Prof Suhardi

6

Click here to load reader

description

prof

Transcript of Prof Suhardi

Page 1: Prof Suhardi

Prof. Dr. Ir. Suhardi, SS, M.Sc (lahir di Klaten, Indonesia, 13 Agustus 1952; umur 61 tahun) adalah seorang intelektual, akademisi,politikus dan praktisi kehutanan Indonesia. Ia mendapatkan gelar master dan doktor di bidang fisiologi pohon dari University of the Philippines Los Baños (UPLB). Sebelum berkecimpung kedalam dunia politik, Beliau merupakan Guru Besar dari Universitas Gadjah Mada, dan pernah menjadi dekan di Universitas yang sama. Serta juga pernah menjabat sebagai Direktur Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan dan Perkebunan (kini Kementerian Kehutanan).  Prof. Suhardi, seorang Guru Besar UGM dan mantan Dirjen Departemen Kehutanan dikenal di kalangan rimbawan Indonesia sebagai sosok sederhana yang gigih memperjuangkan kelestarian hutan dan pangan, disamping pembelaan terhadap kaum petani.

Latar belakang

Suhardi lahir di Klaten, Jawa Tengah merupakan suami dari Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati, M.P, yang juga merupakan

dosen Fakultas Pertanian UGM. Dan mendapatkan gelar master dan doktor di bidang fisiologi pohon dari Universitas Los

Baños, Filipina.

Sebagai seorang akademisi dibidang kehutanan dan pertanian, ide-ide dan pemikiran dari Suhardi sudah diakui. Hal itu

tercermin dari rekam jejak guru besar Fakultas KehutananUniversitas Gadjah Mada (UGM) ini. Ia pernah menjabat

sebagai Dekan Fakultas Kehutanan UGM. Dan dikenal sebagai Profesor Telo (ketela) oleh para mahasiswanya,

disebabkan beliau tak bosan-bosan mengampanyekan bahan pangan lokal.

Selain itu beliau pernah pula menjadi birokrat dalam kedudukan sebagai Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan

Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Dimana beliau memperoleh penghargaan Satya Lencana

Karya Satya.

Aktivitas

Aktivitas politik

Suhardi pernah menjabat sebagai Ketua DPD HKTI Jogjakarta. Bersamaan dengan itu Ia juga menjabat sebagai staf ahli

Dewan Ketahanan Pangan Nasional Kementrian Pertanian pada 2002-2008. Bersama beberapa rekan di HKTI

mendirikan Partai Kemakmuran Tani dan Nelayan (2003), dan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum. Ikut

mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) dan menjabat sebagai Ketua Umum.

Lahir 13 Agustus 1952

Klaten, Indonesia

Kebangsaan Indonesia

Pendidikan University of the

Philippinnes Los Baños

(UPLB)

Dikenal karena Intelektual

Akademisi

Politikus

Ahli kehutanan

Partai politik Partai Gerakan

Indonesia

Raya (GERINDRA)

Agama Islam

Page 2: Prof Suhardi

Aktivitas akademis[sunting]

Dalam bidang akademis, pemikiran-pemikiran dari Suhardi, terutama dibidang kehutanan dan pertanian sudah diakui

oleh banyak kalangan. Sehingga beliau diangkat menjadi guru besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, dan

