PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2015 - Dinas...
Transcript of PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2015 - Dinas...
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan baik fisik maupun sosial merupakan suatu upaya perubahan
kearah yang lebih baik. Untuk melakukan pembangunan diperlukan suatu
konsep, perencanaan dan strategi yang tepat dengan memperhatikan
berbagai variabel, agar tujuan pembangunan tersebut berhasil.
Pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang memperhatikan
kependudukan sebagai titik sentral pembangunan itu sendiri. Pembangunan
yang tidak memperhatikan pembangunan kependudukan, akan merugikan
karena setiap keuntungan ekonomi akan digunakan untuk membiayai
kebutuhan penduduk.
Pembangunan kependudukan merupakan isu strategis dan bersifat lintas
sektor, sehingga pengintegrasian berbagai aspek kependudukan ke dalam
perencanaan pembangunan perlu diwujudkan. Upaya-upaya mewujudkan
keterkaitan perkembangan kependudukan, dengan berbagai kebijakan
pembangunan menjadi prioritas penting agar pengelolaan perkembangan
kependudukan dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara
kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk.
Data kependudukan memegang peran penting dalam menentukan
kebijakan, perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan, baik bagi
pemerintah maupun swasta dan masyarakat. Oleh karena itu ketersediaan
data kependudukan di semua tingkat administrasi pemerintahan
(kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa) menjadi faktor kunci keberhasilan
program-program pembangunan. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menegaskan bahwa
dalam Perencanaan Pembangunan Daerah harus didasarkan pada data
dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, baik yang
menyangkut masalah kependudukan, masalah potensi sumberdaya daerah
maupun informasi tentang kewilayahan lainnya.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 3
Selain itu, Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 sebagimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi
Kependudukan mengamanatkan bahwa data penduduk yang dihasilkan
oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan di
dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan.
Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan pengelolaan data
kependudukan yang menggambarkan kondisi daerah dengan menggunakan
SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan penyelanggaraan
pemerintahan dan pembangunan.
Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 17 menyebutkan bahwa
perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran
penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan guna
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pada
Pasal 49 ditegaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib
mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai
kependudukan dan keluarga. Data dan informasi kependudukan dan
keluarga tersebut wajib digunakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah
sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan dan pembangunan.
Penduduk juga memiliki hak dan kewajiban dalam perkembangan
kependudukan. Penduduk berhak untuk mendapatkan pelayanan
administrasi kependudukan, sosial, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Di samping itu penduduk juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
data dan informasi berbagai hal yang menyangkut diri dan keluarganya
termasuk mutasi yang terjadi sesuai yang diminta oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk pembangunan kependudukan sepanjang tidak
melanggar hak-hak penduduk.
Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Pasal 67 ayat 2
menyebutkan bahwa pengelolaan Sistem informasi Administrasi
Kependudukan Daerah dilakukan oleh Dinas melalui pengelolaan database.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 4
Pada Pasal 72 menyebutkan bahwa pengelolaan database sebagaimana
dimaksud dalam pasal 66 huruf f meliputi kegiatan perekaman data
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil ke dalam database
kependudukan, pengolahan data Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan
Sipil, penyajian data sebagai informasi data kependudukan dan
pendistribusian data untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang
pemerintahan dan pembangunan.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah menyelenggarakan pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil dengan menggunakan Sistem Administrasi
Kependudukan (SAK) yang didukung dengan Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK). Dan sudah menghasilkan database kependudukan
untuk Kabupaten Banyuwangi. Database kependudukan ini dapat
dimanfaatkan untuk memberikan gambaran bagaimana kondisi dan
karakteristik penduduk kabupaten Banyuwangi dan dapat menjadi alternatif
untuk memenuhi kebutuhan data kependudukan bagi Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi. Berkenaan dengan penyajian data dan informasi
perkembangan kependudukan terutama untuk perencanaan pembangunan
manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan, dan
lain-lain yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia, maka
data dan informasi perlu menggunakan data yang valid dan dapat dipercaya
baik dari sisi jumlah maupun kualitas data dan dikemas secara baik,
sederhana, informatif dan tepat waktu dalam bentuk profil perkembangan
kependudukan yang disajikan secara berkelanjutan. Profil perkembangan
kependudukan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi
kependudukan di Kabupaten Banyuwangi serta prediksi prospek
kependudukan dimasa yang akan datang.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 5
B. Tujuan
Menyajikan gambaran informasi yang berkaitan dengan kondisi dan
perkembangan kependudukan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 serta
bagi pihak yang berkepentingan dan masyarakat pada umumnya, sedangkan
tujuan secara khusus penyusunan profil perkembangan kependudukan adalah
mendeskripsikan aspek kuantitas penduduk, jumlah, komposisi, distribusi dan
mobilitas penduduk, dan aspek kualitas penduduk kesejahteraan, pendidikan
dan ketenagakerjaan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten
Banyuwangi meliputi :
1. Pendahuluan.
2. Gambaran umum daerah.
3. Data kuantitatif yang berkaitan dengan pengendalian kuantitas penduduk.
4. Data kuantitatif yang berkaitan dengan mobilitas penduduk.
5. Data kuantitatif yang berkaitan dengan kepemilikan dokumen
kependudukan.
6. Penutup.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 6
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUWANGI
Kabupaten Banyuwangi
adalah
“The Sun Rise Of Java“
karena lokasinya yang
berada di paling ujung
timur pulau Jawa
berada di Provinsi
Jawa Timur.
Banyuwangi
mempunyai tiga obyek
wisata international
karena daya tariknya
yang cukup eksotis,
yaitu Pantai Pengkung,
Kawah Ijen dan Pantai
Sukamade, yang
terkenal dengan
Diamond Trangle.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 7
Kabupaten Banyuwangi mempunyai luas wilayah 5.782,50 km2, terdiri atas 24
( dua puluh empat ) Kecamatan, 28 (dua puluh delapan) kelurahan dan 189
(seratus delapan puluh Sembilan) desa, 87 Lingkungan dan 751 Dusun, 2.839
Rukun Warga ( RW ) dan 10.569 Rukun Tetangga ( RT ). Kedua puluh empat
kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo,
Tegaldlimo, Muncar, Cluring, Gambiran, Srono, Genteng, Glenmore, Kalibaru,
Singojuruh, Rogojampi, Kabat, Glagah, Banyuwangi, Giri, Wongsorejo, Songgon,
Sempu, Kalipuro, Siliragung, Tegalsari, Licin. Sedangkan wilayah perkotaan
Banyuwangi meliputi Kecamatan: Banyuwangi, Giri, Glagah dan Kalipuro.
Legenda asal usul Banyuwangi konon, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau
Jawa yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama
Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang
Patih yang gagah berani, arif, tampan bernama Patih Sidopekso. Istri Patih
Sidopekso yang bernama Sri Tanjung sangatlah elok parasnya, halus budi
bahasanya sehingga membuat sang Raja tergila- gila padanya. Agar tercapai
hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung maka muncullah akal
liciknya dengan memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak
mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. Maka dengan tegas dan gagah berani,
tanpa curiga, sang Patih berangkat untuk menjalankan titah Sang Raja.
Sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo dengan
merayu dan memfitnah Sri Tanjung dengan segala tipu daya dilakukanya. Namun
cinta Sang Raja tidak kesampaian dan Sri Tanjung tetap teguh pendiriannya,
sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya. Berang dan panas membara hati
Sang Raja ketika cintanya ditolak oleh Sri Tanjung. Ketika Patih Sidopekso kembali
dari misi tugasnya, ia langsung menghadap Sang Raja. Akal busuk Sang Raja
muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan bahwa sepeninggal
Sang Patih pada saat menjalankan titah raja meninggalkan istana, Sri Tanjung
mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan Sang Raja. Tanpa berfikir
panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh
kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan. Pengakuan Sri Tanjung yang lugu
dan jujur membuat hati Patih Sidopekso semakin panas menahan amarah dan
bahkan Sang Patih dengan berangnya mengancam akan membunuh istri setianya
itu. Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 8
Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir
dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai bukti kejujuran, kesucian dan
kesetiannya ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh
itu, apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat
serong, tapi jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah. Patih
Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri, segera menikamkan kerisnya ke dada
Sri Tanjung. Darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika. Mayat Sri
Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai yang keruh itu berangsur-angsur
menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau harum, bau wangi. Patih
Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa ia sadari, ia
menjerit "Banyu..... ... wangi............... . Banyu wangi ... .." Banyuwangi terlahir
dari bukti cinta istri pada suaminya.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai Negara, selanjutnya dalam
perkembangannya berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 ( Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2753), Kemudian berdasarkan UU Nomor
5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, Kabupaten
Banyuwangi disebut Daerah Tingkat II dan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah yang disempurnakan dengan UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah sebagai Kabupaten Banyuwangi.
A. Letak Geografi
Secara Geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa.
Daerahnya terbagi atas dataran tinggi yang berupa daerah pegunungan di sisi
barat gunung ijen, Raung dang Argopuro merupakan daerah penghasil
berbagai produksi perkebunan. Daratan yang datar dengan berbagai potensi
yang berupa produksi tanaman pertanian, serta daerah garis pantai disisi timur
yang membujur dari arah Utara ke Selatan yang merupakan daerah penghasil
berbagai biota laut. Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten
Banyuwangi terletak diantara 7 43’ – 8 46’ Lintang Selatan dan 113 53’ – 114
38’ Bujur Timur.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 9
Secara administratif Kabupaten Banyuwangi ini berbatasan dengan kabupaten
lain yaitu:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Situbondo
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Bali
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso
B. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2015 adalah 1.668.438
jiwa, terdiri dari 838.856 laki-laki dan 829.582 perempuan. Rasio jenis kelamin
Kabupaten Banyuwangi 101,11 persen, ini menunjukkan bahwa penduduk laki-
laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Jika dikaitkan
dengan kelompok umur nampak bahwa proporsi penduduk perempuan yang
lebih besar berada pada kelompok-kelompok umur tua. Sehingga untuk
perencanaan pembangunan kependudukan di bidang kesehatan, kelompok
manula perempuan ini menjadi penting.
Penduduk terbesar di Kecamatan Muncar yaitu 133.009 jiwa dan terkecil di
Kecamatan Licin 28.238 jiwa. Kepadatan penduduk yaitu mencapai 288
jiwa/km2, Jumlah penduduk Bulan Desember tahun 2015 sebesar 1.668.438
jiwa, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Bulan Desember tahun 2014
sebesar 1.656.309 jiwa, maka mengalami kenaikan sebesar 12.129 jiwa dalam
kurun waktu 12 (dua belas) bulan yaitu dari akhir Bulan Desember 2014
sampai akhir Bulan Desember 2015. Jadi kenaikan jumlah penduduk
Kabupaten Banyuwangi adalah 0,73 persen. Kenaikan jumlah penduduk ini
diduga disebabkan karena faktor kelahiran.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 10
BAB III
KUANTITAS PENDUDUK
A. Jumlah dan Persebaran Penduduk
1. Jumlah Penduduk
Kabupaten Banyuwangi dengan luas wilayah 5.782,50 km2 didiami penduduk sebanyak 1.668.438 jiwa, terdiri dari 838.856 jiwa laki-laki dan 829.582 jiwa perempuan, Penduduk ini tersebar di 24 (dua puluh empat) kecamatan yaitu Kecamatan Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar, Cluring, Gambiran, Srono, Genteng, Glenmore, Kalibaru, Singojuruh, Rogojampi, Kabat, Glagah, Banyuwangi, Giri, Wongsorejo, Songgon, Sempu, Kalipuro, Siliragung, Tegalsari, Licin.
Dari table 1 terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Muncar yaitu 133.009 jiwa (7,97 %), sedangkan Kecamatan Licin memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 28.238 Jiwa (1,69%).
Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, Kabupaten
Banyuwangi, Tahun 2015.
n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pesanggaran 25,743 3.07 25,424 3.06 51,167 3.07
2 Bangorejo 32,047 3.82 31,120 3.75 63,167 3.79
3 Purwoharjo 34,310 4.09 33,777 4.07 68,087 4.08
4 Tegaldlimo 33,723 4.02 33,028 3.98 66,751 4.00
5 Muncar 67,508 8.05 65,501 7.90 133,009 7.97
6 Cluring 38,890 4.64 38,173 4.60 77,063 4.62
7 Gambiran 32,663 3.89 32,310 3.89 64,973 3.89
8 Srono 47,892 5.71 46,679 5.63 94,571 5.67
9 Genteng 45,086 5.37 44,352 5.35 89,438 5.36
10 Glenmore 37,571 4.48 37,631 4.54 75,202 4.51
11 Kalibaru 32,073 3.82 32,179 3.88 64,252 3.85
12 Singojuruh 26,012 3.10 26,036 3.14 52,048 3.12
13 Rogojampi 48,727 5.81 49,136 5.92 97,863 5.87
14 Kabat 36,707 4.38 36,218 4.37 72,925 4.37
15 Glagah 17,326 2.07 17,691 2.13 35,017 2.10
16 Banyuwangi 57,076 6.80 58,132 7.01 115,208 6.91
17 Giri 14,698 1.75 14,793 1.78 29,491 1.77
18 Wongsorejo 38,769 4.62 38,358 4.62 77,127 4.62
19 Songgon 28,465 3.39 28,274 3.41 56,739 3.40
20 Sempu 40,793 4.86 39,961 4.82 80,754 4.84
21 Kalipuro 39,878 4.75 39,465 4.76 79,343 4.76
22 Siliragung 23,866 2.85 23,037 2.78 46,903 2.81
23 Tegalsari 24,828 2.96 24,274 2.93 49,102 2.94
24 Licin 14,205 1.69 14,033 1.69 28,238 1.69
838,856 100.00 829,582 100.00 1,668,438 100.00Jumlah
No KecamatanLaki-laki Perempuan L+P
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 11
Jika diperhatikan menurut jenis kelamin nampak bahwa penduduk laki-laki
( 50,28 %) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk
perempuan ( 49,72 % ).
Kepadatan Penduduk
Kabupaten Banyuwangi tergolong daerah yang belum padat penduduknya,
hal ini dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2 memperlihatkan
kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuwangi . Dengan luas 5.782,50
km2, Kabupaten Banyuwangi didiami oleh 1.668.438 jiwa atau dengan
kepadatan sebesar 288,53 jiwa/km2. Dengan kata lain rata-rata setiap km2
di Kabupaten Banyuwangi didiami sebanyak 289 jiwa.
