Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

37
LAPORAN STUDI KASUS PRODUKSI BERSIH DI PABRIK SELAI KELAPA GS Oleh: Nunung Nuriyah F34070014 Nita Diansari F34070035 Ratih Purnamasari F34070061 Dwi Apriliana F340700066 Hanna Rina Pransiska F34070065 Lutvia Rosaliana F34070090 Adi Setiawan F34070089 Eki Hercules F34070099 Muh. J. S. Prayoga F34070131 Imam Nur Pratomo F34070115

Transcript of Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Page 1: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

LAPORAN STUDI KASUS PRODUKSI BERSIH

DI PABRIK SELAI KELAPA GS

Oleh:

Nunung Nuriyah F34070014

Nita Diansari F34070035

Ratih Purnamasari F34070061

Dwi Apriliana F340700066

Hanna Rina Pransiska F34070065

Lutvia Rosaliana F34070090

Adi Setiawan F34070089

Eki Hercules F34070099

Muh. J. S. Prayoga F34070131

Imam Nur Pratomo F34070115

2010

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan adanya peningkatan teknologi, banyak kegiatan yang

menunjang peningkatan kondisi perekonomian mulai bermunculan. Salah satu

bentuk usaha yang begitu pesat berkembang adalah bidang perindustrian. Selain

meningkatkan kondisi perekonomian, dunia perindustrian menimbulkan berbagai

dampak negatif diantaranya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Berbagai krisis lingkungan yang melanda negara kita saat ini menunjukan adanya

kesalahan dalam cara pembangunan ekonomi yang kita tempuh khususnya dalam

bidang perindustrian. Hal itu memicu kita untuk mengembangkan strategi

pembangunan ekonomi khususnya di bidang perindustrian yang bersifat

sustainable dan berwawasan lingkungan.

Berkaitan dengan hal itu, mengkaji dan memahami paradigma produksi

bersih akan merupakan upaya yang sangat bermanfaat, mengingat paradigma

tersebut dikembangkan berdasarkan pengamatan terhadap berbagai kesalahan

praktek industri yang telah terjadi. Industri selai kelapa adalah industri yang

mengolah daging buah kelapa menjadi selai kelapa. Industri selai kelapa

merupakan salah satu industri kecil menengah (IKM) yang berkembang di daerah

Bogor yang berpotensi menghasilkan limbah, padat maupun cair.

Sejauh ini masalah utama yang masih sering dipermasalahkan dalam

industri kecil ini yaitu mengenai penanganan limbah cair bekas cucian air kelapa

yang dihasilkan, karena untuk limbah padat dan limbah cair lainnya dapat

dimanfaatkan sebagai produk sampingan (by product). Limbah cair terutama air

bekas cucian kelapa mempunyai konsekuen untuk dapat mencemari lingkungan

yang ada disekitarnya dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Industri selai kelapa yang berada di daerah Ciampea Bogor ini masih

tergolong ke dalam industri rumah tangga, dan skalanya kecil. Oleh karena itu

limbah cair yang dihasilkan tidak terlalu banyak,. Sejauh ini limbah padat (sabut

kelapa dan batok kelapa) dan limbah cair (air kelapa) yang dihasilkan sudah

dimanfaatkan dengan baik, hanya saja limbah cair bekas pencucian kelapa yang

Page 3: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

berpotensi menghasilkan bau yang menyengat masih perlu untuk diminimalisasi

dan lebih diperbaiki lagi agar tidak lagi mencemari lingkungan.

Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang pengendalian Pencemaran

Lingkungan, menjelaskan bahwa tidak diperkenangkan membuang limbah cair

kedalam tanah kecuali mendapat izin dari menteri terkait dan berdasarkan hasil

penelitian. Oleh karena itu, diharapkan bahwa setiap kegiatan industri yang

mengeluarkan limbah harus dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah,

dengan harapan untuk menekan dampak yang terjadi, sehingga kelestarian

lingkungan dapat teratasi.

B. Tujuan

Tujuan dari kunjungan kelompok ke Industri Selai Kelapa di Ciampea,

Bogor ini yaitu :

1. Untuk mengetahui jenis limbah yang dihasilkan oleh industri selai kelapa

Ciampea, Bogor.

2. Untuk mengetahui sumber dan karateristik limbah industri selai kelapa.

3. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah pada industri selai kelapa.

4. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari industri selai kelapa.

5. Untuk menerapkan produksi bersih, mengatasi, dan memberikan solusi

penanganan limbah terhadap industri selai kelapa di Ciampea Bogor.

Profil perusahaan

Selai merupakan produk pangan yang sudah akrab di lidah kita dan juga

sering kita jumpai sehari-hari sebagai produk komplementer atau pelengkap

produk pangna lainnya seperti roti. Selai memiliki banyak varian rasa diantaranya

selai dengna varian rasa buah, coklat, dan juga kelapa. Tidak semua konsumen

Page 4: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

roti memproduksi selai sendiri untuk mengisi roti yang diproduksinya, beberapa

produsen roti membeli dari produsen selai dengan menentukan karakteristik selai

yang diinginkan untuk rotinya. Seperti halnya dengan produsen roti dengan merk

GS yang memesan selai, khususnya selai kelapa untuk isian rotinya pada produsen

selai kelapa Pak Saerah yaitu di desa Tegal Waru Ciampea, Bogor.

Selai kelapa yang dipasok ke pabrik roti GS dibuat oleh produsen selai

kelapa skala kecil (home industry). Pabrik selai ini memproduksi selai kelapa

sebanyak kurang lebih 300 Kg/hari. Bahan baku yang digunakan ialah buah

kelapa yang dipasok dari daerah Lampung, Tasikmalaya, dan Banten. Kelapa

yang dipasok berkisar tiga sampai lima kilogram sekali memasok. Pasokan kelapa

dari daerah tersebut tidak datang setiap harinya, melainkan bergantung pada

ketersediaan kelapa di daerah-daerah tersebut. Selain bahan baku, pabrik selai

kelapa ini juga menggunakan bahan pembantu seperti gula pasir, gula cair, dan

tepung sagu yang dipasok dari supplier di Jakarta. Selai yang dihasilkan dikemas

dalam ukuran 10 Kg dan langsung di kirim ke pabrik roti GS. Roti GS merupakan

konsumen utama pabrik selai ini, tetapi selai kelapa yang dihasilkan juga dipasok

ke pabrik-pabrik roti kecil sekitar Ciampea dan Bogor walaupun jumlahnya tidak

sebanyak GS.

Pabrik selai ini memperkerjakan sekitar 40 orang pekerja yang merupakan

warga sekitar lokasi pabrik tersebut. Pekerja pabrik tersebut dibagi berdasarkan

jenis pekerjaannya, diantaranya bagian pengupasan dan pengerikan kalapa yang

terdiri dari 35 orang, bagian pemasakan satu orang, dan bagian pencucian dan

pemarutan kelapa tiga orang. Khusus pekerja bagian pengupasan dan pengerikan

kelapa bekerja secara borongan, artinya mereka bekerja tidak terikat jam kerja

namun sesuai dengan jumlah kelapa yang tersedia. Sedangkan bagian pencucian,

pemaruta, dan pemasakan bekerja sesuai waktu kerja yang ditetapkan, yaitu dari

pukul 09.00 sampai pukul 16.00 WIB.

Omset yang dihasilkan pabrik selia kelapa ini sekitar Rp 2400000 per

harinya, dengan harga selai Rp 8000 per kilogram. Salah satu keunggulan dari

produk selai kelapa ini ialah tidak memakai pengawet sehingga aman dikonsumsi.

Namun sebagai konsekuensinya umur simpan selai tidak lama, sehingga pabrik

Page 5: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

sering kali menerima selai kelapa yang sudah tengik atau rusak yang

dikembalikan dari pabrik GS. Meskipun demikian pemilik pabrik selai tersebut

tetap konsisten dengan tidak memakai pengawet pada produk selainya.

Page 6: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Pabrik selai kelapa menerima pasokan kelapa sekitar 3 ton setiap kali

memasok sekitar empat sampai lima kali dalam satu minggu. Selain kelapa bahan

pembantu lainnya seperti gula dan tepung sagu juga dipasok dari produsen di

Jakarta. Bahan baku dan bahan pembantu yang diterima tidak mendapat

penanganan penyimpanan secara khusus. Kelapa yang diterima langsung dikupas

dan diolah sehingga tidak diperlukan tempat peyimpanan khusus. Seperti halnya

kelapa, bahan pembantu juga tidak disediakan tempat penyimpanan secara khusus.

