politeknik : STMIK Surabaya (STIKOM
Surabaya)
a. Alamat Rumah/Telp./fax. : Keputih, Surabaya/085736668022
b. Alamat Email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Sri Suhandiah, S.S.,M.M
b. NIDN : 0730096902
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Candi Loka Candi, Sidoarjo
(Telp. 0811306761)\
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu terpanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia dan rahmat-Nya yang luar biasa, sehingga Program Kreativitas
Mahasiswa bidang kegiatan Gagasan Tertulis (PKM-GT) telah diselesaikan
dengan baik.
Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan dan perhatian dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Sri Suhandiah, S.S.,M.M, selaku Dosen Pembimbing yang membimbing dan
memberikan arahan kepada penulis.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan, bantuan dan do’a dalam
penyelesaian proposal ini.
3. Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian penelitian ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Karya tulis ini disusun dengan kemampuan dan bahan yang terbatas. Oleh
karena itu disadari masih terdapat ketidak sempurnaan dalam hal materi maupun
pembahasan, sehingga saran dan koreksi dalam upaya perbaikan karya tulis ini
sangat kami harapkan..
Surabaya, 22 Maret 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... i
Halaman Pengesahan .......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................. iv
Daftar Gambar ..................................................................................................... v
Ringkasan ........................................................................................................... vi
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................................. 2
Manfaat .............................................................................................................. 2
GAGASAN ........................................................................................................ 2
PLC (Programmable Logic Controller) ............................................................. 2
Kondisi Kekinian ................................................................................................ 3
Solusi yang Pernah Dilakukan ........................................................................... 4
Kehandalan Gagasan .......................................................................................... 5
Strategi ............................................................................................................... 6
Teknik Implementasi ............................................................................................ 6
Pihak-pihak yang terkait ..................................................................................... 6
KESIMPULAN .................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan dasar PLC .............................................................................. 3
Gambar 2. Keadaan yang sedang terjadi ............................................................. 4
Gambar 3. Alat yang sudah ada ......................................................................... 5
Gambar 4. Bagan skema .................................................................................... 5
v
RINGKASAN
Seiring dengan cepatnya perkembangan akan teknologi yang ada, ternyata
masih banyak masyarakat yang tidak dapat memanfaatkan teknologi secara
maksimal dalam membantu perekonomian dan tenaga kerja dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, pemanfaatan teknologi yang ada tidak sesuai dengan
keadaan ekonomi yang terjadi dikalangan masyarakat.
Pakaian merupakan barang yang sudah menjadi kebutuhan mutlak untuk
setiap orang. permintaan akan pakaian setiap tahunnya mencapai ribuan, bahkan
ada yang memafaatkan bantuan untuk mencucikan dan merapikan pakaiannya.
Salah satu faktor yang menyebabkan adalah waktu pembuatan pakaian yang
terbilang cukup lama dan tidak adanya waktu untuk mencuci dan merapikan
pakaian yang akan dikenakan dalam berkerja.
Karya tulis ini bertujuan untuk mengatasi hal-hal yang terjadi pada
masyarakat pada saat ini. Beberapa pihak telah melakukan inovasi dalam
membatu mengembangkan teknologi dikalangan masyarakat. Dalam inovasi yang
ada para pihak hanya membantu sedikit akan perkembangan teknologi dan sedikit
membatu proses pengerjaan. Untuk itu, dalam usaha meningkatkan hasil
pengerjaan perlu dibuatkannya alat yang dapat mempermudah dan mempercepat
proses pengerjaan bagi industri usaha kecil dan menengah (UKM).
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa lambatnya proses produksi
mempengaruhi hasil produksi sandang nasional setiap tahunnya. Untuk itu
digagaskannya sebuah alat berupa mesin pelipat baju otomatis. Dengan adanya
alat ini, diharapkan pada industri usaha kecil dan menengah (UKM) atau industri-
industri besar yang menangani akan sandang pakaian diseluruh Indonesia, dapat
membantu mempercepat proses penyelesaian pakaian secara tepat waktu. Dengan
adanya dukungan dari berbagai pihak akan perkembangan alat ini dapat
membantu dalam pelaksaan program ini.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pakaian merupakan barang yang sudah menjadi kebutuhan mutlak untuk
setiap orang. Dalam hal ini, produsen pakaian yaitu industri usaha kecil dan
menengah (UKM) atau industri berskala besar berperan penting dalam memenuhi
kebutuhan konsumen akan sandang. Produsen memiliki cara tersendiri dalam
memenuhi permintaan yang jumlahnya mencapai ribuan sekaligus penyelesaian
dengan tepat waktu sesuai yang diminta oleh konsumen. Efisiensi waktu dan
tenaga sangat diperlukan dalam menyediakan jasa pembuatan pakaian. Dengan
efisiensi waktu dan tenaga kerja yang lebih baik proses pengerjaan pakaian akan
lebih cepat di selesaikan sebelum waktu yang telah di kehendaki oleh para
konsumen.
