laporan GS

94
Laboratorium Geologi Dinamis Sie. Geologi Struktur Program Studi Teknik Geologi UPN “Veteran”Yogyakarta 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN Adapun tujuan diadakannya praktikum adalah sebagai berikut : a. Mengetahui definisi geologi struktur, struktur primer, struktur sekunder. b. Mengetahui gambaran tiga dimensi dari struktur bidang dan struktur garis (metode proyeksi ortogonal). 1.2 DASAR TEORI Geologi struktur adalah suatu ilmu yang mempelajari perihal bentuk arsitektur, struktur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan. Geologi struktur pada intinya mempelajari struktur batuan (struktur geologi), yaitu struktur primer dan struktur sekunder. (Bagian terbesar, terutama mempelajari struktur sekunder ini). Struktur geologi dipelajari dan dianalisis dengan tiga cara, yaitu : 1. Secara Deskriptif Nama : Fajar Andriyani NIM : 112 110 102 Plug : III

Transcript of laporan GS

Page 1: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN

Adapun tujuan diadakannya praktikum adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui definisi geologi struktur, struktur primer, struktur

sekunder.

b. Mengetahui gambaran tiga dimensi dari struktur bidang dan

struktur garis (metode proyeksi ortogonal).

1.2 DASAR TEORI

Geologi struktur adalah suatu ilmu yang mempelajari perihal

bentuk arsitektur, struktur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi

yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk

(deformasi) pada batuan. Geologi struktur pada intinya mempelajari

struktur batuan (struktur geologi), yaitu struktur primer dan struktur

sekunder. (Bagian terbesar, terutama mempelajari struktur sekunder

ini).

Struktur geologi dipelajari dan dianalisis dengan tiga cara, yaitu :

1. Secara Deskriptif

Mempelajari struktur geologi dengan mengamati, mengukur

unsur-unsur geometri (struktur bidang dan struktur garis) di

lapangan, dan menyajikannya dalam peta, penampang, diagram

dan analisis statistik.

2. Secara Kinematik

Meliputi pergerakan atau pergeseran dari struktur tersebut

(analisis), identifikasi dan klasifikasi (penamaan).

3. Secara Genetik

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 2: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Meliputi pemahaman serta penjabaran mengenai pembentukan

struktur geologi yang berkaitan dengan pola tegasan

pembentuknya.

Berdasarkan genesanya geologi struktur ini dapat dibagi menjadi

dua yaitu:

a. Struktur primer

Struktur primer adalah struktur batuan yang terbentuk

bersamaan dengan proses pembentukan batuan. Contoh :

- Pada batuan sedimen: Pada batuan sedimen, struktur primer

identik dengan struktur sedimen. Perlapisan/laminasi sejajar,

perlapisan/laminasi silangsiur (cross bedding), perlapisan

bersusun (graded bedding). Secara umum merupakan

struktur sedimen.

- Pada batuan beku: Kekar kolom (columnar joint), kekar

melembar (sheeting joint), vesikuler .

- Pada batuan metamorf: Foliasi.

b. Struktur sekunder

Struktur sekunder yaitu merupakan struktur yang terbentuk

setelah proses pembentukan batuan yang diakibatkan oleh

adanya deformasi tektonik atau gaya eksternal yang bekerja

selama maupun setelah pembentukan batuan. Missal : kekar,

sesar, lipatan.

Pada dasarnya ada dua gaya yang menyebabkan terjadinya

deformasi pada roman muka bumi. Yaitu gaya endogen dan gaya

eksogen. Pada struktur sekunder sering mengalami gaya tersebut,

disamping dapat menghasilkan struktur geologi dalam skala besar

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 3: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

seperti kekar, sesar, lipatan deformasi dapat juga menghasilkan

struktur geologi dalam jumlah skala yang kecil seperti rekahan,

perubahan struktur atom pada suatu kristal.

Ada empat macam proses deformasi yaitu :

a. Deformasi Translasi

Yaitu perubahan tempat atau posisi.

b. Deformasi Rotasi

Yaitu perubahan hanya untuk sudut.

c. Deformasi Distorsi

Yaitu perubahan bentuk

d. Deformasi Dilasi

Yaitu perubahan volume.

Gambar 1.1

Penggambaran Simbol Struktur Bidang

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 4: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

1.3 LEMBAR TUGAS

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 5: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

1.4 KESIMPULAN

1) Geologi struktur adalah suatu ilmu yang mempelajari perihal bentuk

arsitektur, struktur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang

menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi)

pada batuan. Geologi struktur pada intinya mempelajari struktur

batuan (struktur geologi), yaitu struktur primer dan struktur

sekunder. (Bagian terbesar, terutama mempelajari struktur

sekunder ini).

2) Berdasarkan genesanya geologi struktur dapat dibagi menjadi dua

yaitu :

a. Struktur primer yaitu merupakan struktur yang terbentuk

bersamaan pada saat terjadinya pembentukan batuan tersebut.

b. Struktur sekunder yaitu merupakan struktur yang terbentuk

setelah proses pembentukan batuan yang diakibatkan oleh

adanya gaya eksternal yang bekerja selama maupun setelah

pembentukan batuan.

3) Kita dapat menentukan arah strike dan dip dari kedudukan suatu

batuan atau endapan.

4) Kita dapat menentukan batas lithologi dengan metode kontur

struktur.

5) Kita dapat mengetahui sejarah geologi dari suatu endapan.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 6: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

BAB II

STRUKTUR BIDANG

2.1 TUJUAN

Adapun tujuan diadakannya praktikum adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui definisi struktur bidang.

b. Menggambarkan geometri struktur bidang ke dalam proyeksi dua

dimensi (secara grafis).

c. Menentukan kedudukan bidang dari dua atau lebih kemiringan

semu.

d. Menentukan kedudukan bidang berdasarkan “problem tiga titik”

(three point problem).

e. Melakukan plotting simbol-simbol geologi pada peta dasar.

2.1 DASAR TEORI

Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk

geometri bidang. Kedudukan awal struktur bidang (bidang perlapisan)

pada umumnya membentuk kedudukan horizontal. Kedudukan ini

dapat berubah menjadi miring jika mengalami deformasi atau pada

kondisi tertentu, misalnya pada tepi cekungan atau pada lereng

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 7: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

gunung api, kedudukan miringnya disebut initial dip. Disamping

struktur perlapisan, struktur geologi lainnya yang membentuk struktur

bidang adalah: kekar, sesar, belahan (cleavage), sayap lipatan, foliasi,

dll.

