PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM...
Transcript of PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM...
![Page 1: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/1.jpg)
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN ANTARA REPUBLIK
INDONESIA DENGAN PAPUA NUGINI (RI
TERDEPAN BAGI KEDAULATAN KEDUA NEGARA
1
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN ANTARA REPUBLIK
INDONESIA DENGAN PAPUA NUGINI (RI-PNG)SEBAGAI GARDA
TERDEPAN BAGI KEDAULATAN KEDUA NEGARA
BIDANG KEGIATAN
PKM-AI
Diusulkan Oleh:
Lizy M Butar Butar (E0010212/2010
Irma Sri Rejeki (E0010187/2010
Yanuar Dwi Anggara (E0010356/2010
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN ANTARA REPUBLIK
PNG)SEBAGAI GARDA
TERDEPAN BAGI KEDAULATAN KEDUA NEGARA
/2010)
7/2010)
/2010)
![Page 2: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/2.jpg)
2
![Page 3: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/3.jpg)
3
PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN PAPUA NUGINI (RI-PNG)SEBAGAI GARDA
TERDEPAN BAGI KEDAULATAN KEDUA NEGARA
Lizy M. Butarbutar, Irma Sri Rejeki, Yanuar Dwi Anggara
Abstrak
Kawasan perbatasan seringkali dijadikan sebagai garda depan bagi kedaulatan suatu negara. Namun kurangnya kejelasan ruang atas kawasan perbatasan, minimnya infrastruktur dasar,kurangnya koordinasi dan sinergi yang membangun kerjasama antara kementrian/lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah serta kurangnya perhatian pembangunan kawasan perbatasan, menjadi beberapa alasan yang menyebabkan terhambatnya pembangunan kawasan perbatasan.
Untuk meninjau bagaimana dan sejauh apa efektifitas program pemerintah dalam mengelola perbatasan, penulis melakukan penelitan yang terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua (RI) dengan PNG.Data magang merupakan pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara mendalam yang dilakukan pada proses kegiatan magang mahasiswa (KMM) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta pada bulan Januari-Februari 2014 bertempat di BNPP-RI.
Dari data yang diperoleh penulis maka inti dari permasalahan yang terjadi di wilayah perbatasan RI-PNG adalah ketidakjelasan Patok batas wilayah Negara yang berimbas pada beberapa permasalahan lain, yaitu masalah pelintas batas Negara dan pemanfaatan potensi alam. Dalam menyikapi permasalahan ini pemerintah melalui bapan pengelola perbatasan sudah melakukan beberapa program untuk menyelesain permasalahan tersebut.
Kata Kunci: Kawasan Perbatasan, Pengelolaan Perbatasan, Kedaulatan Negara
Abstract
Border areas often serve as the vanguard for the sovereignty of a country . However, the lack of clarity over the border region of space , lack of basic infrastructure , lack of coordination and synergies that build cooperation between ministries / agencies , both central and local government as well as the lack of attention the border area development , become some of the reasons that impede the development of the border region .
To review how and to what extent the effectiveness of government programs to manage the border , the authors conducted a research that focused on the border region of Papua Province ( Indonesia ) with PNG . The data is a collection of research data obtained through in-depth interviews were conducted on the activities of student interns ( KMM ) Faculty of Law, University of March Surakarta in January and February 2014 held at BNPP - RI .
![Page 4: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/4.jpg)
4
From the data obtained by the authors of the core problems in the border region between Indonesia and PNG are unclear Stakes State border impact on some other issues , namely the problem of cross border state and utilization of natural potential . In addressing this issue the government through border management bapan 've done several programs to menyelesain these problems .
Keywords : Border Regions, Border Management, State Sovereignty
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang
Wilayah Negara, secara geografis Indonesia memiliki batas wilayah darat,laut,
udara dan batas wilayah negara secara unilateral. Wilayah darat Indonesia
berbatasan dengan Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Wilayah laut
Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Papua Nugini, Singapura, dan Timor
Leste. Wilayah udara Indonesia batasnya mengikuti batas kedaulatan negara
di darat dan di laut dan batasnya dengan angkasa luar ditetapkan
berdasarkan perkembangan hukum internasional. (Subbagian Publikasi dan
DokumentasiArsip Nasional Republik Indonesia: 1).