pernah menjabat sebagai dekan di Universitas yang sama.sumber : wikipedia

50 Fakta Tentang Prof Suhardi1.Ayahnya petani buruh, ibunya yang buta huruf adalah pedagang di sejumlah pasar di Klaten, Solo, Boyolali, Yogyakarta hingga Malang (Jatim). 2.Rajin puasa Senin-Kamis sejak SD hingga kini.3. Mencari sekolah sendiri sejak SD hingga pendidikan S-3 di Philipina.4.Setiap bermain dengan kawan-kawannya semasa kecil, sering membawa buku besar, salah satunya buku berjudul ‘Di Bawah Bendera Revolusi’ karya Ir. Soekarno (Bung Karno), presiden pertama RI.5 Gemar menggambar tokoh-tokoh nasional dan beberapa tempat di dunia kemudian ditempel di dinding kamar tidur hingga semua dinding penuh dengan gambar.6 Mengaji ke mushola desa tetangga yang jalannya gelap gulita tanpa penerangan berjarak kurang lebih dua kilometer dari rumah pakai obor kecil (oncor). Awalnya, banyak teman lebih dari 50 orang dan menggunakan ruang kelas SD Bero Trucuk (desa tetangga), kemudian peserta mengaji tinggal dua orang termasuk Suhardi kecil. Akhirnya tempat mengaji pindah ke mushola tempat gurunya berdiam hingga belajar mengaji selesai.  Sesekali waktu naik sepeda onthel mengantar barang dagangan ke tempat ibu berjualan, meski berjarak belasan kilometer.7 Bersama Wagiyanto (rekan masa SD), ingin melihat pusat Kabupaten Klaten yang berjarak 10 kilometer dari Desa Mandong. Awalnya jalan kaki, tapi kandas. Kemudian menggunakan sepeda onthel dan akhirnya terwujud.8 Bersama Wagiyanto, pada malam hari di tanah terbuka dekat kuburan di desanya sempat melihat cahaya bersinar (konon, pertanda orang yang melihatnya akan diberi kemasyhuran).9 Hobi menulis puisi, mengarang cerita drama, bermain drama dan menyanyi (lagu favorit ‘Making Believe’).10 Bersama Wagiyanto, nyaris dibunuh aktivis PKI saat hendak mengantarkan surat ke aktivis PNI yang bersembunyi di desa tetangga (1965).11 Juara pidato saat duduk di bangku SMP.13 ita-cita pertama menjadi guru mengaji, karena terkesan oleh  istri guru mengajinya yang salehah, cantik dan anggun.14 Cita-cita ketika hampir lulus SD ingin menjadi tentara atas usulan pamannya yang seorang tentara. Paman ingin menyekolahkan Suhardi kecil ke Akademi Militer. Padahal, semula Suhardi kecil ketika kelas 4 SD ingin menjadi guru agama dan sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA).15 Mengajukan diri keluar dari sekolah STM Pertambangan (kelas dua) karena tuntutan demo yang dipimpinnya -yakni guru harus rajin mengajar- tidak terpenuhi.16 Pindah ke STM Pertanian Delanggu Klaten, mulai lagi dari kelas 1 (hanya satu semester). Setelah naik kelas dua, Suhardi minta untuk ikut ujian akhir kelas tiga. Dicoba ikut ujian, hasilnya sangat bagus dan akhirnya diminta loncat ke kelas 3. Pembelajaran di kelas 3 hanya dijalani dua bulan, kemudian ikut ujian akhir. 