PROGRAM BANTUAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) DI DESA...
Transcript of PROGRAM BANTUAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) DI DESA...
i
PROGRAM BANTUAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) DI DESA
AIR BIRU KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Strata 1
Pada Universitas Maritim Raja Ali Haji
Oleh :
ROHAYA
NIM : 120569201063
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………….. i
ABSTRAK…………………………………………………………………. ii
ABSTRACK…………………………………………………………………. iii
Program Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rtlh) Di Desa Air Biru
Kecamatan Jemaja Kabupaten Anambas …….…………………...… 1
A. Pendahuluan…………………………………………………………… 1
Latar belakang……………………………………………………......... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………... 4
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian………………………………………… 4
D. Konsep Operasional…………………………………………………… 5
E. Metode Penelitian……………………………………………………… 6
1. Jenis penelitian…………………………………………………..... 6
2. Lokasi penelitian………………………………………………..… 6
3. Jenis data……………………………………………………….. ..... 7
4. Populasi dan sampel……………………………………………. …. 7
5. Teknik dan alat pengumpulan data………………………………… 8
6. Teknik analisa data……………………………………………......... 8
F. Kerangka Teoritis………………………………………………………. 8
G. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………... …. 14
H. Hasil Penelitian dan Pembahasan…………………………………... ….. 15
I. Penutup…………………………………………………………………. 24
Daftar Pustaka
iii
ABSTRAK
Desa Air Biru merupakan sebuah desa yang menjadi perhatian bagi
pemerintah Kabupaten Anambas untuk memberikan bantuan kepada
masyarakat miskin khususnya bantuan RTLH. Ketika pemberian bantuan
RTLH dilakukan terjadi salah sasaran dalam penerimaan bantuan tersebut,
yang dilihat dari masyarakat yang awalnya namanya didata sebagai
masyarakat miskin namun ketika bantuan masyarakat miskin lainnya
mendapatkan bantuan, masyarakat tersebut tidak mendapatkan bantuan yang
digantikan oleh masyarakat yang tergolong keluarga yang mampu yang
ditandai dengan penghasilan diatas lima juta dalam sebulan, serta memiliki
rumah tembok atau semi permanen.
Dalam penelitian ini lebih menggunakan tinjauan mengenai modal sosial,
dimana ingin melihat salah sasaran terjadi ketika masyarakat memiliki
jaringan jaringan sosial. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
penyebab terjadinya salah sasaran dalam penerimaan bantuan RTLH di desa
Air Biru. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat miskin yang tidak
mendapatkan bantuan RTLH. Pemilihan informan menggunakan teknik
purposive sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara (interview
guide). Analisis data digunakan dengan model metodologi penelitian
kualitatif Miles and Huberman yaiatu pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, kesimpulan dan verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian adapun faktor penyebab dari salah sasaran
dalam penerimaan bantuan RTLH yang terjadi didesa Air Biru yaitu :
Pertama, karena masyarakat tidak pernah melibatkan diri dalam jaringan sosial
dengan alasan masyarakat yang namanya terdaftar sebagai masyarakat miskin
namun tidak mendapatkan bantuan tidak pernah ikut gotong royong, lebih
mementingkan kepentingan individual . Kedua, aparat desa lebih
memperhatikan masyarakat yang memiliki hubungan yang dekat dengan
alasan dilihat dari aparat desa membantu pihak keluarga, membantu orang
yang pernah berjasa, serta orang yang selalu aktif dalam kegiatan sosial.
Ketiga, masyarakat tidak memiliki rasa percaya untuk menuntut hak.
Keempat, tidak adanya sanksi yang diterapkan apabila timbul kecurangan
dalam pemberian bantuan membuat salah sasaran bisa terjadi. Kelima, aparat
desa mengabaikan nilai keadilan, adanya nilai pilih kasih, nilai dari
pemerintah yang tidak mementing perasaan masyarakat yang namanya
terdaftar sebagai masyarakat miskin namun tidak mendapatkan bantuan.
Kata Kunci: Salah sasaran, Modal Sosial
iv
ABSTRACT
The Village of Air Biru is a village of concern to the government of Anambas
Regency to provide assistance to the poor especially the assistance of RTLH.
When the provision of RTLH assistance is done there is a misplaced target in the
receipt of the aid, seen from the community whose name was initially registered
as the poor but when other poor assistance received assistance, the community
did not get the assistance replaced by a community belonging to a capable family
characterized by Earning over five million a month, and having a wall or semi
permanent house.
In this study more use of social capital review, where want to see wrong target
occurs when society have network of social network. The purpose of this research
is to know the cause of wrong target in receiving RTLH aid in Air Biru village.
The type of research used is qualitative research. Informants in this research are
poor people who do not get RTLH assistance. Selection of informants using
purposive sampling technique. Data type used in this research is primary data
and secondary data. Methods of data collection is done by observation, interview
using interview guide (interview guide). Data analysis was used with qualitative
research methodology model Miles and Huberman yaiatu data collection, data
reduction, data presentation, conclusion and verification.
Based on the results of research as for the causes of the wrong target in the
acceptance of RTLH assistance that occurred in Air Biru Village are: First,
because the community never involved themselves in social networking on the
grounds that people who registered name as poor but not get help never mutual
cooperation, More concerned with individual interests. Secondly, village officials
pay more attention to people who have a close relationship with the reasons seen
from the village apparatus to help the family, helping people who have
meritorious, and people who are always active in social activities. Third, people
do not have the confidence to claim rights. Fourth, the absence of sanctions
applied if a fraud occurs in the provision of aid to make a wrong target can occur.