Batas darat antara Indonesia dan Papua Nugini (PNG) didasarkan pada
perjanjian Indonesia dan Australia mengenai garis-garis batas Indonesia dan
Papua Nugini yang ditandatangani pada tanggal 12 Februari 1973 bertempat di
Jakarta(BNPP-RI, 2011: 34). Pemerintah selanjutnya meratifikasi perjanjian
tersebut dengan membentuk Undang-undang Nomor 6 tahun 1973.Namun sampai
saat ini perjanjian bilateral tersebut belum menjadi landasan legal bagi survey dan
demarkasi batas darat antara kedua Negara(BNPP-RI, 2011: 34).
Salah satu permasalahan yang muncul dari perbatasan kedua negara baru-
baru ini mencakup pemukiman kembali warga negara PNG yang berada di
wilayah RI. Sampai tahun 2008, tercatat 115 kepala keluarga PNG yang kini
bermukim di Provinsi Papua (Humphrey Wangke, 2008:13). Perpindahan tersebut
dilatarbelakangi oleh ketidakjelasan tapal (patok) batas dari kedua negara
ditambah orang-orang tersebut merupakan warga PNG yang mempunyai tanah
adat (ulayat) di wilayah Provinsi Papua sehingga keinginan mereka untuk kembali
![Page 5: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/5.jpg)
5
ke tanah leluhurnya yang berada di Papua. Banyaknya migrasi oleh pelintas batas
tradisional yang secara turun temurun telah terbiasa melakukan hal tersebut
dikarenakan adanya hubungan kekerabatan antara penduduk Papua dan Papua
Nugini.
Dalam menunjukkan perhatiannya terkait persoalan perbatasan Indonesia-
PNG, pemerintah Indonesia melalui badan nasional pengelola perbatasan atau
yang sering disebut BNPP dalam agendanya telah menyelenggarakan sidang Joint
Border Committee (JBC) RI-PNG (BNPP-RI, 2011: 34). Disamping itu, ada juga
pertemuan Border Liason Officer dan yang tertinggi adalah Joint Ministrial
Affairs. Kedua negara juga telah memilikikesepakatan Common Border
Arrangement(Humphrey Wangke, 2008:13).
Salah satu persoalan perbatasan RI-PNG yang dibahas dalam sidang ini
adalah persoalan mengenai terdapatnya perbedaan metode pengukuran antara
masa lalu dengan masa sekarang (BNPP-RI 2011 :34).Sehingga dengan adanya
perbedaan kedua metode tersebut menyebabkan koordinat yang tidak sama
dengan kesepakatan sebelumnya sepertiyang digambarkan dalam perjanjian antara
Indonesia dan Australia mengenai Garis Garis Batas Tertentu antara Indonesia
dan PNG tanggal 12 Februari 1973, yang diratifikasi dengan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1973, serta deklarasi bersama Indonesia dan PNG tahun 1989-
1994 (BNPP-RI, 2011: 34).
Dari paparan di atas, maka terdapat hal-hal penting-mendesak yang perlu
penulis kaji yaitu mengenai bagaimana program pemerintah dalam menuntaskan
masalah patok dan garis batas wilayah Negara antara kawasan perbatasan
Republik Indonesia dan Papua Nugini (RI-PNG) sebagai wujud keseriusan
pemerintah dalam mengelola perbatasan dalam menegakkan kedaulatan
Negara.Serta kebijakan apa saja yang berkaitan dengan perbatasan tersebut.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan dan meninjau sebarapa
jauh efektifitas program pemerintah dalam memperhatikan dan mengelola wilayah
perbatasan RI-PNG
![Page 6: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/6.jpg)
6
C. METODE
Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua
(RI) dengan PNG karena wilayah ini merupakan salah satu kawasan terdepan di
Indonesia dan pasang surut hubungan kedua negara seringkali ditentukan, sebagai
pintu masuk dan keluar bagi pelintas batas tradisional maupun politik. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif karena menjelaskan tentang pengelolaan
perbatasan Provinsi Papua-PNG melalui analisis data primer dan sekunder. Data
