PRINSIP EFEKTIFITAS DALAM PROSES PEMBELAJARAN …...butuh akan materi ini dan pada akhirnya akan...
Transcript of PRINSIP EFEKTIFITAS DALAM PROSES PEMBELAJARAN …...butuh akan materi ini dan pada akhirnya akan...
PRINSIP EFEKTIFITAS DALAM PROSES PEMBELAJARAN (KEUNGGULAN)
Erwin Tanur, M.Si
Widyaiswara Muda Pusdiklat BPS RI
Abstrak
Aktifitas pembelajaran/ diklat adalah proses penyampaian atau transfer ilmu, pengetahuan danpengalaman dari pengajar kepada peserta diklat. Proses pembelajaran/ diklat pada prinsipnyatidak berbeda jauh dengan proses pemasaran. Dalam pemasaran bertujuan untuk mencaripelanggan sebanyak-banyaknya, selanjutnya menjadikan mereka sebagai pelanggan setia. Halini dilakukan dengan kiat-kiat tertentu, salah satunya adalah selalu berupaya memberikanpelayanan (jasa) yang memuaskan sesuai dengan kebutuhan pelanggan sehingga mereka akantetap memberikan kredibilitas yang baik pada pemberi jasa (pemasar). Mark Plus merumuskan18 Prinsip pemasaran di era globalisasi yang dibingkai dalam Conceptual Framework forCompetitive Audit, Strategy Formulation, and Capability Enhancement. Prinsip tersebut antaralain; Marketing is A Strategic Business Concept, Marketing is Everyone's Business, MarketingWar is About Value War, Concentrate on Loyalty not just on Satisfaction, Concentrate onDifferences not just on Averages, Concentrate on Being Proactive not just Reactive, Brand:Avoid commodity-like Trap, Service: Avoid Business-Category Trap, Process: Avoid Function-Orientation Trap, Segmentation: View Your Market Creatively, Targeting: Allocate YourResources Effectively, The Principle of Positioning: Lead Your Customers Credibly,Differentiation: Integrate Your Content- Context and Infrastructure, Marketing Mix: IntegrateYour Offer-Logistics-Communications, Selling: Integrate Your Company-Customers-Relationship, Totality: Balance Your Strategy-Tactic-Value, Agility: Integrated Your What-Why-How, Utility: Integrated Your Present-Future-Gap. 18 Prinsip ini pada dasarnya diperuntukkanuntuk Surviving and Winning in The Global Environment, dalam tulisan ini 18 prinsip tersebutakan coba disesuaikan dengan tujuan peningkatan kualitas proses pembelajaran. Pada tulisanpertama telah disampaikan tiga prinsip awal dari 18 prinsip tersebut, untuk tulisan yang keduaini akan diuraikan pembahasan mengenai dimensi Topping (Keunggulan), yang terdiri dari tigaprinsip kedua.
Kata Kunci: Efektifitas, Proses Pembelajaran, Keunggulan
A. Pendahuluan
Seperti yang telah dibahas pada tulisan sebelumnya, bahwasanya aktifitas pembelajaran/
diklat adalah proses penyampaian atau transfer ilmu, pengetahuan dan pengalaman dari pengajar
kepada peserta diklat. Mark Plus dalam situsnya http://www.markplusinc.com, merumuskan 18
Prinsip pemasaran di era globalisasi yang dibingkai dalam Conceptual Framework for
Competitive Audit, Strategy Formulation, and Capability Enhancement.
18 Prinsip ini terbagi dalam 6 dimensi antara lain Foundation (Pondasi Dasar), Topping
(Nilai Istimewa/ Keunggulan), Strategy (Siasat akal), Tactic (Siasat, taktis), Value (Nilai),
Implementation (Penerapan). Pembagian dimensi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
18 Prinsip ini pada dasarnya diperuntukkan untuk Surviving and Winning in The Global
Environment, namun dari manapun pengetahuan itu berasal selama hal tersebut dapat
dimanfaatkan secara bijaksana pada sisi lain unsur proses kehidupan, maka dinamisasi
perkembangan kualitas kerja tiap individu akan dapat semakin meningkat. Pada tulisan
sebelumnya telah dibahas 3 prinsip efektifitas pertama yang merupakan landasan/ pondasi pada
proses pembelajaran, yang diambil dari prinsip pemasaran. Prinsip tersebut antara lain
Marketing is A Strategic Business Concept (Pemasaran adalah konsep bisnis yang strategis),
Marketing is Everyone's Business (Setiap orang adalah pemasar) dan Marketing War is About
Value War (Concentrate on Value not Just Profit/ Berkonsentrasi pada nilai, bukan hanya
keuntungan).
Pada tulisan ini akan coba dibahas kembali 3 prinsip selanjutnya, yang merupakan
bagian dari 18 prinsip yang ada. Ketiga prinsip tersebut tergabung dalam dimensi Nilai
Keunggulan/Keistimewaan (Topping) antara lain Concentrate on Loyalty-not just on
Satisfaction, Concentrate on Differences-not just on Averages, Concentrate on Being Proactive-
not just Reactive. Seperti pada tulisan sebelumnya, ketiga prinsip ini akan penulis coba uraikan
disesuaikan dengan tujuan peningkatan kualitas proses pembelajaran.
