Profil Lapindo Brantas Inc
description
Transcript of Profil Lapindo Brantas Inc
Sumber :http://lapindoproject.blogspot.com/2008/04/profil-pt-lapindo.html
Profil PT Lapindo
Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS) ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses
pengeboran minyak dan gas bumi.
Saham Lapindo Brantas dimiliki 100% oleh PT. Energi Mega Persada
melalui anak perusahaannya yaitu PT Kalila Energy Ltd (84,24
persen) dan Pan Asia Enterprise (15,76 persen). Saat ini Lapindo
memiliki 50% participating interest di wilayah Blok Brantas, Jawa
Timur, Indonesia. Selain Lapindo, participating interest Blok
Brantas juga dimiliki oleh PT Medco E&P Brantas (anak
perusahaan dari MedcoEnergi) sebesar 32 persen dan Santos sebesar
18 persen. Dikarenakan memiliki nilai saham terbesar, maka Lapindo
Brantas bertindak sebagai operator.
PT. Energi Mega Persada sebagai pemilik saham mayoritas Lapindo
Brantas merupakan anak perusahaan Grup Bakrie. Grup Bakrie memiliki
63,53% saham, sisanya dimiliki komisaris EMP, Rennier A.R. Latief,
dengan 3,11%, Julianto Benhayudi 2,18%, dan publik 31,18% [1].
Chief Executive Officer (CEO) Lapindo Brantas Inc. adalah Nirwan
Bakrie yang merupakan adik kandung dari pengusaha dan Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia pada
Kabinet Indonesia Bersatu, Aburizal Bakrie.
[sunting] Penjualan saham
Pada 20 September, PT Energi Mega Persada Tbk (PT EMP) berencana
menjual Lapindo Brantas Inc ke Lyte Limited, perusahaan yang
berafiliasi ke Kelompok Usaha Bakrie. Akan tetapi penjualan ini
tidak disetujui oleh Bapepam-LK dengan alasan manajemen Energi
belum bisa memberi penjelasan apa penyebab insiden lumpur panas dan
pihak mana yang harus bertanggungjawab.
Oleh karena itu, PT EMP mengalihkan rencana penjualan Lapindo
Brantas ke pihak ketiga yang tidak berafiliasi dengan grup Bakrie
sehingga tidak perlu meminta persetujuan rapat umum pemegang saham
karena bukan benturan kepentingan, sebagaimana yang terjadi dengan
penjualan kepada Lyte. [2] Pada 14 November 2006, kepemilikan saham
EMP di Lapindo akhirnya dijual kepada Freehold Group Limited,
sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Kepulauan Virgin
Britania Raya, [3] namun penjualan ini lalu dibatalkan Freehold
pada 28 November 2006. [4]
[sunting] Semburan lumpur di Porong
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Banjir Lumpur Panas Sidoarjo
2006
Pada 29 Mei 2006, lumpur panas menyembur dari sumur Banjar Panji-1
milik PT. Lapindo Brantas di desa Renokenongo, kecamatan Porong,
Kabupaten Sidoarjo provinsi Jawa Timur, Indonesia. Semburan lumpur
yang sampai dengan bulan Oktober 2006 belum berhasil dihentikan
telah menyebabkan tutupnya tak kurang dari 10 pabrik dan 90 hektar
sawah serta pemukiman penduduk tak bisa digunakan dan ditempati
lagi. Banjir Lumpur panas selain menganggu jadwal perjalanan kereta
api dari dan ke Surabaya, juga menyebabkan jalan tol
Surabaya-Gempol beberapa kali dibuka-tutup sehingga menyebabkan
kemacetan luar biasa di jalur dari dan menuju ke Surabaya.
Sumber ;http://id.wikipedia.org/wiki/Lapindo_Brantas_Inc.
Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi.Saham Lapindo Brantas dimiliki 100% oleh PT. Energi Mega Persada melalui anak perusahaannya yaitu PT Kalila Energy Ltd (84,24 persen) dan Pan Asia Enterprise (15,76 persen). Saat ini Lapindo memiliki 50% participating interest di wilayah Blok Brantas, Jawa Timur, Indonesia. Selain Lapindo, participating interest Blok Brantas juga dimiliki oleh PT Medco E&P Brantas (anak perusahaan dari MedcoEnergi) sebesar 32 persen dan Santos sebesar 18 persen. Dikarenakan memiliki nilai saham terbesar, maka Lapindo Brantas bertindak sebagai operator.PT. Energi Mega Persada sebagai pemilik saham mayoritas Lapindo Brantas merupakan anak perusahaan Grup Bakrie. Grup Bakrie memiliki 63,53% saham, sisanya dimiliki komisaris EMP, Rennier A.R. Latief, dengan 3,11%, Julianto Benhayudi 2,18%, dan publik 31,18% [1]. Chief Executive Officer (CEO) Lapindo Brantas Inc. adalah Nirwan Bakrie yang merupakan adik kandung dari pengusaha dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Aburizal Bakrie.