primer merupakan hasil-hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui
wawancara mendalam terhadap beberapa informan yang dipilih secara sengaja
yang dilakukan pada proses kegiatan magang mahasiswa (KMM) Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta pada bulan Januari-Februari 2014
bertempat di BNPP-RI. Data yang peneliti dapatkan kemudian kami kaji dengan
Undang-undang terkait. Sedangkan data sekunder adalah bahan-bahan tertulis
yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Isu dan Masalah Perbatasan
Bagi Indonesia sebagai negara yang masih berkembang, permasalahan
perbatasan merupakan permasalahan yang dilematis. Ketidakjelasan batas satu
negara dengan negara lainnya akan mengakibatkan dampak bagi kedaulatan kedua
negara; dikarenakan wilayah perbatasan merupakan wilayah strategis yang rentan
“dimasuki” oleh negara tertentu baik secara ekonomi, sosial, maupun
budayanya.Dari 17.504 pulau di Indonesia, terdapat 92 (sembilan puluh dua)
pulau-pulau kecil yang dijadikan sebagai titik dasar dan referensi untuk menarik
garis pangkal kepulauan yang berbatasan langsung dengan 10 (sepuluh) negara
tetangga di wilayah laut yang tersebar pada 10 (sepuluh) provinsi
(http://www.pu.go.id/isustrategis/view/28).Dan dari data Strategi Nasional
(Stranas) Pembangunan Daerah Tertinggal, terdapat 26 (dua puluh enam)
kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, termasuk perbatasan
antara Indonesia dan Papua Nugini (http://www.pu.go.id/isustrategis/view/28).
![Page 7: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/7.jpg)
7
Secara Historis garis batas yang ada sebenarnya adalah garis pemisah buatan
yang dibuat oleh para penjajah terdahulu.Yaitu Belanda sebagai Penjajah
Indonesia dan Inggris sebagai penjajah PNG.Pada saat penentuan batas wilayah
tersebut pihak Belanda dan Inggris pada saat itu tidak mempertimbangkan adanya
hak-hak tradisional seperti tanah adat dan hak ulayat masyarakat Indonesia dan
PNG. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab munculnya permasalahan
mengenai ketidak jelasan terhadap batas Negara..(Wawancara bersama Bapak
Rusli Ramli, di BNPP-RI,Tanggal 21 Januari 2014).
Dalam menunjukkan perhatiannya terkait persoalan perbatasan Indonesia-
PNG, pemerintah Indonesia dalam agendanya telah menyelenggarakan sidang
Joint Border Committee (JBC) RI-PNG yang sudah diadakan sebanyak 28 kali.
Yang terakhir diadakan di Batam, Provinsi Kepulauan Riau tanggal 21-25 Juni
2011 (BNPP-RI, 2011: 34) yang bertujuan untuk mendiskusikan permasalahan
yang muncul dari kawasan perbatasan kedua negara; termasuk mengenai pelintas
batas tradisional. Disamping itu, ada juga pertemuan Border Liason
Officerdanyang tertinggi adalah Joint Ministrial Affairs. Kedua negara juga telah
memiliki kesepakatanCommon Border Arrangement(Humphrey Wangke,
2008:13).BNPP atau Badan Nasional Pengelola Perbatasan merupakan salah satu
badan yang turut serta aktif dalam kegiatan tersebut. Beberapa hasil kesepakatan
dari pertemuan ini adalah disepakatinya pembangunan 2 pos lintas batas yang
akan dibangun di wilayah Distrik Elikobel tepatnya di Kampung Kweel dan
Kampung Baidup, Distrik Ulilin; dibangunnya jalan dari Pund ke pos lintas batas
Waris sepanjang 3.800 meter dan pembangunan jembatan dan jalan 360 meter
yang juga dilaksanakan di kawasan perbatasan Papua Nugini; dilakukannya
pemekaran di kawasan perbatasan seperti di Kabupaten Jayapura; serta
pembangunan pilar batas kedua negara yang telah disepakati beberapa jumlah
pilar tersebut oleh masing-masing kedua negara untuk menjadi tanggung jawab
bagi Pemerintah RI dan Pemerintah Papua Nugini.