Tabel 2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2015
Jumlah Penduduk Luas Wilayah
n (jiwa) Km2
1 2 3 4 5
1 Pesanggaran 51,167 802.50 64
2 Bangorejo 63,167 137.43 460
3 Purwoharjo 68,087 200.30 340
4 Tegaldlimo 66,751 1,341.12 50
5 Muncar 133,009 146.07 911
6 Cluring 77,063 97.44 791
7 Gambiran 64,973 66.77 973
8 Srono 94,571 100.77 938
9 Genteng 89,438 82.34 1,086
10 Glenmore 75,202 421.98 178
11 Kalibaru 64,252 406.76 158
12 Singojuruh 52,048 59.89 869
13 Rogojampi 97,863 102.33 956
14 Kabat 72,925 107.48 678
15 Glagah 35,017 76.75 456
16 Banyuwangi 115,208 30.13 3,824
17 Giri 29,491 21.31 1,384
18 Wongsorejo 77,127 464.80 166
19 Songgon 56,739 301.84 188
20 Sempu 80,754 174.83 462
21 Kalipuro 79,343 310.03 256
22 Siliragung 46,903 95.15 493
23 Tegalsari 49,102 65.23 753
24 Licin 28,238 169.25 167
1,668,438 5,782.50 288Jumlah
No KecamatanKepadatan
Penduduk
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi ,Tahun 2015,diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 12
Jika dilihat persebaran di setiap kecamatan nampak bahwa terdapat di lima
( 5 ) Kecamatan, Banyuwangi merupakan wilayah terpadat dengan
kepadatan sebesar 3.824, jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Giri sebesar
1.384 jiwa/km2, Kecamatan Genteng sebesar 1.086 jiwa/km2, Kecamatan
Gambiran 973 jiwa//km2 dan Kecamatan Rogojampi 956 jiwa//km2 ,
sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah di Kecamatan Tegaldlimo
yaitu sebesar 50 jiwa/km2, Kecamatan Pesanggaran yaitu sebesar 64
jiwa/km2, Kecamatan Kalibaru sebesar 158 jiwa/km2,
Kepadatan penduduk per wilayah di Kabupaten Banyuwangi perlu mulai
diperhatikan, terutama dalam perencanaan persebaran penduduk, tata
ruang dan tata guna tanah. Jika ketiga hal ini tidak diperhatikan dengan
baik, maka ke depan, Kabupaten Banyuwangi akan menjadi padat dengan
implikasi pada penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
2. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan
penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah
maupun migrasi penduduk. Angka pertumbuhan penduduk dapat digunakan
untuk memperkirakan jumlah dan struktur penduduk beberapa tahun ke
depan. Angka pertambahan penduduk Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat
pada tabel 3. Data penduduk tahun 2014 yang digunakan adalah data
Bulan Desember 2014 sedangkan data penduduk tahun 2015
menggunakan data Bulan Desember 2015. Pertumbuhan penduduk yang
dihitung merupakan pertambahan penduduk dalam kurun waktu satu tahun.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 13
Tabel 3 : Angka Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banyuwangi,
Tahun 2015
n (jiwa) % n (jiwa) %
1 2 3 4 5 6
1 Pesanggaran 49,775 3.01 51,167 3.07
2 Bangorejo 62,307 3.76 63,167 3.79
3 Purwoharjo 66,735 4.03 68,087 4.08
4 Tegaldlimo 65,891 3.98 66,751 4.00
5 Muncar 132,744 8.01 133,009 7.97
6 Cluring 75,536 4.56 77,063 4.62
7 Gambiran 63,673 3.84 64,973 3.89
8 Srono 94,119 5.68 94,571 5.67
9 Genteng 89,793 5.42 89,438 5.36
10 Glenmore 75,733 4.57 75,202 4.51
11 Kalibaru 65,247 3.94 64,252 3.85
12 Singojuruh 51,512 3.11 52,048 3.12
13 Rogojampi 98,518 5.95 97,863 5.87
14 Kabat 72,677 4.39 72,925 4.37
15 Glagah 34,953 2.11 35,017 2.10
16 Banyuwangi 114,584 6.92 115,208 6.91
17 Giri 29,505 1.78 29,491 1.77
18 Wongsorejo 74,123 4.48 77,127 4.62
19 Songgon 56,747 3.43 56,739 3.40
20 Sempu 79,661 4.81 80,754 4.84
21 Kalipuro 78,968 4.77 79,343 4.76
22 Siliragung 46,816 2.83 46,903 2.81
23 Tegalsari 48,361 2.92 49,102 2.94
24 Licin 28,331 1.71 28,238 1.69
1,656,309 100.00 1,668,438 100.00 0.73%
-0.05%
3.97%
-0.01%
1.36%
0.47%
0.19%
-0.40%
Pddk Tahun 2014 Pddk Tahun 2015
1.52%
-0.33%
-1.54%
1.04%
-0.67%
0.34%
0.18%
-0.70%
0.54%
Jumlah
No Kecamatan
Angka
Pertumbuhan
Penduduk
7
2.76%
1.37%
2.01%
1.30%
0.20%
2.00%
2.02%
0.48%
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi ,Tahun 2015, diolah.
Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi termasuk
bertambah. Selama kurun waktu Desember 2014 sampai dengan Desember
2015, pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi bertambah 0,73
persen.
Pertumbuhan Penduduk yang relatif stabil ini sangat menguntungkan
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, apabila pertumbuhan penduduk tidak
terkendali, maka implikasi dari hal tersebut adalah munculnya berbagai
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 14
masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan, pertumbuhan daerah kumuh,
berkurangnya lahan pertanian karena menjadi pemukiman, tuntutan
menyediakan fasiltas umum, kriminalitas dan lain sebagainya.
Jika dilihat menurut kecamatan, pertumbuhan penduduk yang jumlahnya
bertambah yang prosentase tertinggi terdapat di Kecamatan Wongsorejo
yaitu 3,97 persen, diikuti Pesanggaran 2,76 persen, Gambiran 2,02 persen,
Purwoharjo 2,01 persen, Cluring 2,00 persen. Sedangkan Kecamatan yang
mempunyai angka pertumbuhan minus yaitu Kecamatan Kalibaru -1,54
persen, Glenmore -0,70 persen, Rogojampi -0,67 persen, Perubahan ini
diduga disebabkan oleh perpindahan penduduk ke tempat yang lain, dan
adanya pembersihan data penduduk ganda. Khusus untuk Kecamatan
dengan pertumbuhan penduduk bertambah itu diduga disebabkan tingkat
kelahiran dan faktor migrasi dan juga masih banyaknya penduduk yang
baru mengurus data administrasi kependudukan yang sebelumnya belum
pernah terekam dalam data base kependudukan.
B. Penduduk Menurut Karakteristik Demografi
1. Jumlah dan Proporsi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin
Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam
membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi
penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik
kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan
dan lain sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita, mereka lebih
membutuhkan asupan gizi yang baik dan perawatan kesehatan. Bagi
penduduk perempuan remaja misalnya, mempunyai kebutuhan untuk
meningkatkan status kesehatan agar ketika memasuki usia perkawinan
tidak terkena anemia sedangkan kelompok penduduk usia lanjut juga
membutuhkan pelayanan berkaitan dengan kesehatan dengan kesehatan
dan lain-lain.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 15
Tabel. 4. menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Banyuwangi sebagian
besar merupakan penduduk usia produktif yaitu pada kelompok umur antara
15-64 tahun (70,17%) dengan komposisi terbesar berada pada penduduk
berumur 35-44 tahun. Demikian pula dengan komposisi penduduk
berdasarkan jenis kelamin, nampak bahwa penduduk laki-laki yang terbesar
berada pada kelompok umur 35-44 tahun, sedangkan penduduk
perempuan berada pada kelompok umur 35-44 tahun. Kondisi ini sangat
menguntungkan karena sebagian besar (diatas 50%) merupakan penduduk
usia kerja (usia produktif), dan sisanya sebanyak 20,95 persen merupakan
penduduk usia muda (berusia dibawah 15 tahun) dan 8,87 persen
merupakan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas).
Tabel 4. Jumlah dan Proporsi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis
Kelamin, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015.
n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %
1 2 3 4 5 6 7
00-04 49,486 5.90 46,346 5.59 95,832 5.74
05-09 63,134 7.53 59,889 7.22 123,023 7.37
10-14 67,250 8.02 63,457 7.65 130,707 7.83
15-19 65,728 7.84 61,823 7.45 127,551 7.64
20-24 63,095 7.52 59,449 7.17 122,544 7.34
25-29 59,395 7.08 56,425 6.80 115,820 6.94
30-34 64,001 7.63 63,817 7.69 127,818 7.66
35-39 65,486 7.81 66,671 8.04 132,157 7.92
40-44 66,969 7.98 70,001 8.44 136,970 8.21
45-49 63,066 7.52 64,566 7.78 127,632 7.65
50-54 56,180 6.70 58,536 7.06 114,716 6.88
55-59 47,802 5.70 47,986 5.78 95,788 5.74
60-64 36,446 4.34 33,384 4.02 69,830 4.19
65-69 27,304 3.25 28,701 3.46 56,005 3.36
70-74 20,868 2.49 20,898 2.52 41,766 2.50
>75 22,646 2.70 27,633 3.33 50,279 3.01
Jumlah 838,856 100.00 829,582 100.00 1,668,438 100.00
Kelompok
Umur
Laki-laki Perempuan L+P
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2015, diolah.
Penduduk berusia kurang dari 15 tahun sukup besar pula yaitu seperlima
penduduk Kabupaten Banyuwangi (20,95%). Hal ini harus menjadi
perhatian karena 5 tahun mendatang kelompok ini akan menjadi tambahan
tenaga kerja baru, yang memerlukan skill dan kualitas SDM yang memadai
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 16
baik ketrampilan maupun etos kerja dan kepribadian. Untuk memperoleh hal
tersebut, diperlukan asupan gizi yang cukup, pendidikan yang memadai
serta lingkungan pergaulan yang cukup, baik di rumah maupun di
masyarakat. Sehingga ketika mereka memasuki pasar kerja, mampu
memperoleh peluang kerja yang tersedia. Disisi yang lain pemerintah
Kabupaten banyuwangi harus mampu pula menciptakan pasar kerja yang
dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Jika dicermati lebih lanjut,
ternyata 5,74 % penduduk Kabupaten Banyuwangi merupakan balita.
Kondisi ini menuntut perhatian Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam
penanganan penduduk balita terutama dari segi kesehatan dan investasi
bidang pendidikan.
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam
bentuk piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah
penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan
menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan menurut
kelompok umur lima tahunan.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 17
10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
00-04
05-09
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
>75
Laki-laki Perempuan
Piramida Penduduk
Penduduk Kabupaten Banyuwangi menunjukkan struktur umur penduduk
usia produktif lebih besar dibandingkan kelompok umur di atasnya. Pada
piramida ini terlihat bahwa jumlah penduduk kelompok umur 0-4 tahun
yang terletak pada dasar piramida mulai mengecil. Ini berarti angka
kelahiran mulai menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, walaupun
dari segi jumlah absolut tidak kecil. Demikian juga dengan jumlah
penduduk 5-9 tahun masih terlihat lebar, berarti lima tahun ke depan
dibutuhkan fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang cukup untuk
menampung penduduk kelompok ini.
Demikian pula jumlah penduduk pada kelompok 30-44 tahun menunjukkan
jumlah yang paling besar. Diduga penduduk kelompok umur ini adalah
kelompok yang lahir pada tahun 1980an yang mulai memasuki usia
tersebut. Penduduk lansia (65 tahun ke atas), menunjukkan proporsi yang
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 18
masih kecil yaitu 8,87 persen. Namun dimasa depan proporsi penduduk
lansia akan terus merambat naik, karena pergeseran umur penduduk serta
usia harapan hidup yang semakin meningkat. Pertambahan jumlah
penduduk lansia ini harus mulai diantisipasi dari sekarang, karena
kelompok ini akan terus membesar di masa depan, sehingga diperlukan
kebijakan seperti ketenagakerjaan, kesehatan, pelayanan lansia serta
kebutuhan sosial dasar lainnya.
2. Rasio Jenis Kelamin
Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah suatu angka yang menunjukkan
perbandingan banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah
penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100
penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini berguna untuk
pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender,
terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan
perempuan secara adil. Selain itu, informasi rasio jenis kelamin juga penting
diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan
perempuan dalam parlemen.
Tabel. 5. Rasio Jenis Kelamin ( Sex Ratio ), Kabupaten Banyuwangi ,
Tahun 2015.
Kelompok
UmurLaki-laki Perempuan Jumlah RJK
1 2 3 4 5
00-04 49,486 46,346 95,832 106.78
05-09 63,134 59,889 123,023 105.42
10-14 67,250 63,457 130,707 105.98
15-19 65,728 61,823 127,551 106.32
20-24 63,095 59,449 122,544 106.13
25-29 59,395 56,425 115,820 105.26
30-34 64,001 63,817 127,818 100.29
35-39 65,486 66,671 132,157 98.22
40-44 66,969 70,001 136,970 95.67
45-49 63,066 64,566 127,632 97.68
50-54 56,180 58,536 114,716 95.98
55-59 47,802 47,986 95,788 99.62
60-64 36,446 33,384 69,830 109.17
65-69 27,304 28,701 56,005 95.13
70-74 20,868 20,898 41,766 99.86
>75 22,646 27,633 50,279 81.95
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 19
Dari tabel 5 nampak bahwa Rasio Jenis Kelamin (RJK) atau Sex Ratio di
Kabupaten Banyuwangi adalah 101,12 yang berarti bahwa dari setiap 100
penduduk perempuan terdapat 101 orang penduduk laki- laki gambaran
rasio jenis kelamin Kabupaten Banyuwangi. Namun demikian, jika dilihat
dari kelompok umur menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki yang
lebih besar berada pada kelompok umur 00-29 tahun ke atas. Sedangkan
jika dilihat pada kelompok umur 0-4 tahun sebesar 106,78 yang artinya
terdapat 106 balita berjenis kelamin laki-laki dari 100 balita perempuan.
