Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

35
LAPORAN KASUS HEPATITIS VIRAL AKUT Pembimbing: Dr. dr. I Gede Arinton, SpPD-KGEH Disusun Oleh: Nefrida Namira Maaruf (K1A00491) SMF PENYAKIT DALAM

Transcript of Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

Page 1: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

LAPORAN KASUS

HEPATITIS VIRAL AKUT

Pembimbing:

Dr. dr. I Gede Arinton, SpPD-KGEH

Disusun Oleh:

Nefrida Namira Maaruf (K1A00491)

SMF PENYAKIT DALAMFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANRSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

2010

Page 2: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan judul:

HEPATITIS VIRAL AKUT

Pada tanggal, Juni 2010

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kegiatan Kepaniteraan Klinik

di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Prof.Dr.Margono Soekardjo Purwokerto

Disusun Oleh:

Nefrida Namira Maaruf (K1A00491)

Mengetahui,

Pembimbing:

Dr. dr. I Gede Arinton, SpPD-KGEH

2

Page 3: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

SMF. Penyakit Dalam

RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto

LAPORAN KASUS

Penderita

Nama : Tn. O

Kelamin : Laki-laki

Umur : 34 tahun

Alamat : Cilacap

Ruang : Mawar

ANAMNESA (AUTOANAMNESA dan ALLOANAMNESIS)

1. Keluhan Utama : Nyeri perut kanan atas

Masalah

1. Kedua mata, kulit muka dan kedua telapak tangan kuning

2. Mual dan muntah

3. Nafsu makan menurun, perut terasa sebah, cepat kenyang.

4. Kencing berwarna kuning gelap seperti air teh

5. Lemas dan cepat lelah

2. Riwayat Penyakit Sekarang, Riwayat Penyakit Dahulu dan Riwayat

Keluarga yang relevan dengan Keluhan Utama :

A. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RSMS dengan keluhan utama nyeri di daerah

perut kanan atas sejak ± 5 hari yang lalu. Pasien mengaku rasa nyeri di

daerah perut bagian kanan atas tidak menjalar, nyeri ini dirasakan pasien

seperti rasa tertusuk-tusuk. Dengan penekanan didapatkan rasa nyeri yang

semakin bertambah. Rasa nyeri ini timbul perlahan-lahan dan berlangsung

secara terus-menerus. Hal ini membuat pasien tidak mampu melakukan

3

Page 4: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

aktifitasnya sehari-hari. Rasa nyeri ini dirasakan semakin sering dan

memberat setiap harinya, terutama ketika dan setelah pasien selesai

makan. Pasien merasa berkurang rasa nyerinya saat tiduran dan tidak

mengkonsumsi makanan dan minuman apapun.

Sejak 1 minggu yang lalu pasien mengaku kedua matanya menjadi

berwarna kuning. Warna kuning ini muncul secara perlahan-lahan dan terus-

menerus serta dirasakan semakin lama semakin bertambah. Semula berwarna

kuning terang, kemudian menjadi kuning oranye. Warna kuning ini juga

tampak pada kulit muka dan telapak tangan pasien.

Keluhan ini disertai dengan buang air kecil berwarna kuning gelap

seperti air teh yang dirasakan sejak ± 4 hari yang lalu.Warna air kencing

seperti ini terlihat tidak ada perubahan warna, dan terus menerus dengan

jumlah yang banyak. Saat kencing tidak disertai rasa sakit pada daerah perut

bagian bawah, tidak terasa perih, tidak terasa panas, maupun adanya

gangguan kencing seperti kencing anyang-anyangan, kencing yang sulit

keluar atau kencing yang sulit ditahan. Pasien juga mengaku kencingnya

tidak berwarna kemerahan.

Pasien juga mengeluhkan mual disertai dengan muntah. Mual dan

muntah dirasakan pasien sejak munculnya nyeri di perut sebelah kanan

atas, mual dan muntah bertambah parah dan berkurang bersama nyeri

tersebut dan pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman. Keadaan

ini mengakibatkan penurunan nafsu makan pasien.

Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah badan terasa lemas

yang juga dirasakan sejak ± 5 hari yang lalu. Rasa lemas ini dirasakan

sebagai rasa kurang bertenaga dan mudah lelah apabila melakukan

aktifitas ringan sekalipun. Keluhan ini muncul secara perlahan-lahan dan

berlangsung sepanjang hari serta semakin hari dirasakan semakin berat

sehingga beberapa hari terakhir pasien tidak dapat melakukan aktifitas

sehari-harinya. Rasa lemas ini tidak berkurang meskipun pasien telah

cukup lama beristirahat (>6 jam). Keluhan ini semakin diperberat dengan

nafsu makan pasien yang berkurang.

4

Page 5: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

Buang air besar berwarna putih seperti dempul tidak ada. Keluhan

tidak disertai dengan gatal-gatal di seluruh, tubuh. Keluhan juga tidak

disertai dengan panas badan, mata penderita kemerahan, adanya bintik-

bintik perdarahan di kulit, nyeri pada otot betis.

B. Riwayat Penyakit Dahulu :

- 10 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan panas badan

yang tidak terlalu tinggi, dirasakan terus menerus siang sampai dengan

malam. Keluhan panas badan tidak disertai dengan menggigil atau

mengigau, dan tidak disertai dengan keringat dingin. Penderita juga

mengeluh lemah badan, nyeri kepala, pegal-pegal, nafsu makan

berkurang, mual dan kadang-kadang disertai muntah. Muntah berisi

cairan dan makanan. Sejak 6 hari penderita merasa keluhan panas dan

sakit kepala agak berkurang tetapi keluhan lain tidak berkurang sampai

timbul keluhan mata kuning.

- Riwayat pernah transfusi tidak ada.

- Riwayat mengkonsumsi obat-obatan dan jamu-jamuan dalam jangka

lama tidak ada.

- Riwayat gangguan berkemih tidak ada

C. Riwayat Penyakit Keluarga :

- Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit kuning.

3. Berdasarkan 1 dan 2 di atas buat 3 hipotesis dan berikan rasionalisasi

berdasarkan literatur (cantumkan)

A. Hepar

Hepar merupakan organ parenkim yang berukuran terbesar, yang

menduduki urutan pertama dalam hal banyaknya, kerumitan dan ragam

dari fungsinya. Bila terjadi infeksi atau peradangan pada hepar seperti

pada parenkimnya maka akan menyebabkan pembesaran hepar yang akan

mendesak lambung sehingga menimbulkan rasa tidak nafsu makan. Nyeri

pada perut kanan atas disebabkan oleh karena infeksi. (1,2)

5

Page 6: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

Pada kasus hepatitis proses perjalanan penyakit berlangsung

menurut 3 fase yaitu:

1. Fase pre-ikterik/prodromal

- Berlangsung selama 5 – 7 hari.

- Ditandai oleh panas dan nyeri sendi.

2. Fase ikterik

- Berlangsung selama 18 – 22 hari, ditandai oleh kencing seperti teh

dan kuning.

- Ditandai oleh mual, anoreksia, lemah badan, nyeri perut kanan atas

terjadi pada fase antara pre ikterik dan ikterik yang berlangsung

selama 3 – 20 hari.

3. Fase sembuh

- Pada saat ini pasien masih merasa lemas, tanda-tanda kuning pada

matanya sudah mulai berkurang.

Gambaran klinis hepatitis virus bervariasi, mulai dari yang tidak

merasakan apa-apa atau hanya mempunyai keluhan sedikit saja sampai

keadaan yang berat, bahkan koma dan kematian dalam beberapa hari saja.

Pada golongan hepatitis inapparent, tidak ditemukan gejala. Hanya

diketahui bila dilakukan pemeriksaan faal hati (peningkatan serum

transaminase) dan biopsi menunjukkan kelainan. Pada hepatitis anikterik,

keluhan sangat ringan dan samar-samar, umumnya anoreksia dan

gangguan pencernaan. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan

hiperbilirubinemia ringan, dan bilirubinuria. Urin secara makroskopis

berwarna seperti teh tua dan apabila dikocok akan memperlihatkan busa

berwarna kuning kehijauan. Bentuk hepatitis akut yang ikterik paling

sering ditemukan dalam bentuk klinis. Biasanya perjalanan jinak dan akan

sembuh dalam waktu kira-kira 8 minggu. (1,4)

6

Page 7: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

B. Kandung Empedu

Fungsi utama kandung empedu adalah menyimpan dan

memekatkan empedu, yang berasal dari hati. Empedu yang terus-menerus

disekresi oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil di hati lalu ke

ductus hepaticus kanan dan kiri kemudian bergabung menjadi duktus

hepatikus komunis kemudian ke ductus sisticus ke kandung empedu dan

dikeluarkan lagi ke ductus koledokus dan seterusnya sampai ke hati

kembali.