Dalam agendanya tersendiri, BNPP-RI bersama dengan kementrian/lembaga
terkait telah menyusun dan mempersiapkan pelaksanaan pembangunan sarana dan
prasarana dasar yang mendesak di Pos Lintas Batas (PLB); termasuk di PLBN
![Page 8: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/8.jpg)
8
Skouw di Jayapura Papua. Selain itu, BNPP juga sedang membahas dan
menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah terkait kewenangan pemerintah
kabupaten/kota dalam mengelola program dan kebijakan pengelolaan batas
wilayah negara dan kawasan perbatasan sebagaimana yang telah diamanatkan
dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara
(BNPP, 2012: 27). Sedangkan dalam menyikapi permasalahan infrastruktur di
kawasan perbatasan, BNPP juga menggencarkan gerakan pembangunan terpadu
perbatasan (GERBANG DUTAS) (BNPP, 2012: 54). Empat provinsi perbatasan
akan menjadi fokus BNPP yaitu di Kalbar difokuskan di Kecamatan Paloh,
Kabupaten Sambas. Sementara, di Kaltm difokuskan di Kecamatan Sebatik
Kabupaten Nunukan.Sedangkan di Provinsi Papua difokuskan di Kabupaten
Keerom; dan di NTT di Kabupaten Belu. Dengan alokasi anggaran bagi BNPP
mengenai pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan berasal dari
APBN, sesuai dengan Peraturan BNPP Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan. Kebijakan seputar Kawasan
Perbatasan
Pengelolaan dan pembangunan kawasan perbatasan yang dilakukan oleh
kementrian/lembaga terkait tidak terlepas dari amanat undang-undang
terkait.Beberapa kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pengelolaan
kawasan perbatasan akan dijelaskan dalam sub-bab ini.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintah
Daerah menyebutkan bahwa pengaturan mengenai pengembangan wilayah
perbatasan di kabupaten/kota secara hukum berada dibawah tanggung jawab
pemerintah daerah tersebut (Zulkifli Rangkuti, 2010: 4). Kewenangan pemerintah
pusat hanya ada pada pintu-pintu perbatasan (border gate) yang meliputi aspek
kepabeanan, keimigrasian, karantina, keamanan dan pertahanan (CIQS).Meskipun
demikian, pemerintah daerah masih menghadapi beberapa hambatan dalam
mengembangkan aspek sosial-ekonomi kawasan perbatasan. Beberapa hambatan
tersebut diantaranya, masih adanya paradigma yang menyebutkan bahwa
pembangunanwilayah yang terpusat, sehingga kawasan perbatasan hanya
dianggap sebagai “halaman belakang”, sosialisasi peraturan perundang-
![Page 9: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/9.jpg)
9
undangan mengenai pengembangan wilayahperbatasan yang belum sempurna,
belum optimalnya pembangunan kawasan perbatasan, keterbatasan anggaran,
tarik-menarik kepentingan pusat-daerah serta perbedaan kultur birokrasi antara
pusat-daerah.
Penetapan PKSN di kawasan perbatasan darat dan laut yang tertuang
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan salah satu kebijakan yang menjadi fokus
perhatian dalam pembangunan kawasan perbatasan, termasuk yang dilakukan
BNPP-RI. Pembangunan kawasan perbatasan guna menjadikan kota Pusat
Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) lebih atraktif dan berdaya saing. PKSN
sendiri adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara dengan maksud untuk terwujudnya
pusat-pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
dengan negara tetangga, yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga, dan berfungsi sebagai simpul utama
transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya dan juga merupakan pusat
pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di
sekitarnya (BNPP, 2012: 17).
Undang-Undang Nomor 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara dan
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola
Perbatasan merupakan amanat dibentuknya Badan Nasional Pengelola Perbatasan
(BNPP) dalam upaya mengatasi permasalahan yang terjadi kawasan perbatasan
Negara demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan dan
kemajuan bagi kedaulatan NKRI.
E. KESIMPULAN
Secara umum, berbagai upaya dalam pengelolaan perbatasan sudah dikatakan
telah sangat baik. Namun terdapat beberapa kesimpulan mengenai permasalahan
perbatasan dan pengelolaannya yang dapat peneliti rangkum dalam penulisan ini,
sebagai berikut:
![Page 10: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/10.jpg)
10
Daerah di daerah perbatasan RI merupakan daerah yang memiliki peran
penting dan sebagai potret bangsa Indonesia di kawasan perbatasan. Potret
tersebut juga merupakan tingkat kemakmuran bangsa Indonesia khususnya dan
juga menggambarkan kondisi yang sebenarnya tentang; keterisolasian daerah,
sulitnya mendapat akses keluar, tingkat ekonomi masyarakat yang miskin,
kualitas SDM yang rendah dan banyaknya pelanggaran hukum sampai menjadi
suatu ancaman terhadap kedaulatan NKRI.