Secara biologis jumlah kelahiran bayi laki-laki pada umumnya lebih besar
dibanding dengan kelahiran bayi perempuan, namun bayi laki-laki lebih
rentan terhadap kematian dibanding bayi perempuan. Rasio jenis kelamin
pada kelompok umur diatas 65 tahun juga menunjukkan penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Ini menunjukkan bahwa
teori yang mengatakan bahwa umur harapan hidup perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki adalah benar, karena secara biologis umur
harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Tabel 6. Rasio Jenis Kelamin Berdasarkan Kecamatan, di Kabupaten
Banyuwangi , Tahun 2015.
n (jiwa) % n (jiwa) %
1 2 3 4 5 6 7
1 Pesanggaran 25,743 50.31 25,424 49.69 101.25
2 Bangorejo 32,047 50.73 31,120 49.27 102.98
3 Purwoharjo 34,310 50.39 33,777 49.61 101.58
4 Tegaldlimo 33,723 50.52 33,028 49.48 102.10
5 Muncar 67,508 50.75 65,501 49.25 103.06
6 Cluring 38,890 50.47 38,173 49.53 101.88
7 Gambiran 32,663 50.27 32,310 49.73 101.09
8 Srono 47,892 50.64 46,679 49.36 102.60
9 Genteng 45,086 50.41 44,352 49.59 101.65
10 Glenmore 37,571 49.96 37,631 50.04 99.84
11 Kalibaru 32,073 49.92 32,179 50.08 99.67
12 Singojuruh 26,012 49.98 26,036 50.02 99.91
13 Rogojampi 48,727 49.79 49,136 50.21 99.17
14 Kabat 36,707 50.34 36,218 49.66 101.35
15 Glagah 17,326 49.48 17,691 50.52 97.94
16 Banyuwangi 57,076 49.54 58,132 50.46 98.18
17 Giri 14,698 49.84 14,793 50.16 99.36
18 Wongsorejo 38,769 50.27 38,358 49.73 101.07
19 Songgon 28,465 50.17 28,274 49.83 100.68
20 Sempu 40,793 50.52 39,961 49.48 102.08
21 Kalipuro 39,878 50.26 39,465 49.74 101.05
22 Siliragung 23,866 50.88 23,037 49.12 103.60
23 Tegalsari 24,828 50.56 24,274 49.44 102.28
24 Licin 14,205 50.30 14,033 49.70 101.23
838,856 50.28 829,582 49.72 101.12
RJK
Total
No KecamatanLaki-laki Perempuan
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 20
Jika dilihat menurut wilayah kecamatan, dari Table. 6. terlihat bahwa rasio
jenis kelamin (sex ratio) disetiap kecamatan di atas 100, hanya ada tujuh
( 7 ) kecamatan yang dibawah 100 hal ini berarti bahwa jumlah penduduk
laki-laki disetiap kecamatan lebih banyak daripada perempuan. Jika diamati
masing-masing wilayah Kecamatan, maka terlihat bahwa Kecamatan
Siliragung, memiliki Rasio jenis kelamin tertinggi yaitu 103,60 diikuti
Kecamatan Muncar sebesar 103,06 sedangkan Rasio jenis kelamin
terendah 98,17 terdapat di Kecamatan Glagah.
3. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
Rasio Ketergantungan digunakan untuk melihat hubungan antara
perubahan struktur umur penduduk dengan ekonomi secara kasar. Rasio
ini melihat seberapa besar beban tanggungan yang harus dipikul oleh
penduduk produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk
produktif secara ekonomi adalah mereka yang berada pada umur 15 – 64
tahun, yang dianggap memiliki potensi ekonomi. Semakin rendah
Dependency Ratio, maka semakin rendah pula beban kelompok umur
produktif untuk menanggung penduduk usia tidak produktif atau belum
produktif.
Tabel 7. Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi menurut Umur Muda,
Umur Produktif dan Umur Tua, Tahun 2015
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan ∑ Pddk %
(1) (2) (3) (4) (5)
0-14 Tahun (Umur Muda) 179,870 169,692 349,562 20.95
15-64 Tahun (Umur Produktif) 588,168 582,658 1,170,826 70.17
>= 65 Tahun (Umur Tua) 70,818 77,232 148,050 8.87
Jumlah 838,856 829,582 1,668,438 100
Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015,diolah.
Dari Tabel. 7. nampak bahwa 70,17 persen penduduk Kabupaten
Banyuwangi merupakan penduduk Usia produktif (usia kerja) yang
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 21
berpotensi sebagai modal pembangunan, sedangkan penduduk yang
berpotensi sebagi beban yaitu penduduk yang belum produktif (0-14 tahun)
sebesar 20,95 persen dan penduduk yang dianggap kurang produktif atau
tidak produktif lagi (65 tahun ke atas) sebesar 8,87 persen. Jika
diperhatikan menurut jenis kelamin, jumlah penduduk usia produktif laki-laki
lebih besar daripada penduduk usia produktif perempuan, terlihat pada
kelompok usia lanjut penduduk perempuan yang lebih banyak, sedangkan
pada kelompok usia muda terlihat bahwa penduduk perempuan lebih kecil
dibandingkan dengan penduduk laki-laki.
Memperhatikan komposisi penduduk menurut kelompok usia muda, usia
produktif, dan usia tua yang demikian, diketahui rasio ketergantungan
Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 sebesar 42,50 per 100 penduduk usia
kerja, yang berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif (usia kerja) di
Kabupaten Banyuwangi mempunyai tanggungan sekitar 42 penduduk usia
non produktif, 29,86 % diantaranya berasal dari kelompok usia muda dan
12,64 % lainnya berasal dari kelompok usia lanjut.
Tabel 8. Rasio Ketergantungan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
Total
n % n % %
Laki-laki 588,168 179,870 30.58 70,818 12.04 42.62
Perempuan 582,658 169,692 29.12 77,232 13.26 42.38
L+P 1,170,826 349,562 29.86 148,050 12.64 42.50
Jenis Kelamin Umur
Produktif
Muda Tua
Rasio Ketergantungan
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015,diolah
Rasio ketergantungan total Kabupaten Banyuwangi jika dirinci menurut jenis
kelamin, nampak bahwa angka beban tanggungan laki-laki lebih besar
daripada perempuan, tetapi pada usia lanjut angka beban tanggungan
perempuan menjadi lebih tinggi daripada laki-laki. Perempuan yang
berusia lanjut terus bertambah dan jumlahnya melebihi laki-laki karena usia
perempuan relatif lebih panjang.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 22
C. Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Sosial
1. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk.
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas
SDM di wilayah tersebut. Namun ukuran ini masih harus ditambah dengan
etos kerja dan ketrampilan baik hard skill maupun soft skill. Beberapa
pelaku usaha menyatakan bahwa yang dibutuhkan tidak saja ketrampilan
tetapi juga kepribadian, karena ketrampilan bisa ditingkatkan melalui
pelatihan-pelatihan.
Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil
diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat
tanda tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang
tertinggi merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh
seseorang.
Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015.
n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %
1 Tidak/Belum Sekolah 142,675 17.01 156,971 18.92 299,646 17.96
2 Belum Tamat SD/Sederajat 81,185 9.68 85,353 10.29 166,538 9.98
3 Tamat SD/Sederajat 279,510 33.32 306,991 37.01 586,501 35.15
4 SLTP/Sederajat 151,061 18.01 136,049 16.40 287,110 17.21
5 SLTA/Sederajat 154,477 18.42 118,290 14.26 272,767 16.35
6 Diploma I/II 2,474 0.29 2,681 0.32 5,155 0.31
7 Akademi/Diploma III/SARMUD 4,206 0.50 4,958 0.60 9,164 0.55
8 Diploma IV/Strata I 21,922 2.61 17,706 2.13 39,628 2.38
9 Strata II 1,275 0.15 500 0.06 1,775 0.11
10 Strata III 71 0.01 83 0.01 154 0.01
838,856 100 829,582 100 1,668,438 100
NoLaki-laki Perempuan Jumlah
Jenjang pendidikan
JumlahSumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah. Data SIAK menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan relatif masih rendah. Lebih dari sepertiga penduduk Kabupaten Banyuwangi (35,15%) tamat SD/Sederajat. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase penduduk yang tamat SD/Sederajat penduduk
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 23
perempuan lebih tinggi dibanding penduduk laki-laki, sedangkan penduduk yang tamat SLTA/Sederajat untuk penduduk laki-laki (18,42%) lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan(14,26%). Sedangkan persentase penduduk yang tamat SLTP/Sederajat untuk perempuan hampir sama dengan persentase penduduk laki-laki selisih (2,39%).
2. Komposisi Penduduk menurut Agama
Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk
merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta
merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan
antar umat beragama. Penduduk Kabupaten Banyuwangi pada umumnya
memeluk agama Islam (96,67 persen), disusul kemudian pemeluk agama
Hindu ( 1,62 persen ), sedangkan Kristen (1,10 persen ) dan Katholik (0,30
persen). Budha dan Konghucu serta aliran kepercayaan masih sangat
sedikit (0,27 persen).
Tabel 10. Prosentase Penduduk Menurut Agama Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2015
n % n % n % n % n % n % n %
1 Pesanggaran 46,242 90.37 1,504 2.94 95 0.19 2,361 4.61 954 1.86 8 0.02 3 0.01 51,167
2 Bangorejo 59,314 93.90 762 1.21 264 0.42 2,814 4.45 8 0.01 5 0.01 0 0.00 63,167
3 Purwoharjo 61,842 90.83 966 1.42 869 1.28 4,228 6.21 156 0.23 24 0.04 2 0.00 68,087
4 Tegaldlimo 60,654 90.87 951 1.42 125 0.19 4,671 7.00 348 0.52 2 0.00 0 0.00 66,751
5 Muncar 129,527 97.38 936 0.70 396 0.30 2,039 1.53 63 0.05 43 0.03 5 0.00 133,009
6 Cluring 75,992 98.61 500 0.65 62 0.08 415 0.54 74 0.10 10 0.01 10 0.01 77,063
7 Gambiran 61,493 94.64 1,794 2.76 335 0.52 36 0.06 1,284 1.98 9 0.01 22 0.03 64,973
8 Srono 93,631 99.01 398 0.42 105 0.11 310 0.33 76 0.08 51 0.05 0 0.00 94,571
9 Genteng 86,877 97.14 1,312 1.47 378 0.42 556 0.62 269 0.30 32 0.04 14 0.02 89,438
10 Glenmore 73,356 97.55 1,082 1.44 225 0.30 469 0.62 37 0.05 33 0.04 0 0.00 75,202
11 Kalibaru 63,879 99.42 232 0.36 52 0.08 31 0.05 28 0.04 29 0.05 1 0.00 64,252
12 Singojuruh 51,828 99.58 146 0.28 29 0.06 6 0.01 5 0.01 34 0.07 0 0.00 52,048
13 Rogojampi 94,602 96.67 744 0.76 296 0.30 1,822 1.86 340 0.35 58 0.06 1 0.00 97,863
14 Kabat 72,738 99.74 105 0.14 30 0.04 38 0.05 4 0.01 10 0.01 0 0.00 72,925
15 Glagah 34,676 99.03 188 0.54 93 0.27 41 0.12 19 0.05 0 0.00 0 0.00 35,017
16 Banyuwangi 110,708 96.09 2,578 2.24 921 0.80 362 0.31 592 0.51 46 0.04 1 0.00 115,208
17 Giri 28,912 98.04 313 1.06 139 0.47 76 0.26 46 0.16 5 0.02 0 0.00 29,491
18 Wongsorejo 76,715 99.47 191 0.25 74 0.10 52 0.07 36 0.05 59 0.08 0 0.00 77,127
19 Songgon 56,326 99.27 178 0.31 32 0.06 190 0.33 12 0.02 1 0.00 0 0.00 56,739
20 Sempu 79,637 98.62 613 0.76 127 0.16 308 0.38 53 0.07 15 0.02 1 0.00 80,754
21 Kalipuro 78,127 98.47 694 0.87 228 0.29 231 0.29 40 0.05 23 0.03 0 0.00 79,343
22 Siliragung 41,024 87.47 1,925 4.10 69 0.15 3,855 8.22 14 0.03 8 0.02 8 0.02 46,903
23 Tegalsari 46,619 94.94 264 0.54 20 0.04 2,179 4.44 2 0.00 2 0.00 16 0.03 49,102
24 Licin 28,179 99.79 32 0.11 11 0.04 1 0.00 6 0.02 9 0.03 0 0.00 28,238
1,612,898 96.67 18,408 1.10 4,975 0.30 27,091 1.62 4,466 0.27 516 0.03 84 0.01 1,668,438
Jumlah
A G A M A
JUMLAH
No Kecamatan Islam Kristen Katolik Hindu Budha KonghucuPenganut
Kepercayaan
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 24
Jika dikaitkan dengan wilayah kecamatan, maka agama islam mendominasi
semua wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Muncar
merupakan wilayah pemeluk agama Islam terbesar yaitu 129.527 jiwa,
diikuti Kecamatan Banyuwangi yaitu 110.708 jiwa, dan Kecamatan
Rogojampi yaitu 94.602 jiwa. Sedangkan sebaran agama Islam terkecil
berada di Kecamatan Giri 28.912 jiwa dan Licin yaitu 28.179 jiwa.
Agama kedua terbesar setelah Islam yang tersebar disetiap kecamatan
adalah agama Hindu. Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo
merupakan wilayah dengan agama Hindu terbesar disusul pemeluk agama
Kristen, karena Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang
didominasi agama Islam, maka sedikit yang menganut agama Katolik,
Budha, Konghucu dan Penghayat Kepercayaan.
3. Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan
Informasi tentang struktur perkawinan penduduk pada waktu tertentu
berguna bagi para penentu kebijakan dan pelaksana program
kependudukan. Terutama dalam hal pembangunan keluarga, kelahiran dan
upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga. Dari informasi penduduk
berstatus kawin, Umur Perkawinan Pertama, lama kawin akan berguna
untuk mengestimasi angka kelahiran yang akan terjadi.
Umur perkawinan pertama misalnya berkaitan dengan lamanya seseorang
perempuan beresiko untuk hamil dan melahirkan. Perkawinan umur dini
juga akan berakibat pada besarnya angka perceraian, ketidaksiapan orang
tua untuk pengasuhan anak serta kurang matangnya perempuan
menjalankan tugas dan fungsinya dalam rumah tangga.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 25
Tabel 11: Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Status kawin,
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
n % n % n % n % n %
00-04 73,165 11.36 0 0.00 0 0.00 0 0.00 73,165 4.39
05-09 120,716 18.74 0 0.00 0 0.00 0 0.00 120,716 7.24
10-14 128,833 20.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 128,833 7.72
15-19 127,726 19.83 1,853 0.20 39 0.12 5 0.01 129,623 7.77
20-24 98,506 15.29 24,754 2.73 506 1.62 56 0.07 123,822 7.42
25-29 48,319 7.50 66,284 7.31 1,721 5.52 170 0.20 116,494 6.98
30-34 22,426 3.48 100,471 11.07 3,467 11.11 410 0.48 126,774 7.6
35-39 10,754 1.67 114,703 12.64 4,402 14.11 986 1.15 130,845 7.84
40-44 5,682 0.88 125,319 13.81 5,003 16.03 2,043 2.38 138,047 8.27
45-49 3,162 0.49 120,819 13.32 4,591 14.71 3,624 4.22 132,196 7.92
50-54 1,826 0.28 107,968 11.90 3,866 12.39 6,165 7.18 119,825 7.18
55-59 1,101 0.17 83,943 9.25 2,770 8.88 8,657 10.08 96,471 5.78
60-64 685 0.11 61,450 6.77 1,892 6.06 10,868 12.66 74,895 4.49
65-69 468 0.07 43,456 4.79 1,259 4.03 12,935 15.07 58,118 3.48
70-74 310 0.05 29,128 3.21 832 2.67 14,065 16.38 44,335 2.66
>=75 391 0.06 27,157 2.99 857 2.75 25,874 30.14 54,279 3.25
Jumlah 644,070 100 907,305 100 31,205 100 85,858 100 1,668,438 100
TotalKel
UmurBelum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati
STATUS KAWIN
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah.
