RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN...

105
RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2013 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : ARIEF RIDWAN BUDIMAN NIM. 1110053100004 KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN...

Page 1: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANANKESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN

DAERAH KABUPATEN BEKASITAHUN 2013

SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh GelarSarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :ARIEF RIDWAN BUDIMAN

NIM. 1110053100004

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROHJURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA1435 H/2014 M

Page 2: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji
Page 3: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji
Page 4: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhisalah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam(S.Kom.I) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah sayacantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya aslisaya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka sayabersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Ciputat, 4 Juli 2014

Arief Ridwan Budiman

Page 5: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

i

ABSTRAK

Arief Ridwan Budiman, 1110053100004, Respon Pelayanan KesehatanJamaah Haji di Dinas Kesehatan Wilayah Kabupaten Bekasi Tahun 2013, dibawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si.

Latar belakang penelitian ini adalah semakin meningkatnya jumlah hajidari berbagai tingkat pendidikan dan usia mengamali banyak masalah kesehatan.Berbagai macam penyakit yang diderita oleh jamaah seperti hipertensi, saluranpernafasan, saluran pencernaan, penyakit jantung dan paru-paru ditambah suhu diArab Saudi yang sangat dingin sehingga menyebabkan banyak jamaah haji wafatdari tahun ke tahun. Maka, semua permasalahan ini menjadikan penulis utnuklebih jauh tentang respon pelayanan kesehatan. Objek dari penelitian ini padaDinas Kabupaten Bekasi karena berdekatan dengan rumah penulis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah hajiterhadap kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Bekasi tahun 2013 danmengetahui perbedaan kualitas pelayanan kesehatan jamaah haji dengan variableyaitu tingkat pendidikan dan usia jamaah haji tahun 2013.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif,yaitu pengumpulan data menggunakan instrumen berbentuk kuesioner. Teknikpengambilan sampel menggunakan simple random sampling dari populasi jamaahhaji sebanyak 2122 orang, maka sampel yang diambil sebanyak 45 orang.

Penelitian dilakukan di Kabupaten Bekasi dengan cara menyebarkankuesioner ke setiap rumah responden yang berangkat haji pada tahun 2013. Datajamaah haji diperoleh dari Kementerian Agama Kabupaten Bekasi.

Hasil dari penelitian ini Respon jamaah haji terhadap kualitas pelayanankesehatan di Kabupaten Bekasi terbagi menjadi tiga aspek yaitu dampak kognitif,dampak afektif, dan dampak konatif, yaitu. Secara keseluruhan respon jamaah hajipada aspek kognitif termasuk kategori tinggi didapat persentase sebesar 79,56%.Secara keseluruhan respon jamaah haji pada aspek afektif termasuk kategoritinggi didapat persentase sebesar 81,11%. Secara keseluruhan respon jamaah hajipada aspek konatif termasuk kategori tinggi didapat persentase sebesar 83,56%

Perbedaan usia jamaah haji tidak berpengaruh terhadap kualitas pelayanankesehatan haji di Kabupaten Bekasi tahun 2013 dengan nilai chi-square hitungsebesar 0,652 sedangkan nilai chi-square tabel dengan nilai 5,991 maka 0,652 <5,991. Perbedaan tingkat pendidikan jamaah haji tidak berpengaruh terhadapkualitas pelayanan kesehatan haji di Kabupaten Bekasi tahun 2013 nilai chi-square hitung sebesar 1,161 sedangkan nilai chi-square tabel dengan nilai 5,991maka 1,161 < 5,991. Perbedaan jenis kelamin jamaah haji tidak berpengaruhterhadap kualitas pelayanan kesehatan haji di Kabupaten Bekasi tahun 2013 nilaichi-square hitung sebesar 0,161 sedangkan nilai chi-square tabel dengan nilai3,841 maka 0,161 < 3.841.Kata kunci : Respon, Pelayanan Kesehatan dan Haji.

Page 6: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikan amanah yang sangat besar kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respon Pelayanan Kesahatan Jamaah Haji

di Dinas Kesehatan Wilayah Kabupaten Bekasi Tahun 2013”. Shalawat kepada

Nabi Muhammad SAW yang dimuliakan oleh Allah SWT. Skripsi ini ditujukan

untuk memenuhi syarat kelulusan Strata 1 dan mendapatkan gelar Sarjana

Komunikasi Islam (S.Kom.I). Ucapan terima kasih penulis berikan kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi periode 2013-2017.

Dekan, Dr. H. Arief Subhan, MA. Wakil Dekan I, Suparto, M.Ed. Ph.D.

Wakil Dekan II, Drs. Jumroni, M.Si. Wakil Dekan III, Drs. Sunandar, MA.

2. H. Eddy Sirotim, SKM dan Hj. Tini Agustiatu Rohma, S.SiT sebagai orang

tua. Dewi Marifah Anggraeni, Tri Ayati dan Muhammad Andika Rachman

sebagai Adik serta Fitria Anggraeni semoga selalu dalam rahmat Allah SWT.

3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, H.

Mulkanasir, BA., S.Pd. MM. Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah,

Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, Kalsum

Minangsih, MA. Selaku Dosen Pembimbing Akademik, Seluruh Dosen

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Seluruh Staf dan jajaran

Kementerian Agama Kabupaten Bekasi, Seluruh Staf dan jajaran Dinas

Kesehatan Kabupaten Bekasi.

4. Muhammad Padil, teman-teman Konsentrasi Manajemen Haji dan Umroh dan

semua pihak yang tidak penulis ucapkan satu persatu.

Sekian kata pengantar yang penulis buat dengan mengharapkan rahmat

dan ridho Allah SWT. Amiin.

Bekasi, 03 Juni 2014

Arief Ridwan Budiman

Page 7: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………. iKATA PENGANTAR………………………………………………... iiDAFTAR ISI………………………………………………………….. iiiDAFTAR TABEL……………………………………………………. vDAFTAR GAMBAR………………………………………………… vii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 1A. Latar Belakang Masalah…………………………………… 1B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………… 8C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………. 9D. Tinjauan Pustaka…………………………………………... 10E. Sistematika Penulisan……………………………………… 13

BAB II TINJAUAN TEORITISA. Respon……………………………………………………... 15

1. Pengertian Respon…………………………………....... 152. Teori Respon………………………………………….... 16

B. Pelayanan Kesehatan………………………………………. 191. Pengertian Pelayanan………………………………….. 192. Pengertian Kesehatan…………………………………... 203. Pengertian Pelayanan Kesehatan ………………………. 214. Jenis Pelayanan Kesehatan……………………………... 22

C. Jamaah Haji…………………………………………………. 251. Pengertian Jamaah Haji…………………………………. 252. Syarat-Syarat Haji…………………………….……….... 27

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………….. 31A. Pendekatan dan Jenis Penelitian…………………………… 31B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………. 31C. Subjek dan Objek Penelitian………………………………. 32D. Populasi dan Sampel………………………………………. 32E. Variabel Penelitian………………………………………… 33F. Definisi Operasional Variabel Penelitian………………….. 33G. Teknik Pengumpulan Data………………………………… 36H. Uji Validitas dan Uji Realibilitas………………………….. 37I. Teknik Pengolahan Data………………………………… 39

Page 8: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

iv

BAB IV TINJAUAN UMUM DINAS KESEHATAN KABUPATENBEKASI……………………………………………………………... 42

A. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi………………. 42B. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi…….... 43C. Sumber Daya Kesehatan………………………………… 44D. Situasi Upaya Kesehatan………………………………… 47E. Kaitan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Dengan Pelayanan

Kesehatan Jamaah Haji…………………………………. 48

BAB V ANALISIS DATA DAN HASIL………………………… .. 52A. Bentuk Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji……………… 52B. Karakteristik Responden………………………………… 69C. Respon Jamaah Haji Terhadap Pelayanan Kesehatan Pada

Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi…………………….. 73D. Respon Jamaah Haji Secara Keseluruhan………………. 81E. Perbedaan Usia Jamaah Haji terhadap Kualitas Pelayanan

Kesehatan Haji…………………………………………. . 85F. Perbedaan Tingkat Pendidikan Jamaah Haji Terhadap

Kualitas Pelayanan Kesehatan Haji…………………….. 86G. Perbedaan Jenis Kelamin Jamaah Haji dengan Kualitas

Pelayanan Kesehatan Haji……………………………… 87

BAB VI PENUTUP………………………………………………... 89A. Kesimpulan…………………………………………….. . 89B. Saran…………………………………………………. … 90

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 91LAMPIRAN

Page 9: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

v

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 1 Data Haji Wafat 5

Tabel 2 Blue Print Skala Independen (Sebelum Uji Validasi) 38

Tabel 3 Blue Print Skala Dependen (Sebelum Uji Validasi) 38

Tabel 4 Blue Print Skala Independen (Setelah Uji Validasi) 38

Tabel 5 Blue Print Skala Dependen (Setelah Uji Validasi) 39

Tabel 6 Skala Likert 39

Tabel 7 Data Puskesmas di Kabupaten Bekasi 44

Tabel 8 Data Rumah Sakit di Kabupaten Bekasi 45

Tabel 9 Data Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM) di Kabupaten Bekasi 45

Tabel 10 Data Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bekasi 46

Tabel 11 Sumber Anggaran Kesehatan di Kabupaten Bekasi 46

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 71

Tabel 13 Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden 72

Tabel 14 Karakteristik Jenis kelamin Responden 73

Tabel 15 Respon Jamaah Haji Terhadap Materi PelayananKesehatan 75

Tabel 16 Respon Jamaah Haji Terhadap Metode PelayananKesehatan 76

Tabel 17 Respon Jamaah Haji Terhadap Media PelayananKesehatan 77

Tabel 18 Respon Jamaah Haji Terhadap Sikap PelayananKesehatan 78

Tabel 19 Perbandingan Unsur-Unsur Pelayanan Kesehatan 79

Tabel 20 Respon Jamaah Haji Terhadap Dampak Kognitif 80

Page 10: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

vi

Tabel 21 Respon Jamaah Haji Terhadap Dampak Afektif 81

Tabel 22 Respon Jamaah Haji Terhadap Dampak Konatif 82

Tabel 23 Perbandingan Dampak Aspek Pelayanan Kesehatan 83

Tabel 24 Respon Jamaah Haji Terhadap Aspek KognitifPada Kualitas Pelayanan Kesehatan DaerahKabupaten Bekasi Tahun 2013 84

Tabel 25 Respon Jamaah Haji Terhadap Aspek AfektifPada Kualitas Pelayanan Kesehatan DaerahKabupaten Bekasi Tahun 2013 85

Tabel 26 Respon Jamaah Haji Terhadap Aspek KonatifPada Kualitas Pelayanan Kesehatan DaerahKabupaten Bekasi Tahun 2013 86

Tabel 27 Respon Jamaah Haji Berdasarkan Usia 87

Tabel 28 Respon Jamaah Haji Berdasarkan TingkatPendidikan 88

Tabel 29 Respon Jamaah Haji Berdasarkan Jenis Kelamin 90

Page 11: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

vii

DAFTAR GAMBAR

Nama Gambar Halaman

Gambar 1. Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons)…………….................. 17

Gambar 2. Saling Berkaitan Unsur Pelayanan Kesehatan .…………………….... 24

Gambar 3. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN……... 51

Gambar 4. Respon Jamaah Haji Pada Aspek Kognitif…………………………… 84

Gambar 5 Respon Jamaah Haji Pada Aspek Afektif……………………………... 85

Gambar 6 Respon Jamaah Haji Pada Aspek Konatif…………………………….. 86

Page 12: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Haji merupakan ibadah yang wajib dikerjakan sekali seumur hidup

bagi setiap muslim dewasa yang mampu dipandang baik dari sisi ilmu,

kesehatan fisik dan ataupun keuangan. Setiap tahun lebih 2 juta penduduk

dunia yang berasal dari berbagai negara, dan dengan warna kulit dan jenis

kelamin yang berbeda, menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.

Satu dari sepuluh jemaah yang hadir di Mekkah berasal dari Indonesia.

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang tidak saja memerlukan

persiapan dari aspek tuntunan agama tapi juga kesiapan fisik yang

merupakan suatu persyaratan (istitho’ah. Untuk memenuhi ketentuan

syar’i dimaksud, diperlukan upaya bimbingan, penyuluhan, dan pelayanan

kesehatan pada jemaah haji. Bimbingan, penyuluhan, dan pelayanan

kesehatan jemaah haji merupakan rangkaian kegiatan terstruktur dalam

upaya meningkatkan status kesehatan dan kemandirian jemaah haji.

Kegiatan bimbingan, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan dilaksanakan

secara bertahap danberkesinambungan sejak dari puskesmas, pemeriksaan,

bimbingan, dan penyuluhan kesehatan di unit pelayanan di

kabupaten/kota, bimbingan, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan jemaah

haji selama perjalanan dari daerah asal, di asrama haji embarkasi, selama

perjalanan Indonesia-Arab Saudi, selama di Arab Saudi, di asrama haji

Page 13: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

2

debarkasi, sampai dengan empat belas hari pertama sekembalinya ke

Indonesia.1

Hal ini sesuai dengan fungsi Departemen Kesehatan untuk

mempersiapkan, meningkatkan dan mempertahankan kondisi kesehatan

jemaah haji agar sehat mandiri. Untuk dapat melaksanakan peran tersebut

Menteri Kesehatan RI telah menerbitkan Keputusan Nomor

1394/Menkes/SK/XI/2002 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan

Haji Indonesia.2

Kesehatan adalah modal dalam perjalanan ibadah haji. Tanpa

kondisi kesehatan yang memadai, niscaya pencapaian peribadatan menjadi

tidak maksimal. Oleh karena itu setiap jemaah haji perlu menyiapkan diri

agar memiliki status kesehatan optimal dan mempertahankannya.3

Penyelenggaraan Ibadah Haji yang bertujuan untuk memberikan

pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui

sistem dan manajemen penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaan

ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai

dengan tuntunan agama serta Jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji

secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur.

Sejalan dengan dukungan kebijakan yang ada, upaya

penyelenggaraan ibadah haji termasuk upaya kesehatan dari waktu

1Artikel diakses pada hari Minggu tanggal 23-Maret-14 daribapelkescikarang.or.id/.../drfatmodul2-yankesbinluh-progkesji.pdf

2Artikel diakses pada hari jumat tanggal 28-Maret-14 daridewapurnama.files.wordpress.com/.../modul-dewa89s-bahan-bacaan-pes...

3Artikel diakses pada hari Minggu tanggal 23-Maret-14 daribapelkescikarang.or.id/.../drfatmodul2-yankesbinluh-progkesji.pdf

Page 14: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

3

kewaktu selalu ditingkatkan. Namun dengan makin meningkatnya jumlah

calon jemaah haji dari berbagai keragaman etnis dan tingkat pendidikan,

masalah masih selalu muncul dan semakin kompleks, seperti yang

dilaporkan bahwa angka kesakitan jemaah haji Indonesia 3,3 kali episode.

Angka kematian jemaah haji setiap tahunnya rata-rata 2 orang perseribu

jemaah, dengan proporsi sebab kematian terbanyak dikarenakan penyakit

jantung dan penyakit paru-paru. Penyelenggaraan haji tahun 2004

melaporkan bahwa 45% jemaah haji meninggal dipondokan. Masalah

kesehatan tersebut diatas diperburuk dengan masalah lingkungan di Arab

Saudi yaitu suhu udara yang sangat dingin serta kelembaban udara yang

sangat rendah yang merupakan faktor risiko yang memberatkan kesehatan

Jemaah haji. Penyebab masalah kesehatan di atas antara lain karena

pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan jemaah haji yang masih rendah,

serta kurangnya kemampuan petugas kesehatan dalam pemberdayaan

jemaah haji.4

Data penyelenggaraan kesehatan haji menunjukkan bahwa

karakteristik jemaah haji Indonesia tidak banyak mengalami perubahan

dalam lima belas tahun terakhir, terdapat kecenderungan semakin tinggi

pendidikan dan semakin tua usia saat menunaikan ibadah haji. Proporsi

jemaah haji risiko tinggi berkisar 10-30%, sebagian besar karena usia

lanjut. Hipertensi merupakan risiko tinggi terbanyak (25-37%), sementara

penyakit saluran pernapasan dan saluran pencernaan semakin meningkat.

4Artikel diakses pada hari jumat tanggal 28-Maret-14 daridewapurnama.files.wordpress.com/.../modul-dewa89s-bahan-bacaan-pes...

Page 15: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

4

Dalam lima belas tahun terakhir (1995-2008) angka kematian jemaah haji

berkisar antara 2,0-3,9 per 1000 jemaah atau 0,5-0,9 per hari per 10.000

jemaah. Risiko wafat pada usia lanjut sangat tinggi. Jemaah pada

kelompok usia 60 tahun ke atas berkisar antara 20-25% dari keseluruhan

jemaah, tetapi sekitar 70% jemaah wafat terjadi pada kelompok usia ini.

Secara umum, tujuan pemeriksaan kesehatan jemaah haji sebelum

keberangkatan ke Arab Saudi adalah terselenggaranya pemeriksaan,

pengobatan, dan pemeliharaan kesehatan Jemaah haji sebelum

keberangkatan melalui pendekatan etika, moral, keilmuan, dan

profesionalisme dengan menghasilkan kualifikasi data yang tepat dan

lengkap sebagai dasar pembinaan kesehatan jemaah haji di Indonesia dan

pengelolaan kesehatan jemaah haji di Arab Saudi.

