KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM...

25
KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KOTA TANJUNGPINANG (Studi Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Gedung Kantor Pemerintahan) NASKAH PUBLIKASI Oleh MITA PARAWANI PRATIWI NIM. 110565201083 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Transcript of KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM...

Page 1: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KOTA TANJUNGPINANG

(Studi Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Gedung Kantor

Pemerintahan)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

MITA PARAWANI PRATIWI

NIM. 110565201083

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

1

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KOTA TANJUNGPINANG

(Studi Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Gedung Kantor

Pemerintahan)

Mita Parawani Pratiwi

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH

ABSTRAK

Perencanaan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek

penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur

juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan

ekonomi. Secara keseluruhan di Kota Tanjungpinang, infrastruktur meruapakan

prioritas utama yang harus dikerjakan pemerintah. Lantaran, permasalahan

infrastruktur ini menjadi permasalahan bagi daerah untuk meningkatkan investasi

dan ekonomi di daerah.

Dengan dilakukannya penelitian mengenai kebijakan Pemerintah Kota

Tanjungpinang dalam perencanaan pembangunan infrastruktur ini diharapkan

dapat memberikan gambaran bagaimana pelaksanaan perencanaan pembangunan

daerah terkait infrastruktur gedung pemerintahan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat digambarkan

bahwasanya Pemerintah Kota Tanjungpinang telah melaksanakan perencanaan

pembangunan Gedung Lima Lantai yang di tujukan untuk beberapa dinas atau

instansi yang masih menyewa di ruko. Pembangunan Gedung Lima Lantai

tersebut merupakan perencanaan pembangunan jangka menengah yang saat ini

dilanjutkan dengan nama proyek Pembangunan Lanjutan Gedung Lima Lantai

(Gedung B).

Pembangunan infrastruktur memang tengah digencarkan oleh Pemerintah

Kota Tanjungpinang, demi pelayanan yang maksimal yang dapat diberikan

kepada masyarakat. Dan terkait pembangunan Gedung Lima Lantai yang sudah

lama terbengkalai, penulis berharap dapat disegerakan sehingga beberapa dinas

dan instansi dapat menempati gedung tersebut dan tidak lagi menyewa di ruko.

Kata kunci: perencanaan pembangunan, kebijakan

Page 3: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

2

ABSTRACT

Planning of infrastructure development is one of the important and vital

aspect to accelerated the process of national development. Infrastructure also

plays an important role as one of the cogs of economic growth. Overall, in

Tanjungpinang, infrastructure is a main priority that must be done by the

government. Meanwhile, the development of this infrastructure becoming an issue

to increase investment and regional economic.

By doing research on Tanjungpinang City Government Policies, in the

planning of infrastructure development expected to provide an overview of how

the implementation of regional development plans related to infrastructure

government buildings.

Based on the research that has been done, can be describes that

Tanjungpinang City Government has been implementing the planning of five-

floors building in addressed to several departments or agencies that are still

renting the vacant building. The development of five-floors building is a medium-

term development plan that is continued as Development of Five-Floors Building

(Building B).

The infrastructure development is indeed intensified by the Tanjungpinang

City, for maximum service that can be provided to the public. Including the

development of five-floors building that has been long abandoned, the writer

hoping the development to be expedite so that several departments and agencies

can occupy the building and no longer renting the vacant building.

Keywords: Planning of development, Policy

Page 4: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

3

A. LATAR BELAKANG

Pemerintah merupakan pihak yang paling penting dan berperan sebagai

penggerak dalam pembangunan, yaitu melalui perencanaan pembangunan.

Perencanaan pembangunan adalah suatu usaha pemerintah untuk

mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi dalam jangka panjang untuk

mempengaruhi secara langsung serta mengendalikan pertumbuhan variabel-

variabel ekonomi yang penting. Perencanaan pembangunan yang ditujukan untuk

mencapai setiap sasaran dan tujuan pembangunan pada dasarnya disusun oleh

pemerintah melalui badan perencanaan.

Sejak digulirkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah, yang menyatakan Pemerintahan Daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan

perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Sistem perencanaan pembangunan di Indonesia

adalah bersifat Bottom-Up, yaitu sistem perencanaan yang berasal dari bawah

(masyarakat, daerah) ke atas (pemerintah) sehingga perencanaan diserahkan

kepada pemerintah daerah bersama-sama dengan masyarakat daerah. Akan tetapi

perencanaan tersebut harus tetap selaras dengan program dan tujuan pembangunan

nasional. Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan daerah ini disusun

perencanaan pembangunan daerah sebagai suatu bentuk kesatuan sistem

Page 5: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

4

perencanaan nasional yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (Bappeda).

