PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini...

23
LAPORAN AKHIR BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019 Page | II - 1 Bab 2. PROFIL KABUPATEN KARO 2.1. WILAYAH ADMINISTRASI Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan yang berada pada ketinggian 120 – 1600 m di atas permukaan laut. Ibukota kabupaten adalah Kabanjahe yang berjarak 75 Km atau 1,5 jam perjalanan darat dari Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara. Di dataran tinggi Karo ini bisa ditemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dan berciri khas daerah buah dan sayur. Di daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak yang masih aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo. Secara geografis letak Kabupaten Karo berada di antara 2 o 50’-3 o 19’ LU dan 97 o 55’-98 o 38’ BT dengan luas 2.127,25 Km 2 atau 2,97% dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan Deli Serdang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba Samosir Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara/Provinsi NAD. Secara administrasi Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan dan 269 desa/kelurahan (259 desa dan 10 kelurahan). Pusat Pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe.

Transcript of PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini...

Page 1: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 1

Bab 2. PROFIL KABUPATEN KARO

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di

dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan yang berada pada ketinggian 120 – 1600 m di atas

permukaan laut. Ibukota kabupaten adalah Kabanjahe yang berjarak 75 Km atau 1,5 jam

perjalanan darat dari Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Di dataran tinggi Karo ini bisa ditemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara

yang sejuk dan berciri khas daerah buah dan sayur. Di daerah ini juga bisa kita nikmati

keindahan Gunung berapi Sibayak yang masih aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter

dari permukaan laut. Arti kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja

menurut pengertian nenek moyang suku Karo.

Secara geografis letak Kabupaten Karo berada di antara 2o50’-3o19’ LU dan 97o55’-98o38’ BT

dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97% dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan Deli Serdang

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba Samosir

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara/Provinsi NAD.

Secara administrasi Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan dan 269 desa/kelurahan (259

desa dan 10 kelurahan). Pusat Pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe.

Page 2: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 2

Gambar 2.1. Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Karo

Page 3: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 3

Tabel 2-1 Jumlah Penduduk, Jumlah Desa dan Luas Wilayah Per Kecamatan

No Kecamatan Desa/

Kelurahan Luas Wilayah

(Km²)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

1 Mardingding 12 267.11 18,601

2 Laubaleng 15 252.60 19,391

3 Tigabinanga 20 160.38 21,329

4 Juhar 25 218.56 13,877

5 Munte 22 125.64 20,672

6 Kutabuluh 16 195.70 11,124

7 Payung 8 47.24 11,601

8 Tiganderket 17 86.76 13,757

9 Simpang Empat 17 93.48 20,009

10 Naman Teran 14 87.82 13,951

11 Merdeka 9 44.17 15,158

12 Kabanjahe 13 44.65 70,890

13 Berastagi 10 30.50 48,050

14 Tigapanah 26 186.84 32,500

15 Dolat Rayat 7 32.25 9,047

16 Merek 19 125.51 19,655

17 Barusjahe 19 128.04 23,010

Jumlah Tahun 2014 269 2,127.25 382,622

Tahun 2013 269 2,127.25 363,755

Tahun 2012 269 2,127.25 358,823

2.2. POTENSI WILAYAH KABUPATEN KARO

2.2.1. ADAT DAN BUDAYA KARO

Adat dan budaya karo masih terpelihara sampai saat ini.Secara garis besar adat dan budaya

karo dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Karo disebut SukuBangsa Karo. Suku

Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan

sangat mengikat bagi Suku Bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri 5 (lima) Merga, Tutur

Siwaluh, dan Rakut Sitelu. Merga Silima yakni:

Karo-Karo

Ginting

Sembiring

Tarigan

Perangin-angin

Page 4: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 4

Dari kelima Merga tersebut di atas, masih terdapat sub-sub Merga. Berdasarkan Merga ini

maka tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh

dan Perkade-kaden Sepuluh Dua Tambah Sada. Rakut Sitelu yaitu:

Senina/Sembuyak

Kalimbubu

Anak Beru

2. Masyarakat Karo terkenal dengan semangat keperkasaannya dalam pergerakan merebut

Kemerdekaan Indonesia, misalnya pertempuran melawan Belanda, Jepang, politik bumi

hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat sekarang dengan banyaknya makam para

pahlawan di Taman Makam Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950.

3. Penduduk Kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada Tuhan Yang

Esa. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal

yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan. Dalam kehidupan masyarakat Karo,

idaman dan harapan (sura-sura pusuh peraten) yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3

(tiga) hal pokok yang disebut Tuah, Sangap, dan Mejuah-juah.

Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat keturunan,

banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumber

daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang.

Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga,

bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang.

Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta

keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara manusia

dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah

merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah-pisahkan satu sama

lain.

Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah-

pisahkan satu sama lain.Selain suku bangsa Karo masih terdapat suku bangsa lainnya,

seperti: Suku Batak, Suku Jawa, Suku Simalungun dan lain-lain.

2.2.2. TRANSPORTASI

Jalan adalah prasarana pengangkutan yang penting untuk mendorong kegiatan perekonomian

Jalan yang baik akan mempermudah mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang

dari satu daerah ke daerah lain Panjang jalan di Kabupaten Karo tahun 2010 tercatat 1.125,30

Page 5: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 5

km. Untuk kondisi permukaan jalan yang ada, sebagian besar permukaan jalan di Kabupaten

Karo merupakan aspal (675,20 km), sedangkan jenis permukaan jalan lainnya merupakan

permukaan berbatu sepanjang 77,20 km, kerikil sepanjang 128,40 km, dan tanah sepanjang

244,50 km.

