PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2014 - Dinas...

64
Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014 PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2014

Transcript of PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2014 - Dinas...

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

PROFIL KEPENDUDUKAN TAHUN 2014

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan baik fisik maupun sosial merupakan suatu upaya perubahan

kearah yang lebih baik. Untuk melakukan pembangunan diperlukan suatu

konsep, perencanaan dan strategi yang tepat dengan memperhatikan

berbagai variabel, agar tujuan pembangunan tersebut berhasil.

Pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang memperhatikan

kependudukan sebagai titik sentral pembangunan itu sendiri.

Pembangunan yang tidak memperhatikan pembangunan kependudukan,

akan merugikan karena setiap keuntungan ekonomi akan digunakan untuk

membiayai kebutuhan penduduk.

Pembangunan kependudukan merupakan isu strategis dan bersifat lintas

sektor, sehingga pengintegrasian berbagai aspek kependudukan ke dalam

perencanaan pembangunan perlu diwujudkan. Upaya-upaya mewujudkan

keterkaitan perkembangan kependudukan, dengan berbagai kebijakan

pembangunan menjadi prioritas penting agar pengelolaan perkembangan

kependudukan dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara

kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk.

Data kependudukan memegang peran penting dalam menentukan

kebijakan, perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan, baik bagi

pemerintah maupun swasta dan masyarakat. Oleh karena itu ketersediaan

data kependudukan di semua tingkat administrasi pemerintahan

(kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa) menjadi faktor kunci keberhasilan

program-program pembangunan. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menegaskan bahwa

dalam Perencanaan Pembangunan Daerah harus didasarkan pada data

dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, baik yang

menyangkut masalah kependudukan, masalah potensi sumberdaya

daerah maupun informasi tentang kewilayahan lainnya.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Selain itu, Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 sebagimana diubah

dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi

Kependudukan mengamanatkan bahwa data penduduk yang dihasilkan

oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan di

dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan.

Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan pengelolaan data

kependudukan yang menggambarkan kondisi daerah dengan

menggunakan SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan

penyelanggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 17 menyebutkan bahwa

perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian,

keselarasan dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran

penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan guna

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Pada Pasal 49 ditegaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib

mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai

kependudukan dan keluarga. Data dan informasi kependudukan dan

keluarga tersebut wajib digunakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah

sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan dan pembangunan.

Penduduk juga memiliki hak dan kewajiban dalam perkembangan

kependudukan. Penduduk berhak untuk mendapatkan pelayanan

administrasi kependudukan, sosial, pendidikan, kesehatan dan

sebagainya. Di samping itu penduduk juga mempunyai kewajiban untuk

memberikan data dan informasi berbagai hal yang menyangkut diri dan

keluarganya termasuk mutasi yang terjadi sesuai yang diminta oleh

Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk pembangunan kependudukan

sepanjang tidak melanggar hak-hak penduduk.

Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Pasal 67 ayat 2

menyebutkan bahwa pengelolaan Sistem informasi Administrasi

Kependudukan Daerah dilakukan oleh Dinas melalui pengelolaan

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

database. Pada Pasal 72 menyebutkan bahwa pengelolaan database

sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 huruf f meliputi kegiatan

perekaman data Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil ke dalam

database kependudukan, pengolahan data Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil, penyajian data sebagai informasi data kependudukan dan

pendistribusian data untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang

pemerintahan dan pembangunan.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah menyelenggarakan pendaftaran

penduduk dan pencatatan sipil dengan menggunakan Sistem Administrasi

Kependudukan (SAK) yang didukung dengan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK). Sistem ini sudah mulai dilaksanakan

sejak tahun 2005. Dan sudah menghasilkan database kependudukan untuk

Kabupaten Banyuwangi. Database kependudukan ini dapat dimanfaatkan

untuk memberikan gambaran bagaimana kondisi dan karakteristik

penduduk kabupaten Banyuwangi dan dapat menjadi alternatif untuk

memenuhi kebutuhan data kependudukan bagi Pemerintah Kabupaten

Banyuwangi. Berkenaan dengan penyajian data dan informasi

perkembangan kependudukan terutama untuk perencanaan pembangunan

manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan, dan

lain-lain yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia, maka

data dan informasi perlu menggunakan data yang valid dan dapat

dipercaya baik dari sisi jumlah maupun kualitas data dan dikemas secara

baik, sederhana, informatif dan tepat waktu dalam bentuk profil

perkembangan kependudukan yang disajikan secara berkelanjutan. Profil

perkembangan kependudukan tersebut diharapkan dapat memberikan

gambaran kondisi kependudukan di Kabupaten Banyuwangi serta prediksi

prospek kependudukan dimasa yang akan datang.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

B. Tujuan

Menyajikan gambaran informasi yang berkaitan dengan perkembangan

kependudukan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2014 serta bagi pihak yang

berkepentingan dan masyarakat pada umumnya, sedangkan tujuan secara

khusus penyusunan profil perkembangan kependudukan adalah

mendeskripsikan aspek kuantitas penduduk; jumlah, komposisi dan distribusi

penduduk, dan aspek kualitas penduduk kesejahteraan, pendidikan dan

ketenagakerjaan.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten

Banyuwangi meliputi :

1. Pendahuluan.

2. Gambaran umum daerah.

3. Data kuantitatif yang berkaitan dengan pengendalian kuantitas penduduk.

4. Data kuantitatif yang berkaitan dengan mobilitas penduduk.

5. Data kuantitatif yang berkaitan dengan kepemilikan dokumen

kependudukan.

6. Penutup.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUWANGI

Kabupaten Banyuwangi

adalah

“The Sun Rise Of Java“

karena lokasinya yang

berada di paling ujung

timur pulau Jawa

berada di Provinsi

Jawa Timur.

Banyuwangi

mempunyai tiga obyek

wisata international

karena daya tariknya

yang cukup eksotis,

yaitu Pantai Pengkung,

Kawah Ijen dan Pantai

Sukamade, yang

terkenal dengan

Diamond Trangle.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Kabupaten Banyuwangi mempunyai luas wilayah 5.782,50 km2, terdiri atas 24

( dua puluh empat ) Kecamatan, 28 (dua puluh delapan) kelurahan dan 189

(seratus delapan puluh Sembilan) desa, 2.775 Rukun Warga ( RW ) dan 10.177

Rukun Tetangga ( RT ). Kedua puluh empat kecamatan tersebut adalah

Kecamatan Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar, Cluring,

Gambiran, Srono, Genteng, Glenmore, Kalibaru, Singojuruh, Rogojampi, Kabat,

Glagah, Banyuwangi, Giri, Wongsorejo, Songgon, Sempu, Kalipuro, Siliragung,

Tegalsari, Licin. Sedangkan wilayah perkotaan Banyuwangi meliputi Kecamatan:

Banyuwangi, Giri, Glagah dan Kalipuro.

Legenda asal usul Banyuwangi konon, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau

Jawa yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama

Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang

Patih yang gagah berani, arif, tampan bernama Patih Sidopekso. Istri Patih

Sidopekso yang bernama Sri Tanjung sangatlah elok parasnya, halus budi

bahasanya sehingga membuat sang Raja tergila- gila padanya. Agar tercapai

hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung maka muncullah akal

liciknya dengan memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak

mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. Maka dengan tegas dan gagah berani,

tanpa curiga, sang Patih berangkat untuk menjalankan titah Sang Raja.

Sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo dengan

merayu dan memfitnah Sri Tanjung dengan segala tipu daya dilakukanya. Namun

cinta Sang Raja tidak kesampaian dan Sri Tanjung tetap teguh pendiriannya,

sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya. Berang dan panas membara hati

Sang Raja ketika cintanya ditolak oleh Sri Tanjung. Ketika Patih Sidopekso

kembali dari misi tugasnya, ia langsung menghadap Sang Raja. Akal busuk Sang

Raja muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan bahwa

sepeninggal Sang Patih pada saat menjalankan titah raja meninggalkan istana, Sri

Tanjung mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan Sang Raja.

Tanpa berfikir panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan

penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan. Pengakuan Sri Tanjung

yang lugu dan jujur membuat hati Patih Sidopekso semakin panas menahan

amarah dan bahkan Sang Patih dengan berangnya mengancam akan membunuh

istri setianya itu. Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir

dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai bukti kejujuran, kesucian dan

kesetiannya ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh

itu, apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat

serong, tapi jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah. Patih

Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri, segera menikamkan kerisnya ke dada

Sri Tanjung. Darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika. Mayat Sri

Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai yang keruh itu berangsur-angsur

menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau harum, bau wangi. Patih

Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa ia sadari, ia

menjerit "Banyu..... ... wangi............... . Banyu wangi ... .." Banyuwangi terlahir

dari bukti cinta istri pada suaminya.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai Negara, selanjutnya dalam

perkembangannya berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 ( Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2753), Kemudian berdasarkan UU Nomor

5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, Kabupaten

Banyuwangi disebut Daerah Tingkat II dan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah yang disempurnakan dengan UU Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah sebagai Kabupaten Banyuwangi.

A. Letak Geografi

Secara Geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa.

Daerahnya terbagi atas dataran tinggi yang berupa daerah pegunungan,

merupakan daerah penghasil berbagai produksi perkebunan. Daratan yang

datar dengan berbagai potensi yang berupa produksi tanaman pertanian, serta

daerah garis pantai yang membujur dari arah Utara ke Selatan yang

merupakan daerah penghasil berbagai biota laut. Berdasarkan garis batas

koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7 43’ – 8 46’

Lintang Selatan dan 113 53’ – 114 38’ Bujur Timur.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Secara administratif Kabupaten Banyuwangi ini berbatasan dengan

kabupaten lain yaitu:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Situbondo

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Bali

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso

B. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2014 adalah 1.656.309

jiwa, terdiri dari 833.385 laki-laki dan 822.924 perempuan. Rasio jenis

kelamin Kabupaten Banyuwangi 101,27 persen, ini menunjukkan bahwa

penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan.

Jika dikaitkan dengan kelompok umur nampak bahwa proporsi penduduk

perempuan yang lebih besar berada pada kelompok-kelompok umur tua.

Sehingga untuk perencanaan pembangunan kependudukan di bidang

kesehatan, kelompok manula perempuan ini menjadi penting.

Penduduk terbesar di Kecamatan Muncar yaitu 132.744 jiwa dan terkecil di

Kecamatan Licin 28.331 jiwa. Kepadatan penduduk yaitu mencapai 286,43

jiwa/km2, Jumlah penduduk Bulan Desember tahun 2014 sebesar 1.656.309

jiwa, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Bulan Desember tahun

2013 sebesar 1.627.130 jiwa maka mengalami kenaikan sebesar 29.179 jiwa

dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan yaitu dari akhir Bulan Desember

2013 sampai akhir Bulan Desember 2014. Jadi kenaikan jumlah penduduk

Kabupaten Banyuwangi adalah 1,78 persen. Kenaikan jumlah penduduk ini

diduga disebabkan karena faktor kelahiran.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

BAB III

KUANTITAS PENDUDUK

A. Jumlah dan Persebaran Penduduk

1. Jumlah Penduduk

Kabupaten Banyuwangi dengan luas wilayah 5.782,50 km2 didiami penduduk sebanyak 1.656.309 jiwa, terdiri dari 833.385 jiwa laki-laki dan 822.924 jiwa perempuan, Penduduk ini tersebar di 24 (dua puluh empat) kecamatan yaitu Kecamatan Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar, Cluring, Gambiran, Srono, Genteng, Glenmore, Kalibaru, Singojuruh, Rogojampi, Kabat, Glagah, Banyuwangi, Giri, Wongsorejo, Songgon, Sempu, Kalipuro, Siliragung, Tegalsari, Licin.

Dari table 1 terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar terdapat di

Kecamatan Muncar yaitu 132.744 jiwa (8,01 %), sedangkan Kecamatan

Licin memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 28.331 Jiwa (1,71%).

Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, Kabupaten

Banyuwangi, Tahun 2014.

n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pesanggaran 25,084 3.01 24,691 3.00 49,775 3.01

2 Bangorejo 31,639 3.80 30,668 3.73 62,307 3.76

3 Purwoharjo 33,635 4.04 33,100 4.02 66,735 4.03

4 Tegaldlimo 33,298 4.00 32,593 3.96 65,891 3.98

5 Muncar 67,513 8.10 65,231 7.93 132,744 8.01

6 Cluring 38,182 4.58 37,354 4.54 75,536 4.56

7 Gambiran 32,014 3.84 31,659 3.85 63,673 3.84

8 Srono 47,735 5.73 46,384 5.64 94,119 5.68

9 Genteng 45,333 5.44 44,460 5.40 89,793 5.42

10 Glenmore 37,790 4.53 37,943 4.61 75,733 4.57

No KecamatanLaki-laki Perempuan L+P

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

11 Kalibaru 32,582 3.91 32,665 3.97 65,247 3.94

12 Singojuruh 25,788 3.09 25,724 3.13 51,512 3.11

13 Rogojampi 49,025 5.88 49,493 6.01 98,518 5.95

14 Kabat 36,593 4.39 36,084 4.38 72,677 4.39

15 Glagah 17,303 2.08 17,650 2.14 34,953 2.11

16 Banyuwangi 56,663 6.80 57,921 7.04 114,584 6.92

17 Giri 14,768 1.77 14,737 1.79 29,505 1.78

18 Wongsorejo 37,331 4.48 36,792 4.47 74,123 4.48

19 Songgon 28,444 3.41 28,303 3.44 56,747 3.43

20 Sempu 40,358 4.84 39,303 4.78 79,661 4.81

21 Kalipuro 39,706 4.76 39,262 4.77 78,968 4.77

22 Siliragung 23,822 2.86 22,994 2.79 46,816 2.83

23 Tegalsari 24,510 2.94 23,851 2.90 48,361 2.92

24 Licin 14,269 1.71 14,062 1.71 28,331 1.71

833,385 100.00 822,924 100.00 1,656,309 100.00Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, data agregat kependudukan hasil konsolidasi semester II Tahun 2014.

Jika diperhatikan menurut jenis kelamin nampak bahwa penduduk laki-laki

( 50,32 %) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk

perempuan ( 49,68 % ).