Tabel.11. menyajikan komposisi penduduk menurut status kawin di
Kabupaten Banyuwangi. Tabel tersebut menunjukkan bahwa penduduk
Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh penduduk berstatus kawin yakni
54,38 persen.
Jika dikaitkan dengan umur nampak bahwa proporsi penduduk yang
berstatus belum kawin pada kelompok umur 10-14 tahun cukup tinggi,
sedangkan yang berstatus kawin proporsi tertinggi pada kelompok umur 30-
54 tahun. Banyaknya proporsi penduduk muda yang belum kawin diduga
disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk yang berada pada umur
sekolah ditambah dengan mereka yang berstatus bekerja.
Menarik untuk diperhatikan adalah mereka yang berstatus cerai baik cerai
hidup maupun cerai mati. Proporsi penduduk yang berstatus cerai hidup
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 26
lebih banyak berada pada umur 35-49 tahun, sementara penduduk yang
berstatus cerai mati lebih banyak berada pada kelompok umur di atasnya
yakni 55 tahun ke atas. Penduduk berumur muda yang cerai hidup biasanya
segera melakukan perkawinan kembali sehingga proporsi mereka lebih
rendah dibandingkan dengan penduduk yang berstatus cerai mati.
Rata-Rata Umur Kawin Pertama
Umur kawin pertama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
fertilitas. Umur kawin pertama mempunyai korelasi negatif dengan tingkat
fertilitas seorang perempuan, artinya semakin tua umur kawin pertama
perempuan, maka semakin kecil potensi perempuan tersebut untuk
melahirkan banyak anak. Hal ini terjadi karena semakin tinggi umur kawin
pertama seorang perempuan, maka semakin pendek masa usia suburnya
dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat fertilitas perempuan tersebut.
Tabel 12: Penduduk Rata-Rata Usia Kawin Pertama, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
PEREMPUAN LAKI-LAKI
1 Pesanggaran 24 29
2 Bangorejo 24 30
3 Purwoharjo 24 29
4 Tegaldlimo 24 29
5 Muncar 24 29
6 Cluring 24 30
7 Gambiran 24 30
8 Srono 23 29
9 Genteng 25 30
10 Glenmore 24 29
11 Kalibaru 23 28
12 Singojuruh 22 28
13 Rogojampi 23 28
14 Kabat 22 28
15 Glagah 22 28
16 Banyuwangi 24 29
17 Giri 23 28
18 Wongsorejo 23 28
19 Songgon 22 28
20 Sempu 24 29
21 Kalipuro 23 27
22 Siliragung 24 30
23 Tegalsari 24 29
24 Licin 22 28
24 30
NO KECAMATANRATA-RATA USIA KAWIN PERTAMA
Jumlah Rata-rata
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 27
Angka perkawinan umur pertama masing-masing kecamatan sebagaimana
pada tabel 12, sehingga dapat dilihat rata-rata perkawinan umur pertama di
Kabupaten Banyuwangi adalah perempuan 23 tahun dan laki-laki 29 tahun
pada tahun 2014 dan untuk tahun 2015 perempuan 24 tahun dan laki-laki
30 tahun menunjukkan adanya kesadaran semakin meningkat usia
perkawinan dibanding tahun sebelumnya (Angka ini diperoleh dari data
SIAK terolah).
4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kecacatan
Informasi tentang banyaknya penduduk penyandang cacat dan jenis
kecacatannya sangat diperlukan dalam memberikan program pelayanan
publik yang ramah penyandang cacat. Selama ini perhatian pemerintah
dianggap kurang dan masih banyak perlakuan diskriminatif dalam
pelayanan publik kepada kelompok ini. Informasi jumlah penyandang cacat
terutama cacat fisik dapat digunakan untuk dasar perencanaan
pembangunan berbagai fasilitas umum yang ramah penyandang cacat,
pelayanan fasilitas pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja dan lain
sebagainya. Data SIAK mencakup data tentang penyandang cacat ini.
Tabel : 13. Jumlah dan Prosentase Penduduk Menurut Jenis Kecacatan ,
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
n % n % n %
Cacat Fisik 150 0.018 126 0.015 276 0.017
Cacat Netra/Buta 84 0.010 92 0.011 176 0.011
Cacat Rungu/Wicara 111 0.013 88 0.011 199 0.012
Cacat Mental/Jiwa 151 0.018 118 0.014 269 0.016
Cacat Fisik dan Mental 29 0.003 29 0.003 58 0.003
Cacat Lainnya 30 0.004 28 0.003 58 0.003
Jumlah 555 53.57 481 46.43 1036 100
PENYANDANG CACATLAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 28
Pada Tabel. 13. terlihat bahwa jumlah penduduk penyandang cacat di
Kabupaten Banyuwangi tidak terlalu besar yaitu 1036 jiwa, jika
dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk Kabupaten Banyuwangi
yaitu 1.668.438 jiwa. (0,06%), Meskipun proporsinya kecil, penduduk
penyandang cacat tetap harus menjadi perhatian pemerintah Kabupaten
Banyuwangi untuk tetap memberikan pelayanan sosial bagi mereka seperti
pendidikan, kesehatan, fasilitas layanan umum lainnya. Dilihat dari jenis
kecacatan, jumlah terbesar adalah penyandang cacat fisik yaitu 276 orang,
diikuti penyandang cacat Mental/Jiwa sebesar 269 orang ini ada kenaikan
dibandingkan tahun sebelumnya, dan terkecil adalah penyandang cacat
Fisik dan Mental dan catat lainya 58 orang.
Jika dikaitkan dengan jenis kelamin, maka penyandang cacat terbesar
adalah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan jenis kecacatan adalah
cacat mental/jiwa yaitu sebesar 151 orang, diikuti cacat fisik yaitu 150
orang. Hal tersebut tidak sama yang terjadi pada penyandang cacat
perempuan yaitu sebesar 126 orang adalah penyandang cacat fisik dan 118
orang penyandang cacat mental/jiwa.
D. Keluarga
Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil dalam kehidupan. Data keluarga
menjadi penting untuk menyusun berbagai program pembangunan seperti
peningkatan ekonomi, penghasilan dan penanganan kemiskinan dan lain
sebagainya. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat merupakan tempat
pertama dan utama dalam tumbuh kembang anak, baik dari sisi fisik,
pembentukan karakter dan pengembangan intelektual. Oleh sebab itu
perencanaan keluarga menjadi penting, tidak hanya jumlah anggota keluarga
tetapi juga kualitasnya.
1. Jumlah Keluarga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga
Keluarga dibentuk dari sekelompok orang yang terikat dan mempunyai
hubungan kekerabatan karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain
sebagainya. Unit keluarga menjadi hal penting untuk berbagai intervensi
seperti penanganan kemiskinan, keluarga berencana, kesehatan dan
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 29
lain sebagainya. Keluarga terbagi menjadi dua yaitu keluarga inti/batih
(nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Besarnya jumlah
anggota keluarga biasanya digunakan untuk menggambarkan
kesejahteraan keluarga, dimana semakin kecil jumlah anggota keluarga
diasumsikan akan semakin tinggi tingkat kesejahteraannya.
Tabel 14 : Jumlah Penduduk, Jumlah Keluarga, dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
n (jiwa) % n (jiwa) %
1 Pesanggaran 51,167 3.07% 16,726 3.03% 3.06
2 Bangorejo 63,167 3.79% 20,537 3.72% 3.08
3 Purwoharjo 68,087 4.08% 22,157 4.01% 3.07
4 Tegaldlimo 66,751 4.00% 22,037 3.99% 3.03
5 Muncar 133,009 7.97% 41,843 7.58% 3.18
6 Cluring 77,063 4.62% 25,616 4.64% 3.01
7 Gambiran 64,973 3.89% 20,685 3.75% 3.14
8 Srono 94,571 5.67% 31,770 5.75% 2.98
9 Genteng 89,438 5.36% 27,583 5.00% 3.24
10 Glenmore 75,202 4.51% 24,150 4.37% 3.11
11 Kalibaru 64,252 3.85% 20,794 3.77% 3.09
12 Singojuruh 52,048 3.12% 18,264 3.31% 2.85
13 Rogojampi 97,863 5.87% 34,048 6.17% 2.87
14 Kabat 72,925 4.37% 25,100 4.55% 2.91
15 Glagah 35,017 2.10% 12,823 2.32% 2.73
16 Banyuwangi 115,208 6.91% 37,147 6.73% 3.10
17 Giri 29,491 1.77% 10,517 1.90% 2.80
18 Wongsorejo 77,127 4.62% 26,286 4.76% 2.93
19 Songgon 56,739 3.40% 19,799 3.59% 2.87
20 Sempu 80,754 4.84% 25,971 4.70% 3.11
21 Kalipuro 79,343 4.76% 27,387 4.96% 2.90
22 Siliragung 46,903 2.81% 15,105 2.74% 3.11
23 Tegalsari 49,102 2.94% 15,407 2.79% 3.19
24 Licin 28,238 1.69% 10,403 1.88% 2.71
1,668,438 100.00% 552,155 100.00% 3.02
Jumlah Rata-rata
Anggota
Keluarga
Jumlah
No Kecamatan Penduduk Kepala Keluarga
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Jumlah keluarga di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 552.155 keluarga
yang terbesar tersebar di 4 kecamatan. Kecamatan Muncar memiliki jumlah
keluarga terbesar yaitu 41.843 keluarga (7,58%) kemudian disusul oleh
kecamatan Banyuwangi sebanyak 37.147 keluarga (6,73%), Kecamatan
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 30
Rogojampi sebanyak 34.048 keluarga (6,17%), dan Kecamatan Srono
sebanyak 31.770 keluarga (5,75%). Sedangkan jumlah keluarga terkecil
berada di Kecamatan Licin yaitu 10.403 keluarga (1,88%), dan Kecamatan
Giri sebanyak 10.517 keluarga (1.90%).
Rata-rata jumlah anggota keluarga di Kabupaten Banyuwangi sebanyak
3,02 per keluarga. Ini menunjukkan bahwa keluarga di Banyuwangi lebih
banyak merupakan keluarga inti dengan jumlah anggota keluarga sebanyak
2-3 orang. Bila diperhatikan menurut kecamatan, rata-rata jumlah anggota
keluarga di setiap Kecamatan juga terdiri dari 2-3 orang per keluarga.
4. Status Hubungan dengan Kepala Keluarga.
Tabel 15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Hubungan dengan Kepala Keluarga, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
n % n % n %
Kepala Keluarga 461,621 55.03 90,534 10.91 552,155 33.09
Suami 125 0.01 0 0.00 125 0.01
Istri 0 0.00 417,468 50.32 417,468 25.02
Anak 349,074 41.61 276,564 33.34 625,638 37.50
Menantu 1,797 0.21 1,578 0.19 3,375 0.20
Cucu 12,835 1.53 9,854 1.19 22,689 1.36
Orang tua 1,963 0.23 14,725 1.77 16,688 1.00
Mertua 1,333 0.16 8,300 1.00 9,633 0.58
Famili lain 8,599 1.03 8,690 1.05 17,289 1.04
Pembantu 15 0.00 74 0.01 89 0.01
Lainnya 1,494 0.18 1,795 0.22 3,289 0.20
Jumlah 838,856 100.00 829,582 100.00 1,668,438 100.00
Status Hubungan
Dengan Kepala
Keluarga
Laki-laki PerempuanLaki-laki dan
Perempuan
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Status hubungan anggota keluarga dengan kepala keluarga diperlukan
untuk melihat komposisi anggota keluarga, pola pengaturan tempat tinggal
dan pola pengasuhan anak. Dari Tabel. 15. nampak bahwa kepala keluarga
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 31
laki-laki umumnya mempunyai pasangan/isteri yaitu dari 461.621 kepala
keluarga laki-laki (55,03%) yang mempunyai isteri sebanyak 417.468 orang
(50,32%), sedangkan dari 90.534 kepala keluarga perempuan (10,91%)
hanya 125 orang (0,01%) saja yang bersuami. Hal ini menunjukkan bahwa
kepala keluarga perempuan pada umumnya berstatus lajang baik mereka
yang belum pernah kawin maupun mereka yang berstatus janda.
Perempuan berstatus kepala keluarga ini perlu mendapat perhatian lebih,
karena pada umumnya keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga
perempuan mempunyai tingkat kesejahteraan lebih rendah dibandingkan
keluarga yang dikepalai oleh laki-laki.
Adapun proporsi anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah yang
berstatus menantu, cucu, orang tua, mertua, dan famili lain menunjukkan
proporsi yang rendah yaitu sekitar 4,38 persen. Ini mencerminkan bahwa
keluarga luas di Kabupaten Banyuwangi jumlahnya tidak besar.
3. Karakteristik Kepala Keluarga
Karakteristik kepala keluarga berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan,
status kesehatan, pekerjaan penting untuk diketahui, berkaitan dengan
perencanaan kebijakan pelayanan kebutuhan dasar berbasis keluarga
seperti ketersediaan pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan,
kemiskinan, dan lain-lain.
Tabel 16. Jumlah dan Proporsi Kepala Keluarga Menurut Status Kawin dan
Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
n % n % n %
1 Belum Kawin 4,534 1.0 1,968 2.2 6,502 1.2
2 Kawin 440,689 95.5 24,933 27.5 465,622 84.3
3 Cerai Hidup 7,510 1.6 13,843 15.3 21,353 3.9
4 Cerai Mati 8,888 1.9 49,790 55.0 58,678 10.6
461,621 100 90,534 100 552,155 100
Jumlah
Jumlah
No Status Kepala KeluargaLaki-laki Perempuan
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 32
Pada umumnya kepala keluarga berstatus kawin (84,3%), dan pada
umumnya laki-laki (95,5%). Kepala keluarga yang berstatus belum kawin
hanya 1,2%, meskipun demikian perlu dikaji kembali apakah mereka yang
berstatus lajang ini memiliki anggota keluarga atau dia hidup sendirian.