Bahan pembantu hanya disimpan di sebuah ruangan. Kelapa merupakan bahan

baku utama pembuatan selai kelapa tidak memiliki stock management atau

inventory control. Kelapa yang diterima bergantung pada ketersediaan kelapa dari

pemasok di Banten, Tasikmalaya, dan Lampung. Kerena itu tidak setiap hari

kelapa dipasok dan juga tidak tentu jumlah pasokannya, namun umumnya

pasokan datang empat hingga lima kali dalam seminggu sekitar tiga ton setiap kali

memasok. Hal yang sama juga pada bahan pembantu yang dipesan jika persedian

telah habis dan tidak pernah ditentukan kapan harus memesan lagi.

Produk selai yang dihasilkan sekitar 300 Kg per harinya dan dikemas

dalam kemasan plastik 10 Kg. Selai kelapa yang dihasilkan sama halnya dengna

bahan baku yang tidak disediakan tempat penyimpanan khusus. Selai yang

dihasilkan langsung didistribusikan ke pabrik roti GS dan produsen roti lain di

sekitar Ciampea. Selain produk utama selai kelapa, pabrik juga menghasilkan

hasil samping seperti air kelapa, air sisa pencucian, selai kelapa yang

dikembalikan pabrik GS karena ada kerusakan, dan juga batok kelapa dari proses

pengupasan. Hasil samping yang dihasilkan juga tidak ditangani secara khusus

karena hasil samping yang dihasilkan ada pihak ketiga yang memanfaatkan seperti

batok kelapa dan minyak kelapa dari selai kelapa yang sudah tengik. Sedangkan

air kelapa digunakan sebagai bahan baku pembuatan nata de coco yang juga

diproduksi oleh Pak Saerah. Air sisa pencucian kelapa tidak diolah dan langsung

dialirkan ke saluran pembuangan air. Selai kelapa yang tengik dan sudah diambil

minyaknya pun tidak disimpan dan diolah secara khusus namun langsung dikubur

di dalam tanah.

Page 7: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

PROSES PRODUKSI

Proses produksi selai kelapa terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu

pemancalan, pengerikan, pencucian, pemarutan, pemasakan, pendinginan, dan

pengemasan. Diagram alir proses produksi selai kelapa disajikan dalam Gambar 1

di bawah ini.

Gambar 1. Diagram Alir Proses Produksi Selai Kelapa

Deskripsi Peralatan dan Bahan Baku

A. Bahan Baku Utama

Bahan baku utama yang digunakan yaitu kelapa. Kelapa diperoleh dari

daerah Tasik, Banten, dan Lampung. Akan tetapi, akhir-akhir ini, kelapa

biasanya diperoleh dari daerah Banten. Kelapa dipasok dari pedagang

Page 8: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

pengumpul dengan harga Rp 2.000,00/kg. Kelapa yang digunakan yaitu

kelapa yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Jika kelapa yang

digunakan terlalu tua maka akan menghasilkan selai kelapa yang mudah

tengik karena kandungan minyaknya banyak. Sedangkan jika menggunakan

kelapa yang masih muda, akan menghasilkan selai kelapa yang asam.

Persediaan bahan baku utama tidak menentu. Terkadang pabrik diliburkan

untuk sementara jika bahan baku tidak tersedia. Bahan baku utama (kelapa)

disajikan pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Bahan Baku Utama (Kelapa)

B. Bahan Pembantu

Bahan pembantu merupakan bahan pelengkap yang digunakan selama

proses pembuatan produk. Bahan pembantu dalam proses produksi selai

kelapa yaitu air, gula pasir, gula cair, pewarna makanan, benzoat dan PSG,

garam, dan tepung sagu. Air digunakan untuk proses pencucian. Setelah

kelapa dikerik kemudian dicuci hingga bersih. Air yang digunakan berasal

dari air sumur dan ditampung dalam 1 bak penampungan. Sedangkan bahan

pembantu lainnya seperti gula pasir, gula cair, tepung sagu, dan garam

diperoleh dari perusahaan langsung. Bahan pembantu seperti pewarna

makanan dan benzoat dan PSG diperoleh dari toko bahan kimia. Bahan

pembantu disajikan pada gambar-gambar di bawah ini.

