Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

136
TESIS KAJIAN POTENSI DAN EVALUASI PENERAPAN PRINSIP PRINSIP DAN KRITERIA EKOWISATA DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM KAWAH IJEN, DESA TAMAN SARI, KABUPATEN BANYUWANGI SRI WIDOWATI NIM 0991061008 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012

description

Maklah Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

Transcript of Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

Page 1: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

TESIS

KAJIAN POTENSI DAN EVALUASI PENERAPAN

PRINSIP – PRINSIP DAN KRITERIA EKOWISATA

DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM KAWAH

IJEN, DESA TAMAN SARI, KABUPATEN

BANYUWANGI

SRI WIDOWATI

NIM 0991061008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2012

Page 2: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

TESIS

KAJIAN POTENSI DAN EVALUASI PENERAPAN

PRINSIP – PRINSIP DAN KRITERIA EKOWISATA

DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM KAWAH

IJEN, DESA TAMAN SARI, KABUPATEN

BANYUWANGI

SRI WIDOWATI

NIM 0991061008

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2012

Page 3: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

ii

KAJIAN POTENSI DAN EVALUASI PENERAPAN

PRINSIP – PRINSIP DAN KRITERIA EKOWISATA

DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM KAWAH IJEN,

DESA TAMAN SARI, KABUPATEN BANYUWANGI

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Kajian Pariwisata,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

SRI WIDOWATI

NIM 0991061008

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2012

Page 4: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 19 JANUARI 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. N.K.Mardani, MS Ir. A.A. G.Raka Dalem, MSc (Hons) NIP. 130289173 NIP. 1965.0708.1992.031004

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Direktur

Kajian pariwisata Program Pascasarjana

Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH.,MS Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K)

NIP. 194409291973021001 NIP 19590215 198510 2001

Page 5: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

iv

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 18 Januari 2012

Panitia Penguji Tesis, Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas

Udayana

No. 117/ UN/ 14. 4 / HK/ 2012 Tanggal 16 Januari 2012

Ketua : Prof. Dr. N.K.Mardani, MS

Sekretaris : Ir. A.A.G. Raka Dalem, MSc (Hons)

.

Anggota:

1. Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH, MS.

2. Dr. Ir Syamsul Alam Paturusi, MSP

3. Drs. I Nyoman Sunarta, MSi.

Page 6: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa / Allah

Maha Besar, berkat rahmat-Nyalah maka penyusunan tesis yang berjudul “Kajian

Potensi dan Evaluasi Penerapan Prinsip prinsip dan Kriteria Ekowisata di

Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen, Desa Taman Sari, Kabupaten

Banyuwangi ” akhirnya dapat diselesaikan.

Dalam proses penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

berupa dorongan, petunjuk, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu

pada kesempatan ini penulis memberikan penghargaan dan mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada.

1. Prof. Dr. N. K. Mardani, MS selaku pembimbing I dan Dosen Program

Studi Magister (S2) Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas

Udayana yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam

penyusunan tesis ini.

2. Ir. A. A. G. Raka Dalem, MSc ( Hons ) selaku pembimbing II dan

Dosen Program Magister (S2) Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana

Universitas Udayan yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan

dalam penelitian.

3. Bapak Rektor Universitas Udayana,atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis penulis untuk mengikuti pendidikan S2 pada Program

Magister (S2) Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas

Udayana.

Page 7: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

vi

4. Prof. Dr.dr.A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Udayana.

5. Bapak Prof. Nyoman Sirtha, SH, MS. selaku Ketua Program Studi Magister

(S2)

Kajian pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah

banyak

memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan tesis ini.

6. Bapak/ibu staf pengajar Program Magister (S2) Kajian pariwisata, Program

Pascasarjana Universitas Udayana yang telah membimbing penulis selama

mengikuti kuliah.

7. Ucapan terima kasih juga perlu penulis sampaikan kepada teman

mahasiswa Program Studi Kajian Pariwisata Pascasarjana Universitas

Udayana Angkatan 2009 turut memotivasi sehingga akhirnya tesis ini

berhasil penulis susun.

8. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada teman sejawat di Politeknik

Negeri Bali yang sudah mendukung pelaksanaan penelitian ini.

9. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada suami tercinta Hamong

Suharsono dan anak yang tersayang, yang telah memberikan dukungan

moral, perhatiannya sehingga tesis ini berhasil disusun untuk memenuhi

tugas akhir pendidikan Magister Pariwisata.

10. Terakhir terima kasih penulis sampaikan kepada segenap staf administrasi

dan perpustakaan Program Studi Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana

Universitas Udayana dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu yang telah membantu secara langsung atau tidak langsung

sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Semoga budi baik dan segala

partisipasi yang telah diberikan mendapat imbalan yang pantas serta rahmat

dari Tuhan Yang Maha Esa

Page 8: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

vii

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Namun

demikian, penulis berharap mudah-mudahan tesis ini dapat memberi

sumbangan ilmiah bagi pembaca pada umumnya dan bagi ilmuwan sosial

yang mengkaji masalah Pengkajian Potensi dan Penerapan Prinsip dan

Kreteria Ekowisata.

Denpasar, 10 November 2011

Penulis

Page 9: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

viii

ABSTRAK

KAJIAN POTENSI DAN EVALUASI PENERAPAN PRINSIP – PRINSIP

DAN KRITERIA EKOWISATA DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM

KAWAH IJEN, DESA TAMAN SARI, KABUPATEN BANYUWANGI

Pengembangan Pariwisata harus menguntungkan secara ekonomi, tidak

merugi-kan sosial budaya masyarakat,menjaga kelestarian alam. Banyuwangi

memiliki keindahan panorama kawah gunung Ijen dan potensi pendukung yaitu

flora dan fauna sebagai daya tarik wisata. Pemanfaatan potensi ekowisata belum

memberikan keuntungan perekonomian masyarakat lokal, karena belum adanya

keterlibatan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi serta evaluasi penerapan

prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata serta upaya yang dilakukan di Kawasan

Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari. Metode yang digunakan

adalah: observasi lapangan serta mengajukan pertanyaan kepada para pengunjung.

Selain itu, data tentang flora dan fauna dikumpulkan dari observasi lapangan dan

inventarisasi yang diambil di kawasan taman wisata alam kawah Ijen dan KSDA.

Untuk evaluasi penerapan prinsip dan criteria ekowisata, teknik yang digunakan

adalah mengevaluasi penerapan prinsip – prinsip dan kriteria hasil lokakarya dan

pelatihan ekowisata Nasional tahun 2006 di Bali. Berdasarkan hasil tersebut,

maka rekomendasi diberikan untuk perbaikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Kawah Ijen memiliki potensi besar

bagi pengembangan ekowisata, meskipun belum sepenuhnya dikembangkan.

Sumber wisata yang paling utama adalah panorama / pemandangan kawah

Gunung Ijen dengan tiga warna berbeda, yaitu: hijau, biru, dan kuning emas.

Selain itu, aktivitas manusia mengambil belerang dari kawah, potensi lain yang

mendukung yaitu flora dan fauna yang beragam di wilayah tersebut. Daya tarik

lain yang mendukung ekowisata yaitu potensi budaya yang unik dari komunitas

yang berdekatan dengan Gunung Ijen. Hasil evaluasi atas pelaksanaan ekowisata

menunjukkan bahwa beberapa indikator yang diamati memenuhi kriteria

ekowisata, seperti nomor kriteria 1,2, 7 dan 9. Kriteria yang belum terpenuhi

seperti nomor 3, 4, 5, 6 dan 8. Untuk meningkatkan implementasi konsep

ekowisata atau kriteria, diperlukan pelatihan. Selain itu masyarakat setempat harus

dilibatkan dalam program. Desa harus mendirikan fasilitas pesinggahan untuk

mengakomodasi pengunjung yang melewati desa Taman Sari menuju ke Kawah

Ijen.

Kata kunci : ekowisata,Gunung Ijen, konservasi alam, ekonomi lokal, kriteria

ekowisata

Page 10: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

ix

ABSTRACT

STUDIES ON POTENTIALS AND EVALUATION OF IMPLEMENTATION

OF PRINCIPALS AND CRITERIA OF ECOTOURISM IN KAWAH IJEN

NATURAL TOURISM PARK, TAMAN SARI VILLAGE, BANYUWANGI

REGENCY

Tourism development should bring benefits economically. In addition, it

should in line with socio-culture of local community, as well as conserve the

environment. Banyuwangi has a scenic view of volcano called Kawah Ijen. In

addition it has a wide ranges of flora and fauna that could be used as tourist

attractions. The benefit gain from ecotourism businesses in this regency however

has not been significant for the local because of low involvements from local

community.

This research is aimed to find out the potentials as well as to evaluate

implementations of principals and criteria of ecotourism. In addition, it was also

aimed to find out effort which should be performed to improve development of

ecotourism based on those two factors. The methods utilized including: field

observation on the attractions as well as asking questions to the visitors. In

addition, data on flora and fauna were collected from field observation and

records taken by local authority (forestry department). For evaluation of

implementation of principals and criteria of ecotourism, the techniques utilized

were evaluating them using the criteria established from national (Indonesian)

workshop of ecotourism year 2006 in Bali. Based on those results, then

recommendations given for improvements.

Result of this research showed that: Kawah Ijen has a great potentials for the

development of ecotourism, despite the fact it has not been fully developed. It

main source of attractions was the panorama/view of the crater of Mt. Ijen with

three distinctive colours, namely: green, blue, and golden yellow. In addition,

human activities taking sulvur from crater provided additional attractions, as well

as flora and fauna that varied in the region. The attraction as the potentials for the

development of ecotourism was also supported by availability of unique culture of

the community adjacent to Mount Ijen. Result of the evaluation on

implementation of ecotourism showed that some of the observed indicators fulfill

the criteria of the ecotourism, such as criteria number 1, 2, 7 and 9. The criteria

which have not been fulfilled such as number 3, 4, 5, 6 and 8. To improve of

implementation of ecotourism concepts or criteria, trainings are needed. In

addition local community should be involved in the programmes. The village

should established a stop over facility to catch visitors passing the site.

Key words : ecotourism, Mount Ijen, natural conservation, local economy,

ecotourism criteria.

Page 11: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

x

RINGKASAN PENELITIAN

Pengembangan Pariwisata harus menguntungkan secara ekonomi, adil

secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Pada dasarnya penyelenggaraan

ekowisata menjaga kelestarian alam, kelestarian kebudayaan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sehingga terjadinya suatu keseimbangan

Kabupaten Banyuwangi memiliki flora dan fauna sebagai daerah tujuan

ekowisata, pemanfaatan potensi desa belum menyentuh pada tingkat kesejahteraan

masyarakat lokal. Dengan pengelolaan belum optimal. Pariwisata belum

memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi masyarakat maupun Pemerintah.

Kawah Ijen adalah sebuah Kawasan Wisata yang telah di tetapkan sebagai

Kawasan Taman Wisata Alam, memiliki panorama yang indah yaitu berupa

kawah yang memiliki air tiga warna yaitu hijau, biru dan kuning keemasan,

sumber belerang dan munculnya api biru (bluefire),disamping flora dan fauna.

Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah (1)Apa potensi

Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen Banyuwangi sebagai daya tarik

ekowisata ? (2) Bagaimana evaluasi penerapan prinsip - prinsip dan kriteria

ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen Banyuwangi? (3) Serta

upaya-upaya yang dilakukan dari hasil identifikasi potensi dan hasil evaluasi

penerapan prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata.

Penelitian bertujuan untuk mengkaji potensi dan evaluasi penerapan prinsip-

prinsip dan kriteria ekowisata serta upaya apa yang dilakukan di Kawasan Taman

Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari Banyuwangi.

Lokasi Penelitian ini di desa Taman Sari kabupaten Banyuwangi. Tepatnya

di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen.

Jenis dan Sumber Data, yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah dari

lingkungan Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen dan dari luar Kawasan

yaitu instansi terkait. Sedangkan instrumen penelitian yang dipergunakan adalah

quesioner, wawancara, observasi dan dokumen. Adapun metode dan Teknik

Analisis Data dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data untuk mengetahui

potensi kawah Ijen berupa informasi dari wisatawan maupun berupa dokumentasi

fotokemudian dianalisis dan dideskrepsikan. Potensi flora dan fauna dilakukan

pendataan (inventarisasi) terhadap jumlah jenis flora dan fauna serta apa yang

langka dan unik merupakan faktor potensial. Potensi kebudayaan yang dimiliki

oleh masyarakat yaitu dengan analisis deskripsi. Potensi Sumber Daya Manusia

dengan analisis deskripsi dan menggambarkan kondisi masyarakat. Pengumpulan

data dari evaluasi menerapkan prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata hasil

Lokakarya dan pelatihanan Ekowisata Nasional tahun 2006 di Kawasan Taman

Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari.

Hasil Penelitian ini kemudian Pembahasan yaitu 1.Potensi Kawah Ijen yaitu

keindahan kawah dengan tiga warna air yang dimiliki yaitu hijau, biru dan kuning

keemasan, sumber belerang dan api biru atau bluefire pada malam hari. Potensi

Flora jumlah jenis flora ada >31 jenis. Kriteria kualitas keanekaragaman flora

termasuk dalam skala 5(lima). Maksudnya bahwa jenis flora yang ada, termasuk

dalam kategori sangat baik. Data ini menggambarkan khasanah kekayaan potensi

dengan keanekaragaman flora yang dimiliki. Potensi Fauna berdasarkan data

Page 12: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

xi

berjumlah >15 jenis spesies. Jika dimasukkan dalam kriteria kualitas

keanekaragaman fauna termasuk dalam skala 5 (lima) . Maksudnya bahwa jenis

fauna yang ada, termasuk dalam kategori sangat baik.. Data ini menggambarkan

khasanah kekayaan potensi dengan keanekaragaman fauna yang dimiliki. Faktor

lain yang sangat mendukung potensi flora, fauna yang langka dan unik, seperti

flora kelompok angrek sebagai primadona dan fauna yaituwalek kepala ungu

maupun burung cekakak. Potensi Kebudayaan berdasarkan hasil observasi dan

analisis masyarakat memiliki seni budaya yang cukup unik dan merupakan ciri

khas Banyuwangi. Berupa tarian yang dipentaskan merupakan tradisi yang

sifatnya turun temurun dinyakini oleh masyarakat. Potensi Sumber Daya Manusia

berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilakukan bahwa, masyarakat

memiliki potensi yaitu berasal dari sumber daya manusia itu sendiri yang cukup

unik. Keunikannya adalah sebuah kegiatan penambangan belerang yang masih

tradisional dengan alat yang sederhana. (2) Evaluasi Penerapan Prinsip – Prinsip

dan Kriteria Ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen Desa

Taman Sari Banyuwangi. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis yang telah

dilakukan, bahwa pada dasarnya Secara rinci yaitu : pada kriteria 1,2,7 dan 9

sudah ada kesesuaian, yaitu masyarakat berupaya melakukan untuk

penyeimbangan alam dan menjaga alam sesuai dengan keyakinanan mereka,

mengikuti UU yang berlaku Kriteria berikutnya adalah kriteria 3, 4, 5, 6, dan 8

yang berkaitan dengan kunjungan wisatawan, persetujuan dengan masyarakat

dalam mengambil keputusan pengembangan maupun dalam hal keterlibatan

masyarakat dan dalam hal pelayanan terhadap wisatawan. Ini semua tidak sesuai

dengan rumusan hasil pelatihan dan lokakarya Ekowisata Nasional tahun 2006.

Hal ini dikarenakan secara prinsip belum adanya pengembangan ekowisata.

Karena keterlibatan masyarakat dalam pariwisata tidak ada, atau hanya sebagian

kecil saja yang bisa menikmatinya. Pengembangan pariwisata belum optimal,

secara managemen pengembangan belum mengarah pada ekowisata. Sehingga

tujuan pengembangan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

belum tercapai. Karena keterlibatan masyarakat tidak ada.(3). Upaya yang

dilakukan dari pengkajian potensi dan penerapan prinsip - prinsip dan kriteria

ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari

Kabupaten Banyuwangi.

Untuk mencapai suatu tujuan dalam pengelolaan pariwisata yang optimal

maka, dalam pengelolaan diperlukan yang komprehensif dan terpadu serta

dilaksanakan secara konsisten. Adapun upaya yang dilakukan adalah :

(a).Meningkatkan pemahaman masyarakat desa Taman Sari tentang ekowisata

yaitu dengan cara memberikan penyuluhan, membuat kelompok sadar wisata

(DARWIS), sadar lingkungan (DARLING) dan sadar budaya (DARBUD) yang

mengarah pada pelestarian budaya.(b). Meningkatkan pengetahuan dalam

pengelolaan ekowisata untuk masyarakat desa Taman Sari. Dalam hal ini

pengetahuan yang diberikan berkaitan dengan pengelolaan ekowisata mulai

dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Pengelolaan objek wisata yang

dilakukan oleh masyarakat desa Taman Sari, diupayakan adanya pelatihan yang

didukung dan difasilitasi oleh dinas Pariwisata daerah maupun pemerintah

Kabupaten Banyuwangi. Pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan sarana

Page 13: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

xii

pariwisata dan pelayanan jasa (c). Meningkatkan ketrampilan pada masyarakat

desa Taman Sari.seperti pembuatan kerajinan tangan untuk dijadikan souvenir

Potensi yang lain yang dimiliki oleh masyarakat yaitu pembuatan makanan

tradisional dan menu lain serta cara penyajiannya. Pentingnya meningkatkan

kemampuan berbahasa untuk melayani wisatawan dari mancanegara. Mengingat

bahwa Taman Wisata Alam yang sudah dikenal di manca negara.

Simpulan 1. Potensi alam kawah Ijen dengan keindahan kawah, sumber

belerang, dan api biru yang sudah terkenal. Potensi flora jenis flora ada >31 jenis,

kriteria kualitas keanekaragaman flora termasuk skala 5(lima). Berkisar 21 sampai

31 jenis tumbuhan, termasuk dalam kategori sangat baik. Potensi fauna jumlah

spesies fauna >15 jenis spesies. Kriteria kualitas termasuk skala 5 (lima) yaitu

lebih dari 15 jenis fauna, termasuk dalam kategori sangat baik.Potensi seni budaya

ini sering dipentaskan sebagai tradisi yang sifatnya turun temurun dinyakini

masyarakat. Seperti tari grandung, tari jaranan dan tari kebo-keboan. Potensi

sumber daya manusia itu sendiri yang berupa kegiatan penambangan belerang

dengan cara tradisional dan peralatan sederhana. Kreatifitas penduduk dalam

mengolah makanan yaitu rujak soto.(2) Beberapa hal penerapan prinsip dan

kriteria rumusan hasil lokakarya dan pelatihan Ekowisata Nasional 2006. Secara

rinci yaitu : pada kriteria 1,2,7 dan 9 sudah ada kemiripan, sedangkan kriteria

3,4,5,6,dan 8 tidak sesuai dengan rumusan hasil pelatihan dan lokakarya

Ekowisata Nasional tahun 2006. Secara manajemen belum mengarah pada

ekowisata dan belum optimal.Dengan demikian prinsip pengembangan pariwisata

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, belum tercapai. Karena

keterlibatan masyarakat tidak ada(3) Upaya yang dilakukan dari hasil potensi dan

hasil evaluasi penerapan prinsip dan kriteria ekowisata yaitu peningkatan

pemahaman tentang pariwisata, pengetahuan tentang pengelolaan ekowisata,

meningkatkan ketrampilan pada masyarakat. Saran 1.Pengelola sebaiknya dalam

pengembangan mengarah pada ekowisata,keterlibatan masyarakat diperlukan.

Hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh pihak Pemda untuk masyarakat dalam

jangka waktu pendek adalah :1.Diadakan pelatihan memandu, berbahasa Inggris

sebagai media komunikasi, pelatihan kewirausahaan.Jika dilakukan swadaya

masyarakat sepenuh, masyarakat tidak mampu, jangka waktu pendek adalah

berupaya membuat desa sebagai stop over.

Page 14: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

xiii

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM

PRASYARAT GELAR .................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI .............................................................. iv

UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSTRAC ..................................................................................................... ix

RINGKASAN PENELITIAN ....................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................. 4

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN

MODEL PENELITIAN ............................................................ 7

2.1. Kajian Pustaka .................................................................. 7

2.2. Konsep .............................................................................. 10

2.3. Landasan Teori ................................................................. 16

Page 15: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

xiv

2.4. Model Penelitian ............................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 28

3.1. Rancangan Penelitian ....................................................... 28

3.2. Lokasi Penelitian .............................................................. 28

3.3. Jenis Data dan Sumber Data ............................................. 29

3.4. Instrumen Penelitian .......................................................... 29

3.5. Metode dan Teknik Analisis Data .................................... 31

3.6. Penyajian Hasil Analisis Data ........................................... 36

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN .......................................... 37

4.1 Gambaran Umum Desa Taman Sari ...................................... 37

4.1.1 Sejarah Desa Taman Sari ............................................... 37

4.1.2 Kondisi Geografis .......................................................... 38

4.1.3 Kondisi Demografis, Sosial, dan Ekonomi .................... 40

4.1.4 Komposisi Warga Desa Menurut Umur dan Jenis Kelamin 41

4.1.5 Komposisi Warga Desa Menurut Pendidikan ................ 42

4.1.6 Komposisi Warga Desa Menurut Matapencaharian ...... 43

4.1.7 Sarana ............................................................................. 44

4.2 Gambaran Umum Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen 45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 47

5.1 Potensi Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen Desa

Taman Sari Sebagai Daya Tarik Ekowisata .......................... 47

5.1.1 Potensi Alam ................................................................... 46

5.1.2 Potensi Kebudayaan ....................................................... 68

Page 16: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

xv

5.1.3 Potensi Sumber Daya Manusia ....................................... 73

5.2 Evaluasi Penerapan Prinsip – Prinsip dan Kriteria Ekowisata

Menurut Rumusan Hasil Lokakarya dan Pelatihan Ekowisata

Nasional 2006........................................................................... 80

5.3 Upaya yang dilakukan untuk memberikan rekomendasi berdasarkan

hasil kajian Potensi dan Penerapan Prinsip dan Kriteria

Ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa

Taman Sari Kabupaten Banyuwangi ...................................... 97

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 103

6.1 Simpulan ................................................................................ 103

6.2 Saran ....................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 107

Page 17: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Peta Orientasi Kawah Ijen ................................................................... 111

2. Pedoman Wawancara ........................................................................... 101

3. Penerapan Prinsip – Prinsip dan Kriteria Ekowisata Nasional ............. 105

Page 18: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan pariwisata mendorong timbulnya kesadaran untuk mengembang

kan pariwisata yang ramah terhadap lingkungan. Tahun 1996 pembangunan

pariwisata alternatif muncul sebagai kritik terhadap berbagai penyimpangan

praktik pariwisata massal (mass tourism). Konsep baru inilah yang populer

dengan sebutan ekowisata. Selain itu piagam pariwisata berkelanjutan

(Insula,1995) menekankan bahwa pariwisata harus didasarkan pada kriteria yang

berkelanjutan yang intinya adalah pengembangan harus menguntungkan secara

ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat . Perlu adanya

alternatif pendekatan kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan dan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat lokal.

