Program Kerja Medaeng Mix Rini Risa Didit (08!09!2014)

129
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sering dengan perkembangan jaman, masyarakat sekarang semakin menyadari akan betapa berharganya kesehatan. Sehingga perhatian masyarakat maupun pemerintah terhadap kesehatan makin besar. Oleh sebab itu pembangunan di bidang kesehatan perlu ditingkatkan, salah satunya melalui peningkatan kuantitas dan kualitas sarana-sarana kesehatan. Salah satu sarana kesehatan yang telah dibangun oleh pemerintah dan jumlahnya cukup banyak merata di seluruh nusantara, serta dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat adalah puskesmas. Di era globalisasi ini, kesehatan merupakan suatu hal yang penting yang tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat, sehingga secara tidak langsung hal ini memacu kepedulian pemerintah dan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Oleh sebab itu hal-hal yang menyangkut pembangunan kesehatan perlu ditingkatkan diantaranya melalui peningkatan sarana-sarana kesehatan baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang disponsori oleh pemerintah, dimana jumlahnya yang banyak 1

description

home visite

Transcript of Program Kerja Medaeng Mix Rini Risa Didit (08!09!2014)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sering dengan perkembangan jaman, masyarakat sekarang semakin menyadari akan betapa berharganya kesehatan. Sehingga perhatian masyarakat maupun pemerintah terhadap kesehatan makin besar. Oleh sebab itu pembangunan di bidang kesehatan perlu ditingkatkan, salah satunya melalui peningkatan kuantitas dan kualitas sarana-sarana kesehatan. Salah satu sarana kesehatan yang telah dibangun oleh pemerintah dan jumlahnya cukup banyak merata di seluruh nusantara, serta dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat adalah puskesmas. Di era globalisasi ini, kesehatan merupakan suatu hal yang penting yang tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat, sehingga secara tidak langsung hal ini memacu kepedulian pemerintah dan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Oleh sebab itu hal-hal yang menyangkut pembangunan kesehatan perlu ditingkatkan diantaranya melalui peningkatan sarana-sarana kesehatan baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang disponsori oleh pemerintah, dimana jumlahnya yang banyak telah menjangkau seluruh nusantara sehingga dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3, dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua negara:1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan Pendapatan populasi dunia sehari $10000. Menurunkan angka kemiskinan.2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.4. Menurunkan angka kematian anak Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.5. Meningkatkan kesehatan ibu Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat. Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan. Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang. Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang. Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda. Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut. Tujuan Pembangunan Milenium ini menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan ini. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik.Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya. WHO mendefinisikan sistem kesehatan sebagai berikut: Health system is defined as all activities whose primary purpose is to promote, restore or maintain health. Formal Health services, including the professional delivery of personal medical attention, are clearly within these boundaries. So are actions by traditional healers, and all use of medication, whether prescribed by provider or no, such traditional public health activities as health promotion and disease prevention, and other health enhancing intervention like road and environmental safety improvement, specific health-related education, are also part of the system. Pengembangan sistem kesehatan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1982 ketika Departemen Kesehatan menyusun dokumen sistem kesehatan di Indonesia. Kemudian Departemen Kesehatan RI pada tahun 2004 ini telah melakukan suatu penyesuaian terhadap SKN 1982. Didalam dokumen dikatakan bahwa Sistem Kesehatan Nasional (SKN ) didefinisikan sebagai suatu tatanan yang menghimpun upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung , guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam dokumen SKN tersebut dikatakan pula bahwa untuk menjamin keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah perlu dikembangkan Sistem Kesehatan daerah (SKD) dalam kaitan ini kedudukan SKN merupakan supra sistem dari SKD. SKD terdiri dari Sistem Kesehatan Propinsi (SKP) dan Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota (SKK).SKN itu sendiri terdiri dari enam subsistem yaitu:1. Upaya kesehatan2. Pembiayaan kesehatan3. Sumberdaya Manusia kesehatan4. Obat dan perbekalan kesehatan5. Pemberdayaan masyarakat6. Manajemen kesehatanSalah satu jajaran kesehatan adalah Puskesmas yang merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab terhadap penyelengara pembangunan suatu daerah. Di dalam menjalankan peranan sebagai Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Kabupaten atau Kota (UPTD), Puskesmas berperan penting dalam penyelenggaraan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten kota dan merupakan Unit Pelaksana Tingkat Pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dam lemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal. Kecamatan merupakan wilayah standar kerja Puskesmas dalam skala nasional. Tetapi apabila di suatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota. Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas ialah meliputi : preventif (pencegahan kesehatan), promotif (peningkatan kesehatan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).Sebagai calon dokter-dokter puskesmas di masa mendatang, penulis selaku dokter muda membutuhkan bekal pengalaman yang berharga dengan cara berperan aktif dalam segala kegiatan puskesmas maupun berupaya mencari solusi dalam berbagai permasalahan yang ada di puskesmas Medaeng.

