Presus 3 Parafimosis

14
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA LAPORAN KASUS BALANOPOSTITIS & PARAFIMOSIS Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Ambarwa Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Hery Unggul Wicaksana, Sp.B Disusun Oleh : Fitria Dewinur 1220221134 Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah FAKULTAS KEDOKTERAN – UPN ”VETERAN” JAKARTA

Transcript of Presus 3 Parafimosis

Page 1: Presus 3 Parafimosis

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

LAPORAN KASUS

BALANOPOSTITIS & PARAFIMOSIS

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Bagian Bedah

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarwa

Diajukan Kepada :

Pembimbing : dr. Hery Unggul Wicaksana, Sp.B

Disusun Oleh :

Fitria Dewinur 1220221134

Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah

FAKULTAS KEDOKTERAN – UPN ”VETERAN” JAKARTA

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

PERIODE 27 Mei – 30 Juni 2013

LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN

BEDAH

Page 2: Presus 3 Parafimosis

Presentasi kasus dengan judul :

BALANOPOSTITIS & PARAFIMOSIS

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Departemen Bedah

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun Oleh:

Fitria Dewinur 1220221134

Telah disetujui oleh Pembimbing:

Nama pembimbing Tanda Tangan Tanggal

dr. Hery Unggul Wicaksana, Sp. B ............................. .............................

Mengesahkan:

Koordinator Kepaniteraan Bedah

dr. Taufiq Qurrohman

Page 3: Presus 3 Parafimosis

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi

Penis mempunyai radix penis yang terfiksasi dan corpus yang tergantung bebas.Radix penis

dibentuk oleh tiga massa jaringa n erektil yang dinamakan bulbus penis dan crus penis dextra

dan sinistra. Bulbus penis terletak di garis tengah dan melekat pada permukaan bawah

diaphragma urogenitale. Bulbus penis terletak ditembus oleh urethra dan permukaan luarnya

di bungkus oleh musculus bulbospongiosus. Masing-masing crus penis melekat pada pinggir

arcus pubicus dan permukaan luarnya dibungkus oleh musculus ischiocavernosus. Bulbus

melanjutkan diri ke depan sebagai corpus penis dan membentuk corpus spongiosum penis. Di

anterior kedua crus penis saling mendekati dan di bagian dorsal corpus penis terletak

berdampingan membentuk corpus cavernosum penis.

Corpus penis pada hakekatnya terdiri atas tiga jaringan erektil yanmg di liputi sarung fascia

berbentu tubular. Jaringan erektil dibentuk dari dua corpora cavernosa penis yang terletak di

dorsal dan satu corpus spongiosum penis terletak pada permukaan ventralnya. Pada bagian

distal corpus spongiosum penis melebar membentuk glans penis yang meliputi ujung distal

corpora cavernosa penis. Pada ujung glans penis terdapat celah yang merupakan muara

urethra disebut ostium urethra eksternum.

Preputium penis merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang menutupi glans

penis. Normalnya, kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat

ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya

hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi

antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium

terpisah dari glans penis. 

Page 4: Presus 3 Parafimosis

Gambar 1. Anatomi Penis.

Parafimosis

1. Definisi

Parafimosis adalah prepusium penis yang diretraksi sampai disulkus koronarius tidak dapat

dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis dibelakang sulkus

koronarius.

Gambar 2. Parafimosis

Page 5: Presus 3 Parafimosis

2. Etiologi

Menarik (retraksi) prepusium ke proksimal biasanya dilakukan pada saat coitus/masturbasi

atau sehabis pemasangan kateter. 

3. Epidemiologi

Parafimosis yang di diagnosis secara klinis ini, dapat terjadi pada penis yang belum disunat

(disirkumsisi) atau telah disirkumsisi namun hasil sirkumsisinya kurang baik. Fimosis dan

parafimosis dapat terjadi pada laki-laki semua usia, namun kejadiannya tersering pada masa

bayi dan remaja.  

4. Patogenesis

Parafimosis merupakan kasus gawat darurat. Upaya untuk menarik kulit preputium

ke belakang batang penis, terutama yang berlebihan namun gagal untuk

mengembalikannya lagi ke depan manakala sedang membersihkan glans penis atau saat

memasang selanguntuk berkemih (kateter), dapat menyebabkan parafimosis.

Kulit preptium yang tidak bias kembali ke depan batang penis akan menjepit penis sehingga

menimbulkan bendungan aliran darah dan pembengkakan (edema) glans penis

dan preputium, bahkan kematian jaringan penis dapat terjadi akibat hambatan aliran darah

pembuluh nadi yang menuju glans penis.

5. Tata Laksana

Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan teknik memijat glans

selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahan-lahan prepusium

dikembalikan pada tempatnya. Jika usaha ini tidak berhasil, dilakukan dorsum insisi pada

jeratan sehingga prepusium dapat dikembalikan pada tempatnya. Setelah edema dan proses

inflamasi menghilang, pasien dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi. Walaupun demikian,

setelah parafimosis diatasi secara darurat, selanjutnya diperlukan tindakan sirkumsisi secara

berencana oleh karena kondisi parafimosis tersebut dapat berulang atau kambuh kembali.