Page 9: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Gambar 2. Penampungan Gambar 3. Air Pewarna makanan

Gambar 4. Benzoat dan PSG

C. Peralatan dan Mesin Produksi

Adapun peralatan dan mesin yang digunakan selama proses produksi selai

kelapa diurutkan sesuai rangkaian proses yang ada. Peralatan dan mesin pengolahan

disajikan pada Tabel 1 di bawah ini.

Proses Alat atau mesin Spesifikasi Fungsi

Pemancalan Golok Besi Untuk membelah

kelapa dan

memisahkan

daging kelapa

dari batok kelapa.

Jerigen Plastik ukuran 25 kg Untuk

menampung air

Page 10: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

kelapa yang akan

digunakan

sebagai bahan

baku pembuatan

nata de coco

Karung Plastik ukuran 50 kg Untuk

menampung

batok kelapa yang

dihasilkan.

Keranjang Plastik Untuk

menampung

daging buah

kelapa yang telah

dipisahkan dari

batok kelapa.

Pengerikan Mesin Pengerik Tembaga dan

Stainless Steel.

Digerakkan oleh

tenaga listrik.

Untuk

menghilangkan

kulit ari kelapa

Karung Plastik Untuk

menampung kulit

ari hasil

pengerikan

Page 11: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Keranjang Plastik Untuk

menampung

kelapa yang

sudah dikerik.

Pencucian Keranjang Plastik Untuk

menampung dan

meniriskan

kelapa yang telah

dicuci

Pemarutan Mesin Pemarut Stainless Steel.

Digerakkan oleh

diesel berbahan bakar

bensin.

Untuk mencacah

kelapa menjadi

kelapa parut.

Ember Plastik ukuran 15 kg Untuk

menampung

kelapa parut yang

dihasilkan.

Pemasakan Mesin

Pemasakan

Stainless Steel.

Dilengkapi dengan

pengaduk yang

Untuk memasak

kelapa parut

menjadi selai

Page 12: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

digerakkan oleh

tenaga listrik.

Menggunakan bahan

bakar gas.

kelapa.

Serok Kayu

Plastik

Untuk

membersihkan

bagian tepi mesin

penggorengan

agar bahan

tercampur rata.

Untuk mengambil

selai kelapa dari

mesin

pemasakan.

Wadah Plastik Untuk

menampung selai

kelapa yang

dihasilkan.

Pendinginan Rak Kayu Untuk

menyangga

wadah

penampung selai

kelapa.

Page 13: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Pengemasan Mesin Sealer Menggunakan tenaga

listrik.

Untuk mengemas

selai ke dalam

plastik.

D. Deskripsi Proses Produksi Bersih

1. Pemancalan

Deskripsi proses:

Kelapa yang akan diproses masih berbentuk butiran kelapa tanpa

sabut. Untuk memperoleh daging buah kelapa diperlukan proses

pemancalan yang akan memisahkan batok kelapa dengan daging buah.

Pemancalan dilakukan menggunakan golok. Daging buah kelapa yang

telah dipisahkan dari batok kelapa kemudian ditampung di keranjang

plastik yang kemudian akan diproses lebih lanjut di stasiun pengerikan.

Batok kelapa akan ditampung pada karung berukuran 50 kg. Batok kelapa

yang terkumpul kemudian akan dijual. Sedangkan air kelapa ditampung pa

jerigen-jerigen berukuran 25 kg. Air kelapa ini akan dimanfaatkan sebagai

bahan baku pembuatan nata de coco.

Input dan output:

Kesetimbangan massa pada proses pemancalan disajikan pada

Gambar 5.

Gambar 5. Kesetimbangan Massa Proses Pemancalan

Identifikasi munculnya limbah:

Pada proses ini dihasilkan produk lain selain produk utama yaitu

berupa batok kelapa, air kelapa, dan kotoran berupa tanah dan kerikil.

Limbah tersebut merupakan limbah padat dan cair.

Page 14: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Opsi produksi bersih:

a. Memanfaatkan batok kelapa menjadi bahan bakar di stasiun

pemasakan.

b. Mengolah batok kelapa menjadi arang aktif.

c. Menjual batok dan air kelapa.

d. Memanfaatkan air kelapa sebagai bahan baku produk lainnya seperti

bahan baku pembuatan nata de coco dan sirup air kelapa.

e. Memanfaatkan air kelapa untuk pencucian kelapa.

