Problem solving2
description
Transcript of Problem solving2
PROBLEM SOLVING
&Decision making
PROBLEM & PROBLEM SOLVING
Problem ?
Problem Solving?Problem solving dilakukan ketika
dibutuhkan suatu cara untuk mengatasi hambatan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan atau mencapai tujuan
TIPE MASALAH
Sternberg (1999) membedakan masalah ke dalam 2 tipe, yaitu:Well-structured problems, ciri-ciri :
Masalah terstruktur dengan baik. Biasanya terdapat pada soal-soal ujian seperti yang terdapat di lingkungan sekolah. Ex :matematika, sejarah, geografi.
Tujuan :memperoleh jawaban. Penilaian ‘benar’ dan ‘salah’.
Ill structured problems, ciri-ciri:Memungkinkan problem solver kesulitan untuk membentuk gambaran mental mengenai bagaimana solusi yang tepat karena tidak terstruktur.
Dalam penyelesaikan masalah ini, lebih tepat menggunakan insight yang akan membantu mendapatkan cara yang tepat untuk mencapai tujuan.
THE PROBLEM SOLVING CYCLESTERNBERG 1999
7Evaluating
Problem Solving
4Organizing
information about problem solving
3Constructing a
strategy for problem solving
2Definition of
problem
1Problem
identification
5Allocation of
resources
6Monitoring
Problem Solving
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PEMECAHAN MASALAH
The Means-Ends Heuristic Terdiri dari dua komponen:(1)membagi
masalah ke dalam sub masalah-sub masalah yang lebih kecil (2) berusaha untuk mengurangi perbedaan antara initial state (kondisi awal) dan goal state (tujuan) pada masing-masing sub masalah.
Usaha yang dilakukan adalah memperkecil ‘trial’ atau usaha memunculkan berbagai cara hingga didapatkan sedikit cara yang mendekati keakuratan dengan solusi atau tujuan yang ingin kita capai.
Ex : pada game computer pendeta dan kanibal.
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PEMECAHAN MASALAH The Analogy Approach
Disebut dengan analogi. Melihat contoh permasalahan yang mirip untuk mendapatkan suatu solusi. Pendekatan ini dipengaruhi oleh proses belajar (situated learning)(Greeno dkk, 1993).
Ada 3 struktur dalam pendekatan analogi: problem isomorphs – kelompok masalah dengan struktur
dan solusi yang mirip. Misalnya pada permainan “tiga jadi”.
target problem – masalah yang sedang dihadapi untuk segera diselesaikan
source problem – untuk memecahkan target problem, maka dilihat masalah yang mirip dengan yang pernah diselesaikan sebelumnya
Pendekatan analogi dapat efektif digunakan ketika: muncul 2 masalah atau lebih yang berbeda seseorang dihadapkan pada masalah yang hampir sama
secara beruntun sebelum menghadapi target problem seseorang berusaha menyelesaikan source problem, dan
bukan belajar menyelesaikan masalah dengan solusi baru
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROBLEM SOLVING Expertise/keahlian.
Individu yang memiliki keahlian akan mampu menampilkan tugas dengan sangat baik pada permasalahan tertentu dan dibutuhkan waktu paling sedikit 10 tahun intensif berlatih menjadi seorang ahli (Ericsson dalam Matlin, 1998).
Beberapa hal yang membedakan kemampuan seorang ahli dengan amatir dalam hal pemecahan masalah, yaitu :(1)Pengetahuan Dasar (2)Memory (3)Representation (4)Pendekatan pemecahan masalah (5)merinci kondisi awal masalah (6)Kecepatan dan akurasi (7)Metakognitif skiils
Mental set. berkaitan dengan kecenderungan yang sama dengan pengalaman
sebelumnya dalam menyelesaikan masalah. Functional fixedness
functional fixedness berkaitan dengan cara pandang/apa yang kita pikirkan terhadap objek masalah. Artinya, fungsi atau kegunaan suatu objek dapat berubah atau tetap.
Insight & non-insight problems. Jika insight problem digunakan untuk menyelesaikan masalah,
maka solusi masalah tiba-tiba masuk ke dalam pikiran, dan disadari bahwa penyelesaian yang sudah dilakukan adalah benar (Baron, 1994).
Jika non-insight problem digunakan dalam menyelesaikan masalah, maka penyelesaian cenderung bertahap menggunakan ketrampilan reasoning (penalaran) dan satu set prosedur rutin (Davidson, 1995).
REASONING
Pendekatan Penalaran (Reasoning), terdiri dari :DEDUKTIF, yaitu :proses penalaran yang
diawali dengan melihat suatu masalah secara menyeluruh kemudian mencari detil-detilnya sehingga ditemukan kemungkinan paling kecil yang tersisa.
INDUKTIF, yaitu :penalaran yang diawali dengan mencermati suatu masalah secara detil per bagian, kemudian mencari padanan sehingga dapat digunakan untuk memberikan kesimpulan dari keseluruhan
TEORI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Classical Decision Theory.
Model paling awal dan sederhana yang umumnya digunakan oleh para ahli ekonomi, statistik, dan filsafat, bukan psikologi. Teori ini merefleksikan penguatan dalam bidang ekonomi, seperti penurunan penggunaan nilai matematis dalam menentukan perilaku manusia di bidang ekonomi.
Satisficing. Menurut Simon (1957), seseorang cenderung menggunakan pemikiran rasional
namun terbatas (bounded rationality). Menurutnya kita cenderung menggunakan strategi pengambilan keputusan berdasarkan kepuasan. Apabila kita merasa puas, maka kita tidak akan mempertimbangkan lagi kemungkinan-kemungkinan dan lebih berhati-hati dalam memutuskan.
Elimination by aspects. Proses eliminasi aspek misalnya kita fokus pada salah satu aspek dari beberapa
macam aspek yang ada, kemudian kita menentukan kriteria minimal dari aspek tersebut.
Heuristics dan Bias. Menurut Tversky dan Kahneman, teori ini menyatakan bahwa seseorang lebih
senang mengambil keputusan berdasarkan prasangka (bias) dan jalan pintas (short cuts). Hal ini disebabkan karena banyaknya hal yang harus diputuskan sehingga kemungkinan untuk melakukan kesalahan menjadi tinggi.
Representativeness. Proses pengambilan keputusan ini menggunakan logika matematika dengan
memperhatikan kemungkinan yang muncul berdasarkan pola-pola sebelumnya. Ex : menghitung kemungkinan jenis kelamin anak yang muncul dari urutan kelahiran ke-15.
APLIKASI ”PROBLEM SOLVING & DECISION MAKING” DALAM ISLAM
Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 36, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan
tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata”. (http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam)
”Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia pun tidak pernah bisa lepas dari ujian. Baik itu ujian yang berbentuk musibah ataupun nikmat. Ada saatnya kita merasa sedih ketika ujian datang tiada henti. Namun sesungguhnya, jika kita bisa peka bahwa itu semua memiliki hikmah, salah satunya sebagai pendidikan bagi kita untuk menjadi seorang ahli dalam memecahkan masalah. Manusia akan menjadi lebih peka ketika berhadapan dengan masalah, keyakinan dan kepasrahan kepada Allah akan semakin dekat. Dengan demikian, ketika kita dihadapkan pada masalah duniawi justru membuat kita menjadi tangguh dan peka serta lebih cepat dalam menyelesaikan masalah. Bukan tidak mungkin ini akan membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah.”