Dasa warsa terakhir ini ekowisata telah berkembang sebagai salah satu

industri yang potensial untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan.

Ekowisata mempunyai kekhususan, yaitu mengedepankan konservasi lingkungan,

pendidikan lingkungan dan menguntungkan penduduk lokal (meningkatkan

perekonomian penduduk lokal). Penyelenggaraan ekowisata pada dasarnya

dilakukan dengan kesederhanaan, memelihara keasliaan alam dan lingkungan,

memelihara keaslian adat istiadat, kebiasaan hidup atau the way of life, menjaga

kelestarian flora dan fauna, serta melestarikan lingkungan hidup sehingga

Page 19: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

2

terjadinya suatu keseimbangan antara kehidupan manusia dengan lingkungan

alam ( Sukma, 2009 )

Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang

terletak di ujung paling timur Pulau Jawa, sebagai pintu gerbang Pulau Jawa

menuju ke Bali. Kabupaten Banyuwangi memiliki alam cukup bagus terutama

untuk flora dan faunanya. Yaitu kawasan hutan seluas 31,72 % sedangkan lahan

persawahan meliputi 11,44 % dari keseluruhan lahan yang ada ( Kabupaten

Banyuwangi Dalam Angka, 2009 ; 3 ). Disamping itu kondisi pedesaan yang

masih alami juga sangat mendukung jika Banyuwangi dikembangkan sebagai

daya tarik wisata alam.

Pemanfaatan alam pedesaan seperti Desa Wisata Using yang terletak di desa

Kemiren, Alas Purwo, perkebunan kopi Kalibaru, Kali Klatak serta Taman

Wisata Alam Kawah Ijen, sebagai daerah tujuan ekowisata merupakan target

spesial. Hal ini dikarenakan alam pedesaan sebagai daerah yang relatif masih asli

atau alami. Daerah ini semuanya masih alami, namun dalam tahap pemanfaatan

potensi desa belum menyentuh pada tingkat kesejahteraan masyarakat lokal.

Bahkan untuk menuju pada tahap ekowisata yang berkelanjutan masih belum pada

sasarannya.

Pengelolaan daerah yang belum optimal ini, dengan demikian sehingga

pariwisata belum memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi masyarakat

maupun Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Daya tarik wisata di Banyuwangi

masih relatif belum banyak dikunjungi wisatawan manca negara maupun

domestik. Indikatornya antara lain terlihat, dari segi Pendapatan Daerah Regional

Page 20: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

3

Bruto (PDRB) sektor pariwisata masih relatif rendah kontribusinya dibandingkan

dari sektor lain. Misalnya yang cukup tinggi kontribusinya yaitu pendapatan dari

pelabuhan laut, karena Kabupaten Banyuwangi sebagai pintu gerbang Pulau Jawa

menuju ke Bali. Disamping itu, Muncar merupakan salah satu daerah penghasil

ikan terbesar di Banyuwangi, juga tidak sedikit memberikan kontribusi terhadap

pemerintah maupun masyarakat. ( Banyuwangi Dalam Angka, 2009 ).

Kawah Ijen adalah sebuah Kawasan Wisata yang telah di tetapkan sebagai

Kawasan Taman Wisata Alam yaitu tanggal 10 Desember 1981 oleh Mentri

Pertanian dengan SK. 1017/Kpts-II/Um/12/198. Ide penataan Kawasan Taman

Wisata Alam Kawah Ijen Banyuwangi telah dilaksanakan oleh Balai Besar

Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur Seksi Konservasi Wilayah

V Banyuwangi. KSDA berperan sebagai pengelola Kawah Ijen dalam rangka

untuk melindungi Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen. Ide penataan

kawasan sudah ada, namun belum secara keseluruhan yang mengena. Upaya yang

telah dilaksanakan oleh KSDA yaitu pelestarian alam, pengembangan kawasan,

namun belum meningkatkan perekonomian masyarakat lokal maupun pelestarian

budaya. Walaupun pemerintah daerah telah berupaya untuk mengembangkan

Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen, sebagai wisata alam. Disamping itu

juga pemerintah daerah mengharapkan adanya peningkatan pendapatan daerah

dan peningkatan perekonomian masyarakat setempat . (Balai Besar KSDA Jawa

Timur, Wilayah V Banyuwangi ).

Taman Wisata Alam Kawah Ijen memiliki kawah yang berupa danau, yang

memiliki warna biru, hijau dan kuning keemasan jika terkena sinar matahari.

Page 21: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

4

Kawah Gunung Ijen sebagai sumber belerang, yang mana belerang ini harus

diambil agar tidak terjadi penumpukan. Mengakibatkan terjadinya pemanasan

yang berlebihan didalam bumi, yaitu dengan cara pengeboran, sehingga

akan keluar asap belerang dan terjadilah sublimasi (pengkristalan). Asap

belerang begitu terkena angin berubah menjadi kristal. Kristal belerang inilah

yang kemudian menumpuk dan harus diambil. Agar terjadi keseimbangan alam

(Balai Besar KSDA Jawa Timur).

Kegiatan ini merupakan salah satu daya tarik untuk dikunjungi oleh

wisatawan, karena menggunakan alat yang sangat sederhana dan dengan cara

tradisional. Selain hutan tropis dengan aneka flora didalamnya, juga perkebunan

sebelum sampai pada lokasi Kawah pada gunung Ijen

Berdasarkan hal – hal tersebut diatas dan dukungan pemerintah daerah, maka

perlu diadakan penelitian, yaitu dengan judul “ Kajian Potensi Dan Evaluasi

Penerapan Prinsip - Prinsip dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman Wisata

Alam Kawah Ijen, Desa Taman Sari, Kabupaten Banyuwangi “.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan diatas, maka masalah yang diangkat adalah :

1.2.1 Apa potensi Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen Banyuwangi

sebagai daya tarik ekowisata ?

1.2.2 Bagaimana evaluasi penerapan prinsip - prinsip dan kriteria ekowisata di

Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen Banyuwangi ?

1.2.3 Upaya apa yang dilakukan untuk memberikan rekomendasi berdasarkan

hasil kajian potensi dan evaluasi penerapan prinsip-prinsip dan kriteria

Page 22: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

5

1.2.4 ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen, desa Taman Sari

Kabupaten Banyuwangi ?

1.3. Tujuan Penelitiaan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dibagi

menjadi tujuan umum dan tujuan khusus yaitu :

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji potensi dan evaluasi

penerapan prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata serta upaya apa yang dilakukan

untuk memberikan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi penerapan ekowisata

di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen, desa Taman Sari Banyuwangi

dalam rangka menuju Pariwisata berkelanjutan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui apa potensi Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen

Desa Taman Sari Banyuwangi sebagai daya tarik ekowisata.

2. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi penerapan prinsip - prinsip dan

kriteria Ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa

Taman Sari Banyuwangi.

3. Untuk memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian potensi maupun

evaluasi penerapan prinsip – prinsip dan kriteria ekowisata di Kawasan

Taman Wisata Alam Kawah Ijen, di desa Taman Sari Kabupaten

Banyuwangi.

Page 23: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

6

Dari ketiga hal tersebut diharapkan dapat memberikan rekomendasi, dengan

demikian akan memberikan suatu masukan apakah penerapan prinsip - prinsip

dan kriteria ekowisata sudah sesuai dengan acuan yang ada, sehingga dapat

dipergunakan di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari

Kabupaten Banyuwangi.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki dua manfaat yaitu sebagai berikut :

1.4.1. Manfaat Teoritis.

Penelitian ini dapat menambah pemahaman tentang pentingnya mengetahui

potensi serta evaluasi penerapan prinsip – prinsip, kriteria ekowisata dan upaya

apa yang harus dilakukan dari hasil kajian potensi maupun evaluasi penerapan

prinsip – prinsip dan kriteria ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah

Ijen desa Taman Sari Kabupaten Banyuwangi.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat desa Taman

Sari dalam mengelola pariwisata menuju ekowisata pada khususnya, dan

Kabupaten Banyuwangi pada umumnya dalam membuat pertimbangan

maupun kebijakan dalam pengembangan pariwisata khususnya ekowisata.

Mengingat bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki alam maupun budaya yang

cukup potensial untuk dijadikan sebagai daya tarik ekowisata.

Page 24: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,

LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penelitian Terdahulu

Dalam kajian pustaka ini diuraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang

penulis anggap cukup relefan dengan penelitian ini, khususnya tentang ekowisata

dan Pariwisata berkelanjutan. Adapun tujuannya yaitu sebagai pembanding antara

peneliti terdahulu dengan penelitian yang penulis angkat, sehingga akan

menghasilkan penelitian yang lebih akurat.

Penelitian Astiti (2003) tentang “Penerapan Tri Hita Karana Dalam

Pengembangan Ekowisata Pada Waka Gangga Resort Tabanan”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerapan Tri Hita Karana dalam pengembangan ekowisata

lebih banyak mempunyai kekuatan (sawah, yang luas berterasering, pemandangan

laut), peluang (kegiatan penanaman padi, perahu dan memancing), kelemahan

(tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan alam, social budaya masyarakat

setempat).

Page 25: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

8

Penelitian Sutiarso (2004) dalam kajiannya tentang “ Ekowisata Di Taman

Nasional Bromo Tengger Semeru Jawa Timur”. Hasil penelitian ini menyebutkan

bahwa pariwisata di Bromo (TNBTS) berakar pada masyarakatnya. Yaitu

masyarakat Tengger menikmati hasil pariwisata melalui keterlibatan mereka

dalam usaha-usaha yang terkait dengan pariwisata (kepemilikan kuda, jeep, dan

homestay) . Pada penelitian ini yang menarik bahwa masyarakat lokal (suku

Tengger) tetap mendapatkan keuntungan ekonomi langsung dari periwisata di

daerahnya dengan cara mengontrol dengan ketat terhadap kepemilikan jasa-jasa

pariwisata. Hal ini merupakan kunci utama mereka untuk mendapatkan

kesejahteraannya. Pemanfaatan Taman Nasional untuk tujuan pariwisata secara

finansial dan ideologis dapat didukung sepanjang tidak merusak lingkungan.

Pemanfaatan pariwisata itu penting untuk mendukung eksistensi taman nasional

dan juga eksistensi masyarakat lokal yang tinggal di kawasan tersebut.

Peneliti Latupapua (2008) dalam kajiannya tentang ”Study Potensi Kawasan

Dan Pengembangan Ekowisata Di Tual Kabupaten Maluku Tenggara”. Dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa di Tual Maluku Tenggara potensi untuk

dikembangkan sebagai ekowisata. Adapun sebagai pertimbangan karena memiliki

potensi aneka flora yaitu sekitar 11 sampai 20 jenis tumbuhan hal ini akan

menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Adapun keanekaragaman

fauna memiliki keragaman yang tinggi, sehingga bisa digunakan sebagai

penunjang ekowisata.

Page 26: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

9

Dari hasil penelitian diketahui 68% pengunjung merasa puas atas

kunjungannya karena panorama alam. Hal ini dikaitkan dengan respon masyarakat

yaitu 75,7% baik sekali karena pengembangan objek wisata ini mampu

menyediakan peluang pekerjaan.

Manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian tersebut adalah pariwisata

terutama ekowisata perlu dikembangkan agar terjadi konservasi alam, budaya

maupun meningkatkan perekonomian masyarakat. Ini semua bisa terrealisasi

dengan baik, dan PAD juga akan meningkat.

Penelitian – penelitian lainnya tentang ekowisata telah banyak dilakukan oleh

Raka Dalem, dkk. Dari kelompok studi ekowisata Fakultas MIPA Universitas

Udayana dan PUSLIT UDBAR UNUD serta Bali Greenery Denpasar . Hasil

penelitian tersebut antara lain yaitu :

1. Desa Sumbangan Suka Sada Buleleng ( Raka Dalem, dkk, 2005).

2. Perkebunan Pulukan Jembrana ( Raka Dalem, dkk,2003 )

3. Di Beberapa Destinasi Ekowisata Berbasis Kera di Bali ( Suryawan dan

Raka Dalem, 2010 ), ( Raka Dalem dan Astini, 2000).

4. Taman Nasional Gunung Leuser ( Sumatra Utara ), ( Suryawan dkk,

2009)

Page 27: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

10

2.2 Konsep Penelitian

Konsep penelitian merupakan terminologi teknis yang merupakan komponen

dari kerangka teori. Penelitian ini berawal dari asumsi bahwa penerapan prinsip

dan kriteria ekowisata mengacu pada potensi yang dimiliki oleh Kawasan Taman

Wisata Alam Kawah Ijen. Adapun konsep tersebut adalah :

2.2.1 Ekowisata

Definisi ekowisata yang digunakan untuk standar internasional adalah seperti

yang dipakai NEAP, serta EAA, yaitu : Ecologically sustainable tourism with a

primacy focus on experience natural areas that foster enviromental and cultural

understanding, appreciation and conservation (pariwisata yang berkelanjutan

secara ekologis dengan fokus utama pada pengalaman pada daerah alami yang

membantu meningkatkan pemahaman, apresiasi serta konservasi terhadap

lingkungan serta budaya) (Crabtree dkk., 2002:4 dalam Raka-Dalem, 2006)

Sementara itu menurut versi Indonesia yaitu, hasil Lokakarya dalam Pelatihan

Ekowisata Nasional di Bali 25-26 Agustus 2006, ekowisata didefinisikan sebagai

penyelenggara kegiatan wisata yang bertanggungjawab di tempat-tempat alami

dan/atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaedah alam, yang mendukung

upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat setempat (Anonim, 1996 dalam Raka Dalem, 2006).

Definisi ini kemudian dijabarkan dalam sembilan prinsip yaitu :

Page 28: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

11

1. Peka dan menghormati nilai - nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan

masyarakat setempat.

2. Memiliki kepedulian, komitmen dan tangung jawab terhadap konservasi alam

dan warisan budaya.

3. Menyediakan interpretasi yang memberikan peluang kepada wisatawan untuk

menikmati alam dan meningkatkan kecintaannya terhadap alam.

4. Edukasi : Ada proses pembelajaran dialogis antara masyarakat dengan

wisatawan.

5. Pengembangannya harus didasarkan atas persetujuan masyarakat setempat

melalui musyawarah.

6. Memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi serta sekaligus memberikan

kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat setempat.

7. Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku

8. Secara konsisten memberikan kepuasan kepada konsumen.

9. Dipasarkan dan dipromosikan dengan jujur dan akurat sehingga sesuai dengan

harapan (pemasaran yang bertanggung jawab).

Secara umum ada kemiripan dalam definisi serta prinsip-prinsip tersebut,

tetapi kelihatannya prinsip ekowisata Internasional lebih menonjol daripada

definisi nasional dalam hal memberikan penekanan pada kepuasan konsumen

serta responsible marketing. Di samping itu unsur interprestasinya juga lebih

eksplisit sehingga memberikan peluang pada mereka lebih mengerti, lebih mampu

Page 29: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

12

berapresiasi serta lebih menikmati alam itu sendiri serta secara tidak langsung

akan menggugah kesadaran akan perlunya konservasi lebih baik (Dalem,2006:3)

Pada dasarnya dalam pengembangan ekowisata keterlibatan masyarakat harus

ada bahkan masyarakat sebagai pengelola dan pemerintah dalam hal ini sebagai

mitra. Untuk menuju kearah yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat WWF

Internasional (2001) dalam Guidelines for community-based ecotourism

development ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai bahan

pertimbangan yaitu : (1). Menyediakan kehidupan yang berkelanjutan untuk

masyarakat lokal.(2). Mendorong masyarakat secara langsung melakukan

ekowisata. (3). Mendapatkan keuntungan langsung dari pelestarian alam

(4). Produk yang dikembangkan harus berdasarkan pengetahuan masyarakat,

serta nilai dan kemampuan mereka. (5). Masyarakat bisa menentukan budaya

wisatawan yang perlu disaring.

2.2.2 Kawasan Wisata

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009 Bab I pasal 10

menjelaskan tentang Kawasan strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki

fungsi utama Pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan Pariwisata

yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti

pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya

dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Page 30: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

13

Kemudian dipertegas di dalam Bab V pasal 12 yaitu :

1. Penetapan kawasan strategis pariwisata dilakukan dengan memperhatikan :

(a). Sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik

pariwisata. (b). Potensi pasar. (c). Lokasi strategis yang berperan menjaga

persatuan bangsa dan keutuhan wilayah.(d). Perlingdungan terhadap lokasi

tertentu yang mempunyai peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup. (e). Lokasi yang strategis yang mempunyai peran dalam usaha

pelestarian dan pemanfaatan aset budaya. (f). Kesiapan dan dukungan

masyarakat. (g). Kekhususan dari wilayah.

2. Kawasan strategis pariwisata dikembangkan untuk berpartisipasi dalam

terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan negara Republik

Indonesia serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3. Kawasan strategis pariwisata harus memperhatikan aspek budaya, sosial, dan

agama masyarakat setempat.

2.2.3 Pariwisata Berkelanjutan

Konsep pembangunan Pariwisata berkelanjutan yang dirumuskan oleh The

World Commissions for Environmental and Development (WCED) mendefisikan

pembangunan Pariwisata berkelanjutan sebagai pembangunan yang dapat

menjamin pemenuhan kebutuhan generasi sekarang, tanpa mempertaruhkan

kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya mereka sendiri.

Page 31: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

14

Dengan tujuan adalah memadukan pembangunan dengan lingkungan sejak awal

proses penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan yang strategis sampai

kepada penerapannya di lapangan.

Adapun Federation of Nature and National Parks (1993) memberikan batasan

tentang pariwisata berkelanjutan yaitu semua bentuk pembangunan, pengelolaan

dan aktivitas pariwisata yang memelihara integritas lingkungan, sosial, ekonomi,

dan kesejahteraan dari sumber daya alam dan budaya yang ada untuk jangka

waktu yang lama.

Dari definisi pariwisata berkelanjutan tersebut di atas maka, suatu kegiatan

wisata yang dianggap berkelanjutan apabila memenuhi syarat diantaranya :

1.Berkelanjutan secara ekologis artinya bahwa pembangunan pariwisata tidak

menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem setempat, dan kegiatan

konservasi dilaksanakan sebagai upaya untuk melindungi sumber daya alam dan

lingkungan.

2.Berkelanjutan secara sosial dan budaya yaitu kemampuan masyarakat

lokal dalam menerima kegiatan Pariwisata tanpa menimbulkan konflik sosial.

Sedangkan berkelanjutan budaya artinya bahwa masyarakat lokal mampu

beradaptasi dengan budaya wisatawan yang memiliki latar belakang berbeda.

3. Berkelanjutan secara ekonomi artinya bahwa kegiatan pariwisata akan

memberikan keuntungan secara ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan pada

masyarakat.

Page 32: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

15

2.2.4 Potensi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1992:345), potensi Pariwisata dapat

didefinisikan sebagai daya tarik, keunikan, kekuatan dan kesanggupan yang

dimiliki oleh suatu obyek yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan

sesuatu yang menjadi aktual atau nyata. Atau dengan perkataan lain potensi

pariwisata adalah segala sesuatu yang dimiliki daerah tujuan wisata yang berguna

untuk pengembangan industri pariwisata di daerah tersebut.

Menurut Soekadijo (1996:57), potensi pariwisata yang merupakan suatu

modal nantinya menjadi daya tarik dan dikembangkan menjadi atraksi wisata ada

tiga macam, yaitu : potensi alam, potensi kebudayaan, dan potensi manusia.

Adapun jenis atraksi tersebut adalah :

1. Potensi Alam

Potensi alam yang dimaksud adalah alam fisik (gua, sungai, danau, topografi

yang menantang, dan pemandangan), fauna, dan floranya. Meskipun sebagai

atraksi wisata ketiga - tiganya selalu bersama-sama dengan potensi kebudayaan

dan manusia, akan tetapi tentu ada salah satu yang menonjol.

2. Potensi Kebudayaan

Potensi kebudayaan disini adalah kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya

meliputi kebudayaan tinggi, tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kebiasaan

yang hidup di tengah-tengah suatu masyarakat.

Page 33: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

16

3. Potensi Manusia

Bahwa manusia dapat menjadi atraksi wisata yang menarik kedatangan

wisatawan seperti akrobatik dan atraksi loncat batu di Nias.

Menurut Yoeti (1996:158) potensi Pariwisata adalah suatu aset yang dimiliki oleh

suatu daerah tujuan wisata atau obyek wisata yang dimanfaatkan untuk

kepentingan ekonomi dengan tidak mengesampingkan aspek sosial budaya.