2. Pengerikan

Deskripsi proses:

Daging buah kelapa yang telah dipisahkan dari batok kelapa

kemudian dikerik menggunakan alat pengerik. Pengerikan ini akan

memisahkan kulit ari daging buah kelapa dengan daging buah kelapa.

Kulit ari yang dihasilkan akan ditampung di karung dan daging buah

kelapa yang telah dibersihkan kulit arinya ditampung di keranjang plastik.

Jika buah kelapa yang akan diproses masih muda, maka pemisahan kulit

ari menggunakan pisau, sedangkan jika telah tua menggunakan alat

pengerik.

Input dan output:

Kesetimbangan massa pada proses pengerikan disajikan pada

Gambar 6.

Gambar 6. Kesetimbangan Massa Proses Pengerikan

Identifikasi munculnya limbah:

Produk samping yang dihasilkan di stasiun pengerikan yaitu kulir

ari daging buah kelapa.

Opsi produksi bersih:

Page 15: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

a. Memanfaatkan kulit ari daging buah kelapa sebagai pupuk atau sebagai

campuran pakan ternak.

b. Memasangkan karung dengan tepat pada alat pengerik agar kulit ari

yang ditampung tidak tercecer sehingga akan membuat stasiun

pengerikan menjadi lebih bersih.

3. Pencucian

Deskripsi proses:

Daging buah kelapa yang telah dibersihkan kulit arinya kemudian

dicuci hingga bersih. Pencucian dilakukan dua kali pada dua bak yang

berbeda. Kemudian kelapa yang telah bersih ditampung dan ditiriskan

dalam keranjang plastik. Air sisa pencucian dibuang ke dalam kolam

penampungan.

Input dan output:

Kesetimbangan massa pada proses pencucian disajikan pada

Gambar 7.

Gambar 7. Kesetimbangan Massa Proses Pencucian

Identifikasi munculnya limbah:

Produk samping yang dihasilkan di stasiun pencucian yaitu air sisa

pencucian. Volume air sisa pencucian cukup banyak. Sebagian air tercecer

ke lantai produksi sehingga lantai di stasiun pemarutan dan sebagian lantai

pemasakan menjadi becek.

Opsi produksi bersih:

Dilakukukan proses water treatment agar air yang dibuang ke lingkungan

tidak menimbulkan pencemaran atau bahkan air dapat digunakan kembali.

4. Pemarutan

Page 16: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Deskripsi proses:

Kelapa yang telah dicuci bersih kemudian diparut menggunakan

mesin parut. Kelapa parut yang dihasilkan ditampung di wadah plastik.

Kemudian kelapa parut ditimbang dan dipindahkan ke stasiun pemasakan.

Input dan output:

Kesetimbangan massa pada proses pemarutan disajikan pada

Gambar 8.

Gambar 8. Kesetimbangan Massa Proses Pemarutan

Identifikasi munculnya limbah:

Produk samping yang dihasilkan di stasiun pemarutan yaitu

ceceran dari kelapa parut.

Opsi produksi bersih:

Letakkan wadah penampungan kelapa parut tepat di bawah mesih

pemarutan dan berikan pelindung di bagian pinggir wadah penampungan

sehingga akan meminimalisasi ceceran kelapa parut yang tumpah.

5. Pemasakan

Deskripsi proses:

Kelapa parut yang dihasilkan dari stasiun pemarutan kemudian

dimasukkan ke dalam wadah ketel pemasakan. Kemudian ditambahkan

bahan pembantu seperti dula pasir, gula cair, garam, pewarna makanan,

benzoat dan PSG, dan tepung sagu. Adonan tersebut dimasak selama 135

menit. Selama proses pemasakan dilakukan pengadukan agar selai kelapa

yang dihasilkan memiliki warna dan rasa yang homogen.

Input dan output:

Kesetimbangan massa pada proses pemasakan disajikan pada

Gambar 9.

Page 17: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Gambar 9. Kesetimbangan Massa Proses Pemasakan

Identifikasi munculnya limbah:

Produk samping yang dihasilkan di stasiun pemasakan yaitu

ceceran selai kelapa yang tertumpah ketika selai kelapa dipindahkan dari

ketel pemasakan ke dalam wadah plastik untuk pendinginan.