17 Suhardi  lulus terbaik meski hanya punya rapor kelas 1 separuh, kelas 2 tak ada rapor, dan kelas 3  separuh). 18 Semasa kuliah pernah lari sejauh 42 km dari Yogyakarta ke rumah di desa, habis waktu sembilan jam karena sambil berhenti di mushola. Terbiasa setiap pagi lari marathon sendiri atau bersama teman-teman sejauh 12 km. Tiga kali meraih juara lari marathon. 19 Semasa kuliah pernah tinggal serumah kontrakan dengan Soedjarwadi ( Prof. Soedjarwadi kini Rektor UGM).  Prof. Soedjarwadi adalah kakak kandung Brigjen (Pol.) Sutjiptadi, teman sekolah Suhardi sewaktu SMP Negeri  Cawas.20 Dosen Teladan I di Fakultas Kehutanan UGM.21 Pelopor program menanam melalui kampanye menanam pohon Meranti di Jambi. Juga kampanye menanam Meranti di Kalimantan dan sejumlah daerah setiap waktu. 22 Pelopor menanam pohon Cemara Udang di Pantai Samas, Pantai Kwaru, dan Pantai Pandan Simo (termasuk  penanaman  Cemara Udang  di lahan milik PT. Indocor Pandan Simo),  serta menanam Cemara Udang di Nangroe Aceh Darussalam (sebelum dan sesudah tsunami Aceh tahun 2004 ).23 Menolak mematenkan karya ilmiahnya, dengan alasan saat sekolah dibiayai uang (pajak) rakyat.24 Terbiasa naik sepeda sejak kuliah, menjadi dosen, dekan bahkan hingga menjadi guru besar di Fakultas Kehutanan UGM (1971 hingga 2008) – naik mobil bila ada tamu saat menjadi Dekan.25 Ruang kerjanya sebagai Dekan dan Kepala Laboratorium Manipulasi Lingkungan UGM tak mau dipasangi air conditioner (AC).26 Saat menjadi Kepala Laboratorium Manipulasi Lingkungan, rajin mencari riset,  baik berjangka pendek maupun jangka panjang (10-13 tahun), dan kerap dikirimi peralatan penelitian dari kolega di Jepang. 27 Saat menjabat Ketua Tim Penanaman Pohon/Penghijauan UGM, jumlah pepohonan di lingkungan UGM bertambah banyak.28 Dekan termuda di Fakultas Kehutanan  UGM (tahun 2000, hanya tiga bulan). Ketika menjabat Dekan Fakultas Kehutanan UGM, ikut ‘menyelamatkan’  Presiden (alm) K.H Abdurahman Wahid (Gus Dur) dari kepungan massa dan mahasiswa kampus saat menuju Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta.29 Selesai S-3 (1987) mendeklarasikan ‘Sumpah Gandum’ (kini sudah 23 tahun menjalani Sumpah Gandum). 30 Menantu Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Bimo Walgito, pendiri Fakultas Psikologi UGM.31 Selesai S-3 tahun  1987 atau usia 35 tahun dan usia 36 tahun melangsungkan pernikahan dengan  Lestari Rahayu Waluyati  (sekarang sudah lulus S-3) dan kini dikaruniai tiga anak. Di 2011  ini,  si sulung Nana  mahasiswi Fisipol HI UGM;  Fajar (kedua) mahasiswa Fakultas TP UGM; dan Anto (anak ketiga) siswa SMAN I  Yogyakarta).32 Dirjen termuda di Departemen Kehutanan (Dephut) pada 2001 (menjabat hanya tujuh bulan).