2.3. Landasan Teori

Landasan teori yang yang dimaksud adalah teori – teori relevan yang dapat

digunakan untuk menjelaskan tentang vareabel yang akan diteliti. Sebagai dasar

untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan

(hipotesis) serta penyusunan instrumen penelitian Teori yang digunakan bukan

sekedar pendapat dari pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang benar –

benar telah teruji kebenarannya (Riduwan, 2004 : 19)

Untuk menganalisis hasil penelitian yang dibahas pada bab berikut, maka

perlu adanya beberapa teori dan pendekatan sebagai acuan. Untuk menjawab pada

permasalahan yang pertama yaitu tentang potensi apa yang ada di Taman Wisata

Alam Kawah Ijen desa Taman Sari Banyuwangi yaitu :

2.3.1. Teori potensi.

Menurut Soekadijo (1996:57), potensi pariwisata yang merupakan suatu

Page 34: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

17

modal nantinya menjadi daya tarik wisata dan bisa dikembangkan menjadi atraksi

wisata. Ada tiga macam potensi wisata yang bisa dikembangkan menjadi atraksi

wisata yaitu :

1. Potensi Alam

Potensi alam yang dimaksud adalah alam fisik (gua, sungai, danau, topografi

yang menantang, dan pemandangan), fauna, dan floranya. Meskipun sebagai

atraksi wisata ketiga - tiganya selalu bersama-sama dengan potensi kebudayaan

dan manusia, akan tetapi tentu ada salah satu yang menonjol.

a.Potensi Sumber Daya Alam

Potensi sumber daya alam disini dimaksudkan sumber daya alam yang

memiliki daya tarik secara alami. Kawasan taman wisata alam kawah Ijen,

memiliki daya tarik alami yaitu berupa kaldera Ijen disamping sebagai sumber

belerang air kawah ini memiliki tiga warna yaitu hijau, biru dan kuning keemasan.

Pada malam hari di kawah Ijen terdapat cahaya yang sangat unik yaitu api biru

atau bluefire.

b. Potensi Flora

Menurut Fandeli 1992 dalam Latupapua 2008 bahwa, potensi flora terdiri

dari keanekaragaman jenis merupakan salah satu aset wisata yang potensial,

sebagai daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Adapun kriteria kualitas

keanekaragaman ragaman flora sebagai dasar pengukuran apakah bisa dikatakan

berpotensi atau tidak yaitu sebagai berikut :

Page 35: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

18

- Skala 1 jumlah jenis < 5 jenis berarti buruk

- Skala 2 jumlah jenis 6 - 10 jenis berarti agak buruk

- Skala 3 jumlah jenis 11 - 20 jenis berarti sedang

- Skala 4 jumlah jenis 21 - 31 jenis berarti baik

- Skala 5 jumlah jenis > 31 jenis berarti sangat baik.

c.Potensi fauna

Menurut Fandeli 1992 dalam Latupapua 2008 bahwa, potensi fauna terdiri

dari keanekaragaman jenis merupakan aset wisata yang potensial. Bisa sebagai

daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Adapun kriteria kualitas

keanekaragaman fauna yaitu :

- Skala 1 jumlah jenis 1 - 2 jenis satwa berarti buruk

- Skala 2 jumlah jenis 3 - 5 jenis satwa agak buruk

- Skala 3 jumlah jenis 6 - 10 jenis satwa berarti sedang

- Skala 4 jumlah jenis 11 -15 jenis satwa berarti baik

- Skala 5 jumlah jenis >15 jenis satwa berarti sangat baik.

2. Potensi Kebudayaan

Potensi kebudayaan disini adalah kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya

Meliputi kebudayaan tinggi, tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kebiasaan

yang hidup di tengah-tengah suatu masyarakat. Adapun untuk mengetahui

potensi kebudayaan pada masyarakat menggunakan analisis deskripsi dengan

Page 36: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

19

menggambarkan keadaan budaya, adat istiadat maupun tradisi masyarakat.

3.Potensi Sumber Daya Manusia

Bahwa manusia dapat menjadi atraksi wisata yang menarik kedatangan

wisatawan seperti akrobatik dan atraksi loncat batu di Nias. Sedangkan untuk

mengetahui potensi manusia yaitu menggunakan analisis deskripsi dengan

menggambarkan kondisi, kegiatan masyarakat.

2.3.2 Penerapan prinsip – prinsip dan kriteria ekowisata rumusan hasil

Lokakarya dan Pelatihan tahun 2006

Untuk menjawab pada permasalahan yang kedua yaitu tentang penerapan

prinsip - prinsip dan kriteria ekowisata, yaitu menggunakan evaluasi formatif.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam hal ini yaitu menggunakan alat

evaluasi dari prinsip - prinsip dan kriteria ekowisata menurut rumusan Hasil revisi

Lokakarya Nasional di Bali 2006. Yang mana telah mengacu pada TIES (The

International Ecotourism Society) yang sudah dipasarkan oleh Green Globe 21

(Raka Dalem dkk, 2006 : 41).

Sebagai dasar pertimbangan menggunakan rumusan tersebut sebagai alat

evaluasi adalah :

1. Credible maksudnya bahwa organisasi ekowisata tersebut dapat dipercaya

oleh konsumen dan diyakini kebenarannya. Hal ini terbukti sudah

diterapkan di wilayah Indonesia seperti Bali, Kalimantan dll.

Page 37: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

20

2. Affordable maksudnya bahwa produk ekowisata terjangkau oleh

konsumen atau wisatawan.

3. Accessible maksudnya bahwa produk ekowisata mudah dipahami atau

mudah dipakai.

4. Instantly recognizable maksudnya bahwa produk ekowisata mudah

dikenali oleh konsumen. (Dalem dkk, 2006).

Adapun rumusan, prinsip dan kriteria ekowisata Nasional perspektif teori

tersebut adalah :

Prinsip-prinsip dan kreteria ekowisata nasional (1996) telah berhasil

diperbaharui atau direvisi berdasarkan hasil lokakarya dan pelatihan yang

dilaksanakan di Sanur tahun 2006. (Dalem dkk, 2006). Menghasilkan rumusan

sebagai berikut :

Prinsip Ekowisata:

1. Peka dan menghormati nilai - nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan

masyarakat setempat.

2. Memiliki kepedulian, komitmen dan tangung jawab terhadap konservasi alam

dan warisan budaya.

3. Menyediakan interpretasi yang memberikan peluang kepada wisatawan untuk

menikmati alam dan meningkatkan kecintaannya terhadap alam.

4. Edukasi ada proses pembelajaran dialogis antara masyarakat dengan wisatawan

Page 38: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

21

5. Pengembangannya harus didasarkan atas persetujuan masyarakat setempat

melalui musyawarah.

6. Memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi serta sekaligus memberikan

kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat setempat.

7. Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku

8. Secara konsisten memberikan kepuasan kepada konsumen.

9. Dipasarkan dan dipromosikan dengan jujur dan akurat sehingga sesuai dengan

harapan (pemasaran yang bertanggung jawab).

Prinsip I : Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan

masyarakat setempat.

Kriteria-kriteria:

1. Sistem pengolahan yang serasi dan seimbang sesuai dengan konsep masyarakat

setempat, atau seperti Tri Hita Karana: memperhatikan keselarasan hubungan

antara manusia dengan Tuhan ( parahyangan ), hubungan antara manusia

dengan manusia (pawongan), hubungan antara manusia dengan lingkungan

(palemahan)

2. Pembangunan dan operasional disesuaikan dengan tata krama, norma setempat

dan kearifan lokal.

3. Keberadaan dan kegiatan obyek ekowisata tidak mengganggu aktivitas

keaagamaan masyarakat setempat.

Page 39: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

22

Prinsip II : Memiliki kepedulian, komitmen, dan tanggung jawab terhadap

konservasi alam dan warisan budaya

Kriteria-kriteria :

1. Tercapainya keseimbangan pemanfaatan lahan.

2. Penggunaan teknologi ramah lingkungan.

3. Pemanfaatan areal warisan budaya sebagai objek ekowisata disesuaikan

dengan peruntukan dan fungsinya.

4. Melestarikan keanekaragaman hayati dan cagar budaya disesuaikan dengan

daya dukung setempat.

5. Memperhatikan keberadaan endemisitas.

Prinsip III : Menyediakan interpretasi yang memberikan peluang kepada

wisatawan untuk menikmati alam dan meningkatkan kecintaannya terhadap alam.

Kriteria-kriteria :

1. Menyediakan pramuwisata profesional dan berlisensi.

2. Menyediakan fasilitas pendukung dan infomasi yang memadai terkait dengan

objek ekowisaata.

3. Melibatkan lembaga adat setempat.

Prinsip IV : Edukasi : Ada proses pembelajaran dialogis antara masyarakat

dengan wisatawan

Page 40: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

23

Kriteria-kriteria :

1. Melibatkan unsur akademis, pemerhati lingkungan serta lembaga terkait

(langsung atau tidak langsung).

2. Memberikan pemahaman mengenai keanekaragaman hayati, cagar budaya dan

nilai-nilai budaya lokal. Menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap alam

dan budaya.

Prinsip V: Pengembangannya harus didasarkan atas persetujuan masyarakat

setempat melalui musyawarah

Kriteria-kriteria :

1. Perencanaa , pengembanga , pengelolaan , dan pengawasannya perlu mendapat

persetujuan masyarakat setempat.

2. Melakukan koordinasi dengan masyarakat setempat dalam setiap tahap

pengembangannya

3. Melibatkan masyarakat dalam setiap proses pengambilan keputusan yang

berdampak luas terhadap masyarakat, lingkungan, dan perusahaan.

Prinsip VI : Memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi serta

sekaligus memberikan kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat

setempat.

Page 41: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

24

Kriteria-kriteria :

1. Memprioritaskan pemanfaatan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian.

2. Memprioritaskan pemanfaatan produk lokal untuk operasional objek ekowisata

3. Melibatkan lembaga adat atau tradisional serta tokoh masyarakat setempat.

Prinsip VII : Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku kriterianya:

Kriteria-kriteria :

1. Mentaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mentaati dan menghormati kearifan lokal yang dianut masyarakat setempat.

Prinsip VIII : Secara konsisten memberikan kepuasan kepada konsumen

Kriteria-kriteria :

1. Membrikan pelayanan informasi yang akurat kepada konsumen.

2. Menyediakan fasilitas dan memberikan pelayanan prima kepada konsumen.

3. Memanfaatkan masyarakat setempat sebagai local guide

4. Menyediakan fasilitas dan media untuk memperoleh umpan balik dari

konsumen.

Prinsip IX : Dipasarkan dan dipromosikan dengan jujur dan akurat sehingga

sesuai dengan harapan/pemasaran yang bertanggung jawab.

Page 42: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

25

Kriter1ia-kriteria :

1. Materi pemasaran harus akurat, jelas, berkualitas, dan sesuai dengan

kenyataan.

2. Meteri pemasaran harus melalui media promosi yang dipilih sesuai dengan

target mark.

2.4. Model

Dalam menjawab dan memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan

dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu kerangka konsep atau model

penelitian yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja dalam penelitian ini.

Hal utama yang dilakukan untuk mengawali penelitian ini adalah Kawasan

Taman Wisata Alam Kawah Ijen yang di kelola oleh Konservasi Sumber Daya

Alam ( KSDA ) maupun pemerintah Kabupaten Banyuwangi, hal ini perlu

dilestarikan untuk menuju pariwisata berkelanjutan. Adapun konsep utama dalam

program pariwisata berkelanjutan yaitu menggunakan konsep ekowisata. Sebelum

menerapkan konsep dan kriteria ekowisata yang diperlukan adalah

mengidentifikasi vareabel sesuai dengan permasalahan secara logis. Yaitu

diawali dengan mengidentifikasi potensi Kawasan Taman Wisata Alam Kawah

Ijen di desa Taman Sari Kabupaten Banyuwangi sebagai daya tarik ekowisata.

Adapun untuk menganalisis potensi mengukurnya menggunakan tiga vareabel

Page 43: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

26

yaitu potensi alam, potensi kebudayaan dan potensi manusia. Dari potensi yang

ada kemudian diterapkan prinsip dan kriteria ekowisata yaitu menurut

rumusan dari hasil lokakarya dan Pelatihan Nasional yang diselenggarakan di

Bali tahun 2006.

Untuk menganalisis penerapan ekowisata ini peneliti menggunakan metoda

evaluasi formatif, merupakan suatu proses untuk membuat keputusan, dengan

memanfaatkan potensi alam, potensi kebudayaan dan potensi manusia yang ada.

Pendekatan ini dimaksudkan untuk mendukung dalam melaksanakan evaluasi

prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata yang digunakan dari rumusan hasil

Pelatihan dan Lokakarya Ekowisata Nasional tahun 2006 serta upaya apa yang

dilakukan hasil identifikasi potensi maupun hasil evaluasi . Dari analisis tersebut

adanya suatu rekomendasi peneliti yang ditujukan kepada pemerintah dan

masyarakat mupun pihak pengelola kawasan taman wisata alam kawah Ijen dan

desa Taman Sari dalam rangka penerapan ekowisata.

Page 44: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

27

Model Penelitian : Kajian Potensi dan Penerapan Prinsip - Prinsip serta Kriteria

Ekowisata Di Taman Wisata Alam Kawah Ijen Desa Taman Sari

Banyuwangi.

Ekowisata

Prinsip-prinsip dan Kriteria

Ekowisata Rumusan hasil

pelatihan dan Lokakarya

Ekowisata Nasional(2006)

Potensi Kawasan Taman

Wisata Alam Kawah

Ijen di desa TamanSari

- Alam -Manusia

- Kebudayaan

Hasil Penelitian

Pariwisata Berkelanjutan

Pengelola Kawasan Taman

Wisata Alam Kawah Ijen

Rekomendasi

Upaya yang dilakukan dari

potensi dan evaluasi prinsip

dan penerapan ekowisata

Page 45: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kualitatif serta interpretatif,

dengan melakukan pengamatan atau observasi, wawancara, quesioner dan

dokumen. Metode tersebut digabungkan untuk mendeskripsikan apa yang terjadi

dan mendapatkan fakta yang terkait dengan mengidentifikasi potensi alam,

kebudayaan, SDM dan mengevaluasi terhadap penerapan prinsip-prinsip dan

kreteria ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari.

Metode yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah evaluasi

formatif dan identifikasi.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Taman Sari kabupaten Banyuwangi Jawa

Timur. Tepatnya di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen. Untuk mencapai

ke lokasi, jarak dari Banyuwangi kota yaitu 37 Km. Pemilihan lokasi penelitian

ini dilakukan berdasarkan atas pertimbangan - pertimbangan tertentu. Yaitu atas

dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi yang direkomendasi dari

Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) wilayah V Banyuwangi. Untuk lebih

jelasnya peta orientasi lokasi penelitian dapat dilihat pada (Lam.1).

Page 46: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

29

3.3. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang di pergunakan yaitu

1. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan

gambar hanya berupa uraian dan informasi, namun bisa dijabarkan

secara rinci yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Data kuantitatif adalah data yang dalam bentuk angka dan dapat dihitung

atau diolah dengan menggunakan matematik atau statistik.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bersumber dari dalam

lingkungan Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen dan dari luar Kawasan

yaitu instansi terkait. Ada dua sumber data yang dipergunakan yaitu :

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi

dan data tentang potensi Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen yang

dijadikan sebagai sumber informasi dalam memformulasikan antara

kriteria dan prinsip - prinsip ekowisata menurut hasil Lokakarya dan

Pelatihan Ekowisata tahun 2006.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh berupa dokumentasi dan arsip

resmi dari Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Banyuwangi, Balai

Pusat

Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Banyuwangi, Konservasi Sumber Daya

Alam ( KSDA ) Kabupaten Banyuwangi maupun dari desa Taman Sari.

3.4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang akan dipakai dalam pengumpulan data

Page 47: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

30

adalah quesioner, pedoman wawancara, observasi serta panduan dokumen.

Pedoman wawancara digunakan pada saat wawancara sehingga pertanyaan akan

lebih terfokus. Jenis pertanyaan yang digunakan adalah wawancara tersetruktur .

Hasil wawancara akan dicatat dan menggunakan alat bantu berupa buku catatan.

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan ( Riduwan, 2004 : 104 ).

Panduan pengamatan digunakan saat melakukan observasi di lapangan sehingga

informasi yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Dalam observasi juga

diperlukan kamera untuk mengambil gambar-gambar sehingga dapat menunjang

penyajian informasi.

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat

penelitian, meliputi buku – buku yang relevan, peraturan – peraturan, foto,

dokumenter serta data yang relevan dengan penelitian.

3.4.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah kawasan Taman

Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari Banyuwangi.

Adapun teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara purposive sampling

peneliti mempunyai pertimbangan – pertimbangan tertentu di dalam pengambilan

sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Hanya mereka yang ahli

dan mengetahui secara pasti tentang obyek yang diteliti atau memberikan

Page 48: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

31

pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan (Riduwan, 2004:63).

Dalam hal ini berperan sebagai informan, yang mengetahui lebih banyak tentang

obyek. Adapun yang menjadi sampel dengan teknik purposive sampling yaitu :

- Kepala Bappeda Kabupaten Banyuwangi 1 orang.

- Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi 1 orang

- Lurah desa Taman Sari 1 orang.

- Tokoh masyarakat setempat (tokoh agama Islam/Kyai desaTaman Sari )1 orang

- Pengelola perkebunan cengkeh, kopi, coklat dan karet 4 orang.

- Akademisi yang berkaitan dengan Pariwisata 2 orang

- Kepala KSDA Banyuwangi 1 orang

- Kepala Lingkungan Hidup Banyuwangi 1 orang

3.5. Metode dan Teknik Analisis Data

3.5.1. Metode Penelitian

Metoda pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.5.1.1 Pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui potensi yaitu :

1. Potensi Kawah Ijen

Untuk mengetahui potensi kawah Ijen yaitu menggunakan analisis

deskripsi dengan menggambarkan kondisi maupun keadaan alam di

kawasan taman wisata alam kawah Ijen. Didukung dengan data berupa

dokumentasi yaitu foto kawah Ijen sebagai data yang autentik.

Page 49: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

32

2. Potensi Flora

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data potensi

flora. Adapun untuk mengetahui potensi flora dilakukan pendataan

(inventarisasi) terhadap jumlah, jenis flora yang terdapat di kawasan taman

wisata alam kawah ijen desa Taman Sari. Sedangkan cara inventarisasi

dilakukan dengan teknik sampling yang mempergunkan sistem jalur yaitu

dengan pertimbangan adanya faktor kemudahan pencapaian jalur yang

diambil sebagai sampel (purposive line transect) Fandeli (2000) dalam

Latupapua (2008).

Tabel 1. Kriteria Kwalitas Keanekaragaman Flora

Skala Jumlah Jenis Arti

1 Terdapat < 5 jenis tumbuhan Buruk

2 Terdapat 6 – 10 jenis tumbuhan Agak brk

3 Terdapat 11-20 jenis tumbuhan Sedang

4 Terdapat 21-31 jenis tumbuhan Baik

5 Terdapat > 31 jenis tumbuhan Sgt Baik

Sumber : Fandeli 2000

2. Potensi Fauna

Potensi fauna juga sangat penting untuk diketahui, dalam penelitian ini

adalah melakukan penjelajahan dan menginvetarisasi vegetasi yang ada.

Pengamatan terhadap jenis satwa dilakukan dengan mengamati secara

Page 50: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

33

langsung maupun tidak langsung. Potensi obyek wisata mempunyai nilai

tinggi jika mempunyai keanekaragaman jenis fauna yang tinggi, maka

dibuat kriteria keanekaragaman fauna seperti pada tabel 2. ( Fandeli 2000

dalam Latupapua 2008)

Tabel 2. Kriteria Kwalitas Keanekaragaman Fauna

Skala Jumlah Jenis Arti

1 Jumlah 1 – 2 jenis satwa Buruk

2 Jumlah 3 – 5 jenis satwa Agak Brk

3 Jumlah 6 - 10 jenis satwa Sedang

4 Jumlah 11 - 15 jenis satwa Baik

5 Jumlah > 15 jenis satwa Sgt Baik

Sumber : Fandeli 2000

3. Potensi Kebudayaan

Untuk mencari potensi kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yaitu

dengan menggunakan analisis deskripsi dengan menggambarkan kondisi

maupun keadaan budaya, adat istiadat maupun tradisi masyarakat.

4. Potensi Manusia

Sedangkan untuk mengetahui potensi manusia yaitu menggunakan analisis

deskripsi dengan menggambarkan kondisi masyarakat.

Page 51: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

34

3.5.1.2 Pengumpulan data untuk mengevaluasi dari penerapan prinsip-prinsip

dan kriteria ekowisata

Penelitian evaluasi dapat dinyatakan juga sebagai evaluasi, tetapi dalam hal

lain juga dapat dinyatakan sebagai penelitian. Sebagai evaluasi berarti hal ini

merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan yaitu untuk membandingkan

suatu kejadian, kegiatan, produk dengan standar dan program yang telah

ditetapkan. Evaluasi sebagai penelitian berarti akan berfungsi untuk menjelaskan

fenomena.

Adapun jenis dalam penelitian evaluasi ini yaitu evaluasi formatif (Kidder,

1981:84) maksudnya adalah ingin mendapatkan umpan balik dari suatu aktifitas

dalam proses tersebut, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan program

atau produk tertentu.

Disini diterapkan prinsip - prinsip dan kriteria ekowisata dari hasil pelatihan

Lokakarya Ekowisata Nasional tahun 2006 (Lam.2), di Kawasan Taman Wisata

Alam Kawah Ijen desa Taman Sari. Yang nantinya ada respon dari pemerintah,

steakholder, masyarakat maupun wisatawan. Proses ini bisa dipakai sebagai

keputusan untuk mengambil kebijakan.

Adapun upaya – upaya real yang akan dilakukan, mengacu pada hasil

identifikasi potensi dan hasil evaluasi penerapan prinsip – prinsip dan kriteria

ekowisata rumusan hasil pelatihan dan lokakarya tahun 2006.

