Prinsip Pemberian Obat

21
PRINSIP PEMBERIAN OBAT Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah KDPK II Dosen Pembimbing : Dian Samtya S.ST Disusun Oleh Kelompok 2 Kelas 2 A : 1. Adelia Nur Ayu S.H (1214315401002) 2. Desiyanti Mustari (1214315401007) 3. Eka Miftakhul Jannah (1214315401010) 4. Elza Oktavianty P (1214315401015) 5. Gerry Widyaning Tryas (1214315401018) 6. Khusnul Khotimah (1214315401023) 7. Linda Levyantika (1214315401026) 8. Natali Khrisna (1214315401031) 9. Nur Azizah (1214315401034) 10. Retno Sulistio (1214315401039) 11. Rima Hemamalini M.S (1214315401042) 12. Sartika Rantetasik (1214315401047) 13. Silvie Septian R. (1214315401050) 14. Yeni Nur Irawati (1214315401055) Page | i

Transcript of Prinsip Pemberian Obat

Page 1: Prinsip Pemberian Obat

PRINSIP PEMBERIAN OBAT

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah KDPK II

Dosen Pembimbing : Dian Samtya S.ST

Disusun Oleh Kelompok 2 Kelas 2 A :

1. Adelia Nur Ayu S.H (1214315401002)

2. Desiyanti Mustari (1214315401007)

3. Eka Miftakhul Jannah (1214315401010)

4. Elza Oktavianty P (1214315401015)

5. Gerry Widyaning Tryas (1214315401018)

6. Khusnul Khotimah (1214315401023)

7. Linda Levyantika (1214315401026)

8. Natali Khrisna (1214315401031)

9. Nur Azizah (1214315401034)

10. Retno Sulistio (1214315401039)

11. Rima Hemamalini M.S (1214315401042)

12. Sartika Rantetasik (1214315401047)

13. Silvie Septian R. (1214315401050)

14. Yeni Nur Irawati (1214315401055)

STIKES MAHARANI MALANG

PRODI DIII KEBIDANAN

2013

Page | i

Page 2: Prinsip Pemberian Obat

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Alloh SWT, yang telah memberi

rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “ PRINSIP PEMBERIAN OBAT”.

Kemudian sholawat beriring salam marilah sama-sama kita sanjungkan

kepangkuan alam Nabi Muhammad SAW dan segenap keluarga beserta para sahabat

sekalian.

Kami harapkan makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kami

sendiri dan bagi mahasiswa/mahasiswi lainnya yang membaca makalah ini, sehingga

dapat menambah wawasan kita semua.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami dan kepada semua

pihak yang telah membantu sehingga terselesainya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena itu kami

sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaannya.Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dimasa yang akan

datang.

Malang, 04 April 2013

Page | ii

Page 3: Prinsip Pemberian Obat

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul............................................................................................................i

Kata Pengantar...........................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................................1

Bab II Pembahasan.....................................................................................................2

2.1 Konsep Pengertian Obat.......................................................................................2

2.2 Penggolongan Obat..............................................................................................2

2.3 Cara Penyimpanan Obat.......................................................................................9

2.4 Ciri-Ciri Obat Rusak............................................................................................10

2.5 Cara Memusnahkan Obat.....................................................................................10

Bab III Penutup..........................................................................................................11

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................11

3.2 Saran.....................................................................................................................11

Daftar Pustaka............................................................................................................12

Page | iii

Page 4: Prinsip Pemberian Obat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidan bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman. Bidan juga

harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan

perintah tersebut jika tidak lengkap atau jelas/dosis yang diberikan diluar batas yang

direkomendasikan. Adapun prinsip-prinspi pemberian obat yang benar meluputi 6 hal,

yaitu : benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute dan benar

dokumentasi. Benar pasien dapat dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dan

harus dilakukan setiap akan memberikan obat. Benar obat memastikan pasien setuju

dengan obat yang telah diresepkan berdasarkan kategori perintah pemberian obat,

yaitu :perintah tetap (standing order), perintah satu kali (single order), perintah PRN

(jika perlu), perintah stat (segera). Benar dosis adalah dosis yang diresepkan pada

pasien tertentu. Benar waktu adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan.