Page 3: Prof Suhardi

33 Saat menjabat Dirjen RLPS Dephut, sering mengajukan penolakan kebijakan impor pangan kepada Menteri Kehutanan. Namun kerap diabaikan karena minim dukungan politik. 34 Saat menjabat Dirjen RLPS Dephut, membuat surat himbauan kepada jajaran di bawahnya agar membudayakan makan makanan lokal, seperti ketela dan umbi-umbian35 Nama Prof. Suhardi sering disebut-sebut sebagai calon menteri  kehutanan oleh empat presiden antara tahun 1999 hingga 2004 (dari Presiden BJ Habibie,  K.H Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono). [sejumlah media massa telah mempublikasikan].36 Membuat surat himbauan kepada kepala daerah agar membudayakan menanam pohon sebelum pernikahan dengan jumlah minimum 10  sampai dengan  100 bibit tanaman bermanfaat. Termasuk himbauan menjadikan bibit tanaman sebagai mahar pernikahan.37 Selepas dari Dirjen RLPS tahun 2001, menjabat Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DI Yogyakarta kemudian diangkat sebagai  anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Pusat di Departemen Pertanian  (tahun 2002 hingga 2010). Juga ditunjuk sebagai Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan  DIY  (2002 - sampai  sekarang). Selama masa jabatan itu, Prof. Suhardi sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Kemakmuran Tani dan Nelayan periode 2002 hingga 2003.38 Ketika menjadi Ketua Umum HKTI DI Yogyakarta, Prof. Suhardi berinteraksi dengan Siswono Yudho Husodo (Ketua Umum DPN HKTI periode 1999-2004) dan Prabowo Subianto (Ketua Umum DPN HKTI periode 2004-2009).39 Masa mengabdi di HKTI berinteraksi dengan Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono  X. 40 Saat gempa di Yogyakarta pada 2006, rumah joglo Suhardi menjadi posko bantuan gempa  selama beberapa bulan. Bantuan berasal dari Bapak Prabowo Subianto, simpatisan HKTI, keluarga, kerabat, kolega dan masyarakat.40 Konsultan penghijauan membantu Rustriningsih (Bupati Kebumen periode 2000-2010).  Rustriningsih kini  Wakil Gubernur Jateng dan masih berkomunikasi aktif dengan Prof. Suhardi.41 Sering diundang menjadi pembicara tentang pelestarian hutan dan perlindungan lahan pangan di sejumlah perguruan tinggi dan lembaga penelitian baik di dalam negeri maupun luar negeri.42 Ikut menerima tamu istimewa Pangeran Charles (Inggris) dan Pangeran Bernard (Belanda) saat mengunjungi Hutan Pendidikan Wanagama I di Yogyakarta.43 Ikut terlibat mendaftarkan Partai Gerindra ke KPU Pusat dalam waktu hanya 22 hari untuk proses verifikasi administrasi.  44 Menghimbau pengurus dan kader di Partai Gerindra supaya membiasakan diri tidak mengonsumsi gandum maupun makanan berbahan baku gandum (roti, snack, dll). Sebaliknya mendorong para kader dan simpatisan Partai Gerindra  dan masyarakat umum terbiasa mengonsumsi makanan produk lokal, seperti ketela, umbi-umbian, jagung, kacang tanah, tales, sagu, atau pun gambyong.45 Sejak menjabat Ketua Umum Partai Gerindra (2008), Prof. Suhardi kerap mengunjungi sejumlah daerah menemui kader tanpa melihat status maupun kepopuleran pengurus daerah.48 Meski seorang politisi, Prof. Suhardi masih sering diundang sebagai pembicara oleh sejumlah organisasi dan lembaga dalam kapasitas pakar kehutanan.46 Dalam perjalanan politik ke sejumlah kader dan konstituen, untuk perjalanan di P. Jawa, Prof. Suhardi lebih memilih naik kereta api ketimbang pesawat. Alasannya, bisa berbaur dengan rakyat. 47 Rajin menanam pohon-pohon yang  bermanfaat, seperti sukun, alpukat, kepel, pakel, dan meranti, di pekarangan rumahnya di kawasan Kaliurang, DI Yogyakarta.48 Sejak menjadi Ketua Umum Partai Gerindra (Februari 2008), Prof. Suhardi  menetap di Jakarta, sementara keluarga di Yogyakarta. Pulang pergi Jakarta-Yogyakarta dilakukan minimal satu kali dalam sebulan.49 Pada 2009, saat memberi sambutan dalam syukuran di rumah Prof. Suhardi, Sekretaris Desa Mandong Sugiman (telah wafat pada 7 Januari 2011) sempat menyampaikan pengalaman spiritualnya: “Kelak Indonesia akan makmur dan sejahtera bila ada warga Mandong yang ikut berkontribusi terhadap kepentingan bangsa dan negara’’. 50 Masuk kembali dalam daftar calon menteri pertanian pada rencana reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di bulan Maret 2011.

Sumber : http://mandiri-pangan.blogspot.com/2011/12/50-fakta-tentang-pak-suhardi.html Menyebut namanya singkat saja Suhardi, tapi jangan dikira sesingkat itu perjalanan pendidikan dan karirnya hingga menjadi pucuk pimpinan Partai Berlambang Kepala Garuda itu. Suhardi muda, meraih gelar Sarjana Kehutanan di Kampus Biru pada tahun 1977, kala itu umurnya tepat 25 Tahun. Semasa menjadi mahasiswa di kota Gudeg itu, Suhardi sudah dipercaya menjadi asisten dosen khususnya pada matakuliah fisiologi pohon, mungkin karena Suhardi telah menunjukkan prestasinya dalam studi dan berhasil menguasai seluruh materi kuliahnya. Sejak kecil, Suhardi terindikasi punya otak yang encer dengan selalu tampil menjadi juara umum semasa masih duduk dibangku SMP dan STM di Klaten Jawa tengah dan kemudian berhasil menyabet gelar Master Program pada tahun 1984, dan 3 tahun kemudian berhak menyandang title Phd dari College of Forestry, University Of Phillippines Los Banos (UPLB).