Table 2.2. Jarak Dari Ibukota Kabupaten Ke Ibukota Kecamatan (km), Kondisi dan Panjang Jalan di Kabupaten Karo Tahun 2010

No. Kecamatan Jarak Ibukota Kabupaten ke

Ibukota Kecamatan

(km)

Kondisi Jalan (km) Panjang Jalan

Kecamatan (km)

Baik Sedang Rusak Rusak Berat

1 Mardingding 95,0 2,30 3,50 37,10 52,30 95,20

2 Laubaleng 77,0 5,90 3,20 3,00 31,00 43.10

3 Tigabinanga 35,0 31,25 29,10 13,90 11,30 85,55

4 Juhar 45,0 17,20 20,70 40,80 19,50 98,20

5 Munte 24,0 8,99 48,80 14,46 24,55 96,80

6 Kutabuluh 37,0 17,00 11,60 40,10 42,20 110,90

7 Payung 25,0 12,30 9,30 0,40 0 22,00

8 Tiganderket 29,0 16,80 8,80 7,20 4,00 36,80

9 Simpang Empat 6,6 20,10 13,80 5,00 4,60 43,50

10 Naman Teran 16,5 13,80 13,30 3,30 5,90 36,30

11 Merdeka 13,0 5,60 14,30 1,50 0 21,40

12 Kabanjahe - 29,67 24,15 7,70 11,30 71,82

13 Berastagi 11,0 25,79 25,64 2,75 0 92.85

14 Tigapanah 5,0 13,60 19,90 1,20 0 34,70

15 Dolat Rayat 17,0 13,60 19,90 1,20 0 97,10

16 Merek 26,0 15,40 16,50 24,60 40,60 97,10

17 Barusjahe 15,0 24,70 24,10 11,45 23,65 83,90

Jumlah 302,99 232,16 286,50 286,50 1.125,30 Sumber: Kabupaten Karo dalam Angka 2011

Page 6: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 6

Table 2.3 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan dan Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2010

No. Kecamatan Kondisi Jalan (km) Panjang Jalan

Kecamatan (km)

Aspal Berbatu Kerikil Tanah

1 Mardingding 8,80 6,20 37,90 42,30 95,20

2 Laubaleng 9,10 2,00 5,00 27,00 43.10

3 Tigabinanga 70,25 7,40 0 7,90 85,55

4 Juhar 43,80 14,20 20,70 19,50 98,20

5 Munte 63,85 13,50 7,90 11,55 96,80

6 Kutabuluh 37,00 0 31,70 42,20 110,90

7 Payung 21,60 0,40 0 0 22,00

8 Tiganderket 28,80 0 4,00 4,00 36,80

9 Simpang Empat 33,90 0,50 5,00 4,10 43,50

10 Naman Teran 29,60 0,80 0 5,90 36,30

11 Merdeka 21,40 0 0 0 21,40

12 Kabanjahe 54,52 8,10 5,00 5,20 71,82

13 Berastagi 54,18 0 0 0 92.85

14 Tigapanah 63,75 7,30 8,20 13,60 34,70

15 Dolat Rayat 33,50 1,20 0 0 97,10

16 Merek 45,60 10,90 0 40,60 97,10

17 Barusjahe 55,55 4,70 3,00 20,65 83,90

Jumlah 675,20 77,20 128,40 244,50 1.125,30 Sumber: Kabupaten Karo dalam Angka 2011

2.2.3. PARIWISATA

Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Sumatera Utara yang

memiliki potensi tidak kalah baik dengan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia. Namun

potensi yang ada tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan

dana dalam pembangunan dan pengembangannya.

Potensi Obyek Wisata Kabupaten Karo adalah sebagai berikut.

Gambar 2.2. Jalan Nasional sebagai aksesbilitas ke Kecamatan Berastagi dan Kabanjahe

Page 7: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 7

Obyek wisata alam : Alam Pegunungan, Hutan Raya, Air Terjun. Danau, Air Panas Alam dan

Gua.

Obyek wisata budaya : Rumah Tradisional Karo, Kesenian Budaya Tradisional Karo, Upacara

Ritual dan Pesta Tahunan.

Obyek wisata peninggalan sejarah : Museum Karo Lingga, Peninggalan Meriam Putri Hijau,

Peninggalan Bangunan Arsitektur Zaman Belanda.

Agrowisata : perkebunan Jeruk, tanaman bunga-bungaan dan sayur-sayuran.

Kunjungan wisata ke Kabupaten Karo terus meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2009

terdapat 573.471 wisatawan domestik dan mancanegara, sampai dengan bulan Agustus 2010

tercatat 393.125 wisatawan.

Tabel 2.4. Data Kunjungan Wisata ke Kabupaten Karo

Tahun Domestik Wisman Jumlah Total kunjungan wisatawan

2005 218.963 8.365 227.328 295.526

2006 374.233 4.665 378.898 492.567

2007 395.923 6.242 402.165 522.815

2008 405.875 6.483 412.358 536.065

2009 434.641 6.491 441.132 573.471

s.d Agt 2010 298.166 4.238 302.404 393.125

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo (2010)

Objek wisata unggulan yang direncanakan akan dikembangkan di masa yang akan datang

adalah sebagai berikut.

1. Air Terjun Sipiso-piso dan Tongging – Danau Toba

Air Terjun Sipiso-piso

Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah

Danau Toba, bukit bukit, bentangan Pulau Samosir, pematang sawah dan ladang. Jarak dari

Kota Berastagi ke obyek wisata ini ± 35 km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.