B. Tujuan dan Metodologi1. Tujuan UmumMenyiapkan dokter muda untuk menjadi dokter yang mampu melaksanakan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan melalui puskesmas sebagai pos terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan.2. Tujuan Khususa. Memahami struktur organisasi dan tugas pokok puskesmas.b. Memahami daerah kerja puskesmas.c. Memahami pelaksanaan tugas masing-masing bagian Puskesmas. d. Memahami sumber daya yang ada di puskesmas.e. Memahami cara pengumpulan, pengolahan, analisa data dan menginterpretasikan data sehingga mampu merumuskan masalah kesehatan.f. Memahami cara penyelesaian masalah pelaksanaan program kesehatan.g. Mampu menginterpretasikan hambatan-hambatan dalam setiap upaya penyelesaian masalah kesehatan.h. Memahami keterkaitan dari sektor lain.3. Metodologi a. Mengikuti dan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan di Puskesmas Medaeng.b. Mencatat data-data yang diperlukan secara langsung kegiatan-kegiatan di Puskesmas Medaeng.c. Mengikuti kegiatan di lapangan.

C. Visi, Misi dan MottoUntuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat puskesmas Medaeng mengacu pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo yang telah memprioritaskan program pembangunan dalam mewujudkan tujuan pembangunan milenium (MDGS) 2015 yaitu:1. Membrantas Kemiskinan dan Kelaparan2. Menurunkan angka kematian anak3. Meningkatkan kesehatan ibu4. Mengendalikan penyakit HIV/AIDS, malaria, dan TB5. Menjamin kelestarian lingkungan hidup

Adapun pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Medaeng Mengarah pada Visi dan Misi sebagai berikut:1. Visi Mewujudkan Masyarakat wilayah Puskesmas Medaeng Sehat dan Mandiri2. Misia. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatanb. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. c. Memelihara dan Mningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat.3. Motto : Anda sakit, kami peduliAnda sehat, kami banggaD. Pelaksanaan KerjaKegiatan kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat di Puskesmas Medaeng telah dilaksanakan sejak tanggal 18 Agustsus 2014 s.d. 13 September 2014 , setiap hari kerja. Dengan berbagai kegiatan yang meliputi :1. Mengikuti serta mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam pelaksanaan usaha-usaha kegiatan pokok di Puskesmas Medaeng.2. Mengumpulkan dan menganalisa data dari berbagai sumber tentang pelaksanaan program di Puskesmas Medaeng.3. Diskusi langsung dengan dokter kepala puskesmas dan penanggung jawab kepala program.4. Terlibat secara langsung dalam kegiatan/pelaksanaan program di lapangan.

E. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS Gambar 1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Medaeng

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS MEDAENG

Kepala Puskesmasdr. MUKARINIKepala Tata UsahaLILIK ZAINIYAH, SE TIM Manajemen Mutudr. MUKARINILILIK ZSRI MEI W.MARSUDI ATIKKepala Tata UsahaAPBD : SRI W.BOK : ERA TRI P.Penerima-Penyetor SITI ROCHIMAHKepegawaian & UmumLILIK Z.KoordinatorUpaya Kesehatan PeroranganKoordinatorUpaya KesehatanMasyarakatKoordinatorUpaya Kesehatan Masyarakat(Surveilance & Pengendalian Penyakit)Penanggung JawabMarsudi AtikPenanggung JawabDWI PUDJO LPenanggung Jawabdr. NADIA PRAMESWARIPerkemas : MIA F.KIA KB : SRI MEI W>UKS, UKGS dan ARU : RAHAYUPerbaikan Gizi : Endah MumpuniKesehatan Jiwa : SUPRIYATIUKK : MARSUDI ATIKPemberdayaan dan Promkes : MARSUDI ATIKKesling : M. ROZAQUL YAQINKesehatan Indra : SUPRIYATIBatra : MARSUDI ATIKKesehatan Olah Raga : MARSUDI ATIKPeskestren : MARSUDI ATIKPengawasan Makmin : M. ROZAQUL YAQINPOR : DWI PUDJO L.Imunisasi : SOEPRIJADIP2 DBD : DWI PUDJO L.P2 DIARE : LIA INDAH P.P2 TB : DWI PUDJO L.P2 / KUSTA : NASROFINP2 ISPA : LULUK FARIDASurveilance KLB : RAHAYUBencana : NASROFINNapza : DWI PUDJO L.Kes Jamaah Haji : NASROFINHTM : NANINGPoli Umum : LIA INDAH P.Poli KIA / KB : SRI MEI W.Poli Gigi : Drg. AMALIA R.Klinik Gizi : ENDAH MUMPUNIUGD : MIA FATHONILaboratorium : MASLICHAN ISMAWATIKamar Obat & Gudang Obat : INDAH W.Ambulance : Pusling : SISWONOKoordinator Puskesmas PembantuLAELATUS ZUHRIYAHKoordinatorPonkesdesSP2TPLILIK Z.Keterangan :: Garis Pertanggung Jawaban: Polindes sebagai UBKM tetapi bertanggung jawab langsung kepada Kepala PuskesmaPolindesPolindes

F. PROGRAM KERJAProgram kerja yang ada di Puskesmas Medaeng meliputi Program Pokok dan Program Pengembangan. Program pokok Puskesmas Medaeng meliputi :1. Promosi kesehatan2. Kesehatan lingkungan3. Upaya perbaikan gizi4. Kesehatan ibu dan anak termasuk Keluarga Berencana5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular6. Pengobatan.

