Presus THT

21
PENDAHULUAN Saluran pernafasan membawa udara dari dunia luar kedalam paru. Saluran pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakhea, bronkus dan bronkiulus. Laring merupakan bagian dari saluran pernafasan yang teridiri dari rangkaian cincin tulang rawanyang dihubungkan oleh otot-otot dan mengandung pita suara. Laring merupakan bagian yang penting karena merupakan tempat pembentukan suara serta sebagai organ pelindung saluran pernafasan. berbagai kondisi patologis pada organ ini dapat menggangu peranya sebagai fonasi dan organ pelindung (Wilson, 2006). Laringitis merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada daerah laring. Laringitis merupakan suatu proses inflamasi pada laring yang dapat terjadi baik akut maupun kronik. Pasien dengan laringitis biasanya mengeluh suara serak atau kehilangan suara sama sekali (Shah, 2011). Laringitis akut merupakan klasifikasi dari laringitis berdasarkan onsetnya. Laringitis akut biasanya terjadi mendadak dan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Laringitis dikatakan akut jika gejala dari laringitis berlangsung tidak kurang dari 3 minggu, jika gejala berlangsung lebih dari 3 minggu di klasifikasikan sebagai laringitis kronik (Shah, 2011).

description

laporan

Transcript of Presus THT

Page 1: Presus THT

PENDAHULUAN

Saluran pernafasan membawa udara dari dunia luar kedalam paru. Saluran

pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakhea, bronkus dan bronkiulus.

Laring merupakan bagian dari saluran pernafasan yang teridiri dari rangkaian

cincin tulang rawanyang dihubungkan oleh otot-otot dan mengandung pita suara.

Laring merupakan bagian yang penting karena merupakan tempat pembentukan

suara serta sebagai organ pelindung saluran pernafasan. berbagai kondisi patologis

pada organ ini dapat menggangu peranya sebagai fonasi dan organ pelindung

(Wilson, 2006).

Laringitis merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada

daerah laring. Laringitis merupakan suatu proses inflamasi pada laring yang dapat

terjadi baik akut maupun kronik. Pasien dengan laringitis biasanya mengeluh

suara serak atau kehilangan suara sama sekali (Shah, 2011).

Laringitis akut merupakan klasifikasi dari laringitis berdasarkan onsetnya.

Laringitis akut biasanya terjadi mendadak dan biasanya dapat sembuh dengan

sendirinya. Laringitis dikatakan akut jika gejala dari laringitis berlangsung tidak

kurang dari 3 minggu, jika gejala berlangsung lebih dari 3 minggu di

klasifikasikan sebagai laringitis kronik (Shah, 2011).

Etiologi dari laringitis akut bermacam-macam. Pengguanaan suara

berlebihan, paparan gas beracun, atau agen infeksi termasuk etiologi dari laringitis

akut. Agen infeksi paling sering adalah virus, namun kadang-kadang bakteri juga

bisa menyebabkan keadaan ini. Virus yang turut berperan antara lain influenza

(tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus dan adenovirus. Radang

pada laring juda dapat merupakan kelanjutan dari rinofaringitis (coomon cold)

(Abdurrahman, 2003; Shah, 2011).

Laringitis akut dapat mengakibatkan suara menjadi sesak atau bahkan

hilang sama sekali karena keadaan ini menyebabkan gangguan pada bergetarnya

pita suara. Selain itu membrane yang menutupi pita suara dapat membengkak dan

memerah. Gejala umum radang juga muncul pada keadaan ini seperti demam dan

malaise (Hermani et al, 2007).

Page 2: Presus THT

Prevalensi laringitis akut kurang diketahui secara pasti karena banyak

pasien yang menggunakan tindakan konservatif untuk mengobati laringitis

daripada konsultasi madis. Gejala infeksi saluran pernafasan atas sering menyertai

penyakit ini sehingga pasien terbiasa mengelola pengobatan mereka sendiri.

Berdasarkan hasil studi laringitis terutama menyerang pada usia 18-40 tahun

untuk dewasa sedangkan pada anak-anak umumnya terkena pada usia diatas 3

tahun (Shah, 2011).

Page 3: Presus THT

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Laringitis merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai

pada daerah laring. Laringitis merupakan suatu proses inflamasi pada

laring yang dapat terjadi baik akut maupun kronik (Shah, 2011).

