Prinsip Dan Alat Evaluasi
Transcript of Prinsip Dan Alat Evaluasi
MAKALAH
PRINSIP DAN ALAT EVALUASI
Nama Kelompok : VII ( TUJUH )
1. HELDIANSYAH
2. AANG PRAYUDA
3. TATA PEBRIAN
Kelas : V A
Prodi : PENDIDIKAN BAHASA & SATRA INDONESIA
MATA KULIAH : PENGANTAR PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing : SEPTI ARIYANI, S.Pd.
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP ) MUHAMMADIYAH PAGARALKAM
TAHUN AKADEMIK 2012-2013
i
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar makalah Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Prinsip
Dan Alat Evaluasi ”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak
bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada: seruluh yang terlibat dalam pembuatan makalah ini
baik orang tua rekan guru dan sebagainya. yang telah memberikan dukungan,
kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun
pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini
bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat
lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
2.1. Prinsip-prinsip Evaluasi...................................................................................3
2.2 Alat Evaluasi.......................................................................................................5
BAB III PENUTUP .................................................................................................12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................12
3.2 Saran ...................................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan.
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan
signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang
awam dan kaku menjadi lebih moderan. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam
kemajuan pendidikan di Indonesia. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Ahira,
2010).
Proses pembelajaran dengan mengaplikasikan berbagai model-model
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan minat, motivasi, aktivitas, dan
hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui meningkat atau rendah setelah
dilaksanakan sebuah evaluasi. Proses evaluasi meliputi pengukuran dan penilaian.
Pengukuran bersifat kuantitatif sedangkan penilaian bersifat kualitatif. Proses
evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan
untuk membuat keputusan. Keputusan dan pendapat akan dipengaruhi oleh kesan
pribadi dari yang membuat keputusan.
Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini
dikarenakan salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah
dicapai siswa adalah dengan tes. Penilaian merupakan bagian penting dan tak
terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan
dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan
sistem penilaian yang baik dan tidak bias. Sistem penilaian yang baik akan
mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada
gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran.
Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi
1
untuk selalu meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, penulis membahas
dalam makalah ini mengenai prinsip dan alat evaluasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat penulis rumusakan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Jelaskan bagaiman pelaksanaan Prinsip-Prinsip Evaluasi ?
2. jelaskan apakah yang dimaksud dengan Alat-Alat Evaluasi ?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memahami, mengkaji, serta
menelaah tenatng prisip-prinsip evalusi dan alat evaluasi. serta untuk mengisi
pembahasan diskusi mata kuliah evaluasi pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip-prinsip Evaluasi
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi
harus bertitik dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut:
1. Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insedental karena pembelajaran itu
sendiri adalah suatu proses yang kontinyu. Oleh sebab itu evaluasi pun harus
dilakukan secara kontinyu pula.
2. Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu obyek, guru harus mengambil
seluruh obyek itu sebagai bahan evaluasi.
3. Adil dan obyektif
Dalam melaksanakan evaluasi guru harus berlaku adil dan tanpa pilih
kasih kepada semua peserta didik. Guru juga hendaknya bertindak secara
obyektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik.
4. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi hendaknya guru bekerjasama dengan semua
pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk
dengan peserta didk itu sendiri.
5. Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan baik oleh guru itu sendiri yang
menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.
Suke Silverius dalam bukunya menjelaskan bahwasanya prinsip-prinsip evaluasi
adalah sebagai berikut:
1. Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran di
samping tujuan intruksional dan materi serta metode pengajaran.
2. Keterlibatan siswa
Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA (Cara Belajar
Siswa Aktif) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif.
3
3. Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan
materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan
yang hendak diukur.
4. Pedagogis
Di samping sebagai alat penilai hasil belajar, evaluasi juga perlu
diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku di tinjau dari segi
pedagogis. Karena evaluasi dan hasilnya diharapkan dapat dipakai sebagai alat
motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajar.
5. Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada
piak-pihak yang berkepentingan dengan pendidkan sebagai laporan pertanggung
jawaban (accountability)
Dalam referensi lain disebutkan ada satu prinsip umum dan sangat penting
dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya trianggulasi atau hubungan erat tiga
komponen yaitu antara lain
a. Tujuan pembelajaran
b. Kegiatan pembelajaran atau KBM
c. Evaluasi
Trianggulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
4
Penjelasan dari bagan di atas adalah:
a. Hubungan antara tujuan dengan KBM
Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar
disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai.
b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana
tujuan sudah tercapai.
c. Hubungan antara KBM dengan evaluasi
Selain mengacu pada tujuan evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan
dengan KBM. Yang dilaksanakan sebagai contoh, jika kegiatan belajar
mengajar dilakukan oleh guru dengan menitik beratkan pada ketrampilan
evaluasinya juga harus mengukur tingkat ketrampilan siswa, bukanya aspek
pengetahuan.