Page 8: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 8

Tongging – Danau Toba

Danau ini merupakan suatu keajaiban karena berlokasi di atas dataran tinggi ± 800m dari

permukaan laut dan menduduki ranking ke dua sebagai danau terbesar didunia.

Danau tersebut dikelilingi oleh bukit yang ditumbuhi oleh hutan pinus dan air yang

berwarna biru.Dari Desa Tongging dapat dilakukan perjalanan danau ke Parapat.Jarak dari

Kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 km dapat menggunakan kendaraan bus ukuran

sedang.

2. Danau Lau Kawar

Danau ini memiliki luas ± 20 ha diapit oleh alam pegunungan yang ditumbuhi kayu kayuan

hutan tropis dan di pinggir danau terbentang lahan seluas 3 ha sebagai lokasi tempat

berkemah. Bagi wisatawan yang berjiwa petualangan dari obyek ini dapat melakukan

kegiatan panjat tebing dan sekaligus pendakian ke puncak Gunung Sinabung. Jarak dari

Kota Berastagi ke obyek wisata ini sekitar 27 km.

Gambar 2.3. Objek Wisata Air Terjun Sipiso-Piso

Gambar 2.4. Danau Toba - Tongging

Page 9: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 9

3. Bukit Gundaling

Bukit Gundaling merupakan tempat wisata dengan pohon kayu yang rindang dan bunga

bungaan yang sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda. Dari Puncak Bukit Gundaling

terlihat panorama Gunung Sibayak dan Sinabung serta Kota Berastagi. Jarak dari Kota

Berastagi ke Bukit Gundaling ± 2 km.

4. Agrowisata

Salah satu potensi pariwisata di Kabupaten Karo yang berpeluang untuk dikembangkan

adalah agrowisata. Pertanian sayur-sayuran, budidaya tanaman bunga-bungaan, dan

perkebunan jeruk merupakan sektor pertanian yang dapat diekspos sebagai objek wisata

yang menarik.

Gambar 2.5. Danau Lau Kawar

Gambar 2.6. Bukit Gundaling dengan Panorama Kawasan Perkotaan Berastagi

Gambar 2.7. Kebun Jeruk dan Budidaya Bunga Hias sebagai potensi Agrowisata

Page 10: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 10

Walaupun begitu banyak dan beragamnya potensi kepariwisataan yang dimiliki oleh

Kabupaten Karo, namun yang sudah berhasil diaktualisasikan atau difungsikan masih sangat

terbatas. Pengembangan belum dilaksanakan secara optimal dengan dukungan dan

perencanaan yang baik, pelaksanaan yang terkoordinir dan sistem manajemen pengelolaan

yang mantap, sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa potensi pariwisata yang

terdapat di Kabupaten Karo masih memerlukan berbagai upaya peningkatan dan

pengembangan lebih lanjut, agar apa yang diharapkan dari sektor ini betul-betul dapat

menjadi kenyataan.

2.3. DEMOGRAFI dan URBANISASI

Pemahaman tentang jumlah, struktur, dan pertumbuhan serta distribusi penduduk sangat

menentukan arah pembangunan di suatu daerah. Kondisi kependudukan akan mempengaruhi

berbagai kebijaksanaan pembangunan dari berbagai sektor-sektor pelayanan dan pelaksanaan

fungsi-fungsi pemerintah. Jumlah penduduk Kabupaten Karo terus tumbuh secara relatif cepat

dan hal ini akan membawa perubahan pada sistem pelayanan pemerintah secara keseluruhan.

Hasil Sensus tahun 2010 Penduduk Kabupaten Karo berjumlah 350.960 jiwa. Pada pertengahan

tahun 2014, menurut proyeksi penduduk sebesar 382.622 yang mendiami wilayah seluas

2.127,25 Km². Kepadatan penduduk diperkirakan sebesar 180 jiwa/ Km² Laju Pertumbuhan

Penduduk Karo Tahun 2010 – 2014 adalah sebesar 2,18 persen per tahun Tahun 2014 di

Kabupaten Karo Penduduk laki-laki lebih sedikit dari Perempuan. Laki-laki berjumlah 189.815

jiwa dan Perempuan berjumlah 192.807 jiwa. Sex rasionya sebesar 98,45. Selanjutnya dengan

melihat jumlah penduduk yang berusia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas maka diperoleh

rasio ketergantungan sebesar 58,78 yang berarti setiap seratus orang usia produktif

menanggung 59 orang dari usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas. Beban tanggungan

anak bagi usia produktif sebesar 51 dan beban tanggungan lanjut usia bagi penduduk usia

produktif sebesar 8. Jumlah kepadatan penduduk per kecamatan dapat terlihat pada tabel

berikut :

Page 11: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 11

Tabel 2-5 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2014

No. Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Wilayah/ (Km2)

Banyak penduduk

Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2)