Tujuan penyelenggaraan kesehatan haji adalah meningkatkan

kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan, menjaga agar

jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah sampai tiba

kembali ke Indonesia, serta mencegah terjadinya transmisi penyakit

menular yang mungkin terbawa keluar/masuk oleh jemaah haji.5

Jamaah haji di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

dikarenakan ekonomi Negara yang terus meningkat. Indonesia menjadi

Negara yang memiliki jumlah porsi besar yang diberikan oleh Kerajaan

Arab Saudi. Penetapan kuota haji berdasarkan jumlah umat Islam dari

suatu Negara. Penetapan kuota haji bersifat Nasional yaitu 1 per 1.000

5Artikel diakses pada hari Minggu tanggal 23-Maret-14 daribapelkescikarang.or.id/.../drfatmodul2-yankesbinluh-progkesji.pdf

Page 16: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

5

umat Islam. Atas dasar itu, maka Indonesia menerima jatah kuota

sebanyak 221 ribu jemaah apalagi jumlah umat Islam di Indonesia ada

sekitar 221 juta orang.6

Dengan banyaknya jumlah jamaah haji, jamaah haji wafat dari

tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Jamaah haji wafat

dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1 Data Haji Wafat

No Tahun Jumlah Jamaah Haji Jumlah Haji wafat

1 2006 189.087 437

2 2007 205.185 646

3 2008 191.822 462

4 2009 207.000 323

5 2010 211.000 451

6 2011 221.000 522

7 2012 211.000 451

Dari data tabel di atas, wafatnya haji disebabkan antara lain sistem

sirkulasi, sistem pernafasan, penyakit darah dan organ pembuluh darah,

trauma, keracunan, sistem syaraf dan neoplasma. Penyakit yang diidap

oleh jamaah Indonesia yang wafat merupakan bawaan dari tanah air.

6Berita diakses pada hari Minggu tanggal 30-Maret-14 darihttp://www.iphi.web.id/2013/03/14/kemenag-rohul-usul-penetapan-rasio-kuota-haji-perdaerah/

Page 17: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

6

Namun di Arab Saudi yang menjadi pencetusnya karena kelelahan dan ada

yang mendapatkan penyakit dari Arab Saudi.7

Dalam menyikapi kasus penyakit yang menjangkit jamaah haji,

pemerintah Indonesia sendiri sudah membentuk tim untuk menangani

permasalahan kesehatan pada saat melakukan ibadah haji yaitu TKHI

kelompok terbang (kloter). Tugas TKHI adalah memberikan pembinaan,

pelayanan, dan perlindungan kesehatan terhadap jamaah kelompok terbang

serta tugas-tugas administrasi di Asrama Embarkasi, selama perjalanan,

selama di Arab Saudi sampai di Asrama Debarkasi.8

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh TKHI (Tim Kesehatan

Haji Indonesia) sebagai penunjang dalam kesehatan para jamaah haji di

kloter. Sampai pada saat ini, tenaga kesehatan dituntut agar semua haji di

kloter yang mengalami gangguan pada kesehatan harus ditangani dengan

maksimal dan profesional. Pada kenyataannya, untuk menangani jamaah

yang sakit tenaga medis harus mempersiapkan tempat dan lokasi

pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sendiri yang

terdiri dari 1 (satu) orang Dokter dan 2 (dua) paramedis di tiap kloter.

Sarana yang menjadi tempat tinggal dalam tiap kloter tidak dapat cukup

menampung jamaah haji yang sakit maka sebagian dari jamaah haji

bergabung dengan kloter lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

7Berita diakses pada hari Minggu tanggal 30 Maret 2014 darihttp://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=81263

8Artikel diakses pada hari Minggu tanggal 30 Maret 2014 darihttp://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/index.php?option=com_jevents&task=icalrepeat.detail&evid=83&Itemid=298&year=2012&month=05&day=27&uid=c7d25a36b9ff76e308c9d87f5c15264b

Page 18: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

7

sehingga dalam kunjungan pelayanan kesehatan dan penyuluhan harus

mencari jamaah yang bergabung dengan kloter lain. Tempat tidur

perawatan sementara di sektor hanya terdapat 1 (satu) tempat tidur

pemeriksaan dan 3 (tiga) tempat tidur untuk rawat inap sedangkan jamaah

haji yang harus dirawat/dilayani melebihi kapasitas dikarenakan

kurangnya sarana untuk menunjang pelayanan kesehatan.

Tiap-tiap kloter dan sektor (membawahi tiap kloter) jaraknya

berjauhan sehingga mengalami kesulitan ketika jamaah haji hendak

dirujuk ke rumah sakit terdekat dari maktab dan mengambil kebutuhan

obat-obatan atau alat-alat medis yang kurang di setiap kloter. Tenaga

kesehatan juga membawa alat-alat dan obat-obatan dari lokasi satu ke

lokasi lain sesuai dengan urutan kegiatan haji sedangkan dalam hal seperti

ini dibutuhkan tenaga khusus untuk membawa peralatan dan alat-alat

kesehatan guna memaksimalkan pelayanan kesehatan terhadap jamaah haji

di kloter.

Oleh karena itu, penulis mengadakan penelitian ini dalam rangka

melihat respon jamaaah haji yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul

“Respon Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji pada Dinas Kesehatan

Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2013“

Page 19: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk memberikan penjelasan yang sesuai dalam penulisan ini,

maka peneliti melakukan pembatasan masalah dalam cakupan respon

pelayanan kesehatan jamaah haji di dinas kesehatan wilayah

Kabupaten Bekasi tahun 2013. Batasan masalah respon dalam

penelitian ini yang meliputi faktor kualitas pelayanan kesehatan,

tingkat pendidikan jamaah haji dan usia jamaah haji. Sedangkan

batasan jamaah haji hanya jamaah haji yang melakukan ibadah haji

pada tahun 2013 di Kabupaten Bekasi.

2. Rumusan Masalah

Dari banyaknya masalah yang terdapat pada pembatasan masalah

yang dipaparkan di atas maka peneliti mempersempit masalahnya

menjadi rumusan masalah. Adapun rumusan masalah adalah sebagai

berikut :

a. Bagaimana respon jamaah haji terhadap aspek kognitif, afektif,

dan konatif kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Bekasi

tahun 2013?

b. Apakah perbedaan usia jamaah haji berpengaruh terhadap

respon kualitas pelayanan kesehatan haji?

c. Apakah tingkat pendidikan jamaah haji berpengaruh terhadap

respon kualitas pelayanan kesehatan haji?

Page 20: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

9

d. Apakah jenis kelamin jamaah haji berpengaruh terhadap respon

kualitas pelayanan kesehatan haji?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari pemaparan rumusan masalah yang dijelaskan di

atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

(1) Untuk mengetahui respon jamaah haji terhadap aspek kognitif,

afektif, dan konatif kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten

Bekasi tahun 2013.

(2) Mengetahui perbedaan usia jamaah haji berpengaruh terhadap

respon kualitas pelayanan kesehatan haji.

(3) Mengetahui perbedaan tingkat pendidikan jamaah haji

berpengaruh terhadap respon kualitas pelayanan kesehatan

haji.

(4) Mengetahui perbedaan jenis kelamin jamaah haji berpengaruh

terhadap respon kualitas pelayanan kesehatan haji.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini terbagi dua yaitu sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam

penelitian selanjutnya agar lebi akurat, menambah referensi

pustaka dalam rangka mengembangkan keilmuan manajemen haji

Page 21: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

10

dan umroh dan sebagai tolak ukur pemerintah khususnya dinas

kesehatan dalam pelayanan kesehatan haji di Indonesia.

b. Manfaat Praktis

Secara praktisi, manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(1) Penulis,

Penulis dapat menambah wawasan pengetahuan dari

pengamatan lapangan.

(2) TKHI (Tenaga Kerja Haji Indonesia)

Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan agar TKHI lebih

cekatan dalam menangani pelayanan kesehatan haji dengan

lebih maksimal.

(3) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Penelitian ini untuk menjadi patokan agar jamaah haji

sebelum pemberangkatan, jamaah yang sedang melakukan

ibadah haji dan sesudah kepulangan di tanah air diperiksa

secara optimal.

(4) Konsentrasi Manajemen Haji dan Umroh

Memberi referensi kepustakaan jurusan Manajemen Haji dan

Umroh yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan jamaah

haji.

D. Tinjauan Pustaka

Sebagai patokan dari sumber terdahulu agar terciptanya

keakuratan data yang akan dihasilkan dan supaya terhindar dari

Page 22: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

11

penjiplakan atau plagiat dalam penelitian ini. Berikut adalah sumber

terdahulu yang peneliti tulis guna membedakan hasil karya peneliti

sebelumnya dengan peneliti, antara lain :

1. Rohayati Khosidah. “Manajemen Pelayanan Pemondokan Asrama Haji

Jakarta Pondok Gede Pada Musim Haji tahun 2011”. Kesimpulan dari

skripsi ini ialah memberikan pelayanan kepada calon/jamaah haji,

dikarenakan dalam memberikan pelayanan kepada calon/jamaah haji

pihak BPAH bekerja sama dengan instansi terkait seperti panitia

penyelenggara ibadah haji (PPIH) bekerja sama dengan pihak

kepolisian untuk pelayanan keamanan, pelayanan keimigrasian bekerja

sama dengan pihak imigrasi dan pelayanan makan/konsumsi bekerja

sama dengan perusahaan katering. Metodologi penelitiannya

menggunakan kualiatatif. Subjeknya adalah Badan Pengelola Asrama

Haji Jakarta Pondok Gede dan objeknya Manajemen Pelayanan pada

Pemondokan Asrama Haji Jakarta Pondok Gede. Sedangkan pada

skripsi yang peneliti tulis menganai respon pelayanan kesehatan

jamaah haji di daerah Kabupaten Bekasi.

2. Isnaini S. “Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Pada Musim Haji Tahun 2010”.

Kesimpulan dari skripsi ini yaitu penerapan manajemen di dinas

kesehatan dalam pelayanan kesehatan jamaah haji berdasarkan fungsi

manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan untuk mencapai tujuan dari

Page 23: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

12

penyelenggaraan kesehatan jamaah haji yang bersifat kontinum dan

komprehensif dengan proses pemeriksaan kesehatan, pengobatan,

pemeliharaan sesuai standar agar jamaah menjalankan haji dengan

baik. Pemeriksaan fisik yaitu General check up (dari kepala hingga

perut), pemerikasaan penunjang yaitu test darah, urin, test kehamilan

dan EKG, vaksinasi Imunisasi meningitis dan influenza. Metodologi

deskriptif kualitatif, subjeknya kepala seksi bagian pelayanan

kesehatan dan para jajaran bagian haji/staf haji serta jamaah haji yang

telah dibantu oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang dan objeknya

adalah manajemen yang digunakan dalam pelayanan kesehatan pada

jamaah haji. Sedangkan penulis hanya melihat respon jamaah haji

terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Bekasi.

3. Samsul Arif. “ Respon Warga Binaan Terhadap Dakwah Yayasan

Media Amal Islami Dalam Membina Keluarga Pemulung Di Lebak

Bulus Jakarta Selatan”. Kesimpulan skripsi ini yaitu dakwah yang

dilakukan Yayasan Media Amal Islami mengandung efek dakwah

yang baik dalam memberikan informasi atau wawasan Agama Islam

sehingga warga binaan mampu memahami dan mengetahui tentang

ajaran islam. Sedangkan penulis mengkaji tentang respon pelayanan

kesehatan jamaah haji di dinas kesehatan tahun 2013.

Dari penelitian terdahulu yang dipaparkan di atas, penulis dengan

ini menegaskan bahwa dalam pembuatan penelitian yang dibuat sangat

berbeda dari skripsi sebelumnya. Dalam hal ini, Skripsi yang penulis buat

Page 24: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

13

berjudul Respon Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji di Dinas Kesehatan

Wilayah Kabupaten Bekasi tahun 2013 berbeda dengan judul penelitian

sebelumnya, dari segi metodologi menggunakan penelitian pendekatan

kuantitatif dengan jenis penelitian pendekatan deskriptif dari segi

metodologi berbeda dengan penelitian sebelumnya. Objek dari penelitian

yang diangkat adalah respon pelayanan kesehatan jamaah haji tahun 2013

dan subjeknya adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Maka penulis

tegaskan kembali bahwa penelitian yang ambil belum ada dari penelitian

sebelumnya.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memperjelas pembahasan penelitian dalam skripsi ini, maka

penulis memberikan gambaran bab per bab guna untuk mempermudah

membacanya. Berikut ini adalah sistematika penulisan dalam skripsi ini,

antara lain :

BAB I merupakan Bab Pendahuluan yang menjabarkan tentang

latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II adalah Bab Landasan Teori. Bab ini menjadi suatu

landasan dalam menganalisis dari data yang telah diperoleh. Landasan

teori yang digunakan adalah teori-teori mengenai Teori Stimulus Respon

dan Teori Pelayanan Kesehatan Haji

BAB III adalah Metodelogi Penelitian. Pada bab ini peneliti

membahas tentang pendekatan dan jenis, tempat dan waktu penelitian serta

Page 25: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

14

subjek dan objek penelitian. Menjelaskan populasi dan sampel, variable,

definisi operasional variable penelitian. Menguraikan teknik pengumpulan

data, uji validitas dan realibilitas dan teknik pengolahan data.

BAB IV adalah Profil Lembaga. Bab ini menjabarkan tentang

eksistensi pelayanan kesehatan haji Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.

Dalam pembahasan bab ini terdiri dari Profil Dinas Kesehatan Kabupaten

Bekasi, Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sumber Daya

Kesehatan, Situasi Upaya Kesehatan dan Kaitan Dinas Kesehatan

Kabupaten Bekasi dengan Pelayanan Kesehatan Jamaah haji.

BAB V adalah Hasil dan Analisa. Bab ini membahas Bentuk

Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji, Karakteristik Responden, Respon

Jamaah Haji Terhadap Pelayanan Kesehatan di Dinas Kesehatan

Kabupaten Bekasi, Respon Jamaah Haji Secara Keseluruhan, Perbedaan

Usia Jamaah Haji dengan Kualitas Pelayanan Kesehatan Haji, Perbedaan

Tingkat Pendidikan Jamaah Haji dengan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Haji, dan Perbedaan Jenis Kelamin Jamaah Haji dengan Kualitas

Pelayanan Kesehatan Haji.

BAB VI adalah Kesimpulan dan Saran. Pada bab terakhir ini penulis

memberikan kesimpulan terhadap bab 5 yang sebelumnya telah dibahas dan

memberikan saran yang berguna untuk pelayanan kesahatan haji agar dapat

diperbaiki di masa yang akan datang.

Page 26: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

15

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Respon

1. Pengertian Respon

Respon dalam Bahasa Prancis berarti réponse yang artinya

membalas, sedangkan menurut Bahasa Belanda respon yaitu responsie

yang artinya jawab; pembelaan; mempertahankan.1 Respon atau

respons dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya tanggapan;

reaksi; jawaban.2 Dalam kamus Psikologi, response (respon) adalah

Sebarang proses otot atau kelenjar yang dimunculkan oleh satu

perangsang ataupun salah satu jawaban, khususnya satu jawaban bagi

pertanyaan tes atau satu kuesioner atau dapat diartikan sebagai suatu

tingkah laku baik yang jelas kelihatan atau yang lahiriah maupun yang

tersembunyi atau tersamar.3

Menurut Diah Wulandari, komunikasi dinyatakan berhasil apabila

komunikan mampu memberikan umpan balik yang berbentuk

tanggapan atau respon.4 Mengutip dari Skiner (1938) seorang ahli

psikologi dalam Soekidjo Notoatmodjo, merumuskan bahwa perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar).5

Secara garis besar respon dapat disimpulkan yang berarti suatu

rangsangan yang diberikan kepada penerima pesan yang berupa

1 Datje Rahajoekoesoemah, Kamus Belanda-Indonesia, edisi kedua, (Jakarta: PT. RINEKACIPTA, 1991), h.290.

2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, h. 746.

3 J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), cet.Ke-14, h. 432.

4 Diah Wulandari, Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan, (Jogjakarta: NuhaMedika Press, 2009), Cet. Ke-1, h. 6.

5 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), cet. Ke-2,h. 43.

Page 27: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

16

tanggapan, reaksi atau tingkah laku dari pembawa berita. Sehingga

pembawa berita dapat menyampaikan informasinya dengan baik guna

mencapai tujuan dan harapan yang diinginkan.

2. Teori Respon

Respon sangat erat hubungannya dengan proses komunikasi,

dalam komunikasi terdapat komponen-komponen yang meliputi :

a. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan;

b. Pesan : pernyataan yang di dukung oleh lambang;

c. Komunikan : orang yang menerima pesan;

d. Media : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila

komunikasi jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

e. Efek : dampak sebagai pengaruh pesan.6

Efek ini yang terpenting, dalam suatu komunikasi agar

pesan yang disampaikan komunikator dapat menimbulkan

efek atau dampak tertentu pada komunikan. Dampak ini

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Dampak kognitif, yang timbul pada komunikan yang

menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat

intelektualnya.

2) Dampak afektif, afektif lebih tinggi kadarnya

daripada dampak kognitif bukan hanya sekedar tahu

tetapi menimbulkan perasaan tertentu.

3) Dampak behavior, dampak yang timbul pada

komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau

kegiatan.

Mengenai ruang lingkup teori respon, mengutip teori Skiner

dalam Soekidjo Notoatmodjo menyatakan bahwa perilaku manusia

terjadi melalui proses: Stimulus-Organisme-Respons sehingga teori ini

6 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2002), cet. Ke-5, h. 6.