Istilah-istilah struktur bidang, yaitu :

a. Jurus (strike) : arah garis horisontal yang dibentuk oleh

perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan bidang

bantu horisontal, dimana besarnya jurus/strike diukur dari arah

utara.

b. Kemiringan (dip) : besarnya sudut kemiringan terbesar yang

dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan dengan bidang

horisontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus/strike.

c. Kemiringan semu (apparent dip) : sudut kemiringan suatu bidang

yang bersangkutan dengan bidang horisontal dan pengukuran

dengan arah tidak tegak lurus jurus/strike.

d. Arah kemiringan : arah tegak lurus jurus yang sesuai dengan arah

(dip direction) miringnya bidang yang bersangkutan dan diukur

dari arah utara.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 8: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 2.1

Struktur Bidang Dalam Blok Tiga Dimensi

CARA PENGUKURAN STRUKTUR BIDANG

Pengukuran struktur bidang dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu:

a. Pengukuran jurus dan kemiringan strike/dip

b. Pengukuran “kemiringan dan arah kemiringan”

Keterangan:

a. Pengukuran jurus dan kemiringan strike/dip

1. Pengukuran strike dilakukan dengan menempelkan sisi “E”

kompas pada bidang yang diukur dalam posisi kompas horizontal

(gelembung berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi). Angka

azimuth yang ditunjuk oleh jarum “N” merupakan arah strike

yang diukur (jangan lupa menandai

garis strike yang akan dipakai untuk pengukuran dip). Misal hasil

dari pembacaan N 185° E.

2. Pengukuran dip dilakukan dengan menempelkan sisi “W”

kompas pada bidang yang diukur dalam posisi kompas tegak

lurus garis strike (posisi nivo tabung berada di atas). Putar

klinometer sampai gelembung berada pada pusat nivo tabung.

Pembacaan besarnya dip yang diukur lihat gambar di bawah ini.

Misal hasil dari pembacaan dip adalah 50°.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 9: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 2.2

Cara Pembacaan Derajat Dip

b. Cara pengukuran “kemiringan dan arah kemiringan” (dip,dip

direction)

1. Pengukuran arah kemiringan dilakukan dengan menempelkan

sisi “S” kompas pada bidang yang diukur dalam posisi kompas

horizontal (gelembung berada pada pusat lingkaran nivo mata

sapi). Angka azimuth yang ditunjuk oleh jarum “N” merupakan

arah kemiringan yang diukur. Misal hasil dari pembacaan adalah

N 275° E.

2. Pengukuran dip dilakukan dengan cara sama seperti pada

gambar di atas.

3. Maka notasi kedudukan bidang yang diukur adalah 60°, N 275°

E.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 10: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 2.3

Pengukuran Kedudukan Struktur Bidang

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 11: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

2.3 LEMBAR TUGAS

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 12: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

2.4 KESIMPULAN

1. Beberapa struktur geologi secara ilmiah dapat disebutkan sebagai

struktur bidang yaitu bidang perlapisan.

2. Hal-hal yang perlu dalam mempelajari struktur bidang antara lain

yaitu jurus, kemiringan, kemirinag semu dan arah kemiriangan.

Gambar 2.4

Struktur Bidang dalam Blok Tiga Dimensi

BAB III

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 13: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

STRUKTUR GARIS

3.1 TUJUAN

Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah :

a. Mengetahui definisi dan mampu menggambarkan struktur garis ke

dalam proyeksi dua dimensi (secara grafis).

b. Menentukan plunge dan rake/pitch suatu garis pada suatu bidang.

c. Menentukan kedudukan struktur garis yang merupakan

perpotongan dua bidang.

3.2 DASAR TEORI

Struktur garis adalah struktur batuan yang membentuk geometri

garis, antara lain gores garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua

bidang. Struktur garis dapat dibedakan menjadi stuktur garis riil dan

struktur garis semu.

Pengertian :

- Struktur Garis Nyata

Struktur garis nyata adalah struktur garis yang arah dan

kedudukannya dapat diamati dan diukur langsung di lapangan,

contoh: gores garis yang terdapat pada bidang sesar.

- Struktur Garis Semu

Struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah

atau kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur struktur

yang membentuk kelurusan atau liniasi, contoh: liniasi fragmen

breksi sesar, liniasi mineral-mineral dalam batuan beku, arah

liniasi struktur sedimen (groove cast, flute cast) dan sebagainya.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 14: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat

dibedakan menjadi struktur garis primer yang meliputi: liniasi atau

penjajaran mineral-mineral pada batuan beku tertentu, dan arah liniasi

struktur sedimen. Struktur garis sekunder yang meliputi: gores-garis,

liniasi memanjang fragmen breksi sesar, garis poros lipatan, kelurusan-

kelurusan dari topografi, sungai dan sebagainya.

Kedudukan struktur garis dinyatakan dengan istilah-istilah: arah

penunjaman (trend), penunjaman (plunge, dibaca: planj), arah

kelurusan (bearing, dibaca: biring) dan rake atau pitch. Dengan

Pengertian masing-masing sebagai berikut:

- Arah penunjaman (trend)

Arah penunjaman (trend) adalah azimuth yang menunjukkan

arah penunjaman garis tersebut, dan hanya menunjukkan satu

arah tertentu.

- Arah kelurusan (bearing)

Arah kelurusan (bearing) adalah azimuth yang menunjukkan

arah kelurusan garis tersebut. Kelurusan ini memiliki dua

pembacaan dimana salah satu arahnya merupakan sudut

pelurusnya.

- Plunge

Plunge adalah dip penunjaman.

- Rake/pitch

Rake/pitch adalah besar sudut antara struktur garis dengan

garis horisontal yang diukur pada bidang dimana garis tersebut

terdapat dan membentuk sudut terkecil (sudut lancip).

Penulisan (notasi) struktur garis dapat dinyatakan berdasarkan

dua sistem, yaitu:

a. Sistem Azimuth

b. Sistem Kuadran

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 15: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Penulisan struktur garis dengan cara ini dapat dilakukan

berdasarkan sistem azimuth dan sistem kuadran, yaitu:

a. Sistem Azimuth

Y°, N X°E

dimana :

Y = penunjaman/plunge, besarnya, 0° - 90°

X = arah bearing, besarnya 0° -360°

contoh : 78°, N 042° E

b. Sistem Kuadran

Tergantung pada posisi kuadran.

Contoh :

45° SE, S 065° E (atau dalam sistem azimuth sama dengan 45°,

N 115°).

45° NW, S 065° E (atau dalam sistem azimuth sama dengan 45°,

N 295°).

Penggambaran simbol struktur garis, yaitu:

1. Bearingnya digambarkan dengan tanda panah.

2. Tulis besar penunjamannya (plunge) pada ujung tanda panah

tersebut.

Simbol: 40° terbaca 40°, N 90° E (sistem azimuth).

Cara pengukuran struktur garis yang mempunyai arah

penunjaman (trend), yaitu:

a. Cara pengukuran arah penunjaman (trend ):

1.Menempelkan alat bantu (buku lapangan atau clipboard) pada

posisi tegak dan sejajar dengan arah yakni struktur garis yang

diukur.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 16: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

2.Menempelkan sisi “W” atau “E” kompas pada posisi kanan atau

kiri alat bantu dengan visir kompas (sigthing arm) mengarah

pada penunjaman struktur garis tersebut.

3.Menghorizontalkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan

horizontal/gelembung berada di tengah nivo), maka harga yang

ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah

penunjamannya (trend).

b. Cara pengukuran sudut penunjaman (plunge), yaitu:

1.Menempelkan sisi “W” kompas pada sisi atas alat bantu yang

masih dalam keaadan vertikal.

