Profil Fisiologis Geriatrik

8
Profil Fisiologis Geriatrik Karakteristik farmakokinetik dan farmakodinamik pada pasien geriatri akan berbeda pada pasien dewasa pada umumnya. Perbedaan ini diakibatkan karena terjadinya beberapa hal, seperti: perubahan pada komposisi tubuh, perubahan fungsi hati dan ginjal, kondisi multipatologi, dan perubahan pada status mental dan fungsi kognitif pada pasien geriatri (Depkes RI, 2006). Mekanisme hemostasis pada pasien geriatri mulai terganggu dan terkadang menghasilkan respon yang tidak sesuai yang mempengaruhi proses metabolisme dan eliminasi (Hoblein, 2006). 1. Perubahan Farmakokinetik a. Absorpsi Seberapa cepat obat diabsorpsi akan menentukan seberapa cepat obat tersebut akan menimbulkan efek. Pada pasien lanjut usia, kecepatan absorpsi dapat dipengaruhi akibat penurunan motilitas lambung atau penundaan pengosongan lambung akibat suatu penyakit (misal: diabetes) atau karena obat, seperti antasida. Walaupun penyakit yang signifikan tersebut tidak diderita pasien lanjut usia, pengaruh terhadap tingkat absorpsinya kecil (Jacobson, 2013). Selain penurunan motilitas lambung dan penundaan pengosongan lambung, pada pasien geriatri juga terjadi aklorhidria, kondisi dimana kadar asam lambung mengalami

description

pfg

Transcript of Profil Fisiologis Geriatrik

Page 1: Profil Fisiologis Geriatrik

Profil Fisiologis Geriatrik

Karakteristik farmakokinetik dan farmakodinamik pada pasien geriatri

akan berbeda pada pasien dewasa pada umumnya. Perbedaan ini diakibatkan

karena terjadinya beberapa hal, seperti: perubahan pada komposisi tubuh,

perubahan fungsi hati dan ginjal, kondisi multipatologi, dan perubahan pada status

mental dan fungsi kognitif pada pasien geriatri (Depkes RI, 2006). Mekanisme

hemostasis pada pasien geriatri mulai terganggu dan terkadang menghasilkan

respon yang tidak sesuai yang mempengaruhi proses metabolisme dan eliminasi

(Hoblein, 2006).

1. Perubahan Farmakokinetik

a. Absorpsi

Seberapa cepat obat diabsorpsi akan menentukan seberapa cepat obat

tersebut akan menimbulkan efek. Pada pasien lanjut usia, kecepatan absorpsi

dapat dipengaruhi akibat penurunan motilitas lambung atau penundaan

pengosongan lambung akibat suatu penyakit (misal: diabetes) atau karena obat,

seperti antasida. Walaupun penyakit yang signifikan tersebut tidak diderita pasien

lanjut usia, pengaruh terhadap tingkat absorpsinya kecil (Jacobson, 2013).

Selain penurunan motilitas lambung dan penundaan pengosongan

lambung, pada pasien geriatri juga terjadi aklorhidria, kondisi dimana kadar asam

lambung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini akan

mempengaruhi absorpsi obat yang dipengaruhi oleh asam, seperti ketokonazol,

flukonazol, indometasin, tetrasiklin, dan ciprofloxacin. Perubahan lainnya yang

terjadi yang berkaitan dengan proses absorpsi adalah menurunnya luas permukaan

dan aliran darah ke saluran pencernaan, serta berkurangnya first pass effect yang

menyebabkan meningkatnya bioavailabilitas obat (Depkes RI, 2006).

b. Distribusi

Seiring dengan bertambahnya usia maka akan terjadi perubahan komposisi

tubuh, seperti berkurangnya massa otot dan cairan tubuh hingga 25% pada wanita

di atas 70 tahun. Penurunan ini juga disertai dengan peningkatan lemak tubuh

Page 2: Profil Fisiologis Geriatrik

hingga di atas 30% pada pria usia lanjut, dan 40% pada wanita. Perubahan ini

mengakibatkan peningkatan volume distribusi dan waktu paruh yang lebih

panjang untuk obat-obat yang bersifat lipofilik, seperti diazepam. Sedangkan

untuk obat yang bersifat hidrofilik seperti litium, volume distribusinya akan turun

dan konsentrasi di dalam darahnya akan meningkat (Ginsberg et al, 2005;

Jacobson, 2013).

Distribusi juga dipengaruhi oleh penurunan protein plasma yang

mengakibatkan konsentrasi obat bebas meningkat sehingga resiko terjadinya efek

samping atau toksisitas menjadi lebih tinggi. Selain itu, penurunan jumlah protein

plasma dapat menimbulkan potensi terjadinya interaksi obat melalui pengikatan

kompetitif terhadap protein plasma yang terbatas (Ginsberg et al, 2005).

c. Metabolisme

Pada pasien lanjut usia, aliran darah ke hatinya mengalami penurunan,

massa liver dan endotel hatinya juga mengalami perubahan sehingga

mempengaruhi kerja hati dalam metabolisme obat. Metabolisme fase I oleh hati

pada pasien geriatri mengalami gangguan, sedangkan untuk metabolisme fase II

tidak mengalami perubahan akibat penambahan usia (Hilmer et al, 2007).