1 Mardingding Mardingding 267,11 18 601 69,64

2 Laubaleng Laubaleng 252,60 19 391 76,77

3 Tigabinanga Tigabinanga 160,38 21 329 132,99

4 Juhar Juhar 218,56 13 877 63,49

5 Munte Munte 125,64 20 672 164,53

6 Kutabuluh Kutabuluh 195,70 11 124 56,84

7 Payung Payung 47,24 11 601 245,58

8 Tiganderket Tiganderket 86,76 13 757 158,56

9 Simpang Empat Simpang Empat 93,48 20 009 214,05

10 Naman Teran Naman Teran 87,82 158,86 13 951

11 Merdeka Merdeka 44,17 15 158 343,17

12 Kabanjahe Kabanjahe 44,65 70 890 1 587,68

13 Berastagi Berastagi 30,50 48 050 1 575,41

14 Tigapanah Tigapanah 186,84 32 500 173,95

15 Dolat Rayat Dolat Rayat 32,25 9 047 280,53

16 Merek Merek 125,51 19 655 156,60

17 Barusjahe Barusjahe 128,04 23 010 179,71

Jumlah Total 2.127,25 382 622 179,87

Sumber : Karo Dalam Angka Tahun 2014

Tabel 2-6

Jumlah Penduduk Per Kecamatan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Karo Tahun 2014

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Rasio

1 Mardingding 9 279 9 322 18 601 99,54

2 Laubaleng 9 588 9 803 19 391 97,81

3 Tigabinanga 10 608 10 721 21 329 98,95

4 Juhar 6 908 6 969 13 877 99,12

5 Munte 10 344 10 328 20 672 100,15

6 Kutabuluh 5 497 5 627 11 124 97,69

7 Payung 5 732 5 869 11 601 97,66

8 Tiganderket 6 704 7 053 13 757 95,05

9 Simpang Empat 9 994 10 015 20 009 99,79

10 Naman Teran 7 098 6 853 13 951 103,58

11 Merdeka 7 596 7 562 15 158 100,45

12 Kabanjahe 34 627 36 263 70 890 95,49

13 Berastagi 23 909 24 141 48 050 99,04

14 Tigapanah 16 065 16 435 32 500 97,75

15 Dolat Rayat 4 472 4 575 9 047 97,75

16 Merek 10 062 9 593 19 655 104,89

17 Barusjahe 11 332 11 678 23 010 97,04

Jumlah 189 815 192 807 382 622 98,45

Sumber: Karo Dalam Angka Tahun 2014

Page 12: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 12

Tabel 2-7 Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan Di Kabupaten Karo Tahun 2014

KECAMATAN 2010 2011 2012 2013 2014

Mardingding 17 062 17 222 17 445 17 684 18 601

Laubaleng 17 713 17 879 18 110 18 359 19 391

Tigabinanga 19 900 20 086 20 346 20 626 21 329

Juhar 13 244 13 368 13 540 13 726 13 877

Munte 19 686 19 870 20 127 20 404 20 672

Kutabuluh 10 586 10 685 10 823 10 972 11 124

Payung 10 837 10 938 11 079 11 232 11 601

Tiganderket 13 178 13 301 13 474 13 659 13 757

Simpang Empat 19 015 19 192 19 440 19 707 20 009

Naman Teran 12 796 12 916 13 083 13 263 13 951

Merdeka 13 310 13 434 13 607 13 794 15 158

Kabanjahe 63 326 63 918 64 746 65 635 70 890

Berastagi 42 541 42 939 43 494 44 091 48 050

Tigapanah 29 319 29 593 29 976 30 388 32 500

Dolat Rayat 8 296 8 374 8 482 8 599 9 047

Merek 18 054 18 223 18 458 18 712 19 655

Barusjahe 22 097 22 304 22 593 22 904 23 010

Jumlah total 350 960 354 242 358 823 363 755 382 622

Sumber : Karo Dalam Angka tahun 2014

Secara rinci, penggunaan lahan di Kabupaten Karo dapat dibedakan sebagai berikut :

Tabel 2-8

Persentase Penggunaan Lahan Kabupaten Karo Tahun 2003 - 2013

No Penggunaan Lahan Luas ( Ha ) Luas Persentase

1 Hutan Lindung 96.387 45,31

2 Suaka Alam 475 0,22

3 Taman Nasional 0 0,00

4 Hutan Wisata 0 0,00

5 Tahura 7 0,003

6 Hutan Produksi 22.987 10,81

7 Tanaman Lahan Basah 16.454 7,73

8 Tanaman Lahan Kering 46.448 21,83

9 Tanaman Tahunan 14.138 6,65

10 Perkebunan Campuran 7.714 3,63

11 Alang-Alang 8.115 3,81

Jumlah 212.725 100 Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karo 2003 – 2013

2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

2.4.1. Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Sektor Pertanian merupakan bagian terpenting dalam perekonomian Kabupaten Karo.

Peranan sektor ini terhadap PDRB Karo pada tahun 2014 sekitar 56,61 persen untuk harga

Page 13: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 13

berlaku. Sektor pertanian dikelompokkan menurut sub sektor tanaman pangan, perkebunan,

peternakan, perikanan dan sektor kehutanan.

Tabel 2.9. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Rumah Tangga Pertanian

Menurut Kecamatan Tahun 2014

Sumber : Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun 2014

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan

suatu daerah. PDRB ini disajikan atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan. Berdasarkan

harga berlaku, nilai PDRB Kabupaten Karo pada tahun 2014 sebesar 13.780,6 miliar rupiah.

Dibandingkan dengan PDRB tahun 2013 yang nilainya sebesar 12.634,51 miliar rupiah, pada

tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 1.146,09 miliar rupiah atau meningkat sebesar 9,07 persen.

Untuk harga konstan, dengan menggunakan harga tahun dasar 2010 PDRB Kabupaten Karo

juga mengalami kenaikan dari sebesar 10.768,99 miliar rupiah pada tahun 2013 menjadi 11.326,4

miliar rupiah pada tahun 2014.