2.2 Alat Evaluasi
Dalam pengertian umum, alat adalah suatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara
lebih efektif dan efisien. Kata alat, biasa disebut juga dengan istilah
istrumen.dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen
evaluasi. Secara garis besar, alat evaluasi digolongkan menjadi dua macam yaitu,
tes dan non tes. Selanjutnya tes dan non tes juga disebut teknik evaluasi.
1. Tektik non tes
Yang tergolong teknik non tes adalah
a. Skala bertingkat (rating scale)
Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
suatu hasil perkembangan.
Contoh : kecenderungan seseorang terhadap jenis kesenian tertentu.
b. Kuesioner
Kuesioner juga sering dkenal dengan nama angket. Pada dasarnya,
kuesioner adalah berupa daftar pertanyaan yang harus diisi oleh seseorang yang
5
akan diukur (responden). Adapun macam-macam kuesioner dapat ditinjau dari
beberapa segi, di antaranya :
1) Ditinjau dari segi persiapan
a) Kuesioner langsung : dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan
dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
b) Kuesioner tak langsung : adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh
bukan orang yang dimintai keterangannya.
2) Ditinjau dari segi cara menjawab
a) Kuesioner tertutup : adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan
pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada
jawaban yang dipilih.
b) Kuesioner terbuka : adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga
para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya.
c. Daftar cocok (chek list)
Adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat), dimana responden
yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ( √ ) di tempat yang sudah
disediakan.
d. Wawancara (interview)
Adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya tanpa dibataasi oleh patokan-patokan yang telah
dibuat oleh subyek evaluasi.
2) Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih
dahulu.
e. Pengamatan (observasi)
6
Adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliiti serta pencatatan secara sistematis. Ada tiga macam ovservasi
yaitu,
1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi
dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang
sedang diamati.
2) Observasi sitematik, yaitu observasi dimana vaktor-vaktor yang diamati
sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.
3) Observasi ekperimental, adalah Observasi ini terjadi jika pengamat tidak
berpartisipasi dalm kelompok.
f. Riwayat hidup
Adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subyek evaluasi akan
dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari
obyek yang dinilai.[7]
Selain teknik-teknik di atas, ada juga teknik lain yaitu :
1) Studi kasus (Case Study)
Adalah studi yang mendalam dan konprehensif tentang peserta didik, kelas
atau sekolah yang memiliki kasus tertentu.
2) Catatan insidental (anectodal recored)
Adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa sepintas yang dialami peserta
didik secara perorangan.
3) Sosiometri
Adalah suatu prosedur untuk merangkum, menyusun dan sampai batas tertentu
dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapt peserta didik tentang penerimaan
teman sebayanya serta hubungan di antara meeka.
4) Inventori kepribadian
Hampir serupa dengan tes kepribadian. Bedanya dalam inventori kepribadian
jawaban peserta didik tidak mempunyai kriteria benar atau salah. Semua
7
jawaban peserta didik adalah benar selama dia menyatakan yang
sesungguhnya.[8]
2. Teknik tes
Tes adalah penilaian yang konprehensif terhadap sorang individu atau
keseluruhan usaha evaluasi program. Ditinjau dari segi kegunaan untuk
mengukur siswa, maka tes dibedakan atas tiga macam, yaitu:[9]
a. Tes diagnotik
Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan siswa sehingga
berdasarkan hal itu dapat dilakukan pemberian yang tepat.
b. Tes formatif
Dari arti kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif maka evaluasi
formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk
setelah megikuti suatu program tertentu.
c. Tes sumatif
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program
atau sebuah program yang lebih besar.
3. Perbandingan antara tes diagnosis, formatif dan Sumatif.
a. Ditinjau dari fungsinya
1) Tes diagnostik
Menentukan apakah bahan pra surat telah dikuasi atau belum
Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari
Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima
pelajaran yang akan dipelajari
Menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk menetukan cara
khusus untuk mengatasi atau memberikan bimbingan.
2) Tes formatif
Sebagai umpan balik bagi siswa, guru maupun program untuk menilai
pelaksanaan suatu unit program.
3) Tes sumatif
8
Untuk membeikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program
serta menetukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kemampuan
dengan kawannya dalam kelompok.
b. Ditinjau dari waktu
1) Tes diagnostik
Pada waktu penyaringan calon siswa
Pada waktu membagi kelas atau permulaan memberikan pelajaran.