Pulang dari Philipina, Suhardi kembali bergabung bersama jajaran dosen di Fakultas Kehutanan, dan secara konsisten menjalankan profesinya itu hingga mencapai posisi sebagai Dekan Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 2000. Suhardi akhirnya menjadi seorang Guru Besar di UGM dengan Gelar akademis yang lebih panjang dari namanya sendiri, lengkapnya Prof. Dr. Suhardi MSc. Jabatan itu tak lama diembannya, sebab tidak sampai setahun, profesi Suhardi kemudian meloncat dari kalangan akademis, menyeberang ke birokrat sebab telah ditunjuk menjabat sebagai Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia, pada Mei 2001.

Page 4: Prof Suhardi

Sejak beralih profesi menjadi seorang birokrat, Suhardipun banyak merangkap sebagai ketua berbagai macam organisasi antara lain Lembaga Masyarakat Peduli Hutan, Kebun dan Pangan, HKTI Yogyakarta, PERBINDO (Perhimpunan Bambu Indonesia) Daerah Istimewa Yogyakarta , Majelis Pakar Dewan Pemberdayaan Pemuda Wira Usaha di bawah Menpora bersama Sultan HB X, Rektor UGM, Prof. Kamiso dan Prof. Alwi Dahlan.

Tapi apa yang terjadi ketika dirinya bergelut dalam admosfir birokrasi ?

Suhardi waktu itu merasa prihatin terhadap lingkungan dan nasib petani yang selalu bernasib buntung sebagai dampak stuktur ekonomi yang ada. Untuk memperbaikinya nasib petani harus didahului dengan perubahan sistem ekonomi. Tapi yang membuat Suhardi frustasi saat ingin melakukan perubahan, sebab dirinya terhempas oleh kekuatan politik. Intinya, politik adalah panglima, termasuk menentukan nasib petani.

Apa yang digagas dan diusulkannya tak pernah ditanggapi. Sebagai contoh, Suhardi punya usul jangan impor pangan, eh.. ternyata malah impor. Rupanya, selaku Dirjen pun sangat sulit untuk menyentuh kebijakan, tetap saja pengambil keputusan adalah pejabat di atasnya dan ternyata keputusan pejabat itu merupakan keputusan politik.

Dari situlah akhirnya Suhardi menyadari bahwa untuk melakukan perubahan sistem harus menggunakan kekuatan politik. Untuk itu, Suhardi bersama teman temannya termasuk mengajak Prabowo Subianto yang kala itu sedang menjabat sebagai Ketua Umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) dan masih tercatat sebagai anggota Partai Golkar.

Beberapa waktu kemudian, Suhardi dipanggil oleh Prabowo untuk membahas rencana pembentukan partai peserta Pemilu 2009. Nah, menjelang verifikasi partai, akhirnya Prabowo ikut bergabung meski masih tetap berada dibalik layar dan mengganti nama partai menjadi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Suhardi selaku pengusul pun kemudian ditunjuk sebagai Ketua Umumnya. Hanya dalam waktu dua minggu menjelang penutupan verifikasi partai, Gerindra akhirnya lolos sebagai peserta Pemilu 2009. Sebagai konsekwensinya Suhardi pun harus melepas karirnya sebagai birokrat untuk menjabat sebagai ketua umum sebuah Partai Politik Peserta Pemilu 2009, GERINDRA.