Berdasarkan onsetnya laringitis diklasifikasikan menjadi

laringitis akut dan laringits kronik. Laringitis akut jika gejala

berlangsung kurang dari 3 minggu, sedangkan laringitis kronik jika

gejala berlangsung lebih dari 3 minggu (Shah, 2011).

Laringitis akut adalah suatu inflamasi yang diakibatkan oleh

infeks bakteri maupun virus. Selain itu dapat disebabkan oleh paparan

zat beracun serta pengguanaan suara yang berlebih (Shah, 2011).

Gambar 1. Laringitis

B. Epidemiologi

Prevalensi laringitis akut kurang diketahui secara pasti karena

banyak pasien yang menggunakan tindakan konservatif untuk

mengobati laringitis daripada konsultasi madis. Gejala infeksi saluran

Page 4: Presus THT

pernafasan atas sering menyertai penyakit ini sehingga pasien terbiasa

mengelola pengobatan mereka sendiri. Numun demikian, laringitis

merupakan salah satu patologi laring yang paling sering dijumpai

(Shah, 2011).

Laringitis akut biasanya dapat sembuh dengan sendirinya

sehingga angka morbiditas dan mortalitas yang signifikan tidak

ditemuai. Pasien laringitis akut akibat infeksi dapat menyebabkan

rusaknya pita suara daripada laringitis yang disebabkan karena trauma

vocal (Shah, 2011).

Berdasarkan hasil studi laringitis terutama menyerang pada

usia 18-40 tahun untuk dewasa sedangkan pada anak-anak umumnya

terkena pada usia diatas 3 tahun (Shah, 2011).

C. Anatomi dan Fisiologi

Saluran pernafasan membawa udara dari dunia luar kedalam

paru. Saluran pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakhea,

bronkus dan bronkiulus. Laring merupakan bagian dari saluran

pernafasan yang teridiri dari rangkaian cincin tulang rawanyang

dihubungkan oleh otot-otot dan mengandung pita suara. Laring

merupakan bagian yang penting karena merupakan tempat

pembentukan suara serta sebagai organ pelindung saluran pernafasan

(Wilson, 2006).

Gambar 2. Saluran Pernafasan

Page 5: Presus THT

Bentuk laring menyerupai limas segitiga terpancung dengan

bagian atas lebih terpancung dan bagian atas lebih besar daripada

bagian bawah. Batas atas laring adalah aditus laring sedangkan batas

kaudal kartilago krikoid (Hermani et al, 2007).

Gambar 3. Laring

Struktur kerangka laring terdiri dari satu os hyoid dan beberapa

tulang rawan. Komponen utama pada struktur laring adalah kartilago

tiroid yang berbentuk seperti perisai dan kartilago krikoid. Os hyoid

terletak disebelah superior dengan bentuk huruf U dan dapat dipalapsi

pada leher depan. Dibagian bawah os hyoid ini bergantung ligamentum

tirohioid. Sementara itu kartilago krikoid mudah teraba dibawah kulit

yang melekat pada kartilago tiroid lewat membran krikotiroid yang

berbentuk bulat penuh. Pada permukaan superior lamina terletak

pasangan kartilago aritinoid yang berbentuk piramid bersisi tiga. Pada

masing-masing kartilago aritinoid ini mempunyai dua buah prosesus

yakni prosessus vokalis anterior dan prosessus muskularis lateralis

(Cohen, 1997).

Page 6: Presus THT

Prossesus vokalis akan membentuk 2/5 bagian belakang dari

korda vokalis sedangakan ligamentum vokalis membentuk pita suara

yang dapat bergetar. Ujung bebas dan permukaan superior korda

okalis suara membentuk glottis (Cohen, 1997).

GGambar 4. Pita suara

Kartilago epiglotika merupakan struktur garis tengah tunggal

yang memisahkan saluran pernafasan atas dan bawah. Pada waktu

menelan, epiglottis menutup dan mengarahkan makanan masuk ke

esophagus. Pada waktu bernafas epiglottis terbuka. Selain itu juga

teradpat dua pasang kartilago kecil didalam laring yang mana tidak

mempunyai fungsi yakni kartilago kornikulata dan kuneiformis

(Cohen, 1997; Wilson, 2006).

Page 7: Presus THT

Laring memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai sebagai

proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi

dan fonasi (Cohen, 1997)

a) Proteksi

Fungsi laring untuk proteksi adalah untuk mencegah agar

makanan dan benda asing masuk kedalam trakea dengan jalan

menutup aditus laring dan rima glotis yang secara bersamaan.