2.Memutar klinometer hingga gelembung pada nivo tabung berada

di tengah nivo dan besar sudut penunjaman (plunge) merupakan

besaran sudut vertikal yang ditunjukkan oleh penunjuk pada

skala klinometer.

c. Cara pengukuran Rake/Pitch, yaitu:

1.Membuat garis horizontal pada bidang dimana struktur garis

tesebut terdapat (garis horizontal sama dengan jurus dari bidang

tersebut) yang memotong struktur garis.

2.Mengukur besar dari sudut lancip yang dibentuk oleh garis

horizontal (dengan menggunakan busur derajat).

d. Cara pengukuran arah kelurusan (bearing), yaitu:

1.Arah fisir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur

garis yang akan diukur, misalnya sumbu terpanjang pada

fragmen breksi sesar.

2.Menghorizontalkan kompas (gelembung nivo mata sapi berada di

tengah nivo), dengan catatan, posisi kompas masih seperti no.1

tersebut di atas, maka harga yang ditunjuk oleh jarum utara

kompas adalah harga arah bearing-nya.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 17: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

(a) (b)

(c) (d)

(e)

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 18: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 3.1

Cara Pengukuran Struktur Garis

(a)Pengukuran Plunge, (b) Pengukuran Rake,

(b)(c), (d), (e) Pengukuran arah kelurusan

3.3 LEMBAR TUGAS

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 19: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

3.4 KESIMPULAN

1. Metode grafis dapat diaplikasiakan dalam pemecahan

permasalahan struktur garis dengan menggunakan metode grafis

satu antara lain :

a. Menentukan pluge dan rake sebuah garis pada bidang tertentu

b. Menentukan kedudukan struktur faris dari perpotongan pada

bidang tertentu.

2. Struktur garis dapat dibedakan menjadi dua yaitu struktur garis riil

dan struktur garis semu.

3. Berdasarkan alat pembentukannya struktur garis dapat dibedakan

menjadi struktur primer dan struktur sekunder.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 20: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

BAB IV

PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN PROYEKSI KUTUB

4.1 TUJUAN

Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk :

a. Mengetahui definisi proyeksi stereografis dan proyeksi kutub.

b. Memecahkan masalah geometri bidang dan geometri garis secara

stereografis.

c. Menggunakan proyeksi stereografis sebagai alat bantu dalam

tahap awal analisis data yang diperoleh di lapangan untuk

berbagai macam data struktur.

4.2 DASAR TEORI

Proyeksi stereografis adalah penggambaran yang didasarkan

pada perpotongan bidang/garis dengan suatu permukaan bola. Unsur

struktur geologi akan lebih nyata, lebih mudah dan cepat

penyelesaiannya bila digambarkan dalam bentuk proyeksi permukaan

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 21: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

bola. Permukaan bola tersebut meliputi suatu bidang dengan pusat

bola yang terlihat pada bidang tersebut maka bidang tersebut

memotong permukaan bola sepanjang suatu lingkaran, yaitu lingkaran

besar. menunjukkan perbandingan antara proyeksi orthografi dengan

proyeksi permukaan bola.

Yang dipakai sebagai gambaran posisi struktur di bawah

permukaan adalah belahan bola bagian bawah. Selanjutnya proyeksi

permukaan bola digambarkan pada permukaan bidang horisontal

dalam bentuk proyeksi stereografis. Hal tersebut didapat dari

perpotongan antara bidang horisontal yang melalui pusat bola dengan

garis yang menghubungkan titik-titik pada lingkaran besar terhadap

titik zenithnya. Gambaran proyeksi yang didapat disebut dengan

stereogram dan hubungan sudut di dalam proyeksi stereografi. Dari

gambar tersebut tampak bahwa pengukuran besar sudut selalu dimulai

dari 0° di tepi lingkaran (lingkaran primitif) dan 90° di pusat lingkaran.

Hubungan antara proyeksi permukaan bola dengan pembuatan lingkaran

besar dan lingkaran kecil.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 22: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 4.1

Hubungan Antara Proyeksi Permukaan Bola dengan pembuatan lingkaran

besar dan lingkaran kecil

Macam-macam proyeksi sterografi :

1. Equal angle projection net atau Wulf net.

2. Equal area projection net atau Schmidt net.

3. Orthographic net.

Dalam proyeksi ini, penggunaan ketiga jaring tersebut pada

prinsipnya sama, yaitu 0° dimulai dari lingkaran primitif dan 90° di

pusat lingkaran.

STRUKTUR BIDANG Stereogram struktur bidang selalu diwakili oleh lingkaran besar,

sehingga besar sudut kemiringan selalu diukur pada arah E - W jaring,

yaitu 0° pada lingkaran primitif dan 90° di pusat lingkaran.

STRUKTUR GARIS

Stereogram struktur garis berupa suatu garis lurus dari pusat

lingkaran. Besarnya plunge dihitung 0° pada lingkaran primitif dan 90°

di pusat lingkaran dan diukur pada kedudukan bearing berimpit

dengan N-S atau E-W jaring.

Proyeksi Kutub

Proyeksi kutub suatu bidang berupa suatu titik hasil proyeksi

permukaan bola, sedangkan proyeksi kutub suatu garis merupakan

suatu titik tembus suatu garis terhadap permukaan bola pada bidang

horizontal.

Catatan:

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 23: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

- Pengeplotan proyeksi kutub struktur bidang 0° dimulai dari pusat

lingkaran sedangkan 90° dimulai atau terletak pada lingkaran

primitif.

- Pengeplotan proyeksi kutub struktur garis 0° dimulai dari lingkaran

primitif, sedangkan 90° terletak pada pusat lingkaran.

SCHMIDT NET

Dibuat berdasarkan luas daerah yang sama dari titik-titik

proyeksi pada kedudukan tertentu yang tercakup di dalamnya. Hal ini

bertujuan untuk menghindari distribusi yang tidak merata apabila

diadakan pengukuran dalam jumlah yang besar dalam analisa secara

statistik.

Suatu bidang dengan jurus N-S dan dip ke arah E, proyeksi

kutubnya digambarkan sebagai titik pada garis E-W ke arah barat

dimana harga dip-nya dihitung 0° dari pusat lingkaran sedangkan 90°

pada lingkaran primitif. Sedangkan suatu garis dengan plunge tepat ke

arah selatan, proyeksi kutubnya berupa titik pada garis N-S jaring

sebelah selatan dengan harga plunge 20°

dimulai dari lingkaran primitif dan 90° pada pusat lingkaran, dihitung

dari S-jaring.

Perbedaan Utama :

Wulf Net yaitu lingkaran besar dan lingkaran kecil didapat dari

proyeksi permukaan bola ke arah titik zenit.

Schmidt Net yaitu lingkaran besar dan kecil dibuat berdasarkan luas

yang mendekati kesamaan dari jaring yang dihasilkan oleh

perpotongannya sehingga interval tiap lingkaran akan merata pada

setiap kedudukan.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 24: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 25: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

4.3 LEMBAR TUGAS

4.4 KESIMPULAN

Proyeksi Stereografi

A. Wulf net

1. Struktur bidang

Strike : 0° dimulai dari arah utara pada Wulf net.