Fifth, the village apparatus ignores the value of justice, the value of favoritism,
the value of the government that does not give importance to the feelings of people
whose names are listed as poor but not get the help.
Keywords: Misdirected, Social Capital
1
PROGRAM BANTUAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) DI DESA
AIR BIRU KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu program pemerintah
yang berbasiskan atas pembangunan
yang bertujuan untuk membantu
warga miskin yaitu melalui
Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
(RRTLH). Bantuan rehabilitasi rumah
tidak layak huni merupakan salah satu
program bantuan sosial pemerintah
Kabupaten Kepulauan Anambas,
sebagai wujud kepedulian pemerintah
dalam menyelenggarakan
pembangunan rumah layak huni bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR).Program pembangunan layak
huni telah banyak dikembangkan oleh
pemerintah.Meskipun demikian,
pemenuhan kebutuhan rumah yang
sehat dan layak huni bagi masyarakat
berpenghasilan rendah masih jauh dari
harapan.
Pada tahun 2015 Kabupaten
Anambas, khususnya di Kecamatan
Jemaja mendapatkan bantuan
Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
(RRTLH ), bantuan tersebut di
peruntukkan untuk masyarakat desa
yang tergolong miskin dan
mempunyai rumah tidak layak huni.
Proses dari RTLH yang dilakukam
didesa Air Biru terdiri dari beberapa
tahapan dimulai dari tim yang telah
ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten
melakukan penjajan penduduk/
masyarakat yang tinggal dirumah
tidak layak huni, kemudian tim
bersama aparat desa (RT, RW, Kepala
2
Desa) mengusulkan nama calon
penerima RTLH kepada pemerintah
Kabupaten untuk ditetapkan sebagai
penerima RTLH, hingga nama
penerima RTLH keluar, baru proses
pembangunan RTLH dipersiapkan.
Adapun indikator penerima RTLH
diambil dari indikator kemiskinan
menurut BPS, yang tercantum
kedalam 8 indikator yaitu :pertama,
pendapatan rendah yaitu < Rp.
5.000.000 dalam sebulan. Kedua,
konsumsi atau pengeluaran keluarga <
Rp. 1.000.000. Ketiga, keadaan
tempat tinggal berupa tempat tinggal
rumah tidak permanen yaitu rumah
yang dindingnya sangat sederhana
(bambu/papan/daun) lantainya dari
tanah dan atapnya dari daun-daunan
atau atap campuran genteng/seng
bekas dan sejenisnya.Keempat,
fasilitas tempat tinggal terdiri dari 12
item yaitupekarangan, alat elektronik,
pendingin, penerangan, kendaraan
yang dimiliki, bahan bakar untuk
memasak, sumber air bersih, fasilitas
air minum, cara memperoleh air
minum, sumber air minum, fasilitas
MCK, dan jarak MCK dari rumah.
Keluarga yang memiliki fasilitas
kurang dari 12 item maka
dikategorikan sebagai keluarga
golongan kebawah. Kelima, kesehatan
anggota keluarga digolongkan kepada
keluarga yang sering sakit.Keenam,
kemudahan mendapatkan pelayanan
kesehatan terdiri dari 5 item yaitu
jarak rumah sakit terdekat, jarak toko
obat, penanganan obat-obatan, harga
obat-obatan, dan alat kontrasepsi. Dari
5 item tersebut kemudian akan
digolongkan ke dalam golongan yang
sulit mendaptkan pelayan kesehatan.
Ketujuh, kemudahan memasukkan
anak ke jenjang pendidikan terdiri dari
3 item yaitu biaya sekolah, jarak ke
3
sekolah, dan proses penerimaan. Dari
3 item tersebut kemudian akan
digolongkan ke dalam golonganyang
sulit dalam kemudahan untuk
memasukan anak kejenjang
pendidikan. Kedelapan, kemudahan
mendapatkan transportasi terdiri 3
item, yaitu ongkos kendaraan, fasilitas
kendaraan, dan status kepemilikan
kendaraan. Dari 3 item tersebut
kemudian akan di digolongkan ke
dalam 3 golongan yang
sulitmendapatkan transfortasi(sumber:
BPS tahun 2005).
Pada tahun 2015, pemerintah
memberikan bantuan RTLH kepada
50 KK yang terdaftar sebagai
masyarakat miskin, namun pada
kenyataannya masyarakat yang
terdaftar sebagai masyarakat miskin
tersebut hanya mendapatkan bantuan
RTLH dengan jumlah 35 KK,
sehingga 15 KK diantaranya tidak
mendapatkan bantuan RTLH serta
didapatkan oleh masyarakat yang
tidak terdaftar sebagai masyarakat
miskin yang tergolong kepada
masyarakat ekonomi atas.
Fenomena yang terjadi bahwa
telah terjadi salah sasaran dalam
pemberian bantuan RTLH didesa Air
Biru. Salah sasaran yang terjadi
ditandai dengan keluarga yang
seharusnya mendapatkan bantuan dan
namanya telah terdaftar sebagai
masyarakat miskin tapi tidak
mendapatkan bantuan, malahan yang
mendapatkan bantuan tersebut 15
diantaranya yang namanya tidak
terdaftar sebagai masyarakat miskin
merupakan orang yang tidak layak
menerima bantuan RTLH karena tidak
memenuhi indikator untuk
mendapatkan bantuan rumah tidak
layak huni yaitu keluarga yang
bermatapencaharian sebagai
4
pedagang, mempunyai rumah yang
beratapkan asbes, serta berumah
tembok. Dari latar belakang yang
dipaparkan tersebut dan untuk
mengetahui lebih lanjut tentang salah
sasaran dalam program penerimaan
bantuan RTLH, sehingga judul yang
peneliti ambil dalam penelitian ini
yaitu “Program Bantuan Rumah
Tidak Layak Huni (RTLH) Di Desa
Air Biru Kecamatan Jemaja,
Kabupaten Anambas“
B. Perumusan Masalah
Mengapa terjadi salah sasaran
dalam program penerimaan
bantuan RTLH di Desa Air Biru,?
C. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
1. Tujuan
Dalam penelitian ini, tujuan
yang akan dicapai adalah
untuk mengetahui penyebab
salah sasaran dalam
penerimaan bantuan RTLH di
Desa Air Biru.
2. Kegunaan
1. Secara teoritis, penelitian
ini berguna sebagai
pembanding antara teori
yang di dapat dari
bangku perkuliahan
dengan fakta yang
dilapangan dan hasil dari
penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan
acuan dibidang penelitian
yang sejenis.
2. Secara Praktis penelitian
ini dapat menambah
pengetahuan sebagai
bekal dalam
mengaplikasikan
pengetahuan teoritik
terhadap masalah praktis.
Penelitian ini juga
diharapkan dapat
5
memberikan petunjuk
umum tentang
permasalahan yang akan
diteliti, dan selain itu
juga penelitian ini dapat
memberikan sumbangan
yang berarti bagi
berbagai pihak sebagai
bahan tambahan
informasi bagi para
peneliti lanjutan.
D. KONSEP OPERASIONAL
1. Bantuan RTLH yaitu program
pemberian bantuan rumah
kepada masyarakat miskin
yang memiliki rumah tidak
layak huni.
2. Masyarakat miskin adalah
masyarakat yang berhak
mendapatkan bantuan RTLH
dengan kriteria sebagai
penerima bantuan yang
dikeluarkan oleh desa.
3. Salah sasaran yang dimaksud
dalam penelitian ini yaitu
masyarakat yang seharusnya
mendapatkan bantuan RTLH,
namun tidak mendapatkannya,
dan yang mendapatkan
bantuan tersebut justru
masyarakat yang tidak
seharusnya
mendapatkannya.Adapun
penyebab dari salah sasaran
dapat dilihat dari;
a. Partisipasi pasif yang
dimaksud dalam
penelitian ini yaitu
individu tidak melibatkan
diri dalam suatu jaringan
hubungan sosial
kemasyarakatan.
b. Hubungan Timbal Balik
(Reciprocity) yang
dimaksud dalam
penelitian ini
6
kecenderungan saling
bertukar kebaikan di
antara individu-individu
yang menjadi bagian atau
anggota jaringan.
c. Rasa Percaya (Trust) yang
dimaksud dalam
penelitian ini yaitu rasa
percaya dalam mengambil
resiko menuntut hak
untuk mendapatkan
bantuan RTLH.
d. Norma Sosial yang
dimaksud dalam
penelitian ini yaitu aturan
dengan sanksi yang
diberikan ketika ada
individu yang ingin
mendapatkan sesuatu
bukan haknya dalam hal
ini yaitu bantuan RTLH.
e. Nilai-nilai yang dimaksud
dalam penelitian ini nilai
penting dalam kehidupan
bermasyarakattelah
terabaikan.
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan tipe
deskriptif. Menurut Zuriah
(2006:47) penelitian dengan
menggunakan metode deskriptif
adalah penelitian yang diarahkan
untuk memberikan gejala-gejala,
fakta-fakta, atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan
akurat/mengenai sifat-sifat populasi
atau daerah tertentu.
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi dalam
penelitian ini yaitu di DesaAir Biru,
adapun alasan pengambilan lokasi
ini yaitu karena adanya salah
sasaran mengenai pembagian
7
program penerimaan bantuan
RTLH didesa Air Biru.
3. Jenis dan Sumber data
1. Data Primer
Data primer yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
data yang diperoleh dari
lapangan melalui wawancara
langsung dengan informan
menggunakan pedoman
2. Data Sekunder
Sugiyono (2009:141)
mendefinisikan data
sekunder adalah sumber data
yang diperoleh dengan cara
membaca, mempelajari dan
memahami melalui media
lain yang bersumber dari
literatur, buku-buku, serta
dokumen perusahaan.
4. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2009:85)
purposive sampling adalah tekhnik
penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Jadi,
informan dalam penelitian ini
diambil dengan kriteria masyarakat
miskin yang bersumber dari data
desa:
1. Masyarakat penerima
RTLH
2. Masyarakat yang bekerja
sebagai petani/ nelayan
yang pendapatannya Rp.
1.500.000,-s/d Rp.
2.000.000 per bulan.
3. Masyarakat yang namanya
didatasebagai masyarakat
miskin tetapi tidak
mendapatkan bantuan.
5. Aparatur Desa
6. Masyarakat yang tidak
miskin tapi mendapat
bantuan.
8
5. Teknik dan alat
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah teknik yang
memungkinkan diperoleh data
detail dengan waktu yang relatif
lama Menurut Maryadi dkk (
2010:14 ).Sehingga dalam hal ini
pengumpulan data merupakan
teknik yang digunakan oleh peneliti
untuk mendapatkan data yang
diperlukan dari narasumber dengan
menggunakan banyak waktu
Berikut ini akan dijelaskan teknik-
teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti yaitu
observasi, wawancara,
dokumentasi.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam
penelitian ini adalah analisis data
secara kualitatif. Analisis penelitian
ini menggunakan model interaktif
dari Miles dan Huberman
dalam(Silalahi, 2012 : 340).