Pada tahun 2010 jumlah industri UKM didaerah Jawa Timur sendiri
mencapai 1483 industri. Sekitar 10% dari jumlah tersebut adalah industri konveksi
(Dipenda Jatim, 2010). Dari jumlah tersebut terlihat jelas bahwa industri UKM
dibidang konveksi sendiri cukup sedikit untuk memenuhi kebutuhan para
konsumen akan sandang pakaian. Sedangkan pada industri yang berskala besar
cenderung mematok harga yang cukup tinggi untuk barang hasil produksinya. Hal
tersebut membuat para konsumen kelas menengah kebawah harus berpikir dua
kali untuk memenuhi kebutuhan akan sandang pakaian.
Pada saat ini produsen pakaian misalnya di daerah Lumajang, Jawa Timur.
disana telah melayani pembuatan pakaian yang mencapai lebih dari 1000 item
dalam satu minggu (U.D Harmoni, 2011). Belum lagi produsen masih
memanfaatkan sablon atau pencetak gambar pakaian secara manual yang dapat
menyelesaikan 100 sampai 200 pakaian segala jenis dalam dua hari dengan
jumlah tenaga kerja tidak lebih dari sepuluh orang, Belum lagi dalam proses
pengemasannya. Produsen masih menggunakan tenaga manusia untuk melipat
rapi serta membungkusnya dalam wadah plastik yang selanjutnya dimasukkan
dalam wadah yang dapat terisi 50 item. Proses tersebut terbilang kurang efisien.
Mengingat permintaan konsumen akan pakaian setiap bulannya semakin
bertambah.
Untuk memaksimalkan pekerjaan ini, digagaskanlah sebuah alat berupa
pelipat baju otomatis. Pelipat baju otomatis yang dimaksud merupakan sebuah alat
yang dapat membantu dalam pelipatan pakaian secara cepat dengan tenaga kerja
yang ada secara otomatis. Dengan menggunakan PLC (Programable Logic
Controller) yang terstruktur, proses pelipatan tidak akan memakan waktu yang
lama.
Dibandingkan dengan alat yang sudah ada sebelum nya yaitu pelipat baju
manual, alat ini masih membutuhkan manusia untuk melipatnya. Tetapi dengan
alat ini kita tidak lagi membutuhkan manusia untuk melipatkan pakaian terebut.
Tenaga manusia akan dibutuhkan hanya untuk mengontrol, mengawasi, dan
mengoperasikan alat ini. Industri skala besar sudah menggunakan mesin – mesin
besar untuk produksi sandang, tetapi sejauh yang diketahui belum ada yang
menggunakan pelipat otomatis.
2
Tujuan
Mesin pelipat baju otomatis berbasis PLC (Programable Logic Controller)
untuk meningkatkan produksi sandang nasional.
Manfaat
1. Efisiensi waktu dan tenaga yang di gunakan untuk memproduksi sandang
2. Dapat menyelesaikan produksi secara tepat waktu.
3. Membuka lembar inovasi baru bagi pelaku industri UKM produksi sandang
diseluruh Indonesia.
GAGASAN
PLC (Programmable Logic Controller)
PLC merupakan salah satu ialah kendali logika terprogram yang
merupakan suatu piranti elektronik yang dirancang untuk dapat beroperasi secara
digital, dengan menggunakan memori sebagai media penyimpan intruksi-intruksi
internal untuk menjalankan fungsi-fungsi logika dan fungsi-fungsi lainnya dengan
cara memprogram. PLC juga banyak di gunakan dalam proses otomasi industri.