Page 28: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

17

disebut dengan Teori “S-O-R”.7 Teori ini memberikan asumsi bahwa

penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung pada kualitas

rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya,

kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas,

kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan

perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.8

Selanjutnya teori ini menekankan pada perilaku dapat berubah

hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar

melebihi dari stimulus semula. Stimulus dapat melebihi stimulus

semula ini berarti stimulus yang diberikan dapat meyakinkan

organisme.9 Organisme adalah 1. Sebarang makhluk hidup yang

melakukan fungsi hidup, antara lain ialah melaksanakan metabolism,

pernafasan, pencernaan, pengeluaran kotoran badan, dan reproduksi.

Pembagian umum yang paling besar dari organisme ini ialah dalam

kelompok tanaman dan binatang. Apabila istilah tersebut dipakai

tanpa spesifikasi dalam penulisan psikologis, hal tersebut menunjuk

pada binatang. 2. Secara metaforis, berarti kelompok sosial.10

Model teori S-O-R dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons)

Sumber : Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi

7 Notoatmodjo, Promosi Kesehatan, h. 43.8 Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu&Seni, edisi revisi 2011 (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2011), cet. Ke-2, h. 154.9 Ibid, h. 155.10 J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, h. 344

STIMULUS ORGANISMERESPONS TERTUTUP

Pengtahuan Sikap

RESPONS TERBUKAPraktik Tindakan

Page 29: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

18

Gambar 1 diatas menjelaskan bahwa perilaku manusia dapat

dikelompokan menjadi dua, yaitu:

a. Perilaku tertutup (Covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus

tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar)

secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk

perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap

stimulus yang bersangkutan.

b. Perilaku terbuka (Overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus

tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati

orang lain dari luar.

Dalam teori Skiner dalam Soedikjo Notoatmodjo, respon terbagi

dua jenis respons, yaitu :

a. Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang

ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu

yang disebut eleciting stimuli, karena menimbulkan respons-

responyang relative tetap dan respondent respons juga

mencakup perilaku emosional.

b. Operant respons atau instrumental respon, yakni respons

yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli

atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini

disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena berfungsi

untuk memperkuat respons.11

Dengan demikian, proses untuk menerima suatu pesan yang

diberitakan oleh pembawa berita kepada penerima pesan tergantung

terhadap stimulus dan rangsangan dari penerima pesan agar pesan

yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

11 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan, h. 43-45.

Page 30: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

19

B. Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian Pelayanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pelayanan adalah 1.

Perihal atau cara melayani; 2. Servis, jasa; 3. Kemudahan yang

diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.12 Pelayanan

adalah sebuah cara untuk melayani dalam bidang jual beli sebuah

barang ataupun yang dilakukan hanya menggunakan jasa.

Untuk meningkatkan mutu dalam pelayanan, Parasuraman,

Zeithaml, dan Berry mengutip pendapatnya Philip kottler dalam Dzul

Kifli menyatakan bahwa faktor penentu peningkatan mutu pelayanan,

sebagai berikut :

1. Akses

Pelayanan harus mudah dijangkau dalam lokasi yang mudah

dicapai pada saat yang tidak merepotkan dan cepat.

2. Komunikasi

Pelayanan harus diuraikan dengan jelas dalam bahasa yang

mudah dimengerti oleh klien.

3. Kompetensi

Pegawai atau karyawan harus memiliki keterampilan dan

pengetahuan yang dibutuhkan.

4. Kesopanan

Pegawai atau karyawan harus bersikap ramah, penuh hormat

dan penuh perhatian.

5. Kredibilitas

Instansi atau pegawai harus bisa dipercaya dan memahami

keinginan utama yang diharapkan klien.

6. Reabilitas

Pelayanan harus dilaksanakan secara konsisten dan cermat.

7. Cepat tanggap

12 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 504.

Page 31: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

20

Pegawai harus memberikan tanggapan dengan cepat dan

kreatif atas permintaan dan masalah klien.

8. Kepastian

Pelayanan harus bebas dari bahaya, resiko, atau hal-hal yang

meragukan.

9. Hal-hal yang berwujud

Hal-hal yang berwujud pada sebuah pelayanan harus dengan

cermat memproyeksikan mutu pelayanan yang akan diberikan.

10. Memahami atau mengenali masyarakat

Pegawai harus memahami kebutuhan masyarakat atau klien

dengan memberikan perhatian secara individu.13

2. Pengertian Kesehatan

Kesehatan asal kata dari sehat yang artinya keadaan (hal) sehat;

kebaikan keadaan (badan dsb).14 Mengutip dari Juli Soemirat Slamet

istilah kesehatan itu sendiri di dalam Undang-Undang no.9 Tahun

1960, tentang pokok-pokok, Bab I Pasal 2 didefinisikan sebagai

berikut :

“yang dimaksud dengan kesehatan dalam Undang-Undang ini

ialah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan

sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan

kelemahan”

Istilah ini telah sedikit berubah dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Bab 1 pasal 1

sebagai berikut :

“kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial

ekonomi”

13 Dzul Kifli, “Manajemen Pelayanan Haji dan Umrah PT. Patuna Tour dan Travel,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h.15-16.

14 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 794

Page 32: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

21

Definisi kesehatan dalam Undang-Undang no. 9 tahun 1960

tersebut sangat mirip dengan definisi yang dianut oleh organisasi

kesehatan sedunia sebagai berikut :

“health is defined as a state of complete physical, mental, and

social wellbeing and not morely the absence of disease or infirmity”15

artinya adalah kesehatan didefinisikan sebagai keadaan kesejahteraan

fisik, mental, dan sosial secara lebih lengkap dan tidak adanya

penyakit atau kelemahan.

Menurut Dr. Ahmad Watik Pratiknya dan Abdul Salam M. Sofro

problem kesehatan adalah problem kesehatan yang menyangkut

keadaan jasmani, jiwa dan sosial.16 Menurut pandangan Islam,

kesehatan yaitu bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah

orang yang paling bertaqwa.17 Kesehatan dan kemampuan fisik prima

(kebugaran), merupakan prasyarat mutlak untuk mampu

melaksanakan kegiatan ibadah haji dengan baik dan sempurna.

Pengertian sehat adalah sehat jasmani, mental dan sosial, jadi bukan

hanya bebas dari penyakit dan cacat semata.18

Jadi kesehatan dapat disimpulkan yang artinya terbebas dari

penyakit dan cacat yang membuat jasmani, rohani dan sosial bugar

karena mendapatkan nikmat mulia dari Allah swt.

3. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Dalam ekonomi kesehatan mengutip dari Mill yang

diterjemahkan kedalam pengertian kesehatan dan pelayanan

kesehatan, bahwa kesehatan hanya memiliki value in use dan

bukannya value in excharge. Kesehatan sendiri tidak dapat diperjual

belikan (not tradeable). Dengan demikian berarti kesehatan bukanlah

15 Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress, 1994), cet. Ke-1, h. 4.

16Ahmad Watik Pratiknya dan Abdul Salam M. Sofro, Etika, Islam, dan Kesehatan :Sumbangan Islam Dalam Menghadapi Problema Kesehatan Indonesia, (Jakarta: CV. Rajawali,1986), cet. Ke-1, h.158

17 Ibid, h.162.18 Anasrul, Sehat&Mandiri dalam Berhaji&Umrah (Jakarta: Zikrul Hakim, 2012), cet. Ke-1,

h. 42.

Page 33: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

22

suatu komoditi sedangkan pelayanan kesehatan adalah suatu

komoditi.19 Sedangkan menurut Soekidjo Notoatmodjo, pelayanan

kesehatan adalah tempat atau sarana yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan.20 Sedangkan dalam Buku Acuan

Nasional, pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang

diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perseorangan, keluarga, kelompok dan/ataupun masyarakat.21

Untuk mengadakan pelayanan ada yang dinamakan pemeriksaan

kesehatan, pemeriksaan kesehatan adalah serangkaian kegiatan yang

dimaksudkan untuk menentukan keadaan kesehtan seseorang.22

4. Jenis Pelayanan Kesehatan

Setelah menjabarkan pengertian dari pelayanan kesehatan,

menurut Soekidjo Notoatmodjo pelayanan kesehatan dibagi atas 2

jenis, yaitu :

a. Pelayanan preventif dan promotif, adalah pelayanan bagi

kelompok masyarakat yang sehat, agar kelompok ini tetap

sehat dan bahkan meningkatkan status kesehatannya. Pada

dasarnya pelayanan ini dilaksanakan oleh kelompok profesi

kesehatan masyarakat.

b. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif, adalah pelayanan

kelompok masyarakat yang sakit, agar kelompok ini sembuh

dari sakitnya dan menjadi pulih kesehatannya. Pada

prinsipnya pelayanan jenis ini dilakukan oleh kelompok

profesi kedokteran.23

19 Prijono Tjiptoherijanto dan Budi Soesetyo, Ekonomi Kesehatan, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 1994), cet. Ke-1, h. 7.

20 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan, h. 5.21 Yayasan Bina Pusaka Sarwono Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional; Pelayanan

Kesehatan maternal dan Neonatal, edisi pertama (Jakarta: JNPKKR-POGI, 2002), cet. Ke-3, h. 17.22 Anasrul, Sehat&Mandiri dalam Berhaji&Umrah, h. 26.23 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan, h. 36.

Page 34: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

23

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan perlu terus

ditingkatkan mutu pelayanan rumah-rumah sakit, lemabaga-lembaga

pemulihan kesehatan, pusat-pusat kesehatan masyarakat serta

lembaga-lembaga kesehatan lainnya, perlu juga pemerataan tenaga

medis, paramedis dan tenaga kesehatan lainnya serta penyedian obat

yang semakin merata dan terjangkau oleh rakyat.24 Mengutip dari

Robert dan Prevost dalam YBP.SP menyatakan bahwa mutu

pelayanan memiliki perbedaan dimensi, yaitu :

1. Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, mutu pelayanan

kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas

memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas

dengan pasien, keprihatinan serta keramahtamahan petugas

dalam melayani pasien, dan atau kesembuhan penyakit yang

sedang diderita oleh pasien.

2. Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan, mutu pelayanan

kesehatan lebih terkait pada dimensi kesesuaian pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan dengan perkembangan ilmu

dan teknologi mutakhir dan atau otonomi profesi dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan pasien.

3. Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan, mutu pelayanan

kesehatan lebih terkait pada dimensi efisiensi pemakaian

sumber dana, kewajaran pembiayaan, dan atau kemampuan

menekan beban biaya penyandang dana.25

Adapun unsur-unsur pelayanan kesehatan yang saling berkaitan

dan mempengaruhi yaitu sebagai berikut :26

1. Unsur masukan

24 Prijono Tjiptoherijanto dan Budi Soesetyo, Ekonomi Kesehatan, h. 286.25 Yayasan Bina Pusaka Sarwono Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional, h. 2126 Ibid, h. 20.

Page 35: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

24

Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu

pelayanan kesehatan. Dan unsur masukan yang terpenting

adalah tenaga, dana dan sarana.

2. Unsur lingkungan

Keadaan sekitar yang mempengaruhi penyelenggaraan

pelayanan kesehatan. Unsur lingkungan yang terpenting

adalah kebijakan, organisasi dan manajemen untuk suatu

institusi kesehatan.

3. Unsur proses

Semua tindakan yang dilakukan pada waktu

menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Tindakan dalam hal

ini dibedakan menjadi dua macam yaitu tindakan medis dan

tindakan non-medis.

4. Unsur keluaran

Menunjukan pada penampilan (performance) pelayanan

kesehatan. Penampilan dibedakan menjadi dua macam yaitu

penampilan aspek medis pelayanan kesehatan dan penampilan

aspek non-medis pelayanan kesehatan.

Keempat unsur pelayanan kesehatan ini dapat dilihat dengan

menggunakan gambar, sebagai berikut :27

Gambar 2. Saling Berkaitan Unsur Pelayanan Kesehatan

Sumber :Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternaldan Neonatal

LINGKUNGAN

MUTU PELAYANAN

(KELUARAN)

MASUKAN PROSES

27 Yayasan Bina Pusaka Sarwono Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional, h. 20-21

Page 36: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

25

Dengan demikian, pelayanan kesehatan mempunyai arti

memberikan kegiatan yang pantas diberikan kepada seseorang guna

membantu agar dapat pulih dari masalah ataupun gangguan kesehatan.

Setelah pulih dari masalah itu, sebaiknya dijaga dan dirawat agar sehat

seterusnya.

C. Jamaah Haji

1. Pengertian Jamaah Haji

Jamaah adalah sekumpulan atau sekelompok orang yang secara

bersama-sama dalam satu ikatan yang bertujuan mengerjakan amal

kebajikan.28

Haji adalah salah satu rukun islam yang kelima ditujukan kepada

muslim yang mampu (fisik dan materi), bila seorang muslim mampu

untuk mengerjakan haji tetapi dia melaksanakan haji selama hidupnya

maka islamnya tidak sempurna. Menurut Thalal bin Ahmad Al-‘Aqil

dalam bukunya menyatakan haji adalah salah satu rukun dari rukun

islam, tidak sempurna islamnya seseorang yang mampu menunaikan

haji sampai ia berhaji.29 Haji dalam pengertian bahasa, mempunyai arti

adalah menyengaja atau menuju dan mengunjungi.30

Menurut Sahlan Asnawi, haji merupakan puncak ibadah bagi

ummat Islam, oleh karena itu haji merupakan lambing setinggi-

tingginya bagi seorang hamba kepada Rabbnya.31 Menurut Gus Arifin,

menyatakan bahwa menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual

tahunan yang dilaksanakan bagi umat Islam sedunia yang mampu

(secara materiil, fisik) serta aman dalam perjalanan menuju haramain

(dua tempat haram) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa

28 Arsikum Al-Mashudi dan Arief Nuryadin, Sepuluh Peristiwa Besar Menjelang HariKiamat Kubra, (Jakarta: Al-Ihsan Media Utama, 2006). Cet, ke-1, h. 25.

29 Thalal Bin Ahmad Al-‘Aqil, Petunjuk Bagi Jama’ah Haji dan Umroh, (Jeddah: T.pn., t.t.).h. 7.

30 Gus Arifin, Peta Perjalanan Haji dan Umrah; Panduan Lengkap dan PraktisMenjalankan Ibadah Haji dan Umrah Sejak dari Rumah Hingga kembali lagi, edisi revisi (Jakarta:PT. Elex Media Komputindo, 2013), cet. Ke-6, h. 17

31 Sahlan Asnawi, Cara Meraih Kesempurnaan Haji Mabrur, (Jakarta: Studia Press, 2001),cet. Ke-1, h. 17.

Page 37: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

26

kegiatan di beberapa tempat pada suatu waktu yang dikenal sebagai

musim haji.32

Dari semua pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa haji adalah

proses ibadah yang dikerjakan oleh umat muslim yang mampu secara

materi maupun fisik agar dapat melaksanakan rukun islam kelima,

dikerjakan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh Al-

Qur’an dan Hadist.

Adapun sejarah dimulainya haji itu saat terunnya Nabi Adam ke

bumi, dan alloh mendirikan bangunan pertama kali yaitu baitullah.

Sesuai dengan surat Ali Imron ayat 96 yang berbunyi :

Artinya :“Sesungguhnya permulaan rumah yang dibangun untuk

tempat beribadah, itulah rumah yang di Ka’bah yang diberkati dan

yang menjadi petunjuk bagi segenap manusia” (QS: Ali Imron;96)

Ka’bah merupakan rumah yang mula-mula ada dibangun

dipermukaan bumi sekaligus merupakan tempat menyembah Allah

subhanahu wata’ala, namun mengingat karena tuanya maka menjadi

rapuh dan setelah terkena banjir (zaman Nabi Nuh) maka Ka’bah

menjadi rusak. Pada masa Nabi Ibrahim, Allah memerintahakn kepada

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail untuk membangun kemabali Ka’bah

yang rusak. Ketika Ka’bah selesai di bangun, Allah kembali

memerintahkan kepada seluruh umat manusia agar dipakai dan

dikunjungi untuk tempat ibadah. Sesuai dengan FirmanNya dalam

Kitab Al-Qur’an yang berbunyi :

32 Gus Arifin, Peta Perjalanan Haji dan Umrah, h. 17

Page 38: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

27

Artinya : “Dan Kami telah perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail;

Sucikanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang bertawaf,, yang

beri’tikaf, orang-orang yang ruku’ dan sujud” (QS: Al-Baqarah; 125)

Mengutip pendapat Jumhur Ulama dalam Sahlan Asnawi, ibadah

haji difardhukan pada tahun ke 6 Hijriyah. Namun, ketika pada saat itu

di Mekah dan sekitar Ka’bah orang-orang Jahiliyah masih berthawaf

dengan telanjang maka Nabi memerintahkan Abu Bakar untuk

membenahi dan menyempurnakan syariat haji sesuai perintah Allah.

Maka kaum muslimin mengerjakan haji pada tahun ke 9 Hijriyah

disusul dengan Ali sahabat Rasullah.33

2. Syarat-Syarat Haji

Ada beberapa syarat-syarat haji, antara lain :34

a. Islam

b. Baligh (dewasa)

c. Berakal sehat

d. Merdeka (bukan budak)

e. Istitha’ah (mampu) :

1) Jasmani & rohani

2) Ekonomi

3) Keamanan

Penulis hanya membahas syarat haji tentang istitha’ah jasmani&

rohani, ekonomi dan keamanan. Para ulama menjelaskan makna

istithâ’ah mencakup dalam beberapa hal, antara lain :35

33 Sahlan Asnawi, Cara Meraih Kesempurnaan Haji Mabrur, h. 41-44.34 Chabiburrachim, Agenda Perjalanan Haji dan Umrah, (Jakarta: Kuwais, t.t.), h. 27.