Kepadatan Penduduk

Kabupaten Banyuwangi tergolong daerah yang belum padat

penduduknya, hal ini dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2

memperlihatkan kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuwangi . Dengan

luas 5.782,50 km2, Kabupaten Banyuwangi didiami oleh 1.656.309 jiwa

atau dengan kepadatan sebesar 286,06 jiwa/km2. Dengan kata lain rata-

rata setiap km2 di Kabupaten Banyuwangi didiami sebanyak 286,06 jiwa.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel 2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2014

Jumlah Penduduk Luas Wilayah

n (jiwa) Km2

1 2 3 4 5

1 Pesanggaran 49,775 802.50 62

2 Bangorejo 62,307 137.43 453

3 Purwoharjo 66,735 200.30 333

4 Tegaldlimo 65,891 1,341.12 49

5 Muncar 132,744 146.07 909

6 Cluring 75,536 97.44 775

7 Gambiran 63,673 66.77 954

8 Srono 94,119 100.77 934

9 Genteng 89,793 82.34 1,091

10 Glenmore 75,733 421.98 179

11 Kalibaru 65,247 406.76 160

12 Singojuruh 51,512 59.89 860

13 Rogojampi 98,518 102.33 963

14 Kabat 72,677 107.48 676

15 Glagah 34,953 76.75 455

16 Banyuwangi 114,584 30.13 3,803

17 Giri 29,505 21.31 1,385

18 Wongsorejo 74,123 464.80 159

19 Songgon 56,747 301.84 188

20 Sempu 79,661 174.83 456

21 Kalipuro 78,968 310.03 255

22 Siliragung 46,816 95.15 492

23 Tegalsari 48,361 65.23 741

24 Licin 28,331 169.25 167

1,656,309 5,782.50 286

Kepadatan

Penduduk

Jumlah

No Kecamatan

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi ,Tahun 2014,diolah.

Jika dilihat persebaran di setiap kecamatan nampak bahwa terdapat di lima

( 5 ) Kecamatan, Banyuwangi merupakan wilayah terpadat dengan

kepadatan sebesar 3.803, jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Giri sebesar

1.385 jiwa/km2, Kecamatan Genteng sebesar 1.091 jiwa/km2, Kecamatan

Rogojampi 963 jiwa//km2 dan Kecamatan Gambiran sebesar 954 jiwa/km2,

sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah di Kecamatan Tegaldlimo

yaitu sebesar 49 jiwa/km2, Kecamatan Pesanggaran yaitu sebesar 62

jiwa/km2, Kecamatan Wongsorejo sebesar 159 jiwa/km2,

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Kepadatan penduduk per wilayah di Kabupaten Banyuwangi perlu mulai

diperhatikan, terutama dalam perencanaan persebaran penduduk, tata

ruang dan tata guna tanah. Jika ketiga hal ini tidak diperhatikan dengan

baik, maka ke depan, Kabupaten Banyuwangi akan menjadi padat dengan

implikasi pada penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

2. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan

penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah

maupun migrasi penduduk. Angka pertumbuhan penduduk dapat

digunakan untuk memperkirakan jumlah dan struktur penduduk beberapa

tahun ke depan. Angka pertambahan penduduk Kabupaten Banyuwangi

dapat dilihat pada tabel 3. Data penduduk tahun 2013 yang digunakan

adalah data Bulan Desember 2013 sedangkan data penduduk tahun 2014

menggunakan data Bulan Desember 2014. Pertumbuhan penduduk yang

dihitung merupakan pertambahan penduduk dalam kurun waktu satu

tahun.

Tabel 3 : Angka Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banyuwangi,

Tahun 2014

n (jiwa) % n (jiwa) %

1 2 3 4 5 6

1 Pesanggaran 51,030 3.14 49,775 3.01

2 Bangorejo 64,338 3.95 62,307 3.76

3 Purwoharjo 67,693 4.16 66,735 4.03

4 Tegaldlimo 59,646 3.67 65,891 3.98

5 Muncar 126,713 7.79 132,744 8.01

6 Cluring 70,072 4.31 75,536 4.56

7 Gambiran 59,515 3.66 63,673 3.84

8 Srono 89,394 5.49 94,119 5.68

Pddk Tahun 2013 Pddk Tahun 2014

4.65

7.51

6.75

5.15

No Kecamatan

Angka

Pertumbuhan

Penduduk

7

-2.49

-3.21

-1.43

9.96

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

9 Genteng 86,109 5.29 89,793 5.42

10 Glenmore 76,267 4.69 75,733 4.57

11 Kalibaru 73,804 4.54 65,247 3.94

12 Singojuruh 46,071 2.83 51,512 3.11

13 Rogojampi 91,395 5.62 98,518 5.95

14 Kabat 68,889 4.23 72,677 4.39

15 Glagah 30,739 1.89 34,953 2.11

16 Banyuwangi 115,313 7.09 114,584 6.92

17 Giri 26,604 1.64 29,505 1.78

18 Wongsorejo 84,957 5.22 74,123 4.48

19 Songgon 51,395 3.16 56,747 3.43

20 Sempu 76,678 4.71 79,661 4.81

21 Kalipuro 90,454 5.56 78,968 4.77

22 Siliragung 47,041 2.89 46,816 2.83

23 Tegalsari 45,496 2.80 48,361 2.92

24 Licin 27,517 1.69 28,331 1.71

1,627,130 100.00 1,656,309 100.00

6.11

2.92

1.78

10.35

-13.64

9.91

3.82

-13.58

-0.48

-12.32

11.16

7.50

5.35

12.85

-0.63

4.19

-0.70

Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi ,Tahun 2014, diolah.

Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi termasuk

bertambah. Selama kurun waktu Desember 2013 sampai dengan

Desember 2014, pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuwangi

bertambah 1,78 persen.

Pertumbuhan Penduduk yang relatif stabil ini sangat menguntungkan

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, apabila pertumbuhan penduduk tidak

terkendali, maka implikasi dari hal tersebut adalah munculnya berbagai

masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan, pertumbuhan daerah kumuh,

berkurangnya lahan pertanian karena menjadi pemukiman, tuntutan

menyediakan fasiltas umum, kriminalitas dan lain sebagainya.

Jika dilihat menurut kecamatan, pertumbuhan penduduk yang jumlahnya

bertambah yang prosentase tertinggi terdapat di Kecamatan Glagah yaitu

12,85 persen, diikuti Singojuruh 11,16 persen, Giri 10,35 persen,

Tegaldlimo 9,96 persen, Sedangkan Kecamatan yang mempunyai angka

pertumbuhan minus yaitu Kecamatan Wongsorejo -13,64 persen, Kalipuro

-13,64 persen, Kalibaru -12,32 persen, Perubahan ini diduga disebabkan

oleh perpindahan penduduk ke tempat yang lain, dan adanya pembersihan

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

data penduduk ganda . Khusus untuk Kecamatan dengan pertumbuhan

penduduk bertambah itu diduga disebabkan tingkat kelahiran dan faktor

migrasi dan juga masih banyaknya penduduk yang baru mengurus data

administrasi kependudukan yang sebelumnya belum pernah terekam

dalam data base kependudukan.

B. Penduduk Menurut Karakteristik Demografi

1. Jumlah dan Proporsi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin

Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam

membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi

penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik

kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan

dan lain sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang

berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita, mereka lebih

membutuhkan asupan gizi yang baik dan perawatan kesehatan. Bagi

penduduk perempuan remaja misalnya, mempunyai kebutuhan untuk

meningkatkan status kesehatan agar ketika memasuki usia perkawinan

tidak terkena anemia sedangkan kelompok penduduk usia lanjut juga

membutuhkan pelayanan berkaitan dengan kesehatan dengan kesehatan

dan lain-lain.

Tabel. 4. menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Banyuwangi sebagian

besar merupakan penduduk usia produktif yaitu pada kelompok umur

antara 15-64 tahun (70,55%) dengan komposisi terbesar berada pada

penduduk berumur 35-44 tahun. Demikian pula dengan komposisi

penduduk berdasarkan jenis kelamin, nampak bahwa penduduk laki-laki

yang terbesar berada pada kelompok umur 30-44 tahun, sedangkan

penduduk perempuan berada pada kelompok umur 30-44 tahun. Kondisi

ini sangat menguntungkan karena sebagian besar (diatas 50%) merupakan

penduduk usia kerja (usia produktif), dan sisanya sebanyak 20,91 persen

merupakan penduduk usia muda (berusia dibawah 15 tahun) dan 8,52

persen merupakan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas).

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel 4. Jumlah dan Proporsi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan

Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2014.

n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %

1 2 3 4 5 6 7

00-04 48,999 5.88 46,458 5.65 95,457 5.76

05-09 61,001 7.32 57,896 7.04 118,897 7.18

10-14 67,918 8.15 64,216 7.80 132,134 7.98

15-19 64,304 7.72 60,185 7.31 124,489 7.52

20-24 63,751 7.65 60,510 7.35 124,261 7.50

25-29 60,741 7.29 57,848 7.03 118,589 7.16

30-34 66,569 7.99 66,021 8.02 132,590 8.01

35-39 65,760 7.89 67,471 8.20 133,231 8.04

40-44 67,386 8.09 69,521 8.45 136,907 8.27

45-49 63,745 7.65 66,639 8.10 130,384 7.87

50-54 53,556 6.43 55,130 6.70 108,686 6.56

55-59 45,164 5.42 43,635 5.30 88,799 5.36

60-64 36,763 4.41 33,889 4.12 70,652 4.27

65-69 26,311 3.16 27,457 3.34 53,768 3.25

70-74 20,995 2.52 20,834 2.53 41,829 2.53

>75 20,422 2.45 25,214 3.06 45,636 2.76

Jumlah 833,385 100.00 822,924 100.00 1,656,309 100.00

Kelompok

Umur

Laki-laki Perempuan L+P

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2014, diolah.

Penduduk berusia kurang dari 15 tahun sukup besar pula yaitu seperlima

penduduk Kabupaten Banyuwangi (20,91%). Hal ini harus menjadi

perhatian karena 5 tahun mendatang kelompok ini akan menjadi tambahan

tenaga kerja baru, yang memerlukan skill dan kualitas SDM yang memadai

baik ketrampilan maupun etos kerja dan kepribadian. Untuk memperoleh

hal tersebut, diperlukan asupan gizi yang cukup, pendidikan yang memadai

serta lingkungan pergaulan yang cukup, baik di rumah maupun di

masyarakat. Sehingga ketika mereka memasuki pasar kerja, mampu

memperoleh peluang kerja yang tersedia. Disisi yang lain pemerintah

Kabupaten banyuwangi harus mampu pula menciptakan pasar kerja yang

dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Jika dicermati lebih lanjut,

ternyata 5,76 % penduduk Kabupaten Banyuwangi merupakan balita.

Kondisi ini menuntut perhatian Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

penanganan penduduk balita terutama dari segi kesehatan dan investasi

bidang pendidikan.

Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam

bentuk piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah

penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan

menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan menurut

kelompok umur lima tahunan.

10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00

00-04

05-09

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

>75

Laki-laki Perempuan

Piramida Penduduk

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Penduduk Kabupaten Banyuwangi menunjukkan struktur umur penduduk

usia produktif lebih besar dibandingkan kelompok umur di atasnya. Pada

piramida ini terlihat bahwa jumlah penduduk kelompok umur 0-4 tahun

yang terletak pada dasar piramida mulai mengecil. Ini berarti angka

kelahiran mulai menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, walaupun

dari segi jumlah absolut tidak kecil. Demikian juga dengan jumlah

penduduk 5-9 tahun masih terlihat lebar, berarti lima tahun ke depan

dibutuhkan fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang cukup untuk

menampung penduduk kelompok ini.

Demikian pula jumlah penduduk pada kelompok 30-44 tahun

menunjukkan jumlah yang paling besar. Diduga penduduk kelompok umur

ini adalah kelompok yang lahir pada tahun 1980an yang mulai memasuki

usia tersebut. Penduduk lansia (65 tahun ke atas), menunjukkan proporsi

yang masih kecil yaitu 8,52 persen. Namun dimasa depan proporsi

penduduk lansia akan terus merambat naik, karena pergeseran umur

penduduk serta usia harapan hidup yang semakin meningkat.

Pertambahan jumlah penduduk lansia ini harus mulai diantisipasi dari

sekarang, karena kelompok ini akan terus membesar di masa depan,

sehingga diperlukan kebijakan seperti ketenagakerjaan, kesehatan,

pelayanan lansia serta kebutuhan sosial dasar lainnya.

2. Rasio Jenis Kelamin

Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah suatu angka yang menunjukkan

perbandingan banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah

penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.

Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100

penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini berguna untuk

pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender,

terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan

perempuan secara adil. Selain itu, informasi rasio jenis kelamin juga

penting diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan

keterwakilan perempuan dalam parlemen.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel. 5. Rasio Jenis Kelamin ( Sex Ratio ), Kabupaten Banyuwangi ,

Tahun 2014.

Kelompok

UmurLaki-laki Perempuan Jumlah RJK

1 2 3 4 5

00-04 48,999 46,458 95,457 105.47

05-09 61,001 57,896 118,897 105.36

10-14 67,918 64,216 132,134 105.76

15-19 64,304 60,185 124,489 106.84

20-24 63,751 60,510 124,261 105.36

25-29 60,741 57,848 118,589 105.00

30-34 66,569 66,021 132,590 100.83

35-39 65,760 67,471 133,231 97.46

40-44 67,386 69,521 136,907 96.93

45-49 63,745 66,639 130,384 95.66

50-54 53,556 55,130 108,686 97.14

55-59 45,164 43,635 88,799 103.50

60-64 36,763 33,889 70,652 108.48

65-69 26,311 27,457 53,768 95.83

70-74 20,995 20,834 41,829 100.77

>75 20,422 25,214 45,636 80.99

Total 833,385 822,924 1,656,309 101.27

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi , Tahun 2014, diolah.

Dari tabel 5 nampak bahwa Rasio Jenis Kelamin (RJK) atau Sex Ratio di

Kabupaten Banyuwangi adalah 101,27 yang berarti bahwa dari setiap 100

penduduk perempuan terdapat 101 orang penduduk laki- laki gambaran

rasio jenis kelamin Kabupaten Banyuwangi. Namun demikian, jika dilihat

dari kelompok umur menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki yang

lebih besar berada pada kelompok umur 30 tahun ke atas. Sedangkan jika

dilihat pada kelompok umur 0-4 tahun sebesar 105,47 yang artinya

terdapat 105 balita berjenis kelamin laki-laki dari 100 balita perempuan.