Bila terjadi gangguan pada proses pembentukan, pengangkutan,

penyerapan dan ekskresi maka akan mengakibatkan pigmentasi kuning

pada plasma darah, yang menimbulkan perubahan warna pada jaringan

yang memperoleh banyak aliran darah tersebut.

Pada kasus ini ikterik pada sklera dan warna urin yang kecoklatan seperti

teh disebabkan karena kerusakan sel hati, sehingga terjadi gangguan

bilirubin yang terkonjugasi.

Ikterik ini merupakan fase ikterik pada penyakit infeksi virus

hepatitis virus yang terjadinya selama 8-22 hari. (1,2)

4. Pemeriksaan fisik yang dibutuhkan dan kenapa ?

Pemeriksaan fisik secara umum berpengaruh pada penatalaksanaan

awal saat pasien datang, baik itu dalam kasus kegawatdaruratan maupun non

kegawatdaruratan.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital : Tekanan darah : 160/110 mmHg

Nadi : 120 x/menit

Respirasi : 40 x/menit

Suhu : 37 °C

Pemeriksaan Kepala

7

Page 8: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

Rambut : Tidak mudah rontok (untuk mengetahui tanda-tanda

kegagalan hati)

Mata : Konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik orange (+/+)

(untuk mengetahui adanya tanda-tanda

meningkatnya kadar bilirubin)

Mulut : Palatum molle ikterik

Fetor hepatikum (-)

Pemeriksaan Dada : Spider nevi (-) (untuk mengetahui adanya tanda-

tanda hiperestrinisme)

Pulmo Inspeksi : Dinding dada simetris

Palpasi : Vokal Fremitus apex paru kanan = paru kiri

Vokal Fremitus basal paru kanan = paru kiri

Perkusi : Apex paru kanan sonor

Apex paru kiri sonor

Lobus medius paru kanan sonor

Lobus inferior paru kanan redup

Lobus inferior paru kiri redup

Auskutasi : Suara dasar vesikuler, wheezing (-/-), Rhonki (-/-)

Batas paru hepar ICS V dextra

Cor Inspeksi : Ictus Cordis tampak SIC V 2 jari medial LMCS

Palpasi : Ictus Cordis teraba SIC V 2 jari medial LMCS

Perkusi : Batas jantung kanan atas SIC II LPSD

Batas jantung kiri atas SIC II LPSS

Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD

Batas jantung kiri bawah SIC V 2 jari medial

LMCS

Auskultasi : m1 > m2 , T1 > T2 , A1 > A2 , P1 > P2 , m(-) , g(-)

Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : Perut datar, venektasi tidak ada

Palpasi : Supel, nyeri tekan tidak ada

Hepar : - Teraba 3 jari BACD

8

Page 9: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

- Tepi tajam

- Permukaan rata

- Nyeri tekan (+)

- Konsistensi kenyal

Lien : tidak teraba

Perkusi : Timpani

Hepar : - Pekak pada 3 jari BACD

- Regio lain : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Pada pemeriksaan dari inspeksi – perkusi adalah untuk mengetahui

adanya pembesaran hepar, lien, asites. Dari pemeriksaan ditemukan hepar

teraba 3 jari BACD sedangkan batas paru-hepar pada sela iga V linea

midklavikula disebabkan karena terjadinya pembesaran pada hepar akibat

proses peradangan pada parenkim hepar.

Pemeriksaan ekstremitas

Superior : Telapak tangan ikterik (+/+), edema (-/-), eritema

palmaris (-/-), jari tabuh (-), akral dingin

Inferior : Edema (-/-), akral dingin

5. Bagaimana informasi pada 4 membantu untuk mendukung hipotesis ?

Hipotesis kami adalah Hepatitis Akut. Hal ini disebabkan karena pada

pemeriksaan fisik didapatkan :

- Mata : Konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik orange (+/+)

- Mulut : Palatum molle ikterik

Fetor hepatikum (-)

Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : Perut datar, venektasi tidak ada