Dip : 0° dimulai dari lingkaran primitif dan 90°

berada di pusat wulf net.

2. Struktur garis

Bearing : 0° di mulai dari arah utera pada Wulf net.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 26: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Plunge : 0° di mulai dari lingkaran primitif dan 90°

berada pada pusat wulf net.

B. Schmidt net

1. Struktur bidang

Strike : 0° dimulai dari arah utara pada Schmidt

net.

Dip : 0° dimulai dari lingkaran primitif dan 90°

berada di pusat Schmidt net.

2. Struktur garis

Bearing : 0° dimulai dari arah utara pada Schmidt net.

Plunge : 0° di mulai dari lingkaran primitif dan 90°

berada pada pusat Schmidt net.

Proyeksi Kutub

1. Struktur bidang

Strike : 0° dimulai dari arah West pada polar

equal area.

Dip : 0° dimulai dari pusat dan 90° berada di

lingkaran primitif.

2. Struktur garis

Bearing : 0° dimulai dari utara.

Plunge : 0° dari lingkaran tepi dan 90° berada di pusat.

BAB V DAN BAB VI

METODE STATISTIK DAN KEKAR

5.1 TUJUAN

Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk :

a. Mengetahui definisi metode statistik.

b. Menentukan arah umum dari data struktur lapangan yang diambil

di lapangan.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 27: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

5.2 DASAR TEORI

Metode statistik adalah suatu metode yang diterapkan untuk

mendapatkan kisaran harga rata-rata atau harga maksimum dari

sejumlah data acak, dari metode ini maka dapat diketahui

kecenderungan-kecenderungan bentuk pola ataupun kedudukan

umum dari jenis struktur yang sedang dianalisa. Metode statistik disini

terdiri dari dua metode yang pengelompokannya didasarkan atas

banyaknya parameter yang digunakan. yaitu:

1. Metode statistik dengan satu parameter

2. Metode statistik dengan dua parameter

METODE STATISTIK DENGAN SATU PARAMETER

Yang dimaksud satu parameter adalah data-data yang akan

dibuat diagramnya hanya terdiri dari satu unsur pengukuran, misalnya

data-data jurus dari kekar vertikal, arah-arah (bearing) liniasi struktur

sedimen, arah liniasi ftagmen breksi sesar, arah kelurusan gawir, dsb.

Jenis diagram dari metode adalah:

a. Diagram kipas

b. Diagram roset

c. Histogram

a. Diagram kipas

Tujuan diagram ini dimaksudkan untuk mengetahui arah

kelurusan umum yang datanya hanya menggunakan satu unsur

pengukuran saja (data bearing dan mengabaikan trend. Contoh

data liniasi adalah arah-arah kelurusan sungai, kelurusan

morfologi, kelurusan kekar (kekar vertikal), kelurusan liniasi

mineral, dll. Data-data pengukuran dimasukkan dalam suatu tabel

sehingga mempermudah proses dalam pembuatan diagramnya.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 28: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 5.1

Diagram Kipas

b. Diagram roset

Tujuan: Diagram ini dimaksudkan untuk mengetahui arah

kelurusan umum dari data-data dengan satu parameter, yaitu

trend. Tabulasi data: Data-data yang ada dimasukkan dalam tabel

dengan tujuan untuk mempermudah akan tetapi tabelnya berbeda

dengan tabel pada diagram kipas.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 29: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 5.2

Diagram Roset

c. Histogram

Tujuan: Seperti yang lain yaitu mengetahui arah kelurusan

umum dari unsur–unsur struktur. Tabulasi data dan prinsip sama

dengan diagram kipas yaitu data bearing tanpa memperhatikan

trend dimasukkan dalam satu tabel (tabulasi data) seperti pada

diagram kipas.

Gambar 5.3

Histogram

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 30: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

METODE STATISTIK DENGAN DUA PARAMETER

Metode statistik dengan data yang menggunakan dua unsur

pengukuran seperti pada struktur garis (datanya terdiri dari bearing

dan plunge), atau struktur bidang (datanya terdiri dari strike dan dip).

Metode yang digunakan adalah menggunakan diagram kontur, yaitu

diagram yang pembuatannya didasarkan pada prinsip-prinsip proyeksi

kutub.

Pembuatan diagram kontur :

Cara pembuatan diagram kontur terdiri dari tiga tahap:

- Tahap 1, Pengeplotan data.

- Tahap 2, Perhitungan kerapatan data.

- Tahap 3, "Countouring” titik-titik kerapatan.

6.1 TUJUAN

a. Mengetahui definisi dari kekar dan mekanisme pembentukannya.

b. Menganalisis struktur kekar baik secara statistik (diagram kipas)

maupun secara stereografis.

6.2 DASAR TEORI

Kekar adalah bidang rekahan yang tidak memperlihatkan

pergeseran yang berarti (bagian masanya masih

berhubungan/bergabung). Kekar dapat terbentuk baik secara primer

(bersamaan dengan pembentukan batuan, misalnya kekar kolom dan

kekar melembar pada batuan beku) maupun secara sekunder (setelah

proses pembentukan batuan, umumnya merupakan kekar tektonik).

Pada acara praktikum ini yang akan dibahas adalah kekar tektonik.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 31: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

KLASIFIKASI KEKAR TEKTONIK

Kekar tektonik berdasarkan genesanya, dibagi menjadi :

1. Shear joint (kekar gerus), yaitu kekar yang terjadi akibat tegasan

kompresif (compressive stress).

2. Tension joint (kekar tarik) ,yaitu kekar yang terjadi akibat tegasan

tarikan (tension stress), yang dibedakan menjadi :

a. Extension joint, terjadi akibat peregangan / tarikan.

b. Release joint, terjadi akibat hilangnya tegasan yang bekerja.

Pola tegasan yang membentuk kekar-kekar tersebut terdiri dari

tegasan utama maksimum (σ1), tegasan utama menengah (σ2) dan

tegasan utama minimum (σ3). Tegasan utama maksimum (σ1)

membagi sudut lancip yang dibentuk oleh kedua shear joint,

sedangkan tegasan utama minimum (σ3) membagi sudut tumpul yang

dibentuk oleh kedua shear joint.

ANALISIS KEKAR TEKTONIK

Prosedur Analisis Kekar Tektonik

Untuk analisa data digunakan metode statistik yang dilakukan

dengan menggunakan diagram kipas/roset, histogram dan diagram

kontur (menggunakan stereonet). Dalam praktikum ini analisis yang

dilakukan terdiri dari:

a. Analisis Kekar dengan Diagram Kipas

Analisis dengan Diagram Kipas, digunakan untuk kekar-kekar

vertikal (kemiringan/dip 80°-90°), jadi data kekar yang dianalisa

adalah jurus kekar saja.

b. Analisa Kekar dengan Proyeksi Stereografi (Wulf Net)

Digunakan untuk menganalisa kekar-kekar dengan kedudukan

yang bervariasi (bukan kekar vertikal, dengan dip < 80°).