2) Tes formatif
Selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui kekurangan agar pelajaran
dapat berlangsung sebaik-baiknya.
3) Tes sumatif
Pada akhir unit catur wulan, semester akhir tahun atau akhir pendidikan.
c. Ditiinjau dari titik berat penilaian
1) Tes dignostik
Tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik
Faktor-faktor fisik, psikologis dan lingkungan
2) Tes formatif
Menentukan pada tingkah laku kogniitif
3) Tes sumatif
Pada umumnya menentukan tingkah laku kognitif, tetapi ada kalanya pada
tingkah laku psikomotorik dan kadang-kadang pada afektif.
d. Ditinjau dari alat evaluasi
1) Tes diagnostik
Tes prestasi belajar yang telah distandarisasi
Tes diagnostik yang telah distandarisasikan
Tes buatan guru
Pengamatan dan daftar cocok (check list)
2) Tes formatif
Tes prestasi belajar yang tersusun scara baik
3) Tes sumatif
Tes ujian akhir
9
e. Ditinjau dari cara memilih tujuan yang dievaluasi
1) Tes diagnostik
Memilih tiap-tiap ketrampilan prasarat
Memilki tujuan setiap program pelajaran secara berimbang
Memih yang berhubungan dengan tingah laku fisik, mental dan perasaan
2) Tes formatif
Mengukur semua tujuan instruksional khusus
3) Tes sumatif
Mengukkur tujuan instruksional umum
f. Ditinjau dari tingkat kesulitan tes
1) Tes diagnostik
Untuk tes diagnostik mengukur ketrampilan dasar, diambil dari banyak soel
tes yang mudah yang tingkat kesulitannya 0,5 atau lebih
2) Tes formatif
Belum dapat ditentukan
3) Tes sumatif
Rata-rat mempunyai tingkat kesulitan antar 0,35-0,70 ditambah bebrapa
soal yang sangat mudah dan beberapa lagi yang sangat suukar.
g. Ditinjau dari skoring
1) Tes diagnostik
Menggunakan standar mutlak dan standar relatif
2) Tes formatif
Menggunakan standar mutlak
3) Tes sumatif
Menggunakan standar relatif
h. Ditinjau dari tingkat pencapaian
1) Tes diagnostik
10
Ada bermacam-macam tes diagnosttik, untuk tes diagnostik yang sifatnya
memonitor kemajuan tingkat pencapaian yang diiperoleh siswa merupakan
informasi tentang keberhasilannya. Tes prasarat adalah tes diagnostik yang
sifatnya khusus. Fungsinya untuk mengetahui penguasaan bahan prasarat yang
sangat penting untuk kelanjutan studi bagi pengetahuan berikutnya.
2) Tes formatif
Ditinjau dari tujuan, tes formatif dugunakan untuk mengetahui apakah siswa
sudah mencapai tujuan intruksional umum yang diuraikan menjadi tujuan
intruksional khusus
3) Tes sumatif
Sesuai dengan fungsi tes sumatif, yaitu memberikan tanda kepada siswa bahwa
mereka telah mengikuti suatu program dan untuk menentukan posisi
kemampuan siswa dibandingkan kawan dalam kellompoknya. Maka tidak
dibutuhkan suatu tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai,
namun demikian tidak berarti bahwa tes sumatif tidak penting
i. Ditinjau dari cara pencatatan
1) Tes diagnostik
Dicatat dan dlaporkan dalam bentuk profil
2) Tes formatif
Prestasi tiap siswa dilaporakn dalam bentuk catatan berhasil atau gagal dalam
menguasai suatu tugas.
3) Tes sumatif
Keseluruhan skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan yang dicapai
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat saya simpulkan bahwa :
1. Prinsip-prinsip evaluasi ada tiga pendapat salah satunya adalah kontinuitas,
komprehensif adil dan obyektif kooperatif dan praktis
2. Alat evaluasi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Teknik non tes
b. Teknik tes
c. Perbandingan antara tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: PT Remaja Rosda karya
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumu Aksara,
1991), h. 21Ibid, h. 22
Zaenal arifin, evalusi pembelajaran, prinsip, teknik, prosdur, (bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2009) h. 31
Suke Silverius, Evaluasi hasil elajar dan umpan balik, (Jakarta: Grasindo, 1991)
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineke cipta, 1999) h. 28
Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 23 Ibid, h. 24-28
Zainal Arifin, Op.Cit. h. 168-172
Suharsimi Arikunto, Op.Cit. H. 30
Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 42-47
13