Opsi produksi bersih:

a. Mengumpulkan kembali selai yang tercecer. (Pembelian alas dan alat

pengambil).

b. Mencampur ceceran selai kelapa pada selai kelapa yang tidak terjual

untuk diambil minyak kelapanya.

6. Pendinginan

Deskripsi proses:

Selai kelapa yang telah selesai dimasak kemudian didinginkan di

rak-rak kayu yang telah disediakan. Proses pendinginan hanya dilakukan

dengan mendiamkan selai kelapa tersebut berada pada suhu ruang selama

kurang lebih 12 jam.

Input dan output:

Kesetimbangan massa pada proses pendinginan disajikan pada

Gambar 10.

Gambar 10. Kesetimbangan Massa Proses Pendinginan

Page 18: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Identifikasi munculnya limbah:

Pada stasiun pendinginan tidak ditemui adanya produk samping

karena pada proses ini, selai kacang dalam wadah hanya dibiarkan saja

pada udara ruang.

7. Pengemasan

Deskripsi proses:

Selai kelapa yang telah didinginkan kemudian dikemas per 10 kg

menggunakan plastik dan kemudian dikemas lagi menggunakan kardus.

Input dan output:

Kesetimbangan massa pada proses pengemasan disajikan pada

Gambar 11.

Gambar 11. Kesetimbangan Massa Proses Pengemasan

Identifikasi munculnya limbah:

Produk sampingnya yang dihasilkan pada stasiun pengemasan

yaitu potongan plastik atau kemasan plastik yang rusak. Selain itu juga

ceceran selai kelapa yang tertumpah ketika akan dimasukkan ke dalam

kemasan.

Opsi produksi bersih:

a. Mendesain ulang bentuk kemasan atau membeli kemasan yang sesuai,

sehingga plastik pengemas akan habis terpakai.

b. Mencampur ceceran selai kelapa pada selai kelapa yang tidak terjual

untuk diambil minyak kelapanya.

Air Kelapa

Disaring

Ditambahkan gula dan CMC

Dimasak (15 menit)

Disaring

Ditambahkan asam sitrat, pewarna dan essense

Dikemas dalam boto/cup

Sirup Air Kelapa

Gambar 1. Prosedur Pembuatan Sirup Air Kelapa

Page 19: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Selain dari opsi-opsi produksi bersih tersebut, terdapat juga peluang-peluang

untuk menerapkan Good House-keeping di industri selai kelapa ini, yaitu :

a. Menuangkan air kelapa yang dihasilkan pada proses pemancalan ke

dalam jerigen penampungan dengan hati-hati agar tidak terjadi ceceran

air kelapa karena menimbulkan bau tidak sedap dan membuat lantai

menjadi licin.

b. Memasangkan karung dengan tepat pada alat pengerik agar kulit ari

yang ditampung tidak tercecer sehingga akan membuat stasiun

pengerikan menjadi lebih bersih.

c. Buatlah saluran air dari bak pencucian ke kolam penampungan

sehingga air sisa pencucian tidak tercecer dan membuat lantai menjadi

basah dan licin.

d. Sebaiknya bak pencucian air kelapa dibuat lebih tinggi agar pekerja

dapat berdiri atau duduk selama proses pencucian. Selama ini para

pekerja jongkok di pinggiran bak pencucian sehingga kotoran dari kaki

Page 20: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

pekerja dapat mengotori air yang digunakan untuk membersihkan

kelapa.

e. Letakkan wadah penampungan kelapa parut tepat di bawah mesih

pemarutan dan berikan pelindung di bagian pinggir wadah

penampungan sehingga akan meminimalisasi ceceran kelapa parut

yang tumpah.

f. Berhati-hatilah ketika memindahkan selai kelapa dari ketel pemasakan

ke dalam wadah plastik agar tidak ada selai kelapa yang tercecer atau

tertumpah.

g. Sebaiknya wadah yang digunakan untuk menampung selai kelapa

memiliki tutup yang berlubang. Hal ini diperlukan untuk menghindari

adanya kotoran yang menempel atau terjatuh pada selai kelapa tetapi

uap panas dari selai kelapa dapat tetap keluar.

Berhati-hatilah ketika memasukkan selai kelapa ke dalam kemasan sehingga selai kelapa yang tertumpah dapat diminimalisasi.

