Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

17
PROFIL DAN KARAKTERISTIK SERTA STATUS KESEHATAN CALON JAMAAH HAJI KOTA SIBOLGA TAHUN 2016 / 1437 H DISUSUN OLEH :

Transcript of Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

Page 1: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

PROFIL DAN KARAKTERISTIK SERTA STATUS KESEHATAN CALON JAMAAH HAJI KOTA SIBOLGA

TAHUN 2016 / 1437 H

DISUSUN OLEH :

TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA (TKHI)KLOTER 11 MES EMBARKASI MEDAN

SUMATERA UTARA

Page 2: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

Latar Belakang

BAB IPENDAHULUAN

Penyelenggaraan Ibadah Haji, sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam, dan untuk maksud tersebut, Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi, Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh Jemaah Haji. Berkaitan dengan Pelayanan Kesehatan, Menteri Kesehatan berkewajiban melakukan pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah haji, baik pada saat persiapan maupun pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan kewaspadaan terhadap penularan penyakit yang terbawa oleh jemaah haji, yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan sektor terkait dan pemerintah daerah. Jumlah jemaah haji tahun 2016 yang mencapai 155.800 orang.

Pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji dilaksanakan secara menyeluruh yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, dan dalam pelaksanaannya perlu kerjasama berbagai pihak terkait, sektor dan pemerintah daerah, serta perlu adanya pedoman yang dapat menjadi acuan penyelenggaraan kesehatan haji di tanah air, di embarkasi dan debarkasi serta selama perjalanan di Arab Saudi. Pedoman dimaksud telah disusun dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1394/Menkes/SK/2002 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji, telah dilakukan penyempurnaan dan penyesuaian dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442/ MENKES/ SK/ VI/ 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/ Kota serta instansi terkait bekerjasama untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang baik supaya pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama sehingga jamaah haji Indonesia dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri dan memperoleh haji yang mabrur. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 1995 pasal 12 tentang Penyelenggaraan Urusan Haji, Kementerian Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442/ MENKES/ SK/ VI/ 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji berkomitmen untuk meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan, menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai tiba kembali

1

Page 3: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

di tanah air dan mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar / masuk oleh jemaah haji.

Kesehatan adalah modal perjalanan ibadah haji, tanpa kondisi kesehatan yang memadai, niscaya prosesi ritual peribadatan menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu setiap jemaah haji perlu menyiapkan diri agar memiliki statuskesehatan optimal dan mempertahankannya. Untuk itu, upaya pertama yang perlu ditempuh adalah pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan merupakan upaya identifikasi status kesehatan sebagai landasan karakterisasi, prediksi dan penentuan cara eliminasi faktor risiko kesehatan. Dengan demikian, prosedur dan jenis-jenis pemeriksaan mesti ditatalaksanan secara holistik.

Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1962 Tentang Karantina Udara 2. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular3. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 4. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji 5. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit

Menular 7. Keputusan Presiden Nomor 62 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Urusan Haji, yang

diubah dan disempurnakan dengan Keputusan Presiden Nomor 119 tahun 1998 8. SK Bersama Menteri Kesehatan & Kesejahteraan Sosial dan Menteri Agama Nomor 458

tahun 2000 tentang Calon Jemaah Haji Wanita Hamil Melaksanakan Ibadah Haji 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442 tahun 2009 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia.

Tujuan Umum

Terselenggaranya pemeriksaan, perawatan, dan pemeliharaan kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan melalui pendekatan etika, moral, keilmuan, dan profesionalisme dengan menghasilkan kualifikasi data yang tepat dan lengkap sebagai dasar pembinaan dan perlindungan kesehatan jemaah haji di Indonesia dan pengelolaan kesehatan jemaah haji di Arab Saudi.

Tujuan Khusus1. Tercapainya identifikasi status kesehatan jemaah haji berkualitas.2. Tersedianya data kesehatan sebagai dasar upaya perawatan danpemeliharaan,

serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan jemaah haji.3. Terwujudnya pencatatan data status kesehatan dan faktor risiko jemaah haji

secara benar dan lengkap dalam Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) Indonesia.4. Terwujudnya fungsi BKJH sebagai sumber informasi medik jemaah haji untuk

kepentingan pelayanan kesehatan haji.

