Prima Tunjung Revisi

download Prima Tunjung Revisi

of 26

Transcript of Prima Tunjung Revisi

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI BERMAIN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A

TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI IV SIDOHARJO

TAHUN AJARAN 2013/2014PRIMA TUNJUNG RIYANTO

NIM.821248231ABSTRAK

Prima Tunjung Riyanto, NIM 821248231. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Bermain Balok Pada Anak Kelompok A Di Taman Kanak-Kanak Pertiwi IV Sidoharjo Tahun Ajaran 2013/2014.Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional, Program Studi S1 PG PAUD Universitas Terbuka Surakarta 2014. Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis kegiatan pengembangan anak usia dini di TK Pertiwi IV Sidoharjo,Sragen.

2. Mengetahui rancangan program dan model kegiatan di TK Pertiwi IV Sidoharjo,Sragen.

3. Mengetahui minat hitung anak melalui bermain balok.

4. Mengetahui penggunaan alat peraga edukatif yang digunakan sebagai penunjang kegiatan.5. Mengetahui peran serta orang tua dalam kegiatan mengembangkan potensi anak.Laporan ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 menggunakan metode perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa:1. Taman Kanak-Kanak Pertiwi IV Sidoharjo,Sragen mempunyai program meningkatkan kemampuan berhitung melalui bermain balok untuk mengembangkan potensi agar hasil belajar anak semakin meningkat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.2. Penataan ruang kelas yang mendukung anak dan strategi pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan perkembangan kognitif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.3. Bermain balok dapat meningkatkan kemampuan kognitifyaitu membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda sampai 5).Kata kunci : peningkatan, kemampuan berhitung, balok.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usia prsekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan berbagai potensi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui berhitung. Kegiatan berhitung di taman kanak-kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja tetapi juga kesiapan mental social dan emosional. Oleh karena itu, pelaksanaanya harus dilakukan secara menarik.Berhitung merupakan bagian dari matematika yang diperlukan untuk menumbuhkan kembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematis, dengan kata lain, berhitung di Taman kanak-kanak dipergunakan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika, sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar, seperti pengenalan konsep bilangan, lambang bilangan, warna, bentuk, ukuran, ruang dan posisi melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang menyenangkan.Mengenai perkembangan kognitif, Piaget dalam Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2009 : 2.6) berpendapat bahwa anak pada rentang usia 3-6 tahun, masuk dalam perkembangan berpikir praoperasional konkret. Pada saat ini sifat egosentris pada anak semakin nyata.Menurut Piaget dalam Tedjasaputra (2001) dalam Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2009 : 2.7) mengatakan bahwa usia 2-5 tahun merupakan tahap praoperasional konkret. Pada tahap ini anak dapat memanipulasi objek symbol, termasuk kata-kata yang merupakan karakteristik penting dalam imajinasi pura-pura ketika bermain.Elizabeth B. Hurlock dalam Yuliani Nuraini Sujiono, dkk (2009 : 2.7) mengatakan bahwa usia 3-5 tahun adalah masa permainan. Bermain dengan alat/benda permainan dimulai sejak usia satu tahun pertama dan akan mencapai puncaknya pada usia 5-6 tahun. Pada mulanya anak mengeksplorasi mainannya antara usia 2 dan 3 tahun, kemudian mereka membayangkan mainannya mempunyai sifat hidup (dapat kemudian mereka membayangkan mainannya mempunyai sifat hidup (dapat bergerak, berbicara, dan merasakan), misalnya anak mengajak berbicara boneka kesayangannya.Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan pembelajaran ditemukan adanya masalah yaitu rendahnya minat berhitung pada anak. Biasanya ditandai dengan waktu pelajaran berhitung suasana kelas gaduh, anak ramai. Dari hasil penilaian pada pelajaran berhitung dari 15 anak, 40% saja yang bisa menyelesaikan tugas dengan baik.

Hal itu juga dikarenakan, karena kurangnya guru dalam memberikan stimulasi berhitung dengan bermain balok. Disamping itu, orang tua juga menghendaki agar anak-anak mereka segera memiliki kemampuan berhitung selain mambaca dan menulis. Namun, seringkali keinginan orang tua kurang sesuai dengan perkembangan anak.Dari uraian tersebut, penulis tertarik mengangkat masalah ini yaitu tentang perkembangan kognitif khususnya berhitung dengan memakai balok pada Taman kanak-kanak pertiwi IV Sidoharjo. Sehingga diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran bagi pembaca untuk mengembangkan kognitif khususnya anak usia prasekolah. Dalam hal ini penulis memberi judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Bermain Balok pada Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak Pertiwi IV Sidoharjo Tahun Ajaran 2013-2014.B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan maka dirumuskan masalah sebagai berikut:1. Bagaimana meningkatkan kemampuan berhitung anak dengan bermain balok pada kelompok A Taman Kanak-Kanak Pertiwi IV Sidoharjo ?