Page 52: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

35

3.5.2 Teknik Analisis Data

1. Analisis (a) Potensi Alam ( Flora,Fauna dan kawah Ijen ), Kebudayaan dan

SDM, dari hasil analisis potensi kawah Ijen kemudian dideskripsikan dan hasil

analisis flora,fauna kemudian diberikan deskripsi pada masing – masing jenis

atau kelompoknya. Sehingga akan menjadi jelas untuk diketahui apakah

dengan adanya keragaman flora dan fauna mampu menjadi potensi pendukung

sebagai obyek dan daya tarik ekowisata. Disamping itu keunikan dan

kelangkaan jenis flora maupun fauna akan menjadi salah satu faktor potensi

kawasan tersebut, karena faktor ini sangat mendukung suatu kawasan akan

menjadi daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Sedangkan hasil analisis (b)

potensi kebudayaan dan sumber daya manusia, kemudian diberikan

deskripsinya untuk masing – masing kelompoknya. Sehingga akan jelas

diketahui apakah dengan kebudayaan dan adat istiadat yang unik

mampu menjadi potensi pendukung bahwa desa Taman Sari dijadikan

sebagai obyek wisata dan daya tarik ekowisata.

2.Evaluasi terhadap penerapan prinsip dan kriteria ekowisata menurut rumusan

Hasil Pelatihan dan Lokakarya Nasional Ekowisata tahun 2006. Hasil evaluasi

kemudian di rekomendasi sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

Page 53: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

36

3.Analisis upaya – upaya yang akan dilakukan dari hasil potensi yang telah

diidentifikasi serta hasil evaluasi penerapan prinsip – prinsip dan kriteria

ekowisata di kawasan taman wisata alam kawah Ijen desa Taman Sari.

3.6 Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan cara formal yaitu dalam

bentuk tabel maupun dengan cara informal yaitu dalam bentuk naratif. Secara

formal teknik penyajian akan menggunakan beberapa tabel, sedangkan secara

informal hasil penelitian disajikan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat

verbal sebagai sarana dengan ragam bahasa maupun menggunakan foto sebagai

salah satu data autentik yang bisa kemukakan.

Page 54: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

37

BAB IV

DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Desa Taman Sari

4.1.1 Sejarah Desa Taman Sari

Desa Taman Sari adalah sebuah desa yang terletak di Kawasan Taman Wisata

Alam Kawah Ijen Kabupaten Banyuwangi. Secara administratif pemerintahan,

kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen terletak dalam dua wilayah Kabupaten

yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso. Namun dalam hal ini yang

menjadi pokok utama yaitu wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Keberadaan desa Taman Sari ini memiliki asal usul yang cukup mengesankan,

yaitu sejak peninggalan pada zaman Belanda kurang lebih 128 tahun yang lalu. Pada

masa itu ada seorang Belanda yang bertempat tinggal di Taman Sari tepatnya di

Dusun Kranjan bernama Tuan Van Ort Lander atau Tuan Pancur panggilan akrab

oleh masyarakat setempat. Kemudian Tuan Pancur menikah dengan penduduk

pribumi yang bernama Ny. Mince / Astiyah.

Nama Taman Sari diambil dari sebuah taman, yang dipergunakan sebagai tempat

penginapan yang dimiliki oleh Tuan Pancur berada di Dusun Krajan, dengan jarak

tempuh 200 m dari kantor Kepala Desa Taman Sari. Sebagai salah satu bukti

keberadaan Tuan Pancur yaitu puing bangunan dan makam yang berada di desa

Taman Sari.

Page 55: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

38

Pada awalnya secara administratif desa Taman Sari masuk wilayah Kecamatan

Glagah. Namun diperbantukan oleh kantor perwakilan Licin yang berlokasi di

wilayah desa Licin. Pada tanggal 11 November 2004 terjadi pemekaran wilayah

menjadi dua bagian yaitu Kecamatan Glagah sebagai Kecamatan induk dan

Kecamatan Licin sebagai Kecamatan pemekaran. Kecamatan Licin memiliki wilayah

8 desa yaitu : desa Taman Sari, desa Licin, desa Pakel, desa Kluncing, desa

Segobang, desa Banjar, desa Blimbingsari, desa Gumuk.

4.1.2. Kondisi Geografis

Desa Taman Sari merupakan daerah dataran tinggi dengan rata-rata curah hujan

per tahun sebesar 1.500 – 3.000 mm ( sumber KSDA Banyuwangi ). Hal ini akan

mempengaruhi jenis vegetasi yang tumbuh di daerah ini. Seperti perkebunan tumbuh

subur dan berbuah dengan di desa ini.

Letak desa Taman Sari cukup potensial karena dikelilingi oleh perkebunan karet,

cengkeh, kopi dan coklat, serta berbagai macam flora maupun fauna seperti yang

ada di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen

Adapun batas – batas wilayah Desa Taman Sari adalah :

Sebelah Utara : Desa Kampung Anyar

Sebelah Selatan : Desa Banjar

Sebelah Barat : Kabupaten Bondowoso

Sebelah Timur : Desa Licin

Page 56: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

39

Tabel 4.1

Tata Guna Tanah Desa Taman Sari Tahun 2010

No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha) (%)

1. Tanah Sawah 164 24,114

2. Tanah Tegalan 310,97 45,723

3. Tanah Pekarangan 42,47 6,245

4. Tanah Perkebunan 76,62 11,266

5. Tanah Hutan Produktif 75 11,028

6. Tanah Jalan, Sungai, pemukiman 11,05 1,625

J u m l a h 680,1 100

Sumber : Monografi Desa Taman Sari tahun 2010

Melihat jenis penggunaan tanah atau lahan diatas menunjukkan bahwa di desa

Taman Sari yang termasuk Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen masih cukup

luas untuk penghijauan. Lahan yang ada masih cukup untuk lahan hijau atau jalur

hijau, yang selama ini dipelihara oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari lahan yang ada

yaitu 1,625 % untuk pemukiman penduduk. Sedangkan sisanya yaitu 98,375% lahan

persawahan, hutan, pekarangan, perkebunan dan tegalan.

Lahan seluas ini, masyarakat bisa memanfaatkan sebagai matapencaharian

mereka, yaitu berupa pertanian maupun perkebunan dengan hasil yang cukup untuk

kehidupan dalam keluarga

Page 57: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

40

4.1.3 Kondisi Demografis, Sosial dan Ekonomi

Penduduk desa Taman Sari secara keseluruhan berjumlah 6996 jiwa dan yang

produktif dalam hal ini mempunyai matapencaharian sebanyak 1321 jiwa. Sebagai

pegawai 285 jiwa, pedagang 139, dan sebagai petani 897 jiwa. (Statistik Desa Taman

Sari tahun 2010)

Tabel 4.2

Komposisi Warga desa Taman Sari menurut jenis pekerjaan tahun 2010

No Jenis Matapencaharian Jumlah (orang) (%)

1. Petani 897 67,9

2. Pegawai 285 21,6

3. Pedagang 139 10,5

Jumlah 1321 100

Sumber : Monografi Desa Taman Sari tahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.2 , bahwa masyarakat desa Taman Sari sementara 67,9 %

adalah sebagai petani. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian di desa Taman Sari ini

cukup menjajikan, dengan luas lahan yang juga cukup luas. Jadi cukup berimbang

antara lahan yang tersedia dengan jumlah penduduk sebagai petani.

Mereka pada umumnya belum mengarah pada kegiatan pariwisata. Karena

belum dikembangkan secara optimal dan masyarakat masih kurangnya pengetahuan

tentang pariwisata.

Page 58: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

41

4.1.4 Komposisi Warga Desa Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi warga desa Taman Sari menurut umur dan jenis kelamin pada tahun

2010. Terlihat pada tabel berikut secara rinci dan jelas, masing-masing kelompok

umur dan jenis kelamin. Dengan demikian akan bisa diprediksi kelompok umur yang

produktif di desa Taman Sari

Tabel 4.3

Komposisi Warga desa Taman Sari Menurut Umur dan Jenis Kelamin tahun 2010

No Umur (tahun) L (jiwa) % P (jiwa) % Jml(jiwa) %

1. 0 - 4 341 10,1 338 9,3 679 9,7

2. 5 - 14 630 18,7 640 17,7 1270 18,2

3. 15 - 24 1103 32,7 1207 33,3 2310 33,1

4. 25 - 54 647 19,2 803 22,2 1450 20,6

5. 55 ke atas 654 19,3 633 17,5 1287 18,4

Jumlah 3375 100 3621 100 6996 100

Sumber : Monografi Desa Taman Sari tahun 2010

Dari Tabel 4.3 tampak terdapat perbedaan jumlah penduduk dari jenis kelamin

yang berhubungan dengan usia produktif. Yaitu pada usia antara 25 – 54 tahun kaum

wanita yang jumlahnya lebih besar dari pada kaum laki-laki. Namun disini kaum

wanita tetap tidak mendominasi dalam suatu pekerjaan. Hanya kaum laki-laki yang

aktif melakukan pekerjaan atau untuk mencari nafkah keluarga.

Page 59: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

42

4.1.5 Komposisi Warga Desa Menurut Pendidikan

Komposisi warga desa Taman Sari menurut jenjang pendidikannya diperlihatkan

dalam Tabel 4.4 berikut. Hal ini akan menggambarkan bahwa pada tingkat

pendidikan semakin tinggi dalam suatu komunitas, maka ada kecenderungan dalam

hal tingkat kemajuan sebuah desa.

Tabel 4.4

Komposisi Warga desa Taman Sari menurut pendidikan tahun 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) (%)

1. TK - -

2. Tidak Tamat SD 1130 28,34

3. SD 931 23,34

4. SLTP 1054 26,43

5. SMU 671 16,82

6. Perguruan Tinggi 202 5,07

Jumlah 3988 100

Sumber : Monografi Desa Taman Sari tahun 2010

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui jumlah warga Desa Taman Sari yang sudah dapat

mengeyam pendidikan sampai perguruan tinggi adalah 202 orang atau 5,07% dari

keseluruhan jumlah warga yang sudah tamat pendidikan. Pendidikan tinggi di Desa

Taman Sari pada dasarnya masyarakat sudah mengenal, namun mereka belum

mampu menjakau dikarenakan dari segi biaya tidak mampu.

Page 60: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

43

4.1.6. Komposisi Warga Desa Menurut Matapencaharian

Matapencaharian masyarakat desa Taman Sari cukup vareasi, hal ini karena

belum terfocus pada kegiatan pariwisata. Pengembangan pariwisata belum optimal.

Hal ini terlihat pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 4.5

Komposisi Warga desa Taman Sari menurut jenis pekerjaan tahun 2010

No Jenis Matapencaharian Jumlah (orang) (%)

4. Petani 897 67,9

5. Pegawai 285 21,6

6. Pedagang 139 10,5

Jumlah 1321 100

Sumber : Monografi Desa Taman Sari tahun 2010

Jika dilihat dari data pada Tabel 4.5, bahwa masyarakat desa Taman Sari

sementara ini kebanyakan sebagai petani yaitu sebesar 67,9%. Apabila dibandingkan

dengan lahan persawahan maupun hutan yang cukup luas, masih cukup sebagai

matapencaharian mereka.

Jumlah pedagang menduduki peringkat paling rendah yaitu hanya sebesar 10,5%,

hal ini dikarenakan pekerjaan mereka atau sebagai petani merupakan turun temurun

dari nenek monyang mereka.

Page 61: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

44

4.1.7 Sarana

Desa Taman Sari telah memiliki sarana sebagai penunjang untuk kelancaran

kegiatan masyarakat. Yaitu jalan desa atau jalan utama di tengah-tengah desa yang

sudah beraspal sepanjang 9,5 Km dan jalan tanah sepanjang 10 Km. Jalan antar desa

atau kecamatan sebagai penghubung antar desa yang beraspal sepanjang 5 Km dan

jalan tanah sepanjang 15 Km. Disamping itu sebagai penghubung lain yaitu jembatan

desa yang terbuat dari beton ada 6 buah yang mana fungsinya sangat penting yaitu

untuk memperlancar kegiatan masyarakat desa Taman Sari. Sedangkan jembatan

yang berfungsi sebagai penghubung antar desa atau antar kecamatan, yang terbuat

dari beton berjumlah 6 buah. Jalan untuk menuju ke kawasan taman wisata alam

kawah Ijen juga sudah relatif cukup memadai yaitu 17 km sudah menggunakan aspal

kasar, kurang lebih 10 km jalan menggunakan koral.

Disamping jalan, air yang fungsinya sangat penting sekali bagi kehidupan.

Adapun air yang ada yaitu dari sumber mata air yang kemudian ditampung pada

sebuah tempat, kemudian dialirkan ke rumah, sawah. Desa Taman Sari memiliki

sumber mata air di 5 lokasi. Fungsinya sangat penting untuk kepentingan masyarakat

disamping untuk air minum, mencuci maupun pengairan sawah.

Sedangkan untuk penerangan di Desa Taman Sari sudah menggunakan listrik

yaitu PLN. Dengan demikian masyarakat sudah bisa menggunakan peralatan

elektronik untuk menunjang kegiatan sehari – hari. Namun karena daya listrik masih

relatif rendah sehingga masyarakat menggunakan juga terbatas.

Page 62: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

45

Adanya listrik masuk desa, sehingga peralatan telekomunikasi juga sudah relatif

lancar. Peralatan telekomunikasi mudah diperoleh, karena di era globalisasi saat ini

yang diimbangi dengan perkembangan teknologi dituntut berfikir maju satu langkah

kedepan. .

Adapun sarana pendidikan yang ada hanya sebatas tingkat Sekolah Dasar yaitu

berjumlah 5 buah. Sedangkan untuk tingkat Taman Kanak – Kanak berjumlah 3 buah .

Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi belum ada. Disamping sarana

pendidikan juga sarana kesehatan untuk masyarakat. PUSKESMAS (Pusat Kesehatan

Masyarakat) di desa Taman Sari belum sersedia. Yang ada Posyandu Balita

berjumlah 8 buah, dan Posyandu Lansia berjumlah 8 buah. Dengan demikian

masyarakat jika sakit harus periksa ke PUSKESMAS yang ada di Kecamatan.

4.2 Gambaran Umum Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen

4.2.1 Kondisi Umum Gunung Ijen

Gunung api Ijen adalah gunung api bertipe strato, salah satu generasi kerucut

vulkanik setelah pembentukan kaldera Ijen. Gunung api ini terdapat di daerah

perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Adapun

tinggi kurang lebih 2.400 m diatas permukaan laut. Posisi geografinya terletak pada

8o 3’30’ Lintang Selatan dan 114o 14’30’ Bujur Timur (KSDA, Banyuwangi)

Gunung api Ijen dicirikan oleh danau kawah berukuran kurang lebih 960 x 600

m2 dengan kedalaman air danau kurang lebih 200 m. Di batasi oleh pematang kawah

Page 63: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

46

berketinggian antara 2.145 m sampai dengan 2.386 m, sedangkan volume air kawah

sekitar 36 juta m3. (KSDA Banyuwangi)

Secara geologi taman wisata alam kawah Ijen terdiri dari batuan kwartier muda

yang membentuk tanah regosol. Sedangkan jenis tifosol terbentuk dari batuan abu

atau pasir tuf-fulkan yang bersifat intermedier sampai dengan pasir.

Taman Wisata Alam Kawah Ijen secara geografis terletak pada 8o 3’ 30” Lintang

Selatan dan 114o 14’ 30” Bujur Timur. Di sebelah utara dibatasi oleh hutan lindung

Gunung Remuk dan sebelah barat dibatasi oleh jalan lintas Banyuwangi–Bondowoso.

Aliran sungai Banyulinu merupakan batas sebelah selatan, sedangkan batas timurnya

adalah lereng gunung Merapi. Hal ini akan berpengaruh pada angin musim yang

termasuk daerah kering dengan curah hujan tahunan rata - rata berkisar antara 1500 –

3000 mm serta suhu udara berkisar antara -2o sampai 23oC.

Iklim yang demikian akan mempengaruhi pada jenis vegetasi maupun binatang

yang mendiami, disamping itu karena gas belerang juga sangat berpengaruh pada

jenis tumbuhan maupun binatang yang ada.

Page 64: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

47

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Potensi Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari

sebagai daya tarik Ekowisata.

5.1.1 Potensi Alam

5.1.1.1 Potensi Kawah Gunung Ijen

Berdasarkan peta tanah, Lembaga penelitian tanah Bogor tahun 1966 taman

wisata alam kawah Ijen terdapat jenis tanah yang merupakan endapan dari bahan-

bahan piroklastik, abu scorea dan lava dari letusan gunung berapi.

Walaupun pertumbuhan gunung api ini relatif bersamaan dengan kerucut

vulkanik lain seperti gunung Merapi, gunung Rante dan gunung Suket di bagian sisi

tenggara, selatan dan baratdaya kaldera. Namun karena letusan magmatik dan freatik

terakhir, sehingga muncul kawah ini yang disebut Ijen.

Kawah gunung Ijen yang telah di tetapkan sebagai kawasan taman wisata alam

ini, telah banyak kejadian fenomena alam sehingga sampai terjadinya sebuah kawah

yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Berikut beberpa gambar kawah Ijen sebagai

penghasil belerang.

Page 65: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

48

Gambar : 5.1. Gunung Ijen

Sumber : Google 2000

Kawasan taman wisata alam kawah Ijen, merupakan kawasan yang dilindungi.

Dibandingkan dengan gunung yang lain disekeliling gunung Ijen, karena gunung Ijen

memiliki jenis flora maupun fauna yang lebih vareatif, disamping itu karena gunung

Ijen merupakan gunung vulkanik yang cukup aktif. Gunung Ijen juga sebagai sumber

belerang yang cukup aktif pula, sehingga kawasan itu dilindungi, ada kemungkinan

kadar belerang meningkat, maka akan membahayakan bagi kehidupan disekitarnya.

Page 66: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

49

Gambar : 5.2. Gunung Ijen

Sumber : Google 2010

Terlihat pada gambar 5.2 , bahwa gunung Ijen juga dikelilingi oleh gunung-

gunung lain. Seperti gunung Blaos, gunung Pawenan, dan gunung Remuk. Diantara

gunung di sekeliling gunung Ijen, gunung Ijenlah yang aktif dan menghasilkan

belerang ( sumber belerang ).

Belerang juga bermanfaat bagi kehidupan manusia, namun jika kadar belerang

tersebut tinggi, maka akan membahayakan bagi kehidupan, karena kadar belerang

yang cukup tinggi akan mengeluarkan gas beracun. Dicirikan dengan berubahnya air

kawah, yaitu menjadi warna hitam dan berbusa, dan bau sangat menyengat, sehingga

akan mengganggu saluran pernafasan ( KSDA Banyuwangi).

Page 67: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

50

Gambar : 5.3 Kaldera Ijen

Sumber : Google 2010

Gambar 5.3. menunjukkan kaldera Ijen dengan diameter 200 m dan

disekelilingnya menghasilkan belerang. Gumpalan belerang ini merupakan proses

dari sublimasi. Adapun proses sublimasi tersebut dari lobang yang berada di tepi

kawah gunung. Lobang ini secara sengaja dibuat yaitu dengan cara pengeboran yang

kemudian mengeluarkan asap belerang. Asap terkena angin maupun sinar matahari

kemudian menggumpal ( terjadi pengkristalan ).

Disamping sebagai sumber belerang, kawah ini memiliki tiga warna yaitu hijau,

biru dan kuning keemasan. Keunikan inilah yang merupakan salah satu faktor

Page 68: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

51

sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung. Hasil wawancara yang telah dilakukan

dengan sepuluh wisatawan asing berasal dari Eropa yang berkunjung ke gunung Ijen,

berkomentar bahwa gunung Ijen merupakan pemandangan yang luar biasa bagusnya.

Belum pernah melihat fenomena alam seperti ini. Berbeda dengan group lain,

wisatawan yang berkunjung sampai mengadakan kemping di lereng gunung karena

ingin menyaksikan api biru atau bluefire. Fenomena seperti ini hanya bisa disaksikan

pada malam hari yaitu sekitar jam 02.00 waktu setempat. Fenomena alam seperti

inilah yang menjadi daya tarik tersendiri, walaupun dengan perjalanan yang susah

payah untuk menjakau ke lokasi.

Gumpalan belerang merupakan salah satu faktor daya tarik wisatawan untuk

berkunjung. Demikian banyaknya yang di produksi, sehingga setiap harinya harus

ditambang, dalam hal ini dilakukan kerja sama antara stakeholders ( pemerintah,

KSDA dan geologi ) dengan masyarakat. Jadi pihak pemerintah secara tidak langsung

membuka padat karya yaitu masyarakat menggali belerang atau menambang yang

kemudian dijual kepada pengepul. Penambangan ini dilakukan setiap hari jika tidak

dilakukan maka, gumpalan ini akan menumpuk dan menyumbat lobang untuk keluar

asap. Sehingga akan terjadi pemanasan di dalam gunung, yamg mengakibatkan

peledakan. Jadi tujuan dari pada penambangan ini adalah untuk menyeimbangkan

kondisi gunung agar tetap stabil.

Gunung Ijen sebagai sumber belerang, di satu sisi akan menguntungkan untuk

kehidupan manusia. Hal ini jika kadar gas belerang dalam kondisi yang stabil bisa

Page 69: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

52

sebagai daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan, dan bisa dimanfaatkan untuk

bahan baku kesehatan maupun sebagai bahan baku kosmetik setelah mengalami

prosesi. Adapun sisi negatifnya jika kadar belerang tinggi, maka akan mengeluarkan

gas beracun sehingga akan membahayakan bagi kehidupan manusia maupun

lingkungan disekitarnya.

Informasi yang telah disampaikan oleh Kades Taman Sari, bahwa kejadian

keluarnya gas beracun yang membahayakan bagi kehidupan manusia pernah terjadi

yaitu sekitar tahun 1962. Kemudian muncul kembali kadar belerang tinggi akibatnya

mengeluarkan gas beracun yaitu terjadi pada pertengahan desember 2011. Kejadian

fenomena alam ini sangat berbahaya bagi kehidupan khususnya untuk manusia,

sehingga kawasan ini di tutup sementara untuk pengunjung dan penambang

5.1.1.2 Potensi Flora

Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen secara fisik berpotensi yaitu memiliki

aneka ragam jenis flora. Penyebaran flora di kawasan seluas 2.560 ha cukup merata

dan beraneka ragam tipe vegetasi yang ada. Berdasarkan hasil inventarisasi yang

telah dilakukan dan yang diperoleh dari KSDA tentang macam flora yang ada dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Daerah dengan ketinggian 700 – 1000 m yang disebut dengan Montane Rain

Forest atau hutan hujan pegunungan.