Sedangkan program pengembangan Puskesmas Medaeng meliputi :1. Upaya kesehatan usia lanjut.2. Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan.3. Upaya kesehatan telinga/pencegahan gangguan pendengaran.4. Kesehatan jiwa.5. Kesehatan olah raga.6. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi.7. Perawatan kesehatan masyarakat.8. Bina kesehatan tradisional.9. Bina kesehatan kerja.10. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS11. Pengembangan UKBM12. Program gizi.

BAB IIANALISA SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. KEADAAN GEOGRAFIPuskesmas Medaeng termasuk dalam Kecamatan Waru dengan luas wilayah 10,8 km2, terletak di daerah dataran rendah terdiri dari daerah persawahan, pemukiman dan industri. Temperatur di wilayah Puskesmas Medaeng berkisar antara 30 350 C.B. BATAS WILAYAH Batas-batas wilayah kerja Puskesmas medaeng ditentukan sebagai berikut : Sebelah Utara : Kodya Surabaya Sebelah Timur : Desa Wedoro dan Desa Kureksari Sebelah Selatan : Kecamatan Gedangan Sebelah Barat : Kecamatan TamanC. PEMERINTAHANWilayah kerja Puskesmas Medaeng merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kecamatan waru kabupaten Sidoarjo, dengan luas wilayah 10,8 km2 yang secara administrtif terbagi dalam 6 (enam) desa , antara lain : Desa Waru Desa Pepelegi Desa Janti Desa Kedungrejo Desa Bungurasih Desa MedaengD. KEPENDUDUKAN Setiap individu dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.Data kependudukan sangat bermakna, karena masyarakat menjadi titik sentral dalam pembangunan kesehatan.a) Kepadatan PendudukData tentang kepadatan penduduk memegang peranan yang sangat penting untuk menentukan target pencapaian program kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas. Dalam penyusunan Profil Kesehatan ini Puskesmas Medaeng menggunakan sumber data kependudukan Proyeksi Supas. Berdasar Proyeksi Supas tahun 2014 adalah sebesar 82593 jiwa, dengan rasio jenis kelamin sebesar 100,59, jumlah Kepala Keluarga sebanyak 21.201 dan rata-rata jiwa dalam setiap Rumah Tangga sebanyak 4 orang. Namun mengingat wilayah kerja Puskesmas Medaeng adalah wilayah urban, hal ini mengakibatkan beberapa target pencapaian program kesehatan dibawah target yang ditetapkan. Dari seluruh desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Medaeng, desa dengan angka kepadatan penduduk terendah adalah Desa Pepelegi yaitu 5.848 jiwa/km2., sedangkan desa dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Desa Kedungrejo yaitu 14.040 jiwa/km2.b) Distribusi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Data tentang distribusi penduduk bermanfaat untuk mengetahui jumlah penduduk usia produktif dan non produktif sehingga bisa diketahui besar angka Dependency Ratio.Grafik 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Wilayah Puskesmas Medaeng Tahun 2013

E. SOSIAL EKONOMIDepedency RatioDepedency Ratio merupakan indikator untuk mengetahui beban tanggungungan ekonomi suatu masyarakat. Berdasarkan data yang ada maka didapat DR atau rasio beban tanggungan untuk wilayah kerja Puskesmas Medaeng Tahun 2013 adalah 26,83 yang diartikan bahwa 100 orang produktif harus menanggung 27 orang yang tidak produktif.F. SARANA KESEHATANDalam upaya penyembuhan maupun peningkatan pelayanan kesehatan, pengadaan obat-obatan yang memadai sangatlah dibutuhkan. Dengan makin mahalnya obat-obatan di pasaran maka pengadaan obat generik akan sangat membantu masyarakat dalam memperoleh obat sesuai dengan penyakitnya.Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang paripurna pada masyarakat, maka perlu juga di dukung oleh sarana kesehatan yang tersedia. Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Medaeng meliputi rumah sakit umum swasta Mitra Keluarga waru, Puskesmas Rawat Jalan-Medaeng, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu- Janti, Ponkesdes di desa Kedungrejo, 14 buah Polindes masing-masing di desa Waru, Pepelegi, Bungurasih, dan Kedungrejo. Di setiap desa juga sudah terbentuk Poskesdes dan Posyandu yang berada di setiap RW. Disamping itu pihak swata pun juga turut berperan mendukung dalam membantu memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat yaitu dengan adanya Rumah Bersalin, BP/Poliklinik, praktek dokter, praktek pengobatan tradisional obat tradisionalisional, apotek, toko obat maupun industri obat tradisional.Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal, puskesmas Medaeng dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang yaitu laboratorium kesehatan, disamping ada juga laboratorium swasta dan 4 spesialis dasar yang dimiliki oleh rumah sakit swasta. Dengan adanya fasilitas ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat pelayanan kesehatan.Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM). Tingkat perkembangan posyandu di wilayah puskesmas Medaeng menunjukkan bahwa dari 54 posyandu yang ada terdapat 13 posyandu pratama, 16 posyandu madya dan 25 posyandu purnama. UKBM selain posyandu adalah desa siaga. Di wilayah puskesmas medaeng ada 6 desa siaga yang semuanya aktif, 8 poskesdes, 54 posyandu balita dan 22 posyandu lansia.G. TENAGA KESEHATANPermasalahan yang sering dihadapi oleh puskesmas adalah ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan yang kurang mencukupi sehingga tidak sesuai dengan beban puskesmas yang cukup berat. Ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan Puskesmas Medaeng akan diuraikan secara jelas di bawah ini.NOTENAGA KESEHATANJUMLAHRASIO TERHADAP 100000 PENDUDUK