2. Apakah balok sudah tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak pada kelompok A taman Kanak-Kanak Pertiwi IV Sidoharjo?C. Tujuan Perbaikan

Dari latar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan perbaikan penelitian ini adalah Meningkatkan kemampuan berhitung melalui alat peraga balok pada anak kelompok A Taman kanak-kanak Pertiwi IV Sidoharjo. D. Manfaat Perbaikan

Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan masukan kepada Dinas Pendidikan beserta jajarannya pada pengembangan ilmu pengetahuan khususnya penerapan metode berhitung melaui bermain balok kelompok A untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak.

2. Memperbaiki metode belajar kelompok A yang telah ada secara lebih menarik, merangsang kreatifitas dan menambah motivasi bagi siswa.3. Memperkaya khasanah pendidikan yang berhubungan dengan proses kegiatan belajar-mengajar pada kelompok A.4. Membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain.5. Membelajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar, menarik dan menyenangkan.6. Penelitian Tindakan Kelas memberikan manfaat kepada:Murid : yaitu meningkatnya nilai kreatifitas, motifasi belajar, sikap ilmiah, kedisiplinan dan tanggung jawab.

Guru : yaitu menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya, meningkatkan kinerja yang lebih professional dan penuh inovasi serta memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.Sekolah : yaitu mengembangkan kualitas sekolah yang lebih kondusif dan penuh dengan daya inovasi maupun kreatifitas.Dengan memahami dan kemudian mencoba melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, maka kemampuan pendidik dalam proses pembelajaran makin meningkat kualitasnya.II. Kajian PustakaA.Landasan Teori

Pengertian Kemampuan Berhitung

Adalah suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat konkrit yang dilakukan baik dalam membilang atau mengurutkan suatu bingkai maupun benda dan bisa diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.Jean Piaget dalam Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2009 : 11.11) mengatakan bahwa untuk meningkatkan perkembangan mental anak ke tahap yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan memperkaya pengalaman anak terutama pengalamn konkrit karena dasar perkembangan mental adalah melalui pengalaman benda-benda di sekitarnya.Ossborn dalam Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2009 : 11.12) perkembangan intelekual pada anak berkembang sangat pesat pada kurun usia nol sampai dengan usia prasekolah (0-6 tahun). Oleh sebab itu usia prasekolah seringkali disebut sebagai masa peka belajar.Benyamin S Bloom dalam Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2009 : 11.12) menyatakan bahwa 50% dari potensi intelektual anak sudah terbentuk di usia 4 tahun kemudian mencapai sekitar 80% pada usia 8 tahun.Menurut Howard Gardner dalam Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2009 : 11.13) dari universitas Havard menyatakan bahwa setiap anak terlahir dengan 8 kombinasi intelektual yang salah satunya logika matematika (logica mathematical intelligence) yang dapat dirangsang melalui kegiatan menghitung membedakan bentuk dan bermain dengan benda-benda.Tujuan Berhitung

Secara umum berhitung di taman Kanak-kanak bertujuan agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung. Sehingga pada saatnya nanti anak akan siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang berikutnya yang lebih kompleks.

Sedangkan tujuan berhitung secara khusus di taman kanak-kanak adalah Anak dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini. Melalui pengamatan terhadap benda-benda konkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar anak.

a. Anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan ketrampilan berhitung.

b. Anak memiliki ketelitian, konsentrasi, abstrak dan daya apresiasi yang tinggi.

c. Anak memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya.

d. Anak memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.

Manfaat Berhitung

Bagi perkembangan anak berhitung sangat besar sekali manfaatnya karena dapat melatih daya tangkap anak, melatih daya konsentrasi anak dan dapat meningkatkan kognitif anak. Serta mengembangkan kreatifitas anak dengan adanya alat peraga.Pengertian Bermain

Jean Piaget dalam Siti Aisyah, dkk (2009 : 2.17) mengemukakan tahap-tahap perkembangan bermain sejalan dengan perkembangan kognitif anak sebagai berikut, yaitu sensory motor play, symbolic play, social play games with rulers (permainan games dengan aturan yang berhubungan dengan perilaku social) serta games dengan aturan dan olahraga.

Menurut Parten dalam Siti Aisyah, dkk (2009 : 2.17) yang meneliti kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi anak, terdapat 6 tahapan perkembangan bermain yang dapat dilihat dan diamati ketika anak-anak melakukan kegiatan bermain. Ia juga mengungkapkan adanya perkembangan kegiatan bermain dari tingkat sederhana sampai dengan tingkat yang tinggi.

Hurlock dalam Siti Aisyah, dkk (2009 : 2.20) mempunyai pendapat lain dalam menggolongkan tahap-tahap perkembangan bermain anak. Menurutnya perkembangan bermain terjadi melalui tahap eksplorasi, tahap alat permainan (toy stage), tahap bermain (play stage), tahap melamun (daydream stage).