Palpasi : Supel, nyeri tekan tidak ada

Hepar : - Teraba 3 jari BACD

- Tepi tajam

9

Page 10: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

- Permukaan rata

- Nyeri tekan (+)

- Konsistensi kenyal

Lien : Tidak teraba

Perkusi : Timpani

Hepar : - Pekak pada 3 jari BACD

- Regio lain : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Pemeriksaan ekstremitas

Superior : Telapak tangan ikterik (+/+),

Pada keadaan pasien ini ditemukan adanya sklera ikterik dan pallatum

molle. Hal ini timbul akibat kerusakan sel parenkim hati, maka terjadi

gangguan pada bilirubin terkonjugasi yang tidak sempurna ke dalam duktus

hepatikus karena adanya retensi dan regurgitasi, sehingga mengakibatkan

peninggian kadar bilirubin tidak terkonjugasi maupun terkonjugasi dalam

serum. Hepar teraba disebabkan karena adanya peradangan pada jaringan hati.

Lien teraba karena adanya peradangan pada hepar.

10

Page 11: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

6. Penunjang apa yang dibutuhkan untuk mendukung hipotesis dan

terangkan rasionalisasinya.

Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan adalah pemeriksaan darah

lengkap, urin lengkap, feses lengkap dan kimia darah. Pemeriksaan tersebut

untuk mengetahui adanya tanda-tanda penyakit yang dicurigai, penyakit-

penyakit penyerta seperti anemia, infeksi akut maupun kronik, kelainan hepar

maupun kelainan di empedu.

1. Pemeriksaan laboratorium,

Darah lengkap

- Hemoglobin : 10 (13 – 16 g/dl)

- Leukosit : 6000 (5.000 – 10.000 /ul)

- Hematokrit : 31,8 P (40 –48%) W (37-43 %)

- Eritrosit : 5,86 P (4,5 –5,5; W 4-5 jt/ul)

- Trombosit : 150.000 (150.000 – 400.000 /ul)

- MCV : 52,3 (80 – 97 fl)

- MCH : 17,4 (26 – 32 pgr)

- MCHC : 34 (31 – 36 %)

- LED : 8 (L 0 – 10, W 0 – 15)

- Hitung Jenis :

a. Eosinofil : 0 (0-1%)

b. Basofil : 0 (1-4%)

c. Segmen : 0 (40-70%)

d. Limfosit : 34 (19-48%)

e. Monosit : 7 (3-9%)

Glukosa Darah

- Glukosa sewaktu : 80 (< 200 mg/dl)

Kimia Darah

- Protein total : 7,63 (6,6 – 8,7 g/dl)

- Albumin : 3,00 (3,5 – 5,3 g/dl)

- Globulin : 3,64 (2,7 – 3,2 g/dl)

- Bilirubin total : 28,99 mg/dl (0,3-1,0 mg/dl)

- Bilirubin direk : 24,89 mg/dl (0,4 mg/dl)

11

Page 12: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

- Bilirubin indirek : 3 mg/dl (0,6 mg/dl)

- SGOT/ALT : 228 UI/L ( 25 UI/L)

- SGPT/ALT : 304 UI/L ( 29 UI/L)

- Kolesterol total : 159 ( < 200 mg/dl)

- Ureum darah : 100 (10 – 50 mg/dl)

- Kreatinin darah : 3,8 (0,7 – 1,2 mg/menit)

- HDL : 30 (>35,00 mg/dl)

- LDL : 97 (<155,0 mg/dl)

- TG : 117 (35-160 mg/dl)

- Asam urat : 6,0 (3,4-7 mg/dl)

Analisis Kimia Urin

- Urobilinogen : 4 mg/dl (negatif)

- Bilirubin : 3 mg/dl (negatif)

- Glukosa urin : 1000mg/dl (negatif)

I. KESIMPULAN PEMERIKSAAN

Anamnesis

1. Nyeri perut kanan atas

2. Kedua mata, kulit muka dan kedua telapak tangan kuning

3. Mual dan muntah

4. Nafsu makan menurun, perut terasa sebah, cepat kenyang.

5. Kencing berwarna kuning gelap seperti air teh

6. Lemas dan cepat lelah

7. Riwayat demam 10 sebelum masuk rumah sakit

Pemeriksaan laboratorium, tanggal 13 Mei 2008

Darah lengkap

- Hemoglobin : 10 (13 – 16 g/dl)

