Profil Fisiologis Geriatrik
-
Upload
nadhira-handayani -
Category
Documents
-
view
233 -
download
3
description
Transcript of Profil Fisiologis Geriatrik
Profil Fisiologis Geriatrik
Karakteristik farmakokinetik dan farmakodinamik pada pasien geriatri
akan berbeda pada pasien dewasa pada umumnya. Perbedaan ini diakibatkan
karena terjadinya beberapa hal, seperti: perubahan pada komposisi tubuh,
perubahan fungsi hati dan ginjal, kondisi multipatologi, dan perubahan pada status
mental dan fungsi kognitif pada pasien geriatri (Depkes RI, 2006). Mekanisme
hemostasis pada pasien geriatri mulai terganggu dan terkadang menghasilkan
respon yang tidak sesuai yang mempengaruhi proses metabolisme dan eliminasi
(Hoblein, 2006).
1. Perubahan Farmakokinetik
a. Absorpsi
Seberapa cepat obat diabsorpsi akan menentukan seberapa cepat obat
tersebut akan menimbulkan efek. Pada pasien lanjut usia, kecepatan absorpsi
dapat dipengaruhi akibat penurunan motilitas lambung atau penundaan
pengosongan lambung akibat suatu penyakit (misal: diabetes) atau karena obat,
seperti antasida. Walaupun penyakit yang signifikan tersebut tidak diderita pasien
lanjut usia, pengaruh terhadap tingkat absorpsinya kecil (Jacobson, 2013).
Selain penurunan motilitas lambung dan penundaan pengosongan
lambung, pada pasien geriatri juga terjadi aklorhidria, kondisi dimana kadar asam
lambung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini akan
mempengaruhi absorpsi obat yang dipengaruhi oleh asam, seperti ketokonazol,
flukonazol, indometasin, tetrasiklin, dan ciprofloxacin. Perubahan lainnya yang
terjadi yang berkaitan dengan proses absorpsi adalah menurunnya luas permukaan
dan aliran darah ke saluran pencernaan, serta berkurangnya first pass effect yang
menyebabkan meningkatnya bioavailabilitas obat (Depkes RI, 2006).
b. Distribusi
Seiring dengan bertambahnya usia maka akan terjadi perubahan komposisi
tubuh, seperti berkurangnya massa otot dan cairan tubuh hingga 25% pada wanita
di atas 70 tahun. Penurunan ini juga disertai dengan peningkatan lemak tubuh
hingga di atas 30% pada pria usia lanjut, dan 40% pada wanita. Perubahan ini
mengakibatkan peningkatan volume distribusi dan waktu paruh yang lebih
panjang untuk obat-obat yang bersifat lipofilik, seperti diazepam. Sedangkan
untuk obat yang bersifat hidrofilik seperti litium, volume distribusinya akan turun
dan konsentrasi di dalam darahnya akan meningkat (Ginsberg et al, 2005;
Jacobson, 2013).
Distribusi juga dipengaruhi oleh penurunan protein plasma yang
mengakibatkan konsentrasi obat bebas meningkat sehingga resiko terjadinya efek
samping atau toksisitas menjadi lebih tinggi. Selain itu, penurunan jumlah protein
plasma dapat menimbulkan potensi terjadinya interaksi obat melalui pengikatan
kompetitif terhadap protein plasma yang terbatas (Ginsberg et al, 2005).
c. Metabolisme
Pada pasien lanjut usia, aliran darah ke hatinya mengalami penurunan,
massa liver dan endotel hatinya juga mengalami perubahan sehingga
mempengaruhi kerja hati dalam metabolisme obat. Metabolisme fase I oleh hati
pada pasien geriatri mengalami gangguan, sedangkan untuk metabolisme fase II
tidak mengalami perubahan akibat penambahan usia (Hilmer et al, 2007).
Penurunan metabolisme obat oleh hati mengakibatkan peningkatan
bioavailabilitas obat dengan first pass effect yang signifikan. Seperti yang
diketahui, kebanyakan obat yang diberikan secara oral akan mengalami first pass
effect. Proses ini dipengaruhi oleh enzim sitokrom P-450 yang aktivitasnya
menurun pada pasien usia lanjut. Akibat dari penurunan aktivitas enzim ini maka
jumlah obat yang mengalami first pass effect menjadi berkurang dan kadar obat
dalam darah menjadi lebih tinggi. Sehingga penggunaan obat-obat high first pass
effect seperti nifedipin dan verapamil perlu disesuaikan agar tidak terjadi efek
samping yang tidak diinginkan maupun toksisitas. (Depkes RI, 2006). Selain itu
perubahan fungsi hati tersebut juga dapat menyebabkan penurunan aktivasi dari
beberapa pro-drug yang mengakibatkan penurunan atau penundaan efikasi pada
pasien lansia (Hilmer et al, 2007).
d. Eliminasi
Penambahan usia juga menyebabkan perubahan pada fungsi ginjal, seperti
terjadinya penurunan bobot ginjal dan jumlah glomeruli pada pasien di atas 50
tahun, serta penurunan aliran darah ke ginjal sekitar 10%. Faktor-faktor tersebut
dapat menurunkan laju filtrasi glomerulus dan menurunkan klirens oleh ginjal.