Smilansky dan Shefatya dalam Siti Aisyah, dkk (2009 : 2.21) membagi perkembangan bermain kognitif anak atas 4 kategori, yaitu bermain fungsional, bermain konstruktif, bermain khayal (dramatisasi) dan bermain dengan aturan (games with rules).

Tujuan Bermain

Bermain adalah memberi kesempatan anak melakukan eksplorasi, menemukan, dan menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara menyenangkan, membantu anak mengenal tentang diri sendiri dengan siapa dia hidup serta lingkungan tempat ia hidup selain itu anak juga akan memperoleh pengetahuan.

Bermain juga bermanfaat untuk memicu kreativitas, mencerdaskan otak, menanggulangi konflik, melatih empati, mengasah pancaindra, media terapi (pengobatan), melakukan penemuan.

Pengertian Balok

Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi 6 persegi panjang dimana setiap sisi persegi panjang berhimpit. Balok merupakan bangun ruang yang dapat terdiri dari persegi ataupun persegi panjang dan bangun tersebut sama panjang dengan di hadapannya. Balok juga merupakan bentuk geometri yang perlu diperkenalkan pada Taman Kanak-kanak.

Saat bermain balok anak-anak bebas mengeluarkan dan menggunakan imajinasi serta keinginannya untuk menemukan agar dapat bermain dengan kreatif. Di TK hendaknya disediakan set dan jenis balok, seperti balok-balok ukuran besar, ukuran kecil dan balok yang dapat dimainkan di meja (table blocks).

Balok meja biasanya terdiri dari balok-balok bujur sangkar berwarna atau polos, yang dapat dimainkan secara individual atau berpasangan sambil duduk mengeliingi meja. Dapat pula ditambahkan bentuk-bentuk lain untuk lebih menstimulasi daya cipta dan daya eksplorasi anak.Pengertian Anak Kelompok A

Anak kelompok A adalah anak yang dalam rentang usia 4-5 tahun digolongkan anak usia pra sekolah.hal ini ditegaskan dengan pendapat Gustian bahwa masa kanak-kanak atau usia pra sekolah (Earlychildhood) berada pada rantang 3-6 tahun, oleh karena itu usia 4-5 tahun sudah mengikuti lembaga pra sekolah Taman Kanak-kanak untuk mengembangkan dalam diriny termasuk mengenal konsep-konsep bilangan, kemampuan berhitung juga kognitif anak.

Anak pada tahapan ini mulai memasuki lingkungan social yang lebih luas dan mereka dituntut untuk mengembangkan perilaku yang dituntut dalam lingkungan sosialnya.

Anak juga dituntut untuk mengembangkan inisiatif dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Hal ini ditunjang dengan perkembangan bahasa dan motoriknya yang sudah dapat menjelaskan dan mencoba apa yang ia inginkan. Perasaan bersalah yang tidak menyenangkan akan muncul apabila anak tidak memiliki rasa tanggung jawab dan merasa terlalu khawatir.B. Hipotesa

Melalui kegiatan bermain balok dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi. Bermain balok juga bermanfaat bagi perkembangan anak, baik dalam ranah fisik, motorik, kognitif, bahasa dan social, serta emosional. Berdasarkan landasan teori tersebut dapat dinyatakan hipotesa sebagai berikut: Apabila guru menggunakan metode bermain balok dalam kegiatan berhitung maka kreativitas dan imajinasi anak akan berkembang secara optimal.III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARANA. Subjek Penelitian

1. Lokasia. Nama Sekolah:Taman kanak-kanak Pertiwi IV Sidoharjob. Kelas :Kelompok Ac. Tema :Alat Komunikasid. Waktu :07.15-10.002. Waktu PelaksaanPelaksaan perbaikan ini dilakukan dalam 2 siklus yaitu:

a. Siklus PertamaSiklus pertama dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan maret 2014.b. Siklus Kedua

Siklus kedua dilaksanakan pada minggu ke-3 bulan maret 2014.

3. Karakteristik Anak

Pada saat memasuki usia 3 tahun biasanya seorang anak akan semakin mandiri dan mulai mendekatkan diri pada teman-teman sabayanya. Rasa egosentris masih kuat, anak merasakan bahwa dirinya pusat dunia, dan semua hal yang ada di dunia tersedi untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini berpengaruh pada perilaku anak ketika bermain, ia memasuki tahap bermain parallel di mana seorang anak bermain bersama anak lain tanpa interaksi dan enggan bila mainnya dipinjam atau menolak mengembalikan mainan yang dipinjamnya.