Perencanaan Pembangunan Daerah mestilah di sokong dengan

implementasi pemerintahan daerah yang merata dan berkesinambungan dengan

arah pembangunan yang terencana dengan baik dan dinamis, tentunya juga tugas

pokok dan fungsi lembaga Bappeda mestilah konsisten dengan komitmen

terhadap apa yang diamanatkan oleh peraturan perundang–undangan yang

berlaku, serta sangat dipengaruhi adanya peran serta masyarakat maupun

unsurunsur dalam masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung

terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Hal ini jelas di atur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menjelaskan bahwa tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam

jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara pemerintah di pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat.

Dalam implementasi perencanaan daerah, ternyata banyak masalah muncul.

Permasalahan lain yang seringkali muncul di lapangan adalah Program

Pembangunan Nasional (Propenas) dan Program Pembangunan Daerah (Propeda)

bukanlah rencana yang kontinu sebab hanya dipersiapkan lima tahun sekali.

Seperti halnya dengan Pola Dasar Pembangunan Daerah (Poldas), perencanaan

tersebut tidak menjelaskan output dan hasil serta tidak berhubungan dengan

anggaran, kendati definisinya secara umum sebagai program pembangunan.

Masih belum terdapat kejelasan mengenai bagaimana dan kapan perencanaan

Page 6: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

5

topdown dan bottom-up terintegrasi. Begitu juga siapa yang bertanggung jawab

untuk memastikan integrasi atau apa yang terjadi jika daerah otonom memutuskan

untuk mengabaikan propenas. Perencanaan di lapangan menunjukan kesenjangan

yang besar dalam memperhitungkan kemampuan finansial. Hanya perencanaan

daerah tahunan yang memasukkan kemampuan fiskal tersebut. Perencanaan

tersebut terlalu memfokuskan diri pada anggaran dan proyek pembangunan

daripada memandang anggaran secara keseluruhan.

Berbicara mengenia pembangunan, pembangunan infrastruktur merupakan

salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan

nasional. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda

penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan pertumbuhan

ekonomi suatu negara tidak dapat pisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti

transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Oleh karena itu, pembangunan

sektor ini menjadi fondasi dari pembangunan ekonomi selanjutnya.

Belanja infrastruktur di daerah juga dapat dikatakan sangat kecil,

walaupun sejak dilakukannya desentralisasi/otonomi daerah, pengeluaran

pemerintah daerah untuk infrastruktur meningkat, sementara pengeluaran

pemerintah pusat untuk infrastruktur mengalami penurunan yang drastis. Ini

merupakan suatu persoalan serius, karena walaupun pemerintah pusat

meningkatkan porsi pengeluarannya untuk pembangunan infrastruktur, sementara

pemerintah daerah tidak menambah pengeluaran mereka untuk pembangunan

infrastruktur di daerah masing-masing, maka akan terjadi kepincangan

pembangunan infrastruktur antara tingkat nasional dan daerah, yang akhirnya

Page 7: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

6

akan menghambat kelancaran investasi dan pembangunan ekonomi antar wilayah

di dalam negeri.

Pembangunan infrastruktur merupakan pembangunan yang penting, karena

ketersediaan infrastruktur merupakan penopang ekonomi daerah maupun nasional.

Secara keseluruhan di Kota Tanjungpinang, infrastruktur meruapakan prioritas

utama yang harus dikerjakan pemerintah. Lantaran, permasalahan infrastruktur ini

menjadi permasalahan bagi daerah untuk meningkatkan investasi dan ekonomi di

daerah.

Otonomi daerah yang bertujuan kepada kemandirian dan pembanguan

daerah berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

telah diselenggarakan di Kota Tanjungpinang. Berkaitan dengan hal tersebut,

maka Pemerintahan Kota Tanjungpinang membentuk Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (selanjutnya disebut Bappeda) agar dapat membantu

Pemerintah Daerah dalam merencanakan pembangunan di Kota Tanjungpinang.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bappeda Kota Tanjungpinang

memiliki peran yang strategis dalam perencanaan pembangunan. Dimana

perencanaan pembangunan tersebut, Kota Tanjungpinang harus berbenah lebih

baik sebagai Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau.