Page 70: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

53

Wilayah ini meliputi daerah sekitar Totokan dan hutan lindung. Daerah ini pada

umumnya di dominasi oleh pohon-pohon dari famili Fagaceae, Magnoliaceae,

Ericaceae, Hamamelidaceae dan Coniferae. Kawasan Taman Wisata Alam Kawah

Ijen memiliki vegetasi dengan ciri khusus hal ini dikarenakan akibat efek keluarnya

gas belerang dari dalam kawah. Sehingga memiliki formasi yang berbeda jika

dibandingkan dengan daerah lain yang memiliki ketinggian yang sama.

Perbedaan formasi inilah yang merupakan salah satu keunikan dan kelangkaan

yang jarang ditemui pada daerah lain ( KSDA Banyuwangi ).

2. Daerah dengan ketinggian 1000 – 2.500m dpl yang di sebut dengan High

Montane Rain Forest ( Hutan Hujan Pegunungan Tinggi ).

Daerah ini merupakan daerah yang dominan, oleh karena itu tipe vegetasi ini

yang paling banyak ditemui. Merupakan peralihan antara hatan hujan pegunungan

dengan hutan hujan sub alpin. Jadi jenis tumbuhan yang bisa dijumpai di ketinggian

ini adalah kombinasi antara famili yang ditemui di hutan hujan pegunungan da

formasi hutan hujan sub alpin yang didominasi oleh Compositae ( Eidelweiss ) dan

Ericaceae ( Vaccinium ).

3. Daerah dengan ketinggian 2500 – 4000 m dpl disebut dengan Sub Alpin Rain

Forest ( hutan hujan sub Alpin ).

Hanya sebagian kecil saja yang merupakan tipe vegetasi hutan hujan sub alpin di

kawasan taman wisata alam kawah Ijen ini, yaitu di daerah gunung Merapi yang

mempunyai ketinggian sekitar 2800 m dpl. Vegetasi di dominasi oleh tumbuhan yang

Page 71: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

54

mempunyai habitat semak dan perdu. Mengingat kondisi yang kurang mendukung

dan semakin besarnya pengaruh gas belerang terhadap daerah ini, sehingga vegetasi

yang ada sangat berbeda dengan vegtasi yang tumbuh di daerah lain dalam kondisi

lingkungan yang sama.

Hutan hujan tropis pegunungan yang ada di kawasan taman wisata alam kawah

Ijen juga terdapat hutan pegunungan kering dan semak Alpin. Hutan pegunungan

kering didominasi oleh cemara gunung ( Casuarina Junghuhniana ) dengan rumput

penutup di dasar yang mudah terbakar. Sedangkan semak alpin berada diatas garis

tumbuh pohon pada gunung – gunung yang paling tinggi. Semak seperti ini biasanya

didominasi oleh suku Ericaceae, misalnya Vaccinium, ditambah tumbuhan seperti

Schima, Potentilla dan Hypericum.

Potensi flora di kawasan taman wisata alam kawah Ijen setelah diidentifikasi

secara menyeluruh ada 86 jenis yang terdiri dari semak / perdu, epifit, tumbuhan

bawah, pohon dan rumput. Dari beberapa pengelompokan tersebut, masing – masing

mempunyai penyebaran yang tidak merata karena kondisi vegetasi yang tidak sama

antara satu kawasan dengan kawasan yang lainnya. Paling banyak ditemui adalah

jenis semak, yaitu sampai 29 jenis yang didominasi oleh Euphatorium dan Eidelweiss.

Untuk banyaknya spesies yang dijumpai pada peringkat kedua adalah rumput, yaitu

telah teridentifikasi sebanyak 24 jenis. Selanjutnya berturut – turut adalah

herba/ terna ( 13 jenis), pohon (12 jenis), Epifit ( 9 jenis) dan semak/perdu (7 jenis ).

Page 72: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

55

Untuk jenis pohon yang mendominasi adalah pohon cemara gunung ( Casuarina

junghuhniana) yang sebarannya merata dan merupakan ciri khas dari tegakan dataran

tinggi. Kelompok tumbuhan epifit merupakan tumbuhan yang paling indah diantara

tumbuhan yang lainnya. Kelompok ini didominasi oleh jenis anggrek yang sudah

dikenal oleh masyarakat secara umum sebagai primadona tanaman hias. Vaccinium

merupakan tanaman khas yang hanya di jumpai pada dataran tinggi. Jenis perdu ini

juga dapat hidup di daerah yang tumbuhan lainnya tidak bisa hidup. Kelebihan dari

tumbuhan ini adalah mampu membentuk kayu yang keras di daerah yang minim

dengan unsur hara yang terkandung dalam tanah.

Disamping jenis pohon yang hidup secara merata di dataran tinggi tersebut, juga

beberapa pohon didalam perkebunan. Pohon ini potensi untuk tanaman agro wisata.

Adapun jenis pohon yang memungkinkan sebagai agrowisata yaitu, perkebunan

cengkeh, perkebunan kopi, perkebunan coklat maupun perkebunan karet.

Berdasarkan hasil inventarisasi jenis flora yang ada, secara kasad mata bahwa

di kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari berpotensi sebagai

ekowisata yang menarik untuk dikunjungi oleh wisataawan. Disamping itu

perkebunanan juga sangat potensial jika dikembangkan sebagai agrowisata,

disamping hasil perkebunan juga merupakan potensi pendukung ekowisata.

Dari jumlah hasil inventarisasi tersebut yang mengacu pada teori di bab

sebelumnya yaitu menurut Fandeli (1992) dalam Latupapua (2008) jika dimasukkan

dalam kriteria kualitas keanekaragaman flora termasuk dalam skala 5 (lima), yaitu

Page 73: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

56

jumlah jenis > 31 jenis. Maksudnya bahwa jenis flora yang ada, termasuk dalam

kategori sangat baik. Data ini menggambarkan khasanah kekayaan potensi dengan

keanekaragaman flora yang dimiliki, dengan demikian dapat menambah daya tarik

wisatawan untuk melihat dan menikmatinya keindahan alam serta keanekaragaman

flora. Namun ada yang lebih menarik lagi yaitu dengan adanya jenis flora yang

termasuk kategori langka dan sangat spesifikasi karena pengaruh gas belerang inilah

walaupun dalam ketinggian yang sama, sehingga perlu dilindungi.

Dengan peringkat masuk dalam kategori sangat baik secara kasad mata

bahwa di kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari berpotensi

sebagai ekowisata yang menarik untuk dikunjungi oleh wisataawan. Disamping itu

perkebunanan juga sangat potensial jika dikembangkan sebagai agrowisata disamping

merupakan potensi pendukung ekowisata. Jika berdasarkan data monografi desa

Taman Sari yang memiliki luas wilayah 680 ha, menunjukkan 98,375 % merupakan

perkebunan, hutan, sawah, tegalan. Dari prosensatese yang sangat besar ini,

menggambarkan bahwa desa Taman Sari merupakan lahan hijau sebagai pendukung

ekowisata sangat potensial.

Berdasarkan data kondisi geografi, desa Taman Sari merupakan daerah dataran

tinggi dengan rata – rata curah hujan per tahun sebesar 1.500 – 3.000 mm (sumber

KSDA Banyuwangi ). Hal ini akan mempengaruhi jenis fegetasi yang tumbuh di

daerah ini. Jadi jenis vegetasi yang ada pengaruh dari iklim, tingkat kesuburan

tanah, cuaca dan yang sangat berpengaruh efek dari pada gas belerang akan

Page 74: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

57

mempengaruhi jenis vegetasi yang ada di yang desa Taman Sari, sehingga akan

menambah khasanah kekayaan jenis flora.

Jika dikembangkan ekowisata di desa Taman Sari sangat mendukung dengan

adanya keanekaragam flora yang dimiliki, keunikan jenis vegetasi yang ada maupun

dengan luasnya perkebunan. Hal ini terlihat pada gambar berikut yang menunjukkan

sebagian keanekaragaman flora.

Gambar : 5.4 Pemandangan Aneka Vegetasi

Sumber : Google 2011

Page 75: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

58

Gambar 5.4 menunjukkan aneka flora yang ada, jadi sebelum wisatawan

menuju ke puncak kawah Ijen akan melewati pemandangan ini. Terlihat juga pada

gambar jenis pohon dari famili fagaceae, Magnoliaceae. Pohon – pohon seperti ini

jarang kita jumpai pada dataran rendah. Sehingga merupakan salah satu keunikan

tersendiri yang bisa dinikmati. Apalagi bagi wisatawan yang menyenangi dunia flora,

akan benar – benar bisa melihat secara langsung keanekaragaman yang ada.

Wisatawan yang peduli lingkungan, senang untuk mengamati dengan dekat

tentang flora yang ada. Bahkan wisatawan bisa ikut serta dalam program pelestarian

alam yang dilakukan oleh masyarakat. Misalnya dengan penghijauan kembali pada

hutan – hutan di kawasan taman wisata alam kawah ijen.

Program penghijauan yang dilakukan masyarakat yang didukung oleh

pemerintah, dilakukan juga oleh wisatawan. Terutama bagi wisatawan yang konsen

terhadap lingkungan. Kegiatan dilakukan di kawasan taman wisata alam kawah ijen.

Page 76: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

59

Gambar : 5.5 Perkebunan Cengkeh

Sumber : Dokumentasi Penelitian 2011

Gambar 5.5 merupakan perkebunan cengkeh yang terdapat di desa Taman Sari.

Perkebunan ini juga cukup potensial jika dikembangkan sebagai wisata agro, yang

bisa dinikmati oleh wisatawan yang mau menuju ke puncak Ijen. Jadi sebelum

mendaki gunung Ijen, wisatawan akan melewati perkebunan cengkeh sepanjang jalan

Ijen kurang lebih dengan luas 21,2 ha.

Page 77: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

60

Luas perkebunan cengkeh diatas, sangat mendukung sebagai tempat wisata

menuju ekowisata. Apalagi didukung dengan hawanya yang sejuk, dan rimbun

disekelilingnya dengan pepohonan yang lain.

Gambar : 5. 6 Perkebunan Kopi

Sumber : Dokumentasi Penelitian 2011

Gambar 5.6 menunjukkan perkebunan kopi, yang terbentang sepanjang jalan

menuju ke kawasan taman wisata alam kawah Ijen. Tidak hanya perkebunan cengkeh

tetapi perkebunan kopi juga merupakan salah satu daya tarik sebagai agro wisata.

Wisatawan bisa berkunjung ke perkebunan sebelum naik ke puncak kawah Ijen.

Berdasarkan data monografi desa Taman Sari, perkebunan kopi dengan luas lahan

Page 78: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

61

kurang lebih 24,1 ha sangat potensial sebagai daya tarik wisata karena dengan

pemandangan yang hijau dan sejuk apalagi jika sebagai agrowisata. Bahkan hal ini

bisa dijadikan sebagai pendukung ekowisata.

Wisatawan bisa menikmati pemandangan sambil berrsantai menikmati udara

yang sejuk di sekitar perkebunan kopi.

Gambar : 5.7. Hutan Semak/ Perdu

Sumber : Google 2011

Pada gambar 5.7 menunjukkan hutan dengan pohon-pohon semak yang

beranekaragam jenisnya. Memang jika di lihat sepintas hanya sekedar semak yang

kurang bermanfaat. Namun ternyata begitu ditelusuri sampai ke dalam banyak jenis

Page 79: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

62

flora yang tidak pernah dijumpai pada dataran rendah. Seperti , semak, Epifit,

tumbuhan bawah, pohon dan rumput gunung. Dengan perbedaan jenis pohon ini

merupakan daya tarik ekowisata yang bisa dikembangkan.

5.1.1.3. Potensi Fauna

Secara fisik potensi yang dimiliki Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen

desa Taman Sari berupa aneka ragam jenis flora disamping itu juga fauna.

Penyebaran fauna di kawasan seluas 2.561 ha cukup merata dan beraneka ragam

spesies yang ada. Berdasarkan hasil inventarisasi dan pengamatan yang telah

dilakukan yaitu macam fauna yang ditemui, berdasarkan klasifikasinya adalah :

1.Klas Mamalia

Mamalia yang ada di kawasan taman wisata alam kawah Ijen, cukup sulit ditemui

secara langsung, namun data – data yang dibutuhkan dapat dikumpulkan, walaupun

beberapa adalah menggunakan data sekunder. Berdasarkan dari pengumpulan data

yang diperoleh adalah sebanyak 16 jenis Jenis tersebut adalah : macan kumbang /tutul

( Panthera pardus ), kucing hutan/ macan rembah ( Felis bengalensis ), ajag ( Cuon

alpinus ), lutung jawa ( Trachypithecus auratus ), lutung jawa merah

( Trachypithecus auratus phyrha ), tupai terbang ( Petaurista elegan), Kijang

(Muntiacus muntjak ), Jelarang ( Ratufa bicolor ) babi hutan ( Sus verrucosus ),

luwak biasa (Paradoxurus hermaphroditus ).

Page 80: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

63

2. Klas Aves / Burung

Hasil pengamatan yang dilaksanakan baik di dalam maupun luar kawasan taman

wisata alam kawah Ijen, ditemukan 124 ( tahun 2001). Dari jumlah tersebut 21 jenis

diantaranya termasuk jenis burung endemik. Burung – burung endemik yang

dimaksud antara lain ayam hutan hijau ( Gallus varius ), walek kepala ungu

(Ptylinopus porphyreus ), Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris ), sepah gunung

(Pericrocotus miniatus ), cucak gunung ( Pycnonotus bimaculatus ) dan kipasan

bukit (Rhipidura euryura). Burung tersebut secara merata menyebar pada masing –

masing tipe habitat yang ada. Beberapa merupakan jenis burung yang langka seperti

walek kepala ungu (Ptylinopus porphyreus ), Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris ),

disamping langka juga unik tidak ada di daerah lain

Beberapa jenis burung migran ada juga di kawasan taman wisata alam kawah

Ijen. Ada dua jenis burung yang melewatkan musim dingin di belahan bumi bagian

utara dan menjadikan kawasan pegunungan Ijen sebagai salah satu lintasannya guna

menuju sisi bumi bagian selatan. Kedua jenis burung tersebut yaitu sikatan emas

( Ficedula zanthopygia ) dan sikatan bubik ( Muscicapa daurica ).

Kaitannya dengan aspek perlindungan, sebanyak 21 jenis burung yang masuk

dalam kategori dilindungi. Tercatat selama pengamatan ada dua jenis burung yang

terancam punah dan dua jenis yang mendekati terancam punah. Yang tergolong

terancam punah adalah elang jawa ( Spizaetus bartels ) pada kondisi endangered

Page 81: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

64

( genting ) dan walet gunung ( collocalia vulcanorum ) pada kondisi vulnerable

(rentan ). Sedangkan dua jenis lainnya yang mendekati terancam punah yaitu tulung

tumpuk (Megalaima javensis) dan kipasan bukit ( Rhipidura euryura ).

Berdasarkan hasil inventarisasi jenis fauna yang ada di Kawasan Taman

Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari fauna yang ada berjumlah > 15 jenis

satwa. Dari jumlah tersebut menurut Fandeli (1992) dalam Latupapua (2008) jika

dimasukkan dalam kriteria kualitas keanekaragaman fauna termasuk dalam skala 5

(lima). Maksudnya bahwa jenis fauna yang ada, termasuk dalam kategori sangat baik.

Data ini menggambarkan khasanah kekayaan potensi dengan keanekaragaman fauna

yang dimiliki, dengan demikian dapat menambah daya tarik wisatawan untuk melihat

dan menikmati keanekaragaman fauna.

Peringkat skala 5, dan kategori sangat baik secara kasad mata bahwa di

kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari berpotensi, jika

dikembangkan sebagai ekowisata. yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Salah satu faktor yang mendukung kawasan berpotensi sebagai ekowisata yaitu antara

lain kelangkaan dan keunikan suatu daerah sehingga berbeda dengan daerah lain.

Terlihat pada gambar berikut yang menunjukkan sebagian keanekaragaman fauna dan

kelangkaan serta keunikan.

Page 82: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

65

Gambar : 5.8. Kijang (Muntiacus muntjak)

Sumber : Google 2011

Pada gambar 5.8. menunjukkan spesies rusa hutan, gambar ini hanya

menunjukkan sebagian rusa yang ada di kawasan taman wisata alam kawah Ijen.

Ratusan jenis rusa hutan mendiami pada kawasan gunung Ijen. Hal ini merupakan

salah satu daya tarik wisatawan untuk melihat pada habitat tersebut.

Satu jenis spesies yang jumlahnya tidak sedikit ini merupakan salah satu

pendukung untuk dikembangkannya ekowisata.

Page 83: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

66

Gambar : 5.9 Walik Kepala Ungu (Ptylinopus porphyreus)

Sumber : Google 2010

Gambar 5.9. menunjukkan spesies walik kepala ungu, jenis ayam hutan ini

sangat unik. Disamping suaranya yang unik lain dengan ayam kampung, secara fisik

jenis ayam hutan walik ini memiliki bulu yang terbalik. Disamping itu jenis ayam

hutan ini kecil (kate). Spesies ini cukup banyak mendiami di kawasan gunung Ijen.

Dengan bentuk fisiknya yang unik pada ayam hutan walek ini, sehingga akan

menambah daya tarik wisatawan untuk mengujunginya. Apabila wisatawan sudah

mengetahui pasti akan penasaran ingin melihatnya. Disamping keunikannya jenis

Page 84: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

67

spesies ini termasuk fauna yang dilindungi karena termasuk langka. Dengan demikian

dengan adanya ayam hutan walek ini akan mendukung ekowisata di kawasan taman

wisata alam kawah ijen.

Gambar : 5.10. Banteng Hutan

Sumber : Google 2009

Gambar 5.10. menunjukkan sekelompok banteng hutan yang mendiami pada

kawasan taman wisata alam kawah ijen. Jenis spesies ini jumlahnya tidak sedikit

yang berada pada kawasan ini. Binatang ini cenderung lebih menyukai

menggerombol bersama sejenisnya, dan biasanya kelihatan pada waktu sore hari.

Page 85: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

68

Banteng hutan ini merupakan daya tarik tersendiri untuk dikunjungi oleh

wisatawan. Hal ini merupakan potensi wisata untuk menarik wisatawan berkunjung,

selain mengunjungi gunung Ijen.

5.1.2 Potansi Kebudayaan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan bahwa kebudayaan yang dimiliki

oleh masyarakat desa Taman Sari cukup vareatif sehingga menarik perhatian

pengunjung namun hal ini kurang diperhatikan oleh masyarakat maupun pemeritah

kabupaten. Adapun kebudayaan tersebut berupa peninggalan sejarah yang sudah

ratusan tahun umurnya, peninggalan ini berkaitan dengan sejarah keberadaan nama

desa Taman Sari, yaitu diambil dari sebuah taman yang dipergunakan sebagai tempat

penginapan. Pemiliknya adalah Tuan Pancur pada jaman penjajahan Belanda yang

terletak di Dusun Krajan. Jarak tempuh 200 m dari kantor Kepala Desa Taman Sari.

Salah satu bukti keberadaan Tuan Pancur yaitu puing bangunan dan makam yang

berada di desa Taman Sari, dengan usia 128 tahun. Peninggalan seperti ini merupakan

daya tarik tersendiri, apalagi posisi puing bangunan ini berada di bawah tanah yang

perlu dilestarikan. Merupakan peninggalan dari bersejarah dengan nilai sejarah yang

tinggi. Adanya peninggalan – peninggalan bersejarah ini, perlu kiranya penggalian

budaya yang mulai tenggalam ternyata juga menarik perhatian pengunjung, tidak

hanya alamnya yang indah.

Page 86: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

69

Masyarakat desa Taman Sari juga memiliki berbagai kesenian yang sangat

menarik perhatian pengunjung. Seperti tarian untuk acara – acara tertentu, yang

dibawakan oleh masyarakat. Berikut ini beberapa tarian yang cukup mengesankan

diantaranya

Gambar : 5.11. Tari Gandrung Banyuwangi

Sumber : Google 2011

Seni Tari Gandrung seperti pada gambar 5.11. diatas merupakan salah satu seni

tari tradisional yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Gandrung Banyuwangi berasal

dari kata Gandrung, yang berarti tergila-gila atau cinta habis-habisan. Tarian ini

Page 87: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

70

masih satu generasi dengan tarian seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa

Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di Cilacap dan Banyumas dan Joged

Bumbung di Bali. Gandrung adalah sebuah tarian ciri khas Banyuwangi, merupakan

tarian untuk penyambutan tamu. Keunikan dari tarian ini adalah penarinya di

lakukan oleh orang tertentu yaitu merupakan turun menurun dalam sebuah keluarga.

Penarinya dilakukan oleh laki-laki namun berbusana wanita (bencong) . Hal ini tidak

sembarangan orang bisa sebagai penari. Hal ini tidak sembarangan orang bisa sebagai

penari. Namun budaya ini sudah mulai hilang, sekarang ini penarinya adalah wanita,

bahkan tidak sedikit wanita bisa menari gandrung. Dalam tarian grandrung yakni

melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu

(terutama pria) dengan iringan musik atau gamelan.

Tarian ini populer di wilayah Banyuwangi, hingga tak salah jika Banyuwangi

selalu diidentikkan dengan Gandrung, bisa dijumpai patung penari Gandrung di

berbagai sudut wilayah Banyuwangi. Tidak hanyal lagi Banyuwangi sering dijuluki

Kota Gandrung.

Tari Gandrung ini sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan,

pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi. Tari

Gandrung memiliki ciri khas , penari dengan kipas dan ketika penari menyentuh

kipasnya kepada salah satu penonton biasanya laki – laki kemudian di ajak menari.