Permasalahan kawasan perbatasan, harus diperlukan penciptaan iklim yang
terpadu dan terencana (holistic) guna menciptakan suatu system yang terintegrasi
dengan didukung oleh para pemangku kepentingan (stakeholder).
Pola penanganan mengenai permasalan perbatasan telah terlihat dari berbagai
penyusunan kebijakan. Disusun berdasarkan proses yang partisipatif baik antar
pemerintah pusat maupun pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
F. UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penulisan karya tulis ini, ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Pranoto, S.H.,M.H. selaku ketua Gugus Kegiatan Magang Mahasisa
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Ibu Sasmini, S.H.,LL.M selaku dosen pembimbing Kegiatan Magang Mahasisa
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Badan Nasional Pengelola Perbatasan selaku mitra Kegiatan Magang
Mahasiswa Periode XVI Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Semua Pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu demi satu.
G. DAFTAR PUSTAKA
Bappenas. 2004. Kebijakan dan Strategi NasionalPengelolaan Kawasan Perbatasan Antarnegara di Indonesia. www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/11630/3866/ diakses tanggal 16 Maret 2014
BNPP RI. 2011. Semangat Baru Mengubah Wajah Perbatasan Negara: Refleksi
dan Proyeksi. Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia
BNPP RI. 2012. Revitalisasi Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan.. Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia
![Page 11: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/11.jpg)
11
Humphrey Wangke. Pengelolaan Perbatasan RI-PNG: Perspektif Keamanan Ekonomi. Jurnal Kajian Kawasan Perbatasan Vol 13 No.3 September 2008
Subbagian Publikasi dan DokumentasiArsip Nasional Republik Indonesia. Tanpa Tahun. Arsip, “Rumus” Batas Wilayah Negara
Zukkifli Rangkuti (2010). “Pengelolaan Perbatasan Ditinjau dari Sisi Sosial,Ekonomi dan Ekologi”. http://works.bepress. com/drzulkifli_rangkuti/3 diakses tanggal 10 Maret 2014
Narasumber Wawancara : Rusli Ramli, Spd,MM. BNPP-RI http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=201548 diakses pada 16
Maret 2014 pukul 14.00 WIB http://dianheri.alami-group.net/pos-lintas-batas-negara-di-skouw-gerbang-timur-
negara-indonesia-di-papua/ diakses pada 16 Maret 2014 pukul 10.00 WIB http://www.pu.go.id/isustrategis/view/28 diakses pada 16 Maret 2014 pukul 12.30
WIB
![Page 12: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-ai/2015/E0010212... · Kegiatan Magang ini terfokus pada wilayah perbatasan Provinsi Papua](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022052212/5c7bdc8009d3f2ac4e8c12e9/html5/thumbnails/12.jpg)
12
Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI
Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini: Nama : Lizy M. Butarbutar NIM : E0010212
1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan: Kegiatan Magang Mahasiswa (KMM) yang telah dilakukan sendiri oleh
penulis bukan oleh pihak lain Adapun Topik Kegiatan yaitu, MODEL PENGELOLAAN WILAYAH
PERBATASAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN PAPUA NUGINI (RI-PNG)SEBAGAI GARDA TERDEPAN BAGI KEDAULATAN KEDUA NEGARA
Tanggal Magang yaitu 7 Januari- 6 Februari 2014. Tempat Pelaksanaan Magang yaitu di Sekretariat BadanNasional
Pengelola Perbatasana Negara Republik Indonesia di Jalan Ampera Raya ( Kampus IPDN ) Cilandak, Jakarta Selatan
2) Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding maupun jurnal sebelumnya.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, 13 Februari 2014 Yang Membuat Pernyataan Mengetahui/Menyetujui Ketua Pelaksana Kegiatan, Ketua Gugus KMM
Fakultas Hukum UNS, (Lizy M. Butarbutar ) (Pranoto, S.H.,M.H.) NIM. E0010212 NIP. 19641219 1989031002