12345678 Dokter Dokter Gigi Bidan Perawat Gizi Sanitasi Farmasi Analis Laborat 2281011122,462,469,8712,341,231,231,232,46

JUMLAH27

Tabel 2.1Rasio Jumlah Tenaga Kesehatan Terhadap Jumlah Penduduk di WilayahPuskesmas Medaeng

H. PEMBIAYAAN KESEHATANPada tahun 2014 total anggaran yang diterima Puskesmas Medaeng adalah sebesar Rp. 442.133.153,-. Pola pembiayaan berdasarkan pada alokasi anggaran yang telah ditetapkan menyulitkan pihak puskesmas menerapkan kebijakan kendali biaya dan juga memberatkan pemakai jasa pelayanan. Padahal biaya kesehatan akan cenderung meningkat dan menjadi tidak terjangkau apabila pola pembiayaan alokasi anggaran masih terbatas.

BAB IIIPROGRAM PUSKESMAS

A. PROGRAM WAJIB1. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN MASYARAKATDefinisi Gabungan kegiatan dan kesempatan yang dilandaskan prinsip-prinsip belajar yang mencapai suatu keadaan, dimana individu-individu kelompok/masyarakat. Secara keseluruhan ingin hidup sehat tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun kelompok dan pertolongan bila perlu.Tujuana. Umum Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju kualitas hidup.b. Khusus Meningkatkan pengertian masalah kesehatan terutama masalah gizi, kesehatan lingkungan, immunisasi, KB dan pemberantasan penyakit menular dengan harapan untuk memperoleh dukungan dari semua pihak melalui komunikasi dan informasi kesehatan. Pengembangan kemampuan petugas dibidang komunikasi serta pembinaan peran aktif dari masyarakat. Kerjasama lintas sektor program dan lintas dalam rangka mendukung program kesehatan.Target dan pencapaiana. Sasaran1) Masyarakat di wilayah kerja puskesmas Medaeng.2) Rumah tangga.3) Institusi kesehatan.4) Tempat-tempat umum5) Tempat-tempat kerjab. TargetFrekuensi penyuluhan kelompok oleh petugas kesehatan di Puskesmas Medaeng Bulan Januari-Juni 2013 = 100% dari sasaran yang dikaji1) Penyuluhan kelompok dan umum di dalam dan di luar Puskesmas 2) Peran serta masyarakat :a. Pengembangan posyandu oleh tenaga kesehatan (minimal 12x) b. Pembinaan dan hubungan teknis. Kader Pengobatan tradisionalc. Pembinaan lintas sektoral

Strategi Promosi Kesehatan di Puskesmasa. Penyuluhan kesehatan merupakan bagian integral dari program kesehatan dan berfungsi sebagai keterbatasan program-program tersebut.b. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup sehat juga diarahkan untuk meningkatkan peran sertanya mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam membina derajat kesehatan yang di bidang kesehatan wilayah.c. Puskesmas di wujudkan sebagai pusat pengembangan dan pembinaan kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan di wilayahnya.d. Sikap mental petugas kesehatan, terutama petugas kesehatan masyarakat akan dikembangkan dan dibina ke arah sikap mental yang partisipatif dan lebih berorientasi pada aspek pencegahan dan peningkatan.e. Peningkatan penyuluhan kesehatan dan lembaga pendidikan dasar, pemerintah dan swasta, agar kesadaran dan perilaku hidup sehat dapat di tumbuhkan dan dibudi dayakan sedini mungkin.

Teknik dan Penyuluhan Metode Kesehatan Masyarakata. Metode Pengertian sederhana disebut metode dan penyuluhan kesehatan adalah cara untuk melaksanakan penyuluhan tersebut kepada masyarakat.b. Teknik Telah segala upaya tertentu agar cara yang dilaksanakan dapat terwujud secara baik dan sempurna.c. Alat peraga Papan tulis Modul

Buku Booklef

OHP Slide Leaflet

Buku Slide

Poster Video film

Program promosi kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas Medaeng adalah sebagai berikut:1. Pengembangan Desa Siaga2. Pemberdayaan Masyarakat dalam PHBS3. Pengembangan Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)4. Penyuluhan Napza

Tabel 3.1 Hasil Kegiatan Upaya Penyuluhan Kesehatan dan Pembinaan Peran Serta Masyarakat Pada Bulan Januari-Juni Tahun 2014 dan Juli 2014NOKEGIATANTARGETKesenja-nganKetPencapaian Juli 2014

SatuanJumlahPenca-paianCakupan (SV)