- Leukosit : 6000 (5.000 – 10.000 /ul)

- Hematokrit : 31,8 P (40 –48%) W (37-43 %)

- Eritrosit : 5,86 P (4,5 –5,5; W 4-5 jt/ul)

12

Page 13: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

- Trombosit : 150.000 (150.000 – 400.000 /ul)

- MCV : 52,3 (80 – 97 fl)

- MCH : 17,4 (26 – 32 pgr)

- MCHC : 34 (31 – 36 %)

- LED : 8 (L 0 – 10, W 0 – 15)

- Protein total : 7,63 (6,6 – 8,7 g/dl)

- Albumin : 3,00 (3,5 – 5,3 g/dl)

- Globulin : 3,64 (2,7 – 3,2 g/dl)

- Bilirubin total : 28,99 mg/dl (0,3-1,0 mg/dl)

- Bilirubin direk : 24,89 mg/dl (0,4 mg/dl)

- Bilirubin indirek : 3 mg/dl (0,6 mg/dl)

- SGOT/ALT : 228 UI/L ( 25 UI/L)

- SGPT/ALT : 304 UI/L ( 29 UI/L)

- Kolesterol total : 159 ( < 200 mg/dl)

- Ureum darah : 100 (10 – 50 mg/dl)

- Kreatinin darah : 3,8 (0,7 – 1,2 mg/menit)

- HDL : 30 (>35,00 mg/dl)

- LDL : 97 (<155,0 mg/dl)

- TG : 117 (35-160 mg/dl)

- Asam urat : 6,0 (3,4-7 mg/dl)

Analisis Kimia Urin

- Urobilinogen : 4 mg/dl (negatif)

- Bilirubin : 3 mg/dl (negatif)

- Glukosa urin : 1000mg/dl (negatif)

7. Penunjang dan terangkan rasionalisasinya

A. Pemeriksaan laboratorium darah

1). Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin merupakan pigmen merah pembawa oksigen pada

eritrosit, dibentuk oleh eritrosit yang berkembang dalam sumsum

tulang. Merupakan hemoprotein yang mengandung empat gugus hem

dan globin. Hemoglobin mempunyai kemampuan oksigenasi reversibel.

Hemoglobin pada laki-laki normalnya 14-18 g/dl

13

Page 14: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

Hemoglobin pada perempuan normalnya 13-16 g/dl

Jika seseorang Hb kurang dari nilai tersebut disebut anemia dengan

klasifikasi :

Anemia ringan : 8-10 g/dl

Anemia sedang : 6-8 g/dl

Anemia berat : < 6 g/dl

Hasil pemeriksaan Laboratorium pasiem tanggal 13-05-2008 :

Hb pasien sebesar 10,8 g/dl dimana menunjukkan anemia ringan, jika

Hb < 10 g/dl baru dilakukan transfusi darah.

2). Hematokrit, eritrosit, MCV, MCH, MCHC

Hematokrit merupakan proporsi volume sampel darah dengan sel

darah merah (sel darah merah yang padat diukur ml) dimana nilai

normalnya : P (40 –48%) W (37-43 %).

Eritrosit merupakan salah satu dari komponen dari sel darah merah

dimana nilai normalnya : P (4,5 –5,5 jt/ul); W (4-5 jt/ul)

MCV (Mean Corpuskular Volume) yaitu perbandingan antara

jumlah hematokrit dengan jumlah eritosit dikalikan dengan

konstanta

MCV = Hmt/AE x 10 (uk/fl)

Nilai normal MCV : (80 – 97 fl)

MCV < 80 uk/fl merupakan anemia mikrositik

MCV > 97 uk/fl merupakan anemia makrositik

Hasil pemeriksaan Laboratorium pasien tanggal 13-05-2008 dengan

MCV sebesar 54,3 fl dimana menunjukkan anemia mikrositik.

MCH (Mean Corpuskular Hemoglobin) yaitu perbandingan antara

jumlah hemoglobin dengan jumlah eritosit dikalikan dengan

konstanta

MCH = Hb/AE x 10 (pgr)

Nilai normal MCH : (26 – 32 pgr)

MCH < 26 pgr merupakan anemia mikrositik

normokromik/anemia mikrositik hipokromik

14

Page 15: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

MCH > 32 pgr merupakan anemia makrositik

normokromik/sferositosis

Hasil pemeriksaan Laboratorium pasiem tanggal 13-05-2008 dengan

MCH sebesar 18,4 pgr dimana menunjukkan anemia mikrositik

hipokromik.

