Presus Bel Palsy

download Presus Bel Palsy

of 21

Transcript of Presus Bel Palsy

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    1/21

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    2/21

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    3/21

    meringis (-), menggembungkan

    pipi (-), bersiul (-)

    N VIII : Pendengaran secara kasar normal,

    tes garpu tala tidak dilakukan

    IX : Tidak dilakukan

    X : Denyut nadi (+) 84x/menit, proses

    menelan baik

    XI : Mengangkat bahu kanan & kiri

    normal, menengok kanan & kiri

    normal XII : Sikap lidah di tengah, artikulasi

    baik, tremor lidah (-), fasikulasi

    lidah (-)

    Fungsi motorik : Kekuatan otot

    semua ekstremitas 5

    Fungsi sensorik : Rangsang raba dan nyeri Normal

    Reflek Fisiologis : BPR/Bisep (+/+), APR/Achiles

    (+/+), KPR/Patella (+/+),

    TPR/Trisep (+/+)

    Reflek Patologis : Hoffmann (-/-), Trommer (-/-),

    Babinsky (-/-), Chaddock (-/-)

    Vegetatif/Autonom : BAB normal, BAK normal,

    Keringat normal

    IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    Tidak dilakukan

    III. DIAGNOSIS

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    4/21

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    5/21

    karena semua persarafan di wajah mempunyai inti yang sama dengan inti

    somatosensory N V.

    Pemeriksaan fisik :

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, GCS15,

    karena paralisis saraf pada Bells palsy tidak mengenai pusat kesadaran di

    sentral, hanya melibatkan saraf VII perifer. Pada pemeriksaan tanda vital,

    didapatkan semua dalam batas normal. Pada pemeriksaan nervus VII,

    didapatkan mata kiri pasien mengalami lagoftalmus, yaitu mata tidak dapat

    menutup sempurna, kerutan dahi kiri pasien ini menghilang karena terdapat

    kelumpuhan otot-otot dahi kiri yang dipersarafi oleh nervus VII, bila disuruh

    menggembung pipi, kemudian ditekan dengan jari, penggembungan mudah

    untuk mengempes karena hal yang sama, terlihat mulut mencong ke kanan,

    sudut mulut kiri menghilang dan bila disuruh angkat kedua alis, yang sisi kirinya

    tidak terangkat. Pada pemeriksaan nervus VII cabang sensorik, yaitu V1, V2 dan

    V3, didapatkan sensasi raba halus dan kasar berkurang di sisi kiri.

    Pada pemeriksaan neurologis yang lain didapatkan :

    - Tanda Rangsangan Meningeal (-)

    - Pada pemeriksaan nervus kranialis yang lain dalam batas normal

    - Motorik : kesan baik, normal, kekuatan 5 di semua ekstrimitas

    - Refleks Patologis (-), reflex fisiologis: Normal pada keempat ekstrimitas

    Diagnosa ditegakkan adalah Bells palsy sesuai dengan definisi Bells

    palsy yaitu kelumpuhan atau kelemahan otot pada satu sisi wajah akibatkerusakan NVII satu sisi yang mengendalikan otot-otot wajah di sisi tersebut

    dan menyebabkan wajah terasa baal dan berat. Diagnosa bandingnya adalah

    Neuritis perifer.

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    6/21

    Pengobatan yang diberikan pada pasien ini berupa kostikosteroid

    contohnya prednison peroral 60mg/hari selama 3-10 hari untuk mengurangi

    peradangan dan edema pada saraf, kemudian di tappering off dalam 4-8minggusupaya tidak memunculkan withdrawal syndrome, pada kasus ini diberikan

    metilprednisolon yaitu lamosen. Dosis 4-48mg/hari kemudian diturunkan dosis

    secara bertahap hingga dosis yang paling minimal efektif.

    Untuk penyakit sistemiknya, diperbaiki pola hidup seperti diet sehat dan

    cukup nutrisi, asupan garam, lemak dan gula dikurangi, olahraga teratur dan

    istirahat yang mencukupi.Untuk medikamentosa,karena pasien mempunyai

    hipertensi grade, diberikan pengobatan hipertensi seperti captopril dengan dosis

    25mg 3 x 1tab/hari.