B. Dimensi Topping (Nilai Keunggulan/Keistimewaan)
Prinsip 4: Concentrate on Loyalty-not just on Satisfaction (Berkonsentrasilah pada
loyalitas, bukan hanya kepuasan). Tujuan paling sederhana dalam proses pembelajaran adalah
bagaimana membuat peserta diklat menjadi paham dan mengerti terhadap materi yang
disampaikan. Namun ada hal sederhana lainnya yang kadang terlupa dalam proses pembelajaran,
yaitu bagaimana membentuk kepribadian yang sesuai dengan materi yang dipelajari setelah
berada diluar diklat. Akan sangat menjadi bijaksana apabila setiap pengajar memiliki konsep
mengajar bukan hanya membuat peserta ajar menjadi puas di dalam kelas semata, namun
bagaimana agar materi yang mereka pelajari membekas dalam pola hidup dan pola pikirnya,
peserta menjadi loyal (setia) terhadap apa yang telah mereka pelajari. Jadi, susunlah strategi
dalam mengajar, agar loyalitas tersebut dapat tercipta dan terbenam dalam tiap individu peserta
diklat. Menciptakan suasana pembelajaran yang dapat membuat peserta diklat menyatu dengan
materi adalah hal utama yang harus diupayakan untuk tercipta dalam proses pembelajaran. Hal
ini dapat terwujud apabila pengajar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang enjoy, asyik,
betah diiringi dengan menanamkan pemahaman kepada peserta diklat bahwa merekalah yang
butuh akan materi ini dan pada akhirnya akan menjadi suatu habit yang melekat dalam
kehidupan sehari-hari mereka, baik dalam proses diklat maupun setelahnya.
Prinsip 5: Concentrate on Differences, not just on Averages (Berkonsentrasi pada
perbedaan bukan pada persamaan atau hal yang umum). Ada salah satu prinsip hidup sukses
yang selama ini penulis tanamkan dalam diri penulis yaitu : “UNTUK MENJADI ISTIMEWA
TIDAK PERLU MELAKUKAN SESUATU YANG BERBEDA, TAPI CUKUP MELAKUAN
SESUATU DENGAN CARA YANG BERBEDA”. Sebagai seorang pengajar, hendaknya jangan
pernah terlintas dalam pikiran kita untuk melakukan/meniru gaya/cara mengajar yang pernah
dilakukan orang lain. Namun bagaimana kita bisa memaksa untuk memunculkan kreatifitas kita
dengan sendirinya dalam membuat gaya/cara mengajar ala kita sendiri, apa adanya. Selain itu
setiap individu, dalam hal ini peserta diklat, memiliki keingingan/ harapan yang berbeda-beda
terhadap sesuatu yang akan mereka terima. Dalam hidup ini setiap orang tercipta dengan kondisi
yang unik, sehingga dalam pemasaran dikenal istilah All Customers Are Not Created Equal,
setiap individu selalu ada perbedaan. Hal inilah yang hendaknya disadari bagi setiap pengajar,
kreatiflah dalam mengajar untuk memunculkan hasil belajar yang inovatif.
Prinsip 6: Concentrate on Being Proactive, not just Reactive (Berkonsentrasi dalam
antisipasi, bukan hanya reaksi). Memiliki rencana lain dalam proses pembelajaran merupakan hal
mutlak bagi setiap pengajar, karena tidak selamanya yang kita rencanakan akan sesuai dengan
yang akan kita hadapi. Bersikaplah proaktif bukan reaktif dalam menghadapi berbagai
kemungkinan yang terjadi selama berlangsungnya proses pembelajaran. Untuk bisa berpikir
proaktif setidaknya setiap pengajar harus memiliki tiga bekal. Bekal pertama adalah wawasan
yang luas akan permasalahan yang akan dibahas, hal ini perlu untuk mengantisipasi munculnya
pertanyaan-pertanyaan tak terduga, bekal ini dapat diperoleh dengan banyak membaca dan
latihan dalam permasalahan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Bekal kedua
adalah wawasan luas akan metode-metode mengajar yang bervariasi, hal ini dapat digunakan
untuk mengantisipasi kejenuhan, “blank spot”, ataupun masih banyaknya waktu yang tersita.
Bekal kedua ini dapat diperoleh dari mana saja, membaca buku, melihat cara orang lain
mengajar, ataupun hasil dari diskusi dengan sesama pengajar. Bekal yang terakhir adalah
pengetahuan pengajar terhadap karakteristik peserta. Informasi karakteristik peserta hendaknya
telah dapat diketahui sebelum proses pembelajaran berlangsung. Apabila karakteristik peserta
telah diketahui, akan memudahkan pengajar untuk menentukan metode atau gaya apa yang akan
dibawa kedalam kelas.
C. Kesimpulan
Setiap bangunan yang telah memiliki pondasi, tidak akan pernah ada gunanya apabila
bangunan tersebut tidak memiliki nilai lebih/ keistimewaan/ nilai pembeda yang membuat
bangunan tersebut menjadi menarik untuk di datangi.
Begitupun dalam proses pembelajaran, penanaman pondasi dasar pemahaman pengajar
belumlah cukup apabila tidak disertai dengan terbentuknya nilai lebih atau keistimewaan
pengajar dalam melakukan proses pembelajaran. Seperti yang telah disampaikan pada tulisan
sebelumnya salah satu prinsip yang selalu penulis pegang selama ini adalah dengan selalu
berkomitmen pada 3 hal agar proses pembelajaran dalam suatu diklat dapat berjalan efektif:
Materi yang menarik, Pengajar yang menarik, dan Metode yang menarik.
Daftar Pustaka
Harold P Adams & Frank Graves Dickey. Basic Principles of Student Teaching. 1956. New
York, American Book Co.
Suryadi A. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bina Cipta. Bandung. 1983
Strategic Marketing Plus 2000: Conceptual Framework for Competitive Audit, Strategy
Formulation, and Capability Enhancement. http://www.markplusinc.com.