Secara biologis jumlah kelahiran bayi laki-laki pada umumnya lebih besar

dibanding dengan kelahiran bayi perempuan, namun bayi laki-laki lebih

rentan terhadap kematian dibanding bayi perempuan. Rasio jenis kelamin

pada kelompok umur diatas 65 tahun juga menunjukkan penduduk

perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Ini menunjukkan bahwa

teori yang mengatakan bahwa umur harapan hidup perempuan lebih tinggi

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

dibandingkan dengan laki-laki adalah benar, karena secara biologis umur

harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

Tabel 6. Rasio Jenis Kelamin Berdasarkan Kecamatan, di Kabupaten

Banyuwangi , Tahun 2014.

n (jiwa) % n (jiwa) %

1 2 3 4 5 6 7

1 Pesanggaran 25,084 50.39 24,691 49.61 101.59

2 Bangorejo 31,639 50.78 30,668 49.22 103.17

3 Purwoharjo 33,635 50.40 33,100 49.60 101.62

4 Tegaldlimo 33,298 50.53 32,593 49.47 102.16

5 Muncar 67,513 50.86 65,231 49.14 103.50

6 Cluring 38,182 50.55 37,354 49.45 102.22

7 Gambiran 32,014 50.28 31,659 49.72 101.12

8 Srono 47,735 50.72 46,384 49.28 102.91

9 Genteng 45,333 50.49 44,460 49.51 101.96

10 Glenmore 37,790 49.90 37,943 50.10 99.60

11 Kalibaru 32,582 49.94 32,665 50.06 99.75

12 Singojuruh 25,788 50.06 25,724 49.94 100.25

13 Rogojampi 49,025 49.76 49,493 50.24 99.05

14 Kabat 36,593 50.35 36,084 49.65 101.41

15 Glagah 17,303 49.50 17,650 50.50 98.03

16 Banyuwangi 56,663 49.45 57,921 50.55 97.83

17 Giri 14,768 50.05 14,737 49.95 100.21

18 Wongsorejo 37,331 50.36 36,792 49.64 101.46

19 Songgon 28,444 50.12 28,303 49.88 100.50

20 Sempu 40,358 50.66 39,303 49.34 102.68

21 Kalipuro 39,706 50.28 39,262 49.72 101.13

22 Siliragung 23,822 50.88 22,994 49.12 103.60

23 Tegalsari 24,510 50.68 23,851 49.32 102.76

24 Licin 14,269 50.37 14,062 49.63 101.47

RJKNo KecamatanLaki-laki Perempuan

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaaten Banyuwangi , Tahun 2014 diolah

Jika dilihat menurut wilayah kecamatan, dari Table. 6. terlihat bahwa rasio

jenis kelamin (sex ratio) disetiap kecamatan di atas 100, hanya ada lima

( 5 ) kecamatan yang dibawah 100 hal ini berarti bahwa jumlah penduduk

laki-laki disetiap kecamatan lebih banyak daripada perempuan. Jika

diamati masing-masing wilayah Kecamatan, maka terlihat bahwa

Kecamatan Siliragung, memiliki Rasio jenis kelamin tertinggi yaitu 103,60

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

diikuti Kecamatan Muncar sebesar 103,50 sedangkan Rasio jenis kelamin

terendah 97,83 terdapat di Kecamatan Banyuwangi.

3. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

Rasio Ketergantungan digunakan untuk melihat hubungan antara

perubahan struktur umur penduduk dengan ekonomi secara kasar. Rasio

ini melihat seberapa besar beban tanggungan yang harus dipikul oleh

penduduk produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk

produktif secara ekonomi adalah mereka yang berada pada umur 15 – 64

tahun, yang dianggap memiliki potensi ekonomi. Semakin rendah

Dependency Ratio, maka semakin rendah pula beban kelompok umur

produktif untuk menanggung penduduk usia tidak produktif atau belum

produktif.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi menurut Umur Muda,

Umur Produktif dan Umur Tua, Tahun 2014

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan ∑ Pddk %

(1) (2) (3) (4) (5)

0-14 Tahun (Umur Muda) 177,918 168,570 346,488 20.92

15-64 Tahun (Umur Produktif) 587,739 580,849 1,168,588 70.55

>= Tahun (Umur Tua) 67,728 73,505 141,233 8.53

Jumlah 833,385 822,924 1,656,309 100

Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2014,diolah.

Dari Tabel. 7. nampak bahwa 70,55 persen penduduk Kabupaten

Banyuwangi merupakan penduduk Usia produktif (usia kerja) yang

berpotensi sebagai modal pembangunan, sedangkan penduduk yang

berpotensi sebagi beban yaitu penduduk yang belum produktif (0-14 tahun)

sebesar 20,92 persen dan penduduk yang dianggap kurang produktif atau

tidak produktif lagi (65 tahun ke atas) sebesar 8,53 persen. Jika

diperhatikan menurut jenis kelamin, jumlah penduduk usia produktif laki-

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

laki lebih besar daripada penduduk usia produktif perempuan, terlihat pada

kelompok usia lanjut penduduk perempuan yang lebih banyak, sedangkan

pada kelompok usia muda terlihat bahwa penduduk perempuan lebih kecil

dibandingkan dengan penduduk laki-laki.

Memperhatikan komposisi penduduk menurut kelompok usia muda, usia

produktif, dan usia tua yang demikian, diketahui rasio ketergantungan

Kabupaten Banyuwangi tahun 2014 sebesar 41,74 per 100 penduduk usia

kerja, yang berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif (usia kerja) di

Kabupaten Banyuwangi mempunyai tanggungan sekitar 41-42 penduduk

usia non produktif, 29,65 % diantaranya berasal dari kelompok usia muda

dan 12,09 % lainnya berasal dari kelompok usia lanjut.

Tabel 8. Rasio Ketergantungan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

Total

n % n % %

Laki-laki 587,739 177,918 30.27 67,728 11.52 41.80

Perempuan 580,849 168,570 29.02 73,505 12.65 41.68

L+P 1,168,588 346,488 29.65 141,233 12.09 41.74

Jenis

Kelamin Umur

Produktif

Muda Tua

Rasio Ketergantungan

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2014,diolah

Rasio ketergantungan total Kabupaten Banyuwangi jika dirinci menurut

jenis kelamin, nampak bahwa angka beban tanggungan laki-laki lebih

besar daripada perempuan, tetapi pada usia lanjut angka beban

tanggungan perempuan menjadi lebih tinggi daripada laki-laki. Perempuan

yang berusia lanjut terus bertambah dan jumlahnya melebihi laki-laki

karena usia perempuan relatif lebih panjang.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

C. Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Sosial

1. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas

penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin

baik kualitas SDM di wilayah tersebut. Namun ukuran ini masih harus

ditambah dengan

etos kerja dan ketrampilan baik hard skill maupun soft skill. Beberapa

pelaku usaha menyatakan bahwa yang dibutuhkan tidak saja ketrampilan

tetapi juga kepribadian, karena ketrampilan bisa ditingkatkan melalui

pelatihan-pelatihan.

Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah

berhasil diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah

atau surat tanda tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut

jenjang tertinggi merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah

ditempuh oleh seseorang.

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2014.

n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %

1 Tidak/Belum Sekolah 137,719 16.53 153,670 18.67 291,389 17.59

2 Belum Tamat SD/Sederajat 76,390 9.17 81,230 9.87 157,620 9.52

3 Tamat SD/Sederajat 287,051 34.44 312,002 37.91 599,053 36.17

4 SLTP/Sederajat 151,529 18.18 135,729 16.49 287,258 17.34

5 SLTA/Sederajat 151,306 18.16 114,998 13.97 266,304 16.08

6 Diploma I/II 2,371 0.28 2,673 0.32 5,044 0.30

7 Akademi/Diploma III/SARMUD 4,314 0.52 4,951 0.60 9,265 0.56

8 Diploma IV/Strata I 21,486 2.58 17,133 2.08 38,619 2.33

9 Strata II 1,141 0.14 447 0.05 1,588 0.10

10 Strata III 78 0.01 91 0.01 169 0.01

833,385 100 822,924 100 1,656,309 100

NoLaki-laki Perempuan Jumlah

Jenjang pendidikan

Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2014, diolah.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Data SIAK menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan relatif masih rendah. Lebih dari sepertiga penduduk Kabupaten Banyuwangi (36,17%) tamat SD/Sederajat. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase penduduk yang tamat SD/Sederajat penduduk perempuan lebih tinggi dibanding penduduk laki-laki, sedangkan penduduk yang tamat SLTA/Sederajat untuk penduduk laki-laki (18,16%) lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan(13,97%). Sedangkan persentase penduduk yang tamat SLTP/Sederajat untuk perempuan hampir sama dengan persentase penduduk laki-laki selisih (2%).

2. Komposisi Penduduk menurut Agama

Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk

merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta

merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan

antar umat beragama. Penduduk Kabupaten Banyuwangi pada umumnya

memeluk agama Islam (96,63 persen), disusul kemudian pemeluk agama

Hindu ( 1,61 persen ), sedangkan Kristen (1,12 persen ) dan Katholik (0,31

persen). Budha dan Konghucu serta aliran kepercayaan masih sangat

sedikit (0,28 persen).

Tabel 10. Prosentase Penduduk Menurut Agama Kabupaten Banyuwangi

Tahun 2014

n % n % n % n % n % n % n %

1 Pesanggaran 44,944 90.29 1,487 2.99 89 0.18 2,300 4.62 943 1.89 9 0.02 3 0.01 49,775

2 Bangorejo 58,506 93.90 771 1.24 256 0.41 2,751 4.42 8 0.01 10 0.02 5 0.01 62,307

3 Purwoharjo 60,618 90.83 946 1.42 898 1.35 4,092 6.13 154 0.23 25 0.04 2 0.00 66,735

4 Tegaldlimo 59,835 90.81 961 1.46 130 0.20 4,601 6.98 358 0.54 6 0.01 0 0.00 65,891

5 Muncar 129,245 97.36 958 0.72 413 0.31 1,984 1.49 72 0.05 67 0.05 5 0.00 132,744

6 Cluring 74,492 98.62 496 0.66 67 0.09 379 0.50 78 0.10 14 0.02 10 0.01 75,536

7 Gambiran 60,174 94.50 1,813 2.85 328 0.52 37 0.06 1,287 2.02 14 0.02 20 0.03 63,673

No Kecamatan Islam Kristen Katolik Hindu Budha KonghucuPenganut

KepercayaanJumlah

A G A M A

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

8 Srono 93,135 98.95 396 0.42 100 0.11 312 0.33 83 0.09 93 0.10 0 0.00 94,119

9 Genteng 87,176 97.09 1,305 1.45 411 0.46 551 0.61 288 0.32 48 0.05 14 0.02 89,793

10 Glenmore 73,832 97.49 1,121 1.48 237 0.31 464 0.61 39 0.05 40 0.05 0 0.00 75,733

11 Kalibaru 64,846 99.39 239 0.37 54 0.08 30 0.05 32 0.05 44 0.07 2 0.00 65,247

12 Singojuruh 51,285 99.56 143 0.28 32 0.06 6 0.01 5 0.01 41 0.08 0 0.00 51,512

13 Rogojampi 95,101 96.53 766 0.78 317 0.32 1,885 1.91 367 0.37 81 0.08 1 0.00 98,518

14 Kabat 72,484 99.73 109 0.15 24 0.03 35 0.05 4 0.01 21 0.03 0 0.00 72,677

15 Glagah 34,597 98.98 196 0.56 96 0.27 39 0.11 24 0.07 1 0.00 0 0.00 34,953

16 Banyuwangi 109,911 95.92 2,644 2.31 980 0.86 366 0.32 626 0.55 56 0.05 1 0.00 114,584

17 Giri 28,936 98.07 297 1.01 140 0.47 76 0.26 50 0.17 6 0.02 0 0.00 29,505

18 Wongsorejo 73,718 99.45 191 0.26 78 0.11 50 0.07 37 0.05 49 0.07 0 0.00 74,123

19 Songgon 56,311 99.23 190 0.33 31 0.05 200 0.35 14 0.02 1 0.00 0 0.00 56,747

20 Sempu 78,541 98.59 600 0.75 136 0.17 308 0.39 56 0.07 19 0.02 1 0.00 79,661

21 Kalipuro 77,726 98.43 711 0.90 219 0.28 242 0.31 45 0.06 25 0.03 0 0.00 78,968

22 Siliragung 40,961 87.49 1,929 4.12 74 0.16 3,819 8.16 15 0.03 10 0.02 8 0.02 46,816

23 Tegalsari 45,858 94.82 283 0.59 22 0.05 2,174 4.50 3 0.01 5 0.01 16 0.03 48,361

24 Licin 28,260 99.75 35 0.12 11 0.04 3 0.01 6 0.02 16 0.06 0 0.00 28,331

1,600,492 96.63 18,587 1.12 5,143 0.31 26,704 1.61 4,594 0.28 701 0.04 88 0.01 1,656,309JUMLAH

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2014, diolah.

Jika dikaitkan dengan wilayah kecamatan, maka agama islam

mendominasi semua wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.

Kecamatan Muncar merupakan wilayah pemeluk agama Islam terbesar

yaitu 129.245 jiwa, diikuti Kecamatan Banyuwangi yaitu 109.911 jiwa, dan

Kecamatan Srono yaitu 93.135 jiwa. Sedangkan sebaran agama Islam

terkecil berada di Kecamatan Giri 28.936 jiwa dan Licin yaitu 28.260 jiwa.

Agama kedua terbesar setelah Islam yang tersebar disetiap kecamatan

adalah agama Hindu. Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo

merupakan wilayah dengan agama Hindu terbesar disusul pemeluk agama

Kristen, karena Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang

didominasi agama Islam, maka sedikit yang menganut agama Katolik,

Budha, Konghucu dan Penghayat Kepercayaan.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

3. Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan

Informasi tentang struktur perkawinan penduduk pada waktu tertentu

berguna bagi para penentu kebijakan dan pelaksana program

kependudukan. Terutama dalam hal pembangunan keluarga, kelahiran dan

upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga. Dari informasi penduduk

berstatus kawin, Umur Perkawinan Pertama, lama kawin akan berguna

untuk mengestimasi angka kelahiran yang akan terjadi.

Umur perkawinan pertama misalnya berkaitan dengan lamanya seseorang

perempuan beresiko untuk hamil dan melahirkan. Perkawinan umur dini

juga akan berakibat pada besarnya angka perceraian, ketidaksiapan orang

tua untuk pengasuhan anak serta kurang matangnya perempuan

menjalankan tugas dan fungsinya dalam rumah tangga.

Tabel 11: Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Status kawin, Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2014.

n % n % n % n % n %

00-04 95,457 14.91 0 0.00 0 0.00 0 0.00 95,457 5.76

05-09 118,897 18.57 0 0.00 0 0.00 0 0.00 118,897 7.18

10-14 132,120 20.64 14 0.00 0 0.00 0 0.00 132,134 7.98

15-19 120,754 18.86 3,639 0.40 84 0.29 12 0.01 124,489 7.52

20-24 89,056 13.91 34,452 3.83 678 2.31 75 0.09 124,261 7.5

25-29 42,165 6.59 74,244 8.25 1,957 6.67 223 0.26 118,589 7.16

30-34 20,588 3.22 107,889 11.99 3,577 12.19 536 0.62 132,590 8.01

35-39 9,442 1.47 118,248 13.14 4,311 14.69 1,230 1.41 133,231 8.04

40-44 4,798 0.75 125,169 13.91 4,675 15.93 2,265 2.60 136,907 8.27

45-49 2,666 0.42 119,241 13.25 4,154 14.15 4,323 4.96 130,384 7.87

50-54 1,482 0.23 97,480 10.83 3,213 10.95 6,511 7.48 108,686 6.56

55-59 976 0.15 76,139 8.46 2,385 8.13 9,299 10.68 88,799 5.36

60-64 628 0.10 56,837 6.32 1,718 5.85 11,469 13.17 70,652 4.27

65-69 437 0.07 38,425 4.27 1,125 3.83 13,781 15.82 53,768 3.25

70-74 296 0.05 26,441 2.94 780 2.66 14,312 16.43 41,829 2.53

>=75 377 0.06 21,514 2.39 692 2.36 23,053 26.47 45,636 2.76

Jumlah 640,139 100 899,732 100 29,349 100 87,089 100 1,656,309 100

TotalKel

UmurBelum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati

STATUS KAWIN

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2014, diolah.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel.11. menyajikan komposisi penduduk menurut status kawin di

Kabupaten Banyuwangi. Tabel tersebut menunjukkan bahwa penduduk

Kabupaten Banyuwangi didominasi oleh penduduk berstatus kawin yakni

54,32 persen.