IPROMOSI KESEHATAN 74,07 %

APENGEMBANGAN DESA SIAGA (Promkes PKM) 100%

a. Desa / Kelurahan Siaga yang terbentuk Desa / Kelurahan %

b.Desa/Kelurahan Siaga Pratama : 6Desa / Kelurahan 66100%Tidak adaSesuai target6

c.Desa/Kelurahan Siaga Madya : -Desa / Kelurahan %

d.Desa/Kelurahan Siaga Purnama : -Desa / Kelurahan %

e.Desa/Kelurahan Siaga mandiri : -Desa / Kelurahan %

f.Desa/Kelurahan Siaga Aktif :Desa / Kelurahan 66100%Tidak ada Sesuai target6

BPEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PHBS 59,26 %

KEGIATANTARGETKesenja-nganKet

SatuanJumlahPenca-paianCakupan

1Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatan Rumah Tangga 79,25%

a.Rumah Tangga dikaji : 20% dari jumlah KK

KK(19.759)39513970100%Tidak AdaSesuai target-

b. Rumah Tangga Sehat (10 Indikator): 65% dari rumah Tangga yang di survey KK( 3971)2581150958,5%Adatidak mencapai target-

2Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada 39,27 %

a.Kelompok Rumah Tangga : 54 Posyandu Balita dan 22 Posyandu Lansia = 76

100%(2 x 76 x 100%) 1527650%AdaBelum mencapai target

-

b.Institusi Pendidikan (Sekolah) =28100%(2 x 28 x 100%)561017,8%AdaBelum mencapai target-

c.Institusi Sarana Kesehatan =20100%(2 x 20 x 100%)403075%AdaHampir mencapai target-

d.Institusi TTU =17130%(2 x 171 x 30%)621016,1%AdaBelum mencapai target-

e.Institusi tempat kerja =5030%(2 x 50 x 30%)30826,7%AdaBelum mencapai target-

f.Pondok Pesantren =1 100%(2 x 1 x 100%)2150%AdaBelum mencapaiTarget-

CPENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) 100 %

NOKEGIATANTARGETKesenja-nganKet

SatuanJumlahPenca-paianCakupan

a.Jumlah Posyandu : 54Posyandu54%

b.Posyandu Pratama : 18Posyandu13%

c.Posyandu Madya : 10Posyandu16%

d.Posyandu Purnama : 26Posyandu25%

e.Posyandu Mandiri : 0Posyandu%

f.Posyandu Purnama Mandiri ( PURI ) : 45% dari jumlah posyandu = 45% x 54 = 24,3 Posyandu2425100%adaSesuai target

DPENYULUHAN NAPZA 37,03 %

NOKEGIATANTARGETKesenja-nganKet

SatuanJumlahPenca-paianCakupan

Juml.penyuluhan napza = 240Kali

20% dari total penyuluhan(54)2037,03%AdaBelum mencapai target4

Evaluasi :Pada Program Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatan Rumah Tangga dapat disimpulkan bahwa terdapat indikator berupa rumah tangga dikaji dan Rumah Tangga Sehat (10 Indikator) tidak mencapai target. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk melakukan perilaku hidup bersuh dan sehat.Program Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada kelompok rumah tangga, institusi pendiidkan (sekolah), institusi TTU, institusi tempat kerja belum mencapai target. Hali ini disebabkan kegiatan kelompok rumah tangga sisanya akan dilakukan dalam enam bulan kedepan, sedangkan untuk institusi pendidikan (sekolah) dan pondok pesantren baru dilakukan bersaan dengan skreening UKS pada awal tahun ajaran baru, dan untuk institusi TTU dan tempat kerja belum mencapai target dikarenakan kurangnya petugas pelaksana survey. Program Upaya Penyuluhan NAPZA terdapat indikator berupa Jumlah penyuluhan NAPZA dan jumlah penyuluhan yang dilakukan tidak mencapai target. Hal ini dikarenakan Program Upaya Penyuluhan NAPZA baru dilakukan pada awal tahun ajaran baru.

2. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGANLatar BelakangPembangunan kesehatan yang dilakukan di Indonesia pada hakekatnya menyelenggarakan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia agar mempunyai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.Pembangunan kesehatan masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan lingkungan itu sendiri, salah satu upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan yang dinamis serta membangkitkan dan memupuk swadaya masyarakat dalam upaya penyehatan lingkungan.Salah satu langkah meningkatkan kesehatan lingkungan adalah dengan meningkatkan kesehatan lingkungan dengan membangun sarana yang diperlukan dan peningkatan pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang ada.Pembangunan kesehatan lingkungan pada hakekatnya dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain :1. Penyehatan air2. Pembuangan kotoran3. Penyehatan makanan minuman4. Penyehatan tempat-tempat umum5. Penyehatan pembuangan sampahDari gambaran tersebut terlihat bahwa penyehatan lingkungan sangatlah penting dalam rangka menciptakan kesadaran masyarakat agar senantiasa dapat melaksanakan cara hidup yang sehat bagi dirinya dan masyarakat. Kegiatan Program Penyehatan Lingkungan Puskesmas Medaeng Tahun 2014:1. Penyehatan air2. Penyehatan makanan dan minuman3. Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar4. Pembinaan tempat-tempat umum5. Klinik sanitasi6. Sanitasi lokal berbasis masyarakat (STBM)=pemberdayaan masyarakat

Definisi Operasional1. Penyehatan Air :a. Pengawasan Sarana Air Bersih (SAB) adalah kegiatan yang bersifat monitoring ( Inspeksi Sanitasi/IS ) terhadap Sarana Air Bersih ( SAB ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Yang termasuk SAB antara lain : PDAM, perpipaan, sumur pompa, sumur gali, Perlindungan Mata Air (PMA), Penampungan Air Hujan (PAH).b. Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap SAB adalah Jumlah KK yang memiliki akses terhadap SAB di wilayah kerjanya. Akses disini tidak harus memiliki SAB sendiri, bisa dari SAB umum, kerabat dekat, tetangga dll.