Balanopostitis

Definisi

Balanitis : inflamasi superfisial glans penis

Postitis : inflamasi prepusium penis.

Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis (glans penis) dan kulitnya. 

Page 6: Presus 3 Parafimosis

Etiologi

Infeksi bakteri ataupun kandida dan iritasi dari iritan eksterna.

Pada anak <5 tahun dikarenakan higiene yang kurang baik

Gambaran Klinis

Iritasi, kemerahan, eksudat, edema glans dan permukaan dalam prepusium

Infeksi streptokokus : eksudat tipis, purulen pada sulkus korona glandis, dapat

bersamaan dengan infeksi tenggorok

Tata Laksana

Medikamentosa

Krim Metronidazol

Menghambat multiplikasi dan pertumbuhan bakteri

Antifungal krim clotrimazole 1%

Bekerja dengan menghambat sintesis membran sel dan menghambat

permeabilitas membran sel jamur.

Dapat sembuh dengan pembersihan lokal sederhana

Streptokokus à rapid test dan kultur sekret dan ampisilin sistemik

Berulang à sirkumsisi

Page 7: Presus 3 Parafimosis

BAB II

STATUS PASIEN

I.1. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. BTR

Usia : 5 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Status pernikahan : Belum menikah

Agama : Islam

Alamat : Bejosari 2/4 Wonoyoso

No. RM : 040441

I.2. DATA DASAR

I.2.1. Aloanamnesis (Subjektif)

Keluhan Utama : ujung penis bengkak

Riwayat Penyakit Sekarang :

Ayah pasien mengatakan sejak 1 minggu ujung penis pasien bengkak.

Preputium pasien tidak dapat kembali setelah ditarik kebelakang.

Keluhan Tambahan :

- Demam 3 hari

- Nyeri saat BAK

- Rasa panas pada penis

Riwayat Peyakit Dahulu :

- Keluhan yang sama (-)

Riwayat Sosio Ekonomi & Pribadi

- Higienitas kurang baik

RPO : belum berobat

I.2.2. PEMERIKSAAN FISIK (Obyektif)

Keadaan umum : sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital :

- Nadi: 80 x/menit

- Suhu: 37 0C

Page 8: Presus 3 Parafimosis

- RR: 20 x/menit

Kepala

- Bentuk : Normocephal

- Rambut : distribusi merata, warna hitam, tidak mudah dicabut

- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

- Hidung : deviasi septum (-), discharge (-/-), nafas cuping hidung (-)

- Telinga : discharge (-/-), kelainan bentuk (-/-)

- Mulut : bibir tidak kering, mukosa (n), lidah (n), tonsil T1/T1

Leher

- KGB : dbn

- Thyroid : dbn

Thorax :

- Pulmo

I : Normochest, simetris statis dan dinamis, retraksi intercostae(-)

P : Fremitus taktil kanan = kiri

P : Sonor di seluruh lapang paru

A : Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

- Cor

I : simetris statis dan dinamis, iktus kordis tidak tampak

P : Iktus cordis tidak kuat angkat

P : batas jantung normal

A : BJ I/II (n), regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :

- I : bentuk perut datar, distensi (-)

- A : Bising usus (+) 4x/menit (normal)

- P : supel, NT (-), hepar (n), lien (n)

- P : timpani seluruh lapang abdomen kecuali pada regio hypocondrium

dextra (hepar à pekak)

Ekstremitas : Akral hangat, edema tungkai (-), sianosis (-), capilary refill

<2detik

Status lokalis (genitalia)

Page 9: Presus 3 Parafimosis

- Edema pada preputium, preputium tertarik kebelakang dan tidak bisa

dilakukan manuver manual untuk pengembalian preputium

- Hiperemis pada glans dan OUE

- Sekret dari OUE (-)

Diagnosa

- Parafimosis

- Balanopostitis

Penatalaksanaan

- Reduksi manual gagal → insisi dorsum dari cincin konstriksi

- Pamol, cefotaxim, dexamethason → pulveres

- Sirkumsisi jika sudah tidak infeksi dan edema

Page 10: Presus 3 Parafimosis

BAB III

ANALISA KASUS

S: Bengkak pada ujung penis sejak 1 minggu, awalnya karena sedang membersihkan ujung

penis pasien, tetapi saat preputium akan dikembalikan, tidak dapat kembali. Terdapat demam

selama 3 hari, nyeri BAK, dan rasa panas pada ujung penis.

O: Pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal, pada status lokalis (genitalia)

terdapat edema pada preputium, preputium tidak dapat direduksi manual, kemerahan pada

glans penis dan OUE.

A : dari hasil anamnesa didapatkan bahwa preputium tidak dapat dikembalikan, rasa nyeri

dan panas di ujung penis, dan dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan preputium tidak dapat

dikembalikan serta adanya hiperemis di OUE dan glans penis, maka ditegakkan diagnosa

Balanopostitis dan Parafimosis

P : Reduksi manual gagal → insisi dorsum dari cincin konstriksi, Pamol, cefotaxim,

dexamethason → pulveres, Sirkumsisi jika sudah tidak infeksi dan edema.