Benar rute disesuaikan dengan tingkat penyerapan tubuh pada obat yang telah

diresepkan. Benar dokumentasi meliputi nama, tanggal, waktu, rute, dosis dan tanda

tangan atau insial petugas.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana konsep pengertian obat?

2) Bagaimana penggolongan obat ?

3) Bagaimana cara penyimpanan obat ?

4) Bagaimana ciri-ciri obat rusak?

5) Bagaimana cara memusnahkan obat?

1.3 Tujuan

1) Mahasiswa dapat memahami konsep pengertian obat dari berbagai pengarang

2) Mahasiswa dapat memahami pengolongan-pengolongan obat

3) Mahasiswa dapat memahami cara penyimpanan obat yang benar pada rumah

saki, BPS, puskesmas

4) Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri obat rusak

5) Mahasiswa dapat mengetahui cara memusnahkan obat

Page | 1

Page 5: Prinsip Pemberian Obat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obat

Menurut Toyib Romadhon, Amd.Kep

Obat adalah campuran zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta

mengobati atau mencegah penyakit pada manusia ataupun hewan.

Menurut Maryam, Amd.Keb

Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan untuk digunakan penetapan

diagnosa cegah, mengurangi, sembuhkan penyakit pada manusia atau hewan.

Menurut Prof. Dr. Rudi Syarief Sumadilaga

Obat adalah suatu zat kimia yang mempengaruhi proses – proses hidup .

Menurut Dr . Med. Ahmad Ramali

Obat adalah sebagai senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau

menyembuhkan penyakit.

2.2 Penggolongan Obat

2.2.1 Berdasarkan jenisnya:

1) Obat Bebas dan obat Bebas terbatas

2) Obat Keras

3) Obat Psikotropika dan Narkotika

2.2.1.1 Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut obat

OTC = Over The Counter) dan dijual secara bebas karena aman untuk pengobatan

Page | 2

Page 6: Prinsip Pemberian Obat

sendiri, biasanya digunakan untuk pengobatan penyakit ringan, misalnya diare. Obat

bebas terdiri dari atas obat bebas dan obat bebas terbatas.

Obat bebas merupakan obat yang bisa dibeli bebas apotik, bahkan di warung ,

tanpa resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini

digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi

vitamin (Livron B Plex,)

Obat Bebas Terbatas (dulu disebut daftar W = Waarschuwing =

peingatan).yakni obat obatan yang ddalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotik,

tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat

anti mabuk (antimo), anti flu (Noza). Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera

peringatan yang bertenda kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris

tepi hitam, dengan tulisan sebagai berikut :

P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.

P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk obat kumur, jangan ditelan.

P.No. 3: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.

P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.

P.No. 5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.

P.No. 6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan.

Dalam keadaan dan batas-batas tertentu, misalnya: sakit yang ringan masih

dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri. Obat yang dipergunakan adalah

golongan obat bebas terbatas yang mudah diperoleh masyarakat. Obat bebas terbatas

hampir sama dengan daftar G,hanya jumlahnya terbatas dan dapat diperoleh tanpa

resep. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius sebaiknya memeriksakan ke

dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali – sekali melakukan uji coba obat sendiri terhadap

obat – obat yang seharusnya diperoleh dengan mempergunakan resep dokter.

Apabila menggunakan obat –obatan yang mudah diperoleh tanpa menggunakan

resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan Obat Bebas dan Golongan Obat Bebas

Terbatas, selain meyakini bahwa obat tersebut telah memiliki izin beredardengan

Page | 3

Page 7: Prinsip Pemberian Obat

pencantuman nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau

Departemen Kesehatan,terdapat hal – hal yang perlu diperhatikan,diantaranya :

a. Kondisi obat apakah masih baik atau sudah rusak,

b. Perhatikan tanggal kadaluarsa (masa berlaku) obat,

c. Membaca dan mengikuti keterangan atau informasi yang tercantum pada

kemasan obat atau pada brosur atau selebaran yang menyertai obat yang

berisi tentang Indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat dalam

pengobatan),

d. Kontra – indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak

diperbolehkan),efek samping (yaitu efek yang timbul,yang bukan efek yang

diinginkan),dosis obat (takaran pemakaian obat),cara penyimpanan obat,dan

informasi tentang interaksi obat.