Jika dikaitkan dengan umur nampak bahwa proporsi penduduk yang

berstatus belum kawin pada kelompok umur 10-14 tahun cukup tinggi,

sedangkan yang berstatus kawin proporsi tertinggi pada kelompok umur

30-49 tahun. Banyaknya proporsi penduduk muda yang belum kawin

diduga disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk yang berada pada

umur sekolah ditambah dengan mereka yang berstatus bekerja.

Menarik untuk diperhatikan adalah mereka yang berstatus cerai baik cerai

hidup maupun cerai mati. Proporsi penduduk yang berstatus cerai hidup

lebih banyak berada pada umur 35-49 tahun, sementara penduduk yang

berstatus cerai mati lebih banyak berada pada kelompok umur di atasnya

yakni 55 tahun ke atas. Penduduk berumur muda yang cerai hidup

biasanya segera melakukan perkawinan kembali sehingga proporsi

mereka lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang berstatus cerai

mati.

Rata-Rata Umur Kawin Pertama

Umur kawin pertama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

fertilitas. Umur kawin pertama mempunyai korelasi negatif dengan tingkat

fertilitas seorang perempuan, artinya semakin tua umur kawin pertama

perempuan, maka semakin kecil potensi perempuan tersebut untuk

melahirkan banyak anak. Hal ini terjadi karena semakin tinggi umur kawin

pertama seorang perempuan, maka semakin pendek masa usia suburnya

dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat fertilitas perempuan tersebut.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel 12: Penduduk Rata-Rata Usia Kawin Pertama, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

PEREMPUAN LAKI-LAKI

1 Pesanggaran 24 29

2 Bangorejo 24 30

3 Purwoharjo 24 29

4 Tegaldlimo 24 29

5 Muncar 24 29

6 Cluring 24 30

7 Gambiran 24 30

8 Srono 23 29

9 Genteng 25 30

10 Glenmore 24 29

11 Kalibaru 23 28

12 Singojuruh 22 28

13 Rogojampi 23 28

14 Kabat 22 28

15 Glagah 22 28

16 Banyuwangi 25 29

17 Giri 22 28

18 Wongsorejo 23 27

19 Songgon 22 28

20 Sempu 24 29

21 Kalipuro 23 27

22 Siliragung 24 29

23 Tegalsari 24 30

24 Licin 22 28

23 29

NO KECAMATANRATA-RATA USIA KAWIN PERTAMA

Jumlah Rata-rata Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Angka perkawinan umur pertama masing-masing kecamatan sebagaimana

pada tabel 12, sehingga dapat dilihat rata-rata perkawinan umur pertama di

Kabupaten Banyuwangi adalah perempuan 23 tahun dan laki-laki 29 pada

tahun 2014 (Angka ini diperoleh dari data SIAK terolah).

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kecacatan

Informasi tentang banyaknya penduduk penyandang cacat dan jenis

kecacatannya sangat diperlukan dalam memberikan program pelayanan

publik yang ramah penyandang cacat. Selama ini perhatian pemerintah

dianggap kurang dan masih banyak perlakuan diskriminatif dalam

pelayanan publik kepada kelompok ini. Informasi jumlah penyandang cacat

terutama cacat fisik dapat digunakan untuk dasar perencanaan

pembangunan berbagai fasilitas umum yang ramah penyandang cacat,

pelayanan fasilitas pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja dan lain

sebagainya. Data SIAK mencakup data tentang penyandang cacat ini.

Tabel : 13. Jumlah dan Prosentase Penduduk Menurut Jenis Kecacatan ,

Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

n % n % n %

Cacat Fisik 142 0.017 107 0.013 249 0.015

Cacat Netra/Buta 89 0.011 94 0.011 183 0.011

Cacat Rungu/Wicara 107 0.013 83 0.010 190 0.011

Cacat Mental/Jiwa 127 0.015 89 0.011 216 0.013

Cacat Fisik dan Mental 26 0.003 25 0.003 51 0.003

Cacat Lainnya 22 0.003 25 0.003 47 0.003

Jumlah 513 54.81 423 45.19 936 100

PENYANDANG CACATLAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Pada Tabel. 13. terlihat bahwa jumlah penduduk penyandang cacat di

Kabupaten Banyuwangi tidak terlalu besar yaitu 936 jiwa, jika

dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk Kabupaten Banyuwangi

yaitu 1.656.309 jiwa. (0,05%), Meskipun proporsinya kecil, penduduk

penyandang cacat tetap harus menjadi perhatian pemerintah Kabupaten

Banyuwangi untuk tetap memberikan pelayanan sosial bagi mereka seperti

pendidikan, kesehatan, fasilitas layanan umum lainnya. Dilihat dari jenis

kecacatan, jumlah terbesar adalah penyandang cacat fisik yaitu 249 orang,

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

diikuti penyandang cacat Mental/Jiwa sebesar 216 orang ini ada kenaikan

dibandingkan tahun sebelumnya, dan terkecil adalah penyandang cacat

Fisik dan Mental dan catat lainya 51orang.

Jika dikaitkan dengan jenis kelamin, maka penyandang cacat terbesar

adalah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan jenis kecacatan adalah

cacat fisik yaitu sebesar 142 orang, diikuti cacat mental/jiwa yaitu 127

orang. Hal yang sama juga terjadi pada penyandang cacat perempuan

yaitu sebesar 107 orang adalah penyandang cacat fisik dan 94 orang

penyandang cacat tuna netra/buta.

D. Keluarga

Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil dalam kehidupan. Data keluarga

menjadi penting untuk menyusun berbagai program pembangunan seperti

peningkatan ekonomi, penghasilan dan penanganan kemiskinan dan lain

sebagainya. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat merupakan tempat

pertama dan utama dalam tumbuh kembang anak, baik dari sisi fisik,

pembentukan karakter dan pengembangan intelektual. Oleh sebab itu

perencanaan keluarga menjadi penting, tidak hanya jumlah anggota keluarga

tetapi juga kualitasnya.

1. Jumlah Keluarga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga

Keluarga dibentuk dari sekelompok orang yang terikat dan mempunyai

hubungan kekerabatan karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain

sebagainya. Unit keluarga menjadi hal penting untuk berbagai intervensi

seperti penanganan kemiskinan, keluarga berencana, kesehatan dan lain

sebagainya. Keluarga terbagi menjadi dua yaitu keluarga inti/batih (nuclear

family) dan keluarga luas (extended family). Besarnya jumlah anggota

keluarga biasanya digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan

keluarga, dimana semakin kecil jumlah anggota keluarga diasumsikan

akan semakin tinggi tingkat kesejahteraannya.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel 14 : Jumlah Penduduk, Jumlah Keluarga, dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

n (jiwa) % n (jiwa) %

1 Pesanggaran 49,775 3.01% 16,196 2.97% 3.07

2 Bangorejo 62,307 3.76% 20,147 3.70% 3.09

3 Purwoharjo 66,735 4.03% 22,002 4.04% 3.03

4 Tegaldlimo 65,891 3.98% 21,771 3.99% 3.03

5 Muncar 132,744 8.01% 40,986 7.52% 3.24

6 Cluring 75,536 4.56% 24,927 4.57% 3.03

7 Gambiran 63,673 3.84% 20,296 3.72% 3.14

8 Srono 94,119 5.68% 31,353 5.75% 3.00

9 Genteng 89,793 5.42% 27,368 5.02% 3.28

10 Glenmore 75,733 4.57% 23,949 4.39% 3.16

11 Kalibaru 65,247 3.94% 20,886 3.83% 3.12

12 Singojuruh 51,512 3.11% 17,983 3.30% 2.86

13 Rogojampi 98,518 5.95% 34,042 6.24% 2.89

14 Kabat 72,677 4.39% 24,973 4.58% 2.91

15 Glagah 34,953 2.11% 12,837 2.35% 2.72

16 Banyuwangi 114,584 6.92% 36,855 6.76% 3.11

17 Giri 29,505 1.78% 10,507 1.93% 2.81

18 Wongsorejo 74,123 4.48% 25,140 4.61% 2.95

19 Songgon 56,747 3.43% 19,733 3.62% 2.88

20 Sempu 79,661 4.81% 25,796 4.73% 3.09

21 Kalipuro 78,968 4.77% 27,127 4.98% 2.91

22 Siliragung 46,816 2.83% 14,835 2.72% 3.16

23 Tegalsari 48,361 2.92% 15,162 2.78% 3.19

24 Licin 28,331 1.71% 10,367 1.90% 2.73

1,656,309 100.00% 545,238 100.00% 3.04

Jumlah Rata-rata

Anggota

Keluarga

Jumlah

No Kecamatan Penduduk Kepala Keluarga

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Jumlah keluarga di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 545.238 keluarga

yang terbesar tersebar di 4 kecamatan. Kecamatan Muncar memiliki

jumlah keluarga terbesar yaitu 40.986 keluarga (7,57%) kemudian disusul

oleh kecamatan Banyuwangi sebanyak 36.855 keluarga (6,76%),

Kecamatan Rogojampi sebanyak 34.042 keluarga (6,24%), dan

Kecamatan Srono sebanyak 31.353 keluarga (5,75%). Sedangkan jumlah

keluarga terkecil berada di Kecamatan Giri yaitu 10.507 keluarga (1,93%),

dan Kecamatan Licin sebanyak 10.367 keluarga (1.90%).

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Rata-rata jumlah anggota keluarga di Kabupaten Banyuwangi sebanyak

2,85 per keluarga. Ini menunjukkan bahwa keluarga di Banyuwangi lebih

banyak merupakan keluarga inti dengan jumlah anggota keluarga

sebanyak 2-3 orang. Bila diperhatikan menurut kecamatan, rata-rata

jumlah anggota keluarga di setiap Kecamatan juga terdiri dari 2-3 orang

per keluarga.

3. Status Hubungan dengan Kepala Keluarga.

Tabel 15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Hubungan dengan Kepala Keluarga, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

n % n % n %

Kepala Keluarga 455,523 54.66 89,715 10.90 545,238 32.92

Suami 172 0.02 0 0.00 172 0.01

Istri 0 0.00 406,610 49.41 406,610 24.55

Anak 345,888 41.50 275,236 33.45 621,124 37.50

Menantu 2,552 0.31 2,188 0.27 4,740 0.29

Cucu 13,697 1.64 10,841 1.32 24,538 1.48

Orang tua 2,377 0.29 16,730 2.03 19,107 1.15

Mertua 1,471 0.18 9,062 1.10 10,533 0.64

Famili lain 10,229 1.23 10,642 1.29 20,871 1.26

Pembantu 28 0.00 104 0.01 132 0.01

Lainnya 1,448 0.17 1,796 0.22 3,244 0.20

Jumlah 833,385 100.00 822,924 100.00 1,656,309 100.00

Status Hubungan

Dengan Kepala

Keluarga

Laki-laki PerempuanLaki-laki dan

Perempuan

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Status hubungan anggota keluarga dengan kepala keluarga diperlukan

untuk melihat komposisi anggota keluarga, pola pengaturan tempat tinggal

dan pola pengasuhan anak. Dari Tabel. 15. nampak bahwa kepala

keluarga laki-laki umumnya mempunyai pasangan/isteri yaitu dari 455.523

kepala keluarga laki-laki (54,66%) yang mempunyai isteri sebanyak

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

406.610 orang (49,41%), sedangkan dari 89.715 kepala keluarga

perempuan (10,90%) hanya 172 orang (0,25%) saja yang bersuami. Hal ini

menunjukkan bahwa kepala keluarga perempuan pada umumnya berstatus

lajang baik mereka yang belum pernah kawin maupun mereka yang

berstatus janda. Perempuan berstatus kepala keluarga ini perlu

mendapat perhatian lebih,

karena pada umumnya keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga

perempuan mempunyai tingkat kesejahteraan lebih rendah dibandingkan

keluarga yang dikepalai oleh laki-laki.

Adapun proporsi anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah yang

berstatus menantu, cucu, orang tua, mertua, dan famili lain menunjukkan

proporsi yang rendah yaitu sekitar 5,03 persen. Ini mencerminkan bahwa

keluarga luas di Kabupaten Banyuwangi jumlahnya tidak besar.

3. Karakteristik Kepala Keluarga

Karakteristik kepala keluarga berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan,

status kesehatan, pekerjaan penting untuk diketahui, berkaitan dengan

perencanaan kebijakan pelayanan kebutuhan dasar berbasis keluarga

seperti ketersediaan pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan,

kemiskinan, dan lain-lain.

Tabel 16. Jumlah dan Proporsi Kepala Keluarga Menurut Status Kawin dan

Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

n % n % n %

1 Belum Kawin 6,647 1.5 2,720 3.0 9,367 1.7

2 Kawin 433,795 95.2 26,608 29.7 460,403 84.4

3 Cerai Hidup 6,603 1.4 12,410 13.8 19,013 3.5

4 Cerai Mati 8,478 1.9 47,977 53.5 56,455 10.4

455,523 100 89,715 100 545,238 100

No Status Kepala KeluargaLaki-laki Perempuan Jumlah

Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Pada umumnya kepala keluarga berstatus kawin (84,4%), dan pada

umumnya laki-laki (95,2%). Kepala keluarga yang berstatus belum kawin

hanya 1,7%, meskipun demikian perlu dikaji kembali apakah mereka yang

berstatus lajang ini memiliki anggota keluarga atau dia hidup sendirian.

Kepala keluarga yang berstatus cerai baik cerai hidup maupun cerai mati,

persentase perempuan jauh lebih besar dibandingkan laki-laki yaitu

masing-masing 53,5% dan 1.9%. Kemungkinan laki-laki setelah menduda

cepat untuk kawin lagi, sehingga menyebabkan perbedaan persentase

tersebut. Selain itu, perempuan yang berstatus cerai baik hidup maupun

mati, mempunyai pertimbangan untuk melakukan kawin lagi terutama

apabila mereka telah memiliki anak-anak yang biasanya menjadi

tanggungjawab perempuan. Meskipun pada saat ini kecenderungan

tersebut sudah mulai menurun tetapi kondisi ini masih terjadi. Faktor yang

lain adalah mereka yang cerai mati, terjadi pada kelompok umur yang lebih

tua, yang menyebabkan perempuan enggan untuk menikah kembali.