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    7/21

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    8/21

    Nervus facialis adalah nervus cranialis ke tujuh yang berasal dari batang

    otak, berjalan melalui tulang temporal, dan berakhir pada otot-otot wajah yang

    mengandung serabut motorik, somatosensorik, serta nervus intermedius. Nervusini sering mengalami gangguan karena mempunyai perjalanan yang panjang

    berkelok-kelok, berada di dalam saluran tulang yang sempit dan kaku. Saraf

    fasialis mempunyai dua subdivisi, yaitu :

    1. Saraf fasialis propius: yaitu saraf fasialis yang murni untuk mempersarafi

    otot-otot ekspresi wajah, otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian

    posterior dan stapedius di telinga tengah.

    2. Saraf intermediet (pars intermedius wisberg), yaitu subdivisi saraf yang lebih

    tipis yang membawa saraf aferen otonom, eferen otonom, aferen somatis.

    Inti motorik saraf VII terletak di pons. Serabutnya mengitari saraf VI,

    dan keluar di bagian lateral pons. Saraf intermedius keluar di permukaan lateral

    pons di antara saraf VII dan saraf VIII. Ketiga saraf ini bersama-sama memasuki

    meatus akustikus internus. Di dalam meatus ini, saraf fasialis dan intermediet

    berpisah dari saraf VIII dan terus ke lateral dalam kanalis fasialis, kemudian ke

    atas ke tingkat ganglion genikulatum. Pada ujung akhir kanalis, saraf fasialis

    meninggalkan kranium melalui foramen stilomastoideus. Dari titik ini, serat

    motorik menyebar di atas wajah. Dalam melakukan penyebaran itu, beberapa

    melubangi glandula parotis.

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    9/21

    Gambar saraf fasialis

    Sewaktu meninggalkan pons, saraf fasialis beserta saraf intermedius dan

    saraf VIII masuk ke dalam tulang temporal melalui porus akustikus internus.

    Dalam perjalanan di dalam tulang temporal, saraf VII dibagi dalam 3 segmen,

    yaitu segmen labirin, segman timpani dan segmen mastoid.

    Nukleus fasialis juga menerima impuls dari thalamus yang mengarahkan

    gerakan ekspresi emosional pada otot-otot wajah. Juga ada hubungan dengan

    gangglion basalis. Jika bagian ini atau bagian lain dari sistem piramidal

    menderita penyakit, mungkin terdapat penurunan atau hilangnya ekspresi wajah

    (hipomimia atau amimi).

    Patofisiologi yang pasti pada gangguan ini tidak diketahui. Bells Palsy

    merupakan lesi nervus fasialis yang terjadi secara akut, yang tidak

    diketahui penyebabnya atau menyertai penyakit lain. Teori yang dianut saat ini

    yaitu teori vaskuler. Pada Bells Palsy terjadi iskemi primer n. fasialis yang

    disebabkan oleh vasodilatasi pembuluh darah yang terletak antara n. fasialis dan

    dinding kanalis fasialis. Sebab vasodilatasi ini bermacam-macam, antara lain :infeksi virus, proses imunologik dll. Iskemi primer yang terjadi menyebabkan

    gangguan mikrosirkulasi intraneural yang menimbulkan iskemi sekunder dengan

    akibat gangguan fungsi n. fasialis. Terjepitnya n. fasialis di daerah foramen

    stilomastoideus dan menimbulkan kelumpuhan tipe LMN yang disebut sebagai

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    10/21

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    11/21

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    12/21

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    13/21

    kasus yang ringan, kerusakan yang terjadi hanya pada selubung saraf saja

    sehingga proses penyembuhannya lebih cepat, sedangkan pada kasus yang lebih

    berat dapat terjadi jeratan pada kanalis falopia yang dapat menyebabkankerusakan permanen serabut saraf.