Page 39: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

28

a. Istithâ’ah harta

yaitu adanya perbekalan untuk membayar Ongkos Naik

Haji (ONH) pergi dan pulang serta biaya hidup, tempat tinggal,

makanan dan minuman yang cukup. Orang yang berangkat haji

dengan cara meminta-minta dan mengajukan proposal untuk

mendapatkan ongkos haji atau meminta jatah dari pemerintah atau

dari instansi tertentu. Sebenarnya belum ada kewajiban haji bagi

mereka. Namun demikian, bila haji dilaksanakan dengan biaya

pemberian orang lain, hajinya tetap sah dan sudah dianggap

melaksanakan rukun Islam yang kelima.

Berangkat haji dengan pemberian atau hadiah orang lain

boleh diterima, namun tidak wajib menerimanya apalagi bila

diketahui bahwa biaya yang diberikan bersumber dari yang haram,

misalnya seorang koruptor menghajikan karyawannya atau hasil

dari perjudian dan minuman keras atau hasil pajak judi dan

perzinahan dan lain-lain, maka sebaiknya dia tidak menerima

pemberian tersebut dan tidak boleh berangkat dengan uang yang

haram.

Oleh sebab itu seorang koruptor tidak wajib melaksanakan

haji sebelum dia mengembalikan harta hasil korupsinya kepada

pemiliknya, karena haqqul ibadah (hak manusia) berdasarkan

pada perjanjian (kompromi) sedangkan haji adalah hak Allah Swt

berdasarkan pada toleransi. Oleh sebab itu hendaklah

mendahulukan hak manusia dari hak Allah karena Alah Maha

Mulia lagi Maha Pemaaf.

Diriwayatkan dalam beberapa hadis bahwa ketika orang

yang berangkat haji dengan harta yang halal berkata Labbaik

Allahumma labbaik (Ya Allah kami datang menjawab panggilan-

35http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7414:polri-dan-kpk-join-jerat-anggodo&catid=38:nasional

Page 40: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

29

Mu, maka Allah menjawab : Allah menerima permohonan-Mu

dan Allah memuliakan-Mu. Sedangkan ketika orang yang berhaji

dengan harta yang haram ketika berteriak dengan ucapan Labbaik

Allahumma labbaik, Allah berkata kepadanya : Allah tidak

menjawab permohonanmu dan tidak pula memuliakanmu dan

hajimu dikembalikan kepadamu, kembalilah dengan membawa

dosa dan tanpa pahala.

b. Istithâ’ah dalam kesehatan.

Kemampuan fisik salah satu syarat wajib mengerjakan haji

karena pekerjaan ibadah haji berkaitan dengan kemampuan

badaniah, hampir semua rukun dan wajib haji berkaitan erat

dengan kemampuan fisik, terkecuali niat (adalah rukun qalbi).

Dalam hal ini seorang yang buta atau seorang yang bodoh (safih)

atau idiot jika mempunyai kemampuan harta, maka syarat wajib

haji baginya ada pemandu atau penuntun yang membimbing

pelaksanaan hajinya.

Dan bagi seorang Lansia (lanjut usia) yang tidak

mempunyai kemampuan untuk duduk lama di dalam kendaraan

atau di perjalanan, boleh mewakilkan hajinya kepada orang lain.

Diriwayatkan dalam hadis shahih dari Jamaah dari Ibnu Abbas ra.

bahwa ada seorang perempuan dari Khatsam berkata : Wahai

Rasulullah, sesungguhnya ayahku punya kemampuan harta untuk

mengerjakan haji, namun dia sudah tua renta, tidak mampu duduk

lama di dalam kendaraan (di atas unta), maka Rasulullah Saw

bersabda : Hajikanlah dia, dan peristiwa itu ditanyakan kepada

Rasulullah pada Haji Wada’.

Berdasarkan hadis ini, kemampuan fisik sangat menentukan

dan tidak melihat kepada umur. Oleh sebab itu rencana Kerajaan

Arab Saudi untuk memberlakukan batas umur 65 tahun tidak

boleh haji, belum layak untuk diberlakukan, karena ada sebagian

Page 41: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

30

orang meskipun umur sudah lebih 65 tahun, akan tetapi masih

mempunyai kemampuan fisik untuk berhaji.

c. Kemampuan (istithâ’ah) untuk mendapatkan kendaraan atau alat

transportasi sama ada dengan menyewa atau membeli tiketnya

merupakan syarat wajib haji.

Jika seseorang sudah mendapatkan visa haji akan tetapi

tidak ada tiket pesawat reguler atau carter yang membawanya ke

haji, maka kewajibannya telah gugur, dan demikian pula bagi

seorang wanita yang berangkat tanpa muhrim/mahram, maka

belum wajib melaksanakan ibadah haji. Rasul Saw bersabda :

Wanita tidak boleh bepergian lebih dari dua hari kecuali ditemani

suami atau mahramnya. (HR. Bukhari dan Muslim). Persoalan

mahram ini, Kerajaan Arab Saudi telah memberi kemudahan bagi

wanita usia lanjut dan berombongan, tidak disyaratkan mahram

untuk mendapatkan visa haji dan umrah.

Akhirnya, istithâ’ah dalam semua ibadah menjadi syarat

terlaksananya semua perintah Allah Swt, semakin tinggi

kemampuan, semakin tinggi pula tuntutan syara’ kepadanya.

Sebaliknya, berkurang kemampuan, berkurang pula tuntutan Allah

kepadanya. Dan Allah Swt tidak membebankan seseorang

melainkan sesuai kemampuan. Hikmah dari semua itu agar ibadah

terlaksana dengan ikhlas.

Page 42: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena pada

pendekatan kuantitatif dapat diukur dan hitung sehingga penelitian ini

menjadi lebih teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.

penelitian/metode kuantitatif adalah suatu penelitian/metode yang didasari

oleh falsafah positivism yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari

empiris, teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan membuat

generalisasi atas rerata.1

Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif.

Penelitian/metode deskriptif adalah suatu metode dalam pencarian fakta

status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem

pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan

interprestasi yang tepat.2

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini bertempat di Dinas Kesehatan

Kabupaten Bekasi yang beralamat di Jl. Jend. A Yani No. 1 Bekasi. Dan

yang menjadi alasan lokasi penelitian adalah sebagai berikut.

1. Lokasi penelitian cukup terjangkau dari tempat tinggal peneliti

sehingga penelitian mudah untuk dikerjakan.

2. Orang tua (Bapak maupun Ibu) peneliti menyarankan untuk

dilakukannya penelitian ini, karena Orang tua pernah menjadi

Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) pada tahun 2007 dan

2011.

1 Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV. MandarMaju, 2011), cet. Ke-2, h. 35.

2 Ibid, h. 33.

Page 43: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

32

3. Terdapat keterbatasan waktu dan tenaga sehingga peneliti

memilih penelitian ini.

Adapun waktu penelitian skripsi ini diawali pada bulan Februari

sampai dengan bulan Mei 2014.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten

Bekasi, sedangkan pada objek penelitiannya adalah respon pelayanan

kesehatan jamaah haji tahun 2013.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang-

orang, benda-benda, dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian.3

Dalam penelitian ini, populasi adalah Jamaah Haji di Kabupaten Bekasi

tahun 2013 yaitu sebanyak 2122 orang. Sedangkan sempel adalah

kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi

sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki ileh sampel.4

Sampel dalam penelitian ini yaitu Jamaah haji yang memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1. Jamaah haji yang melakukan ibadah haji pada tahun 2013.

2. Jamaah haji yang berasal dari Kabupaten Bekasi.

Sesuai dengan karakteristik yang dipaparkan di atas, karena jumlah

populasi jamaah haji yang cukup banyak maka penelitian ini menggunakan

teknik simple random sampling ialah sampling dimana pemilihan elemen

populasi dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen tersebut

mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih.5 Untuk menentukan

sampel menggunakan rumus slovin diantaranya sebagai berikut:6

3 Suharyadi dan Purwanto S. K., Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, edisi2, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), cet. ke-2, h. 12.

4 Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, h. 124.5 J. Supranto, Statistik: Teori dan Aplikasi, edisi 7, (T.tp.: Erlangga, 2008), h. 24.6 Husein Umar, Metode Riset Bisnis: Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan Riset

Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan Akutansi, (Jakarta: PT.Gramedia Pusaka Utama, 2003) cet. Ke-2, h. 141-142.

Page 44: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

33

n = N

1 + Ne2

keterangannya :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang dapat ditolerir

Maka dalam menentukan sampel dalam penelitian ini, sebagai

berikut:

Diketahui: N = 2122

e = 15% = 0,15

Ditanyakan: nilai n

Jawab: n = 2122 = 2122

1 + 2122 (0,15)2 1 + 2122 (0,0225)

n = 2122

48.745

= 43.53267 maka mendekati angka 44

Jadi, sampel pada penelitian ini sebanyak 44 responden tetapi

penulis menggenapkan menjadi 45 responden agar lebih mudah

menghitungnya.

E. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah respon

pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan wilayah Kabupaten Bekasi tahun

2013.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini membagi dua variable penelitian agar lebih spesifik

dan tidak samar untuk dibaca yaitu, sebagai berikut:

a. Variabel independen

1. Materi pelayanan kesehatan yang digunakan oleh tenaga

kesehatan.

Page 45: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

34

1) Definisi operasi : Wawasan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan kepada jamaah haji, mengenai

pelayanan kesehatan.

2) Indikator :

a) Materi yang diberikan tentang sikap hidup bersih

kepada jamaah.

b) Materi seputar kebersihan lingkungan.

c) Materi tentang makanan yang sehat.

d) Materi membahas tentang berolahraga

e) Materi yang diberikan seputar kebiasaan merokok

2. Metode pelayanan kesehatan yang digunakan oleh tenaga

kesehatan

1) Definisi operasional: teknik atau usaha yang

digunakan oleh tenaga kesehatan dalam melakukan

pelayanan kesehatan.

2) Indikator:

a) Penyuluhan langsung kesehatan perorangan.

b) Penyuluhan langsung terhadap kelompok.

c) Peragaan/alat peraga yang mudah dimengerti.

d) Diskusi yang bersifat interaktif/tukar pendapat

secara nyaman

3. Media yang digunakan dalam pelayanan kesehatan

1) Definisi operasional: Media yang digunakan oleh

tenaga kesehatan dalam proses pelayanan kesehatan.

2) Indikator:

a) Tenaga kesehatan menyampaikan materi

menggunakan microphone.

b) Tenaga kesehatan menyampaikan materi melalui

kaset/tape recorder.

c) Media VCD/DVD dalam rangkaian materi

pelayanan kesehatan haji.

Page 46: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

35

d) Pemutaran film tentang kesehatan haji.

4. Sikap dari petugas pelayanan kesehatan haji

1) Definisi operasional: pengaruh sikap tenaga kesehatan

terhadap jamaah haji.

2) Indikator:

a) Petugas kesehatan terlihat ramah saat melakukan

tindakan kesehatan.

b) Sopan santun yang diberikan jamaah haji.

c) Petugas pelayanan kesehatan melakukan tugasnya

secara professional.

d) Kreatif dan inovatif ketika memberikan

penyuluhan kesehatan.

b. Variabel dependen

1. Dampak kognitif

1) Definisi operasional:

2) Indikator:

a) Jamaah haji mengetahui tenaga kesehatan

memberikan pelayanan kesehatan dengan sopan

santun.

b) Jamaah haji mendapat pelayanan pelayanan

kesehatan sesuai dengan kebutuhannya.

c) Jamaah haji tahu pelayanan kesehatan yang

memuaskan atau tidak memuaskan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan.

d) Jamaah haji mendapatkan pengetahuan tentang

pelayanan kesehatan yang sebelumnya tidak

diketahui.

2. Dampak afektif

1) Definisi operasional:

2) Indikator:

Page 47: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

36

a) Jamaah haji menyukai tenaga kesehatan yang

ramah dan sopan.

b) Jamaah haji merasakan pelayanan kesehatan

sesuai dengan kebutuhan saat melaksanakan

ibadah haji.

c) Jamaah haji merasakan perubahan ketika

mengikuti proses pelayanan kesehatan.

d) Jamaah haji menyukai sikap dari tenaga

kesehatan dalam proses pelayanan kesehatan.

e) Jamaah haji menyukai pelayanan kesehatan yang

diberikan tenaga kesehatan haji Indonesia.

3. Dampak konatif

1) Definisi operasional:

2) Indikator:

a) Jamaah haji berusaha lebih khusu dalam

menjalankan ibadah haji.

b) Jamaah haji lebih semangat dalam melaksanakan

ibadah sunah di Tanah Suci.

c) Jamaah haji lebih rajin konsultasi tentang

kesehatan kepada petugas kesehatan.

d) Jamaah haji memiliki perasaan yang peka

terhadap kesehatan diri sendiri maupun jamaah

yang lain.

e) Jamaah haji lebih sigap dalam menjaga pola

hidup sehat.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, sebagai berikut:

a. Observasi atau pengamatan langsung

Observasi atau pengamatan langsung adalah mengadakan

penelitian langsung ke lapangan atau di laboratorium terhadap objek

Page 48: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

37

penelitan.7 Penelitian ini mengamati langsung tentang respon

pelayanan kesehatan jamaah haji di Kabupaten Bekasi.

b. Angket

Angket adalah satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis

dan standar sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan kepada

setiap responden.8 Angket dalam penelitian ini ditujukan kepada

jamaah haji di Kabupaten Bekasi yang berangkat pada tahun 2013

untuk menanyakan tentang pelayanan kesehatan.

c. Dokumentasi

Mengutip Meleong dan Parsudi dalam dokumentasi adalah catatan

tertulis yang isinya merupakan setiap pernyataan tertulis untuk

keperluan pengujian berguna bagi sumber data dan bukti.9

H. Uji Validitas dan Uji Realibilitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang berguna untuk menentukan

tingkat valid atau kurang valid. Apabila suatu instrumen memiliki validitas

yang tinggi berarti instrument valid sedangkan sebaliknya apabila

instrument memiliki validitas yang rendah artinya instrument tersebut

kurang valid. Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

mengukur apa yang akan diukur.10

Uji reabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu

alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.11

Adapun untuk mempermudah penjelasan dalam setiap instrument

peneliti membuat blue print untuk skala independen dan skala dependen

menggunakan perangkat lunak SPSS 22.0 for windows sebelum dilakukan

uji coba validitas pada Tabel 2 dan Tabel 3, sebagai berikut :

7 Sudjana, Metoda Statistika, edisi 6, (Bandung: Tarsito, 1995), h. 8.8 J. Supranto, Statistik: Teori dan Aplikasi, edisi 7, h. 26.9 Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, h. 86.10 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, h. 103.11 Ibid, h. 115.

Page 49: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

38

Tabel 2 Blue Print Skala Independen (Sebelum Uji Validasi)

No Dimensi

Independen

Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Materi 1,4,5,6,7 2,3 7

2 Metode 8,11 9,10,12 5

3 Media 13,15 14,16 4

4 Sikap 19 17,18,20 4

Jumlah 20

Tabel 3 Blue Print Skala Dependen (Sebelum Uji Validasi)

No Dimensi Dependen Item Jumlah

favorable Unfavorable

1 Dampak kognitif 22,24,25,26 21,23 6

2 Dampak afektif 27,28,29,30,31 5

3 Dampak konatif 32,33,34,35,36 5

Jumlah 16

Setelah dilakukan uji validitas sebanyak 30 orang respon dengan

menggunakan teknik Pearson Product moment r-tabel 0.361 dengan taraf

signifikansi 5% (0,05). Skala independen dari 20 pertanyaan yang

diujicoba terdapat 11 pertanyaan yang valid dan 9 pertanyaan yang tidak

valid dapat dilihat pada blue print Tabel 4 (Skala Independen Setelah Uji

Validasi). Skor pada Independen minimal 11 poin dan maksimal 55 poin.

Tabel 4 Blue Print Skala Independen (Setelah Uji Validasi)

No Dimensi Independen Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Materi 1,2 2

2 Metode 3,4 5,6 4

3 Media 7,8 9 3

4 Sikap 10,11 2

Jumlah 11

Page 50: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

39

Sedangkan pada skala Dependen, dari 16 pertanyaan yang

diujicobakan terdapat 10 pertanyaan yang valid dan 6 pertanyaan yang

tidak valid sehingga skor skala Dependen yaitu minimal 10 poin dan

maksimal 50 poin. Dapat dilihat pada berikut ini :

Tabel 5 Blue Print Skala Dependen (Setelah Uji Validasi)

No Dimensi Dependen Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Dampak kognitif 1,2,3 4,5 5

2 Dampak afektif 6,7 2

3 Dampak konatif 8,9,10 3

Jumlah 10

Dari uji validitas dan reabilitas angket dapat diambil Cronbach’s

Alpha sebesar 0.877. Oleh karena itu, r = 0.877 > r tabel = 0.361 dapat

disimpulkan dari pernyataan tersebut bahwa item-item tersebut reliable.