Pada sekitar usia 4 tahun seorang anak semakin bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru. Keadaan ini ditandai dengan semakin seringnya anak mengajukan pertanyaan sebagai wujud dari rasa keingintahuannya.B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus

1. Rencana siklus pertama

a. Perencaan Kegiatan

Kegiatan ini penulis lakukan karena hasil belajar anak dalam pengembangan kemampuan berhitung melalui bemain balok belum menunjukkan hasil yang maksimal karena indicator yang di tentukan pada rencana pembelajaran belum tercapai. Jumlah anak kelompok A Taman kanak-kanak Pertiwi IV Sidoharjo 15 anak.

Kegiatan berhitung melaui bermain balok tiap hari cenderung sama saja meskipun setiap hari anak yang berlatih berhitung itu berbeda, dari hasil pengamatan penulis maka perlu diadakan perbaikan agar kemampuan berhitung anak semakin berkembang. Sehingga indicator yang direncanakan bisa tercapai pada siklus pertama ini yang dilaksanakn lima hari, kegiatan yang dilaksanakn selama lima hari terdiri kegiatan berhitung yang menjadi focus dilakukannya perbaikan:

1. Kegiatan Pembukaan 30 menit

Kegiatan dalam pembukaan ini merupakan kegiatan rutin yang setiap hari dilakukan yaitu berbaris, salam dan doa. Pada kegiatan pembukaan ini ditambah dengan kegiatan pembiasaan yang meliputi nilai-nilai moral dan agama, soaial emosional dan kegiatan fisik motorik terutama kegiatan fisik motorik kasar. Pada pembukaan ini juga ada penjelasan dan tanya jawab tentang tema dan sub tema pada hari itu.

2. Kegiataan Inti 60 menitKegiatan ini merupakan kegiatan yang menjadi pokok pada kegiatan hari itu. Pada kegiatan inti ini guru bisa melihat langsung proses dan hasil belajar anak.

3. Kegiatan Penutup 30 menitKegiatan penutup ini berisi tentang ulasan kegiatan yang telah dilakukan anak. Pada kegiatan ini bersifat sebagai penguatan kegiatan yang telah dilaksanakan dan tidak membebankan anak.b. Langkah-langkah Perbaikan

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan

Kegiatan dilaksanakan secara klasikal dengan anak menghadap ke depan mendengarkan penjelasan guru tentang berhitung mengurutkan lambing bilangan dengan balok berangka.

1. Guru memberikan contoh cara memberi lambang bilangan 1-5 dengan alat peraga balok berangka.

2. Guru menyuruh murid untuk menirukan kembali cara membilang/menyebut 1-5 dengan balok berangka (murid disuruh maju satu persatu).

3. Setelah peragaan meniru selesai,guru memberikan pertanyaan tentang dalam membilang 1-5 dengan balok berangka ada yang mengalami kesulitan tidak.

4. Guru memberikan tugas pada anak untuk menyusun urutan bilangan 1-5 dengan balok berangka.

5. Guru memberikan penilaian terhadap anak yang sudah menyelesaikan tugas.

6. Guru menunjukkan kegiatan inti kedua setelah kegiatan berhitung selesai.

c. Pengamatan/Observasi Kegiatan

Hasil pengamatan guru setiap hari selama siklus pertama ini belum menunjukkan hasil yang lebih baik. Masih ada anak yang terlihat ragu-ragu dan belum bisa berhitung dengan baik, tetapi pada akhir siklus pertama ini anak sudah menunjukkan hasil yang lebih baik, tidak ragu-ragu lagi dan berani maju kedepan untuk memperagakan berhitung melalui alat peraga balok berangka.

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan di atas strategi/metode yang dilakukan guru belum berhasil. Hal tersebut dapat dilihat dari anak yang masih terlihat ragu maju ke depan untuk berhitung, penggunaan strategi yang berbeda setiap hari pada akhir siklus ini sudah menunjukkan perubahan anak tidak ragu lagi dan semakin antusias mendengarkan temannya memperagakan berhitung melaui balok di depan kelas dan saat diadakan tanya jawab anak semakin tertib. Tetapi kegiatan ini masih perlu ditingkatkan lagi agar indicator yang diharapkan dapat tercapai.

2. Siklus Kedua

a. Perencaan Kegiatan

Kegiatan perbaikan pada siklus kedua ini masih difokuskan pada perbaikan kegiatan berhitung, kegiatan perbaikan ini bersifat sebagai pemantapan dari siklus pertama, kegiatan perbaikan pada siklus kedua ini juga direncanakan selama lima hari.

b. Langkah-langkah perbaikan kegiatan

1. Guru mengajak anak untuk menghadap ke depan

2. Guru mengajak anak untuk memperhatikan,guru memberi contoh cara membilang/menyebut angka 1-5 dengan balok (anak-anak menirukan membilang angka 1-5 mengikuti ucapan guru)

3. Guru meminta anak-anak mengulang-ulang berhitung 1-5 dengan balok berangka

4. Guru meminta anak satu per satu bergantian membilang angka 1-5 dengan balok berangka (anak-anak satu per satu secara bergantian membilang angka 1-5 dengan balok berangka)