Menurut Milles dan Huberman
kegiatan analisis terdiri dari tiga
alur kegiatan yang secara
bersamaan, yaitu reduksi data
penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kemiskinan
Secara umum, kemiskinan
diartikan sebagai kondisi
ketidakmampuan pendapatan
dalam mencukupi kebutuhan
pokok sehingga kurang mampu
untuk menjamin kelangsungan
hidup (Suryawati, 2004: 122).
Kemiskinan adalah situasi
serba kekurangan yang terjadi
bukan karena dikehendaki oleh si
miskin, melainkan karena tidak
dapat dihindari dengan kekuatan
9
yang ada padanya. Kemiskinan
antara lain ditandai oleh sikap dan
tingkah laku yang menerima
keadaan seakan tidak dapat
diubah, yang tercermin dalam
lemahnya kemauan untuk maju,
rendahnya produktivitas itu
sendiri, terbatasnya kesempatan
berpartisipasi dalam pembangunan
(syafiie, 2006:265).
Kemiskinan yang
dikemukakan oleh Robert
Chamber (dalam Suyanto
Bagong,( 2008 : 27) bahwa inti
dari masalah kemiskinan sebabnya
terletak pada apa yang disebut
deprifation trap atau perangkap
kemiskinan. Secara rinci
deprivation trap terdiri dari lima
unsur :
1. kemiskinan itu sendiri
2. kelemahan fisik
3. keterasingan
4. kerentanan dan
5. ketidakberdayaan.
Kelima unsur ini sering kali
saling berkaitan satu sama lain
sehingga merupakan perangkap
kemiskinan yang benar - benar
berbahaya dan mematikan peluang
hidup orang atau keluarga miskin.
2. Jaringan Sosial
Jaringan sosial merupakan
hubungan-hubungan yang
tercipta antar banyak individu
dalam suatu kelompok ataupun
antar suatu kelompok dengan
kelompok lainnya.Hubungan-
hubungan yang terjadi bisa
dalam bentuk yang formal
maupun bentuk
informal.Hubungan sosial
adalah gambaran atau
cerminan dari kerjasama dan
koordinasi antar warga yang
didasari oleh ikatan sosial
10
yang aktif dan bersifat
resiprosikal (Damsar,
2002:157).
Modal sosial dapat
didefinisikan sebagai
serangkaian nilai dan norma
informal yang dimilki bersama
diantara para anggota suatu
kelompok masyarakat yang
memungkinkan terjadinya
kerjasama diantara mereka
(Francis Fukuyama, 2002).
Menurut Hasbullah 2006,
unsur-unsur pokok modal
sosial adalah :
a. Partisipasi dalam suatu
jaringan yaitu kemampuan
orang atau individu atau
anggota-anggota
komunitas untuk
melibatkan diri dalam
suatu jaringan hubungan
sosial merupakan salah
satu kunci keberhasilan
untuk membangun modal
sosial. Manusia
mempunyai kebebasan
untuk bersikap, berperilaku
dan menentukan dirinya
sendiri dengan kekuatan
yang dimilikinya. Pada
saat seseorang meleburkan
diri dalam jaringan sosial
dan menyinergiskan
kekuatannya maka secara
langsung maupun tidak, ia
telah menambahkan
kekuatan ke dalam jaringan
tersebut. Sebaliknya,
dengan menjadi bagian
aktif dalam suatu jaringan,
seseorang akan
memperoleh kekuatan
tambahan dari jaringan
tersebut.
11
b. Hubungan Timbal Balik
(Reciprocity) Modal sosial
selalu diwarnai oleh
kecenderungan saling
bertukar kebaikan di antara
individu-individu yang
menjadi bagian atau
anggota jaringan.
Hubungan timbal balik ini
juga dapat diasumsikan
sebagai saling melengkapi
dan saling mendukung satu
sama lain. Modal sosial
tidak hanya didapati pada
kelompok-kelompok
masyarakat yang sudah
maju atau mapan. Dalam
kelompok-kelompok yang
menyandang masalah
sosial sekalipun, modal
sosial merupakan salah
satu modal yang membuat
mereka menjadi kuat dan
dapat melangsungkan
hidupnya.
c. Rasa Percaya (Trust)
mengatakan bahwa “rasa
percaya adalah suatu
bentuk keinginan untuk
mengambil resiko dalam
hubungan-hubungan sosial
yang didasari perasaan
yakin bahwa orang lain
akan melakukan sesuatu
seperti yang diharapkan
dan akan selalu bertindak
dalam suatu pola yang
saling mendukung”. Rasa
percaya menjadi pilar
kekuatan dalam modal
sosial. Seseorang akan mau
melakukan apa saja untuk
orang lain kalau ia yakin
bahwa orang tersebut akan
membawanya ke arah yang
lebih baik atau ke arah
12
yang ia inginkan. Rasa
percaya dapat membuat
orang bertindak
sebagaimana yang
diarahkan oleh orang lain
karena ia meyakini bahwa
tindakan yang disarankan
orang lain tersebut
merupakan salah satu
bentuk pembuktian
kepercayaan yang
diberikan kepadanya. Rasa
percaya tidak muncul tiba-
tiba. Keyakinan pada diri
seseorang atau sekelompok
orang muncul dari kondisi
terus menerus yang
berlangsung secara
alamiah ataupun buatan
(dikondisikan). Rasa
percaya bisa diwariskan
tetapi harus dipelihara dan
dikembangkan karena rasa
percaya bukan merupakan
suatu hal yang absolut
(Hasbullah, 2006 : 11).
d. Norma Sosial merupakan
seperangkat aturan tertulis
dan tidak tertulis yang
disepakati oleh anggota-
anggota suatu komunitas
untuk mengontrol tingkah
laku semua anggota dalam
komunitas tersebut. Norma
sosial berlaku kolektif.