2.2.1.2 Obat Keras

Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat

berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter, memakai tanda

lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya. Obat ini bila

dipakai melebihi dosis dapat menyebabkan keracunan dan kematian.

Menurut Staatsblad No. 419 Tahun 1949 yang dimaksud obat keras yaitu obat –

obatan yang tidak digunakan untuk keperluan teknik,yang mempunyai khasiat

mengobati, menguatkan,memperbagus,mendesinfeksikan dan lain – lain, tubuh

manusia,baik dalam bungkusan maupun tidak,yang ditetapkan oleh secretaries van

staat.

Menurut Kepmenkes RI No. 633/Ph/62/b tentang penetapan obat keras,yang

termasuk daftar obat keras :

a. Semua obat yang pada kemasan luarnya disebutkan bahwa obat tersebut

hanya boleh diserahkan dengan resep dokter

b. Semua obat yang dipergunakan secara parenteral,baik dengan cara suntikan

maupun dengan cara pemakaian lain,dengan jalan merobek jaringan.

c. Semua obat baru,terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah

dinyatakan secara tertulis, bahwa obat baru itu tidak membahayakan

kesehatan manusia.

Page | 4

Page 8: Prinsip Pemberian Obat

d. Yang dimaksud dengan obat baru disini yakni semua obat yang tidak

tercantum dalam Farmakope Indonesia dan daftar obat keras atau yang

belum pernah diimpor atau digunakan di Indonesia.

Obat – obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik

(tetrasiklin,penisilin, dan sebagainya), serta obat – obatan yang mengandung hormon

obat kencing manis, obat penenang,dan lain – lain.

Resep – resep yang menulis obat – obat keras dapat dilayani di apotik. Obat

keras diproduksi di industri farmasi yang mempunyai ijin. Selain itu, yang harus

diperhatikan pada obat keras adalah dosisnya. Untuk resep – resep yang melebihi dosis

maksimum dibelakang jumlahnya harus di paraf oleh dokter. Maksud dari paraf ini

adalah kalau terjadi sesuatu dari obat itu,maka tanggung jawab ada pada dokter. Resep

– resep obat keras masih dapat diulang.

2.2.1.3 Psikotropika dan Narkotika

Obat – obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal yang dapat menimbulkan

ketagihan. Karena itu, obat – obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya

diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan hanya boleh diserahkan oleh apotek atas

resep dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada

pemerintah.

Pelayanan penjualan obat golongan psikotropika dan narkotika harus berdasarkan

resep dokter. Resep yang mengandung narkotika diberi tanda merah dibawah nama

obatnya dan dicatat nomer resep, tanggal penyerahan, nama dan alamat penderita, nama

dan alamat dokter, serta jumlah obat yang diresepkan. Apotik tidak boleh mengulang

penyerahan obat narkotika atas dasar salinan resep. Untuk golongan pethidin dan

turunannya harus menyerahkan fotokopi KTP.

a. Psikotropika

Psikotropika adalah zat/ obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau

merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku. Serta

akan menimbulkan halusinansi (mengkhayal),ilusi,gangguan cara berpikir,

perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta

mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

Page | 5

Page 9: Prinsip Pemberian Obat

b. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,

baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menimbulkan pengaruh –

pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke

dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa

sakit,rangsangan semangat halusinasi atau timbulnya khayalan – khayalan yang

menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainnya.

Macam-macam narkotika :

a. Alkaloid kokain dan turunannya kakoin diperoleh daro tanaman coca, bersal

dari Erithroxylon cocca

b. Cannabis (ganja) dari Cannabis indicae. Selain dain dan biji juga dipakai olahan

seperti getahnya.

c. Golongan Papaver samniverum (candu)

d. Zat-zat sintesis, seperti: morfin, petidin HCL, methadone HCL, dextromoramid

tatrar, dll.

2.2.2 Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat

Obat diigolongakan menjadi lima jenis, yaitu :

1) Obat bekerja terhadap penyakit, misal penyakit, contoh : bakteri atau mikroba

(contoh: antibiotik)

2) Obat yang bekerja mencegah keadaan patologis dari penyakit, contoh : serum,

vaksin

3) Obat yang menghilangkan gejala penyakit = sympomatic, misal gejala penyakit

nyeri, contoh analgetik, antipiretik

4) Obat yang bekerja untuk mengganti atau menambah fungsi-fungsi zat yang

kurang. Contoh : vitamin, hormon

5) Pemberian placebo, adalah pemberian sediaan obat yangtanpa zat berkhasiat

untuk orang-orang yang sakit secara psikis, contoh : aqua proinjection

Selain itu, oabat dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya misalkan

anthihipertensi, cardiaca, diuretik, hipnotik, sedatove , dll.