MCHC (Mean Corpuskular Hemoglobin Concentration) yaitu

perbandingan antara jumlah hemoglobin dengan jumlah hematokrit

dikalikan dengan konstanta

MCHC = Hb/Hmt x 100%

Nilai normal MCHC : (31 – 36 %)

MCHC < 31 % merupakan anemia hipokromik

MCHC > 36 % merupakan anemia normokromik

Hasil pemeriksaan Laboratorium pasiem tanggal 13-05-2008 dengan

MCHC sebesar 34 % dimana tidak menunjukkan anemia mikrositik

hipokromik maupun anemia normokromik.

Dari keseluruhan pemeriksaan Hb, Ht, eritosit, MCV, MCH, MCHC

menunjukkan pada pasien terjadi anemia jenis mikrositik hipokromik.

Anemia jenis ini bisa berupa anemia defisiensi besi, thalasemia, anemia

sideroblastik, anemia pada penyakit kronis, keracunan.

3). Albumin dan Globulin

Albumin merupakan protein plasma utama sekitar 60 % dari

keseluruhan, yang bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid

plasma dan berlaku sebagai protein pengangkut untuk anion organik

besar seperti asam lemak, bilirubin, dan banyak obat; protein ini juga

mengangkut hormon-hormon seperti kortisol dan tiroksin apabila

globulin pengikat spesifiknya jenuh. Dibentuk di hepar. Penurunan

albumin serum terjadi pada malnutrisi protein, radang aktif, penyakit

hati dan ginjal yang serius.

Globulin merupakan anggota golongan protein yang kebanyakan

tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan garam

15

Page 16: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

Hasil pemeriksaan Laboratorium pasiem tanggal 13-05-2008 didapatkan

penurunan albumin dan peningkatan globulin, hal ini memberi petunjuk

adanya penyakit pada hati atau ginjal

4). Bilirubin direk dan indirek :

Bilirubin (pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan

secara fisiologis tidak penting. Namun merupakan petunjuk penyakit

hati dan saluran empedu yang penting, karena bilirubin cenderung

mewarnai jaringan dan cairan yang berkontak dengannya.

Normal angka bilirubin indirek (tidak terkonjugasi):

0,1 – 0,5 mg/100 ml 0,66 mg/dl

Angka bilirubin direk (tidak terkonjugasi):

0,1 – 0,4 mg/100 ml 0,4 mg/dl

Pada pasien ini menunjukkan adanya peningkatan pada gangguan

ekskresi bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi

5). SGOT/AST dan SGPT/ALT

Pembuatan SGOT dimitokondria sedangkan SGPT di sitosel pada

hepatitis akut peradangan terjadi di sel-sel hepar terutama sitoplasma

sehingga SGPT yang diproduksi di sito sel meningkat menyebabkan

SGOT/SGPT > 1

Normalnya : SGOT/AST 25 UI/L

SGPT/ALT 29 UI/L

Pada pasien ini dari hasil pemeriksaan Lab. Tanggal 13-05-2008

SGOT/AST : 228 UI/L

SGPT/ALT : 304 UI/L

Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan karena adanya

kerusakan sel-sel hati oleh karena virus.

6). Glukosa Sewaktu

Digunakan untuk menentukan kadar glukosa darah sewaktu yang

banyak dipengaruhi oleh makanan, minuman, pekerjaan (gerak badan)

yang dibatasi oleh waktu.

Normalnya : < 200 mg/dl

16

Page 17: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

B. Pemeriksaan Urinalisa

1. Bilirubin urin

Bilirubin muncul dalam urin sebelum timbul ikterus kemudian

ia menghilang walaupun kadar dalam darah masih meninggi. Bilirubin

terkonjugasi akan diekskresi dalam kemih.

Normalnya : negatif

Pada pemeriksaan didapatkan hasil : 2,64 mg/dl

Hal ini menunjukkan peningkatan karena adanya obstruksi pada sel

hati atau saluran empedu.