Khususnya dalam perencanaan pembangunan infrastuktur pemerintahan,

Pemerintah Kota harus mempersiapkan perencanaan yang baik sebagai pusat

pemerintahan. Senggarang yang dipusatkan menjadi pusat pemerintahan Kota

Tanjungpinang hingga saat ini masih belum tampak hasilnya. Perencanaan yang

Page 8: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

7

sudah direncanakan sudah seharusnya memiliki target kapan akan selesai. Bukan

hanya sekedar berencana tetapi tidak ada pembangunannya.

Dari fenomena diatas dapat kita lihat beberapa gejala-gejala yang terjadi

seperti:

1. Kurangnya infrastruktur gedung pemerintahan, sehingga masih banyak

dinas dan badan yang menyewa ruko sebagai kantornya. Hal ini

diperkuat lagi dengan adanya satu gedung di isi oleh dua instansi

pemerintah, sehingga membuat pelayanan kepada masyarakat menjadi

kurang maksimal.

2. Belum selesainya pembangunan infrastruktur pemerintahan di pusat

pemerintahan Kota Tanjungpinang, Senggarang. Pembangunan

Gedung 5 Lantai yang di rencanakan dari tahun 2010, ternyata hingga

sekarang masih belum selesai. Hal ini membuat peneliti ingin

menggali lebih dalam lagi dimana letak permasalahannya.

Berkaitan dengan hal tersebut maka, penulis tertarik untuk menulis skripsi

dengan judul ”Kebijakan Pemerintah Kota Tanjungpinang Dalam Perencanaan

Pembangunan Di Kota Tanjungpinang (Studi Perencanaan Pembangunan

Infrastruktur Gedung Kantor Pemerintahan).”

B. KERANGKA TEORI

1. Pengertian Kebijakan

Carl J Federick sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008: 7)

mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan

Page 9: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

8

seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana

terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan

terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai

tujuan tertentu. Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan

perilaku yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari

definisi kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukan apa yang

sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam beberapa kegiatan

pada suatu masalah.

James E Anderson sebagaimana dikutip Islamy (2009: 17)

mengungkapkan bahwa kebijakan adalah “a purposive course of action followed

by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of concern”

(Serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan

dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan

suatu masalah tertentu). Konsep kebijakan yang ditawarkan oleh Anderson ini

menurut Budi Winarno (2007: 18) dianggap lebih tepat karena memusatkan

perhatian pada apa yang sebenarnya dilakukan dan bukan pada apa yang

diusulkan atau dimaksudkan. Selain itu konsep ini juga membedakan secara tegas

antara kebijakan (policy) dengan keputusan (decision) yang mengandung arti

pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada.

Menurut Suharno (2010: 31) kerangka kebijakan publik akan ditentukan

oleh beberapa variabel dibawah ini, yaitu:

a) Tujuan yang akan dicapai, hal ini mencakup kompleksitas tujuan yang

akan dicapai. Apabila tujuan kebijakan semakin kompleks, maka semakin

Page 10: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

9

sulit mencapai kinerja kebijakan. Sebaliknya, apabila tujuan kebijakan

semakin sederhana, maka untuk mencapainya juga semakin mudah.

b) Prefensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan. Suatu kabijakan

yang mengandung berbagai variasi nilai akan jauh lebih sulit untuk dicapai

dibanding dengan suatu kebijakan yang hanya mengejar satu nilai.

c) Sumber daya yang mendukung kebijakan. Kinerja suatu kebijakan akan

ditentukan oleh sumber daya finansial, material, dan infrastruktur lainnya.

d) Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan. Kualitas dari

suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh kualitas aktor kebijakan yang

terlibat dalam proses penetapan kebijakan. Kualitas tersebut ditentukan

oleh tingkat pendidikan, kompetensi dalam bidangnya, pengalaman kerja

dan integritas moralnya.

e) Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan

sebagainya. Kinerja dari suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh konteks

sosial, ekonomi, maupun politik tempat kebijakan tersebut

diimplementasikan.

f) Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi yang digunakan

untuk mengimplementasikan suatu kebijakan akan mempengaruhi kinerja

suatu kebijakan. Stretegi yang digunakan dapat bersifat top/down approach

atau bottom approach, otoriter atau demokratis (Suharno: 2010: 31)

Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut di atas maka dapat

disimpulkan bahwa kebijakan adalah tindakan-tindakan atau kegiatan yang

sengaja dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang, suatu kelompok atau

Page 11: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

10

pemerintah yang di dalamnya terdapat unsur keputusan berupa upaya pemilihan

diantara berbagai alternatif yang ada guna mencapai maksud dan tujuan tertentu.