Sumber:http://regional.kompasiana.com/2011/02/26/lapindo-brantas-inc-berancana-melakukan-pengeboran-lagi/
Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS) ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses
pengeboran minyak dan gas bumi. sudah di ketahui oleh pra pembaca
semua adalah penyebab musibah bencana lumpur di sidoarjo yang
samapi saatg ini masih belum terseleseikan. kebetulan saya dapat
berita mengenai hal tersebut disini . sebagai salah seorang putra
daerah dari jawa timur saya melihat dan membaca berita tersebut
secara seksama, tetapi samapi saat ini rasanaya kurang ada media
yang memblowup mengenai hal tersebut. sangat susah sekali menemukan
berita ini di media informasi, jangan tanya kenapa tentunya karena
saya juga masih mikir apa jawaban yang tepat untuk pertanyaan
ini.Saham Lapindo Brantas dimiliki 100% oleh PT. Energi Mega
Persada melalui anak perusahaannya yaitu PT Kalila Energy Ltd
(84,24 persen) dan Pan Asia Enterprise (15,76 persen). Saat ini
Lapindo memiliki 50% participating interest di wilayah Blok
Brantas, Jawa Timur, Indonesia. Selain Lapindo, participating
interest Blok Brantas juga dimiliki oleh PT Medco E&P Brantas
(anak perusahaan dari MedcoEnergi) sebesar 32 persen dan Santos
sebesar 18 persen. Dikarenakan memiliki nilai saham terbesar, maka
Lapindo Brantas bertindak sebagai operator.PT. Energi Mega Persada
sebagai pemilik saham mayoritas Lapindo Brantas merupakan anak
perusahaan Grup Bakrie. Grup Bakrie memiliki 63,53% saham, sisanya
dimiliki komisaris EMP, Rennier A.R. Latief, dengan 3,11%, Julianto
Benhayudi 2,18%, dan publik 31,18%. Chief Executive Officer (CEO)
Lapindo Brantas Inc. adalah Nirwan Bakrie yang merupakan adik
kandung dari pengusaha dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Aburizal
Bakrie.seperti yang saya berita dalam berita terbut Warga Desa
Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, yang kampungnya bakal dijadikan
lokasi baru pengeboran gas oleh LBI (Lapindo Brantas Inc) masih
adem ayem. Ternyata mereka belum mengetahui rencana perluasan
eksplorasi gas yang dilakukan BP Migas dan LBI. Saya tidak tahu ada
rencana itu, kata Antok, pemuda setempat, kemarin (18/2).
Kendati belum mengetahui rencana itu, dirinya sebenarnya khawatir
jika ada aktivitas pengeboran. Hal itu tak lepas dari adanya
semburan lumpur di dekat sumur Banjarpanji I Desa Renokenongo,
Kecamatan Porong. Meski sudah memasuki lima tahun, sampai sekarang
masih terjadi semburan lumpur disertai bau gas menyengat.
Jangan-jangan nanti malah muncul semburan seperti di Porong,
sambungnya.Di Kalidawir sejatinya sudah ada aktivitas pengolahan
minyak dan gas bumi, bahkan sejak lima tahun lalu. Pengoperasiannya
dilakukan BP Migas dan LBI berupa kegiatan usaha hulu minyak dan
gas bumi. Kendati begitu, jika BP Migas dan LBI hendak menambah
titik pengeboran di Kalidawir, Antok berharap minta persetujuan
warga dulu.Ketua DPRD - H.M. Dawud Budi Sutrisno, SH.,M.Hum
Penegasan itu juga disampaikan Bupati H. Saiful Ilah,SH.,M.Hum saat
menerima lima perwakilan BP Migas dan LBI yang mengutarakan niat
menambah titik pengeboran di wilayah tersebut. Ketua DPRD Sidoarjo
H.M. Dawud Budi Sutrisno,SH.,M.Hum meminta agar Pemkab Sidoarjo
tidak gegabah memberikan izin yang berhubungan dengan aktivitas
pengeboran.
Meski, penentuan titik pengeboran dan pemberian izin pengeboran
menjadi kewenangan BP Migas dan pemerintah pusat. Namun hal itu
tidak boleh dilakukan dengan serta merta, terlebih dampak semburan
lumpur di Porong sampai saat ini masih menyisakan trauma bagi para
korban.
Kita minta dampak semburan di Porong diselesaikan dulu kalau mau
nambah titik pengeboran di wilayah Sidoarjo. Kalau dipaksakan nanti
masyarakat bisa marah, ujar Dawud. Secara pribadi
dirinya heran atas pengajuan penambahan titik pengeboran yang
kabarnya tidak hanya di Kalidawir itu, tapi juga di Desa
Kebonagung, Kecamatan Porong.
Sebab, selama ini saat muncul persoalan pembayaran ganti rugi yang
pembayarannya macet, pihak Lapindo selalu beralasan tidak punya
dana.Lha ini kok malah mengajukan tambahan pengeboran. Berarti khan
punya dana? ujarnya.
Wakil Ketua Komisi B Sungkono juga meminta agar pemkab tidak
gegabah memberikan izin pengeboran gas. Sebab, berkaca pada
pengalaman, aktivitas pengeboran yang dilakukan LBI sejauh ini
masih menimbulkan banyak masalah.Kehadiran Lapindo lebih banyak
mudaratnya bagi masyarakat Sidoarjo. Kerusakan lingkungan dan
sosial sangat parah, makanya pemkab jangan sembarangan memberikan
izin titik pengeboran baru, ujar Sungkono.
Pihaknya justru mendesak pemkab menolak pendekatan yang dilakukan
Lapindo dan BP Migas. Sungkono khawatir ada kekuatan politik yang
nantinya ikut menekan bupati. Sebab, seperti diketahui, di belakang
LBI juga ada kekuatan politik selain kekuatan finansial. Selain
itu, kontribusi aktivitas pengeboran gas di Sidoarjo selama ini
juga tak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh pemerintah
daerah. apa ini semua mungkin sudah ada kesepaktan dengan
pemerintah pusat sehingga terkait pemda tidak terlalu di petingkan
dalam hal ini.