5. Guru menyuruh anak untuk mengurutkan bilangan 1-5 dengan kepingan balok-balok yang berangka anak-anak mengerjakan menyusun/membilang angka 1-5 dengan balok berangka)

6. Setelah selesai guru memberikan penilaian dan melanjutkan kegiatan inti kedua.

c. Pengamatan/Observasi kegiatan

Kegiatan perbaikan pada siklus kedua ini semakin menunjukkan kemajuan, kemampuan berhitung anak semakin berkembang dan berbeda setiap hari. Hal ini juga menyebabkan kemampuan kognitif dan berhitung berkembang secara maksimal.

d. Refleksi

Penjelasan dan strategi guru yang berbeda setiap hari dapat memotivasi anak untuk mengikuti kegiatan berhitung. Anak sudah tidak terlihat ragu dan takut lagi untuk menyebut bilangan 1-5 dengan bermain balok dan dari hasil pengamatan setiap hari sudah menunjukkan pencapaian tujuan belajar yang sudah ditentukan guru.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus

Keadaan anak sebelum penelitian ini masih banyak yang belum mengerti tentang bentuk-bentuk geometri, membilang / menyebut bilangan 1-5, dan menghubungkan gambar balok dengan angka. Karena usia anak yang masih relative kecil dan tidak ada bimbingan dari kedua orang tua.

Pada proses pembelajaran anak-anak banyak yang tidak memperhatikan penjelasan guru, mereka asyik dengan dunia mereka sendiri, asyik bermain dengan teman di sampingnya, asyik mengobrol, dan bermain permainan yang lain.

Guru juga kurang menguasai materi yang akan di kembangan. Kurangnya media pembelajaran juga menjadi factor utama anak-anak tidak memperhatikan guru. Guru juga masih kurang percaya diri dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran peneliti banyak menemukan anak yang belum mengenal konsep bilangan 1-5, bentuk-bentuk geometri anak juga belum faham. Dari hasil pengamatan peneliti menemukan hanya 3 anak dari 15 anak yang bisa membilang/ menyebut bilangan 1-5 melalui balok dengan benar.

Berdasarkan hasil pengamatan guru, maka rendahnya minat hitung anak di karenakan factor 1) kurangnya media pembelajaran, 2) guru belum menguasai materi pembelajaran.

Siklus 1a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan guru menyiapkan Rencana Kegiatan Harian sebagai acuan pembelajaran. Rencana Kegiatan Harian tersebut berisi tentang kegiatan pengembangan yang akan dicapai. Rencana Kegiatan Harian menitik beratkan pada pencapaian anak dapat membilang/ menyebut bilangan 1-5 melalui bermain balok.

Rancangan Siklus I

Rancangan satu siklus

Siklus

: Pertama

Tema

: Alat Komunikasi

Kelompok: A

Tanggal: Minggu ke-2 Maret 2014

Tujuan Perbaikan

Upaya Meningkatkan Minat Hitung Anak melalui Bermain Balok pada Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak Pertiwi IV Sidoharjo.

1. Identifikasi Masalah

1) Minat berhitung anak yang rendah (kurang)

2) Anak mudah jenuh dan bosan dalam pembelajaran berhitung

3) Anak belum begitu mengenal bentuk-bentuk geometri (balok)

2. Analisis Masalah

Dari ketiga masalah yang teridentifikasi,masalah yang akan dipecahkan adalah anak mudah jenuh dan bosan dalam melakukan pembelajaran berhitung dan ini merupakan masalah yang berat bagi kami dan kemungkinan dapat menimbulkan masalah yang baru.

Penyebab dari masalah tersebut adalah strategi guru dalam mengajar kurang menarik bagi anak,selain itu dalam menjelaskan guru tidak menggunakan alat peraga sebgai alat untuk memudahkan anak dalam memahami konsep bilangan.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan upaya guru dalam menyampaikan /menjelaskan menggunakan strategi pembelajaran yang menarik bagi anak,misalnya dengan bermain balok melalui bermain balok anak akan lebih mudah menerima,mengingat dan senang dalam pembelajaran berhitung.3. Perumusan Masalah

Bagaimanakah meningkatkan kemampuan berhitung melaui bermain balok pada anak kelompok A Taman Kanak-Kanak Pertiwi IV Sidoharjo.

SKENARIO PERBAIKAN

Tujuan Perbaikan:

Upaya meningkatkan kemampuan berhitung anak dengan membilang urutan bilangan 1-5 dengan balok.

Siklus I

Hari/tanggal : Minggu ke-2 bulan Maret

Hal yang diperbaiki:

A. Kegiatan Pengembangan I ( Pembukaan )

1. Judul kegiatan bercakapcakap tentang macam-macam alat komunikasi Radio.

2. Pengelolaan Kelas :

Penataan ruang:

Penataan ruang kelas dilaksanakan secara klasikal.