2.2.3 Berdasarkan Tempat atau Lokasi Pemakaian

Obat dibagi dua golongan, yaitu :

Page | 6

Page 10: Prinsip Pemberian Obat

1) Obat dalam, misalnya obat-obta peroral. Contoh : antibiotik, acetaminophen.

2) Obat topikal, untuk pemakaian luar badan. Contohnya sulfur, antibiotik

2.2.4 Berdasarkan Cara Pemberian

1) Oral, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui mulut. Contoh: serbuk,

kapsul, tablet, sirup

2) Perektal, oabat yang diberikan atau dimasukkan melalui rektal/rektum.

Diberikan untuk orang yang tidak bisa menelan karena muntah-muntah atau jika

ingin mendapatkan efek yang lebih cepat atau supaya tidak dipengaruhi oleh

asam lambung, enzim lambung, maupun kerja dari hati. Contoh : supositoria,

lakrif

3) Sublingual, dari bawah lidah, kemudian melalui selaput lendir dan masuk ke

pembuluh darah, efeknya lebih cepat. Untuk penderita tekanan darah tinggi.

Contoh : taplet hisap, hormon-hormon

4) Parenteral, obat suntik melalui kulit masuk ke darah. Ada yang diberikab

secara intravena, subkutan, intramuscular, intrakardial.

5) Langsung ke organ, contoh : intrakardikal

6) Melalui selaput perut, intra peritoneal.

2.2.5 Berdasarkan Efek yang Ditimbulkannya

1) Sistemik, masuk ke dalam sistem peredaran darah diberikan secara oral

2) Lokal, pada tempat-tempat tertentu yang diinginkan, misal pada kulit, hidung,

telinga, mata.

2.2.6 Berdasarkan Daya Kerja atau Terapi

Obat dibagi menjadi dua golongan :

1) Farmakodinamik : oabat-obat yang bekerja mempengaruhi fisiologi tubuh

seperti menambah/mengurangi/reaksi-reaksikimia dalam tubuh,contoh

Hormon dan Vitamin

Page | 7

Page 11: Prinsip Pemberian Obat

2) Kemoterapi : obat-obat yang bekerja secara kimia untuk membasmi

parasit/bibit penyakit, biasanya obat itu mempunyai daya kerja yang

kombinasi.

2.2.7 Berdasarkan Asal Obat dan Cara Pembuatannya

Ada dua,yaitu :

1) Alamiah, yaitu berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral atau dari

manusia

a. Dari tumbuh-tumbuhan atau nabati, contohnya : obat tradisional yang

terdiri dari tanaman yang dibentul menjadi ramuan (jamu). Tumbuh-

tumbuhan berkhasiat sulit ditentukan dosisnya, untuk itu dilakukan

isolasi terhadao zat berkhasiatny. Contoh : jamur menghasilkan

antibiotik, digitalis mengandung glikosida jantung, kina mengandung

kinidin, kelapa menghasilkan zat tambahan seperti oleum cocos, kacang

tanah menghasilkan oleum arachidis.

b. Dari mineral, contoh: vaselin dan parafin untuk pembuat salep,

talcum/silikat dsb untuk serbuk tabur.

c. Dari manusia, biasanya zat-zat yang berhubungan dengan pembekuan

darah,

contoh : plasma, albumin, fibrinogen dan darah itu sendiri ( untuk

transfusi ).

2) Sintetik (biosintetik)

Bila dibandingkan,obat yang diperoleh dengan cara alamiah kurang praktis,

hasil sedikit dan kurang murni. Sedangkana cara sintetik memberi hasil

sebaliknya yaitu hasil banyak dan lebih murni. Cara sintetik menggunakan

reaksi kimia organik, misalnya : minyak gandapura (metil salisilat) yang

merupakan hasil reaksi dari metanol + asam salisilat.