Dalam administrasi kependudukan, perempuan berstatus kawin yang

menjadi kepala keluarga juga diberikan kepada mereka yang berstatus

sebagai istri kedua, ketiga maupun keempat. Oleh sebab itu proporsi

perempuan kepala keluarga yang cukup besar (10,90%), diduga termasuk

mereka yang menjadi kepala keluarga ini adalah menjadi isteri kedua,

ketiga, dan seterusnya.

Disamping itu, terlihat pula adanya kepala keluarga yang berstatus belum

kawin (lajang) sebanyak 1.7 persen. Proporsi kepala keluarga perempuan

yang belum kawin lebih tinggi daripada kepala keluarga laki-laki. Biasanya

kepala keluarga yang berstatus belum kawin merupakan anggota keluarga

yang menggantikan orang tua yang meninggal, atau kepala keluarga

tersebut hidup sendirian.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel 17. Jumlah dan Proporsi Kepala Keluarga Menurut Kelompok Umur dan

Status Kawin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

n % n % n % n % n %

10-14 131 1.40 0 0.00 0 0.00 0 0.00 131 0.02

15-19 594 6.34 225 0.05 13 0.07 3 0.01 835 0.15

20-24 1,999 21.34 7,303 1.59 259 1.36 40 0.07 9,601 1.76

25-29 1,528 16.31 27,177 5.90 888 4.67 126 0.22 29,719 5.45

30-34 1,124 12.00 48,020 10.43 1,766 9.29 358 0.63 51,268 9.40

35-39 862 9.20 57,021 12.39 2,435 12.81 929 1.65 61,247 11.23

40-44 819 8.74 63,547 13.80 3,193 16.79 1,875 3.32 69,434 12.73

45-49 727 7.76 62,425 13.56 3,117 16.39 3,698 6.55 69,967 12.83

50-54 504 5.38 52,924 11.50 2,487 13.08 5,373 9.52 61,288 11.24

55-59 403 4.30 44,363 9.64 1,805 9.49 7,259 12.86 53,830 9.87

60-64 269 2.87 35,983 7.82 1,278 6.72 8,417 14.91 45,947 8.43

65-69 207 2.21 25,249 5.48 844 4.44 9,353 16.57 35,653 6.54

70-74 111 1.19 19,307 4.19 532 2.80 8,739 15.48 28,689 5.26

>75 89 0.95 16,859 3.66 396 2.08 10,285 18.22 27,629 5.07

Jumlah 9,367 100 460,403 100 19,013 100 56,455 100 545,238 100

Kelompok

Umur

Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Dari Table. 17. terlihat bahwa mayoritas keluarga di Kabupaten

Banyuwangi dikepalai oleh kepala keluarga yang berumur antara 35-54

tahun. Ini menunjukkan bahwa Kabupaten Banyuwangi merupakan

keluarga yang berada pada kelompok produktif dan yang menarik adalah

adanya kepala keluarga pada kelompok umur di bawah 15 tahun yaitu 0,02

persen.

Proporsi tertinggi kepala keluarga berstatus kawin berada pada kelompok

umur 30-54 tahun, hal Ini menunjukkan bahwa kepala keluarga di

Kabupaten Banyuwangi berada pada kelompok produktif. Sedangkan

kepala keluarga yang berstatus belum kawin terbesar juga berada pada

kelompok umur 20-34 tahun, kepala keluarga yang berstatus cerai hidup

tertinggi berada pada kelompok umur 35-54 tahun serta kepala keluarga

berstatus cerai mati berada pada kelompok umur 55 tahun ke atas.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel 18. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

n % n % n %

Tidak/Belum Sekolah 15,278 3.35 13,481 15.03 28,759 5.27

Belum Tamat SD/Sederajat 16,298 3.58 8,264 9.21 24,562 4.50

Tamat SD/Sederajat 218,644 48.00 47,325 52.75 265,969 48.78

SLTP/Sederajat 87,248 19.15 10,198 11.37 97,446 17.87

SLTA/Sederajat 95,456 20.96 8,533 9.51 103,989 19.07

Diploma I/II 1,762 0.39 235 0.26 1,997 0.37

Akademi/Diploma III/SARMUD 3,147 0.69 315 0.35 3,462 0.63

Diploma IV/Strata I 16,556 3.63 1,273 1.42 17,829 3.27

Strata II 1,073 0.24 65 0.07 1,138 0.21

Strata III 61 0.01 26 0.03 87 0.02

Jumlah 455,523 100 89,715 100 545,238 100

Tingkat PendidikanLaki-laki Perempuan Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Dari Tabel. 18. di atas, terlihat bahwa sebagian besar kepala keluarga

berpendidikan Tamat SD/Sederajat yaitu sebesar 48,78 persen, disusul

dengan Tamat SLTA/Sederajat sebesar 19,7 persen, dan SLTP/Sederajat

sebesar 17,87 persen. Proporsi kepala keluarga yang berpendidikan

D1/D2/D3 sebesar kurang 1 persen dan S1/S2/S3 sebesar 3,5 persen ,

dan masih adanya kepala keluarga yang tidak sekolah dan belum tamat

SD persentasenya mencapai 5,27 persen, hal ini menunjukkan bahwa

tinggkat pendidikan Kepala Keluarga rata rata di Kabupaten Banyuwangi

dibangdingkan tahun 2013 meningkat yang sebelumnya untuk Tingkat

SLTA/Sederajat 19 persen dan S1/S2/S3 hanya 3 persen dan yang

khusus untuk tidak sekolah dan belum tamat SD sebesar 6 persen ini

sudah menurun hal ini menunjukkan adanya peningkatan tingkat

pendidikan.

Tabel 19. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis

Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

n % n % n %

1 2 3 4 5 6 7

Bekerja 445,047 97.70 72,500 80.81 517,547 94.92

Belum/Tidak Bekerja 3,311 0.73 3,994 4.45 7,305 1.34

Mengurus Rumah Tangga 3 0.001 11,266 12.56 11,269 2.07

Pelajar/Mahasiswa 1,128 0.25 883 0.98 2,011 0.37

Pensiunan 6,034 1.32 1,072 1.19 7,106 1.30

Jumlah 455,523 100 89,715 100 545,238 100

Status PekerjaanLaki-laki Perempuan Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Untuk itu pemerintah Kabupaten Banyuwangi perlu memperhatikan

keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga yang tidak bekerja, walaupun

proporsi mereka kecil. Kepala keluarga yang tidak bekerja, dapat

disebabkan karena sudah memasuki usia pensiun atau memang tidak

mampu masuk ke pasar kerja. Untuk mereka ini perlu diberikan intervensi

untuk membantu meningkatkan status kesejahteraan mereka, karena pada

umumnya keluarga yang dikepalai oleh kepala keluarga yang tidak bekerja

memiliki status ekonomi yang rendah. Karena bagaimana mereka dapat

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan diduga mereka tidak

mempunyai penghasilan, sehingga pemerintah Kabupaten Banyuwangi

perlu membuat perencanaan pelayanan kebutuhan dasar penduduk.

Selanjutnya Tabel. 20. menunjukkan jenis pekerjaan yang banyak digeluti

oleh kepala keluarga sebagai pekerjaan pokok dan sumber pendapatan

keluarga untuk menunjang perekonomian dalam memenuhi kebutuhan

kehidupan keluarga.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel 20. Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Pekesjaan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

Laki-laki % Perempuan % Jumlah %1 Belum/Tidak Bekerja 3,311 0.727 3,994 4.452 7,305 1.3402 Mengurus Rumah Tangga 3 0.001 11,266 12.558 11,269 2.0673 Pelajar/Mahasiswa 1,128 0.248 883 0.984 2,011 0.3694 Pensiunan 6,034 1.325 1,072 1.195 7,106 1.3035 Pegawai Negeri Sipil 8,531 1.873 592 0.660 9,123 1.6736 TNI 964 0.212 1 0.001 965 0.1777 Kepolisian 1,013 0.222 2 0.002 1,015 0.1868 Perdagangan 6,207 1.363 1,685 1.878 7,892 1.4479 Pertanian/Pekebun 121,185 26.604 25,708 28.655 146,893 26.941

10 Peternak 161 0.035 24 0.027 185 0.03411 Nelayan/Perikanan 7,541 1.655 76 0.085 7,617 1.39712 Industri 585 0.128 120 0.134 705 0.12913 Konstruksi 629 0.138 5 0.006 634 0.11614 Transportasi 755 0.166 6 0.007 761 0.14015 Karyawan Swasta 30,495 6.695 2,833 3.158 33,328 6.11316 Karyawan BUMN 3,244 0.712 181 0.202 3,425 0.62817 Karyawan BUMD 259 0.057 23 0.026 282 0.05218 Karyawan Honorer 234 0.051 23 0.026 257 0.04719 Buruh Harian Lepas 19,900 4.369 6,136 6.839 26,036 4.77520 Buruh Tani/Perkebunan 15,349 3.370 5,664 6.313 21,013 3.85421 Buruh Nelayan/Perikanan 186 0.041 53 0.059 239 0.04422 Buruh Peternakan 14 0.003 7 0.008 21 0.00423 Pembantu Rumah Tangga 5 0.001 70 0.078 75 0.01424 Tukang Cukur 11 0.002 1 0.001 12 0.00225 Tukang Listrik 10 0.002 0 0.000 10 0.00226 Tukang Batu 534 0.117 0 0.000 534 0.09827 Tukang Kayu 391 0.086 0 0.000 391 0.07228 Tukang Sol Sepatu 1 0.000 0 0.000 1 0.00029 Tukang Las/Pandai Besi 31 0.007 0 0.000 31 0.00630 Tukang Jahit 114 0.025 26 0.029 140 0.02631 Tukang Gigi 6 0.001 0 0.000 6 0.00132 Penata Rias 0 0.000 1 0.001 1 0.00033 Penata Busana 1 0.000 0 0.000 1 0.00034 Penata Rambut 3 0.001 1 0.001 4 0.00135 Mekanik 119 0.026 0 0.000 119 0.02236 Seniman 23 0.005 2 0.002 25 0.00537 Tabib 3 0.001 0 0.000 3 0.00138 Paraji 0 0.000 2 0.002 2 0.00039 Perancang Busana 1 0.000 1 0.001 2 0.00040 Penterjemah 2 0.000 1 0.001 3 0.00141 Imam Masjid 8 0.002 0 0.000 8 0.001

No Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Laki-laki % Perempuan % Jumlah %1 Belum/Tidak Bekerja 3,311 0.727 3,994 4.452 7,305 1.3402 Mengurus Rumah Tangga 3 0.001 11,266 12.558 11,269 2.0673 Pelajar/Mahasiswa 1,128 0.248 883 0.984 2,011 0.3694 Pensiunan 6,034 1.325 1,072 1.195 7,106 1.3035 Pegawai Negeri Sipil 8,531 1.873 592 0.660 9,123 1.6736 TNI 964 0.212 1 0.001 965 0.1777 Kepolisian 1,013 0.222 2 0.002 1,015 0.1868 Perdagangan 6,207 1.363 1,685 1.878 7,892 1.4479 Pertanian/Pekebun 121,185 26.604 25,708 28.655 146,893 26.941

10 Peternak 161 0.035 24 0.027 185 0.03411 Nelayan/Perikanan 7,541 1.655 76 0.085 7,617 1.39712 Industri 585 0.128 120 0.134 705 0.12913 Konstruksi 629 0.138 5 0.006 634 0.11614 Transportasi 755 0.166 6 0.007 761 0.14015 Karyawan Swasta 30,495 6.695 2,833 3.158 33,328 6.11316 Karyawan BUMN 3,244 0.712 181 0.202 3,425 0.62817 Karyawan BUMD 259 0.057 23 0.026 282 0.05218 Karyawan Honorer 234 0.051 23 0.026 257 0.04719 Buruh Harian Lepas 19,900 4.369 6,136 6.839 26,036 4.77520 Buruh Tani/Perkebunan 15,349 3.370 5,664 6.313 21,013 3.85421 Buruh Nelayan/Perikanan 186 0.041 53 0.059 239 0.04422 Buruh Peternakan 14 0.003 7 0.008 21 0.00423 Pembantu Rumah Tangga 5 0.001 70 0.078 75 0.01424 Tukang Cukur 11 0.002 1 0.001 12 0.00225 Tukang Listrik 10 0.002 0 0.000 10 0.00226 Tukang Batu 534 0.117 0 0.000 534 0.09827 Tukang Kayu 391 0.086 0 0.000 391 0.07228 Tukang Sol Sepatu 1 0.000 0 0.000 1 0.00029 Tukang Las/Pandai Besi 31 0.007 0 0.000 31 0.00630 Tukang Jahit 114 0.025 26 0.029 140 0.02631 Tukang Gigi 6 0.001 0 0.000 6 0.00132 Penata Rias 0 0.000 1 0.001 1 0.00033 Penata Busana 1 0.000 0 0.000 1 0.00034 Penata Rambut 3 0.001 1 0.001 4 0.00135 Mekanik 119 0.026 0 0.000 119 0.02236 Seniman 23 0.005 2 0.002 25 0.00537 Tabib 3 0.001 0 0.000 3 0.00138 Paraji 0 0.000 2 0.002 2 0.00039 Perancang Busana 1 0.000 1 0.001 2 0.00040 Penterjemah 2 0.000 1 0.001 3 0.00141 Imam Masjid 8 0.002 0 0.000 8 0.001

No Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

42 Pendeta 111 0.024 15 0.017 126 0.02343 Pastor 1 0.000 0 0.000 1 0.00044 Wartawan 68 0.015 1 0.001 69 0.01345 Ustadz/Mubaligh 79 0.017 3 0.003 82 0.01546 Juru Masak 0 0.000 2 0.002 2 0.00047 Anggota DPR RI 2 0.000 0 0.000 2 0.00048 Anggota DPD 2 0.000 1 0.001 3 0.00149 Anggota BPK 0 0.000 0 0.000 0 0.00050 Duta Besar 1 0.000 1 0.001 2 0.00051 Bupati 1 0.000 0 0.000 1 0.00052 Wakil Bupati 1 0.000 0 0.000 1 0.00053 Anggota DPRD Kabupaten 23 0.005 0 0.000 23 0.00454 Dosen 162 0.036 11 0.012 173 0.03255 Guru 4,283 0.940 611 0.681 4,894 0.89856 Pengacara 40 0.009 0 0.000 40 0.00757 Notaris 14 0.003 2 0.002 16 0.00358 Arsitek 5 0.001 0 0.000 5 0.00159 Akuntan 2 0.000 0 0.000 2 0.00060 Konsultan 12 0.003 1 0.001 13 0.00261 Dokter 117 0.026 14 0.016 131 0.02462 Bidan 1 0.000 35 0.039 36 0.00763 Perawat 233 0.051 21 0.023 254 0.04764 Apoteker 4 0.001 1 0.001 5 0.00165 Psikiater/Psikolog 1 0.000 0 0.000 1 0.00066 Penyiar Radio 1 0.000 0 0.000 1 0.00067 Pelaut 197 0.043 0 0.000 197 0.03668 Peneliti 8 0.002 1 0.001 9 0.00269 Sopir 2,622 0.576 0 0.000 2,622 0.48170 Pialang 1 0.000 0 0.000 1 0.00071 Paranormal 4 0.001 0 0.000 4 0.00172 Pedagang 6,629 1.455 1,708 1.904 8,337 1.52973 Perangkat Desa 4,106 0.901 694 0.774 4,800 0.88074 Kepala Desa 315 0.069 24 0.027 339 0.06275 Biarawati 58 0.013 30 0.033 88 0.01676 Wiraswasta 207,135 45.472 25,996 28.976 233,131 42.75877 Lainnya 292 0.064 84 0.094 376 0.069

455,522 100 89,715 100 545,237 100Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Dilihat dari kegiatan ekonomi, 42 persen kepala keluarga di Kabupaten

Banyuwangi adalah bekerja dengan jenis pekerjaan terbesar adalah

sebagai wiraswasta yaitu 42 persen, diikuti pertanian/pekebun yaitu 26

persen, dan karyawan swasta yaitu 6 persen.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Proporsi kepala keluarga laki-laki yang bekerja sebagai wiraswasta lebih

tinggi dibandingkan kepala keluarga perempuan.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

BAB IV

KUALITAS PENDUDUK

Kualitas penduduk biasanya diukur dari tingkat kesehatan, pendidikan, masalah

sosial dan lain sebagainya. Secara internasional kualitas pembangunan manusia

diukur dengan Indikator Pembangunan Manusia yang terdiri dari tingkat

pendidikan (melek huruf dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka kematian

bayi dan angka harapan hidup waktu lahir) serta kesejahteraan yang diukur

dengan penghasilan per kapita.