Tari Gandrung dalam pementasannya didukung oleh berbagai unsur, yaitu penari,

pemusik, alat musik, nyanyian, gerak tari, dan arena atau panggung. Masing-masing

Page 88: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

71

unsur mempunyai tugas dan peranannya sendiri-sendiri. Selain itu dalam pementasan

juga didukung oleh pemaju, yaitu penonton yang menari bersama penari Gandrung.

Setiap penonton mempunyai kesempatan untuk menari bersama Gandrung.

Gambar : 5.12. Tari Jaranan

Sumber : Google 2011

Pada gambar 5.12. menunjukkan seorang warga desa Taman Sari sedang menari

Jaranan, yaitu sebuah tarian tradisional Jaranan dari Banyuwangi Jaranan adalah

Page 89: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

72

salah satu tarian kebudayaan yang hampir selalu ada disetiap pesta perkawinan di

daerah Banyuwangi.

Tarian jaranan merupakan tarian tradisional yang cukup menarik wisatawan. Di

sebut tarian jaranan karena penarinya berbusana seperti layaknya jaran ( kuda ). Yang

unik dari tarian ini adalah penarinya seperti kuda dan diikuti dengan busananya

seperti kuda. Tarian ini potensial untuk dikembangkan (perlu dilestarikan).

Gambar : 5.13. Tari Kebo-Keboan

Sumber : Google 2011

Page 90: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

73

Gambar 5.13. menunjukkan sebuah tarian kebo-keboan, tarian ini sangat unik

yaitu dilakukan pada saat sebelum menanam padi. Penari setelah mendengar irama

musik (gendang) kemudian menari, dan nantinya ada yang sampai kerasukan. Begitu

kerasukan seperti layangnya seekor kerbau yaitu bermandikan lumpur yang ada di

sawah. Seperti pada gambar diatas menunjukkan penari sudah kerasukan, sehingga

dia berperilaku seperti layaknya kerbau, yang suka pada lumpur.

Tarian tradisional ini sangat menarik, karena tidak ada didaerah lain. Dan tradisi

ini selalu dilaksanakan oleh warga desa, karena merupakan tradisi yang turun

temurun. Jadi masyarakat berupaya melestarikan tradisi ini.

Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilakukan bahwa, di desa

Taman Sari masyarakat memiliki seni budaya yang cukup unik dan merupakan ciri

khas Banyuwangi. Seni budaya ini sering dipentaskan sebagai suatu pertunjukkan

yang sudah merupakan sebuah tradisi yang sifatnya turun temurun dinyakini oleh

masyarakat, secara tidak langsung berupaya melestarikan seni budaya ini. Sehingga

bisa dikatakan cukup potensi jika dikembangkan sebagai daya tarik wisata.

5.1.3 Potensi Sumber Daya Manusia.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, bahwa masyarakat desa Taman Sari

cukup berpotensi dalam seni budaya yang dimiliki. Yaitu yang merupakan hasil budi

daya masyarakat misalnya kerajinan tangan. Seperti kebutuhan peralatan rumah

tangga yang terbuat dari pelepah pisang.

Page 91: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

74

Disamping itu kegiatan menggali belerang yang masih dengan cara tradisional

dengan menggunakan alat yang sangat sederhana di kerjakan oleh masyarakat sehari–

hari. Pengambilan belerang ini harus dilakukan setiap hari. Karena jika tidak

diambil maka akan terjadi penumpukan, yang mengakibatkan terjadinya pemanasan

di dalam gunung. Dengan jalan menyeimbangkan ini maka, akan mengurangi

terjadinya pemanasan dalam gunung.

Mengacu pada hasil observasi tersebut, maka berikut beberapa potensi sumber

daya manusia desa Taman Sari yang masih perlu diperhatikan. Dengan demikian

akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih optimal.

Sumber daya manusia juga merupakan potensi wisata, sebagai daya tarik untuk

dikunjungi oleh wisatawan. Namun jika dilihat dari data monografi tingkat

pendidikan desa Taman Sari rata-rata tingkat pendidikan mereka yaitu tingkat

menengah. Sedangkan yang sudah mengenyam pendidikan tinggi masih di bawah

rata-rata, bahkan masih bisa dihitung.

Pendidikan yang masih relatif rendah, namun masyarakat memiliki ketrampilan

dalam pembuatan kerajinanan tangan, yang terbuat dari pelepah pisang. Hasilnya

dipergunakan untuk taplak meja, hiasan dinding dan lainnya. Saat ini masyarakat

sedang berupaya membuat kerajinan tangan dengan bahan dasar yaitu belerang.

Masyarakat mencoba memanfaatkan bahan baku yang melimpah yaitu belerang.

dengan harapan akan mengoptimalkan sumber daya manusia, karena desa Taman

Sari memang banyak menghasilkan belerang yang berasal dari kawah gunung Ijen.

Page 92: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

75

Disamping kerajinan tangan masyarakat juga memiliki makanan khas berupa

rujak Soto. Makanan ini merupakan masakan khas Banyuwangi, merupakan makanan

masyarakat Banyuwangi sehari – hari. Berikut adalah sumber daya manusia yang

cukup potensial sebagai daya tarik ekowisata.

Gambar : 5.14. Rujak Soto

Sumber : Google 2011

Gambar 5.14. yaitu menu masakan yang disebut rujak soto. Masakan

tradisional ini sangat populer di Banyuwangi karena merupakan masakan khas

Page 93: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

76

Banyuwangi. Ramuannya yaitu layaknya rujak cingur kemudian ditambahkan kuah

soto, yang kemudian dimakan bersamaan, sehingga di sebut rujak soto.

Masakan khas seperti ini merupakan kreatifitas masyarakat Banyuwangi dalam

mengolah sebuah masakan. Hal ini memungkinkan merupakan suatu potensi yang

perlu di pertahankan, bahkan ada kala perlu di gali lagi potensi yang lain. Sehingga

bisa merupakan daya tarik wisata kuliner.

Gambar : 5.15. Situasi Penggalian Belerang

Sumber : Google 2011

Page 94: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

77

Gambar 5.15. menunjukkan kegiatan masyarakat sedang menggali belerang

dengan cara tradisional. Gumpalan – gumpalan asap disekelilingnya dan bau belerang

yang begitu keras tidak membuat patah semangat para penggali. Hal ini merupakan

kegiatan yang sudah menjadi rutinitas sehingga saluran pernafasan tidak bermasalah,

jadi sudah memiliki kekebalan tersendiri.

Penggalian ini dilakukan dengan tujuan untuk menyeimbangkan alam, yaitu

mengurangi panas di dalam gunung. Penggalian ini merupakan tanggung jawab

pihak KSDA dan Geologi sebagai pihak pengelola. Karena setiap harinya terjadi

penumpukan belerang hasil dari sublimasi, maka penambangannyapun dilakukan

setiap hari. Jika tidak dilakukan seperti pada hari raya Idul Fitri, maka terjadi

penumpukan. Sehingga pihak pengelola berusaha menyingkirkan gumpalan belerang

agar tidak menutupi lubang asap.

Penambangan yang masih tradisional dan menggunakan alat yang sangat sederha

inilah merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung. Justru

wisatawan melihat aktifitasnya dan dengan cara yang masih sederhana dengan

peralatan apa adanya.

Page 95: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

78

Gambar : 5.16. Mengangkut Belerang

Sumber : Google 2011

Gambar 5.16. menunjukkan situasi masyarakat dalam pengangkutan hasil

penggalian belerang yang kemudian dibawa ke pabrik. Adapun rata – rata

pengangkutan perorang berkisar 70 – 100 kg sekali angkut per hari. Karena melihat

medannya yang begitu berat sehingga tidak memungkinkan untuk pengangkutan

dilakukan berulang kali. Sesampainya di pabrik kemudian diproses, didistribusikan

Page 96: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

79

sesuai dengan kebutuhan. Hasil pemrosesan inilah masyarakat mencoba membuat

kerajinan tangan seperti hiasan untuk diruang tamu yang terbuat dari bahan dasar

belerang.

Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilakukan, bahwa

masyarakat desa Taman Sari memiliki potensi yaitu berasal dari sumber daya

manusia itu sendiri yang cukup unik dan tidak dimiliki oleh daerah lain. Sehingga

membuat daya tarik tersendiri untuk dikunjungi oleh wisatawan. Keunikannya itu

adalah sebuah kegiatan penambangan belerang yang semua serba sederhana dan

tradisional, jadi situasi inilah membuat daya tarik tersendiri. Disamping itu,

kreatifitas masyarakat dalam mengolah sebuah makanan sehingga memiliki rasa

tersendiri yang di sebut rujak soto.

Page 97: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

80

5.2 Penerapan Prinsip-Prinsip dan Kriteri Ekowisata menurut rumusan dari

hasil Lokakarya dan Pelatihan Ekowisata Nasional 2006.

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DAN KRITERIA EKOWISATA

NASIONAL

Hasil Lokakarya dalan Pelatihan Ekowisata Nasional di Bali 25-26 Agustus 2006

Nama : Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen

Tanggal : 12 Agustus 2011

Asesor/Evaluator : Sri Widowati

N

o

Prinsip dan Kriteria Tem

uan

di

Lapa

ngan

Rekomendasi

1 Peka & menghormati nilai-

nilai sosial budaya dan

tradisi keagamaan

masyarakat setempat.

Y

A

T

I

D

A

K

(a).Sistem pengelolaan yang

serasi dan seimbang sesuai

dengan konsep masyarakat

setempat, seperti Tri Hita

Karana:memperhatikan

keselaran hubungan antara

manusia(parahyangan),

hubungan antara manusia

dengan manusia(pawongan

hubungan antara manusia

dengan lingkungan

(palemahan).

V

V

Masyarakat berusaha semaksimal

mungkin dalam rangka

menyeimbangkan alam dan

menjaganya sesuai dengan kenyakinan

yaitu dengan cara menggali belerang

setiap hari.Dengan tujuan mengurangi

pemanasan yang terjadi di dalam bumi,

seperti filosofi masyarakat Bali yaitu

Tri Hita Karana.

Page 98: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

81

(b) Pembangunan dan

operasional disesuaikan

dengan tata krama,

norma setempat ,dan

kearifan lokal.

V

Pembangunan telah disesuaikan

dengan tatakrama maupun kearifan

lokal. Seperti yang ada dilapangan

bahwa pembangunan tetap

menghormati adat istiadat yang ada.

(c). Keberadaan kegiatan objek

ekowisata tidak

mengganggu aktifitas

keagamaan masyarakat

setempat.

V

Temuan di lapangan pembangunan

pariwisata tidak mengganggu aktifitas

keagamaan masyarakat lokal.

2 Memiliki kepedulian,

komitmen, dan tanggung

jawab terhadap konservasi

alam dan warisan budaya.

(a). Tercapainya keseimbangan

pemanfaatan lahan.

V

Dengan cara melakukan pengeboran di

sekitar kawah, sehingga akan keluar

asap kemudian terjadi proses sublimasi

dan terjadilah pengkristalan belerang.

Belerang tersebut setiap hari di

tambang agar tidak terjadi

penyumbatan

(b) Penggunaan teknologi

ramah lingkungan.

V

Masyarakat menambang berlerang

dengan tujuan untuk menyeimbangkan

alam. Pengambilan belerang dilakukan

dengan cara tradisional (teknologi

ramah lingkungan telah dilakukan).

(c) Pemanfaatan areal warisan

budaya sebagai objek

ekowisata disesuaikan

dengan peruntukan dan

fungsinya.

V

Sementara konsep pelestarian budaya

merupakan salah satu aset ekowisata

menuju pariwisata berkelanjutansecara

tidak langsung sudah berjalan, dengan

seringnya mementaskan tarian yang

khas dan unik.

(d) Melestarikan

keanekaragaman hayati

dan cagar budaya

disesuaikan dengan daya

dukung setempat

V

Hasil evaluasi dilapangan yang telah

dilakukan bahwa, kegiatanpenghijauan

merupakan salah satu program

pelestarian alam yang dilaksanakan

KSDA Banyuwangi telah dilaksanakan

dengan baik sesuai dengan program

yang dimiliki oleh kawasan taman

wisata alam kawah ijen.

Page 99: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

82

(e) Memperhatikan keberadaan

Endemisitas

V

Keberadaan endemisitas sudah

dilaksanakan

3

.

Menyediakan interprestasi

yang memberikan peluang

kepada wisatawan untuk

menikmati alam dan

meningkatkan kecintaannya

terhadap alam.

(a) Menyediakan pramuwisata

yang profesional dan

berlisensi.

V

karena dalam pengelolaan belum

optimal yaitu terlihat pada

pemanfaatan sumber daya manusia

yang belum maksimal dalam

penyelenggaraannya.

(b)Menyediakan fasilitas

pendukung dan informasi

yang memadai terkait

dengan objek wisata.

V

sudah menyediakan fasilitas pendu

kung misalnya paltuding, sebagai

tempat peristirahatan sebelum

wisatawan mulai mendaki gunung Ijen

(c) Melibatkan lembaga adat

setempat

V

Adapun yang berkaitan dengan

fasilitas maupun daya tarik

pendukung sebelum mencapai pada

kawah gunung Ijen aparat desa tidak

dilibatkan. Berdasarkan konsep

ekowisata bahwa pemberdayaan

masyarakat merupakan hal yang

utama, karena untuk menambah

lapangan kerja dan meningkatkan

perekonomian masyarakat, namun

belum terrealisasi.

4 Edukasi : Ada proses

pembelajaran dialogis antara

masyarakat dengan wisatawan

Page 100: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

83

(a)Melibatkan unsur akademis,

pemerhati lingkungan dan

informasi yang memadai

terkait dengan objek

ekowisata.

V

Jadi selama ini hanya wisata alam

yang ditonjolkan. Unsur akademisi

maupun pemerhati lingkungan tidak

terlibat, untuk ke depan perlu adanya

keterlibatan ke dua unsur tersebut

untuk menuju ke ekowisata dan

pariwisata berkelanjutan.

(b)Memberikan pemahaman

mengenai keanekaragaman

hayati, cagar budaya dan

nilai-nilai budaya lokal.

V

Bentuk dialogis lain antara

wisatawan dengan masyarakat yaitu

memberikan pemahaman kepada

wisatawan tentang keanekaragaman

hayati yang di miliki kawasan taman

wisata alam kawah Ijen. Hal ini bisa

terlaksanakan dengan baik jika

wisatawan menggunakan pemandu

lokal, atau petugas perhutani.

(c) Menumbuhkan kesadaran

dan kecintaan terhadap

alam dan budaya.

V

dilakukan oleh masyarakat kepada

wisatawan yaitu dengan

mengadakan penghijauan yang

dilakukan wisatawan. Terkadang ada

beberapa group wisatawan yang

memang pecinta alam, sehingga mau

mengadakan penghijauan.

5 Pengembangannya harus dida-

sarkan persetujuan masyarakat

setempat melalui musyawarah.

(a) Perencaan, pengembangan,

pengelolaan dan pengawasa

pengawasan pada mendapat

mendapat persetujuan

masyarakat setempat.

V

Pengelolaan kawasan taman wisata

alam kawah ijen sepenuhnya dilakukan

oleh KSDA. Masyarakat hanya

mengelola fasilitas – fasilitas

pendukung, sebelum wisatawan

menuju kawah. Dalam hal ini untuk

pengembangan dikoordinasikan

dengan masyarakat setempat.

Page 101: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

84

(b)Melakukan koordinasi

dengan masyarakat setemp

setempat dalam setiap

tahap pengembangannya

V dalam hal pengembangan masyarakat

tidak dilibatkan, dikarenakan

pengelolaan ekowisata belum ada.

(c)Melibatkan masyarakat

dalam setiap proses

pengambilan keputusan yang

berdampak luas terhadap

masyarakat,lingkungan dan

perusahaan

V

pengambilan keputusan yang

menyangkut kepentingan masyarakat

luas selalu melibatkan kepala desa

sebagai perwakilan masyarakat.

6 Memberdayakan dan

mengoptimalkan partisipasi

serta sekaligus memberikan

kontribusi secara kontinyu

terhadap masyarakat setempat

(a)Memprioritaskan

Pemanfaatan tenaga kerja

lokal sesuai dengan

keahlian

V

sumber daya manusia lokal belum

bisa diandalkan karena untuk

pengembangan pariwisata maupun

yang menuju ekowisata masih

terlalu jauh dari harapan.

(b)Memprioritaskan

pemanfaatan produk lokal

untuk operasional objek

ekowisata.

V

Berkaitan dengan SDM yang

dimiliki,

untuk produk lokal juga belum bisa

dimanfaatkan secara optimal

misalnya

seperti hasil perkebunan hanya bisa

memetik hasilnya sampai pada tahap

pengelolaan belum ada.

(c) Melibatkan lembaga adat/

tradisional serta tokoh

masyarakat setempat.

V

Pengembangan pariwisata selama ini

tidak pernah ada secara formal, baik

tokoh masyarakat maupun lembaga

desa, selalu diajak duduk bersama

sebagai tanggung jawab bersama.

7

Mentaati peraturan perundang-

udangan yang berlaku

Page 102: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

85

(a)Mentaati peraturan

perundang- udangan

yang berlaku

V

Di dalam pengembangan maupun

operasional sehari – hari dari pihak

pengelola yaitu KSDA selalu mengacu

pada perundang - undanganan yang

berlaku.

(b) Mentaati dan menghormati

kearifan lokal yang dianut

oleh masyarakat setempat.

V

Kearifan lokal yang telah dilakukan

oleh masyarakat desa Taman Sari

dalam hal penambangan belerang

yaitu sudah merupakan suatu

ketentuan dalam masyarakat bahwa

menambang itu merupakan suatu

kewajiban dalam masyarakat. Jadi

para penambang merupakan tradisi

turun temurun sampai generasi

sekarang, sehingga mereka sudah

menyatu dengan alam.

8 Secara koasisten memberikan

kepuasan kepada konsumen

(a)Memberikan pelayanan

informasi yang akurat

kepada konsumen

V

pihak pengelola selalu memberikan

informasi yang akurat kepada

pengunjung, hal ini dimaksudkan

untuk memudahkan para pengunjung

dalam melakukan pendakian atau

kegiatan yang lainnya. Sudah

melaksanakan sesuai dengan prinsip

ekowisata

(b) Menyediakan fasilitas dan

memberikan pelayanan

prima kepada konsumen

V

Berarti tidak sesuai dengan prinsip

dan kriteria ekowisata.

Ketidaksesuaian ini dikarenakan

desa Taman Sari dalam pengelolaan

potensi wisata yang dimiliki belum

optimal.Apalagi sampai mengarah

pada ekowisata.

(c) Memanfaatkan masyarakat

lokal sebagai local guide

V

Belum ada, hanya beberapa yang

menggunakan masyarakat. Sementara

ini group wisatawan selalu membawa

guide sendiri. Sehingga pemanfaatan

masyarakat belum optimal.

Page 103: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

86

(d) Menyediakan fasilitas dan

media untuk memperoleh

umpan balik dari

konsumen.

V

Hal ini dikarenakan pengembangan

pariwisata belum optimal. Apalagi

sampai mengarah kepada ekowisata,

belum dikenal.

9 Dipasarkan dan dipromosikan

dengan jujur dan akurat

sehingga sesuai dengan

harapan (pemasaran yang

bertanggungjawab)

(a)Materi pemasaran harus

akurat, jelas, berkualitas,

dan sesuai dengan

kenyataan.

V

temuan di lapangan bahwa pada

prinsip

ke 9 dengan 2 kriteria sudah sesuai

dengan kenyataan. Namun dalam

pemasarannya belum optimal, secara

khusus dan dengan target pasar yang

jelas. Hal ini dikarenakan memang

pada Kawasan ini belum

dikembangkan secara profesional

sesuai dengan potensi

yang dimiliki pada kawasan.

Pengenalan

(b)Materi pemasaran harus

melalui media promosi

yang dipilih sesuai

dengan target market

V

Sumber : Hasil Penelitian 2011

Berdasarkan hasil evaluasi tabel di atas bahwa prinsip dan kriteria ekowisata

di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari beberapa hal

ada kesesuaian dengan prinsip - prinsip dan kriteria dari rumusan hasil

Lokakarya dan Pelatihan Ekowisata 2006 yang mana rumusan ini sebagai acuan

Page 104: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

87

untuk mengukur standar ekowisata yang telah diakui secara Nasional dan telah

mengacu pada Green Globe, yang telah diakaui dan dipercaya dalam tingkat

Internasional.

Adapun analisis dari masing – masing prinsip dan kriteria yang ada di Kawasan

Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari adalah sebagai berikut :

Prinsip 1 yang terdiri dari 3 kriteria bahwa dalam pelaksanaan pariwisata yang

mengacu pada ekowisata ada beberapa hal yang sesuai dengan rumusan hasil

Lokakarya dan Pelatihan Ekowisata Nasional 2006. Namun yang membedakan yaitu

dari struktur masyarakatnya. Desa Taman Sari masyarakatnya mayoritas beragama

Islam, namun filosofi kehidupan masyarakat juga ternyata sama dengan masyarakat

Bali yaitu dalam menjaga dan memelihara keseimbangan alam.

a. Temuan di lapangan setelah dilakukan evaluasi bahwa konsep Tri Hita Karana

yang merupakan filosofi kehidupan orang Bali dalam menjaga dan

memperhatikan keseimbangan alam, hal serupa juga terlihat dalam pengelolaan

kawasan taman wisata alam kawah Ijen yang tidak terlepas dari ajaran Islam

karena mayoritas penduduk beragama Islam yaitu bagaimana menjalin hubungan

antara manusia (habluminanas) hubungan manusia dengan Sang Pencipta dalam

hal ini Allah (habluminAllah) yang tidak lepas menciptakan bumi dan isinya.