Langkah-langkah Perbaikan

1. Guru mengajak semua siswa menghadap ke depan dan mendengarkan penjelasan guru tentang macam-macam alat komunikasi.

2. Guru memberikan gambar alat komunikasi radio.

3. Guru menyuruh murid untuk menirukan kembali kata-kata yang diucapkan guru.

4. Setelah selesai guru memberi pertanyaan pada murid,alat komunikasi apa yang ditunjukkan guru?

5. Guru dan anak-anak mengucap secara bersama-sama alat komunikasi yang ditunjukkan guru melalui gambar.

B. Kegiatan Pengembangan II ( Inti )

Judul kegiatan : Membilang bilangan dengan balok

Pengelolaan Kelas :

Penataan ruang sama seperti dengan kegiatan pembukaan yaitu dilaksanakan secara klasikal.

Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru menyiapkan balok-balok yang akan digunakan dan merapikan anak-anak.

2. Guru menjelaskan aturan-aturan dalam bermain balok.

3. Guru menunjukkan balokberangka dan mendemonstrasikan balok berangka tersebut.

4. Guru meminta anak menyebutkan angka dalam balok yang ditunjukkan guru.

5. Guru dan anak bersama sama membilang balok berangka yang ditunjukkan guru.

C. Kegiatan Pengembangan III ( Penutup )

Judul Kegiatan : Mengucap sajak Radio

Pengelolaan kelas

Anak-anak duduk di karpet, guru di depan kelas Langkah-langkah Perbaikan

1.Guru meminta anak duduk di karpet.

2.Guru memberi contoh cara mengucap sajak.

3.Guru meminta anak mengucap sajak secara bersama-sama.

4.Guru memberi reward dan umpan balikb. Pelaksanaan TindakanPelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Maret 2014. Pembelajaran mengacu pada Rencana Kegiatan Harian dengan tema Alat Komunikasi dengan kegiatan membilang/ menyebut lambing bilangan 1-5 melaui bermain balok . Dengan adanya kesepakatan oleh guru dan peniliti untuk lebih memfokuskan pada kegiatan anak. Anak-anak lebih berkonsentrasi dan percaya diri. Peningkatan kemampuan dapat dilihat dari meningkatnya hasil penilaian anak dari hanya 3 anak menjadi 7 anak yang bisa dari 15 siswa 1 kelas .

a. Observasi

Berdasarkan hasil observasi/pengamatan dari kegiatan ini terlihat sudah mengalami kemajuan, yang semula belum megenal konsep menjadi bisa mengenal konsep. Dapat dilihat peningkatan, dari 15 anak sudah 7 anak belum mampu menyelesaikan kegiatan sesuai indikator yang ditentukan.

b. RefleksiBerdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan berhitung anak. Analisis ini dilakukan peneliti dengan cara berdiskusi dengan rekan guru, mengevaluasi proses pembelajaran yang dilalui, serta melihat sekurang-kurang yang ada. Hasil observasi juga digunakan peneliti sebagai pedoman untuk meningkatkan kemampuan anak. Dari observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa meskipun terjadi peningkatan, masih ada beberapa anak yang belum mengenal konsep bilangan 1-5. Oleh sebab itu peneliti dan guru membuat perencanaan untuk tindakan pada siklus berikutnyaLEMBAR REFLEKSI

SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama:Prima Tunjung Riyanto

NIM:821248231

Program Studi:S1 PG PAUD

UPBJJ:UT Surakarta TK/KB/TPA:Pertiwi IV Sidoharjo

Kelompok:A

Pertemuan Ke:Siklus I

1) Bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan?

Anak merasa senang karena saya membawa alat peraga ketika proses belajar mengajar.

2) Secara keseluruhan apa saja kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan yang saya lakukan?

Dalam pengelolaan kelas merupakan kelemahan saya.

3) Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam pengembangan yang saya lakukan?

Bahasa yang saya gunakan mudah dipahami anak serta di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

4) Hal-hal unik apa yang saya temui dalam kegiatan pengembangan?

Tanggapan anak yang bervariasi terhadap kegiatan yang telah berlangsung.

5) Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya,maka apa yang akan saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?

Lebih cermat dalam pengelolaan kelas dan persiapan sarana prasarana kelas

Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus pertama masih terlihat beberapa anak yang belum mencapai hasil yang belum di inginkan .Walaupun mereka terlihat senang dan bersemangat saat kegiatan bermain balok.

Pada siklus yang pertama sebenarnyaa sudah mengalami peningkatan tetapi elum memuaskan. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan teknik yang berbeda.