A. Kelahiran dan Kematian

Rasio Anak dan Perempuan (Child Women Ratio/CWR)

Rasio anak dan perempuan adalah perbandingan antara anak di bawah usia

lima tahun dengan jumlah penduduk perempuan usia produktif (15-49 tahun)

disuatu wilayah dan waktu tertentu. Rasio anak dan perempuan bisa

digunakan untuk melihat jumlah kelahiran yang terjadi selama 5 tahun yang

lalu.

Tabel 21. Rasio Anak dan Perempuan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

Anak Perempuan

0 - 4 Tahun 15 - 49 Tahun

1 Pesanggaran 2,960 13,821 21

2 Bangorejo 3,231 17,065 19

3 Purwoharjo 3,252 18,298 18

4 Tegaldlimo 3,515 18,043 19

5 Muncar 7,533 36,630 21

6 Cluring 4,129 20,023 21

7 Gambiran 3,721 17,245 22

8 Srono 5,330 25,354 21

9 Genteng 5,399 24,131 22

10 Glenmore 4,082 20,206 20

11 Kalibaru 3,529 17,984 20

No Kecamatan CWR

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

12 Singojuruh 3,033 13,580 22

13 Rogojampi 5,708 25,825 22

14 Kabat 4,442 19,461 23

15 Glagah 1,979 9,097 22

16 Banyuwangi 7,413 30,434 24

17 Giri 1,878 7,857 24

18 Wongsorejo 4,335 20,631 21

19 Songgon 3,440 14,848 23

20 Sempu 4,765 21,660 22

21 Kalipuro 4,902 22,149 22

22 Siliragung 2,535 12,827 20

23 Tegalsari 2,921 13,202 22

24 Licin 1,425 7,824 18

95,457 448,195 21Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Pada tahun 2014, besarnya rasio anak dan perempuan di Kabupaten

Banyuwangi sebesar 21. Hal ini berarti bahwa diantara 100 perempuan usia

produktif terdapat 21 balita. Angka ini mengindikasikan tingkat fertilitas yang

masih cukup tinggi karena masih besarnya jumlah anak balita. CWR tertinggi

di dua ( 2 ) Kecamatan yaitu, Banyuwangi dan Giri, masing-masing sebesar

24, Sedangkan CWR terendah di dua ( 2 ) Kecamatan Purwoharjo dan Licin

yaitu sebesar 18.

B. Ekonomi

1. Angkatan Kerja menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas (Tenaga Kerja/

manpower) dan tidak termasuk didalamnya penduduk yang sedang

sekolah, pensiunan, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Angkatan Kerja

dibagi 2 (dua) yaitu bekerja (employed) dan mencari

pekerjaan/menganggur (unemployed)

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel 22. Jumlah Angkatan Kerja, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

L P L+P L P L+P L P L+P

15-19 18,085 15,524 33,609 64,304 60,185 124,489 28.12 25.79 27.00

20-24 42,045 35,373 77,418 63,751 60,510 124,261 65.95 58.46 62.30

25-29 56,448 44,343 100,791 60,741 57,848 118,589 92.93 76.65 84.99

30-34 65,990 50,971 116,961 66,569 66,021 132,590 99.13 77.20 88.21

35-39 65,610 51,405 117,015 65,760 67,471 133,231 99.77 76.19 87.83

40-44 67,332 52,997 120,329 67,386 69,521 136,907 99.92 76.23 87.89

45-49 63,683 51,169 114,852 63,745 66,639 130,384 99.90 76.79 88.09

50-54 53,472 42,679 96,151 53,556 55,130 108,686 99.84 77.42 88.47

55-59 44,687 34,154 78,841 45,164 43,635 88,799 98.94 78.27 88.79

60-64 35,163 26,888 62,051 36,763 33,889 70,652 95.65 79.34 87.83

Jumlah 512,515 405,503 918,018 587,739 580,849 1,168,588 87.20 69.81 78.56

Kelompok

Umur

Jumlah Angkatan Kerja Jumlah Tenaga KerjaTingkat Partisipasi Angkatan

Kerja

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Dari Tabel. 22. nampak bahwa jumlah angkatan kerja tertinggi berada

pada kelompok umur 40-44 tahun yaitu 120.329 orang, diikuti kelompok

umur 35-39 tahun sebesar 117.015 orang. Tabel 22. Tersebut juga

menunjukkan bahwa 78,56 persen dari angkatan kerja di Kabupaten

Banyuwangi telah berpartisipasi dalam pasar kerja. Nampak pula bahwa

partisipasi angkatan kerja penduduk laki-laki lebih tinggi (87,20%)

daripada partisipasi angkatan kerja penduduk perempuan (69,81%).

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel 23. Angka Penyerapan Angkatan Kerja, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

L P L+P L P L+P L P L+P

15-19 7,061 5,890 12,951 18,085 15,524 33,609 39.04 37.94 38.53

20-24 35,555 30,780 66,335 42,045 35,373 77,418 84.56 87.02 85.68

25-29 53,622 42,352 95,974 56,448 44,343 100,791 94.99 95.51 95.22

30-34 64,578 49,615 114,193 65,990 50,971 116,961 97.86 97.34 97.63

35-39 64,812 50,413 115,225 65,610 51,405 117,015 98.78 98.07 98.47

40-44 66,791 52,130 118,921 67,332 52,997 120,329 99.20 98.36 98.83

45-49 63,299 50,320 113,619 63,683 51,169 114,852 99.40 98.34 98.93

50-54 53,157 41,902 95,059 53,472 42,679 96,151 99.41 98.18 98.86

55-59 44,377 33,194 77,571 44,687 34,154 78,841 99.31 97.19 98.39

60-64 34,870 25,571 60,441 35,163 26,888 62,051 99.17 95.10 97.41

Jumlah 488,122 382,167 870,289 512,515 405,503 918,018 95.24 94.25 94.80

Kelompok

Umur

Jumlah Angkatan Kerja Yang

BekerjaJumlah Angkatan Kerja

Angka Penyerapan Angkatan

Kerja

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Angka penyerapan Angkatan kerja di Kabupaten Banyuwangi yaitu 94,80

persen, penyerapan angkatan kerja laki-laki lebih tinggi dibandingkan

perempuan. Hal ini pemerintah kabupaten Banyuwangi dituntut untuk

membuka dan menyediakan lapangan kerja baru yang cukup untuk

menampung angkatan kerja yang tersedia.

Tabel 24. Distribusi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Yang di Tamatkan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

n % n % n %

1 Tidak/Belum Sekolah 13,751 2.68 17,129 4.22 30,880 3.36

2 Belum Tamat SD/Sederajat 12,957 2.53 13,892 3.43 26,849 2.92

Laki-laki Perempuan JumlahNo Jenjang Pendidikan Terakhir

Jumlah Angkatan Kerja

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

3 Tamat SD/Sederajat 214,502 41.85 193,093 47.62 407,595 44.40

4 SLTP/Sederajat 120,796 23.57 88,244 21.76 209,040 22.77

5 SLTA/Sederajat 125,498 24.49 73,172 18.04 198,670 21.64

6 Diploma I/II 1,935 0.38 2,135 0.53 4,070 0.44

7 Akademi/Diploma III/SARMUD 3,444 0.67 3,762 0.93 7,206 0.78

8 Diploma IV/Strata I 18,532 3.62 13,638 3.36 32,170 3.50

9 Strata II 1,047 0.20 394 0.10 1,441 0.16

10 Strata III 53 0.01 44 0.01 97 0.01

512,515 100 405,503 100 918,018 100JumlahSumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Jika dikaitkan dengan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dari

Tabel. 24. nampak bahwa angkatan kerja Kabupaten Banyuwangi menurut

tingkat pendidikan formalnya (44,40%) angkatan kerja di Kabupaten

Banyuwangi berpendidikan SD/sederajat, kemudian 22,77 persen

berpendidikan SLTP/sederajat, 21,64 persen, berpendidikan SLTA

Sederajat dan 3,50 persen berpendidikan S1 khususnya untuk yang

berpendidikan S1 peningkatanya sangat signifikan dibangdingkan tahun

2013 yang hanya 1,42 persen. Terbukanya kesempatan pendidikan, telah

mendorong penduduk baik laki-laki maupun perempuan untuk memperoleh

pendidikan yang lebih tinggi.

Persentase angkatan kerja laki-laki yang menamatkan pendidikan

menengah lebih tinggi dibandingkan perempuan. Akan tetapi pada jenjang

pendidikan dasar, persentase angkatan kerja perempuan yang

menamatkan SD lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sedangkan untuk

pendidikan yang lebih tinggi, untuk persentase angkatan kerja perempuan

lebih rendah dibandingkan angkatan kerja laki-laki.

2. Angka Pengangguran (Tingkat Pengangguran)

Pengangguran merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja

atau sedang mencari pekerjaan (baik yang belum pernah bekerja maupun

yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha,

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin

untuk mendapatkan pekerjaan atau mereka yang sudah memiliki pekerjaan

tetapi belum mulai bekerja dan mereka yang putus asa untuk memperoleh

pekerjaan.

Tabel 25. Jumlah Pencari Pekerjaan dan Angka Pengangguran, Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2014.

Jumlah

Mencari

Pekerjaan

% Pengangguran

Terbuka

Jumlah

Mencari

Pekerjaan

% Pengangguran

Terbuka

Jumlah

Mencari

Pekerjaan

% Pengangguran

Terbuka

15-19 11,024 60.96 9,634 62.06 20658 61.47

20-24 6,490 15.44 4,593 12.98 11083 14.32

25-29 2,826 5.01 1,991 4.49 4817 4.78

30-34 1,412 2.14 1,356 2.66 2768 2.37

35-39 798 1.22 992 1.93 1790 1.53

40-44 541 0.80 867 1.64 1408 1.17

45-49 384 0.60 849 1.66 1233 1.07

50-54 315 0.59 777 1.82 1092 1.14

55-59 310 0.69 960 2.81 1270 1.61

60-64 293 0.83 1,317 4.90 1610 2.59

Jumlah 24,393 4.76 23,336 5.75 47729 5.20

Perempuan Jumlah

Kelompok

Umur

Laki-laki

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Tabel. 25. menunjukkan angkatan kerja yang menganggur menurut

pengelompokan umur lima tahunan. Dari tabel tersebut terlihat bahwa

pengangguran tertinggi berada di kelompok umur 15-19 tahun yakni 61,47

persen, diikuti kelompok umur 20-24 tahun sebesar 14,32 persen.

Pengangguran pada kelompok umur 15-24 tahun menunjukkan bahwa

mereka tidak lagi dapat melanjutkan pendidikan sehingga terpaksa

mencari pekerjaan pada umur sekolah.

Angka pengangguran terendah berada pada kelompok umur 45-49 tahun

yakni 1,07 persen.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa angka pengangguran pada

kelompok umur muda ini harus ditangani dengan baik seperti misalnya

memberikan bekal ketrampilan khusus melalui pelatihan-pelatihan kerja

maupun training-training sesuai permintaan pasar sehingga mereka dapat

terserap di pasar kerja. Jika angka pengangguran ini tidak ditangani

dengan baik dikhawatirkan akan menimbulkan masalah sosial yang luas

disebabkan mereka tidak bekerja dan tidak mempunyai penghasilan,

sebagai contoh timbulnya kriminalitas.

Tabel 26. Distribusi Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

n % n % n %

1 Tidak/Belum Sekolah 4,023 16.49 4,226 18.11 8,249 17.28

2 Belum Tamat SD/Sederajat 1,484 6.08 1,513 6.48 2,997 6.28

3 Tamat SD/Sederajat 8,013 32.85 8,344 35.76 16,357 34.27

4 SLTP/Sederajat 5,508 22.58 4,751 20.36 10,259 21.49

5 SLTA/Sederajat 5,020 20.58 4,051 17.36 9,071 19.01

6 Diploma I/II 34 0.14 29 0.12 63 0.13

7 Akademi/Diploma III/SARMUD 58 0.24 84 0.36 142 0.30

8 Diploma IV/Strata I 249 1.02 327 1.40 576 1.21

9 Strata II 3 0.01 8 0.03 11 0.02

10 Strata III 1 0.00 3 0.01 4 0.01

24,393 100 23,336 100 47,729 100Jumlah

Laki-laki Perempuan JumlahNo Jenjang Pendidikan Terakhir

Jumlah Pencari Kerja

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Apabila pencari pekerjaan ini dikaitkan dengan pendidikan yang

ditamatkan, maka dari tabel 26 terlihat bahwa angkatan kerja yang mencari

pekerjaan tamat pendidikan SD/Sederajat yaitu 34,27 persen tamat

SLTP/Sederajat dan 21,49 persen tamat SLTA/Sederajat 19,01,

sedangkan yang tamat S1 /sederajat sebesar 1,21 persen. Lebih

memprihatinkan adalah 17,28 persen yang mencari pekerjaan tidak

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

berpendidikan 6,28 persen tidak tamat SD. Dengan kualitas pendidikan

yang rendah tersebut, perlu adanya perhatian

pemerintah berkaitan dengan penyediaan lapangan pekerjaan yang sesuai

dan perlunya memberikan keterampilan agar mereka mampu bersaing di

pasar kerja.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

BAB V

MOBILITAS PENDUDUK

Mobilitas penduduk selama ini belum sepenuhnya memperoleh perhatian dari

pemerintah, padahal mobilitas penduduk mempunyai peran yang sangat signifikan

dalam mempengaruhi laju pertumbuhan dan struktur penduduk di suatu wilayah.