Penghitungan PDRB berdasarkan harga konstan dapat menunjukkan pertumbuhan ekonomi

suatu daerah. Pada tahun 2014, ekonomi Kabupaten Karo tumbuh sebesar 5,18 persen.

Page 14: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 14

Meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,98

persen. Sektor pertanian masih mendominasi struktur perekonomian Kabupaten Karo pada

tahun 2014. Hal ini dibuktikan dengan besarnya sumbangan sektor ini dalam pembentukan

PDRB Kabupaten Karo yang mencapai 56,61 persen atau sebesar 7.801,41 miliar rupiah.

Sedangkan penyumbang terkecil diberikan oleh sektor listrik dan gas sebesar 0,06 persen.

Gambar 2.8. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karo

Menurut lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

2.4.2. Sosial Masyarakat

Jika dilihat dari kondisi sosial masyarakat di Kabupaten Karo pada umumnya penduduk di

Kabupaten Karo mayoritas beragama Kristen Protestan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah

tempat ibadah umat Kristen lebih banyak bila dibandingkan dengan sarana ibadah agama

lainnya walalupun pada dasarnya masyarakat di Kabupaten Karo terdiri dari beragam suku dan

agama. Jumlah sarana ibadah yang ada saat ini di Kabupaten terdapat sebanyak 911 Unit, yang

terdiri dari 164 Unit Mesjid, 51 Unit Langgar/Musholla, 538 Unit Gereja Protestan, 148 Unit

Gereja Katolik, 8 Unit Pura, dan 2 Vihara. Jumlah sarana ibadah yang terbanyak terdapat di

Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu sebanyak 354 Unit.Sedangkan jumlah sarana ibadah yang

terkecil terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu hanya sebanyak 23 Unit. Lebih jelasnya

lihat tabel berikut :

Page 15: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 15

Tabel 2-10 Jumlah Sarana Ibadah Di Kabupaten Karo Tahun 2014

Wilayah Rumah Ibadah

Mesjid Surau/

Langgar Gereja Kristen

Protestan Gereja Katolik

Pura Vihara

Mardingding 12 5 49 8 0 0

Laubaleng 18 2 42 13 1 0

Tigabinanga 15 3 40 24 0 0

Juhar 9 1 34 17 0 0

Munte 12 3 34 11 0 0

Kutabuluh 11 1 36 12 0 1

Payung 8 2 22 4 0 0

Tiganderket 17 0 34 5 0 0

Simpang Empat 15 0 33 7 0 0

Naman Teran 11 0 18 4 0 0

Merdeka 11 5 15 3 0 0

Kabanjahe 14 3 59 8 1 0

Berastagi 11 3 29 4 3 0

Tigapanah 8 2 63 11 0 0

Dolat Rayat 3 0 16 2 1 0

Merek 2 0 45 12 0 0

Barusjahe 11 0 46 17 0 0

Jumlah 183 30 615 162 6 1

Sumber : Karo dalam angka tahun 2014

2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis

Topografi

Ditinjau dari kondisi topografinya, wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi bukit

barisan dengan elevasi terendah +140 m di atas permukaan laut (Paya lah-lah Mardingding)

dan yang tertinggi adalah + 2.451 m di atas permukaan laut (Gunung Sinabung). Daerah

Kabupaten Karo yang berada di daerah dataran tinggi bukit barisan dengan kondisi topografi

yang berbukit dan bergelombang, maka di wilayah ini ditemui banyak lembah-lembah dan alur-

alur sungai yang dalam dan lereng-lereng bukit yang curam/terjal.

Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 120–1.600 meter di atas permukaan laut dengan

perbandingan luas sebagai berikut.

Daerah ketinggian 120-200 meter DPL seluas 28.606 ha (13,45%).

Daerah ketinggian 200-500 meter DPL seluas 17.856 ha (8,39%).

Page 16: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 16

Daerah ketinggian 500-1.000 meter DPL seluas 84.892 ha (39,91%).

Daerah ketinggian 1.000-1.400 meter DPL seluas 70.774 ha (33,27%).

Daerah ketinggian > 1.400 meter DPL seluas 10.597 ha (4,98%).

Kemiringan tanah di Kabupaten Karo mulai dari datar sampai dengan curam sesuai dengan

kondisi wilayah yang berada di dataran tinggi. Luasan dan persentase kondisi kemiringan tanah

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Table 2.11.

Luasan dan Persentase Kemiringan Tanah Kabupaten Karo

No. Kemiringan Lahan Luas (ha) Persentase (%)

1 Datar 2 % 23.900 11,24

2 Landai 2 – 15 % 74.919 35,22

3 Miring 15 – 40 % 41.169 19,35

4 Curam 40 % 72.737 34,19

Sumber: Kabupaten Karo Dalam Angka 2015

Jenis Tanah

Kabupaten Karo memiliki berbagai jenis tanah yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk

tanaman pangan, palawija dan hortikultura. Setiap jenis tanah mengandung karakteristik

tersendiri dan dapat diolah dengan baik serta menghasilkan produksi yang optimal jika jenis

komoditi yang akan ditanam disesuaikan dengan jenis tanah yang ada.

Di wilayah kabupaten yang cukup luas, mencapai 2.127,25 Km2. Terdapat berbagai jenis-jenis

tanah dan batuan. Untuk jenis tanah dan batuan yang ada di Kabupaten Karo, terdapat :

• Kelompok andosal mencapai 41.770 Ha (46%),

• Kelompok podsolik merah kuning 24.474 Ha (26,95%)

• Kelompok regosal dan latasol mencapai 1.374 Ha (1,51%) dan

• Kelompok lainnya mencapai 23.171 Ha (25,52%) seperti podsal, regosal, aluvial dan lain-lain.