2

Page 4: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

5. Tersedianya bahan keterangan bagi penetapan laik kesehatan (istitho’ah) jemaah haji.

6. Tercapainya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit menular berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat Internasional/Indonesia.

Ruang lingkup

Profil dan Karakteristik Jamaah Calon Haji Kota Sibolga diketahui setelah Pemeriksaan kesehatan Dinas Kesehatan Kota Sibolga dan Kantor kementerian Agama Kota Sibolga sebagi jemaah haji dengan penilaian status kesehatan bagi jemaah haji yang telah memiliki nomor porsi sebagai upaya penyiapan kesanggupan ber-haji melalui mekanisme baku pada sarana pelayanan kesehatan terstandar yang diselenggarakan secara kontinum (berkesinambungan) dan komprehensif(menyeluruh). Yang dimaksud kontinum dan komprehensif yaitu : bahwa proses dan hasil pemeriksaan selaras dan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan dalam rangka perawatan dan pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan jemaah haji.

Sasaran

1. Petugas pemeriksa kesehatan jemaah haji2. Pengelola program kesehatan haji3. Instansi pemerintah di semua jenjang administrasi yang bertanggung jawab

dalam penyelenggaraan kesehatan haji4. Organisasi profesi terkait penyelenggaraan haji5. Lembaga Swadaya Masyarakat terkait penyelenggaraan haji

3

Page 5: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

BAB IIPEMBAHASAN

PROFIL DAN KARAKTERISTIK JAMAAH CALON HAJI KOTA SIBOLGA TAHUN 2016

Melalui studi dokumentasi di Dinas Kesehatan dan Kementerian Agama Kota Sibolga diperoleh data tentang jamaah calon haji asal Kota Sibolga yang berjumlah 34 orang. Tetapi, terdapat 2 jamaah calon haji tidak berasal dari Kota Sibolga yaitu 1 orang dari Kabupaten Aceh Sigli sehingga Jamaah calon haji Kota Sibolga berjumlah 32 orang.

Berdasarkan jenis kelamin, distribusi jamaah calon haji Kabupaten Kota Sibolga lebih di dominasi perempuan yaitu sebanyak 26 Orang perempuan (78,79%) dari 33 jamaah calon haji. Untuk lebih memperjelas distribusi jamaah haji berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam grafik berikut :

Gambar 1. Distribusi Jamaah Calon Haji Kota Sibolga Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Kelamin

Menurut kelompok usia, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Sibolga bahwa sebagian besar jamaah calon haji Kota Sibolga tahun 2016 adalah pada kelompok usia ≥ 60 sebanyak 13 orang, kelompok usia 50-59 tahun yang berjumlah 9 orang dan pada kelompok usia ≤ 39 tahun sebanyak 2 orang dan pada kelompok usia 40-49 tahun sebanyak 8 orang . Walaupun didominasi oleh kelompok usia non lansia, namun jumlah lansia (berumur lebih dari 60 tahun) yang mengikuti manasik ibadah haji tahun 2016 tergolong banyak yaitu berjumlah 10 orang. Jamaah haji usia lanjut tersebut memerlukan pengawasan yang lebih dari petugas haji khususnya TKHI dan Petugas Kloter lainnya terkait dengan masalah kesehatannya.

4

Page 6: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

Gambar 2. Distribusi Jamaah Calon Haji Jemaah Kota Sibolga Tahun 2016 Berdasarkan Umur

Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, sebagian besar jamaah calon haji masih tergolong dalam kategori berpendidikan rata-rata baik yaitu SMA . Sarjana S1 sebanyak 9 orang . Hal ini tergambar dari jumlah jamaah haji Kabupaten Kota Sibolga sebanyak 13 orang hanya sampai jenjang SMA dan sebanyak 3 orang hanya sampai jenjang SMP , 5 orang hanya sampai jenjang SD seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 3 : Distribusi Jamaah Calon Haji Kota Sibolga Tahun 2016 Berdasarkan Pendidikan Terakhir.