Penurunan metabolisme obat oleh hati mengakibatkan peningkatan

bioavailabilitas obat dengan first pass effect yang signifikan. Seperti yang

diketahui, kebanyakan obat yang diberikan secara oral akan mengalami first pass

effect. Proses ini dipengaruhi oleh enzim sitokrom P-450 yang aktivitasnya

menurun pada pasien usia lanjut. Akibat dari penurunan aktivitas enzim ini maka

jumlah obat yang mengalami first pass effect menjadi berkurang dan kadar obat

dalam darah menjadi lebih tinggi. Sehingga penggunaan obat-obat high first pass

effect seperti nifedipin dan verapamil perlu disesuaikan agar tidak terjadi efek

samping yang tidak diinginkan maupun toksisitas. (Depkes RI, 2006). Selain itu

perubahan fungsi hati tersebut juga dapat menyebabkan penurunan aktivasi dari

beberapa pro-drug yang mengakibatkan penurunan atau penundaan efikasi pada

pasien lansia (Hilmer et al, 2007).

Page 3: Profil Fisiologis Geriatrik

d. Eliminasi

Penambahan usia juga menyebabkan perubahan pada fungsi ginjal, seperti

terjadinya penurunan bobot ginjal dan jumlah glomeruli pada pasien di atas 50

tahun, serta penurunan aliran darah ke ginjal sekitar 10%. Faktor-faktor tersebut

dapat menurunkan laju filtrasi glomerulus dan menurunkan klirens oleh ginjal.

Dosis obat-obat yang diekskresikan melalui ginjal dan sangat berpotensi

menimbulkan efek toksik harus disesuaikan dengan fungsi ginjal pasien. Salah

satu metode penyesuaian dosis terhadap fungsi ginjal adalah dengan

menggunakan persamaan Cockroft-Gault (Hilmer, 2007; Hoblein, 2006).

2. Perubahan Farmakodinamik

Sensitivitas jaringan terhadap obat juga mengalami perubahan sesuai

pertambahan umur seseorang. Perubahan farmakodinamik pada pasien lansia lebih

kompleks dibanding dengan farmakokinetiknya karena efek obat pada pasien sulit

dikuantifikasi. Perubahan farmakodinamik dipengaruhi oleh kualitas reseptor

yang berubah atau jumah reseptornya berkurang. Beberapa contoh obat yang

mengalami perubahan farmakodinamik pada pasien geriatri antara lain, warfarin

yang sensitivitasnya meningkat akibat berkurangnya sintesis faktor-faktor

pembekuan pada usia lanjut. Sedangkan untuk sensitivitas obat yang berkurang

pada pasien lansia terlihat pada penggunaan obat propanolol (Depkes RI, 2006).

Beberapa hal yang mempengaruhi farmakodinamik pada lansia

diantaranya adalah perubahan organ target yang menyebabkan berkurangnya efek

farmakoterapi yang diinginkan dan meningkatnya efek yang tidak diinginkan,

serta perubahan homeostasis. Perubahan yang terjadi antara lain, meningkatnya

sensitivitas terhadap obat-obat depresan, menurunnya aktivitas baroreseptor dan

β-adrenoreseptor, gangguan pada reseptor adrenergik, dan lain-lain (Hoblein,

2006).

Page 4: Profil Fisiologis Geriatrik

Profil Fisiologis Pasien Obesitas

(bagian yanti)

3. Metabolisme

Lemak meresap masuk ke hati pada pasien obesitas, namun kolerasinya

dengan perubahan metabolisme pada pasien obesitas belum diketahui dengan

baik. Pada pasien obesitas, terjadi peningkatan aktivitas sitokrom P450 2E1 dan

aktivitas metabolisme fase 2 (konjugasi) yang menyebabkan peningkatan klirens

obat (Semchuk, 2007; Hanley, 2010).

4. Eliminasi

Efek obesitas terhadap sekresi oleh tubulus ginjal, tubulus reabsorpsi, dan

filtrasi glomerulus belum diketahui secara jelas. Volume distribusi (Vd) yang

biasanya merupakan parameter yang dapat menentukan karakteristik klirens

seseorang, tidak terlihat pada pasien obesitas. Meskipun begitu, tetap perlu

dilakukan penyesuaian dosis berdasarkan berat badan (Hanley, 2010).

Page 5: Profil Fisiologis Geriatrik

Daftar Pustaka

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi (Tata Laksana Terapi Obat)

untuk Pasien Geriatri. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan

Alat Kesehatan, Depkes RI.

Ginsberg, Gary., Dale Hattis., Abel Russ., Babasaheb Sonawane. 2005.

Pharmacokinetic and Pharmacodynamic Factors That Can Affect Sensitivity

to Neurotoxic Sequelae in Elderly Individuals. Environmental Health

Perspectives 113(9):1243-1249.

Hanley, Michael J., Darrell R. Abernethy., DavidJ. Greenbalt. 2010. Abstract:

Review Article, Effect of Obesity on the Pharmacokinetics of Drugs in

Humans. Clinical Pharmacokinetics 49(2): 71-87 Available online at:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20067334 [Diakses 10 November

2015].

Hilmer, Sarah N., Andrew J. McLachlan., David G. Le Couteur. 2007. Review

Article: Clinical pharmacology in the geriatric patient. Fundamental &

Clinical Pharmacology 21: 217-230.

Hoblein, Blair. 2006. Age and Pharmacokinetics: Pediatric and Geriatric

Considerations. Available online at: http://www.authorstream.com/

Presentation/daw0223625-1766126-pharmacology-age-kinetics/ [Diakses

09 November 2015].

Jacobson, Sandra. 2013. Effects of Pharmacokinetic and Pharmacodynamic

Changes in the Elderly. Psychiatric Times January 2013: 26-29.

Semchuk, Wm. 2007. RQHR Pharmacy Services: Medication Dosing Guidelines

in Obese Adults. Available online at: http://www.cshp-sk.org/

documents/Obese%20Patients%20-%20Medication%20Dosing%20RQHR.

pdf [Diakses 09 November 2015].