Pada siklus II peneliti menggunakan gambar-gambar yang menarik untuk mengawali kegiatan awal agar anak dapat tertarik, peneliti juga membawa balok berwarna-warni. Peneliti dan guru bekerja sama dalam mengembangkan kegiatan anak. Dengan cara antara lain 1) guru menyiapkan gelas yang nyaman dan aman, 2) guru menyiapkan alat peraga dan gambar-gambar di depan kelas, 3) guru menjelaskan secara terperinci tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.

Rancangan Siklus II

Rancangan satu siklus

Siklus

: Kedua

Tema

: Alat Komunikasi

Kelompok: A

Tanggal: Minggu ke-3 Maret 2014

Tujuan Perbaikan

Sebagai pemantapan dari siklus pertama untuk Meningkatkan Bermain Balok pada Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak Pertiwi IV Sidoharjo.

A. Identifikasi Masalah

A. Anak ramai tidak mau memperhatikan temannya yang baru mendemonstrasikan berhitung/membilang dengan balok.

B. Anak kurang aktif menjawab pertanyaan guru.

C. Baru 7 anak dari jumlah anak yang membilang angka 1-5 dengan benarB. Analisis Masalah

Dari ketiga masalah yang teridentifikasi,masalah perlu dipecahkan dan diperbaiki karena akan menghambat tercapainya indicator anak untuk dapat menyebut dan membilang angka 1-5 dengan balok-balok berangka.

Ramainya anak dan kurangnya memperhatikan temannya wakyu berdemonstrasi dengan balok,membuat pengembangan pembelajaran berhitung ini kurang mencapai hasil yang maksimal sehingga perlu diadakan siklus ke II.

Masalah di atas dapat diatasi dengan pengelolaan kelas yang tepat dan strategi belajar yang menaruk,sehingga akan membuat rasa senang dan aman bagi anak.

C. Perumusan Masalah

Bagaimanakah meningkatkan kemampuan berhitung melaui bermain balok pada anak kelompok A Taman Kanak-Kanak Pertiwi IV Sidoharjo.

SKENARIO PERBAIKAN

Tujuan Perbaikan:

Meningkatkan kemampuan berhitung anak, melalui bermain balok dengan menggabungkan angka dengan gambar balok sesuai jumlahnya.

Siklus II

Hari/tanggal : Minggu ke-3 bulan Maret

A. Kegiatan Pengembangan I ( Pembukaan )

1. Judul kegiatan bercakapcakap tentang cara menggunakan alat komunikasi Handphone.

2. Pengelolaan Kelas :

Penataan ruang:

Penataan ruang kelas dilaksanakan secara klasikal.

Langkah-langkah Perbaikan

1. Guru mengajak semua siswa menghadap ke depan dan mendengarkan penjelasan guru tentang cara menggunakan alat komunikasi handphone

2. Guru mendemonstrasikan penggunaan handphone.

3. Guru menyuruh murid untuk menggunakan handphone satu per satu.

4. Setelah selesai guru memberi pertanyaan pada murid, ada yang kesulitan tidak?

5. Guru dan anak-anak menggunakan handphone mainan untuk mendemonstrasikan cara penggunaan handphone.

B. Kegiatan Pengembangan II ( Inti )

Judul kegiatan : Menyusun balok menjadi gedung Telkom bertingkat

Pengelolaan Kelas : Anak-anak duduk melingkar, guru berada di tengah lingkaran.

Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru menyiapkan balok-balok yang akan digunakan dan merapikan anak-anak.

2. Guru menjelaskan aturan-aturan dalam bermain balok.

3. Guru membuat gedung Telkom bertingkat dengan menggunakan balok.

4. Guru meminta anak membuat bangunan bertingkat dengan balok yang sudah disiapkan.

5. Guru memberikan reward kepada anak yang berhasil membuat gedung bertingkat.

C. Kegiatan Pengembangan III ( Penutup )

Judul Kegiatan : Mengucap sajak Telepon

Pengelolaan kelas

Anak-anak duduk di karpet, guru duduk di depan kelas

Langkah-langkah Perbaikan

1. Guru meminta anak duduk di karpet.

2. Guru member contoh cara mengucap sajak.

3. Guru meminta anak mengucap sajak secara bersama-sama.

4. Guru member reward dan umpan balik

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Maret 2014. Pembelajaran mengacu pada Rencana Kegiatan Harian dengan tema Alat Komunikasi dengan kegiatan membilang/ menyebut lambang bilangan 1-5 melaui bermain balok . Dengan adanya kesepakatan oleh guru dan peniliti untuk lebih memfokuskan pada kegiatan anak. Anak-anak lebih berkonsentrasi dan percaya diri, dan lebih antusiasPeningkatan kemampuan dapat dilihat dari meningkatnya hasil penilaian anak dari hanya 7 anak menjadi 13 anak yang bisa dari 15 siswa 1 kelas .