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 32: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

LEMBAR TUGAS

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 33: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

KESIMPULAN

1. Arah semua tegasan dari suatu kekar dapat ditulis atau juga dapat

digambarkan dengan metode statistika ataupun dengan stereonet.

2. Dari data dilapangan dapat dianalisis untuk kemudian diketahui

arah umum kekar dan juga arah tegasan.

3. Dari data kelurusan umumnya, kita dapat mengetahui arah

tegasan yang bekerja pada sebuah kekar.

4. Kekar merupakan rekahan yang relatif tanpa mengalami

pergeseran pada bidang rekahannya.

5. Penyebab terjadinya kekar dapat disebabkan oleh gejala tektonik.

6. Dari diagram kipas dan diagram roset, kita dapat mnegetahui arah

kelurusan umum melalui data-data yang diperoleh.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 34: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

BAB VII

SESAR

7.1 TUJUAN

Adapun tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk :

a. Mengetahui definisi dan anatomi sesar .

b. Mengenali serta dapat menentukan pergerakan sesar, baik secara

langsung di lapangan maupun secara stereografis.

c. Menganalisa berdasarkan data-data yang menunjang serta unsur-

unsur penyertanya dengan menggunakan metode stereogafis

secara statistik.

7.2 DASAR TEORI

Sesar adalah suatu rekahan yang memperlihatkan pergeseran

cukup besar dan sejajar terhadap bidang rekahan yang terbentuk.

Pergeseran pada sesar dapat terjadi sepanjang garis lurus (translasi)

atau terputar (rotasi).

ANATOMI SESAR (UNSUR-UNSUR SESAR)

1. Bidang sesar (fault plane) adalah suatu bidang sepanjang

rekahan dalam batuan yang tergeserkan.

2. Jurus sesar (strike) adalah arah dari suatu garis horizontal yang

merupakan perpotongan antara bidang sesar dengan bidang

horizontal.

3. Kemiringan sesar (dip) adalah sudut antara bidang sesar dengan

bidang horizontal dan diukur tegak lurus jurus sesar.

4. Atap sesar (hanging wall) adalah blok yang terletak diatas

bidang sesar apabila bidang sesamya tidak vertikal.

5. Kaki sesar (Foot wall) adalah blok yang terletak dibawah bidang

sesar.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 35: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

6. Hade adalah sudut antara garis vertikal dengan bidang sesar dan

merupakan penyiku dari dip sesar.

7. Heave adalah komponen horizontal dari slip/separation, diukur

pada bidang vertikal yang tegak lurus jurus sesar.

8. Throw adalah komponen vertikal dari slip / separation,diukur

pada bidang vertikal yang tegak turus jurus sesar.

9. Slickensides yaitu kenampakan pada permukaan sesar yang

memperlihatkan pertumbuhan mineral-mineral fibrous yang

sejajar terhadap arah pergerakan.

Gambar 7.1

Anatomi Sesar

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 36: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 7.2

Kenampakan Sesar Naik

Sifat pergeseran sesar dapat dibedakan menjadi :

a. Pergeseran semu (separation).

Jarak tegak lurus antara bidang yang terpisah oleh gejala sesar

dan diukur pada bidang sesar. Komponen dari separation diukur

pada arah tertentu, yaitu sejajar jurus (strike separation) dan arah

kemiringan sesar (dip separation). Sedangkan total pergeseran

semu ialah net separation namun pergeserannya bukan

berdasarkan slip atau gores garis.

b. Pergesaran relatif sebenarnya (slip)

Pergeseran relatif pada sesar, diukur dari blok satu ke lainnya

pada bidang sesar dan merupakan pergeseran titik yang

sebelumnya berhimpit. Total pergeseran disebut Net Slip.

Gambar 7.3 Gambar 7.4

Net Separation Net Slip (A – A’)

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 37: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

KLASIFIKASI SESAR

Sesar dapat diklasifikasikan dengan pendekatan geometri yang

berbeda, di mana aspek yang terpenting dari geometri tersebut adalah

pergeseran. Atas dasar sifat pergeserannya, maka sesar dibagi

menjadi :

1. Berdasarkan Sifat Pergeseran Semu (Separation)

a. Strike separation

Left -separation fault

Jika pergeseran ke kirinya hanya dilihat dari satu

kenampakan horizontal.

Right -separation fault.

Jika pergeseran ke kanannya hanya dilihat dari satu

kenampakan horizontal.

b. Dip separation

Normal -separation fault

Jika pergeseran normalnya hanya dilihat dari satu

penampang vertikal.

Reverse -separation fault

Jika pergeseran naiknya hanya dilihat dari satu

penampang vertikal.

2. Berdasarkan Sifat Pergeseran Relatif Sebenarnya (Slip)

a. Strike slip

Strike-slip fault yaitu sesar yang mempunyai pergerakan

sejajar terhadap arah jurus bidang sesar kadang-kadang

disebut wrench faults, tear faults atau transcurrent faults.

Left -slip fault

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 38: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Blok yang berlawanan bergerak relatif sebenarnya ke

arah kiri.

Right -slip fault

Blok yang berlawanan bergerak relatif sebenarnya ke

arah kanan.

(a) (b)

Gambar 7.5

Permodelan Sesar Strike Slip (a) dextral, (b)

sinsitral

b. Dip slip

Dip-slip fault yaitu sesar yang mempunyai pergerakan

naik atau turun sejajar terhadap arah kemiringan sesar.

Normal -slip fault.

Blok hanging wall bergerak relatif turun.

Reverse - slip fault.

Blok hanging wall bergerak relatif naik.

c. Oblique slip

Oblique-slip fault yaitu pergerakan sesar kombinasi

antara strike-slip dan dip-slip.

Normal left -slip fault.

Normal right -slip fault.

Reverse left - slip fault.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 39: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Reverse right -slip fault.

Vertikal oblique -slip fault.

Indikasi sesar dilapangan

Dilapangan sesar dapat dicirikan dengan:

1. Zona sesar (shear zone)

Breksi sesar

2. Bidang sesar

Cermin sesar

3. Pergeseran sesar

Drag Fold

Micro Fold

Offset

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 40: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 7.6

Diagram Klasifikasi Sesar Menurut Rickard, 1972

Keterangan:

1. Thrust Slip Fault 12. Lag Slip Fault

2. Reverse Slip Fault 13. Normal Slip Fault

3. Right Thrust Slip Fault 14. Left Lag Slip Fault

4. Thrust Right Slip Fault 15. Lag Left Slip Fault

5. Reverse Right Slip Fault 16. Normal Left Slip Fault

6. Right Reverse Slip Fault 17. Left Normal Slip Fault

7. Right Slip Fault 18. Left Slip Fault

8. Lag Right Slip Fault 19. Thrust Left Slip Fault

9. Right Lag Slip Fault 20. Left Thrust Slip Fault

10. Right Normal Slip Fault 21. Left Reverse Slip Fault

11. Lag Slip Fault 22. Reverse Left Slip Fault

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 41: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

7.4 LEMBAR TUGAS

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 42: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

7.4 KESIMPULAN

1. Terdapat dua cara analisis sesar yaitu scara langsung dan secara

tidak langsung. Secara langsung apabila ditemukan atau

didapatkan unsure-unsur sesar beserta penyertanya dan secara

tidak langsung bila hanya didapatkan unsur penyertanya saja.