Gerindra pada pemilu lalu, hanya sebatas mengajukan Prabowo Subianto, sebagai calon wakil presiden mendampingi Megawati dari PDIP. Meski gagal dalam memperoleh suara mayoritas kala itu, namun Gerindra telah berhasil dalam menimba pengalaman, sebagai bekal dikemudian hari dalam mencalonkan Presiden dari partainya sendiri.Sejak saat itu, nama Prabowo Subianto yang lebih dikenal terkait dengan partai Gerindra. Namun sejatinya, Suhardi adalah seorang figur menjadi roh dan spirit dari partai Gerindra. Walau tak sepopuler Prabowo, Suhardi tetap konsisten dan bertekad untuk melebarkan sayap kemanapun arah penjuru negeri.Menjelang Pilpres 2014, Gerindra dengan penuh percaya diri akan mendukung Let Jen (Purn TNI) Prabowo Subianto, sebagai satu satunya calon Presiden dari partainya pada pemilu 2014 nanti. Bersama Prabowo, Partai Gerindra perlahan mulai bangkit, dengan meraih simpati dari seluruh lapisan masyarakat, terutama kaum petani dan nelayan.Tiap detik, dari hari ke hari, jumlah anggota partai Gerindra dan simpatisan makin bertambah, bertambah dan terus bertambah. Hal ini membuktikan bahwa Gerindra semakin dipercaya sebagai Partai calon pemenang Pemilu 2014.

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Prabowo yang berkali kali diucapkannya, agar rakyat mulai sekarang mengumpulkan semua pernyataan yang pernah disampaikannya, baik melalui media cetak maupun eletronik, sebagai bukti untuk menggugat, bila Prabowo dan partai Gerindra hanya sekedar melakukan pencitraan dan mengumbar janji janji semata.

Bila merunut dari sejarah, dan mempertimbangkan itikad baik para pendiri Partai Gerindra yang secara tulus berpihak pada kepetingan rakyat kecil, saya tak akan heran bila suatu saat GERINDRA akan menjadi partai terbesar di Republik ini.

Page 5: Prof Suhardi

Sumber : https://id-id.facebook.com/PrabowoSubianto/posts/10151193692541179 Road Map Suhardi, Akan Membuat Gerindra Menjadi Partai Terbesar-juru martani

1. Biografi Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta     (Populer sebagai Bung Hatta) lahir di Fort de Kock,  Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 - meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun, adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia mundur  dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta dikenal Sebagai Bapak  Koperasi  Indonesia. Bandar Udara   Internasional Jakarta  menggunakan namanya sebagai penghormatan terhadap   jasanya sebagai salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia.     Nama yang diberikan oleh orangtuanya  ketika dilahirkan adalah Muhammad Athar. Anak perempuannya bernama Meutia Hatta menjabat sebagai Mentri Negara Pemberdayaan Perempuan dalam Kabinet Indonesia Berdatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia dimakamkan di Tanah  Kusir, Jakarta.     Bung Hatta adalah nama salah seorang dari beribu pahlawan yang pernah memperjuangkan kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.  Sosok Bung Hatta  telah menjadibegitu dekat dengan hati rakyat Indonesia karena perjuangan dan sifatnya yang begitu merakyat. Besarnya peran beliaudalam perjuangan negeri ini ehingga disebut sebagai salah seorang "The Founding     Father's of Indonesi".     berbagai tulisan dan kisah perjuangan Muhammad Hatta telah ditulis dan dibukukan, mulai  dari masa kecil, remaja, dewasa  dan perjuangan beliau untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Namun dalam hal yang rasanya perlu sedikit digali dan dipahami, yaitu melihat Bung Hatta  sebagai tokoh organisasi san partai politik . hal ini dikaitkan dengan usaha melihat perkembangan kegiatan dan ketokohan beliau di dunia politik Indonesia saat ini. Maka pantas rasanya kita ikut melihat perjuangan dan perjalanan kegiatan politik  Bung Hatta.     Setelah perng dunia I berakhir generasi muda Indonesia yang berprestasi makin banyak yang mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan luar negeri seperti di Belanda dan Kairo (Mesir). Hal ini diperkuat dengan dibelakukanya politik balas budi oleh Belanda. Bung Hatta adalah  salah seorang pemuda yang beruntung , beliau mendapat kesempatan belajar di Belanda. Kalau kita memperhatikan semangat berorganisasi  Bung Hatta, sebenarnya telah tumbuh sewaktu beliau berada di Indonesia. Beliau pernah menjadi ketua Jong Sumatera  (1918-1921) dan semngat ini makin membara dengan asahan dari kultur pendidikan Belanda / Eropa yang bernafas demokrasi dan keterbukaan.