Benda asing yang telah masuk ke dalam trakea dan sekret yang

berasal dari paru juga dapat dikeluarkan lewat reflek batuk.

b) Respirasi

Fungsi respirasi laring dengan mengatur mengatur besar

kecilnya rima glotis.

c) Sirkulasi

Dengan terjadinya perubahan tekanan udara maka didalam

traktus trakeo-bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah

tubuh.

d) Menelan

Fungsi laring dalam proses menelan mempunyai tiga

mekanisme yaitu gerakan laring bagian bawah keatas, menutup

aditus laringeus, serta mendorong bolus makanan turun ke

hipofaring dan tidak mungkin masuk kedalam laring.

e) Emosi dan fonasi

Laring mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi

seperti berteriak, mengeluh, menangis dan lain-lain yang berkaitan

dengan fungsinya untuk fonasi dengan membuat suara serta

mementukan tinggi rendahnya nada.

D. Etiologi dan Predisposisi

Laringitis akut disebabkan oleh beberapa sebab antara lain

(Masjoer et al., 2009; Abdurrahman, 2003; Shah, 2011) :

1) Infeksi

Page 8: Presus THT

a) Virus

Common Cold Virus

Influenza (tipe A dan B)

Parainfluenza (tipe 1,2,3)

Rhinovirus

Adenovirus

b) Bakteri

Haemophilus Influenzae

Stafilococcus

Streptococcus

Pneumococus

c) Jamur

Candida albican

Histoplasmosis

2) Trauma

a) Vocal

b) GERD

c) Rokok

d) Korosif

3) Alergi

Sementara faktor predisposisi yang turut berperan dalam kejadian

laringitis akut antara lain

1) Perubahan cuaca

2) Gizi kurang

3) Imunisasi tidak lengkap

E. Patofisiologi

Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Laringitis

biasanya disertai rinitis atau nasofaringitis. Awitan infeksi mungkin

Page 9: Presus THT

berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak,

defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis umum

terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. Ini terjadi seiring

dengan menurunnya daya tahan tubuh dari host serta prevalensi virus

yang meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan

infeksi saluran nafas bagian atas lainnya. Hal ini akan mengakibatkan

iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang kelenjar mucus

untuk memproduksi mucus secara berlebihan sehingga menyumbat

saluran nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk

hebat yang bisa menyebabkan iritasi pada laring. Dan memacu

terjadinya inflamasi pada laring tersebut. Inflamasi ini akan

menyebabkan membrane pita suara menjadi bengkak dan memerah

sehingga menghambat getaran pita usara untuk memproduksi suara.

Selain itu inflamasi menyebabkan nyeri akibat pengeluaran mediator

kimia darah yang jika berlebihan (John, 2001; Shah, 2011).

Infeksi- Virus- Bakteri- Jamur

Trauma- Vocal- GERD- Rokok- Korosif

Alergi

Inflamasi

NyeriMukosa pita suara bengkak

Gejala radang umum

Suara Parau

Penyempitan saluran nafas

Page 10: Presus THT

Gambar 5. Patofisiologi laringitis akut

F. Penegakan Diagnosis

Diagnosis laringitis akut dapat ditegakkan dengan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemerinksaan penunjang.

1) Anamnesis

Pada anamnesis dapat didapatkan informasi sebagai berikut

(Hermani et al, 2007; Shah, 2011):

a) Suara parau bahkan sampai tidak bersuara sama sekali (afoni)

b) Sesak nafas dan stridor

c) Nyeri tenggorokan seperti nyeri ketika menalan atau berbicara.

d) Gejala radang umum seperti demam, malaise

e) Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental

f) Gejala commmon cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok

hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion),

nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur yang tidak

mengalami peningkatan dari 38 derajat celsius.

g) Gejala influenza seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga

sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri

kepala, batuk, peningkatan suhu yang sangat berarti yakni lebih

dari 38 derajat celsius, dan adanya rasa lemah, lemas yang

disertai dengan nyeri diseluruh tubuh

Gejala diatas tidak muncul lebih dari 3 minggu

Sesak nafas

Page 11: Presus THT

2) Pemeriksaan fisik

Pada anamnesis biasanya didapatkan informasi sebagai berikut:

a) Pada pemeriksaan laringoskopi akan tampak mukosa laring

hiperemis dan membengkak

Gambar 6. Laringoskopi

b) Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dapat ditemukan tanda

radang akut pada hidung

3) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain

(Abdurrahman, 2003; Shah, 2011):

a) Foto rontgen leher AP : bisa tampak pembengkakan jaringan

subglotis (Steeple sign). Tanda ini ditemukan pada 50% kasus.