Kepala keluarga yang berstatus cerai baik cerai hidup maupun cerai mati,
persentase perempuan jauh lebih besar dibandingkan laki-laki yaitu masing-
masing 55,0% dan 1.9%. Kemungkinan laki-laki setelah menduda cepat
untuk kawin lagi, sehingga menyebabkan perbedaan persentase tersebut.
Selain itu, perempuan yang berstatus cerai baik hidup maupun mati,
mempunyai pertimbangan untuk melakukan kawin lagi terutama apabila
mereka telah memiliki anak-anak yang biasanya menjadi tanggungjawab
perempuan. Meskipun pada saat ini kecenderungan tersebut sudah mulai
menurun tetapi kondisi ini masih terjadi. Faktor yang lain adalah mereka
yang cerai mati, terjadi pada kelompok umur yang lebih tua, yang
menyebabkan perempuan enggan untuk menikah kembali.
Dalam administrasi kependudukan, perempuan berstatus kawin yang
menjadi kepala keluarga juga diberikan kepada mereka yang berstatus
sebagai istri kedua, ketiga maupun keempat. Oleh sebab itu proporsi
perempuan kepala keluarga yang cukup besar (10,91%), diduga termasuk
mereka yang menjadi kepala keluarga ini adalah menjadi isteri kedua,
ketiga, dan seterusnya.
Disamping itu, terlihat pula adanya kepala keluarga yang berstatus belum
kawin (lajang) sebanyak 1.2 persen. Proporsi kepala keluarga perempuan
yang belum kawin lebih tinggi daripada kepala keluarga laki-laki. Biasanya
kepala keluarga yang berstatus belum kawin merupakan anggota keluarga
yang menggantikan orang tua yang meninggal, atau kepala keluarga
tersebut hidup sendirian.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 33
Tabel 17. Jumlah dan Proporsi Kepala Keluarga Menurut Kelompok Umur dan
Status Kawin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
n % n % n % n % n %
10-14 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
15-19 63 0.97 190 0.04 12 0.06 6 0.01 271 0.05
20-24 659 10.14 7,041 1.51 319 1.49 41 0.07 8,060 1.46
25-29 1,025 15.76 26,730 5.74 1,025 4.80 123 0.21 28,903 5.23
30-34 868 13.35 46,211 9.92 2,075 9.72 356 0.61 49,510 8.97
35-39 744 11.44 56,373 12.11 2,805 13.14 859 1.46 60,781 11.01
40-44 710 10.92 62,405 13.40 3,515 16.46 1,909 3.25 68,539 12.41
45-49 702 10.80 61,147 13.13 3,359 15.73 3,406 5.80 68,614 12.43
50-54 547 8.41 55,332 11.88 2,847 13.33 5,351 9.12 64,077 11.60
55-59 447 6.87 47,314 10.16 2,126 9.96 7,443 12.68 57,330 10.38
60-64 286 4.40 36,163 7.77 1,289 6.04 8,123 13.84 45,861 8.31
65-69 229 3.52 27,115 5.82 904 4.23 9,492 16.18 37,740 6.84
70-74 112 1.72 20,012 4.30 569 2.66 8,962 15.27 29,655 5.37
>75 110 1.69 19,589 4.21 508 2.38 12,607 21.49 32,814 5.94
Jumlah 6,502 100 465,622 100 21,353 100 58,678 100 552,155 100
JumlahKelompok
Umur
Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Dari Table. 17. terlihat bahwa mayoritas keluarga di Kabupaten Banyuwangi
dikepalai oleh kepala keluarga yang berumur antara 35-59 tahun. Ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Banyuwangi merupakan keluarga yang
berada pada kelompok produktif dan yang menarik adalah adanya kepala
keluarga pada kelompok umur di bawah 19 tahun yaitu 0,05 persen.
Proporsi tertinggi kepala keluarga berstatus kawin berada pada kelompok
umur 35-54 tahun, hal Ini menunjukkan bahwa kepala keluarga di
Kabupaten Banyuwangi berada pada kelompok produktif. Sedangkan
kepala keluarga yang berstatus belum kawin terbesar juga berada pada
kelompok umur 25-34 tahun, kepala keluarga yang berstatus cerai hidup
tertinggi berada pada kelompok umur 35-54 tahun serta kepala keluarga
berstatus cerai mati berada pada kelompok umur 55 tahun ke atas.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 34
Tabel 18. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
n % n % n %
Tidak/Belum Sekolah 15,107 3.27 14,439 15.95 29,546 5.35
Belum Tamat SD/Sederajat 15,658 3.39 8,782 9.70 24,440 4.43
Tamat SD/Sederajat 218,054 47.24 47,864 52.87 265,918 48.16
SLTP/Sederajat 89,464 19.38 9,607 10.61 99,071 17.94
SLTA/Sederajat 99,549 21.57 8,026 8.87 107,575 19.48
Diploma I/II 1,898 0.41 226 0.25 2,124 0.38
Akademi/Diploma III/SARMUD 3,207 0.69 288 0.32 3,495 0.63
Diploma IV/Strata I 17,435 3.78 1,210 1.34 18,645 3.38
Strata II 1,191 0.26 69 0.08 1,260 0.23
Strata III 58 0.01 23 0.03 81 0.01
Jumlah 461,621 100 90,534 100 552,155 100
Tingkat PendidikanLaki-laki Perempuan Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Dari Tabel. 18. di atas, terlihat bahwa sebagian besar kepala keluarga
berpendidikan Tamat SD/Sederajat yaitu sebesar 48,16 persen disusul
dengan Tamat SLTA/Sederajat sebesar 19,48 persen dan SLTP/Sederajat
sebesar 17,94 persen. Proporsi kepala keluarga yang berpendidikan
D1/D2/D3 sebesar kurang 1 persen dan Diploma IV/ S1 3,38 persen untuk
yang berpendidikan S2/S3 sebesar kurang dari 1 persen, dan masih adanya
kepala keluarga yang tidak sekolah dan belum tamat SD persentasenya
mencapai 5,35 persen, hal ini menunjukkan bahwa tinggkat pendidikan
Kepala Keluarga rata rata di Kabupaten Banyuwangi adanya peningkatan
dibandingkan tahun 2014 yang sebelumnya untuk Tingkat SLTA/Sederajat
19,7 persen dan S1/S2/S3 hanya 3,27 persen.
Tabel 19. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
n % n % n %
1 2 3 4 5 6 7
Bekerja 452,429 98.01 72,236 79.79 524,665 95.02
Belum/Tidak Bekerja 2,919 0.63 4,023 4.44 6,942 1.26
Mengurus Rumah Tangga 0 0.000 12,951 14.31 12,951 2.35
Pelajar/Mahasiswa 346 0.07 260 0.29 606 0.11
Pensiunan 5,927 1.28 1,064 1.18 6,991 1.27
Jumlah 461,621 100 90,534 100 552,155 100
Status PekerjaanLaki-laki Perempuan Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 35
Untuk itu pemerintah Kabupaten Banyuwangi perlu memperhatikan
keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga yang tidak bekerja, walaupun
proporsi mereka kecil. Kepala keluarga yang tidak bekerja, dapat
disebabkan karena sudah memasuki usia pensiun atau memang tidak
mampu masuk ke pasar kerja. Untuk mereka ini perlu diberikan intervensi
untuk membantu meningkatkan status kesejahteraan mereka, karena pada
umumnya keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga yang tidak bekerja
memiliki status ekonomi yang rendah. Karena bagaimana mereka dapat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan diduga mereka tidak
mempunyai penghasilan, sehingga pemerintah Kabupaten Banyuwangi
perlu membuat perencanaan pelayanan kebutuhan dasar penduduk.
Selanjutnya Tabel. 20. menunjukkan jenis pekerjaan yang banyak digeluti
oleh kepala keluarga sebagai pekerjaan pokok dan sumber pendapatan
keluarga untuk menunjang perekonomian dalam memenuhi kebutuhan
kehidupan keluarga.
Tabel 20. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Pekesjaan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
Laki-laki % Perempuan % Jumlah %
1 Belum/Tidak Bekerja 2,919 0.632 4,023 4.444 6,942 1.257
2 Mengurus Rumah Tangga 0 0.000 12,951 14.305 12,951 2.346
3 Pelajar/Mahasiswa 346 0.075 260 0.287 606 0.110
4 Pensiunan 5,927 1.284 1,064 1.175 6,991 1.266
5 Pegawai Negeri Sipil 8,417 1.823 610 0.674 9,027 1.635
6 Tentara Nasional Indonesia 972 0.211 2 0.002 974 0.176
7 Kepolisian Ri 1,046 0.227 1 0.001 1,047 0.190
8 Perdagangan 5,790 1.254 1,689 1.866 7,479 1.355
9 Petani/Pekebun 123,066 26.660 26,674 29.463 149,740 27.119
10 Peternak 191 0.041 30 0.033 221 0.040
11 Nelayan/Perikanan 7,783 1.686 72 0.080 7,855 1.423
12 Industri 519 0.112 117 0.129 636 0.115
13 Konstruksi 599 0.130 5 0.006 604 0.109
14 Transportasi 670 0.145 4 0.004 674 0.122
15 Karyawan Swasta 36,723 7.955 3,210 3.546 39,933 7.232
16 Karyawan Bumn 3,282 0.711 189 0.209 3,471 0.629
17 Karyawan Bumd 242 0.052 22 0.024 264 0.048
18 Karyawan Honorer 274 0.059 22 0.024 296 0.054
No Jenis PekerjaanKepala Keluarga
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 36
19 Buruh Harian Lepas 23,113 5.007 6,646 7.341 29,759 5.390
20 Buruh Tani/Perkebunan 15,941 3.453 5,984 6.610 21,925 3.971
21 Buruh Nelayan/Perikanan 262 0.057 54 0.060 316 0.057
22 Buruh Peternakan 16 0.003 5 0.006 21 0.004
23 Pembantu Rumah Tangga 6 0.001 103 0.114 109 0.020
24 Tukang Cukur 21 0.005 1 0.001 22 0.004
25 Tukang Listrik 32 0.007 0 0.000 32 0.006
26 Tukang Batu 864 0.187 0 0.000 864 0.156
27 Tukang Kayu 569 0.123 0 0.000 569 0.103
28 Tukang Sol Sepatu 2 0.000 0 0.000 2 0.000
29 Tukang Las/Pandai Besi 87 0.019 0 0.000 87 0.016
30 Tukang Jahit 232 0.050 53 0.059 285 0.052
31 Tukang Gigi 9 0.002 0 0.000 9 0.002
32 Penata Rias 2 0.000 8 0.009 10 0.002
33 Penata Busana 1 0.000 2 0.002 3 0.001
34 Penata Rambut 9 0.002 8 0.009 17 0.003
35 Mekanik 434 0.094 1 0.001 435 0.079
36 Seniman 37 0.008 4 0.004 41 0.007
37 Tabib 4 0.001 0 0.000 4 0.001
38 Paraji 0 0.000 2 0.002 2 0.000
39 Perancang Busana 1 0.000 1 0.001 2 0.000
40 Penterjemah 3 0.001 1 0.001 4 0.001
41 Imam Mesjid 12 0.003 0 0.000 12 0.002
42 Pendeta 114 0.025 0 0.000 114 0.021
43 Pastor 1 0.000 0 0.000 1 0.000
44 Wartawan 71 0.015 1 0.001 72 0.013
45 Ustadz/Mubaligh 98 0.021 4 0.004 102 0.018
46 Juru Masak 4 0.001 2 0.002 6 0.001
47 Promotor Acara 1 0.000 0 0.000 1 0.000
48 Anggota Dpr-Ri 1 0.000 0 0.000 1 0.000
49 Anggota Dpd 2 0.000 1 0.001 3 0.001
50 Anggota Bpk 0 0.000 0 0.000 0 0.000
51 Presiden 0 0.000 0 0.000 0 0.000
52 Wakil Presiden 0 0.000 0 0.000 0 0.000
53 Anggota Mahkamah Konstitusi 0 0.000 0 0.000 0 0.000
54 Anggota Kabinet/Kementerian 0 0.000 0 0.000 0 0.000
55 Duta Besar 0 0.000 0 0.000 0 0.000
56 Gubernur 0 0.000 0 0.000 0 0.000
57 Wakil Gubernur 0 0.000 0 0.000 0 0.000
58 Bupati 1 0.000 0 0.000 1 0.000
59 Wakil Bupati 1 0.000 0 0.000 1 0.000
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 37
60 Walikota 0 0.000 0 0.000 0 0.000
61 Wakil Walikota 0 0.000 0 0.000 0 0.000
62 Anggota Dprd Provinsi 1 0.000 0 0.000 1 0.000
63 Anggota DPRD Kabupaten/Kota 23 0.005 0 0.000 23 0.004
64 Dosen 199 0.043 14 0.015 213 0.039
65 Guru 4,431 0.960 567 0.626 4,998 0.905
66 Pilot 0 0.000 0 0.000 0 0.000
67 Pengacara 41 0.009 0 0.000 41 0.007
68 Notaris 17 0.004 2 0.002 19 0.003
69 Arsitek 7 0.002 0 0.000 7 0.001
70 Akuntan 2 0.000 0 0.000 2 0.000
71 Konsultan 15 0.003 1 0.001 16 0.003
72 Dokter 121 0.026 12 0.013 133 0.024
73 Bidan 0 0.000 27 0.030 27 0.005
74 Perawat 274 0.059 28 0.031 302 0.055
75 Apoteker 6 0.001 2 0.002 8 0.001
76 Psikiater/Psikolog 1 0.000 0 0.000 1 0.000
77 Penyiar Televisi 0 0.000 0 0.000 0 0.000
78 Penyiar Radio 3 0.001 1 0.001 4 0.001
79 Pelaut 266 0.058 0 0.000 266 0.048
80 Peneliti 10 0.002 0 0.000 10 0.002
81 Sopir 3,223 0.698 0 0.000 3,223 0.584
82 Pialang 1 0.000 0 0.000 1 0.000
83 Paranormal 6 0.001 0 0.000 6 0.001
84 Pedagang 8,914 1.931 2,097 2.316 11,011 1.994
85 Perangkat Desa 3,343 0.724 607 0.670 3,950 0.715
86 Kepala Desa 284 0.062 17 0.019 301 0.055
87 Biarawati 0 0.000 3 0.003 3 0.001
88 Wiraswasta 199,461 43.209 23,254 25.685 222,715 40.336
89 Lainnya 255 0.055 76 0.084 331 0.060
461,621 100.000 90,534 100.000 552,155 100.000Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Dilihat dari kegiatan ekonomi kepala keluarga di Kabupaten Banyuwangi
adalah bekerja dengan jenis pekerjaan terbesar adalah sebagai wiraswasta
yaitu 40,33 persen, diikuti pertanian/pekebun yaitu 27,11 persen, dan
karyawan swasta yaitu 7,23 persen.