Analisis Finansial

Sirup yang Dikemas dengan Botol Kaca

Analisis finansial secara sederhana dari usaha pembuatan sirup air kelapa di desa Kota Baru yang merupakan lokasi pengkajian dan pengembangan dari produk yang memanfaatkan kelapa, memperlihatkan bahwa usaha pembuatan sirup air kelapa memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi usaha agroindustri rumahan skala pedesaan, hal ini diperkuat dengan keuntungan yang diperoleh, umur simpan yang cukup panjang 134 hari, dan mutu organoleptik yang cukup baik. Keuntungan yang diperoleh usaha ini selama satu bulan dengan kapasitas produksi 150 botol dengan harga jual Rp. 7500/botol diperkirakan dalam 1,1 bulan dapat kembali modal yang telah dikeluarkan dan usaha ini dapat bertahan pada tingkat suku bunga bank mencapai 90 %.

Hasil perhitungan analisis finansial usaha rumahan pembuatan sirup yang dikemas dengan botol disajikan secara lengkap pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis Finansial Pembuatan sirup yang dikemas dalam botol dengan periode usaha satu bulan

Page 21: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

No. Jenis Pembiayaan Harga (Rp.) Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1. Investasi 570.000

Alat pres botol 350.000

Kompor 145.000

Panci 40.000

Baskom 15.000

Saringan 5.000

Pengaduk (sutel) 15.000

2. Biaya Tidak Tetap (Variable cost) 600.450

Air Kelapa limbah pembuatan minyak (100 liter)

-

Gula pasir (75 kg) 375.000

Asam sitrat (1 kg) 25.000

CMC (1 kg) 100.000

Natrium Benzoat (1 kg) 19.600

Esense ( 7 botol) 15.000

Pewarna Makanan (10 botol) 30.000

Botol (150 buah) 20.100

Label (150 lembar) 7.500

(1) (2) (3) (4)

Penutup botol (150 buah) 2.250

Lapisan karet tutup botol (150 buah) 6.000

Segel Plastik

3. Biaya Tetap (fixed cost)

Perawatan (2%/th) 892

Alat press botol 583

Panci 67

Kompor 242

Penyusutan (20%/th) 8.917

Alat press botol 5.833

Panci 667

Kompor 2.417

4. Harga jual sirup (per botol) 7500

5. Pendapatan kotor 1.125.000

6. Pendapatan bersih (5-(2+3)) 514.741

7. RE (Rentabilitas Ekonomi) 90%

Page 22: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

8. Arus Kas (Cash Flow) 523.658

9. Periode Pengembalian (Payback Period)

1,1 bulan

Sirup yang Dikemas dengan Gelas Plastik

Bentuk dan jenis kemasan yang digunakan akan mempengaruhi biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan sirup air kelapa dalam kemasan, penggunaan plastik gelas sebagai kemasan sirup air kelapa digunakan dengan maksud untuk memperluas pasar pada konsumen yang sekarang ini cenderung memilih produk minuman dalam kemasan berukuran kecil dan praktis dengan harga yang terjangkau.

Komponen biaya yang meningkat pada penggunaan kemasan gelas plastik adalah investasi alat untuk press gelas yang lebih mahal dibandingkan dengan alat press untuk botol sehingga berdasarkan hasil analisis finansial menunjukkan bahwa dengan menggunakan kemasan plastik usaha pembuatan sirup akan lebih lama periode pengembalian modal yaitu 5,1 bulan dan keuntungan bersih yang lebih kecil yaitu Rp. 240.434 bila kapasitas produksi dalam satu bulan hanya 472 gelas plastik. Untuk mempercepat pengembalian modal dan memperbesar keuntungan dapat dilakukan dengan meningkatkan Jumlah produksi lebih besar dari 500 gelas/bulan. Walaupun demikian penggunaan kemasan plastik pada masa yang akan datang akan lebih diminati oleh konsumen karena kepraktisannya.