I. Teknik Pengolahan Data

Teknik penelitian penelitian ini menggunakan metode deskriptif

tujuannya untuk menggambarkan respon jamaah haji terhadap pelayanan

kesehatan tahun 2013. Peneliti menggambarkannya dengan menggunakan

skala likert, adapun skala likert sebagai berikut:

Tabel 6 Skala Likert

Singkatan Kelompok Nilai

Sangat setuju SS 5

Setuju S 4

Netral N 3

Tidak setuju TS 2

Sangat tidak setuju STS 1

Page 51: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

40

Dengan menggunakan skala likert, responden dapat memilih dengan

leluasa dan mengekspresikan setiap pendapatnya melalui daftar pertanyaan

menggunakan skala likert.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode analisa

yang berbentuk angka yang diperoleh dengan cara mengumpulkan,

mengelolah data dan menyajikannya. Analisa yang dipakai adalah mean

(rata-rata hitung), chi-kuadrat dan dasar pengambilan keputusan, berikut

penjelasannya:

1. Rumus Menghitung Mean (Rata-rata Hitung)

Mean atau rata-rata hitung adalah nilai yang diperoleh

dengan menunjukan semua nilai data dan membagikannya dengan

jumlah data.12

Rumus:13 x = fixi

fi

Keterangan :

x = mean atau rata-rata

xi = nilai pengamatan

fi = jumlah total pengamatan

Atau dengan menggunakan rumus lain sebagai berikut :

x = x1 + x2 + ………….xn

n

atau x = xi

n

12 Suharyadi dan Purwanto S. K., Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, h. 51.13 Sudjana, Metoda Statistika, h. 67.

Page 52: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

41

2. Chi kuadrat

Chi kuadrat atau dengan nama lainnya chi square

mempunyai arti distribusi dengan variable acak kontinu. Adapun

rumus chi kuadrat sebagai berikut :

Rumus14 : = ∑ ( )Dimana :

Obk = hasil obsevasi pada baris b kolom k

ebk = nilai harapan pada baris b kolom k

derajat bebas Chi-Square=df (k – 1) (b – 1)

k = jumlah kolom observasi

b = jumlah baris observasi

3. Dasar pengambilan keputusan

Berdasarkan Chi-square hitung antara lain:15

a) Jika Chi-Squarehitung<Chi-Squaretabel maka Ho diterima.

b) Jika Chi-Squarehitung>Chi-Squaretabel maka Ho ditolak.

Dimana Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan

(bermakna) antara tingkat pendidikan maupun usia

terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten

Bekasi tahun 2013.

14 Arif Pratisto, Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaandengan SPSS 12, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004), cet. Ke-1, h. 63.

15 Ibid, h. 71.

Page 53: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

42

BAB IV

TINJAUAN UMUM DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BEKASI

A. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi

Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Tujuan

Pembangunan Millenium (MDGs) berkomitmen mewujudkan tujuan

MDGs tersebut, sebagai perwujudan peningkatan kualitas sumber daya

manusia dan kualitas hidup yang lebih baik. Secara nasional komitmen

tersebut dituangkan dalam berbagai dokumen perencanaan nasional, antara

lain dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

tahun 2004 – 2009, kemudian dipertegas pada RPJMN 2010–2014 dan

Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan.

Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan dapat dilihat

dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka harapan hidup,

angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.1

Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi sendiri mempunyai profil

Kesehatan Kabupaten Bekasi sebagai salah satu indikator keluaran dari

sistem kesehatan daerah yang merupakan buku statistik kesehatan

Kabupaten Bekasi untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan

masyarakat di Kabupaten Bekasi. Profil Kesehatan ini berisi data /

informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan

dan upaya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan

1 Dinas Kesehatan, Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi, Kompleks Perkantoran PemdaBekasi Desa Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat Bekasi Telp. 021-89970347,2013, h. 1-2

Page 54: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

43

khususnya di Kabupaten Bekasi. Oleh karena itu Profil Kesehatan

Kabupaten Bekasi ini dipakai sebagai alat untuk mengevaluasi kemajuan

pembangunan kesehatan di Kabupaten Bekasi dari tahun ke tahun, untuk

itu perlu terus disempurnakan dari waktu ke waktu.

Data/informasi profil Kesehatan Kabupaten Bekasi tahun 2012 ini

merupakan data kegiatan kesehatan yang dilakukan selama tahun 2012

yang bersumber dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas,

pencatatan pelaporan program di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten

Bekasi, buku-buku produk Kantor Pusat Statistik Kabupaten Bekasi, Dinas

Pendidikan Nasional, Instansi Swasta yang terkait seperti Rumah Sakit –

Rumah Sakit Swasta, termasuk hasil studi dan survei kesehatan yang

dilakukan di Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa maupun Nasional. Semua

pembiayaan dalam penyusunan Profil Kesehatan ini dibiayai dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bekasi Tahun

Anggaran 2013.2

B. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi

Sebagai salah satu instansi dan lembaga Pemerintahan, Dinas

Kesehatan mempunyai visi dan misi untuk menjadi tujuan Dinas

Kesehatan dalam menjalankan tugas-tugas. Adapun visi dan misi sebagai

berikut:3

1. Visi

Terwujudnya masyarakat Kabupaten Bekasi yang sehat dan bersih.

2. Misi

a. Meningkatkan Sumber Daya Kesehatan yang berkualitas

b. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang efektif dan responsive

c. Meningkatkan kemandirian dan partisipasi masyarakat di bidang

kesehatan

2 Dinas Kesehatan, Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi, Kompleks Perkantoran PemdaBekasi Desa Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat Bekasi Telp. 021-89970347,2013, h. 2-3

3 Visi dan Misi Kabupaten Bekasi. Artikel diakses pada hari kamis tanggal 03 April 2014dari http://dinkes.bekasikab.go.id/text/187/visi-&-misi

Page 55: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

44

C. Sumber Daya Kesehatan

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung

untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Adapun

sumber daya kesehatan yaitu sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan

pembiayaan kesehatan. Untuk memperinci sumber daya kesehatan, sebagai

berikut :4

1. Sarana kesehatan

Sarana kesehatan di kabupaten Bekasi meliputi :

a. Puskesmas

Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan yang

paling terdepan dan pertama dalam sistem pelayanan

kesehatan. Jumlah Puskesmas sebagai berikut :

Tabel 7 Data Puskesmas di Kabupaten Bekasi

URAIAN JUMLAH

Puskesmas Perawatan 8 Unit

Puskesmas Non Perawatan 32 Unit

Total 40 Unit

b. Rumah Sakit

Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain

upaya promotif dan preventif, di dalamnya juga terdapat

pembangunan kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif.

Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan pada

masyarakat yang bergerak dalam kegiatan kuratif dan

rehabilitatif. Rumah sakit juga berfungsi sebagai sarana

pelayanan kesehatan rujukan. Adapun jumlah rumah sakit

antara lain:

4 Dinas Kesehatan, Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi, Kompleks Perkantoran PemdaBekasi Desa Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat Bekasi Telp. 021-89970347,2013, h. 66-72.

Page 56: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

45

Tabel 8 Data Rumah Sakit di Kabupaten Bekasi

URAIAN JUMLAH

Rumah Sakit Umum 25 Unit

Rumah Sakit Khusus 13 Unit

Total 38 Unit

c. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat

dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan,

termasuk di dalamnya dengan melibatkan potensi

masyarakat. Jumlah dari Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM), sebagai berikut :

Tabel 9 Data Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM) di Kabupaten Bekasi

JENIS UKBM JUMLAH

Posyandu 2035 Unit

Kelompok Dana Sehat 23 Unit

Polindes 14 Unit

Pos Obat Desa (POD) 30 Unit

Tanaman Obat Keluarga

(TOGA)

6521 Unit

Pos Kesehatan Pesantren

(Poskestren)

13 Unit

Saka Bhakti Husada (SBH) 13 Unit

Pos Unit Kesehatan Kerja

(UKK)

4 Unit

Total 8653 Unit

2. Tenaga kesehatan

Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan

pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang

Page 57: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

46

bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Jumlah

tenaga kesehatan Kabupaten Bekasi, antara lain :

Tabel 10 Data Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bekasi

Jenis tenaga kesehatan Jumlah Persentase (%)

Medis 590 14.54

Perawat dan Bidan 2346 57.81

Tenaga Farmasi 274 6.75

Tenaga Gizi 72 1.77

Teknisi Medis 672 16.57

Tenaga Sanitasi 37 0.91

Tenaga Kesehatan

Masyarakat

67 1.65

Total 4058 100

3. Pembiayaan kesehatan

Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam

menjalankan pembangunan kesehatan adalah pembiayaan

kesehatan. Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah

dan pembiayaan yang bersumber dari masyarakat. Anggaran

yang dialokasikan untuk pembiayaan kesehatan diperjelas pada

tabel berikut :

Tabel 11 Sumber Anggaran Kesehatan di Kabupaten

Bekasi

Sumber Anggaran Persentase (%)

APBD Kabupaten 56.19

APBD Provinsi 35.11

APBN 8.7

Total 100

Page 58: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

47

D. Situasi Upaya Kesehatan

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya

kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya

masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup

upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan

penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan

lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, dan

lain-lainnya.

Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan

oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit

serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan

mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,

pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan

pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.

Adapun uraian situasi kesehatan di Kabupaten Bekasi dalam

beberapa tahun terakhir khususnya pada tahun 2012, sebagai berikut :5

1. Pelayanan Kesehatan Dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah

penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara tepat

dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan

masyarakat dapat diatasi. Berbagai macam pelayanan

kesehatan dasar, sebagai berikut:

a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, terdiri dari :

1) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

5 Dinas Kesehatan, Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi, Kompleks Perkantoran Pemda Bekasi DesaSukamahi Kecamatan Cikarang Pusat Bekasi Telp. 021-89970347,2013, h. 41-45.

Page 59: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

48

2) Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

dengan Kompetensi Kebidanan (Pn)

3) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

4) Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal

5) Kunjungan Neonatal

6) Pelayanan Kesehatan Pada Bayi

7) Pelayanan Kesehatan pada Balita

8) Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan setingkat

b. Pelayanan Keluarga Berencana ( KB )

c. Pelayanan Imunisasi

1) Imunisasi Dasar pada Bayi

2) Imunisasi pada Ibu Hamil

2. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

a. Pengendalian Penyakit Polio

b. Pengendalian TB-Paru

c. Pengendalian Penyakit ISPA

d. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS

e. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

f. Pengendalian Penyakit Kusta

g. Pengendalian Penyakit Filariasis

h. Surveilans Vektor

3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

a. Pemberian Tablet Tambah Darah

b. Pemberian Kapsul Vitamin A

c. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif

d. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)

E. Kaitan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Dengan Pelayanan

Kesehatan Jamaah Haji

Penulis akan menjabarkan pelayanan kesehatan yang diatur oleh

Undang-Undang Dasar No 13 Tahun 2008 pasal 6 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji yang menyatakan Pemerintah berkewajiban

Page 60: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

49

melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan

layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi,

Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh

Jemaah Haji.6

1. Surveilans Epidemiologi, SKD-KLB serta Manajemen Data

Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Surveilans Epidemiologi

bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan dalam perencanaan, pengendalian, monitoring dan

evaluasi penyelenggaraan haji, terutama bidang kesehatan, serta

menunjang pelaksanaan sistem kewaspadaan dini dan respon kejadian

luar biasa penyakit dan keracunan.7

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah melalui

Kementerian Agama bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan

yang membentuk panitia penyelenggaraan ibadah haji untuk

menangani permasalahan kesehatan yaitu Tim Kesehatan Haji

Indonesia (TKHI). Penyelenggaraan kesehatan haji adalah rangkaian

kegiatan pelayanan kesehatan haji meliputi pemeriksaan kesehatan,

bimbingan dan penyuluhan kesehatan haji, pelayanan kesehatan,

imunisasi, surveilans, SKD dan respon KLB, penanggulangan KLB

dan musibah massal, kesehatan lingkungan dan manajemen

penyelenggaraan kesehatan haji.8

Penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen memanfaatkan

teknologi komunikasi-informasi berbasis komputer terhubung dengan

jaringan maya Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan

(SISKOHATKES). Sumberdata jemaah diperoleh dari Sistem

Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT), data status kesehatan

jemaah berdasarkan pemeriksaan kesehatan haji di Puskesmas dan

6 Undang-Undang Dasar No 13 Tahun 2008 pasal 6 tentang Penyelenggaraan IbadahHaji.

7 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009, H.34.

8 Ibid, h. 5.

Page 61: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

50

Rumah Sakit; data kesakitan dan kematian jemaah di

Embarkasi/Debarkasi, selama perjalanan di Arab Saudi di kelompok

terbang (kloter), BPHI dan unit pelayanan lainnya, data distribusi obat

dan alat kesehatan, serta data kesehatan lingkungan asrama, pondokan

dan tempat-tempat pelayanan jemaah haji. Tatalaksana pencatatan dan

pelaporan berasal dari sarana pelayanan kesehatan di TKHI Kloter,

Sub-BPHI Sektor, BPHI Daker dan RS Arab Saudi. Adapun tenaga

dan jenisnya sebagai berikut :

A) Kloter yaitu TKHI dengan jenis laporan berupa kunjungan berobat

dan wafat.

B) Sektor yaitu Sansur dengan jenis laporan di Sub-BPHI berupa

kunjungan berobat, rawat inap, rujukan dan wafat.

C) Daker

1) Sansur dengan jenis laporan rawat inap di RSAS, wafat, safari

wukuf dan badal

2) Siskohatkes mengakomodir seluruh jenis laporan.

Rekam Medis dengan jenis laporan kunjungan berobat,

rawat inap, rujukan, wafat, safari wukuf dan badal. Jejaring dan

mekanisme SISKOHATKES.

Page 62: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

51

Gambar 3. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

Sumber : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 35 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI

PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BEKASI

KEPALA DINAS KESEHATAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KESEHATAN

KEPALA BAGIAN TATA USAHA

SUB BAGIANPERENCANA

AN

Sub Bagian PelayananKesehatan Farmasi

Dan Makanan

SUB BAGIANKEPEGAWAI

AN

SUB BAGIANUMUM

SUB BAGIANKEUANGAN

Seksi PelayananKesehatan Pasar dan

Rujukan

Seksi PelayananKhusus dan Penunjang

Seksi Pengawasan,Pengendalian,

Distribusi Farmasi,Makanan dan

Minuman

Seksi Perumahan diBidang Kesehatan

Sub DinasPemberantasan

Penyakit Menular

Seksi SurveliansEfidemologi dan

Imunisasi

Seksi PemberantasanPenyakit Menukar

Langsung

Seksi PemberantasanPenyakit Bersumber

Binatang

Sub Dinas PenyehatanLingkungan

Seksi PengendalianKualitas Air danSanitasi Umum

Seksi Higiene Tempat-Tempat Umum

Seksi PenyehatanLingkungan Industri

Seksi Laboratorium

Seksi Kesehatan Ibu

Seksi Kesehatan GiziMAsyarakat

Sub Dinas KesehatanKeluarga dan Gizi

Masyarakat

Seksi Kesehatan Anakdan Usia Lanjut

Sub DinasPengembangan

Program Kesehatan

Seksi PromosiKesehatan dan PSM

Seksi AkreditasiTenaga Institusi danSarana Kesehatan

Seksi PengembanganSDM dan Industri diBidang Kesehatan

Seksi JaminanPemeliharaan

Kesehatan Masyarakat

Page 63: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

52

BAB V

ANALISIS DATA DAN HASIL

A. Bentuk Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji

Bimbingan dan penyuluhan kesehatan yang diprioritaskan pada

Jemaah haji usia lanjut, Jemaah dengan potensi masalah kesehatan

(Jemaah resiko tinggi), menderita penyakit menular, dan Jemaah haji

hamil.

1. Pelayanan, Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan Jemaah Haji di

Daerah

Pelayanan kesehatan bagi jemaah haji dilaksanakan secara pasif

karena sakit atau secara aktif meminta dilakukan pemeriksaan

kesehatan, baik sejak di daerah (Puskesmas, Rumah Sakit), maupun

selama dalam perjalanan di masing-masing kelompok terbang dan

pelayanan kesehatan di BPHI dan BPHI sektor. Setiap pelayanan

kesehatan akan diikuti dengan bimbingan dan penyuluhan kesehatan

agar jemaah haji terpelihara kesehatannya. Bimbingan dan penyuluhan

kesehatan dapat dilakukan dengan menyediakan ruangan khusus untuk

melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kesehatan bagi jemaah haji.

2. Kunjungan Rumah

Jemaah haji usia lanjut, jemaah dengan masalah kesehatan,

menderita penyakit menular atau hamil diprioritaskan mendapat

Page 64: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

53

kunjungan rumah agar mendapat pemeliharaan kesehatan, bimbingan

dan penyuluhan kesehatan yang memadai. Sebaiknya petugas

pembinaan jemaah haji ini pernah bertugas sebagai TKHI atau pernah

berhaji, sehingga dapat menjelaskan kondisi nyata perjalanan ibadah

haji dan pengelolaannya yang lebih tepat agar kesehatan jemaah dapat

tetap terjaga.

3. Kegiatan Bimbingan Manasik Haji

Kegiatan Bimbingan Manasik Haji merupakan media yang tepat

melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kesehatan bagi jemaah haji,

baik berkelompok maupun perorangan. Bimbingan dan penyuluhan

kesehatan selama mengikuti kegiatan manasik haji menjadi media

diskusi antar jemaah dan konsultasi berhaji sehat dan mandiri.

