print bab I.doc

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Istilah glaukoma menunjuk pada sebuah kelompok penyakit yang memiliki kesamaan karakteristik dengan neuritis optik , yaitu yang berhubungan dengan penyempitan lapang pandang akibat peningkatan tekanan intraokular sebagai salah satu faktor resiko utama (AAO, 2005-2006). Hasil survei World Health Organization (WHO) mengenai penyebab utama kebutaan di dunia tahun 2002, glaukoma menempati peringkat kedua setelah katarak dengan presentasi sebesar 12,3% (WHO, 2002). Adapun faktor predisposisi glaukoma, yaitu berdasarkan ras, biometric ocular, usia, jenis kelamin, dan refraksi (AAO, 2005-2006). Berdasarkan etiologinya glaukoma dibedakan atas, glaukoma primer yang penyebab pastinya belum diketahui, dan glaukoma sekunder yang timbul akibat adanya suatu penyakit lain. Berdasarkan anatominya glaukoma dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe utama dari sudut bilik mata depan, yaitu glaukoma sudut terbuka, dimana pada umumnya penyakit yang terjadi secara kronik, dan glaukoma sudut sempit, dimana penyakit ini terjadi secara akut dan dapat menjadi suatu kegawatdaruratan (AAO, 2005 ; Rumelt, Michael, 2011).

Transcript of print bab I.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Istilah glaukoma menunjuk pada sebuah kelompok penyakit yang memiliki kesamaan karakteristik dengan neuritis optik , yaitu yang berhubungan dengan penyempitan lapang pandang akibat peningkatan tekanan intraokular sebagai salah satu faktor resiko utama (AAO, 2005-2006).

Hasil survei World Health Organization (WHO) mengenai penyebab utama kebutaan di dunia tahun 2002, glaukoma menempati peringkat kedua setelah katarak dengan presentasi sebesar 12,3% (WHO, 2002). Adapun faktor predisposisi glaukoma, yaitu berdasarkan ras, biometric ocular, usia, jenis kelamin, dan refraksi (AAO, 2005-2006).

Berdasarkan etiologinya glaukoma dibedakan atas, glaukoma primer yang penyebab pastinya belum diketahui, dan glaukoma sekunder yang timbul akibat adanya suatu penyakit lain. Berdasarkan anatominya glaukoma dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe utama dari sudut bilik mata depan, yaitu glaukoma sudut terbuka, dimana pada umumnya penyakit yang terjadi secara kronik, dan glaukoma sudut sempit, dimana penyakit ini terjadi secara akut dan dapat menjadi suatu kegawatdaruratan (AAO, 2005 ; Rumelt, Michael, 2011).

Saat serangan glaukoma sudut tertutup primer akut terjadi keluhan berupa munculnya nyeri, mata teriritasi, kornea keruh, pupil mid midriasis terfiksasi, ketajaman penglihatan menurun, tekanan intraokular meningkat, dan kemungkinan terjadinya mual dan muntah. Jika tidak terdiagnosis atau jika tidak diobati dengan segera dan sesuai, maka serangan tersebut dapat memberikan hasil berupa kerusakan yang berat dan kemungkinan terjadi kebutaan (Rumelt,Michael, 2011).

Pada glaukoma primer sudut tertutup akut, sangat khas dengan perkembangan dan perubahan gejala yang cepat. Tingkat rasa sakit terlihat sangat berhubungan dengan kecepatan peningkatan tekanan dari pada tingkat absolut peningkatan tekanan intraokular. Dikarenakan masyarakat Afrika dan Amerika mengalami rasa sakit selama serangan glaukoma primer tertutup akut berlangsung, tidak menutup kemungkinan pencegahan pada tenaga medis melalui evaluasi (Jackson 2010).