2.3 Cara Penyimpanan Obat

Page | 8

Page 12: Prinsip Pemberian Obat

Cara penyimpanan obat di puskesmas :

Lihat dulu di dusbuknya harus disimpan pada suhu berapa derajat

1. Tablet disimpan dilemari

2. Suntikan, imunisasi, antibiotik (oplosan), dulcolax di kulkas

Cara penyimpanan obat di rumah sakit :

1. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya

2. Dibedakan menurut suhunya, kestabilannya

3. Mudah tidaknya meledak/terbakar

4. Tahan/tidaknya terhadap cahaya.

Cara penyimpanan obat di BPS :

1. Sediakan wadah penyimpanan obat.

2. Pilah jenis obat. Hal ini bukan tanpa alasan, dengan menyimpannya sesuai

fungsi, nantinya akan memudahkan ketika Anda mencarinya.

3. Simpan di tempat yang aman, namun mudah terlihat. Pastikan kotak obat selalu

dalam kondisi terkunci.

4. Ada jenis obat tertentu yang harus disimpan di lemari es.

5. Jika obat dalam botol, jangan mengganti kemasannya dengan botol lain.

6. Untuk obat cair yang telah dikonsumsi sebagian, sebaiknya lapisi dengan plastik

bening yang diikat.

7. Simpan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar secara langsung.

8. Untuk mencegah obat tertukar, beri catatan pada masing-masing kemasan.

9. Bersihkan wadah atau kotak obat dari debu dengan kain yang bersih secara

rutin.

10. Periksa kondisi obat secara berkala. Jangan lupa juga untuk mengecek tanggal

kadaluarsa.

2.4 Ciri-ciri Obat Rusak

Page | 9

Page 13: Prinsip Pemberian Obat

Ampul : Warna berubah, jika ampul putih berubah kekuning-kuningan, ED telah habis

waktu.

Vial : ED telah habis waktu, warna berubah biasanya ada bintik-bintik jamur, jika

obat sudah di oplos dilihat tanggal akhirnya.

Salep : ED telah habis waktu, warna berubah, bau berubah, wadah pot atau tube

menjadi rusak.

2.5 Cara Memusnahkan Obat

Memusnahkan obat di puskesmas :

Dibakar : ampul, sampah2 medis, spuit, vial

Ditimbun : pil, barang2 yg bisa di urai dalam tanah

Memusnahkan obat di rumah sakit :

Ditimbun : jenis obat padat

Enkapsulasi : jenis obat setengah padat

Inersiasi : jenis obat tepung/ serbuk

Saluran pembuangan air dan insinerasi suhu tinggi : jenis obat cair

Tempat dihancurkan dan cairan dibuang ke saluran pembuangan air : jenuis

ampul

Memusnahkan obat di BPS:

Dibakar : ampul, sampah2 medis, spuit, vial

Ditimbun : pil, barang yang dapat diurai dalam tanah

Page | 10

Page 14: Prinsip Pemberian Obat

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bidan bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman. Bidan juga harus

mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan

perintah tersebut jika tidak lengkap atau jelas/dosis yang diberikan diluar batas yang

direkomendasikan. Adapun prinsip-prinspi pemberian obat yang benar meluputi 6 hal,

yaitu : benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute dan benar

dokumentasi. Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi

pasien, diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena. Dalam

pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi

pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan

dengan cara yang salah.

3.2Saran

Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak

baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian

bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai bidan kiranya harus

melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah

yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.

Page | 11

Page 15: Prinsip Pemberian Obat

DAFTAR PUSTAKA

Yohana, A.C. Surahman Emma. Soeryati S. H. Imron. 2009. Farmasetika Dasar

Konsep Teoritis Dan Aplikasi Pembuatan Obat. Bandung : Widya Padjadjaran

Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional.. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian

dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan R I. 2008. Materi Pelatihan

Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat bagi Tenaga Kesehatan.

http://binfar.depkes.go.id/

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian

dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan R I. 2006. Pedoman Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas http://binfar.depkes.go.id/

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan RI.

2006. Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. http://binfar.depkes.go.id/

Ratnadita Adhelia. 2011. Tips Menyimpan Obat yang Benar dan Aman.

http://health.detik.com/

http://howtobealuckyperson.blogspot.com/2012/11/cara-penyimpanan-obat.html

Page | 12