2. Penyehatan Makanan dan Minumana. Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) :Kegiatan yang bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang ada di wilayah puskesmas sekaligus memberikan pembinaan terhadap penanggung jawab/pengelola. Petugas maupun penjamah makanan. (TPM antara lain : restoran, rumah makan, depot, jasa boga, dll).b. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatanJumlah TPM yang baik dari segi fisik maupun perilaku petugas cukup bersih aman dan tidak berpotensi menimbulkan kontaminasi atau dampak negatif kesehatan lainnya.3. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasara. Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar :Kegiatan monitoring (inspeksi sanitasi) rumah beserta sarana sanitasi dasarnya di wilayah kerja puskesmas sekaligus memberikan pembinaan terhadap penghuninya. Yang termasuk sanitasi dasar antara lain : sarana air bersih, jamban, sarana pembuangan sampah, sarana pengelolaan air limbah. b. Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap sanitasi dasarJumlah KK yang memiliki akses terhadap sarana sanitasi dasar (kunjungan rumah yang memenuhi syarat).4. Pembinaan Tempat-Tempat Umum (TTU)a. Pembinaan sarana tempat-tempat umum adalah kegiatan monitoring ( Inspeksi Sanitasi/IS ) terhadap Tempat Tempat Umum (TTU) di wilayah kerja Puskesmas sekaligus memberikan pembinaan ( masukan, sarana, rekomendasi teknis dll ) terhadap penanggung jawab dan petugasnya. Termasuk TTU disini adalah diprioritaskan terhadap TTU yang sangat dibutuhkan oleh banyak masyarakat serta memiliki potensi dampak yang besar terhadap kesehatan masyarakat, seperti misalnya : pondok pesantren, Sekolah ( SD, SLTP, SLTA negeri dan swasta ), Rumah Sakit, Hotel, Pasar, Tempat Wisata ( termasuk disini kolam renang atau pemandian umum ), terminal, stasiun pelabuhan, masjid, gereja.b. Tempat-Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan : Jumlah TTU yang baik dari segi fisik dan perilaku petugas cukup bersih, aman, dan tidak berpotensi menimbulkan kontaminasi atau dampak negatif kesehatan lainnya.

5. Klinik Sanitasia. Klinik sanitasi adalah kegiatan pemberian konseling dan tindak lanjut ( misal kunjungan rumah dll ) terhadap klien guna menganalisa sebab sebab terjadinya penyakit serta upaya pemecahannya.b. Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukan adalah Jumlah klien pada klinik sanitasi yang mendapat intervensi atau tindak lanjut yang benar-benar diperlukan.

6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) = Pemberdayaan Masyarakata. Pemberdayaan masyarakat agar tidak buang air besar di sembarang tempat dalam rangka menuju ODF ( Open Defecation Free) :Adalah kegiatan pemberdayaan terhadap masyarakat di suatu komunitas agar tidak BAB sembarangan dengan berbagai teknik yang bisa dipakai. Kegiatan ini dalam rangka menuju Open Defecation Free (ODF) yaitu masyarakat sudah tidak bisa BAB di sembarang tempat/kegiatan dapat berkolaborasi dengan petugas/program Promkes.b. Pemberdayaan MasyarakatKegiatan pemberdayaan terhadap masyarakat agar membiasakan diri cuci tangan dengan sabun setelah atau sesudah melakukan aktifitas yang berpotensi menjadi kontaminasi, pengelolaan air minum dan makanan yang sehat, aman dan higienis, pengelolaan sampah yang benar, pengelolaan limbah cair rumah tangga yang benar. Kegiatan dapat berkolaborasi dengan petugas / Promkes.

Tabel 3.2. Hasil Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Medaeng Januari-Juni Tahun 2014 dan Juli 2014NOKEGIATANTargetKesenja-nganKetPencapaian Juli 2014

SatuanJumlahTarget Januari-Juni 204PencapaianCakupan

IIKESEHATAN LINGKUNGAN 67,17%

APenyehatan Air ( PL P2PL ) 70,75%

1Pengawasan Sarana Air Bersih ( SAB )Jml. SAB yang ada : 15765Kali85%(13400)42,5%(6700)397059,25%AdaBelum mencapai target-

2Sarana Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan Jml. SAB yang diawasi : 12297Kali80%(3838)40%(1919)3970100%Tidak AdaSesusai target

-

3Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap SABJml. SAB yang ada 15765

Kali

95%(14977)57,5%(7489)397053%AdaBelum mencapai target

-

BPenyehatan Makanan dan Minuman ( SDK ) 90%

1Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM ) Jml. TPM yang ada : 52

%

95%(50)57,5%(25)2080 %AdaBelum mencapai target

-

2Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM ) yang memenuhi syarat kesehatanJml. TPM yang dibina : 18 %