2. Pengertian Pembangunan

Menurut Sondang P. Siagian dikutip (Adam Ibrahim dan H. Juni Pranoto,

2011:35-36) menjelaskan, bahwa pembangunan adalah: seluruh usaha yang

dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memperbaiki tata kehidupannya sebagai

suatu bangsa, dalam berbagai aspek kehidupan bangsa tersebut dalam rangka

usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya; suatu usaha atau

rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana yang dilakukan

secara sadar oleh suatu bangsa, Negara dan pemerintah menuju modernisasi dalam

rangka pembinaan bangsa.dari uraian tersebut terlihat.

Sedangkan pembangunan menurut paradigma kemandirian lokal adalah

berorienntasi pada pemenuhan kebutuhan tatanan masa kini tanpa mengorbankan

kebutuhan masa depan; berbasis pada ketersedian sumber daya yang dimiliki;

dikelola atas dasar peran serta (partisipatif) masyarakat. (Gany 2001:107)

Todaro (2000:18), menyatakan bahwa pembangunan bukan hanya

fenomena semata, namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus melampaui

sisi materi dan keuangan dari kehidupan manusia. Todaro (2000:20),

mendefinisikan pembangunan merupakan suatu proses multidimensial yang

meliputi perubahan-perubahan struktur sosial, sikap masyarakat, lembaga-

lembaga nasional, sekaligus peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan

kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan.

Page 12: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

11

Konsep dasar di atas telah melahirkan beberapa arti pembangunan yang

sekarang ini menjadi popular (Todaro, 2000:24), yaitu:

a) Capacity, hal ini menyangkut aspek kemampuan meningkatkan income

atau produktifitas.

b) Equity, hal ini menyangkut pengurangan kesenjangan antara berbagai

lapisan masyarakat dan daerah.

c) Empowerment, hal ini menyangkut pemberdayaan masyarakat agar dapat

menjadi aktif dalam memperjuangkan nasibnya dan sesamanya.

d) Suistanable, hal ini menyangkut usaha untuk menjaga kelestarian

pembangunan.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam konsep pembangunan terdapat

dua syarat yang harus dipenuhi yakni: harus ada usaha yang dilakukan oleh

masyarakat dan pemerintahnya, dilaksanakan secara sadar, terarah dan

berkesinambungan agar tujuan dari pembangunan itu dapat tercapai.

3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Pembangunan Daerah yang merupakan bagian integral dari pembangunan

regional dan nasional pada hakekatnya merupakan proses yang bersifat integratif

baik dalam tataran perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian yang

dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Untuk membangun komitmen dan keinginan bersama tentunya harus

dirumuskan kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan publik dalam kerangka

otonomi daerah dengan mempertimbangkan berbagai isu-isu yang berkembang.

Page 13: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

12

Mengingat ruang lingkupnya yang sangat luas, maka kegiatan

pembangunan daerah tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah

daerah, melainkan harus dilakukan bersama-sama dan didukung oleh seluruh

komponen masyarakat. Friedrich dalam Winarno (2012:20) mengemukakan

bahwa kebijakan merupakan suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang,

kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan

hambatan-hambatan dan peluang terhadap kebijakan yang diusulkan untuk

menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau

merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu.

Uraian di atas menjelaskan bahwa hubungan kemitraan pemerintah daerah

dengan masyarakat melalui komitmen sungguh-sungguh, merupakan kata kunci

yang sangat strategis dan harus menjadi fokus perhatian untuk memecahkan

berbagai permasalahan dalam pembangunan yang dikembangkan berdasar pada

aspek dan posisi kesejajaran yang besifat demokratis dan proposional.