Sumber Daya Mineral/Bahan Galian

Kabupaten Karo memiliki beberapa potensi pertambangan dan energi, antara lain: panas bumi,

belerang, batu gamping, dolomit, fosfat, kalsit, lempung, marmer, sirtu, trass, andesit, feldspar

dan granit. Sumber daya mineral/bahan tambang ini tersebar di beberapa kecamatan, baik

yang sudah dieksploitasi maupun yang belum pernah dieksploitasi.

Page 17: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 17

Salah satu sumberdaya mineral/bahan galian yang berpotensi untuk dikembangkan adalah

energi panas bumi yang terdapat di Kecamatan Merdeka dan Payung. Untuk energi panas

bumi yang terdapat di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka, cadangan terduga

sebesar 68 MW dan sudah/sedang dieksploitasi PT. PERTAMINA (Persero) dimana uapnya

dijual ke PT. Dizamatra Powerindo menghasilkan 2 x 2,5 MW.

Klimatologi

Karena terletak dekat dengan garis khatulistiwa, maka keadaan iklim di Kabupaten Karo

tergolong kedalam daerah beriklim tropis yang mempunyai 2 (dua) musim, yaitu musim

kemarau dan musim hujan. Tipe iklim daerah Kabupaten Karo adalah E2 menurut klasifikasi

Oldeman dengan bulan basah lebih tiga bulan dan bulan kering berkisar 2 – 3 bulan atau A

menurut Koppen dengan curah hujan rata-rata di atas 1.000 mm/tahun dan merata sepanjang

tahun. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.000 – 4.000 mm/tahun. Musim hujan pertama

mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari dan musim kedua pada bulan Maret sampai

dengan bulan Mei, sedangkan musim kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni dan Juli.

Curah hujan di Kabupaten Karo tahun 2007 tertinggi pada bulan Oktober sebesar 363 mm dan

terendah pada bulan Februari sebesar 63 mm. Sedangkan jumlah hari hujan tertinggi pada

bulan September sebanyak 20 hari dan terendah pada bulan Februari sebanyak 7 hari. Suhu

udara di Kabupaten Karo berkisar antara 18,40C – 19,30C dengan kelembaban udara rata-rata

setinggi 88,39%.

Arah angin di Kabupaten Karo terbagi atas dua musim yakni:

a. Angin berhembus dari arah Barat, kira-kira bulan Oktober sampai dengan bulan Maret.

b. Angin berhembus dari arah Timur dan Tenggara, antara bulan April sampai dengan bulan

September.

2.4.4. Data Resiko Bencana Alam

Bencana Alam Wilayah Kabupaten Karo

Berdasarkan kondisi geologinya, Kabupaten Karo memiliki tiga bahaya alam beraspek geologi

yang selanjutnya dapat berpotensi terhadap terjadinya bencana alam, yaitu gempa bumi,

potensi bahaya letusan gunung api dan bahaya gerakan tanah atau longsor.

• Bahaya Gempa Bumi

Bahaya gempa bumi di Kabupaten Karo berdasarkan sumbernya terdiri dari dua, yaitu gempa

bumi patahan/struktur geologi dan gempa bumi vulkanik. Jalur gempabumi patahan terdapat

Page 18: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 18

di bagian barat Kabupaten Karo tepatnya di Kecamatan Lau Baleng dan menerus di Kecamatan

Mardinding dilintasi, dimana jalur gempa tersebut merupakan jalur patahan utama Sumatera

yang dikenal dengan patahan geser Semangko. Sedangkan gempa bumi vulkanik, bersumber

dari vulkanik atau aktivitas Gunung api Sibayak dan Gunung api Sinabung. Gempa pada jalur

patahan dengan kekuatan tergolong tinggi pernah terjadi pada tahun 1936 dengan kekuatan >

6 SR. Dari data-data kegempaan, pusat-pusat gempa tersebut secara umum berada pada jalur-

jalur struktur geologi (lihat peta geologi), hal ini menunjukan bahwa jalur-jalur struktur

tersebut tergolong aktif.

Berdasarkan data kegempaan dan data struktur geologi yang ada di Kabupaten Karo,

selanjutnya diperoleh zona-zona bahaya gempa dengan dasar pembagian zona-zona nya

sebagai berikut :

- Zona bahaya tinggi, zona pada range < 100 m dari jalur struktur

- Zona bahaya sedang, zona pada range 100 m – 1000 m dari jalur struktur

- Zona bahaya rendah, zona pada range > 1000 m dari jalur struktur

• Bahaya Gunung Api

Gunung api aktif yang terdapat di Kabupaten Karo adalah Gunung Api Sinabung yang masuk

dalam Kecamatan Payung dan Kecamatan Simpang Empat dan Gunung Sibayak (sebagian)

berada di Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Berastagi. Kedua gunung api tersebut

tergolong tipe B, artinya tidak pernah (tercatat) meletus sejak tahun 1600 sampai sekarang,

namun ada lubang letusan (kawah tidak aktif) di tubuh/puncaknya. Bukti adanya aktivitas

gunung api tersebut ditunjukan oleh adanya produk aliran larva dan batuan piroklastik sebagai

hasil letusan gunung api Sinabung maupun Sibayak pada masa lampau. Saat ini aktifitas yang

terdapat dikedua gunung api tersebut terbatas pada erupsi fumarol dan solfatar. Sekalipun

tidak tergolong aktif tipe A, tetap harus diwaspadai terhadap kemungkinan terjadinya

peningkatan keaktifanya.