2. Sesar merupakan suatu bidang atau zona rekahan yang telah

mengalami pergeseran.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 43: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

BAB VIII

LIPATAN

8.1 TUJUAN

Tujuan diadakan praktikum ini adalah untuk :

a. Mengetahui definisi lipatan dan mekanisme gaya yang membentuk

lipatan.

b. Mengetahui unsur – unsur lipatan, jenis dan klasifikasi lipatan.

c. Mampu menganalisa dan merekonstruksi lipatan.

8.2 DASAR TEORI

Lipatan merupakan hasil perubahan bentuk dari suatu bahan

yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan

pada unsur garis atau bidang di dalam bahan tersebut. Pada umumnya

di dalam lipatan akan terdapat bidang perlipatan, foliasi, dan liniasi.

Mekanisme gaya yang menyebabkannya ada dua macam :

1. Bending (pelengkungan), disebabkan oleh gaya tekan yang

arahnya tegak lurus permukaan lempeng.

2. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya

sejajar dengan permukaan lempeng.

Gambar 8.1

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 44: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Mekanisme gaya yang menyebabkan terbentuknya lipatan

(a) Bending, (b) Buckling

UNSUR – UNSUR LIPATAN

a. Hinge, adalah titik pelengkungan maksimum dari lipatan. Hinge

line / axial line merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-

titik pelengkungan maksimum tersebut. Sedangkan Hinge surface /

Axial surface adalah bidang khayal dimana terdapat semua hinge

line dari suatu lipatan.

b. Crest, adalah titik tertinggi dari lipatan. Crestal line merupakan

garis khayal yang menghubungkan titik-titik tertinggi pada lipatan

tersebut. Sedangkan Crestal surface adalah bidang khayal dimana

terdapat semua Crestal line.

c. Trough, adalah titik dasar terendah dari lipatan. Trough line

merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik dasar

terendah pada lipatan. Trough surface adalah bidang khayal

dimana terdapat semua trough line pada suatu lipatan.

d. Plunge, sudut penunjaman dari hinge line terhadap bidang

horizontal dan diukur pada bidang vertikal.

e. Bearing, sudut horizontal yang dihitung terhadap arah tertentu dan

ini merupakan arah dari penunjaman suatu hinge line / axial line.

f. Rake, sudut antara hinge line / axial line dengan bidang / garis

horizontal yang diukur pada axial surface.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 45: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 8.2

Unsur-Unsur Lipatan

Gambar 8.2

Unsur-Unsur Lipatan

JENIS-JENIS LIPATAN

1. Antiklin, struktur lipatan dengan bentuk convex (cembung) di

mana lapisan batuan yang tua berada di bagian tengah lipatan.

2. Sinklin, struktur lipatan dengan bentuk concave (cekung) di mana

lapisan batuan yang muda berada di bagian luar lipatan.

3. Antiform, struktur lipatan seperti antiklin namun umur batuan tidak

diketahui.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 46: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

4. Sinform, struktur lipatan seperti sinklin namun umur batuan tidak

diketahui.

5. Sinklin Antiformal, struktur lipatan dengan bentuk convex

(cembung) di mana lapisan batuan seperti sinklin.

6. Antiklin Sinformal, struktur lipatan dengan bentuk concave

(cekung) di mana lapisan batuan seperti antiklin.

7. Struktur kubah (Dome) yaitu suatu jenis tertentu antiklin di mana

lapisan batuan mempunyai kemiringan ke segala arah yang

menyebar dari satu titik.

8. Struktur depresi (Basinal) adalah suatu jenis unik sinklin di mana

kemiringan lapisan batuan menuju ke satu titik.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 47: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 8.3

a. Antiklin dan Sinklin (penampang melintang). b. Antiform dan Sinform

(penampang melintang). c. Antiklin dan Sinklin dengan penunjaman

ganda (kenampakan peta). d. Dome dan basin (kenampakan peta). e.

Antiformal sinklin dan Sinformal Antiklin (dalam penampang melintang),

C,O dan S menunjukan batuan berumur Kambrium, Ordovisium, dan Silur

(Moore, 1992,hal 224)

KLASIFIKASI LIPATAN

Klasifikasi lipatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

klasifikasi menurut Fluety, 1964 dan Rickard 1971 .

1. Fluety,1964

a. Berdasarkan besarnya "interlimb angle"

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 48: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Tabel 8.1

Klasifikasi lipatan berdasarkan interlimb angle ( Fleuty, 1964 )

b. Berdasarkan besarnya dip dari hinge surface dan plunge dari

hingeline, dibedakan atas :

Tabel 8.2.

Klasifikasi lipatan berdasarkan dip dari sumbu lipatan dan

plunge dari hinge line (Fluety, 1964)

Angle Term Dip of H. Surface Plunge of H. Line

1° - 10°

10° -

30°

30° -

60°

60° -

80°

80° -

89°

90°

Horizontal

Subhorizont

al Gentle

Moderate

Steep

Subvertical

Vertical

Recumbent Fold

Recumbent Fold

Gentle Inclined Fold

Moderately Inclined

Fold Steeply Inclined

Fold Upright Fold

Upright Fold

Horizontal Fold

Horizontal Fold

Gentle Plunging

Moderately

Plunging Steeply

Plunging Vertical

Fold

Vertical Fold

Contoh penamaan lipatan :

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Interlimb Angle Description of Fold

180° – 120°

120° - 70°

70° - 30°

30° - 0°

Negative Angle

Gentle

Open

Close

Tight

Isoclinal

Mushroom

Page 49: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Misalkan didapat besarnya dip of hinge surface 65° dan plunge

of hinge line 15°, maka untuk penamaan lipatannya dikombinasikan

sehingga menjadi Steeply inclined gently plunging fold (Fluety, 1964).

2. Rickard, 1971

Dalam klasifikasi ini digunakan diagram segitiga seperti Gambar

8.5. Klasifikasi ini berdasarkan pada nilai besarnya kemiringan

hinge surface, penunjaman hinge line dan pitch/rake hinge surface.

Cara penggunaannya:

Misal, didapatkan dip dari hinge surface 70° dan plunge dari hinge

line 45°. Plotkan kedua nilai tersebut pada diagram segitiga 1.

Sehingga didapat nilai perpotongannya. Letakkan di atas diagram

segitiga ke-2, maka titik tadi akan menunjukkan jenis lipatannya

yaitu Inclined fold.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 50: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Gambar 8.4

Klasifikasi lipatan berdasarkan dip, sumbu lipatan, rake, dan plunge dari

hinge line (Rickard, 1971)

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 51: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

REKONSTRUKSI LIPATAN

Rekonstruksi lipatan umumnya dilakukan berdasarkan hasil

pengukuran kedudukan lapisan dari lapangan, atau pembuatan suatu

penampang dari peta geologi. Rekonstruksi lipatan hanya dilakukan

pada batuan sedimen dan berdasarkan pada suatu lapisan penunjuk

(key bed).