Mulai dari industri rokok, tambang, kertas, otomotif, petrokimia dan berbagai
industri - industri lainnya.
Tidak seperti PC (personal computer) pada umumnya, PLC dirancang
khusus agar dapat beroperasi pada kondisi-kondisi dengan keadaan temperatur
tinggi, kotor, berdebu, dan kebal terhadap noise listrik, serta mempunyai daya
tahan terhadap getaran bahkan benturan sekalipun. Selain itu PLC merupakan
contoh sistem real-time karena output yang dihasilkan dari kondisi input dalam
lingkup waktu tertentu. Dengan demikian PLC pembukaan relay-relay yang
tersusun secara seri. (Syahreza, Saumi. 2010)
PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an. PLC di buat untuk
mengurangi bebean ongkos perawatan dan penggantian sistem control mesin yang
menggunakan relai. Bedford Associate mengusulkan MODICON (Modular
Digital Controller) untuk perusahan yang ada di Amerika. MODICON 084
merupakan PLC pertama yang di gunakan pada produk yang bersifat komersil.
Semakin meningkatnya kebutuhan dalam proses produksi menyebebkan
sistem harus sering diubah – ubah. Oleh sebab itulah dibutuhkan pengontrol yang
memudahkan, baik dalam perawatan maupun penggunaannya. Pada tahun 70-an,
teknologi PLC yang dominan adalah mesin sequencer dan CPU yang berbasis bit-
slice. Processor AMD 2901 dan 2903 cukup populer digunakan dalam
MODICON dan PLC A-B. Kemapuan komunikasi pada PLC muncul pada awal
tahun 1973. Sistem yang pertama adalah Mordbus dan MODICON.
Pada tahun 1980-an dilakukan usaha untuk menyetandarisasi komunikasi
dengan protocol milik General Motor (MAP). Modernisasi lapisan fisik dari
protokol baru dan modernisasi lapisan fisik dari protokol – protokol yang populer
pada tahun 1980-an. Standar terakhir, yaitu IEC 1131-3, berusaha
menggabungkan bahasa pemrograman PLC dibawah satu standar internasional.
3
Keuntungan menggunakan PLC:
1. Penggunaan PLC dapat mengurangi jumlah interkoneksi dengan kabel seperti
yang digunakan pada alat konvensional.
2. Proses kerja dari PLC ini sangat serta error yang terjadi dapat dideteksi
dengan mudah.
3. Apabila terdapat perubahan pada cara kerja suatu mesin, maka tidak perlu
dilakukan pengubahan atas mesin – mesin tersebut karena dapat dilakukan
lewat program.
4. Alat pendukung yang digunakan dalam PLC sangat sedikit. Selain itu juga
dapat ditambahkan I/O apabila I/O yang ada tidak mencukupi.
5. Fungsi diagnostik PLC dapat mempercepat pendeteksian kesalahan.
6. Ketahanan yang dimiliki PLC lebih baik dibandingkan dengan menggunakan
relai mekanik.
(Husanto, 2005)
Gambar 1. Bagan dasar PLC
Kondisi Kekinian
Pada saat ini Teknologi telah berkembang dengan pesat. Semua ini berasal
dari pemikiran-pemikiran setiap orang untuk membantu menyelesaikan setiap
masalah yang ada pada saat ini. Namun sebagian kecil tidak menggunakan
perkembangan teknologi pada saat ini, dikarenakan harga dan barang yang tidak
bisa bertahan cukup lama sehingga masyarakat tidak mau memanfaatkannya.
Dalam bidang industri konveksi sendiri, proses produksi tidak
sembarangan. Untuk menghasilkan nilai kualitas yang tinggi, para produsen harus
memiliki berbagai macam cara agar konsumen dapat memberikan apresiasi berupa
keuntungan yang menjadi hak para pelaku industri itu sendiri. Mulai dari
penambahan tenaga kerja, penggunaan mesin jahit merk ternama, bahkan ada
yang sudah ada menggunakan mesin jahit otomatis. Semua fasilitas yang
digunakan tersebut saling berhubungan antar satu dengan yang lain. Layaknya
suatu struktur, apabila salah satu komponen hilang, maka proses yang terjadi tidak
akan pernah maksimal. Yang paling mempengaruhi dalam proses produksi
diindustri konveksi sendiri adalah efisiensi waktu.