Norma sosial dalam suatu
komunitas bisa saja sama
dengan norma sosial di
komunitas lain tetapi tidak
semua bentuk perwujudan
atau tindakan norma sosial
bisa digeneralisir. Norma
sosial mempunyai
konsekuensi. Ketidaktaatan
terhadap norma atau
perilaku yang tidak sesuai
13
dengan norma-norma yang
berlaku menyebabkan
seseorang dikenai sanksi.
Bentuk sanksi terhadap
pelanggaran norma dapat
berupa tindakan
(hukuman) dan bisa berupa
sanksi sosial yang lebih
sering ditunjukkan dalam
bentuk sikap, seperti
penolakan atau tidak
melibatkan seseorang yang
melanggar norma, untuk
terlibat dalam kegiatan-
kegiatan komunitas.
e. Nilai-nilai adalah suatu ide
yang dianggap benar dan
penting oleh anggota
komunitas dan diwariskan
secara turun temurun”.
Nilai-nilai tersebut antara
lain mengenai etos kerja
(kerja keras), harmoni
(keselarasan), kompetisi
dan prestasi. Selain sebagai
ide, nilai-nilai juga
menjadi motor penggerak
bagi anggota-anggota
komunitas. Nilai-nilai
kesetiakawanan adalah ide
yang menggerakkan
anggota komunitas untuk
melakukan kegiatan secara
bersama-sama. Pada
banyak komunitas, nilai
prestasi merupakan tenaga
pendorong yang
menguatkan anggotanya
untuk bekerja lebih keras
guna mencapai hasil yang
membanggakan
(Hasbullah, 2006 : 14).
14
G. GAMBARAN UMUM LOKASI
PENELITIAN
1. Sekilas Tentang Desa Air
Biru
Air Biru merupakan salah satu
desa yang ada di kecamatan
Jemaja, Kabupaten Kepulauan
Anambas, provinsi Kepulauan
Riau, Indonesia. Desa Air Biru
merupakan sebuah desa yang
berada dekat dengan laut, sehingga
sebagaian besar masyarakat desa
Air Biru bekerja sebagai
nelayan.Desa Air Biru terbagi
menjadi 4 Rukun Tetangga (RT)
serta 2 Rukun Warga (RW ) dari
pembagian tersebut dapat
dikatakan bahwa Desa Air Biru
merupakan sebuah desa yang tidak
begitu luas dan tidak begitu
banyak penduduk.
Desa Air Biru sebagian besar
adalah Suku Melayu serta bahasa
yang di gunakan sehari-hari adalah
bahasa Melayu. Dilihat dari
kehidupan sosial masyarakat desa
Air Biru masih menjunjung tinggi
rasa solidaritas.Adapun jarak desa
Air Biru dari pusat pemerintahan
kecamatan bisa diperkirakan
mencapai 9.78 KM, jarak dari
ibukota kabupaten mencapai 67.
14 KM.
Dapat dikatakan bahwa didesa
Air Biru masyarakat hidup dengan
berbagai tingkatan
ekonomi.Dalam memberdayakan
masyarakat yang berada ditingkat
ekonomi kebawah pemerintah
telah memberikan berbagai
bantuan khususnya bantuan
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH
). Bantuan RTLH tersebut
diberikan kepada masyarakat yang
15
benar benar memenuhi criteria
dari pemerintah Kabupaten
Anambas.
Dilihat dari posisi rumah
penduduk desa Air Biru
memanjang mengikuti jalan lintas
desa.Antara rumah yang satu
dengan rumah yang lainya, di
pisahkan oleh gang kecil yang
berjarak antara 1 - 2 meter.Gang
kecil yang memisahkan rumah
penduduk yang satu dengan yang
lainnya, digunakan penduduk
sebagai jalan menuju rumah -
rumah penduduk yang ada di Desa
Air Biru.Jumlah bangunan rumah
warga yang terdapat di Desa Air
Biru mencapai 106 unit.
Jenis rumah pada masyarakat
desa Air Biru ada terdapat
perbedaan antara rumah
masyarakat yang berekonomi
kebawah, menengah dan
atas.Mayoritas jenis rumah
penduduk yang berada pada
ekonomi kebawah adalah rumah
yang terbuat dari kayu, sedangkan
ekonomi menengah berjenis semi
permanen, untuk rumah
masyarakat yang ekonomi atas
rumahya tembok.
H. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Informan
Dalam penelitian ini, informan
yang dipilih adalah masyarakat
yang bekerja sebagai petani dan
nelayan yang pendapatannya Rp.
1.500.000,- Rp. 2.000.000,-
mempunyai rumah tidak layak
huni yang merupakan penerima
RTLH, namun tidak mendapatkan
bantuan tersebut, masyarakat yang
namanya pernahdidata sebagai
masyarakat miskin tetapi tidak
mendapatkan bantuan, serta
16
masyarakat status
kependudukannya asli desa Air
Biru.