Selain itu mobilitas penduduk juga mempunyai peran terhadap pengembangan

wilayah, pembangunan sosial ekonomi dan budaya di wilayah yang bersangkutan.

A. Mobilitas Permanen (Migrasi)

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari

suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau

batas politik/negara (migrasi internasional). Atau dengan kata lain, migrasi

diartikan perpindahan permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah

(negara) lain. Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong suatu wilayah dan daya

tarik wilayah lainnya. Daya dorong menyebabkan orang pergi ke tempat lain,

misalnya karena di daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai.

untuk memberikan jaminan kehidupan, yang biasanya tidak terlepas dari

kemiskinan dan pengangguran. Sedangkan daya tarik wilayah meliputi

peluang ekonomi, perbedaan upah maupun fasilitas pelayanan publik, yang

menarik seseorang untuk memutuskan pindah ke wilayah tersebut. Selain

daya dorong dan daya tarik terdapat pula faktor antara yang mempengaruhi

keputusan seseorang untuk pindah ke tepat lain, misalnya kebijakan

pemerintah, kondisi sosial politik dan lain sebagainya.

1. Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar

Migrasi masuk penduduk ke Kabupaten Banyuwangi sesuai hasil

pendaftaran penduduk pindah datang tahun 2014 adalah 4.844 orang

yang terdiri dari 2.694 orang pindah antar kabupaten dalam Provinsi Jawa

Timur dan 2.150 orang pindah dari luar Provinsi Jawa Timur. Jika

diperhatikan menurut kecamatan maka penduduk pindah datang terbesar

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

di Kecamatan Banyuwangi yaitu 552 orang yang terdiri dari pindah antar

Kabupaten di Provinsi Jawa Timur 316 dan dari luar Provinsi Jawa Timur

sebanyak 236 orang. Sementera itu migrasi penduduk keluar dari

Kabupaten Banyuwangi adalah 5.294 orang terdiri dari 2.766 orang pindah

ke luar antar Kabupaten dalam Provinsi Jawa Timur, sedangkan 2.528

orang pindah keluar Provinsi Jawa Timur. Sedangkan yang paling sedikit

pindah keluar dari Kecamatan Licin sebanyak 56 orang yang terdiri dari 39

pindah antar kabupaten dalam Provinsi Jawa Timur dan 17 orang keluar

Provinsi Jawa Timur. Keadaan penduduk pindah dapat dilihat pada Tabel.

27.

Tabel. 27. Migrasi Masuk dan Keluar Kecamatan, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2014.

Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr

Pesanggaran 49 48 97 81 42 123 37 15 52 46 6 52

Bangorejo 65 44 109 67 31 98 59 52 111 89 18 107

Purwoharjo 61 46 107 96 42 138 62 25 87 66 16 82

Tegaldlimo 63 26 89 65 32 97 32 38 70 43 47 90

Muncar 133 75 208 116 46 162 128 88 216 114 47 161

Cluring 69 33 102 92 36 128 73 31 104 77 51 128

Gambiran 82 38 120 87 30 117 82 33 115 87 34 121

Srono 74 35 109 66 77 143 71 64 135 73 29 102

Genteng 142 95 237 114 53 167 77 52 129 79 43 122

Glenmore 101 41 142 57 22 79 93 44 137 50 17 67

Kalibaru 59 45 104 36 14 50 79 31 110 28 17 45

Singojuruh 42 27 69 57 16 73 52 32 84 33 28 61

Rogojampi 98 51 149 118 37 155 106 46 152 83 45 128

Kabat 65 34 99 82 25 107 73 33 106 43 24 67

Glagah 10 9 19 25 13 38 21 15 36 27 14 41

Banyuwangi 250 102 352 139 85 224 240 76 316 171 65 236

Antar Kab/Kota Antar Provinsi

MIGRASI MASUK

Kecamatan Antar Kab/Kota Antar Provinsi

MIGRASI KELUAR

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Giri 28 35 63 27 13 40 35 17 52 29 9 38

Wongsorejo 60 40 100 45 16 61 92 56 148 36 16 52

Songgon 39 23 62 43 42 85 57 39 96 55 16 71

Sempu 89 62 151 98 35 133 69 59 128 59 55 114

Kalipuro 78 16 94 54 43 97 106 35 141 106 9 115

Siliragung 35 43 78 83 27 110 40 15 55 60 17 77

Tegalsari 46 21 67 55 31 86 52 24 76 36 20 56

Licin 24 15 39 13 4 17 27 11 38 10 7 17

Jumlah 1,762 1,004 2,766 1,716 812 2,528 1,763 931 2,694 1,500 650 2,150

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, diolah.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

BAB VI

KEPEMILIKAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN

Dokumen Kependudukan seperti KTP, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Akta

Kematian dan Akta Perkawinan/Perceraian wajib dimiliki oleh penduduk Indonesia.

Dokumen kependudukan ini mempunyai kekuatan hukum yang mengikat secara

perdata bagi pemiliknya. Misalnya akta kelahiran, menunjukkan hubungan perdata

dari pemilik akta dengan orang tuanya, akta kematian juga menunjukkan

hubungan perdata dengan ahi waris, demikian pula akta-akta yang lain.

Kepemilikan dokumen ini selain mempunyai kekuatan legal, juga dapat digunakan

untuk memperoleh pelayanan sosial dasar yang dibutuhkan dalam kehidupan

sehari-hari. Sementara bagi pemerintah, kepemilikan dokumen kependudukan

bermanfaat dalam melakukan kegiatan pengadministrasian penduduk berdasarkan

hak legalnya serta, memperkuat database penduduk serta pelayanan publik.

A. Kepemilikan Kartu Keluarga

Kartu Keluarga merupakan salah satu dari beberapa dokumen kependudukan

yang wajib dimiliki oleh keluarga. Kartu keluarga menunjukkan hubungan

kekerabatan antara kepala keluarga dengan anggota keluarganya. Untuk

menghindari kepala keluarga ganda, maka perempuan bisa menjadi kepala

keluarga karena status perkawinan nya janda maupun karena menjadi istri

kedua, ketiga maupun keempat dari seorang laki-laki, sedangkan suaminya

menjadi kepala keluarga hanya di salah satu istri, sesuai kesepakatan di

dalam keluarga tersebut.

Seorang kepala keluarga bertanggung jawab terhadap anggota keluarga.

Kartu Keluarga ( KK ) merupakan kartu identitas yang memuat data tentang

nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota

keluarga seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, status kegiatan,

status pekerjaan, status kecacatan dan lain sebagainya.

Tabel. 28. menunjukkan jumlah keluarga dan jumlah keluarga yang memiliki

Kartu Keluarga berdasarkan SIAK di Kabupaten Banyuwangi dari 545.238

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

keluarga ternyata baru 347.544 keluarga (63,74 %) yang memiliki Kartu

Keluarga SIAK. Yang perlu diperhatikan ternyata ada 197.694 keluarga

(36,26 %) yang tidak memiliki KK SIAK hal ini kurang kepedulian penduduk

terhadap perubahan identitas dirinya. Bila menurut kecamatan, maka

persentase kepemilikan KK SIAK yang paling rendah di Kecamatan Tegalsari

(55 %) dan Kecamatan Licin masing-masing (53 %) sedangkan paling tinggi di

Kecamatan Banyuwangi (71 %), Kecamatan Genteng (73 %) dan Kecamatan

Pesanggaran (75%).

Tabel 28. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Kartu Keluarga di Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2014.

Memiliki Belum Memiliki Keluarga %1 Pesanggaran 12,151 4,045 16,196 752 Bangorejo 13,363 6,784 20,147 663 Purwoharjo 14,999 7,003 22,002 684 Tegaldlimo 13,224 8,547 21,771 615 Muncar 25,747 15,239 40,986 636 Cluring 16,383 8,544 24,927 667 Gambiran 12,531 7,765 20,296 628 Srono 18,750 12,603 31,353 609 Genteng 20,043 7,325 27,368 73

10 Glenmore 15,128 8,821 23,949 6311 Kalibaru 12,302 8,584 20,886 5912 Singojuruh 9,928 8,055 17,983 5513 Rogojampi 21,052 12,990 34,042 6214 Kabat 14,701 10,272 24,973 5915 Glagah 7,111 5,726 12,837 5516 Banyuwangi 26,296 10,559 36,855 7117 Giri 5,960 4,547 10,507 5718 Wongsorejo 17,157 7,983 25,140 6819 Songgon 11,593 8,140 19,733 5920 Sempu 17,678 8,118 25,796 6921 Kalipuro 18,748 8,379 27,127 6922 Siliragung 8,862 5,973 14,835 6023 Tegalsari 8,373 6,789 15,162 5524 Licin 5,464 4,903 10,367 53

347,544 197,694 545,238 64

No Kecamatan

Jumlah

Jumlah Kepemilikan KK

Sumber :Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2014, diolah

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

B. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk ( KTP )

Kartu Tanda Penduduk ( KTP ) merupakan salah satu identitas legal bagi

penduduk yang menjadi bukti bahwa orang tersebut diakui sebagai penduduk

di suatu wilayah administrasi di Indonesia. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun

2006 sebagaimana telah diubah menjadi UU Nomor 24 Tahun 2013, KTP

wajib dimiliki oleh semua penduduk di Indonesia yang sudah berumur 17 tahun

ke atas atau mereka yang berumur di bawah 17 tahun tetapi sudah pernah

kawin, dalam profil ini disebut penduduk wajib KTP. Dengan memiliki KTP

penduduk dapat dengan mudah mengurus semua yang berkaitan dengan

legalitas serta memperoleh pelayanan sosial dan ekonomi dasar lainnya;

misalnya urusan perbankan, mengurus sertifikat tanah, mengurus perkawinan,

pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Tabel. 29. menyajikan jumlah dan

proporsi penduduk menurut kepemilikan KTP SIAK.

Tabel 29. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk, di Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2014

LK PR Jumlah LK PR Jumlah %

1 Pesanggaran 19,261 18,737 37,998 16,138 15,193 31,331 82

2 Bangorejo 24,334 23,787 48,121 20,203 19,466 39,669 82

3 Purwoharjo 25,919 25,938 51,857 22,028 21,646 43,674 84

4 Tegaldlimo 25,729 25,462 51,191 23,066 22,424 45,490 89

5 Muncar 51,032 49,562 100,594 42,954 41,586 84,540 84

6 Cluring 29,220 29,050 58,270 25,408 25,200 50,608 87

7 Gambiran 24,233 24,185 48,418 21,368 21,259 42,627 88

8 Srono 36,110 35,700 71,810 31,217 30,946 62,163 87

9 Genteng 33,515 33,443 66,958 29,367 29,019 58,386 87

10 Glenmore 28,509 29,118 57,627 24,298 24,832 49,130 85

11 Kalibaru 24,431 25,000 49,431 20,348 20,816 41,164 83

12 Singojuruh 19,347 19,758 39,105 17,954 18,330 36,284 93

13 Rogojampi 36,928 37,980 74,908 33,328 34,048 67,376 90

No KecamatanWajib KTP Penduduk yang memiliki KTP

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

14 Kabat 27,183 27,122 54,305 24,226 24,426 48,652 90

15 Glagah 13,266 13,808 27,074 12,152 12,786 24,938 92

16 Banyuwangi 41,667 43,521 85,188 36,909 38,920 75,829 89

17 Giri 11,058 11,288 22,346 10,079 10,435 20,514 92

18 Wongsorejo 28,080 28,117 56,197 23,509 23,617 47,126 84

19 Songgon 21,285 21,712 42,997 19,438 19,744 39,182 91

20 Sempu 30,314 29,905 60,219 25,974 25,493 51,467 85

21 Kalipuro 29,239 29,503 58,742 25,646 26,167 51,813 88

22 Siliragung 18,326 17,853 36,179 15,396 14,534 29,930 83

23 Tegalsari 18,702 18,230 36,932 15,572 14,857 30,429 82

24 Licin 11,028 11,051 22,079 9,849 9,854 19,703 89

628,716 629,830 1,258,546 546,427 545,598 1,092,025 87Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2014, diolah

Tabel. 29. menampilkan kepemilikan KTP penduduk Kabupaten Banyuwangi.

Menurut tabel 29 dapat diketahui bahwa dari 1.258.546 jiwa wajib KTP, belum

semuanya memiliki KTP-el yang memiliki KPT-el baru 1.092.025 jiwa (87%).

C. Kepemilikan Akta

Akta merupakan dokumen kependudukan yang sangat penting dan wajib

dimiliki oleh semua penduduk di Indonesia. Akta merupakan pengakuan

Negara atas status keperdataan seseorang baik dalam hubungan

kekeluargaan maupun dalam hubungannya dengan pelayanan legal lainnya.

Akta-akta yang dimaksud meliputi akta kelahiran, akta kematian, akta

perkawinan, akta perceraian dan akta kematian.

1. Akta Kelahiran

Akta kelahiran merupakan bukti legal hubungan keperdataan seorang

anak dengan ayah dan ibunya. Dalam akta tersebut dijelaskan tentang

siapa nama orang tua baik ayah maupun ibunya. Jika seorang ibu

melahirkan tanpa ayah atau status perkawinannya tidak terdaftar, maka

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

dalam akta kelahiran hanya akan dicantumkan nama ibunya, sehingga

dalam hal ini si anak hanya memiliki hubungan keperdataan dengan

ibunya saja. Akta kelahiran penting untuk dimiliki oleh seorang anak

karena digunakan pada saat mengurus pendidikan atau mengurus

dokumen lainnya seperti paspor.

Tabel. 30. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2014.