b) Pemeriksaan laboratorium : gambaran darah dapat normal. Jika

disertai infeksi sekunder, leukosit dapat meningkat

c) Tes alergi

G. Diagnosis Banding (Abdurrahman, 2003)

1) Faringitis

2) Bronkiolitis

Page 12: Presus THT

3) Bronkitis

4) Pnemonia

5) Benda asing pada laring

H. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pasien laringitis akut dapat diklasisfikasikan

menjadi medikamentosa dan nin medikamontosa.

1) Medikamentosa

Terapi medikamentosa bertujuan untuk mengurangi atau

menghilangkan gejala yang muncul (simtomatis) dan mengobati

penyebabnya (kausatif).

a) Simtomatis

Demam : Parasetamol

Nyeri : Asam mefenamat

Hidung tersumbat : Dekongestif nasal ( PPA, efedrin)

Pengencer dahak : Ambroksol

b) Kausatif

Antibiotik : Penicilin (Shah, 2011)

2) Non-medikamentosa

a) Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari

b) Jika pasien sesak dapat diberikan O2 2 l/ menit

c) Istirahat

d) Menghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri /

minyak mint bila ada muncul sumbatan dihidung atau

penggunaan larutan garam fisiologis (saline 0,9 %) yang

dikemas dalam bentuk semprotan hidung atau nasal spray

(Shah, 2011)

I. Prognosis

Laringitis akut umumnya dapat sembuh dengan sendirinya.

Bila terapi dilakukan dengan baik maka prognosisnya sangat baik.

Page 13: Presus THT

Namun pada anak khususnya pada usia 1-3 tahun penyakit ini dapat

menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga dapat

menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat

dilakukan pemasangan endotrakeal atau trakeostomiaik (Abdurrahman,

2003; Shah, 2011).

J. Komplikasi

Komplikasi jarang terjadi karena laringitis akut dapat sembuh

dengan sendirinya. Kerusakan pita suara mungkin terjadi pada

penderita yang kompensasi berlebih terhadap disfoni (Schwartz et al.,

2009).

Page 14: Presus THT

KESIMPULAN

Laringitis merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada

daerah laring. Berdasarkan onsetnya laringitis diklasifikasikan menjadi laringitis

akut dan laringits kronik. Laringitis dikatakan akut jika gejala dari laringitis

berlangsung tidak kurang dari 3 minggu. Tanda dan gejala laringitis akut meliputi

suara parau, nyeri tenggorokan, sesak nafas, gejala umum radang dan batuk.

Laringitis disebabkan oleh infeksi, trauma, dan alergi pada laring.

Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang yang dilakukan secara tepat. Tatalaksana dilakukan adalah medika

mentosa dan non medikamentosa. Medikamentosa bertujuan untuk mengurangi

gejala dan mengobati penyebab penyakit dengan obat-obatan. Prognosis pada

laringitis akut umumnya baik karena dapat sembuh sendiri.

Page 15: Presus THT

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman MH. 2003. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Edisi ke2. Jakarta: FKUI

Cohen JL. 1997. Anatomi dan Fisiologi Laring. Dalam BOIES-Buku Ajar Penyakit THT.Edisi ke6. Jakarta: EGC

Hermani B,Kartosudiro S & Abdurrahman B. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : FKUI

Jhon SD., Maves MD. 2001. Byron- Head and Neck surgery Otolaryngology : Surgical Anatomy of the Head and Neck. USA: Wilkins Publisher

Mansjoer A., Triyanti K., Savitri R., wardhani WI., Sutiowulan W. 2009. Kapita Selekta Kedokteran: Ilmu Telinga Hidung dan Tenggorokan. Jakarta: Media Aesculapeus

Schwartz SR, Cohen SM, Dailey SH, et al. 2009. Clinical practice guideline: hoarseness (dysphonia). Otolaryngol Head Neck Surg. Vol. 141: S1-S31.

Shah RK., 2011. Acute Laryngitis. Terdapat dalam: http://emedicine.medscape.com/article/864671 [diakses tanggal 12 Desember 2012]

Wilson LM. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Konsep-konsep Penyakit: Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan. Jakarta: EGC