2. Salah Sasaran Dalam
Penerimaan Program
Bantuan Rumah Tidak
Layak Huni (Rtlh) Di Desa
Air Biru Kecamatan Jemaja
Kabupaten Anambas
Dalam hal ini khususnya didesa
Air Biru Kecamatan Jemaja,
Kabupaten Anambas terdapat
masyarakat miskin yang harus
diberdayakan.Salah satu program
yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Anambas dalam
mengentas kemiskinan yaitu
melalui bantuan rumah tidak layak
huni menjadi rumah yang layak
huni.Bantuan Rumah Tidak Layak
Huni adalah bantuan yang
ditujukan rumah yang sudah tidak
layak lagi untuk ditempati karena
sudah terlalu banyak kerusakan
pada rumah tersebut.
Pada tahun 2015 perencanaan
mengenai bantuan RTLH kepada
masyarakat Kabupaten Anambas
khususnya pada masyarakat yang
tinggal didesa Air Biru telah
dilakukan pendataan, nama nama
yang terdaftar tersebut berjumlah
50 KK yang memang tergolong
kepada masyarakatyang berhak
menerima bantuan RTLH.
Namun ketika bantuan RTLH
tersebut keluar yaitu pada tahun
2016 nama dari masyarakat
terdata sebagai masyarakat
miskin tersebut tidak
mendapatkannya dan digantikan
oleh nama masyarakat lain yang
merupakan masyarakat mampu
yang tidak memenuhi dari
indikator penerima RTLH
diantaranya masyarakat yang
17
perpendapatan diatas Rp.
5.000.000,-yang tergolong
kepada keluarga mampu serta
masyarakat yang memiliki rumah
tembok atau semi permanen yang
masih sangat layak huni.
Hal tersebut menunjukan
bahwa telah terjadi salah sasaran
dalam penerimaan bantuan RTLH
didesa Air Biru Kecamatan
Jemaja Kabupaten
Anambas.Secara umum salah
sasaran dapat diartikan tidak tepat
sasaran, dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa penerimaan
bantuan RTLH didesa Air Biru
tidak diberikan tepat pada orang
yang benar benar berhak
menerimanya.
2. FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA SALAH
SASARAN DALAM
PENERIMAAN RTLH
Adapun faktor penyebab
tersebut dapat dilihat dari
pembahasan dibawah ini:
a. Masyarakat Tidak Pernah
Melibatkan Diri Dalam
Jaringan Sosial
Jaringan sosial
merupakan bentuk dari
modal sosial. Jaringan sosial
yakni sekelompok orang
yang dihubungkan oleh
perasaan simpati dan
kewajiban serta oleh norma
pertukaran dan civic
engagement. Jaringan ini
bisa dibentuk karena berasal
dari daerah yang sama,
kesamaan kepercayaan
politik atau agama,
hubungan genealogis, dll.
Jaringan sosial tersebut
diorganisasikan menjadi
sebuah institusi yang
18
memberikan perlakuan
khusus terhadap mereka
yang dibentuk oleh jaringan
untuk mendapatkan modal
sosial dari jaringan tersebut
(Pratikno dkk: 2008).
Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa ketika
masyarakat kurang terlibat
dalam jaringan sosial, maka
untuk mendapatkan bantuan
khususnya dalam
penerimaan RTLH semakin
menipis, karena masyarakat
yang tidak aktif dalam
jaringan sosial tidak akan
diberikan perhatian khusus
oleh pemerintah desa,
sehingga dengan
gampangnya namanya yang
telah terdaftar sebagai
peneriman bantuan RTLH
digantikan dengan nama
yang seharusnya tidak
berhak mendapatkan bantuan
tersebut.
Secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa masyarakat
yang tidak pernah
melibatkan diri dalam
jaringan sosial didesa Air
Biru yaitu dilihat dari tidak
pernah ikut gotong royong,
lebih mementingkan
kepentingan individual yaitu
mementingkan pekerjaan
dari pada ikut kegiatan
kemasyarakatan, ada rapat
tidak pernah ikut, kurang
berbaur dengan masyarakat
sehingga untuk mendapatkan
bantuan RTLH tersebut juga
sangat tipis, karena tidak
memiliki kekuatan yang
tambahan yang medukung
19
untuk mendapatkan bantuan
RTLH tersebut.
b. Pemerintah Lebih
Memperhatikan
Masyarakat Yang
Memiliki Hubungan Yang
Dekat
Cohen dan Prusak (2001)
mengatakan bahwa modal
sosial sebagai stok dan
hubungan yang aktif
antarmasyarakat.Setiap pola
hubungan yang terjadi diikat
oleh kepercayaan (trust),
salingpengertian (mutual
understanding), dan nilai-nilai
bersama (shared value) yang
mengikat anggota kelompok
untuk membuat kemungkinan
aksi bersama dapat dilakukan
secara efisien dan efektif.
Dalam hal kepercayanaan
dalam hubungan yang terjalin
menjadi suatu kekuatan untuk
mendapatkan bantuan, dimana
pemerintah memiliki
kepercayaan dengan
masyarakat yang dibantunya
maka akan mempermudah bagi
masyarakat untuk
mendapatkan bantuan, serta
dengan hubungan yang terjalin
akan menimbulkan sebuah
pengertian dan rasa simpati,
serta nilai kebersamaan yang
mengikat sehingga mudah
untuk saling berbagi khususya
dalam penerimaan bantuan
RTLH.