Tabel 3. Analisis Finansial Pembuatan sirup yang dikemas dalam gelas plastik dengan periode usaha satu bulan

No. Jenis Pembiayaan Harga (Rp.) Jumlah

1. Investasi 1.220.000

Alat pres gelas plastik 1.000.000

Kompor 145.000

Panci 40.000

Baskom 15.000

Saringan 5.000

Pengaduk (sutel) 15.000

2. Biaya Tidak Tetap (Variable cost) 703.566

Air Kelapa limbah pembuatan minyak (100 liter)

-

Gula pasir (75 kg) 375.000

Asam sitrat (1 kg) 25.000

CMC (1 kg) 100.000

Page 23: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Natrium Benzoat (1 kg)

Esense ( 7 botol) 19.600

Pewarna Makanan (10 botol) 15.000

(1) (2) (3) (4)

Gelas plastik (472 buah) 121.766

Plastik penutup gelas 23.600

Sablon label 23.600

3. Biaya Tetap (fixed cost)

Perawatan (2%/th)

Alat press gelas plastik 1.976

Panci 1.667

Kompor 67

Penyusutan (20%/th) 19.750

Alat press gelas lastik 16.666

Panci 667

Kompor 2.417

4. Harga jual sirup (per gelas) 2000

5. Pendapatan

Pendapatan kotor 944.000

Pendapatan bersih (5-(2+3)) 240.434

6. RE (Rentabilitas Ekonomi) 19,70%

7. Arus Kas (Cash Flow) 260.184

8. Periode Pengembalian (Payback Period)

5,1 bulan

Arang Aktif

Hasil samping dari buah kelapa salah satunya juga adalah tempurung yang

ketebalannya kurng lebih antara 3-5 mm dengan beratnya 15 - 19% berat buah

kelapa (Tabel 1).

Tabel 1. Komposisi kimia tempurung kelapa

Komponen Persentase (%)

1.

2.

3.

Sellulose

Pentosan

Liquim

26,6

27,7

29,4

Page 24: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

4.

6.

7.

8.

9.

Abu

Solven ekstraktif

Uronat anhydrad

Nitrogen

Air

0,6

4,2

3,5

0,11

8,0

Sumber : Suhardiyono, 1988

Umumnya tempurung dimanfaatkan sebagai bahan bakar berupa

tempurung kering atau arang tempurung. Dari tempurung juga dapat dibuat arang

aktif yang digunakan untuk mengasorbsi gas dan uap.

Tabel 2. Analisis Finansial Pembuatan Arang Tempurung Kelapa Periode 1 Bulan dengan Menghasilkan 10 Karung Arang per 150 kg arang

No. Jenis Pembiayaan Harga (Rp.) Jumlah (Rp.)

1. Investasi 100.000

Drum 100.000

2. Biaya tidak tetap (Variable Cost) 93.750

Tempurung kelapa 93.750

3. Biaya Tetap (Fixed Cost) 2.250

a. Perawatan drum (2%/thn)

b. Penyusutan drum (20/thn)

167

20.000

4. Harga jual arang per karung 25.000

5 Pendapatan

- Pendapatan kotor

- Pendapatan bersih (5 – (2+3)

250.000

136.083

6 Rentabilizas ekonomi (RE) 136,08%

7 Arus Khas (Cash Flow) 136.750

8 Payback Period (Periode Pengembaliannya

0,73 bulan

Dalam kegiatan gelar ini pembuatan arang menggunakan metode Drum.

Dari hasil pembakaran metode ini dari 30 kg tempurung dapat menghasilkan

arang 8 kg.

Page 25: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Harga 1 karung arang (15 kg) seharga Rp.30.000,- dan untuk tempurung

sendiri dengan harga Rp.1.000/ikat (40 lempengan tempurung).

Drum Bekas Oli 200 Liter

Drum diletakan diatas tanah + 20-25 cm

Menggunakan alas batu dll.

Didiamkan selama 1 malam

Arang Tempurung

Masukan tempurung di dalam Drum dengan membuat lubang udara ditengah-tengah Drum dari alas bawah

sampai bagi permukaan Drum.

Pembakaran tempurung mulai dari bagian alas dengan memasukan sedikit minyak tanah untuk pembakaran

awal

Tempurung habis terbakar, drum ditutup dengan karung basah yang dilapisi pada penutup dari logam

dan ditutup rapat

Page 26: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Keterangan : 1. Buang tutup atas Drum

2. Tutup bagian bawah di lubangi 4-6 buah (udara masuk)

Gambar 6. Skematis Proses pembuatan Arang Tempurung Kelapa menggunakan Drum

Page 27: Produksi Bersih Pada Pabrik Selai Kelapa GS

Water reatment