Sebagai implikasi dari lahirnya UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional maka perencanaan pembangunan tidak lagi

berjalan satu arah tetapi harus memiliki muatan yang dapat memantulkan arus dua

arah yang menjadi kekuatan besar untuk mengelola daerah, khususnya dalam

mengantispasi dan mengatasi isu-isu startegis yang berkaitan dengan

perkembangan kota, baik yang bersifat internal maupun ekternal. UU Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah

mengukuhkan legitimasi formal bagi institusi perencanaan di daerah (Bappeda)

yang merupakan salah satu sarana penting untuk mewujudkan sistem perencanaan

Page 14: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

13

yang efektif dan bertanggungjawab. Hal tersebut membuat salah satu konsekuensi

logis dari dikeluarkannya Uu Nomor 25 Tahun 2004 adalah Bappeda Kota

Tanjungpinang sebagai Lembaga Teknis Daerah yang mempunyai tugas pokok

dan fungsi mengembangkan perencanaan Kota Tanjungpinang harus mampu

meningkatkan kualitas perencanaan dan memberikan warna perkembangan dan

pertumbuhan kota.

Bappeda merupakan singkatan dari Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah, dan menurut PP RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah pasal 6, dijelaskan bahwa Bappeda merupakan suatu unsur perencana

dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan bertanggung jawab

terhadap kepala daerah melalui sekretaris daerah.

C. HASIL PENELITIAN

Untuk menjawab analisis kebijakan pemerintah dalam hal pembangunan

infratruktur, penulis menggunakan teori sesuai konsep operasional yang di

kemukakan oleh Suharno (2010: 31) kerangka kebijakan publik akan ditentukan

oleh beberapa variabel dibawah ini, yaitu:

1. Tujuan yang akan dicapai

Dari perencanaan kebijakan pembangunan di Kota Tanjungpinang,

Pemerintah membuat sebuah perencanaan yang pastinya memiliki tujuan yang

akan dicapai. Dari sektor pembangunan infrastruktur, pemerintah ingin lebih

memperhatikan kondisi perkantoran yang ada di Tanjungpinang. Bapak Walikota

Tanjungpinang menjelaskan hal ini:

Page 15: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

14

“Perencanaan yang Pemerintah buat tentunya memiliki tujuan. Tujuan

pembangunan infrastruktur perkantoran, seperti Gedung Lima Lantai itu

tujuannya agar perkantoran di Tanjungpinang dapat tertata rapi, selain itu

mengurangi dinas-dinas untuk menyewa di ruko, dan dapat menghemat

anggaran pastinya.” (Wawancara tanggal 15 Mei 2016)

Berdasarkan penjelasan Bapak Walikota Tanjungpinang diatas, maka

penulis melihat bahwasanya tujuan yang akan di capai dari pembangunan

infrastruktur perkantoran adalah agar perkantoran di Tanjungpinang dapat tertata.

Dan pembangunan itu diutamakan untuk dinas-dinas yang saat ini menyewa di

ruko dan belum memiiliki kantor. Hal ini juga di tegaskan oleh Kasubid

Infrastruktur Perkotaan Sarana dan Prasarana Pemukiman Bappeda Kota

Tanjungpinang:

“Tujuan pembangunan Gedung Lima Lantai, dan gedung-gedung

perkantoran lainnya adalah untuk memenuhi kebutuhan perkantoran yang

masih kurang di Kota Tanjungpinang.” (Wawancara tanggal 3 Mei 2016)

Berdasarkan penjelasan dari kedua narasumber diatas, maka jelas dapat

penulis simpulkan bahwasanya pembangunan infrastruktur perkantoran yang di

lakukan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang tidak lain dan tidak bukan untuk

memenuhi kebutuhan perkantoran yang masih kurang di Kota Tanjungpinang.

Selain itu, hal itu juga untuk merevitalisasi kembali kantor-kantor yang telah tidak

layak pakai. Sehingga diharapkan dengan perkantoran yang baru pelayanan yang

diberikan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang juga semakin baik.

2. Prefensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan

Suatu perencanaan kota bagaimanapun kompleksnya tanpa arti sosial tak

akan bisa dilaksanakan apalagi ditingkatkan mutunya. Karena itu diperlukan

Page 16: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

15

kajian sosial yang sangat mendalam sebelum ada keputusan bersama masyarakat.

Perencanaan kota harus mampu memerankan diri sebagai suatu alat yang dapat

menyelesaikan berbagai permasalahan perkotaan secara komprehensif.