80%(14)40%(7)14100%Tidak ada Sesuai target

-

CPenyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar (PL ) 62,23%

1Pembinaan sanitasi zperumahan dan sanitasi dasar Jml SAB : 15765

%

90%(14189)45%(7095)397024,46%AdaBelum mencapai target

-

2Jumlah Rumah yang memenuhi syarat kesehatan Jml. Sanitasi perumahan dan dasar yang dicapai : 5635%

85%(4890)42,50%(2445)3785100%TidakAda Sesuai target

-

DPembinaan Tempat-Tempat Umum ( TTU ) ( PL ) 68,33%

1Pembinaan sarana tempat-tempat umumJml. TTU : 195%

90%(149)

45%(75)

6282,67%Ada Belum mencapai target

-

2Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan Jml. TTU yang dicapai : 86%85%(73)42,50%(37)2054%Ada Belum mencapai target

-

EKlinik Sanitasi ( PL )

1Klinik Sanitasi Jml. Kunjungan : 8646%-------

2Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukanKasus

------

-

FSanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) = (KESLING) 44,58%

1Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses terhadap jamban Jml. SAB : 15765%100%(15765)50%(7883)397050,36%Ada Belum mencapai target

-

2Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free)Jml. Desa :6Desa100%(6)100%(6)116,70%Ada Belum mencapai target

-

3Jumlah jamban SehatJml. Akses jamban : 14189%80%(11352)40%(5676)378566,70%Ada Bwlum mencapai target-

4Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas Jml. Desa: 6Desa -------

Nilai sanitasi total berbasis masyarakat

Evaluasi :Berdasarkan data program Penyehatan air dapat disimpulkan bahwa terdapat indikator Pengawasan Sarana Air Bersih belum mencapai target. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat menggunakan air sumur gali itu disebabkan masalah ekonomi untuk mendapatkan air yang bersih berupa air PDAM. Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap SAB belum mencapai target, hal ini disebabkan karena masih banyak keluarga yang menggunakan air sumur gali itu disebabkan masalah ekonomi untuk mendapatkan air yang bersih berupa air PDAM. Karena di daerah Medaeng ini banyak penduduk, padat industri sehingga menyebabkan penyediaan air bersih sangat kurang.Pada program Penyehatan Makanan dan Minuman terdapat indikator berupa Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) belum mencapai target. Hal ini dikarenakan kurangnya jumlah tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan dan kurangnya kesadaran masyarakat khususnya yang memiliki tempat pengelolaan makanan tentang perilaku petugas yang cukup bersih aman dan tidak berpotensi menimbulkan kontaminasi atau dampak negatif kesehatan lainnya. Program Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar terdapat indikator berupa Pembinaan Sanitasi Perumahan dan Sanitasi dasar belum mencapai target. Hal ini dikarenakan kurangnya jumlah tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang sarana pembuangan sampah serta sarana pengelolaan air limbah rumah tangga. Program Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU) terdapat indikator berupa Pembinaan sarana tempat-tempat umum belum mencapai target. Hal ini dikarenakan kurangnya jumlah tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang lingkungan yang sehat. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat terdapat indikator berupa Jumlah KK yang Memiliki Akses Terhadap Jamban, Jumlah Desa/Kelurahan Yang Sudah ODF dan Jumlah Jamban Sehat belum mencapai target. Hal ini dikarenakan masih banyak kurangnya kesadaran masyarakat tentang kegunaan dari jamban untuk menyehatkan lingkungan, masih banyak kurangnya kesadaran masyarakat tentang ODF dan kurang jumlah petugas yang melakukan pemberdayaan masyarakat sehingga pembuangannya dilewatkan melalui sungai.Secara keseluruhan rata-rata cakupan 67,17%, hal ini dikarenakan kurangnya sumber daya dan dana. Serta kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan.3. PROGRAM USAHA PERBAIKAN GIZIDefinisiProgram gizi adalah usaha pokok kesehatan yang ditunjuk untuk mencegah dan menanggulangi masalah gizi pokok yang ada di Indonesia dengan jalan menurunkan jumlah penderita kurang gizi serta untuk meningkatkan status gizi masyarakat secara keseluruhan.Tujuan a. Tujuan Umum:1) Meningkatkan status gizi balita dimana sasaran melalui kegiatan posyandu, pelayanan di puskesmas-puskesmas pembantu maupun pos kesehatan.2) Meningkatkan peran serta PKK agar ikut mendukung peran serta aktif dari ibu-ibu kader posyandu maupun dari tokoh masyarakat dalam pelaksanaan posyandu.3) Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektoral maupun lintas program.b. Tujuan Khusus:1.1. Menurunkan penderita KEP dan GAKI1.2. Menurunkan penderita anemia dan gizi pada ibu hamil dan bumil KEK1.3. Menurunkan penderita kekurangan vitamin A1.4. Menurunkan penderita penyakit degeneratif