Pada UKM industri konveksi tradisional, proses pengerjaan pakaian
terbilang cukup lama. Mengingat kebutuhan sandang masyarakat meningkat setiap
bulannya. Mulai dari sehelai kain sampai menjadi satu buah pakaian
4
membutuhkan rata-rata minimal waktu 30 menit termasuk proses pengeringan.
Untuk pengerjaan pakaian lebih dari 100 buah, kebanyakan waktu terbuang pada
waktu pengemasan. Yaitu pada saat proses pelipatan. Pelipatan bertujuan agar
pengemasan terlihat menarik dan rapi. Mengapa terbuang? Karena pada proses
pelipatan tersebut masih membutuhkan proses setrika agar pakaian sebelum
pengemasan terlihat lebih rapi. Apabila tenaga kerja mencukupi, bukan jadi
masalah seperti industri konveksi besar. Tetapi efisiensi waktu menjadi sangat
minim apabila tenaga kerja dibawah angka cukup. Dan dari alokasi waktu yang
disediakan, proses manual membutuhkan setidaknya lima menit untuk memproses
pengemasan. Ini menambah daftar kekurangan dalam hal waktu.
Gambar 2.
Gambar ini menggambarkan proses pengerjaan pakaian di laundri. Sudah telihat
jelas bahwa menumpuknya pakaian yang akan dirapikan terlihat berantakan.
Solusi yang Pernah Dilakukan
Untuk saat ini telah ada sebuah alat yang dapat membatu para UKM
mempercepat merapikan hasil yang telah di peroleh. Alat ini memprioritaskan
kemudahan ketika melipat baju setelah proses penyetrikaan. Langkah-langkah
yang digunakan sangat mudah. Baju yang akan disetrika diletakkan di atas alat ini.
Setelah selesai proses penyetrikaan, tiga lekukan simetris pada kertas karton
duplek akan membuat pakaian melipat secara sempurna. Karton duplek dan kertas
kesing memberikan fungsi tahan panas pada alat ini. Tetapi melihat ukuran alat
yang mencapai 60 x 80 sentimeter, alat ini terbilang boros tempat. Selain itu,
sistem yang digunakan masih manual. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
melipat baju adalah 33 detik. Sedangkan waktu yang dibutuhkan ketika
menggunakan alat ini adalah 11 detik. Hal ini hanya akan menghemat waktu 15%
dari waktu proses pelipatan.
Tetapi teknologi saat ini hanya digunakan oleh para pengusaha kecil
seperti pencucian baju. Alat yang telah di temukan oleh mahsiswa/i UGM ini
kemunggkinan tidak akan bertahan lama, karena bahan yang di gunakan alat ini
adalah bahan yang tidak dapat bertahan lama.
5
Gambar 3.
Di atas adalah Gambaran alat yang sudah ada pada saat ini. Alat tersebut di
ciptakan oleh mahasiswa/i UGM pada tahun 2012 yang lalu. Alat ini dapat
membantu para industri dan jasa laundry dalam proses pelipatan pakaian.
(TEMPO.CO, Yogyakarta)
Kehandalan Gagasan
Dari hasil pemikiran kami, alat ini dapat bekerja dengan lebih baik dari pada
penemuan saat ini. Pemikiran alat yang kami beri nama “RINGKES, Pelipat
Baju Masa Depan” ini dapat membantu industri UKM dalam mempercepat
membantu merapikan pakaian yang telah selesai dan siap untuk dikemas. Alat ini
tidak membutuhkan tempat yang cukup besar dan pengoperasiannya dikontrol
oleh PLC (Programable Logic Controller).
Selain PLC yang digunakan bersifat sekuensial (berurutan), sistem ini
menuntut keteraturan alur dari setiap proses pengambilan keputusan didalam
kontrol. Kontrol yang dimaksud sudah terbagi dalam modul – modul yang sudah
tersedia. Jadi sistem ini dapat direalisasikan dalam jangka waktu 5 sampai 7 tahun
kedepan.