Dosis obat-obat yang diekskresikan melalui ginjal dan sangat berpotensi
menimbulkan efek toksik harus disesuaikan dengan fungsi ginjal pasien. Salah
satu metode penyesuaian dosis terhadap fungsi ginjal adalah dengan
menggunakan persamaan Cockroft-Gault (Hilmer, 2007; Hoblein, 2006).
2. Perubahan Farmakodinamik
Sensitivitas jaringan terhadap obat juga mengalami perubahan sesuai
pertambahan umur seseorang. Perubahan farmakodinamik pada pasien lansia lebih
kompleks dibanding dengan farmakokinetiknya karena efek obat pada pasien sulit
dikuantifikasi. Perubahan farmakodinamik dipengaruhi oleh kualitas reseptor
yang berubah atau jumah reseptornya berkurang. Beberapa contoh obat yang
mengalami perubahan farmakodinamik pada pasien geriatri antara lain, warfarin
yang sensitivitasnya meningkat akibat berkurangnya sintesis faktor-faktor
pembekuan pada usia lanjut. Sedangkan untuk sensitivitas obat yang berkurang
pada pasien lansia terlihat pada penggunaan obat propanolol (Depkes RI, 2006).
Beberapa hal yang mempengaruhi farmakodinamik pada lansia
diantaranya adalah perubahan organ target yang menyebabkan berkurangnya efek
farmakoterapi yang diinginkan dan meningkatnya efek yang tidak diinginkan,
serta perubahan homeostasis. Perubahan yang terjadi antara lain, meningkatnya
sensitivitas terhadap obat-obat depresan, menurunnya aktivitas baroreseptor dan
β-adrenoreseptor, gangguan pada reseptor adrenergik, dan lain-lain (Hoblein,
2006).
Profil Fisiologis Pasien Obesitas
(bagian yanti)
3. Metabolisme
Lemak meresap masuk ke hati pada pasien obesitas, namun kolerasinya
dengan perubahan metabolisme pada pasien obesitas belum diketahui dengan
baik. Pada pasien obesitas, terjadi peningkatan aktivitas sitokrom P450 2E1 dan
aktivitas metabolisme fase 2 (konjugasi) yang menyebabkan peningkatan klirens
obat (Semchuk, 2007; Hanley, 2010).
4. Eliminasi
Efek obesitas terhadap sekresi oleh tubulus ginjal, tubulus reabsorpsi, dan
filtrasi glomerulus belum diketahui secara jelas. Volume distribusi (Vd) yang
biasanya merupakan parameter yang dapat menentukan karakteristik klirens
seseorang, tidak terlihat pada pasien obesitas. Meskipun begitu, tetap perlu
dilakukan penyesuaian dosis berdasarkan berat badan (Hanley, 2010).
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi (Tata Laksana Terapi Obat)
untuk Pasien Geriatri. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan, Depkes RI.
Ginsberg, Gary., Dale Hattis., Abel Russ., Babasaheb Sonawane. 2005.
Pharmacokinetic and Pharmacodynamic Factors That Can Affect Sensitivity
to Neurotoxic Sequelae in Elderly Individuals. Environmental Health
Perspectives 113(9):1243-1249.
Hanley, Michael J., Darrell R. Abernethy., DavidJ. Greenbalt. 2010. Abstract:
Review Article, Effect of Obesity on the Pharmacokinetics of Drugs in
Humans. Clinical Pharmacokinetics 49(2): 71-87 Available online at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20067334 [Diakses 10 November
2015].
Hilmer, Sarah N., Andrew J. McLachlan., David G. Le Couteur. 2007. Review
Article: Clinical pharmacology in the geriatric patient. Fundamental &
Clinical Pharmacology 21: 217-230.
Hoblein, Blair. 2006. Age and Pharmacokinetics: Pediatric and Geriatric
Considerations. Available online at: http://www.authorstream.com/
Presentation/daw0223625-1766126-pharmacology-age-kinetics/ [Diakses
09 November 2015].
Jacobson, Sandra. 2013. Effects of Pharmacokinetic and Pharmacodynamic
Changes in the Elderly. Psychiatric Times January 2013: 26-29.
Semchuk, Wm. 2007. RQHR Pharmacy Services: Medication Dosing Guidelines
in Obese Adults. Available online at: http://www.cshp-sk.org/
documents/Obese%20Patients%20-%20Medication%20Dosing%20RQHR.
pdf [Diakses 09 November 2015].