Pekerjaan yang terbanyak dari jamaah calon haji Kota Sibolga adalah pekerja/karyawan swasta yaitu 9 orang . Selanjutnya pekerjaan terbanyak adalah PNS sebanyak 8 orang dan Ibu Rumah Tangga sebanyak 8 orang dan dikuti Pekerjaan Nelayan sebanyak 6 orang . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4 : Distribusi Jemaah Calon Haji Kota Sibolga Tahun 2016 Berdasarkan Pekerjaan

5

6

Page 7: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

Pengalaman berhaji dikelompokkan menjadi pernah pergi haji dan tidak pernah pergi haji tergantung dari pengalaman jemaahcalon haji apakah sudah pernah melakukan ibadah haji sebelum keberangkatan ibadah haji tahun 2016. Berdasarkan data dari Kementerian Agama Kota Sibolga diketahui bahwa sebagian jemaah calon haji Kota Sibolga tahun 2016 pernah melakukan ibadah haji sebelumnya yaitu sebanyak 2 orang (.......%), sebagaimana pada gambar berikut :

Gambar 5. Distribusi Jamaah Calon Haji Kota Sibolga Tahun 2016 Berdasarkan Pengalaman Berhaji Sebelumnya

Jenis penyakit yang diderita jamaah haji Kota Sibolga di kategorikan berdasarkan klasifikasi ICD-10. Jenis penyakit jamaah calon haji Kota Sibolga ini diperoleh dari hasil pemeriksaan tahap pertama dan tahap kedua yang dilakukan terpusat di puskesmas sambas. Penyakit yang diderita sebagian besar didominasi oleh penyakit sistem sirkulasi

Page 8: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

yang terdiri dari hipertensi esensial, decompensatio cordis, sequelae CVA, hipotensi, penyakit jantung koroner, ASHD, dan multiple PVC . Yang mendominasi pada kelompok penyakit sirkulasi adalah hipertensi dengan 30 jamaah haji. Selain penyakit sistem sirkulasi, penyakit yang banyak diderita adalah penyakit endokrin yang meliputi diabetes melitus (dengan atau tanpa komplikasi) dan struma. Pada kelompok penyakit endokrin dan metabolik terbanyak adalah 22 orang . Data lengkap seperti pada gambar berikut :

Gambar : Distribusi Jenis-jenis Penyakit Berdasarkan Klasifikasi ICD-10 Yang Diderita Jamaah Calon Haji Kota Sibolga Tahun 2016

Status kesehatan jamaah haji merupakan status yang diberikan oleh tim pemeriksa kesehatan Dinas Kesehatan Kota Sibolga jemaah haji dari hasil pemeriksaan tahap 1 dan 2. Status kesehatan jamaah haji dibedakan menjdai 4 kategori yaitu Mandiri, Observasi, Pengawasan dan Tunda. Pada tahun 2016 jumlah jamaah calon haji Mandiri yang terbanyak yaitu 33. Disamping itu, untuk kategori status kesehatan Observasi yang artinya jamaah haji tidak memerlukan bantuan obat dan/ alat.

Sedangkan untuk status kesehatan Pengawasan yang artinya jemaah haji memerlukan obat /alat dan orang untuk mendampingi prosesi ibadah haji yang ia jalani hanya berjumlah 1 orang laki-laki . Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 8. Distribusi Jamaah Calon Haji Kota Sibolga Tahun 2016 Berdasarkan Status Kesehatan

7

Page 9: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

Karakteristik Jemaah Calon Haji Kota Sibolga Tahun 2016 BPS Kota Sibolga menyatakan bahwa dari jumlah penduduk Kota Sibolga ................ jiwa yang terdiri dari ................... jiwa penduduk laki-laki dan .................... penduduk perempuan. Berdasarkan data tersebut dapat tergambar bahwa penduduk perempuan Kota Sibolga sedikit lebih banyak daripada laki-laki. Seperti halnya dalam pembahsan ini yang menggambarkan bahwa jemaah calon haji Kota Sibolga sedikit lebih banyak perempuan. Usia merupakan karakteristik yang dimiliki jamaah haji yang membedakan tingkat kedewasaan jamaah haji. Semakin tua dan beragamnya permasalahan pada usia lanjut, semakin tidak patuh mereka terhadap pengobatan. Pada penderita usia lanjut terdapat berbagai perubahan pada daya tahan tubuh dan perubahan anatomi maupun fungsi pada sistem organ tubuh yang dapat menjadi alasan kenapa seorang usia lanjut lebih mudah terkena infeksi dibanding usia muda.