2. Urobilinogen urin

Urobilinogenuria ditemukan pada akhir fase pra-ikterik, pada

puncak ikterus, sangat sedikit bilirubin sampai di usus, dengan

demikian urobilinogen menghilang, munculnya kembali urobilinogen

dalam urin menandakan mulainya penyembuhan.

Normalnya : (-) mg / 24 jam

Pada pemeriksaan didapatkan hasil 4 mg/dl

Hal ini disebabkan oleh gangguan bilirubin terkonjugasi sehingga

mengakibatkan kadarnya dalam urin meningkat.

3. Glukosa urin

Glukosa difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan hampir semuanya

diabsorpsi oleh tubulus ginjal selama kadar glukosa dalam plasma

tidak melebihi sampai 180 mg / 100 ml. Jika terdapat kadar glukosa

yang meningkat dalam maka akan keluar bersama kemih (glikosuria)

Normalnya : (-)

Pada pemeriksaan ini didapatkan glukosa urine sebesar 1000 mg/dl.

Hal ini terlihat adanya peningkatan disebabkan hiperglikemi yang

parah dan melebihi ambang ginjal.

17

Page 18: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

C. Pemeriksaan Sero imunologi

Pemeriksaan ini semakin berperan penting dalam diagnosis

penyakit hepatoseluler. Pada pemeriksaan ditujukan untuk lebih

memastikan hepatitis virus jenis apakah sebagai agen penyebab.

1. HBs Ag : HBs Ag positif berarti terdapat antigen permukaan

dalam darah, baik dalam bentuk lepas maupun

dalam bentuk yang terikat dengan partikel Dane.

HBs Ag positif merupakan petunjuk adanya infeksi

virus Hepatitis B.

Normalnya dalam darah : negatif

Pada kasus ini nilainya negatif (Laboratorium

tanggal 13-05-2008) yang berarti mungkin virus ini

terdapat banyak hanya dalam jaringan hati, tetapi

tidak banyak di dalam peredaran darah. Maka ada

kemungkinan HBs Ag (-), walaupun terjadi infeksi

virus hepatitis B.

2. Anti HBs : Ditujukan untuk pemeriksaan antibodi humoral yang

timbul dalam tubuh hospes. Antibodi ini merupakan

petunjuk kesembuhan klinik infeksi virus hepatitis

B.

Normalnya : tidak terdapat dalam darah. Tetapi pada

kasus ini (+), dengan absorbsi : 1453, cutt off : 25,8

(13-05-2008) yang berarti merupakan petunjuk

berakhirnya infeksi HBV dan merupakan proses

penyembuhan.

3. Anti HCV : Bila (-) menandakan tidak dalam keadaan akut (pada

Hepatitis C) dan ini terdapat pada pasien kami,

dimana didapatkan hasil (-), yang berarti bahwa

virus ini tidak dalam keadaan aktif.

18

Page 19: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

4. IgM anti HAV : Tes ini untuk mengetahui adanya virus hepatitis A

pada darah penderita.

Hasil negatif pada kasus ini menunjukkan bahwa

tidak ada virus hepatitis A pada keadaan aktif.

D. Pemeriksaan USG

Sebaiknya dikerjakan, sangat bermanfaat untuk memperlihatkan

besar hepar, lien dan penebalan dinding kandung empedu. Nilai

ketepatannya 90-95%. Dari hasil USG didapatkan gambaran hepatitis akut

dengan hepatomegali ringan, splenomegali, sedangkan ginjal, buli-buli dan

pankreas dalam batas normal. Tidak terdapat / tampak pembesarankelenjar

paraaorta maupun parailiaka, cairan bebas dan tumor. Prostat tidak

membesar dan tidak tampak kalsifikasi atau nodul. Dari hal-hal tersebut

menandakan ada infeksi / proses peradangan pada sel parenkim hepar.

8. Apa diagnosis saudara?

- Hepatitis virus akut fase ikterik

- Ec DD/ virus hepatitis A

virus hepatitis B

virus hepatitis C

9. Pertahankan rasionalisasi sdr. untuk mencapai diagnosis yaitu dengan

literatur (cantumkan) dengan mekanisme dasar ilmu.

Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya

luas dalam tubuh, walaupun efek yang menyolok terjadi dalam hati

Keputusan diagnosis dalam menentukan Hepatitis Akut dan

membedakannya antara Hepatitis A, B, C cukup sulit. Karena kesemuanya

menunjukkan / memberikan gambaran klinis yang mirip yang dapat bervariasi

dari keadaan subklinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang fatal.