Target dan Capaiana. Sasaran1. Balita2. Ibu menyusui3. Ibu hamil4. Penderita dari Balai Pengobatan (penyakit degeneratif)5. Pelacakan gizi burukb. Kegiatan Gizi1. Dalam gedung1.1 Pojok gizi1.1 Pelayanan gizi rawat inap1.2.1 Penyuluhan dan konsultasi gizi1.2.2 Penyediaan makan2. Luar gedung1.1 Kegiatan posyandu1.2 Pemberian paket pertolongan gizi1.3 Penyuluhan kelompok1.4 Pemantauan status gizi1.5 Pelacakan gizi burukc. Pelaksanaan Pojok Gizi1. Kegiatan Pojok Gizi1.1 Tenaga 1 orang D3 gizi dan 1 orang D1 gizi1.2 Diawali dengan pengenalan program kesemua staf Puskesmas dengan materi yang sama pada saat pelatihan gizi se-Kabupaten.2. Bentuk Kegiatan Pojok Gizi2.1 Penyuluhan perorangan di ruang gizi2.2 Konsultasi gizi di ruang rawat inap.2.3 Penyuluhan kelompok pada posyandu lansia3. Sasaran program pojok gizi3.1 Bayi dan balita KEP.3.2 Bumil resiko tinggi.3.3 Penderita DM, hipertensi, obesitas, KP, thypoid, hiperkolesterol, hiperuricemia.4. Metode pelaksanaan 4.1 Waktu : Setiap hari sesuai dengan jam kerja puskesmasd. Sarana 1. Ruang gizi2. Peralatan yang digunakan2.1 Leaflet DM2.2 Satu set food model2.3 Macam-macam buku bantuan yaitu buku kunjungan bayi / balita, buku kunjungan penderita dewasa dan buku kunjungan ibu hamil.3. Pelaksanaan 3.1 1 orang D3 gizi.3.2 1 orang D1 gizi4. Metode 4.1 Wawancara, observasi (ruang gizi dan posyandu)4.2 Pengamatan langsung di lapangan4.3 Evaluasi dengan monitor perkembangannya BB, keadaan fisik, data laboratorium dan data klinis.4.4 Dana swadaya puskesmas dan program4.5 Kasus yang ditangani dalam ruang gizi adalah adalah kasus yang telah ditegakkan diagnosanya oleh para dokter, perawat dan bidan antara lain :a. bumil resti : skor diatas 6b. DM : tes gula darah puasa diatas 140c. TB paru : TB dengan gejala klinik BTA positifd. lansia : usia > 55 tahun dengan kasus DM hipertensie. Hipertensi : TD > 130/90 mmHge. Potensi yang mendukung untuk mengembangkan pokok gizi di Puskesmas 1. Kebijakan dari kepala puskesmas.2. Tersedia sarana dan prasarana dari swadaya puskesmas meskipun masih kurang.3. Adanya tenaga profesional dan bidan yang memantau memonitoring sasaran.4. Keberadaan polindes, sehingga membantu memonitoring sasaran.Definisi OperasionalUpaya Perbaikan Gizi1. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 2 kali per tahun adalah Jumlah bayi ( 6 11 ) mendapat kapsul vit A biru ( 100.000 IU ) satu kali dan jumlah anak balita ( 12 59 bln ) mendapat kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) 2 x pertahun 2. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah Jumlah ibu hamil yang selama kehamilannya mendapat tablet besi tambah darah sebanyak 90 tablet.3. Remaja putri / Catin dapat tablet Fe: jumlah remaja putri / catin yang mendapat tablet Fe4. Bumil KEK adalah Jumlah Bumil KEK yang ditemukan dengan ukuran LILA < 23,5 cm.Penanganan Gangguan Gizi1. Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah Jumlah balita Gizi buruk yang ditemukan mendapat perawatan sesuai standart tatalaksana gizi buruk.2. MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan adalah Jumlah Balita usia 6 24 bulan yang mendapat PMT pemulihan selama 90 hari.3. Pemberian PMT Pemulihan Balita Gizi buruk adalah Jumlah Balita Gizi buruk yang mendapat PMT Pemulihan selama 90 hari.4. Balita bawah garis merah adalah Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan dimana berat badanya berada dibawah garis merah pada KMS.5. Jumlah BUMIL KEK yang ditangani : jumlah bumil KEK yang ditemukan dan ditangani.6. Balita BGM yang ditangani : Balita BGM yang ditangani secara adekuat.Pemantauan Status Gizi1. Desa bebas rawan gizi adalah Jumlah Desa / Kelurahan dengan prevalensi status gizi kurang dan gizi sangat kurang pada balita < 15 %.2. Balita Naik Berat badannya (N/D) adalah Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan dan naik berat badannya ( sesuai dengan kenaikan Berat Badan Minimal / KBM ).3. ASI EKSKLUSIF : jumlah bayi yang hanya diberi ASI saja mulai dari usia 0 s/d 6 bulan.3.3. Hasil Pencapaian Program Usaha Perbaikan Gizi Puskesmas Medaeng Selama bulan Januari-Juni Tahun 2014 dan Juli 2014NOKEGIATANTargetKesenja-nganKetJuli 2014

SatuanJumlahTarget Januari-Juni 2014PencapaianCakupan

IIIUPAYA PERBAIKAN GIZI. 100 %

APELAYANAN GIZI MASYARAKAT. ( Gizi PKM ) 100%

1Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi Pada Balita 2 kali per tahunJumlah balita: 5381

Balita

85% (4574)42,5% (2287)43865100%Tidak adaSesuai target

-

2Pemberian tablet besi (90 tablet) pada BumilJumlah ibu hamil: 1449Ibu Hamil

85% (1232)42,5%(616)713100%Tidak Ada Sesuaitarget

112

3BUMIL KEK.Jumlah ibu hamil dengan KEK: 1449Ibu Hamil