Dalam artikel yang ditulis Qomariah menunjukkan bahwa risiko kematian golongan umur tua lebih tinggi dibandingkan dengan umur golongan muda. Proporsi kematian jamaah haji umur 60 tahun atau lebih besar 78 % sedangkan, angka kematian jamaah haji umur dibawah 60 tahun sebesar 1,3% dan umur diatas 60 tahun sebesar 12,5%. Dengan demikian risiko kematian jamaah haji umur diatas 60 tahun 10 kali lebih besar dari kematian jamaah haji di bawah 60 tahun. Berdasarkan analisis ASDR (jumlah kematian golongan umur tertentu/ jumlah jamaah golongan umur tertentu dikali 1.000) tampak bahwa kematian tertinggi terjadi pada golongan umur 81-91 tahun (46,7%). Ada kecenderungan semakin tinggi golongan umur jamaah maka ASDR akan semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa semakin tua umur jamaah semain besar pula risiko jamaah untuk meninggal. Oleh sebab itu, perlu adanya penanganan khusus bagi jamaah calon haji Kota Sibolga yang memiliki .................. jamaah calon haji lansia baik terkait kesehatan maupun perilaku kesehatannya karena usia lanjut memiliki daya tahan dan kondisi yang lemah

8

Page 10: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

sehingga lebih rentan menyebabkan kematian khususnya pada keadaan matra. Berdasar tingkat pendidikan, sebagian besar jamaah haji berpendidikan baik (SMA dan sederajat).

Menurut Mantra dalam Lestari (2009), bahwa tingkat pendidikan formal dari seseorang dapat dikatakan sebagai modal dasar baginya untuk lebih mudah memahami sesuatu yang disampaikan kepadanya. Makin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang diharapkan ia akan lebih mudah menerima dan mengerti tentang informasi-informasi yang diperolehnya. Orang dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah memahami apa yang dia dapatkan dibandingkan orang dengan pendidikan yang rendah. Kondisi Kota Sibolga sama dengan yang tergambar pada jamaah haji Indonesia yang pada tahun 2016 yaitu pada tingkat pendidikan lebih baik dengan paling banyak berpendidikan SMA.

Menurut Purwanto dalam Lestari (2009) secara teori semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuannya, sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikannya maka semakin rendah pula . Pengetahuan tentang kesehatan haji, tata cara pelaksanaan haji yang tidak mengganggu kesehatan, menangani faktor risiko saat melaksanakan ibadah haji, gizi saat melaksanakan ibadah haji dan lain-lain tidak didapatkan dari bangku sekolah melainkan dari pendidikan non formal berupa manasik (penyuluhan) atau dari media seperti televisi (TV) atau radio. Dengan informasi yang baik diharapkan bekal pengetahuan yang diberikan saat manasik dapat dimanfaatkan jamaah haji sebagai pedoman berperilaku yang sehat selama ibadah haji. Dengan tingkat pendidikan jamaah calon haji Kota Sibolga tahun 2016 yang tergolong baik menggambarkan bahwa kemampuan penyerapan pengetahuan juga baik, sehingga di tidak terlalu khawatirkan pedoman berperilaku sehat yang diberikan tidak dapat diterima ataupun diaplikasikan dengan baik oleh jemaah calon haji Kota Sibolga.

Untuk jenis pekerjaan, sebagai perbandingan di Indonesia berdasarkan data Profil Kesehatan Jamaah Haji Indonesia tahun 2015, menggambarkan bahwa jamaah haji Indonesia pada tahun 2013, 2014 dan 2015 memiliki jenis pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga dan selanjutnya disusul bekerja disektor swasta. Tidak Berbeda dengan Kota Sibolga yang menggambarkan pekerjaan swasta menempati urutan pertama untuk pekerjaan jamaah haji Kota Sibolga tahun 2016.