Proporsi kepala keluarga laki-laki yang bekerja sebagai wiraswasta lebih
tinggi dibandingkan kepala keluarga perempuan.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 38
BAB IV
KUALITAS PENDUDUK
Kualitas penduduk biasanya diukur dari tingkat kesehatan, pendidikan, masalah
sosial dan lain sebagainya. Secara internasional kualitas pembangunan manusia
diukur dengan Indikator Pembangunan Manusia yang terdiri dari tingkat pendidikan
(melek huruf dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka kematian bayi dan
angka harapan hidup waktu lahir) serta kesejahteraan yang diukur dengan
penghasilan per kapita.
A. Kelahiran dan Kematian
Rasio Anak dan Perempuan (Child Women Ratio/CWR)
Rasio anak dan perempuan adalah perbandingan antara anak di bawah usia
lima tahun dengan jumlah penduduk perempuan usia produktif (15-49 tahun)
disuatu wilayah dan waktu tertentu. Rasio anak dan perempuan bisa digunakan
untuk melihat jumlah kelahiran yang terjadi selama 5 tahun yang lalu.
Tabel 21. Rasio Anak dan Perempuan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
Anak Perempuan0 - 4 Tahun 15 - 49 Tahun
1 Pesanggaran 2,970 13,867 21
2 Bangorejo 3,256 16,874 19
3 Purwoharjo 3,384 18,144 19
4 Tegaldlimo 3,453 17,763 19
5 Muncar 7,669 35,758 21
6 Cluring 4,149 19,948 21
7 Gambiran 3,672 17,184 21
8 Srono 5,348 24,722 22
9 Genteng 5,467 23,751 23
10 Glenmore 4,059 19,611 21
11 Kalibaru 3,427 17,366 20
12 Singojuruh 3,032 13,440 23
13 Rogojampi 5,641 25,482 22
14 Kabat 4,574 19,286 24
15 Glagah 1,951 9,011 22
16 Banyuwangi 7,462 30,184 25
17 Giri 1,877 7,797 24
18 Wongsorejo 4,394 21,220 21
19 Songgon 3,430 14,611 23
20 Sempu 4,742 21,442 22
21 Kalipuro 4,928 21,851 23
22 Siliragung 2,531 12,574 20
23 Tegalsari 2,990 13,175 23
24 Licin 1,426 7,691 19
95,832 442,752 22
No Kecamatan CWR
Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 39
Pada tahun 2015, besarnya rasio anak dan perempuan di Kabupaten
Banyuwangi sebesar 22. Hal ini berarti bahwa diantara 100 perempuan usia
produktif terdapat 22 balita. Angka ini mengindikasikan tingkat fertilitas yang
masih cukup tinggi karena masih besarnya jumlah anak balita. CWR tertinggi di
dua ( 2 ) Kecamatan yaitu, Banyuwangi 25, Kabat dan Giri yaitu sebesar 24,
Sedangkan CWR terendah di dua ( 4 ) Kecamatan Purwoharjo Bangorejo,
Tegaldlimo dan Licin masing-masing sebesar 19.
B. Ekonomi
1. Angkatan Kerja menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas (Tenaga Kerja/
manpower) dan tidak termasuk didalamnya penduduk yang sedang sekolah,
pensiunan, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Angkatan Kerja dibagi 2
(dua) yaitu bekerja (employed) dan mencari pekerjaan/menganggur
(unemployed)
Tabel 22. Jumlah Angkatan Kerja, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
L P L+P L P L+P L P L+P
15-19 17077 13993 31,070 65,728 61,823 127,551 25.98 22.63 24.36
20-24 39060 30423 69,483 63,095 59,449 122,544 61.91 51.17 56.70
25-29 54735 40784 95,519 59,395 56,425 115,820 92.15 72.28 82.47
30-34 63699 47515 111,214 64,001 63,817 127,818 99.53 74.46 87.01
35-39 65470 49167 114,637 65,486 66,671 132,157 99.98 73.75 86.74
40-44 66965 52083 119,048 66,969 70,001 136,970 99.99 74.40 86.92
45-49 63060 48585 111,645 63,066 64,566 127,632 99.99 75.25 87.47
50-54 56152 44711 100,863 56,180 58,536 114,716 99.95 76.38 87.92
55-59 47439 37437 84,876 47,802 47,986 95,788 99.24 78.02 88.61
60-64 34989 26297 61,286 36,446 33,384 69,830 96.00 78.77 87.76
Jumlah 508,646 390,995 899,641 588,168 582,658 1,170,826 86.48 67.11 76.84
Kelompok
Umur
Jumlah Angkatan Kerja Jumlah Tenaga KerjaTingkat Partisipasi
Angkatan Kerja
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 40
Dari Tabel. 22. nampak bahwa jumlah angkatan kerja tertinggi berada pada
kelompok umur 40-44 tahun yaitu 136.970 orang, diikuti kelompok umur
35-39 tahun sebesar 132.157 orang. Tabel 22. Tersebut juga
menunjukkan bahwa 76,84 persen dari angkatan kerja di Kabupaten
Banyuwangi telah berpartisipasi dalam pasar kerja. Nampak pula bahwa
partisipasi angkatan kerja penduduk laki-laki lebih tinggi (86,48%) daripada
partisipasi angkatan kerja penduduk perempuan (67,11%).
Tabel 23. Angka Penyerapan Angkatan Kerja, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
L P L+P L P L+P L P L+P
15-19 6,305 4,646 10,951 17,077 13,993 31,070 36.92 33.20 35.25
20-24 32,402 25,904 58,306 39,060 30,423 69,483 82.95 85.15 83.91
25-29 52,012 39,074 91,086 54,735 40,784 95,519 95.03 95.81 95.36
30-34 62,431 46,416 108,847 63,699 47,515 111,214 98.01 97.69 97.87
35-39 64,780 48,329 113,109 65,470 49,167 114,637 98.95 98.30 98.67
40-44 66,477 51,340 117,817 66,965 52,083 119,048 99.27 98.57 98.97
45-49 62,712 47,879 110,591 63,060 48,585 111,645 99.45 98.55 99.06
50-54 55,878 44,027 99,905 56,152 44,711 100,863 99.51 98.47 99.05
55-59 47,146 36,545 83,691 47,439 37,437 84,876 99.38 97.62 98.60
60-64 34,755 25,240 59,995 34,989 26,297 61,286 99.33 95.98 97.89
Jumlah 484,898 369,400 854,298 508,646 390,995 899,641 95.33 94.48 94.96
Kelompok
Umur
Jumlah Angkatan Kerja Yang
BekerjaJumlah Angkatan Kerja
Angka Penyerapan
Angkatan Kerja
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Angka penyerapan Angkatan kerja di Kabupaten Banyuwangi yaitu 94,96
persen, penyerapan angkatan kerja laki-laki lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Hal ini pemerintah kabupaten Banyuwangi dituntut untuk
membuka dan menyediakan lapangan kerja baru yang cukup untuk
menampung angkatan kerja yang tersedia.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 41
Tabel 24. Distribusi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Yang di Tamatkan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
n % n % n %
1 Tidak/Belum Sekolah 13,687 2.69 16,429 4.20 30,116 3.35
2 Belum Tamat SD/Sederajat 12,519 2.46 13,062 3.34 25,581 2.84
3 Tamat SD/Sederajat 207,819 40.86 184,628 47.22 392,447 43.62
4 SLTP/Sederajat 120,409 23.67 84,732 21.67 205,141 22.80
5 SLTA/Sederajat 128,394 25.24 71,623 18.32 200,017 22.23
6 Diploma I/II 2,003 0.39 2,086 0.53 4,089 0.45
7 Akademi/Diploma III/SARMUD 3,444 0.68 3,798 0.97 7,242 0.80
8 Diploma IV/Strata I 19,155 3.77 14,158 3.62 33,313 3.70
9 Strata II 1,165 0.23 436 0.11 1,601 0.18
10 Strata III 51 0.01 43 0.01 94 0.01
508,646 100 390,995 100 899,641 100Jumlah
Laki-laki Perempuan JumlahNo Jenjang Pendidikan Terakhir
Jumlah Angkatan Kerja
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Jika dikaitkan dengan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dari
Tabel. 24. nampak bahwa angkatan kerja Kabupaten Banyuwangi menurut
tingkat pendidikan formalnya (43,62%) angkatan kerja di Kabupaten
Banyuwangi berpendidikan SD/sederajat, kemudian 22,80 persen
berpendidikan SLTP/sederajat, 22,23 persen berpendidikan SLTA Sederajat
dan 3,70 persen berpendidikan S1 khususnya untuk yang berpendidikan S1
peningkatanya sangat signifikan dibangdingkan tahun 2014 yang hanya
1,21 persen. Terbukanya kesempatan pendidikan, telah mendorong
penduduk baik laki-laki maupun perempuan untuk memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi.
Persentase angkatan kerja laki-laki yang menamatkan pendidikan
menengah lebih tinggi dibandingkan perempuan. Akan tetapi pada jenjang
pendidikan dasar, persentase angkatan kerja perempuan yang menamatkan
SD 35,76 persen lebih tinggi dibandingkan laki-laki. 32,85. Sedangkan
untuk pendidikan yang lebih tinggi, untuk persentase angkatan kerja
perempuan lebih rendah dibandingkan angkatan kerja laki-laki.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 42
2. Angka Pengangguran (Tingkat Pengangguran)
Pengangguran merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja
atau sedang mencari pekerjaan (baik yang belum pernah bekerja maupun
yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha,
mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk
mendapatkan pekerjaan atau mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja dan mereka yang putus asa untuk memperoleh
pekerjaan.
Tabel 25. Jumlah Pencari Pekerjaan dan Angka Pengangguran, Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2015.
Jumlah
Mencari
Pekerjaan
%
Pengangguran
Terbuka
Jumlah
Mencari
Pekerjaan
%
Pengangguran
Terbuka
Jumlah
Mencari
Pekerjaan
%
Pengangguran
Terbuka
15-19 10,772 59.56 9,356 60.27 20,128 59.89
20-24 6,662 15.84 4,530 12.81 11,192 14.46
25-29 2,725 4.83 1,712 3.86 4,437 4.40
30-34 1,268 1.92 1,100 2.16 2,368 2.02
35-39 690 1.05 838 1.63 1,528 1.31
40-44 488 0.72 744 1.40 1,232 1.02
45-49 349 0.55 706 1.38 1,055 0.92
50-54 275 0.51 684 1.60 959 1.00
55-59 293 0.66 892 2.61 1,185 1.50
60-64 234 0.67 1,058 3.93 1,292 2.08
Jumlah 23,756 4.64 21,620 5.33 45,376 4.94
Perempuan Jumlah
Kelompok
Umur
Laki-laki
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Tabel. 25. menunjukkan angkatan kerja yang menganggur menurut
pengelompokan umur lima tahunan. Dari tabel tersebut terlihat bahwa
pengangguran tertinggi berada di kelompok umur 15-19 tahun yakni 59,89
persen, diikuti kelompok umur 20-24 tahun sebesar 14,46 persen.
Pengangguran pada kelompok umur 15-24 tahun menunjukkan bahwa
mereka tidak lagi dapat melanjutkan pendidikan sehingga terpaksa mencari
pekerjaan pada umur sekolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 43
Angka pengangguran terendah berada pada kelompok umur 45-49 tahun
yakni 0,92 persen.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa angka pengangguran pada
kelompok umur muda ini harus ditangani dengan baik seperti misalnya
memberikan bekal ketrampilan khusus melalui pelatihan-pelatihan kerja
maupun training-training sesuai permintaan pasar sehingga mereka dapat
terserap di pasar kerja. Jika angka pengangguran ini tidak ditangani dengan
baik dikhawatirkan akan menimbulkan masalah sosial yang luas disebabkan
mereka tidak bekerja dan tidak mempunyai penghasilan, sebagai contoh
timbulnya kriminalitas.
Tabel 26. Distribusi Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
n % n % n %
1 Tidak/Belum Sekolah 4,104 17.28 4,195 19.40 8,299 18.29
2 Belum Tamat SD/Sederajat 1,766 7.43 1,719 7.95 3,485 7.68
3 Tamat SD/Sederajat 7,265 30.58 7,122 32.94 14,387 31.71
4 SLTP/Sederajat 5,319 22.39 4,238 19.60 9,557 21.06
5 SLTA/Sederajat 4,977 20.95 3,921 18.14 8,898 19.61
6 Diploma I/II 27 0.11 36 0.17 63 0.14
7 Akademi/Diploma III/SARMUD 51 0.21 86 0.40 137 0.30
8 Diploma IV/Strata I 240 1.01 294 1.36 534 1.18
9 Strata II 5 0.02 7 0.03 12 0.03
10 Strata III 2 0.01 2 0.01 4 0.01
23,756 100 21,620 100 45,376 100Jumlah
Laki-laki Perempuan JumlahNo Jenjang Pendidikan Terakhir
Jumlah Pencari Kerja
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Apabila pencari pekerjaan ini dikaitkan dengan pendidikan yang ditamatkan,
maka dari tabel 26 terlihat bahwa angkatan kerja yang mencari pekerjaan
tamat pendidikan SD/Sederajat yaitu 31,71 persen tamat SLTP/Sederajat
dan 21,06 persen tamat SLTA/Sederajat 19,61, sedangkan yang
tamat S1 /sederajat sebesar 1,18 persen. Lebih memprihatinkan adalah
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 44
18,29 persen yang mencari pekerjaan tidak berpendidikan 7,68 persen
tidak tamat SD. Dengan kualitas pendidikan yang rendah tersebut, perlu
adanya perhatian pemerintah berkaitan dengan penyediaan lapangan
pekerjaan yang sesuai dan perlunya memberikan ketrampilan agar mereka
mampu bersaing di pasar kerja.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 45
BAB V
MOBILITAS PENDUDUK
Mobilitas penduduk selama ini belum sepenuhnya memperoleh perhatian dari
pemerintah, padahal mobilitas penduduk mempunyai peran yang sangat signifikan
dalam mempengaruhi laju pertumbuhan dan struktur penduduk di suatu wilayah.
Selain itu mobilitas penduduk juga mempunyai peran terhadap pengembangan
wilayah, pembangunan sosial ekonomi dan budaya di wilayah yang bersangkutan.
