Presus Pityriasis Alba

download Presus Pityriasis Alba

of 25

description

pengetahuan

Transcript of Presus Pityriasis Alba

  • Pityriasis Alba

    Ponco Gunawan

  • Pasien Merasakan ada perubahan warna kulit bintik putih di wajahnya

  • Pasien dengan usia 10 th datang kepoli diantar orang tuanya karena timbul putih putih bersisik di wajah sejak 1 bulan yang lalu pasien tidak merasakan gatal pasien mengaku tidak pernah menggunakan pelembab apapun pada saat di lakukan pemeriksaan ditemukan pacth hiperpigmentasi bentuk ireguler multiple batas tegas berukuran numular tersebar di regiofacialis

  • Pasien belom pernah mengalami ini sebelomnya.RPKTidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa

  • KU: composmentis, tidak tampak kesakitan

  • UKK: pacth hiperpigmentasi bentuk ireguler multiple batas tegas berukuran numular tersebar di regiofacialis

  • Pitiriasis vesicolorvitiligopsoriasis

  • Pityriasis Alba

  • beta hydroxy acidalpha hydroxy acidsKortikosteroid topikal

  • Tetap untuk menjalankan aktifitas seperti biasa Diet makanan sayuran dan buah-buahan dan membiasakan hidup sehat dengan cara berolahraga dan menghindari rokok dan minuman beralkohol.Tetap bersabar menghadapi penyakit dan diusahakan dapat melakukan refreshing agar menghilangkan stres

  • Pityriasis alba merupakan penyakit yang sembuh sendiri dan tidak menimbulkan mortalitas. Pada umumnya penyakit ini menghilang menjelang usia pubertas

  • Pityriasis alba merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa latin, yang berarti sisik atau skuama (pityriasis) dan putih (alba). Pityriasis alba pertama kali dijelaskan oleh Fox, diberi nama oleh OFarrell, dan hubungannya dengan dermatitis atopik pertama kali dicetuskan oleh Watkins. Pityriasis alba merupakan suatu penyakit yang tidak menular dengan ciri yang paling mencolok berupa hipopigmentasi.

  • Pityriasis alba merupakan penyakit yang umum terjadi, pada populasi umum diperkirakan prevalensinya sebesar 1%, namun pada pasien yang memiliki riwayat atopi prevalensinya sebesar 32%.11 Terdapat laporan kejadian sebesar lebih dari 5% pada anak-anak di Amerika Serikat, namun epidemiologinya belum pernah dijelaskan secara pasti. Pityriasis alba tidak memiliki kecenderungan timbul pada ras tertentu, walaupun penyakit ini memang terlihat lebih jelas pada penderita berkulit gelap karena nampak kontras.Penyakit ini tidak memiliki predileksi jenis kelamin tertentu, walaupun pernah tercatat penderita laki-laki sedikit lebih banyak daripada perempuan. Pityriasis alba lebih sering dijumpai pada penderita berusia kurang dari 20 tahun, terutama pada anak dan remaja yang usianya berkisar antara 3-16 tahun

  • Etiologi dan patogenesis pityriasis alba masih belum jelas. Tidak ada agen definitif yang dapat dijelaskan untuk penyakit ini. Tidak terdapat data mengenai peran faktor genetik dan riwayat keluarga yang berhubungan dengan penyakit ini. Hipopigmentasi yang terjadi diakibatkan oleh berkurangnya aktivitas melanosit dan berkurangnya jumlah serta ukuran melanosom. Penyakit ini pada umumnya digolongkan sebagai manifestasi dari dermatitis atopik ringan, namun individu yang atopik belum tentu menderita pityriasis alba.

  • Beberapa sumber menggolongkannya sebagai kelainan pigmentasi kulit.Hipopigmentasi diduga secara sekunder dapat disebabkan oleh pityriacitrin, suatu substansi yang diproduksi oleh ragi Malassezia, yang berperan sebagai tabir surya alami. Hipoigmentasi juga dapat dijelaskan sebagai kerusakan terhadap melanosit dan inhibisi dari tyrosinase by decarboxylic acid, azelic acid (inhibitor kompetitif dari tyrosinase), dan atau metabolit yang diturunkan tryptophanyang diproduksi oleh ragi normal Malassezia furfur,yang merupakan bagia dari permukaan kulit normal. Jadi, beberapa pasien dengan pityriasis alba mengalami sensitivitas terhadap jamur ini. Berbeda dengan tinea versicolor, organisme ini tidak berkembang dalam jumlah banyak pada pityriasis alba. Jamur patogen juga tidak terlibat dalam kondisi ini

  • Lesi individual berbentuk makula atau patch yang bulat, oval, ataupun irregular, yang berwarna merah, pink, atau warna kulit, dan ditutupi lapisan sisik tipis. Batasnya dapat tegas, tidak tegas, maupun meninggi. Pada awalnya, eritema dapat mencolok dan mungkin terdapat krusta serous minimal. Selanjutnya, eritema reda sempurna, dan pada stadium dimana lesi umumnya terlihat oleh dokter, lesi hanya menunjukkan hipopigmentasi dan adanya sisik tipis. Hal ini yang pada umumnya mendorong pasien untuk berobat. Hipopigmentasi lebih jelas terlihat pada kulit berwarna gelap, terutama setelah berjemur

  • Pengujian dengan kalium hidroksida (KOH) dilakukan untuk menyingkirkan kelainan kulit lain seperti tinea versicolor, tinea faciei, atau tinea korporis.histology, biopsi kulit umumnya tidak terlalu membantu dalam menetapkan diagnosis, namun mungkin saja diindikasikan jika diagnosis mikosis seperti jamur (cutaneous T-cell lymphoma)mikroskop elektron, terlihat jumlah melanosit yang aktif berkurang dan ukuran serta jumlah melanosom berkurang dalam kulit yang terpengaruh.

  • Pityriasis versicolor Vitiligo

  • terapi dengan kortikosteroid lemah seperti hidrokortison 0.5% atau 1%, atau krim yang mengandung calcineurin inhibitor seperti tacrolimus dan pimecrolimus, juga sering diresepkan. Sisik dapat dikurangi dengan krim emollient lunak

  • Pityriasis alba merupakan penyakit yang sembuh sendiri dan tidak menimbulkan mortalitas. Pada umumnya penyakit ini menghilang menjelang usia pubertas

  • Pityriasis alba merupakan penyakit kulit yang tidak menular, ditandai dengan makula atau patch dengan hipopigmentasi dan sisik tipis. Penyakit ini lebih banyak mengenai anak dan remaja, tanpa kecenderungan terhadap ras dan jenis kelamin tertentu. Etiologi dan patogenesisnya belum jelas, diduga berkaitan dengan riwayat atopi, paska inflamasi kulit, pajanan sinar matahari, kebiasaan mandi, maupun nutrisi. Proses hipopigmentasi diduga terkait dengan gangguan pada sel pigmen kulit.

  • Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis faktor resiko, pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menyingkirkan diagnosis banding. Distribusi lesi, pemeriksaan lampu Wood, dan riwayat inflamasi sebelumnya merupakan hal yang penting dalam mempersempit diagnosis banding.Pityriasis alba merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya, bahkan tanpa intervensi. Pemberian emollient dinilai efektif untuk tatalaksana bila tidak disertai inflamasi. Tidak pernah dilaporkan adanya mortalitas akibat penyakit ini