Perencanaan pembangunan infrastuktur kota secara menyeluruh tak langsung

diterapkan melalui perangkat hukum yang hanya dipakai sebagai penunjang. Dari

perencanaan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang,

pastinya telah melewati pertimbangan-pertimbangan khusus terkait perencanaan

tersebut. Dijelaskan oleh Kasubid Infrastruktur Perkotaan Sarana dan Prasarana

Pemukiman Bappeda Kota Tanjungpinang:

“Dari perencanaan pembangunan yang Pemerintah buat, pastinya telah

melewati beberapa pertimbangan dan analisis tim terlebih dahulu.”

(Wawancara tanggal 3 Mei 2016)

Ditambahkan oleh Kasubid Infrastruktur Perkotaan Sarana dan Prasarana

Pemukiman Bappeda Kota Tanjungpinang bahwasanya:

“Nilai-nilai yang dipertimbangkan dalam sebuah perencanaan itu pastinya

banyak, seperti nilai sosial budaya, nilai lokasi yang strategis, dan masih

banyak lagi pertimbangan yang lainnya.” (Wawancara tanggal 3 Mei

2016)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis dapat mengambil sebuah

kesimpulan bahwasanya dalam sebuah perencanaan di Kota Tanjungpinang,

khususnya perencanaan gedung perkantoran banyak mempertimbangkan nilai-

nilai yang menjadi dasar dalam proses sebuah perencanaan pembangunan.

3. Sumber daya yang mendukung kebijakan

Salah satu indikator keberhasilan dari kebijakan pembangunan adalah

melihat sumber daya yang tersedia. Baik itu sumber daya manusia nya maupun

Page 17: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

16

sumber daya finansialnya. Dari sumber daya tersebut, kita dapat melihat

dukungan-dukungan untuk kebijakan tersebut dapat berjalan baik atau tidak. Dan

hal ini dijelaskan oleh Walikota Tanjungpinang:

“Sumber daya itu pasti untuk mendukung sebuah kebijakan pembangunan.

Termasuk sumber daya finansial yang sempat menunda pembangunan

Gedung Lima Lantai tersebut. Dan untuk tahun ini kita lanjutkan dan akan

diselesaikan.” (Wawancara tanggal 15 Mei 2016)

Berdasarkan keterangan bapak Walikota Tanjungpinang tersebut, penulis

melihat bahwa memang kebutuhan sumber daya memang sangat diperlukan dalam

mendukung sebuah kebijakan. Baik itu sumber daya manusia nya maupun sumber

daya finansial keduanya sangat diperlukan dalam proses menunjang pembangunan

Gedung Lima Lantai tersebut.

4. Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan

Dalam proses kebijakan perencanaan pembangunan gedung perkantoran di

Kota Tanjungpinang, pastinya ada aktor-aktor yang terlibat, baik itu dari proses

perencanaan hingga proses pelaksanaan dan evaluasi kebijakannya. Walikota

Tanjungpinang mengatakan:

“Iya benar. Pastinya untuk mensukseskan sebuah program atau kebijakan

seperti pembangunan Gedung Lima Lantai tersebut, kita harus bekerja

sama antara setiap Dinas dan pihak swasta. Dari proses perencanaan

hingga selesai pembangunan semua harus di koordinasikan.” (Wawancara

tanggal 15 Mei 2016)

Berdasarkan penjelasan dari Walikota Tanjungpinang tersebut, penulis

melihat memang harus dilakukan kerjasama antara semua aktor yang terkait

dalam proses perencanaan pembangunan infrastruktur perkantoran. Hal yang

Page 18: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

17

senada juga disampaikan oleh Kasubid Infrastruktur Perkotaan Sarana dan

Prasarana Pemukiman Bappeda Kota Tanjungpinang :

“Semua pihak yang terkait perencanaan pembangunan infrastruktur

pastinya harus saling berkoordinasi agar pembangunan infrastruktur

perkantoran tersebut dapat diselesaikan sesuai target.” (Wawancara

tanggal 3 Mei 2016)

Dari kedua informasi tersebut, penulis melihat bahwasanya memang benar

adanya koordinasi antara setiap aktor yang terkait dalam pembangunan gedung

lima lantai. Mulai dari perencanaan hingga pembangunan semua harus saling

berkoordinasi termasuk pihak swasta sebagai pelaksana pembangunan juga harus

ikut berkoordinasi.

5. Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan

sebagainya

Kawasan pemerintahan dan pelayanan umum yang dikembangkan di Kota

Tanjungpinang merupakan pusat kegiatan administratif pemerintahan skala

Kecamatan Tanjungpinang dan perwakilan/cabang dinas dari pemerintahan Kota

Tanjungpinang yang bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi-fungsi

pemerintahan sebagai ibukota Provinsi dan Kota. Fungsi utamanya adalah

melayani masyarakat kota, kecamatan dan wilayah-wilayah kecamatan lain dalam

hal-hal yang bersifat administrasi pemerintahan. Hal ini juga dijelaskan oleh

Kasubid Infrastruktur Perkotaan Sarana dan Prasarana Pemukiman Bappeda Kota

Tanjungpinang:

“Sama seperti nilai yang menjadi pertimbangan, lingkungan sekitar pun

menjadi fokus kita dalam melaksanakan proses perencanaan

pembangunan.” (Wawancara tanggal 3 Mei 2016)

Page 19: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

18

Berdasarkan wawancara diatas, menurut penulis adapun orientasi lokasi

dan lingkungan dari kegiatan pembangunan perkantoran ini adalah sebagai

berikut:

- Tata lansekap lokasi yang dipadukan dengan tata bangunan dan arsitektur

bangunannya harus mampu memberikan kesan wibawa.

- Memiliki aksesibilitas tinggi ke seluruh penjuru kota dan ke jalur jalan

regional mengingat kawasan ini memiliki skala pelayanan regional.

- Bebas dari polusi/pencemaran terutama pencemaran udara, air dan suara

- Bebas dari resiko bencana (banjir, genangan, longsor, dan lain-lain)

6. Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan

Pola tata ruang kota sangat ditentukan oleh pola penyebaran dan pola

perilaku (behaviour) penduduk kota, baik secara ekonomi, sosial dan budaya.

Sebaliknya pengaturan dan pengendalian terhadap beberapa aspek kependudukan

dapat menunjang usaha penataan ruang kota ke arah yang diinginkan. Oleh karena

itu, strategi pengembangan dan pengendalian penduduk kota perlu dirumuskan

untuk menunjang usaha pencapaian tujuan penataan ruang Kota Tanjungpinang di

masa yang akan datang.

Perencanaan pembangunan yang baik sudah seharusnya memiliki strategi

khusus untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam pembangunan

tersebut. Termasuk pembangunan gedung perkantoran di Kota Tanjungpinang,

Pemerintah Daerah sudah seharusnya memiliki langkah strategis agar perencanaan

pembangunan tersebut dapat berjalan sesuai rencana dan dapat tercapai tujuan

Page 20: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

19

yang diinginkan. Kasubid Infrastruktur Perkotaan Sarana dan Prasarana

Pemukiman Bappeda Kota Tanjungpinang menjelaskan:

“Perencanaan pembangunan yang disusun mempertimbangkan dan

mengakumulasi prinsip-prinsip perencanaan di setiap pentahapan

kegiatannya, sejak dari tahap awal hingga tahapan akhir. Strategi

penyusunan perencanaan pembangunan pun juga di pertimbangkan

semua.” (Wawancara tanggal 3 Mei 2016)

Berdasarkan penjelasan tersebut, Pemerintah Kota Tanjungpinang

berupaya membuat perencanaan pembangunan gedung perkantoran telah

melakukan pertimbangan-pertimbangan khusus, selain itu strategi dalam

pelaksanaan kebijakan pembangunan tersebut juga telah di pertimbangkan dengan

matang. Berangkat dari hal tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kebijakan

perencanaan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang

telah di pertimbangkan sedemikian rupa. Mulai dari perencanaan, pertimbangan

nilai yang dilakukan, sumber daya yang dimiliki, tujuan yang ingin dicapai dan

strategi pelaksanaan pembangunan pun semua sudah di atur oleh pemerintah Kota

Tanjungpinang.

D. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan mengenai kebijakan Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam

perancanaan pembangunan infrastruktur perkantoran di Kota Tanjungpinang.

1. Kebijakan Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam melakukan perencanaan

pembangunan infrastruktur gedung perkantoran sudah berjalan baik. Setiap

Page 21: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

20

instansi yang terkait, seperti Bappeda dan Dinas PU dalam hal

perencanaan saling berkoordinasi untuk memaksimalkan pembangunan

gedung perkantoran.