• Bahaya Gerakan Tanah atau Longsor

Berdasarkan data dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,

Kabupaten Karo memiliki beberapa wilayah potensi gerakan tanah. Kecamatan yang termasuk

ke dalam wilayah potensi gempa, antara lain: Kecamatan Mardingding, Kecamatan Kutabuluh,

Kecamatan Payung, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Kabanjahe, Kecamatan Berastagi,

Kecamatan Tiga Binanga, Kecamatan Barus Jahe, Kecamatan Tiga Panah, Kecamatan Merek,

Page 19: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 19

Kecamatan Munte, Kecamatan Lau Baleng dan Kecamatan Juhar. Kecamatan-kecamatan

tersebut memiliki potensi gerakan tanah mulai dari rendah, menengah sampai tinggi.

Potensi gerakan tanah rendah adalah daerah yang secara umum mempunyai kerentanan

rendah untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini gerakan tanah umumnya jarang terjadi

kecuali jika mengalami gangguan pada lerengnya. Potensi gerakan tanah menengah adalah

daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah. Pada Zona ini dapat

terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan

dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Potensi gerakan tanah tinggi adalah daerah yang mempunyai potensi Tinggi untuk terjadi

Gerakan Tanah. Pada Zona ini dapat terjadi Gerakan Tanah jika curah hujan diatas normal,

sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali. Untuk lebih jelasnya wilayah potensi

gerakan tanah di Kabupaten Karo tahun 2007 - 2009 dapat dilihat pada Tabel 2.12

Tabel 2.12

Wilayah Potensi Gerakan Tanah di Kabupaten Karo

No Kecamatan Potensi Gerakan Tanah

1 Mardinding Menengah

2 Kutabuluh Menengah - Tinggi

3 Payung Menengah - Tinggi

4 Simpang Empat Menengah - Tinggi

5 Kabanjahe Bagian Utara Menengah - Tinggi

6 Berastagi Bagian Utara Menengah - Tinggi

7 Tiga Binanga Menengah - Tinggi

8 Barusjahe Menengah

9 Tiga Panah Rendah

10 Merek Menengah

11 Munte Rendah

12 Laubaleng Menengah - Tinggi

13 Juhar Menengah - Tinggi

Sumber : Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

2.4.5 Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

A. Pariwisata

Pengembangan pariwisata di Kabupaten Karo perlu direncanakan secara terarah dan

berkesinambungan. Sektor pariwisata ditempatkan dalam prioritas setelah pertanian. Kedepan

Page 20: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 20

direncanakan potensi dan obyek-obyek wisata Kabupaten Karo akan terus digali,

dikembangkan dan diberdayakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan

pembangunan yang berwawasan lingkungan. Obyek wisata tersebut yang antara lain Bukit

Gundaling, Gunung Sibayak, Gunung Sinabung, Peceran, Lingga, Taman Hutan Raya, Berastagi,

Air Terjun Sipiso-piso, Tongging, Lau Debuk-debuk, Danau Lau Kawar, Air Terjun Sikulikap,

Semangat Gunung, Sikodon-kodon, dan lain-lain. Kondisi geografis Kabupaten Karo juga

berpotensi untuk wisata alam, misalnya kawasan hutan sebagai obyek bagi ekowisata.

Kabupaten Karo yang sudah lama dikenal sebagai sentra produksi komoditas sayur-sayuran,

buah-buahan, dan tanaman bunga juga akan dikelola dan dikembangkan menjadi obyek wisata

agrowisata. Adat istiadat masyarakat akan diusahakan menjadi daya tarik bagi wisatawan baik

dalam dan luar negeri. Untuk mendukung rencana tersebut peningkatan pelayanan fasilitas

umum dan penyediaan sarana, prasarana, dan akomodasi akan menjadi prioritas dalam

membangun perekonomian Kabupaten Karo.

Kawasan cagar budaya adalah kawasan dimana lokasi bangunan hasil budaya manusia bernilai

tinggi maupun bentukan geologi alami khas berada dan kawasan ini sangat bermanfaat jika

dikembangkan sebagai kawasan pariwisata. Dalam pengembangan kawasan pariwisata berupa

kawasan cagar budaya ini direncanakan di Kecamatan Berastagi (Desa Sempajaya), Kecamatan

Simpang Empat (Desa Lingga), dan Kecamatan Merek (Desa Dokan).

Obyek wisata yang dapat dikembangkan untuk konsumsi regional dan nasional/internasional

saat ini terbatasnya pengembangan obyek wisata yang ada hanya berlingkup lokal atau belum

dikelola dengan baik. Untuk peruntukan pariwisata alam di Kabupaten Karo diarahkan pada:

1) Kecamatan Berastagi (Bukit Gundaling, Lau Debuk-debuk, Air Terjun Sikulikap, Panorama

Doulu, Deleng Kutu, dan Taman Hutan Raya).

2) Kecamatan Naman Teran (Danau Lau Kawar)

3) Kecamatan Simpang Empat (Uruk Tuhan)

4) Kecamatan Kutabuluh (Gua Liang Dahar dan Air Terjun Blingking)

5) Kecamatan Merek (Air Terjun Sipiso-piso, Gunung Sipiso-piso, Tongging, dan Sikodon-

kodon)

6) Kecamatan Mardingding (Gua Ling-ling Gara)

7) Kecamatan Barus Jahe (Gua Raci)

Page 21: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 21

B. Permukiman dan Perumahan

Kawasan permukiman terdiri dari permukiman perkotaan dan permukiman pedesaan.