4. Kemitraan dalam Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan Jemaah Haji

Bimbingan dan penyuluhan kesehatan jemaah haji dapat dilakukan

kelompok pengajian (majlis Ta’lim), Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji (KBIH), Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji Umroh Republik

Indonesia (AMPHURI) dan sebagainya. Kelompok-kelompok

masyarakat tersebut perlu mendapat pembinaan yang memadai dengan

bekerjasama dengan sektor terkait (Departemen Agama, Pemerintah

Daerah dan kelompok-kelompok masyarakat)

5. Penyuluhan Media

Bimbingan dan penyuluhan kesehatan jemaah tidak selalu

melaksanakan pertemuan tatap muka antara petugas dan jemaah, tetapi

Page 65: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

54

dapat juga dilakukan melalui penyuluhan media cetak, elektronik,

buku bacaan, booklet dan sebagainya dengan pendekatan teknologi

promosi kesehatan yang sesuai. Prioritas Penyuluhah Media antara

lain:

a. Sehat untuk berhaji serta istithoah, hamil dan penyakit menular

serta perlunya imunisasi meningitis.

b. Berhaji sehat mandiri secara umum, kondisi Arab Saudi dan cara-

cara pengelolaannya (sering minum, makan dan istirahat yang

efektif).

c. Berhaji sehat mandiri bagi jemaah usia lanjut.

d. Perlunya pemeriksaan kesehatan dan persiapan fisik sebelum

keberangkatan melaksanakan perjalanan ibadah haji.

6. Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan Pada Kelompok Terbang

Pelayanan, bimbingan dan penyuluhan kesehatan jemaah di

kelompok terbang adalah 2 kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu

oleh petugas TKHI, terutama pada bimbingan dan penyuluhan

perorangan. Bimbingan dan penyuluhan kesehatan jemaah haji

berkelompok dilaksanakan dengan cara penyuluhan dalam suatu

pertemuan khusus untuk itu, atau pada saat kunjungan anjangsana ke

tempat tinggal jemaah, disela-sela waktu makan bersama dan

sebagainya.

Bimbingan dan penyuluhan kesehatan jemaah dapat dilaksanakan

sendiri oleh petugas TKHI atau oleh petugas lain, bahkan bisa

Page 66: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

55

dilaksanakan antar jemaah. Oleh karena itu, perlu dikoordinasikan

dengan baik oleh petugas TKHI. Jemaah usia lanjut, jemaah berisiko

tinggi mendapat masalah kesehatan, perlu adanya anggota jemaah yang

mendampinginya selama perjalanan ibadah haji, terutama anggota

keluarga, atau jemaah lain dalam satu kamar.

Pengendalian faktor risiko kesehatan, penyehatan lingkungan dan

surveilans meliputi perlindungan terhadap penularan penyakit melalui

imunisasi, sanitasi dan penyehatan lingkungan, higiene sanitasi makanan,

pencegahan dan penanggulangan KLB - Musibah Massal , surveilans dan

SKD-respon KLB.1 Antara lain :

1. Imunisasi

a. Imunisasi meningitis meningokokus

Meningitis Meningokokus adalah penyakit radang selaput

otak dan selaput sumsum tulang (meninges) yang terjadi secara

akut dan cepat menular. Adapun gejala awal yang terjangkit

penyakit meningitis meningokokus, sebagai berikut :

Demam mendadak

Sakit kepala

Mual dan muntah

Anorexia

Sakit pada sendi

Belum imunisasi atau imunisasinya inadekuat.

1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009, H.18-20.

Page 67: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

56

Gejala dan tanda lanjut, sebagai berikut :

Kaku kuduk

Kejang

Kemerahan di kulit, seperti : rash, petechiae, vesicular,

ecchymosis

Kesadaran menurun, seperti : delirium, shock dan koma

Pemeriksaan pendukung (Laboratorium) :

Pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang dengan teknik

sedot sumsum

Pemeriksaan darah

Pencegahan :

Vaksinasi Meningitis ACW135Y paling lambat 10 hari sebelum

berangkat ke Arab Saudi.

Memelihara kebersihan diri dan lingkungan secara baik.

Membiasakan diri membersihkan ingus dengan menggunakan

tissue dan membuangnya ke tempat sampah.

Selalu memakai penutup hidung dan mulut (masker) kecuali

sedang berpakaian ihram bagi laki-laki.

Hindari tempat umum yang padat dan berdesak-desakan yang

tidak ada kaitannya dengan ibadah haji.

Page 68: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

57

Hindari diri dari terkena percikan air ludah, dahak, ingus, dan

cairan bersin dari orang lain.

Hindari diri agar tidak kontak terlalu dekat dengan penderita

meningitis.2

b. Imunisasi influenza musiman

Influenza adalah penyakit infeksi saluran pernafasan yang

bersifat akut dan sangat mudah menular yang disebabkan karena

menghirup virus influenza. Virus flu ini memiliki tipe A, B, C,

namun virus yang paling mematikan bagi manusia adalah Virus A,

yaitu A(H3N2)(flu Hongkong), A(H2N2) (flu Asia), A(H1N1) (flu

Spanyol), dan A(H2N2) (flu Rusia). Gejala influenza secara umum

adalah demam tiba-tiba, menggigil, dan kehilangan selera makan.3

Adapun pencegahannya adalah, sebagai berikut :

Pemberian vaksinasi influenza kepada calon jamaah haji risti

(resiko tinggi) dengan gangguan pernafasan (PPOK & Asma).

Memelihara kesehatan diri dan lingkungan.

Menghindari pemadatan penghuni kamar di pemondokan.

Cukup makan makanan yang bergizi, cukup minum , dan

cukup istirahat.

Tambahkan asupan vitamin C dosis tinggi atau menambahkan

buah-buahan yang segar dan sayuran hijau.

2 Kementerian Agama RI, Modul Pembekalan Operasional Kesehatan Haji Bahan AjarPelatihan Petugas Haji Tahun 1432 H/2011 M, h. 78-80.

3 Ibid, h. 86.

Page 69: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

58

Selalu menggunakan masker bila keluar pemondokan, dan

menjaga kelembaban masker, kecuali sedang ihram.4

2. Sanitasi dan penyehatan lingkungan

Merupakan kegiatan pemeriksaan, pemantauan, kajian,

rekomendasi antisipasi, kewaspadaan dan tindakan penanggulangan

serta kerjasama berbagai pihak dalam sanitasi makanan, penyehatan

lingkungan asrama/pondokan, transportasi, restoran, dan tempat-

tempat pelayanan agar jemaah haji dan petugas bebas dari ancaman

terjadinya KLB keracunan dan penyakit menular, atau timbulnya

gangguan kesehatan lainnya. Penyehatan lingkungan dan sanitasi

makanan dilaksanakan sebelum/persiapan dan selama operasional haji,

baik di Tanah Air, di Pesawat dan di Saudi Arabia, dengan sasaran

kegiatan sesuai kebutuhan5 antara lain :

a. Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi Makanan di Tanah Air

Kegiatannya sendiri dibagi dalam 2 tahap, yaitu

Pemeriksaan dan Penilaian Awal, dan Kegiatan Selama

Operasional. Antara lain :

1) Pemeriksaan dan Penilaian Awal Asrama Haji Transit dan

Embarkasi/Debarkasi

a) Pemeriksaan dan penilaian dilakukan oleh tim penilai

4 Departemen Agama RI, Modul IV Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji BahanAjar Pelatihan Petugas Haji Tahun 1428 H/2007 M, h. 20-21.

5 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009, h.22.

Page 70: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

59

b) Pemeriksaan dan penilaian awal asrama haji

transit/embarkasi/ debarkasi untuk mengetahui kondisi

sanitasi lingkungan asrama dan sanitasi makanan.

c) Obyek pemeriksaan dan penilaian awal asrama adalah

meliputi : umum, ruang bangunan, kamar tidur jemaah,

penyediaan air bersih, dapur, pengelolaan limbah dan

pengendalian vektor.

2) Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi Makanan di Asrama

Transit/Embarkasi/Debarkasi Selama Operasional Haji

a) Melaksanakan pemantauan kesehatan lingkungan pada

lokasi penyelenggaraan kesehatan haji di kabupaten/kota,

provinsi dan pelabuhan embarkasi/debarkasi haji.

b) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan kesehatan

perorangan (personal higiene) jemaah haji di puskesmas,

kabupaten/kota, provinsi dan embarkasi/debarkasi haji.

c) Pembinaan dan pengawasan higiene dan sanitasi rumah

makan dan restoran maupun jasaboga lainnya yang

menyediakan makanan dan minuman bagi jemaah haji

dalam perjalanan dari daerah asal ke asrama

embarkasi/debarkasi haji sesuai peraturan terkait.

d) Pembinaan dan pengawasan higiene dan sanitasi jasaboga

yang menyediakan makanan dan minuman bagi calon

Page 71: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

60

jemaah haji selama berada di asrama embarkasi/debarkasi

haji sesuai peraturan terkait

e) Pembinaan dan pengawasan higiene dan sanitasi jasaboga

yang menyediakan makanan dan minuman bagi calon

jemaah haji selama berada dalam penerbangan dari

Indonesia menuju Saudi Arabia dan sebaliknya sesuai

peraturna terkait.

f) Pengambilan sampel untuk setiap jenis makanan dan

minuman yang disajikan oleh jasaboga kepada jemaah haji

baik yang melayani dalam perjalanan dari dan ke daerah

asal, selama di embarkasi/debarkasi haji maupun dalam

penerbangan menuju Saudi Arabia dan sebaliknya. Sampel

disatukan pada bank sampel dan disimpan pada suhu dan

waktu yang tepat.

g) Pengendalian vektor dilakukan satu hari sebelum

operasional haji dan secara teratur selama operasional haji.

Pengendalian vektor berkoordinasi dengan Kantor

Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Dinas Kesehatan setempat

di embarkasi/ debarkasi haji.

b. Penyehatan Lingkungan Pesawat/Kapal dan Sanitasi Makanan

Kegiatannya Penyehatan Lingkungan Pesawat/Kapal dan

Sanitasi Makanan selama operasional haji adalah sebagai berikut :

1) Pemeriksaan fisik kebersihan lingkungan di dalam pesawat

Page 72: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

61

2) Pemeriksaan dan pemantauan kehidupan vektor serangga, serta

rekomendasi dan kerjasama dalam hapus serangga

3) Kapal laut disamping dilakukan pengamatan dan pemantauan

kehidupan vektor serangga yaitu hapus serangga juga harus

bebas dari kehidupan tikus dengan menujunkan sertifikat bebas

hapus tikus (Deratting Exemption Certificate/DEC)

4) Pengawasan higiene dan sanitasi makanan-minuman di pesawat

sebelum keberangkatan pesawat, dan pengambilan sample

setiap jenis makanan yang disajikan. Sample makanan dikelola

sesuai dengan standar Jasaboga pesawat

c. Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi Makanan Selama Operasional

di Saudi Arabia

Kegiatannya sendiri dibagi dalam 2 tahap, yaitu Kegiatan

Persiapan dan Kegiatan Selama Operasional, antara lain :

1) Kegiatan Persiapan

Secara teratur perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a) Penetapan standar Pondokan Jemaah Haji dan Petugas,

Kantor dan Tempat-tempat Pelayanan Umum serta Standar

Jasaboga bersama dengan unit terkait dan sektor.

b) Penyesuaian Cara-cara Pemeriksaan dan Pemantauan

Pondokan Jemaah Haji dan Petugas, Kantor dan Tempat-

tempat Pelayanan Umum serta Pemeriksaan dan

Pemantauan Jasaboga

Page 73: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

62

c) Pemeriksaan dan Penilaian Awal Pondokan Jemaah Haji

dan Petugas, Kantor PPIH Daerah Kerja dan Sektor serta

Tempat-tempat Pelayanan Umum (BPHI dan sebagainya)

d) Pemeriksaan dan penilaian Awal Jasaboga di Arab Saudi

2) Kegiatan Selama Operasional Haji.

a) Melaksanakan pemeriksan dan pemantauan kesehatan

lingkungan Kantor PPIH Daerah Kerja, Sektor, dan

Pelayanan Umum, terutama BPHI menjelang dan selama

operasional haji

b) Melaksanakan pemeriksaan dan pemantauan kesehatan

lingkungan pada Pondokan Jemaah Haji menjelang jemaah

datang dan selama operasional haji.

c) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan kesehatan

perorangan (personal higiene) jemaah haji selama di

Pondokan Jemaah Haji.

d) Pembinaan dan pengawasan higiene dan sanitasi rumah

makan dan restoran maupun jasaboga lainnya yang

menyediakan makanan dan minuman bagi jemaah haji

selama di Arab Saudi sesuai peraturan terkait.

e) Pembinaan dan pengawasan higiene dan sanitasi jasaboga

yang menyediakan makanan dan minuman bagi jemaah haji

selama berada di asrama embarkasi/debarkasi haji sesuai

peraturan terkait

Page 74: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

63

f) Pembinaan dan pengawasan higiene dan sanitasi jasaboga

yang menyediakan makanan dan minuman bagi jemaah haji

selama berada dalam penerbangan dari Indonesia menuju

Saudi Arabia dan sebaliknya sesuai peraturan terkait

g) Pengambilan sampel untuk setiap jenis makanan dan

minuman yang disajikan oleh jasaboga kepada jemaah haji

baik yang melayani dalam perjalanan dari dan ke daerah

asal, selama di embarkasi/debarkasi haji maupun dalam

penerbangan menuju Saudi Arabia dan sebaliknya. Sampel

disatukan pada bank sampel dan disimpan pada suhu dan

waktu yang tepat.

h) Pengendalian vektor dilakukan satu hari sebelum

operasional haji dan secara teratur selama operasional haji.

Pengendalian vektor di embarkasi/debarkasi berkoordinasi

dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Dinas

Kesehatan setempat di embarkasi/ debarkasi haji.

d. Higiene sanitasi makanan

1) Hygiene sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap

faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang

dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya. Pengendalian dilakukan di Asrama Haji, di

Pesawat dan di Saudi Arabia.

Page 75: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

64

2) Pemeriksaan dan pemantauan hygiene sanitasi makanan di

pesawat ditujukan untuk memeriksa makanan dan minuman

yang disajikan di pesawat, bersamaan dengan pemeriksaan

hygiene dan sanitasi pesawat.

3) Pemeriksaan dan pemantauan higiene dan sanitasi makanan

di Saudi Arabia ditujukan pada jasaboga massal bagi

jemaah dan petugas PPIH non kloter serta jemaah sakit di

BPHI.6

3. Penanggulangan KLB Penyakit Menular dan Keracunan

KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan

atau kematian yang bermakna epidemiologis pada suatu daerah dalam

kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjerumus

pada terjadinya wabah.

Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit masih sering terjadi pada saat

penyelenggaraan ibadah haji baik di Indonesia maupun di Arab Saudi.

Kasus yang sering menimbulkan KLB baik di Indonesia maupun di

Arab Saudi antara lain penyakit meningitis dan keracunan makanan.

Adapun penatalaksanaan penanggulangan meningitis terbagi menjadi 2

bagian, antara lain :

a. Di Pesawat

6 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009, h.22-25.

Page 76: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

65

1) Setelah berkoordinasi dengan purser penderita dipindah ke

tempat duduk di belakang sekaligus dipasangkan masker,

dicatat identitasnya termasuk status vaksinasinya.

2) Infus dengan cairan 2A, RL : 14-20 tpm

3) Diberikan ciprofloxacin kepada suspek dan seluruh jamaah haji

b. Di Pondokan

1) Pasien di isolasi, dipasangkan masker dan dilakukan

pencatatan identitas yang lengkap termasuk status

vaksinasinya.

2) Infus dengan cairan 2A RL : 14-20 tpm.

3) Diberikan ciprofloxacin kepada suspek dan seluruh jamaah

haji yang berada satu lantai dengan penderita, satu lantai di

atas dan satu lantai di bawahnya.

4) Segara rujuk ke BPHI

5) Segera lapor ke wakadaker bidang kesehatan melalui

petugas Sansur di kantor Daker setempat.

Keracunan makanan adalah kejadian kesakitan yang dialami seseorang

atau lebih setelah memakan makanan. Adapaun penatalaksanaan

penanggulangan keracunan makanan, antara lain :

a. Pengobatan

Simptomatik

Page 77: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

66

Antibiotik/antimikroba

Rehidrasi

Untuk dehidrasi ringan dan sedang berikan oralit dan dapat

dirawat di pondokan. Penderita dengan dehidrasi berat diberikan

infus Ringer Laktat.

b. Rujukan

Penderita dengan dehidrasi berat segera dirujuk ke BPHI.7

4. Penanggulangan Musibah Massal

Musibah Massal adalah suatu kondisi terjadinya kejadian yang

tidak diinginkan pada sekelompok populasi yang mengakibatkan

masalah kesehatan.8 Adapun penanggulangan musibah massal terdiri

dari :

a. Kegiatan Persiapan Penanggulangan Musibah Massal di Arab

Saudi

Persiapan Penanggulangan Musibah Massal dapat

dilaksanakan jauh hari sebelum terjadinya musibah massal

dengan memperhatikan potensi musibah massal setiap daerah

kerja, sehingga bisa terdpat beberapa jenis persiapan

penanggulangan massal.

1) Membentuk Tim Penanggulangan Musibah Massal bidang

kesehatan, dimana struktur organisasi penanggulangan

bencana atau musibah masal mengikuti struktur organisasi

7 Kementerian Agama RI, Modul Pembekalan Operasional Kesehatan Haji, h. 88-92.8 Ibid, h. 102

Page 78: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

67

penyelenggaraan kesehatan haji di Indonesia dan PPIH di

Saudi Arabia. Koordinator penanggulangan musibah massal

adalah Kepala BPHI DAKER ditempat kejadian, dengan

anggota dari unsur-unsur yang diperlukan sesuai dengan

jenis dan besarnya musibah massal. Tim ini merupakan

bagian dari tim penanggulangan musibah massal yang ada

di DAKER

2) Meningkatkan intensitas pelayanan dan memberdayakan

tenaga yang terampil yang ada di BPHI DAKER dan Sektor

serta Tenaga kesehatan yang ada di kelompok terbang,

dengan memperhatikan agar pelayanan rutin di masing-

masing unit yang tenaganya akan diberdayakan tetap

berjalan. Tenaga yang dapat diberdayakan sejauh mungkin

memiliki pengetahuan tentang penanggulangan kesehatan

pada bencana, memiliki dedikasi untuk bekerja dalam

situasi yang serba terbatas, memiliki hubungan kerja yang

baik dengan pihak lain dan kerjasama dengan sistem yang

telah ada di Indonesia atau di Saudi Arabia.

