Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi di Provinsi Jawa Timur yang dibiayai melalui APBD Provinsi
-
Upload
infosanitasi -
Category
Documents
-
view
1.095 -
download
8
description
Transcript of Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi di Provinsi Jawa Timur yang dibiayai melalui APBD Provinsi
PROGRAM & KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI
di JAWA TIMUR
(Dana APBD Prov. Jawa Timur)
Bidang Air Bersih PLP
DPU Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jatim
Lokakarya Memorandum Program Sanitasi Malang, 22 – 23 Juli 2013
SKEMA KEGIATAN
pada
BIDANG AIR BERSIH PLP
(file excel)
KEGIATAN pada BIDANG ABPLP
Dasar :
Kesepakatan Bersama dengan Pusat dan Kab./Kota
Kegiatan : DED, konstruksi, pengawasan
Lahan :
Disiapkan Kab./Kota apabila pengelola adalah Kab./Kota
Disiapkan Provinsi bila pengelola adalah Provinsi
KEGIATAN PEMBANGUNAN SKALA BESAR (Prioritas)
Dasar :
Usulan disertai Proposal rencana kegiatan dan kebutuhan dana
Kegiatan : DED, konstruksi, pengawasan
Lahan :
Disiapkan Desa karena pengelola adalah kelompok masyarakat (HIPPAM / KSM)
KEGIATAN PEMBANGUNAN SKALA KECIL(Reguler)
Dasar : ◦ Inisiatif DPU CK & TR Prov. Jatim, dilakukan secara umum untuk
seluruh Kab./Kota ◦ Diharapkan selanjutnya Kab/Kota dapat mengusulkan kegiatan
secara lebih khusus sesuai kebutuhan Kab./Kota ybs
Kegiatan : ◦ Sosialisasi ◦ Lomba ◦ Yang bisa diusulkan : pelatihan khusus bagi HIPPAM / KSM
(terkait 3 aspek pengelolaan ; kelembagaan, teknik, keuangan) dalam rangka penguatan HIPPAM / KSM khususnya bagi HIPPAM / KSM yang baru dibentuk atau belum berkembang
◦ Yang belum ada : pembinaan sektor drainase
KEGIATAN PEMBINAAN
Dasar : ◦ Kebutuhan infrastruktur lintas Kab./Kota
◦ Diharapkan Kab./Kota berperan lebih aktif dalam usulan kegiatan yang bersifat lintas Kab./Kota
Kegiatan : ◦ Proses Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerjasama
◦ (dengan Pusat dan Kab./Kota)
◦ Penyusunan Studi Kelayakan sampai Pembangunan Fisik (tergantung kesepakatan dan perjanjian kerjasamanya)
◦ Yang belum dilakukan : Kerjasama sektor Air Limbah dan Drainase
KEGIATAN FASILITASI
Berdasarkan dokumen MPS yg sudah disusun th 2012
terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian :
1. Apabila suatu daerah belum mendapatkan pelayanan PDAM, janganlah dianggap sebagai suatu masalah. Masalahnya adalah belum adanya akses air minum. Berdasarkan PP 16/2005 ttg Pengembangan SPAM, penyelenggara air minum adalah BUMN/BUMD (PDAM/PDAB), dan bila BUMN/BUMD tidak dapat melayani daerah tsb, maka bisa dilayani oleh BUS, Koperasi, atau Kel. Masy (HIPPAM). Bahkan sistem non perpipaan bisa dikembangkan asalkan air yang dihasilkan memenuhi kualitas yang dipersyaratkan.
TERKAIT PENYUSUNAN MPS (1)
2. Terdapat kegiatan pengadaan tong sampah / tempat sampah terpilah. Tetapi belum ada pengadaan container terpilah. Pemilahan sampah dari sumbernya perlu didukung dengan sarana pendukung lainnya agar pemilahan yang sudah dilakukan tidak sia-sia. Bisa dengan gerobak dan container terpilah, bisa pula dengan pengaturan jadwal pengangkutan yang dibedakan untuk tiap jenis sampah.
3. Terdapat alokasi dana untuk OP MCK umum pada DPU Kab. Seharusnya MCK umum termasuk sarana yang dikelola oleh masyarakat / swasta, sehingga peran PemKab adalah pembinaan terhadap pengelola sarana tersebut.
4. Dana OP untuk IPAL Ternak juga melekat pada Disnak Kab. Apabila komunitas peternak telah dibentuk (KSM), maka pengelolaan (termasuk operasi dan pemeliharaan) seharusnya dilakukan oleh kelompok peternak ini. Peran Pemkab adalah pembinaan. Kecuali untuk IPAL yang dikelola BUMD/UPT maka dana melekat pada BUMD/UPT tsb.
TERKAIT PENYUSUNAN MPS (2)
5. Apabila direncanakan pembangunan IPLT, perlu diperhatikan apakah sudah pernah dibangun IPLT tetapi tidak berfungsi dan akhirnya rusak, atau memang belum pernah dibangun IPLT ?
Harus dilakukan kajian yang sangat teliti sebelum merencanakan IPLT, terkait peraturan pendukung dan kapasitas yang direncanakan, agar kelak dapat berfungsi sesuai yang direncanakan.
6. TPA sanitary landfill yang direncanakan juga harus didahului dengan kajian yang sangat teliti terkait peraturan pendukung dan sarana pendukung, termasuk SDMnya agar proses sanitary landfill dapat dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku (pada era 1990 an telah banyak dibangun TPA dengan konsep sanitary / controlled landfill tetapi pada akhirnya proses yang dilakukan adalah open dumping)
TERKAIT PENYUSUNAN MPS (3)
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
PENUTUP