Dalam Profil Dinas Kesehatan Kota Sibolga menyatakan komposisi penduduk Kota Sibolga menurut kelompok umur menunjukan bahwa penduduk berusia muda di Kota Sibolga (=60 tahun) dan resiko tinggi pada pemeriksaan kesehatan tahap pertama akan dilanjutkan untuk pemeriksaan tahap kedua. Hal ini bertujuan untuk lebih memastikan kondisi jemaah calon haji Kota Sibolga tahun 2016 dan menjadi bahan pertimbangan tim kesehatan untuk memberikan status kesehatan pada jemaah calon haji.

9

9

Page 11: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

1. Berdasarkan karakteristiknya jamaah haji Kota Sibolga tahun 2016 adalah sebagai berikut : jamaah haji perempuan sedikit lebih banyak dari pada laki-laki, usia lebih didominasi kelompok usia 40-49 tahun dan 50-59 tahun, dan 60 keatas, berpendidikan lebih baik (sebagian besar hanya lulus SMA) , pekerjaan yang terbanyak adalah pekerja sektor swasta, serta hanya sedikit jemaah haji yang memiliki pengalaman berhaji sebelumnya.

2. Status kesehatan :.......% berstatus Mandiri, tidak ada berstatus Observasi, dan .........% berstatus Pengawasan. Risiko tinggi berdasarkan kelompok umur terbanyak pada jemaah haji lansia, jenis penyakit yang diderita sebagian besar adalah penyakit sistem sirkulasi (didominasi hipertensi) dan penyakit endokrin (didominasi obesitas dan diabetes melitus).

SARAN

Dinas Kesehatan Kota Sibolga disarankan membawa dan membuat Buku Pemantauan Kesehatan Jamaah Calon Haji yang diberikan kepada semua jamaah calon haji dan wajib dibawa pada waktu periksa atau kontrol kedokter dimanapun sampai dengan saat keberangkatan tiba dan membuat kontrol ulang Calon Jemaah Haji Potensial .

Referensi

10

Page 12: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

1. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Teknis Pembinaan Kesehatan Haji. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI :

2. Dinas Kesehatan Kota Sibolga. 2013. Evaluasi Penyelenggaraan Kesehatan Haji Kota Sibolga tahun 2016. Sibolga :

3. Qomariah. 2001. Angka Kematian Jemaah Haji Indonesia. Media Litbang Kesehatan Volume XI Nomor 2 tahun 2001). Jakarta :

4. Litbangkes RI 9. Lestari, M. A. 2009. Hubungan Antara Karakteristik Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan Tindakan Pencegahan Penularan Penyakit Tuberkulosis :

5. Ghofar, M. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidak-efektifan Regimen Terapeutik Pada Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kapongan Kabupaten Situbondo. Skripsi. Jember : Universitas Muhammadiyah Jember. 2003

6. Profil Kesehatan Haji Indonesia Tahun 2008. SUBDIT Kesehatan Haji Direktorat SEPIM-KESMA:

LEMBAR PENGESAHAN

Page 13: Profil dan karakteristik jamaah calon haji kota sibolga tahun 2016

KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMAKOTA SIBOLGA

Dr. H. MARDINAL TARIGAN, M.A.NIP. 19630502 199203 1 002

Sibolga, Agustus 2016PenyusunTim Kesehatan Haji IndonesiaKloter 11 MES

HARRY ALFAUZAN MANALUNIP. 19821121 201101 1 009

Mengetahui :

Disetujui oleh:Pengelola Program Kesehatan HajiDinas Kesehatan Kota Sibolga

SRI WAHYUNI, SKM, M.SiNIP. 19821225 200604 2 009

KEPALA DINAS KESEHATANKOTA SIBOLGA

M. YUSUF BATUBARA, SKM PEMBINA TK. INIP: 19640530 198603 1 002