3) Menetapkan rantai pertolongan korban musibah massal,

yaitu unit pelayanan gawat darurat yang efisien, jaringan

komunikasi medik, prosedur koordinasi antar instasi dan

komponen-komponen yang terlibat, tim penolong

(manajemen dan teknis medis) dan prosedur kerja tetap.

Page 79: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

68

4) Meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan musibah

masal pada pra, saat kejadian dan paska kejadian.

5) Membagi tiga daerah musibah masal pada saat terjadi

bencana yaitu : Daerah Lingkaran Satu (DLS), Daerah

Lingkaran Dua (DLD), Daerah Lingkaran Tiga (DLT).

Kegiatan Operasional Penanggulangan Musibah Massal, antara

lain :

1) Penilaian cepat kesehatan (Rapid Health Asessment), untuk

mengidentifikasi dampak musibah masal pada kesehatan,

dan menyusun kebutuhan dan prioritas upaya

penanggulangan musibah massal bidang kesehatan

2) Operasional pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan

kesamaan persepsi, terkoordinasikannya gerak, tindakan,

komando antar unit dan dengan berbagai pihak terkait.

3) Pelaksanaan penanggulangan gawat darurat medis massal.

4) Pelaksanaan penatalaksanaan di lapangan yang teridiri dari

proses penyiagaan, identifikasi awal lokasi musibah massal,

tindakan penyelamatan nyawa, pengamanan, dan

mendirikan Pos Komando

5) Pelaksanaan perawatan di lapangan, yaitu melakukan triase

(tempat, medik, dan evakuasi), pertolongan pertama

(tenaga, tempat, dan tata cara), pos medis lanjutan (tujuan,

lokasi, peranan, dan tenaga pelaksana).

Page 80: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

69

6) Pelaksanaan pelayanan kesehatan dasar, termasuk gizi dan

kesehatan jemaah.

7) Surveilans, termasuk data dan informasi kesehatan.

8) Penyehatan lingkungan.

9) Pemberantasan penyakit menular.

10) Perekaman kegiatan dan logistik.9

B. Karakteristik Responden

Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada Jamaah haji di

Kabupaten Bekasi tahun 2013 dengan jumlah kuesioner sebanyak 21

pertanyaan, ditemukan beberapa hal untuk menjadi temuan lapangan.

Penelitian ini diadakan untuk mengetahui respon pelayanan

kesehatan di Kabupaten Bekasi, maka pada penelitian ini yang menjadi

sampel populasi sebanyak 45 jamaah haji tahun 2013.

Dari 21 kuesioner yang valid, peneliti menemukan data-data untuk

data responden dan selanjutnya peneliti klasifikasikan menjadi tiga bagian,

yaitu usia, tingkat pendidikan dan jenis kelamin.

1. Usia

Untuk mengklasifikasikan usia menurut Dra. Ny. Jos Masdani

dalam Wahjudi Nugroho mengatakan usia kedewasaan dibagi menjadi

4 bagian, antara lain :

a. Fase Iuventus (25 – 40 tahun)

b. Fase Verilitas (40 – 50 tahun)

9 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009, H.31-32

Page 81: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

70

c. Fase Prasenium (55 – 69 tahun)

d. Fase Senium (65 tahun hingga tutup usia)

Sedangkan menurut WHO klasifikasi lansia, sebagai berikut :

a. Usia Pertengahan (Middle Age) yaitu berusia 45 tahun sampai

dengan 59 tahun.

b. Usia Lansia (elderly) yaitu berusia 60 tahun sampai dengan 74

tahun.

c. Usia Lansia Tua (Old) yaitu berusia 75 tahun sampai dengan 90

tahun.10

Sesuai dengan data yang diperoleh karakteristik responden

berdasarkan usia dikelompokkan dalam beberapa tingkatan usia yaitu

25 – 40 tahun, 41 – 59 tahun dan 60 – 74 tahun. Adapun uraiannya

sebagai berikut :

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 25 – 40 Tahun 15 33.33 %

2 41 – 59 Tahun 23 51.11 %

3 60 – 74 Tahun 7 15.56 %

Jumlah 45 100 %

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa pada usia 41 – 59 tahun

mendominasi sebagian besar responden dengan frekuensi 23 responden

atau persentase 51.11 %. Sedangkan pada usia 25 – 40 tahun dengan

10 Wahjudi Nugroho, Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik, (Jakarta: BukuKedokteran EGC, 2009), cet. Ke-1, h. 5.

Page 82: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

71

frekuensi 15 responden atau persentase 33.33 % dan usia 60 – 74 tahun

dengan frekuensi 7 responden atau persentase 15.56 %. Sehingga total

pada frekuensi 45 responden dengan persentase 100 %.

2. Tingkat Pendidikan

Klasifikasi tingkat pendidikan menurut Undang-Undang Republik

Indonesia No 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 11 berbunyi

pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,

dan pendidikan tinggi.11 Adapun pendidikan dasar yaitu SD dan

SMP12, sedangkan menurut Rianto Adi pengelompokan tingkat

pendidikan disusun berdasarkan urutan dari yang rendah ke tinggi atau

dari yang tinggi ke yang rendah. Dalam pengelompokan ini tidak ada

ketentuan khusus dalam menentukan banyaknya kelompok maupun

batas antara kelompok.13

Sehingga karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

sesuai dengan data yang diperoleh dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

pendidikan rendah (tidak sekolah, SD dan SMP), pendidikan sedang

(SMA), dan pendidikan tinggi (S1 dan S2). Adapun uraiannya dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

11 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 11.

12 Sri hayati, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP dan MTs Kelas VIII,(T.tp.: Erlangga, 2007), h.87.

13 Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Edisi 1, (Jakarta : Granit, 2004), h.143.

Page 83: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

72

Tabel 13 Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

1 Pendidikan Rendah 20 44.44 %

2 Pendidikan Sedang 7 15.56 %

3 Pendidikan Tinggi 18 40 %

Jumlah 45 100

Dari data yang telah diuaraikan pada tabel 13 dapat diartikan

bahwa pendidikan rendah mendominasi sebagian besar responden

dengan frekuensi 20 atau persentase 44.44 % setelah itu disusul oleh

pendidikan tinggi dengan frekuensi 18 atau persentase 40 % dan

pendidikan sedang dengan frekuensi 7 atau persentase 15.56 %.

3. Jenis Kelamin

Perbedaan laki-laki dengan perempuan dalam hal cara mereka

bertindak, bereaksi, dan bekerja dalam situasi yang mempengaruhi

setiap segi kehidupan. Beberapa studi baru yang provokatif

mengungkapkan bahwa perempuan melibatkan lebih banyak otak

mereka ketika memikirkan hal-hal menyedihkan, dan boleh jadi,

kurang menggunakan otak mereka ketika memecahkan soal

matematika.14 Adapun uraian jenis kelamin pada penelitian ini, sebagai

berikut :

14 Susan B. Bastable, Perawat Sebagai Pendidik Prinsip-Prinsip Pengajaran &Pembelajaran, (Jakarta: EGC, 2002), cet. Ke-1 ,H.192.

Page 84: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

73

Tabel 14 Karakteristik Jenis kelamin Responden

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 20 44.44%

2 Perempuan 25 55.56

Jumlah 45 100 %

Dari tabel 14 menyatakan bahwa jumlah jamaah haji berjenis

kelamin Laki-laki 20 orang dengan persentase 44.44% dan jamaah haji

berjenis kelamin Perempuan berjumlah 25 orang dengan persentase

55.56%.

C. Respon Jamaah Haji Terhadap Pelayanan Kesehatan Pada Dinas

Kesehatan Kabupaten Bekasi

Setelah melakukan penelitian di Kabupaten Bekasi, peneliti

menemukan beberapa hal sebagai temuan lapangan. Responden dalam

penelitian ini adalah jamaah haji yang berangkat pada tahun 2013 di

Kabupaten Bekasi dan yang menjadi sampelnya 45 orang dari jumlah

populasi jamaah haji yang berangkat pada tahun 2013 sebanyak 2122

orang.

Pada tahap selanjutnya, peneliti menyebarkan angket yang sudah

valid datanya dengan menggunakan SPSS 22.0 for windows sebanyak 21

pertanyaan. Dari hasil angket yang telah disebarkan, penulis akan

menguraikan analisa hasil dengan menggunakan tabel yang dikelompok

menjadi dua bagian yaitu bagian pertama menguraikan respon jamaah haji

tentang butir pertanyaan mengenai materi, metode, media dan sikap

berdasarkan usia dan tingkat pendidikan sedangkan bagian kedua

Page 85: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

74

menguraikan aspek kognitif, afektif dan konatif berdasarkan usia dan

tingkat pendidikan. Peneliti akan menguraikan setiap bagian dari tabel

tersebut.

Adapun hasil dari penelitian ini, sebagai berikut :

a. Pertanyaan Mengenai Materi

Tabel 15 Respon Jamaah Haji Terhadap Materi Pelayanan Kesehatan

No Pertanyaan

Respon

Skor RangkingSS S N TS STS

1

Karena materipelayanan kesehatanyang diberikan, sayalebih sigap dalammenjaga hidup sehat.

33 12 - - - 213 1

2

Materi yangdisampaikan olehpetugas seputarolahraga untukmenyegarkan tubuh.

8 30 4 3 - 178 3

3 Petugas kesehatanmemberikan wawasanyang lebih banyaktentang kesehatan.

8 33 4 - - 184 2

JUMLAH 575

MEAN 191.67

Berdasarkan pada rangking penilaian pada tabel 15 respon jamaah

haji terhadap materi pelayanan kesehatan. Maka jamaah haji menyetujui

bahwa setelah mengikuti pelayanan kesehatan, jamaah haji lebih sigap

dalam menjaga hidup sehat dengan skor 213. Jamaah haji setuju bahwa

Petugas kesehatan memberikan wawasan yang lebih banyak tentang

Page 86: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

75

kesehatan dengan skor 184. Setelah itu, jamaah haji juga menyetujui

bahwa materi yang disampaikan seputar olahraga untuk menyegarkan

tubuh dengan skor 178.

b. Pertanyaan Mengenai Metode

Tabel 16 Respon Jamaah Haji Terhadap Metode Pelayanan Kesehatan

No Pertanyaan

Respon

Skor RangkingSS S N TS STS

1

Penyuluhan langsungkesehatan perorangandilaksanakan dengan baik.

9 30 5 1 - 182 1

2

Penyuluhan kelompokkesehatan dilaksanakankurang baik.

- 4 3 36 2 171 4

3

Diskusi yang diberikan olehpetugas kesehatan bersifatinteraktif/saling tukarpendapat.

5 33 5 - 2 174 3

4

Umumnya penyampaianceramah oleh petugaskesehatan dalammenjabarkan materi sangatmembosankan.

- - 8 30 7 179 2

JUMLAH 706

MEAN 176.5

Dari hasil data yang diperoleh tentang respon pelayanan

kesehatan terhadap metode pelayanan kesehatan, yaitu jamaah menyetujui

bahwa penyuluhan langsung kesehatan perorangan dilaksanakan dengan

baik dengan skor 182. Oleh karena itu, jamaah haji tidak menyetujui

metode yang disampaikan oleh petugas kesehatan dalam menjabarkan

materi sangat membosankan dengan skor 179.

Page 87: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

76

Respon menyetujui bahwa diskusi yang diberikan oleh petugas

kesehatan bersifat interaktif/saling bertukar pendapat dengan skor 174.

Sehingga jamaah haji menolak penyuluhan kelompok kesehatan

dilaksanakan kurang baik dengan skor 171.

c. Pertanyaan Mengenai Media

Tabel 17 Respon Jamaah Haji Terhadap Media Pelayanan Kesehatan

No Pertanyaan

Respon

Skor RangkingSS S N TS STS

1

Petugas kesehatanmenggunakan microfon dalammenyampaikan materi denganbaik.

7 33 5 - - 182 1

2

Alat bantu seperti kaset/taperecorder tidak mudahdimengerti dalammenyampaikan isi materi.

- 12 9 22 2 149 3

3

Dalam rangkaian pelayanan

kesehatan, petugas kesehatan

menggunakan VCD/DVD

untuk membantu pelayanan

yang akan diberikan.

4 30 8 3 - 170

2

Jumlah 501

Mean 167

Sesuai dengan tabel 17, rangking penilaian jamaah haji terhadap

media pelayanan kesehatan. Responden menyetujui petugas kesehatan

menggunakan microfon dalam menyampaikan materi dengan baik dengan

rangking ke 1 skor 182. Respon menyetujui dalam rangkaian pelayanan

Page 88: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

77

kesehatan, petugas kesehatan menggunakan VCD/DVD untuk membantu

pelayanan yang diberikan dengan skor 170. Sehinggga jamaah haji tidak

menyetujui alat bantu seperti kaset/tape recorder tidak mudah dimengerti

dalam menyampaikan isi materi dengan skor 149.

d. Pertanyaan Mengenai Sikap

Tabel 18 Respon Jamaah Haji Terhadap Sikap Pelayanan Kesehatan

No Pertanyaan

Respon Skor Rangking

SS S N TS STS

1 Tidak semua Petugaskesehatan bersikap ramahtamah.

- 5 10 27 3 163 1

2 Tidak semua Petugaskesehatan bersikap sopansantun.

- 6 11 25 3 160 2

3 Didalam pelayanankesehatan, tidak semuapetugas kesehatanmemberikan pelayanankesehatan dengan sopan.

- 6 10 24 5 163 1

Jumlah 486

Mean 162

Berdasarkan pada rangking respon jamaah haji terhadap sikap

pelayanan kesehatan diatas. Jamaah haji tidak menyetujui bahwa tidak

semua Petugas kesehatan bersikap ramah tamah. Jamaah haji juga tidak

setuju apabila didalam pelayanan kesehatan, tidak semua petugas

kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dengan sopan. Dan tidak

menyetujui bahwa tidak semua Petugas kesehatan bersikap sopan santun.

Page 89: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

78

Hasil dari keempat data diatas, yaitu data materi, metode, media

dan sikap. Maka penulis membandingkan hasil data tersebut :

Tabel 19 Perbandingan Unsur-Unsur Pelayanan Kesehatan

No Unsur-Unsur Pelayanan Kesehatan Skor Mean Rangking

1 Materi 575 191.67 1

2 Metode 706 176.5 2

3 Media 501 167 3

4 Sikap 486 162 4

Jumlah 2268

Dari tabel diatas dapat simpulkan bahwa materi diurutan pertama

diikuti sikap, selanjutnya metode dan media dengan urutan yang paling

terakhir. Seseorang mempunyai kebutuhan akan motivasi ekstrinsik dan

objektif yang didefinisikan dari luar. Seorang dapat belajar lebih baik jika

materi yang harus dipelajari memiliki konteks social.15

e. Dampak Kognitif

Tabel 20 Respon Jamaah Haji Terhadap Dampak Kognitif

No Pertanyaan Respon Skor Rangking

SS S N TS STS

1 Petugas kesehatanmemberikan pelayanankesehatan yangmemuaskan.

4 31 10 - - 174 3

2 Petugas kesehatankurang memberikanpelayanan kesehatansaat dibutuhkan.

- 7 5 18 15 176 2

15 Susan B. Bastable, Perawat Sebagai Pendidik Prinsip-Prinsip Pengajaran &Pembelajaran, h. 77.

Page 90: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

79

3 Petugas kesehatanmemberikan pelayanankesehatan sesuaidengan standarkesehatan.

13 29 2 1 - 189 1

Jumlah 539

Mean 179.67

Jamaah haji setuju bahwa petugas kesehatan memberikan

pelayanan kesehatan sesuai dengan standar kesehatan. Para jamaah haji

tidak setuju kalau Petugas kesehatan kurang memberikan pelayanan

kesehatan saat dibutuhkan. Tetapi jamaah haji setuju terhadap Petugas

kesehatan memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan.

f. Dampak Afektif

Tabel 21 Respon Jamaah Haji Terhadap Dampak Afektif

No Pertanyaan Respon Skor Rangking

SS S N TS STS

1 Petugas kesehatanmelayani kebutuhankesehatan jamaah hajidengan baik dan cepat.

4 38 3 - - 181 2

2 Petugas kesehatanmelakukan rangkaianpelayanan kesehatandengan sikap yang baik.

4 39 2 - - 182 1

Jumlah 363

Mean 181.5

Page 91: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

80

Jamaah haji menyetujui bahwa Petugas kesehatan melakukan

rangkaian pelayanan kesehatan dengan sikap yang baik. Sehingga jamaah

haji setuju Petugas kesehatan melayani kebutuhan kesehatan jamaah haji

dengan baik dan cepat.

g. Dampak Konatif

Tabel 22 Respon Jamaah Haji Terhadap Dampak Konatif

No Pertanyaan Respon Skor Rangking

SS S N TS STS

1 Jamaah haji lebih rajinuntuk konsultasitentang kesehatankepada petugaskesehatan.

4 37 3 1 - 179 3

2 Jamaah haji lebih pekaterhadap kesehatan dirisendiri.

22 20 3 - - 199 1

3 Jamaah haji juga lebihpeka terhadapkesehatan jamaah hajiyang lain.

8 35 2 - - 186 2

Jumlah 564

Mean 188

Berdasarkan pada tabel 22 rangking dampak konatif terhadap

pelayanan kesehatan diatas. Dapat disimpulkan, Jamaah haji lebih peka

terhadap kesehatan diri sendiri. Dan Jamaah haji juga lebih peka terhadap

kesehatan jamaah haji yang lain. Sehingga Jamaah haji lebih rajin untuk

konsultasi tentang kesehatan kepada petugas kesehatan.