Hubungan manusia dengan alam, dalam hal ini manusia diwajibkan memelihara

keseimbangan bumi. Yang intinya adalah bahwa Allah menciptakan bumi dan

isinya untuk dinikmati oleh manusia, namun diwajibkan juga untuk memelihara

Page 105: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

88

dan menjaga. Bukan hanya diambil hasilnya, jika tidak diindahkan maka akan

terjadi bencana dengan berpegang itulah dalam pengelolaan Kawasan Taman

Wisata Alam Kawah Ijen berjalan dengan baik. Masyarakat berusaha semaksimal

mungkin dalam rangka menyeimbangkan alam yaitu dengan cara menggali

belerang setiap hari. Dengan tujuan mengurangi pemanasan yang terjadi di

dalam bumi

b. Pembangunan dan operasional disesuaikan dengan tata krama, norma setempat,

dan kearifan lokal.

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan bahwa pembangunan pariwisata,

walaupun belum optimal, maupuun operasional sudah terlaksana yaitu

menyesuaikan tata krama maupun norma setempat. Menyesuaikan adat istiadat

masyarakat. Banyuwangi yang tidak lepas dari ajaran Islam dan tradisi yang masih

kental dari peninggalan nenek moyang. Gunung Ijen dan hutan sebagai

sumber mata pencaharian mereka, sebagai tempat kelangsungan kehidupan

sampai anak cucu turun temurun dengan demikian filosofi yang mereka

pergunakan cukup bijak yaitu bahwa Tuhan menciptakan bumi sudah indah

diperuntukan kesejahteraan manusia. Bagaimana merawat keindahan ini untuk

kelangsungan hidup manusia dibumi.

c. Keberadaan kegiatan ekowisata tidak mengganggu aktifitas keagamaan

masyarakat setempat. Berdasarkan hasil evaluasi di lapangan bahwa kegiatan

yang mengarah pada pariwisata khususnya yang menyangkut tentang

Page 106: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

89

kegiatan ekowisata cukup beralasan untuk menjaga maupun memelihara alam,

masyarakat cukup antusias dan kegiatan ini tidak mengganggu aktifitas

keagamaan masyarakat setempat.Secara prinsip kegiatan ekowisata belum

terkoordinir, namun kegiatan ini tidak mengganggu aktifitas keagamaan

masyarakat setempat.

2. Memiliki kepedulian, komitmen, dan tanggung jawab terhadap konservasi

alam dan warisan budaya.

a. Tercapainya keseimbangan pemanfaatan lahan.

Temuan di lapangan setelah dilakukan evaluasi bahwa di desa Taman Sari dalam

pemanfaatan lahan, sudah memperhatikan untuk menyeimbangkan alam, yaitu

dengan cara melakukan pengeboran di sekitar kawah, sehingga akan keluar asap

kemudian terjadi proses sublimasi dan terjadilah pengkristalan belerang. Belerang

tersebut setiap hari di tambang agar tidak terjadi penyumbatan. Hal ini akan sangat

berbahaya jika dibiarkan, karena akan terjadi pemanasan di dalam gunung.

b Penggunaan teknologi ramah lingkungan.

Temuan di lapangan setelah dilakukan evaluasi bahwa di desa Taman Sari

Masyarakat menambang berlerang dengan tujuan untuk menyeimbangkan alam.

Pengambilan belerang dilakukan dengan cara tradisional, dan hasil penambangan

di jual ke pabrik. Jadi teknologi ramah lingkungan masih diterapkan dalam

penggalian belerang .

Page 107: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

90

c Pemanfaatan areal warisan budaya sebagai ekowisata disesuaikan dengan

peruntukan dan fungsinya. Setelah dilakukan evaluasi temuan yang didapat bahwa

di desa Taman Sari karena pemanfaatan untuk pariwisata pada umumnya belum

optimal, sehingga warisan budaya maupun peninggalan budaya belum di kelola

dengan baik. Sementara konsep pelestarian budaya merupakan salah satu aset

ekowisata menuju pariwisata berkelanjutan secara tidak langsung sudah berjalan,

dengan seringnya mementaskan tarian yang khas dan unik.

d Melestarikan keanekaragaman hayati dan cagar budaya disesuaikan dengan daya

dukung setempat. Hasil evaluasi dilapangan yang telah dilakukan bahwa, kegiatan

penghijauan merupakan salah satu program pelestarian alam yang dilaksanakan

KSDA Banyuwangi telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan program yang

dimiliki oleh kawasan taman wisata alam kawah ijen.

3. Menyediakan interprestasi yang memberikan peluang kepada wisatawan

untuk menikmati alam dan meningkatkan kecintaannya terhadap alam.

a Menyediakan pramuwisata yang profesional dan berlisensi.

Pada kriteria ini belum sesuai dengan temuan di lapangan setelah dilakukan

evaluasi di Kawasan taman wisata alam kawah Ijen, karena dalam pengelolaan

belum optimal yaitu terlihat pada pemanfaatan sumber daya manusia yang belum

maksimal dalam penyelenggaraannya. Misalnya untuk memandu wisatawan yang

berkunjung tidak menggunakan pemandu lokal, karena belum adanya kerja sama

antara tour leader dengan masyarakat sebagai pemandu lokal. Sebenarnya

Page 108: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

91

masyarakat berperan sebagai pemandu lokal akan lebih menguasai daerahnya dari

pada pemandu dari luar. Di samping itu juga perlu pemberdayaan masyarakat untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat.

b Menyediakan fasilitas pendukung dan informasi yang memadai terkait dengan

obyek wisata. Temuan dilapangan dari hasil evaluasi di Kawasan taman wisata

alam kawah Ijen sudah menyediakan fasilitas pendukung misalnya paltuding,

sebagai tempat peristirahatan sebelum wisatawan mulai mendaki gunung Ijen.

c Melibatkan lembaga adat setempat

Hasil evaluasi di lapangan bahwa dalam kegiatan yang berkaitan dengan

pengelolaan kawasan taman wisata alam kawah Ijen tidak melibatkan aparat

pedesaan. Namun disini fungsi dari pada lembaga desa, yaitu hanya dalam hal

pengembangan wilayah desa. Adapun yang berkaitan dengan fasilitas maupun

daya tarik pendukung sebelum mencapai pada kawah gunung Ijen aparat desa

tidak dilibatkan. Berdasarkan konsep ekowisata bahwa pemberdayaan

masyarakat merupakan hal yang utama, karena untuk menambah lapangan kerja

dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

4. Edukasi : Ada proses pembelajaran dialogis antara masyarakat dengan

wisatawan

a Melibatkan unsur akademis, pemerhati lingkungan dan informasi yang memadai

terkait dengan ekowisata.

Page 109: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

92

Dalam hal pengembangan terkait dengan ekowisata di kawasan taman wisata

alam kawah Ijen berdasarkan hasil evaluasi di lapangan masih kurang optimal

dalam melibatkan unsur akademis maupun pemerhati lingkungan. Hal ini

dikarenakan pada kawasan ini baik pemerintah maupun masyarakat belum

mengetahui tentang ekowisata secara menyeluruh. Jadi selama ini hanya wisata

alam yang ditonjolkan. Unsur akademisi maupun pemerhati lingkungan tidak

terlibat, untuk ke depan perlu adanya keterlibatan ke dua unsur tersebut untuk

menuju ke ekowisata dan pariwisata berkelanjutan.

b. Memberikan pemahaman mengenai keanekaragaman hayati, cagar budaya dan

nilai-nilai budaya lokal.

Bentuk dialogis lain antara wisatawan dengan masyarakat yaitu memberikan

pemahaman kepada wisatawan tentang keanekaragaman hayati yang di miliki

kawasan taman wisata alam kawah Ijen. Hal ini bisa terlaksanakan dengan baik

jika wisatawan menggunakan pemandu lokal, atau petugas perhutani.

c Menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap alam dan budaya.

Menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap alam, yang dilakukan oleh

masyarakat kepada wisatawan yaitu dengan mengadakan penghijauan yang

dilakukan wisatawan. Terkadang ada beberapa group wisatawan yang memang

pecinta alam, sehingga mau mengadakan penghijauan.

Page 110: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

93

5. Pengembangannya harus didasarkan persetujuan masyarakat setempat

melalui musyawarah.

Berdasarkan dari hasil evaluasi bahwa selama ini setiap ada kegiatan yang

berkaitan dengan kepariwisataan selalu ada persetujuan dengan masyarakat, hal

ini di karenakan masyarakat inilah yang mengetahui lebih jauh tentang daerahnya.

a. Perencanaan, pengembangan, pengelolaan dan pengawasan mendapat persetujuan

masyarakat setempat.

Pengelolaan kawasan taman wisata alam kawah ijen sepenuhnya dilakukan oleh

KSDA. Masyarakat hanya mengelola fasilitas – fasilitas pendukung, sebelum

wisatawan menuju kawah. Dalam hal ini untuk pengembangan dikoordinasikan

dengan masyarakat setempat.

b. Melakukan koordinasi dengan masyarkat setempat dalam setiap tahap

pengembangannya.

Berdasarkan hasil evaluasi dalam hal pengembangan masyarakat tidak dilibatkan,

dikarenakan pengelolaan ekowisata belum ada.

c. Melibatkan masyarakat dalam setiap proses pengambilan keputusan yang

berdampak luas terhadap masyarakat, lingkungan dan perusahaan.

Hasil evaluasi bahwa pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan

masyarakat luas selalu melibatkan kepala desa sebagai perwakilan masyarakat.

6. Memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi serta sekaligus

memberikan kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat setempat

Page 111: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

94

a Memprioritaskan pemanfaatan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian.

Berdasarkan hasil evaluasi bahwa sumber daya manusia lokal belum bisa

diandalkan karena untuk pengembangan pariwisata maupun yang menuju

ekowisata masih terlalu jauh dari harapan.

b. Memprioritaskan pemanfaatan produk lokal untuk operasional obyek ekowisata.

Berkaitan dengan SDM yang dimiliki, untuk produk lokal juga belum bisa

dimanfaatkan secara optimal misalnya seperti hasil perkebunan hanya bisa

memetik hasilnya sampai pada tahap pengelolaan belum ada.

c. Melibatkan lembaga adat/ tradisional serta tokoh masyarakat setempat.

Pengembangan pariwisata selama ini tidak pernah ada secara formal, baik tokoh

masyarakat maupun lembaga desa, selalu diajak duduk bersama sebagai

tanggung jawab bersama. Berdasarkan dari kriteria no 6 dan ke tiga prinsip-

prinsipnya bahwa ekowisata di kawasan taman wisata alam kawah ijen desa

Taman Sari belum masuk dalam kriteria ekowisata. Hal ini dikarenakan memang

kawasan taman wisata alam kawah ijen desa Taman Sari dalam pengelolaannya

belum ekowisata secara totalitas

7. Mentaati peraturan perundang-udangan yang berlaku

a. Mentaati peraturan perundang - udangan yang berlaku

Di dalam pengembangan maupun operasional sehari – hari dari pihak

pengelola yaitu KSDA selalu mengacu pada perundang - undanganan yang

berlaku.

Page 112: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

95

b. Mentaati dan menghormati kearifan lokal yang dianut oleh masyarakat setempat

Kearifan lokal yang telah dilakukan oleh masyarakat desa Taman Sari dalam hal

penambangan belerang yaitu sudah merupakan suatu ketentuan dalam masyarakat

bahwa menambang itu merupakan suatu kewajiban dalam masyarakat. Jadi

para penambang merupakan tradisi turun temurun sampai generasi sekarang,

sehingga mereka sudah menyatu dengan alam.

8. Secara koasisten memberikan kepuasan kepada konsumen

a. Memberikan pelayanan informasi yang akurat kepada konsumen

Berdasarkan hasil evaluasi bahwa pihak pengelola selalu memberikan informasi

yang akurat kepada pengunjung, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan para

pengunjung dalam melakukan pendakian atau kegiatan yang lainnya. Sudah

melaksanakan sesuai dengan prinsip ekowisata

b. Menyediakan fasilitas dan memberikan pelayanan prima kepada konsumen.

Berdasarkan hasil evaluasi dan temuan dilapangan, bahwa Kawasan Taman

Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari belum menyediakan fasilitas maupun

pelayanan yang prima terhadap konsumen. Berarti tidak sesuai dengan prinsip

dan kriteria ekowisata. Ketidaksesuaian ini dikarenakan desa Taman Sari dalam

pengelolaan potensi wisata yang dimiliki belum optimal.Apalagi sampai

mengarah pada ekowisata.

Page 113: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

96

c. Memanfaatkan masyarakat lokal sebagai local guide.

Pemanfaatan masyarakat sebagai local guide belum ada, hanya beberapa yang

menggunakan masyarakat. Sementara ini group wisatawan selalu membawa guide

sendiri. Sehingga pemanfaatan masyarakat belum optimal.

d. Menyediakan fasilitas dan media untuk memperoleh umpan balik dari konsumen

Berdasarkan pada prinsip nomor 8 yang terdiri dari 4 kriteria tersebut, bahwa hasil

evaluasi tidak ada yang sesuai hanya pada kriteria a. saja. Hal ini dikarenakan

pengembangan pariwisata belum optimal. Apalagi sampai mengarah kepada

ekowisata, belum dikenal.

9. Dipasarkan dan dipromosikan dengan jujur dan akurat sehingga sesuai dengan

harapan ( pemasaran yang bertanggung jawab )

a. Materi pemasaran harus akurat, jelas, berkualitas, dan sesuai dengan kenyataan.

b. Materi pemasaran harus melalui media promosi yanng dipilih sesuai dengan

target market. Berdasarkan hasil evaluasi, temuan di lapangan bahwa pada

prinsip ke 9 dengan 2 kriteria sudah sesuai dengan kenyataan. Namun dalam

pemasarannya belum optimal, secara khusus dan dengan target pasar yang jelas.

Hal ini dikarenakan memang pada Kawasan ini belum dikembangkan secara

profesional sesuai dengan potensi yang dimiliki pada kawasan. Pengenalan

kawasan yang dilakkukan oleh pihak swasta masih kurang adanya dukungan

dari pemerintah.

Page 114: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

97

Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan, bahwa

pada dasarnya di kawasan taman wisata alam kawah Ijen desa Taman Sari,

beberapa hal sudah sesuai dengan prinsip dan kriteria yang telah dirumuskan oleh

hasil lokakarya dan pelatihan Ekowisata Nasional 2006. Secara rinci yaitu : pada

kriteria 1,2, 7 dan 9 sudah ada kesesuaian, yaitu masyarakat berupaya melakukan

penyeimbangan alam dan menjaga alam sesuai dengan keyakinanan yang dianut.

Kriteria berikutnya adalah kriteria 3, 4, 5, 6, dan 8 yang berkaitan dengan kunjungan

wisatawan, persetujuan dengan masyarakat dalam mengambil keputusan

pengembangan maupun dalam hal keterlibatan masyarakat dan dalam hal pelayanan

terhadap wisatawan. Ini semua tidak sesuai dengan rumusan hasil pelatihan dan

lokakarya Ekowisata Nasional tahun 2006. Hal ini dikarenakan secara prinsip belum

adanya pengembangan ekowisata. .

Konsep pengembangan ekowisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

juga belum tercapai. Karena keterlibatan masyarakat dalam pariwisata tidak ada, atau

hanya sebagian kecil saja yang bisa menikmatinya. Secara manejemen pariwisata di

kawasan taman wisata alam kawah Ijen desa Taman Sari, juga belum tertata.

Masyarakat belum berorientasi pada pariwisata, walaupun dari segi alam, maupun

budaya sangat mendukung. Sehingga yang terjadi pariwisata terkesan belum terjamah,

sementara kunjungan wisatawan dari mancanegara sudah cukup banyak.

Page 115: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

98

5.3. Upaya yang dilakukan dari pengkajian potensi dan penerapan prinsip -

prinsip dan kriteria ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah

Ijen desa Taman Sari Kabupaten Banyuwangi.

Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi berperan dalam meningkatkan

kegiatan pariwisata bersama-sama dengan masyarakat maupun stakeholders dan

instansi terkait. Namun terkadang pariwisata dianggap sebagai salah satu sektor

unggulan yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena itu

pengembangan pariwisata di daerah lebih menekankan pada wisata yang memberikan

manfaat ekonomi lebih tinggi. Sehingga konsep pengembangan ekowisata dianggap

kurang memadai karena secara ekonomis tidak memberikan keuntungan yang

maksimum, karena harus memperhatikan manfaat ekologi, sosial dan budaya.

Mengacu pada data hasil penelitian maupun pengamatan, bahwa potensi di

kawasan taman wisata alam kawah Ijen desa Taman Sari Kabupaten Banyuwangi dari

segi alam sangat baik, kebudayaan maupun sumber daya manusia juga baik, sehingga

secara teori bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Bahkan sangat

memungkinkan pada pengembangan yang mengarah pada ekowisata.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ini adalah disamping

potensi alam, budaya, sumber daya manusia memiliki peran yang cukup besar.

Bahkan bisa merupakan suatu kendala dalam faktor internal. Dalam hal ini yang

berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu dengan keterbatasan kualitas

Page 116: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

99

SDM yang bergerak di sektor pariwisata. Kurangnya pemahaman masyarakat desa

Taman Sari tentang pariwisata khususnya tentang ekowisata. Sehingga selama ini

didominasi oleh orang luar dalam penanganan pariwisata seperti sebagai pemandu

wisata , sehingga yang terjadi pada mereka kurang memahami ekosistem dan budaya

lokal. Sebaliknya jika menggunakan pemandu lokal yang terjadi yaitu terbatasnya

pengetahuan serta penguasaan bahasa, meskipun memiliki pemahaman akan kondisi

lokal yang sangat penting dalam pengembangan ekowisata.

Pencapaian suatu tujuan dalam pengelolaan pariwisata agar lebih optimal maka,

dalam pengelolaan diperlukan yang komprehensif dan terpadu serta dilaksanakan

secara konsisten. Mengingat bahwa pariwisata di desa Taman Sari merupakan hal

yang baru, akan lebih baik langsung pada pengembangan ekowisata karena melihat

potensi baik alam, budaya maupun sumber daya manusia yang di miliki oleh

masyarakat desa Taman Sari. Sesuai dengan prinsip dasar ekowisata, keterlibatan

masyarakat setempat sangat penting dan mutlak diperlukan untuk menjalankan

kegiatan ekowisata. Kegiatan ekowisata harus mengakomodasi dan terintegrasi

dengan budaya lokal serta harus memberikan manfaat ekonomi dalam kehidupan

masyarakat. Adapun upaya yang dilakukan adalah :

1.Peningkatan pemahaman masyarakat desa Taman Sari

Untuk meningkatkan pemahaman tentang ekowisata pada masyarakat desa

Taman Sari yaitu dengan cara memberikan penyuluhan, membuat kelompok sadar

wisata (DARWIS) untuk kelompok tingkat muda mudi desa Taman Sari. Kelompok

Page 117: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

100

sadar lingkungan (DARLING) yang mengarah pada pelestarian lingkungan dan

kelompok sadar budaya (DARBUD) yang mengarah pada pelestarian budaya.

2. Pengetahuan dalam pengelolaan ekowisata untuk masyarakat desa Taman

Sari.

Dalam hal ini pengetahuan yang diberikan berkaitan dengan pengelolaan

ekowisata mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Hal ini juga

memungkinkan perlu antisipasi dari dampak ekowisata yaitu pengelolaan dampak

lingkungan dan dampak budaya. Kegiatan ini terdiri dari pengelolaan objek wisata

dan sarana wisata.

Pengelolaan objek wisata yang dilakukan oleh masyarakat desa Taman Sari,

diupayakan adanya pelatihan yang didukung dan difasilitasi oleh dinas Pariwisata

daerah maupun pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Pengelolaan ini mengacu pada

pelestarian alam pelestarian budaya.

Pengelolaan sarana Pariwisata yang berkaitan dengan pelayanan jasa maupun

pemenuhan kebutuhan wisatawan selama berada di Taman Wisata Alam Kawah Ijen

desa Taman Sari. Seperti misalnya penginapan atau home stay yang diadakan dari

rumah penduduk dan layanan jasa yang bisa diberikan kepada wisatawan seperti

warung, cafe, toko. Pelayanan jasa transportasi yang dibutuhkan oleh wisatawan

untuk melihat kawah Ijen, seperti kendaraan roda empat yaitu sejenis jeep, karena

jika menggunakan kendaraan jenis lain tidak mampu sampai ke Paltuding ( tempat

peristirahatan untuk wisatawan yang akan melanjutkan pendakiannya ).

Page 118: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

101

Saat ini masyarakat mulai merintis untuk pengadaan pelayanan ini. Misalnya

seperti yang dilakukan oleh keluarga bapak kepala desa membuat cafe untuk

wisatawan yang singgah. Jasa lain yang bisa di pertontonkan kepada wisatawan yaitu

membuat atraksi seperti traking, maupun haiking menuju ke gunung Ijen, maupun

melihat secara langsung flora dan fauna yang masuk kategori langka, unik maupun

yang dilindungi karena mendekati kepunahan. Disamping itu kegiatan yang bisa

dipertotonkan kepada wisatawan yaitu membentuk sanggar tari untuk para muda-

mudi yang memang mempunyai bakat untuk menari

3.Meningkatkan ketrampilan pada masyarakat desa Taman Sari.

Kegiatan meningkatkan ketrampilan ini seperti pembuatan kerajinan tangan

untuk dijadikan souvenir dari hasil pengamatan bahwa masyarakat pada saat ini

sedang berupaya membuat souvenir dengan bahan baku belerang. Masyarakat ingin

memanfaatkan belerang karena hasil belerang melimpah. Disamping itu juga perlu

diupayakan usaha masyarakat dalam pembuatan souvenir yang terbuat dari bahan

dasar pelepah pisang, yaitu di buat untuk taplak meja, hiasan dinding. Potensi yang

lain yang dimiliki oleh masyarakat yaitu pembuatan makanan tradisional dan menu

lain serta cara penyajiannya. Makanan yang menjadi pavorit masyarakat bahkan

sudah di kenal di daerah lain yaitu rujak soto, hal ini perlu dipertahankan sehingga

bisa dijadikan daya tarik wisata. Pentingnya meningkatkan kemampuan berbahasa

Page 119: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

102

untuk melayani wisatawan dari mancanegara. Mengingat bahwa Taman Wisata Alam

Kawah Ijen sudah di kenal dunia dan banyak wisatawan manca negara yang

berkunjung.