Pengembangan Permukiman pada hakekatnya bertujuan untuk mewujudkan kondisi

permukiman perkotaan dan perdesaan yang sehat dan layak huni (liveable), aman, nyaman,

damai dan berkelanjutan sehingga tercipta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan pengembangan permukiman, Pemerintah

Kabupaten Karo merencanakan penetapan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) di beberapa lokasi.

Dalam proses penetapannya dengan memperhatikan berbagai faktor, seperti potensi ekonomi

kawasan, jumlah penduduk, prasarana dan sarana dasar serta potensi-potensi lain yang belum

tergali yang diperkirakan mampu meningkatkan kawasan menjadi lebih mandiri dan

berkembang.

Di sisi lain, terdapat lingkungan permukiman yang telah berkembang relatif sangat cepat

dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi sehingga cenderung mengakibatkan lingkungan

permukiman menjadi kumuh (slum area) karena keterbatasan ketersediaan prasarana dan

sarana dasar.

Kawasan permukiman perkotaan dikembangkan pada daerah pusat-pusat pelayanan, yaitu

pada setiap ibukota kecamatan. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan utama akan

direncanakan pada Kota Kabanjahe. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan tersebut

dilakukan dengan meningkatkan fasilitas-fasilitas pelayanan yang seharusnya ditempatkan

sesuai dengan fungsi kotanya, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan perdagangan,

perekonomian, pemerintahan, jasa, dan lain sebagainya.

Pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Karo diarahkan pada

penyediaan prasarana dan sarana dasar (PSD) bagi kawasan rumah sehat sederhana (RSH),

penataan dan peremajaan kawasan, serta peningkatan kualitas permukiman.

Tingginya kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak

tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh yang baru. Hal ini menggambarkan bahwa

kebutuhan akan lahan dan ruang untuk tempat tinggal dan kegiatan usaha semakin meningkat

sedangkan ketersediaan lahan dan ruang di perkotaan semakin terbatas, disisi lainnya

tingginya kecenderungan masyarakat yang ingin berdomisili dekat dengan pusat kota.

Konsekuensi logisnya pusat kota tidak mampu lagi mengakomodasi aktivitas masyarakat

Page 22: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 22

sehingga berdampak pada sistem pelayanan perkotaan, kualitas lingkungan, dan masalah

sosial semakin kompleks.

Untuk mengantisipasi fenomena ini, Pemerintah Kabupaten Karo berupaya membuka akses ke

pinggiran kota dengan membuka prasarana jalan baru, menata lingkungan kumuh berbasis

komunitas dengan menciptakan kemandirian masyarakat dalam memelihara lingkungan

permukimannya menjadi tertata, bersih, dan layak huni.

Pembangunan Kawasan Terpilih Pusat Pertumbuhan Desa (KTP2D) merupakan pendekatan

pembangunan kawasan perdesaan dengan cara mengembangkan potensi unggulannya, yaitu

suatu sumber daya dominan baik yang belum diolah (eksplorasi) maupun sumber daya yang

tersembunyi berupa sumber daya alam, sumber daya buatan ataupun sumber daya manusia

yang difokuskan pada kemandirian masyarakat, yaitu pemberdayaan masyarakat, ekonomi dan

pendayagunaan prasarana dan sarana permukiman.

Pembangunan dan pengembangan pusat pertumbuhan permukiman perdesaan dan kawasan

agropolitan perlu dilakukan secara bertahap sehingga nantinya antar kawasan memiliki potensi

dan karakteristik khas yang saling mendukung dan melengkapi. Keterpaduan antar kawasan

akan lebih efisien dan efektif dalam penyediaan prasarana dan sarana dasar perdesaannya.

C. Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami

bencana alam. Penentuan kawasan rawan bencana alam dilakukan dengan metode scoring

terhadap informasi geologi. Caranya dengan membobot parameter geologi yang berperan

dalam penentuan masing-masing kawasan rawan bencana dan mengalikan dengan nilai

kemampuan dari masing-masing parameter geologi sesuai situasi kondisi wilayahnya.

Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Karo berada pada ketinggian 1.000 meter dari

permukaan laut dengan kelerengan lebih dari 40%, bercurah hujan tinggi dan mampu

meresapkan air kedalam tanah termasuk di dalamnya kawasan yang ditetapkan sebagai

kawasan hutan lindung, hutan register, dan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).

Hasil analisis kondisi geologi Kabupaten Karo yang dikombinasi dengan data curah hujan,

diperoleh tiga zona bahaya longsoran, yaitu :

a. Kawasan rawan bencana longsor tinggi.

b. Kawasan rawan bencana longsor menengah.

Page 23: PROFIL KABUPATEN KAROsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/...Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatar belakangi panorama indah Danau Toba, bukit

LAPORAN AKHIR

BANTEK Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karo 2015- 2019

Page | II - 23

c. Kawasan rawan bencana longsor rendah.

Berdasarkan potensi bahaya yang akan ditimbulkan dan konsidi topografinya, maka kawasan

rawan bencana letusan Gunung Api Sinabung dan Sibayak secara umum dibagi atas dua

kawasan rawan, yaitu Kawasan rawan bencana Gunungapi II atau daerah bahaya dan Kawasan

rawan bencana Gunung berapi I atau daerah Waspada seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.2.

Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Kabupaten Karo