Page 92: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

81

Hasil dari ketiga data diatas, yaitu dampak kognitif, dampak

afektif dan dampak konatif. Maka penulis membandingkan hasil data

tersebut :

Tabel 23 Perbandingan Dampak Aspek Pelayanan Kesehatan

No Dampak Aspek Pelayanan Kesehatan Skor Mean Rangking

1 Dampak Kognitif 539 179.67 3

2 Dampak Afektif 363 181.5 2

3 Dampak Konatif 564 188 1

Jumlah 1466

D. Respon Jamaah Haji Secara Keseluruhan

Setelah diketahui jawaban responden di atas pada setiap item

pernyataan mengenai pelayanan kesehatan jamaah haji yang terdiri dari 21

item pernyataan yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya

membuat persentase kategori untuk memudahkan penulis dalam

mengambil kesimpulan mengenai respon jamaah haji terhadap aspek

kognitif, afektif dan konatif pelayanan kesehatan daerah Kabupaten Bekasi

tahun 2013. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan skor

aktual dan ideal yang terlampir pada lampiran data penelitian sehingga

didapat hasil sebagai berikut. Sebagai berikut :

Page 93: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

82

a. Respon Jamaah Haji Terhadap Aspek Kognitif

Tabel 24 Respon Jamaah Haji Terhadap Aspek Kognitif PadaKualitas Pelayanan Kesehatan Daerah Kabupaten Bekasi Tahun2013

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Tinggi 38 84,4%

2 Sedang 7 15,6%

3 Rendah 0 0%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan tabel 24 di atas, dapat diketahui bahwa dari 45

responden sebagai sampel secara keseluruhan mayoritas memiliki

respon yang tinggi sebanyak 38 orang (84,4%) terhadap aspek kognitif

pada kualitas pelayanan kesehatan di kabupaten Bekasi tahun 2013,

sedangkan sisanya memiliki respon yang sedang atau cukup sebanyak

7 orang (15,6%).

Secara keseluruhan respon jamaah haji pada aspek kognitif didapat

dengan nilai skor aktual sebanyak 537 dengan dengan nilai skor ideal

675 sehingga didapat persentase sebesar 79,56% yang termasuk

kategori tinggi. Jika digambarkan dalam garis kontinum sesuai hasil

perhitungan interval di atas, maka akan tampak sebagai berikut :

Gambar 4 Respon Jamaah Haji Pada Aspek Kognitif

73,3%

Sedang

79,56%

100%20% 46,7%

Rendah Tinggi

Page 94: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

83

b. Respon Jamaah Haji Terhadap Aspek Afektif

Tabel 25 Respon Jamaah Haji Terhadap Aspek Afektif PadaKualitas Pelayanan Kesehatan Daerah Kabupaten Bekasi Tahun2013

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Tinggi 40 88,9%

2 Sedang 5 11,1%

3 Rendah 0 0%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan tabel 25 di atas, dapat diketahui bahwa dari 45

responden sebagai sampel secara keseluruhan mayoritas memiliki

respon yang tinggi sebanyak 40 orang (88,9%) terhadap aspek afektif

pada kualitas pelayanan kesehatan di kabupaten Bekasi tahun 2013,

sedangkan sisanya memiliki respon yang sedang atau cukup sebanyak

5 orang (11,1%).

Secara keseluruhan respon jamaah haji pada aspek afektif didapat

dengan nilai skor aktual sebanyak 365 dengan dengan nilai skor ideal

450 sehingga didapat persentase sebesar 81,11% yang termasuk

kategori tinggi. Jika digambarkan dalam garis kontinum sesuai hasil

perhitungan interval di atas, maka akan tampak sebagai berikut :

Gambar 5 Respon Jamaah Haji Pada Aspek Afektif

73,3%

Sedang

81,11%

100%20% 46,7%

Rendah Tinggi

Page 95: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

84

c. Respon Jamaah Haji Terhadap Aspek Konatif

Tabel 26 Respon Jamaah Haji Terhadap Aspek Konatif PadaKualitas Pelayanan Kesehatan Daerah Kabupaten Bekasi Tahun2013

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Tinggi 42 93,3%

2 Sedang 3 6,7%

3 Rendah 0 0%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan tabel 26 di atas, dapat diketahui bahwa dari 45

responden sebagai sampel secara keseluruhan mayoritas memiliki

respon yang tinggi sebanyak 42 orang (93,3%) terhadap aspek konatif

pada kualitas pelayanan kesehatan di kabupaten Bekasi tahun 2013,

sedangkan sisanya memiliki respon yang sedang atau cukup sebanyak

3 orang (6,7%).

Secara keseluruhan respon jamaah haji pada aspek konatif didapat

dengan nilai skor aktual sebanyak 564 dengan dengan nilai skor ideal

675 sehingga didapat persentase sebesar 83,56% yang termasuk

kategori tinggi. Jika digambarkan dalam garis kontinum sesuai hasil

perhitungan interval di atas, maka akan tampak sebagai berikut :

Gambar 6 Respon Jamaah Haji Pada Aspek Konatif

73,3%

Sedang

83,56%

100%20% 46,7%

Rendah Tinggi

Page 96: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

85

E. Perbedaan Usia Jamaah Haji terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan

Haji

Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

usia jamaah haji dengan kualitas pelayanan kesehatan haji, maka

menggunakan analisis chi Square dengan bantuan software SPSS 21 for

Statistic. Dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 27 Respon Jamaah Haji Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 27 di atas, dapat diketahui bahwa dari 15 orang

yang berusia antara 25-40 tahun mayoritas memiliki respon terhadap

kualitas pelayanan yang tinggi (93,33%). Sedangkan dari 23 orang yang

berusia antara 41-59 tahun mayoritas memiliki respon yang tinggi terhadap

kualitas pelayanan (91,30%). Dan dari 7 orang yang berusia antara 60-74

tahun secara keseluruhan memiliki respon yang tinggi juga (100%). Nilai

chi-square hitung sebesar 0,652 sedangkan nilai chi-square tabel bisa

dihitung pada chi-square tabel dengan α (0,05) dan df 2, didapat nilai chi-

square tabel 5,991 maka 0,652 < 5,991 serta menggunakan uji probabilitas

nilai signifikansi (0,722) > α (0,05) maka Ho diterima dapat disimpulkan

bahwa perbedaan usia jamaah haji tidak berpengaruh terhadap kualitas

Page 97: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

86

pelayanan kesehatan di Kabupaten Bekasi tahun 2013 dalam artian lain

baik usia muda maupun tua memiliki respon yang sama terhadap kualitas

pelayanan kesehatan.

F. Perbedaan Tingkat Pendidikan Jamaah Haji Terhadap Kualitas

Pelayanan Kesehatan Haji

Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

tingkat pendidikan jamaah haji dengan kualitas pelayanan kesehatan haji,

maka menggunakan analisis chi Square dengan bantuan software SPSS 21

for Statistic. Dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 28 Respon Jamaah Haji Berdasarkan TingkatPendidikan

Berdasarkan tabel 28 di atas, dapat diketahui bahwa dari 18 orang

yang berpendidikan rendah mayoritas memiliki respon terhadap kualitas

pelayanan yang tinggi (88,9%). Sedangkan dari 7 orang yang

berpendidikan sedang secara keseluruhan memiliki respon yang tinggi

terhadap kualitas pelayanan (100%). Dan dari 20 orang yang

berpendidikan tinggi mayoritas memiliki respon yang tinggi juga (95,0%).

Page 98: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

87

Sedangkan nilai chi-square hitung sebesar 1,161 sedangkan nilai chi-

square tabel bisa dihitung pada chi-square tabel dengan α (0,05) dan df 2,

didapat nilai chi-square tabel 5,991 maka 1,161 < 5,991 serta

menggunakan uji probabilitas nilai signifikansi (0,56) > α (0,05) maka Ho

diterima dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat pendidikan jamaah

haji tidak berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan di

Kabupaten Bekasi tahun 2013 dalam artian lain baik pendidikan rendah

maupun tinggi, memiliki respon yang sama terhadap kualitas pelayanan

kesehatan.

G. Perbedaan Jenis Kelamin Jamaah Haji dengan Kualitas Pelayanan

Kesehatan Haji

Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan

berdasarkan jenis kelamin jamaah haji dengan kualitas pelayanan

kesehatan haji, maka menggunakan analisis chi Square dengan bantuan

software SPSS 21 for Statistic. Dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 29 Respon Jamaah Haji Berdasarkan Jenis Kelamin

Page 99: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

88

Berdasarkan tabel 29 di atas, dapat diketahui bahwa dari 20 orang laki-laki

mayoritas memiliki respon terhadap kualitas pelayanan yang tinggi (95,00%) dan

dari 25 orang perempuan mayoritas memiliki respon yang tinggi terhadap kualitas

pelayanan (92,00%). Sedangkan nilai chi-square hitung sebesar 1,161 sedangkan

nilai chi-square tabel bisa dihitung pada chi-square tabel dengan α (0,05) dan df 1,

didapat nilai chi-square tabel dengan nilai 3.841 maka 1,161 < 3.841 serta

menggunakan uji probabilitas nilai signifikansi (0,688) > α (0,05) maka Ho

diterima maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin jamaah haji

tidak berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Bekasi

tahun 2013 dalam artian baik laki-laki maupun perempuan, memiliki respon yang

sama terhadap kualitas pelayanan kesehatan.

Page 100: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

89

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah,

dengan hasil sebagai berikut:

1. Respon jamaah haji terhadap kualitas pelayanan kesehatan di

Kabupaten Bekasi terbagi menjadi tiga aspek yaitu dampak kognitif,

dampak afektif, dan dampak konatif. Adapun penjelasannya sebagai

berikut :

a. Dampak Kognitif

Berdasarkan gambar 4, secara keseluruhan respon jamaah

haji pada aspek kognitif didapat dengan nilai skor aktual sebanyak

537 dengan dengan nilai skor ideal 675 sehingga didapat

persentase sebesar 79,56% yang termasuk kategori tinggi.

b. Dampak Afektif

Berdasarkan gambar 5, secara keseluruhan respon jamaah

haji pada aspek afektif didapat dengan nilai skor aktual sebanyak

365 dengan dengan nilai skor ideal 450 sehingga didapat

persentase sebesar 81,11% yang termasuk kategori tinggi.

c. Dampak Konatif

Berdasarkan gambar 6, secara keseluruhan respon jamaah

haji pada aspek konatif didapat dengan nilai skor aktual sebanyak

564 dengan dengan nilai skor ideal 675 sehingga didapat

persentase sebesar 83,56% yang termasuk kategori tinggi.

2. Sesuai dengan tabel 27, perbedaan usia jamaah haji tidak berpengaruh

terhadap kualitas pelayanan kesehatan haji di Kabupaten Bekasi tahun

Page 101: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

90

2013. Hal ini dibuktikan dengan nilai chi square hitung sebesar 0,652

sedangkan nilai chi square tabel bisa dihitung pada chi-square tabel

dengan α (0,05) dan df 2, didapat nilai chi-square 5,991 maka 0,652 <

5,991 serta menggunakan uji probabilitas nilai signifikansi (0,722) > α

(0,05).

3. Sesuai dengan tabel 28, perbedaan tingkat pendidikan jamaah haji

tidak berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan haji di

Kabupaten Bekasi tahun 2013. Hal ini dibuktikan dengan nilai chi-

square hitung sebesar 1,161 sedangkan nilai chi-square tabel dihitung

pada chi-square tabel dengan α (0,05) dan df 2, didapat nilai chi-

square 5,991 maka 1,161 < 5,991 serta menggunakan uji probabilitas

nilai signifikansi (0,56) > α (0,05).

4. Sesuai dengan tabel 29, perbedaan jenis kelamin jamaah haji tidak

berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan haji di Kabupaten

Bekasi tahun 2013. Hal ini dibuktikan dengan nilai chi-square hitung

sebesar 0,161 sedangkan nilai chi-square tabel bisa dihitung pada chi-

square tabel dengan α (0,05) dan df 1, didapat nilai chi-square tabel

dengan nilai 3,841 maka 0,161 < 3.841 serta menggunakan uji

probabilitas nilai signifikansi (0,688) > α (0,05).

B. Saran

Adapun saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi lebih meningkatkan lagi pelayanan

kesehatan khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan jamaah

haji baik di Indonesia, sedang berhaji maupun setelah kepulangan

jamaah haji dari Tanah Suci.

2. Dinas kesehatan agar terus melakukan kordinasi kepada lembaga atau

institusi terkait seperti Kementerian Agama dalam hal meningkatkan

pelayanan kesehatan jamaah haji.

3. Bagi semua jamaah haji agar mengikuti proses dan rangkain pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh dinas kesehatan.

Page 102: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

91

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rianto. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit,2004.

Al-Aqil, Thalal Bin Ahmad. Petunjuk Bagi Jamaah Haji dan Umrah.Jeddah.

Anasrul. Sehat&Mandiri dalam Berhaji&Umrah. Jakarta: ZikrulHakim,2012.

Arifin, Gus. Peta Perjalanan Haji dan Umrah; Panduan Lengkap danPraktik Menjalankan Ibadah Haji dan Umrah Sejak dari RumahHingga Kembali Lagi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2013.

Asnawi, Sahlan. Cara Meraih Kesempurnaan Haji Mabrur. Jakarta: StudiaPress, 2001.

Bastable, Susan B. Perawat Sebagai Pendidik Prinsip-Prinsip Pengajaran& Pembelajaran. Jakarta: EGC, 2002.

Chabiburrachim. Agenda Perjalanan Haji dan Umroh. Jakarta: Kuwais.

Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. RajaGrasindo Persada,2011.

Departemen Agama RI, Modul IV Pengelolaan Pelayanan KesehatanJamaah Haji Bahan Ajar Pelatihan Petugas Haji Tahun 1428H/2007 M.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Dinas Kesehatan, Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi.

Effendi, Onong Uchajana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2002.

Hayati, Sri. Dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP dan MTsKelas VIII. Erlangga, 2007.

Kementerian Agama RI, Modul Pembekalan Operasional Kesehatan HajiBahan Ajar Pelatihan Petugas Haji Tahun 1432 H/2011 M.

Page 103: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

92

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor442/MENKES/SK/VI/2009 Tentang Pedoman PenyelenggaraanKesehatan Haji Indonesia

Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu&Seni. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2011.

___________. Promosi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010.

Nugroho, Wahjudi. Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta:Buku Kedokteran EGC, 2009.

Praktiknya. Dkk. Etika, Islam, dan Kesehatan: Sumbangan Islam dalamMengahadapi Problema Kesehatan Indonesia. Jakarta: CV.Rajawali, 1986.

Pratisto, Arif. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan RancanganPercobaan dengan SPSS 12. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,2004

Rahajoekoesoema, Datje. Kamus Belanda-Indonesia, Edisi kedua. Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1991.

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. Metodologi Penelitian. Bandung:CV. Mandar Maju, 2011.

Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, 1994.

Suharyadi dan Purwanto. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Sujana. Metode Statistika, edisi 6. Bandung: Tarsito, 1995.

Supranto, J. Statistik: Teori dan Aplikasi, Edisi 7. Erlangga, 2008.

Tjiptoherijanto, Prijono dan Budi Soesetyo. Ekonomi Kesehatan. Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1994.

Umar, Husein. Metode Riset Bisnis: Panduan Mahasiswa untukMelaksanakan Riset Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil RisetBidang Manajemen dan Akutansi. Jakarta: PT. Gramedia PusakaUtama, 2003.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional

Page 104: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

93

_______________________. No 13 Tahun 2008 Tentang PenyelenggaraanIbadah Haji

Wulandari, Diah. Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika Press, 2009.

Yayasan Bina Pusaka Sarwono Prawirohardjo. Buku Acuan National;Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI,2002.

Internet

Artikel diakses pada hari sene tanggal 7 juli 2014 darihttp://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7414:polri-dan-kpk-join-jerat-anggodo&catid=38:nasional

Artikel diakses pada hari Minggu tanggal 23-Maret-14 daribapelkescikarang.or.id/.../drfatmodul2-yankesbinluh-progkesji.pdf

Artikel diakses pada hari Jumat tanggal 28-Maret-14 daridewapurnama.files.wordpress.com/.../modul-dewa89s-bahan-bacaan-pes....

Artikel diakses pada hari Minggu tanggal 30 Maret 2014 darihttp://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/index.php?option=com_jevents&task=icalrepeat.detail&evid=83&Itemid=298&year=2012&month=05&day=27&uid=c7d25a36b9ff76e308c9d87f5c15264b

Berita diakses pada hari Selasa tanggal 1 April 2014 darihttp://ipaninfo.wordpress.com/2011/11/17/undang-undang-ri-no-13-tahun-2008-tentang-penyelenggaraan-ibadah-haji/

Berita diakses pada hari Minggu tanggal 30 Maret 2014 darihttp://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=81263

Berita diakses pada hari Minggu tanggal 30-Maret-14 darihttp://www.iphi.web.id/2013/03/14/kemenag-rohul-usul-penetapan-rasio-kuota-haji-perdaerah/

Page 105: RESPON JAMAAH HAJI TERHADAP PELAYANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26838/1/ARIEF... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon jamaah haji

94

Skripsi

Dzul Kifli. “Manajemen Pelayanan Haji dan Umrah PT. Patuna Tour danTravel.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010