Dari penjalasan yang
disampaikanoleh informan
penelitian diatas dapat
dikatakan bahwa pemerintah
lebih memperhatikan
masyarakat yang memiliki
hubungan dekat yang dilihat
20
dari pemerintah membantu
pihak keluarga, membantu
orang yang pernah berjasa,
serta orang yang selalu aktif
dalam kegiatan sosial, hal
tersebut menujukan sebuah
hubungan timbal balik yang
diberikan oleh pemerintah
untuk untuk masyarakat.
c. Masyarakat Tidak
Memiliki Rasa Percaya
Untuk Menuntut Hak
Bentuk kepercayaan (trust)
yang dimiliki setiap individu
tidak hanya terdapat dalam
kesamaan kepercayaan dalam
suatu jaringan sosial saja,
tetapi kepercayaan akan diri
sendiri merupakan suatu wujud
dari kepercayaan (trust) dalam
modal sosial ( Rakhmania,
2003:58).
Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa masyarakat
desa Air Biru yang seharusnya
mendapatkan bantuan RTLH
karena terdaftar sebagai
masyarakat miskin tidak
memiliki kepercayaan dalam
menuntut hak mereka, rasa
percaya terus tidak muncul
karena mereka tidak bisa
berbuat apa apa, sehingga
menimbulkan sikap diam, serta
memang menyadari kalau
mereka salah. dalam hal ini
menyadari kesalahan sebagai
wujud dari penyadaran
kesalahan karena mereka tidak
pernah ikut serta dalam
kegiatan sosial masyarakat.
Selain itu masyarakat juga
menyadari bahwa tidak ada
yang akan membantu dalam
menuntut hal mereka.
21
d. Tidak Adanya Sanksi
Yang Diterapkan Apabila
Timbul Kecurangan
Dalam Pemberian
Bantuan
Bagi Putnam, (John Field
2005:56) Salah satu bagian
dari modal sosial adalah norma
yang mampu mendorong
partisipasi bertindak bersama
secara lebih efektif untuk
mencapai tujuan-tujuan
bersama. Dalam hal ini norma
lebih berkaitan dengan aturan,
ketika sebuah aturan yaitu
nama nama sebagai
masyarakat miskin yang
seharunsya menerima bantuan
RTLH, namun pada
kenyataannya tidak
mendapatkan bantuan tersebut
sudah merupakan sebuah
pelanggaran dari aturan.
Secara Umum apabila aturan
dilanggar maka harus ada
sanksi, dalam hal ini tidak
adanya sanksi yang diterapkan
apabila timbul kecurangan
dalam pemberian bantuan
membuat salah sasaran bisa
terjadi.Tidak adanya sanksi
tersebut dibuktikan dengan
bahwa pemerintah dan
masyarakat bersikap biasa
saja, masyarakat bersikap
kalau memang hal tersebut
sudah biasa terjadi.
e. Aparat Desa
Mengabaikan Nilai
Penting Dalam
Masyarakat
Modal sosial dapat
dikatakan sebagai serangkaian
nilai yang dimiliki bersama
diantara para anggota suatu
kelompok masyarakat yang
22
memungkinkan terjadinya
kerjasama diantara mereka
(Francis Fukuyama, 2002).
Dalam hal ini ketika
pemerintah tidak menerapkan
nilai nilai seperti yang
diungkapkan oleh informan
yaitu nilai keadilan tidak
diberlakukan, adanya nilai
pilih kasih, nilai dari
pemerintah yang tidak
mementing perasaan
masyarakat yang namanya
terdaftar sebagai masyarakat
miskin namun tidak
mendapatkan bantuan tersebut
membuat suatu jaringan
tersebut tidak dapat berfungsi
dengan baik, karena tidak
adanya kerja sama antara
pemerintah dengan
masyarakat desa, untuk
memeperjuangkan nama
nama masyarakat yang
seharusnya mendapatkan
bantuan tersebut, dan hal
tersebut merupakan salah satu
penyebab dari salah sasaran
dalam penerimaan bantuan
RTLH yang terjadi pada
masyarakat desa Air Biru.
23
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 4. 6
Penyebab Salah Sasaran Dalam Penerimaan Bantuan RTLH Di Desa Air
Biru Kecamatan Jemaja Kabupaten Anambas
No Penyebab Alasan
1. Masyarakat Tidak Pernah
Melibatkan Diri Dalam
Jaringan Sosial
Masyarakat yang namanya terdaftar sebagai masyarakat miskin namun tidak
mendapatkan bantuan hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak pernah ikut
gotong royong, lebih mementingkan kepentingan individual yaitu
mementingkan pekerjaan dari pada ikut kegiatan kemasyarakatan, ada rapat
tidak pernah ikut, kurang berbaur dengan masyarakat sehingga untuk
mendapatkan bantuan RTLH tersebut juga sangat tipis, karena tidak
memiliki kekuatan yang tambahan yang medukung untuk mendapatkan
bantuan RTLH tersebut
2. Aparat Desa Lebih
Memperhatikan
Masyarakat Yang Memiliki
Hubungan Yang Dekat
Pemerintah lebih memperhatikan masyarakat yang memiliki hubungan
dekat yang dilihat dari pemerintah membantu pihak keluarga, membantu
orang yang pernah berjasa, serta orang yang selalu aktif dalam kegiatan
sosial, hal tersebut menujukan sebuah hubungan timbal balik yang diberikan
oleh pemerintah untuk untuk masyarakat
3. Masyarakat Tidak
Memiliki Rasa Percaya
Untuk Menuntut Hak
Masyarakat desa Air Biru yang seharusnya mendapatkan bantuan RTLH
tidak percaya diri dalam menuntut hak, karena masyarakat merasa bahwa
mereka rakyat kecil sehingga tidak bisa berbuat apa apa, dari hal tersebut
menimbulkan sikap diam, serta memang menyadari kalau mereka
mempunyai kesalahan karena tidak pernah ikut serta dalam kegiatan sosial
masyarakat. Selain itu masyarakat juga menyadari bahwa tidak ada yang
akan membantu dalam menuntut hak mereka.