A. Mobilitas Permanen (Migrasi)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional). Atau dengan kata lain, migrasi diartikan
perpindahan permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong suatu wilayah dan daya tarik wilayah
lainnya. Daya dorong menyebabkan orang pergi ke tempat lain, misalnya
karena di daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai.
untuk memberikan jaminan kehidupan, yang biasanya tidak terlepas dari
kemiskinan dan pengangguran. Sedangkan daya tarik wilayah meliputi peluang
ekonomi, perbedaan upah maupun fasilitas pelayanan publik, yang menarik
seseorang untuk memutuskan pindah ke wilayah tersebut. Selain daya dorong
dan daya tarik terdapat pula faktor antara yang mempengaruhi keputusan
seseorang untuk pindah ke tepat lain, misalnya kebijakan pemerintah, kondisi
sosial politik dan lain sebagainya.
1. Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar
Migrasi masuk penduduk ke Kabupaten Banyuwangi sesuai hasil
pendaftaran penduduk pindah datang tahun 2015 adalah 5.559 orang yang
terdiri dari 2.900 orang pindah antar kabupaten dalam Provinsi Jawa Timur
dan 2.659 orang pindah dari luar Provinsi Jawa Timur. Jika diperhatikan
menurut kecamatan maka penduduk pindah datang terbesar di Kecamatan
Banyuwangi yaitu 593 orang yang terdiri dari pindah antar Kabupaten
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 46
di Provinsi Jawa Timur 314 dan dari luar Provinsi Jawa Timur sebanyak 279
orang.
Sementera itu migrasi penduduk keluar dari Kabupaten Banyuwangi adalah
5.776 orang terdiri dari 2.969 orang pindah ke luar antar Kabupaten dalam
Provinsi Jawa Timur, sedangkan 2.807 orang pindah keluar Provinsi Jawa
Timur. Sedangkan yang paling sedikit pindah keluar dari Kecamatan Licin
sebanyak 38 orang yang terdiri dari 23 pindah antar kabupaten dalam
Provinsi Jawa Timur dan 15 orang keluar Provinsi Jawa Timur. Keadaan
penduduk pindah dapat dilihat pada Tabel. 27.
Tabel. 27. Migrasi Masuk dan Keluar Kecamatan, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015.
Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr
Pesanggaran 57 55 112 72 38 110 56 23 79 97 13 110
Bangorejo 53 36 89 110 51 161 52 46 98 110 22 132
Purwoharjo 62 46 108 77 33 110 71 29 100 92 22 114
Tegaldlimo 71 29 100 73 36 109 32 39 71 65 72 137
Muncar 162 92 254 175 70 245 133 91 224 128 53 181
Cluring 109 52 161 104 40 144 106 45 151 89 59 148
Gambiran 83 39 122 103 36 139 103 42 145 124 48 172
Srono 86 40 126 74 86 160 75 68 143 95 38 133
Genteng 123 83 206 116 54 170 105 71 176 97 53 150
Glenmore 116 47 163 77 30 107 102 48 150 69 23 92
Kalibaru 82 62 144 48 19 67 80 31 111 21 13 34
Singojuruh 49 32 81 59 17 76 43 27 70 37 32 69
Rogojampi 93 49 142 98 31 129 97 42 139 98 53 151
Kabat 50 26 76 63 19 82 69 31 100 51 28 79
Glagah 24 21 45 19 10 29 24 17 41 27 14 41
Banyuwangi 227 92 319 159 97 256 238 76 314 202 77 279
Giri 19 24 43 25 12 37 27 13 40 30 9 39
Wongsorejo 77 52 129 46 17 63 121 73 194 44 19 63
Songgon 51 30 81 56 55 111 40 27 67 53 15 68
Sempu 100 69 169 129 46 175 74 64 138 58 54 112
Kalipuro 88 18 106 56 45 101 112 37 149 131 11 142
Siliragung 38 46 84 82 27 109 61 23 84 68 19 87
Tegalsari 59 27 86 65 37 102 50 23 73 69 38 107
Licin 14 9 23 11 4 15 31 12 43 11 8 19
Jumlah 1,893 1,076 2,969 1,897 910 2,807 1,902 998 2,900 1,866 793 2,659
Antar Kab/Kota Antar Provinsi
MIGRASI MASUK
Kecamatan Antar Kab/Kota Antar Provinsi
MIGRASI KELUAR
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015, diolah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 47
BAB VI
KEPEMILIKAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN
Dokumen Kependudukan seperti KTP, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Akta
Kematian dan Akta Perkawinan/Perceraian wajib dimiliki oleh penduduk Indonesia.
Dokumen kependudukan ini mempunyai kekuatan hukum yang mengikat secara
perdata bagi pemiliknya. Misalnya akta kelahiran, menunjukkan hubungan perdata
dari pemilik akta dengan orang tuanya, akta kematian juga menunjukkan hubungan
perdata dengan ahi waris, demikian pula akta-akta yang lain. Kepemilikan
dokumen ini selain mempunyai kekuatan legal, juga dapat digunakan untuk
memperoleh pelayanan sosial dasar yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara bagi pemerintah, kepemilikan dokumen kependudukan bermanfaat
dalam melakukan kegiatan pengadministrasian penduduk berdasarkan hak
legalnya serta, memperkuat database penduduk serta pelayanan publik.
A. Kepemilikan Kartu Keluarga
Kartu Keluarga merupakan salah satu dari beberapa dokumen kependudukan
yang wajib dimiliki oleh keluarga. Kartu keluarga menunjukkan hubungan
kekerabatan antara kepala keluarga dengan anggota keluarganya. Untuk
menghindari kepala keluarga ganda, maka perempuan bisa menjadi kepala
keluarga karena status perkawinan nya janda maupun karena menjadi istri
kedua, ketiga maupun keempat dari seorang laki-laki, sedangkan suaminya
menjadi kepala keluarga hanya di salah satu istri, sesuai kesepakatan di dalam
keluarga tersebut.
Seorang kepala keluarga bertanggung jawab terhadap anggota keluarga.
Kartu Keluarga ( KK ) merupakan kartu identitas yang memuat data tentang
nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota
keluarga seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, status kegiatan, status
pekerjaan, status kecacatan, status pendidikan yang ditamatkan dan lain
sebagainya.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 48
Tabel. 28. menunjukkan jumlah keluarga dan jumlah keluarga yang memiliki
Kartu Keluarga berdasarkan SIAK di Kabupaten Banyuwangi dari 552.155
keluarga ternyata baru 543.348 keluarga (98,%) yang memiliki Kartu Keluarga
SIAK. Yang perlu diperhatikan ternyata ada 8.807 keluarga (2 %) yang tidak
memiliki KK SIAK hal ini kurang kepedulian penduduk terhadap perubahan
identitas dirinya. Bila menurut kecamatan, maka persentase kepemilikan KK
SIAK yang masih 98 persen di 14 Kecamatan dan 10 Kecamatan sudah
mencapai 99 persen, Kecamatan Srono, Glenmore, Singojuruh, Rogojampi,
Kabat, Glagah, Giri, Wongsorejo, Songgon dan Tegalsari.
Tabel 28. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Kartu Keluarga di Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2015.
Memiliki Belum Memiliki Keluarga %
1 Pesanggaran 16,452 274 16,726 98
2 Bangorejo 20,208 329 20,537 98
3 Purwoharjo 21,763 394 22,157 98
4 Tegaldlimo 21,695 342 22,037 98
5 Muncar 41,092 751 41,843 98
6 Cluring 25,160 456 25,616 98
7 Gambiran 20,284 401 20,685 98
8 Srono 31,341 429 31,770 99
9 Genteng 27,146 437 27,583 98
10 Glenmore 23,813 337 24,150 99
11 Kalibaru 20,454 340 20,794 98
12 Singojuruh 18,012 252 18,264 99
13 Rogojampi 33,628 420 34,048 99
14 Kabat 24,795 305 25,100 99
15 Glagah 12,680 143 12,823 99
16 Banyuwangi 36,549 598 37,147 98
17 Giri 10,371 146 10,517 99
18 Wongsorejo 25,906 380 26,286 99
19 Songgon 19,503 296 19,799 99
20 Sempu 25,443 528 25,971 98
21 Kalipuro 26,905 482 27,387 98
22 Siliragung 14,763 342 15,105 98
23 Tegalsari 15,176 231 15,407 99
24 Licin 10,209 194 10,403 98
543,348 8,807 552,155 98
No Kecamatan
Jumlah
Jumlah Kepemilikan KK
Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2015, diolah
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 49
B. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk ( KTP )
Kartu Tanda Penduduk Elektronik ( KTP- el ) merupakan salah satu identitas
legal bagi penduduk yang menjadi bukti bahwa orang tersebut diakui sebagai
penduduk di suatu wilayah administrasi di Indonesia. Berdasarkan UU Nomor
23 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi UU Nomor 24 Tahun 2013,
KTP- el wajib dimiliki oleh semua penduduk di Indonesia yang sudah berumur
17 tahun ke atas atau mereka yang berumur di bawah 17 tahun tetapi sudah
pernah kawin, dalam profil ini disebut penduduk wajib KTP. Dengan memiliki
KTP- el penduduk dapat dengan mudah mengurus semua yang berkaitan
dengan legalitas serta memperoleh pelayanan sosial dan ekonomi dasar
lainnya; misalnya urusan perbankan, mengurus sertifikat tanah, mengurus
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, mencari SIM, bepergian beli tiket
kereta/pesawat, BPJS Kesehatan dan sebagainya. Tabel. 29. menyajikan
jumlah dan proporsi penduduk menurut kepemilikan KTP- el.
Tabel 29. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk, di Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2015
LK PR Jumlah LK PR Jumlah %
1 Pesanggaran 19,609 19,245 38,854 17,017 16,300 33,317 86
2 Bangorejo 24,560 24,083 48,643 21,205 20,543 41,748 86
3 Purwoharjo 26,334 26,358 52,692 22,962 22,732 45,694 87
4 Tegaldlimo 25,937 25,719 51,656 23,819 23,402 47,221 91
5 Muncar 50,436 49,305 99,741 44,958 43,884 88,842 89
6 Cluring 29,698 29,614 59,312 26,690 26,613 53,303 90
7 Gambiran 24,656 24,704 49,360 22,366 22,347 44,713 91
8 Srono 35,923 35,695 71,618 32,475 32,276 64,751 90
9 Genteng 33,141 33,217 66,358 29,810 29,714 59,524 90
10 Glenmore 28,164 28,756 56,920 24,974 25,591 50,565 89
11 Kalibaru 23,807 24,465 48,272 20,804 21,382 42,186 87
12 Singojuruh 19,491 19,972 39,463 18,357 18,793 37,150 94
13 Rogojampi 36,545 37,552 74,097 33,665 34,698 68,363 92
14 Kabat 27,152 27,131 54,283 24,697 24,980 49,677 92
15 Glagah 13,197 13,786 26,983 12,349 13,017 25,366 94
16 Banyuwangi 41,895 43,608 85,503 38,020 40,031 78,051 91
17 Giri 10,942 11,316 22,258 10,257 10,723 20,980 94
18 Wongsorejo 29,146 29,263 58,409 24,233 24,414 48,647 83
19 Songgon 21,245 21,554 42,799 19,780 20,167 39,947 93
20 Sempu 30,419 30,212 60,631 27,013 26,741 53,754 89
21 Kalipuro 29,188 29,516 58,704 26,517 27,064 53,581 91
22 Siliragung 18,189 17,717 35,906 15,986 15,223 31,209 87
23 Tegalsari 18,740 18,510 37,250 16,351 15,872 32,223 87
24 Licin 10,925 10,971 21,896 9,927 10,027 19,954 91
629,339 632,269 1,261,608 564,232 566,534 1,130,766 90
No Kecamatan
Jumlah
Wajib KTP Penduduk yang memiliki KTP-el
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 50
Tabel. 29. menampilkan kepemilikan KTP penduduk Kabupaten Banyuwangi.
Menurut tabel 29 dapat diketahui bahwa dari 1.261.608 jiwa wajib KTP, belum
semuanya memiliki KTP-el yang memiliki KPT-el baru 1.130.766 jiwa (90%).
C. Kepemilikan Akta
Akta merupakan dokumen kependudukan yang sangat penting dan wajib
dimiliki oleh semua penduduk di Indonesia. Akta merupakan pengakuan
Negara atas status keperdataan seseorang baik dalam hubungan
kekeluargaan maupun dalam hubungannya dengan pelayanan legal lainnya.
Akta-akta yang dimaksud meliputi akta kelahiran, akta kematian, akta
perkawinan, akta perceraian.
1. Akta Kelahiran
Akta kelahiran merupakan bukti legal hubungan keperdataan seorang anak
dengan ayah dan ibunya. Dalam akta tersebut dijelaskan tentang siapa
nama orang tua baik ayah maupun ibunya. Jika seorang ibu melahirkan
tanpa ayah atau status perkawinannya tidak terdaftar, maka dalam akta
kelahiran hanya akan dicantumkan nama ibunya, sehingga dalam hal ini si
anak hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya saja. Akta
kelahiran penting untuk dimiliki oleh seorang anak karena digunakan pada
saat mengurus pendidikan atau mengurus dokumen lainnya seperti
paspor.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 51
Tabel. 30. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015.
Jumlah Memiliki %Tidak
MemilikiJumlah Memiliki %
Tidak
Memiliki
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pesanggaran 51,167 16,399 32.05 34,768 12,985 10,260 79.01 2,725
2 Bangorejo 63,167 18,869 29.87 44,298 15,442 12,298 79.64 3,144
3 Purwoharjo 68,087 19,898 29.22 49,218 16,370 12,949 79.10 3,421
4 Tegaldlimo 66,751 19,965 29.91 46,786 15,935 13,017 81.69 2,918
5 Muncar 133,009 42,295 31.80 90,714 35,019 28,984 82.77 6,035
6 Cluring 77,063 24,164 31.36 52,899 18,758 15,312 81.63 3,446
7 Gambiran 64,973 21,542 33.16 43,431 16,534 13,703 82.88 2,831
8 Srono 94,571 28,935 30.60 65,636 24,204 20,058 82.87 4,146
9 Genteng 89,438 30,032 33.58 59,406 24,379 21,221 87.05 3,158
10 Glenmore 75,202 22,055 29.33 53,147 19,400 16,020 82.58 3,380
11 Kalibaru 64,252 18,982 29.54 45,270 16,945 13,646 80.53 3,299
12 Singojuruh 52,048 16,221 31.17 35,827 13,280 10,729 80.79 2,551
13 Rogojampi 97,863 31,840 32.54 66,023 25,211 22,209 88.09 3,002
14 Kabat 72,925 22,377 30.68 50,548 19,727 15,539 78.77 4,188
15 Glagah 35,017 10,803 30.85 24,214 8,461 6,632 78.38 1,829
16 Banyuwangi 115,208 38,580 33.49 76,628 31,373 27,661 88.17 3,712
17 Giri 29,491 9,681 32.83 19,810 7,628 6,122 80.26 1,506
18 Wongsorejo 77,127 23,028 29.86 54,099 19,789 15,571 78.69 4,218
19 Songgon 56,739 17,320 30.53 39,419 14,705 11,650 79.22 3,055
20 Sempu 80,754 22,983 28.46 57,771 21,212 17,426 82.15 3,786
21 Kalipuro 79,343 25,829 32.55 53,514 21,825 17,981 82.39 3,844
22 Siliragung 46,903 14,993 31.97 31,910 11,558 9,464 81.88 2,094
23 Tegalsari 49,102 14,984 30.52 34,118 12,522 10,202 81.47 2,320
24 Licin 28,238 8,807 31.19 19,431 6,728 5,481 81.47 1,247
1,668,438 520,582 31.20 1,148,885 429,997 354,135 82.36 75,855
NO KECAMATAN
PENDUDUK ANAK 0 - 18
Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2015,diolah
Tabel. 30. menggambarkan kepemilikan akta kelahiran penduduk
Kabupaten Banyuwangi terhadap total penduduk Kabupaten Banyuwangi.