Mengacu pada potensi yang dimiliki maupun upaya yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan wisatawan selama berada di kawasan taman wisata alam kawah

Ijen desa Taman Sari perlu dukungan dari stakeholders. Upaya ini pada dasarnya juga

merupakan salah satu cara yang dilskuksn untuk mengantisipasi, karena aktifnya

kawah gunung Ijen. Meningkatnya kadar belerang yang pernah terjadi, sehingga

upaya yang dilakukan oleh pemerintah menutup sementara, baik untuk kegiatan

penambangan maupun kunjungan wisatawan. Kadar belerang yang meningkat sangat

berbahaya bagi pernafasan manusia, bahkan bisa membuat kematian.

Adapun upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam sehari-hari secara

rutin adalah adanya pemantauan yang dilakukan bagian geologi. Namun selama ini

yang dipantau adalah tentang keaktifan gunung Ijen itu sendiri, juga tentang

keseimbangan panas yang dikandung di dalam gunung. Fenomena yang terjadi

belakangan ini yaitu tanggal 15 Desember 2011 yang lalu, dengan meningkatnya

kadar belerang, sehingga terjadi penutupan sementara untuk kawasan ini. Fenomena

seperti ini tidak bisa dipredeksikan kapan akan terjadi atau jika bagaimana fenomena

ini terjadi. Menurut tokoh masyarakat fenomena ini terjadi terakhir yaitu sekitar pada

tahun 1962, kemudian baru sekarang ini muncul kembali

Page 120: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

103

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan analisis diatas maka dapat di tarik simpulan bahwa :

1. Potensi Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari Banyuwangi

sebagai daya tarik ekowisata.

Potensi yang ada yaitu potensi alam berupa kawah Ijen yang memiliki air tiga

warna, sumber belerang dan yang unik adanya api biru atau bluefire, serta panorama

kawah Ijen. Potensi flora yang berjumlah >31 jenis, termasuk dalam kategori sangat

baik. Fauna yang berjumlah >15 jenis spesies termasuk dalam kategori sangat baik.

Menggambarkan khasanah kekayaan potensi dengan keanekaragaman flora dan fauna

yang dimiliki.

Faktor lain untuk flora yaitu dari kelangkaan tumbuhan sebagai daya tarik.

Seperti kelompok tumbuhan epifit didominasi oleh jenis anggrek sebagai primadona

tanaman hias. Vaccinium merupakan tanaman khas yang hanya di jumpai pada

dataran tinggi. Jenis perdu ini juga dapat hidup di daerah yang tumbuhan lainnya

tidak bisa hidup. Kelebihan dari tumbuhan ini adalah mampu membentuk kayu yang

keras di daerah yang minim dengan unsur hara yang terkandung dalam tanah.

Potensi yang lain pada fauna beberapa merupakan jenis burung yang langka

seperti walek kepala ungu (Ptylinopus porphyreus ), disamping langka juga unik

Page 121: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

104

tidak ada di daerah lain yaitu Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris ) hanya berada di

Jawa dan Bali (Raka Dalem).

Beragam seni budaya yang dimilki seperti tari gandrung, tari jaranan dan tari

kebo-keboan. Disamping itu potensi yang sangat menarik yaitu dari sumber daya

manusia berupa kegiatan penambangan belerang dengan cara tradisional dengan

menggunakan peralatan yang sederhana. Potensi ini dapat menambah daya tarik

wisatawan untuk melihat dan menikmatinya keindahan alam dengan keanekaragaman

flora, fauna, kebudayaan maupun sumber daya manusia, serta panorama kawah Ijen

sebagai daya tarik utama dan sebagai kunjungan utama para wisatawan.

2. Evaluasi penerapan prinsip – prinsip dan kriteria ekowisata di Kawasan Taman

Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman Sari Banyuwangi.

Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan, bahwa pada

dasarnya Secara rinci yaitu : pada kriteria 1,2,7 dan 9 sudah ada kesesuaian, yaitu

masyarakat berupaya melakukan untuk penyeimbangan alam dan menjaga alam

sesuai dengan keyakinanan mereka, mengikuti UU yang berlaku Kriteria berikutnya

adalah nomor 3, 4, 5, 6, dan 8 yang berkaitan dengan kunjungan wisatawan,

persetujuan dengan masyarakat dalam mengambil keputusan pengembangan maupun

dalam hal keterlibatan masyarakat dan dalam hal pelayanan terhadap wisatawan. Ini

semua tidak sesuai dengan rumusan hasil pelatihan dan lokakarya Ekowisata

Nasional tahun 2006. Hal ini dikarenakan secara prinsip belum adanya

pengembangan ekowisata. .

Page 122: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

105

Prinsip pengembangan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

belum tercapai. Karena keterlibatan masyarakat dalam pariwisata tidak ada, atau

hanya sebagian kecil saja yang bisa menikmatinya. Pengembangan pariwisata belum

optimal, secara manejemen pengembangan belum mengarah pada ekowisata.

3.Upaya yang dilakukan dari pengkajian potensi dan penerapan prinsip - prinsip

dan kriteria ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen desa Taman

Sari Kabupaten Banyuwangi.

Untuk mencapai suatu tujuan dalam pengelolaan pariwisata yang optimal maka,

dalam pengelolaan diperlukan yang komprehensif dan terpadu serta dilaksanakan

secara konsisten. Adapun upaya yang dilakukan adalah

a.Peningkatan pemahaman masyarakat desa Taman Sari

Untuk meningkatkan pemahaman tentang ekowisata pada masyarakat desa

Taman Sari yaitu dengan cara memberikan penyuluhan, membuat kelompok sadar

wisata (DARWIS), sadar lingkungan (DARLING) dan sadar budaya (DARBUD)

yang mengarah pada pelestarian alam maupun budaya.

b. Pengetahuan dalam pengelolaan ekowisata untuk masyarakat desa Taman Sari

Dalam hal ini pengetahuan yang diberikan berkaitan dengan pengelolaan

ekowisata mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Diupayakan adanya

pelatihan yang didukung dan difasilitasi oleh dinas Pariwisata daerah maupun

pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan

sarana pariwisata dan pelayanan jasa

Page 123: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

106

c. Meningkatkan ketrampilan pada masyarakat desa Taman Sari.

Kegiatan meningkatkan ketrampilan ini seperti pembuatan kerajinan tangan

untuk dijadikan souvenir Potensi yang lain yang dimiliki oleh masyarakat yaitu

pembuatan makanan tradisional dan menu lain serta cara penyajiannya. Pentingnya

meningkatkan kemampuan berbahasa maupun memandu, untuk melayani wisatawan

dari mancanegara.

6.2. Saran

Mengacu pada data hasil observasi maupun penelitian, bahwa flora, fauna,

kebudayaan maupun sumber daya manusia di kawasan taman wisata alam kawah

Ijen desa Taman Sari sangat potensial. Namun baik pemerintah maupun masyarakat

kurang memahaminya. Dengan demikian pihak pengelola ( KSDA ) sebaiknya dalam

pengembangan mengarah pada ekowisata. Disamping itu keterlibatan masyarakat

diperlukan.

Hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh pihak Pemerintah Kabupaten untuk

masyarakat dalam jangka waktu pendek adalah :

1. Diadakan pelatihan memandu wisatawan untuk menjadi local guide

2. Pelatihan berbahasa Inggris sebagai media komunikasi dengan wisatawan.

3. Pelatihan kewirausahaan.

Diharapkan pendanaan dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, karena

ketidakmampuan masyarakat jika dilakukan swadaya dari masyarakat.

Page 124: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

107

Sedangkan hal-hal yang sebaiknya dilakukan untuk pemerintah desa, maupun

kecamatan dalam jangka waktu pendek adalah :

1.Mengupayakan agar desa Taman Sari sebagai desa stop over ( persinggahan )

wisatawan sebelum atau sesudah dari Ijen. Sehingga desa ini tidak semata - mata

hanya sebagai jalan yang dilewati saja.

2.Dalam kegiatan ini pemerintah harus melibatkan masyarakat, jadi percayakan

masyarakat untuk mengelolanya. Sehingga keuntungan bisa secara langsung

diterima oleh masyarakat.

Page 125: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

108

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sudiarso 2004, “Ekowisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Jawa Timur”, (tesis) Universitas Udayana. Denpasar

Agung Suryawan W dan A. A. G. Raka Dalem, 2010, Implementation of Local

Knowledge “ Tri Hita Karana “ in Ecotourism Management in Bali, soca 10 (1)

: 94 - 99

Anonim. 2003. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam. Jawa Timur

Anonim. 1992. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Anonim. 1996. dalam Raka-Dalem, Ayu Astarini, Denny S. Yusup, Ria Defiani,

Ginantra, 2006. Ekoturisme. F.MIPA Universitas Udayana

Anonim. 1997. dalam Raka-Dalem, Ayu Astarini, Denny S. Yusup, Ria Defiani,

Ginantra, 2006. Ekoturime. Universitas Udayana

Anonim. 2001. Direktorat Jendral Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman

Hayati, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Anonim. 2001. WWF International 2001, Guidelines For Community – Based

Ecotourism Development

Anonim. 2007. Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2007, Kerjasama

BAPPEDA dengan Kabupaten Banyuwangi

Anonim. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Anonim. 2009. Balai Pusat Statistik. Banyuwangi

Anonim. 2009. UU RI No. 10 Tahun 2009, Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata

Anonim. 2009. Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2009, Kerjasama

BAPPEDA dengan Kabupaten Banyuwangi.

Anonim. 2010. Balai Pusat Statistik. Banyuwangi

Page 126: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

109

Crabtree et.al. 2002. dalam Raka Dalem, Ayu Astarini, Denny S. Yusup, Ria

Defiani, Ginantra, 2006. Ekoturisme. Universitas Udayana

Emas Oka A. Yoeti, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa Bandung

Fandeli, 2000, dalam Latupapua, 2008, “Study Potensi Kawasan dan Pengembangan

Ekowisata Di Tual Kabupaten Maluku Tenggara”

Federation of Nature and National Parks 1993, dalam Janianton Damanik 2006,

Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi, PUSPAR Kerjasama

dengan Andi, Yogyakarta

Insula 1995 dalam Sukma Ariada, Nyoman, 2009, Meretas Jalan Ekowisata Bali :

PressUdayana UGM Kerjasama dengan Andi, Yogyakarta.

Kidder 1981, dalam Riduwan, 2004. ” Metode Dan Teknik Menyusun Tesis”,

Bandung

Kusmayadi dan Sugiarto, 2000 dalam Riduwan, 2004. ” Metode Dan Teknik

Menyusun Tesis”, Bandung

Lembaga Penelitian Tanah Bogor (1966), dalam dokumen Konservasi Sumber Daya

Alam Jawa Timur Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi (2010)

Nata Wirawan. 2001. Statistik Deskriptif Untuk Ekonomi Dan Bisnis, Keramas

Pitana, I Gede. 2005. Sosiologi Pariwisata, Yogyakarta : Andi

Putri Dewi Astiti. 2003. ” Penerapan Tri Hita Karana Dalam Pengembangan

Ekowisata PadaWaka Gangga Resort Tabanan ”,(tesis) Universitas Udayana,

Denpasar.

Raka Dalem, A..A. G dan I.A. Astini, 2000. Significant Achiesments or the

Development of Ecotourism in Bali, Indonesia Annals World Ecotour, 2000,

Brazil 221 – 222.

Raka Dalem, A. A. G., I. B. G. Pujaastawa, I W. Sandi Adyana, I M. Sudarsana, 2003,

Studi Sertifikasi Potensi dan Prospek Pengembangan Kepariwisataan di Kawasan

Perkebunanan Pulukan, Jembrana, Puslitbudpar UNUD dan Disparda Bali.

Raka Dalem, A. A. G.,dkk, 2005, Identifikasi Potensi dan Prospek Pengembangan

Ekowisata di Desa Sambangan Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng

Page 127: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

110

Raka Dalem, A. A. G., 2006, ” Ekoturisme ”, Fakultas MIPA Universitas Udayana

Riduwan, 2004. ” Metode Dan Teknik Menyusun Tesis”, Bandung

Sukandarrumidi. 1999. Metodologi Penelitian, Petunjuk Praktis Untuk Peneliti

Pemula, Bandung : Angkasa

Surakhmad, 1994 dalam Riduwan, 2004. “Metode Dan Teknik Menyusun Tesis”,

Bandung

Suryawan, A. A. P. A, A.A. G. Raka Dalem, I. B. Pujastawa dan Nym. Madiun, 2009,

Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Gunung Lesuser, di Kabupaten

Langkat, Sumatra Utara, Bali Greenery Denpasar.

Sukma Ariada, Nyoman, 2009, Meretas Jalan Ekowisata Bali : Press Udayana

UGM Kerjasama dengan Andi, Yogyakarta

The World Commissions For Evironmental and Development, dalam Janianton

Damanik 2006, Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi, PUSPAR

The International Ecotourism Society ( TIES ) 1990 , dalam Janianton 2006,

Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi, PUSPAR UGM Kerjasama

Kerjasama dengan Andi, Yogyakarta.

Page 128: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

111

Lampiran 1

Peta Orintasi Kawah Ijen

Sumber : KSDA Banyuwangi 2009

Page 129: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

112

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

(UNTUK PEJABAT : Bappeda, DIPARDA, KSDA, Akdemisi, LPPH )

POTENSI DAN PENERAPAN PRINSIP – PRINSIP DAN KRITERIA

EKOWISATA DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM KAWAH IJEN DI DESA

LICIN KABUPATEN BANYUWANGI

BAGIAN PERTAMA : (Identitas)

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin : L / P

4. Pekerjaan :

5. Alamat :

6. Kebangsaan :

BAGIAN KE DUA : (Profesi)

1. Pekerjaan/profesi khusus apa yang anda tekuni saat ini ?

2. Sudah berapa lama anda menekuni pekerjaan / profesi anda ?

BAGIAN KE TIGA : (Pendapat)

A. Potensi

1. Apa yang anda ketahui tentang pariwisata?

2. Bagaimana menurut anda jika Banyuwangi dijadikan sebagai daerah tujuan

pariwisata?

3. Banyuwangi memiliki alam yang bagus dengan aneka flora maupun fauna,

serta kebudayaan yang masih kental dengan adat istiadat yang masih

Page 130: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

113

terpelihara sampai sekarang, begitu juga sumber daya manusia juga cukup

potensial. Menurut anda wisata apa yang cocok untuk memajukan

Banyuwangi ?

4. Bagaimana menurut pendapat anda tentang kebudayaan, adat istiadat yang

ada di desa Taman Sari merupakan warisan dari nenek moyang yang

masih terpelihara dengan baik ? Apakah harus dilestarikan untuk pariwisata

untuk menambah kekayaan budaya Indonesia ?

a. Jika ya, mengapa?

b. Jika tidak, mengapa?

5. Bagaimana menurut pendapat anda tentang daya tarik Kawasan Taman Wisata

Alam Kawah Ijen?

a. Apa yang menarik di Kawasan Kawah Ijen?

b. Apakah perlu ada pengembangan di Kawasan Kawah Ijen?

c. Pengembangan yang bagaimana yang diperlukan?

6. Menurut anda apakah perlu ada pelestarian untuk kawasan Taman Wisata

Alam Kawah Ijen ?

a. Jika ya, mengapa ?

b. Jika tidak, mengapa ?

7. Sepanjang kawasan Taman Wisata Alam menuju ke kawah Ijen kita temui

perkebunan, Bagaimana menurut anda apakah hal itu merupakan salah satu daya

tarik wisata ?

Page 131: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

114

8. Fasilitas- fasilitas apa saja yang harus disediakan untuk wisatawan yang

berkunjung ke Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen ?

10. Apakah perlu adanya fasilitas / infrastruktur yang berhubungan dengan

pendidikan lingkungan bagi pengunjung ? (contoh : papan interprestasi pada

setiap jalur, brosur informasi pada pusat pengunjung, video-video)

11. Menurut anda, apakah perlu keterlibatab masyarakat untuk pariwisata ke

depan ?

12. Dengan adanya pariwisata yang telah berkembang sampai pada kondisinya saat

ini, Bagaimana prediksi anda untuk Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen

ke depan?

13. Jika anda adalah manager/pengelola Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen,

apa saja yang anda akan lakukan untuk perubahan ?

14. Bagaimana komentar/penilaian anda terhadap fasilitas yang ada di Kawasan

Taman Wisata Alam Kawah Ijen ?

- Penginapan ?

- Alat transportasi ?

- Jalan ?

- Toilet ?

- Pusat informasi pengunjung ?

15. Apa harapan anda untuk pengembangan pariwisata di Kawasan Taman Wisata

Alam Kawah Ijen ?

Page 132: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

115

16. Menurut anda apakah kegiatan di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen

menekankan kegiatan konservasi ?

a. Jika ya, mengapa ?

b. Jika tidak, mengapa ?

17. Menurut anda, apakah kegiatan di Kawasan Taman Wisata Alam Kawah

Ijen mengakomodasi budaya lokal ?

18. Menurut anda apakah kegiatan pariwisata di Kawasan Taman Wisata Alam

Kawah Ijen memberi mafaat ekonomi bagi masyarakat lokal ?

a. Jika ya, apa bentuk yang secara nyata ?

b. Jika tidak, apa yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat agar bermanfaat.

Page 133: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

116

Lampiran 3

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DAN KRITERIA EKOWISATA

NASIONAL

Hasil Lokakarya dalan Pelatihan Ekowisata Nasional di Bali 25-26 Agustus 2006

Nama : Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen

Tanggal : .............................

Asesor/Evaluator : .............................

No Prinsip dan Kriteria Temuan di

Lapangan

Rekomendasi

1 Peka & menghormati nilai-nilai

sosial budaya dan tradisi

keagamaan masyarakat setempat.

YA TIDAK

(a).Sistem pengelolaan yang serasi

dan seimbang sesuai dengan

konsep masyarakat

setempat, seperti Tri Hita

Karana: memeperhatikan

keselaran hubungan antara

manusia (parahyangan),

hubungan antara manusia

dengan manusia

(pawongan), hubungan

antara manusia dengan

lingkungan (palemahan).

(b). Pembangunan dan operasional

disesuaikan dengan tata krama,

norma setempat ,dan kearifan

lokal.

(c). Keberadaan kegiatan objek

ekowisata tidak mengganggu

aktifitas keagamaan masyarakat

setempat.

2 Memiliki kepedulian, komitmen,

dan tanggung jawab terhadap

konservasi alam dan warisan

budaya.

Page 134: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

117

(a). Tercapainya keseimbangan

pemanfaatan lahan.

(b)Penggunaan teknologi ramah

lingkungan.

(c)Pemanfaatan areal warisan budaya

sebagai objek ekowisata

disesuaikan dengan peruntukan dan

fungsinya.

(d) Melestarikan keanekaragaman

hayati dan cagar budaya

disesuaikan dengan daya dukung

setempat

(e) Memperhatikan keberadaan

Endemisitas

3. Menyediakan interprestasi yang

memberikan peluang kepada

wisatawan untuk menikmati alam dan

meningkatkan kecintaannya terhadap

alam.

(a)Menyediakan pramuwisata yang

profesional dan berlisensi.

(b) Menyediakan fasilitas pendukung

dan informasi yang memadai

terkait dengan objek wisata.

(c) Melibatkan lembaga adat setempat

4 Edukasi : Ada proses pembelajaran

dialogis antara masyarakat dengan

wisatawan

(a)Melibatkan unsur akademis,

pemerhati lingkungan dan

informasi yang memadai terkait

dengan objek ekowisata.

(b)Memberikan pemahaman

mengenai keanekaragaman hayati,

cagar budaya dan nilai-nilai

budaya lokal.

(c) Menumbuhkan kesadaran dan

kecintaan terhadap alam dan

budaya.

5 Pengembangannya harus didasarkan

Persetujuan masyarakat setempat

Page 135: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

118

melalui musyawarah.

(a) Perencaan, pengembangan,

pengelolaan dan pengawasan pada

mendapat persetujuan masyarakat

setempat.

(b) Melakukan koordinasi dengan

masyarkat setempat dalam setiap

tahap pengembangannya

(c) Melibatkan masyarakat dalam set

iap proses pengambilan keputusan

yang berdampak luas terhadap

masyarakat,lingkungan dan

perusahaan

6 Memberdayakan dan mengoptimalkan

partisipasi serta sekaligus memberikan

kontribusi secara kontinyu terhadap

kat setempat

(a) Memprioritaskan pemanfaatan

tenaga kerja lokal sesuai dengan

keahlian.

(b) Memprioritaskan pemanfaatan

produk lokal untuk operasional

objek ekowisata.

(c) Melibatkan lembaga adat/

tradisional serta tokoh masyarakat

setempat.

7 Mentaati peraturan perundang-

udangan yang berlaku

(a) Mentaati peraturan perundang-

udangan yang berlaku

(b) Mentaati dan menghormati

kearifan lokal yang dianut oleh

masyarakat setempat.

8 Secara koasisten memberikan

kepuasan kepada konsumen

(a) Memberikan pelayanan informasi

yang akurat kepada konsumen

(b) Menyediakan fasilitas dan

memberikan pelayanan prima

kepada konsumen

(c) Memanfaatkan masyarakat lokal

sebagai local guide

Page 136: Kajian Potensi Dan Evaluasi Penerapan Prinsip–Prinsip Dan Kriteria Ekowisata Di Kawasan Taman

119

(d) Menyediakan fasilitas dan media

untuk memperoleh umpan balik

dari konsumen.

9 Dipasarkan dan dipromosikan dengan

jujur dan akurat sehingga sesuai

dengan harapan (pemasaran yang

bertanggungjawab)

(a) Materi pemasaran harus akurat,

jelas, berkualitas, dan sesuai

dengan kenyataan.

(b) Materi pemasaran harus melalui

media promosi yanng dipilih

sesuai dengan target market