Dan juga diharapkan untuk kedepannya, alat ini bisa mempengaruhi produksi
sandang nasional. Ditunjukkan oleh meningkatnya angka produksi dari tahun ke
tahun. Dari sisi penggunaan, alat ini dapat digunakan oleh semua kalangan bisnis
maupun masyarakat (rumah tangga). Tidak perlu biaya tambahan tenaga kerja
untuk pengoperasian alat ini, karena alat ini bekerja secara otomatis. Sehingga
dapat menekan biaya pengeluaran dari setiap perusahaan maupun UKM. Disisi
lain, masyarakat akan sadar bahwa kehidupan berteknologi itu dapat digunakan
dalam kehidupan sehari – hari. Gambar ini adalah rancangan skema sistem
dimaksud :
(a) (b)
6
Gambar 3 : (a) Terlihat dari samping
(b) Terlihat dari depan
Strategi Penelitian
1. Peralatan dan bahan
a. Alat
b. Mesin Pelipat Baju Otomatis Berbasis PLC
2. Bahan
a. Pakaian (celana dan baju).
Prosedur
Alat ini akan berkerja secara otomatis. Ketika kita meletakkan pakaian
diatas mesin dan menutupnya maka alat yang terletak di dalam akan akan turun
dan memulai proses pelipatan baju. Setelah proses pelipatan baju selesai baju akan
di keluarkan dari dalam dan menghasilkan pakaian yang tertata rapi.
Teknik Implementasi
Berikut ini adalah strategi pembuatan gagasan ini secara umum:
a. Mencari masalah yang di hadapi oleh masyarakat.
b. Mencari jalan keluar dari masalah yang ada
c. Mencari informasi tentang jalan keluar untuk menghadapi masalah ini.
d. Menyimpulkan jalan keluar dari setiap pemikiran dan informasi yang ada.
e. Meminta saran dari dosen
f. Mencari informasi dari perusahaan konveksi
g. Menuangkan hasil pemikiran terhadap karya tulis ilmiah agar dapat di
manfaatkan atau di kembangkan kepada industri UKM dan masyarakat.
Pihak-pihak yang terkait
Pihak-pihak yang terkait akan hasil alat pemikiran kami adalah:
1. UKM / Industri pembuatan pakaian untuk memanfaatkan mesin pelipat
baju otomatis guna untuk membantu mempercepat proses produksi.
2. Kementrian koperasi dan UKM guna untuk membantu memproduksi
mesin pelipat baju otomatis.
Kesimpulan
Inti Gagasan
Meningkatkan produksi sandang pada industry UKM di seluruh Indonesia
dengan menggunakan pelipat baju otomatis.
Teknik Implementasi
Pelipat baju otomatis dapat di Implementasikan dengan baik apabila di
dukung oleh hal-hal sebagai berikut.
1. Adanya riset mengenai PLC lebih lanjut, serta pengenalan modul-
modul.
2. Komitmen para pelaku UKM di Indonesia
7
3. Kerja sama antara dinas pendapatan daerah dan kementrian koprasi
dan UKM.
Prediksi keberhasilan
7. Tahun 1-2: mempelajari modul-modul dasar PLC
8. Tahun 2-3 pengumpulan modal dan peralatan yang dibutuhkan
9. Tahun 3-6 pembuatan alat dan percobaan alat.
10. Tahun 6-7 sosialisasi terhadap masyarakat dan penerapan tentang
alat
11. Tahun 7-10 produksi alat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tempo.co/read/news/2012/07/23/061418770/Mahasiswa-UGM-
Temukan-Alat-Pelipat-Baju
http://www.neraca.co.id/2012/07/03/industri-konveksi-berkembang-
pesat/?replytocom=5910
http://ukmpenalaran.files.wordpress.com/2011/03/pkm-gt-10-um-windy-
penerapan-metode-polimerisasi.pdf
http://ukmpenalaran.files.wordpress.com/2011/03/pkm-gt-10-um-devy-upaya-
pembuatan-bahan.pdf
http://ukmpenalaran.files.wordpress.com/2011/03/pkm-gt-10-um-ade-upaya-
modifikasi-struktur-x.pdf
Syahreza, Saumi. 2010. Rancang Bangun Pengendali Otomatik Ketinggian fluida
dan Temperatur Menggunakn (Programmable Logic Controller)PLC. dalam :
Jurnal Rekayasa Elektrika Vol.9 no 1. April 2010.
Thomas & Husanto. 2005, PLC (Programmable Logic Control) FP Sigma,
Yogyakarta, ANDI.
8
9
10
11