Menurut tabel tersebut terlihat bahwa Jumlah penduduk Kabupaten
Banyuwangi 1.668.438 jiwa yang memiliki akta kelahiran 520.582 jiwa atau
31.20 persen, sedangkan untuk kategori usia 0-18 berjumlah 429.997 jiwa
yang memiliki akta kelahiran sebesar 354.135 (jiwa) atau 82.36 persen
jiwa. Bila dilihat berdasarkan kecamatan maka kecamatan yang
kepemilikan akta kelahiran yang paling tinggi yaitu Kecamatan
Banyuwangi 88,17 persen, Rogojampi 88,09 Genteng 87,05 persen, dan
Kecamatan yang terendah Kabat 78,77 persen, Wongsorejo 78,69 persen,
Glagah 78,38 persen, kepemilikan akte kelahiran untuk kategori umur 0 –
18 tahun prosentase tinggi dengan adanya program pelayanan lahir procot
pulang bawa akte di Kabupaten Banyuwangi mulai dilaksanakan pada
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 52
tribulan empat (IV) tahun 2013 dalam pelaksanaannya bekerjasama
dengan Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas
dan Klinik Bersalin.
2. Akta Perkawinan
Akta perkawinan merupakan identitas atas penduduk yang berstatus
kawin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akta
perkawinan memberikan kekuatan hukum atas ikatan antara laki-laki
dan perempuan dalam membentuk keluarga dengan seluruh hak dan
kewajiban yang melekat didalamnya. Tabel. 31. menyajikan
kepemilikan akta perkawinan.
Tabel. 31. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Perkawinan di
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
%
Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr
1 Pesanggaran 3,861 3,043 6,904 10,362 11,196 21,558 14,223 14,239 28,462 24.26
2 Bangorejo 4,356 3,226 7,582 13,109 14,427 27,536 17,465 17,653 35,118 21.59
3 Purwoharjo 4,884 3,181 8,065 14,146 15,971 30,117 19,030 19,152 38,182 21.12
4 Tegaldlimo 7,807 5,494 13,301 10,948 13,401 24,349 18,755 18,895 37,650 35.33
5 Muncar 12,483 10,788 23,271 23,632 25,636 49,268 36,115 36,424 72,539 32.08
6 Cluring 5,608 4,493 10,101 15,491 16,673 32,164 21,099 21,166 42,265 23.9
7 Gambiran 6,861 5,078 11,939 10,260 12,261 22,521 17,121 17,339 34,460 34.65
8 Srono 4,010 3,740 7,750 22,030 22,617 44,647 26,040 26,357 52,397 14.79
9 Genteng 15,941 15,400 31,341 6,229 7,219 13,448 22,170 22,619 44,789 69.97
10 Glenmore 9,090 5,939 15,029 10,991 14,456 25,447 20,081 20,395 40,476 37.13
11 Kalibaru 6,217 3,552 9,769 11,064 14,022 25,086 17,281 17,574 34,855 28.03
12 Singojuruh 3,015 2,770 5,785 11,427 11,797 23,224 14,442 14,567 29,009 19.94
13 Rogojampi 9,685 7,532 17,217 16,621 19,305 35,926 26,306 26,837 53,143 32.4
14 Kabat 9,749 7,753 17,502 9,948 12,244 22,192 19,697 19,997 39,694 44.09
15 Glagah 3,521 3,240 6,761 6,365 6,835 13,200 9,886 10,075 19,961 33.87
16 Banyuwangi 12,359 9,654 22,013 15,735 18,644 34,379 28,094 28,298 56,392 39.04
17 Giri 2,837 1,971 4,808 5,037 5,984 11,021 7,874 7,955 15,829 30.37
18 Wongsorejo 7,548 5,352 12,900 14,456 16,809 31,265 22,004 22,161 44,165 29.21
19 Songgon 4,195 3,496 7,691 11,476 12,509 23,985 15,671 16,005 31,676 24.28
20 Sempu 8,065 5,938 14,003 13,398 15,824 29,222 21,463 21,762 43,225 32.4
21 Kalipuro 6,410 5,099 11,509 15,294 16,729 32,023 21,704 21,828 43,532 26.44
22 Siliragung 2,070 1,549 3,619 11,072 11,673 22,745 13,142 13,222 26,364 13.73
23 Tegalsari 5,380 5,097 10,477 7,828 8,190 16,018 13,208 13,287 26,495 39.54
24 Licin 1,649 1,145 2,794 6,591 7,242 13,833 8,240 8,387 16,627 16.8
157,601 124,530 282,131 293,510 331,664 625,174 451,111 456,194 907,305 31.1
Berstatus Kawin
Kepemilikan Akta Perkawinan Jumlah PendudukKepemilik
an Akta
Jumlah
No Kecamatan Ada Tidak Ada
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2015, diolah
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 53
Tabel. 31. menggambarkan persentase penduduk berstatus kawin
terhadap kepemilikan akta perkawinan, terlihat bahwa jumlah
penduduk Kabupaten Banyuwangi yang berstatus kawin sebanyak
907.305 jiwa, sedangkan yang memlikiki akta perkawinan terdapat 31,1
persen. Hal ini masih kecil prosentase kepemilikan akta perkawinan
disebabkan pada saat pengajuan pembuatan Kartu Keluarga (KK) tidak
melampirkan akta perkawinan utamanya penduduk usia tua karena
kurang peduli terhadap kepemilikan dokumen akta perkawinannya
sehingga pada saat pembuatan Kartu Keluarga (KK) dokumen akta
perkawinanya tidak diketemukan dan juga di karenakan sebagian
penduduk terutama penduduk muslim ada juga yang melakukan
perkawinan secara agama saja, sehingga perkawinan ini tidak diakui
secara hukum Negara. Hal yang sama juga dilakukan oleh penduduk
non muslim seperti pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha
sehingga dalam data SIAK tidak terbcaca.
Perlu menjadi catatan bahwa masih ada 625.174 penduduk berstatus
kawin yang tidak diketahui memiliki atau tidak memiliki akta pekawinan.
Salah satu penyebabnya antara lain adalah kurang lengkapnya dalam
pengisian formulir biodata penduduk itu sendiri.
3. Akta Perceraian
Akta cerai merupakan dokumen kependudukan yang wajib dimiliki oleh
penduduk yang berstatus cerai hidup. Tabel. 32. menggambarkan
jumlah dan persentase penduduk berstatus cerai hidup yang memiliki
akta cerai di Kabupaten Banyuwangi.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 54
Tabel 32. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Perceraian
di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
%
Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr
1 Pesanggaran 114 186 300 127 301 428 241 487 728 41.21
2 Bangorejo 202 322 524 189 346 535 391 668 1,059 49.48
3 Purwoharjo 111 229 340 296 574 870 407 803 1,210 28.10
4 Tegaldlimo 259 488 747 178 215 393 437 703 1,140 65.53
5 Muncar 451 1,040 1,491 256 242 498 707 1,282 1,989 74.96
6 Cluring 223 426 649 267 592 859 490 1,018 1,508 43.04
7 Gambiran 325 703 1,028 73 140 213 398 843 1,241 82.84
8 Srono 257 470 727 333 712 1,045 590 1,182 1,772 41.03
9 Genteng 359 765 1,124 139 248 387 498 1,013 1,511 74.39
10 Glenmore 146 333 479 202 421 623 348 754 1,102 43.47
11 Kalibaru 56 140 196 207 524 731 263 664 927 21.14
12 Singojuruh 131 330 461 223 434 657 354 764 1,118 41.23
13 Rogojampi 428 710 1,138 425 777 1,202 853 1,487 2,340 48.63
14 Kabat 262 576 838 216 312 528 478 888 1,366 61.35
15 Glagah 191 285 476 182 378 560 373 663 1,036 45.95
16 Banyuwangi 394 813 1,207 378 839 1,217 772 1,652 2,424 49.79
17 Giri 70 146 216 201 360 561 271 506 777 27.80
18 Wongsorejo 173 245 418 306 721 1,027 479 966 1,445 28.93
19 Songgon 214 302 516 216 535 751 430 837 1,267 40.73
20 Sempu 224 575 799 270 396 666 494 971 1,465 54.54
21 Kalipuro 211 371 582 316 710 1,026 527 1,081 1,608 36.19
22 Siliragung 75 142 217 184 371 555 259 513 772 28.11
23 Tegalsari 206 331 537 85 122 207 291 453 744 72.18
24 Licin 78 138 216 155 285 440 233 423 656 32.93
5,160 10,066 15,226 5,424 10,555 15,979 10,584 20,621 31,205 48.79
Berstatus Cerai
Kepemilikan Akta Perceraian Jumlah Penduduk
Kepemil
ikan
Jumlah
No Kecamatan Ada Tidak Ada
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,
Tahun 2015, diolah
Tabel. 32. menggambarkan jumlah dan persentase penduduk berstatus
cerai hidup dan kepemilikan akta cerai di kabupaten Banyuwangi.
Terlihat bahwa persentase penduduk berstatus cerai yang memiliki akta
perceraian sebesar 48,79 persen. Jika dilihat menurut wilayah, maka
persentase penduduk berstatus cerai dan memiliki akta perceraian
tertinggi berada pada Kecamatan Gambiran yaitu 82,84 persen
sedangkan yang terendah di kecamatan Kalibaru yaitu 21.14 persen.
Besarnya penduduk cerai hidup yang tidak memiliki akta perceraian
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 55
diduga penduduk berstatus cerai hidup tidak mencatatkan
perceraiannya, selain itu juga karena penduduk kurang lengkap mengisi
biodata penduduk sehingga dalam data SIAK tidak terbaca.
4. Akta Kematian
Akta kematian adalah dokumen yang tidak kalah pentingnya sebagai
dokumen yang mempunyai kekuatan hukum antara lain untuk
kepentingan bagi waris apalagi yang meninggal harta warisannya
banyak, akan tetapi hal ini masih kurang disadari oleh sebagian besar
masyarakat betapa pentingnya untuk melaporkan kematian anggota
keluarganya yang telah meninggal dunia untuk mendapatkan akta
kematian ini disamping untuk data kependudukan. Tabel. 33.
menyajikan data kepemilikan akta kematian.
Tabel. 33. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Kematian
di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015.
No Kecamatan Kepemilikan Akta Kematian
1 Pesanggaran 22
2 Bangorejo 12
3 Purwoharjo 17
4 Tegaldlimo 10
5 Muncar 35
6 Cluring 12
7 Gambiran 26
8 Srono 21
9 Genteng 77
10 Glenmore 12
11 Kalibaru 11
12 Singojuruh 3
13 Rogojampi 41
14 Kabat 7
15 Glagah 1
16 Banyuwangi 113
17 Giri 10
18 Wongsorejo 4
19 Songgon 2
20 Sempu 10
21 Kalipuro 16
22 Siliragung 13
23 Tegalsari 10
24 Licin 0
485Jumlah
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2015, diolah
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 56
Tabel. 33. menggambarkan persentase penduduk yang telah
meninggal dunia terhadap kepemilikan akta kematian, terlihat bahwa
jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi yang telah meninggal yang
memlikiki akta kematian sebanyak 485 jiwa . Hal ini juga disebabkan
masih rendahnya kesadaran penduduk dan kepeduliannya untuk
mengurus dokumen kematian anggota keluarganya.
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2015 57
BAB VI PENUTUP
Data kependudukan dapat memberikan gambaran mengenai status dan System
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang ada saat ini di Kabupaten
Banyuwangi. Dari gambaran tersebut dapat memberikan sejumlah rekomendasi
sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan daerah, penelitian, dan
sebagai dasar bagi pendataan yang lain misalnya menggambarkan proporsi dan
jumlah pengangguran dan sebagainya. Buku Profil Perkembangan Kependudukan
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 dengan harapan dapat digunakan oleh
instansi pemerintah/swasta maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan. Dalam
buku ini telah disajikan data kependudukan berdasarkan registrasi kependudukan
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi dan
divalidasi oleh Kementrian Dalam Negeri.
Selanjutnya untuk mengetahui lebih lanjut tentang kondisi ke depan tentang
penduduk dan permasalahannya, maka profil perkembangan kependudukan
Kabupaten Banyuwangi ini akan disajikan secara berkala. Pada profil mendatang
akan dilakukan berbagai usaha untuk menyajikan data yang lebih lengkap, akurat
dan valid, antara lain dengan memperbaiki sistem yang ada di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi. Data yang valid dan
akurat juga sangat tergantung pada karakter dan perilaku masyarakat itu sendiri
sehingga diharapkan masyarakat yang melakukan registrasi kependudukan di
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi dalam mengisi
biodatanya dengan benar dan lengkap serta tidak terlambat melakukan registrasi
apabila terjadi peristiwa penting seperti kelahiran, kematian, perkawinan,
perceraian, pindah dan datang termasuk jenjang pendidikan tertinggi terakhir yang
diperoleh atau yang ditamatkan sehingga dapat diketahui keberhasilan adanya
peningkatan pembangunan bidang pendidikan dan peningkatan sumberdaya
manusianya. Kami menyadari bahwa buku Profil Perkembangan Kependudukan
Kabupaten Banyuwangi ini masih jauh dari sempurna dan data yang disajikan
masih kurang lengkap sehingga kritik dan saran untuk perbaikan penyusunan profil
perkembangan kependudukan mendatang, baik dari pengguna data maupun
pemerhati masalah kependudukan, sangat kami harapkan.