LK PR (LK+PR) LK PR (LK+PR)1 Pesanggaran 6,856 6,751 13,607 5,336 4,745 10,081 74.092 Bangorejo 8,514 8,071 16,585 6,214 5,857 12,071 72.783 Purwoharjo 9,182 8,498 17,680 7,031 6,855 13,886 78.544 Tegaldlimo 9,192 8,657 17,849 7,186 6,979 14,165 79.365 Muncar 17,934 17,113 35,047 13,098 12,339 25,437 72.586 Cluring 10,658 9,820 20,478 8,056 7,676 15,732 76.827 Gambiran 8,767 8,387 17,154 7,230 6,929 14,159 82.548 Srono 13,007 11,970 24,977 10,257 9,295 19,552 78.289 Genteng 12,589 11,737 24,326 10,452 9,653 20,105 82.65

10 Glenmore 10,653 10,201 20,854 7,222 7,334 14,556 69.8011 Kalibaru 9,380 8,916 18,296 6,907 6,812 13,719 74.9812 Singojuruh 7,619 4,169 11,788 5,225 3,680 8,905 75.5413 Rogojampi 14,372 13,531 27,903 11,525 10,908 22,433 80.4014 Kabat 11,449 10,719 22,168 7,887 7,822 15,709 70.8615 Glagah 4,838 4,575 9,413 3,733 3,497 7,230 76.8116 Banyuwangi 17,773 17,237 35,010 15,260 14,808 30,068 85.88

17 Giri 4,432 4,071 8,503 3,273 2,926 6,199 72.90

18 Wongsorejo 11,485 10,836 22,321 9,583 8,761 18,344 82.18

19 Songgon 8,459 7,873 16,332 5,813 5,077 10,890 66.68

20 Sempu 11,008 10,392 21,400 7,380 7,181 14,561 68.04

21 Kalipuro 12,176 11,340 23,516 10,076 9,281 19,357 82.31

22 Siliragung 6,597 6,390 12,987 4,859 3,937 8,796 67.73

23 Tegalsari 6,806 5,749 12,555 4,582 3,997 8,579 68.33

24 Licin 4,278 3,808 8,086 3,292 2,342 5,634 69.68

238,024 220,811 458,835 181,477 168,691 350,168 76.32

Prosent

(%)

JUMLAH

No. KecamatanJumlah Anak

( 0-18 ) TahunJumlah

Kepelikan Akta

Kelahiran Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2014,diolah

Tabel. 30. menggambarkan kepemilikan akta kelahiran penduduk

Kabupaten Banyuwangi terhadap total penduduk Kabupaten Banyuwangi.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Menurut tabel tersebut terlihat bahwa penduduk usia 0-18 Tahun

Kabupaten Banyuwangi 458.835 jiwa yang memiliki akta kelahiran sebesar

76,32 persen ( jiwa), diantaranya 181,477 jiwa laki-laki dan 168.691 jiwa

perempuan. Bila dilihat berdasarkan kecamatan maka kecamatan yang

kepemilikan akta kelahiran yang paling tinggi yaitu Kecamatan

Banyuwangi 85,88 persen, Genteng 82,65 persen, Gambiran 82,58

persen, Kalipuro 82,31 persen, wongsorejo 82,18 persen dan Kecamatan

yang terendah kecamatan Licin 69,68 persen, Tegalsari 68,33 persen,

Sempu 68,04 persen, Siliragung 67,73 persen dan Songgon 66,04 persen,

kepemilikan akte kelahiran dengan prosentase yang tinggi dengan adanya

program baru pelayanan lahir procot pulang bawa akte di Kabupaten

Banyuwangi mulai dilaksanakan pada tribulan terakhir tahun 2013.

2. Akta Perkawinan

Akta perkawinan merupakan identitas atas penduduk yang berstatus

kawin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akta

perkawinan memberikan kekuatan hukum atas ikatan antara laki-laki

dan perempuan dalam membentuk keluarga dengan seluruh hak dan

kewajiban yang melekat didalamnya. Tabel. 31. menyajikan

kepemilikan akta perkawinan.

Tabel. 31. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Perkawinan di

Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

%

Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr

1 Pesanggaran 2,879 1,991 4,870 10,946 11,778 22,724 13,825 13,769 27,594 17.65

2 Bangorejo 2,898 1,887 4,785 14,285 15,432 29,717 17,183 17,319 34,502 13.87

3 Purwoharjo 3,921 2,236 6,157 14,802 16,585 31,387 18,723 18,821 37,544 16.4

Berstatus Kawin

Kepemilikan Akta Perkawinan Jumlah Penduduk

Kepemilik

an Akta

No Kecamatan Ada Tidak Ada

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

4 Tegaldlimo 6,685 4,177 10,862 11,781 14,353 26,134 18,466 18,530 36,996 29.36

5 Muncar 9,785 7,957 17,742 26,209 28,062 54,271 35,994 36,019 72,013 24.64

6 Cluring 4,232 3,078 7,310 16,390 17,585 33,975 20,622 20,663 41,285 17.71

7 Gambiran 5,419 3,503 8,922 11,299 13,429 24,728 16,718 16,932 33,650 26.51

8 Srono 2,037 1,698 3,735 23,915 24,457 48,372 25,952 26,155 52,107 7.17

9 Genteng 14,978 14,190 29,168 7,332 8,509 15,841 22,310 22,699 45,009 64.8

10 Glenmore 7,455 3,840 11,295 12,706 16,632 29,338 20,161 20,472 40,633 27.8

11 Kalibaru 5,159 2,204 7,363 12,320 15,473 27,793 17,479 17,677 35,156 20.94

12 Singojuruh 1,573 1,345 2,918 12,644 13,062 25,706 14,217 14,407 28,624 10.19

13 Rogojampi 7,620 5,152 12,772 19,114 21,800 40,914 26,734 26,952 53,686 23.79

14 Kabat 8,174 5,893 14,067 11,574 13,990 25,564 19,748 19,883 39,631 35.49

15 Glagah 2,753 2,414 5,167 7,190 7,606 14,796 9,943 10,020 19,963 25.88

16 Banyuwangi 10,318 7,503 17,821 17,564 20,617 38,181 27,882 28,120 56,002 31.82

17 Giri 2,540 1,627 4,167 5,445 6,347 11,792 7,985 7,974 15,959 26.11

18 Wongsorejo 5,856 3,385 9,241 15,412 17,896 33,308 21,268 21,281 42,549 21.72

19 Songgon 2,674 1,901 4,575 13,022 14,078 27,100 15,696 15,979 31,675 14.44

20 Sempu 6,236 3,833 10,069 14,949 17,577 32,526 21,185 21,410 42,595 23.64

21 Kalipuro 4,306 2,762 7,068 17,486 19,082 36,568 21,792 21,844 43,636 16.2

22 Siliragung 1,448 902 2,350 11,633 12,178 23,811 13,081 13,080 26,161 8.98

23 Tegalsari 3,337 2,880 6,217 9,711 10,094 19,805 13,048 12,974 26,022 23.89

24 Licin 1,089 561 1,650 7,268 7,822 15,090 8,357 8,383 16,740 9.86

123,372 86,919 210,291 324,997 364,444 689,441 448,369 451,363 899,732 23.37Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi,Tahun 2014,diolah

Tabel. 31. menggambarkan persentase penduduk berstatus kawin

terhadap kepemilikan akta perkawinan, terlihat bahwa jumlah penduduk

Kabupaten Banyuwangi yang berstatus kawin sebanyak 899.732 jiwa,

sedangkan yang memlikiki akta perkawinan terdapat 23,37 persen.

Hal ini juga disebabkan karena penduduk usia tua waktu melaksanakan

pernikahan pada saat itu kurang peduli terhadap kepemilikan dokumen

akta perkawinannya sehingga pada saat pembuatan Kartu Keluarga

(KK) dokumen akta perkawinanya tidak diketemukan dan juga di

karenakan sebagian penduduk terutama penduduk muslim ada juga

yang melakukan perkawinan secara agama saja, sehingga perkawinan ini

tidak diakui secara hukum Negara. Hal yang sama juga dilakukan oleh

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

penduduk non muslim seperti pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu,

dan Budha.

Perlu menjadi catatan bahwa masih ada 689.441 penduduk berstatus

kawin yang tidak diketahui memiliki atau tidak memiliki akta pekawinan.

Salah satu penyebabnya antara lain adalah kurang lengkapnya dalam

pengisian formulir biodata penduduk itu sendiri.

3. Akta Perceraian

Akta cerai merupakan dokumen kependudukan yang wajib dimiliki oleh

penduduk yang berstatus cerai hidup. Tabel. 32. menggambarkan

jumlah dan persentase penduduk berstatus cerai hidup yang memiliki

akta cerai di Kabupaten Banyuwangi.

Tabel 32. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Perceraian

di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

%

Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr

1 Pesanggaran 2,879 1,991 4,870 10,946 11,778 22,724 13,825 13,769 27,594 17.65

2 Bangorejo 2,898 1,887 4,785 14,285 15,432 29,717 17,183 17,319 34,502 13.87

3 Purwoharjo 3,921 2,236 6,157 14,802 16,585 31,387 18,723 18,821 37,544 16.4

4 Tegaldlimo 6,685 4,177 10,862 11,781 14,353 26,134 18,466 18,530 36,996 29.36

5 Muncar 9,785 7,957 17,742 26,209 28,062 54,271 35,994 36,019 72,013 24.64

6 Cluring 4,232 3,078 7,310 16,390 17,585 33,975 20,622 20,663 41,285 17.71

7 Gambiran 5,419 3,503 8,922 11,299 13,429 24,728 16,718 16,932 33,650 26.51

8 Srono 2,037 1,698 3,735 23,915 24,457 48,372 25,952 26,155 52,107 7.17

9 Genteng 14,978 14,190 29,168 7,332 8,509 15,841 22,310 22,699 45,009 64.8

Berstatus Kawin

Kepemilikan Akta Perkawinan Jumlah Penduduk

Kepemilik

an Akta

No Kecamatan Ada Tidak Ada

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

10 Glenmore 36 78 114 267 639 906 303 717 1,020 11.18

11 Kalibaru 37 61 98 240 603 843 277 664 941 10.41

12 Singojuruh 56 75 131 287 659 946 343 734 1,077 12.16

13 Rogojampi 247 370 617 549 1,094 1,643 796 1,464 2,260 27.3

14 Kabat 193 323 516 279 530 809 472 853 1,325 38.94

15 Glagah 153 209 362 208 436 644 361 645 1,006 35.98

16 Banyuwangi 286 514 800 456 1,056 1,512 742 1,570 2,312 34.6

17 Giri 31 75 106 221 413 634 252 488 740 14.32

18 Wongsorejo 57 93 150 312 767 1,079 369 860 1,229 12.21

19 Songgon 151 194 345 254 639 893 405 833 1,238 27.87

20 Sempu 91 142 233 349 742 1,091 440 884 1,324 17.6

21 Kalipuro 77 122 199 410 892 1,302 487 1,014 1,501 13.26

22 Siliragung 30 44 74 202 422 624 232 466 698 10.6

23 Tegalsari 90 85 175 162 340 502 252 425 677 25.85

24 Licin 20 24 44 196 383 579 216 407 623 7.06

3,037 5,085 8,122 6,744 14,483 21,227 9,781 19,568 29,349 27.67Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun

2014, diolah

Tabel. 32. menggambarkan jumlah dan persentase penduduk

berstatus cerai hidup dan kepemilikan akta cerai di kabupaten

Banyuwangi. Terlihat bahwa persentase penduduk berstatus cerai

yang memiliki akta perceraian sebesar 27,67 persen. Jika dilihat

menurut wilayah, maka persentase penduduk berstatus cerai dan

memiliki akta perceraian tertinggi berada pada Kecamatan Gambiran

yaitu 52,19 persen sedangkan yang terendah di kecamatan Licin yaitu

7.06 persen. Besarnya penduduk cerai hidup yang tidak memiliki akta

perceraian diduga penduduk berstatus cerai hidup tidak mencatatkan

perceraiannya, selain itu juga karena penduduk kurang lengkap

mengisi bio data penduduk sehingga dalam data SIAK tidak terbaca.

4. Akta Kematian

Akta kematian adalah dokumen yang tidak kalah pentingnya sebagai

dokumen yang mempunyai kekuatan hukum antara lain untuk

kepentingan bagi waris apalagi yang meninggal harta warisannya

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

banyak, akan tetapi hal ini masih kurang disadari oleh sebagian besar

masyarakat betapa pentingnya untuk melaporkan kematian anggota

keluarganya yang telah meninggal dunia untuk mendapatkan akta

kematian ini disamping untuk data kependudukan. Tabel. 33.

menyajikan data kepemilikan akta kematian.

Tabel. 33. Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Kematian

di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014.

Meninggal Punya Akta Pronst

1 Pesanggaran 170 7 4.12

2 Bangorejo 278 2 0.72

3 Purwoharjo 378 3 0.79

4 Tegaldlimo 327 2 0.61

5 Muncar 558 4 0.72

6 Cluring 488 5 1.02

7 Gambiran 261 10 3.83

8 Srono 542 2 0.37

9 Genteng 341 11 3.23

10 Glenmore 281 0 -

11 Kalibaru 3 3 100.00

12 Singojuruh 303 2 0.66

13 Rogojampi 778 11 1.41

14 Kabat 420 0 -

15 Glagah 244 0 -

16 Banyuwangi 552 18 3.26

17 Giri 163 3 1.84

18 Wongsorejo 403 0 -

19 Songgon 269 1 0.37

20 Sempu 285 4 1.40

21 Kalipuro 242 7 2.89

22 Siliragung 265 3 1.13

23 Tegalsari 304 1 0.33

24 Licin 116 0 -

7,971 99 1.24

No Kecamatan

Jumlah

P e n d u d u k

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2014, diolah

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

Tabel. 33. menggambarkan persentase penduduk yang telah

meninggal dunia terhadap kepemilikan akta kematian, terlihat bahwa

jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi yang telah meninggal dunia

sebanyak 7.971 jiwa, sedangkan yang memlikiki akta kematian

sebanyak 99 jiwa atau ( 1,24 persen ). Hal ini juga disebabkan karena

kurangnya kesadaran dan kepedulian penduduk untuk mengurus

dokumen kematian anggota keluarganya.

Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Banyuwangi 2014

BAB VI PENUTUP

Data kependudukan dapat memberikan gambaran mengenai status dan system

informasi administrasi kependudukan (SIAK) yang ada saat ini di Kabupaten

Banyuwangi. Dari gambaran tersebut dapat memberikan sejumlah rekomendasi

sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan daerah, penelitian, dan

sebagai dasar bagi pendataan yang lain misalnya menggambarkan proporsi dan

jumlah pengangguran dan sebagainya. Buku Profil Perkembangan

Kependudukan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014 dengan harapan dapat

digunakan oleh instansi pemerintah/swasta maupun pihak-pihak lain yang

membutuhkan. Dalam buku ini telah disajikan data kependudukan berdasarkan

registrasi kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Banyuwangi dan difalidasi oleh Kementrian Dalam Negeri.

Selanjutnya untuk mengetahui lebih lanjut tentang kondisi ke depan tentang

penduduk dan permasalahannya, maka profil perkembangan kependudukan

Kabupaten Banyuwangi ini akan disajikan secara berkala. Pada profil mendatang

akan dilakukan berbagai usaha untuk menyajikan data yang lebih lengkap, akurat

dan valid, antara lain dengan memperbaiki sistem yang ada di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi. Data yang valid

dan akurat juga sangat tergantung pada karakter dan perilaku masyarakat itu

sendiri sehingga diharapkan masyarakat yang melakukan registrasi di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi dalam mengisi

biodatanya dengan benar dan lengkap serta tidak terlambat melakukan registrasi

apabila terjadi peristiwa penting seperti kelahiran, kematian, perkawinan,

perceraian, pindah dan datang termasuk jenjang pendidikan tertinggi terakhir yang

diperoleh sehingga dapat diketahui keberhasilan adanya peningkatan

pembangunan bidang pendidikan dan peningkatan sumberdaya manusianya.

Kami menyadari bahwa buku Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten

Banyuwangi ini masih jauh dari sempurna dan data yang disajikan masih kurang

lengkap sehingga kritik dan saran untuk perbaikan penyusunan profil

perkembangan kependudukan mendatang, baik dari pengguna data maupun

pemerhati masalah kependudukan, sangat kami harapkan.