c. Observasi

Berdasarkan hasil observasi/pengamatan dari kegiatan ini terlihat sudah mengalami kemajuan, yang semula belum megenal konsep menjadi bisa mengenal konsep. Dapat dilihat peningkatan, dari 15 anak sudah 13 anak mampu menyelesaikan kegiatan sesuai indikator yang ditentukan.

d. RefleksiBerdasarkan hasil observasi tersebut. Proses pembelajaran sudah berhasil. Arahan dari guru, media/alat peraga, penguasaan materi dapat membuat anak faham tentang kegiatan yang akan dilakukan. Anak-anak sudah mampu membilang/menyebut bilangan 1-5 melalui balok maupun tidak menggunakan alat peraga.LEMBAR REFLEKSI

SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama:Prima Tunjung Riyanto

NIM:821248231

Program Studi:S1 PG PAUD

UPBJJ:UT Surakarta TK/KB/TPA:Pertiwi IV Sidoharjo

Kelompok:A

Pertemuan Ke:Siklus II

1) Bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan?

Anak merasa lebih merespon ketika saya membawa alat peraga di dalam kelas.

2) Secara keseluruhan apa saja kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan yang saya lakukan?

Dalam pengelolaan kelas masih menjadi kelemahan saya.

3) Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam pengembangan yang saya lakukan?

Membawa alat peraga yang sesuai dengan bidang pengembangan sehingga anak tidak merasa jenuh.

4) Hal-hal unik apa yang saya temui dalam kegiatan pengembangan?

Respon anak yang tidak sesuai dengan pertanyaan guru sehingga membuat suasana kelas menjadi aktif.

5) Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya,maka apa yang akan saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?

Lebih mengetahui karakteristik anak sebelum menyampaikan materi, sarana dan prasarana juga di siapkan.

B. Pembahasan Dari hasil sebelum siklus banyak anak yang belum mampu melaksanakan pembelajaran, hanya ada 3 anak yang berhasil.Pada siklus pertama masih terlihat ada anak yang belum mencapai hasil yang diinginkan dan hanya mengalami peningkatan yang sedikit, hanya 7 anak yang berhasil. Pada siklus kedua hasilnya mengalami peningkatan ada 13 anak yang mampu mencapai hasil yang diinginkan.

Dengan memotivasi, membimbing dan memberikan anak kesempatan saat mereka melaksanakan kegiatan, maka hasil yang dicapai juga menjadi baik melalui bermain anak akan senang dan bersemangat. Karena bermain senantiasa menjadi kegiatan sehari-hari anak. Dalam kegiatan bermain meningkatkan kemampuan berhitung anak, maka guru mengajarkannya melalui bermain balok. Dengan begitu anak akan lebih mudah menerima,mengingat dan senang dengan pembelajaran berhitung sehingga indicator yang diharapkan akan tercapai.V. KESIMPULAN DAN SARANDari hasil pengamatan yang dilakukan penulis di Taman Kanak-Kanak Pertiwi IV Sidoharjo Kelompok A pada kegiatan berhitung melalui bermain balok mengacu pada indikator kognitif yaitu membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda sampai 5) telah menunjukkan hasil yang meningkat. Dengan penataan ruang kelas yang mendukung anak dan strategi pembelajaran yang menarik bagi anak telah menunjukkan peningkatan dan perkembangan kognitif semakin berkembang sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.Berdasarkan hasil penelitian, disarankan: 1. Kepala sekolah hendaknya meningkatkan layanan fasilitas pembelajaran di TK.2. Suasana belajar dibuat menyenangkan dan menarik agar siswa termotivasi untuk belajar.3. Guru hendaknya terus menggali potensi dan kemampuan dalam mengembangkan pembelajaran melalui berbagai macam strategi belajar agar hasil belajar anak semakin meningkat, pengalaman anak semakin bertambah, potensi yang ada semakin berkembang sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.4. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional Jakarta:2000, Permainan Berhitung di Taman Kanak-Kanak

Djamarah,Syaiful Bahri dan Aswan Zain:2004, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:PT,Rineka Cipta

Genius.smpn1.mgl.sch.id/.index.htm/balok diakses tanggal

I Gak Wardhani,dkk:2008, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:Universitas Terbuka

Jeromas Bruner:1915, Teori-teori Belajar, Jakarta:Erlangga

Moeslichatoen:1999, Metode Pengajaran di TK, Jakarta:PT.Rhineka Cipta

Rini Hildayani, dkk (2009), Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: Universitas Terbuka

Siti Aisyah, dkk (2009), Bermain dan Permainan Anak, Jakarta: Universitaas Terbuka

Sulistyaindriani,wordpress.cpm/2010 kubus dan balok diakses tanggaTim.PKP PG PAUD:2009, Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini, Jakarta:Universitas Terbuka

Widarmi D,Wijana,dkk:2008, Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:Universitas Terbuka

Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2009), Metode Pengembangan Kognitif, Jakarta: Universitas Terbuka

1