    Faktor-faktor yang diduga berperan menyebabkan Bell Palsy antara lain :

    bepergian jauh dengan kendaraan, tidur di tempat terbuka, tidur di lantai,

    hipertensi, stres, hiperkolesterolmia, diabetes mellitus, gangguan imunologik

    dan faktor genetik.

    D. GAMBARAN KLINIS

    Manifestasi klinik Bells Palsy khas dengan memperhatikan riwayat

    penyakit dan gejala kelumpuhan yang timbul mendadak. Perasaan nyeri, pegal,

    linu dan rasa tidak enak pada telinga atau sekitamya sering merupakan gejala

    awal yang segera diikuti oleh gejala kelumpuhan otot wajah berupa :

    Dahi tidak dapat dikerutkan atau lipat dahi hanya terlihat pada sisi yang

    sehat.

    Kelopak mata tidak dapat menutupi bola mata pada sisi yang lumpuh

    (lagophthalmus).

    Gerakan bola mata pada sisi yang lumpuh lambat, disertai bola mata

    berputar ke atas bilamemejamkan mata, fenomena ini disebut Bell's sign.

    Sudut mulut tidak dapat diangkat, lipat nasolabialis mendatar pada sisi

    yang lumpuh danmencong ke sisi yang sehat.

    Selain gejala-gejala diatas, dapat juga ditemukan gejala lain yang

    menyertai antara lain :gangguan fungsi pengecap, hiperakusis dan

    gangguan lakrimasi

    E. DIAGNOSIS

    Umumnya diagnosis Bells Palsy dapat ditegakkan berdasarkan gejala

    klinik adanya kelumpuhan n.fasialis perifer diikuti pemeriksaan fisik untuk

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    14/21

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    15/21

    g. M. Businator : diperiksa dengan cara menggembungkan

    kedua pipi

    h. M. Orbikularis Oris : diperiksa dengan cara menyuruhpenderita bersiul

    i. M. Triangularis : diperiksa dengan cara menarik kedua

    sudut bibir ke bawah

    j. M. Mentalis : diperiksa dengan cara memoncongkan

    mulut yang tertutup rapat ke depan

    Pada tiap gerakan dari ke 10 otot tersebut, kita bandingkan antara

    kanan dan kiri :

    a. Untuk gerakan yang normal dan simetris dinilai dengan angka tiga ( 3 )

    b. Sedikit ada gerakan dinilai dengan angka satu ( 1 )

    c. Diantaranya dinilai dengan angka dua ( 2 )

    d. Tidak ada gerakan sama sekali dinilai dengan angka nol ( 0 )

    Seluruh otot ekspresi tiap sisi muka dalam keadaan normal akan mempunyai

    nilai tiga puluh ( 30 ).

    F. PENATALAKSANAAN

    a. Glukokortikoid

    Glukokortikoid berperan dalam menghambat tiap fase dari respon

    inflamasi, obat-obat ini juga memainkan peran penting dalam parahnya

    inflamasi dan kelainan immune-immediate. Mekanisme pasti oleh

    keuntungan steroid digunakan tidak begitu jelas ditemukan dalam banyak

    kondisi dimana steroid ini digambarkan. Pada berbagai petunjuk dan indikasi

    menyatakan penggunaan steroid sebagai empiris. Penggunaan steroid lebihdiarahkan ke fase aku saat serangan, contohnya pada Cerebral Palsy, tapi

    tidak berefek penuh pada pemulihan total.

    Sebagai tambahan dari keuntungan anti inflamasi glukokortikoid,

    steroid memfasilitasi aksi dari neuromuscular junction. Efek-efek yang

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    16/21

    saling mempengaruhhi dari steroid ini dapat mengkontribusikan

    penyembuhan fungsi neuromuskular pada kelainan seperti inflamasi

    polyradiculoneuropati (Guilan Barre Syndrom), patologi yang disebabkaninflamasi, demyelinisasi segmental

    Penggunaan steroid pada tatalaksana Bells Palsy

    Adour, Stankevitch, dan May telah menyediakan pandangan

    komprehensiv dalam penggunaan terapi steroid pada Bells Palsy.