4. Tidak Adanya Sanksi Yang
Diterapkan Apabila Timbul
Kecurangan Dalam
Pemberian Bantuan
Dalam hal ini tidak adanya sanksi yang diterapkan apabila timbul
kecurangan dalam pemberian bantuan membuat salah sasaran bisa terjadi.
Tidak adanya sanksi tersebut dibuktikan dengan pemerintah dan masyarakat
selalu diam ketika bantaun yang diberikan oleh aparat desa tidak diberikan
kepada masyarakat yang benar benar membutuhkan, Hal tersebut membuat
masyarakat menilai bahwa salah sasaran memang sudah biasa terjadi.
5. Aparat Desa Mengabaikan
Nilai Penting Dalam
Masyarakat
Pemerintah tidak merapkan nilai keadilan, adanya nilai pilih kasih seperti
lebih mementingkan masyarakat yang mempunyai hubungan dekat seperti
kerabat, orang yang pernah berjasa seperti mantan aparat desa serta
masyarakat yang sering ikut dalam kegiatan sosial, nilai dari aparat yang
tidak mementing perasaan masyarakat yang namanya terdaftar sebagai
masyarakat miskin namun tidak mendapatkan bantuan RTLH.
Sumber : Data Primer Tahun 2017
24
I. PENUTUP
2. KESIMPULAN
Dalam penelitian ini yang
ingin dilihat oleh peneliti yaitu
faktor penyebab dari salah
sasaran tersebut terjadi,
berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adapun
faktor penyebab dari salah
sasaran dalam penerimaan
bantuan RTLH yang terjadi
didesa Air Biru yaitu sebagai
berikut Pertama, masyarakat
tidak pernah melibatkan diri
dalam jaringan sosial, Kedua,
aparat desa lebih memperhatikan
masyarakat yang memiliki
hubungan yang dekat dengan
alasan dilihat dari aparat desa
membantu pihak keluarga,
membantu orang yang pernah
berjasa, serta orang yang selalu
aktif dalam kegiatan sosial, hal
tersebut menujukkan sebuah
hubungan timbal balik yang
diberikan oleh aparat desa untuk
masyarakat. Ketiga, masyarakat
tidak memiliki rasa percaya
untuk menuntut hak. Keempat,
tidak adanya sanksi yang
diterapkan apabila timbul
kecurangan dalam pemberian.
Kelima, aparat desa mengabaikan
nilai keadilan,
3. SARAN
Adapun saran yang dapat peneliti
berikan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Bantuan dari pemerintah
untuk warga miskin memang
merupakan hak dari setiap
warga yang berhak
menerimanya, untuk itu
masayarakat tidak mampu
harus memiliki kekuatan
untuk menuntut hak mereka
25
tersebut, cara yang bisa
dilakukan yaitu dengan
membentuk kelompok, agar
lebih memiliki kekuatan
untuk melakukan perlawanan.
2. Aparat desa juga harus
bersikap seadil mungkin
dalam menseleksi siapa saja
yang berhak menerima
bantuna dan tidak berhak
menerima bantuan tersebut
3. Pemerintah pusat juga harus
memiliki perwakilan untuk
turun langsung dalam
mengecek kondisi
masyarakat supaya tidak
terjadi pemalsuan data, yang
menyebabkan masyarakat
mampu bisa mendapatkan
bantuan tersebut.
26
DAFTAR PUSTAKA
Cohen, S., Prusak L. 2001. In Good
Company: How Social Capital
Makes Organization Work.
London: Harvard Business
Pres. (Ditejemahkan Oleh Tim
Penerjemah)
Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Field, John, 2005. Modal Sosial,
Medan : Bina Media Perintis
Hasbullah J. 2006. Social Capital :
Menuju Keunggulan Budaya
Manusia Indonesia. Jakarta:
MR-United Press Jakarta.
Fukuyama, Francis. 2002. Trust
Kebajikan Sosial dan
Penciptaan Kemakmuran.
Yogyakarta: Penerbit Qalam.
Hasbullah,
Maryadi, dkk. 2010. Pedoman
Penulisan Skripsi FKIP.
Surakarta: Surakarta :
Universitas. Muhammadiyah
Pratikno, dkk, 2001, Penyusunan
Konsep Perumusan
Pengembangan Kebijakan
Pelestarian Nilai- Nilai
Kemasyarakatan (Social
Capital) untuk Integrasi
Sosial, Yogyakarta : Tim
Penulis Fisipol UGM
Silalahi Ulber, 2010. Metode
Penelitian Sosial. Bandung
PT.Revika Aditama
Suyanto, Bagong 2008. Kemiskinan
dan Kesenjangan Sosial:
Ketika Pembangunan Tidak
Berpihak Kepada Rakyat
Miskin. Surabaya: Airlangga
University Press
Suryawati. 2004. Teori Ekonomi
Mikro. Yogyakarta : UPP.
AMP YKPN.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta
.
Syafi'ie, 2006. Kepemimpinan
Pemerintahan Indonesia,
Bandung : Refika. Aditama
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi
Penelitian Sosial dan
Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Jurnal :
Rakhmania, Yunita. 2003. Ikatan
Etnisitas, Jaringan Sosial,
Dan Perkembangan Bisnis.
Komunitas: Jurnal Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Negeri Jakarta.