1. Metode Busur Lingkaran (arc method)

Metode ini dipakai untuk lipatan pada batuan yang

competent, misalnya lipatan parallel. Dasar dari metode ini adalah

anggapan bahwa lipatan merupakan bentuk busur dari suatu

lingkaran dengan pusatnya adalah perpotongan antara sumbu-

sumbu kemiringan yang berdekatan.

Rekonstruksinya dapat dilakukan dengan menghubungkan

busur lingkaran secara langsung bila data yang ada hanya

kemiringan dan batas lapisan hanya setempat.

Gambar 8.5

Rekonstruksi Lipatan Arc Method

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 52: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

2. Metode Interpolasi Higgins (1962)

Pada lintasan / penampang arah E-W, di lokasi A dan B

dijumpai batas lapisan yang sama dengan kedudukan yang

berlawanan. Di lokasi A kemiringan 400 ke barat dan B miring ke

timur sebesar 600.

Gambar 8.6

Rekonstruksi Lipatan Metode Interpolasi Higgins (1962)

3. Metode Interpolasi Busk (1929) Contoh :

Pada lintasan arah E-W dijumpai batas lapisan yang sama di

lokasi A dan D,masing- masing kemiringannya 500 ke timur dan

650 ke barat. Di lokasi B dan C dijumpai singkapan dengan

masing-masing kemiringannya 350 ke barat dan 500 ke timur.

4. Kombinasi Metode Busur Lingkaran (Arc Method) dan Free Hand

Method

Kombinasi ini digunakan untuk lipatan yang melibatkan

batuan incompetent, dimana terjadi penipisan dan penebalan yang

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 53: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

tak teratur. Free Hand Method khusus pada interpolasi yang tidak

dapat dilakukan dengan Arc Method.

a.

b. Flexture / competent folding .

c. Flow / incomptent folding.

d. Shear folding .

e. Flexture and flow folding

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 54: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Mekanisme gaya di bagi menjadi :

a. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar

dengan permukaan lempeng.

b. Bending ( pelengkungan) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya

tegak lurus permukaan lempeng.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 55: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

1. Jenis – jenis lipatan

a. Antiklin e. Antiform sinklin

b. Sinklin f. Sinform antiklin

c. Antiform g. Dome

d. Sinform

2. Unsur – unsur lipatan

a. Hinge : titik pelengkungan maksimum dari lipatan .

b. Crest : titik tertinggi dari lipatan.

c. Trough : titk dasar dari terendah dari lipatan.

d. Plunge : sudut penunjaman dari hinge line terhadap bidang horisontal

dan diukur pada bidang vertikal.

e. Bearing : sudut horisontal yang dihitung terhadap arah tertentu dan ini

merupakan arah penunjaman suatu hanging line.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 56: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

f. Rake : sudut antara hinge line dengan bidang horisontal yang diukur

pada axial surface.

3. Rekonstruksi lipatan

Dengan menggunakan beberapa metode antara lain :

Metode busur lingkar.

Free hand metode.

Kombinasi metode busur kingkar dengan free hand metode.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 57: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Klasifikasi lipatan berdasarkan dip dari sumbu lipatan dan plunge

dari Hinge Line

Angle TermDip of

H.Surface

Plunge of H.

Line

00 Horizontal Recumbent fold Horizontal fold

10-100 Subhorizontal Recumbent fold Horizontal fold

100-300 GentleGentle inclined

fold

Gentle Plunging

fold

300-600 ModerateModerately

inclined fold

Moderately

plunging fold

600-800 SteepSteeply inclined

fold

Steeply plunging

fold

800-890 Subvertical Upright fold Vertical fold

900 Vertical Upright fold Vertical fold

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 58: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

LEMBAR TUGAS

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 59: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

7.3 KESIMPULAN

1. Untuk analisis lipatan tidak harus lebih kecil dari 90° ( tetapi tergantung

dari sudut yang terbentuk antara perpotongan kedua kedudukan umum

dengan bidang bantu ).

2. Rekonstruksi suatu lipatan dapat menggunakan beberapa cara

tergantung dari macam data yang tersedia dilapangan.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 60: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

BAB VIII dan BAB IX

TEBAL DAN KEDALAMAN

TUJUAN

Adapun tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk :

a) a.Dapat menentukan ketebalan dan kedalaman suatu lapisan baik

secara langsung maupun secara tidak langsung.

b) b.Agar praktikan dapat lebih banyak mempunyai pengalaman didalam

memasuki dunia pertambangan.

8.1 DASAR TEORI

1. Pola Singkapan

HUKUM ”V” (V RULE)

a. Lapisan horisontalakan membentuk pola singkapan mengikuti pola

garis kontur.

b. Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan

lereng, maka kenampakan lapisan memotong lembah dengan pola

singkapan membentuk huruf V yang berlawanan arah kemiringan

lembah.

c. Lapisan tegak akana memotong pola singkapan berupa garis lurus,

dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.

d. Lapisan yang miring searah dengan kemiringan lereng, akan

membentuk pola singkapan dengan huruf V mengarah sama (searah

dengan arah kemiringan lereng).

e. Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng,

dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng,

maka pola singkapan akan membentuk huruf V yang berlawanan

dengan arah kemiringan lembah.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 61: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Lapisan dengan kemiringan searah dengan kemiringan lembah dan

besarnya kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng / lembah,

maka pola singkapannya akan membentuk huruf V yang searah dengan

kemiringan lereng / lembahnya.

Ekpresi dari hukum “v”

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 62: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

2. Ketebalan

Ketebalan lapisan dapat ditentukan dengan beberapa cara, baik secara

langsung maupun tak langsung. Pengukuran secara langsung dapat

dilakukan pada suatu keadaan tertentu, misalnya lapisan horizontal yang

tersingkap pada tebing vertikal, lapisan vertikal yang tersingkap pada

topografi datar. Apabila keadaan medan, struktur yang rumit, atau

keterbatasan alat yang dipakai tidak memungkinkan dilakukannya

pengukuran secara langsung, maka diadakan pengukuran secara tidak

langsung, tetapi sebaiknya diusahakan pengukuran mendekati secara

langsung. Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada

lapisan miring tersingkap pada permukaan horizontal, dimana lebar

singkapan diukur tegak lurus jurus, yaitu w. Dengan mengetahui kemiringan

lapisan (δ), maka ketebalannya adalah T= w sin δ . Pendekatan lain untuk

mengukur ketebalan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

mengukur jarak antara titik yang merupakan batas lapisan sepanjang

lintasan tegak lurus jurus. Untuk mencari kemiringan lereng yang tegak lurus

jurus lapisan, dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan

menggunakan “Aligment Nomograph” dengan menganggap kemiringan

lereng sbagai kemiringan semu dan kemiringan lereng tegak lurus jurus

sebagai kemiringan sebenarnya.