2. Bappeda Kota Tanjungpinang telah melaksanakan fungsi perencanaan

dalam hal pembangunan daerah dengan baik, wujud peranan Bappeda

dalam melaksanakan pembangunan dalam hal perencanaan tentu saja dapat

di lihat dari berbagai aspek. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan

peranannya, Bappeda melaksanakannya sesuai dengan tugas dan fungsi

yang telah ditetapkan.

3. Pemerintah Kota Tanjungpinang membuat perencanaan pembangunan

pusat pemerintahan Kota Tanjungpinang dipusatkan di daerah senggarang.

Hanya pusat pemerintahan saja yang dipusatkan di sana, untuk pusat

perkantoran pemerintah tersebar di setiap wilayah di Kota Tanjungpinang

yang terdiri dari 4 kecamatan.

4. Pembangunan gedung perkantoran Gedung Lima Lantai yang dilakukan

Pemerintah Kota Tanjungpinang bertujuan untuk menampung beberapa

dinas atau instansi yang masih menyewa di ruko. Gedung itu akan

diutamakan bagi beberapa dinas non pelayanan. Pembangunan Gedung

Lima Lantai tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2016 ini, sehingga

pada tahun 2017 diharapkan sudah dapat dimanfaatkan untuk beberapa

dinas. Jika Gedung Lima Lantai ini selesai pembangunannya dan dapat

segera dimanfaatkan maka biaya operasional untuk menyewa ruko

setidaknya akan berkurang.

Page 22: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

21

Pembangunan infrastruktur memang tengah digencarkan oleh Pemerintah

Kota Tanjungpinang, demi pelayanan yang maksimal yang dapat diberikan

kepada masyarakat.

2. Saran

Dari kesimpulan penelitan diatas, maka ada beberapa saran yang penulis

dapat berikan kepada pihak-pihak terkait terhadap perencanaan pembangunan

infrastruktur gedung perkantoran Pemerintahan Kota Tanjungpinang, diantaranya:

1. Untuk Walikota Tanjungpinang, saran yang penulis dapat berikan agar

dapat menjalankan tugas dan peranannya sebagai Kepala Daerah untuk

memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Dan terkait pembangunan

Gedung Lima Lantai yang sudah lama terbengkalai, penulis berharap dapat

disegerakan sehingga beberapa dinas dan instansi dapat menempati

gedung tersebut dan tidak lagi menyewa di ruko.

2. Kepada Bappeda Kota Tanjungpinang, penulis menyarankan untuk dapat

membuat perencanaan yang benar-benar strategis. Sehingga Kota

Tanjungpinang mampu menyesuaikan dirinya sebagai kota yang

berkembang. Perencanaan pembangunan yang sudah ada, penulis berharap

agar dapat disegerakan pelaksanaannya.

3. Dan yang terakhir kepada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang,

penulis menyarankan agar dapat melaksanakan perencanaan yang telah

direncanakan baik itu dari Bappeda maupun Dinas Pekerjaan Umum

dengan sebaik-baiknya. Pembangunan gedung lima lantai yang telah di

anggarkan penulis berharap agar dapat diselesaikan tahun ini juga, demi

Page 23: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

22

kebutuhan perkantoran yang masih kurang bagi Pemerintah Kota

Tanjungpinang.

Page 24: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abdul Wahab, Solichin. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Adam Ibrahim dan Juni Pranoto, 2011. Revitalisasi Administrasi Pembangunan

(berbasis jati diri dan karakter bangsa dalam pembangunan Nasional).

Bandung: Alfabeta.

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Bagir Manan. 2002. Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. PT Gramedia Pustaka

Utama.

Gany, R.A. 2001. Menyonsong Abad Baru dengan Pendekatan Pembangunan

Berbasis Kemandirian Lokal, Makassar, Hasanuddin University Press.

Islamy, Irfan. 2009. Prinsip- prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi

Aksara: Jakarta.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remanaja

Rosdakarya. 2010.

Siagian, Prof. Dr. Sondang P.,M.P.A.. Administrasi Pembangunan: Konsep,

Dimensi, Dan Strateginya. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2008

Sugiyono.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfa Beta. 2005.

Suharno. 2010. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. UNY Press.

Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Winarno, B. 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus).

Yogyakarta: CAPS.

Page 25: KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG DALAM …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · untuk mengabaikan propenas. ... Hal ini membuat peneliti

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

SKRIPSI, JURNAL DAN DOKUMEN

Hendra, Riki. 2012. Skripsi. Tugas Dan Wewenang Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Di Kota

Padang. Universitas Andalas: Padang.