    Kebanyakan pembelajaran akhir-akhir ini mengenai kegunaan steroid pada

    Bells Palsy didasarkan pada pasien yang diperlakukan dengan control

    sebelumnya.

    Hasil evaluasi dari Stankewicz, steroid diberikan pada pasien Bells

    Palsy dengan alasan stetroid dapat :

    Mengurangi resiko denervasi jika diberikan secara dini

    Mencegah atau mengurangi sinkinesis

    Mencegah dari perkembangan inkompit menjadi komplit paralisis

    Mencegah sinkinesis autonomic

    Tujuan utama dari terapi glukokortikoid pada facial paralysis akut

    adalah menginduksi kontrol anti inflamasi efektif. Regimen dosis

    glukokortikoid yang optimal untuk penanganan inflamasi neuritis tergantung

    dari pemberian kortikosteroid saat proses penyakit berlangsung. Seperti yang

    telah ditunjukkan pada respon EEMG, pemberian glokokortikoid pada Bells

    Palsy dalam 5-10 hari. Lesi-lesi pada pada organ-organ lain biasanya hilang

    1 sampai 2 minggu, tampaknya pada inflamasi saraf facial (saraf VII) padavirus tersebut dapat ditangani pada periode ini.

    Strategi pemberian steroid pada Bellss Palsy disarankan dengan oral

    prednisone (1mg/kgBB/hari) dibagi menjadi 3 dosis tiap harinya selama 7-

    10 hari. Dosis harian harus ditappering off setelah 10 hari. Secara teori

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    17/21

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    18/21

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    19/21

    BAB III

    KESIMPULAN

    Bells Palsy adalah suatu kelainan pada saraf wajah (nervus fasialis/

    NVII) yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot

    wajah. Nervus ini sering mengalami gangguan karena mempunyai perjalanan

    yang panjang berkelok-kelok, berada di dalam saluran tulang yang sempit dan

    kaku

    Penyebab Bells palsy hingga saat ini masih belum jelas, meskipun

    penyebab vaskuler, infeksi, genetik dan imunologis telah dicari. Manifestasi

    klinik Bells Palsy khas dengan memperhatikan riwayat penyakit dan gejala

    kelumpuhan yang timbul mendadak. Perasaan nyeri, pegal, linu dan rasa tidak

    enak pada telinga atau sekitamya sering merupakan gejala awal yang segera

    diikuti oleh gejala kelumpuhan otot wajah. Pengobatan yang diberikan pada

    pasien Bells Palsy berupa kostikosteroid. Secara teori regimen dosis ini

    memaksimalkan aktivitas anti inflamasi sementara meminimalkan efek samping

  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    20/21

    dan konsisten dengan antiinflamasi yang efektif pada hipersensitiv akut,

    autoimun, dan kelainan inflamasi lainnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bailey.J.Byron. Bells Pals. Dalam Head and Neck Surgery Otolarylongogy.

    IIIrd Edition, Volume Two. Chapter 144: Acute Paralysis of FacialNerve. Philadelpia:Lippincot William & Wilkins.2001.

    Jackler.K.Robert. The Acute Facial Palsies. Dalam Neurotology. USA: Mosby.1994.

    John Ys Kim. Facial Nerve Paralysis.

    www.emedicine.com/plastic/topic522.htm. Januari 2011.

    Maisel R, Levine S. Gangguan Saraf Fasialis. Dalam Boies Buku Ajar Penyakit

    THT edisi 6. Jakarta : EGC, 1997.

    Nara, Sukardi. Bells Palsy. Cermin Dunia Kedokteran.

    www.kalbe.co.id/files/cdk/files/espalsy.pdf/espalsy.html. Pada tanggal29 Januari 2011.

    Paparella.Michael. Facial Nerve Paralysis. Dalam Otolaryngology. Volume II,

    ThirdEdition. USA: Saunders Company. 1991.

    http://www.emedicine.com/plastic/topic522.htm.%20http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/espalsy.pdf/espalsy.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/espalsy.pdf/espalsy.htmlhttp://www.emedicine.com/plastic/topic522.htm.%20
  • 8/2/2019 Presus Bel Palsy

    21/21