Gamb. Pengukuran tebal dengan lebar singkapan tidak tegak lurus strike

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 63: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 64: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 65: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

3. Kedalaman

Menghitung kedalaman lapisan ada beberapa cara, antara lain:

Menghitung secara matematis.

Dengan “Aligment Diagram”.

Secara grafis.

Rumus umum kedalaman: D= m (sin σ ± cos σ tan δ)

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 66: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 67: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

LEMBAR TUGAS

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 68: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

8.3 KESIMPULAN POLA SINGKAPAN, TEBAL DAN KEDALAMAN

1. Perhitungan tebal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perhitungan

dengan pengukuran secara langsung dan perhitungan berdasarkan

perhitungan tidak langsung.

2. Perhitungan kedalaman dapat menggunakan dua metode yaitu

3. perhitungan berdasarkan pengukuran tegak lurus jurus lapisan dan

perhitungan berdasarkan

4. tidak tegak lurus dengan jurus.

5. Jika tebal dan kedalaman berlawanan dengan arah kemiringan maka

akan terjadi penipisan dan sebaliknya akan menambah ketebalan.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 69: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

BAB IX

PETA GEOLOGI

TUJUAN

Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah :

a. Penguasaan morfologi dikaitkan dengan geologi struktur

b. Menganalisa keadaan geologio dari kenampakan morfologi

9.1 DASAR TEORI

Dari permukaan bumi kita dapat mengekspresikan topografi bahkan

geologinya. Pada posisi lain litologi juga berperan dalam mengekspresikan

topografinya. Bentukan yang berlaianan dari kedudukan litologi dan bentuk

litologi mengakibatkan terbentuknya penyebaran litologi terbentuknya

litologi permukaan bumi. Perpotongan antara bidang litologinya dengan

permukaan bumi, inilah yang dinamakan pola singkapan.

Bentuk pola singkapan ini tergantungdari beberapa faktor, antara lain :

Ketebalan lapisan

Kemiringan lapisan

Bentuk morfologi

Permukaan bumi merupakan salah satu bagian yang harus dipelajari

dalam pengusaan ilmu geologi baik struktur maupun litologinya. Pernyataan

tersebut menggambarkan bahwa geomorfologi sangat terkait dalam geologi

struktur. Bentukan-bentukan morfologi yang ada pada sekarang ini

merupakan hasil dari gaya yang bekerja baik dari dalam maupun dari luar

bumi. Bentukan-bentukan tersebut akan berbeda bentuknya tergantung dari

sistem yang mempengaruhinya. Misalnya, perkembangan sistem tektonik

tersebut memberikan kontribusi bagi perkembangan struktur geologi pada

daerah tersebut secara langsung ataupun tidak langsung akan terilustrasi

dipermukaan.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 70: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Pada sisi lain litologi berperan dalam mengekspresikan topografi. Nilai

resisten dan tidaknya litologi memberikan relief yang berbeda-beda di

permukaan. Litologi yang keras (resisten) cenderung membentuk relief yang

menonjol (tinggi) dibandingkan daerah litologi lunak (kurang resisten). Pada

daerah dengan litologi batu gamping akan membentuk pola bentang alam

“karst topography” sebagai pola yang sangat khas ( tersendiri). Bentuk

yang berlainan dari kedudukan litologi dan bentuk morfologi, mengakibatkan

terbentuk pola penyebaran litologi di permukaan. Perpotongan antara

bidang litologi dengan bidang permukaan bumi yang dinamakan sebagai

“pola singkapan”. Dari pola singkapan tersebut dapat diketahui keadaan

geologi suatu daerah dan juga dapat dibuat peta geologinya yang meliputi

penyebaran litologi, struktur dan morfologi.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 71: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

LEMBAR TUGAS

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 72: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

9.3 KESIMPULAN POLA SINGKAPAN DAN PETA GEOLOGI

1. Litologi sangat berperan dalam mengekspresiakn topografi.

2. Perpotongan antara bidang litologi dengan bidang permukaan bumi

disebut sebagaipola singkapan.

3. Factor yang mempengaruhi pola singkapan adalah ketebalan lapisan,

kemiringan lapisan, bentuk morfologi, dan bentuk struktur lipatan.

4. Semakin banyak data mengenai bidang batas maka semakin lengkap

peta geologi tersebut.

5. Litologi sangat berperan dalam pembuatan peta geologi

6. Apabila semakin banyak data mengenai bidang batas maka semakin

lengkap peta geologi tersebut.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 73: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

KESIMPULAN UMUM

Geologi struktur sangatlah penting bagi seorang tambang karena

dengan mempelajari Geologi Struktur maka kita bisa menganalisis gejala-

gejala Geologi, dimana ada macam-macam struktur geologi yang ada seperti

kekar, sesar, lipatan, yang semuanya dalah merupakan gejala-gejal yang

menbentuk roman muka bumi kita ini.

Proses perkembangan bumi selalu dikontrol oleh adanya kekuatan-

kekuatan besar yang terus menerus atau, baik dari dalam maupun dari luar

bumi itu sendiri. Metode-metode yang telah dipelajari dalam praktikum

Geologi Struktur ini dapat digunakan untuk bebagai aplikasi, misalnya dalam

analisa sesar, dapat digunakan dalam mencari kelanjutan dari penyebaran

dari jalur mineralisasi yang bernilai ekonomis, selain hal itu aplikasi yang lain

adalah kekar yang mempunyai hubungan dengan mesalah geologi tektonik,

geohidrologi, geologi minyak, geologi pertambangan, geothermal, dan lain

sebagainya.

Rekahan merupakan suatu zona yang lemah sehingga perlu kita

waspadai. dalam pertambangan dapat dilakukan dengan baik karena adanya

system rekahan yang ada dalam batuan tersebut.beberapa fungsi rekahan :

1. Sebagai jalan untuk proses pelarutan

2. Sebagai tempat dimulainya proses replacement mineral

3. Sebagai jalan migrasi minyak

4. Sebagai reservoir minyak

Selain beberapa hal diatas ada beberapa manfaat dalam mempelajari sesar

antara lain yaitu

1. Sesar merupakan struktur terpenting dalam teori tektonik lempeng

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 74: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

2. Sesar dapat terjadi karena adanya empat migrasi minyak dan bagaian

dari perangkap minyak.

3. Rekahan adalah tempat migrasi minyak, pengendapan,pembentukan

jebakan minyak bumi dengan cara mengetahui polanya maka dapat

dihitung cadangannya dan dilakukan perencanaan system dalam

penambangan.

Selain itu :

a) Geologi struktur adaah suatu ilmu yang mempelajari segala

macambentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala – gejala yang

menyertainya.

b) Geologi struktur di bagi menjadi 2 :

* Struktur Primer : struktur yang terbentuk pada saat

lapsan batuan terbentuk.

* Struktur Sekunder : terjadi setelah proses pembentukan

batuan.

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III

Page 75: laporan GS

Laboratorium Geologi DinamisSie. Geologi Struktur

Program Studi Teknik GeologiUPN “Veteran”Yogyakarta

2012

Nama : Fajar AndriyaniNIM : 112 110 102Plug : III