Walaupun demikian anamnesis dan pemeriksaan fisik sangat diperlukan untuk

membedakan ketiga jenis hepatitis di atas.(1.3) Dalam menegakkan diagnosis,

kami melihat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang.

19

Page 20: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

Anamnesis

- Kedua mata kuning oranye

- Nyeri perut sebelah kanan atas

- Mual dan muntah

- Kencing berwarna kuning gelap seperti air teh

- Lemas dan cepat lelah

- Sebelumnya ada demam, dengan gangguan gastrointestinal

Pemeriksaan Fisik

- Mata : Sklera ikterik orange (+/+)

- Mulut : Palatum molle ikterik (+)

Abdomen

Inspeksi : Perut datar, venektasi tidak ada

Palpasi : Supel, nyeri tekan tidak ada

Hepar : - Teraba 3 jari BACD

- Tepi tajam

- Permukaan rata

- Nyeri tekan (+)

- Konsistensi kenyal

Lien : Tidak teraba

Perkusi : Timpani

Hepar : - Pekak pada 3 jari BACD

- Regio lain : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Keluhan di atas diikuti oleh lemas badan dan ikterik pada matanya yang

disebabkan karena gangguan pada proses bilirubin dimana semuanya ini

menunjukkan gejala pada hepatitis akut yang didukung dengan pemeriksaan

penunjang.

Bilirubin direk dan indirek meningkat hal ini disebabkan adanya

gangguan ekskresi bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi dalam serum,

20

Page 21: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

kemudian SGOT/AST dan SGPT/ALT yang meningkat, ureum dan kreatinin

yang meningkat. Hal-hal tersebut terjadi karena adanya kerusakan sel-sel hati

oleh virus, yang menunjukkan kadar yang melebihi normal pada hepatitis.

Disini juga ditemukan pada pemeriksaan urin kadar bilirubin urin dan

urobilinogen yang meningkat karena adanya gangguan pada proses

pembentukan bilirubin terkonjugasi.(3,4)

10. Terangkan pemilihan pengolahan dengan literatur

TERAPI KONSERVATIF

A. Non Farmakologis

- Istirahat total : Dengan istirahat, maka akan mengurangi keluhan

rasa nyeri di perut kanan atas, lemah, dan

mengurangi dari kerja hepar itu sendiri.

- Diet : Diet pada penderita hepatitis diperlukan yaitu diet

rendah lemak, tinggi karbohidrat selama pasien ini

anoreksia. Diet tinggi protein juga diperlukan

untuk mempercepat penyembuhan.

B. Farmakologis

Terapi simtomatik

1. IVFD D5 % 16 tetes/menit

Untuk memudahkan memasukan obat.

2. Ampicillin 3 x 1 gr

3. Rantin 2 x1 amp

4. Captopril 2 x 12,5 mg

5. Curcuma tab 3 x 1

Berisi serbuk Rhizoma curcuma 200 mg/tab, yang diindikasikan :

kurang nafsu makan, sukar buang air besar/kecil, perut kembung.

Pada pasien ini mengeluh kurang nafsu makan sehingga diberikan

preparat ini.

21

Page 22: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

11. Tentukan Prognosis

Dubia ad bonam

Pada penderita hepatitis tergantung dari penanganan yang diberikan

kepada pasien. Jika segera dilakukan terapi dan diberikan penjelasan tentang

hal-hal yang harus dilakukan selama terapi, maka prognosisnya dapat menjadi

lebih baik.(1,3,4) Pada pasien ini sudah sesuai dengan penanganan yang

ditetapkan, sehingga prognosis baik.

22

Page 23: Presus - Hepatitis akut - Nefrida Namira Maaruf

Daftar Pustaka :

1. Sujono Hadi. 1991. Hepatitis Virus. Dalam: GASTROENTEROLOGI. Alumni

Bandung;314-32.

2. Hendra Rahardja. 1997. Hepatitis Viral Akut. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid I edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, Jakarta;251-6.

3. Lorraine M. Wilson, Lula B. Lester. 1996. Hati, Saluran Empedu dan

Pankreas. Dalam: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Buku 1.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta; 435-8.

4. Mansjoer Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius, Jakarta;

513-15.

23